SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI DITA TRI AGUSTI
“PENGARUH KINERJA KEMITRAAN USAHA KOPERASI SUSU
DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENDAPATAN PETERNAK SAPI
PERAH DI KECAMATAN SENDANG “
PROPOSAL SKRIPSI
Dosen Pengampu
Rokhmad Subagiyo, M.EI.
Disusun oleh :
Dita Tri Agustin
( 17402153374 )
EKONOMI SYARIAH 6-I
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan cangkupan sistem sosial yang bertujuan untuk
melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Semua negara berkembang selalu
melakukan pembangunan, seperti halnya di Negara Indonesia. Indonesia sendiri
berupaya untuk melakukan pembangunan nasional untuk mencapai cita-cita yang
diinginkan
suatu
bangsa
yang
mana
diantaranya
yaitu
pembangunan
peternakan.Pembangunan peternakan merupakan upaya yang penting untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berkelanjutan, dan juga untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun pendapatan peternak. Tujuan
dari pembangunan peternakan ini tak lain juga untuk mewujudkan keluarga
sejahtera yang sadar akan pentignya kebutuhan gizi.
Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia tidak terlepas dari
sejarah
berkembangannya
kebijakan
pemerintah
pada
zaman
Hindia
Belanda .Usaha peternakan sapi perah pada awalnya dimulai untuk memenuhi
kebutuhan orang-orang Belanda. Usaha ternak sapi perah merupakan usaha yang
mempunyai sifat maju, dan secara selektif menggunakan teknologi, sehingga
secara proporsional mampu meningkatkan produksi susu sapi yang berkualitas.
Pemeliharaan sapi perah rakyat masih menggunakan teknologi yang bersifat
sederhana dalam pemeliharaan sapi perah, dimana pengetahuan pemeliharaan sapi
perah peternak masih didapat secara turun temurun. Sehingga pendaptan yang
diperoleh dari proses ini masih kurang maksimal.
Data populasi sapi perah diindonesia pada tahun 2014 -2016 yang dikutip
oleh Badan Pengelola Statistik menunjukan bahwa populasi sapi perah yang
berada di provinsi jawa timur, jawa tegah, jawa barat, dan DI Yogyakarta ini
merupakan pusat populasi sapi perah yang cukup banyak. Hal ini dapat dilihat
dari peningkaan populasi sapi perah dari tahun ketahun. Pada tahun 2014 populasi
sapi perah di Jawa timur mencapai 245,246 ekor, pada tahun 2015 populasi sapi
2
perah turun menjadi 225.947 ekor, dan pada tahun 2016 populasi sapi perah
mengalami peningkatan sebasar 264,904.
perkembangan sapi perah di jawa barat pada tahun 2014 mengalami
kenaikan sebesar 123,140 ekor, pada tahun 2015 sebesar 116,400 ekor, dan pada
tahun 2016 populasi sapi perah mengalami kenaikan sebesar 119,287 ekor.
Sedangkan perkembangan sapi perah di jawa tengan pada tahun 2014 meningkat
sebesar 112,566 ekor, pada tahun 2015 sebesar 134,670 ekor, dan pada tahun
2016 meningkat menjadi 137,434 ekor. Dari ketiga provensi tersebut peningkatan
yang sangat segnifikan dialami oleh provinsi jawa timur.
Berdasarkan data statistik tersebut diatas jawa timur merupakan provensi
yang memiliki potensi peternakan yang sangat bagus bagi peternakan di
kabupaten tulungagung, khususnya di daerah kecamatan sendang. Karena kondisi
geografis, ekologi, dan kesuburan lahan di desa sendang tersebut sngat cocok
proses pengembangan agribisnis perernakan sapi perah. Dengan hal ini
masyarakat desa sendang khususnya memiliki peluang untuk beternak sapi perah
dan menghasilkan produksi susu segar untuk meningkatkan pendapatan dan
meningkatkan kesejahterahan bagi masyarakat sekitar.
Namun, pada kenyataannya masih banyak kendala yang harus dihadapi
oleh para peternak mulai dari ketersediaan modal, perawatan ternak, hingga
masalah mendistribusikan hasil produksi susu. Hal tersebut dapat terjadi
mengingat sebagian besar peternak sapi perah di Indonesia memiliki usahanya
dalam skala kecil. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu wadah atau lembaga yang
dapat menampung berbagai masalah mereka serta mencari solusi untuk
memcahkan masalah-masalah tersebut hingga kesejahteraan para peternak dapat
tercapai. Lembaga yang tepat untuk mewadahi suatu sistem ekonomi kerakyatan
seperti ini adalah dalam bentuk koperasi.
Menurut Sastra KUD adalah salah satu lembaga dipedesaan yang pada saat
ini dirasakan sebagai wadah yang setidak-tidaknya mampu memperlancar
keberhasilan dan tercapainya program-program yang dibuat oleh pemerintah. 1
1
Bunga,Rosavinda, (2013), Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Terhadap peningkatan pendapatan
Anggota ( Studi kasus KUD “Sri Among Tani” Kecamatan Plosoketen Kabupaten Kediri).
( Skripsi – Universitas Brawijaya Malang : 2013)
3
Koperasi Unit Desa (KUD) juga merupakan tempat untuk menampung keluh
kesah yang dihadapi oleh peternaknya tersebut seperti halnya permasalah yang
dihapai dalam ham permodalan, dan pendistribusian hasil produksi susu. Koperasi
sebagai wadah pusat pelayanan kegiatan perekonomian harus didirikan serta
dikembangkan dengan perhitungan masa depan. Dimana koperasi juga harus
melibatkan daya pikir masyarakat. Terutama masyarakat di daerah pedesaan yang
masih sangat kuat terikat oleh kehidupan pada alam dan cara berfikir yang masih
tradisional.
Upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
terutama melalui suatu lembaga ekonomi yang berbentuk koperasi diharapkan
dapat melindungi kepentingan mereka serta mampu dan menghimpun
memberdayakan masyarakat, yang salah satunya adalah kelompok peternak sapi
perah. Hal ini perlu diperhatikan bahwa usaha peternakan sapi perah yang banyak
diusahakan oleh masyarakat pedesaan salah satu bentuk dukungan masyarakat
untuk proses pembangunan nasional di sektor pertanian, di sisi lain usaha
peternakan sapi perah ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
pedesaan. Koperasi merupahan salah satu bentuk badan usaha yang ada di
Indonesia yang memegang peranan penting dalam membina usaha peternakan sapi
perah masyarakat.
