Korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar siswa SMKN 54 Jakarta Pusat pada mata pelajaran matematika - USD Repository
KORELASI ANTARA KARAKTER GURU MATEMATIKA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA SMKN 54 JAKARTA PUSAT
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Ortolana Yosefina Rensa
NIM : 091414018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
KORELASI ANTARA KARAKTER GURU MATEMATIKA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA SMKN 54 JAKARTA PUSAT
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Ortolana Yosefina Rensa
NIM : 091414018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
iv ! " " #
ABSTRAK
Ortolana Yosefina Rensa, 2013. Korelasi Antara Karakter Guru Matematika
Dengan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar siswa kelas X dan XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU) SMKN 54 Jakarta Pusat pada mata pelajaran matematika, serta karakter guru matematika seperti apa yang mereka idamkan berdasarkan 4 macam penggolongan dasar karakter manusia.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis data campuran (kualitatif dan kuantitaif). Subjek penelitian ini adalah 3 guru matematika serta 5 kelas X dan 4 kelas XI yang diampu oleh ketiga guru tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi terhadap aktivitas guru di sekolah, pengisian kuesioner karakter guru matematika dan minat belajar siswa oleh guru matematika dan siswa, pengisian kuesioner karakter guru matematika idamanku oleh siswa, dan wawancara terhadap guru dan siswa tentang pendapat mereka mengenai karakter guru dan minat belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) ada korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar siswanya walaupun nilai koefisien korelasinya rendah. Bentuk korelasinya adalah korelasi linear positif. 2) adanya korelasi tersebut dikarenakan kesadaran guru dalam menjalankan perannya sebagai tenaga guru profesional sekaligus sebagai faktor pendukung dalam membangun minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika. 3) karakter guru matematika idaman siswa SMKN 54 Jakarta Pusat adalah yang karakter dominannya tipe Flegmatik.
Kata Kunci : Karakter guru, minat belajar, siswa (remaja)
vii
ABSTRACT
Ortolana Yosefina Rensa, 2013. Correlation Between Mathematics Teacher
Character With Student Interest In Math Lesson. Mathematics Education
Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of
Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.This research was aimed to find out the correlation between the character of mathematics teacher with student interest in class X and XI Light Vehicle Engineering Department (TKR) and Cooling Engineering and Air System (TPTU)
54 SMKN in Central Jakarta in mathematics , and mathematics teacher character like what they desire based on 4 kinds of basic classification of human character.
Research conducted a qualitative descriptive study with mixed methods of data analysis (qualitative and quantitative). The subjects on this research were 3 math teacher and 9 classes of teaching by the three teachers. Data were collected by observation of the activities of teachers in school, math teacher character and interest in student learning questionnaires by math teacher and students, the character of mathematics teacher of my dreams questionnaires by students, and interviews with teachers and students about their opinions on the teachers character and interests of student learning.
The results showed that: 1) there is a correlation between the character of mathematics teacher with their students' learning interest although the low value of the correlation coefficient. Form of the correlation is positive linear correlation. 2) there is correlation because of teachers conscious to perform their stations as a professional teacher and also as one of determinant to build up student interest in math lesson. 3) character math teacher's dream student SMK 54 Central Jakarta is the dominant character type Flegmatik.
Key words: Character teachers, interest in learning, students (teens)
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Korelasi Antara Karakter Guru Matematika Dengan Minat Belajar Siswa SMKN 54 Jakarta Pusat pada Mata Pelajaran Matematika”.
Salah satu tujuan dari penyusunan skripsi adalah sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Namun lebih daripada itu, penulis sendiri memperoleh banyak manfaat dari kegiatan tersebut yakni penulis pada akhirnya mengetahui seperti apa korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar siswanya. Dalam skripsi ini penulis mengambil sampel guru matematika dan siswa di SMKN 54 Jakarta Pusat. Walaupun ruang lingkup penelitiannya masih cukup sempit untuk membuat kesimpulan yang bersifat generalisasi, namun penulis ingin mengungkap fakta lain di lapangan pendidikan bahwa karakter seorang guru pun memberikan dampak bagi perkembangan minat siswanya terhadap mata pelajaran tersebut.
