IRA Novianti Makalah PENDIDIKAN KEWARG

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Setiap warga negara yang telah memproklamasikan kemerdekaannya sudah tentu diikuti
adanya persyaratan konstitusional yang menjadi pedoman dalam mengatur dan
menyelenggarakan kehidupan negara. Persyaratan konstitusional tersebut adalah “dasar negara” .
Dasar negara Republik Indonesia adalah Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara mempunyai
makna sebagai pedoman dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan negara.
Dengan demikian, pancasila adalah sebagai dasar negara atau dasar falsafah negara disebut
juga ideologi negar.Pancasila sebagai kaidah dasar bersifat mengikat dan memaksa semua, oleh
karena itu sikap perilaku semua warga negara , penyelenggaraan negara, dan semua peraturan
perundang undangan Republik Indonesia harus bersumber dan sesuai dengan nilai-nilai
pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara dituangkan dalam konstitusi. Kedudukan konstitusi atau
hukum dasar yang tertulis dinilai paling tinggi kedudukannya dibandingkan dengan peraturanperaturan lain. Konstitusi dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang harus dipatuhi
olehnegara dan pejabat-pejabat pemerintah sekalipun.
Maka dari itu, kami membahas “Hubungan dasar negara dan konstitusi”yang akan dibahas
secara jelas dan rinci.


B.
1.

Tujuan :
Untuk memenuhi tugas mata pelajaran PKn dengan guru pengampu , Bapak Drs.Agus
Saryono.

2.

Untuk membangun kesadaran hidup masyarakat yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

3.

Untuk menambah wawasan mengenai dasar negara dan konstitusi.

4.

Memberikan pembelajaran yang lebih rinci mengenai dasar negara dan konstitusi.


BAB II
PEMBAHASAN
A.
1.

Dasar Negara
Pengertian Dasar Negara
Dalam Ensiklopedi Indonesia, kata “dasar” (filsafat) berarti asal yang pertama. Bila
dihubungkan dengan negara (dasar negara), kata “dasar” berarti pedoman dalam mengatur
kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan negara yang mencakup berbagai bidang kehidupan.
Ajaran ini sering disebut dengan idiologi. Idiologi adalah nilai-nilai dasar (hasil konsensus)
yang ingin diwujudkan di dalam negara tersebut.
Idiologi selalu berupa gagasan-gagasan yang memiliki sifat-sifat pokok :

a)

Gagasan-gagasan dalam idiologi bersifat sistematis

b) Gagasan-gagasan itu berfungsi atau dipergunakan oleh penganutnya sebagai pedoman dalam
kehidupan bernegara.

c)

Gagasan-gagasan yang ada dalam sebuah idiologi masih berupa gagasan dasar atau umum,
sehingga memerlukan penjabaran agar bisa dilaksanakan.

Setiap Negara yang merdeka dan berdaulat memiliki dasar Negara yang berbeda. Perbedaan
dasar Negara itu sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai social,budaya,patriotisme dan nasionalisme
yang telah terkristalisasi dalam perjuangan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara yang
hendak dicapainya.
Sebagai dasar Negara pancasila tercantum dalam alinea pembukaan 4 pembukaan UUD
1945 yang merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat disebut sebagai ideologi
Negara. Sebagai dasar Negara pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga
semua peraturan hukum ketatanegaraan yang bertentangan dengan pancasila harus dicabut.
Perwujudan nilai-nilai pancasila sebagai dasar Negara dalam bentuk peraturan perundangundangan bersifat imperaktif (mengikat)bagi :
1)

Penyelenggara Negara

2)


Lembaga kenegaraan

3)

Lembaga kemasyarakatan

4)

Warga Negara Indonesia dimanapun berada

5)

Penduduk diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bagi bangsa Indonesia, dasar negara yang dianut adalah Pancasila. Dalam tinjauan yuridis
konstitusional, Pancasila sebagai dasar negara berkedudukan sebagai norma obyektif dan norma
tertinggi dalam negara, serta sebagai sumber segala sumber hukum sebagaimana tertuang di
dalam TAP.MPRS No. XX/MPRS/1966, jo.TAP. MPR No.V/MPR/1973, jo.TAP. MPR No. IX/
MPR/1978. Penegasan kembali Pancasila sebagai dasar Negara tercantum dalam TAP. MPR No.
XVIII/MPR/1998.