Dengan
demikian
bukan
tidak
mungkin
upaya
mensejahterakan
masyarakat melalui peternakan sapi perah tersebut tidak menimbulkan risiko
ataupun ketidakpastian. Karena dalam proses ternak sapi ini merupakan usaha
yang sangat tergantung pada kondisi alam, yang mana apabila alamnya bagus
maka juga berpengaruh terhadap proses produksi susu yang dihasilkan juga akan
bagus. Selain itu mengingat produksi susu juga sangat tergantung pada kondisi
sapinya.Dengan hal tersebut maka rawan terjadinya fluktuasi harga, yang mana
apabila terjadi fluktuasi harga maka peternak akan mengalami permasalahan yang
cukup serius.
Dengan demikian untuk menyelesaikan masalah tersebut diatas perlu
adanya pola kemitran yang baik antara koperasi dengan peternak, dimana untuk
mencapai suatu tujuan yang baik maka partisipasi aktif peternak harus berperan
4
dalam meningkatkan program yang akan dijalankan. Selain itu dengan adanya
kinerja yang baik dan peran serta peternak dalam proses meningkatkan
pendapatan maka peran serta koperasi juga sangat penting dalam mendukung
kelangsungan usaha peternakan sapi perah ini.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk dapat melakukan
penelitian tentang efektivitas kemitraan usaha ternak sapi perah dalam mencapai
tujuan usaha dan meningkatkan pendapatan peternak. Dari hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan
efektivitas kemitraan usaha ternak sapi perah yang dapat menguntungkan kedua
belah pihak. Dari hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian dengan topik yang diambil adalah
“PENGARUH KINERJA
KEMITRAAN USAHA KOPERASI SUSU DALAM MENINGKATKAN
JUMLAH PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN
SENDANG “
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
diatas
dapat
diidentifikasi
pokok
permasalahanya yaitu :
1. Manajemen usaha ternak yang masih rendah akibat rendahnya kualitas
sumberdaya peternak.
2. Belum adanya evaluasi secara mendalam atas pelaksanaan usaha
antara koperasi dengan peternak sehingga belum diketahui secara pasti
tingkat efektivitas usaha dan peningkatan pendapatan peternak.
5
3. Kurangnya tenaga kerja yang terampil sehingga dalam menghasilkan
pendapatan peternak belum maksimal
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu :
Apakah kinerja kemitraan, partisipasi anggota koperasi susu , dan
efektifitas kemitraan usaha berpengaruh segnifikan terhadap tingkat
pendapatan peternak sapi perah di kecamatan sendang?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
peneliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui pengaruh kinerja kemitraan terhadap tingkat pendapatan
peternak sapi perah dikecamatan sendang
2. Mengetahui pengaruh efektifitas kemitraan usaha terhadap tingkat
pendapatan peternak sapi perah dikecamatan sendang
3. Mengetahui
pengaruh
partisipasi
anggota
koperasi
dalam
meningkatkan pendapatan peternak sapi perah di kecamatan sendang
E. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis, dan memberikan pandangan kepada masyarakat menganai
usaha peternakan dan peran serta koperasi dalam meningkatkan tingkat
pendapatan peternak.
2. Secara Praktis
a. Bagi Obyek penelitian
Sebagai masukan yang membangun dan sebagai pertimbangan bagi
perusahaan untuk memperbaiki atau mengembangkan strategi
penggunaan modal serta peningkatan jumlah pendapatan melalui
peran koperasi
b. Bagi peneliti Selanjutnya
6
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan referensi
ataupun acuan untuk penelitian-penelitian yang akan dilakukan di
masa
mendatang,
Sehingga
koperasi
dalam
pengupayaan
peningkatan pendapatan peternak sapi perah agar lebih efektif atau
optimum.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Pendapatan peternak
a. Pengertian pendapatan
Pendapatan adalah penerimaan bersih yang didapatkan
seseorang dari hasil usahanya. Menurut Sukirno pendapatan adalah
7
jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi
kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan,
bulanan ataupun tahunan2. Beberapa klasifikasi pendapatan antara
lain: 1) Pendapatan pribadi, yaitu; semua jenis pendapatan yang
diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima
penduduk suatu Negara. 2) Pendapatan disposibel, yaitu;
pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh
para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan
inilah yang dinamakan pendapatan disposibel. 3) Pendapatan
nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang
diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.3
Pendapatan menurut Gustiyana (2004), dapat dibagi menjadi
dua pengertian, yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih.
a. Pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh
selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil
penjualan atau pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam
rupiah berdasarkan harga per satuan berat pada saat pemungutan
hasil.
b. Pendapatan bersih, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh
dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama
proses produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja
dan biaya riil sarana produksi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat saya simpulkan
bahwasanya pendapatan merupakan sejumlah uang yang diterima
dari hasil penjualan suatu perusahaan. Dimana pendapatan
peternak merupakan pendapatan yang diperoleh dari perternak sapi
perah berasal dari jumlah penjualan susu dan penjualan hasil ternak
tersebut.
2
3
Sadono, S. (2009). Mikroekonomi Teori Pengantar (Ketiga). (Jakarta: PT. Rajawali Pers).hlm.45
Sadono, S. (2009). Mikroekonomi Teori Pengantar (Ketiga). (Jakarta: PT. Rajawali Pers).hlm.45
8
2. Kinerja Kemitraan
a. Pengertian Kemitraan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kemitraan adalah
kata dasar yang memiliki arti teman, maupun rekan kerja. Jadi
pengertian dari kemitraan disini adalah hubungan antara dua orang
atau lebih yang menjalin kerjasama.
Menurut Hafsah kemitraan sebagai suatu strategi bisnis yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka 18 waktu
tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling
membutuhkan dan saling membesarkan, karena dalam strategi
bisnis suatu keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya
kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.4
Dari kedua pengetian diatas maka dapat disimpulkan
bahwasanya kemitraan merupakan hubungan kerjasama yang
dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan yang
dininginkan.
b. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Penilaian prestasi kerja (kinerja) adalah penilaian yang dilakukan
secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan
kinerja organisasi. Disamping itu, juga untuk menentukan
pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggapan yang lebih
baik di masa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan
kebijakan dalam hal promosi jabatan dan penentuan imbalan.
Tujuan dari penilaian prestasi kerja (kinerja) adalah untuk
memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi dari SDM
organisasi.
