PENGARUH JUMLAH PEMBERIAN OBAT TERHADAP KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN PENDERITA HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm

PENGARUH JUMLAH PEMBERIAN OBAT TERHADAP KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN PENDERITA HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

  

KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Fransisca Tri Kusuma Dewi NIM : 068114156 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

  

PENGARUH JUMLAH PEMBERIAN OBAT TERHADAP KETAATAN

PASIEN RAWAT JALAN PENDERITA HIPERTENSI

DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Fransisca Tri Kusuma Dewi

  

NIM : 068114156

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2010

  

THE INFLUENCE OF THE AMOUNT OF GIVING DRUGS TO

HYPERTENSIVE OUTPATIENTS COMPLIANCE AT INTERNAL POLY

OF RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Presented as Partitial Fulfilment of the Requirement

to Obtain Sarjana Farmasi (S.Farm)

  

In Faculty of Pharmacy

By:

Fransisca Tri Kusuma Dewi

  

NIM : 068114156

FACULTY OF PHARMACY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

  

2010

  

Halaman Persembahan

“Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau

minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu

pakai. Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat

menambahkan sehasta saja pada hidupnya? Sebab itu janganlah kamu kuatir

akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan

sehari cukuplah untuk sehari. “(Matius, 6:25, 27, 34)

  Kupersembahkan karya ini bagi:  Tuhan Yesus Sang Gembala Sejati yang kupercaya akan menjadikan segala sesuatunya indah pada waktunya.

   Papaku di surga atas cinta yang tak kunjung padam walau terpisah jarak dan waktu.

  Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan mendukung setiap langkah hidupku.

   Suamiku Robertus Lilik Sutrisna, ST atas keajaiban cinta yang selalu menghiasi hari-hariku. 

  Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta  Nama : Fransisca Tri Kusuma Dewi NIM :06 8114 156 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

PENGARUH JUMLAH PEMBERIAN OBAT TERHADAP KETAATAN

PASIEN RAWAT JALAN PENDERITA HIPERTENSI

DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 2 Agustus 2010 Yang menyatakan

  

PRAKATA

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Jumlah Pemberian Obat terhadap Ketaatan Penggunaan Obat Pasien Rawat Jalan Penderita Hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Yogyakarta Periode Desember 2009-Januari 2010 ini dengan baik dan lancar. Skripsi ini ditulis guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Keberhasilan penyusunan skripsi ini berkat bantuan, dukungan, serta kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih khususnya kepada: 1.

  Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karuniaNya yang tanpa batas.

  2. Papaku tercinta atas curahan cinta, restu dan dukungan yang luar biasa dari surga. Semoga engkau bangga memilikiku.

  3. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Yogyakarta.

  4. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  5. Drs. Mulyono, Apt selaku dosen pembimbing yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

  6. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.

  7. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.

  8. dr. Warih, S.Pd, dr. Waisul, S.Pd, dan dr. Agus, S.Pd yang bertugas di Poli

  Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati atas izin yang diberikan kepada penulis untuk pengambilan data.

  9. Perawat-perawat yang bertugas di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati atas bantuan yang diberikan selama proses pengambilan data.

  10. Seluruh pasien rawat jalan penderita hipertensi yang berobat di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Yogyakarta atas kesediaannya berpartisipasi dalam penelitian ini dan telah memperkenankan penulis untuk melakukan kunjungan ke rumah.

  11. Mamaku tersayang atas kepercayaan diri yang mama tumbuhkan padaku. Saat ini semua menjadi lebih indah untuk dijalani.

  12. Kakak-kakakku mbak Pipin-mas Tomi, mbak Lusi-mas Wawan dan adikku Irma atas kebersamaan yang membahagiakan dan dukungan yang luar biasa.

  13. Bapak dan Ibu mertuaku yang selalu mendoakan kelancaran studiku.

  14. Kekasih jiwaku Robertus Lilik Sutrisna yang dengan ikhlas hati menemaniku melakukan kunjungan ke rumah pasien. Kamulah anugerah terindah Tuhan dalam hidupku.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, Mei 2010 Penulis

  

INTISARI

  Hipertensi merupakan penyakit asimtomatis yang ditandai adanya peningkatan tekanan darah secara terus-menerus. Seseorang dapat digolongkan prehipertensi, hipertensi tingkat satu atau dua berdasarkan besarnya peningkatan tekanan darah. Oleh karena managemen terapi hipertensi bersifat seumur hidup dan tidak jarang diberikan obat secara kombinasi maka ketaatan pasien menjadi faktor penting yang menentukan keberhasilan terapi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui besarnya pengaruh dan korelasi jumlah pemberian obat terhadap ketaatan pasien hipertensi yang berobat jalan di poli penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati pada periode Desember 2009-Januari 2010 dan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya sisa obat di akhir kontrol kesehatan.

  Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan

rancangan analitik yang pengumpulan datanya bersifat prospektif. Melalui resep

yang diterima pasien saat awal kontrol kesehatan, dicatat macam, golongan serta

  jumlah obat sebagai data jumlah pemberian awal dan sisa obat di akhir dicatat sebagai data sisa obat. Observasi ketaatan dilakukan selama satu bulan dengan melakukan kunjungan ke rumah pasien sebanyak dua kali dan wawancara langsung dengan pasien guna mengetahui faktor penyebab terjadinya sisa obat.

  Subyek penelitian ini adalah seratus pasien terdiagnosis hipertensi yang

rutin melakukan kontrol kesehatan tiap bulan. P engolahan data dilakukan dengan

  uji statistik regresi korelasi menggunakan taraf kepercayaan 95%. Hasil

  

perhitungan menunjukkan bahwa faktor jumlah pemberian obat berpengaruh

sebesar 5,30% terhadap ketaatan pasien hipertensi dengan persamaan

Y=0,819+0,033X sedangkan korelasi keduanya sebesar 0,229.

  Kata kunci: ketaatan, pasien hipertensi, jumlah pemberian obat, sisa obat

  

ABSTRACT

  Hypertension is an asymptomatic disease that characterized by persistently elevated arterial blood pressure. Someone can be classified have prehypertension, hypertension stage one or two based on the amount of increase in blood pressure. Therfore management of hypertension is lifelong therapy and uncommon given a combination drug, patient compliance becomes one of important factor determining the success of treatment. The objective of this research is to find out how the number of drugs gives an influence and correlation to hypertensive outpatients compliance who check-up their condition at Internal Poly of RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Yogyakarta in the period December 2009-January 2010 and to identify the factors that cause drug remaining at the end of the health control.

  This research is categorized as analitic non experimental research which has a prospective data. From the patient’s prescription, the researcher collected the type, category, and the quantity of drugs as initial given drugs data and the quantity of drugs remaining at the end of health control as the remaining drugs data. Patient compliance observation made during a month by visiting patients’ houses twice, and also making direct interviews to determine the potential factors causing the remaining drugs.

  The research subject is a hundred patients diagnosed with hypertension who regularly control their condition once a month. The data processing was done with regresion-corellation test using 95% confidence interval. The result indicated that the number of given drugs is only give 5,30% influence in patient compliance with linier equation Y=0,819+0,033X while the correlation for both variables is 0,229.

  Keywords: patient compliance, hypertensive patients, the initial number of given drugs, the remaining drugs

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii ......................................................................................................iii

  PAGE TITLE

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ .v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi PRAKATA ....................................................................................................... viii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ xi

  INTISARI .......................................................................................................... xii

  

ABSTRACT ....................................................................................................... xiii

  DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix

  BAB I. PENGANTAR ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 1. Permasalahan........................................................................................... 5 2. Keaslian Penelitian .................................................................................. 5 3. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6 B. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7 1. Tujuan Umum ........................................................................................ 7

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA................................................................. 8 A. Ketaatan Pasien (Patient Compliance) ......................................................... 8 1. Definisi ................................................................................................... 8 2. Epidemiologi .......................................................................................... 9 3. Etiologi ................................................................................................. 10 4. Alasan Ketidaktaatan Penggunaan Obat .............................................. 12 5. Metode Mendeteksi Ketaatan Pasien ................................................... 13 6. Akibat Ketidaktaatan Pasien ................................................................. 15 7. Cara Meningkatkan Ketaatan ................................................................ 16 B. Pharmaceutical Care (Asuhan Kefarmasian) ............................................. 16 C. Hipertensi .................................................................................................... 17 1. Definisi ................................................................................................. 17 2. Epidemiologi ........................................................................................ 18 3. Etiologi ................................................................................................. 19 4. Penampakan Klinis ............................................................................... 20 5. Penatalaksanaan ................................................................................... 21 D. Landasan Teori ............................................................................................ 28 E. Hipotesis…………………………………………………………………..29 BAB III. METODE PENELITIAN................................................................... 30 A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................. 30 B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 31 C. Definisi Operasional.................................................................................... 31

  E.