Mengingat bahwa ada banyak pihak yang terlibat dalam membantu penyelenggaraan dan penyelesaian skripsi ini, maka dengan rendah hati dan hati penuh syukur ingin mengucapkan limpah terima kasih kepada:
1. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang sudah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd selaku Kaprodi Matematika.
3. Semua Dosen Program Studi Pendidikan Matematika bersama jajaran tenaga kependidikan lainnya yang telah banyak memberikan pengetahuan dan keterampilan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
ix
4. Pihak SMKN 54 Jakarta Pusat yang dengan tangan terbuka menerima penulis selama melaksanakan penelitian di sana, teristimewa ucapan terima kasih kepada Bapak Kelapa Sekolah SMKN 54 Jakarta Pusat, Bapak Suwondo, Ibu Dyah, Ibu Ari, dan seluruh siswa kelas X dan kelas XI SMKN 54.
5. Orang tua dan kedua adikku yang telah banyak mendukung dan menguatkan penulis dalam setiap pekerjaan dan tantangan selama belajar.
6. Sahabat-sahabat penulis: Ety, Cepin, Arnie, Siska, Iput, Sangkin, Angel, dan Arek yang selalu ada dalam setiap moment bersama. Terima kasih sobat untuk setiap senyuman dan air mata yang kita alami bersama.
7. Semua teman-teman PMAT ’09 untuk semua pengalaman belajar, kebersamaan, dan kekeluargaan yang boleh kita alami bersama. Tetap berjuang teman-teman, semoga kita dapat menjadi agen-agen pembaharu pendidikan yang berkualitas.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi pembaca. Terima kasih dan selamat membaca.
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............ vi ABSTRAK .................................................................................................. vii ABSTRACT ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A.Latar Belakang .......................................................................... 1 B.Identifikasi Masalah .................................................................. 5 C.Pembatasan Masalah ................................................................. 5 D.Rumusan Masalah ..................................................................... 6 E.Tujuan ....................................................................................... 6 F.Batasan Istilah ........................................................................... 7 G.Manfaat ..................................................................................... 8 BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................ 9 A.Belajar ...................................................................................... 9
1.Pengertian ............................................................................. 9
2.Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ........................... 10 B.Profesi Guru ............................................................................ 19
1.Pengertian ........................................................................... 19
2.Kode Etik Guru ................................................................... 20
3.Empat Kompetensi dasar guru profesional ........................... 20
4.Peran guru dalam proses belajar .......................................... 22
xi
C.Perkembangan Minat Siswa .................................................... 23
1.Kedudukan siswa ................................................................ 23
2.Perkembangan minat ........................................................... 26 D.Karakter Manusia .................................................................... 29
1.Pengertian karakter .............................................................. 29
2.Macam-macam karakter ...................................................... 29
3.Faktor-faktor yang membentuk karakter seseorang .............. 34
4.Karakteristik kepribadian guru ............................................ 36 F.Kerangka Berpikir ................................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 41 A.Jenis Penelitian ....................................................................... 41 B.Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 41 C.Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 42 D.Populasi dan Sampel ............................................................... 45 E.Bentuk Data ............................................................................ 46 F.Metode Pengumpulan Data ...................................................... 47 G.Instrumen Penelitian ............................................................... 49 H.Teknik Keabsahan Instrumen .................................................. 53 I.Prosedur Pelaksanaan Penelitian di Lapangan ........................... 55 J.Metode Analisis Data ............................................................... 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ......................... 62 A.Hasil Penelitian dan Analisis Data............................................ 62 B.Keterbatasan Penelitian ........................................................... 87 BAB V PENUTUP .................................................................................. 88 A.Kesimpulan ............................................................................. 88 B.Saran ....................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 91 LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Kekuatan dan kelemahan dari 4 macam karakter manusia ............... 31 Tabel 2.2.Tipe dan watak manusia menurut Hippocrates ............................... 35 Tabel 3.1.Rincian pembagian kelas untuk mata pelajaran matematika di SMKN
