Efek hepatoprotektif jus buah pepaya (Carica papaya L.) pada tikus jantan terinduksi parasetamol - USD Repository

  

EFEK HEPATOPROTEKTIF JUS BUAH PEPAYA

(Carica papaya L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI

PARASETAMOL

SKRIPSI

  

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

  

Oleh :

Felix Manuel

NIM : 068114136

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  Skripsi EFEK HEPATOPROTEKTIF JUS BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL Yang diajukan oleh : Nama : Felix Manuel

  NIM : 068114136 telah disetujui oleh: Tanggal : 6 Oktober 2010

  

HALAMAN PENGESAHAN

Pengesahan Skripsi

Berjudul

  

EFEK HEPATOPROTEKTIF JUS BUAH PEPAYA

(Carica papaya L.) PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI

PARASETAMOL

  HALAMAN PERSEMBAHAN “K e be rha sila n m e rupa k a n se sua t u ya ng t ida k m uda h, da n m e m but uhk a n sua t u pe rjua nga n. Ora ng ya ng be rusa ha t e rus k e t ik a ga ga l buk a nla h ora ng ya ng ga ga l, t e t a pi ora ng ya ng be rhe nt i be rusa ha k e t ik a ia ga ga l a da la h ora ng ya ng ga ga l.” (U nna m e d) KARYA KECIL INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK : TUHAN YESUS KRISTUS SUMBER PENGHARAPANKU PAPI DAN MAMIKU TEMAN-TEMANKU

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

10 Oktober 2010

  

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

oleh karena berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Efek Hepatoprotektif Jus Buah Pepaya (Carica papaya L.) pada Tikus

Jantan Terinduksi Parasetamol” ini dengan baik.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

  Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai

pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu,

penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada :

  

1. Dekan Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  

2. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt, selaku pembimbing utama skripsi ini atas segala

kesabaran untuk selalu mendukung, memotivasi, membimbing, dan memberi masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini

  

3. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Wakil Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma dan penguji skripsi atas bantuan, masukkan dan perhatian kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

  

4. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku penguji skripsi atas bantuan, masukkan

dan perhatian kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

  

5. Agatha Budi Susiana, M.Si., Apt., selalu pembimbing akademik penulis atas

  

6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku pimpinan laboratorium Farmasi

yang telah memberikan ijin penggunaan semua fasilitas laboratorium guna

penelitian skripsi ini.

  

7. Bapak dr. Yunadir yang telah membantu membuat preparat histologi dan

memberikan tips-tips dalam pengambilan dan pemotongan organ, membuatkan preparat dengan cepat dan baik.

  

8. Bapak dr. Hadi Irawiraman M. Kes., Sp. P. A. selaku pembimbing yang telah

membantu meneliti organ hasil penelitian ini dengan penuh kesabaran dan

perhatiannya.

  

9. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Yuwono, dan semua staf

laboratorium Farmasi yang telah bersedia membantu dan menemani selama

penelitian berlangsung, atas segala bantuan dan dinamika selama di laboratorium.

  

10. Papi dan Mami, atas dukungan, kasih sayang, dan doa yang terbaiki sehingga

penulis tetap bersemangat dalam penyusunan skripsi ini.

  

11. Dita Maria Virginia atas segala doa, dukungan, semangat, motivasi, perhatian,

kasih sayang dan waktunya.

  

12. Rekan-rekan penelitian, Dewi, Tanti, Ricky, Jeffry, dan Gun atas bantuan,

kerjasama, perjuangan, dan suka duka yang dialami selama penelitian.

  

13. Ngapak Team, Anton, Aan, Jimmy, Yoki, Pungki, Jati, Jeffry, Yacob dan

Yosef atas kebersamaan, semangat, dan keceriaannya.

  14. Teman-teman FKK B angkatan 2006 atas kebersamaan selama ini.

  

15. Teman-teman UKF Basket Farmasi atas dukungan dan kebersamaan selama

ini.