  Subjek Penelitian ......................................................................................... 34 F. Bahan Penelitian.......................................................................................... 36 G.

  Instrumen Penelitian.................................................................................... 36 H. Tata Cara Penelitian .................................................................................... 37 1.

  Tahap Persiapan .................................................................................... 37 2. Tahap Pengambilan Data ...................................................................... 38 3. Tahap Pengolahan Data......................................................................... 39 I. Tata Cara Analisis Hasil.............................................................................. 41 J.

  Kesulitan Penelitian .................................................................................... 42

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 44 A. Umur ........................................................................................................... 46 B. Jenis Kelamin……………………………………………………………...50 C. Pendidikan………………………………………………………………....52 D. Golongan Obat…………………………………………………………….54 E. Jumlah Pemberian Obat………………………………………………….. 59 F. Faktor Penyebab Terjadinya Sisa Obat……………………………………62 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 65 A. Kesimpulan ................................................................................................. 65 B. Saran ............................................................................................................ 66 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68 LAMPIRAN ...................................................................................................... 72

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I. Faktor Penyebab Ketidaktaatan Berdasarkan Penelitian Kabir, et al.

  Pada Tahun 2004…............................................................ 13 Tabel II. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII

  ………........................ 18 Tabel III. Jumlah Subyek Penelitian Berdasarkan Karakteristik Umur, Jenis Kelamin, dan Tingkat Pendidikan...............

  ……………... 46 Tabel IV. Persentasi Pasien yang Taat Berdasarkan Sisa Obat Pada Masing-masing Kelompok umur ........................

  ….................... 47 Tabel V. Persentasi Pasien yang Taat Berdasarkan Sisa Obat Menurut

  Karakteristik Jenis Kelamin......................................................... 51 Tabel VI. Persentasi Pasien yang Taat Berdasarkan Sisa Obat Menurut

  Karakteristik Tingkat Pendidikan Pasien.................................... 52 Tabel VII. Persentasi Pasien yang Taat Berdasarkan Sisa Obat Menurut

  Karakteristik Jumlah Golongan Obat.......................................... 55 Tabel VIII Profil Obat Antihipertensi, Oral antidiabetika, Obat

  Kardiovaskuler Yang Diterima Oleh Pasien …………………... 57

  Tabel IX. Faktor-faktor Penyebab Adanya Sisa Obat di Akhir Kontrol Kesehatan………………………………………………............. 62

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Dimensi Utama Ketaatan ……………………………………… 10 Gambar 2. Peta Prevalensi Hipertensi di Indonesia......................................

  19 Gambar 3. Algoritma Terapi Hipertensi Menurut JNC VII.......................... 23

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Data Karakteristik Pasien Beserta Jumlah Pemberian Obat, Sisa Obat , Persentase Sisa Obat, Golongan Obat Berdasarkan Kelas Terapinya, Jenis Obat Antihipertensi, Kategori Pasien, dan Penyebab Adanya Sisa Obat..................

  72 Lampiran 2. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov.......

  86 Lampiran 3. Hasil Perhitungan Uji Statistik Regresi dan Korelasi .............

  87 Lampiran 4. Hasil Perhitungan Independent Sampel T Test Pada Kelompok Pasien Yang Berumur 32-54 tahun dan 55-87

  89 tahun….................................................................................... Lampiran 5. Hasil Perhitungan Independent Sampel T Test Pada

  90 Kelompok Pasien Wanita dan Pria…………………………. Lampiran 6. Hasil Perhitungan One Way Anova Pada Kelompok Pasien

  Berpendidikan Kurang dari SMA, SMA, dan Sa

  91 rjana………………………………………………………. Lampiran 7. Hasil Perhitungan One Way Anova Pada Kelompok Pasien

  Yang Menerima Satu, Dua, dan Lebih dari Dua Golongan

  92 Obat……………………………............................................. Lampiran 8. Lembar Rekapitulasi Pengumpulan Data Pasien....................

  93

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan yang merupakan bagian dari program

  pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Anonim, 2004).

  Indonesia Sehat 2010 sebagai visi pembangunan kesehatan yang diwujudkan dalam bentuk perbaikan penyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) masih dirasa belum dapat berjalan secara berkesinambungan dan menyeluruh. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan jumlah sarana dan prasarana kesehatan serta kurangnya mutu pelayanan kesehatan (Anonim, 2004).

