Pengaruh Bantuan Luar Negeri China Terha
Pengaruh Bantuan Luar Negeri China Terhadap Pembangunan
Negara Fiji
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu ujian akhir semester dalam mengikuti mata
kuliah Kawasan Australia dan Pasifik
Oleh
SHEILA NURUL ANNISA
114105074
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN
UNIVERSITAS PARAMADINA
JAKARTA
2017
1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................... 3
1.1
Latar Belakang............................................................................................. 3
1.2
Rumusan Masalah......................................................................................... 4
1.3
Kerangka Pemikiran...................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 5
2.1
Bantuan Luar Negeri China untuk Fiji................................................................5
2.2
Efektifitas Bantuan Luar Negeri China Terhadap Pembangunan Fiji...........................6
2.3
Tantangan China dalam Memberikan Bantuan Luar Negeri Kepada Fiji.......................8
BAB III KESIMPULAN................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
China merupakan actor global yang memiliki pengaruh besar terhadap negara-negara
berkembang, terutama di kawasan Pasifik. Dengan adanya peran yang besar dari China untuk
kawasan tersebut telah menimbulkan spekulasi baru bahwa China merupakan suatu hegemoni
baru yang telah menggeser peran Amerika Serikat di kawasan Pasifik. Hubungan yang terjalin
antara China dengan negara-negara di kawasan Pasifik sudah berlangsung sejak era Perang
Dingin dengan melalui bantuan serta perdagangan yang ditawarkan oleh China. Seiring
berjalannya waktu, intensitas hubungan antara China dengan kawasan ini pun semakin
meningkat dengan ditandai adanya bantuan ekonomi yang diberikan oleh China. China
merupakan negara pendonor nomor tiga di kawasan Pasifik setelah Amerika Serikat dan
Australia. Dilihat dari data tahun 2010, terhitung bantuan yang telah diberikan China untuk
negara-negara di kawasan Pasifik mencapai 106.700.00 dollar. Samoa, Kepulauan Marshall,
PNG dan Fiji adalah negara di kawasan Pasifik yang merupakan tujuan utama untuk investasi
China (Tang, 2011).
Republik Kepulauan Fiji merupakan negara pertama di kawasan Pasifik yang menjalani
hubungan diplomatic dengan China. Pengaruh China di Fiji telah berkembang sejak Desember
2006 ketika terjadinya kudeta militer di Fiji (Yang, 2011). Disaat negara-negara besar tetangga
Fiji, seperti Australia dan New Zealand, memberlakukan pelarangan tergadadap rezim militer
Fiji, China justru melakukan dan menunjukkan hal sebaliknya. China beranggapan bahwa apa
yang Fiji lakukan merupakan hal yang wajar dan dapat dipahami. Dengan semakin eratnya
hubungan antara kedua negara tersebut, keberadaan China di Fiji pun sangatlah mempengaruhi
keberadaan pembangunan negara Fiji. Ditambah dengan adanya bantuan luar negeri yang
diberikan China kepada Fiji.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bantuan Luar Negeri China untuk Fiji
2. Efektifitas bantuan luar negeri China terhadap pembangunan Fiji
3. Tantangan China dalam memberikan bantuan luar negerinya terhadap Fiji
1.3
Kerangka Pemikiran
Dalam makalah yang berjudul “Pengaruh Bantuan Luar Negeri China Terhadap Pembangunan
Negara Fiji” ini, dapat dikaitkan dengan teori interdependensi. Definisi teori interdependensi itu
sendiri adalah suatu keadaan saling berketergantungan antara dua negara atau lebih yang dapat
saling menguntungkan. Dalam makalah ini dapat dijelaskan bagaimana hubungan antara negara
China dengan Fiji, dimana China memberikan bantuan luar negerinya untuk Fiji. Fiji merupakan
negara berkembang dengan kondisi ekonomi yang buruk. Sehingga dengan adanya bantuan luar
negeriyang diberikan oleh China dapat membantu Fiji dalam pembangunan di negaranya, baik
dari segi ekonomi, infrastruktur maupun social.
