Upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja bagi kaum muda Paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat melalui katekese - USD Repository

  

UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA

BAGI KAUM MUDA PAROKI KRISTUS RAJA SINTANG

KALIMANTAN BARAT MELALUI KATEKESE

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Dominikus Aci NIM: 051124045

  

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan untuk yang tercinta Ayahku (Alfensius Kiji), Ibuku (Marsiana Darayani),

  Adikku (Yulius Andi Wartono, Nikasius Ahi, Noppy Rizcky, Lusia Kurniati), dan teman-teman Mudika Paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat.

  

MOTTO

  ”Berbahagialah orang yang bertahan dalam percobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia”.

  (Yak 1: 12)

  

ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul ” UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN

  

HIDUP MENGGEREJA BAGI KAUM MUDA PAROKI KRISTUS RAJA

SINTANG KALIMANTAN BARAT MELALUI KATEKESE”.

  Penulis memilih judul ini berpangkal dari keprihatinan penulis terhadap peranan atau keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki Kristus Raja Sintang, bahwa kaum muda kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan hidup menggereja di paroki. Hal itulah yang menjadi keprihatinan yang sangat mendasar dalam skripsi ini. Disamping itu kegiatan hidup menggereja yang dilakukan oleh pihak paroki bagi kaum muda masih kurang berjalan sebagaimana mestinya. Pihak paroki seharusnya tanggap dengan permasalahan yang dihadapi oleh para kaum muda di paroki misalnya dengan mengusahakan materi, metode, bentuk pendampingan atau kegiatan rutin mudika dan sarana yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan para kaum muda.

  Permasalahan pokok dalam skripsi ini adalah bagaimana meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam rangka hidup menggereja di paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat dapat dilakukan sehingga hal-hal yang menghambat kegiatan hidup menggereja dapat diatasi dengan semestinya. Untuk mengetahui sejauhmana keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di paroki, maka penulis mengadakan penelitian melalui pengumpulan data di lapangan dengan menyebarkan kuesioner dan wawancara kepada kaum muda. Disamping itu, penulis juga melakukan studi pustaka untuk memperoleh pemikiran-pemikiran yang diharapkan dapat dipakai untuk membantu para kaum muda meningkatkan hidup menggereja di paroki.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kaum muda paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat belum terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan hidup menggereja yang ada di Paroki. Menyadari kondisi atau persoalan tersebut, maka perlu diusahakan suatu upaya alternatif untuk meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat.

  Upaya itu dapat ditempuh dengan mengaktifkan kaum muda melalui berbagai macam kegiatan hidup menggereja yang ada di paroki, memberi peluang bagi kaum muda untuk mengekspresikan segala kemampuan dan daya kreativitasnya dalam berbagai bentuk kegiatan serta menyediakan fasilitas dan sarana bagi kaum muda dalam meningkatkan keterlibatan mereka untuk hidup menggereja.

  Berdasarkan hasil penemuan di atas maka penulis menawarkan katekese kaum muda dengan model Shared Christian Praxis (SCP) untuk membantu kaum muda dalam meningkatkan hidup menggereja di paroki Kristus Raja Sintang. Dengan adanya katekese kaum muda diharapkan agar dapat membantu kaum muda dalam meningkatkan hidup menggereja mereka di paroki, sehingga kedepanya kaum muda dapat semakin terlibat aktif dalam segala bentuk kegiatan hidup menggereja yang ada di paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat.

  

ABSTRACT

  This thesis is titled “EFFORTS TO IMPROVE THE INVOLVEMENT OF LIFE CHURCH OF CHRIST THE KING YOUTH parish SINTANG THROUGH WEST KALIMANTAN catechesis”. The author chose the title of this concern stems from the authors of the role or involvement of youth in the church life in the parish of Christ the King Sintang, that young people are less actively involved in the activities of life in the parish church. That's a very fundamental concern in this thesis. Besides the church life activities undertaken by the parish for young people still lack running as it should. Parish party should respond to the problems faced by young people in the parish such as by seeking the material, methods, forms of assistance or a youth group routines and facilities appropriate to the situation and needs of young people.

  Main problems in this thesis is how to increase youth involvement in order to live Christ the King parish church in West Kalimantan Sintang can be done so that things which blocks the activity of church life can be addressed properly. To find out the extent of youth involvement in the life of the parish church, the authors conducted research through field data collection by distributing questionnaires and interviews to young people. In addition, the authors also conducted literature study to gain insights that are expected to be used to help improve the lives of young people in the parish church.

  Based on the results showed that young people are less the parish of Christ the King Sintang actively involved in every activity of life in the parish church. Aware of the condition or issue, it is necessary to arrange an alternative effort is an effort to increase youth involvement in the life of Christ the King parish church in West Kalimantan Sintang. These efforts can be achieved by enabling the youth through various activities of life in the parish church, provide opportunities for young people to express all the creativity and skills in various forms of activities as well as providing facilities and facilities for young people in increasing their involvement in the life church.