54 Jakarta Pusat tahun ajaran 2012/2013 ....................................... 42 Tabel 3.2.Rincian sampel guru-siswa yang diambil ....................................... 44 Tabel 3.3.Kisi-kisi Observasi ........................................................................ 49 Tabel 3.4.Kisi-kisi kuesioner karakter guru matematikaku ............................ 50 Tabel 3.5.Kisi-kisi kuesioner minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika ................................................................................... 51 Tabel 3.6.Kisi-kisi kuesioner karakter guru matematika idamanku ................ 51 Tabel 3.7.Instrumen validasi observasi, kuesioner, dan wawancara ............... 54 Tabel 3.8.Rekap data hasil observasi ............................................................. 57 Tabel 3.9.Kriteria predikat hasil observasi .................................................... 58 Tabel 3.10.Rekap data hasil kuesioner karakter guru matematika dan minat belajar siswa ........................................................................................... 59 Tabel 3.11.Tabel konversi besar korelasi ....................................................... 60 Tabel 3.12.Rekap data hasil kuesioner karakter guru matematika idamanku .. 60 Tabel 3.13.Kriteria predikat DCM ................................................................. 61 Tabel 4.1.Jadwal kegiatan penelitian di SMKN 54 Jakarta Pusat ................... 62 Tabel 4.2.Rekap data uji coba kuesioner karakter guru matematika ............... 64 Tabel 4.3.Rekap data uji coba kuesioner minat belajar siswa .......................... 66
xiii
Tabel 4.4.Rekap data hasil kuesioner karakter guru matematika dengan minat belajar siswa M ............................................................................ 68
1 Tabel 4.5.Rekap data hasil kuesioner karakter guru matematika dengan minat
belajar siswa M ............................................................................ 71
2 Tabel 4.6.Rekap data hasil kuesioner karakter guru matematika dengan minat
belajar siswa M ............................................................................ 74
3 Tabel 4.7.Rekapan hasil observasi terhadap subjek penelitian ....................... 78
Tabel 4.8.Data rekapan hasil kuesioner karakter guru matematika idaman siswa SMKN 54 Jakarta Pusat ................................................................ 81
Tabel 4.9.Karakter guru matematika idaman siswa SMKN 54 Jakarta Pusat .. 84
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Surat permohonan ijin penelitian di SMKN 54 Jakarta Pusat Surat balasan dari SMKN 54 Jakarta Pusat Instrumen observasi aktivitas guru Kuesioner karakter guru matematika Kuesioner minat belajar siswa Kuesioner guru matematika idamanku Validitas instrumen penelitian Rekapan hasil uji validitas butir dan reliabilitas kuesioner karakter guru matematika Rekapan hasil uji validitas butir dan reliabilitas kuesioner minat belajar siswa Rekapan hasil pengisian kuesioner karakter guru matematika dan minat belajar siswa Rekapan hasil pengisian kuesioner karakter guru matematika idamanku Contoh hasil observasi aktivitas guru Contoh hasil pengisian kuesioner Rekaman tertulis hasil wawancara Galeri Foto
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan istilah yang tak asing dalam kehidupan manusia
khususnya dalam setiap usaha pendidikan. Proses belajar terjadi karena ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Menurut Robert Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977 (Nini Subini dkk, 2012:84), belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan yang dimaksud terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan, bukan merupakan perubahan serta merta akibat refleks yang bersifat naluriah.
Sementara itu, istilah belajar berkaitan erat dengan istilah pembelajaran. Pada dasarnya, proses pembelajaran merupakan upaya mengkondisikan lingkungan agar terjadi kegiatan belajar. Di dalam konteks dunia pendidikan, kegiatan pembelajaran erat kaitannya dengan guru sebagai salah satu mediator pembelajaran. Guru memegang peran penting dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas. Walaupun tidak sepenuhnya guru menjadi pusat pembelajaran, namun guru memiliki andil dalam mengelola pembelajaran yang akan berlangsung. Sehingga model guru menjadi tolak ukur yang penting untuk membangun minat belajar siswa.