  Untuk mewujudkan hal tersebut, rumah sakit menjadi salah satu sarana pelayanan kesehatan yang penting bagi masyarakat. Melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang parmanen, rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Fungsi utama pelayanan rumah sakit ini tidak hanya terbatas pada pelayanan rawat inap di rumah sakit saja, tetapi juga memberikan pelayanan rawat jalan dan

  Keberhasilan terapi selain ditentukan oleh faktor ketepatan diagnosis, ketepatan pemilihan obat, ketepatan aturan dosis dan cara pemberian, faktor sugestif penderita terhadap dokter maupun obat yang diberikan, juga ditentukan oleh ketaatan pasien dalam melakukan pengobatan (Grahame & Aronson, 1985).

  Ada lima faktor yang mempengaruhi ketaatan pasien yakni: dimensi yang berkaitan dengan pasien seperti kemampuan kognitif, pemahaman pasien akan penyakitnya; dimensi yang berkaitan dengan terapi seperti kompleksitas regimen pengobatan yang meliputi jumlah dosis per hari, banyaknya obat yang dikonsumsi bersamaan; dimensi sistem pelayanan kesehatan seperti hubungan pasien dengan tenaga kesehatan; dimensi yang berkaitan dengan kondisi seperti pasien mengalami depresi atau penyakit kronik; dan dimensi sosial ekonomi seperti: rendahnya literatur kesehatan, kurangnya dukungan dari pihak keluarga pasien (Anonim, 2006b).

  Ketaatan pasien diperlukan guna mencapai keberhasilan terapi terutama pada penyakit degeneratif seperti: diabetes mellitus, hipertensi, asma, kanker, gangguan mental, penyakit infeksi HIV/AIDS dan tuberkolosis (Anonim, 2006a).

  Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan karena menjadi salah satu faktor risiko timbulnya penyakit kardiovaskuler dan serebrovaskuler (Kabir, Iliyasu, Abubakar, Jibril, 2004). Pada tahun 2004 dilaporkan bahwa prevalensi hipertensi di Pulau Jawa sebesar 41,9%, dengan kisaran di tiap-tiap provinsi sebesar 36,6%-47,7%. Prevalensi rata-rata hipertensi di perkotaan sebesar 39,9% (37,0%-45,8%) dan di pedesaan 44,1% (36,2%- hidup menjadikan ketidaktaatan pasien dalam menjalani pengobatan menjadi faktor utama penyebab ketidakberhasilan terapi hipertensi (Kabir, et al., 2004).

  World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 melaporkan bahwa

  di negara maju ketaatan rata-rata pasien yang menjalani terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis hanya sebesar 50% sedangkan di negara berkembang tingkat ketaatan rata-rata pasien lebih rendah dari nilai tersebut (Anonim, 2006a). Menurut Osterberg dan Balschke (2005) ketaatan minum obat pada pasien dengan kondisi akut lebih tinggi bila dibandingkan dengan pasien kronis. Biasanya pada pasien dengan kondisi kronis akan mengalami penurunan ketaatan minum obat secara drastis setelah menjalani terapi selama enam bulan.

  Tingkat ketaatan setiap individu pasien biasanya dilaporkan sebagai persentasi dosis obat yang diresepkan terhadap dosis obat yang nyata dikonsumsi oleh pasien selama periode tertentu. Beberapa peneliti menelaah lebih dalam mengenai definisi ketaatan yang mencakup data pemenuhan dosis dan waktu konsumsi obat. Data pemenuhan dosis berarti bahwa pasien mengkonsumsi sejumlah pil tiap hari seperti yang diresepkan sedang waktu konsumsi obat berarti bahwa pasien tersebut mengkonsumsi pil dalam suatu periode tertentu seperti yang diresepkan (Osterberg & Balschke, 2005).

  D ari uraian di atas muncul pertanyaan mengenai apakah jumlah

  

pemberian obat berpengaruh terhadap ketaatan minum obat dalam kurun waktu

satu bulan khususnya pada pasien rawat jalan yang ketaatan minum obatnya tidak

bisa dikontrol secara langsung oleh pihak rumah sakit serta adakah

  

penelitian mengenai Pengaruh Jumlah Pemberian Obat terhadap Ketaatan Pasien

  Rawat Jalan Penderita Hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Yogyakarta Periode Desember 2009 – Januari 2010.

