Motivasi kerja distributor Multilevel Marketing Synergy - USD Repository
MOTIVASI KERJA PADA
DISTRIBUTOR MULTILEVEL MARKETING SYNERGY
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)
Program Studi Psikologi Oleh:
Nugroho Setyowibowo NIM : 039114014
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Motto
Tidak harus PANDAI, tetapi mau BELAJAR.
Tidak harus SUCI, tetapi terbuka pada bimbingan ROH.
Tidak harus menarik pada FISIK, tetapi mampu dan mau BEKERJA
dengan siapa saja.
Skripsi dengan Judul
MOTIVASI KERJA PADA
DISTRIBUTOR MULTILEVEL MARKETING SYNERGY
Saya persembahkan kepada:
Allah Bapa di Surga
Yesus Kristus
Bunda Maria
Bapak R. Soeroso Suryoatmodjo (Alm.)
Ibu Y. Sukarti
Adik Roostiyono JN
Dan Kekasihku S…
ABSTRAK
Nugroho Setyowibowo (2009). Motivasi Kerja Distributor Multilevel
Marketing Synergy Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.Penulis tertarik untuk meneliti bagaimana motivasi kerja distributor MLM Synergy solo, karena banyak masalah yang muncul akibat pendapat masyarakat yang umumnya negatif terhadap profesi seorang distributor MLM. Pada umumnya masyarakat berpendapat bahwa pekerjaan distributor tersebut merupakan pekerjaan yang dipandang dengan sebelah mata atau ada yang menganggap MLM adalah bisnis penipuan yang bisa melipatgandakan uang dalam sekejap. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey untuk pengambilan data dan metode analisis deskriptif untuk analisis data. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 1-3 April 2009. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 47 orang distributor MLM Synergy yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya motivasi kerja para distributor MLM Synergy rendah.
Kata Kunci: Motivasi Kerja
ABSTRAC
Nugroho Setyowibowo (2009). Work Motivation of Multilevel Marketing
Synergy Distributor. Faculty of Psychology. Sanata Dharma University.
Yogyakarta.Writer interested to study about work motivation in MLM Synergy distributor in solo, because there are alot of issues accoured because of negative oppinion from the environment from distributior profession. Generally environment thought that distributor job is a job that being inverior or bisnis that can double the money instanly. In this research writer used survey method for data sample and discriptive analysis for analysis data. Data sampling took place on 1-3 april 2009. Subjek used in this research are 47 MLM Synergy distributor that chosen by purposive sampling. The result of this research show that generally work motivation from the distributor MLM Synergy is low. Key Word: Work Motivation
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa di Surga atas berkat dan kasihNya untuk bimbinganNya sehingga penulis telah menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sungguh tuntunan yang luar biasa dasyat yang telah di berikanNya kepada penulis sampai dengan tahap akhir penyusunan skripsi telah penulis selesaikan dengan lancar.
Banyak sekali pelajaran hidup berharga yang penulis dapatkan melalui proses penyelesaian skripsi yang penulis lakukan. Suka duka mampu penulis jalani dan selesaikan dengan penuh syukur. Oleh sebab itu, dari lubuk hati yang paling dalam, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah menyumbangkan ide pemikiran, waktu, informasi, dan dukungan baik materi ataupun spiritual dalam proses penyelesaian penyusunan skripsi ini, secara khusus kepada : 1. Allah Bapa di Surga yang telah membimbing dengan sentuhan kasihNya.
2. Papi (Alm), sebagai motivasi penulis dalam penyelasaian penyusunan skripsi karena ini adalah awal dari sebuah amanat yang diberikannya kepada penulis.
3. Mamah tercinta, yang selalu mendoakan setiap hari, setiap waktu, tanpa mengeluh dalam kondisi apapun.
4. Dek Roos dan dek Novi, yang secara tidak langsung membukakan pemikiran masa depan.
5. Seluruh keluarga besar kelompok doa dibawah naungan mas Ari, yang tidak bisa penulis tulis dan sebutkan.
6. Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku dosen Pembimbing dan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan sabar dan penuh pengertian membimbing dalam proses skripsi ini.
7. Bapak Minta Istono, S.Psi., M.SI selaku penguji II yang selalu memberikan masukan dan saran dalam penyempurnaan skripsi.
8. Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi selaku penguji III yang dengan sabar membimbing dengan pengertian yang sangat bijaksana.
9. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.SI selaku pembimbing akademik yang selalu memotivasi tiada henti.
10. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ; Ibu MB. Rohanowati, Mas Gandung Widiyantoro, Bpk Giyono, Mas P.
Mujiono, Mas Doni yang dengan penuh kasih dan perhatian melayani, membantu mahasiswa-mahasiswi.
