Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

(1)

AL-MUBTADI CIPONDOH

SKRIPSI

Diajukan kepada Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh : ALIFA HANUM

18100110000026

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARRBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H


(2)

i

KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AL-

QUR’AN

HADITS DI MADRASAH TSANAWIYAH TA’LIM AL

-MUBTADI

CIPONDOH

SKRIPSI

Diajukan kepada Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

Alifa Hanum 18100110000026

Di bawah Bimbingan

Masan. AF, M.Pd NIP. 195107161981031005

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARRBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(3)

ii

Skripsi yang berjudul Korelasi Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al -Mubtadi Cipondoh disusun oleh Alifa Hanum, NIM: 18100110000026, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuen yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 29 November 2014

Yang Mengesahkan Pembimbing Skripsi

Masan. AF, M.Pd NIP. 195107161981031005


(4)

iii

Skripsi berjudul : “Korelasi Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist Di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al -Mubtadi Cipondoh”. Disusun oleh Alifa Hanum Nomor Induk Mahasiswa 18100110000026, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 10 Januari 2015, dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 10 Januari 2015

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua/Sekretaris Jurusan) Tanggal Tanda tangan

Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag ………… ………... NIP : 19580707 198703 1 005

Penguji 1

Dra. Djunaidatul Munawaroh, M.Ag ……….. ……….. NIP : 19580918 198701 2 001

Penguji 2

DR. Sururin, MA ……….. ………...

NIP : 19710319 199803 2 001

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Nurlena Rifa’i, Ma., Ph.D NIP : 19591020 198603 2 001


(5)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

NIM

Jurusan Alamat

Nama Pembimbing

NIP

Jurusan/Program Studi

: Masan. AF, M.Pd : 19510716198103100s

: Pendidikan Agama Islam : Alifa Hanum

:18100110000026

: Pendidikan Agama Islarn

: Gg. Halimah No. 64 RT. 002/001 Cipondoh Kota Tangerang MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUIINYA

Bahwa skripsi ya:rg berjudul Korelasi Antara Minat Belajar Dengan prestasi

Belajar Dalam Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadifs Di Madrasah rsanawiyah

Ta'lim

Al-Mubtadi cipondoh adalah benar hasil karya sendiri

di

bawah bimbingan dosen:

Demikian

$rat

penyataan

ini

saya buat dengan sebenarnya dan saya siap menerima segala konsekuensinya apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 29 November 2014 Yang Menyatakan

Alifa Hanum


(6)

v

Alifa Hanum (18100110000026) “Korelasi Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Di Madrasah Tsanawiyah

Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh”. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Minat adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat juga merupakan suatu faktor yang berperan sebagai penggerak yang mendorong individu melakukan sesuatu atau tertarik kepada suatu objek. Dalam belajar rminat berperan sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan seberapa besar minat siswa dalam belajar Al-Qur’an Hadits dan hubungan nya dengan prestasi belajar siswa tersebut, khususnya di Madrasah Tsanwiyah Ta’lim Al-Mubtadi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelatif dengan metode survey tehnik korelasional, yaitu memusatkan perhatian pada pengumpulan data dalam kondisi dan waktu tertentu dari kedua variabel yang diteliti, kemudian dikorelasikan guna menjawab masalah yang telah dirumuskan.

Adapun subjek penelitian ini adalah siswa/siswi Kelas VIII MTs Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014 yang seluruhnya berjumlah 61 siswa.

Dari penelitian yang penulis lakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Setelah rxy dikonsultasikan dengan rtable baik pada taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1% teryata nilai rxy lebih rendah. Oleh karena itu pengujian hipotesis ini menerima H0 dan menolak Ha.


(7)

vi

melimpahkan karunia, rahmat, hidayah, inayah serta kasih sayang yang berlimpah dan tiada batas kepada penulis sehingga skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menjadi sinar terang dalam perjalanan hidup umat manusia, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya kelak di hari akhir ...Aamiin...

Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang “Korelasi Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi”.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini ada pihak-pihak yang telah berkontribusi memberikan bantuan, pengarahan, inspirasi serta do’a dan dukungannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Nurlena Rifa’i, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Abdul Madjid Khon, M.A, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Masan. AF, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan fikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan ibu dosen jurusan PAI yang telah mentransfer ilmu selama perkuliahan.

5. Misun, S.Pd.I, Kepala MTs Ta’lim Al-Mubtadi, paraguru,staf, dan siswa/siswi

MTs Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang yang telah memberikan izin penelitian dan kerjasama yang baik dalam memberikan data-data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini.

6. Kepada Ayah Bunda tercinta, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, karena sudah mengasuh, membimbing, memotivasi serta mendo’akan dalam setiap langkah.


(8)

vii

8. Sahabat dan teman-teman seperjuangan di DMS Jurusan Tarbiyah, semua teman PAI kelas Angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan dan persaudaraan selama ini serta motivasi dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Terima kasih juga kepada semua pihak yang turut serta membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak didalamnya, penulis hanya mampu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga kebaikannya mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Mudah mudahan skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca skripsi ini.

Penulis

Alifa Hanum 18100110000026


(9)

viii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Peneitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Belajar : Pengertian, Aspek-aspek/Dimensi, Faktor dan Indikator Minat Belajar ... 9

B. Prestasi Belajar ... 17

C. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah ... 22

D. Kerangka Berfikir ... 29

E. Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan WaktuPenelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Metode Penelitian ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Analisis Data ... 36

F. Hipotesis Statistik ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambar Lokasi Pendidikan……… 41

B. Deskripsi Minat Belajar Siswa ... 42

C. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa ... 45

D. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 48

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51


(10)

ix

B. Implikasi ... 53 C. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(11)

1 A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dalam hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan di mana saja, baik di kampus, di kelas, di jalanan dalam waktu yang tak dapat ditentukan sebelumnya. Namun demikian, satu hal yang sudah pasti bahwa belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh iktikad dan maksud tertentu. Berbeda halnya dengan kegiatan yang dilakukan oleh binatang.

Dalam konteks merancang sistem belajar, konsep belajar ditafsirkan berbeda. Belajar dalam hal ini harus dilakukan dengan sengaja, direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu. Maksudnya agar proses belajar dan hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat. Guru dengan sengaja menciptakan kondisi dan lingkungan yang menyediakan kesempatan belajar kepada para siswa untuk mencapai tujuan tertentu, dan diharapkan memberikan hasil tertentu pula kepada siswa. Hal ini dapat diketahui melalui sistem penilaian yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut menurut

Oemar Hamalik dapat “diartikan terjadinya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan lain-lain.”1

Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subyek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian

1

Oemar Hamalik, Pelaksanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), Cet. I, h. 54


(12)

banyak faktor yang mempengaruhi itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subyek belajar dan faktor ekstern

(dari luar) si subyek belajar.

Faktor internal ini menyangkut faktor-faktor fisiologis dan faktor psikologis. Tetapi relevan dengan persoalan reinforcement, maka tinjauan mengenai faktor-faktor intern akan dikhususkan pada faktor-faktor psikologis.

Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal, sebaliknya tanpa kehadiran faktor psikologis secara optimal bisa jadi memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam belajar.

Faktor-faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan penting itu, dapat dipandang sebagai cara-cara berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian, sebagaimana dikatakan oleh Sardiman bahwa

“proses belajar mengajar itu akan berhasil baik, kalau didukung oleh faktor-faktor psikologis dari si pelajar. Salah satu faktor psikologis adalah minat.2

Minat dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya minat yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya minat, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

Di dalam kegiatan belajar mengajar, peranan minat baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan minat, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara dalam melakukan kegiatan belajar.