  Berdasarkan SK Menkes No. 142/Menkes/SK/I/2007 tanggal 31 Januari 2007, RSUD Panembahan Senopati ditetapkan sebagai rumah sakit tipe B non pendidikan. Kelengkapan fasilitas dan luasnya kemampuan pelayanan medik spesialistik dan sub spesialistik yang dimiliki oleh RSUD Panembahan Senopati menjadikan rumah sakit ini sebagai rujukan bagi puskesmas, klinik, ataupun rumah sakit swasta yang tersebar di Kabupaten Bantul.

  Profil kesehatan masyarakat di RSUD Panembahan Senopati menempatkan hipertensi sebagai peringkat pertama pada sepuluh besar penyakit rawat jalan. Pada bulan September 2009 dilaporkan jumlah pasien hipertensi di instalasi rawat jalan RSUD Panembahan Senopati sebanyak 839 orang, pada bulan Oktober 2009 sebanyak 1004 orang, dan pada bulan November 2009 sebanyak 818 orang. Banyaknya jumlah pasien hipertensi yang melakukan pengobatan rawat jalan di poli penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati dipandang mampu mendukung ketersediaan subyek uji dan tercapainya tujuan penelitian ini.

  1. Permasalahan Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: a.

Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ketaatan pasien dilihat

dari jumlah sisa obat di akhir kontrol kesehatan pada masing-masing karakteristik pasien yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan serta jumlah golongan obat.

  b.

  

Adakah pengaruh ataupun korelasi antara jumlah pemberian obat terhadap

ketaatan pasien rawat jalan penderita hipertensi di poli penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Yogyakarta.

  c.

  

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya sisa obat di akhir

kontrol kesehatan pada pasien hipertensi tersebut.

  2. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Pengaruh Jumlah Pemberian Obat terhadap Ketaatan

Pasien Rawat Jalan Penderita Hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSUD

  

Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Yogyakarta belum pernah dilakukan

sebelumnya.

  Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh jumlah pemberian obat terhadap ketaatan penggunaan obat antara lain:

  a.

  Patient Compliance in Hypertension: Role of Illness Perceptions and Treatment Beliefs (Ross, Walker, Macleod, 2004).

  b.

  Adherence with single-pill amlodipine/atorvastatin vs a two-pill regimen c.

  The Mentakab Hypertension Study Project Part V-Drug Compliance in

  (Lim, Ngah, Rahman, Suppiah, Ismail, Chako, et al.,

  Hypertensive Patients 1992).

  d.

  Compliance to Medication among Hypertensive Patients in Murtala Mohammed Specialist Hospital, Kano, Nigeria (Kabir, et al., 2004)

3. Manfaat Penelitian

  

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

a.

   Manfaat teoritis Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk mendeskripsikan ketaatan minum obat pasien rawat jalan yang menderita hipertensi di poli penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam kaitannya dengan jumlah pemberian obat.

b. Manfaat praktis

  Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi farmasis dalam upaya melaksanakan asuhan kefarmasian (pharmaceutical care) khususnya bagi pasien penderita hipertensi yang melakukan pengobatan di poli penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati ataupun rumah sakit umum lainnya yang ada di Indonesia. Dengan demikian ketaatan pasien terhadap pengobatannya menjadi lebih baik dan

B. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan umum Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya

pengaruh serta korelasi antara jumlah pemberian obat terhadap ketaatan minum

obat pasien rawat jalan penderita hipertensi di poli penyakit dalam RSUD

Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Yogyakarta.

  2. Tujuan khusus

  Dalam penelitian ini, tujuan khusus yang ingin dicapai adalah untuk: a.

  

Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ketaatan

minum obat pasien hipertensi dilihat dari jumlah sisa obat di akhir kontrol kesehatan pada masing-masing karakteristik pasien yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan serta jumlah golongan obat.

  b.

  

Mengetahui besarnya pengaruh dan korelasi antara jumlah pemberian obat

terhadap ketaatan minum obat pasien rawat jalan penderita hipertensi di poli penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul periode Desember 2009-Januari 2010.

  c.

  

Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sisa obat di akhir

kontrol kesehatan pada pasien hipertensi.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Ketaatan Pasien (Patient Compliance) 1. Definisi Arti kata compliance mengarah pada suatu konsep pendekatan medis

  

yang menghendaki pasien melaksanakan permintaan dokter dan mentaati segala

petunjuk yang diberikan dalam proses terapi (Rantucci, 1997). Ketaatan ini tidak

  hanya berkaitan dengan jenis obat yang harus dikonsumsi pasien namun terkait juga dengan perlakuan khusus seperti harus istirahat atau melakukan diet, berapa lama obat harus dikonsumsi, bagaimana cara penggunaan obat, kapan waktu penggunaan obat yang tepat, kapan konsumsi obat harus dihentikan dan kapan pasien harus kembali melakukan kontrol kesehatan ke dokter (Anonim,1999).