11. Teman-teman terkasih seperti Mas Ken, Bowo, dan para Karyawan perusahaan yang telah memberikan dukungan dan material dalam bentuk apapun.
12. Teman-teman seangkatan 2003, para kakak-kakak kelas, dan para adik kelas yang turut serta memberikan sumbangan dalam bentuk apapun.
13. Olif, Oki, Mita, Inung, Wedha, Tea, Ina, Gita, Indra, Reni dan seluruh teman- teman dekat yang tidak bisa disebutkan satu persatu, perhatian kalian sungguh luar biasa kepada penulis
14. Keluarga Bapak Bambang Wijokongko, dengan sikap kekeluargaan yang telah memberikan kasih seperti keluarga sendiri.
15. Bernadus Dhoni yang selalu memfasilitasi dalam bentuk apapun dalam proses penyelesaian skripsi ini.
16. Stevanus Tomy yang membantu terselesaikannya skripsi ini. Dirimu sungguh maksimal dalam membimbing terselesainya skripsi ini.
17. Budhe Cicik solo yang selalu memberi saran dan arahan untuk terselesainya skripsi ini. Sungguh berharga yang luar biasa dengan apa yang telah beliau berikan kepada penulis.
18. Komunitas KRK yang selalu memberi motivasi secara tidak langsung kepada penulis.
19. Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semuanya.Tuhan Memberkati! Yogyakarta, 5 September 2009 Hormat saya,
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………….. i MOTTO ……………………………………………………………………. ii PERSEMBAHAN…………………………………………………………. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………... iv ABSTRAK ………………………………………………………………… v ABSTRAC ………………………………………………………………… vi KATA PENGANTAR …………………………………………………….. vii DAFTAR ISI……………………………………………………………….. x DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xiii BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….
1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………...
1 B. Tujuan Penelitian …………………………………………………….
5 C. Manfaat Penelitian …………………………………………………...
5 BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………..
6 A. Pengertian Motivasi Kerja………………………………………...
6 B. Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi kerja……………….
11 C. Karakteristik Motivasi Kerja……………………………………...
13 BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………….
15 A. Jenis Penelitian ……………………………………………………...
15
C. Definisi Operasional……………………………………………….…
15 D. Subyek Penelitian…………………………………………………….
16 E. Metode dan Alat Pengumpul Data……………………………………
17 F. Pengujian Instrumen Penelitian………………………………………
19 1. Uji Validitas……………………………………………………...
19 2. Uji Kesahihan Item........................................................................
20 3. Uji Reliabilitas…………………………………………………...
21 G. Teknik Anailisis Data………………………………………………...
22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………….
23 A. Orientasi Kancah Penelitian………………………………………….
23 B. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………….
23 C. Hasil Penelitian………………………………………………………
24 D. Pembahasan…………………………………………………………..
40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………...
28 A. Kesimpulan…………………………………………………………..
28 B. Saran…………………………………………………………………
28 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
29 LAMPIRAN……………………………………………………………….
31
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1:Distribusi item Skala Motivasi Kerja Sebelum Uji Coba……..27
2. Tabel 2: Sebaran Item Skala Persepsi Pengembangan Karir Sebelum Uji Coba………………………………………………………………..
29 3. Tabel 3: Distribusi Item Skala Motivasi Kerja Sesudah Uji Coba…….
31
4. Tabel 4: Distribusi Item Skala Persepsi Terhadap Pengembangan Karir setelah uji coba…………………………………………………..
32
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A : SKALA PENELITIAN A1 : Skala Motivasi Kerja
LAMPIRAN B : DATA UNTUK UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS B1 : Data Motivasi Kerja
LAMPIRAN C : HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS C1 : Reliabilitas dan Validitas Motivasi Kerja
LAMPIRAN D : DATA PENELITIAN D1 : Data Penelitian Motivasi Kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia sehari-hari tidak lepas dari masalah kerja atau bekerja. Kerja atau bekerja merupakan salah satu perwujudan aktivitas manusia baik
aktivitas fisik atau aktivitas mental. Selama hayatnya manusia tetap melakukan kerja karena tanpa bekerja manusia akan mengalami kesulitan atau kesukaran dalam memenuhi kebutuhan psikologi maupun kebutuhan fisik. Aktivitas kerja yang didorong untuk kebutuhan disebut dengan motivasi kerja.
Dewasa ini banyak karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan, tidak hanya menggeluti satu macam bidang pekerjaan saja. Banyak diantara para karyawan atau pekerja, memerlukan alternatif usaha atau bisnis yang dapat mereka lakukan tanpa harus dibebani berbagai macam persyaratan administratif (Harefa,2000,h.22). Sebaliknya tidak banyak orang yang mampu merealisasikan keinginannya untuk memiliki bisnis sendiri. Faktor penghambat utama yang umum dihadapinya adalah modal yang cukup besar. Untuk membangun atau mendirikan suatu badan usaha guna menjalankan suatu bisnis, diperlukan modal.
