Studi deskriptif kecemasan mahasiswa Akademi Keperawatan [Akper] Bethesda saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan.

(1)

Mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) BETHESDA Saat Pertama Kali Menghadapi Tugas Keperawatan

Yustina Wiwin Yuni Riyanti 029114012

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan mahasiswa Akademi Keperawatan Bethesda saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dimana mahasiswa Akademi Perawatan tingkat awal belum mempunyai pengalaman sebelumnya dalam melaksanakan tugas keperawatan. Mereka hanya memperoleh pembekalan teori yang masih dasar dan sedikt tetapi sudah harus mempraktekkan tugas-tugas keperawatan yang pertama kali dalam situasi yang sebenarnya sebagai perawat di rumah sakit, serta adanya tuntutan pada diri calon perawat atau mahasiswa untuk menjadi perawat profesional. Situasi yang baru dan tuntutan tersebut kemungkinan dapat menimbulkan kecemasan.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan Bethesda tingkat awal yang akan menghadapi tugas keperawatan yang pertama kali. Sampel yang digunakan sebanyak 65 orang yaitu 9 mahasiswa laki-laki dan 56 mahasiswa perempuan. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan. Indeks kesahihan butir bergerak antara 0,3094 sampai 0,7016. Estimasi reliabitas dengan teknik Cronbach Alpha yang menghasilkan Koefisien Reliabilitas sebesar 0,9247.

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek penelitian ini memiliki kecemasan yang rendah saat menghadapi tugas keperawatan. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik < mean teoritik yaitu 118,58<127,5. Bila dilihat dari tiap indikator kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan menunjukkan bahwa indikator yang paling menonjol adalah indikator psikologis dengan mean empirik 42,69.


(2)

ABSTRACT

Descriptive Analysis on the Anxiety of the Students of Bethesda Nursing Academy at Their First Nursing Duties

Yustina Wiwin Yuni Riyanti 029114012

Psychology Faculty Sanata Dharma University

Yogyakarta

This research aimed at describing the anxiety of the students of Bethesda Nursing Academy at their first nursing duties. The type of this research was quantitative descriptive. The background of this study was the issue that the first grade students of Bethesda Nursing Academy had no similar experience previous to their nursing duties. They only acquired a few basic theories, yet had to practice their first nursing duties in the real situation as nurses at hospital. In addition, there was a requirement from the students themselves as the nurse candidates to become professional nurses. The requirement and new situation could possibly cause them anxiety.

The subjects of this research were the first grade students of Bethesda Nursing Academy who were to do their first nursing duties. This study took 65 persons as the samples, those were 9 male students and 56 female students. This study employed the Scale of Anxiety at the First Nursing Duties as the measurement. The value of validity index occurred between 0.3094 and 0.7016. The reliability Estimation with Cronbach Alpha technique resulted in 0.9247 of Reliability Coefficient.

Based on the data analysis, it could be concluded that the research subjects felt a low anxiety when they were to do their first nursing duties. This was as shown in the result of empirical mean<theoretical mean, that was 118.58<127.5. It was obvious from each of the indicators of the students’ anxiety at their first nursing duties that the accentuated indicator was the psychological indicator with the empirical mean of 42.69.


(3)

KECEMASAN MAHASISWA

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) BETHESDA

SAAT PERTAMA KALI MENGHADAPI TUGAS KEPERAWATAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh

Yustina Wiwin Yuni Riyanti NIM : 029114012

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007


(4)

(5)

(6)

Hidup

tidak dapat diisikan ke dalam ember-ember kecil

di tempat yang kita coba untuk menuangkannya Kita juga tidak mampu menghentikannya atau menyalurkannya agar melewati jalan

seperti yang kita inginkan.

Hidup memiliki kekuatan dan arahnya sendiri; Kita tidak mampu mengubah arahnya. Hidup mengalir seperti apa yang diinginkannya,

Kadang tenang dan tak beriak, Kadang ganas dan buas,

Deras, menggelegak dengan kekuatan penuh, berubah arah,

membuat jalannya sendiri yang penuh akal terhadap rintangan-rintangan sekitarnya.

Percayalah pada sumber dan tujuan Dan ikutilah alur hidup

Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN,

Maka terlaksanalah segala rencanamu

(Amsal, 16:3)


(7)

PERSEMBAHAN

Karna mereka aku mendengar dunia

Karna mereka aku melihat kebahagiaan

Karna mereka hidupku bermakna dan penuh warna

Dan…

Dari mereka aku mendapatkan semuanya

Mungkin…

Karna aku mereka menangis

Karna ak mereka tertawa

Namun…

Satu yang ingin kucapai selalu

Semua ini untuk mereka

Bukan ia

Bukan kamu

Tapi mereka, kalian…

Yang aku cintai dan mencintaiku...

Terimakasih atas semua anugerahmu

Terimakasih untuk semua yang kalian lakukukan untukku

Dengan cara kalian masing-masing

Sehingga mimpiku menjadi kenyataan...


(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Juni 2007

Penulis

Yustina Wiwin Yuni Riyanti


(9)

Mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) BETHESDA Saat Pertama Kali Menghadapi Tugas Keperawatan

Yustina Wiwin Yuni Riyanti 029114012

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan mahasiswa Akademi Keperawatan Bethesda saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dimana mahasiswa Akademi Perawatan tingkat awal belum mempunyai pengalaman sebelumnya dalam melaksanakan tugas keperawatan. Mereka hanya memperoleh pembekalan teori yang masih dasar dan sedikt tetapi sudah harus mempraktekkan tugas-tugas keperawatan yang pertama kali dalam situasi yang sebenarnya sebagai perawat di rumah sakit, serta adanya tuntutan pada diri calon perawat atau mahasiswa untuk menjadi perawat profesional. Situasi yang baru dan tuntutan tersebut kemungkinan dapat menimbulkan kecemasan.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan Bethesda tingkat awal yang akan menghadapi tugas keperawatan yang pertama kali. Sampel yang digunakan sebanyak 65 orang yaitu 9 mahasiswa laki-laki dan 56 mahasiswa perempuan. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan. Indeks kesahihan butir bergerak antara 0,3094 sampai 0,7016. Estimasi reliabitas dengan teknik Cronbach Alpha yang menghasilkan Koefisien Reliabilitas sebesar 0,9247.

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek penelitian ini memiliki kecemasan yang rendah saat menghadapi tugas keperawatan. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik < mean teoritik yaitu 118,58<127,5. Bila dilihat dari tiap indikator kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan menunjukkan bahwa indikator yang paling menonjol adalah indikator psikologis dengan mean empirik 42,69.


(10)

ABSTRACT

Descriptive Analysis on the Anxiety of the Students of Bethesda Nursing Academy at Their First Nursing Duties

Yustina Wiwin Yuni Riyanti 029114012

Psychology Faculty Sanata Dharma University

Yogyakarta

This research aimed at describing the anxiety of the students of Bethesda Nursing Academy at their first nursing duties. The type of this research was quantitative descriptive. The background of this study was the issue that the first grade students of Bethesda Nursing Academy had no similar experience previous to their nursing duties. They only acquired a few basic theories, yet had to practice their first nursing duties in the real situation as nurses at hospital. In addition, there was a requirement from the students themselves as the nurse candidates to become professional nurses. The requirement and new situation could possibly cause them anxiety.

The subjects of this research were the first grade students of Bethesda Nursing Academy who were to do their first nursing duties. This study took 65 persons as the samples, those were 9 male students and 56 female students. This study employed the Scale of Anxiety at the First Nursing Duties as the measurement. The value of validity index occurred between 0.3094 and 0.7016. The reliability Estimation with Cronbach Alpha technique resulted in 0.9247 of Reliability Coefficient.

Based on the data analysis, it could be concluded that the research subjects felt a low anxiety when they were to do their first nursing duties. This was as shown in the result of empirical mean<theoretical mean, that was 118.58<127.5. It was obvious from each of the indicators of the students’ anxiety at their first nursing duties that the accentuated indicator was the psychological indicator with the empirical mean of 42.69.


(11)

Puji syukur kepada Yesus Kristus yang telah memberikan kelimpahan berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan karya tulis ini untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Psikologi.

Terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah mendukung penulis selama ini dengan kritik ataupun saran, semangat, kehadiran, perhatian, gurauan, bantuan baik mental, maupun spritual. Oleh karena itu, dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yesus pemberi segalanya, Bunda Maria serta para malaikat surgawi. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih telah memberikan, masukan, dukungan, kesabaran, dan bimbingannya hingga sampai kelulusan.

4. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si selaku dosen penguji, terima kasih atas masukan, saran dan kritik yang telah diberikan.

5. Bapak Agung Santoso, S.Psi selaku dosen penguji, terima kasih atas masukan, saran dan kritik yang telah diberikan.

6. Ibu Titik Kristiyani, S.Psi dan Bapak Wijoyo Adi Nugroho, S.Psi selaku dosen pembimbing akademik, terimakasih atas bimbingannya selama ini.


(12)

7. Seluruh dosen Psikologi, staff Fakultas Psikologi (Mbak Nani, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Doni dan Pak Gie) dan civitas akademika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terima kasih telah membantu, memberikan dorongan, pengetahuan dan bimbingan selama penulis menempuh kuliah.

8. Seluruh staf dan karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terima kasih atas bantuan dalam peminjaman buku-bukunya. 9. Ibu Niken WN. Palupi, S.Kp., M.Kes. selaku Direktur Akademi Perawatan

Bethesda Yogyakarta. Ibu Ruthy Ngapiyem, S.Kp. selaku Pembantu Direktur beserta seluruh staff, terima kasih atas ijin yang telah diberikan sehingga peneliti bisa melakukan penelitian.

10.Mahasiswa Akper Bethesda tingkat I. Terimakasih atas kerjasama dan bantuannya dalam meluangkan waktu untuk mengisi skala yang disebarkan oleh peneliti.

11.Bapak dan Ibu yang telah menjadikanku tetap mampu berdiri dan merasakan kasih sayang. Terimakasih atas cinta, perhatian, bimbingan, kesabaran, doa dan keringat yang terus mengalir untukku. Matur nuwun sanget Pak..Bu..

Mas Wawan makasih atas dukungan dan bantuannya, aku tunggu kesadaranmu!!!

12.Keluarga besar Prapto Sudarmo...Mbahkung&Simbok.. semua Om&Bulek-ku yang selalu mencereweti aku cepet lulus... Adik-adikku yang selalu memberikan keceriaan: Chris, Anjar, Dhenok ayo...kuliah sik bener!! Bayu, Wahyu, Hoho, Aka, Daniel, Ari, dan si mentel iyit...