  Based on the findings above, the authors offer catechesis of young people with models of Shared Christian Praxis (SCP) to help young people in improving the life of the church in the parish of Christ the king Sintang. With the catechesis of young people are expected to help young people improve their lives in the parish church, so that young people can forward more actively involved in all forms of life activities of churches in the parish of Christ the King Sintang West Kalimantan.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa karena atas rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA BAGI KAUM MUDA PAROKI KRISTUS RAJA SINTANG KALIMANTAN BARAT MELALUI KATEKESE”.

  Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

  1. Y.H. Bintang Nusantara, SFK. M. Hum, selaku dosen pembimbing utama yang dengan sabar, tabah dan penuh kasih dalam mendampingi, memberi masukan serta mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini dari awal hingga selesai.

  2. Drs. H.J. Suhardiyanto SJ, selaku dosen penguji II sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik yang dengan tulus hati membimbing, memberi perhatian, dan memberi dukungan kepada penulis dalam seluruh perjalanan studi dan penulisan skripsi ini

  3. P. Banyu Dewa HS. S.Ag. M. Si, selaku dosen penguji III yang telah memberi semangat dan meluangkan waktunya untuk mempelajari dan memberikan masukan berkaitan dengan isi skripsi ini.

  4. Para dosen dan Staf karyawan IPPAK yang telah memberikan dukungan

  5. Dewan Paroki, Pastor Paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat yang telah memberikan tempat dan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian, serta dukungan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

  6. Kaum muda Paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat yang memberikan dukungan kepada penulis dengan bersedia diwawancarai dan mengisi kuesioner yang penulis sebarkan.

  7. Ayahku Alfensius Khiji, Ibuku Marsiana Darayani, Adikku Yulius Andi Wartono, Nikasius Ahi dan Noppy Rizcky serta sanak saudara yang tercinta, yang selalu menyemangati dan membiayai penulis selama studi di IPPAK.

  8. Theresia Trihastuti dan keluarga yang selama ini selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  9. Sahabatku bang Joy, Lapin, Lucia Windu Andari, Hermas Jablay, Yosi, Ana, Ade, Hiping, Muji, Togar, Kentung, Alex, Maria, Sr. Atik, Br. Hong, Br.

  Rahmat, Agustina, Aris, Kunyon, Anggoro, Hanu, Budi, Yuni, Sri, Imelda, Tina, Santi, Wanda, Jati, Andri, Hananto, Agus Ukoi, bang Hugo, Anto yang selalu memberikan semangat dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  10. Teman-teman seangkatan 2005-2006 yang telah meneguhkan, dan memberi dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang selama ini dengan ketulusan hati telah memberikan motivasi dan bantuan hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................ vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xviii BAB I. PENDAHULUAN .......... .....................................................................

  1 A. Latar Belakang.....................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ................................................................................

  5 C. Tujuan Penulisan..................................................................................

  6 D. Manfaat Penulisan ...............................................................................

  6 E. Metode Penulisan .................................................................................

  7 F. Sistematika Penulisan...........................................................................

  7 BAB II. KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA .................................................................................

  10 A. Gambaran Umum Situasi Kaum Muda................................................

  10 1. Pengertian Kaum Muda....................................................................

  11 2. Gambaran Umum Kaum Muda........................................................

  12 3. Masalah-masalah yang Dihadapi Kaum muda.................................

  16 4. Kebutuhan Kaum Muda ...................................................................

  19

  1. Pengertian Hidup Menggereja..........................................................

  23 2. Kaum Muda di Tengah Gereja .........................................................

  24 3. Keterlibatan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja .......................

  28 a. Terlibat dalam Perayaan (Liturgi)................................................

  29 b. Terlibat dalam Pewartaan (Kerygma)..........................................

  31

  c. Terlibat dalam Paguyuban (Koinonia) …………………………

  32 d. Terlibat dalam Pelayanan (Diakonia) …………………………..

  34 e. Terlibat dalam Kesaksian (Martiria) …………............................

  37 C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja................................................................................

  38 1. Faktor Internal atau Pribadi Kaum Muda ........................................

  39 a. Pengorganisasian Diri ………………………………. ................

  39

  b. Motivasi dalam Diri Kaum Muda ………………………………

  39

  c. Pengetahuan dan Pengalaman dalam Diri Kaum Muda …………

  40 2. Faktor Eksternal ................................................................. ……….

  41 a. Lingkungan Keluarga …………………………………………..

  41 b. Lingkungan Sekolah …………………………………………….

  45

  c. Lingkungan Gereja ………………………………………………

  46 d. Lingkungan Masyarakat …………………………………...........

  48 D. Pendampingan Bagi Kaum Muda dalam Hidup Menggereja ..............

  50 1 Pengertian Pendampingan ...............................................................

  51 2 Tujuan Pendampingan Kaum Muda ...............................................

  51 3 Bentuk Pendampingan .....................................................................

  52 BAB III. GAMBARAN UMUM HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA PAROKI KRISTUS RAJA SINTANG KALIMANTAN BARAT ..............................................................

