Pengaruh Range Of Motion ROM terhadap ke

PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT DAN RENTANG
GERAK PASIEN PASCA PERAWATAN STROKE
Fajar Yudha

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot dan rentang gerak pasien
pasca perawatan stroke di unit rehabilitasi medik rumah sakit dr.H. Abdoel Moeloek propinsi Lampung. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasy experiment) pre dan post test
design. Jumlah sampel penelitian 20 responden Teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling. Analisis statistik
yang digunakan yaitu uji distribusi frekuensi dan t-test dependen. Hasil uji statistik kekuatan otot menunjukkan hasil uji p
value = 0,001 dan rentang gerak menunjukkan hasil uji p value = 0,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat
pengaruh Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot dan rentang gerak pasien pasca perawatan stroke di unit
rehabilitasi medik rumah sakit dr.H. Abdoel Moeloek propinsi Lampung. Saran peneliti yaitu pasien perlu mendapat
pendidikan kesehatan untuk dapat menerapkan latihan ROM di rumah secara rutin dan berkelanjutan.
Kata kunci

: Range Of Motion (ROM), Kekuatan otot, rentang gerak

Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of Range Of Motion (ROM) to muscle strength and range of motion in
patients with post-stroke care unit medical rehabilitation hospitals dr.H. Abdel Moeloek Lampung province. This research is

a quantitative study, using a quasi-experimental research design pre and post test design. Total sample 20 respondents .
Sampling technique is consecutive sampling. Statistical analysis used the frequency distribution test and t-test dependent.
Statistical test results showed muscle strength test result value p = 0.001 and motion range shows the test results values p =
0.000. The conclusion from this study is that there is the effect of exercise Range Of Motion (ROM) to muscle strength and
joint range of motion in patients with post-stroke care unit medical rehabilitation hospitals dr.H. Abdel Moeloek Lampung
province. Researchers suggest that patients need to receive health education to be able to apply the ROM exercises at home
regularly and continuously.
Keywords

: Range Of Motion (ROM), muscle strength, range of motion

1

A. Latar Belakang
Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa
kematian akibat stroke akan meningkat seiring
dengan kematian akibat penyakit jantung dan
kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi
8 juta di tahun 2030. Di Amerika Serikat tercatat
hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan

setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke. Pada
tahun 2010, Amerika telah menghabiskan $ 73,7
juta untuk menbiayai tanggungan medis dan
rehabilitasi akibat stroke (medicastore, 2012)
Penelitian yang dilakukan oleh (Ruud W. Selles
et.all 2004) tentang “Feedback-Controlled and
Programmed Stretching of the Ankle Plantarflexors
and Dorsiflexors in Stroke: Effects of a 4-Week
Intervention Program” yang mendapatkan hasil
bahwa pergerakan sendi palntar dan dorsofleksi
memberikan pengaruh yang positif bagi penderita
stroke.
Latihan Range of Motion (ROM) merupakan salah
satu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang
dinilai masih cukup efektif untuk mencegah
terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke.
Pengamatan yang dilakukan penulis di RS Abdoel
Moeloek didapatkan bahwa rehabilitasi pada pasien
stroke yang mengalami hemiparesis atau hemiplegia
dilakukan oleh fisioterapis selama kurang lebih 15

menit setiap terapi namun evaluasi penilaian
terhadap tindakan belum dilakukan secara optimal.
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh
Range of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot dan
rentang gerak pasien di unit rehabilitasi Rumah Sakit
dr,H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung.
Tujuan Khusus
a.
Menjelaskan karakteristik pasien stroke
di unit rehabilitasi Rumah Sakit dr.H. Abdoel
Moeloek Provinsi Lampung
b.
Menjelaskan perbedaan kekuatan otot
sebelum dan sesudah dilakukan latihan Range of
Motion (ROM)
c.
Menjelaskan perbedaan rentang gerak
sebelum dan sesudah dilakukan latihan Range of
Motion (ROM)

d.
Menjelaskan pengaruh Range of
Motion (ROM) terhadap kekuatan otot, dan rentang
gerak sendi.

1.

2.