Adapun rumusan Sistematika Pancasila yang benar dan syah sebagai Dasar Negara seperti
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah berdasarkan Instruksi Presiden RI No. 12
Tahun 1968 Tanggal 13 April 1968.
Tata urutan/sistematika dan Rumusan Pancasila tersebut adalah :
Satu

:

Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

Kedua

:

Kemanusiaan yang adil dan beradab

Ketiga

:


Persatuan Indonesia

Keempat :

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan Dalam

permusyawaratan/perwakilan
Kelima
2.

:

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sejarah Rumusan dan Sistematika Dasar Negara Republik Indonesia
Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 terdapat beberapa usulan rumusan
tentang dasar Negara Indonesia merdeka. Usulan tersebut disampaikan oleh Mr. Muh. Yamin,
Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

a)


Rumusan menurut Mr. Yamin secara lisan tanggal 29 Mei 1945, usulan 5 asas dasar Indonesia
Merdeka.

b)

1.

Peri Kebangsaan

2.

Peri Kemanusiaan

3.

Peri KeTuhanan

4.


Peri Kerakyatan

5.

Peri Kesejahteraan Sosial
Rumusan Mr. Yamin secara tertulis 29 Mei 1945 Rancangan UUD RI yang didalamnya

terdapat 5 rumusan dasar negara

1.

Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

2.

Kebangsaan Persatuan Indonesia

3.

Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab


4.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

c)

Rumusan Mr. Soepomo Tanggal 31 Mei 1945 pokok-pokok pikiran dasar negara :

1.

Paham Negara Kesatuan

2.

Perhubungan Negara dan Agama


3.

Sistem badan Permusyawaratan

4.

Sosilisme Negara

5.

Hubungan atar bangsa yang bersifat Asia Timur Raya

d)

Rusan Ir. Soekarno dalam pidato 1 Juni 1945 mengemukakan 5 dasar negara yang diberi nama
Pancasila.

1.


Kebangsaan Indonesia

2.

Internasionalisme – atau Peri Kemanusiaan

3.

Mufakat – atau Demokrasi

4.

Kesejahteraan Nasional

5.

Ke-Tuhanan yang berkebudayaan

e)

Rumusan Panitia 9 (Piagam Jakarta 22 Juni 1945)

1.

Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

2.

Kemanusiaan yang adil dan beradab

3.

Persatua Indonesia

4.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5.
f)

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan PPKI yang dicantumkan dalam Pembukaan UUD 1945 tanggal 18 Agusrus 1945

1.

Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

2.

Kemanusiaan yang adil dan beradab

3.

Persatuan Indonesia

4.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaraatan/perwakilan

5.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3.

Substansi Dasar Negara
Substansi dasar Negara antara lain dapat dilihat sebagai berikut:

a)

Sosialisme

ü Ajaran moral Sosialisme adalah bahwa manusia pada dasarnya adalah mahluk kreatif dan dapat
memperoleh kebahagiaan serta kepuasan melalui kerjasama.
ü Ajaran ekonomi sosialisme adalah Penghapusan atau pembatasan hak milik pribadi atas alat-alat
produksi, pengambilalihan alat-alat produksi oleh negara. Perlindungan bagi kaum buruh
terhadap penghisapan, kemiskinan. Pengawasan negara terhadap perusahaan-perusahaan
monopoli, pengembangan perusahaan-perusahaan milik negara.
ü Ajaran politik sosialisme adalah bahwa demokrasi dengan sistem satu partai masih berlaku karena
ajaran ini memang menerima kemungkinan terwujudnya masyarakat tanpa kelas.
ü Ada 2 aliran sosialime yaitu sosialisme yang dipengaruhi Marxisme dan sosialisme non Marxis
(sosialisme demokratis)
b)

Marxisme
Nilai-nilai yang terkandung dalam komunisme adalah :