4
Hafsah dan jafar Mohammad, 2000, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi. ( Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan ), hlm.93
9
3. Efektifitas Kemitraan
a. Pengertian Efektifitas Kemitraan
Menurut Ravianto pengertian efektivitas adalah seberapa baik
pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan
keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila
suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik
dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan
efektif.5
Menurut Gibson, dalam Tangkilisan efektivitas organisasi
dapat diukur sebagai berikut6:
a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan
c. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap
d. Perencanaan yang matang
e. Penyusunan program yang tepat
f. Tersedianya sarana dan prasarana
g. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik
Jadi
Dapat
disimpulkan
bahwa
efektifitas
kemitraan
merupakan keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana akan
dicapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, maka semakin
efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga
diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu
cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
4. Partisipasi Peternak
a. Pegertian Partisipasi
5
Masruri, 2014, Analisis Efektifitas Program nasional Pemberdayaan masyarakat Mandiri
Perkotaan (PNPM-MP) (studi kasus pada kecamtan bunyu kabupaten bulungan tahun 2010),
(journal of governance and public policy : Volume 1,Nomer 1, April 2014), hlm. 53
6
Gibson,J,L, 2005, Organisasi,Pelaku struktur,dan proses. ( Jakarta : Erlangga ), hlm.65
10
Secara umum dapat ditangkap dari istilah partisipasi adalah
keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat
dalam suatu kegiatan. Menurut Mardikanto, partisipasi atau peran
serta merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan secara
aktif dan suka rela baik alasan dari dalam (intrinsik) maupun
alasandari luar (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan
yang bersangkutan yang mencangkup pengambilan keputusan
dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian (pemantauan,
evaluasi, dan pengawasan), serta pemanfataan hasil kegiatan yang
dicapai7.
Syahyuti mengatakan bahwa, partisipasi diperlukan untuk
menjamin keberlanjutan pembangunan, karena pembangunan
berkelanjutan sangat bergantung pada proses sosial. Tiga aspek
masyarakat
yaitu
sosial,
ekonomi,
dan
lingkungan
harus
diintegrasikan di mana individu dan lembaga saling berperan agar
terjadi perubahan.Dalam konteks pembangunan, partisipasi telah
diterima sebagai alat yang esensial.8
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
partisipasi merupakan keikutsertaan peternak dalam hal melakukan
peningkatan pendapatan atau dalam hal kegiatan yang akan dicapai
dengan cara melakukan pembangunan dan pengembangan suatu
kopersi yang dijalankan.
B. Penelitian Terdahulu
N
O
Nama Peneliti Judul Penetitian
1. Marsudi
Peran
Lestariningsi
wanita
h dan Basuki
peternak
Metode
Penelitian
Serta Metode
penelitian
sapi menggunaka
7
Hasil Penelitian
Perbedaan
Keberadaan
Dari
KOP
SAE, analisis
sangat berperan diketahui
Mardikanto, dan totok, 2009, Sistem Penyuluhan Pertanian, ( Surakarta : UNS Press ),hlm. 56
Syahyuti, 2006, Konsep Penting dalam Perkembangan Pedesaan dan Pertanian, ( Jakarta : Bina
Rena Pariwara ), hlm.70
8
11
hasil
(2006)
perah
dalam n
meningkatkan
taraf
metode dalam
survey
dan kehidupan
hidup analisis
masyarakat
bahwa masih
statistik
banyak
masyarakat kota waktu luang
susu itu. Selain yang
deskriptif dan KOP
dapat
SAE dipergunaka
analisis
mampu
n
kuantitatif
memberikan
menambah
dalam bentuk lapangan
untuk
kerja pengetahuan
persamaan
serta
dan
korelasi
mensejahteraka
keterampilan
n anggota dan Dan
masyarakat
Perlu
memberikan
setempat
juga motivasi
sangat berperan kerja
dalam
pada
peternak
meningkatkan
beberapa
kegiatan
yang
bersifat
sosial,
seni, budaya dan
olahraga
serta
pengembangan
sumberdaya
manusia
sehingga
mendapat
beberapa
penghargaan
dari pemerintah
Galih
Analisis
Analisis
Suryananto
Faktor - Faktor regresi
12
Bahwa
Modal Populasi
Dagang dan
yang diteliti
(2005)
Yang
linier
Pengalaman
adalah
Mempengaruh
berganda dan
Berdagang
Pengusaha
i
data yang
signifikan
Konveksi di
Tingkat
digunakan
mempengaruhi
Desa
Pendapatan
berupa
tingkat
Tangkil
Pedagang
data primer.
pendapatan
kulon
pedagang
Kedungwuni,
konveksi,
Kab.
sedangkan Jam
Pekalongan
Konveksi
Kec.
Berdagang tidak dan variabel
signifikan
independen
mempengaruhi
yang di teliti
tingkat
hanya
pendapatan
Modal Kerja
pedagang
dan
konveksi
Tenaga
Jumlah
Kerja.
4. Ayu Ratna
Wulandari
(2008)
Faktor - Faktor Analisis
Bahwa
Yang
regresi
Jumlah Tenaga yang diteliti
Mempengaruh
linier
Kerja,
adalah
i Pendapatan
berganda dan
Tingkat
pengusaha
Pengusaha
data yang
Pendidikan,
konveksi
Brem Di
digunakan
Pengalaman
Desa
Kabupaten
berupa
Madiun
primer
13
Modal, Populasi
data Usaha
di
dan Tangkil
Waktu Operasi kulon
Kec.
Per Hari
Kedungwuni,
berpengaruh
Kab.
secara
Pekalongan
signifikan
dan variable
terhadap
independen
pendapatan
yang di teliti
pengusaha
hanya
Brem.
Faktor Modal Kerja
yang
paling dan
Jumlah
dominan
Tenaga
pengaruhnya
Kerja.
adalah
tenaga
kerja
C. Kerangka Berfikir
KINERJA KARYAWAN (X1)
EFEKTIFITAS KEMITRAAN
(X2)
PENDAPATAN (Y)
PARTISIPASI ANGGOTA
KOPERASI (X3)
D. Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.
Berdasarkan tujuan penelitian, rumusan masalah yang diajukan, dan kajian teori
yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Modal usaha sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan peternak
sapi perah di kecamatan sendang.
14
2. Jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pendapatan peternak sapi perah dikecamatan sendang
3. Koperasi berpengaruh terhadap tingkat pendapatan peternak sapi perah
di kecamatan sendang
4. Modal usaha, jumlah tenaga kerja, dan koperasi juga sangat
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan peternak sapi
perah di kecamatan sendang.
BAB III
METODE DAN TEHNIK PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut rumusan masalah dan tujuan penlitian, maka penelitian ini
merupakan Jenis penelitian Deskriptif kuantitatif, yaitu metode penelitian adalah
pendekatan ilmiah terhadap keputusan ekonomi. Pendekatan metode ini berawal
dari data lalu diproses menjadi informasi yang berharga bagi pengambilan
15
keputusan.9 Metode ini juga harus menggunakan alat bantu Kuantitatif berupa
software SPSS 21 untuk mengolah data tersebut.