Manfaat untuk pasien dan keluarga
Diharapkan dapat memberikan masukan positif dan
informasi bagi keluarga untuk dapat meningkatkan
dan menggalakkan latihan Range of Motion (ROM),
karena diharapkan pasien tidak mengalami atrofi
otot dan kontraktur yang akan mengakibatkan
kecacatan permanen. Manfaat lain yaitu dapat
memberikan pandangan kepada pasien bahwa
penyakit stoke memang sulit diobati namun dapat
dikurangi tingkat keparahanya.
Manfaat

untuk
perkembangan
ilmu
keperawatan
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan
keilmuan tentang pengaruh latihan Range of Motion
(ROM) terhadap kekuatan otot dan rentang gerak
pasien stroke. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
berguna sebagai data dasar atau studi banding untuk
melakukan penelitian selanjutnya di lingkup
keperawatan medikal bedah.
Kerangka Teori
Skema 2.1. Kerangka Teori
Pasien Stroke mengalami
plegi atau parese atau
keduanya.
Dilakukan interfensi berupa:
Tindakan kuratif
(pengobatan dan
perawatan di rumah sakit)

Tindakan Rehabilitatif
Berupa fisioterapi (latihan
Range of Motion)

Kekuatan
otot dan
Rentang
Gerak

Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian dikembangkan
berdasarkan konsep : 1). Teori Dorothea Orem (1985),
yaitu model self-care, dimana fokus utama teori ini
menitikberatkan pada kemandirian individu dalam
melakukan self care (perawatan diri) dimana tujuan yang
ingin dicapai adalah kemandirian personal dalam
melakukan activities daily living (ADL); dan 2). Konsep
Gelber & Callahan (1999, dalam Black 2005) bahwa
setelah serangan stroke, intervensi rehabilitasi dilakukan


Manfaat Penelitian

1

untuk memaksimalkan penyembuhan fisik dan kognitif
pasien.
Untuk mencegah terjadinya komplikasi dan mengurangi
tingkat ketergantungan pasien pada keluarga paska
perawatan, maka sangat penting dilakukan program
rehabilitasi (program exercise /latihan, terapi wicara,
terapi vokasional). Fungsi motorik berperan pada
peningkatan kemampuan fungsi neurologik sebagai
upaya
untuk
meningkatkan
kemampuan
personal/fungsional pasien. Latihan atau exercise pada
pasien stroke sebaiknya dilakukan beberapa kali dalam
sehari untuk mencegah komplikasi (Lewis, 2007).
Skema 3.1.

Kerangka Konsep, Hipotesis Dan Definisi
Operasional Penelitian
Variabel Independen
Latihan Range Of
Motion (ROM)

Variabel Dependen

pasca perawatan stroke di unit rehabilitasi
medik rumah sakit dr.H. Abdoel Moeloek
propinsi Lampung tahun 2014
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasy
experiment) pre dan post test design, bertujuan untuk
menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat
dengan cara mengadakan intervensi atau memberikan
perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen,
kemudian hasil (akibat) dari intervensi tersebut
dibandingkan dan diukur sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi (Notoatmodjo, 2002).
Penelitian ini telah menyelidiki pengaruh latihan ROM
terhadap kekuatan otot, dan rentang gerak pasien stroke.
Rancangan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut
ini :

Kekuatan Otot dan
Rentang Gerak

 4.1.
Kekuatan
Skema
Rancangan Penelitian
Responden

Usia
Frekuensi Stroke
Lama menderita

Berdasarkan gambaran kerangka konsep penelitian di

atas, variabel penelitian adalah sebagai berikut :
1. Variabel Terikat (Dependent variable)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kekuatan
otot dan rentang gerak pasien stroke.
2. Variabel Bebas (Independent variable)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah latihan
range of motion (ROM)
3. Variabel perancu (Confounding variable)
Variabel perancu yang akan diteliti dalam penelitian
ini adalah usia, frekuensi stroke.
Hipotesis
Berdasarkan rumusan tujuan dan pertanyaan penelitian
pada bagian sebelumnya, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
H0 : Ada Pengaruh range of motion (ROM) terhadap
kekuatan otot dan rentang gerak pasien pasca
perawatan stroke di unit rehabilitasi medik
rumah sakit dr.H. Abdoel Moeloek propinsi
Lampung tahun 2014
Ha : Tidak ada Pengaruh range of motion (ROM)

terhadap kekuatan otot dan rentang gerak pasien



Otot
Rentang
A1
Gerak

A2

A3

X = A1 : A2

Keterangan :
A1 =
Nilai kekuatan otot dan rentang gerak sendi
pada awal pengukuran
A2 =
Responden dilakukan fisioterapi dengan ROM
dan edukasi
A3 =
Nilai setelah dilakukan proses (A2)
X =
Perbandingan nilai rata-rata kekuatan otot dan
rentang gerak antara A1 dengan A2
1.