Selain modal, waktu yang dipergunakan untuk menjalankan bisnisnya juga harus
fulltime serta resiko yang dihadapinyapun tinggi. Umumnya para karyawan ini
termotivasi mencari pekerjaan sampingan (side job) karena untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka yang serba kurang. Salah satu pekerjaan tambahan distributor multilevel marketing. Karena bentuk bisnis ini tidak memerlukan modal yang cukup besar dan resiko yang dimilikinyapun juga kecil.
Menurut Carmichael (1996,h.2) Multi Level Marketing (MLM) adalah cara yang efektif untuk memindahkan atau mendistribusikan produk atau jasa tanpa biaya yang biasanya berkaitan dengan biaya iklan, promosi, dan pemasaran. MLM merupakan suatu sistem pemasaran yang dirancang untuk dapat memberikan kesempatan kepada setiap orang agar dapat mempunyai atau menjalankan usaha sendiri. Produk yang ditawarkan tidak dijual secara umum tetapi menggunakan sistem penjualan langsung dan produk yang dijual harus memiliki kualitas yang tinggi. Selain memproduksi barang untuk dipasarkan, juga memiliki anggota- anggota yang lebih dikenal sebagai distributor.
Saat ini bisnis pemasaran jaringan sedang marak-maraknya dan banyak sekali orang yang menawarkan peluang bisnis dengan penghasilan jutaan rupiah, seperti: Amway, Tianshi, CNI, Sophie Martin dan lain sebagainya. MLM sudah mulai berkembang dan tumbuh subur di Indonesia. Setiap perusahaan MLM memiliki kekhasannya masing-masing untuk berkompetisi, dengan cara menawarkan berbagai fasilitas dan penghasilan yang menggiurkan. Dilain pihak apabila MLM tersebut tidak memiliki produk dan sistem pendidikan yang unggul, maka MLM itu akan gugur dengan sendirinya.
Salah satu MLM yang sedang berkembang cukup pesat adalah Synergy
Worldwide . Synergy sendiri bergerak dalam bidang food supplement (makanan
kesehatan). Synergy sudah ada di Indonesia sejak tahun 2005, namun perusahaan
Synergy sudah meluas di Indonesia. Produk seperti Chloropill sudah banyak
dirasakan manfaatnya oleh banyak orang.Selain itu Synergy juga memiliki pelatihan-pelatihan yang fungsinya tidak hanya untuk membekali secara teknis dan teoritis saja namun juga pembekalan secara keseluruhan, seperti: 5 pertemuan dasar, MLK (Meeting Luar Kota), Convention, BOP (Bisness Oportunity Presentasi), serta pelatihan-pelatihan motivasi yang lain.
Pada kenyataannya banyak orang yang ikut terjun menjalani bisnis multi
level marketing ini ada yang berhasil, namun tidak sedikit pula yang gagal dalam
menjalankan bisnisnya. Kebanyakan dari para distributor Synergy sendiri yang tidak berhasil dalam menjalani bisnis ini setelah diamati ternyata memiliki berbagai macam alasan yang muncul ataupun persepsi negatif dari masyarakat sekitar yang mempengaruhi motivasi kerja distributor tersebut, diantaranya :
1. Adanya anggapan bahwa bisnis ini tidak memiliki masa depan dan bisnis ini bukanlah pekerjaan yang perlu ditekuni secara serius.
2. MLM adalah pekerjaan yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang pengangguran bukan profesional.
3. Masih banyak orang yang menganggap bahwa pekerjaan ini tidak memiliki gengsi yang tinggi dan tidak bisa menghasilkan uang yang banyak.
4. Ada yang menganggap MLM adalah bisnis penipuan yang bisa melipatgandakan uang dalam sekejap.
5. Bisnis ini hanya memberikan keuntungan bagi orang-orang yang sudah lama bergabung saja sedangkan bagi para distributor baru tidak akan mendapatkan apa-apa. Tentunya hal ini kemudian memunculkan motivasi kerja yang rendah bagi kebanyakan distributor Synergy, yang secara spesifik terlihat pada : distributor
Synergy yang tidak mau membeli ataupun mengkonsumsi produknya sendiri,
distributor Synergy yang tidak mau mengikuti pelatihannya secara serius, distributor Synergy yang tidak mau aktif dalam menjalankan bisnisnya, dan lain sebagainya. Padahal menurut As’ad (1995,h.65) berhasil atau tidaknya suatu perusahaan tergantung kepada unsur manusia yang melakukan pekerjaan tersebut
Keberhasilan seseorang dapat terlihat dari seberapa besar motivasi kerja yang dilakukannya. Jika seseorang sudah membatasi kemampuan dirinya, maka dapat dipastikan bahwa dirinya tidak akan pernah menjadi orang yang berhasil dalam bidang apapun. Agar seseorang dapat berhasil dalam melakukan pekerjaannya dibutuhkan motivasi kerja yang kuat dalam diri individu tersebut. Menurut Duncan (1986,h.58) motivasi kerja adalah suatu usaha dasar untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar mengarah tercapainya tujuan organisasi.