  54 A. Gambaran Umum Paroki Kristus Raja Sintang ..................................

  54 1. Sejarah Singkat Paroki Kristus Raja Sintang ..................................

  54 2. Letak Geografis Paroki Kristus Raja Sintang .................................

  56 3. Kegiatan-kegiatan di Paroki Kristus Raja Sintang ..........................

  57

  b. Remaja Katolik .............................................................................

  58 c. Orang Muda Katolik .....................................................................

  59 d. Seksi Keluarga ..............................................................................

  59 e. Seksi Lansia ..................................................................................

  60

  4. Perhatian Paroki Terhadap Hidup Menggereja Kaum Muda di Paroki Kristus Raja Sintang......... ....................................................

  61 5. Latar Belakang Kaum Muda Paroki Kristus Raja Sintang ..............

  61 6. Bentuk Pendampingan Kaum Muda Paroki Kristus Raja Sintang...

  62 a. Rekoleksi ....................................................................................

  62 b. Retret ................................................................................... .......

  63 c. Tebar (Temu Akbar) ............................................................ .......

  63 B. Metodologi Penelitian .........................................................................

  64 1. Tujuan Penelitian ............................................................................

  65 2. Manfaat Penelitian ..........................................................................

  65 3. Jenis Penelitian ................................................................................

  66 4. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................

  67 5. Responden Penelitian ......................................................................

  67 6.Instrumen Penelitian .........................................................................

  68 7. Variabel Penelitian ..........................................................................

  68 8. Teknik Analisis Data .......................................................................

  70 C. Laporan Hasil Penelitian .....................................................................

  70 1. Hasil Penelitian ...............................................................................

  70 a. Identitas Responden ...................................................................

  71 b. Pemahaman Kaum Muda Tentang Hidup Menggereja ..............

  71 c. Keterlibatan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja .................

  77

  d. Faktor Pendukung dan Penghambat Hidup Menggereja Kaum Muda ...............................................................................

  80 e. Pendampingan Hidup Menggereja bagi Kaum Muda ................

  85 2. Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................

  90 a. Identitas Responden ...................................................................

  90

  c. Keterlibatan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja .................

  96

  d. Faktor Pendukung dan Penghambat Hidup Menggereja Kaum Muda ...............................................................................

  99

  e. Peranan Pendampingan bagi Hidup Menggereja Kaum Muda... 105

  3. Kesimpulan Penelitian .................................................................... 110

  a. Pemahaman Kaum Muda Tentang Hidup Menggereja............... 110

  b. Keterlibatan Kaum muda dalam Hidup Menggereja .................. 111

  c. Faktor Pendukung dan Penghambat Hidup Menggereja Kaum Muda ................................................................................ 112

  d. Peranan Pendampingan Hidup Menggereja Kaum Muda........... 113

  BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE BAGI KAUM MUDA DALAM RANGKA MENINGKATKAN HIDUP MENGGEREJA KAUM MUDA DI PAROKI KRISTUS RAJA SINTANG KALIMANTAN BARAT ............................................. 115 A Katekese Kaum Muda dalam RangkaMeningkatkan Hidup Menggereja .......................................................................................... 115

  1. Pengertian Katekese Kaum Muda .................................................. 115

  2. Tujuan Katekese Kaum Muda ........................................................ 116

  3. Peranan Kongkret Katekese Kaum Muda dalam Rangka Meningkatkan Hidup Menggereja ................................................... 117

  4. Proses Katekese Kaum Muda dengan Model SCP.......................... 119

  a. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP)................................. 119

  b. Shared ......................................................................................... 120

  c. Christian ..................................................................................... 121

  d. Praxis .......................................................................................... 122

  e. Langkah-langkah Shared Christian Praxis (SCP)...................... 123 B Program Katekese Kaum Muda dengan Model SCP Sebagai Usaha

  Meningkatkan Hidup Menggereja Kaum Muda Katolik di Paroki Kristus Raja Sintang ............................................................................ 131

  1. Pengertian Program ........................................................................ 131

  3. Tujuan Program ............................................................................... 134

  4. Pemilihan Tema dan Tujuan............................................................ 135 C Usulan Program Katekese Kaum Muda ............................................... 138 D Petunjuk Pelaksanaan Program ............................................................ 144 E Contoh Satuan Persiapan Katekese Kaum Muda dengan Model

  Shared Christian Praxis (SCP) ............................................................ 145

  BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 188 A Kesimpulan ......................................................................................... 188 B Saran .................................................................................................... 190 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 193

  Lampiran

  Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian ............................................................. (1) Lampiran 2 : Kuisioner wawancara ............................................................ (7) Lampiran 3 : Surat Permohonan Ijin .......................................................... (14) Lampiran 4 : Teks Lagu ............................................................................. (16) Lampiran 5 : Teks Kitab Suci .................................................................... (20) Lampiran 6 : Teks Cerita ............................................................................ (22)

DAFTAR SINGKATAN

  A. SINGKATAN KITAB SUCI

  KS : Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti singkatan yang terdapat dalam daftar singkatan Alkitab Deuterokanonika (1995) terbitan Lembaga Alkitab Indonesia.