  Makna kata ketaatan pasien mengandung asumsi bahwa diagnosis yang ditegakkan dokter terhadap kondisi penyakit pasien telah tepat, terapi yang diberikan telah sesuai dan efektif, lebih banyak memberikan keuntungan bagi kesehatan pasien daripada membahayakan, aturan penggunaan obat mudah dimengerti, dan obat mudah diperoleh misalnya: petunjuk penggunaan obat sederhana, pemberian dosis memberikan rasa nyaman, harga dan efek samping yang mungkin ditimbulkan obat masih dapat ditoleransi (Rantucci, 1997).

  Pengertian paling umum yang sering digunakan untuk mendefinisikan ketaatan pasien dalam mengkonsumsi obat adalah perilaku pasein secara luas, dihubungkan dengan kondisi medis ataupun nasihat medis (Sung, Nichol, Venturini, Bailey, McCombs, dan Cody, 1998).

2. Epidemiologi

  Secara umum nilai rata-rata ketaatan pasien yang menjalani terapi medis jangka panjang berkisar antara 40% dan 50% sedangkan pada terapi jangka pendek, nilai rata-rata ketaatan pasien tersebut lebih tinggi yakni berkisar antara 70% dan 80% (Jin, Sklar, Oh, Li, 2008).

  Terapi medis yang ditetapkan bagi jenis penyakit yang berbeda akan memberikan tingkat ketaatan yang berbeda pula. Ketaatan pasien yang mengalami depresi terhadap terapi antidepresan berkisar antara 40% dan 70% sedang tingkat ketaatan pasien penderita HIV (Human Immunodeficiency Virus) terhadap terapi antiretroviral bervariasi yakni berkisar antara 37% dan 83% tergantung pada karakteristik populasi pasien. Di Australia hanya sekitar 43% pasien penderita asma yang selalu mengkonsumsi obat seperti yang diresepkan (Sabate, 2003). Bagi pasien kanker usia dewasa yang melakukan pengobatan rawat jalan, tingkat ketaatannya sekitar 41% sedang pada pasien remaja lebih tinggi yakni antara 41% dan 53%. Ketaatan terhadap oral antidiabetika bagi pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 sekitar 65-85%, terhadap insulin hanya sekitar 20%, sedang untuk melakukan diet sekitar 25-65% (Jin, et al., 2008).

  Beberapa penelitian telah mengamati rendahnya tingkat ketaatan pasien terhadap terapi antihipertensi dan/atau terapi penurunan kadar lemak. Tingkat kepatuhan pasien yang baru terdiagnosis awal menderita hipertensi dilaporkan menjalani terapi (Anonim, 2006b). Penelitian yang dilakukan di Cina, Gambia dan Seychelles menemukan bahwa ketaatan pasien hipertensi terhadap aturan pengobatan antihipertensi hanya 43%, 27% dan 26% (Sabate, 2003). Monane, Bohn, Gunvitz, Glynn, Levin, dan Avom (1996) yang melakukan penelitian di Amerika menemukan bahwa rata-rata tingkat ketaatan terhadap terapi antihipertensi sekitar 49% dan dari jumlah keseluruhan pasien tersebut hanya 23%-nya saja yang dapat dikategorikan memiliki tingkat ketaatan yang bagus yakni mencapai tingkat ketaatan 80% atau lebih.

3. Etiologi

  Ketaatan merupakan suatu fenomena yang bersifat multidimensional dan dipengaruhi oleh lima faktor/dimensi utama yakni :

  Gambar 1. Dimensi Utama Ketaatan (Anonim, 2006b) a.

  Dimensi sosial dan ekonomi, antara lain: keterbatasan kemampuan berbahasa, terbatasnya literatur kesehatan, kurangnya dukungan dari anggota keluarga atau lingkungan sosial sekitar, padatnya jadwal kerja, terbatasnya akses pelayanan kesehatan/asuransi kesehatan, mahalnya biaya pengobatan, pengaruh budaya dan persepsi mengenai definisi sakit dan pengobatannya.

  b.