2 Berdasarkan pengalaman saya ketika sekolah, ketika saya
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL), ketika berdiskusi dengan saudara yang juga masih sekolah, dan ketika membaca beberapa buku bacaan, saya menemukan bahwa tidak sedikit komentar yang didengungkan oleh para siswa ketika di sekolah seperti “Malas ah, gurunya ga enak” atau ungkapan lain “I hate the subject because i hate the teacher”. Mendengar pernyataan seperti itu membuat saya berpikir bahwa seberapa kuat pengaruh sosok seorang guru terhadap minat belajar siswanya.
Pada suatu kesempatan saya melakukan observasi di salah satu sekolah di Jakarta. Kenyataannya, di sekolah tersebut minat belajar siswanya sangat dipengaruhi oleh karakter gurunya. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan tempat tinggal rata-rata siswa kurang mendukung siswa tersebut untuk belajar. Berdasarkan keterangan beberapa guru, 80% siswa di sekolah tersebut berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah. Hal ini menyebabkan kurangnya kesadaran akan pentingnya belajar baik dari orang tua maupun siswa ketika sudah berada di luar lingkungan sekolah.
Berdasarkan fakta di atas, bagi sekolah tersebut karakter seorang guru menjadi salah satu faktor yang penting untuk membangkitkan minat belajar siswanya. Selain itu, berdasarkan latar belakang sosial siswa, guru menjadi sosok panutan utama dan motivator bagi mereka untuk belajar. Apa yang diperbuat oleh gurunya menjadi dasar bagi cara belajar mereka terhadap pelajaran tersebut.
3 Dalam bukunya Pendidikan Karakter, Zainal Aqib menuliskan bahwa
karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang berupa kepribadian khusus yang membedakannya dengan individu lain. Sedangkan, karakter pendidik adalah kualitas mental atau kekuatan moral, akhlak atau budi pekerti pendidik yang merupakan kepribadian khusus yang harus melekat pada pendidik. Seorang guru dikatakan berkarakter (Zainal, 2011:79) jika ia memiliki nilai dan keyakinan yang dilandasi hakikat dan tujuan pendidikan serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
Hipocrates (Patty dkk, 1982:155), mengemukakan bahwa karakter manusia dibedakan atas 4 tipe yaitu : tipe Sanguinis (gembira, optimis), tipe Flegmatik (tenang, berhati dingin), tipe Melankolik (pemurung), tipe Kolerik (pemarah). Kemudian dalam teori-teori psikologis lebih lanjut, Forence Litteur, penulis buku laris “Personality Plus” menguraikan keempat sifat dasar atau karakter manusia tersebut beserta kelebihan dan kelemahannya (Pustaka Nilna,
25 Februari 2013). Ia menambahkan pula bahwa tidak ada tipe yang paling baik, karena semuanya baik. Oleh karena itu, apapun karakter seorang guru bukanlah sesuatu yang buruk, tetapi sejauh mana seorang guru mengolah karakternya tersebut dalam kaitannya sebagai seorang pendidik yang kompeten dan profesional.
Selama ini tidak banyak penelitian mengenai pengaruh dari karakter guru terhadap minat belajar siswanya. Dikatakan pengaruh dari karakter guru maksudnya guru dipandang sebagai motivator bagi siswa untuk membangun
4
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan. Selain metode pembelajaran yang menarik, biasanya hal sederhana yang menarik minat siswa untuk belajar adalah sosok guru yang sesuai dengan pandangan mereka. Oleh karena itu, saya tertarik untuk meneliti korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar siswanya.