(13)

Pakde&Budhe.. Mbak&Mas.. serta keponakan-keponakanku.. Maaf tidak disebut satu persatu karena terlalu banyak... ☺

14.Mas Petrus Wahyu Dwiatmaja yang kusayangi.. Terima kasih atas semua cinta dan pengalaman yang boleh kujalani bersamamu.. Terima kasih atas suport, perhatian, doa dan kasih sayangmu. Semoga kita lebih dewasa dan lebih baik lagi dengan terus mencari arti dalam setiap pengalaman hidup kita.. Semoga segala sesuatunya indah pada waktunya..

15.Sahabat-sahabatku yang selalu ada untukku dan adaku semakin berarti. Asih... (Makasih buat dukungan dan bantuan yang membesarkan hatiku disetiap kesulitanku, makasih atas kasih dan ketulusanmu..makasih semuanya ya ndez..) Pita dan Aning.. (makasih telah memberi kesempatan untuk berbagi apapun denganku..) Hera, Astria, Prima... (Makasih telah jadi sahabat-sahabatku yang maniez selama aku study..) Mas Nano (Makasih atas gurauan dan ejekannya, maaf aku sering ganggu acaramu dengan asih..moga abadi..) 16.Mas Yacob.. makasih atas doa, suport, perhatian, kesabaran, pengertian, kasih

dan jiwa besarmu..makasih telah menemani dihari-hariku yang penat. makasih semuanya..maaf..aku belum bisa menjadi seperti yang kamu harapkan...

17.Sahabat-sahabat kecilku. Mb’ Hesti (Makasih atas dukungan, share yang menjadikanku dewasa..kapan nikah?!) Hepta (makasih mau mendengarkan keluh kesahku.. makasih juga pinjaman buku-bukunya ya...)

18.Sahabat-sahabatku yang gila... Tomy “Tomblok” sik ngaku bagus dewe.. (makasih ya atas gurauan-gurauan edan’mu... ayo kuliah sik bener mblok!!!)


(14)

Louis “Paijo” (makasih atas pengalaman yang mendewasakan yang pernah kita lalui bersama.. makasih juga masukan dan pinjaman buku-bukunya ya..) Almarhum Andi “Kendil” (makasih telah diberi kesempatan untuk dekat dan berbagi sebelum kau pergi, semoga kau damai disurga...doakan aku ya Ndil!) 19.Temen-temen yang memberi warna selama aku study..Lita, Ajeng, Nopek,

Thea, Weda, Tisa, Ucix, Mita, Ntri, Lia, Tanti, Trisa, Ina, Wawan, Desta, Bona, Suko, Nery, Ria, Ana, Barjo, Lisna, Dika, Sari, Dewi, Andre, Si Y< Vincent, Meme, Roni, Windra, dll. Fista & Friska teman seperjuangan selama bimbingan (akhirnya kita bisa!!!☺) dan semua temen yang tak dapat kusebut satu persatu, makasih atas kebersamaan, dukungan, bantuan dan perhatiannya. 20.Temen-temen mudika St. Lukas yang menambah keceriaanku...Qomplonk,

Gondhez, Ej, Si Sett, Cetrux, Petrux, Buntek, Rini, Nana, Wulan, Chris, dll 21.Temen-temen KKN Mas dab dan mb’ dab.. Septa, Ratih, Bu Siska, Junell,

Miloi, Mbah Jacky, Wawan Sapi, Nath. Tittto.. Kapan kumpul lagi?

22.Mbak Santi, Mas Tomi, dan Bapak-Bapak di PPM USD, terimakasih atas pengalaman berkaryanya, ilmu, kasih, perhatian, dan bimbingannya.

23.Mas Uki.. Trimakasih atas doa dan share’nya...

24.Mas Harto dan Mb Ida Trimakasih atas doa dan bantuannya.

25.Mb’ Katrin... Makasih telah mengajariku untuk menjadi wanita yang kuat dan punya harga diri... Makasih telah diberi kesempatan untuk menjadi adekmu.. 26.Temen-temen kost lama. Mb Kristin (makasih telah menjadi sahabat sekaligus

kakak buatku) Mika, Heni, Ninggar, Ira, Mb Yeni, Mb Vera. Aku kangen!!!


(15)

Hastin, Mas Aris, dan semua temen yang tak dapat kusebut satu persatu, terimakasih pernah memberiku kesempatan untuk berkreasi dalam seni

28.Mb Tiwuk dan Mb Hastin yang selalu meminjamiku buku-buku selama aku study. Makasih banget ya mba...

29.Temen-temen nari prosesi. Andre, Mb Helmi, Cunil, Lusi, Puput, Anez, Mas Andi, Mb Hesti double dan semua yang pernah bersama. Kapan aku pensiun? 30.Temen-temen mudika Paroki HKTY Ganjuran. Koko, Yuli, Mb Indri, Tari,

Danang double, Penjol, Hendri, Ardi, Asdi, Etha, Wawan, Clara, Andre, Kempol dan semua temen yang sering kumpul bareng di gereja, makasih selalu rajin tanya kapan aku lulus!!!

31.Semua pihak yang tak dapat kusebut satu persatu yang telah memneriku segalanya. Bukan maksud hati melupakan kalian tapi terbatasnya tempat sehingga tidak semuanya dapat ditulis. Trimakasih..Trimakasih semuanya....

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga dengan selesainya skripsi ini, dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 27 Juni 2007

Penulis

Yustina Wiwin Yuni Riyanti


(16)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR SKEMA... xvii

DAFTAR TABEL... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 7

C. TUJUAN PENELITIAN ... 8

D. MANFAAT PENELITIAN... 8

BAB II. LANDASAN TEORI ... 9

A. MAHASISWA AKADEMI PERAWATAN BETHESDA ... 9


(17)

xv

B. TUGAS KEPERAWATAN ... 13

C. KECEMASAN... 15

1. Pengertian Kecemasan ... 15

2. Proses Terjadinya Kecemasan... 17

3. Kondisi Kecemasan... 18

4. Indikator Kecemasan... 18

5. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan... 23

D. KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT AWAL AKPER BETHESDA SAAT MENGHADAPI TUGAS KEPERAWATAN ... 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. JENIS PENELITIAN ... 28

B. VARIABEL PENELITIAN ... 29

C. DEFINISI OPRASIONAL... 29

D. SUBJEK PENELITIAN... 30

E. METODE PENGUMPULAN DATA... 31

1. Skala……… 31

2. Pemberian Skor……… 31

3. Blue Print ... 32

F. PERTANGGUNGJAWABAN MUTU ALAT UKUR ……….. ... 33


(18)

xvi

2. Validitas ... 36

3. Reliabiltas... 37

G. ANALISIS DATA………. 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. ORIENTASI KANCAH DAN PERSIAPAN PENELITIAN... 41

1. Orientasi Kancah... 41

2. Persiapan Penelitian ... 41

3. Uji Coba Instrument... 42

B. PELAKSANAAN PENELITIAN... 42

C. HASIL PENELITIAN... 43

1. Deskripsi Data Secara Umum ... 43

2. Deskripsi Kedudukan Masing-Masing Indikator Kecemasan 45 D. PEMBAHASAN……….. 46

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 50

A. KESIMPULAN ... 50

B. SARAN ... 50


(19)

xvii

Gambar 1. Skema Kecemasan Mahasiswa Tingkat Awal Akper Bethesda


(20)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skor Penilaian Skala Kecemasan dalam Menghadapi Tugas

Keperawatan... 32

Tabel 2. Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan Sebelum Uji Coba ... 33

Tabel 3. Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan Setelah Uji Coba………. 35

Tabel 4. Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan Setelah diacak……… 36

Tabel 5. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum……… 43

Tabel 6. Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritis……….. 44


(21)

xix

A. Tabulasi Data Item ... 1. Uji Coba ... 2. Penelitian Sesungguhnya ... B. Uji Reliabilitas ... C. Deskripsi Data Penelitian... D. Instrumen Penelitian ... 1. Skala Sebelum Uji Coba ... 2. Skala Penelitian... E. Surat Ijin Penelitian...


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit adalah salah satu organisasi kesehatan dengan fasilitas untuk membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan dan diharapkan dapat membantu pasien dalam mencapai kesembuhan baik fisik, psikis maupun sosial ( Mc Ghie dalam Arida & Noor, 2002). Rumah sakit merupakan tempat yang diharapkan dan dipilih untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan pada saat individu menderita sakit. Salah satu tolok ukur pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah pelayanan yang dilakukan oleh perawatnya.

Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan di rumah sakit memiliki peranan yang sangat besar untuk mewujudkan harapan tersebut. Pelayanan yang baik dari para perawat terhadap pasien mampu meningkatkan citra rumah sakit yang bersangkutan dalam masyarakat. Sebaliknya pelayanan yang buruk akan dengan cepat menurunkan citra rumah sakit (Arida & Noor, 2002).

Perkembangan keperawatan saat ini menempatkan keperawatan sebagai salah satu profesi. Dimana dunia keperawatan perlu memenuhi syarat profesionalisme yang meliputi konsep keilmuan, pelayanan kepada klien, kode etik, pengembangan pengetahuan dan otonomi ( Ellis dkk, 1995 ). Fokus profesi ini adalah hubungan antara perawat dengan pasien. Di sini perhatian perawatan beralih dari pendekatan yang berorientasi penyakit medis ke model


(23)

yang memusatkan perhatian pada manusia sebagai individu. Peran perawat tidak lagi terpusat pada fungsi biologis pasien namun meluas pada aspek psikososial pasien sebagai individu ( Corbet dalam Ellis dkk, 1995 )

Dalam menghadapi perkembangan ini, perawat dituntut untuk mempersiapkan diri dengan benar dan baik dalam upaya terwujudnya keperawatan profesional. Hal ini disebabkan di masa depan tuntutan kebutuhan masyarakat lebih ditujukan pada pelayanan keperawatan yang profesional, masalah kesehatan yang semakin komplek, tuntutan profesi dan perkembangan ilmu dan tekhnologi keperawatan. Perawat profesional adalah semua orang yang telah mengikuti program pendidikan keperawatan yang telah diakui dan telah lulus dari ujian yang dilaksanakan oleh negara. Mereka harus mengenal dan mengerti kebutuhan kesehatan dasar manusia yang sakit maupun yang sehat dan mengetahui bagaimana kebutuhan itu dapat terpenuhi. (Sutedjo, 2001).