Namun, seperti yang dijelaskan dalam teori interdependensi bahwa kondisi hubungan antara
kedua negara tersebut merupakan saling menguntungkan, maka pastinya China juga merasakan
keuntungan yang sama. Bedanya, keuntungan yang China dapatkan dari hubungan kerjasama
dan bantuan luar negeri ini bukanlah hal yang bersifat finansial melainkan berupa suara atau
dukungan yang diberikan oleh Fiji dalam permasalahan “One China Policy”. Dan juga dengan
adanya permasalahan sengketa Laut China Selatan, Fiji akan mendukung China.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bantuan Luar Negeri China untuk Fiji
Sejarah Singkat Bantuan Luar Negeri China untuk Fiji
Fiji merupakan negara berkembang dengan kondisi ekonomi yang dapat dikatan rendah. Maka
dari itu, bantuan luar negeri yang diberikan China kepada Fiji pastilah memiliki peran penting
terhadap pengembangan ekonomi dan social di negara tersebut. Bantuan luar negeri ini dimulai
sekitar tahun 1970, namun karena terbatasnya ruang lingkup maka hal ini tidak terlalu menyorot
perhatian masyarakat. Pada tahun 1979, kedatangan Perdana Menteri China ke Fiji merupakan
kunjungan resmi untuk proyek pertama yang dilakukan oleh kedua negara tersebut dengan
menandatangani momerandum oleh pihak “China National Coplete Plant Export Cooporation”
dan Menteri Agrikultur dan Perikanan Fiji. Pada bulan April tahun 1985, Sekretaris Jendral
Komite Sentral Partai Komunis China melakukan kunjungan ke beberapa negara di kawasam
Australia-Pasifik, seperti Fiji, Australia, New Zealand, Samoa Barat dan Papua New Guinea.
Dalam pertemuan tersebut, dari kedua belah pihak, baik China maupun Fiji, menyadari bahwa
mereka harus lebih memperdalam dan memperluas kerjasama mereka di bidang ekonomi dan
teknologi yang berbasis saling menguntungkan. Oleh karena itu, kerjasama kedua negara
tersebut pun berkembang dengan China mengirimkan tiga ahli teknologi untuk mengajar petanipetani Fiji bagaimana menanam padi secara baik dan benar pada tahun 1986 serta memberikan
pinjaman tanpa Bungan untuk membangin dua stasiun hidroelektrik pada tahun 1988 dan 1989.
Pada sekitar tahun 1990, dana bantuan dan metode yang terdiversifikasi bersama dengan adanya
transformasi system ekonomu dari ekonomi terencana menjadi ekonomi pasar sosialis membuat
kerjasama yang dilakukan antara China dan Fiji, yang awalnya berfokus pada ekonomi industry
dan pertanian, berubah menjadi berfokus pada infrastruktur ekonomi, fasilitas umum,
pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Namun, dengan adanya pengambilalihan system
pemerintahan oleh militer di Fiji di tahun 2006, dukungan yang diberikan China untuk
pemerintah sementara Fiji tidak lagi tegas (Yang, 2011). Kunjungan atas nama kerjasama yang
5
dilakukan kedua negara tersebut sudah tidak lagi dilakukan. Beberapa janji yang diberikan China
terhadap Fiji sebagian besar tidak terlaksanakan. Beberapa faktor pun menjadi penyebab tidak
terlaksananya janji tersebut seperti adanya kesulitan dalam memperoleh info secara detail.
Alasan China Memberikan Bantuannya Kepada Fiji
Dalam memberikan bantuannya, China pastinya tidak memberikan hal tersebut secara cumacuma. Terdapat beberapa faktor yang mendorong China untuk memberikan bantuannya,
khususnya untuk negara Fiji. China yang dikenal sebagai negara berkembang yang dengan
mudahnya memberikan bantuan ke berbagai negara-negara maju pun melanjutkan kewajuban
internasionalnya untuk turut berinterfensi di negara Fiji (Guixia, 2015). Fiji merupakan negara
berkembang yang pada masa itu baru saja mendapatkan kemerdekaanya dari Inggris dengan
kondisi ekonomi yang lemah. Sebagai negara yang memiliki kesamaan sejarah dan niat yang
sama untuk mengembangkan ekonomi, maka China pun mulai menyediakan bantuan
pembangunan kepada Fiji.
Faktor lain adalah untuk membangun citra internasional yang baik, Tentunya, setiap negara dan
organisasi ingin membuat citra yang baik di masyarakat internasional. Memberikan bantuan
pembangunan kepada Fiji merupakan pilihan yang baik bagi China. Faktor lainnya yang tidak
kalah penting merupakan faktor politik, dimana kepatuhan Fiji terhadap kebijakan China yang
disebut “One China Policy” merupakan hal yang sangat penting. Dukungan negara lain terhadap
kebijakan ini merupakan yang menjadi perhatian utama. Faktor terakhir adalahdalam bantuan
luar negeri yang China berikan kepada Fiji adalah hal yang menguntukan bagi kedua belah
pihak. Keadaan ekonomi kedua negara tersebut saling melengkapi. Cina telah meningkatkan
ekonomi dengan memperkenalkan sejumlah besar investasi asing sejak mengadopsi kebijakan
pintu terbuka.
