laporan Tanah Hasil Praktikum Indonesia

Laporan Praktikum
Dasar-dasar Ilmu Tanah
TANAH HASIL PELAPUKAN

NAMA

: IMA RAHIMA HIDAYATI

NIM

: G11114324

KELOMPOK

: 14

ASISTEN

: MUH. RESTU

LABORATORIUM FISIKA DAN KIMIA TANAH

JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang
Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain itu
terdapat hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan perkembangan
tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia.
Tanah yang terbentuk di permukaan bumi baik secara langsung maupun tidak
langsung berkembang dari mineral batu-batuan. Semua itu terjadi dengan melalui
proses pelapukan baik fisik maupun kimia dengan bantuan atmosfer.
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah
pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia
dan biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen

dan tanah (soil). Kiranya penting untuk ketahui bahwa proses pelapukan akan
menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk
kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen
klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh dan membentuk
mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah atau batuan klastika mempunyai
komposisi yang dapat sangat berbeda dengan batuan asalnya. Komposisi tanah
tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya, tetapi juga dipengaruhi oleh
alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis pembentukan
tanah itu sendiri.
Berdasarkan pada proses yang dominan inilah maka pelapukan batuan dapat
dibagi menjadi pelapukan fisik, kimia dan biologi. Berdasarkan hal inilah, maka
dipandang penting untuk melaksanakan diskusi mengenai tanah hasil pelapukan.
I.2 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum tanah hasi pelapukan adalah untuk mengetahui
tanah sebagai materi yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan. Adapun
kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi untuk menambah
pengetahuan tentang tanah-tanah hasil pelapukan, jenis-jenis pelapukan dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pelapukan tanah
Pembentukan tanah perubahan induk tanahn berlangsung dengan proses
pelapukan, dekomposisi dan mirealisasi lebih lanjut. Banyaknya waktu yang
diperlukan untuk pembentukan tanha berbeda-beda. Tanah yang berkembang dari
batuan yang keras memerlukan waktu yang lama dibandingkan tanah yang berasal
dari bahan induk lunak dan lepas. Proses tanah mula-mula berjalan
sangat lambat (Hardjowigeno,1993).
Proses pembentukan tanah secara garis besar dibedakan atas proses pelapukan
dan pembentukan tanah. Proses pelapukan merubah batuan induk menjadi bahan
induk tanah lalu berubah menjadi tanah, selanjunyta proses perkembangan tanah
akan menghasilakn horizon-horizon genetik di tubuh tanah tersebut pada tanah
yang sudah berkembang akan dijumpai horizon-horizon A, B, C dan R (Foth,
1994).
Fase pertama kelahiran tubuh tanah adalah pelapukan dan peruraian batuan
atau bahan induk tanah dan fase kedua adalah pembentukan debu tanah. Proses
pembentukan tubuh tanah merupakan suatu kejadian rumit beruntun, mencakup
reaksi saling terkait dan penyusunan

kembali bahan-bahan yang sangat


mempengaruhi tempat itu (Poerwowidodo, 1991).
Pelapukan merupakan proses alamiah akibat bekerjanya gaya-gaya alam baik
secara fisik maupun kimiawi yang menyebabkan terjadinya pemecah belahan,
penghancuran dan transformasi bebatuan dan mineral-mineral penyusunnya
menjadi lepas (regolit) di permukaan bumi (Hanafiah, 2005).
Pelapukan adlah penghancuran sifat dan kimia dari batuan, karena mineralmineral dalam batuan tersebut tidak dalam keseimbangan dalam suhu, tekanan,
dan kelembaban. Pelapukan sudah dimulai sebelum proses pembentukan tanah
berlangsung sampai tidak ada lagi bahan-bahan yang nuda lapuk. Pelapukan
terjadi baik di bawah solum maupun di dalam solum (Hardjowigeno, 1993).
Tingkat pelapukan lanjutan suatu tanah diharapkan tercermin dari sifat fisik,
kimia dan mineralogi. Tanah yang tinggi pelapukan lanjut umumnya mempunyai