Adanya tuntutan yang semakin meningkat dalam masyarakat sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnogi, profesi keperawatan dituntut pula dapat meningkatkan kemampuan dalam pengetahuan, sikap dan ketrampilan serta kepekaan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat secara optimal. Lebih dari itu perawat dituntut untuk memiliki ketabahan dan kesabaran yang relatif tinggi, senantiasa dapat memberikan dorongan dan semangat kepada pasien untuk sembuh, serta menciptakan suasana tenteram dan tenang kepada pasien. Perawat dituntut untuk dapat


(24)

3

menjaga sikapnya, tidak membiarkan masalah pribadinya mempengaruhi tugasnya sebagai perawat. (Widyastuti, 1995)

Untuk memenuhi tuntutan sebagai perawat profesional, dalam mengemban tugasnya harus melalui proses pendidikan terlebih dahulu. Salah satu pendidikan keperawatan yang berada di Yogyakarta adalah Akademi Perawatan (Akper) Bethesda. Tujuan dari institusi ini adalah menghasilkan Ahli Madya Keperawatan sebagai perawat profesional pemula yang berkualitas. Yaitu mampu mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai perawat yang profesional. Para mahasiswa Akper tidak hanya mendapatkan mata kuliah teori saja, tetapi juga mata kuliah praktek, baik itu praktek di laboratorium, di rumah sakit, maupun kerja lapangan.

Kurikulum nasional menentukan bahwa untuk pendidikan Diploma III Keperawatan, proses belajar mengajar lebih banyak diarahkan pada perkembangan kompetensi peserta didik, yaitu dengan perbandingan 40% dan 60% praktek ketrampilan. Praktek klinik merupakan bagian dari kurikulum pendidikan keperawatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan ilmunya, baik di kelas secara terintegrasi, mengembangkan sikap-sikap dan keterampilan sesuai dengan praktek keperawatan. Melalui praktek lapangan peserta didik dapat menerapkan prinsip-prinsip belajar situasi nyata yang dihadapi dalam pemberian pelayanan keperawatan kepada pasien (Pusdiknakes, 1996).


(25)

Kegiatan praktek memperlihatkan kepada para mahasiswa tentang cara kerja dan pekerjaan perawat yang sebenarnya. Tujuannya agar para mahasiswa terampil dan tidak canggung melakukan tugas keperawatan pada saat menghadapi tugasnya, oleh karena itu, sebagian besar mata kuliah yang diberikan pada mahasiswa Akper Bethesda adalah mata kuliah yang bersifat praktek dimana berorientasi pada pelayanan di rumah sakit. Latar belakangnya karena perawat dipersiapkan untuk melayani orang yang kesehatannya terganggu. Perawat juga selalu berada di dekat pasien setiap saat, sehingga perawat lebih sering berhubungan dengan pasien daripada dokter untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien yang tidak dapat dipenuhi sendiri selama sakit. Berdasarkan hal tersebut setiap akhir semester mahasiswa Akper Bethesda dilatih dengan melakukan tugas keperawatan di rumah sakit selama 4 minggu dengan sistem shift pagi (Pukul 06.45-14.00),

shift sore (pukul 13.45-22.00) dan shift malam (pukul 21.45-07.00). Tugas keperawatan mereka umumnya masih bersifat dasar, misalnya menyuntik, memberikan infus, mengukur tekanan darah, dan lain-lain (Buku Panduan Akademik Bethesda 2002)

Hasil penelitian (Krismi, 2002) menunjukkan bahwa tugas keperawatan merupakan tugas yang berat. Hal itu tidak disangkal oleh para mahasiswa Akper Bethesda. Bahkan kadang kala memang menimbulkan perasaan cemas dikalangan mahasiswa Akper. Dari hasil penelitian menunjukkan 8,57% dari mahasiswa Akper Bethesda tingkat akhir atau tiga


(26)

5

mempunyai kecemasan tinggi, 14,29% sedang, 48,57% rendah kemudian 28,57% mempunyai kecemasan sangat rendah. Rata-rata mereka mempunyai kecemasan rendah karena mereka sudah terbiasa menjalani dan menghadapi tugas-tugas keperawatan. Hal ini disimpulkan bahwa semakin kecil tingkat semester, semakin tinggi kecemasan yang mereka alami. Saat melakukan tugas keperawatan, bila mahasiswa Akper Bethesda merasa kurang mampu melakukan tugas atau mereka takut dan tidak bisa menghindar akan tugas yang ada yang dirasa menegangkan dan mereka harus menghadapi tugas keperawatan yang merupakan kewajiban mereka sebagai calon perawat ada kemungkinan akan mengalami kecemasan.

Adanya tuntutan dari Akper Bethesda agar para mahasiswanya menjadi perawat profesional yaitu menerapkan kemampuan yang harus dimiliki sebagai perawat profesional, serta tanggung jawab dan beratnya tugas yang dilakukan merupakan suatu pengalaman dan kondisi yang dapat menyebabkan suatu kecemasan. Selama menjalani proses pendidikan mereka mendapat pembekalan teori tugas keperawatan. Selanjutnya mereka harus mempraktekkan teori tersebut dalam praktek secara nyata di rumah sakit. Situasi inilah yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, sehingga merekapun mengalami ketidakpastian mengenai situasi yang menyertai tugas. Misalnya tantangan dan kesulitan yang akan dihadapi.


(27)

Perasaan cemas yang dialami mahasiswa Akper ini merupakan pengalaman emosional yang dirasakan individu sebagai suatu yang tidak menyenangkan yang muncul karena ada ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam yang berlangsung secara terus menerus, juga karena frustasi, ketidakpuasan, rasa tidak aman dan permusuhan, (Johnson 1971). Indikator dari kecemasan ini menurut Harber dkk (1984) adalah : (a) kognitif ( berhubungan pikiran seseorang ) meliputi kesulitan untuk konsntrasi dan kesulitan dalam membuat keputusan. (b) motorik ( berhubungan perilaku seseorang ) meliputi gemetar, menggerak-gerakkan anggota tubuh secara tidak beraturan, berjalan tergesa-gesa, menggeliat-geliat, tics, menggigit bibir, menggigit jari, memukul-mukulkan jari dan gugup. (c) somatik ( berhubungan dengan reaksi fisik atau biologis ) meliputi sesak nafas, mulut kering, tangan dan kaki dingin, sering buang air kecil, berkeringat berlebihan, ketegangan otot (terutama di kepala, leher, bahu, dan dada ) dan gangguan pencernaan. (d) afektif (berhubungan dengan emosi seseorang), meliputi perasaan tidak tenang atau gelisah dan khawatir terus menerus terhadap sesuatu/ bahaya yang akan menimpanya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti kecemasan secara umum pada mahasiswa Akper Bethesda saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan di rumah sakit dilihat dari indikator kecemasan yang ada. Penelitian ini dilakukan agar hasil penelitian dapat memberikan gambaran kecemasan secara umum pada mahasiswa Akper


(28)

7

Bethesda, sehingga mereka dapat mengupayakan solusi yang terbaik untuk mengurangi kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan yang pertama. Bagi institusi terkait dapat memberikan masukan atau informasi untuk mengurangi kecemasan pada mahasiswa saat menghadapi tugas keperawatan, sehingga mahasiswa dapat menghadapi tugas keperawatan dengan baik.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana kecemasan mahasiswa Akper Bethesda pada saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan dilihat dari indikator kecemasan.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kecemasan mahasiswa Akper Bethesda pada saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan dilihat dari indikator kecemasan.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Praktis :

a. Bagi Mahasiswa Akper dapat segera mengenali kecemasan yang ada dalam dirinya dilihat dari indikator kecemasannya, sehingga dapat mengupayakan solusi yang terbaik untuk mengurangi kecemasan.


(29)

b. Bagi Institusi terkait dapat memberikan masukan atau informasi sehingga dapat mengantasipasi terjadinya kecemasan yang dihadapi oleh mahasiswa Akper dalam menjalani tugas keperawatan.

2. Manfaat Teoritis :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi atau sumber informasi dalam mengembangkan penelitian selanjutnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi klinis dan psikologi kesehatan.


(30)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. MAHASISWA AKADEMI PERAWATAN BETHESDA 1. Pengertian Mahasiswa Akademi Perawatan Bethesda

Kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan Mahasiswa adalah orang yang terdaftar dan menjalani pendidikan di Perguruan Tinggi.

Mahasiswa tingkat awal Akademi Perawatan (Akper) adalah mereka yang sedang menempuh proses pendidikan di Akademi Perawatan (Akper) pada semester 1 dan 2. Diharapkan mereka nantinya akan meniti profesi dalam dunia keperawatan .

Akademi Perawatan Bethesda Yogyakarta sebagai institusi Pendidikan Program Diploma III Keperawatan bertujuan untuk (Buku Panduan Akademik Akper Bethesda, 2002) :

1. Menghasilkan Ahli Madya Keperawatan sebagai perawat profesional pemula yang memiliki pengetahuan mengenai masalah umum kesehatan saat ini dan masa mendatang, serta mampu melaksanakan peran dan fungsinya sebagai berikut :

a. Dalam Bidang Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

Melaksanakan keperawatan umum pada individu,keluarga dan masyarakat.


(31)

b. Dalam Bidang Pengelolaan Keperawatan.

Mengelola pelayanan atau asuhan keperawatan dalam lingkup tanggungjawabnya.

c. Dalam Bidang Pendidikan Keperawatan.

Mendidik individu, keluarga dan masyarakat serta tenaga keperawatan atau kesehatan, yang beradadibawah tanggung jawabnya.

d. Bidang Penelitian.

Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip-prinsip dan pendekatan penelitian serta memanfaatkan penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

2. Melaksanakan dan mengembangkan program pendidikan berdasarkan falsafah negara Pancasila, UUD 45, tujuan Intitusi dan rancangan konsptual serta bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan. 3. Menyediakan sarana lingkungan dan mendukung program belajar, serta

mengembangkan teori dan praktek pendidikan yang tepat.

4. Mempertahankan mutu pendidikan pada taraf yang tinggi melalui kerjasama dengan sumber-sumber pendidikan dan universitas maupun institusi akademik dan non akademik yang lain serta memanfaatkan fasilitasnya.

5. Mengembangkan pendidikan keperawatan dengan memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bidang keperawatan.