ü Monisme, yaitu pandangan yang menolak adanya golongan-golongan atau keanekaragaman dalam
masyarakat.
ü Kekerasan merupakan alat yang sah untuk mencapai tujuannegara, yaitu terwujudnya masyarakat
tanpa kelas.
ü Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme sehinggasemua alat negara dipergunakan
untuk mewujudkan komunisme.
ü Prinsip moral utama komunisme adalah bahwa segala jalan dianggap
halal, asal membantu mencapai tujuan.
ü Setiap bentuk asli komunisme pasti atheis, karena komunisme berdasarkan materialisme, yang
menyangkal adanya jiwa rohani dan Tuhan.
c)

Liberalisme

ü Kebebasan manusia adalah nilai utama dalam ajaranLiberalisme.
Ajaran moral Liberalisme adalah pengakuan atas hak-hak asasi manusia seperti kebebasan, hak
kemuliaan, dan hak hidup manusia.
ü Ajaran politik Liberalisme adalah pengakuan atas hak-hakasasi politik, seperti hak berserikat,
berkumpul, hakmengeluarkan pendapat secara lisan maupun tertulis, hak partisipasi.
ü Ajaran ekonomi Liberalisme adalah kebebasan semaksimal mungkinbagi perjuangan kepentingan
masing-masing individu.
ü 3. Pancasila
ü Pada hakikatnya manusia sebagai mahlukindividu maupun mahluk sosial. Yang artinya kebebasan
individu tidak merusak semangatkerjasama antarwarga, namun kerjasama antarwarga juga tidak
boleh mematikan kebebasan individu.
ü Sistem demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.

ü Sistem ekonomi kerakyatan, dimana kesejahteraanrakyat menjadi tujuan utama.
4.

Fungsi Dasar Negara
Bagi bangsa Indonesia Pancasila mempunyai fungsi pokok sebagai berikut :

1) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, artinya Pancasila sebagai pegangan
hidup, pedoman hidup dan petunjuk arah semua kegiatan hidup dan penghidupan bangsa
Indonesia di berbagai aspek kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini berarti semua
sikap dan perilaku setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran pengamalan
sili-sila Pancasila. Pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila sebagai dasar negara bersifat tetap,
kuat dan tidak dapat diubah oleh siapa saja. Pengertian Pancasila sebagai dasar Negara
merupakan kaidah Negara yang menjadi sumber dalam penyelenggaraan ketatanegaraan
indonesia. Hal ini membawa konsekuensi bahwa segala yang ada dalam Negara harus taat asas
dengan nilai-nilai Pancasila. Demikian pula hukum atau peraturan yang berlaku dalam mengatur
kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus bersumber dari Pancasila. Sehingga sebagai dasar
Negara, Pancasila menjadi sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia.
2) Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa indonesia. Hal ini berarti bahwa Pancasila
merupakan gambaran tertulis dari sikap dan perilaku atau gambaran tentang pola amal perbuatan
bangsa Indonesia yang khas yang mampu membedakannya dengan bangsa-bangsa yang lain.
3) Pancasila sebagai alat permersatu bangsa, sebagai tujuan yang hendak dicapai dan sebagai
idiologi terbuka.
B.

Konstitusi
B.1. Pengertian Konstitusi
Kata konstitusi berasal dari bahasa Latin Constitutio, bahasa Perancis : Constutuere, bahasa
Inggris : Constitution dan bahasa Belanda : Constitutie yang artinya membentuk. Hal ini berarti