Populasi dan Sampel
A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
pasien stroke non hemoragik di unit rehabilitasi
medik di Rumah Sakit dr. H. Abdoelmoeloek
propinsi Lampung.
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila Populasi besar, dan peneliti tidak

2

mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
mengambil sampel yang diambil dari populasi
itu (Sugiyono, 2012) sampel disebut juga bagian
dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik
tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa
mewakili populasi. Tehnik pengambilan sampel
dalam penelitan ini adalah consecutive
sampling, dimana semua subjek penelitian yang
datang dan memenuhi kriteria pemilihan
dimasukkan ke penelitian yaitu sejumlah 20
responden.
Pada penelitian ini sampel yang dipilih adalah
yang memenuhi kriteria inklusif dan kriteria
ekslusif yang telah ditetapkan sebagai subjek
penelitian. Kriteria inklusif sampel adalah
pasien terdiagnosa stroke non hemoragik di unit
rehabilitasi
stroke
di
Rumah
Sakit
Abdoelmoeloek propinsi Lampung dengan
kesadaran kompos mentis dengan GCS 15,
tanda-tanda vital pasien stabil dalam waktu 2x24
jam (2 hari), kekuatan otot > 1, bersedia menjadi
responden.
Kriteria ekslusi sampel adalah pasien belum
jelas terdiagnosa stroke, pasien mengalami
penurunan kesadaran, tidak kooperatif dan
pasien masih berada dalam fase akut/ pasien
stroke dalam fase progresif/stroke in evolution,
kekuatan otot 0.
2.

3.

4.

Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di unit rehabilitasi stroke di
Rumah Sakit Abdoelmoeloek propinsi Lampung.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
mulai Juli s/d Agustus 2014.

Etika Penelitian
Sebagai pertimbangan etika peneliti meyakini bahwa
responden dilindungi, dengan memperhatikan aspekaspek self determination, privacy, anonymity,
informed consent dan protection from discomfort.
Pada penelitian ini, responden diberi kebebasan
untuk menentukan apakah bersedia atau tidak untuk
mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela. Selain
itu, kerahasiaan informasi responden dijaga ketat
hanya untuk kepentingan penelitian. Selama kegiatan
penelitian, nama responden tidak digunakan namun

hanya menggunakan nomor responden sebagai
gantinya. Pasien dan keluarga telah diberikan
informasi tentang tujuan pelaksanaan penelitian,
manfaat dan harapan peneliti terhadap responden dan
seluruh
pasien
yang
menjadi
responden
menandatangani lembar persetujuan menjadi subyek
penelitian. Peneliti juga memastikan bahwa selama
penelitian berlangsung, responden bebas dari rasa
tidak nyaman dan sebelum dilakukan latihan ROM,
responden terlebih dahulu diobservasi keadaan
umum responden dan pengukuran tanda-tanda vital.
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti telah
mengajukan uji etik dari Komite Etik penelitian
keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadyah Jakarta, dalam upaya melindungi
hak asasi dan kesejahteraan responden yang
dibuktikan dalam bentuk surat keterangan lolos uji
etik.
5.

Alat
Pengumpul
Data
dan
Prosedur
Pengumpulan Data
A. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah format pengkajian dengan
beberapa pertanyaan tentang karakteristik
responden, yaitu: usia, frekuensi stroke dan lama
menderita, format untuk menilai kekuatan otot,
format untuk menilai rentang gerak, goniometer
digunakan sebagai alat yang digunakan untuk
menilai rentang gerak sendi dengan satuan hasil
pengukuran adalah derajat yang dituangkan
dalam format isian, skala kekuatan otot sebagai
pedoman dalam menilai kekuatan otot pasien.
Gambar 4.1. Goniometer
(yogatherapycenters, 2014)
B. Prosedur Pengumpulan Data
Data mengenai stroke dikumpulkan oleh peneliti
berdasarkan pada hasil CT scan atau MRI atau
berdasarkan pada diagnosis stroke dengan
Siriraj Stroke Skor. Kemudian pasien ditetapkan
sebagai calon responden dan dilakukan
pengukuran rentang gerak dengan menggunakan
goniometer, kekuatan otot dengan menggunakan
pedoman
menilai
kekuatan
otot.
Tindakan/intervensi Range Of Motion (ROM)
dilakukan sendiri oleh peneliti.
Gambar 4.2.
Cara Pengukuran rentang gerak dengan
goniometer

