KATA PENGANTAR - Motivasi Kerja

MOTIVASI KERJA

  

Tugas Mata Kuliah:

KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI

  Dosen Pengampu: Dr. H. Curu Atikah, M.Pd

  

Di Susun Oleh :

NAMA : BUDI KURNIA UTAMA

NIM : 7772130050 KELAS : TPM-MP/ B SEMESTER : III

  

PROGRAM PASCASARJANA (S2)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2014

KATA PENGANTAR

  Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Motivasi Kerja. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Dalam kesempatan yang baik ini, penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut mendukung serta membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa dalam segi penulisan dan juga materi, masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan agar bisa lebih baik lagi.

  Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

  Serang, April 2014

  Penulis

  DAFTAR ISI

  KATA PENGANTAR ................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................

  1 A. Latar Belakang...............................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah..........................................................................................

  1 C. Tujuan Penulisan............................................................................................

  2 BAB II MOTIVASI KERJA ..........................................................................................

  3 A. Pengertian Motivasi .......................................................................................

  3 B. Teori Motivasi ...............................................................................................

  4 C. Pola Motivasi .................................................................................................

  10 D. Tujuan Dilakukannya Motivasi Kerja ...........................................................

  10 E. Model Harapan ..............................................................................................

  11 F. Motivasi Manusia dalam Membangun Hubungan Kerja ..............................

  12 G. Moral Kerja ...................................................................................................

  13 H. Motivasi Kerja ...............................................................................................

  14 BAB III PENUTUP .......................................................................................................

  16 A. Kesimpulan ....................................................................................................

  16 B. Saran ..............................................................................................................

  16 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi Kerja merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang baik yang

  ingin bertahan di karir tertentu, untuk mengembangkan karir, bahkan untuk pancapai jenjang karir tertinggi. Tanpa motivasi kerja tidak mungkin Seseorang mendapatkan prestasi kerja yang tinggi yang akan berimbas pada kemajuan karir Seseorang.

  Orang-orang yang sukses dalam karir adalah mereka yang memiliki motivasi kerja. Jika seseorang yang memiliki keterampilan begitu memukau, artinya dia memiliki motivasi tinggi untuk menguasai keterampilan itu. Jika seseorang yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan cepat, artinya dia memiliki motivasi kerja yang tinggi. Termasuk mereka yang selalu disiplin bekerja, karena motivasi kerjanya yang luar biasa.

  Persaingan kerja bukanlah hal yang mudah. Setiap tahun, akan muncul ribuan tenaga kerja baru yang siap menggantikan posisi seseorang. Rekan kerja, para pelamar yang datang dari luar negeri, bahkan karyawan di perusahaan pesaing pun bisa mengancam karir seseorang jika seseorang tidak mampu mempertahankan kinerja yang baik.

  Dalam dunia pendidikan, seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun teman-temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini pula yang dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat bekerja dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula. Motivasi kerja tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, mapun lingkungan kerja itu sendiri. Namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apa yang di maksud dengan motivasi?

  2. Apa yang dimaksud dengan motivasi kerja?

3. Bagaimana motivasi manusia dalam membangun hubungan kerja?

C. Tujuan Penulisan

  Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu:

  1. Untuk mengetahui dan memahami tentang motivasi.

  2. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan motivasi kerja.

  

3. Untuk memahami bagaimana motivasi manusia dalam membangun hubungan kerja.

  4.

BAB II MOTIVASI KERJA A. Pengertian Motivasi Motivasi asalnya dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau

  

motion, lalu motivation, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Artinya

sesuatu yang menggerakan terjadinya tindakan, atau disebut dengan niat.

  Pada dasarnya perbuatan manusia dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu perbuatan yang direncanakan, artinya digerakan oleh stau tujuan yang akan dicapai; perbuatan yang tidak direncanakan, yang bersifat spontanitas, artinya tidak bermotif; dan perbuatan yang berada di antara dua keadaan, yaitu direncanakan dan tidak direncanakan, yang disebut dengan semi direncanakan.