2

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. II, h. 39-40


(13)

Minat merupakan faktor dominan yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar, kebutuhan berprestasi menggerakkan dan mengarahkan perbuatan, menopang tingkah laku dan menyeleksi perbuatan individu yang berorientasi kepada keberhasilan. Untuk itu guru harus berupaya menimbulkan dan mempertahankan perhatian dan dorongan siswa melakukan kegiatan belajar. Upaya memberikan perhatian dan dorongan belajar kepada siswa dilakukan guru sebelum mengajar dimulai, dan waktunya menurut Nana Sudjana yaitu

“saat berlangsungnya proses belajar mengajar terutama pada saat siswa melakukan kegiatan belajar dan pada saat kondisi belajar mengalami

kemunduran.”3

Kepiawaian guru dalam penguasaan strategi pembelajaran merupakan salah satu variabel yang patut dipertimbangkan. Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan pribadi. Sebagai contoh di lapangan kadang-kadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran sangat menarik perhatian dan jelas. Sementara ada guru lain yang walaupun menggunakan strategi pembelajaran yang sama dengan guru yang tadi, akan tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan cenderung membosankan. Hal ini terjadi mungkin karena guru yang pertama tadi memiliki kelebihan dalam hal seni mengajar.

Untuk belajar sangat diperlukan adanya minat. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada minat. Semakin kuat minat yang dimiliki, akan semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi minat akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Sudah disadari baik oleh guru, siswa dan orang tua, bahwa dalam belajar di sekolah intelegensi (kemampuan intelektual) memainkan peranan penting, khususnya berpengaruh kuat terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin besar peluangnya untuk berprestasi. Sebaliknya, semakin

3

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995), Cet. III, h. 160


(14)

rendah kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh prestasi. Meskipun peranan intelegensi sedemikian besar, namun perlu diingat bahwa faktor-faktor lain pun tetap berpengaruh. Di antara faktor-faktor tersebut adalah “minat”.

Dalam belajar, minat berperan sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat sikapnya senang terhadap pelajaran dan akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar. Sedangkan siswa yang kurang mempunyai minat sikapnya hanya menerima pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus bisa tekun karena tidak ada pendorongnya.

Ada beberapa hal yang mendasari pentingnya membahas minat dalam hubungannya dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Al-Qur’an

Hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang.

Pertama, bahwa pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan salah satu pelajaran ilmu agama Islam yang diajarkan oleh guru di setiap Madrasah

Tsanawiyah, khususnya di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi. Masalahnya pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di madrasah tersebut dinilai berjalan kurang efektif dengan adanya berbagai alasan, sehingga hasil prestasi belajar kurang maksimal.

Kedua, bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, minat merupakan faktor yang sangat penting, karena bagi siswa yang memiliki minat yang kuat akan mempunyai energi untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kurangnya minat, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat minat yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam menumbuhkan minat yang mampu membangkitkan semangat dalam kegiatan siswa untuk belajar.

Adapun kenyataan yang ada di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al -Mubtadi, tidak semua siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap mata


(15)

pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan berbagai alasan dan latar belakang, sehingga hasil prestasi belajar mereka pun berbeda-beda, tergantung seberapa besar kadar minat belajar mereka terhadap pelajaran tersebut.

Ketiga, bahwa di dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara dalam melakukan kegiatan belajar.

Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang-kadang-kadang juga kurang sesuai. Oleh karena itu, guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik. Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak menguntungkan perkembangan belajar siswa. Kurangnya atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat intrinsik maupun yang bersifat ekstrinsik, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.

Keempat, bahwa kepiawaian guru dalam penguasaan strategi pembelajaran merupakan salah satu variabel yang patut dipertimbangkan. Sebab setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan pribadi

masing-masing. Sebagai contoh di MTs Ta’lim Al-Mubtadi, kadang-kadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran sangat menarik perhatian dan jelas. Sementara ada guru lain yang walaupun menggunakan strategi pembelajaran yang sama dengan guru yang tadi, akan tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan cenderung membosankan. Hal ini terjadi mungkin karena guru yang pertama tadi memiliki kelebihan dalam hal seni mengajar.

Kelima, bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi

kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. “Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap


(16)

kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa”.4

Sebagai contoh: kebiasaan yang diterapkan orang tua siswa dalam mengelola keluarga yang keliru, seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan ia cenderung berperilaku menyimpang.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih dalam lagi dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan mengambil

judul: “KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS

DI MADRASAH TSANAWIYAH TA’LIM AL-MUBTADI”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. 2. Kurangnya motivasi dari guru untuk menumbuhkan dan meningkatkan

minat belajar siswa pada mata pelajara Al-Qur’an Hadits.

3. Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs Ta’lim Al-Mubtadi kurang efektif.

4. Kurangnya fasilitas pembelajaran yang tersedia, sehingga guru tidak dapat menumbuhkan minat belajar kepada siswa dengan maksimal.

5. Ketidaktepatan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran

Al-Qur’an Hadits, sehingga berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

6. Lingkungan yang kurang mendukung, baik dari orang tua (keluarga) atau lingkungan pergaulan (di luar rumah).

7. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits belum memuaskan.

4

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), cet. III, h. 138


(17)

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan masalah dalam skripsi ini, dan agar pembahasannya terarah maka penulis memberikan batasan-batasan yaitu pada masalah:

1. Minat belajar siswa MTs Ta’lim Al-Mubtadi, hasil angket yang disebar

pada siswa/siswi MTs Ta’lim Al-Mubtadi

2. Prestasi belajar siswa MTs Ta’lim Al-Mubtadi, hasil belajar siswa yang diambil dari nilai raport.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas ada yang signifikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana minat siswa dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits? 2. Bagaimana prestasi siswa dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits?

3. Adakah hubungan antara minat belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi dengan prestasi hasil belajar Al-Qur’an Hadits mereka?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar minat belajar siswa Madrasah

Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi terhadap mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.

2. Untuk mengetahui seberapa besar prestasi minat belajar siswa Madrasah

Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi terhadap mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.

3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara minat siswa terhadap mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan prestasi belajar siswa.

F. Kegunaan Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi rekan-rekan agar menjadi bahan bacaan yang akan lebih disempurnakan


(18)

2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas prestasi belajar siswa di sekolah


(19)

9 A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Setiap individu mempunyai kecenderungan fundamental untuk berhubungan dengan sesuatu yang berada dalam lingkungannya. Apabila sesuatu itu memberikan kesenangan pada dirinya, kemungkinan ia akan berminat terhadap sesuatu itu.

Minat timbul apabila tertarik kepada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya dan ia pun akan berniat untuk mempelajarinya.

“Dari segi bahasa minat berarti perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas, pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi

individu”.1

“Menurut H.C Whiterington minat adalah kesadaran seseorang

bahwa suatu objek, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut

dengan dirinya”.2

Minat itu akan timbul jika suatu objek yang dihadapi seseorang berguna bagi kebutuhan hidupnya.

Pendapat lain dikemukakan oleh “W.S Winkel bahwa minat

diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi pokok bahasan tertentu dan merasa senang

mempelajari materi itu”.3

Jadi menurut pendapatnya kecenderungan dan kesadaran subjek yang sudah menetap dalam dirinya akan menyebabkan timbulnya minat dan merasa senang mempelajari materi yang diberikan.

1

J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet. 1, h. 255

2

H.C. Whiterington, Psikologi Pendidikan, Terjemah: M. Buchori, (Bandung: Aksara Baru, 1978), h. 124

3


(20)

Selanjutnya Alisuf Sabri mengatakan bahwa minat adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu itu.4

Jadi aspek-aspek/dimensi-dimensi minat tersebut sebagai berikut: a. Kognisi

Informasi obyek, melahirkan ketertarikan pada obyek yang dipelajari.

b. Emosi

Perasaan senang pada obyek yang dipelajari. c. Konasi

Hasrat atau kemauan untuk memperhatikan pelajaran dan melakukan kegiatan belajar.

Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa “minat adalah

kecenderungan jiwa kearah sesuatu, karena sesuatu itu mempunyai arti bagi kita. Sesuatu itu dapat memenuhi kebutuhan kita dan dapat

menyenangkan kita”.5

Selanjutnya, Drs. Mahfudh Shalahuddin menyatakan bahwa “minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Minat merupakan suatu sikap yang menyebabkan seseorang berubah aktif dalam suatu pekerjaan, dengan kata lain minat dapat menjadi sebab dari suatu

kegiatan”.6

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat itu merupakan kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat secara terus menerus terhadap sesuatu (orang, benda atau kegiatan) yang

4

M. Alisuf Sabri, Op, cit, h. 84

5

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’rif, 1989), cet. VIII, h. 88

6

Mahfudh Shalahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990), h. 95


(21)

disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari serta membuktikannya lebih lanjut.

2. Aspek-Aspek Minat

Aspek-aspek minat yang termasuk dimensi minat adalah:

Crow and Crow sebagaimana dikutip Abd. Rachman Abror, mengatakan bahwa minat atau interest bisa berhubugan dengan daya gerak yang mendorong cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan partisipasi dalam kegiatan. Minat mengandung unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Unsur kognisi maksudnya yaitu, minat itu didahului pengalaman dan informasi mengenal objek yang dituju oleh minat tersebut. Unsur emosi yaitu perasaan tertentu (biasanya perasaan senang). Sedang unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsure tersebut, yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan.7

Jadi aspek-aspek/dimensi-dimensi minat tersebut sebagai berikut: a. Kognisi

Informasi obyek, melahirkan ketertarikan pada obyek yang dipelajari.

b. Emosi

Perasaan senang pada obyek yang dipelajari. c. Konasi

Hasrat atau kemauan untuk memperhatikan pelajaran dan melakukan kegiatan belajar.

3. Macam-macam Minat

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain berdasarkan timbulnya minat dan berdasarkan arahnya minat.

a. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Minat Primitif

7

Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), cet. 4 h. 122


(22)

Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan beraktifitas dan seks.

2) Minat Sosial

“Minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar. Minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita”.8

Misalnya minat belajar, individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi harga dirinya.

b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Minat Intrinsik

Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubugan dengan aktifitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar. Misalnya seseorang belajar karena memang pada ilmu pengetahuan atau karena memang senang membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan.

2) Minat Ekstrinsik

“Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan

akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang. Misalnya sesorang belajar dengan

tujuan agar menjadi juara kelas”.9

4. Fungsi Minat Dalam Belajar

Dalam proses belajar minat merupakan salah satu faktor psikologis yang penting dalam belajar, minat mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu

8

Abdul Rahman Shaleh & Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 265

9


(23)

yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak akan mungkin melakukan sesuatu. Misalnya seorang anak menaruh minat terhadap bidang studi agama islam, maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang agama.

Fungsi minat besar sekali terhadap kegiatan belajar, karena minat mempunyai andil yang sangat besar dalam menunjang keberhasilan. Seseorang akan memetik hasil dari belajarnya ketika ia berminat terhadap sesuatu yang ia pelajari dan dengan sendirinya ia akan menunjukkan keaktifannya dalam mengikuti pelajaran. Sebagaimana seperti yang

dikatakan oleh William James (1980) melihat bahwa “minat siswa

merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar

siswa”.10

Minat merupakan faktor pendorong bagi anak didik dalam melaksanakan usahanya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.

Dengan demikian jelas terlihat bahwa “minat sangat penting dalam pendidikan, karena merupakan sumber usaha anak didik”.11

“Minat mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.

Minat akan mengarahkan dalam memilih macam pekerjaan yang akan dilakukan. Minat juga akan mengarahkan seseorang terhadap apa yang disenangi dan dikerjakannya”.12

Dengan demikian, kewajiban sekolah dan para guru untuk menyediakan lingkungan yang dapat merangsang minat siswa terhadap banyak kegiatan yang bermanfaat, khususnya yang berlangsung dalam proses belajar mengajar. Guru harus pintar-pintar menarik minat siswa agar hasil kegiatan belajar mengajar memuaskan.

Dengan adanya minat, maka proses belajar mengajar akan berjalan lancar, dan tujuan pendidikan akan tercapai, sesuai dengan yang

10

Usman Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997), cet. 20, h. 27

11

Wayan Nurkancana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Srabaya: Usaha Nasional, 1986), cet. IV, h. 230

12

Singgih D. Gunarsa dan NY. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perawatan, (Jakarta: Gunung Mulia, 1989), h. 68


(24)

diharapkan. Karena minat sangat penting peranannya dalam pendidikan, maka yang harus mempunyai minat bukan hanya siswa, melainkan guru juga harus mempunyai minat untuk mengajar. Karena kesiapan keduanya merupakan penunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat

Minat sebagai salah satu pendorong dalam proses belajar tidak muncul dengan sendirinya, akan tetapi banyak faktor yang dapat menimbulkan minat siswa terhadap beberapa mata pelajaran yang diajarkan oleh guru bidang studi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Motivasi

“Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi,

baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Minat merupakan perpaduan keinginan dan kemampuan yang dapat dikembangkan jika

ada motivasi”.13

b. Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan sering dipelajari oleh siswa. Sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik siswa akan dikesampingkannya, sebagaimana yang telah disinyalir

oleh Slameto bahwa: “Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya”.14

c. Sikap Guru

“Sikap guru yang diperlihatkan kepada siswa ketika mengajar

memegang peranan penting dalam membangkitkan minat dan

13

DP. Tampubolon, Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak,

(Bandung: Angkasa, 1993), h. 41

14

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 59


(25)

perhatian siswa. Guru yang tidak disukai murid akan sukar

merangsang timbulnya minat dan perhatian siswa”.15

d. Pengalaman

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Singgih D. Gunarsa dan NY. Singgih D. Gunarsa bahwa: Keberhasilan dalam suatu aktifitas atau kegiatan menimbulkan perasaan yang menyenangkan atau menambah aktifitas. Sedangkan kegagalan justru menyebabkan kehilangan minat dan pengurangan aktifitas.

“Dari pengalaman jelaslah bahwa aktifitas memerlukan usaha

untuk menyelesaikan dan dalam penyelesaian aktifitas tersebut minat

sangat mempengaruhi”.16

e. Keluarga

Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga. Oleh karenanya sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat diperlukan dukungan, perhatian dan bimbingan dari keluarga, khususnya orang tua.

f. Cita-cita

Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang dalam prospek kehidupan kehidupan di masa yang akan datang. Cita-cita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang meskipun mendapat rintangan, seseorang tetap berusaha untuk mencapainya.

6. Tanda-Tanda Anak Berminat

Tanda-tanda anak berminat dapat diukur melalui:

15

Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, Terjemah: Bergman Sitorus, (Bandung: CV. Remadja Karya, 1987), h. 94

16


(26)

a. Kesukaan

Pada umumnya individu yang suka pada sesuatu disebabkan karena adanya minat. biasanya apa yang paling disukai mudah sekali untuk diingat. Sama halnya dengan siswa yang berminat pada suatu mata pelajaran tertentu akan menyukai pelajaran itu. Kesukaan ini tampak dari kegairahan dan inisiatifnya dalam mengikuti pelajaran tersebut. Kegairahan dan inisiatif ini dapat diwujudkan dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk menguasai ilmu pengetahuan yang terdapat dalam mata pelajaran tersebut dan tidak merasa lelah dan putus asa dalam mengembangkan pengetahuan dan selalu bersemangat, serta bergembira dalam mengerjakan tugas ataupun soal yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah.

b. Ketertarikan

Seringkali dijumpai beberapa siswa yang merespon dan memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat proses belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang diberikan menunjukkan apa yang disampaikan guru tersebut menarik perhatiannya, sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar.

c. Perhatian

Semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap pelajaran itu. Melalui perhatiannya yang besar ini, seorang siswa akan mudah memahami inti dari pelajaran tersebut.

d. Keterlibatan

Keterlibatan, keuletan, dan kerja keras yang tampak melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada keterlibatannya dalam belajar di mana siswa selalu belajar lebih giat, berusaha menemukan hal-hal yang baru yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dengan demikian, siswa akan memiliki keinginan untuk memperluas pengetahuan, mengembangkan diri, memperoleh kepercayaan diri, dan memiliki rasa ingin tahu.