  

16. Pihak-Pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat disebutkan

satu persatu..

  Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna

termasuk penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik, saran dan

masukan demi kemajuan di masa yang akan datang. Penulis juga berharap bahwa

tulisan ini dapat memberikan sumbangan kecil bagi perkembangan ilmu

pengetahuan serta masyarakat.

  

Penulis

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 25 Agustus 2010

  

INTISARI

Telah dilakukan penelitian tentang efek hepatoprotektif jus buah pepaya

pada tikus jantan terinduksi parasetamol dengan tujuan memperoleh bukti ilmiah

efek hepatoprotektif jus buah pepaya (Carica papaya L.) dan besarnya efek

hepatoprotektif dari masing-masing dosisnya.

  Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni yang dikerjakan

mengikuti rancangan acak lengkap pola satu arah. Tiga puluh ekor tikus jantan

dibagi secara acak dalam 6 kelompok dengan jumlah yang sama. Kelompok I

diberi CMC Na 0,7% 0,15 g/kgBB. Kelompok II diberi suspensi paracetamol

0,9500 g/kgBB. Kelompok III-IV diberi jus buah pepaya dosis 10,65; 13,28;

16,56; dan 20,65 g/kgBB selama 6 hari secara peroral dan pada hari ke-7 diberi

suspensi parasetamol dosis 0,9500 g/kgBB secara intraperitonial. Kemudian

setelah 18 jam tikus diambil darahnya lewat sinus orbitalis mata untuk ditetapkan

aktivitas GPT-serum. Kemudian tikus dikorbankan dan hatinya diambil untuk

pembuatan preparat histologi, kemudian diberi skor menurut derajat

kerusakannya. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk mencari

persentase efek hepatoprotektif dan angka proteksinya. Distribusi data dianalisis

dengan uji Saphiro-Wilk, dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah yang

dilanjutkan dengan uji Scheffe, dan uji Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan

uji Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95%.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus buah pepaya memiliki efek

hepatoprotektif. Efek hepatoprotektif jus buah pepaya dosis 10,65; 13,28; 16,56;

dan 20,65 g/kgBB secara berturut-turut adalah 9,07%, 71,54%, 78,35% dan

75,40% dan angka proteksinya secara berturut-turut adalah 37,10%; 40,32%;

53,23%; dan 56,45%.

  Kata kunci: efek hepatoprotektif, angka proteksi, jus buah pepaya, Carica papaya L.

  

ABSTRACT

An experimental research on the hepatoprotective effect of papaya (Carica

papaya L. ) juice has been conducted on male rat induced by acetaminophen to get

scientific evidence and the power of their respective dose.

  This research was a pure experimental study of completely randomized

one-way pattern design. Thirty male rats were randomly divided into 6 groups

with the same amount. Group I was given 0,7% CMC Na 0,15 g/kgBW. Group II

was given paracetamol suspension of 0,9500 g/kgBW. Group III-IV were given

doses of papaya juice 10,65; 13,28; 16,56; and 20,65 g/kgBW for 6 days in

peroral and on day 7 were given a dose of paracetamol suspension of 0,9500

g/kgBW in intraperitoneally. Then after 18 hours of rat blood drawn through the

eye orbital sinus for serum GPT-determined activity. Then the rats were sacrificed

and hearts were taken for making preparations for histology, then given a score

according to the degree of damage. Distribution data were analyzed with Shapiro-

Wilk test, followed by a one-way ANOVA followed by Scheffe test, and Kruskal-

Wallis test followed by Mann-Whitney test with 95% confidence level..

  The results showed that the papaya juice has a hepatoprotective effect.

Hepatoprotective effects of papaya juice doses of 10,65; 13,28; 16,56; and 20,65

g/kgBB respectively are 9,07%, 71,54%, 78,35% and 75,40% and protection rates

respectively are 37,10%, 40,32%, 53,23%, and 56,45%.