  Dorongan suatu tindakan yang muncul dari dalam diri manusia, menurut Freud (dalam manajemen pendidikan 2011: 271), terbagi atas:

  1. Dorongan alam di bawah sadar;

  2. Dorongan alam sadar; dan 3. Dorongan libido seksualitas.

  Dorongan alam di bawah sadar artinya suatu kesadaran yang tidak dapat dijangkau oleh alam sadar manusia. Keadaannya merupakan gejala kejiwaan yang telah dimiliki oleh manusia. Karena manusia tidak memiliki kemampuan memahami alam tidak sadarnya itu, tingkah laku manusia yang sesungguhnya adalah akibat adanya alam tidak sadar. Sebab, tingkah laku yang bergerak mengikuti alam sadar merupakan keadaan yang bukan sesungguhnya.

  Alam tidak sadar dengan alam sadar dapat disatukan sebagaimana menyatukan energy alam bawah sadar dengan pengaruh faktor eksternal manusia, misalnya pengalaman.

  Motivasi atau dorongan sangat kuat dalam menentukan terwujudnya suatu perbuatan yang direncanakan. Dorongan itu dapat berupa imbalan atau ancaman. Dorongan juga dapat terjadi sebagai bagian dari kesadaran jiwa yang diimbangi oleh harapan terhadap sesuatu yang akan dicapai.

  Dengan demikian pengertian motivasi adalah dorongan atau rangsangan yang diberikan kepada seseorang agar memiliki kemauan untuk bertindak. Dorongan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan meningkatkan upah kerjanya, reward, dan imbalan yang merupakan bonus tertentu, aturan-aturan dan sanksi yang ketat bagi para pelanggar aturan, dan sebagainya.

  John R. Schemerhorn, “motivasi kerja yaitu mengacu pada pendorong di dalam individu yang berpengaruh atas tingkat, arah dan gigihnya upaya seseorang dalam pekerjaannya.” George R. Terry, “motivasi kerja adalah suatu keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak sesuatu”.Dr. Sondan P. Siagia, MPA, “motivasi kerja merupakan keseluruhan proses pemberian motif bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis”. Wahjosumadjo, “motivasi kerja merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap kebutuhan persepsi dan kepuasan yang terjadi pada diri seseorang (dalam http://seibat92.blogspot.com/).

  Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

B. Teori Motivasi

  Motivasi lebih dekat dengan kajian psikologi karena berhubungan secara langsung dengan keadaan hati, jiwa atau perasaan seseorang untuk bertindak. Dalam pandangan esensialisme yang muncul zaman Reinasans, pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kstabilan dan nilai-nilai terpilih serta mempunya tata yang jelas. Menurut esensialisme, mentalis individu harus terus menerus dikembangkan melalui hal-hal berikut:

  1. Pembentukan kepribadian yang terbuka dalam mengembangkan pemikiran dan kesadaran mentalisnya.

  2. Penemuan kehidupan jasmaniah dan rohaniah.

  3. Peningkatan kegunaan pendidikan dalam lingkungan dan integral antara diri dengan lingkungan luar.

  4. Masyarakat merupakan cermin yang positif untuk bahan pembelajaran individu.

  5. Berinteraksi dengan manusia merupakan cara pengembangan diri yang lebih efektif dibandingkan berinteraksi dalam kehidupan yang tertutup.

  Dalam meningkatkan kesadaran manusia dan pengembangan mentalisnya, menurut ferennialisme, hal-hal yang berhubungan dengan motivasi kerja harus diutamakan, yaitu sebagai berikut: 1. Kembali pada jati diri melalui pengalaman di masa lalu.

  2. Kebudayaan masa lampau lebih kuat dan menjamin keamanan manusia karena telah teruji.

  3. Perbanyak berterima kasih pada kebudayaan masa lampau dengan cara menjadikan paradigma pendidikan bagi mentalis manusia.