3

(Sumber : siast.sk.ca, 2014)
Alat pengumpul data yang terkumpul, dijadikan data
untuk menilai hasil akhir atau evaluasi pada pasien
stroke setelah dilakukan Range Of Motion (ROM),
dengan cara menghitung nilai selisih kekuatan otot
dan rentang gerak pada hari ke 1 dengan hari ke 28
yang akan menjadi nilai dari peningkatan kekuatan
otot dan rentang gerak sesudah latihan ROM.
a. Prosedur Administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan ijin
penelitian pada direktur Rumah Sakit dr.
Abdoelmoeloek propinsi Lampung.
2) Setelah mendapatkan ijin penelitian dari
Rumah Sakit dr. Abdoelmoeloek propinsi
Lampung, peneliti datang dan menjelaskan
tujuan penelitian kepada kepala ruangan,
dokter dan perawat yang bertugas di
ruangan tempat penelitian.
3) Memilih atau menetapkan responden sesuai
kriteria inklusi dan ekslusi yang telah
ditetapkan.
4) Meminta persetujuan responden untuk
berpartisipasi dalam penelitian setelah
diberikan penjelasan dan kesempatan untuk
bertanya.
5) Peneliti memastikan bahwa responden
adalah pasien yang terdiagnosa stroke
dengan kesadaran composmentis dan tandatanda vital stabil.
6) Peneliti mengukur kekuatan otot dan
rentang gerak pasien
7) Mencatat hasil pada formulir
b. Prosedur Intervensi
Peneliti mengukur kekuatan otot dan rentang
gerak responden pada hari pertama penelitian.
Kemudian responden mengikuti fisioterapi.
Selama responden mendapatkan fisioterapi,
peneliti memberikan pengetahuann tentang
aktivitas yang harus dilakukan oleh responden
selama dirumah menggunakan panduan dan
lembar kontrol yang dibuat oleh peneliti, yang
mana akan dievaluasi oleh peneliti setiap
minggunya dilakukan selama 4 minggu. Pada
akhir penelitian, kembali dilakukan pengukuran
kemudian membangdingkan nilai kekuatan otot
dan rentang gerak saat awal pengukuran dengan
akhir pengukuran. Bagian yang menjadi fokus
pengukuran adalah ekstermitas yang mengalami
gangguan, dikarenakan tidak semua ektermitas
pada pasien stroke akan mengalami gangguan
agar tidak terjadi kerancuan dalam nilai hasil
pengolahan data.

6.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen
A. Goniometer
Goniometer adalah alat yang yang sudah baku
digunakan untuk mengukur dengan tepat derajat
gerakan pada sendi tertentu atau dalam
ergonomic, goniometer digunakan untuk
mengukur Range Of Motion (ROM) sendi aktif
atau pasif. Alat ini telah digunakan secara luas
di bidang rehabilitasi dan telah teruji validitas
dan reliabilitasnya.
B. Pedoman pengukuran kekuatan otot
Pedoman pengukuran kekuatan otot yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
pengukuran kekuatan otot yang baku yang
tercantum dalam Pedoman ini telah dikenal luas
dan digunakan dalam praktek kedokteran dan
keperawatan sehari-hari.

7.

Pengolahan Data
Data yang terkumpul dalam penelitian perlu diolah
sedemikian rupa agar dapat disajikan dalam bentuk
tabel sehingga mudah dianalisa dan ditarik
kesimpulan.
Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
A. Editing, peneliti melakukan langkah-langkah
editing data yaitu memeriksa kelengkapan data,
memeriksa kesinambungan dan keseragaman
data
B. Coding, peneliti memberikan simbol-simbol
tertentu dalam bentuk angka untuk setiap
jawaban
C. Entry Data, peneliti memasukkan data ke dalam
komputer untuk keperluan analisis dengan
menggunakan komputerisasi.

8.

Analisis Data
A. Analisis Univariat
Tujuan
analisis
ini
adalah
untuk
mendeskripsikan masing-masing variabel yang
diteliti, untuk data numerik dengan menghitung
mean, median, standar deviasi, nilai minimal
dan maksimal. Sedangkan data katagorik dengan
menghitung frekuensi dan presentase. Penyajian
data dari masing-masing variabel menggunakan
tabel dan diinterpretasikan berdasarkan hasil
yang diperoleh.
B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan antara kedua variabel
(variabel dependen dan independen). Kedua
variabel yang ingin dibuktikan yaitu Range Of
Motion (ROM) berpengaruh terhadap kekuatan

4

otot, dan rentang gerak pasien stroke. Sebelum
menentukan jenis analisis bivariat yang
digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas data dengan nilai bagi skewness
dengan standar error. Apabila hasilnya
menunjukkan distribusi normal maka uji yang
digunakan adalah statistik parametrik dan bila
distribusi data tidak normal maka akan
digunakan statistik non parametrik. Uji statistik
untuk seluruh analisis tersebut di atas dianalisis
dengan tingkat kemaknaan 95% ( alpha 0,05).
Jenis analisis bivariat untuk setiap data yang
diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Analisis bivariat hubungan Range Of Motion
(ROM) terhadap kekuatan otot dan rentang
gerak
No
.
1.