  B. SINGKATAN DOKUMEN RESMI GEREJA

  AG : Ad Gentes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner Gereja.

  CT : Catechesi Tradendae, Ajaran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Katekese Masa Kini.

  GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di dunia dewasa ini.

  LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja.

  SC : Sacrosantum Concilium, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Sakramen Suci

  UR : Unitatis Redintegratio, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Gerakan Ekumenis

C. SINGKATAN LAIN

  Art : Artikel St : Santo/Santa Jl : Jalan TK : Taman Kanak-kanak SD : Sekolah Dasar SMP : Sekolah Menengah Pertama SMA : Sekolah Menengah Atas SMK : Sekolah Menengah Kejuruan SMU : Sekolah Menengah Umum PT : Perguruan Tinggi BIAK : Bina Iman Anak Katolik PIA : Pendidikan Iman Anak REKAT : Remaja Katolik OMK : Orang Muda Katolik LANSIA : Lanjut Usia MUDIKA : Muda Mudi Katolik HKMA : Hari Kaum Muda Asia ARDAS KAS : Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang KOMKAT : Komisi Kateketik SAGKI : Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia SCP : Shared Christian Praxis

  TEBAR : Temu Akbar KLMTD : Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel NAZA : Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif SUKMA : Sarana Untuk Kemajuan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Istilah kaum muda menurut Mangunhardjana (1986: 11) adalah golongan,

  atau sekelompok orang yang masih muda usianya. Kaum muda adalah para muda mudi yang berumur 15 sampai dengan 21 tahun. Kaum muda adalah mereka yang oleh ilmu psikologi disebut remaja, “adolescent”, yang mencakup muda-mudi dalam usia SMU dan usia studi di perguruan tinggi semester I-IV. Sedangkan pengertian kaum muda sendiri dalam Kamus Bahasa Indonesia (1988: 517) dijelaskan dari kata “kaum” yang berarti sebagai golongan atau orang yang sekerja, sepaham, sepangkat dan sebagainya. Kata “muda” berarti belum sampai setengah umur.

  Kaum muda merupakan kekuatan yang terpenting dalam pembangunan kehidupan Gereja di zaman sekarang dan yang akan datang. Keterlibatan kaum muda baik itu di lingkungan keluarga yang merupakan komunitas hidup sehari- hari, lingkungan sekolah yang merupakan komunitas studi, lingkungan Gereja yang merupakan komunitas jemaat beriman maupun lingkungan masyarakat yang merupakan komunitas sosial sangat penting. Kaum muda katolik merupakan generasi penerus bagi kehidupan baik Gereja maupun masyarakat. Hadirnya kaum muda di lingkup tersebut sebagai harapan akan terjadinya suatu perubahan baru bagi perkembangan suatu lingkup, dalam hal ini adalah Gereja. Kaum muda juga muda diharapkan dapat terlibat secara langsung dalam kegiatan-kegiatan hidup menggereja yang sepadan. Keterlibatan kaum muda yang beriman Kristiani dapat dilakukan melalui berbagai bentuk kegiatan dan kelompok-kelompok paguyuban

  

(koinonia) tertentu dalam suatu paroki yang menjadi induk dalam mewujutkan

hidup menggereja.

  Mengingat begitu pentingnya peranan kaum muda demi kemajuan gereja, untuk itu mereka diharapkan dapat terlibat langsung dalam kegiatan menggereja yang sepadan di lingkungan gereja. Perkembangan dan pertumbuhan kaum muda dalam hidup menggereja dapat terwujud apabila terjadi komunikasi atau dialog, pertemuan yang terencana dengan baik dalam kehidupan sehari-hari serta pendampingan yang terencana dan teratur.

  Hidup menggereja sendiri tidak hanya sekedar pergi ke gereja. Banyak orang dalam hal ini adalah kaum muda yang beranggapan bahwa sebagai orang Katolik merasa sudah cukup dengan pergi ke gereja. Bukankah itu yang diperintahkan Tuhan dalam sepuluh perintah-Nya? Satu hari dipersembahkan untuk Tuhan, enam hari lainnya untuk mencari nafkah dan pergi ke gereja hanya untuk memenuhi kewajiban saja.

  Kaum muda adalah generasi harapan Gereja. Kaum muda merupakan penyambung tongkat estafet kehidupan suatu Gereja, dengan berupaya mempersiapkan diri secara mandiri, baik dalam kehidupan Gereja maupun masyarakat luas. Peran aktif kaum muda dalam Gereja saat ini semakin sulit untuk di pertahankan, akibat perkembangan jaman yang semakin canggih dan modern. strategi kegiatan dan merumuskan mimpi bersama akan hari esok yang lebih cerah dan berseri.