  4. Nilai-nilai keagamaan sangat penting untuk mendorong manusia mengembangkan jiwanya.

  5. Akal merupakan alat yang terpenting dalam membentuk perilaku.

  Motivasi berkaitan pula dengan pandangan progressivisme yang menyatakan hal-hal berikut:

  1. Setiap manusia memiliki kebebasan yang sama dalam memperoleh pendidikan dan belajar.

  2. Mengembangkan kemauan berfikir seimbang dengan pemenuhan kebutuhan fisik setiap individu.

  3. Pengembangan bakat alami dalam jiwa manusia dan mendorongnya melalui pendidikan.

  4. Tidak membiarkan terjadinya statisme bakat dalam diri manusia.

  5. Menghapuskan norma-norma otoriteriantik dalam pendidikan yang merusak jiwa anak didik.

  6. Melakukan proses sosialisasi pengetahuan kedalam kepribadian manusia dalam dunia pemikiran dan pendidikan.

  7. Menyatukan fungsi-fungsi pendidikan dan pengembangan akal budi manusia dalam semua lingkungan.

  8. Mengkaji pengalaman manusia yang secara universal mengandung nilai edukasi bagi anak didik.

  9. Mengedepankan belajar sambil berbuat, berbuat sambil belajar mengembangkan kekhususan talenta manusia.

  10. Kesadaran berpusat pada kecerdasan individu yang memerlukan pelatihan dan pendidikan Dalam paham kognitisme, kesadaran manusia dapat dikembangkan oleh suatu proses pendidikan, peningkatan akal budinya, dan pembinaan kognitif dilingkungan tertentu, seperti sekolah, keluarga dan aktivitas yang ada di lingkungan masyarakat. Pandangan ini melahirkan salah satu pendekatan psikologi yang disebut dengan

  

psikologi kognitif. Oleh Karena itu, motivasi belajar dan motivasi kerja harus dilakukan

dengan proses akademik supaya hasilnya berupa kesadaran rasional.

  Bapak spiritual psikologi humanistik, Abraham Maslow, memaknai manusia sejati adalah manusia yang memiliki kemampuan mengaktualisasi diri melalui pengalaman-pengalaman dan berujung pada pengalaman puncak yang spiritualistik. Menurut Maslow, manusia dengan potensinya akan mampu mengembangkan bakat dan kemampuannya. Pengembagan potensi dan aktualisasi dilakukan dengan cara mengalami kehidupan secara sistematis, mulai yang terendah hingga yang tertinggi.

  Pandangan Maslow tentang aktualisasi diri secara hierarkis berkaitan dengan tingkatan-tingkatan kebutuhan, yaitu sebagai berikut:

  1. Kebutuhan fisiologis;

  2. Kebutuhan securitas diri;

  3. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki;

  4. Kebutuhan honoritas diri;

  5. Kebutuhan kognitif;

  6. Kebutuhan estetik; dan 7. Aktualisasi diri, manusia ideal yang memiliki kualitas tertinggi.

  Maslow memberikan rumusan hidup bagi manusia, terutama mengenai kepuasan hidup sehingga manusia akan mengalami masa-masa aktualisasi diri. Menurutnya, puaskanlah kebutuhan terendah sebelum mencari kebutuhan yang lebih tinggi. Jika kepuasan telah final di tingkat terendah, jiwa akan dimotivasi untuk meraih kepuasan yang lebih tinggi. Demikian seterusnya, meskipun dalam kehidupan manusia sering terombang-ambing oleh kebutuhan yang bersifat naik turun tidak teratur.

1. Teori Tata Tingkat Kebutuhan

  Maslow berpendapat bahwa kondisi manusia berada dalam kondisi mengajar yang bersinambung. Jika satu kebutuhan dipenuhi, langsung kebutuhan tersebut diganti oleh kebutuhan lain. Maslow mengajukan bahwa ada lima kelompok kebutuhan, yaitu kebutuhan faali (fisiologikal), rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Adapun uraian dari kelima kebutuhan itu adalah sebagai berikut.

  a. Kebutuhan fisik (physical needs)Yang meliputi kebutuhan sehari-hari untuk makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, berrumahtangga dan sejenisnya.

  b. Kebutuhan keamanan (safety needs)Yang meliputi kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan atau perlindungan dari ancaman-ancaman yang membahayakan kelangsungan hidupnya.

  c. Kebutuhan Sosial (social need) Kebutuhan untuk disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, bermasyarakat dan sejenisnya.

  d. Kebutuhan pengakuan/haraga diri (the needs of esteems) kebutuhan untuk memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, penghargaan dan pengakuan.

  e. Kebutuhan mengaktualisasikan diri .(the needs for self actualization)Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untk menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh.