Aktivitas kerja seseorang juga ikut menentukan besar kecilnya suatu prestasi. Motivasi kerja sendiri pada hakekatnya adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat lemahnya atau tinggi rendahnya motivasi kerja akan turut menentukan tinggi rendahnya prestasi kerja distributor Synergy. Yang memiliki motivasi kerja tinggi dapat bekerja dengan kualitas kerja dan distributor untuk meningkatkan prestasi kerjanya dan bila prestasi kerja yang dihasilkan baik akan lebih memajukan perusahaan itu sendiri. Menurut Weiner (1982,h.203-215) ciri-ciri individu yang memiliki motivasi tinggi adalah: mempunyai inisiatif untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kerja, lebih tahan dalam menghadapi kegagalan, mempunyai intensitas tinggi, dan memilih tingkat resiko sedang.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti hendak mengetahui bagaimana motivasi kerja para distributor MLM Synergy?
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menggabungkan atau mendeskripsikan motivasi kerja para distributor Multi Level Marketing Synergy
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan atau kepustakaan dalam bidang psikologi, khususnya yang menyangkut persepsi terhadap pengembangan karir dan motivasi kerja para distributor MLM SYNERGY.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para distributor MLM SYNERGY tentang pengembangan karir, sehingga para distributor kembali termotivasi dalam menekuni pekerjaannya. b. Penelitian ini diharapkan dapat membentuk persepsi positif para distributor
SYNERGY , sehingga para distributor dapat meningkatkan prestasi dalam usahanya diSYNERGY.
BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Kerja
1. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi adalah keadaan dalam diri individu yang memunculkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan kata lain menurut Kartini Kartono adalah dorongan terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving force) di sini dimaksudkan: desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup.
Sedangkan menurut Muslimin motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi.
Untuk menghindarkan kekurangtepatan penggunaan istilah motivasi ini, perlu dipahami pendapat M. Manullang tentang adanya istilah- istilah yang mirip dan sering dikacaukan tentang motivasi tersebut antara lain: a. Motif Kata motif disamakan artinya dengan kata-kata motive, motif, dorongan, alasan dan driving force. Motif adalah daya pendorong atau tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. Dikatakan bahwa rumusan yang berbunyi motive are the way of behaviour adalah tepat. Artinya, mengapa timbul tingkah laku seseorang, itulah motive.
b. Motivasi Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan. Oleh karena itu tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan rangsangan-rangsangan terhadap hal semacam di atas yang akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan motor dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keseimbangan.
c. Motivasi kerja Bertolak dari arti kata motivasi tadi, maka yang dimaksud dengan motivasi dengan kata lain pendorong semangat kerja. Jadi motivasi individu untuk bekerja sangat dipengaruhi oleh sistem kebutuhannya. (www. http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi)
Setiap individu yang telah bekerja ataupun pernah bekerja pasti memiliki motivasi kerja. Motivasi kerja tiap orang sangatlah bervariasi, pada umumnya orang bekerja memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Motivasi kerja inilah yang mendorong setiap pekerja bekerja lebih giat. Sebelum lebih dalam membahas tentang motivasi kerja ada baiknya kita mengetahui apakah definisi dari motivasi sendiri, menurut Robbins (1990,h.71) motivasi adalah hasrat untuk melakukan sesuatu yang digerakkan oleh semangat bertindak guna memuaskan kebutuhan seseorang. Sedangkan menurut Sukanto (1994,h.23) motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi ini merupakan langkah awal bagi seseorang untuk melakukan tindakan selanjutnya dan untuk memunculkan motivasi seseorang, biasanya selain dari dirinya sendiri ada berbagai macam faktor yang lainnya. Motivasi juga berperan sebagai pendorong kemauan dan keinginan seseorang. Didalam motivasi tersebut berbagai macam hal yang akan muncul sesusai dengan kebutuhan tiap individu, misalnya jika orang tersebut adalah seorang atlet maka akan timbul motivasi untuk berprestasi sedangkan jika orang tersebut adalah seorang pekerja maka motivasi yang akan timbul adalah motivasi kerja.