2.2
Efektifitas Bantuan Luar Negeri China Terhadap Pembangunan Fiji
Bantuan China kepada Fiji memiliki peranan yang penting dalam ekonomi Fiji seperti
pembangunan ekonomi, memperbaiki lingkungan ekonomi dan juga menigkatkan kemaandirian
6
Fiji dalam ketergantungannya akan impor. Misalnya, Somosomo Hydro Plant di Taveuni, China
yang mendanai proyek sekitar 20 juta dolar Fiji (10,8 juta dolar AS), dapat memecahkan masalah
daya Taveuni di pulau yang telah sangat bergantung pada generator diesel (Guixia, 2015).
Hubungan kerjasam yang telah dilakukan selama bertahun-tahun oleh kedua negara tersebut
merupakan hal yang mempengaruhi percepatan pembangunan Fiji di berbagai sector. Ditambah
lagi dengan adanya ketepatan bantuan yang diberikan oleh China.
Bantuan yang China beri merupakan bantuan yang memang sangat dibutuhkan oleh Fiji untuk
meningkatkan kondisi kehidupan masyarakatnya, meningkatkan standar hidup serta pendapatan.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa bantuan yang China berikan bukan hanya berupa uang,
namun juga pendidikan, menciptakan lapangan kerja dan lain-lain. Selain beberapa bantuan
diatas, pengaruh China terhadap Fiji lainnya adalah meningkatkan rasa percaya diri wanita di Fiji
dengan meningkatkan status dan pekerjaannya. Sekitar tahun 2012, China menyumbangkan
sekiranya 1.700 mesin jahit kepada Kementrian Perempuan yang lalu dibangunnya pusat jahit
dimana para wanita dipekerjakan. Bukan hanya wanita yang sempurna secara fisik saja yang
dipekerjakan, namun penyandang cacat juga turut menjalani program inklusif yang tidak hanya
memberikan pelatihan keterampilan dalam pembuatan pakaian, tetapi juga kesadaran mereka
dapat menciptakan dalam masyarakat yang inklusif.
Proses demokratisasi di Fiji juga dipengaruhi oleh adanya bantuan luar negeri yang diberikan
China. Untuk melancarkan jalannya pemilihan umum di Fiji tahun 2004, China menangatangani
Memorandum of Agreement dengan menteri yang bertanggung jawab atas pemilu dan
menyediakan sekitar 1.462.000 dolar Fiji yang juga untuk melancarkan pemilihan umum
tersebut. Pada bulan April 2014, pihak China untuk Dialog China-Pacific Islands Forum bertemu
dengan Menteri Luar Negeri Fiji, Ratu Inoke Kubuabola, dan menjajikan kapal tambahan senilai
3 juta Yuan dan penegak hukum untuk mendukung berjalannya pemilihan umum Fiji (Guixia,
2015).
Dengan keberhasilan yang terjadi dalam bantuan luar negeri dari China untuk Fiji, maka
hubungan antara kedua negara tersebut semakin diperdalam dan dikembangkan. Walaupun Fiji
dipandang rendah oleh negara-neara besar lainnya, namun China tetap menaruh kepercayaan
teradap Fiji bahwa Fiji mandiri dan mampu dalam menyelesaikan segala konflik internal dan
7
China tidak akan berpihak dalam terus menekan Fiji untuk membuat keputusan seperti yang
telah dilakukan oleh Australia dan New Zealand. Dalam segala situasi yang terjadi dalam
perpolitikan internasional China akan tetap mendukung Fiji. Tentu hal tersebut akan terjadi jika
Fiji juga memberikan keuntungannya kepada China seperti mendukung China dalam One China
Policy.
