PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA ANAK DI SEKTOR INFORMAL (Studi Kasus Di Kota Kediri)

  

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA ANAK DI SEKTOR INFORMAL

   (Studi Kasus Di Kota Kediri)

Net t y Endrawat i

  Universit as Islam Kediri

  

Abst r act

Nor mat ivel y chi l dr en f or bi dden t o wor k. To guar ant ee t he pr ot ect ion of wor ki ng chi l dr en has been

out var ious l aws, whi ch exi st pr inci pl es pr ohi bi t chi ldr en t o wor k, and when f or ced t o wor k, t hen

t he nor mat i ve such chi l dr en shoul d obt ai n l egal pr ot ect i on enough guar ant ee, and t he ef f or t was

one of t hem i s done t hr ough pr ovi sions of Ar t i cl e 69 par agr aph (2) Law No. 13 of 2003 concer ni ng

Manpower . The impl ement at ion of legal saf eguar ds agai nst chi l dr en wor king i n t he pr act i ce of

havi ng many bar r ier s, i ncl udi ng economi c f act or s t hat woul d be a dr i ver of why ki ds shoul d be

wor ki ng, cul t ur al f act or s, f act or s communi t y par t i ci pat ion, and l ack of coor di nat i on and

cooper at ion, gover nment apar at ur l i mit at i ons per sonnel assi gned t o conduct sur vei l l ance, and ot her

f act or s dir ect l y or indi r ect l y, so unt i l now t he phenomenon of chi l dr en wor ki ng i n t he i nf or mal

sect or i s al most al ways can be f ound al l over Indonesia, bot h i n bi g ci t i es and i n r ur al ar eas.

  Key wor ds: wor king chi l dr en, l egal pr ot ect i on, t he i nt er est s of t he chi l d

Abst rak

  Anak-anak dilarang unt uk bekerj a. Dalam rangka memberikan j aminan perlindungan t erhadap anak yang bekerj a ini t elah dikeluarkan berbagai perat uran perundangan, yang ada prinsipnya melarang anak unt uk bekerj a dan apabila t erpaksa bekerj a, maka secara normat if anak-anak t ersebut harus memperoleh j aminan perlindungan hukum yang memadai. Implement asi upaya perlindungan hukum t erhadap anak yang bekerj a t ersebut dalam prakt ek mengalami banyak hambat an, diant aranya f akt or ekonomi yang j ust ru menj adi pendorong mengapa anak harus bekerj a, f akt or budaya, f akt or peran sert a masyarakat , sert a lemahnya koordinasi dan kerj a sama, ket erbat asan aparat ur pemerint ah yang bert ugas melakukan pengawasan, sert a f akt or lain baik langsung maupun t idak langsung, sehingga sampai saat ini f enomena anak yang bekerj a di sekt or inf ormal ini hampir selalu dapat dit emukan seluruh wilayah Indonesia, baik di kot a-kot a besar maupun di pedesaan.

  Kat a kunci : pekerj a anak, perlindungan hukum, kepent ingan anak.

  Pendahuluan

  Negara harus menj amin hak dan kewa- t ert uang di dalam ket ent uan Pasal 28I UUD j iban asasi warga negara dan rakyat nya dalam l945, yang menent ukan bahwa perlindungan, konst it usi negara, sebagai konsekuensi dari ne- pemaj uan, penegakan, pemenuhan hak asasi gara hukum kesej aht eraan yang dianut Indone- manusia adalah t anggung j awab negara, t er- sia. Hal ini dilakukan dengan pencant uman hak ut ama pemerint ah. dan kewaj iban asasi warga negara di dalam Salah sat u hak asasi yang harus diakui, konst it usi, maka membawa konsekuensi bagi dipenuhi dan dij amin perlindungannya oleh ne- negara unt uk mengakui, menghormat i dan gara, adalah hak asasi di bidang ket enagaker- menghargai hak-hak warga negara dan rakyat - j aan, yakni hak unt uk bekerj a dan memper- nya, t ermasuk pemenuhan hak-hak asasi t er- oleh pekerj aan, hal ini diat ur di dalam ket en- sebut dalam kehidupan nyat a. Kewaj iban ini t uan Pasal 27 ayat (2) UUD l945, yang menent u- kan bahwa t iap-t iap warga negara berhak at as

   Tul isan ini merupakan int i sar i dari Di sert asi Program

  pekerj aan dan penghidupan yang layak bagi

  Dokt or dengan j udul Perl indungan Hukum Terhadap

  kemanusiaan, di samping it u j uga diat ur dalam

  Pekerj a Anak Di Sekt or Inf ormal (St udi Kasus di Kot a Kedir i) t ahun 2011 di Prodi DIH UNTAG Sur abaya.