2. Teori Eksistensi Relasi Pertumbuhan

  Teori motivasi ini yang dikenal sebagai teori ERG sebagai singkatan dari Existence, Relatedness, dan Growth need, dikembangkan oleh Alderfer, dan merupakan salah satu modifikasi dan reformulasi dari teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow.

  Alderfer mengelompokkan kebutuhan ke dalam tiga kelompok, yaitu: Kebutuhan eksistensi (existence need), merupakan kebutuhan akan substansi material seperti keinginan untuk memperoleh makanan, air, perumahan, uang, mebel, dan mobil. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan fisiologikal dan kebutuhan rasa aman dari Maslow.

  Kebutuhan hubungan (relatedness need), merupakan kebutuhan untuk membagi pikiran dan perasaan dengan orang lain dan membiarkan mereka menikmati hal-hal yang sama dengan kita. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan sosial dan bagian eksternal dari kebutuhan esteem (penghargaan dari Maslow).

  Kebutuhan pertumbuhan (growth needs), merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh. Selain kebutuhan aktualisasi diri, juga mencakup bagian intrinsik dari kebutuhan harga diri dari Maslow.

3. Teori Dua Faktor

  Teori dua faktor disebut juga teori hygiene-motivasi dikembangkan oleh Herzberg. Dengan menggunakan metode insiden kritikal, ia mengumpulkan data dari 203 akuntan dan sarjana teknik. Ia tanyakan kepada mereka untuk mengingat kembali saat-saat mereka merasakan sangat senang atau sangat tidak senang dengan pekerjaan mereka, apa saja yang menentukan rasa demikian dan dampaknya terhadap unjuk kerjanya dan rasa secara menyeluruh dan kesehatan. Herzberg menyimpulkan bahwa terdapat dua perangkat factor terpisah yang mempengaruhi motivasi.

  Sebelumnya orang-orang berasumsi bahwa motivasi dan kurangnya motivasi hanya merupakan dua hal yang bertentangan dalam satu kontinum. Herzberg menggoyahkan pandangan tradisional itu dengan menyatakan bahwa factor pekerjaan tertentu hanya membuat pegawai tidak puas apabila tidak ada kondisi tertentu. Factor yang dapat menimbulkan ketidakpuasan ini diacu sebagai faktor iklim baik (hygiene faktor) atau faktor pemeliharaan (maintenance factor), karena factor itu diperlukan untuk mempertahankan tingkat kepuasaan secukupnya dalam diri pegawai. Kondisi kerja lainnya terutama berfungsi untuk menimbulkan motivasi, tetapi ketiadaan hal itu jarang sangat mengecewakan. Kondisi ini disebut sebagai faktor motivasi (motivasional factors), motivator, atau pemuas (satisfiers).

  Telah lama para manajer mempertanyakan mengapa kebijaksaan kepegawaian dan tunjangan tambahan mereka yang kelihatan begitu hebat tidak mampu mempertinggi para motivasi pegawai. Gagasan tentang pemisahan factor motivasi dan factor pemeliharaan membentu menjawab pertanyaan mereka, karena tunjangan tambahan dan kebijaksaan kepegawaiaan hanya merupakan factor pemeliharaan menurut Herzberg.