  Dimensi sistem pelayanan kesehatan, antara lain: hubungan pasien dengan tenaga kesehatan, kemampuan komunikasi tenaga kesehatan, lemahnya kapasitas sistem untuk memberikan edukasi kepada pasien dan melakukan

  follow up terhadap kondisi pasien, rendahnya pengetahuan akan ketaatan dan

  efektifitas intervensi untuk meningkatkan ketaatan, tidak jelasnya informasi yang diterima pasien, waktu tunggu yang lama, kurangnya kesinambungan pelayanan pengobatan, perbedaan persepsi antara tenaga kesehatan dengan pasien, kurangnya motivasi yang positif dari tenaga kesehatan.

  c.

  Dimensi yang berkaitan dengan kondisi kesehatan pasien, antara lain: kondisi penyakit yang kronis, kurangnya atau kepelikan tanda dan gejala penyakit, depresi, gangguan psikis, keterbelakangan mental.

  d.

  Dimensi yang berkaitan dengan terapi, antara lain: kerumitan aturan pengobatan yang meliputi jumlah dosis per hari, jumlah obat yang diminum bersamaan; durasi/lama pengobatan; perubahan frekuensi pengobatan; ketidaknyamanan efek samping obat; terapi yang membutuhkan tehnik khusus seperti: injeksi atau inhaler; tuntutan untuk melakukan perubahan gaya hidup.

  e.

  Dimensi yang berkaitan dengan pasien, terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor fisik dan perilaku. Faktor fisik meliputi kemampuan kognitif, kemampuan visual, kemampuan untuk mendengar, kesulitan untuk menelan, gangguan gerak sedangkan faktor perilaku meliputi pengetahuan pasien akan alasan pengobatan, perilaku pasien dalam menjalani pengobatan, motivasi, keyakinan akan kemampuan pasien untuk mengikuti semua aturan pengobatan, ketakutan akan kejadian efek samping obat dan ketergantungan, rasa frustasi terhadap tenaga kesehatan, penyalahgunaan alkohol/zat kimia lain, rasa marah/cemas/stres (Anonim, 2006b).

4. Alasan Ketidaktaatan Pasien

  Kejadian ketidaktaatan pasien terhadap pengobatannya dapat dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain: lupa, rapor jelek dari dokter, sedikitnya gejala yang dirasakan, penyakit yang telah kronis, resep yang tidak ditebus, ketidakjelasan tujuan terapi, rasa takut akan efek samping obat, ketidakjelasan instruksi pemakaian obat, kesulitan fisik dalam mengikuti terapi seperti: kesulitan membuka botol obat, ukuran obat yang terlalu kecil, kesulitan menelan, jauhnya tempat pengobatan, rasa obat yang tidak enak, aturan obat yang rumit, harga obat yang mahal (Anomim, 2009a).

  Penelitian yang dilakukan oleh Kabir, et al. (2004), menunjukkan bahwa dari 165 pasien penderita hipertensi yang tergolong tidak taat, kejadian ketidaktaatan antara lain disebabkan oleh tidak adanya gejala/simptom, tidak adanya dana untuk membeli obat, takut akan efek samping obat, ketidaktersediaan obat, merasa bosan, pada pengobatan sebelumnya didapatkan hasil tekanan darah yang normal, lupa, dan padatnya jadwal kerja. Mengenai hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel I berikut ini.

  

Tabel I. Faktor Penyebab Ketidaktaatan Berdasarkan Penelitian Kabir, et al.

  Pada Tahun 2004 Persentasi Faktor Penyebab Ketidaktaatan Frekuensi Jumlah Pasien (%)

  Tidak adanya simptom 56 34,0 Tidak adanya dana untuk membeli obat 54 32,7

  Ketakutan akan efek samping obat 20 12,1 Ketidaktersediaan obat 13 8,0

  Kebosanan 8 4,8 Normalnya tekanan darah pada pengobatan 6 3,6 sebelumnya

  Lupa 5 3,0 Padatnya jadwal kerja 3 1,8

  Total 165 100 5. Metode Mendeteksi Ketaatan Pasien

  Ada banyak metode untuk mendeteksi tingkat ketaatan pasien baik secara langsung ataupun tidak langsung.

  a.