KTK rendah, akumulasi sesquioxida dan horizon oksisdik. Dua sifat terakhir
dicerminkan oleh kadar besi oksida dan allumunium hidroksida tinggi dalam
tanah (Goenadi dan Tan, 1989)
Proses perkembangan tanah yang menimbulakn ciri-ciri yang terdiri atas
proses akumulasi bahan oragnik dipermukaan tanah membentuk horizon O, antara
lain termasuk proses yang menimbulkan ciri khas seperti pembentukan humus dan
gambut. Prose eluviasi sambil membentuk horizon A termasuk proses pencucian,
latolisasi, dan padsolisasi. Proses illuviasi membentuk horizon B terdiri atas

proses akumulasi kapur, lempung, dan besi (Darmawidjaya, 1997).
II.2 Jenis-jenis pelapukan
Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah. Batuan
menjadi tanah karena pelapukan. Menurut Sutedjo (2005) jenis-jenis pelapukan
batuan dalam pembentukan tanah dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1.

Pelapukan Fisika
Pelapukan fisika akan mengalami penghancuran (perubahan fisik) dari bahan
atau batu-batuan yang kecil-kecil, jadi sifat kimianya akan tetap (tidak
mengalami perubahan-perubahan). Selanjutnya akan berlangsung proses
penghancuran/ pembongkaran secara mekanik. Pada pelapukan fisika ini
unsur-unsur lingkungan yang berperan adalah panas sinar matahari, iklim
dingin atau panas, pengaruh daya garam, pengaruh biologis mekanis,
pengaruh tekanan air dan dingin sehingga menjadikan bahan-bahan tadi
menjadi lebih halus lagi sebagai bahan pembentuk tanah.

2.

Pelapukan Kimiawi

Pelapukan secara kimiawi akan mengubah sifat dari batu-batuan mineral yang
telah hancur menjadi batu-batuan kecil atau halus atau dapat juga dikatakan
akan berlangsung pelenyapan mineral-mineral tertentu dari batuan, akan
tetapi dalam pelapukan ini akan terjadi penyusunan kembali hasil-hasil
larutan/hancuran. Beberapa cara sehubungan dengan pelenyapan mineralmineral dari batuan induknya adalah dengan melalui cara: pelarutan,
hidratasi, dehidratasi, reduksi, oksidasi, hidrolisa dan karena suasana
kemasaman.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan
Menurut Jenny (1941) faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan adalah
sebagai berikut:
1.

Relief
Ada 3 jalur utama pengaruh relief atas pembentukan tanah:
a. pengaruh kelerengan atas jeluk tanah
b. modifikasi pengaruh iklim
c. mempengaruhi hubungan kelembaban

2.


Cuaca dan iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca. Semua energi untuk membentuk tanah datang
dari matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan
gaya dan panas. Tanah bervariasi bergantung dari iklim. Suhu dan
kelembaban menyebabkan perbedaan dalam pelapukan (weathering) dan
pelindian (leaching). Sedangkan angin mendistribusikan pasir dan partikel
lainnya terutama di daerah iklim arid. Jumlah, intensitas, waktu dan macam
dari presipitasi mempengaruhi pembentukan tanah. Perubahan suhu musiman
dan harian mempengaruhi kelembeban, aktifitas biologi, laju reaksi kimia dan
tipe vegetasi.

3.

Waktu
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah,
memainkan peranan penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk.
Pelapukan dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu
yang lama. Tahap awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan
kimia dan mineralogi pada bahan induk, selanjutnya perubahan kimia,

mineralogi dan fisika tanah, sehingga membentuk horison yang jelas, hingga
dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan tanah yang tidak berubah
dalam waktu yang lama.

III. METODOLOGI
III.1

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum tanah hasil pelapukan dilakukan pada hari Rabu, 3
Desember 2014, pukul 10.00 sampai selesai dan bertempat di Laboratorium Kimia
Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
III.2

Alat dan Bahan

Alat digunakan dalam praktikum ini yaitu menyediakan alat tulis menulis dan
referensi. Adapun bahan yang digunakan adalah sampel tanah, sampel bahan
induk, dan sampel batu.