  

Key words: hepatoprotective effect, protection rates, papaya juice, Carica papaya

L.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………..... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................... v

PRAKATA………………………………………………………………….... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………. ix

  

INTISARI…………………………………………………………………..... x

ABSTRACT ………………………………………………………………....... xi

DAFTAR ISI………………………………………………………………..... xii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………..... xvi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xx

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..... xxii

  

BAB I. PENGANTAR…………………………………………….................. 1

A. Latar Belakang…………………………………………..……………….... 1

  

1. Perumusan masalah.......…………………………………......……….... 4

  

2. Keaslian penelitian…………………………………………….......…… 4

  

3. Manfaat penelitian…………………………………………………..…. 5

  B. Tujuan Penelitian........................................................................................... 5

  

BAB II. PENELAHAAN PUSTAKA.............................................................. 6

A. Tanaman Pepaya .......................................................................................... 6

  

1. Sistematika tanaman pepaya ................................................................. 6

  2. Morfologi tanaman............................................................................... 6

  

3. Nama daerah……………………………………………..................... 7

  

4. Kandungan kimia…………………………………………………….. 7

5. Kegunaan ............................................................................................

  8 B. Vitamin C.................................................................................................... 8 C. Vitamin E....................................................................................................

  10 D. Karetenoid.................................................................................................... 12

  

E. Anatomi dan Fisiologi Hati.......................................................................... 13

  

F. Patofisiologis Hepatitis.................................................................................. 16

  1. Perlemakan hati……………………………………………………….. 18

  2. Nekrosis hati…………………………………………………………... 19

  3. Kolestasis……………………………………………………………… 21

  4. Sirosis………………………………………………………………….. 22

  

G. Terapi Hepatitis dan Hepatotoksin.............................................................. 22

  

H. Parasetamol……………………….............................................................. 24

I. Metode Uji Hepatotoksisitas…....................................................................

  30 J. Landasan Teori............................................................................................... 32

K. Hipotesis ....................................................................................................... 34

  

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 35

A. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................................... 35

B. Variabel Penelitian......................................................................................... 35

  1. Variabel utama………………………………………………………….. 35

  2. Variabel pengacau terkendali…………………………………………… 35

  3. Variabel pengacau tak terkendali……………………………………… 36

  

C. Subyek dan Bahan Penelitian........................................................................ 36

  

D. Alat Penelitian……....................................................................................... 37

  

E. Tata Cara Penelitian ...................................................................................... 38

  1. Penetapan konsentrasi jus buah pepaya Bangkok dan dosis maksimal- nya……………………………………………………………………... 38

  2. Penetapan dosis jus buah pepaya………………………………………. 39

  3. Uji Pendahuluan……………………………………………………….. 39

  a. Orientasi konsentrasi CMC Na sebagai pensuspensi parasetamol….. 39

  b. Penetapan dosis hepatotoksik parasetamol…………………………. 40

  c. Penetapan waktu kehepatotoksikan parasetamol mencapai maksimal 41

  d. Penetapan lama praperlakuan jus buah pepaya……………………… 42

  4. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji……………………………… 43

  5. Pembuatan serum………………………………………………………. 44

  6. Penetapan aktivitas GPT-serum………………………………………... 44

  7. Pembuatan preparat histology sel hati………………………………….. 45

  8. Pemeriksaan preparat histology sel hati………………………………… 45

  

F. Analisis Hasil……………………………………………………………….. 46

  

BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 47

A. Uji Pendahuluan………................................................................................ 47

  1. Penentuan dosis hepatotoksik…………………………………………. 47

  2. Penentuan waktu kehepatotoksikan parasetamol mencapai maksimal…. 49

  3. Penentuan lama praperlakuan jus buah pepaya………………………… 51

  4. Penetapan dosis jus buah pepaya………………………………………. 52

  

B. Perbandingan Aktivitas GPT-serum tiap Kelompok..................................... 53

  1. Kontrol negatif CMC Na 0,7% 0,15 g/kgBB………………………….. 53

  2. Kontrol positif parasetamol 0,9500 g/kgBB…………………………… 54

  

3. Efek hepatoprotektif jus buah pepaya dosis 10,65; 13,28; 16,56 dan

20,65 g/kgBB pada tikus jantan terinduksi parasetamol……………… 60

C. Rangkuman Pembahasan............................................................................... 72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................