  Model herzberg hanya menunjukkan kecenderungan umum. Faktor pemeliharaan boleh jadi merupakan motivasi sebagian orang yang menginginkan imbalan itu. Sebaliknya, beberapa motivator mungkin hanya merupakan factor pemeliharaan bagi orang lain. Seperti halnya dengan hampir seluruh situasi manusia lainnya, hanya ada kecenderungan ke satu arah atau ke arah lain. Tidak ada perbedaan mutlak tidak satu faktor pun yang mempengaruhnya yang bersifat satu dimensi. Faktor- faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor motivator, mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yang merupakan faktor intrinsik dari pekerjaan, yaitu:

  a. Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja.

  b. Kemajuan (advancement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya.

  c. Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tantangan yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya.

  d. Capaian (achievement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi.

  e. Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas unjuk kerjanya.

  Kelompok faktor lain yang menimbulkan ketidakpuasan berkaitan dengan konteks dari pekerjaan, dengan faktor-faktor ekstrinsik dari pekerjaan dan meliputi faktor-faktor: a. Administrasi dan kebijakan perusahaan.

  b. Penyeliaan, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan diterima oleh tenaga kerja.

  c. Gaji d. Hubungan antar pribadi.

  e. Kondisi kerja

4. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)

  Orang termotivasi untuk mencapai tujuan yang jelas, sebaliknya orang akan bermotivasi kerja rendah bila tujuan dari pekerjaannya tidak jelas. Orang yang tugasnya jelas tujuannya dan lebih “menantang” akan menunjukkan motivasi kerja yang lebih besar daripada orang yang tujuan tugasnya kabur atau terlalu mudah untuk mencapainya. Pendapat tersebut di atas dikemukakan oleh Locke. Memberi tujuan yang jelas akan lebih memorivasi daripada hanya sekedar mengatakan “kerjakan dengan sebaik-baiknya” padahal tujuan yang harus dicapai tidak jelas. Penentuan tujuan yang jelas merupakan kepemimpinan tersendiri. Oleh karena itu, rumuskan tujuan setiap pekerjaan dengan jelas agar orang-orang yang akan mengerjakan mengetahui dengan baik.

5. Teori Kesamaan atau Keseimbangan (Equity Theory)

  Orang cenderung akan membandingkan insentif atau reward yang diperolehnya dengan insentif yang diterima oleh orang lain yang mempunyai beban kerja serupa. Bila besarnya insentif antara dua orang itu sama, maka akan muncul motivasi kerja. Bila lebih kecil maka akan timbul rasa kecewa yang kemudian mengurangi motivasinya untuk bekerja dengan baik. Bila salah seorang menerima lebih banyak, maka dia akan termotivasi lebih kuat. Teori keseimbangan ini menyatakan orang cenderung untuk selalu melihat rasio antara beban kerja (effort) dengan penghargaan yang diterimanya.

C. Pola Motivasi

  Dalam http://seibat92.blogspot.com/ dijelaskan, Setiap orang cenderung mengembangkan pola motivasi tertentu sebagai hasil dari lingkungan budaya tempat orang itu hidup. Pola ini sikap yang mempengaruhi cara orang-orang memandang pekerjaan dn menjalani kehidupan mereka. Empat pola motivasi yang sangat penting adalah prestasi, afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan.

  1. Prestasi : Dorongan ntuk mengatasi tantangan, untuk maju dan berkembang.

  2. Afiliasi : Doongan untuk berhubungan dengan orang-orang secara efektif

  3. Kompetensi : Dorongan untuk mencapai hasil kerja dengan kualitas tinggi

  4. Kekuasaan : Dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan situasi

D. Tujuan Dilakukannya Motivasi Kerja

  Motivasi dilakukan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut:

  1. Merangsang seseorang untuk bekerja dengan baik;

  2. Mendorong seseorang untuk bekerja lebih berprestasi;

  3. Mendorong seseorang untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab;

  4. Meningkatkan kualitas kerja;

  5. Mengembangkan produktivitas kerja;

  6. Menaati peraturan yang berlaku;

  7. Jera dalam melangga aturan

  8. Mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan; 9. Mempertahankan prestasi kerja dan bersaing secara sportif.