(32)

11

6. Memprakarsai pengembangan staf akademik melalui program pendidikan berkelanjutan.

Berdasarkan tujuan dari Institusi tersaebut, maka lulusan program pendidikan D III Keperawatan diharapkan dapat melaksanakan fungsi dan kompetensi sebagai berikut (Panduan Akademik Akper Bethesda, 2002) : a. Mengkaji kebutuhan keperawatan pasien, keluarga, kelompok, dan

masyarakat.

b. Merencanakan perencanaan keperawatan.

c. Melaksanakan rencana keperawatan melalui upaya : Promotif, preventif, Kuratif, Rehabilitatif.

d. Mengevaluasi Hasil Asuhan Keperawatan. e. Mendokumentasikan proses keperawatan. f. Mengidentifikasikan hal-hal yang perlu diteliti.

g. Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada pasien, kelurga, kelompok dan masyarakat.

h. Bekerja sama dengan disiplin lain yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. i. Mengelola keperawatan pasien dan berperan sebagai ketua tim dalam


(33)

2. Pengertian Perawat Profesional

Pengertian Perawat Profesional (Sutedjo, 2001) :

a. Seseorang yang mengenal dan mengerti kebutuhan kesehatan dasar manusia yang sakit maupun yang sehat dan yang mengetahui bagaimana kebutuhan itu dapat terpenuhi.

b. Seseorang yang telah mengikuti program pendidikan keperawatan yang diakui dan telah lulus dari ujian yang dilaksanakan oleh negara.

Adapun ciri-ciri Perawat Profesional menurut Pusdiklat Depkes RI (Sutedjo, 2001):

a. Mempunyai pendidikan dasar.

b. Mempunyai pengalaman yang unik dan ketrampilan berdasarkan atas teori.

c. Mempunyai otonomi dalam membuat keputusan dan praktek. d. Memberikan pelayanan pada masyarakat.

e. Mempunyai kode etik dalam praktik. f. Beberapa tingkatan status dalam peran.

Kemudian kemampuan yang harus dimiliki perawat profesional menurut Pusdiklat Depkes RI :(Sutedjo, 2001) :

a. Pengertian/pemahaman akan tingkah laku manusia, ketrampilan dalam hubungannya antara manusia.

b. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis.


(34)

13

c. Kemampuan dalam mengamati, daya pikir yang dalam, dan luas ke depan serta kreatif.

d. Waspada, berpikir logis dan kritis.

e. Kemampuan membuat keputusan yang bijaksana dalam ruang lingkup wewenangnya berdasarkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. f. Pengetahuan dan ketrampilan perawat yang cukup.

g. Kemampuan memperkirakan kebutuhan kesehatan dan mengadakan tindakan perawatan.

h. Berhasrat memperkembangkan diri secara profesional.

B. TUGAS KEPERAWATAN.

Tugas utama dari perawat adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada orang yang dalam keadaan lemah fisik dan mental serta kepada mereka yang membutuhkan.

Ketetapan dari Depnakertrans tahun 1982 (dalam Krismi, 2002) mengemukakan bahwa tugas perawat secara umum meliputi :

1. Pemberian pelayanan perawatan secara sederhana kepada pasien seperti mempersiapkan pasien untuk pemerikasaan dan mendampingi dokter pemeriksa dengan mencatat suhu; kecepatan denyut jantung dan pernafasan pasien; memberikan obat yang dianjurkan dokter pada jam-jam yang telah ditentukan.


(35)

2. Membantu dokter dalam memberikan pelayanan perawatan dan nasehat kepada pasien yang sakit

3. Memeriksa cedera fisik, lemah dan bayi yang baru lahir di rumah sakit, klinik, dan rumah bersalin

4. Membantu tugas dokter atau ahli bedah 5. Mengatur pemakaian obat-obatan

6. Membalut luka bekas operasi dan bentuk pelayanan lain sesuai perintah dokter dan ahli bedah

7. Mengamati dan melaporkan keadaan pasien

8. Memberikan pertolongan pertama dalam keadaan darurat dan menjaga pasien yang sakit keras

9. Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan tempat dan metode perawatan

10.Menjaga ibu-ibu yang bersalin dan merawat bayi yang baru lahir

11.Melatih dan memberi nasehat mengenai perawatan pasien pada tahap pemulihan kesehatan

12.Melakukan perawatan lain termasuk pengawasan dalam latihan penyantuann pasien atau memberi petunjuk dalam penggunaan alat ortopedik.

Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa Mahasiswa tingkat awal Akademi Perawatan (Akper) adalah mereka yang sedang menempuh proses pendidikan di Akademi Perawatan (Akper) pada semester 1 dan 2 yang sedang


(36)

15

menghadapi tugas keperawatan pertama kali dengan menerapkan kemampuan yang harus dimiliki sebagai perawat profesional.

C. KECEMASAN

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan berasal dari bahasa latin yaitu anxius dan dari bahasa Jerman yaitu anst; suatu kata yang dapat digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan fisiologis (Neitzel dalam Bellack& Hersen, 1988; dalam Krismi, 2002). Kecemasan juga berarti reaksi terhadap ancaman (Corey, 1999). Ia menyerang inti keberadaan. Kecemasan adalah apa yang dirasakan ketika keberadaan diri terancam.

Johnson (1971) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu pengalaman emosional yang dirasakan individu sebagai suatu yang tidak menyenangkan (tidak jelas penyebabnya) yang muncul karena adanya ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam tubuh yang berlangsung secara terus-menerus, juga karena frustasi, ketidakpuasan, rasa tidak aman, dan permusuhan.

Menurut Lazarus (1976) kecemasan merupakan pengalaman yang samar-samar dan disertai oleh perasaan tidak berdaya dan tidak menentu.Lazarus juga menjelaskan kecemasan dalam dua arti :

a. Kecemasan sebagai respon.

Kecemasan adalah reaksi individu terhadap pengalaman atau situasi tertentu yang akan tampak dari apa yang dibicarakan, bagaimana


(37)

perilakunya atau perubahan fisik yang menyertainya seperti denyut jantung, pernafasan, tekanan darah dan lain-lain.

b. Kecemasan sebagai intervening variable.

Merupakan keadaan cemas yang disebabkan kondisi tertentu dan memiliki pengaruh atau konsekuensi tertentu pula. Kecemasan ini menimbulkan implikasi lain munculnya penyesuaian–penyesuaian tertentu yang dimaksudkan untuk memindahkan ancaman yang menyebabkan kecemasan sebagai kondisi emosional yang tidak menyenangkan.

Kecemasan adalah suatu perasaan yang dialami individu pada saat mengalami ketakutan dengan ciri utamanya adalah obyeknya yang tidak jelas (Byrney, 1996). Pada umumnya para ahli membedakan antara kecemasan dan ketakutan. Menurut Kartono (Astuti Sumarwi & Ikawati, 2004) kecemasan dilihat sebagai suatu kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas. Ketakutan merupakan respon terhadap bahaya dari luar yang sifatnya nyata (obyektif) misalnya takut pada ular, anjing, sedangkan kecemasan merupakan respon bahaya yang sifatnya kabur dan terkadang irasional, misalnya ancaman, adanya hambatan terhadap keinginan pribadi atau perasaan-perasaan tertekan yang muncul dari kesadaran. Kagan dan Havemann (1995) juga membedakan antara kecemasan dan ketakutan, dimana kecemasan sebagai sesuatu yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah yang disebabkan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas dan tidak terduga akan terjadi. Kecemasan bisa memunculkan rasa takut tetapi kecemasan tidak


(38)

17

sama dengan ketakutan. Ketakutan berhubungan dengan objek yang spesifik dan terjadi saat itu juga misal saja takut pada binatang tertentu dan rasa takut terhadap ketinggian sedangkan kecemasan tidak selalu demikian. Kecemasan adalah perasaan yang dialami ketika seseorang berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi dan timbul karena berbagai alasan serta situasi (Priest, 1991).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan tidak spesifik menyangkut tentang suatu hal yang tidak pasti atau yang mengancam.

2. Proses Terjadinya Kecemasan

Proses terjadinya kecemasan menurut Burns (1980) diawali dari setiap individu mengalami berbagai kejadian dalam kehidupan. Individu menggunakan pikiran untuk menginterpretasi kejadian yang ia alami sehingga terjadi dialog internal. Dari situ muncul macam-macam perasaan salah satunya adalah kecemasan. Tanda kecemasan adalah dalam bentuk khawatir, gelisah, dan perasaan lain yang kurang menyenangkan. Biasanya perasaan ini disertai kurang percaya diri, tidak mampu menghadapi masalah dan rendah diri (Hurlock, 1997)


(39)

3. Kondisi Kecemasan

Spielberg (dalam Rice, 1991) membagi kondisi kecemasan yang dialami oleh individu menjadi dua yaitu :

a. Trait anxiety adalah kecemasan pada individu yang menetap dimana

merupakan disposisi kepribadian individu tersebut.

b. State anxiety merupakan kecemasan yang dialami individu bila

dihadapkan pada situasi tertentu yang sifatnya mengancam. Jadi kecemasan ini bersifat situasional, misalnya suatu saat individu bisa merasakan cemas tetapi belum tentu demikian pada saat lain lagi meskipun stimulus yang dihadapinya sama.

4. Indikator Kecemasan.

Costin (1976) berpendapat bahwa keluhan-keluhan dan tanda-tanda kecemasan dapat dilihat dalam indikator-indikator sebagai berikut :

a. Somatik berupa detak jantung cepat, keringat berlebihan, ketegangan otot, gangguan pencernaan dan susah tidur

b. Kognitif antara lain sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan serta kekhawatiran yang sangat namun terus menerus tentang sesuatu yang tidak menyenangkan seolah-olah bakal terjadi.

c. Motorik berupa kebiasaan-kebiasaan wajah yang menyeringai dan mengerjapkan mata, gemetar, gelisah dan aktivitas yang berlebihan


(40)

19

sering muncul, seperti kecenderungan merespon terlalu cepat dengan berbicara tanpa berpikir panjang.

d. Afektif seperti individu akan mudah tersinggung serta mengalami kesulitan tidur, terkadang suasana hati tersebut dibawa dalam perasaan yang dalam sehingga individu menjadi panik dan menimbulkan rasa ingin lari dari situasi tersebut.