Pendekatan kuantitatif pada dasarnya menekankanan analisisnya pada datadata numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik dan dilakukan pada
penelitian ferensial (dalam rangka pengujian hipotesis). Kesimpulan hasilnya
pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode
kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi
hubungan antar variabel yang diteliti.
B. Pendekatan Penelitian
Metode Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah adalah penelitian
kepustakaan (library research) yang mana merupakan proses pengumpulan data
yang dilakukan melalui membaca data-data, laporan, teori, atau jurnal yang
mempunyai hubungan dalam permasalahan yang akan dibahas.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini rencananya akan dilakukan di koperasi susu yang ada di
kecamatan sendang, khususnya koperasi yang bekerja sama dengan pertenak dan
nantinya penulis akan mengambil satu atau dua koperasi untuk dilakukan proses
penelitian.
D. Populasi dan Sampel
Menurut Subagiyo, populasi merupakan kumpulan atau himpunan dari
seluruh karateristik yang dimiliki oleh obyek ataupun subyek yang akan diteliti.
10
Menurut Sugiono, Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 11
Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi
sehingga
hasil
penelitian
yang
berhasil
diperoleh
dari
sampel
dapatdigeneralisasikan pada populasi.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. ( Bandung:
Alfabeta, 2014 ). hlm.14
10
Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam : konsep dan terapan, ( Jakarta : Alim’s
Publishing, 2017), hlm.63
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. ( Bandung : Alfabeta, 2010),
hlm.117
16
a. Populasi
dengan adanya populasi, kita dapat menetukan seberapa banyak
sampel yang akan diambil. Dalam penelitian ini populasi yang
dimaksudkan adalah seluruh peternak sapi perah yang menjadi
anggota koperasi
b. Sampel
Dalam penelitian ini penulis menggunkan jenis sampel Random
Sampling. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak
50 reponden.
E. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
skunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan responden dan
pengamatan langsung pada beberapa usaha peternakan. Wawancara dilakukan
berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Data sekunder seperti luas lahan, populasi ternak, jumlah penduduk dan
sebagainya baik di tingkat kabupaten, kecamatan maupun desa yang diperoleh
dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Kantor BPS,
Kantor Kecamatan dan kantor desa
F. Tehnik Pengumpulan Data
Upaya memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini,
maka penulis mengumpulkan data-data tersebut dengan metode sebagai
berikut :
1. Penelitian Perpustakaan (library research) yaitu pengumpulan data
yang diambil peneliti melalui studi kepustakaan yaitu dengan
membaca literature-literatur yang berupa buku teks, jurnal, maupun
data dari BPS yang ada hubungannya dengan variabel-variabel
yang diteliti.12
2. Wawancara
12
Teti ika, 2016, Pengaruh Pendapatan sektor Pariwisata Terhadap pertumbuhan ekonomi kota
Makasar, (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam-UIN ALAUDDIN MAKASAR), hlm.44
17
Menurut subagiyo, wawancara adalah tehnik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara bertatap muka secara langsung antara
pewawancara
dengan
narasumber
dimana
pewawancara
mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab secara lisan
oleh
narasumber.13
Proses
wawancara
ini
ditujuan
untuk
mengumpulkan data dari peternak sapi perah.
G. Analisis Data
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis
Statistik deskriptif dan analisis statistic inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistic deskriptif merupakan proses trasformasi dalam data
penelitian dalam bentuk tabulasi supaya mudah dipahami 14. Analisis
statistic Deskriptif ini dipakai untuk menggali informasi tentang data
peternak sapi perah, dan kinerja kemitraan koperasi, serta partisipasi
peternak.
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistic inferensial merupakan metode yang berhubungan
dengan analisis data pada sampel untuk digunakan pengeneralisasian
pada populasi. Pemakaian statistic inferensial berdasar atas adanya
peluang dan sampel yang terpilih secara acak. 15
13
Rokhmat Subagiyo, 2017, Metode Penelitian Ekonomi Islam : Konsep dan Penerapan, ( Jakarta
: Alim’s Publishing ), 83
14
Rokhmat Subagiyo, Metode penelitian……..hlm.100
15
Rokhmat Subagiyo, 2017, Metode Penelitian Ekonomi Islam : Konsep dan Penerapan, ( Jakarta
: Alim’s Publishing ), 102
18
DAFTAR PUSTAKA
Bunga,Rosavinda, (2013), Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Terhadap
peningkatan pendapatan Anggota ( Studi kasus KUD “Sri Among
Tani” Kecamatan Plosoketen Kabupaten Kediri). ( Skripsi –
Universitas Brawijaya Malang : 2013)
Chici Riki, (2011), Peran Kopersi Unit Desa (KUD) Terhadap pengembangan
usaha ternak sapi perah. ( Skripsi – Institut Pertanian Bogor :
2011)
Gibson,J,L, 2005, Organisasi,Pelaku struktur,dan proses. ( Jakarta : Erlangga )
19
Hafsah dan jafar Mohammad, 2000, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi.
( Jakarta : Pustaka Sinar Harapan )
Ika, Teti, 2016, Pengaruh Pendapatan sektor Pariwisata Terhadap pertumbuhan
ekonomi kota Makasar, (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam-UIN
ALAUDDIN MAKASAR)
Mardikanto, dan totok, 2009, Sistem Penyuluhan Pertanian, ( Surakarta : UNS
Press )
Masruri, 2014, Analisis Efektifitas Program nasional Pemberdayaan masyarakat
Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) (studi kasus pada kecamtan bunyu
kabupaten bulungan tahun 2010), (journal of governance and public
policy : Volume 1,Nomer 1, April 2014)
Sadono, S. (2009). Mikroekonomi Teori Pengantar (Ketiga). (Jakarta: PT.
Rajawali Pers).
Suherman, rosyidi,(2009), Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada teori
ekonomi Mikro&Mikro, (PT RajaGrafindo Persada : Jakarta )
Subagiyo, Rokhmat ,2017, Metode Penelitian Ekonomi Islam : Konsep dan
Penerapan, ( Jakarta : Alim’s Publishing )
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. ( Bandung :
Alfabeta, 2010)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. (
Bandung: Alfabeta, 2014 )
20
Syahyuti, 2006, Konsep Penting dalam Perkembangan Pedesaan dan Pertanian, (
Jakarta : Bina Rena Pariwara )
Thomas W. Zimmerer, N. M. S. (2009). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha
Kecil (Kelima). (Jakarta: Salemba Empat)
21
DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENDAPATAN PETERNAK SAPI
PERAH DI KECAMATAN SENDANG “
PROPOSAL SKRIPSI
Dosen Pengampu
Rokhmad Subagiyo, M.EI.