  74 A. Kesimpulan................................................................................................... 74

  

B. Saran............................................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 76

LAMPIRAN...................................................................................................... 82

BIOGRAFI PENULIS...................................................................................... 174

  

DAFTAR TABEL

Tabel I. Prosedur penetapan aktivitas GPT-serum ............................................. 45

Tabel II. Aktivitas GPT-serum tikus pada selang waktu 24 jam setelah pemberian parasetamol secara intra peritonial dengan dosis 0,750; 0,8255; 0,9086; 0,9500; 1,000 g/kgBB ................................................ 47

  Tabel III. Hasil analisis statistik aktivitas GPT-serum untuk menilai perbedaan tiap 2 dosis............................................................................................ 48 Tabel IV. Derajat kerusakan sel hati tikus pada selang waktu 24 jam setelah pemberian parasetamol secara intra peritonial dengan dosis 0,7500;

  0,8255; 0,9086; 0,9500 dan 0,1000 g/kgBB ....................................... 48 Tabel V. Aktivitas GPT-serum dan derajat kerusakan sel hati tikus setelah pemberian parasetamol secara intra peritonial dengan dosis 0,9500 g/kgBB pada selang waktu 6, 12, 15, 18, 24 jam ………………......... 50

  Tabel VI. Derajat kerusakan sel hati tikus setelah pemberian parasetamol secara intra peritonial dengan dosis 0,9500 g/kgBB pada selang waktu 12 jam dan 18 jam ..................................................................... 50 Tabel VII. Purata ± SE aktivitas GPT-serum tikus jantan setelah praperlakuan jus buah pepaya 1 x sehari selama 6 hari yang diberikan secara per oral berturut-turut terinduksi parasetamol dosis 0,9500 g/kgBB yang diberikan secara intra peritonial…………………………………........ 56

  Tabel VIII. Hasil analisis statistik derajat kerusakan hati setelah praperlakuan jus buah pepaya 1 x sehari selama 6 hari yang diberikan secara per oral berturut-turut terinduksi parasetamol dosis 0,9500 g/kgBB yang diberikan secara intra peritonial……………………………………… 56

  Tabel IX. Hasil uji statistik tingkat kerusakan hati berupa degenerasi melemak

pada tikus jantan setelah praperlakuan jus buah pepaya 1 x sehari

selama 6 hari yang diberikan secara per oral berturut-turut terinduksi parasetamol dosis 0,9500 g/kgBB yang diberikan secara intra

peritonial………………………………………………………..

  57 Tabel X. Hasil uji statistik tingkat kerusakan hati berupa nekrosis pada tikus jantan setelah praperlakuan jus buah pepaya 1 x sehari selama 6 hari yang diberikan secara per oral berturut-turut terinduksi parasetamol dosis 0,9500 g/kgBB yang diberikan secara intra peritonial…........... 58

  Tabel XI. Pengaruh praperlakuan jus buah pepaya 1x sehari selama 6 hari berturut-turut terhadap histopatologi sel hati tikus terinduksi parasetamol 0,9500 g/kgBB…………………………………………. 59 Tabel XII. Data aktivitas GPT-serum pada sebelum (pre) dan sesudah (post) pemberian parasetamol dosis 0,7500 g/kgBB………………………... 92 Tabel XIII. Data aktivitas GPT-serum pada sebelum (pre) dan sesudah (post) pemberian parasetamol dosis 0,8255 g/kgBB ……………………….. 93