III.3

Metode Pelaksanaan

Adapun metode pelaksanaa pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.

Asisten menjelaskan tentang proses pelapukan batuan.

2.

Melakukan tanya jawab dengan asisten.

3.

Mempresentasikan hasil penjelasan dan hasil diskusi dari asisten.

4.

Melakukan sesi tanya jawab dengan kelompok lain.


5.

Mengambil kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1

Hasil

IV.2

Pembahasan

Dari gambar

tersebut, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Tanah

merupakan hasil dari pelapukan yang terjadi pada batuan. Batuan yang berada di


atas permukaan tanah akan mengalami perubahan secara terus menerus dengan
waktu yang sangat lama karena adanya pengaruh dari lingkungan.
Menurut Jenny (1941) 5 Faktor yang mempengaruhi Proses Pembentukan
Tanah (Genesis) dan Perkembangan Tanah (Differensiasi Horison), yaitu:
1.

Bahan Induk (b) = Batuan Beku, B.Sedimen, B.Metamorf,
bahan organik; (mempengaruhi perbedaan dari sifat kimia dan sifat fisik
tanah)

2.

Iklim (i) = curah hujan dan suhu (temperatur)

3.

Organisme (o) atau Jasad Hidup (h) = Tumbuhan & Hewan

4.

Relief (r ) atau Topografi (t) : Kecuraman Lereng

5.

Waktu (w) = Tingkat Perkembangan (muda, dewasa, tua)
dan Umur (dalam tahun).
Tidak semua faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang sama dalam proses

pembentukan tanah, kadang-kadang satu atau dua faktor berpengaruh lebih
dominan sementara faktor yang lain mempunyai pengaruh yang minimum.
Keragaman faktor-faktor lingkungan pembentukan tanah ini akan menyebabkan
sifat-sifat tanah bervariasi baik ke arah vertikal maupun horizontal.
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada
dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan
biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan
tanah (soil). Kiranya penting untuk ketahui bahwa proses pelapukan akan
menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineraluntuk
kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen
klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh dan membentuk
mineral baru (Graha, 1987)
Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya, tetapi
juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses
jenis pembentukan tanah itu sendiri.Pelapukan dipengaruhi oleh faktor iklim yang
bersifat merusak. Faktor-faktor iklim yang turut menentukan adalah sinar
matahari, perbedaan temperatur antara siang dan malam, keadaan musim kemarau
dan musim penghujan. Pada awalnya batuan pecah dalam bentuk pecahan-

pecahan batuan dan mineral-mineral penyusunnya. Selanjutnya oleh adanya air,
asam dan senyawa-senyawa yang larut dalam air, pecahan-pecahan batuan dan
mineral ini menjadi lunak dan terurai ke dalam unsur-unsur penyusunnya. Dari
bahan-bahan sisa penguraian dan senyawa kembali membentuk mineral-mineral
baru (Foth, 1999).

V. KESIMPULAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang didapat, maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1.

Tanah merupakan hasil dari pelapukan batuan karena dapat dibuktikan
dengan sifat bahan induk yang menentukan sifat tanah.

2.

Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan yang terjadi karena adanya
pengaruh iklim (curah hujan, kelembaban, dan run off), topografi
(kemiringan), organisme (makro dan mikro), waktu, dan material (tekstur,
struktur, dan berat).

V.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum mengenai tanah hasil pelapukan praktikan
lebih banyak melakukan diskusi dan sebaiknya diberikan daftar gambar contoh
batu-batuan, bahan induk, dan tanah agar praktikan dapat dengan mudah
membedakan sampel.

DAFTAR PUSTAKA
Foth, Hendry D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Divisi Buku Perguruan Tinggi.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. PT. Akademika Presindo: Jakarta.
Jenny, H., 1941. Factor of Soil Formation. McGraw-Hill Book Company, Inc.
New York And London.