(27)

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar diberikan kepada keadaan yang menggambarkan tentang hasil optimal suatu aktifitas belajar. Bagi seorang siswa prestasi belajar biasanya yang diperhitungkan adalah hasil-hasil yang dicapai oleh siswa dalam mempelajari mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia prestasi diartikan menjadi “hasil yang telah

dicapai dari yang telah ditetapkan”.17

Kata prestasi dalam Kamus Besar

Indonesia berarti “hasil yang telah dicapai dari yang telah dilaksanakan”.18

Sedangkan yang dimaksud prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Dengan kata lain, prestasi belajar siswa dapat diartikan sebagai penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari tes hasil belajar. Biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam setiap periode tertentu.19

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Muhibbin Syah “secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada diri seseorang atau individu terdiri atas dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal”.20

a. Faktor Internal

Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor yang berasal dari diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

17

Sardiman A. M, Interaksi dan motivasiBelajar Mengajar, (Jakarta: PT,Raja Grafindo Persada, 2003), cet. 10, h. 38

18

Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Amanai, tt), h. 324

19

Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: PT. Bina Aksara, tt), h. 43

20

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya , 2004), cet. 9, h. 132


(28)

Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan

pendengaran. “Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi

prestasi belajar siswa adalah faktor: (1) minat, (2) bakat, (3)

intelegensi, (4) motivasi”.21

1) Minat

Menurut Slameto “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”.22

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena jika bahan pelajaran yang dipelajarinya tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa itu sendiri harus berusaha mencintai setiap bahan pelajaran yang diberikan. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menangkap semua bahan pelajaran tersebut dengan baik.

2) Bakat

“Bakat adalah salah satu kemampuan manusia untuk melakukan

suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada”.23

Hal ini dekat dengan persoalan intelegensi yang merupakan struktur mental yang

melahirkan “kemampuan” untuk memahami sesuatu. Bakat pada diri

siswa dapat dilatih dan dikembangkan sesuai denan potensi yang dimilikinya dengan baik. Dengan demikian, bakat itu dapat mempengaruhi belajar siswa, khususnya berkenaan dengan keberhasilan atau prestasi belajar siswa itu sendiri.

3) Intelegensi

Menurut Reber yang dikutip Muhibbin Syah “intelegensi dapat diartiakan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan

atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat”.24

Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja,

21

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet.2, h. 60

22

Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1995), h. 57

23

Sardiman, Op. cit, h. 46

24


(29)

melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari pada peran-peran organ tubuh

lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh

aktifitas manusia. Tingkat kecerdasan atau intelegensi yang dimiliki siswa merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya prestasi belajar. Dengan demikian, siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi akan lebih berhasil dari pada siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.

4) Motivasi

Seseorang itu akan berhasil dalam belajar, jika pada dirinya sendiri

terdapat keinginan untuk belajar. “Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi”. Dalam konsep pembelajaran “motivasi berarti seni mendorong peserta didik untuk

melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai”.

James O. Whittaker memberikan pengertian secara umum

mengenai penggunaan istilah “motivation” di bidang psikologi. Ia mengatakan bahwa “motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi

tersebut”.25

Motivasi belajar pada dasarnya mempengaruhi tingkah laku belajar. Motivasi belajar menentukan jumlah waktu yang digunakan siswa dalam belajar dan jumlah waktu yang digunakan ini merupakan salah satu peramal yang dapat dipercaya bagi pencapaian prestasi belajar siswa. Jadi, bila kita membandingkan dua orang siswa yang mempunyai kecerdasan yang sama, maka siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan menghabiskan waktu belajar lebih sedikit untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan lebih tinggi dari pada

25


(30)

siswa dengan motivasi rendah. Selain mempengaruhi jumlah waktu yang digunakan, motivasi belajar yang menimbulkan keinginan untuk belajar serta menentukan banyaknya materi yang akan dimiliki banyak energi untuk belajar sehingga prestasinya menjadi lebih tinggi.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal juga terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. 1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa tersebut. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga dan ketegangan keluarga semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. 2) Lingkungan Nonsosial

Faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Sebagai contoh, kondisi rumah yang berantakan dan sempit serta perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan mendorong siswa berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas untuk dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan yang seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.


(31)

3. Jenis/Bentuk Prestasi Belajar Jenis/bentuk prestasi belajar adalah: a. Penjelasan

Dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menguraikan atau merinci suatu materi atau bahan menjadi komponen-komponen atau bagian-bagian agar struktur organisasinya dapat dipahami. Ini mencakup identifikasi bagian-bagian, mengkaji (menganalisis) hubungan antar bagian-bagian dan mengenali prinsip-prinsip organisasi yang terlibat. b. Pengetahuan

Pengetahuan didefinisikan sebagai ingatan tentang materi-materi atau bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Ini mencakup mengingat semua hal, dari fakta khusus sampai pada teori-teori yang lengkap mencakup pemikiran tentang informasi yang bermanfaat.

c. Penguasaan

Pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan (pengetahuan, kepandaian, dsb).

d. Keterampilan

Dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian untuk membentuk suatu keseluruhan yang baru. Ini mencakup produksi dari satu komunikasi yang unit, suatu rencana operasi atau seperangkat hubungan-hubungan yang abstrak. Penekanannya pada tingkah laku yang kreatif sebagai hasil belajar. Namun dengan penekanan utama pada formulasi pola-pola dan struktu-struktur baru. e. Penguasaan Sikap

kemampuan atau kesanggupan untuk mengendalikan perilaku dan tindakan yang sesuai dengan norma-norma agama.

f. Nilai

Dimaksudkan sebagai kemampuan memberikan penilaian atau pertimbangan terhadap suatu gejala, obyek atau tingkah laku tertentu, seperti menerima, menolak, atau tidak menghiraukan.


(32)

4. Sumber Data Prestasi Belajar

Sumber data prestasi belajar dapat diperoleh dari: a. Pengetahuan tes

b. Latihan non tes

C. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah 1. Pengertian Al-Qur’an Hadits

a. Al-Qur’an

“Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab, dari kata qara’a yang

berarti ”mengumpulkan” dan “menghimpun”, yaitu menghimpun

huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapi”.26

Ada beberapa definisi tentang al-Qur’an yang disebutkan oleh

para Ulama diantaranya adalah “Kalam Allah berbahasa Arab

diturunkan kepada Rasulullah SAW yang dinilai ibadah membacanya, yang menantang untuk membuat tandingan surah terpendek darinya, diawali dengan surah al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas”.27

Allah SWT berfirman:





























Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. (Q.S. al-Qiyamah: 17-18)

























26

Manna Khalil al Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Jakarta: PT Pustaka Litera Antar Nusa, 2004), cet 13, h. 16

27


(33)

Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.