Hampir sama dengan pendapat tersebut, Harber dkk (1984) juga mengemukakan beberapa indikator dari kecemasan, seperti:

a. Kognitif ( berhubungan dengan pikiran seseorang ) meliputi kesulitan untuk konsentrasi dan kesulitan dalam membuat keputusan.

b. Motorik ( berhubungan dengan perilaku seseorang ) meliputi gemetar, menggerak-gerakkan anggota tubuh secara tidak beraturan, berjalan tergesa-gesa, menggeliat-geliat, tics, menggigit bibir, menggigit jari, memukul-mukulkan jari dan gugup.

c. Somatik ( berhubungan dengan reaksi fisik atau biologis ) meliputi sesak nafas, mulut kering, tangan dan kaki dingin, sering buang air kecil, berkeringat berlebihan, ketegangan otot (terutama di kepala, leher, bahu, dan dada ) dan gangguan pencernaan.

d. Afektif (berhubungan dengan emosi seseorang), meliputi perasaan tidak tenang atau gelisah dan khawatir terus menerus terhadap sesuatu/ bahaya yang akan menimpanya.


(41)

Selain itu Rathus dan Nevid (1991) juga mengemukakan 4 bentuk dari kecemasan yaitu :

a. Fisik yaitu tangan gemetar, telapak tangan berkeringat, mulut terasa kering, sulit bernapas, banyak berkeringat, jantung berdebar-debar dan suara bergetar.

b. Afeksi yaitu perasaan takut, gelisah, khawatir, cemas, perasaan sangat tegang dan mudah marah.

c. Kognitif yaitu sulit berkonsentrasi, mudah bingung, tidak teraturnya gagasan yang ingin disampaikan dan bahasa yang digunakan menjadi tidak teratur.

d. Perilaku reaksi menghindar dan menutup diri dari situasi sosial, tidak percaya diri, tergantung pada orang lain, gugup dan sulit berbicara dengan lancar.

Supratiknya (1995) juga mengutarakan beberapa indikator kecemasan, yaitu :

a. Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was, dan keresahan yang bersifat tidak menentu (diffuse uneasiness).

b. Terlalu peka (mudah tersinggung) dalam pergaulan, dan sering merasa tidak mampu, minder, depresi serba sedih.

c. Sulit berkonsentasi dan mengambil keputusan, serba takut salah. d. Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap


(42)

21

secara tiba-tiba atau yang tidak diharapkan, dan selalu melakukan geraka-gerakan neurotik tertentu, seperti mematah-matahkan buku jari, mendehem.

e. Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya pada leher dan sekitar bagian atas bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering buang air kecil, dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan mimpi buruk.

f. Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangannya sering basah. g. Sering berdebar-debar dan tekanan darahnya tinggi.

h. Sering mengalami gangguan pernafasan dan berdebar-debar tanpa sebab yang jelas.

i. Sering mengalami “ anxiety attacks “ atau tiba-tiba cemas tanpa ada sebab pemicunya yang jelas. Gejala-gejalanya dapat berupa berdebar-debar, sulit bernafas, berkeringat, pingsan, badan terasa dingin, terkencing-kencing, atau sakit perut.

Sedangkan Darajat (1996) membedakan indikator kecemasan sebagai berikut :

a. Fisik berupa ujung jari yang terasa dingin, pencernaan yang tidak teratur, detak jantung cepat, keringat bercucuran, gangguan pencernaan, nafsu makan hilang, kepala pusing dan sesak nafas.


(43)

b. Mental berupa perasaan takut merasa selalu ada bahaya, tidak bisa memusatkan perhatian, merasa tidak percaya diri, rendah diri, tidak tenang dan ingin lari dari kenyataan hidup.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa indikator kecemasan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a. Psikologis, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perasaan dan pikiran yang dialami individu. Hal ini meliputi kesulitan untuk berkonsentrasi, mudah bingung, tidak teraturnya gagasan yang ingin disampaikan dan bahasa yang digunakan menjadi tidak teratur, kesulitan dalam membuat keputusan, tegang, was-was, menjadi sangat sensitif/mudah tersinggung, kehilangan semangat/mudah putus asa, minder, perasaan gelisah dan khawatir pada sesuatu yang tidak jelas atau bahaya yang akan menimpa.

b. Perilaku, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perilaku yang muncul saat individu mengalami kecemasan. Hal ini meliputi gemetar, menggerakkan anggota tubuh secara tidak beraturan, berjalan tergesa-gesa, menggigit bibir, menggigit jari, mematah-matahkan buku jari, memukul-mukulkan jari, gugup, sering berdehem, menghindari masalah, dan melarikan diri dari masalah.

c. Fisiologis, yaitu reaksi kecemasan yang berhubungan dengan reaksi tubuh individu. Hal ini meliputi sesak nafas, mulut kering, tangan dan


(44)

23

kaki dingin/basah, sering buang air kecil, jantung berdebar-debar, keringat berlebihan, ketegangan otot, menderita gangguan tidur seperti insomnia dan mimpi buruk mengalami gangguan perut, tergantung pada orang lain, kepala pusing, nafsu makan hilang.

5. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan

Menurut Kresch & Qrutch (dalam Hartanti & Dwijanti, 1997) timbulnya kecemasan disebabkan karena kurangnya pengalaman dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap menghadapi situasi baru. Sumber-sumber kecemasan terdiri dari dua faktor, yaitu :

a. Faktor Internal

Kecemasan berasal dari dalam individu, misalnya perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah, rendah diri. Faktor internal ini umumnya sangat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak rasional. Menurut Beck (dalam Krismi, 2002) hal ini disebut sebagai bias kognitif yaitu suatu proses kognitif yang dapat mengarahkan seseorang yang berpikir logis menjadi merasa cemas terhadap suatu hal yang kabur.


(45)

b. Faktor Eksternal

Kecemasan berasal dari luar individu, dapat berupa penolakan sosial, kritikan dari orang lain, beban tugas atau kerja yang berlebihan, maupun hal-hal lain yang dianggap mengancam.

D. KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT AWAL AKPER BETHESDA SAAT MENGHADAPI TUGAS KEPERAWATAN

Tugas utama dari perawat adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada orang yang berada dalam keadaan lemah secara fisik maupun mental. Saat memberikan pelayanan tersebut perawat harus mempunyai cukup ketrampilan dan sikap yang profesional, dimana perawat merupakan tenaga profesional dalam bekerja tidak terlepas dari empat esensi profesionalisme yaitu kompetensi, standard etik yang tinggi, pengetahuan yang memadai dan kasih sayang. (Priharjo, 1995)

Pengetahuan dan ketrampilan tugas keperawatan sebelumnya diberikan melalui pendidikan dan pelatihan. Saat menjalani masa pendidikan, mahasiswa Akper telah dipersiapkan untuk melakukan tugas-tugasnya sebagai perawat dimulai sejak tingkat awal. Mata kuliah praktek, teori, maupun fasilitas pendukung pendidikan lainnya mengkondisikan para mahasiswa untuk dapat merasakan tugas sebagai perawat yang sesungguhnya. Para mahasiswa Akper mengetahui bahwa dalam menjalankan tugas keperawatan itu mempunyai tanggung jawab dan merupakan tugas yang berat juga sulit


(46)

25

terutama menyangkut jiwa pasien. Adanya tuntutan untuk menjadi perawat profesional secara tidak langsung dapat menjadi suatu beban, sehingga dapat menimbulkan kecemasan dan keragu-raguan dalam diri mahasiswa Akper Bethesda. Didukung pula dengan adanya ketidakpastian mengenai situasi yang menyertai tugas tersebut dan sejauh mana tantangan serta kesulitan yang dapat dihadapi, karena mereka belum pernah dan belum terbiasa melakukan praktek tugas keperawatan. Mereka hanya mengetahui dan memperoleh pembekalan teori yang masih dasar dan sedikit tetapi sudah harus mempraktekkan tugas-tugas keperawatan yang pertama kali dalam situasi yang sebenarnya sebagai perawat di rumah sakit, hal inilah yang menimbulkan kecemasan pada mahasiswa Akper.

Permasalahan yang timbul pada mahasiswa Akper yang menjalani praktek pertama kalinya melakukan tugas-tugas keperawatan dipengaruhi baik dari faktor internal maupun eksternal. Permasalahan yang timbul pada faktor internal misalnya mereka kurang percaya diri, takut salah dan merasa tidak mampu melakukan tugas-tugasnya. Mereka sangat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak rasional yang dibuat dirinya sendiri. Permasalahan yang timbul karena faktor eksternal, misalnya mereka takut dimarahi oleh perawat yang sudah senior karena telah melakukan kesalahan, pasien yang terlalu rewel atau dikritik oleh keluarga pasien ketika merawat pasien, tugas-tugas yang harus mereka selesaikan sangat banyak.


(47)

Kecemasan-kecemasan yang dialami mahasiswa Akper ini dapat dilihat dari indikator-indikator kecemasan yaitu, psikologis, perilaku dan fisiologis. Indikator psikologis ini berkaitan dengan perasaan yang dialami oleh mahasiswa Akper saat menjalani tugas keperawatan pertama kali. Saat melakukan tugas mereka mengalami kebingungan, sulit untuk berkonsentrasi, tegang, gelisah, was-was jika terjadi kesalahan. Indikator perilaku berkaitan dengan reaksi perilaku yang muncul saat mahasiswa Akper mengalami kecemasan ketika menjalani tugas keperawatan, seperti tangan gemetar saat menangani pasien, gugup dan sulit berbicara, menggigit bibir. Indikator fisiologis berkaitan dengan reaksi kecemasan ditandai dengan reaksi tubuh yang menyertai mahasiswa Akper saat menjalani tugasnya. Seperti jantung berdebar-debar, sering buang air kecil, keringat berlebihan, tangan dan kaki dingin.

Permasalahan–permasalahan diatas dapat mengakibatkan mahasiswa Akper dalam menjalani tugas-tugas keperawatan terhambat. Mereka tidak bisa berkonsentrasi dalam melakukan tugas-tugasnya sehingga terbengkalai. Apabila kondisi cemas yang dialami mahasiswa Akper ini berlangsung terus menerus akan mengakibatkan stress, sehingga tujuan untuk menjadikan perawat profesional tidak akan tercapai.


(48)

27

Gambar 1. Skema Kecemasan Mahasiswa Tingkat Awal Akper Bethesda Saat Menghadapi Tugas Keperawatan

E. PERMASALAHAN

Bagaimana kecemasan mahasiswa Akper Bethesda pada saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan dilihat dari indikator kecemasan.

Mahasiswa Akper

Mendapat teori sedikit,belum berpengalaman, Tuntutan perawat profesional

Menghadapi tugas keperawatan

Kecemasan

Faktor penyebab kecemasan

Indikator : - Psikologis - Perilaku - Fisiologis


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu memberikan gambaran secara umum tentang kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan berdasarkan analisis skor jawaban subjek pada skala sebagaimana adanya.