Dalam penelitian ini saya memilih sampel dari siswa SMKN 54 Jakarta Pusat. Pada dasarnya saya memilih siswa SMK karena pada usia ini siswa berada pada masa-masa labil, ingin dipahami, dan mulai jenuh dengan kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, pada jenjang ini pola pikir siswa kebanyakan bersifat subjektif. Begitupun dengan belajar, mereka akan bersikap subjektif dalam memilih pelajaran apa dan siapa guru yang mereka sukai. Di lain pihak, berdasarkan latar belakang sosial mereka (berdasarkan hasil observasi) guru merupakan tokoh yang paling berperan sebagai motivator mereka dalam belajar. Oleh karena itu, hal pertama yang menjadi daya tarik mereka untuk belajar adalah karakter guru yang membimbing mereka.
Dengan demikian, perlunya mengetahui korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar siswa kelas X dan kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU) SMKN 54 Jakarta Pusat pada mata pelajaran matematika agar guru mampu memotivasi siswa secara maksimal untuk belajar sehingga pada akhirnya berpengaruh pada peningkatan prestasi belajar mereka.
5 B.
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain:
- belajar merupakan unsur penting dalam pendidikan
- pembelajaran merupakan upaya mengkondisikan lingkungan agar terjadi kegiatan belajar
- guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran
- faktor lingkungan tempat tinggal siswa kurang mendukung siswa untuk belajar
- guru menjadi sosok panutan dan motivator bagi siswa
- pola pikir subjektif siswa sebagai seorang remaja untuk menilai dan memilih guru seperti apa atau pelajaran apa yang disukainya C.
Pembatasan Masalah
Agar penelitian tidak meluas dan dapat terarah sesuai tujuan penelitian, maka permasalahan dibatasi pada:
1. menganalisis tipe/karakter guru matematika SMKN 54 Jakarta Pusat yang menjadi model penelitian dan mencari korelasinya dengan minat belajar siswa kelas X dan XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU) SMKN 54 Jakarta Pusat pada mata pelajaran matematika.
2. menganalisis tipe/karakter guru seperti apa yang diidamkan oleh siswa siswa kelas X dan XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan
Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU) SMKN 54 Jakarta Pusat.
6 D.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. apakah ada korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar siswa kelas X dan kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan
(TKR) dan Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU) SMKN 54 Jakarta Pusat pada mata pelajaran matematika? 2. karakter guru matematika seperti apakah yang diidamkan oleh siswa kelas X dan kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan
Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU) SMKN 54 Jakarta Pusat? E.
Tujuan Tujuan umum: 1.
mengetahui korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar siswa kelas X dan XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU) SMKN 54 Jakarta Pusat pada mata pelajaran matematika.
2. menganalisis karakter guru matematika seperti apa yang diidamkan oleh siswa kelas X dan kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU) SMKN 54 Jakarta Pusat
Tujuan khusus: 1.
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa untuk rentang usia remaja (15 atau 16 tahun sampai dengan 17 atau 18 tahun)
7 2.
mengetahui peran guru sebagai tenaga pendidik profesional 3. mengetahui tipe-tipe/karakter dasar manusia F.
Batasan istilah 1. Karakter
Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang berupa kepribadian khusus yang membedakannya dengan individu lain (Zainal, 2011:78).
2. Minat
Minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri peserta didik dimana ia merasa tertarik pada suatu hal dan merasa gembira bersama hal tersebut (Masidjo, 2006:25).
3. Belajar
Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan tersebut terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah (Nini subini dkk, 2012:84).
4. Remaja
Pada hakekatnya, masa remaja merupakan masa menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru untuk menjadi pribadi yang dewasa (Masidjo, 2006:3).
8 G.
Manfaat
Karena penelitian tentang mencari korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar siswa SMK pada mata pelajaran matematika baru pertama kali dibuat maka ada banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh, antara lain:
1. dapat mengetahui korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar siswa kelas X dan XI SMKN 54 Jakarta Pusat;
2. dapat mengetahui karakter guru matematika seperti apa yang diidamkan oleh siswa SMK (usia 15 – 18 tahun) dilihat dari segi pandang remaja tersebut; 3. sebagai bahan/referensi bagi calon guru matematika dan guru matematika untuk mengetahui korelasi antara karakter guru dengan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika; 4. sebagai acuan dan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan karakter guru.