2.3
Tantangan China dalam Memberikan Bantuan Luar Negeri Kepada Fiji
China dalam menjalankan kepentingannya di Fiji tentu saja tidak selalu berjalan mulus. Kini
negara-negara besar lainnya, seperti Jepang, Australia dan New Zealand, saling berkompetisi
untuk memperkuat peranannya di Fiji. Beberapa bantuan, kerjasama serta beberapa program baru
mereka berikan untuk Fiji. Dengan banyaknya bantuan luar negeri yang diberikan untuk Fiji,
tidak menutup kemungkinan bahwa bantuan luar negeri yang diberikan oleh China untuk Fiji
tidak lagi menjadi terlihat mewah. Dengan keadaan bantuan China yang bisa dibilang tidak
efisien karena tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan juga menjadi salah satu tantangan yang
China hadapi. Seperti yang terjadi bahwa proyek-proyek yang telah disesepakati beberapa tahun
lalu masih tetap berlangsung, melewati batas waktu perjanjiannya. Hal tersebut menjadi salah
satu alasan mengapa negara-negara berkembang biasanya lebih memilih untuk mendapat bantuan
secara “traditional donor” karena dirasa lebih praktis dan tidak rumit (Brant, 2014).
Bantuan yang diberikan China untuk Fiji terkadang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya
menjadi standarisasi sebuah bangunan. Misalnya saja apa yang terjadi di Rumah Sakit Navua
yang design rumah sakit tersebut tidak dilakukan dengan persetujuan antara kedua belah pihak.
Saat rumah sakit tersebut etlah selesai dibangun, beberapa ketidaksempurnaan juga ditemukan,
seperti luas kamar mandi yang terlalu kecil, lantai yang terlalu licin dan lain sebagainya. Namun
tetap saja, bantuan yang China berikan untuk Fiji sangat mendukung dan sangat membantu Fiji
di beberapa daerah prioritas seperti kesehatan, perumahan dan infrastruktur pedesaan.
8
BAB III
KESIMPULAN
Peranan serta pengaruh China di Fiji telah berkembang. Seperti yang telah diketahui bahwa
China memiliki ketertarikan tersendiri di negara bagian kawasan Pasifik, tidak terkecuali negara
Fiji. Dengan memberikan bantuan luar negeri yang tepat sasaran, China dapat melaksanakan
kepentingannya di negara tersebut dengan mudah. Seperti yang terjadi di tahun 1980-an dimana
para wanita Fijian tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi, maka China turun tangan dengan
membantu Fiji untuk membangun lapangan pekerjaan untuk wanita. Hal tersebut pastinya saja
berhasil dalam membangun rasa percaya diri wanita Fijian dan juga sangat membantu kehidupan
Fijian dalam hal finansial.
Bantuan luar negeri yang diberikan China bukan hanya sebagai kewajiban internasional, namun
juga ada kepentingan politik yang berjalan. China akan terus memberikan bantuan luar negerinya
namun dengan catatan bahwa Fiji harus tetap mendukung China dalam menjalankan “One China
Politics”. Namun, tentunya China dalam memberikan bantuannya tidaklah berjalan dengan
mudah. Kini, dengan banyaknya negara besar yang ikut turun tangan untuk membantu negaranegara berkembang di kawasan Pasifik, termasuk Fiji, ini menjadikan suatu tantangan tersendiri
untuk China supaya eksistentsi China tetap terjaga.
9
DAFTAR PUSTAKA
Guixia, Lyu. (2015). China’s development aid to Fiji: Motive and Method. The Research Centre
of the Pacific Island Countries, Liaocheng University, Shandong Province, China.
Dugis, Vinsensio M.A. Memahami Peningkatan Kehadiran China di Pasifik Selatan: Perspektif
Realisme Stratejik. Departemen Hubungan Internasional FISIP Universitas Airlangga.
Yang, Jian. (2011). China in Fiji: Displacing Traditional Players?. Australian Journal of
International Affairs Vol. 65, No. 3. pp. 305-321.
Brant, Philippa. (2014). Chinese Aid in Fiji Coming Under New Pressures. Diakses dari
www.lowyinstitute.org. Diakses pada 14 Januari 2017.
Brant, Phillipa. (2009). China’s involvement in Fiji and Australia and New Zealand’s position.
Diakses dari http://www.eastasiaforum.org. Diakses pada 15 Januari 2017.
Veramu,
Joseph.
(2016).
Fiji
and
China’s
Economic
Pathaways.
Diakses
dari
http://fijisun.com.fj. Diakses pada 14 Januari 2017.
McCarthy, Joanna. (2016). China Extend its Influence in The South Pacific. Diakses dari
http://www.abc.net.au. Diakses pada 14 Januari 2017.
Tang, Anne. (2011). China-Pacific island countries' ties of co-op boom in many areas: Chinese
ambassador. Diakses dari http://www.gov.cn. Diakses pada 15 Januari 2017.