Weiner (1982,h.170) mendefinisikan motivasi kerja sebagai suatu kecenderungan positif dari dalam diri individu yang pada dasarnya mempunyai reaksi terhadap suatu tujuan yang ingin dan harus dicapai. Reaksi tersebut muncul dalam situasi yang melibatkan kompetisi dengan patokan yang ada dan reaksi itu berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas. Kartono (1985,h.87) mengungkapkan bahwa motivasi kerja tidak terwujud dalam kebutuhan ekonomi saja, tetapi juga kebutuhan sosial seperti: nilai sosial dalam bentuk respek dan penghargaan terhadap diri.
Sedangkan menurut Irwanto dkk (1993,h.139) mengatakan bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja atau dengan kata lain motivasi kerja adalah pendorong semangat.
Wexley dan Yukl (dalam As’ad,1995,h.65) mengatakan bahwa motivasi kerja yaitu sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
Akibat yang ditimbulkan bila seseorang memiliki motivasi kerja adalah orang tersebut menjadi lebih semangat dalam melakukan pekerjaannya.
Meningkatnya motivasi kerja dapat memberikan prestasi kerja, dengan adanya prestasi kerja yang baik maka penghasilan yang diterima akan lebih baik pula, maka dari itu motivasi kerja di tempat kerja sangat dibutuhkan.
Motivasi kerja merupakan usaha untuk meningkatkan kerja yang selalu dilatar belakangi oleh keinginan kuat dari individu untuk mencapai suatu tingkat hasil kerja di atas rata-rata atau ambisi yang kuat individu untuk memperoleh kerja yang lebih baik dari kerja yang pernah diperoleh (Haditono, kerja tinggi merupakan individu yang berambisi kuat untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik dari orang lain atau hasil kerja yang pernah diperolehnya.
Heckhausen (dalam Pranatyo, 1993 ,h.13) mengatakan bahwa motivasi kerja sebagai usaha meningkatkan kemampuan individu yang setinggi-tingginya pada segala aktivitas dan dapat mempertahankan kerja maksimal yang pernah diraih. Pendapat itu sejalan dengan Atkinson, dkk (1974,h.241) yang mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah dorongan dari dalam diri individu untuk mencapai kerja yang membanggakan dan lebih tinggi daripada kerja yang pernah dicapai sebelumnya.
Berdasarkan keterangan diatas maka yang dimaksudkan dengan motivasi kerja adalah suatu dorongan kerja ataupun semangat kerja yang timbul dari dalam diri seseorang dan bertujuan untuk memperoleh suatu prestasi kerja yang maksimal.
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
Ahmad Sayadi (1996,h.44) mengatakan untuk meningkatkan motivasi positif pada karyawan, hendaknya sebuah perusahaan memiliki delapan faktor yang ikut mempengaruhi motivasi kerja karyawan, yaitu:
a. Kompensasi yang cukup adil
b. Keadaan lingkungan kerja yang sehat dan aman
c. Pengembangan kemampuan karyawan e. Hubungan sosial dengan lingkungan kerja
f. Hak karyawan
g. Ruang lingkup hidup karyawan
h. Sikap perusahaan yang bertanggung jawab Porter dan Miles (dikutip dalam Vroom, 1995,h.16) mengatakan ada 3 faktor utama yang mempengaruhi motivasi kerja, yaitu: a. Ciri-ciri pribadi seseorang, seperti: jenis kelamin, pendidikan, usia dan pengalaman b. Tingkat dan jenis, seperti: pegawai, usahawan, ilmuwan
c. Lingkungan kerja, seperti: kondisi tempat kerja, hubungan interpersonal Pada sisi lain Weinner (1982,h.20) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja adalah dorongan untuk sukses, keteguhan dalam pendirian, bobot tugas yang dilaksanakan dan yang dihadapi. Menurut Pranatyo (1982,h.14) motivasi seseorang akan banyak dipengaruhi oleh faktor sikap orang yang bersangkutan terhadap lingkungannya.
Ditambahkan menurut Anoraga dan Suryati (1995,h.44) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja, yaitu: a. Kebutuhan – kebutuhan pribadi, seperti: terpenuhinya rasa aman bagi dirinya, masa depan yang cerah b. Persepsi-persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan, hubungan dengan atasan atau dengan teman sekerja c. Cara dengan apa kebutuhan “serta tujuan” tersebut direalisasikan, dengan
Berdasarkan uraian sebelumnya maka faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja diantaranya, adalah lingkungan kerja yang sehat dan aman, persepsi orang atau kelompok, adanya kompensasi yang adil, adanya pengembangan karir, ciri-ciri pribadi, tingkat dan jenis pekerjaan, serta berat atau ringannya beban tugas yang dihadapi.