  Paroki Kristus Raja Sintang merupakan salah satu paroki yang berada di wilayah kevikepan Sintang. Berdasarkan data statistik paroki di Keuskupan Sintang. Secara teritorial Paroki Kristus Raja Sintang memiliki 10 lingkungan, 2 stasi serta memiliki umat kurang lebih 5.607 orang. Adapun dari jumlah umat yang ada tersebut, paroki Kristus Raja Sintang memiliki kurang lebih 307 orang kaum muda. Kenyataan yang ada, menunjukkan bahwa kaum muda di Paroki Kristus Raja Sintang kurang terlibat dan mengalami penurunan semangat dalam kegiatan hidup menggereja. Persoalan yang sekaligus menjadi tantangan bagi kaum muda di Paroki Kristus Raja adalah bagaimana mereka mampu mengembangkan daya kreativitas, mengekspresikan idealismenya dan mengasah daya kritisnya yang berkesinambungan dalam meningkatkan kegiatan kegerejaan dan kemasyarakatan. Selama ini, keberadaan kaum muda sering dikesampingkan, kurang dipercayai, kurang mendapatkan kesempatan dan bentuk pendampingan yang belum memadai sesuai dengan kebutuhan kaum muda itu sendiri.

  Padahal kaum muda sebagai bagian dari Gereja diharapkan semakin lama akan memiliki kesadaran untuk terlibat dalam berbagai bentuk kegiatan demi kemajuan Gereja. Kesadaran itu menuntut mereka untuk memiliki kepribadian yang matang dan dewasa, sehingga mendorong mereka untuk menyalurkan gairah hidup, semangat kerja yang tinggi, maupun memiliki tanggungjawab sendiri dan ingin semakin dapat memainkan peranannya dalam kehidupan sosial dan budaya. pedoman kehidupan dalam jemaat kristiani serta dijiwai sikap patuh dan cinta kasih terhadap gembala Gereja sehingga diharapkan akan membuahkan hasil yang berkelimpahan.

  Kaum muda adalah penentu segala sesuatu untuk memajukan Gereja di Paroki Kristus Raja Sintang. Mereka adalah saksi-saksi Kristus yang dapat dihandalkan untuk masa mendatang. Namun demikian, mereka tetap membutuhkan dorongan dan bantuan dari para gembala Gereja dan umat di Paroki Kristus Raja Sintang. Untuk itu hendaknya kaum dewasa dalam suasana persahabatan berusaha menjalin dialog dengan kaum muda, saling mengenal dan saling bertukar pengalaman, sehingga mereka dapat dijadikan teladan dan panutan bagi kaum muda sekarang ini.

  Pendampingan bagi kaum muda adalah salah satu cara untuk dapat menyalurkan motivasi, keinginan dan kehendak kaum muda Katolik dalam meningkatkan berbagai bentuk kegiatan demi kemajuan Gereja. Pendampingan bagi kaum muda katolik sangat diperlukan untuk perkembangan kehidupan kaum muda sendiri. Selain itu keterlibatan kaum muda diperlukan juga untuk mencapai kemajuan dalam berbagai bentuk kegiatan kegerejaan serta diharapkan mampu untuk menghidupkan suatu kegiatan yang kurang aktif menjadi lebih aktif.

  Dengan demikian kaum muda tidak perlu merasa takut untuk selalu berkiprah di dalam dunianya sehingga mampu mendorong kemajuan kehidupan Gereja. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat dan bekerja sama, berdialog dan mengakrabkan kaum muda dalam melakukan segala bentuk dan terus menerus. Kaum muda yang begitu banyak mendominasi di dalam tubuh Gereja dan masih berjiwa muda diharapkan tidak hanya diam berpangku tangan, menunggu komando atau perintah dari atasan saja melainkan semakin mampu bertindak sesuai dengan talenta dan kemampuan yang dimilikinya serta menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari Gereja.

  Untuk itu dibutuhkan sikap tanggap terhadap situasi perkembangan yang terjadi dalam tubuh kaum muda dan Gereja itu sendiri. Keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja dapat tercapai melalui berbagai kegiatan, salah satunya adalah melalui katekese kaum muda dan usaha-usaha meningkatkan partisipasi kaum muda secara menyeluruh yang mencakup lingkup paroki setempat.

  Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan di atas dan terdorong oleh situasi kaum muda di Paroki Kristus Raja Sintang, maka penulis menyusun skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterlibatan Hidup Menggereja Bagi

  

Kaum Muda Paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat Melalui

Katekese”

B. RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang di atas, masalah skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja?

  2. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi kaum muda berkaitan dengan keterlibatannya dalam rangka hidup menggereja di Paroki Kristus Raja

  3. Sejauhmana kaum muda sudah terlibat dalam hidup menggereja di Paroki Kristus Raja Sintang?

  4. Katekese macam apa yang dapat meningkatkan keterlibatan hidup menggereja kaum muda Paroki Kristus Raja Sintang?

  C. TUJUAN PENULISAN

  Sesuai dengan masalah di atas maka tujuan skripsi ini sebagai berikut: 1. Menjelaskan bagaimana keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja.

  2. Menguraikan kendala kaum muda Paroki Kristus Raja Sintang dalam meningkatkan hidup menggereja.

  3. Mengetahui sejauhmana kaum muda sudah terlibat dalam kegiatan hidup menggereja di Paroki Kristus Raja Sintang.

  4. Menguraikan katekese yang cocok untuk meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di paroki Kristus Raja Sintang.