Disusun oleh :
Dita Tri Agustin
( 17402153374 )
EKONOMI SYARIAH 6-I
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan cangkupan sistem sosial yang bertujuan untuk
melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Semua negara berkembang selalu
melakukan pembangunan, seperti halnya di Negara Indonesia. Indonesia sendiri
berupaya untuk melakukan pembangunan nasional untuk mencapai cita-cita yang
diinginkan
suatu
bangsa
yang
mana
diantaranya
yaitu
pembangunan
peternakan.Pembangunan peternakan merupakan upaya yang penting untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berkelanjutan, dan juga untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun pendapatan peternak. Tujuan
dari pembangunan peternakan ini tak lain juga untuk mewujudkan keluarga
sejahtera yang sadar akan pentignya kebutuhan gizi.
Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia tidak terlepas dari
sejarah
berkembangannya
kebijakan
pemerintah
pada
zaman
Hindia
Belanda .Usaha peternakan sapi perah pada awalnya dimulai untuk memenuhi
kebutuhan orang-orang Belanda. Usaha ternak sapi perah merupakan usaha yang
mempunyai sifat maju, dan secara selektif menggunakan teknologi, sehingga
secara proporsional mampu meningkatkan produksi susu sapi yang berkualitas.
Pemeliharaan sapi perah rakyat masih menggunakan teknologi yang bersifat
sederhana dalam pemeliharaan sapi perah, dimana pengetahuan pemeliharaan sapi
perah peternak masih didapat secara turun temurun. Sehingga pendaptan yang
diperoleh dari proses ini masih kurang maksimal.
Data populasi sapi perah diindonesia pada tahun 2014 -2016 yang dikutip
oleh Badan Pengelola Statistik menunjukan bahwa populasi sapi perah yang
berada di provinsi jawa timur, jawa tegah, jawa barat, dan DI Yogyakarta ini
merupakan pusat populasi sapi perah yang cukup banyak. Hal ini dapat dilihat
dari peningkaan populasi sapi perah dari tahun ketahun. Pada tahun 2014 populasi
sapi perah di Jawa timur mencapai 245,246 ekor, pada tahun 2015 populasi sapi
2
perah turun menjadi 225.947 ekor, dan pada tahun 2016 populasi sapi perah
mengalami peningkatan sebasar 264,904.
perkembangan sapi perah di jawa barat pada tahun 2014 mengalami
kenaikan sebesar 123,140 ekor, pada tahun 2015 sebesar 116,400 ekor, dan pada
tahun 2016 populasi sapi perah mengalami kenaikan sebesar 119,287 ekor.
Sedangkan perkembangan sapi perah di jawa tengan pada tahun 2014 meningkat
sebesar 112,566 ekor, pada tahun 2015 sebesar 134,670 ekor, dan pada tahun
2016 meningkat menjadi 137,434 ekor. Dari ketiga provensi tersebut peningkatan
yang sangat segnifikan dialami oleh provinsi jawa timur.
Berdasarkan data statistik tersebut diatas jawa timur merupakan provensi
yang memiliki potensi peternakan yang sangat bagus bagi peternakan di
kabupaten tulungagung, khususnya di daerah kecamatan sendang. Karena kondisi
geografis, ekologi, dan kesuburan lahan di desa sendang tersebut sngat cocok
proses pengembangan agribisnis perernakan sapi perah. Dengan hal ini
masyarakat desa sendang khususnya memiliki peluang untuk beternak sapi perah
dan menghasilkan produksi susu segar untuk meningkatkan pendapatan dan
meningkatkan kesejahterahan bagi masyarakat sekitar.
Namun, pada kenyataannya masih banyak kendala yang harus dihadapi
oleh para peternak mulai dari ketersediaan modal, perawatan ternak, hingga
masalah mendistribusikan hasil produksi susu. Hal tersebut dapat terjadi
mengingat sebagian besar peternak sapi perah di Indonesia memiliki usahanya
dalam skala kecil. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu wadah atau lembaga yang
dapat menampung berbagai masalah mereka serta mencari solusi untuk
memcahkan masalah-masalah tersebut hingga kesejahteraan para peternak dapat
tercapai. Lembaga yang tepat untuk mewadahi suatu sistem ekonomi kerakyatan
seperti ini adalah dalam bentuk koperasi.
Menurut Sastra KUD adalah salah satu lembaga dipedesaan yang pada saat
ini dirasakan sebagai wadah yang setidak-tidaknya mampu memperlancar
keberhasilan dan tercapainya program-program yang dibuat oleh pemerintah. 1
1
Bunga,Rosavinda, (2013), Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Terhadap peningkatan pendapatan
Anggota ( Studi kasus KUD “Sri Among Tani” Kecamatan Plosoketen Kabupaten Kediri).
( Skripsi – Universitas Brawijaya Malang : 2013)
3
Koperasi Unit Desa (KUD) juga merupakan tempat untuk menampung keluh
kesah yang dihadapi oleh peternaknya tersebut seperti halnya permasalah yang
dihapai dalam ham permodalan, dan pendistribusian hasil produksi susu. Koperasi
sebagai wadah pusat pelayanan kegiatan perekonomian harus didirikan serta
dikembangkan dengan perhitungan masa depan. Dimana koperasi juga harus
melibatkan daya pikir masyarakat. Terutama masyarakat di daerah pedesaan yang
masih sangat kuat terikat oleh kehidupan pada alam dan cara berfikir yang masih
tradisional.
Upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
terutama melalui suatu lembaga ekonomi yang berbentuk koperasi diharapkan
dapat melindungi kepentingan mereka serta mampu dan menghimpun
memberdayakan masyarakat, yang salah satunya adalah kelompok peternak sapi
perah. Hal ini perlu diperhatikan bahwa usaha peternakan sapi perah yang banyak
diusahakan oleh masyarakat pedesaan salah satu bentuk dukungan masyarakat
untuk proses pembangunan nasional di sektor pertanian, di sisi lain usaha
peternakan sapi perah ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
pedesaan. Koperasi merupahan salah satu bentuk badan usaha yang ada di
Indonesia yang memegang peranan penting dalam membina usaha peternakan sapi
perah masyarakat.