  Tujuan-tujuan motivasi tersebut merupakan bagian dari pengertian motivasi yang sungguhnya. Dalam organisasi pendidikan, motivasi kerja sangat dibutuhkan demi kelancaran penyelenggaraan proses pembelajaran dan sebagainya. Motivasi untuk para guru atau dosen dapat dilakukan dengan memberikan bantuan kuliah, member beasiswa, meningkatkan insentif dan honor dari pekerjaannya, dan sebagainya. Motivasi sebagaimana dilakukan oleh pemerintah untuk dosen telah terasa manfaatnya, misalnya dengan memberi bantuan untuk pembuatan buku daras, penelitian, pembuatan SAP, uang transport, menghadiri seminar, diskusi, rapat, dan sebagainya.

E. Model Harapan

  Pendekataan motivasi yang diterima secara luas adalah model harapan (expectancy model) juga dikenal sebagai teori harapan, yang dikembangkan oleh Victor H. Vroomdan telah diperluas dan disempurnakan oleh poster dan lawyer serta yang lain.

  Vroom menjelaskan bahwa motivasi adalah hasil dari tiga factor: seberapa besar orang menginginkan imbalan (valensi), perkiraan orang itu tentang kemungkinan bahwa upaya yang dilakukan akan menimbulkan prestasi yang berhasil (harapan), dan perkiraan bahw prestasi itu akan menghasilkan perolehan imbalan (instrumentalitas) hubungan ini dinyatakan dalam rumus berikut: Valensi x Harapan x Instrumentalisasi = Motivasi.

  1. Valensi Valensi mengacu pada kekuatan preferensi seseorang untuk memperole imbalan. Ini merupakan umgkapan kadar keinginan seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Pegawai akan menemukan valensi intrinsik dalam pekerjaan tu sendiri, terutama apabila mereka memegang teguh etika kerja dan bermotivasi kompetensi. Mereka memperoleh kepuasan langsung dari pekerjaan yang dilakukan melalui perasaan menyelesaikan sesuatu, melakukan pekerjaan dengan benar, atau menciptakan sesuatu.

  2. Harapan Harapan adalah kadar kuatnya keyakinan bahwa upaya kerja akan menghasilkan penyelesaian suatu tugas. Harapan dinyatakan sebagai kemungkinan, perkiraan pegawai tentang kadar sejauh mana prestasi yang dicapai ditentukan oleh upaya yang dilakukan. Karena harapan merupakan hubungan antara upaya dan prestasi.

  3. Instrumentalitas Instrumentalitas menunjukkan keyakinan pegawai bahwa ia akan memperoleh suatu imbalan apabila tugas dapat diselesaikan. Kemungkinan bahwa organisasi menghargai prestasi itu dan akan memberikan imbalan atas dasar kemungkinan.

F. Motivasi Manusia dalam Membangun Hubungan Kerja

  Motivasi kerja terbentuk dari sikap (attitude) individu dalam menghadapi situasi kerja (situation) di organisasi. Motivasi merupakan kondisi atau energy yang menggerakan diri individu yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental individu yang pro dan positif terhadap situasi kerja tim itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.

  Sikap mental individu dalam tim kerja haruslah memiliki mental yang siap sedia secara psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi dan tujuan). Artinya individu tersebut dalam tim kerja secara mental siap, fisik sehat, memahami situasi dan kondisi organiasi dan berusaha keras mencapai target kerja (tujuan utama organisasi). Begitu pula motivasi untuk menciptakan kebersamaan dalam tim kerja akan terwujudnya tim kerja yang solid, yang saling menghargai, tolong menolong dan saling memberikan kontribusi positif dalam memerankan fungsinya sesuai dengan jabatan dan pekerjaannya.

  Motivasi muncul dari dua dorongan, yaitu dorongan dari dalam diri sendiri

  

(internal motivation) dan dorongan dari luar diri (external motivation). Tingkatan

  motivasi tersebut rendah, sedang dan tinggi. Perbedaan tingkatan motivasi individu dalam organisasi sangat mempengaruhi hasil kerja dan bahkan kinerjanya di dalam organisasi.