pembentukan atau menyusun dan menyatakan suatu Negara. Maksudnya hukum dasar yang
memuat aturan-aturan pokok yang menggambarkaan tentang sistem ketatanegaraan suatu negara.
Menurut para ahli, bahwa konstitusi ada yang mempersamakan dengan Undang Undang
Dasar dan ada yang berpendapat bahwa konstitusi itu lebih luas daripada Undang Undang Dasar.
Artinya Undang Undang Dasar adalah bagian dari konstitusi. Konstitusi adalah keseluruhan dari
peraturan-peraturan, baik tertulis maupun yang tidak tertulis, yang mengatur secara mengikat
cara-cara dalam mengatur pemerintahan. Berikut beberapa pengertian konstitusi, antara lain :
1) Menurut Herman Heller dalam bukunya verjassunglehre (ajaran tentang konstitusi), konstitusi
mempunyai artii yang lebih luas daripada Undang Undang Dasar. Konsitusi sebenarnya tidak
hanya bersifat yuridis semata-mata tetapi juga sosiologis dan politis.
2) F. Lasalledalam “Uber Verfassungwesen” menyatakan :
ü Menurut pengertian sosiologis, konstitusi yang sesungguhnya menggambarkan hubungan antara
kekuasaan yang terdapat di dalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan
nyata dalam masyarakat misalnya, Kepala Negara, angkatan perang, partai politik, buruh tani,
pegawai dan sebagainya. Oleh karna agar yang penting itu ditulis dalam konstitusi (In Einer
Urkunde Auf Blatt Papier alle Institution und Regierings Prinzipein des Landes).
ü Menurut pengertian yudiris, menyamakan antara konstitusi dengan Undang Undang Dasar.
3) Syruycken berpendapat konstitusi adalah Undang Undang Dasar yang memuat garis-garis besar
dan asas tentang organisasi daripada Negara.
4) K. C. Wheare, menyatakan konstitusi sebagai keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu
Negara berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam
pemerintahan suatu Negara.

Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi nampak pada gagasan dasar, cita-cita, dan
tujuan negara yang tertuang dalam Mukadimah atau Pembukaan Undang-Undang Dasar suatu
negara. Dari dasar negara inilah kehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk peraturan
perundang-undangan diatur dan diwujudkan. Salah satu perwujudan dalam mengatur dan
menyelenggarakan kehidupan ketatanegaraan suatu negara adalah dalam bentuk Konstitusi atau
Undang-Undang Dasar.
Dalam arti yang luas: konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan
ketentuan (hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan negara. Dalam arti tengah:
konstitusi adalah hukum dasar, yaitu keseluruhan aturan dasar, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis. Dalam arti sempit: konstitusi adalah Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau
beberapa dokumen yang memuat aturan-aturan yang bersifat pokok.
Cara pembbentukan konstitusi :
1) Cara pemberian, di mana raja memberikan warganya suatu UUD dan ia berjanji akan
memperjuangkan kekuasaannya itu berdasarkan asas-asas tertentu dan kekuasaan itu akan
dijelankan oleh suatu badan tertentu menurut cara tertentu. UUD ini biasanya timbul karena raja
merasa tertekan hebat dari sekitarnya dan takut akan timbulnya revolusi. Dengan adanya UUD
ini maka kekuasaan raja dibatasi.
2) Cara sengaja dibentuk, dalam hal ini pembuaatan suatu UUD dilakukan setelahNegara itu
didirikan. Jadi setelah suatu Negara didirikan maka sengaja dibentuklah UUD.
3) Cara revolusi; pemerintahan baru yang terbentuk sebagai hasil daripada revolusi ini, kadangkadang membuat suatu UUD yang mungkin mendapat persetujuan rakyatnya atau pemerintah
tersebut dapat pula mengambil cara lain yaitu dengan mengambil suatu permusyawaratan yang
akan menetapkan UUD itu.

4) Cara evolusi, perubahan-perubahan secara berangsur-angsur dapar menimbulkan suatu UUD
dan secara otomatis UUD yang lama tidak berlaku lagi.
Cara mengubah konstitusi :
1.

Oleh Badan Legislatif; dilakukan oleh badan legislatif, dengan syarat yang lebih berat daripada
jika badan legislatif ini membuat Undang-Undang biasa (bukan undang undang dasar)

2.

Referendum, melalui pemungutan suara oleh rakyat yang memiliki hak suara (misalnya di
Indonesia melalui UU No. 5 Tahun 1985)

3.

Oleh badan khusus; harus diadakan badan khusus yang bertugas untuk mengubah Undang
Undang Dasar

4.