BAB II KAJIAN TEORI A. Belajar 1. Pengertian Menurut seorang ahli pendidikan, Dimyati Mahmud (Nini Subini dkk,
2012:83) bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Dalam hal ini juga ditekankan pada pentingnya perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak.
Pengertian lain, menurut Oemar Hamalik (Nini Subini dkk, 2012:84) adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Robert Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977 (Nini Subini dkk, 2012:84), mengemukakan bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta- merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
10 2.
Faktor –faktor yang mempengaruhi proses belajar
Banyak hal yang mempengaruhi proses belajar seseorang, baik dari dalam (internal), luar (eksternal), maupun faktor kecenderungan belajar.
a.
Faktor internal Yang dimaksudkan dengan faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang melakukan belajar (Nini Subini dkk, 2012:85). 1)
Kesehatan dan cacat tubuh Kesehatan merupakan salah satu hal penting menentukan aktivitas sehari-hari termasuk belajar. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar seseorang, begitu pun sebaliknya.
2) Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan umum seseorang dalam menyesuaikan diri, belajar, atau berpikir abstrak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Heller, Monks, dan Passow (Nini Subini dkk, 2012:86) menyatakan bahwa orang-orang yang memiliki intelegensi tinggi belum tentu tidak memiliki gangguan dalam belajar. 3)
Minat dan bakat Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Nini Subini dkk,
2012:87) disebutkan minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat timbul dalam diri seseorang untuk
11
memperhatikan, menerima dan melakukan sesuatu tanpa ada yang menyuruh dan sesuatu itu dinilai penting atau berguna bagi dirinya.
Minat juga sangat mempengaruhi hasil belajar seseorang. Minat yang tinggi dapat menuntun anak untuk belajar lebih baik lagi. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat anak didik agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya. 4)
Kematangan (kesiapan) Kematangan merupakan suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Dalam belajar, kematangan atau kesiapan sangat menentukan keberhasilan setiap usaha belajar.
5) Motivasi
Motivasi (Nini Subini dkk, 2012:88) adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang yang entah disadari atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Berdasarkan sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar, seperti pujian, peraturan/tata tertib, teladan guru dan orang tua, dan sebagainya.
12
6) Kelelahan
Kelelahan yang dialami siswa dapat menyebabkan siswa tidak bisa belajar secara optimal. Kelelahan dalam beraktivitas dapat mengakibatkan menurunnya kekuatan fisik dan melemahnya kondisi psikis.
7) Perhatian dan sikap (perilaku)
Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama pada guru dan pelajaran yang diberikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan pelajaran yang diberikan dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.
Perhatian dan sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang baik pada performa guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dengan profesionalitasnya, seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi anak didiknya; berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus.
b.
Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan di sekitar siswa.
13
1) Faktor keluarga
Dalam lingkungan keluarga, hal-hal yang dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan atau hasil belajar pada siswa (Nini Subini dkk, 2012:92) adalah:
a) Cara mendidik
Orang tua yang peduli dengan pendidikan akan mendidik anaknya untuk tekun dalam mengenyam pendidikan. Mereka akan mendukung setiap kebutuhan anaknya untuk belajar dan akan membimbing mereka untuk berprestasi.
b) Relasi antar anggota keluarga
Relasi dalam anggota keluarga akan menjadi acuan kenyamanan dalam rumah tersebut. Apabila relasi antar anggota keluarga rukun dan damai, maka akan tercipta rasa nyaman di dalam rumah tersebut. Akibatnya anak pun akan merasa nyaman dalam menjalankan aktivitasnya dalam rumah termasuk belajar.
c) Suasana rumah
Suasana rumah erat kaitannya dengan poin relasi antar anggota kelauarga. Suasana nyaman membuat anak merasa nyaman dalam menjalankan aktivitasnya termasuk belajar. Sedangkan suasana rumah yang kurang nyaman tentu
14
membuat anak merasa tidak nyaman dalam menjalankan aktivitasnya termasuk belajar.
d) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi proses pemenuhan kebutuhan seseorang untuk belajar. Semakin baik keadaan ekonomi keluarga, maka terpenuhinya kebutuhan belajar akan semakin besar diperoleh oleh anak tersebut.
e) Pengertian orang tua
Jika seorang anak mempunyai orang tua yang mengerti tentang minat dan bakatnya, maka mereka akan mendukung secara objektif proses belajar anaknya.
f) Latar belakang kebudayaan
Latar belakang budaya juga mempengaruhi seperti apa aktivitas belajar didukung di dalam keluarga. Keluarga dengan budaya yang menjunjung tinggi makna pendidikan, maka makin besar pula perhatian mereka bagi anak-anaknya untuk belajar dan berprestasi. 2)
Faktor sekolah Faktor lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa (Nini Subini dkk, 2012:95) antara lain: a)
Guru Di sekolah guru merupakan orang yang mendidik siswa dalam segala hal. Bagaimana sikap dan kepribadian guru,
15
tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru tersebut mengajarkan pengetahuan tersebut kepada siswanya turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.
b) Metode mengajar
Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas mendukung interaksi yang terjadi di dalam kelas selama pembelajaran berlangsung. Semakin tepat metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi, semakin banyak pula pemahaman materi yang diserap oleh siswanya.
c) Instrumen/fasilitas
Instrumen/fasilitas yang disediakan di sekolah tentu merupakan sarana pendukung bagi siswa untuk mengakomodasi kebutuhan mereka untuk belajar.
d) Kurikulum sekolah
Kurikulum sekolah yang digunakan di sekolah merupakan jembatan bagi siswa untuk mengetahui batasan- batasan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tingkatan usia dan jenjang kelas yang sedang dijalaninya.
e) Relasi guru dengan siswa
Cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan guru yang bersangkutan. Jika hubungan antara guru
16
dan siswa kurang baik, seperti ada jarak karena takut, tidak akrab, siswa menjulukinya guru galak, dan sebagainya maka akan berpengaruh pada kelancaran belajar mengajarnya.
f) Relasi antar siswa
Relasi antar siswa mempengaruhi kenyamanan siswa untuk belajar di lingkungan sekolah. Jika relasi antar siswa baik maka secara tidak langsung ia mendapat dukungan dari lingkungan sosial sekitarnya untuk belajar dan berprestasi lebih baik lagi.
g) Disiplin sekolah
Disiplin yang diterapkan di sekolah dimaksudkan agar siswa selain belajar untuk berprestasi di bidang akademik tetapi juga dididik untuk menjadi pribadi yang mandiri dan berakhlak mulia.
h) Pelajaran dan waktu
Sikap siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu juga mempengaruhinya untuk belajar. Hal ini dipengaruhi oleh minat siswa tersebut terhadap mata pelajaran yang bersangkutan. Jika ia berminat dan tertarik dengan mata pelajaran tersebut, maka dengan sendirinya dan tanpa dipaksa ia akan tekun belajar.
17 Sementara itu, pembagian waktu pelajaran yang
diterapkan hendaknya disesuaikan dengan tingkat psikologis dan faktor kesiapan belajar siswa agar hasilnya maksimal. i)
Standar pelajaran Standar pelajaran yang diberikan kepada siswa harusnya disesuaikan dengan standar kemampuan rata-rata siswa yang diajar. Apabila standar pelajaran tersebut tidak sesuai (terlalu tinggi atau terlalu rendah) dengan kemampuan siswa, maka pada umumnya siswa jadi malas belajar bahkan kadang menjadi tidak berminat terhadap pelajaran tersebut. j)
Kebijakan penilaian Kebijakan penilaian yang diterapkan oleh guru sebaiknya bersifat objektif. Hal ini akan meningkatkan semangat persaingan yang objektif dari para siswa untuk belajar dan berprestasi. k)
Keadaan gedung Keadaan gedung yang nyaman dan sejuk tentu menjadi penunjang bagi kondisi fisik siswa untuk belajar. Apabila keadaan gedung kelas kurang baik (sempit atau panas), maka siswa menjadi tidak betah berada di dalam kelas. Akibatnya siswa tidak dapat belajar dengan maksimal di kelas.