  Hal tersebut sesuai dengan pendapat David McClelland (1961), Edward Murray (1957), Miller dan Gordon (1970) dan Anwar Prabu Mangkunegara (1998) (dalam Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia 2011: 165, menyimpulkan bahwa “ada hubungan yang positif antara motivasi dengan pencapaian prestasi”.

  Artinya individu yang mempunyai motivasi tinggi cenderung memiliki prestasi tinggi dan sebaliknya mereka yang prestasi kerjanya rendah disebabkan karena motivasi kerja rendah.

  Oleh karena itu, pimpinan organisasi harus berusaha keras mempengaruhi motivasi seluruh individu organiasi agar mereka memiliki motivasi berprestasi tinggi. Dengan demikian, pencapaian kinerja organisasi dapat dicapai secara maksimal. Untuk memahami lebih baik bagaimana proses motivasi, dapat diperhatikan pada bagan dibawah ini..

  Incentive Goal Drive

  Satisfied Need Unsatisfied Need

  

Bagan Proses Motivasi Individu

  Keterangan: Bilamana suatu kebutuhan tidak terpuaskan, maka timbul drive dan aktivitas individu untuk merespon perangsang (incentive) dalam tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan akan menjadikan individu merasa puas.

G. Moral Kerja

  Yang dimaksud dengan moral adalah suasana batiniah seseorang yang mempengaruhi perilaku individu dan perilaku organisasi. Suasana batiniah itu terwujud di dalam aktivitas individu pada saat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Suasana batin dimaksud berupa perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah dan bersemangat atu tidak bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan. Proses manajemen dan leadership yang efektif memerlukan moral kerja yang positif dalam arti suasana batin yang menyenangkan hingga memiliki semangat yang tinggi dalam melakukan pekerjaan. Moral kerja yang tinggi merupakan dorongan bagi terciptanya usaha berpartisipasi secara maksimal dalam kegiatan organisasi/kelompok, guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

  Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya moral kerja seseorang. Dalam kegiatan manajemen dan leadership pendidikan, moral kerja yang tinggi dari setiap SDM yang terlibat di dalamnya, merupakan faktor yang menentukan bagi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Berbagai faktor itu di antaranya adalah sebagai berikut :

  1. Sebagian orang memandang bahwa minat/perhatian terhadap pekerjaan berpengaruh terhadap moral kerja. Bilamana seseorang merasa bahwa minat/perhatiannya seusai dengan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan maka akan memiliki moral kerja yang tinggi.

  2. Sebagian lainnya menempatkan faktor upah atau gaji penting dalam meningkatkan moral kerja. Upah atau gaji yang tinggi dipandang sebagai faktor yang dapat mempertinggi moral kerja.

  3. Disamping itu ada kelompok orang yang memandang faktor status sosial dari pekerjaan dapat mempengaruhi moral kerja. Pekerjaan yang dapat memberikan status sosial atau posisi yang tinggi/baik (misalnya, sebagai kepala, staf pimpinan, kepala bagian dan sebagainya) menurut kelompok ini akan mempertinggi moral kerja.

  4. Sekolompok lain memandang tujuan yang mulia atau pekerjaan yang mengandung pengabdian merupakan faktor yang dapat mempertinggi moral kerja. Tujuan dan sifat pengabdian diri dalam suatu pekerjaan mengakibatkan seseorang bersedia mendertia, berkorban harta benda dan bahkan jiwanya demi terwujudnya pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

  5. Kelompok terakhir memandang faktor suasana kerja dan hubungan kemanusiaan yang baik, sehingga setiap orang merasa diterima dan dihargai dalam kelompoknya dapat mempertinggi moral kerja.

H. Motivasi Kerja

  Dalam http://ritandweso.blogspot.com/ motivasi kerja adalah suatu dorongan jiwa yang membuat seseorang tergerak untuk melakukan tindakan yang produktif, baik yang berorientasi kerja untuk menghasilkan uang maupun yang tidak.

  yang dimiliki seorang pekerja berbeda-beda tentunya, dan juga berubah-ubah. Ada pekerja yang selalu terlihat semangat bekerja karena menginginkan kenaikan gaji atau promosi jabatan, hal tersebut tentunya wajar-wajar saja.