3. Karakteristik Motivasi Kerja
Motivasi kerja berhubungan dengan dorongan individu untuk mencapai kerja yang tinggi. Untuk itu ada beberapa ciri seseorang yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi. Menurut Weinner (1982,h.203-215) individu yang mempunyai motivasi tinggi adalah: a. Mempunyai inisiatif untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kerja, mencoba untuk belajar dengan cara membaca buku ataupun mempelajari dari rekan kerja sehingga dapat meningkatkan hasil kerjanya.
b. Lebih tahan dalam kegagalan, jika menemui kegagalan tidak cepat menyerah begitu saja dengan teliti mempelajari apa kesalahan yang terjadi sehingga tidak akan menemui kegagalan yang sama lagi.
c. Mempunyai intensitas tinggi, dalam rapat memiliki intensitas yang tinggi untuk mengeluarkan pendaapat.
d. Memilih tingkat resiko sedang, jika orang tersebut dihadapkan pada pilihan untuk menentukan sesuatu maka dia akan memilih tingkat resiko yang sedang.
Menurut Pranatyo (1986,h.126-128) karakteristik yang menonjol dari individu yang memiliki motivasi kerja yang tinggi, antara lain: a. Menyenangi pekerjaan yang menuntut tanggung jawab pribadi, tidak mau hasil yang bisa dicapai maksimal diganggu dengan hasil orang lain yang mungkin malah membuat hasil kerjanya terlihat tidak sempurna.
b. Memilih tugas atau pekerjaan yang penuh tantangan tetapi bisa diselesaikan, mengetahui seberapa kemampuan diri sehingga tidak terlalu memaksakan diri tetapi tetap mendapatkan hasil yang baik.
c. Kreatif, inovatif, produktif dan selalu berusaha mencoba cara-cara baru untuk menyelesaikan tugas yang dihadapi, mencoba untuk tidak monoton dalam menyelesaikan pekerjaan yang sama.
Berdasarkan keterangan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi ciri-cirinya (Weinner 1982,h.203-215), antara lain:
a. Tahan dalam menghadapi kegagalan
b. Kreatif, inovatif, produktif terhadap ide-ide baru
c. Memiliki intensitas yang tinggi
d. Memilih tugas atau pekerjaan dengan tingkat resiko sedang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu sebuah penelitian yang
dilakukan untuk memberikan gambaran terhadap suatu obyek yang diteliti secara jelas, cermat, sistematis, faktual dan akurat melalui data sampel dan populasi sebagaimana adanya dengan melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum (Sugiyono, 1999)
B. Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam sebuah penelitian (Suryabrata, 1983). Variabel menjadi faktor yang memainkan peran penting dalam suatu penelitian. Dikatakan demikia karena variabel merupakan fokus dari sebuah penelitian. Variabel pada penelitian ini adalah Motivasi Kerja pada Distributor Multilevel Marketing Synergy.
C. Definisi Operasional Multilevel Marketing Synergy
Motivasi kerja pada distributor
Motivasi kerja pada Distributor MLM Synergy adalah suatu dorongan kerja atau semangat kerja yang timbul dari dalam diri seseorang, yang memperoleh suatu prestasi kerja yang maksimal, melalui suatu jaringan orang- orang bisnis yang independen. Motivasi kerja pada Distributor MLM Synergy diungkap melalui skala motivasi kerja yang disusun berdasarkan empat karakteristik, yaitu : tahan dalam menghadapi kegagalan; kreatif, inovatif, produktif terhadap ide-ide baru; memiliki intensitas tinggi; memilih tugas atau pekerjaan dengan tingkat resiko sedang (Weinner 1982,h.203-215). Semakin tinggi skor yang diperoleh seorang distributor berarti motivasi kerjanya semakin tinggi, dan sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seorang distributor berarti motivasi kerjanya semakin rendah pula.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah distributor Synergy, yang sudah memasuki tahun kedua. Seiring dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan pengalaman mereka dalam bisnis MLM, setiap distributor tentu akan mengembangkan persepsi yang berlainan terhadap profesinya. Pemilihan distributor yang telah memasuki tahun kedua dan seterusnya menjadi subjek penelitian karena distributor dengan kriteria tersebut seharusnya sudah memiliki pemahaman yang cukup mendalam tentang profesi seorang distributor, selain itu distributor yang telah memasuki tahun kedua dipandang sudah mampu melihat berbagai potensi yang dapat mendorong ataupun masalah-masalah yang menghambat perkembangan profesinya sebagai distributor. Subjek penelitian dipilih berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan subjek yang didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya dan sesuai dengan kepentingan penelitian (Hadi, 2000). Purposive sampling dikenal juga dengan nama sampling pertimbangan yang berarti suatu teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan samplenya, atau dengan kata lain penentuan sample berdasarkan tujuan-tujuan tertentu.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengambilan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Menurut Azwar (2002,h.3) sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari bentuk alat pengumpulan data yang lain seperti angket (questioner), daftar isian dan lain- lain. Meskipun dalam percakapan sehari-hari biasanya istilah skala disamakan saja dengan istilah tes namun dalam pengembangan instrumen alat ukurnya umumnya istilah tes digunakan untuk menyebutkan alat ukur kemampuan kognitif, sedangkan istilah skala lebih banyak dipakai untuk menamakan alat ukur aspek afektif.