  Perl indungan Hukum t erhadap Pekerj a Anak di Sekt or Inf ormal (St udi Kasus di Kot a Kedir i) 271

  menent ukan bahwa set iap orang berhak unt uk an yang adil dan layak dalam hubungan kerj a. Berdasarkan ket ent uan Pasal 27 ayat (2) dan ket ent uan Pasal 28D ayat (2) UUD l945 dapat disimpulkan bahwa, negara melalui pemerint ah harus melakukan pemenuhan t erhadap kebu- t uhan masyarakat akan haknya unt uk bekerj a dan memperoleh pekerj aan, sebab hak ini di- j amin oleh konst it usi.

  Hak unt uk bekerj a dan memperoleh pe- kerj aan sebagaimana dij amin di dalam UUD l945, memang merupakan hak set iap orang, baik it u secara pribadi at aupun secara ber-sa- ma-sama, mempunyai kedudukan yang sama t anpa membedakan j enis kelamin, suku, aga- ma, ras dan golongan. Hal ini merupakan pen- cerminan prinsip non diskriminasi, yang dalam dunia int ernasional t elah diat ur dalam Konvensi 1958 No. 111 t ent ang Larangan Melakukan Dis- kriminasi Terhadap Perempuan berkait an de- ngan pekerj aan dan j abat an at au Di scr imi na-

  t i on Empl oyment and Occupat ion Convent i on.

  Persamaan kedudukan t anpa mengenal diskri- minasi memang merupakan prinsip hak asasi, namun t idak berart i semua orang memiliki ke- bebasan yang sebebas-bebasnya, t anpa pemba- t asan-pembat asan, sebab pada dasarnya dalam kebebasan seseorang t erdapat kebebasan orang lain, di dalam hak seseorang j uga t erdapat hak orang lain, sehingga sebebas apapun seseorang menunt ut pemenuhan dan penggunaan hak asa- sinya, namun t et ap harus memperhat ikan hak orang lain.

  Upaya unt uk mewuj udkan pemenuhan dan perlindungan hukum t erhadap hak sese- orang unt uk memperoleh pekerj aan dan be- kerj a dilakukan pada t ahun 2003, yait u dengan dikeluarkannya UU No. 13 Tahun 2003 t ent ang Ket enagakerj aan. Salah sat u prinsip dasar yang t erdapat di dalam undang-undang ini, bahwa siapapun warga negara di negeri ini berhak un- t uk bekerj a dan memperoleh pekerj aan dengan mendapat upah yang layak, sert a memperoleh perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerj a.

  Salah sat u aspek yang diat ur oleh UU No.

  13 Tahun 2003 t ent ang Ket enagakerj aan (selan- j ut nya disebut UU Ket enagakerj aan) ini adalah ngupahan, dan kesej aht eraan pekerj a anak yang dicant umkan di dalam ket ent uan Pasal 68 sampai dengan ket ent uan Pasal 75 UU Ket ena- gakerj aan. Ket ent uan Pasal 68 menent ukan bawah pengusaha dilarang mempekerj akan anak. Filosof i larangan anak unt uk bekerj a at au mempekerj akan anak sebagaimana diat ur di dalam UU Ket enagakerj aan ini sebenarnya erat kait annya dengan upaya melindungi hak asasi anak, yang j uga dij amin perlindungannya dalam UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang Hak Asasi Manu- sia. Ket ent uan yang melarang mempekerj akan anak sebagaimana t elah diat ur di dalam ket en- t uan Pasal 68 UU Ket enagakerj aan, sej alan de- ngan ket ent uan Pasal 52 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang Hak Asasi Manusia, yang menent ukan bahwa set iap anak berhak at as perlindungan oleh orang t ua, keluarga, masya- rakat dan negara. Selanj ut nya dalam ayat (2) mengat ur mengenai hak anak sebagai hak asasi manusia dan unt uk kepent ingannya hak anak it u diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sej ak dalam kandungan. Oleh karena it u, seca- ra f ilosof is larangan mempekerj akan anak ini semat a-mat a dimaksudkan unt uk memberikan j aminan perlindungan hukum t erhadap anak demi pengembangan harkat dan mart abat nya dalam rangka mempersiapkan masa depannya.