Khusus di negara federasi; perubahan Undang Undang Dasar baru dapat terjadi jika mayoritaas
negara-negara bagian menyetujuinya.
Adapun isi pokok konstitusi menurut Prof. Mirriam Budiasrdjo, meliputi :

1.

Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif.

2.

Hak-hak asasi manusia

3.

Prosedur mengubah Undang Undang Dasar

4.

Larangan sifat-sifat tertentu dari Undang Undang Dasar
B.2. Kedudukan Konstitusi

Ø Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar dan sekaligus hukum tertinggi dalam suatu negara.
Ø Konstitusi menjadi dasar dan sumber bagi peraturan perundangan lain yang ada dalam suatu
negara.
Ø Konstitusi berkedudukan paling tinggi dalam tata urutan peraturan perundangan satu negara.

B.3. Sifat Konstitusi
Sifat pokok konstitusi negara adalah flexible (luwes), atau juga rigid (kaku). Konstitusi dikatakan
flexible apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan swaktu-waktu sesuai
perkembangan masyarakat. Sedangkan konstitusi dikatakan rigid apabila konstitusi itu sulit
diubah kapan pun.
B.4. Fungsi Konstitusi
Fungsi pokok konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah membatasi kekuasaan pemerintah
sedemekian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan
demikian diharapkan hak-hak warga negara akan terlindungi. Gagasan ini
dinamakan Konstitusionalisme
Menurut Carl J. Friedrich, konstitusionalisme merupakan gagasan yang melihat pemerintah
sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang
dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang
diperlukan untuk pemerintah itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk
memerintah. Pembatasan-pembatasan ii tercermin dalam Undang-Undang Dasar.
Negara-negara komunis umumnya menolak gagasan konstitusionalisme karena negara
berfungsi ganda: pertama, mencerminkan kemenangan-kemenangan yang telah dicapai dalam
perjuangan ke arah tercapainya masayarakat komunis dan merupakan pencatatan formil dan legal
dari kemajuan yang telah dicapai; kedua, Undang-Undang Dasar membirakan rangka dan dasar
hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-citakan dalam tahap perkembangan berikutnya.
B.5. Substansi konstitusi
Pada umumnya kontitusi atau UUD berisi:
1.

Pernyataan tentang ideologi dasar negara atau gagasan-gagasan moral kenegaraan

2.

Ketentuan tentang struktur organisasi Negara.

3.

Ketentuan tentang perlindungan hak-hak asasi manusia

4.

Ketentuan tentang prosedur mengubah undang-undang dasar

5.

Larangan mengubah sifat tertentu dari undang-undang dasar

C.

Keterkaitan Dasar Negara dan Konstitusi
Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi, karenanya dasar Negara
menempati kedudukan sebagai norma dasar tertinggi Negara. Sebagai norma dasar tertinggi,
dasar Negara menjadi sumber pembentukan norma-norma Negara di bawahnya. Konstitusi
adalah salah satu norma dasar tertinggi. Isi konstitusi haruslah bertujuan mencapai cita-cita yang
terkandung dalam dasar Negara. Sebagai norma dasar tertinggi, dasar Negara merupakan cita
dasar dari Negara yang mempunya fungsi regulative dan fungsi konstitutif. Fungsi regulative
adalah sebagai tolok ukur untuk menguji apakah norma Negara yang berlaku di bawahnya
bertentangan atau tidak dan bersifat adil atau tidak. Sedang fungsi konstitutif artinya sebagai
pembentuk dasar bahwa tanpa adanya dasar Negara tersebut maka norma Negara di bawahnya
akan kehilangan maknanya sebagai Peraturan Perundangan.
Hubungan antara dasar Negara Pancasila dan UUD 1945 dapar dilihat dalampenjelasan UUD
1945 (sebelum di amandemen) yaitu pada penjelasan Umum angka II sebagai berikut : “Undang
undang dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan di dalam
pasal-pasalnya. Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-citaNegara (rechtsidee) yang
menguasai dasar Negara baik dasar yang tertulis (undang undang dasar) maupun yang tidak
tertulis .Undang undang dasar menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam pasal-pasalnya”.
Dalam penjelasan tersebut jelaslah bahwa pancasila adalah cita-cita dasar (rechtsidee) yang
menguasai dasar Negara baik tertulis maupun tidak tertulis.