  Tabel XIV. Data aktivitas GPT-serum pada sebelum (pre) dan sesudah (post) pemberian parasetamol dosis 0,9086 g/kgBB………………………... 95 Tabel XV. Data aktivitas GPT-serum pada sebelum (pre) dan sesudah (post) pemberian parasetamol dosis 0,9500 g/kgBB ………………………. 96 Tabel XVI. Data aktivitas GPT-serum pada sebelum (pre) dan sesudah (post) pemberian parasetamol dosis 1,0000 g/kgBB ………………………. 98 Tabel XVII. Data aktivitas GPT-serum pada sebelum (pre) dan sesudah (post) pemberian parasetamol dosis 0,9500 g/kgBB ………………………. 108 Tabel XVIII. Data aktivitas GPT-serum pada pra perlakuan jus buah pepaya sebelum (pre) dan sesudah (post) pemberian parasetamol dosis

  0,9500 g/kgBB ………………………………………………………. 120 Tabel XIX. Data skoring derajat kerusakan hati pada uji pendahuluan orientasi dosis hepatotoksik parasetamol ……………………………………... 128 Tabel XX. Data skoring derajat kerusakan hati pada uji pendahuluan orientasi

waktu pengambilan cuplikan darah setelah pemberian parasetamol

dosis hepatotoksik ……………………………………........................ 144

  

Tabel XXI. Data skoring derajat kerusakan hati pada Pra Perlakuan Jus Buah

Pepaya pada Tikus Jantan Setelah Pemberian Parasetamol Dosis Toksik (0,9500 g/kgBB)……………………………………………………… 153

  

Tabel XXII. Perhitungan skoring derajat kerusakan hati pada Pra Perlakuan Jus

Buah Pepaya pada Tikus Jantan Setelah Pemberian Parasetamol Dosis Toksik (0,9500 g/kgBB)……………………………………………… 169

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur dasar hati........................................................ ..................... 16

Gambar 2. Perlemakan hati makrovaskuler ........................................................ 18

Gambar 3. Tipe nekrosis...................................................................................... 20

Gambar 4. Struktur parasetamol.......................................................................... 24

Gambar 5. Rangkuman sistem perubahan hayati parasetamol dan aneka kemungkinan mekanisme kehepatotoksikan ................................... 29 Gambar 6. Fotomikroskopi sel hati tikus jantan terinduksi parasetamol dosis 0,9500 g/kgBB................................................................................. 55 Gambar 7. Fotomikroskopi sel hati tikus jantan setelah praperlakuan jus buah pepaya dosis 10,65 g/kgBB terinduksi parasetamol dosis 0,9500 g/kgBB............................................................................................. 62 Gambar 8. Fotomikroskopi sel hati tikus jantan setelah praperlakuan jus buah pepaya dosis 13,28 g/kgBB terinduksi parasetamol dosis 0,9500 g/kgBB............................................................................................. 63

  Gambar 9. Fotomikroskopi sel hati tikus jantan setelah praperlakuan jus buah pepaya dosis 16,56 g/kgBB terinduksi parasetamol dosis 0,9500 g/kgBB............................................................................................. 65 Gambar 10. Fotomikroskopi sel hati tikus jantan setelah praperlakuan jus buah pepaya dosis 20,65 g/kgBB terinduksi parasetamol dosis 0,9500 g/kgBB............................................................................................. 66

  Gambar 11. Kemungkinan mekanisme reaksi penangkapan radikal bebas oleh vitamin E (tokoferol)........................................................................ 69

Gambar 12. Kemungkinan mekanisme reaksi penangkapan radikal bebas oleh

β - karoten......................................................................................... 70

Gambar 13. Kemungkinan mekanisme reaksi penangkapan radikal bebas oleh

Likopen............................................................................................ 71

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Buah Pepaya (Carica papaya L.)........................................... 82

Lampiran 2. Foto Jus Buah Pepaya (Carica papaya L.)………………………. 82

Lampiran 3. Foto Penyuntikan Tikus…….......................................................... 83

Lampiran 4. Foto Pengambilan Organ Hati………….......................................