  1 Persoalan bekerj a bagi anak t idak selalu

  memberikan dampak yang buruk, sepanj ang pekerj aan dilakukan t idak merugikan perkem- bangan anak. Pekerj aan merupakan kesempat - an bagi anak mengembangkan rasa ingin t ahu, mengembangkan kemampuan eksplorasi dan kreat ivit as sert a menumbuhkan sikap gemar be- kerj a, disiplin dan kemandirian,

  2

  dengan kat a lain sepanj ang dilakukan dengan proporsional, secara psikologis melat ih anak bekerj a secara mandiri at au bekerj a dalam rangka membant u orang t ua memiliki ef ek mendidik yang posit if , 1 Net t y Endraw at i , “ Fakt or Penyebab Anak Bekerj a Dan

  Upaya Pencegahannya” , Jur nal Il mi ah Hukum-Ref eksi Hukum, April 2011, Sal at iga: FH UKSW, hl m. 22. 2 El f riant o, “ Hak At as Pendi dikan Dan Perl indungan Hukum Pekerj a Anak” , Jur nal Madani , Vol . 8 No. 2, Juni

  272 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 2 Mei 2012

  namun yang dikhawat irkan adalah di lingkungan anak t erlalu berlebihan.

3 Hal yang menarik, anak-anak j uga mera-

  sakan manf aat selama mereka bekerj a. Bebe- rapa manf aat yang diakui para pekerj a anak sebagai f akt or yang mendorong mereka beker- j a adalah mendapat uang set iap minggu, ba- nyak t eman, ada kegiat an yang bermanf aat , dapat membant u orang t ua dan ada pengala- man kerj a.

4 Berkait an dengan perlindungan hukum

  t erhadap anak t ermasuk unt uk melakukan pe- kerj aan diat ur di dalam ket ent uan Pasal 64 UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang Hak Asasi Manusia, menent ukan bahwa set iap anak berhak unt uk memperoleh perlindungan dari kegiat an eks- ploit asi ekonomi dan set iap pekerj aan yang membahayakan dirinya, sehingga dapat meng- ganggu pendidikan, kesehat an f isik, moral, ke- hidupan sosial, dan ment al spirit ualnya. Ket en- t uan pasal t ersebut di at as menunj ukkan bah- wa, apapun alasannya anak t idak boleh bekerj a dan dipekerj akan, baik di sekt or f ormal mau- pun sekt or inf ormal.

  Beberapa ket ent uan pasal yang meng- at ur pekerj a anak di dalam UU Ket enagaker- j aan dilat ar belakangi oleh f akt a, bahwa di Indonesia pada saat it u dan bahkan sampai saat ini banyak dit emukan anak yang bekerj a at au anak yang dipekerj akan oleh pihak-pihak t er- t ent u dengan berbagai alasan dan sebab yang berbeda-beda, baik pada sekt or f ormal, sepert i anak-anak yang bekerj a di perusahaan-perusa- haan indust ri at au pabrik-pabrik besar maupun pabrik-pabrik menengah dan kecil dengan me- ngikut i ket ent uan dan persyarat an kerj a yang dit et apkan oleh pengusaha, j uga bekerj a pada sekt or-sekt or inf ormal, yait u anak yang bekerj a di luar sekt or indust ri at au pabrikan dalam ber- bagai sekalanya, t ermasuk ada di Kot a Kediri. 3 S. Wisni Sept i art i, “ Fenomena Pekerj a Anak Usi a

  Sekol ah” , Jur nal Penel i t i an Humani or a, Vol . 7 No. 1, Apr il 2002, Surakart a: UMS, hl m. 27-46. 4 Nandi, ” Pekerj a Anak Dan Permasal ahannya” , Jur nal GEA Jur usan Pendi di kan Geogr af i , Vol . 6 No. 2, Okt ober 2006, Bandung: Univer sit as Pendi dikan

  Menurut ILO (2006) j umlah pekerj a di bawah dari seluruh t ot al buruh anak-anak sedunia. In- donesia, menurut survey Kesej aht eraan Nasio- nal Susenas (2003) menunj ukkan bahwa seba- nyak 1. 502. 600 anak berusia 10-14 t ahun beker- j a dan t idak bersekolah, sekit ar 1. 612. 400 anak usia 10-14 t ahun lainnya t idak bersekolah dan membant u di rumah at au melakukan hal-hal lain.