(Q.S. al-A’raf: 204)

M. Quraish Shihab mengutip Dr. Shubhi Shalih dalam bukunya

Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an sebagai berikut: Kalam Allah yang

mengandung mukjizat, diturunkan kepada Nabi SAW, tertulis pada mushhaf, diriwayatkan secara mutawatir dan yang dinilai ibadah dengan membacanya.28

Dari definisi di atas secara sederhana dapat dijelaskan bahwa: a. Al-Qur’an adalah firman Allah, bukan sabda Nabi, bukan perkataan

manusia dan bukan pula perkataan malaikat.

b. Al-Qur’an mengandung mukjizat seluruh kandungannya sekalipun sekecil huruf dan titiknyapun yang dapat mengalahkan lawan-lawannya.

c. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (tentunya melalui Malaikat Jibril) secara mutawatir (diriwayatkan banyak orang yang mustahil sepakat bohong).

d. Membaca al-Qur’an dinilai ibadah (membaca satu huruf dari al-Qur’an dibalas 10 kebaikan sebagaimana keterangan dalam hadits Nabi).

Selain nama al- Qur’an, kitab suci ini juga memperkenalkan dirinya dengan beberapa nama, antara lain sebagai berikut:

a. Al-Kitab, berarti buku atau tulisan.

b. Al-Furqan, berarti pembeda yang baik dan yang buruk. c. Al-Dzikr, berarti pengingat atau pemberi peringatan. d. At-Tanzil, berarti yang diturunkan.

Al-Qur’an sebagai wahyu tidak sama dengan hadits qudsi, yang terkadang dianggap sebagian ulama sebagai wahyu. Bedanya ialah bahwa al-Qur’an itu dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Maka ia adalah wahyu, baik dalam lafal atau pun maknanya. Sedangkan

28

M. Quraish Shihab, Sejarah dan Ulumul Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), h. 61


(34)

hadits qudsi maknanya saja yang dari Allah, sedang lafalnya dari Rasulullah s.a.w.29

Wahyu itu sendiri berasal dari kata waha yang berarti turunan dari Tuhan yang ditujukan kepada makhluknya, yang disampaikan melalui para Rasul. Di dalam al-Qur’an kata wahyu mempunyai arti antara lain:

1) Isyarat 2) Ilham 3) Bisikan 4) Pesan

Sebagian ulama membedakan antara wahyu dengan ilham. Wahyu ditujukan kepada Nabi, sedangkan ilham ditujukan kepada umat manusia secara umum. al-Qur’an sebagai wahyu Ilahi disampaikan kepada Muhammad Saw melalui proses yang disebut inzal, yaitu proses perwujudan al-Qur’an dengan cara Allah mengajarkan kepada malaikat jibril, kemudian Jibril menyampaikannya kepada Nabi Muhammad SAW.30

Wahyu diturunkan melalui beberapa proses, antara lain berupa ilham, inspirasi dalam bentuk mimpi, seperti kisah Nabi Ibrahim menerima perintah lewat mimpi untuk menyembelih putranya, Ismail.

Bentuk lahir al-Qur’an berbahasa Arab, karena itu kedudukan bahasa Arab menjadi penting. Bahasa Arab dimuliakan bukan karena ia sebagai bahasa kultural atau bahasa ilmiah, sebab dalam hal ini bahasa Persia juga memegang peranan penting, tetapi tidak sama posisinya dengan bahasa Arab.

Diturunkannya al-Qur’an secara berangsur-angsur mempunyai beberapa hikmah. Diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW. Mengingat keras watak masyarakat yang dihadapi Nabi, dengan diturunkannya

al-Qur’an secara berangsur-angsur memperkuat hati Nabi.

29

Manna Khalil al-Qattan, Op. cit, h..27

30

M. Quraish Shihab, Sejarah dan Ulum Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), Cet 2, h. 18


(35)

2. Sebagai mu’jizat. Mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi Nabi dari kaum kafir, termasuk pertanyaan-pertanyaan yang bernada memojokan, seperti tentang hal-hal gaib, Nabi merasa terbantu dengan diturunkanya ayat yang menjelaskan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

3. Untuk memudahkan hafalan dan pemahaman al-Qur’an. Sekiranya al-Qur’an diturunkan sekaligus, sulit untuk dihafal dan dipahami isinya.

4. Untuk menerapkan hukum secara bertahap. Penghapusan beberapa tradisi masyarakat Arab secara serentak amat sulit dilakukan. Dengan proses pentahapan, lambat laun masyarakat tersebut lebih bisa menerima hukum-hukum baru dari al-Qur’an.

5. Sebagai bukti bahwa al-Qur’an adalah bukan rekayasa Nabi Muhmmad atau manusia biasa.

b. Hadits

Istilah Arab “Hadits” = baru, tidak lama, ucapan, pembicaraan, cerita. Menurut ahli Hadits “segala ucapan, perbuatan, dan keadaan

Nabi Muhammad SAW atau segala berita yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW berupa ucapan, perbuatan, takrir (peneguhan kebenaran dengan alasan), maupun deskripsi sifat-sifat Nabi

Muhammad SAW. Menurut ahli Ushul Fiqh “segala perkataan,

perbuatan, dan takrir Nabi Muhammad SAW yang bersangkut paut dengan hukum.31

Istilah lain untuk sebutan hadits ialah sunnah, khabar, dan atsar. Menurut sebagian ulama, cakupan sunnah lebih luas karena ia diberi pengertian segala yang dinukilkan dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, takrir, maupun pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hidup, dan baik itu terjadi sebelum masa kerasulan maupun sesudahnya. Selain itu titik berat penekanan sunah adalah kebiasaan normatif Nabi Muhammad SAW.

31


(36)

2. Perbedaan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi

Secara umum perbedaan antara hadits qudsi dan hadits nabawi adalah sebagai berikut:

a. Pada hadits nabawi Rasul SAW menjadi sandaran sumber pemberitaan, sedang pada hadits qudsi beliau menyandarkannya kepada Allah SWT. Pada hadits qudsi, Nabi memberitakan apa yang disandarkan kepada Allah SWT dengan menggunakan redaksinya sendiri.

b. Pada hadits qudsi Nabi hanya memberitakan perkataan atau qawli sedang pada hadits nabawi pemberitaannya meliputi perkataan (qawli), perbuatan (fi’li), dan persetujuan (taqriri).

c. Hadits nabawi merupakan penjelasan dari kandungan wahyu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Maksud wahyu yang tidak secara langsung, Nabi berijtihad terlebih dahulu dalam menjawab suatu masalah. Jawaban itu terkadang sesuai dengan wahyu dan adakalanya tidak sesuai dengan wahyu. Jika tidak sesuai dengan wahyu, maka datanglah wahyu untuk meluruskannya. Hadits qudsi wahyu langsung dari Allah SWT.

d. Hadits nabawi lafal dan maknanya dari Nabi menurut sebagian pendapat, sedang hadits qudsi maknanya dari Allah redaksinya disusun oleh Nabi.

e. Hadits qudsi selalu menggunakan ungkapan orang pertama (dhamir mutakallim) : Aku (Allah) … Hai hamba-Ku … sedang hadits nabawi tidak menggunakan ungkapan tersebut.

3. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Bidang Studi Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah

Mata pelajaran al-Qur’an dan Hadits merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.