10
Negara Fiji
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu ujian akhir semester dalam mengikuti mata
kuliah Kawasan Australia dan Pasifik
Oleh
SHEILA NURUL ANNISA
114105074
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN
UNIVERSITAS PARAMADINA
JAKARTA
2017
1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................... 3
1.1
Latar Belakang............................................................................................. 3
1.2
Rumusan Masalah......................................................................................... 4
1.3
Kerangka Pemikiran...................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 5
2.1
Bantuan Luar Negeri China untuk Fiji................................................................5
2.2
Efektifitas Bantuan Luar Negeri China Terhadap Pembangunan Fiji...........................6
2.3
Tantangan China dalam Memberikan Bantuan Luar Negeri Kepada Fiji.......................8
BAB III KESIMPULAN................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
China merupakan actor global yang memiliki pengaruh besar terhadap negara-negara
berkembang, terutama di kawasan Pasifik. Dengan adanya peran yang besar dari China untuk
kawasan tersebut telah menimbulkan spekulasi baru bahwa China merupakan suatu hegemoni
baru yang telah menggeser peran Amerika Serikat di kawasan Pasifik. Hubungan yang terjalin
antara China dengan negara-negara di kawasan Pasifik sudah berlangsung sejak era Perang
Dingin dengan melalui bantuan serta perdagangan yang ditawarkan oleh China. Seiring
berjalannya waktu, intensitas hubungan antara China dengan kawasan ini pun semakin
meningkat dengan ditandai adanya bantuan ekonomi yang diberikan oleh China. China
merupakan negara pendonor nomor tiga di kawasan Pasifik setelah Amerika Serikat dan
Australia. Dilihat dari data tahun 2010, terhitung bantuan yang telah diberikan China untuk
negara-negara di kawasan Pasifik mencapai 106.700.00 dollar. Samoa, Kepulauan Marshall,
PNG dan Fiji adalah negara di kawasan Pasifik yang merupakan tujuan utama untuk investasi
China (Tang, 2011).
Republik Kepulauan Fiji merupakan negara pertama di kawasan Pasifik yang menjalani
hubungan diplomatic dengan China. Pengaruh China di Fiji telah berkembang sejak Desember
2006 ketika terjadinya kudeta militer di Fiji (Yang, 2011). Disaat negara-negara besar tetangga
Fiji, seperti Australia dan New Zealand, memberlakukan pelarangan tergadadap rezim militer
Fiji, China justru melakukan dan menunjukkan hal sebaliknya. China beranggapan bahwa apa
yang Fiji lakukan merupakan hal yang wajar dan dapat dipahami. Dengan semakin eratnya
hubungan antara kedua negara tersebut, keberadaan China di Fiji pun sangatlah mempengaruhi
keberadaan pembangunan negara Fiji. Ditambah dengan adanya bantuan luar negeri yang
diberikan China kepada Fiji.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bantuan Luar Negeri China untuk Fiji
2. Efektifitas bantuan luar negeri China terhadap pembangunan Fiji
3. Tantangan China dalam memberikan bantuan luar negerinya terhadap Fiji
1.3
Kerangka Pemikiran
Dalam makalah yang berjudul “Pengaruh Bantuan Luar Negeri China Terhadap Pembangunan
Negara Fiji” ini, dapat dikaitkan dengan teori interdependensi. Definisi teori interdependensi itu
sendiri adalah suatu keadaan saling berketergantungan antara dua negara atau lebih yang dapat
saling menguntungkan. Dalam makalah ini dapat dijelaskan bagaimana hubungan antara negara
China dengan Fiji, dimana China memberikan bantuan luar negerinya untuk Fiji. Fiji merupakan
negara berkembang dengan kondisi ekonomi yang buruk. Sehingga dengan adanya bantuan luar
negeriyang diberikan oleh China dapat membantu Fiji dalam pembangunan di negaranya, baik
dari segi ekonomi, infrastruktur maupun social.