Menurut Sugiyono (2000), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran terhadap satu objek yang diteliti melalui data sampel dan populasi sebagaimana adanya dengan melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum.

Berdasarkan teori tersebut maka penelitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu data yang diperoleh melalui analisis skor jawaban subjek pada skala sebagaimana adanya. Hal ini ditujukan untuk menggambarkan kecemasan saat mahasiswa Akper Bethesda pertama kali menghadapi tugas keperawatan dan membuat kesimpulan secara umum berdasarkan skor setiap item pada skala kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan yang disusun peneliti.


(50)

29

B. VARIABEL PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif sehingga tidak ada kontrol terhadap variabel. Variabel dalam sebuah penelitian adalah hal yang menjadi objek dalam penelitian tersebut. Menurut Arikunto (1998), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah kecemasan mahasiswa Akper Bethesda saat menghadapi tugas keperawatan yang pertama kali.

C. DEFINISI OPERASIONAL

Kecemasan menghadapi tugas keperawatan adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan tidak spesifik menyangkut tentang suatu hal yang tidak pasti atau yang mengancam saat menghadapi tugas keperawatan.

Indikator-indikator kecemasan adalah sebagai berikut :

a. Psikologis, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perasaan dan pikiran yang dialami individu.

b. Perilaku, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perilaku yang muncul saat individu mengalami kecemasan.

c. Fisiologis, yaitu reaksi kecemasan yang berhubungan dengan reaksi tubuh individu.

Untuk mengukur kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan yang pertama kali yang diungkap dalam 3 indikator ini dengan menggunakan skala kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan. Skor rendah mengindikasikan


(51)

bahwa kecemasan dalam menghadapi tugas keperawatan cenderung rendah, sebaliknya skor tinggi berarti subjek penelitian memiliki kecemasan yang tinggi saat menghadapi tugas keperawatan.

D. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian yang diambil oleh peneliti adalah mahasiswa Akper Bethesda yang akan melaksanakan tugas keperawatan pertama kali dengan jumlah subjek 65 orang. Alasan peneliti mengambil subjek mahasiswa Akper yang baru melaksanakan tugas keperawatan pertama kali adalah mahasiswa Akademi Perawatan tingkat awal belum mempunyai pengalaman sebelumnya dalam melaksanakan tugas keperawatan, sehingga kemungkinan munculnya kecemasan dalam diri mereka tinggi.

Metode pengambilan sampel adalah dengan sistem random sampling, yaitu pemilihan sampel di mana seluruh anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Masing-masing anggota pada populasi tersebut memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih. Dari daftar hadir (presensi) mahasiswa Akper tidak seluruhnya dijadikan sampel tetapi dipilih secara acak dengan sistem “undian” nama yang keluar adalah yang dijadikan sampel.


(52)

31

E. METODE PENGUMPULAN DATA. 1. Skala

Skala merupakan rangkaian pengukuran mengikuti aturan tertentu yang mengukur satu sifat. Tujuan dari penskalaan adalah mendapat skala-skala yang baik, menyajikan dasar-dasar dan teknik untuk memilih jenis-jenis skala tertentu dan untuk mendeskripsikan sifat-sifat dan aneka skala menurut taraf pengukuran masing-masing.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Summated

Rattings dengan menggunakan Skala Likert yang terdiri dari 4 kategori

jawaban yaitu “ Sangat Setuju” , “ Setuju”, “Tidak Setuju” , dan “Sangat Tidak Setuju”. Menurut Hadi (1991), memodifikasi Skala Likert yang terdiri atas 4 kategori jawaban memiliki alasan tersendiri, yaitu untuk menghilangkan kecenderungan subjek untuk memilih jawaban netral karena alternatif jawaban ini bisa jadi menandakan bahwa subjek memang belum dapat memutuskan, bisa juga tidak memiliki pendapat atau ragu-ragu. Selain itu dengan 4 kategori jawaban akan digunakan untuk melihat kecenderungan pendapat subjek yaitu kearah setuju atau tidak setuju.

2. Pemberian Skor

Berikut ini disajikan tabel skor pada item berdasarkan kategori jawaban:


(53)

Tabel 1.

Skor Penilaian Skala Kecemasan saat Menghadapi Tugas Keperawatan

Jawaban Favourable Unfavourable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4

Bila subjek penelitian menyatakan sangat setuju pada pernyataan favourable berarti dia mengalami kecemasan saat mengahadapi tugas keperawatan sehingga skornya tinggi (4), sedangkan bagi subjek yang menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan favourable maka skornya rendah (1). Sebaliknya bila sesorang menyatakan sangat setuju pada pernyataan unfavourable berarti tingkat kecemasannya rendah sehingga skornya juga rendah (1), sedangkan subjek yang mengalami kecemasan tinggi akan mendapatkan skor tinggi (4). Adapun jumlah skor total skala merupakan jumlah skor pada masing-masing item.

3. Blue Print

Berikut ini adalah blue print skala kecemasan saat menjalankan tugas keperawatan berdasarkan indikator-indikator kecemasan:


(54)

33

Tabel 2.

Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan Sebelum Uji Coba

No Indikator Item Favorable Item Unfavorable Total

1. Psikologis 12

(2, 4, 6, 12, 13, 23, 24, 25, 26, 34, 38, 60)

12

(3, 19, 37, 39, 43, 44, 45, 47, 51, 55, 61, 66 )

24

2. Perilaku 12

(10, 11, 14, 21, 22, 27, 28, 31, 32, 35,

36, 53)

11

(5, 9, 17, 48, 52 56, 57, 62, 63, 65, 67)

23

3. Fisiologis 12

(1, 7, 8, 15, 16, 18, 20, 49, 50, 54, 58,

59)

11 (29, 30, 33, 40, 41, 42, 46, 64, 68, 69, 70)

23

Total 36 34 70

F. PERTANGGUNGJAWABAN MUTU ALAT UKUR 1. Seleksi Item

Parameter daya beda item yang berupa koefisien korelasi item total memperlihatkan adanya kesesuaian fungsi item dengan fungsi skala dalam


(55)

mengungkapkan perbedaan individual. Dengan demikian maka pemilihan item-itemnya didasarkan pada besarnya koefisien korelasi termaksud.

Besarnya koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin mendekati angka 1,00 yang bertanda positif maka daya diskriminasi itemnya semakin baik. Koefisien yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negatif mengindikasikan daya diskriminasi yang tidak baik.

Sebagai kriteria seleksi item berdasarkan korelasi item total, maka digunakan batasan rix > 0,30 jadi item yang memiliki korelasi item total minimal 0,30 dianggap layak menjadi sebuah item, dan jika dengan batasan ini jumlah item yang terseleksi tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, sedangkan item dengan nilai rix dibawah 0,30 dianggap buruk karena dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskrimanasi rendah sehingga tidak dimasukkan dalam item yang akan digunakan dalam penelitian (Azwar, 2002).

Skala kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan yang diujicobakan berjumlah 70 item yang terdiri dari 38 item favourable dan 32 item unfavourable. Setelah data uji coba diperoleh maka data tersebut dianalisis dengan menggunakan program SPSS for windows 11,5. Dari pengolahan data tersebut terdapat 51 item yang digunakan dan 19 item yang gugur. Nilai korelasi item total berkisar antara 0,3094 sampai 0,7016. Item-item yang gugur yaitu 1, 6, 12, 17, 19, 22, 29, 30, 39, 42, 47, 50, 51, 52, 53,


(56)

35

54, 62, 63, 65, sehingga blue print setelah dilakukan uji coba menjadi sebagai berikut:

Tabel 3.

Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan Setelah Uji Coba

Item Favorable Item Unfavorable Total

No Indikator

Sahih Gugur Sahih Gugur Sahih Gugur

1. Psikologis 10

(2, 4, 13, 23, 24, 25, 26, 34, 38, 60)

2 (6, 12,)

8 (3, 37, 43, 44, 45, 55, 61, 66 )

4 (19, 39, 47, 51)

18 6

2. Perilaku 10

(10, 11, 14, 21, 27, 28, 31, 32, 35, 36)

2 (22, 53)

6 (5, 9, 48, 56, 57, 67) 5 (17,526 3, 62, 65) 16 7

3. Fisiologis 9

(7, 8, 15, 16, 18, 20, 49, 58, 59)

3

(1, 50, 54)

8 (33, 40, 41,

46, 64, 68, 69, 70)

3 (29, 30, 42)

17 6


(57)

Tabel 4.

Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan Setelah Diacak

No Indikator Item Favorable Item Unfavorable Total

1. Psikologis 10

(1, 3, 10, 17, 18, 19, 20, 26, 30, 44)

8

(2, 29, 33, 34, 35, 39, 45, 47)

18

2. Perilaku 10

(8, 9, 11, 16, 21, 22, 23, 24, 27, 28)

6

(4, 7, 37, 40, 41, 48)

16

3. Fisiologis 9

(5, 6, 12, 13, 14, 15, 38, 42, 43)

8

(25, 31, 32, 36, 46, 49, 50, 51)

17

Total 29 22 51

2. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil


(58)

37

ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar,2003)

Validitas yang digunakan oleh peneliti adalah validitas isi. Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam skala penelitian mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh penelitian tersebut, yaitu isinya harus tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Salah satu cara untuk melihat apakah validitas isi sudah terpenuhi adalah dengan melihat item-item dalam skala telah ditulis sesuai dengan blue-print

yang sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkap. Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan metode Professional Judgment, yaitu penilaian validitas terhadap suatu alat ukur yang diberikan oleh orang-orang yang dianggap ahli dan professional di bidangnya, dalam hal ini adalah dosen pembimbing, sehingga item-itemnya dipandang sudah mencakup keseluruhan isi obyek yang hendak diukur (Azwar, 2003).

3. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Menurut Azwar (2003), konsep realibilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil


(59)

yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah. Tinggi-rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut Koefisien Realibilitas.

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien realibilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas. Dengan pendekatan ini subjek hanya dikenai satu perlakuan (Single Trial Administration). Teknik yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas dengan menggunakan teknik Koefisian Alpha Cronbach dari program SPSS for windows versi 11,5. koefisien reliabilitas yang diperoleh pada skala ini 0,9247. Nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas ini tinggi artinya skala tersebut memenuhi persyaratan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian sesungguhnya.

Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas di atas menunjukkan bahwa skala tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai alat ukur yang digunakan dalam penelitian sesungguhnya.