(37)

a. Tujuan

Mata pelajaran al-Qur’an hadits bertujuan untuk:

1) Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap al-Qur’an dan hadits

2) Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan

3) Meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan

al-Qur’an dan hadis yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang al-Qur’an dan hadis.

b. Ruang Lingkup Al-Qur’an Hadits

1) Masalah dasar-dasar ilmu al-Qur’an dan al-Hadits, meliputi: a) Pengertian al-Qur’an menurut para ahli, pengertian Hadits,

sunnah, khabar, atsar dan hadits qudsi.

b) Bukti keotentikan al-Qur’an ditinjau dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatannya, dan sejarahnya.

c) Isi pokok ajaran al-Qur’an dan pemahaman kandungan ayat -ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur’an.

d) Fungsi al-Qur’an dalam kehidupan e) Fungsi hadits terhadap al-Qur’an

f) Pengenalan kitab-kitab yang berhubungan dengan cara-cara mencari surat dan ayat dalam al-Qur’an

g) Pembagian hadis dari segi kuantitas dan kualitasnya

2) Tema-tema yang ditinjau dari perspektif al-Qur’an dan al-Hadits, yaitu:

a) Manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi b) Demokrasi

c) Keikhlasan dalam beribadah

d) Nikmat Allah dan cara mensyukurinya

e) Perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup


(38)

g) Berkopentensi dalam kebaikan h) Amar ma’ruf nahi munkar i) Ujian dan cobaan manusia

j) Tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat k) Berlaku adil dan jujur

l) Toleransi dan etika pergaulan m)Etos kerja

n) Makanan yang halal dan baik

o) Ilmu pengetahuan dan teknologi (disalin dari lampiran peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah)

c. Indikator Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits di MTs

1) Menjelaskan pengertian al-Qur’an menurut para ahli, pengertian Hadits, sunnah, khabar, atsar dan hadits qudsi. 2) Menunjukkan contoh bukti-bukti keautentikan al-Qur’an

ditinjau dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatannya, dan sejarahnya.

3) Memahami isi pokok ajaran al-Qur’an.

4) Memahami kandungan ayat-ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur’an.

5) Memahami fungsi al-Qur’an dalam kehidupan 6) Memahami fungsi hadits terhadap al-Qur’an

7) Mendeskripsikan pembagian hadis dari segi kuantitas dan kualitasnya

d. Fungsi

Mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits pada Madrasah memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Pemahaman, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan cara membaca dan menulis al-Qur’an serta kandungan al-Qur’an dan Hadits.


(39)

2) Sumber Nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat

3) Sumber Motivasi, yaitu memberikan dorongan untuk meningkatkan kualitas hidup beragama, bermasyarakat, dan bernegara.

4) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik dalam meyakini kebenaran ajaran Agama Islam, melanjutkan upaya yang telah dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.

5) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

6) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri peserta didik dan menghambat perkembangannya menuju manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai al-Qur’an dan Hadits pada peserta didik sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh kehidupannya.

D. Kerangka Berfikir

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Karena tidak ada daya tarik baginya, ia malas untuk belajar dan tidak memperoleh kepuasan dari belajar itu. Bahan pelajaran yang menarik siswa lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar dan hasilnya. Maka minat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar


(40)

siswa dalam bidang-bidang tertentu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai minat yang besar terhadap suatu bidang studi ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari teman-temannya.

Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang studi tersebut. Demikian pula hasilnya dengan minat siswa terhadap bidag studi Al-Qur’an Hadits, apabila sorang siswa mempunyai minat yang besar terhadap bidang studi Al-Qur’an Hadits maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya terhadap bidag studi Al-Qur’an Hadits dan lebih giat dalam mempelajari bidang studi itu dan prestasinya pun akan lebih baik atau memuaskan.

E. Hipotesis

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, minat dengan prestasi belajar ada hubungannya. Maka hipotesisnya sebagai berikut:

Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs

Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits


(41)

31 A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Ta’lim Al-Mubtadi Kota Tangerang, Jl. Maulana Hasanudin No. 37 RT: 03/03 Sipon kelurahan Cipondoh Kecamatan Cipondoh Kota Tangrang Provinsi Banten. Objek penelitian ini, yaitu peserta didik kelas VIII Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan sekitar dua bulan, terhitung mulai bulan April sampai Mei 2014.

Izin Observasi 04 April 2014 Melakukan observasi 14 April 2014

Angket 05 Mei 2014

Variable Penelitian

Kata “variabel” berasal dari bahasa Inggris Variable dengan arti

“ubahan”, “faktor tak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah”. Variabel

pada dasarnya bersifat kualitatif namun dilambangkan dengan angka.”1

Variabel penelitian ini, dikaji hubungan antara variabel bebas dengan terikat. Yang dimaksud variabel bebas adalah minat belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits (X), sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits (Y). Nilai ini diambil dari hasil belajar siswa yang meliputi nilai harian, nilai mingguan, nilai mid semester ganjil, kemudian nilai tersebut diolah menjadi nilai raport semester.

1

Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 36


(42)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”2

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa MTs Ta’lim Al -Mubatadi kelas VII sampai dengan kelas IX Tahun Pelajaran 2013/2014 berjumlah 179 siswa, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Populasi Siswa Kelas VIII s/d IX

KELAS POPULASI

VII 66

VIII 61

IX 52

JUMLAH 179

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).

Sampelnya adalah seluruh siswa kelas VIII, berjumlah 61 siswa. Penulis mengambil sampel pada kelas VIII dengan alasan bahwa siswa kelas

2


(43)

VIII relatif lebih dewasa dibandingkan dengan siswa kelas VII. Mereka bisa berfikir lebih baik dan lebih jernih sehingga mereka tahu apa yang mereka mau.

Siswa kelas VIII telah melewati proses belajar Al-Qur’an Hadits cukup lama khususnya sewaktu di kelas VII. Pengalaman belajar Al-Qur’an Hadits di kelas VII sedikit banyak akan berpengaruh terhadap minat belajar mereka pada mata pelajaran tersebut. Pengalaman belajar Al-Qur’an Hadits di kelas VII yang menyenangkan atau tidak menyenangkan akan berdampak juga terhadap minat belajar pada mata pelajaran tersebut. Semakin nyaman dan menyenangkan pengalaman belajar pada mata pelajaran tersebut maka siswa akan semakin besar memiliki minat terhadap pelajaran itu sehingga hasil belajar yang diperoleh akan semakin maksimal.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini, menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah survey dengan teknik korelasional. Pendekatan Kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, “teknik

sampling, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik"3 dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Metode survey adalah pemeriksaan atau penelitian secara komprehensif. Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes, wawancara terstruktur dan sebagainya. Sedang korelasional adalah suatu penelian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel. Adanya hubungan antara variabel

3

Syamsudin, Statistik Deskriptif, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2002), Cet. 1, h. 10


(44)

ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi. Penelitian korelasional menggunakan instrument untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.

Dengan menggunakan metode ini, penulis berharap: dapat menggambarkan apakah terdapat hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar Al-Qur’an Hadits siswa kelas VIII MTs Ta’lim Al-Mubtadi Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014. Mengetahui bagaimanakah hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar Al-Qur’an Hadits siswa kelas VIII MTs Ta’lim Al-Mubtadi Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Teknik Pengumpulan Data

Tenik pengumpulan data dari penelitian ini, penulis menggunakan berbagai cara:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dengan teliti serta pencatatan secara sistematis. Penulis dalam penelitian ini, menggunakan observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pengamatan itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kegiatan kelompok yang sedang diamati. Observasi partisipan dilaksanakan sepenuhnya. Jika pengamat benar-benar mengikuti kegiatan kelompok, bukan hanya pura-pura. Dengan demikian, ia dapat menghayati dan merasakan seperti apa yang dirasakan orang-orang dalam kelompok yang diamati. Pada tahap ini, penulis melakukan pengamatan terhadap sekolah dan objek penelitian.


(45)

b. Kuesioner

Kuesioner sering juga dikenal sebagai angket. Pada dasarnya,

“kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).”4

Dengan kuesioner ini, orang dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dan lain-lain. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada bentuk kuesioner langsung dan tidak langsung.