Variabel
independen
Latihan ROM

2.

Latihan ROM

3.

Latihan ROM

Variabel dependen
Kekuatan otot, rentang
gerak, sebelum intervensi
Kekuatan otot, rentang
gerak, sesudah intervensi
Kekuatan otot, rentang
gerak, sebelum dan
sesudah intervensi

Jenis uji
statistik
sample t test
sample t test
sample t test

5

HASIL PENELITIAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian mengenai pengaruh
Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot dan
rentang gerak.
Hasil analisis univariat
Diketahui bahwa mayoritas responden adalah lansia akhir
yaitu berjumlah 17 responden (85%). Diketahui bahwa
mayoritas responden mengalami stroke < 6 bulan yaitu
berjumlah 14 responden (70%). Diketahui bahwa
mayoritas responden mengalami stroke serangan pertama
yaitu berjumlah 17 responden (85%).

Diketahui bahwa mayoritas responden adalah lansia
akhir yaitu berjumlah 17 responden (85%). Data
tersebut sesuai dengan teori bahwa salah satu faktor
resiko stroke adalah usia dimana semakin tua maka
kejadian stroke akan semakin tinggi (Junaidi 2011).
Secara konsep, risiko terkena stroke meningkat sejak
usia 45 tahun. Setelah mencapai 50 tahun, setiap
penambahan usia tiga tahun meningkatkan risiko
stroke sebesar 11-20%, dengan peningkatan
bertambah seiring usia. Orang berusia lebih dari 65
tahun memiliki risiko paling tinggi, tetapi hampir
25% dari semua stroke terjadi pada orang berusia
kurang dari ini (Feigin, 2006).
Lama menderita stroke

Diketahui bahwa selisih kekuatan otot hari ke 1 dan hari
ke 28 adalah 0,45. Selisih nilai rentang gerak hari ke 1
dan hari ke 28 adalah 6,65.

Diketahui bahwa mayoritas responden mengalami stroke
< 6 bulan yaitu berjumlah 14 responden (70%).

Hasil analisis bivariat

Frekuensi stroke

Normalitas data merupakan asumsi pertama yang harus
dipenuhi Pengujian asumsi ini dilakukan pada data
kekuatan otot dan rentang gerak sebelum dan sesudah
dilakukan ROM. Salah satu cara untuk mengetahui
terpenuhinya asumsi ini adalah dengan nilai skewness
Hasil pengujian asumsi normalitas data memperlihatkan
bahwa data sebelum dan sesudah berdistribusi normal,
karena nilai skewnes < -2 atau 2. Maka, analisis bivariat
dilakukan dengan uji parametrik, yaitu paired sample t
test.

Diketahui bahwa mayoritas responden mengalami stroke
serangan pertama yaitu berjumlah 17 responden (85%).
Data tersebut sesuai dengan teori bahwa salah satu faktor
resiko eksternal stroke adalah frekuensi stroke dimana
orang yang pernah menderita stroke maka kejadian stroke
akan semakin tinggi (Junaidi 2011). Sekitar 1 dari 100
orang dewasa akan mengalami paling sedikit satu kali
serangan iskemik sesaat (transient ischemic attack atau
TIA) seumur hidup mereka. Jika tidak diobati dengan
benar, sekitar sepersepuluh dari pasien ini akan
mengalami stroke (umumnya stroke iskemik) dalam tiga
bulan setelah serangan pertama, dan sekitar sepertiga
akan terkena stroke dalam lima tahun setelah serangan
pertama (Feigin, 2006).

Hasil uji statistik kekuatan otot menunjukkan nilai t = 3.943 hasil uji p value = 0,001. Hal ini berarti bahwa
Range Of Motion (ROM) memiliki pengaruh terhadap
kekuatan otot responden dimana terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai kekuatan otot hari pertama dengan
hari ke 28. Hasil uji statistik kekuatan otot menunjukkan
nilai t = - 7.502 dan hasil uji p value = 0,000. Hal ini
berarti bahwa Range Of Motion (ROM) memiliki
pengaruh terhadap rentang gerak responden dimana
terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rentang
gerak hari pertama dengan hari ke 28.
PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian seluruh
variabel yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya.
Adapun pembahasan hasil penelitian sebagai berikut.
A. Interprestasi Penelitian
Karakteristik usia pasien stroke
Usia