  D. MANFAAT PENULISAN

  Manfaat dari penulisan kripsi ini yakni sebagai berikut :

  1. Bagi paroki, penulisan ini merupakan sumbangan pemikiran guna meningkatkan hidup menggereja kaum muda di Paroki Kristus Raja Sintang.

  2. Bagi pembina kaum muda pada umumnya. Penulisan ini dapat menjadi masukan guna meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup

  3. Bagi kaum muda paroki Kristus Raja Sintang. Memberikan sumbangan, gagasan, pengetahuan atau wawasan baru bagi kaum muda akan peranannya dalam kegiatan hidup menggereja agar kaum muda semakin berani untuk menghadapi permasalahan dan ikut terlibat langsung dalam kegiatan hidup menggereja.

  4. Bagi penulis, mengkondisikan penulis untuk berpikir secara kritis dan sistematis dalam menuangkan gagasan secara jelas dan baik, serta mengembangkan kreativitas dalam meningkatkan semagat keterlibatan hidup menggereja di paroki.

  E. METODE PENULISAN

  Metode penulisan yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif analitis yaitu melakukan penelitian lapangan, memaparkan dan menganalisis permasalahan yang ada. Data yang dibutuhkan diperoleh dengan mengedarkan kuisoner dan wawancara terhadap kaum muda sebagai responden. Penulis juga menggunakan studi pustaka yang mendukung judul yang telah ditulis.

  F. SISTEMATIKA PENULISAN

  Skripsi ini terdiri dari beberapa bagian pokok antara lain sebagai berikut: Pada bab I penulis menyajikan pendahuluan sebagai dasar penulisan skripsi ini yang meliputi: latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

  Bab II menampilkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja. Untuk memperkaya gagasan dalam bab ini dibahas dalam empat bagian yaitu bagian pertama gambaran umum situasi kaum muda yang mencakup pengertian kaum muda, gambaran umum kaum muda, masalah-masalah yang dihadapi kaum muda, kebutuhan kaum muda. Bagian kedua dari bab ini membahas tentang kaum muda dalam hidup menggereja yang di dalamnya mengkaji mengenai pengertian hidup menggereja, kaum muda di tengah Gereja, dan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja. Bagian ketiga dari bab ini membahas tentang faktor- faktor yang mempengaruhi keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja yang meliputi, faktor internal atau pribadi kaum muda, dan faktor eksternal. Sedangkan bagian keempat membahas mengenai pendampingan bagi kaum muda dalam hidup menggereja yang meliputi pengertian pendampingan, tujuan pendampingan kaum muda, dan bentuk pendampingan.

  Bab III memaparkan mengenai gambaran umum hidup menggereja kaum muda di Paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat. Dalam bab ini dibahas tiga pokok yaitu pertama membahas gambaran umum Paroki Kristus Raja Sintang, di dalamnya dikaji sejarah dingkat paroki Kristus Raja Sintang, letak geografis Paroki Kristus Raja Sintang, kegiatan-kegiatan di Paroki Kristus Raja Sintang, perhatian Paroki terhadap hidup menggereja di Paroki Kristus Raja Sintang, latar belakang paroki Kristus Raja Sintang, dan bentuk pendampingan kaum muda Paroki Kristus Raja Sintang. Bagian kedua membahas mengenai metodologi penelitian, di dalamnya mencakup tujuan penelitian, manfaat instrumen penelitian, variabel penelitian, dan teknik analisis data. Bagian ketiga membahas mengenai laporan hasil penelitian yang mencakup hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian.

  Bab IV menyajikan usulan program katekese bagi kaum muda dalam rangka meningkatkan hidup menggereja kaum muda di Paroki Kristus Raja Sintang Kalimantan Barat. Dalam bab ini dibahas lima bagian. Bagian pertama membahas mengenai katekese kaum muda dalam rangka meningkatkan hidup menggereja yang mencakup pengertian katekese kaum muda, tujuan katekese kaum muda, peranan kongkrit katekese kaum muda dalam rangka meningkatkan hidup menggereja, dan proses katekese kaum muda dengan model SCP. Bagian kedua membahas mengenai program pendampingan katekese kaum muda dengan model SCP sebagai usaha meningkatkan hidup menggereja kaum muda di Paroki Kristus Raja Sintang, di dalamnya mencakup pengertian program, latar belakang program katekese kaum muda, tujuan program, pemilihan tema dan tujuan.

  Bagian ketiga dalam bab ini membahas mengenai usulan program katekese kaum muda melalui SCP. Bagain keempatnya adalah membahas mengenai petunjuk penggunaan program. Dan yang terakhir, bagian kelima menyajikan mengenai contoh satuan persiapan katekese kaum muda dengan model SCP.

  Sebagai penutup dari skripsi ini, dalam bab V disajikan kesimpulan dan saran sebagai tindak lanjut dari seluruh rangkaian tulisan ini dengan harapan dapat berguna dalam meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki Kristus Raja Sintang.