Untuk mewujudkan jiwa dasar Negara, maka konstitusi mewajibkan terwujudnya Negara
hukum dan untuk itu :
1.

TAP MPR No. III/MPR/2000 menetapkan Pancasila sebagai sumber hukum dasar nasional

2.

Presiden bersama DPR menetapkan UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan untuk berbagai persyaratan yang berkaitan dengan sistem, asas, tata cara
penyiapan dan pembahasan, teknik penyusunan maupun pemberlakuannya.
Dalam hal ini menempatkan Pancasila sebagai dasar dan idiologi Negara serta sekaligus dasar
filosofis bangsa dan Negara sehingga setiap materi muatan Peraturan Perundangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalan Pancasila.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 ini pada dasarnya dimaksudkan untuk :

1.

Membentuk ketentuan yang baku mengenai tata cara Pembentukan Peraturan perundangundangan

2.

Memenuhi perintah pasal 22 A UUD 1945

3.

Memenuhi pasal 6 TAP MPR No. III/MPR/2000
Berdasarkan UU ini jenis dan hierarki peraturan Perundang-undangan RI meliputi :

1.

UUD Republik Indonesia Tahun 1945

2.

Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

3.

Peraturan Pemerintah

4.

Peraturan Presiden

5.

Peraturan Daerah
Adapun Perundang-undangan yang diatur lebih lanjut dalam undang-undang ini meliputi UU
dan Peraturan Perundangan dibawahnya dengan berlandaskan asas Pembentukan Peraturan

Perundangan yang meliputi; asas :
1.

Kejelasan tujuan

2.

Kelembagaan atau organ yang tepat

3.

Kesesuaian antara jenis dan materi muatan

4.

Dapat dilaksanakan

5.

Kejelasan rumusan

6.

Keterbukaan
BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Dalam pembahasan “Hubungan dasar negara dan konstitusi, dapat disimpulkan sebagai
berikut :

1.

Dasar negara ialah filosofi kebangsaan,tujuan nasional,image bangsa maka membutuhkan
konstitusi sebagai landasan hukum mencapai tujuan yang diamanatkan negara.

2.

Pancasila sebagai kaidah dasar negara yang bersifat mengikat dan memaksa.

3.

Pancasila adalah cita dasar (rechtsidee) yang menguasai dasar negara baik tertulisa maupun
tidak tertulis.

B.

Saran
Setiap warga negara Indonesia harus tunduk dan taat karena pancasila sebagai dasar negara
Indonesia mempunyai sifat Imperatif atau memaksa.

DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………..………….…………..l
Latar Belakang Masalah …………………………………………...………...………………...ll
Tujuan Konstitusi Dan Dasar Negara ……………………………………………………….....lll
BAB 2 PEMBAHASAN ……………………...………………………………………………lV
A. Dasar Negara …………………………………………………………………………..1
Pengertian Dasar Negara ………………………………………………………………1
Sejarah Rumusan Dan Sistematika Dasar Negara Republik Indonesia ………………..2
Substansi Dasar Negara ………………………………………………………………..3
Fungsi Dasar Negara …………………………………………………………………..4
B. Konstitusi …………………………………………………………………………...…1
Pengertian Konstitusi ………………………………………………………………….1
Kedudukan Konstitusi …………………………………………………………………2
Sifat Konstitusi ………………………………………………………………………...3
Fungsi Konstitusi ………………………………………………………………………4
Substansi Konstitusi ……………………………………………………………………5
C. Keterkaitan Dasar Negara Dan Konstitusi ……………………………………………..1
BAB 3 PENUTUP …………………………………………………………………………….1
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………..2
B. Saran ……………………………………………………………………………………….3

TUGAS MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGA NEGARAAN
KONSTITUSI DAN DASAR NEGARA

Nama : Ira Novianti
Kelas : X. Teknik Audio Video
SMKN 7 BEKASI