Namun, seperti yang dijelaskan dalam teori interdependensi bahwa kondisi hubungan antara
kedua negara tersebut merupakan saling menguntungkan, maka pastinya China juga merasakan
keuntungan yang sama. Bedanya, keuntungan yang China dapatkan dari hubungan kerjasama
dan bantuan luar negeri ini bukanlah hal yang bersifat finansial melainkan berupa suara atau
dukungan yang diberikan oleh Fiji dalam permasalahan “One China Policy”. Dan juga dengan
adanya permasalahan sengketa Laut China Selatan, Fiji akan mendukung China.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bantuan Luar Negeri China untuk Fiji
Sejarah Singkat Bantuan Luar Negeri China untuk Fiji
Fiji merupakan negara berkembang dengan kondisi ekonomi yang dapat dikatan rendah. Maka
dari itu, bantuan luar negeri yang diberikan China kepada Fiji pastilah memiliki peran penting
terhadap pengembangan ekonomi dan social di negara tersebut. Bantuan luar negeri ini dimulai
sekitar tahun 1970, namun karena terbatasnya ruang lingkup maka hal ini tidak terlalu menyorot
perhatian masyarakat. Pada tahun 1979, kedatangan Perdana Menteri China ke Fiji merupakan
kunjungan resmi untuk proyek pertama yang dilakukan oleh kedua negara tersebut dengan
menandatangani momerandum oleh pihak “China National Coplete Plant Export Cooporation”
dan Menteri Agrikultur dan Perikanan Fiji. Pada bulan April tahun 1985, Sekretaris Jendral
Komite Sentral Partai Komunis China melakukan kunjungan ke beberapa negara di kawasam
Australia-Pasifik, seperti Fiji, Australia, New Zealand, Samoa Barat dan Papua New Guinea.
Dalam pertemuan tersebut, dari kedua belah pihak, baik China maupun Fiji, menyadari bahwa
mereka harus lebih memperdalam dan memperluas kerjasama mereka di bidang ekonomi dan
teknologi yang berbasis saling menguntungkan. Oleh karena itu, kerjasama kedua negara
tersebut pun berkembang dengan China mengirimkan tiga ahli teknologi untuk mengajar petanipetani Fiji bagaimana menanam padi secara baik dan benar pada tahun 1986 serta memberikan
pinjaman tanpa Bungan untuk membangin dua stasiun hidroelektrik pada tahun 1988 dan 1989.
Pada sekitar tahun 1990, dana bantuan dan metode yang terdiversifikasi bersama dengan adanya
transformasi system ekonomu dari ekonomi terencana menjadi ekonomi pasar sosialis membuat
kerjasama yang dilakukan antara China dan Fiji, yang awalnya berfokus pada ekonomi industry
dan pertanian, berubah menjadi berfokus pada infrastruktur ekonomi, fasilitas umum,
pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Namun, dengan adanya pengambilalihan system
pemerintahan oleh militer di Fiji di tahun 2006, dukungan yang diberikan China untuk
pemerintah sementara Fiji tidak lagi tegas (Yang, 2011). Kunjungan atas nama kerjasama yang
5
dilakukan kedua negara tersebut sudah tidak lagi dilakukan. Beberapa janji yang diberikan China
terhadap Fiji sebagian besar tidak terlaksanakan. Beberapa faktor pun menjadi penyebab tidak
terlaksananya janji tersebut seperti adanya kesulitan dalam memperoleh info secara detail.
Alasan China Memberikan Bantuannya Kepada Fiji
Dalam memberikan bantuannya, China pastinya tidak memberikan hal tersebut secara cumacuma. Terdapat beberapa faktor yang mendorong China untuk memberikan bantuannya,
khususnya untuk negara Fiji. China yang dikenal sebagai negara berkembang yang dengan
mudahnya memberikan bantuan ke berbagai negara-negara maju pun melanjutkan kewajuban
internasionalnya untuk turut berinterfensi di negara Fiji (Guixia, 2015). Fiji merupakan negara
berkembang yang pada masa itu baru saja mendapatkan kemerdekaanya dari Inggris dengan
kondisi ekonomi yang lemah. Sebagai negara yang memiliki kesamaan sejarah dan niat yang
sama untuk mengembangkan ekonomi, maka China pun mulai menyediakan bantuan
pembangunan kepada Fiji.
Faktor lain adalah untuk membangun citra internasional yang baik, Tentunya, setiap negara dan
organisasi ingin membuat citra yang baik di masyarakat internasional. Memberikan bantuan
pembangunan kepada Fiji merupakan pilihan yang baik bagi China. Faktor lainnya yang tidak
kalah penting merupakan faktor politik, dimana kepatuhan Fiji terhadap kebijakan China yang
disebut “One China Policy” merupakan hal yang sangat penting. Dukungan negara lain terhadap
kebijakan ini merupakan yang menjadi perhatian utama. Faktor terakhir adalahdalam bantuan
luar negeri yang China berikan kepada Fiji adalah hal yang menguntukan bagi kedua belah
pihak. Keadaan ekonomi kedua negara tersebut saling melengkapi. Cina telah meningkatkan
ekonomi dengan memperkenalkan sejumlah besar investasi asing sejak mengadopsi kebijakan
pintu terbuka.