BAB II KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA Keterlibatan kaum muda dalam Gereja merupakan bagian yang terpenting

  dalam hidup menggereja kaum muda. Kaum muda merupakan penentu bagi perkembangan Gereja ke depannya. Gereja yang merupakan salah suatu wadah bagi kaum muda katolik sehingga Gereja diharapkan untuk dapat mendampingi dan meningkatkan semangat keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja.

  Keterlibatan dalam hidup menggereja tidak hanya pergi ke Gereja melainkan ikut terlibat aktif dalam setiap kegiatan Gereja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

  Pada bab ini, akan diuraikan mengenai keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja yang meliputi, gambaran umum situasi kaum muda, kaum muda dalam hidup menggereja, faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja dan pendampingan bagi kaum muda dalam hidup menggereja.

  A. Gambaran Umum Situasi Kaum Muda

  Istilah kaum muda dimengerti secara berbeda-beda tergantung sudut pandang dan konteks penggunaannya. Dalam tulisan ini, penulis mengambil dua sudut pandang yaitu berdasarkan pengelompokan umur dan pendidikan. Kaum muda juga memiliki berbagai masalah yang mereka hadapi baik itu di lingkungan

1. Pengertian Kaum Muda

  Istilah kaum muda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988 : 517) berasal dari kata kaum dan muda yang berarti sebagai golongan atau orang yang sekerja, sepaham, sepangkat dan belum sampai setengah umur. Dengan demikian, kaum muda dapat dipahami sebagai sekelompok orang yang sepaham, sekerja, sepangkat dan memiliki umur yang masih muda. Kaum muda adalah para muda- mudi yang berumur 15 sampai dengan 21 tahun.

  Kaum muda dalam ilmu psikologi disebut remaja, adolescent, yang mencakup muda-mudi dalam usia SMU dan usia studi di PT (perguruan tinggi) semester I-IV. Dikatakan juga bahwa kaum muda dipergunakan untuk menunjuk kata kaum, golongan, atau kelompok orang yang masih muda usianya (Mangunhardjana, 1986: 11)

  Komisi Kepemudaan Konferensi Wali Gereja Indonesia (1997: 4) menegaskan kaum muda adalah mereka yang berusia 13 sampai dengan 35 tahun dan belum menikah, sambil tetap memperhatikan situasi dan kebiasaan masing- masing daerah. Kaum muda usia tersebut mencakup jenjang usia remaja, taruna, dan pemuda. Dalam rapat pengurus pleno Komisi Kepemudaan KWI bulan Agustus 1991, rentang umur tersebut dikategorisasi lebih rinci demi efektivitas pembinaan. Kategori tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut, yaitu kelompok remaja yang berusia 13 sampai 15 tahun, kelompok taruna yang berusia 16 sampai 19 tahun, kelompok madya yang berusia 20 sampai 24 tahun, dan kelompok karya yang berusia 25 sampai 35 tahun (Komisi Kepemudaan KWI,

  2. Gambaran Umum Kaum Muda

  Adapun mengenai gambaran umum kaum muda menurut Mangunhardjana (1986: 12) secara umum ditegaskan bahwa kaum muda sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut meliputi perkembangan fisik dan perkembangan mental, emosional sosial, dan religius dengan segala permasalahannya.

  a. Perkembangan fisik Perkembangan fisik merupakan gejala yang paling tampak dalam diri kaum muda. Berkat perkembangan fisik itu, anak laki-laki semakin menampakan diri sebagai pria dan anak-anak perempuan sebagai wanita. Bersamaan dengan itu kaum muda mulai mengalami masalah-masalah yang berhubungan dengan seks dan pergaulan dengan lawan jenis (Mangunhardjana, 1986: 12).

  Sedangkan menurut Gunarsa, kaum muda mengalami perkembangan fisik

  growth spurts, yaitu:

  Perkembangan fisik yang sangat pesat, yang ditandai oleh ciri-ciri perkembangan pada masa puberitas. Otot-otot badan mengeras, tinggi dan berat badan meningkat dengan cepat, begitu juga dengan proprosi tubuh yang semakin mirip dengan tubuh orang dewasa, termasuk juga kematangan fungsi seksual. Hal ini terjadi disebabkan adanya proses biologis yang berkaitan dengan perkembangan hormon di dalam tubuh kaum muda (Gunarsa,2006: 196).

  b. Perkembangan mental Perkembangan mental kaum muda nampak pada gejala-gejala perubahan dalam perkembangan intelektual atau dalam cara berpikir secara kritis. Kaum mereka, peranan yang diharapkan dari mereka, panggilan hidup dan masa depan mereka. Semua masalah itu tidaklah mudah bagi kaum muda, bahkan mereka sering kali resah, suka menyendiri dan melamun (Mangunhardjana, 1986: 13).