2. Pengaruh ROM terhadap kekuatan otot dan
rentang gerak pasien stroke.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan
nilai rata-rata kekuatan otot hari pertama dan hari ke
28 sebesar 0,45. Terjadi peningkatan nilai rata-rata
rentang gerak sendi hari pertama dan hari ke 28
sebesar 6,65. Hasil uji statistik kekuatan otot
menunjukkan hasil uji p value = 0,001. Hal ini
berarti bahwa Range Of Motion (ROM) memiliki
pengaruh terhadap kekuatan otot responden dimana
terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai
kekuatan otot hari pertama dengan hari ke 28. Hasil
uji statistik kekuatan otot menunjukkan hasil uji p
value = 0,000. Hal ini berarti bahwa Range Of
Motion (ROM) memiliki pengaruh terhadap rentang
gerak responden dimana terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai rentang gerak hari pertama
dengan hari ke 28.

6

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori (Junaidi,
2011) setelah keadaan pasien membaik dan
kondisinya telah stabil maka rehabilitasi dini dapat
segera dilakukan di tempat tidur. Tujuan perawatan
suportif dini adalah untuk memulai kegiatan yang
memperbaiki fungsi saraf melalui terapi fisik dan
teknik-teknik lain.
Hasil penelitian ini menunjukan tentang data nilai
kekuatan otot dan rentang gerak yang meningkat
dapat menjawab beberapa tujuan latihan Range Of
Motion (ROM) yaitu mempertahankan atau
memelihara fleksibilitas dan kekuatan otot,
memelihara mobilitas persendian dan mencegah
kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur. Nilai
kekuatan otot dan rentang gerak yang meningkat
tersebut juga memberi jawaban pada manfaat
Range Of Motion (ROM) yaitu memperbaiki tonus
otot, meningkatkan mobilisasi sendi, dan
memperbaiki toleransi otot untuk latihan
Ekstremitas dapat mengalami kelemahan atau
kelumpuhan dalam derajat yang berbeda, tergantung
pada bagian yang terkena dan seberapa luas
sirkulasi serebral yang terganggu. Pasien stroke
yang mengalami kondisi imobilisasi dalam jangka
waktu lama akan memudahkan terjadinya berbagai
komplikasi, diantaranya pembentukan DVT, atrofi
otot, kontraktur dan nyeri sendi, dan dekubitus.
Latihan Range of Motion (ROM) merupakan salah
satu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang
dinilai masih cukup efektif untuk mencegah
terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh beberapa
penelitian yaitu penelitian yang dilakukan oleh
(Ruud W. Selles. et all, 2004) tentang FeedbackControlled and Programmed Stretching of the
Ankle Plantarflexors and Dorsiflexors in Stroke:
Effects of a 4-Week Intervention Program yang
mendapatkan hasil bahwa pergerakan sendi palntar
dan dorsofleksi memberikan pengaruh yang positif
bagi penderita stroke.
Penelitian yang dilakukan (Flansbjer. et all, 2008)
tentang Progressive Resistance Training After
Stroke: Effects on Muscle Strength, Muscle Tone,
Gait Performance and Perceived Participation,
mendapatkan hasil bahwa kekuatan otot meningkat
secara signifikan setelah latihan ketahanan
progresif.
Penelitian yang dilakukan ( Oulette. et all, 2004 )
tentang High-Intensity Resistance Training
Improves Muscle Strength, Self-Reported Function,
and Disability in Long-Term Stroke Survivor,

didapatkan hasil bahwa Progresive Intensive
Training memberikan dampak positif bagi
perkembangan pergerakan pasien stroke.
Penelitian yang dilakukan oleh (Louis Ada. et all,
2005) tentang Thirty minutes of positioning reduces
the development of shoulder external rotation
contracture after stroke: A randomized controlled
trial mendapatkan hasil bahwa memposisikan bahu
untuk rotasi selama minimal 30 menit memberikan
dampak positif pada perkembangan pergerakan
minimal lengan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Rimmer JH. et all,
2009) tentang A Preliminary Study to Examine the
Effects of Aerobic and Therapeutic (Nonaerobic)
Exercise on Cardiorespiratory Fitness and
Coronary Risk Reduction in Stroke Survivors.
Mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara
gerakan aerobic dan nonaerobic pada penurunan
resiko reduksi jantung pada apsien stroke.
B.