2.2
Efektifitas Bantuan Luar Negeri China Terhadap Pembangunan Fiji
Bantuan China kepada Fiji memiliki peranan yang penting dalam ekonomi Fiji seperti
pembangunan ekonomi, memperbaiki lingkungan ekonomi dan juga menigkatkan kemaandirian
6
Fiji dalam ketergantungannya akan impor. Misalnya, Somosomo Hydro Plant di Taveuni, China
yang mendanai proyek sekitar 20 juta dolar Fiji (10,8 juta dolar AS), dapat memecahkan masalah
daya Taveuni di pulau yang telah sangat bergantung pada generator diesel (Guixia, 2015).
Hubungan kerjasam yang telah dilakukan selama bertahun-tahun oleh kedua negara tersebut
merupakan hal yang mempengaruhi percepatan pembangunan Fiji di berbagai sector. Ditambah
lagi dengan adanya ketepatan bantuan yang diberikan oleh China.
Bantuan yang China beri merupakan bantuan yang memang sangat dibutuhkan oleh Fiji untuk
meningkatkan kondisi kehidupan masyarakatnya, meningkatkan standar hidup serta pendapatan.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa bantuan yang China berikan bukan hanya berupa uang,
namun juga pendidikan, menciptakan lapangan kerja dan lain-lain. Selain beberapa bantuan
diatas, pengaruh China terhadap Fiji lainnya adalah meningkatkan rasa percaya diri wanita di Fiji
dengan meningkatkan status dan pekerjaannya. Sekitar tahun 2012, China menyumbangkan
sekiranya 1.700 mesin jahit kepada Kementrian Perempuan yang lalu dibangunnya pusat jahit
dimana para wanita dipekerjakan. Bukan hanya wanita yang sempurna secara fisik saja yang
dipekerjakan, namun penyandang cacat juga turut menjalani program inklusif yang tidak hanya
memberikan pelatihan keterampilan dalam pembuatan pakaian, tetapi juga kesadaran mereka
dapat menciptakan dalam masyarakat yang inklusif.
Proses demokratisasi di Fiji juga dipengaruhi oleh adanya bantuan luar negeri yang diberikan
China. Untuk melancarkan jalannya pemilihan umum di Fiji tahun 2004, China menangatangani
Memorandum of Agreement dengan menteri yang bertanggung jawab atas pemilu dan
menyediakan sekitar 1.462.000 dolar Fiji yang juga untuk melancarkan pemilihan umum
tersebut. Pada bulan April 2014, pihak China untuk Dialog China-Pacific Islands Forum bertemu
dengan Menteri Luar Negeri Fiji, Ratu Inoke Kubuabola, dan menjajikan kapal tambahan senilai
3 juta Yuan dan penegak hukum untuk mendukung berjalannya pemilihan umum Fiji (Guixia,
2015).
Dengan keberhasilan yang terjadi dalam bantuan luar negeri dari China untuk Fiji, maka
hubungan antara kedua negara tersebut semakin diperdalam dan dikembangkan. Walaupun Fiji
dipandang rendah oleh negara-neara besar lainnya, namun China tetap menaruh kepercayaan
teradap Fiji bahwa Fiji mandiri dan mampu dalam menyelesaikan segala konflik internal dan
7
China tidak akan berpihak dalam terus menekan Fiji untuk membuat keputusan seperti yang
telah dilakukan oleh Australia dan New Zealand. Dalam segala situasi yang terjadi dalam
perpolitikan internasional China akan tetap mendukung Fiji. Tentu hal tersebut akan terjadi jika
Fiji juga memberikan keuntungannya kepada China seperti mendukung China dalam One China
Policy.