  Metode langsung, antara lain dengan: 1) mengamati secara langsung proses terapi yang dijalani pasien

  Metode ini adalah metode yang paling akurat namun memberi kerugian yakni pasien dapat menyembunyikan obat di dalam mulut lalu membuangnya, tidak praktis bila dilakukan secara rutin. 2) mengukur kadar metabolit obat di dalam darah. Metode ini bersifat obyektif namun biayanya mahal. b. Metode tidak langsung, antara lain dengan: 1) memberi kuesioner kepada pasien, laporan pribadi pasien. Metode ini tidak mahal, sederhana, dan merupakan metode yang paling bermanfaat di dalam praktek klinis. Akan tetapi metode ini rentan terjadi kesalahan seiring dengan berjalannya waktu kunjungan serta hasilnya mudah dikacaukan oleh pasien.

  2) menghitung jumlah obat. Metode ini bersifat obyektif, mudah dihitung, dan mudah diterapkan namun data dengan mudah dapat diubah oleh pasien yakni memungkinkan terjadinya penumpukkan obat. Metode ini telah banyak diaplikasikan pada penelitian yang mengkaji tentang ketaatan pasien seperti yang dilakukan oleh Elzubier, Husain, Suleiman, dan Hamid (2000). Para peneliti ini menghitung tingkat ketaatan pasien hipertensi di Kassala, Sudan Timur dengan cara menghitung selisih antara jumlah obat mula-mula yang diterima pasien dengan jumlah obat yang tidak diminum pasien tersebut, dibagi dengan jumlah obat mula-mula yang diterima pasien dan dikalikan seratus persen. Menurut Lim, et al. (1992) untuk mendapatkan penurunan nilai tekanan darah pada pasien hipertensi dibutuhkan tingkat ketaatan minum obat antihipertensi sekitar 80%. Oleh karenanya tingkat ketaatan 80% atau lebih sering dipilih sebagai batasan kriteria untuk menggolongkan seorang pasien hipertensi taat atau tidak taat di dalam pengobatannya. Batasan ini pula yang digunakan oleh Kabir, et

  (2004) untuk mengukur tingkat ketaatan pasien hipertensi di rumah al.

  3) kecepatan penebusan resep. Pengambilan data melalui metode ini sederhana dan bersifat obyektif namun membutuhkan sistem kefarmasian yang tertutup.

  4) menilai respon klinis pasien. Metode ini sederhana dan mudah diaplikasikan namun ada banyak faktor lain diluar ketaatan yang dapat mempengaruhi respon klinis pasien.

  5) Buku harian pasien. Buku harian ini dapat membantu ingatan peneliti namun isi buku ini mudah diubah oleh pasien (Osterberg & Balschke,

  2005).

6. Akibat Ketidaktaatan Pasien

  Ketidaktaatan pasien dalam menjalankan pengobatannya dapat berakibat memperburuk kondisi penyakit pasien, menurunkan kualitas hidup pasien, meningkatkan biaya pengobatan, menurunkan kualitas hubungan antara pasien dengan tenaga medis, dan memberikan efek samping terhadap kesehatan pasien (Rosner, 2006).

  Ada sebuah studi yang menggambarkan suatu fakta adanya perbedaan yang signifikan mengenai biaya pengobatan yang dikeluarkan oleh pasien yang tidak taat dibandingkan dengan pasien yang taat yakni $3,992 versus $1,048. Pasien yang tidak taat dalam pengobatan juga memiliki peluang yang lebih besar untuk di rawat di rumah sakit dibandingkan dengan pasien yang taat yakni 42 %

  

versus 20% dan berpeluang lebih lama dirawat di rumah sakit yakni 16 hari versus

4 hari bagi pasien yang taat (Selen, Wertheimer, Dubin, 2002).

7. Cara Meningkatkan Ketaatan

  Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk memperbesar tingkat

ketaatan pasien dalam pengobatannya, antara lain dengan memberikan informasi

secara jelas kepada pasien meskipun pasien tersebut seorang anak kecil, membuat

petunjuk pemakaian obat sesederhana mungkin sehingga mempermudah pasien

dalam penggunaan obat, menyesuaikan waktu minum obat dengan aktivitas yang

dijalankan oleh pasien, menjelaskan kemungkinan timbulnya efek samping obat,

serta selalu menanyakan apakah ada keluhan atau gejala yang menunjukkan

kejadian efek samping obat pada saat pasien datang kontrol, memastikan bahwa

ada anggota keluarga atau orang lain yang dapat membantu pasien untuk taat

menggunakan obat apabila pasien tersebut adalah anak-anak, pasien lanjut usia,

ataupun pasien yang mengalami gangguan gerak yang disebabkan oleh

penyakitnya (Grahame & Aronson, 1985).