Keterbatasan Penelitian
1. Pengumpulan data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan penkes tentang Range Of
Motion (ROM) yang diterapkan oleh pasien
berdasarkan pengawasan keluarga di rumah
sehingga peneliti tidak dapat selalu
mengawasi
kegiatan
pasien
stroke
dirumah.untuk menghindari data yang bias,
maka digunakan lembar kontrol kegiatan agar
peneliti tetap dapat mengevaluasi penerapan
ROM dirumah.

2.

Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan catatan medis dari nit
rehabilitasi yang dilakukan oleh praktisi
fisioterapis sehingga peneliti meneliti dari
asumsi fisioterapis. Namun hal ini justru lebih
baik, sebab pengukuran dilakukan langsung
oleh ahlinya sehingga data yang didapatkan
lebih mendekati kebenaran.
3. Analisa data
Pada penelitian ini tidak dilakukan uji
multivariad oleh karena jumlah responden yang
sesuai dengan kriteria inklusi tidak memenuhi
syarat untuk dilakukan analisa multivariad.
Namun hal tersebut tidak mengurangi makna
dari penelitian ini sebab analisa bivariad yang
dilakukan sudah menjawab tujuan dan
permasalahan dalam penelitian ini. Variabel
konfronding tetap dianalisis menggunakan

7

analisa univariad untuk mengetahui sebaran
nilai rata-rata pada setiap kategori variabel.
C.

Implikasi Hasil Penelitian
1. Implikasi terhadap pelayanan keperawatan
Keperawatan sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan memiliki peran dan
tanggung jawab dalam membantu pasien
supaya tetap sehat dengan memberikan
pelayanan keperawatan
yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Peran serta perawat sangat penting untuk
menghindari atau setidaknya mengurangi
dampak lanjut dari stroke. Berikut ini
merupakan tugas yang perlu dilakukan
perawat untuk mencegah ulkus diabetik:
a) Perawat medikal bedah harus mampu
memberikan
penyuluhan
kesehatan
mengenai perawatan mandiri pasien
meliputi Range Of Motion (ROM) agar
dapat diterapkan dirumah.
b). Menyediakan waktu untuk memberikan
kesempatan kepada pasien stroke untuk
berkonsultasi mengenai bagaimana pasien
merawat kesehatan dirinya.

2.

Implikasi dalam ilmu keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dari
pengembangan penelitian selanjutnya. Hasil yang
signifikan terkait ROM pada pasien stroke yang
menunjukkan φ value 0,001 untuk kekuatan otot
dan 0,000 untuk rentang gerak sendi membuktikan
bahwa ROM dan edukasi sangatlah bermanfaat bagi
penderita stroke untuk mencegah komplikasi
lanjutan seperti kontraktur. Diharapkan peneliti
selanjutnya dapat mengaplikasikan faktor lain agar
pengetahuan tentang stroke dapat terus berkembang
dinamis mengikuti perkembangan pengetahuan
yang begitu cepat.

SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Diketahui bahwa mayoritas responden adalah
lansia akhir yaitu berjumlah 17 responden
(85%).
2. Diketahui
bahwa
mayoritas
responden
mengalami stroke < 6 bulan yaitu berjumlah 14
responden (70%).
3. Diketahui
bahwa
mayoritas
responden
mengalami stroke serangan pertama yaitu
berjumlah 17 responden (85%).

4.

Diketahui bahwa selisih kekuatan otot hari ke 1
dan hari ke 28 adalah 0,45. Selisih nilai rentang
gerak hari ke 1 dan hari ke 28 adalah 6,65.
5. Hasil uji statistik kekuatan otot menunjukkan
hasil uji p value = 0,001. Hal ini berarti bahwa
Range Of Motion (ROM) memiliki pengaruh
terhadap kekuatan otot responden dimana
terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai
kekuatan otot hari ke 1 dengan hari ke 28.
6. Hasil uji statistik rentang gerak menunjukkan
hasil uji p value = 0,000. Hal ini berarti bahwa
Range Of Motion (ROM) memiliki pengaruh
terhadap rentang gerak responden dimana
terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai
rentang gerak hari ke 1 dengan hari ke 28.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, peneliti
menyarankan beberpa hal sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan:
Membuat jadwal dan menyediakan tempat
khusus untuk pasien stroke terutama pada proses
rehabilitasi atau keluarganya
khususnya
mengenai aktivitas atau latihan ROM.
2.

Pasien dan keluarga
a. Keluarga selalu mengawasi dan memotivasi
pasien stroke agar menjaga kontinuitas
latihan ROM, keteraturan aktivitas, dan
kunjungan berobat.
b.
Penderita
stroke
agar
dapat
mengaplikasikan gerakan ROM secara semi
mandiri untuk menggerakkan anggota gerak
yang lemah dengan bantuan anggota gerak
yang lebih kuat.