  Motivasi kerja pun bisa naik-turun. Tidak selamanya kegairahan dalam bekerja bisa terus berada pada titik maksimal. Kadangkala, seorang pekerja dapat mengalami penurunan kinerja karena kejenuhan dalam bekerja, atau bisa saja karena pelbagai permasalahan yang dihadapinya.

  1. Komunikasi dengan Keluarga

  Jika ada permasalahan yang mengganggu, sebaiknya komunikasikan dengan teman atau kerabat dekat. Orangtua atau istri Anda bisa menjadi teman berbagi. Kadangkala, kerumitan yang ada dalam pikiran kita bisa segera terpecahkan jika ada seseorang yang memberikan sumbang saran dan motivasi. Bisa jadi, perspektif berpikir Anda akan terbuka karena istri atau orang yang Anda curhati.

  2. Ikuti Seminar-seminar Pemberdayaan Diri Banyak sekali seminar-seminar pemberdayaan diri yang bisa kita sambangi.

  Mulai dari seminar entrepeneurship, internet marketing, motivasi dan kepribadian. Para trainer tersebut akan menulari kita dengan gairah dan motivasi, sehingga kita akan terinspirasi serta tergerak untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.

  3. Lakukan Outbond

  Salah satu yang cukup efektif untuk mengusir kejenuhan dan meningkatkan gairah kerja adalah dengan outbond. Agendakan dengan atasan dan rekan kerja untuk melakukan kegiatan tersebut. Dengan adanya kegiatan outbond, akan mencairkan batasan mental antara atasan-bawahan atau sesama rekan kerja.

  4. Agendakan Aktivitas Rekreatif di Luar Kantor

  Coba agendakan juga acara yang dapat diikuti oleh rekan-rekan sekerja. Makan malam atau olahraga misalnya. Hal itu akan menambah keakraban sesama. Tentunya dengan keakraban di antara teman sekantor, akan membuat kenyamanan dalam bekerja.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Motivasi Kerja merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang baik yang

  ingin bertahan di karir tertentu, untuk mengembangkan karir, bahkan untuk pancapai jenjang karir tertinggi. Tanpa motivasi kerja tidak mungkin Seseorang mendapatkan prestasi kerja yang tinggi yang akan berimbas pada kemajuan karir Seseorang.

  Motivasi asalnya dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau

  

motion, lalu motivation, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Artinya

sesuatu yang menggerakan terjadinya tindakan, atau disebut dengan niat.

  Orang-orang yang sukses dalam karir adalah mereka yang memiliki motivasi kerja. Jika seseorang yang memiliki keterampilan begitu memukau, artinya dia memiliki motivasi tinggi untuk menguasai keterampilan itu. Jika seseorang yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan cepat, artinya dia memiliki motivasi kerja yang tinggi. Termasuk mereka yang selalu disiplin bekerja, karena motivasi kerjanya yang luar biasa.

  Motivasi muncul dari dua dorongan, yaitu dorongan dari dalam diri sendiri

  

(internal motivation) dan dorongan dari luar diri (external motivation). Tingkatan

  motivasi tersebut rendah, sedang dan tinggi. Perbedaan tingkatan motivasi individu dalam organisasi sangat mempengaruhi hasil kerja dan bahkan kinerjanya di dalam organisasi.

B. Saran

  Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi kerja adalah dengan menciptakan iklim kerja yang kondusif. Oleh karena itu saya menyarankan agar pimpinan, manajer dan karyawan harus memahami peran mereka dalam menciptakan situasi yang penuh dengan pengelolaan emosi secara efektif.

  

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Prabu Mangkunegara. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

  2003. Bandung: Refika Aditama Hikmat.Manajemen Pendidikan. 2011. Bandung: Pustaka Setia Dwi Nurita. 2013. Pentingnya motivasi dalam Bekerja. Tersedia Online: http://ritandweso.blogspot.com/ [18 Februari 2013] Wahyu Seibat. 2012. Makalah Motivasi Kerja. Tersedia Online: http://seibat92.blogspot.com/