  83 Lampiran 5. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Pepaya .........................

  84 Lampiran 6. Hasil Pemeriksaan Histopatologis………....................................

  85 Lampiran 7. Data aktivitas gpt-serum dan hasil analisis statistik uji pendahuluan penentuan dosis hepatotoksik parasetamol.............

  92 Lampiran 8. Data aktivitas gpt-serum dan hasil analisis statistik uji pendahuluan penentuan waktu pengambilan cuplikan darah setelah pemberian parasetamol dosis toksik (0,9500 g/kgBB)…... 108 Lampiran 9. Data aktivitas gpt-serum dan hasil analisis statistik pra perlakuan jus buah pepaya (Carica papaya L.) pada tikus terinduksi parasetamol..................................................................................... 120

  Lampiran 10. Data dan hasil analisis statistik skoring derajat kerusakan hati pada uji pendahuluan orientasi dosis hepatotoksik parasetamol..................................................................................... 128 Lampiran 11. Data dan hasil analisis statistik skoring derajat kerusakan hati pada uji pendahuluan orientasi waktu pengambilan cuplikan darah setelah pemberian parasetamol dosis toksik (0,9500 g/kgBB)……………………………………………………….. 144

  Lampiran 12. Data dan hasil analisis statistik skoring derajat kerusakan hati pra perlakuan jus buah pepaya (Carica papaya L.) pada tikus jantan setelah pemberian parasetamol dosis toksik (0,9500 g/kgBB)………………………………………………………….. 153

  

Lampiran 13. Perhitungan % angka proteksi …………………………………. 169

Lampiran 14. Perhitungan dosis………………………………………………. 170

Lampiran 15. Perhitungan efek hepatoprotektif………………………………. 172

Lampiran 16. Perhitungan Konversi Dosis Untuk Manusia…………………... 173

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Hati merupakan organ terbesar dan secara metabolisme paling kompleks

  

di dalam tubuh (Lu, 1995). Fungsi hati sangat penting terutama dalam

melaksanakan fungsi vital tubuh dan merupakan organ kunci regulasi homeostasis

dalam tubuh (Ward dan Daly, 2000). Menurut Husadha (1996) fungsi hati dibagi

atas empat macam : (1) fungsi pembentukan dan eksresi empedu, (2) fungsi

metabolik, (3) fungsi pertahanan tubuh dan (4) fungsi vaskuler hati. Sedangkan

fungsi utamanya adalah pembentukan dan ekskresi empedu (Price dan Wilson,

1984). Hati memegang peranan penting dalam proses metabolisme tiga bahan

makanan utama yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Selain itu hati juga

memproduksi energi dan tenaga (Husadha, 1996). Contohnya, semua protein

plasma kecuali gama globulin disintesis oleh hati. Detoksifikasi dan inaktivasi

obat atau senyawa beracun lainnya dilakukan oleh hati. Dapat dikatakan bahwa

hati mempunyai fungsi pertahanan dan perlindungan bagi tubuh (Price dan

Wilson, 1994).

  Dalam hubungannya dengan fungsi hati bagi kelangsungan hidup manusia

maka organ hati perlu mendapat perhatian serius, terutama dalam pencegahan

timbulnya penyakit hati. Penyakit hati dapat disebabkan oleh obat atau

hepatotoksin (termasuk alkohol), infeksi virus, dan reaksi imunogenik

(Williamson, Okpako , dan Evans, 1996).