1. Pengukuran Motivasi Kerja pada Distributor Multilevel Marketing
Synergy a. Tahan dalam menghadapi kegagalan
b. Memiliki kreativitas, inovatif, produktif terhadap ide-ide baru
c. Memiliki intensitas yang tinggi
d. Memiliki tugas atau pekerjaan dengan tingkat resiko sedang Skala ini bersifat langsung, artinya skala ini langsung diberikan pada subjek, dan subjek mengisi sendiri skala yang telah diberikan. Skala ini juga bersifat tertutup, artinya sudah disediakan empat pilihan jawaban, subjek tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Bentuk pilihan jawaban adalah Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan pada skala motivasi kerja pada distributor
multilevel marketing Synergy ada dua macam yaitu favourable dan unfavourable . Penilaian pada skala ini adalah : untuk Item favourable ;
Sangat Sesuai (SS) diberi nilai 4, Sesuai (S) diberi nilai 3, Tidak Sesuai (TS) diberi nilai 2, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi nilai 1.
Sebaliknya untuk item unfavourable ; Sangat Sesuai (SS) diberi nilai 1, Sesuai (S) diberi nilai 2, Tidak Sesuai (TS) diberi nilai 3, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi nilai 4.
Tabel 1 Distribusi item Skala Motivasi Kerja Sebelum Uji Coba
Item KarakteristikJumlah Favourable Unfavourable
tahan dalam menghadapi
1,9,17,25 5,13,21,29
8
kegagalan kreatif, inovativ, produktif
2,10,18,26 6,14,22,30
8
terhadap ide-ide baru memiliki intensitas yang
3,11,19,27 7,15,23,31
8
tinggi memiliki intensitas yang
4,12,20,28 8,16,24,32
8
F. Pengujian Intrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas alat ukur menurut Azwar (1999,h.5) adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Dalam hal ini, alat ukur hanya dapat melakukan fungsinya dengan cermat apabila ada sesuatu yang diukur, sehingga untuk dikatakan valid alat ukur harus mengukur sesuatu dengan melakukannya secara cermat.
Validitas yang diperiksa dalam penelitian ini adalah validitas isi yang berguna untuk mengukur sejauh mana aitem-aitem yang dibuat sedah mencakup dan mempresentasikan atribut yang akan diukur. Validitas isi memiliki dua macam tipe yaitu face validity dan logical validity atau sering disebut sebagai sampling validity. Face validity dapat terpenuhi apabila pemeriksaan pada tiap-tiap item pada kuesioner menunjukkan bahwa kuesioner yang dipakai mencerminkan aspek yang akan diukur. Pemeriksaan
face validity dalam penelitina ini menggunakan analisis rasional dari subyek
yang mempuyai karakteristik yang sama dengan subyek penelitian terhadap kuesioner penelitian. Kuesioner ini dianggap valid karena format dari kuesioner meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap tentang motivasi kerja distributor MLM Synergy. Face validity hanya berdasarkan pada akal sehat saja maka tingkat signifikansinya rendah. Untuk itu perlu dilakukan uji validitas dengan tipe lain yaitu dengan logical validity atau
sampling validity.
Logical validity akan terpenuhi apabila item-item yang dibuat dalam
kuesioner telah representatif dan relevan dengan maksud dan tujuan dari penelitian. Dalam pengukuran validitas isi tidak menggunakan analisis statistik, namun menggunakkan suatu metode anlisis rasional terhadap item atau disebut juga dengan judgement yaitu suatu proses pemeriksaan atau evaluasi item yang dilakukan oleh orang yang dianggap ahli atau profesional di bidangnya, dalam hal ini adalah dosen pembimbing untuk memastikan bahwa item-item yang dibuat telah mencakup keseluruhan dari hal yang akan diungkap (2003). Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh dosen pembimbing, kuesioner ini dianggap valid dan representatif dengan atribut yang akan diukur.
2. Uji Kesahihan Item
Uji kesahihan item ini bertujuan untuk memilih item-item yang baik sehingga layak digunakan dalam penelitian. Uji ini didasarkan pada daya beda item, dimana item-item yang tidak memenuhi syarat kualitas tidak diikutkan menjadi bagian dari skala pengukuran. Untuk memilih item yang baik peneliti melakukan penghitungan korelasi antara distribusi skor setiap item dengan skor total skala (Azwar, 1999). Pada penelitian ini menggunakan try out terpakai.