Dengan
demikian
bukan
tidak
mungkin
upaya
mensejahterakan
masyarakat melalui peternakan sapi perah tersebut tidak menimbulkan risiko
ataupun ketidakpastian. Karena dalam proses ternak sapi ini merupakan usaha
yang sangat tergantung pada kondisi alam, yang mana apabila alamnya bagus
maka juga berpengaruh terhadap proses produksi susu yang dihasilkan juga akan
bagus. Selain itu mengingat produksi susu juga sangat tergantung pada kondisi
sapinya.Dengan hal tersebut maka rawan terjadinya fluktuasi harga, yang mana
apabila terjadi fluktuasi harga maka peternak akan mengalami permasalahan yang
cukup serius.
Dengan demikian untuk menyelesaikan masalah tersebut diatas perlu
adanya pola kemitran yang baik antara koperasi dengan peternak, dimana untuk
mencapai suatu tujuan yang baik maka partisipasi aktif peternak harus berperan
4
dalam meningkatkan program yang akan dijalankan. Selain itu dengan adanya
kinerja yang baik dan peran serta peternak dalam proses meningkatkan
pendapatan maka peran serta koperasi juga sangat penting dalam mendukung
kelangsungan usaha peternakan sapi perah ini.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk dapat melakukan
penelitian tentang efektivitas kemitraan usaha ternak sapi perah dalam mencapai
tujuan usaha dan meningkatkan pendapatan peternak. Dari hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan
efektivitas kemitraan usaha ternak sapi perah yang dapat menguntungkan kedua
belah pihak. Dari hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian dengan topik yang diambil adalah
“PENGARUH KINERJA
KEMITRAAN USAHA KOPERASI SUSU DALAM MENINGKATKAN
JUMLAH PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN
SENDANG “
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
diatas
dapat
diidentifikasi
pokok
permasalahanya yaitu :
1. Manajemen usaha ternak yang masih rendah akibat rendahnya kualitas
sumberdaya peternak.
2. Belum adanya evaluasi secara mendalam atas pelaksanaan usaha
antara koperasi dengan peternak sehingga belum diketahui secara pasti
tingkat efektivitas usaha dan peningkatan pendapatan peternak.
5
3. Kurangnya tenaga kerja yang terampil sehingga dalam menghasilkan
pendapatan peternak belum maksimal
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu :
Apakah kinerja kemitraan, partisipasi anggota koperasi susu , dan
efektifitas kemitraan usaha berpengaruh segnifikan terhadap tingkat
pendapatan peternak sapi perah di kecamatan sendang?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
peneliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui pengaruh kinerja kemitraan terhadap tingkat pendapatan
peternak sapi perah dikecamatan sendang
2. Mengetahui pengaruh efektifitas kemitraan usaha terhadap tingkat
pendapatan peternak sapi perah dikecamatan sendang
3. Mengetahui
pengaruh
partisipasi
anggota
koperasi
dalam
meningkatkan pendapatan peternak sapi perah di kecamatan sendang
E. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis, dan memberikan pandangan kepada masyarakat menganai
usaha peternakan dan peran serta koperasi dalam meningkatkan tingkat
pendapatan peternak.
2. Secara Praktis
a. Bagi Obyek penelitian
Sebagai masukan yang membangun dan sebagai pertimbangan bagi
perusahaan untuk memperbaiki atau mengembangkan strategi
penggunaan modal serta peningkatan jumlah pendapatan melalui
peran koperasi
b. Bagi peneliti Selanjutnya
6
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan referensi
ataupun acuan untuk penelitian-penelitian yang akan dilakukan di
masa
mendatang,
Sehingga
koperasi
dalam
pengupayaan
peningkatan pendapatan peternak sapi perah agar lebih efektif atau
optimum.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Pendapatan peternak
a. Pengertian pendapatan
Pendapatan adalah penerimaan bersih yang didapatkan
seseorang dari hasil usahanya. Menurut Sukirno pendapatan adalah
7
jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi
kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan,
bulanan ataupun tahunan2. Beberapa klasifikasi pendapatan antara
lain: 1) Pendapatan pribadi, yaitu; semua jenis pendapatan yang
diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima
penduduk suatu Negara. 2) Pendapatan disposibel, yaitu;
pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh
para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan
inilah yang dinamakan pendapatan disposibel. 3) Pendapatan
nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang
diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.3
Pendapatan menurut Gustiyana (2004), dapat dibagi menjadi
dua pengertian, yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih.
a. Pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh
selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil
penjualan atau pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam
rupiah berdasarkan harga per satuan berat pada saat pemungutan
hasil.
b. Pendapatan bersih, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh
dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama
proses produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja
dan biaya riil sarana produksi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat saya simpulkan
bahwasanya pendapatan merupakan sejumlah uang yang diterima
dari hasil penjualan suatu perusahaan. Dimana pendapatan
peternak merupakan pendapatan yang diperoleh dari perternak sapi
perah berasal dari jumlah penjualan susu dan penjualan hasil ternak
tersebut.
2
3
Sadono, S. (2009). Mikroekonomi Teori Pengantar (Ketiga). (Jakarta: PT. Rajawali Pers).hlm.45
Sadono, S. (2009). Mikroekonomi Teori Pengantar (Ketiga). (Jakarta: PT. Rajawali Pers).hlm.45
8
2. Kinerja Kemitraan
a. Pengertian Kemitraan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kemitraan adalah
kata dasar yang memiliki arti teman, maupun rekan kerja. Jadi
pengertian dari kemitraan disini adalah hubungan antara dua orang
atau lebih yang menjalin kerjasama.
Menurut Hafsah kemitraan sebagai suatu strategi bisnis yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka 18 waktu
tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling
membutuhkan dan saling membesarkan, karena dalam strategi
bisnis suatu keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya
kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.4
Dari kedua pengetian diatas maka dapat disimpulkan
bahwasanya kemitraan merupakan hubungan kerjasama yang
dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan yang
dininginkan.
b. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Penilaian prestasi kerja (kinerja) adalah penilaian yang dilakukan
secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan
kinerja organisasi. Disamping itu, juga untuk menentukan
pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggapan yang lebih
baik di masa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan
kebijakan dalam hal promosi jabatan dan penentuan imbalan.
Tujuan dari penilaian prestasi kerja (kinerja) adalah untuk
memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi dari SDM
organisasi.