  2 Menurut Cadman (cit., Ladoangin, 2004) penelitian yang dilakukan pada

tahun 1960-1970 memberikan gambaran bahwa obat atau toksikan menyebabkan

kira-kira 10% dari seluruh kasus hepatitis atau kira-kira 20-30% dari kasus

penyakit hati akut. Hepatitis merupakan manifestasi klinis dari kerusakan hati

berupa peradangan pada hati (Jungueira dan Carneiro, 1980). Hepatitis dibagi

menjadi dua yaitu hepatitis akut dan kronik. Hepatitis akut merupakan proses

inflamasi yang dapat menyebabkan nekrosis sel hati. Hepatitis jenis ini dapat

disebabkan oleh adanya suatu infeksi virus, pemberian hepatotoksin atau zat yang

mempunyai efek toksik pada hati dengan dosis berlebihan atau dalam jangka

waktu lama (Zimmerman, 1978). Sedangkan hepatitis kronik merupakan kelainan

hati yang memperlihatkan proses peradangan dan nekrosis. Parasetamol

merupakan salah satu obat yang dapat menimbulkan kerusakan hati dan terbukti

dapat menyebabkan nekrosis sentrolubuler baik pada hewan uji maupun pada

manusia (Donatus, 1992). Dengan demikian, parasetamol dapat dipilih sebagai

senyawa model hepatotoksik dalam penelitian ini.

  Hingga kini belum ada obat yang spesifik untuk mengatasi hepatitis.

Banyak obat yang diduga berkhasiat antihepatitis ditarik dari peredaran karena

khasiatnya tidak terbukti dan masih diragukan (Linawati, Apriyanto, Susanti,

Wijayanti, dan Donatus, 2006). Menurut Donatus (cit., Linawati dkk, 2006)

kelangkaan obat anti-hepatitis mungkin terkait dengan kerumitan sasaran terapi

maupun syarat obat idealnya. Sasaran terapi hepatitis dapat dikaji dari aspek

kuratif, aspek preventif, dan aspek suportif. Aspek kuratif meliputi penghilangan

virus penyebab, penanggulangan radang, dan perangsangan regenerasi sel. Aspek

  3

preventif meliputi pencegahan komplikasi, pencegahan kekambuhan, dan

perlindungan hati dari aneka hepatotoksin. Aspek suportif meliputi pengelolaan

menu makanan, pemasokan sumber energi, pembangkit energi, dan pengelolaan

keaktifan fisik. Idealnya, obat hepatitis mampu memperlihatkan semua sifat

kuratif, preventif, dan suportif tersebut (Donatus,1992 cit., Linawati dkk, 2006).

  Kerusakan hati dapat dicegah dengan mengkonsumsi buah buahan yang

mengandung β-karoten, likopen, vitamin C dan vitamin E sebagai antioksidan.

  

Senyawa antioksidan ini dapat mencegah kerusakan hati dengan cara

menyumbangkan elektron kepada radikal bebas yang merupakan salah satu

penyebab penyakit kanker hati.

  Buah pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu buah tropis yang

banyak, murah, dan mudah didapatkan di seluruh pelosok nusantara. Pepaya

banyak mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh seperti vitamin C,

vitamin E, serta berbagai mineral seperti Na, Mg, Zn, K, dan Fe (Surahman dan

Darmajana, 2004). Vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif,

mencegah terjadinya LDL teroksidasi, mentransfer elektron ke dalam tokoferol

teroksidasi dan mengabsorbsi logam dalam saluran pencernaan (Levine, Dhariwal,

Elch, Wang, and Park, 1995). Dalam penelitian Pekiner (2003), vitamin E terbukti

memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Selain itu, pepaya juga memiliki

kandungan senyawa karotenoid seperti beta karoten dan lycopene (Chandrika,

Jansz, Wikramasinghe, and Warnasuriya, 2003) yang juga memiliki aktivitas

antioksidan.