Berdasarkan tingkat kesahihan skala motivasi kerja memiliki koefisien korelasi berkisar antara 0,3052 sampai dengan 0,7566. Dalam uji kerja, sehingga tersisa 23 item yang valid. Adapun rincian item valid dan gugur dari skala motivasi kerja dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel Distribusi Item Skala Motivasi Kerja Sesudah Uji Coba Item Karakteristik Jumlah
Favourable Unfavourable
Tahan dalam menghadapi 1,17,25 5,21,29
6
kegagalan Kreatif, inovatif, produktif
2,10,18,26 6,14,22
7
terhadap ide-ide baru Memiliki
11,27
31
3
intensitas tinggi Memilih tugas/pekerjaan
4,12,20,28 8,16,24
7
dengan resiko sedang
Jumlah item
13
10
23
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Ancok,1995,h.19). Lebih lanjut reliabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar,1999,h.176).
Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas pada alat ukur ini adalah teknik Alpha Cronbach. Hasil uji keandalan skala motivasi kerja menunjukkan bahwa skala motivasi kerja memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,9137.
G. Metode Analisis Data Penelitian ini akan menggunakan metode analisis diskriptif.
Analisis diskiptif bertujuan untuk memberikan suatu gambaran deskripsi tentang subyek penelitian berdasarkan dari kelompok subyek yang diteliti sesuai dengan variabel penelitiannya. Analisis diskriptif ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah. Langkah pertama yang dilakukan dalam suatu penelitian adalah
menentukan tempat atau kancah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di kantor Synergy yang berada dijalan Dr Rajiman 289.
Synergy sendiri bergerak dalam bidang food suplement (makanan
kesehatan), adapun produk-produk dari Synergy antara lain Chlorophil, Colustrum, Spirulina, Pro Argi 9, dan produk-produk kecantikan kulit.
Adapun jumlah keseluruhan distributor seluruh Indonesia berkisar + 30.000 orang. Synergy berdiri sejak tahun 1999,dan kemudian berkembang secara pesat dan akhirnya masuk Indonesia tahun 2005.
B. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 1, 2, dan 3 April 2009 di cabang solo yang terletak di jalan Dr. Rajiman 289. Subjek penelitian yang digunakan kali ini adalah para distributor multilevel marketing Synergy yang telah bekerja dan aktif lebih dari 2 tahun. Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kedua skala pada subjek penelitian, Total subjek yang menerima angket sebanyak 50 orang, tetapi peneliti hanya menerima kembali 47 angket.
Peneliti memberikan skala penelitian kepada para distributor yang kebetulan sedang berada di dalam kantor pada saat penelitian dilaksanakan dan memenuhi syarat penelitian.
C. Hasil Penelitian
Data penelitian
Variabel Teoritis Empiris N
Mean SD Xmax Xmin Mean SD Xmax XMin Motivasi
47
80 16 128 32 68,17 11,02
96
47 Untuk melihat lebih jelas variasi nilai skor subjek, peneliti membuat kategorisasi skor variabel tersebut. Peneliti menggunakan norma kategorisasi seperti yang disebutkan Azwar (1999) sebagai berikut :
Skor Kategori
Sangat tinggi µ + 1,5 < X
Tinggi µ + 0,5 < X µ + 1,5
Sedang µ - 0,5 < X µ + 0,5
Rendah µ - 1,5
< X µ - 0,5 Sangat Rendah
X µ - 1,5
Rentang minimum dan maksimum variabel motivasi adalah 32 sampai dengan 128 dan luas jarak sebenarnya adalah 96. dengan demikian setiap satuan deviasi standar bernilai
= 96 : 6 = 16 dan mean teoritis µ = (128+32):2 = 80. sehingga dimasukkan kedalam norma diperoleh kategorisasi skor motivasi sebagai berikut :
Skor Kategori Jumlah Prosentase
104 < X Sangat tinggi
Tinggi 3 6,4% 88 < X 104 72 < X Sedang 13 27,7%
88 Rendah 25 53,2 % 56 < X 72 Sangat Rendah 6 12,8 %
X 56
Total
47 100%
D. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diatas, menunjukkan bahwa distributor
MLM Synergy mayoritas memiliki motivasi kerja yang rendah. Hal tersebut tampak pada hasil penelitian yang menunjukkan angka 53,2% atau 25 orang distributor yang memiliki motivasi kerja yang rendah. Sebenarnya masih ada juga distributor yang memiliki motivasi kerja yang tinggi tetapi jumlah mereka hanya 6,4% atau 3 orang. Sedangkan distributor yang memiliki motivasi kerja sedang 27,7% atau 13 orang, yang agak memprihatinkan adalah distributor yang sama sekali tidak memiliki motivasi kerja yaitu berjumlah 12,8% atau 6 orang, jumlah tersebut bahkan melebihi jumlah para distributor yang memiliki motivasi tinggi.