4
Hafsah dan jafar Mohammad, 2000, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi. ( Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan ), hlm.93
9
3. Efektifitas Kemitraan
a. Pengertian Efektifitas Kemitraan
Menurut Ravianto pengertian efektivitas adalah seberapa baik
pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan
keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila
suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik
dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan
efektif.5
Menurut Gibson, dalam Tangkilisan efektivitas organisasi
dapat diukur sebagai berikut6:
a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan
c. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap
d. Perencanaan yang matang
e. Penyusunan program yang tepat
f. Tersedianya sarana dan prasarana
g. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik
Jadi
Dapat
disimpulkan
bahwa
efektifitas
kemitraan
merupakan keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana akan
dicapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, maka semakin
efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga
diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu
cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
4. Partisipasi Peternak
a. Pegertian Partisipasi
5
Masruri, 2014, Analisis Efektifitas Program nasional Pemberdayaan masyarakat Mandiri
Perkotaan (PNPM-MP) (studi kasus pada kecamtan bunyu kabupaten bulungan tahun 2010),
(journal of governance and public policy : Volume 1,Nomer 1, April 2014), hlm. 53
6
Gibson,J,L, 2005, Organisasi,Pelaku struktur,dan proses. ( Jakarta : Erlangga ), hlm.65
10
Secara umum dapat ditangkap dari istilah partisipasi adalah
keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat
dalam suatu kegiatan. Menurut Mardikanto, partisipasi atau peran
serta merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan secara
aktif dan suka rela baik alasan dari dalam (intrinsik) maupun
alasandari luar (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan
yang bersangkutan yang mencangkup pengambilan keputusan
dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian (pemantauan,
evaluasi, dan pengawasan), serta pemanfataan hasil kegiatan yang
dicapai7.
Syahyuti mengatakan bahwa, partisipasi diperlukan untuk
menjamin keberlanjutan pembangunan, karena pembangunan
berkelanjutan sangat bergantung pada proses sosial. Tiga aspek
masyarakat
yaitu
sosial,
ekonomi,
dan
lingkungan
harus
diintegrasikan di mana individu dan lembaga saling berperan agar
terjadi perubahan.Dalam konteks pembangunan, partisipasi telah
diterima sebagai alat yang esensial.8
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
partisipasi merupakan keikutsertaan peternak dalam hal melakukan
peningkatan pendapatan atau dalam hal kegiatan yang akan dicapai
dengan cara melakukan pembangunan dan pengembangan suatu
kopersi yang dijalankan.
B. Penelitian Terdahulu
N
O
Nama Peneliti Judul Penetitian
1. Marsudi
Peran
Lestariningsi
wanita
h dan Basuki
peternak
Metode
Penelitian
Serta Metode
penelitian
sapi menggunaka
7
Hasil Penelitian
Perbedaan
Keberadaan
Dari
KOP
SAE, analisis
sangat berperan diketahui
Mardikanto, dan totok, 2009, Sistem Penyuluhan Pertanian, ( Surakarta : UNS Press ),hlm. 56
Syahyuti, 2006, Konsep Penting dalam Perkembangan Pedesaan dan Pertanian, ( Jakarta : Bina
Rena Pariwara ), hlm.70
8
11
hasil
(2006)
perah
dalam n
meningkatkan
taraf
metode dalam
survey
dan kehidupan
hidup analisis
masyarakat
bahwa masih
statistik
banyak
masyarakat kota waktu luang
susu itu. Selain yang
deskriptif dan KOP
dapat
SAE dipergunaka
analisis
mampu
n
kuantitatif
memberikan
menambah
dalam bentuk lapangan
untuk
kerja pengetahuan
persamaan
serta
dan
korelasi
mensejahteraka
keterampilan
n anggota dan Dan
masyarakat
Perlu
memberikan
setempat
juga motivasi
sangat berperan kerja
dalam
pada
peternak
meningkatkan
beberapa
kegiatan
yang
bersifat
sosial,
seni, budaya dan
olahraga
serta
pengembangan
sumberdaya
manusia
sehingga
mendapat
beberapa
penghargaan
dari pemerintah
Galih
Analisis
Analisis
Suryananto
Faktor - Faktor regresi
12
Bahwa
Modal Populasi
Dagang dan
yang diteliti
(2005)
Yang
linier
Pengalaman
adalah
Mempengaruh
berganda dan
Berdagang
Pengusaha
i
data yang
signifikan
Konveksi di
Tingkat
digunakan
mempengaruhi
Desa
Pendapatan
berupa
tingkat
Tangkil
Pedagang
data primer.
pendapatan
kulon
pedagang
Kedungwuni,
konveksi,
Kab.
sedangkan Jam
Pekalongan
Konveksi
Kec.
Berdagang tidak dan variabel
signifikan
independen
mempengaruhi
yang di teliti
tingkat
hanya
pendapatan
Modal Kerja
pedagang
dan
konveksi
Tenaga
Jumlah
Kerja.
4. Ayu Ratna
Wulandari
(2008)
Faktor - Faktor Analisis
Bahwa
Yang
regresi
Jumlah Tenaga yang diteliti
Mempengaruh
linier
Kerja,
adalah
i Pendapatan
berganda dan
Tingkat
pengusaha
Pengusaha
data yang
Pendidikan,
konveksi
Brem Di
digunakan
Pengalaman
Desa
Kabupaten
berupa
Madiun
primer
13
Modal, Populasi
data Usaha
di
dan Tangkil
Waktu Operasi kulon
Kec.
Per Hari
Kedungwuni,
berpengaruh
Kab.
secara
Pekalongan
signifikan
dan variable
terhadap
independen
pendapatan
yang di teliti
pengusaha
hanya
Brem.
Faktor Modal Kerja
yang
paling dan
Jumlah
dominan
Tenaga
pengaruhnya
Kerja.
adalah
tenaga
kerja
C. Kerangka Berfikir
KINERJA KARYAWAN (X1)
EFEKTIFITAS KEMITRAAN
(X2)
PENDAPATAN (Y)
PARTISIPASI ANGGOTA
KOPERASI (X3)
D. Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.
Berdasarkan tujuan penelitian, rumusan masalah yang diajukan, dan kajian teori
yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Modal usaha sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan peternak
sapi perah di kecamatan sendang.
14
2. Jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pendapatan peternak sapi perah dikecamatan sendang
3. Koperasi berpengaruh terhadap tingkat pendapatan peternak sapi perah
di kecamatan sendang
4. Modal usaha, jumlah tenaga kerja, dan koperasi juga sangat
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan peternak sapi
perah di kecamatan sendang.
BAB III
METODE DAN TEHNIK PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut rumusan masalah dan tujuan penlitian, maka penelitian ini
merupakan Jenis penelitian Deskriptif kuantitatif, yaitu metode penelitian adalah
pendekatan ilmiah terhadap keputusan ekonomi. Pendekatan metode ini berawal
dari data lalu diproses menjadi informasi yang berharga bagi pengambilan
15
keputusan.9 Metode ini juga harus menggunakan alat bantu Kuantitatif berupa
software SPSS 21 untuk mengolah data tersebut.