2.3
Tantangan China dalam Memberikan Bantuan Luar Negeri Kepada Fiji
China dalam menjalankan kepentingannya di Fiji tentu saja tidak selalu berjalan mulus. Kini
negara-negara besar lainnya, seperti Jepang, Australia dan New Zealand, saling berkompetisi
untuk memperkuat peranannya di Fiji. Beberapa bantuan, kerjasama serta beberapa program baru
mereka berikan untuk Fiji. Dengan banyaknya bantuan luar negeri yang diberikan untuk Fiji,
tidak menutup kemungkinan bahwa bantuan luar negeri yang diberikan oleh China untuk Fiji
tidak lagi menjadi terlihat mewah. Dengan keadaan bantuan China yang bisa dibilang tidak
efisien karena tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan juga menjadi salah satu tantangan yang
China hadapi. Seperti yang terjadi bahwa proyek-proyek yang telah disesepakati beberapa tahun
lalu masih tetap berlangsung, melewati batas waktu perjanjiannya. Hal tersebut menjadi salah
satu alasan mengapa negara-negara berkembang biasanya lebih memilih untuk mendapat bantuan
secara “traditional donor” karena dirasa lebih praktis dan tidak rumit (Brant, 2014).
Bantuan yang diberikan China untuk Fiji terkadang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya
menjadi standarisasi sebuah bangunan. Misalnya saja apa yang terjadi di Rumah Sakit Navua
yang design rumah sakit tersebut tidak dilakukan dengan persetujuan antara kedua belah pihak.
Saat rumah sakit tersebut etlah selesai dibangun, beberapa ketidaksempurnaan juga ditemukan,
seperti luas kamar mandi yang terlalu kecil, lantai yang terlalu licin dan lain sebagainya. Namun
tetap saja, bantuan yang China berikan untuk Fiji sangat mendukung dan sangat membantu Fiji
di beberapa daerah prioritas seperti kesehatan, perumahan dan infrastruktur pedesaan.
8
BAB III
KESIMPULAN
Peranan serta pengaruh China di Fiji telah berkembang. Seperti yang telah diketahui bahwa
China memiliki ketertarikan tersendiri di negara bagian kawasan Pasifik, tidak terkecuali negara
Fiji. Dengan memberikan bantuan luar negeri yang tepat sasaran, China dapat melaksanakan
kepentingannya di negara tersebut dengan mudah. Seperti yang terjadi di tahun 1980-an dimana
para wanita Fijian tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi, maka China turun tangan dengan
membantu Fiji untuk membangun lapangan pekerjaan untuk wanita. Hal tersebut pastinya saja
berhasil dalam membangun rasa percaya diri wanita Fijian dan juga sangat membantu kehidupan
Fijian dalam hal finansial.
Bantuan luar negeri yang diberikan China bukan hanya sebagai kewajiban internasional, namun
juga ada kepentingan politik yang berjalan. China akan terus memberikan bantuan luar negerinya
namun dengan catatan bahwa Fiji harus tetap mendukung China dalam menjalankan “One China
Politics”. Namun, tentunya China dalam memberikan bantuannya tidaklah berjalan dengan
mudah. Kini, dengan banyaknya negara besar yang ikut turun tangan untuk membantu negaranegara berkembang di kawasan Pasifik, termasuk Fiji, ini menjadikan suatu tantangan tersendiri
untuk China supaya eksistentsi China tetap terjaga.
9
DAFTAR PUSTAKA
Guixia, Lyu. (2015). China’s development aid to Fiji: Motive and Method. The Research Centre
of the Pacific Island Countries, Liaocheng University, Shandong Province, China.
Dugis, Vinsensio M.A. Memahami Peningkatan Kehadiran China di Pasifik Selatan: Perspektif
Realisme Stratejik. Departemen Hubungan Internasional FISIP Universitas Airlangga.
Yang, Jian. (2011). China in Fiji: Displacing Traditional Players?. Australian Journal of
International Affairs Vol. 65, No. 3. pp. 305-321.
Brant, Philippa. (2014). Chinese Aid in Fiji Coming Under New Pressures. Diakses dari
www.lowyinstitute.org. Diakses pada 14 Januari 2017.
Brant, Phillipa. (2009). China’s involvement in Fiji and Australia and New Zealand’s position.
Diakses dari http://www.eastasiaforum.org. Diakses pada 15 Januari 2017.
Veramu,
Joseph.
(2016).
Fiji
and
China’s
Economic
Pathaways.
Diakses
dari
http://fijisun.com.fj. Diakses pada 14 Januari 2017.
McCarthy, Joanna. (2016). China Extend its Influence in The South Pacific. Diakses dari
http://www.abc.net.au. Diakses pada 14 Januari 2017.
Tang, Anne. (2011). China-Pacific island countries' ties of co-op boom in many areas: Chinese
ambassador. Diakses dari http://www.gov.cn. Diakses pada 15 Januari 2017.
10