G. ANALISIS DATA

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran kecemasan mahasiswa Akper Bethesda saat pertama kali menjalani tugas keperawatan, maka uji statistik yang digunakan adalah metode statistik


(60)

39

deskriptif, meliputi penyajian data melalui tabel, penghitungan modus, median, mean & standard deviasi serta penghitungan prosentase (Azwar, 2003). Mean adalah nilai rata-rata hitung dari suatu kelompok. Modus adalah nilai yang paling sering terjadi atau yang mempunyai frekuensi paling tinggi. Median adalah nilai tengah setelah data diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar atau sebaliknya.

Hasil penelitian ditentukan dengan membandingkan antara Mean Teoritik dan Mean Empirik. Untuk mengetahui data teoritik maka dilakukan perhitungan sebagai berikut :

a. Skor maksimum : 51 x 4 = 204 b. Skor minimum : 51 x 1 = 51 c. Range : 204 – 51 = 153 d. SD : 153

--- = 25,5 6

e. Mean teoritik : 204 + 51 = 127,5 ---

2

Data Teoritik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Skor maksimum : Skor paling tinggi yang diperoleh subjek pada skala yaitu 4

b. Skor minimum : Skor paling rendah yang diperoleh subjek pada skala yaitu 1


(61)

d. Standar Deviasi (σ) : Luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan standar deviasi.


(62)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ORIENTASI KANCAH DAN PERSIAPAN PENELITIAN 1. Orientasi Kancah

Penelitian tentang kecemasan mahasiswa Akademi Perawatan Bethesda dalam menghadapi tugas keperawatan dilaksanakan di Akademi Perawatan Bethesda, Jl. Johar Noorhadi No.6 Yogyakarta. Jumlah responden yang digunakan sebanyak 115 mahasiswa, dengan rincian 50 mahasiswa untuk uji coba penelitian dan 65 mahasiswa untuk penelitian.

2. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian yang dilakukan peneliti untuk pengambilan data sebagai berikut :

a. Mempersiapkan skala untuk mengukur kecemasan mahasiswa Akper Bethesda dalam menjalani tugas keperawatan.

b. Menentukan kelompok subjek uji coba yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yang sesungguhnya.

c. Melaksanakan uji coba instrumen penelitian.

d. Menganalisa data uji coba instrumen penelitian untuk menentukan kesahihan item sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya skala tersebut digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya.


(63)

3. Uji Coba Instrumen Penelitian

Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian skala kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan dilaksanakan di Akademi Perawatan Bethesda, Jl. Johar Noorhadi No.6 Yogyakarta pada tanggal 15 Januari 2007. Subjek yang digunakan dalam uji coba ini adalah subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian, yaitu mahasiswa Akademi Keperawatan tingkat awal yang akan menghadapi tugas keperawatan di Rumah Sakit. Jumlah subjek dalam uji coba ini adalah 50 orang yang terdiri dari 42 mahasiswa perempuan dan 8 mahasiswa laki-laki. Skala yang diujicobakan meliputi 70 item yang terdiri dari 38 item favourable dan 32 item unfavourable.

Pada tahap uji coba ini peneliti menyebarkan skala kecemasan sebanyak 50 eksemplar, dimana tiap eksemplar terdiri dari petunjuk pengisian dan skala kecemasan. Uji coba ini dianalisis dengan menggunakan program

SPSS for windows versi 11,5.

B. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2007. Waktu pemilihan pelaksanaan penelitian diambil satu minggu sebelum responden melaksanakan praktek atau tugas keperawatan di Rumah Sakit. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akper tingkat awal yang akan menghadapi tugas keperawatan yang pertama kali di Rumah Sakit. Responden


(64)

43

berjumlah 65 mahasiswa yang terdiri dari 9 mahasiswa laki-laki dan 56 mahasiswa perempuan. Dalam penelitian ini skala yang disebarkan sebanyak 65 eksemplar .

C. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum

Berikut ini adalah tabel yang berisi data penelitian berdasarkan perhitungan komputerisasi dengan SPSS Versi 11,5:

Tabel 5.

Deskripsi Data Penelitian Secara Umum

N 65 Skor Minimum Teoritik 51

Skor Minimum Empirik 96 Skor Maksimum Teoritik 204 Skor Maksimum Empirik 154 Mean Teoritik 127,5 Mean Empirik 118,58

Median 117.00 Modus 117 Standar Deviation 14,238

Variance 202,715

Berdasarkan hasil analisis deskriptif data diperoleh bahwa nilai mean empirik (118,58) lebih kecil daripada nilai mean teoritik (127,5). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata subyek penelitian kelompok data lebih rendah dari nilai rata-rata teoritik, yang berarti bahwa subyek penelitian secara umum memiliki kecemasan yang tergolong rendah.


(65)

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa mean empirik lebih kecil dari mean teoritik di uji lagi dengan uji statistik one sample t-test dengan bantuan program SPSS for window versi 11.5 dengan tujuan untuk membuktikan bahwa mean empirik secara signifikan lebih kecil dari mean teoritik. Berikut ini hasil perhitungan uji one sample t-test :

Tabel 6.

Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritis One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean TOTAL 65 118.58 14.238 1.766

One-Sample Test

Test Value = 127.5

95% Confidence Interval of the

Difference

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Lower Upper TOTAL -5.048 64 .000 -8.92 -12.44 -5.39

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t sebesar

5.048 dengan probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,01 (p = 0,000 <

0,01) yang berarti secara signifikan ada perbedaan antara mean empirik dan mean teoritis. Hal ini membuktikan bahwa secara signifikan mean empirik lebih kecil dari mean teoritik sehingga bisa dinyatakan bahwa kecemasan yang dialami mahasiswa Akper Bethesda dalam menghadapi


(66)

45

tugas keperawatan yang pertama kali adalah rendah terbukti secara signifikan.

2. Deskripsi kedudukan masing-masing indikator kecemasan Tabel 7.

Deskripsi Data Setiap Indikator Kecemasan

No Keterangan Psikologis Perilaku Fisiologis

1. N 65 65 65

2. Skor Minimum Teoritik 18 16 17 3. Skor Minimum Empirik 33 25 30 4. Skor Maksimum Teoritik 72 64 68 5. Skor Maksimum Empirik 58 51 55 6. Mean Teoritik 45 40 42,5 7. Mean Empirik 42,69 36,46 39,43 8. Median 43,00 36,00 38,00 9. Modus 44 37 38 10. Standar Deviation 5,646 4,918 5,126 11. Variance 31,873 24,190 26,280

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa secara umum subyek penelitian memiliki kecemasan dengan kategori rendah baik pada indikator psikologis, perilaku, fisiologis. Akan tetapi apabila dilakukan perbandingan perolehan nilai mean empirik yang diperoleh subyek penelitian pada indikator psikologis (42,69) lebih besar daripada perolehan nilai mean empirik pada indikator fisiologis (39,43) dan


(67)

indikator perilaku (36,46). Hal ini menunjukkan bahwa subyek cenderung mengalami kecemasan yang nampak dalam gejala-gejala psikologis yaitu kesulitan untuk berkonsentrasi, mudah bingung, tidak teraturnya gagasan yang ingin disampaikan dan bahasa yang digunakan menjadi tidak teratur, kesulitan dalam membuat keputusan, tegang, was-was, menjadi sangat sensitif/mudah tersinggung, kehilangan semangat/mudah putus asa, minder, serba takut salah, perasaan gelisah dan khawatir pada sesuatu yang tidak jelas atau bahaya yang akan menimpa.

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis deskriptif data diperoleh bahwa nilai mean empirik lebih kecil daripada nilai mean teoritik (M.empirik < M.teoritik = 118,58 < 127,5), berarti bahwa subyek penelitian secara umum memiliki kecemasan yang tergolong rendah. Rendahnya kecemasan yang dialami mahasiswa Akper Bethesda dalam menghadapi tugas keperawatan yang pertama kali salah satunya dipengaruhi oleh faktor kepribadian.

Menghadapi tugas keperawatan yang pertama kali bagi mahasiswa Akper Bethesda merupakan situasi baru yang belum jelas dan belum pasti sehingga terasa menekan dan menegangkan (stressfull). Akan tetapi cemas atau tidaknya seseorang dalam menghadapi situasi ini tergantung pada penilaian kognitifnya. Kemampuan setiap individu menilai kejadian yang menekan dan menegangkan ini salah satunya dipengaruhi oleh kepribadian.


(68)

47

Kobasa (1979) mengemukakan ketabahan sebagai karakteristik kepribadian yang mempunyai fungsi sebagai sumber perlawanan saat individu menemui suatu kejadian yang menekan dan menegangkan. Para mahasiswa Akper Bethesda secara umum mengalami kecemasan yang rendah ketika menghadapi tugas keperawatan di Rumah Sakit, meskipun ini merupakan pengalaman yang pertama kali tetapi mereka menilai hal tersebut sebagai suatu periode yang wajar dan memang harus dilewati sebagai calon perawat yang dituntut menjadi perawat yang profesional. Oleh sebab itu, mereka mengaku ketika waktunya tiba untuk menjalankan tugas keperawatan di Rumah Sakit mereka menghadapinya dengan senang hati sebagai resiko calon perawat, sehingga tidak membuat mereka khawatir dan bingung. Para mahasiswa Akper justru memandang ini adalah suatu tantangan menghadapi situasi dan pengalaman yang baru, sehingga dapat terus mengembangkan diri mereka.

Subjek penelitian sungguh-sungguh menyadari bahwa ada suatu proses pembelajaran sebagai calon perawat yang akan mereka lewati yaitu menjalankan tugas keperawatan, sehingga mereka tidak terlalu mencemaskan permasalahan yang akan mereka hadapi nantinya. Pada kenyataannya tugas keperawatan bukanlah tugas yang mudah, beberapa tugas keperawatan memiliki bobot yang berat bahkan menimbulkan ketegangan. Tugas keperawatan merupakan kewajiban yang harus mereka tanggung. Jika kecemasan itu muncul akibat dari tugas keperawatan yang harus mereka


(69)

lakukan maka kecemasan tersebut justru akan memotivasi mahasiswa Akper untuk menghadapi tugas tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukan Corey (1999) bahwa kecemasan merupakan suatu keadaan tegang yang memotivasi individu untuk berbuat sesuatu dalam rangka menurunkan ketegangan. Kesadaran inilah yang mendorong para mahasiswa Akper untuk menilai dan merespon tugas-tugas keperawatan yang harus dihadapi sebagai sesuatu yang dapat dikendalikan dengan pengalaman dan kemampuannya. Dengan mengandalkan kekuatan sendiri, berbekal ilmu atau mata kuliah teori yang telah mereka dapatkan membuat mereka yakin bisa mengantisipasi situasi sesulit apapun dan bisa membuat perencanaan dan persiapan menjalankan tugas keperawatan dengan baik dan matang sebagai calon perawat yang profesional.