  4 Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai efek hepatoprotektif pada jus buah pepaya. Untuk menguji

efek hepatoprotektif digunakan metode induksi menggunakan senyawa

parasetamol sebagai senyawa hepatotoksik yang dapat menginduksi terjadinya

kanker hati pada tikus jantan sebagai hewan uji dalam penelitian ini.

1. Perumusan masalah

  Permasalahan yang akan diteliti adalah :

a. Apakah jus buah pepaya (Carica papaya L.) memiliki efek hepatoprotektif ?

  

b. Seberapa besar efek hepatoprotektif dari jus buah pepaya (Carica papaya L.)

pada tiap dosis yang digunakan?

c. Seberapa besar angka proteksi dari jus buah pepaya (Carica papaya L.) pada

tiap dosis yang digunakan?

2. Keaslian penelitian

  Sejauh pengamatan penulis, sebelumnya telah dilakukan beberapa

penelitian mengenai manfaat buah papaya terhadap hepar (hati). Penelitian

tersebut adalah efek hepatoprotektif ekstrak biji kering buah papaya (Carica

papaya L.) pada tikus terinduksi karbon tetraklorida (Adeneye, Olagunju, Banjo,

Abdul, Sanusi, Sanni, Osarodion, and Shonoiki, 2009). Sepanjang pengetahuan

penulis, penelitian tentang efek hepatoprotektif dari jus buah pepaya (Carica

papaya L.) pada tikus jantan terinduksi parasetamol belum pernah dilakukan.

  5

  3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat teoritis Melengkapi informasi yang sudah ada tentang khasiat tanaman obat terutama buah pepaya (Carica papaya L.) yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kefarmasian.

  b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan kebenaran kepada masyarakat mengenai efek hepatoprotektif buah papaya (Carica papaya L.).

  B.

  

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :

  1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan memberikan informasi tentang khasiat tanaman obat terutama buah papaya (Carica papaya L.).

  2. Tujuan khusus

  a. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah jus buah pepaya (Carica papaya L.) mempunyai efek hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi parasetamol.

  b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efek hepatoprotektif dan angka proteksi yang dimiliki jus buah papaya (Carica papaya L.) tiap dosis yang digunakan.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Tanaman Pepaya

  1. Sistematika tanaman pepaya Dalam sistematika tumbuhan, tanaman pepaya (Carica papaya L.) diklasifikasikan sebagai berikut :

  Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Subdivisio : Angiospermae (berbiji tertutup) Class : Dicotyledonae (biji keping dua) Ordo : Caricales Familia : Caricaceae Genus : Carica Species : Carica papaya L. (Warisno, 2003).

  2. Morfologi tanaman Batang pepaya dapat tumbuh hingga 10 m tingginya, lurus dan berbentuk

silinder dengan daun berparut yang mencolok, serta dapat menebal 30 – 40 cm

pada keadaan basa, menipis hingga 5 – 7,5 cm pada puncaknya. Daun – daun

tumbuh dari bagian teratas batang seperti terpilin, pada petiole terdekat yang

horizontal sepanjang 25 – 100 cm. Daun terbagi menjadi 5 – 9 lubos utama,

dengan variasi lebar 25 – 75 cm, dan memiliki tulang daun yang mencolok

  7

berwarna kekuningan. Buah pepaya memiliki eksokarp (kulit) yang halus dan

tebal, mesokarp yang berdaging, dan dapat bentuk globose, ovoid, obovoid, dan

pyriform , panjangnya 7 – 35 cm, dan dengan bobot 0,25 – 10 kg (Ronse dan

Smets, 1999).

  3. Nama daerah Pepaya disebut juga gedang (Sunda), kates (Jawa), peute, betik,

ralempaya, punti kayu (Sumatra), pisang malaka, bandas, manjan (Kalimantan),

kalujawa (Kalimantan) serta kapalaya kaliki dan uti jawa (Sulawesi). Selain nama

daerah pepaya juga mempunyai nama asing yaitu : papaw tree, papaya, papayer,