Pendekatan kuantitatif pada dasarnya menekankanan analisisnya pada datadata numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik dan dilakukan pada
penelitian ferensial (dalam rangka pengujian hipotesis). Kesimpulan hasilnya
pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode
kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi
hubungan antar variabel yang diteliti.
B. Pendekatan Penelitian
Metode Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah adalah penelitian
kepustakaan (library research) yang mana merupakan proses pengumpulan data
yang dilakukan melalui membaca data-data, laporan, teori, atau jurnal yang
mempunyai hubungan dalam permasalahan yang akan dibahas.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini rencananya akan dilakukan di koperasi susu yang ada di
kecamatan sendang, khususnya koperasi yang bekerja sama dengan pertenak dan
nantinya penulis akan mengambil satu atau dua koperasi untuk dilakukan proses
penelitian.
D. Populasi dan Sampel
Menurut Subagiyo, populasi merupakan kumpulan atau himpunan dari
seluruh karateristik yang dimiliki oleh obyek ataupun subyek yang akan diteliti.
10
Menurut Sugiono, Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 11
Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi
sehingga
hasil
penelitian
yang
berhasil
diperoleh
dari
sampel
dapatdigeneralisasikan pada populasi.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. ( Bandung:
Alfabeta, 2014 ). hlm.14
10
Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam : konsep dan terapan, ( Jakarta : Alim’s
Publishing, 2017), hlm.63
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. ( Bandung : Alfabeta, 2010),
hlm.117
16
a. Populasi
dengan adanya populasi, kita dapat menetukan seberapa banyak
sampel yang akan diambil. Dalam penelitian ini populasi yang
dimaksudkan adalah seluruh peternak sapi perah yang menjadi
anggota koperasi
b. Sampel
Dalam penelitian ini penulis menggunkan jenis sampel Random
Sampling. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak
50 reponden.
E. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
skunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan responden dan
pengamatan langsung pada beberapa usaha peternakan. Wawancara dilakukan
berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Data sekunder seperti luas lahan, populasi ternak, jumlah penduduk dan
sebagainya baik di tingkat kabupaten, kecamatan maupun desa yang diperoleh
dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Kantor BPS,
Kantor Kecamatan dan kantor desa
F. Tehnik Pengumpulan Data
Upaya memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini,
maka penulis mengumpulkan data-data tersebut dengan metode sebagai
berikut :
1. Penelitian Perpustakaan (library research) yaitu pengumpulan data
yang diambil peneliti melalui studi kepustakaan yaitu dengan
membaca literature-literatur yang berupa buku teks, jurnal, maupun
data dari BPS yang ada hubungannya dengan variabel-variabel
yang diteliti.12
2. Wawancara
12
Teti ika, 2016, Pengaruh Pendapatan sektor Pariwisata Terhadap pertumbuhan ekonomi kota
Makasar, (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam-UIN ALAUDDIN MAKASAR), hlm.44
17
Menurut subagiyo, wawancara adalah tehnik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara bertatap muka secara langsung antara
pewawancara
dengan
narasumber
dimana
pewawancara
mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab secara lisan
oleh
narasumber.13
Proses
wawancara
ini
ditujuan
untuk
mengumpulkan data dari peternak sapi perah.
G. Analisis Data
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis
Statistik deskriptif dan analisis statistic inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistic deskriptif merupakan proses trasformasi dalam data
penelitian dalam bentuk tabulasi supaya mudah dipahami 14. Analisis
statistic Deskriptif ini dipakai untuk menggali informasi tentang data
peternak sapi perah, dan kinerja kemitraan koperasi, serta partisipasi
peternak.
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistic inferensial merupakan metode yang berhubungan
dengan analisis data pada sampel untuk digunakan pengeneralisasian
pada populasi. Pemakaian statistic inferensial berdasar atas adanya
peluang dan sampel yang terpilih secara acak. 15
13
Rokhmat Subagiyo, 2017, Metode Penelitian Ekonomi Islam : Konsep dan Penerapan, ( Jakarta
: Alim’s Publishing ), 83
14
Rokhmat Subagiyo, Metode penelitian……..hlm.100
15
Rokhmat Subagiyo, 2017, Metode Penelitian Ekonomi Islam : Konsep dan Penerapan, ( Jakarta
: Alim’s Publishing ), 102
18
DAFTAR PUSTAKA
Bunga,Rosavinda, (2013), Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Terhadap
peningkatan pendapatan Anggota ( Studi kasus KUD “Sri Among
Tani” Kecamatan Plosoketen Kabupaten Kediri). ( Skripsi –
Universitas Brawijaya Malang : 2013)
Chici Riki, (2011), Peran Kopersi Unit Desa (KUD) Terhadap pengembangan
usaha ternak sapi perah. ( Skripsi – Institut Pertanian Bogor :
2011)
Gibson,J,L, 2005, Organisasi,Pelaku struktur,dan proses. ( Jakarta : Erlangga )
19
Hafsah dan jafar Mohammad, 2000, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi.
( Jakarta : Pustaka Sinar Harapan )
Ika, Teti, 2016, Pengaruh Pendapatan sektor Pariwisata Terhadap pertumbuhan
ekonomi kota Makasar, (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam-UIN
ALAUDDIN MAKASAR)
Mardikanto, dan totok, 2009, Sistem Penyuluhan Pertanian, ( Surakarta : UNS
Press )
Masruri, 2014, Analisis Efektifitas Program nasional Pemberdayaan masyarakat
Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) (studi kasus pada kecamtan bunyu
kabupaten bulungan tahun 2010), (journal of governance and public
policy : Volume 1,Nomer 1, April 2014)
Sadono, S. (2009). Mikroekonomi Teori Pengantar (Ketiga). (Jakarta: PT.
Rajawali Pers).
Suherman, rosyidi,(2009), Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada teori
ekonomi Mikro&Mikro, (PT RajaGrafindo Persada : Jakarta )
Subagiyo, Rokhmat ,2017, Metode Penelitian Ekonomi Islam : Konsep dan
Penerapan, ( Jakarta : Alim’s Publishing )
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. ( Bandung :
Alfabeta, 2010)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. (
Bandung: Alfabeta, 2014 )
20
Syahyuti, 2006, Konsep Penting dalam Perkembangan Pedesaan dan Pertanian, (
Jakarta : Bina Rena Pariwara )
Thomas W. Zimmerer, N. M. S. (2009). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha
Kecil (Kelima). (Jakarta: Salemba Empat)
21