3.

Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi
dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai
faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
tindakan keperawatan yang dapat diaplikasikan
pada pasien stroke, serta dapat mengidentifikasi
faktor
mana
yang
paling
dominan
mempengaruhi kekuatan otot dan rentang gerak
pasien stroke.

DAFTAR PUSTAKA
Black,J.M, & Hawk, J.H. (2005). Medical Surgical
Nursing : Clinical Management For Positive
Outcomes. 7th edition. St. Louis Missouri :
Elsevier Saunders.
Depkes RI. (2009). Tahun 2030 Prevalensi Diabetes
Melitus di Indonesia Mencapai 213 juta
Orang
Tahun
(online).
Available

8

:http://www.depkes.go.id/index.
php/berita/press-release/414-tahun-2030prevalensi-diabetes-melitus-diindonesiamencapai-213-juta-orang.html
Fan Gao, et.all 2011 Effects of Repeated Ankle Stretching
On
Calf
Muscle–Tendon
And
Ankle
Biomechanical
Properties
In
Stroke
Survivorshttp://www.sciencedirect.com /science/
article/pii/S0268003310003335 diunduh pada 6
April 2014

Muttaqin, 2008, Asuhan Keperawatan Klien dengan
gangguan sistem persyarafan, Jakarta, Salemba
Medica
Mulyatsih Enny, 2003, Petunjuk Praktis Bagi Pengasuh
dan Keluarga Pasien Pasca Stroke di Rumah,
Jakarta, FKUI
Mulyatsih Enny, dan Ahmad Airiza, 2008, Stroke
Petunjuk Perawatan Pasien Pasca Stroke di
Rumah, Jakarta, FKUI

Flansbjer, et all 2008 Progressive Resistance Training
After Stroke: Effects on Muscle Strength, Muscle
Tone, Gait Performance and Perceived
Participation
http://www.ingentaconnect.com/content/mjl/sreh/
2008/00000040/00000001/art00007 diunduh pada
10 April 2014

Potter

Perry, 2005, Fundamental Of
Fundamental Keperawatan, Jakarta
Medika

Nursing
Salemba

Potter

Perry, 2010, Fundamental Of
Fundamental Keperawatan, Jakarta
Medika

Nursing
Salemba

Feigin, V. (2006). Stroke : Panduan Bergambar Tentang
Pencegahan Dan Pemulihan Stroke. Cetakan
ketiga. Alih bahasa: Brahm Udumbara. Jakarta :
PT. Bhuana Ilmu Populer.

Ruud W. Selles, et.all 2005, Feedback-Controlled and
Programmed
Stretching
of
the
Ankle
Plantarflexors and Dorsiflexors in Stroke: Effects
of
a
4-Week
Intervention
Program,
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/
S00039993050093 54 diuduh pada 5 April 2014

Junaidi iskandar, 2011. Stroke Waspadai Ancamanya,
Yogyakarta, Andi
Lewis (2007). Medical Surgical Nursing. 7th edition.
St.Louis : Missouri. Mosby-Year Book, Inc.
Louise Ada, et.all, 2005. Thirty Minutes Of Positioning
Reduces The Development Of Shoulder External
Rotation Contracture After Stroke: A randomized
controlled trial http://www.sciencedirect.com
/science/article/pii/S0003999 304004289 diunduh
pada 6 April 2014
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan Edisi Pertama. Jakarta. Rineka Citra.
Nir, Zohar et.all Structured Nursing Intervention Versus
Routine
Rehabilitation
After
Stroke
http://journals.lww.com/ajpmr/Abstract/2004/070
00/Structured_Nur sing_ Intervention_Versus_
Routine.5.aspx diunduh pada 6 April 2014

Samsudin;
http://www.yastroki.or.id/read.php?id=341
2012)
Sugiyono, 2008 Metode Penelitian Bisnis. Cetakan
keduabelas 2008. Penerbit Alfabeta. Bandung
Sugiyono, 2012 Metode Penelitian Pendidikan,
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,
bandung, Alfabeta
Trisha M. Kesar, 2011Combined effects of fast treadmill
walking and functional electrical stimulation on
post-stroke
gait
http://www.sciencedirect.com/science/article /pii/
S0966636210004078 diunduh pada 6 April 2014

Michelle M. Ouellette, et.all, 2004. High-Intensity
Resistance Training Improves Muscle Strength,
Self-Reported Function, and Disability in LongTerm Stroke Survivors http://stroke.ahajournals.
org/content/35/6/1404.short diunduh pada 5 April
2014

9

10

1