Perbandingan mean empirik pada ke-3 indikator kecemasan menunjukkan bahwa indikator psikologis lebih mendominasi mahasiswa Akper Bethesda dalam menimbulkan kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan di Rumah Sakit. Hal ini disebabkan karena para mahasiswa Akper Bethesda saat menghadapi tugas keperawatan kecemasan cenderung menggunakan perasaan dan kemampuan kognitifnya. Selain itu kecemasan itu sendiri berkaitan langsung dengan perasaan seseorang terhadap sesuatu yang belum pasti atau mengancam yang disertai dengan gejala fisiologis dan tampak dari perilaku. Selain itu ketika orang berada dalam keadaan yang tidak menyenangkan individu cenderung menggunakan pikirannya untuk


(70)

49

menginterpretasikan kejadian yang mereka alami, sehingga terjadi dialog internal (Burns, 1980). Dari sini muncul bermacam-macam perasaan yang menandakan terjadinya kecemasan. Perasaan dan pikiran merupakan aspek yang termasuk dalam komponen psikologis seseorang, sehingga hal ini menunjukkan bahwa kecemasan cenderung didominasi oleh indikator Psikologis. Kondisi cemas ini tidak menetap tetapi bersifat situasional, akan timbul bila dihadapkan pada situasi tertentu yang dianggap mengancam (Spielberg, 1991)


(71)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan perolehan data menunjukkan bahwa secara umum mahasiswa Akper Bethesda tidak mempunyai kecemasan saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan, hal ini ditunjukkan bahwa nilai mean empirik lebih kecil daripada nilai mean teoritik (118,58 < 127,5). Apabila dilihat berdasarkan setiap indikatornya, indikator psikologis adalah indikator yang paling menonjol dibanding indikator perilaku dan fisiologis.

B. SARAN

1. Bagi subjek penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata subjek penelitian tidak mengalami kecemasan. Namun begitu, kecemasan itu tetap ada, oleh sebab itu subjek hendaknya menanamkan kesadaran dalam dirinya sendiri bahwa menjalankan tugas-tugas keperawatan tersebut adalah suatu proses pembelajaran yang harus dihadapinya sebagai calon perawat, dengan membuat persiapan yang matang dalam mempelajari dan melakukan tugas-tugas keperawatan juga akan mendukung tercapainya tujuan menjadi calon perawat yang profesional.


(72)

51

2. Bagi lembaga pendidikan.

Mengingat para calon perawat dituntut untuk menjadi perawat yang profesional, maka hendaknya lembaga pendidikan Akademi Keperawatan Bethesda mengkondisikan atau menerapkan proses pembelajaran yang harus dilalui para mahasiswa Akademi Perawatan dengan memperbanyak latihan-latihan dan ketrampilan dalam melaksanakan tugas keperawatan, sehingga para mahasiswa sudah terbiasa dengan kondisi yang harus dihadapi sebagai calon perawat dan kecemasan tidak akan timbul dalam diri mahasiswa, peningkatan kompetensi pada diri mahasiswapun akan meningkat.


(73)

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, C & Shanley . E. 1997. Psikologi Sosial untuk Perawat. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.

Astuti, Sumarwi & Ikawati. 2004. Perbedaan Tingkat Kecemasan. Anak Korban

Kerusuhan dengan Anak Bukan Korban Kerusuhan. Jurnal PKS. Vol III No.

10.

Arida. N & Noor Rochman H.M. 2002. Kecemasan Pasien Rawat Inap Ditinjau dari

Persepsi Tentang Layanan Keperawatan di Rumah Sakit. Anima. Vol 17,

No. 2.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta. PPLPPTK Azwar, S. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Balai Pustaka

Burns, D. D. 1980. Terapi Kognitif: Pendekatan Baru Bagi Penanganan Depresi

(Penerjemah Drs. Santoso). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Byrne, D. 1991. Social Psychology : Understanding Human Interaction, Boston : Allyn & Bacon

Corey, G. (1999) Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: Penerbit PT Refika Aditama.

Costin, Frank . 1976. Abnormal Psychology. Learning System Company Darajat, Z.1969. Kesehatan Mental. Jakarta. PT. Gunung Agung.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Depkes RI, 1996. Petunjuk Teknis Pengajaran Klinik Bagi Instruktur Klinis, Depkes RI. Jakarta

Ellis, B. Roger, dkk (1995) Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan, Jakarta: EGC


(74)

53

Harber, Audrey, Runyon, and Richard,P, 1984. Psychology Adjusment. The Dorsey Press.

Hartanti & Dwijayanti, J. E. (1997). Hubungan antara konsep Diri dan Kecemasan Menghadapi Masa Depan Dengan Penyesuaian sosial Anak-Anak Madura.

Anima. Vol XII No. 46

Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Johnson, M.K. 1971. Menthal Health and Mental Ilnes. Philladelphia: JP Lippincott Kagan, J and Havemann, E. (1995). Psychology and Introduction (Four Edition).

New York : Harcout Braca Java Novid, Inc.

Krismi Diah Ambarwati, (2002) Hubungan Antara Efikasi Diri dan Kecemasan

Menghadapi Tugas Keperawatan. Psikowacana. Vol II No. 2

Lazarus, R S 1976 Patther of Adjusment and Human Effectiveness Tokyo Mac Graw Hill Kogakusha. Ltd.

Priest, R. 1991. Bagaimana Cara Mencegah dan Mengatasi Cemas dan Depresi. Semarang : Dahara Prize

Priharjo Robert. 1995. Praktik Keperawatan Profesional. Dasar & Hukum. . Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.

Rathus, S.A and Navid. J.S (1991). Abnormal Psychology. New Jersey: Prentice Hall Rice, F.P. (1991). The Adolescent Development, Relation and Cultur. Boston : Allyn

and Bacon.

Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Supratiknya, A., 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta, Penerbit Kanisius. Sutedjo, Alexander, SKM. 2001. Kumpulan Mata Kuliah Pengantar Keperawatan

Profesional. Yogyakarta. Akademi Perawatan Panti Rapih. (tidak

diterbitkan)

--- 2002. Buku Panduan Akademik. Yogyakarta: Akademi Perawatan Bethesda. (tidak diterbitkan)


(75)

A.

Tabulasi Data Item

1.

Uji Coba


(76)

Uji Coba

No Subjek a1 a2 a3 a4 a5 a6 a7 a8 a9 a10 a11 a12 a13 a14 a15 a16 a17 a18 a19 a20 a21

1 s1 4 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 s2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 s3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 s4 3 3 1 2 2 4 4 3 2 3 2 1 2 1 3 2 1 3 3 4 3 5 s5 3 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 6 s6 3 2 2 2 3 4 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 3 3 2 3 7 s7 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 8 s8 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 9 s9 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 10 s10 3 3 2 4 2 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 11 s11 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 12 s12 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 13 s13 1 1 3 1 1 1 1 4 3 3 1 1 1 4 1 3 3 1 2 1 4 14 s14 3 4 3 4 2 4 3 2 3 3 3 2 4 3 4 1 3 3 4 3 4 15 s15 2 2 1 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 3 3 2 2 2 16 s16 3 3 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 3 1 1 3 4 2 2 17 s17 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 18 s18 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 19 s19 3 3 2 3 3 3 2 1 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 20 s20 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 21 s21 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 22 s22 2 2 3 1 1 2 2 2 3 1 1 1 2 3 1 3 3 2 2 3 1 23 s23 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 3 24 s24 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 25 s25 4 4 2 4 3 3 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 2 26 s26 3 4 1 4 2 4 4 1 2 4 3 4 4 1 4 1 4 2 4 1 4 27 s27 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 28 s28 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 29 s29 3 3 3 4 1 3 3 1 1 4 2 2 1 2 2 2 3 2 4 2 2 30 s30 4 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 4 3 2 2 2 1 3 3 2 3 31 s31 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 4 32 s32 3 4 4 2 4 4 3 1 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 33 s33 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 34 s34 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 3 2 3 3 1 3 35 s35 4 4 1 4 2 4 2 4 4 4 2 1 1 2 4 2 1 4 4 4 4 36 s36 1 2 3 3 4 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 37 s37 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 38 s38 3 2 2 4 3 3 2 3 3 2 2 3 4 2 2 2 2 3 3 2 2 39 s39 4 4 2 4 3 3 3 1 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 40 s40 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 41 s41 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 42 s42 1 1 2 1 3 1 2 1 4 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 43 s43 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 44 s44 2 1 2 2 2 3 1 1 3 2 2 2 2 1 3 1 4 3 4 4 3


(77)

48 s48 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 49 s49 3 4 2 3 2 3 1 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 3 4 3 2 50 s50 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2


(1)

33. Saya percaya diri melakukan berbagai tugas keperawatan.

34. Saya bisa berkonsentrasi saat melakukan perawatan pasien yang kritis.

35. Bicara saya lancar ketika melaporkan keadaan pasien dengan dokter.

36. Saya tetap rileks ketika melakukan kateterisasi.

37. Tangan saya tetap tenang ketika membantu pasien memenuhi kebutuhan higiene.

38. Jantung saya berdebar-debar ketika mendapat giliran berkeliling melihat keadaan pasien saat jaga malam. 39. Saya tetap percaya diri merawat pasien walaupun

disamping saya ada dokter.

40. Tangan saya tetap tenang ketika mengukur suhu tubuh pasien.

41. Tangan saya tetap tenang merawat pasien walaupun harus dihadapkan dengan situasi yang paling sulit. 42. Keringat saya berkucuran ketika mengambil darah

vena.

43. Tangan dan kaki saya terasa dingin ketika melakukan injeksi.

44. Saya takut menghadapi keluarga pasien yang terlalu menuntut pelayanan saya.

45. Saya tetap tenang meskipun keluarga pasien tampak cemas dan banyak menuntut.

46. Detak jantung saya tetap normal meskipun melewati kamar mayat sendirian pada malam hari.

47. Bicara saya tetap teratur ketika saya berbicara dengan keluarga pasien.


(2)

50. Detak jantung saya tetap normal saat melepas kateter. 51. Saya merasa rileks ketika melakukan praktek

mengangkat jahitan.

Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati.


(3)

(4)

(5)

(6)