Dalam hal ini, penulis menggunakan kuesioner langsung yaitu kuesioner tersebut dikirim dan diisi langsung oleh siswa yang terpilih sebagai responden. Selanjutnya, ditinjau dari segi menjawabnya maka dibedakan atas kuesioner tertutup dan terbuka. Dalam hal ini, penulis menggunakan kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Tujuan dari kuesioner ini, yaitu dapat mengukur minat belajar dan prestasi belajar Al-Qur’an Hadits siswa

MTs Ta’lim Al-Mubtadi Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis angket yang digunakan adalah pilihan ganda dengan empat pilihan, yaitu: Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak Pernah. Penskoran yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Penskoran untuk Pernyataan Positif Alternatif Pilihan Skor

Selalu 4

Sering 3

Kadang-kadang 2

Tidak Pernah 1

4


(1)

F

rn |rl O c-tat

a-

t-rn

o

lat \o tr*

o

oo

s

\o

O

oo \o l'-ral

t-\o \o O (\l a-o\ o\ F-\o o\ \o

o

(\I

t*

\o

o

o

6 O

t\

o\

t-

o\m\o

rat \o tr) Fr .+ F-o\

!f 00 rat \o oo rat co F-F* \o lat \o rft lal

o

F-O

ca F-O

r-.+ F-ao

rr

.+ \o

o

.+

rr

ra} t--

F-n

co o\ \o

a

at

6

q! \) inc.l

t\

c-n

(\

\o lrl rat t\t 6l Fr

o

o

=l' \o

o

O .q \o |rl o.l \olrl

rr

ol

\o lrl |rl (\.t

t\

F-o

r+ \o

o

t

\o oo

O

*

o\

a

oo \o ra)

c\

t.t F-\o |rl

o

f-.

a

6 tf

*

o

o\

t

lat at 6t

t\

rat r..l C-l F-\o F" F-rl! lal at

c\

t'-|rl c-l o.l t--o\ 00 00 \o rf, N F-\o lfi

t\

6t Fr ln (\t \o rn o\ C.l o\ ra)

O

00 c\

h

\

o\ oo 00 \o o\ t\ o\ rat

o

@ \o |r! \o \o (\l

c\

ot o\ t.-\o c^l o\ \o m

(}\ \o tat F-\o rat O Fr C\ €l\ F-.+ $ F. Fr 01 (\l o\ in 6t o\ F* rat 6I o'l F. o\

r\

co rn \o

r-s

.rr \o 6l o\ oo 6t 00 \o rn \o o\ oo oo \o \o o\ crt t-- oa

+

C! \o \o lat

o

tr-o\ cn o\ tal I

s

\o

+

oo

X

u

inoo ratF- r.l@ 00 oo

O

it-- inr.- raloo oo

o

oo o\

O

o\ co00 oorat 00

+

tr\o c)F*

n

oo ral

&

\oF* oo

n

ra)oo c.l

c\

6 tatoo int-r a-

r-

o

ch

X

s

oom

rr

F

a

oo \oo\ o\00 o\\o .+Or F*

goo o\00 oooo F.F- 00o\ latoo crtc- ritt* \oo\ o\ oo cooo \ooo

o

o\ o\F- oo!t t--F-

o

o\ r\l

6

-ss

<i

la

\

c

a

C\it m $ lfi \o r,r 00 o\

O

c.,l m .f, \at \o F* oo o\

a

c\t GI

c\

C-l (nc\l

+

(\l t\rrl \o

ol

a-(\.I co.\t

a

rl

t-rI]Z

IY. IA

5E

V9

-i

z=

r-l

f:

a>

l';Er ;ri

IE

Ma

z<

3E

zo

DE

?a

iri

=

ie

HE

tuz

dx

$e

!t

er

lar (tl H O. Rt rl


(2)

\o

r-o\ ta) \o co rr,

{

00co

+

o\c-l

\o

o

c-I lar in

t

O

\o

s

\o t.t \o \o a-- t'-o\

r-\o c) a'l cil Fr N Fr \o \o

-la) \0

ol

\c

t'-o

aa \o o\ \o =r

F-(\

o\ Fr tat

r-\o

O

ra) o\ lar .+ 0|o c4 \o 6l tat N t.-lat

(\

o\ lfr 00 \o.+ \o O oo o\ O oo \o ral f.* \o

o\

cl

\o in ca \o

a

\o

t\

+

.+.+

\o 0|o

+

ao rn rat

*

<> \o

rl

c..l o\ .at C-l ra) rat ca !f, co .+ X o(t $ oo ra) $ 00 rat

o

\o m \o

t*-*

rat |r) (\t c\I

t

r t\l C-l

+

.+ 00

|rl

+

\o

O

o\

+

\o tr ttr lat

+

\o

.+ (\l \o !+

s

c.l

rr

\o lar a.l \o |rl o\ c{ o\ rat

o

o

00 rat 6l \o ra,

O

o\ t$ \o rn F-\o Fr

sl

ial ral C-l \o ra) o\ c.l

o

rI

ln(\lc.l

s

o\

+

rr

(\T \o

e

o\ 00

+

!f, ra) e.l 6I

s

\oto o\

\r

.+ c{ \o "+ ra) t\ C.l .+ rn a-l \o lat

O

t+ \o e{ @ \o co N o(l o\ oo 00 o\ \o o\ CN o\ ct.t co rat ral

ci

c.l

t--o

sl' \o o\

+

\o

&

o\ \o ra)

r-o\

sl

o\ o\ c>

+

o\ |rl 6t o\ \o lat F-o\ \o ra)

r-o\

\r

\o oo \o tal tr

O

*

o\ !t

+

r,*

r-

oo rat C\ C-l t-. \o F- c-lal tf O \o o\

sl

c.l \o \o rr)

O

Fr

+

\o !+ oo

+

o

\o o\ O oo \o m 00

o\ .+ o\

t

*

\o

a

\o o\ (o c-o\

'+

\o oo rf, c'l \o \o tr-.+

$

o\ co

r-|rl

+

N x o(t N

rr o.lt'- $a-

|.'

\o \oral aitF- 00

o

r-

I- 00 oo\o c.l

|r}

r-

F*F- o\ la)

r-

It*

.$

00 rf,Irr ra!F c-F* |rl\o

o

F- ratt'r \o

t-

\o

rt

O\o

o

t-

oo\o \ora, ra)F-

a

F-\o

sl

a

ao

oo co\o mtr la)oo 00 cao\ t*-oo tt'o\ o\F- lar

c\

.+

ooa- cf)o\ .+oo

t*

Ol oooo o\

o

0lorat \ot-*

o\ o\t*-

$

oo c\.lo\ ooo\

o

o\

s

o\F-

r-

C.lo\ \ooo mo\ o\Fr o\\o

o

\o N lar X ct) o\


(3)

6t

o o !,

c

o

'i; , !Jb0

fd '..i

E

H'; - b

5

:-:S d I Y=:i ., *obtsiod .9 0 ai boJ.b:

t-u&<tJt-6

ooooo\

er$€e6

::::^'

AU9UU

oa{t\o00

CCCOCO-I

ri

a

p

o

H

&

aa

6l

ra)

F-c.l

c{ $

q

o

ral

c!

c.il

-SB

k

t 5

)r

o6

e

a\

-:l|

I

\

a

cr

e

I a\

"H

E

Ri

1

t

Fi

FT

a

;)

o

[i

fr

Fr

+

F]

ral

oi

Itr

+

H

vl

N

sl

ca

rf,

ca co

t\

c.l <>

-

F-(\.l

h' olJ

R

:ll

x

t\

x

s

I a{

h

9B

3

\:

:l] I cr

9B

r{

\i

[[5l

1

trl ti

a

F

Q

f:l

&

\o \oc.t

|r) F-\o $

co

.+

co

\r

+

cl\

CO

|,-r}

$

GI

oo

\o to

\o

r-\o \o

F-a-l

O

o\

@

O

00

t\.1

R

ot3h >

x

\

x

a\

\

x

's

6t

:ll

F; $ \)

*-

b(

r.. 6l o\

in

t\ el 6l

lt

G

a d}

d

(}

J

d(! 4

(B

.o

A

4

qt

z

l^'

ds

ds

il

s

'l"g

,e;

il


(4)

l*

\

F}

,:

Ir

ac

a+

b

t*-1

00

lf,

!