  c. Perkembangan emosional Perkembangan emosional kaum muda ada hubungannya dengan perkembangan fisik, terutama ketika terjadi perubahan pada keseimbangan pada hormon-hormon dalam tubuh kaum muda. Adapun masalah-masalah yang dihadapi kaum muda disekitar perkembangan emosional adalah bagaimana menilai baik buruknya emosi, bagaimana menguasai diri dan mengarahkannya. Kaum muda sering kali bertingkah laku entah untuk mengatasi atau sekedar untuk menghindari dan melupakan masalah yang sedang dihadapinya (Mangunhardjana, 1986: 13).

  d. Perkembangan sosial Perkembangan sosial kaum muda menyangkut perluasan jalinan hubungannya dengan orang lain. Dengan lewatnya umur kanak-kanak dan berkat pertumbuhan fisik mereka pergaulan kaum muda tidak terbatas dalam lingkup keluarga, tetapi meluas ke teman-teman yang sebaya, orang-orang di lingkungan tempat tinggal dan masyarakat luas. Masalah-masalah penting yang dihadapi oleh kaum muda sehubungan dengan perkembangan sosial yaitu masalah di sekitar pergaulannya dengan teman-teman seperti: cara masuk ke dalam kelompok, kelompok, seperti: penerimaan diri oleh kelompok-kelompok dan macam keterlibatan yang diberikan kepada kaum muda dalam kelompok.

  (Mangunhardjana, 1986: 14).

  e. Perkembangan moral Perkembangan moral membawa kaum muda ke dalam tingkat hidup yang lain dari pada masa sebelumnya. Masalah moral yang dihadapi kaum muda tidak terlepas dari diri mereka sendiri, tetapi meluas sampai pada masalah moral dalam hidup bermasyarakat. Ada hal-hal yang jelas-jelas baik dan buruk. Ada juga tindakan-tindakan yang jelas-jelas benar dan salah, semuanya itu ada jaminannya pada orang tua, guru, atau tokoh lain seperti para pemuka masyarakat dan keagamaan.

  Dengan bertambahnya umur dan masuk dalam kelompok kaum muda mereka mengalami berbagai perubahan sikap, ditambah lagi dengan bertumbuh luasnya pergaulan, kaum muda melihat bahwa pandangan orang mengenai apa yang baik dan benar serta mana yang tidak baik dan tidak benar berbeda-beda.

  Akibatnya sikap dan tindakan mereka juga berbeda-beda. Itu semua menghadapkan kaum muda pada masalah pencarian patokan moral, yang dapat mereka gunakan sebagai alat untuk menentukan mana yang baik dan benar, mana yang tidak baik dan tidak benar serta penentu pegangan yang dapat mereka pergunakan sebagai pedoman hidup. Adapun masalah moral tersebut misalnya: adanya nilai-nilai keadilan tidak tercapai, belum meratanya hak-hak asasi manusia, kebebasan beragama berlebihan, kurangnya perhatian terhadap kaum muda itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menghadapi berbagai kenyataan hidup yang harus dipertanggungjawabkan secara moral, kaum muda mengalami berbagai tekanan dan ketegangan batin (Mangunhardjana, 1986: 14).

  f. Perkembangan religius Perkembangan religius kaum muda menyangkut hubungan kaum muda itu sendiri dengan yang Mutlak, entah apapun sebutan yang diberikan kepada-Nya.

  Pada masa masa kanak-kanak kegiatan keagamaan dilakukan karena meneladani atau diperintah orang tua dan tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh pada diri mereka. Pada umur-umur menjelang dewasa, praktek, ajaran, bahkan yang Mutlak sendiri dipertanyakan. Hal ini bukan karena mau memberontak, melainkan mau memperoleh kejelasan untuk mencapai taraf kesejatian dalam hubungan dengan yang Mutlak. Dengan berbagai cara, entah lewat pertanyaan atau sengaja tidak menjalankan lagi praktek-praktek keagamaan yang sudah biasa dilakukan, mereka mau mengetahui segi-segi yang paling dalam tentang yang Mutlak, hubungan-Nya dengan manusia dan dunia, peranan-Nya dalam hidup sekarang dan yang akan datang. Mereka menanyakan apa gunanya agama bagi manusia dan lain-lain.

Dokumen yang terkait

Pendampingan iman orang muda sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur.

1 16 113

Peranan pendampingan sakramen penguatan bagi kaum muda dalam keterlibatan hidup menggereja di Paroki Santa Lidwina Bandar Jaya Lampung Tengah.

3 39 161

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari.

0 8 159

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda.

6 40 156

Pendampingan iman orang muda sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur

1 3 111

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari

2 17 157

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda

2 2 154

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki Santo Antonius, Bade, Keuskupan Agung Merauke melalui shared christian praxis - USD Repository

0 4 141

Upaya meningkatkan dialog antar umat beriman dalam masyarakat yang plural di Stasi St. Maria Cikampek Paroki Kristus Raja Karawang Jawa Barat melalui katekese - USD Repository

0 0 180

Pengaruh perayaan ekaristi bagi keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di wilayah Brayat Minulya, Balecatur, Paroki Santa Maria Assumta, Gamping, Yogyakarta - USD Repository

1 3 135