18
l) Tugas rumah
Tugas rumah merupakan salah satu usaha guru untuk memastikan siswanya tetap belajar ketika berada di rumah, karena bukan tidak mungkin kuantitas jam belajar siswa di rumah menjadi sangat berkurang atau bahkan tidak ada (tidak belajar sama sekali). 3)
Faktor masyarakat Faktor lingkungan masyarakat yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain: kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan dalam masyarakat tempat tinggalnya tersebut.
c.
Faktor kecenderungan belajar Faktor pendekatan belajar merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Ada 3 bentuk dasar pendekatan belajar siswa (Nini Subini dkk, 2012:101), yaitu :
1) Pendekatan Achieving (pencapaian prestasi tinggi)
Pendekatan Achieving merupakan kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan untuk mewujudkan ego
enhancement . Ego enhancement adalah ambisi pribadi yang
besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih prestasi setinggi-tingginya.
19
2) Pendekatan Surface (permukaan atau bersifat lahiriah)
Pendekatan Surface merupakan kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari luar (ekstrinsik), misalnya mau belajar karena takut tidak lulus ujian sehingga dimarahi oleh orang tua.
3) Pendekatan Deep (mendalam)
Pendekatan Deep merupakan kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari dalam (intrinsik), misalnya mau belajar karena tertarik dengan materi dan memang merasa membutuhkannya.
B. Profesi Guru 1. Pengertian
Drs. Moh. Uzer Usman (Nuni, 2013:55) mengemukakan bahwa guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
Menurut Nuni Y. Syatra (2013:56), guru pada prisipnya merupakan suatu profesi yang mempunyai keahlian tertentu, dimana masyarakat mendapatkannya pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan.
20 2.
Kode Etik Guru
Kode Etik Guru ditetapkan dan ditegakkan dengan maksud untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalannya (UU RI No.14 Tahun 2005, Pasal 43 ayat 1). Kode Etik Guru berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan keprofesionalannya (UU RI No.14 Tahun 2005, Pasal 43 ayat 2).
Dalam Konggres PGRI tahun 1975, organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) merumuskan Kode Etik profesi guru di Indonesia (Adimassana, 2007:9).
3. Empat Kompetensi Dasar Guru Profesional
Pada UU RI No.14 Tahun 2005 Pasal 10 dijelaskan bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (ayat 1).
Penjabaran lebih rinci dari 4 kompetensi sebagaimana harus dimiliki oleh guru terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yang isinya sebagai berikut: a.
Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: pemahaman wawasan atau landasan pendidikan, pemahaman
21
terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b.
Kompetensi Kepribadian merupakan profil kepribadian yang harus dimiliki oleh guru, yakni meliputi sifat kepribadian yang: mantab, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, jujur, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, serta mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan, c.
Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kemampuan untuk: berkomunikasi secara lisan, dengan tulisan, dan/atau dengan isyarat; bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik; serta bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku.
d.
Kompetensi Profesional merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan bidangnya masing-masing.
22 4.
Peran Guru dalam Proses Belajar a.
Pengajar Sebagai seorang pengajar, guru memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah.
b.
Pendidik Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (suppoter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor), serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan siswa agar siswa tersebut menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
c.
Pembimbing Sebagai pembimbing, guru harus berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya. Selain itu, guru juga harus mampu mengenali kesulitan siswa dan mengembangkan setiap potensi dan minat siswa.
d.
Korektor Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan nilai yang baik dan buruk.
e.
Fasilitator Sebagai fasilitator, guru wajib menyediakan fasilitas yang memungkinkan terciptanya kemudahan kegiatan belajar siswa. Hal ini
23
akan membantu terciptanya lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa.
f.