0c

\c

t..

ls

!

s

(fI

t--rn1

A

r* in tf,

0C

- - S tf, n

0c

*

F*

C

l|n O\

rn

- C

f-* c} € q' fri - (}

0O

f-

!C \C

Vl

t|n

qf

rrl

Fl

Fr

O

O0

R

t q q q

q

e.i

ry e!

'..!

r!

F! tr!

I'l

11

r"j

r{

n!

:

.{

t*-

c\ C

Ul.]

-

m c\

f\l

tf,

r*.

C

r.a

O

rn

C rt *

S

r/|

-

C

cC

r-

|/t

"f t

rri

r{

c-t

- e

C

c^, Ch

r.

10

,':c!,"1

,'j

.1

rjri..l .Jrjqqrlryt\!

:::-9-

=f

Q\

-t

0C

.f

0C 0d

r* f. !n -j

A

Or

F-

0C

$

rn

t

F-

fl

t"i

!f, f'-

r-i

f" f{

O

g

f""

\C

-orFln$(g)

c6r\mmr-t\€€slFl

t(\lc,l

F1qriFi

.1

r"lr'!

:::::::::

G

|fl

rl

F'

n

rfl

||.1

S

C\

O

n

r*

rn

S

!S

rfi

C

(\!

-c

CIo

qi

r.r

r.t

- g

Q\

o[

m

r-, r.-

\9

\o

g tf

rfi

{n!

r!

rl

r\;t'lflr! l::aaa:::ta

qrgrrC

*

frl

(\tr rrt

cc

ryrftd.C-0r0recr'-fF--tti

lr1-$t*€qirnf4(\.l-CCS

rq

fl r!

|...l

N

r.1

r'l N f'l .t f\l fq

-qlFl€FmorQ*f'.1fqr(frnSF*

*-fr#H

n

FFI

tn*

cti

Fi FI

lr?

c

rrl."l

tt

f\l

!t

!!

*#

ES

s*

=l

rJ ta

|a

,.J

-

fi

L

L

7,

L

f

n

v

-u

li

U

{.| rF

:

!

|.i

{l

-tr

l.{

ti

s

I

t

-*

s

IJ

t-tl.

l-7r

v

lF

{J

I

fi

F-FI

Fl

{

OJ

F

ilt

t

ro

c

(!

.!

o-E (I' J


(5)

", l,fi-r rri**r:

Tf,BEL

H

HII.SI4ilLS

r

SQgtGT

tffitfiC]lf

. .... 1 ..

'ffir,

T:wd:Sg-#tan

,$,*,

TsS$ffii

!*

TstS,ffi*an

.,$*

T%

5%

136

s?t

f%

{-;:

*,,

s

ff,

t{';

$.

s'

rs

t1

m

1$

l{

t$,

le

t7

t$

1g

fls

*1

m

E$

24

g$.

s'

l0,gs7

Io"ffio

ln*

I CISll

f

o,zr*,

10.7trl

I

osoe

loeo

l,*

ls*t

losss

J0,5U

|

0514

a,{97

gdm

o,@

$'4tr

0;dc4

a43il

g,{a3

o,,*13

qider

0.ffi

o,d

$iW

S'E8S .O,$il7

O;af*

,,s$fi4

o"iffi

o,m

:.S&

$@G

',

s,ryp

,f"sffi

o$er

fi,$#t

o"5$r

or5ffi

s"sI$

0"s0$

s"49€

s

3t

3g

.

,]:.

*t

s{.

.*f

ffi,

29,

,s.

,q'''

g3lr,"

s

&'

&

'fi

&,

#r

u

45

{s

47

48

4S

50

*#

s,$r*

s,ffi

qslt

O'ffii

s,+{a

&s{

0,+{4.

0,@

0ffi

0,ffi,

Sr^W

s$Ja

0#06

s,30{

0,mt

0"#f

o.st$

s3s{

0,491

s,gse

0,9&4

*,?sr

s3ru

0,rt6fi

*sss

S,$q

.o,{44

o'4ry

10,4s7

lo,*za

lo,47o

.s.,{s

,o,sd'

s,{t8,

S,rtlS

'I

'&&s

O,q

s,@

o,3s

s,aqg

0iS{

0,39c

0,37S

*,472

CI,3fiS

s,s64

0i3s1

70

75

m

8S

s0

's

,lsl!

t'

.lff

rs

,ire

e0

q0

w

sm

ss

.-S,

'$8

s

ruo

ffi

ry

lSg{}

''0;ru9

,S,lS

O'tre

,4tss

rfl'l4ta

ors

o,{tg

:0,s6,

&ss8.

qry$'

0,074

$;s70,

0,@.

0;0ffi

.g,g{5

,$n$S

o,g1?

&$(s

,S#SS

0*s

&&tg

,097s

sg6!

sFfio

0330

o*t0

Ole*

8,1S1

0,1{s

0"1ffi

sJ15

9,10s

0,097

8,ff!

0,fiffi


(6)

BIODATA PENULIS

Nama

: ALIFA HANUM

Tempat / Tgl Lahir : Surabaya, 7 April 1973

NIM

: 18100110000026

Alamat Rumah

: Jl. KH. Hasyim Ashari Gg. Halimah No. 64 RT: 002/001

Kel. Poris Plawad Utara, Kec. Cipondoh Kota Tangerang

Pendidikan

: 1.

Lulus TK ‘Aisyiyah Surabaya Tahun 1979

2. Lulus MI Yapisthon Surabaya Tahun 1985

3. Lulus SMP Khodijah Surabaya Tahun 1988

4. Lulus SMA Muhammadiyah 3 Surabaya Tahun 1991

Pekerjaan

: 1. Tahun 2006 s/d 2008 MI Saef ed Daulah Kota

Tangerang

2. Tahun 2008 s/d sekarang MTs Ta’lim Al

-Mubtadi

Kota Tangerang

3. Tahun 2009 s/d sekarang SD Al-Azhar IV Kebayoran

Lama Jakarta Selatan


Dokumen yang terkait

Hubungan antara pengelolaan kelas dengan prestasi belajar siswa : studi korelasi pada sistem full day school di Madrasah Tsanawiyah Al-Kautsar Depok

0 9 91

Hubungan antara hafalan al-qur'an dengan prestasi belajara al-qur'an hadits siswa MTS Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang

12 74 104

Korelasi minat belajar al-Qur'an Hadis dengan prestasi belajar siswa MTS al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan

0 3 108

Korelasi antara pemahaman terhadap al-Quran dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-qur'an hadits di MTS al-Khairiyah kelas VII Mampang Jakarta Selatan

0 41 80

Strategi Guru Al-Qur’an Hadits Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPA di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Jakarta

1 7 106

Peranan tadarus al-Qur'an dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas xii pada mata pelajaran al-Qur'an hadits di Madrasah aliyah Miftahul Umam Pondok Labu jakarta Selatan

12 67 97

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

PENGARUH MINAT MEMBACA AL- QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS KELAS VIII DI SMP WACHID HASYIM 1 SURABAYA.

0 1 150

KORELASI KEMAMPUAN TAHFIDZ AL-QUR’AN DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS MI AL MA’ARIF KARANGSARI TANGGAMUS TAHUN AJARAN 20182019 (Studi pada Peserta Didik Kelas IV Semester Ganjil Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di MI Al Ma

0 2 91

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS SISWA KELAS VII di MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) AL- IKHLAS KARANG ANYAR KECAMATAN PANGURAGAN KABUPATEN CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 27