  Persoalan pekerj a anak pada dasarnya bukan persoalan perlu at au t idaknya anak di- larang bekerj a, melainkan persoalan lemahnya kedudukan anak dalam pekerj aan. Pekerj a anak kurang t erlindungi, baik oleh Undang-Undang f ormal maupun kondisi dimana anak bekerj a. Just ru it ulah let ak persoalan yang dihadapi oleh pekerj a anak. Konsent rasi pada upaya memper- kenalkan langkah-langkah perlindungan akan memungkinkan anak-anak t umbuh dan berkem- bang secara normal.

  5 Perlindungan hukum pekerj a anak j uga

  diwuj udkan dalam bent uk pembat asan j enis-j e- nis at au bent uk-bent uk pekerj aan yang dilarang unt uk dikerj akan anak. Hal ini dapat dilihat di da-lam Keput usan Presiden No. 59 Tahun 2002 t ent ang Bent uk-bent uk Pekerj aan yang Dila- rang Unt uk Anak, dan j uga Surat Keput usan Ment eri t enaga Kerj a dan Transmigrasi Nomor Kep-235/ MEN/ 2003 t ent ang Jenis-j enis Peker- j aan yang Membahayakan Kesehat an, Kesela- mat an At au Moral Anak, yang pada prinsipnya melarang anak unt uk bekerj a pada j enis-j enis pekerj aan t ert ent u.

  Anak, secara yuridis larangan unt uk be- kerj a, sebagaimana diat ur di dalam ket ent uan Pasal 68 UU Ket enagakerj aan maupun larangan dalam berbagai produk perat uran perundangan di at as, sebenarnya bukan merupakan ket en- t uan larangan yang mut lak, sebab ket ent uan UU Ket enagakerj aan masih mengizinkan anak unt uk bekerj a, namun dengan persyarat an-per- syarat an t ert ent u. Hal ini dapat dilihat dalam 5 Dwiyant i Hanandini , “ Tindak Kekerasan Di Lingkungan

  Pekerj a Anak Sekt or Inf or mal Kot a Padang” , Jur nal Sosi ol ogi SIGAI, Vol . 6 No. 9, Februar i 2005, Padang: Perl indungan Hukum t erhadap Pekerj a Anak di Sekt or Inf ormal (St udi Kasus di Kot a Kedir i) 273

  ket ent uan Pasal 69 ayat (1) yang menent ukan

  Pasal 68 dapat dikecualikan bagi anak berumur 13 (t iga belas) t ahun sampai 15 (lima belas) t a- hun unt uk melakukan pekerj aan ringan sepan- j ang t idak mengganggu perkembangan f isik dan kesehat an f isik, ment al, dan sosial.

  Permasalahan

  Berdasarkan uraian t ersebut , permasa- lahan yang hendak dibahas pada art ikel ini ada- lah mengenai kesesuaian ant ara perlindungan hukum pekerj a anak di sekt or inf ormal di Kot a Kediri dengan perlindungan hukum yang t elah diat ur dalam perat uran perundangan yang ber- laku; dan hambat an-hambat an dalam imple- ment asi perlindungan hukum t ersebut .

  Met ode Penelitian

  Penelit ian ini bert uj uan mengkaj i segala sesuat u t ent ang pelaksanaan Pasal 69 (2) UU Ket enagakerj aan berkait an dengan perlindung- an hukum t erhadap pekerj a anak di sekt or in- f ormal, berkait an dengan adanya kesenj ang-an ant ara hukum normat if dengan pelaksanaan norma-norma hukum di dalam kehidupan ma- syarakat , yang dalam hal ini hukum dikon- sepsikan secara sosiologi sebagai suat u gej ala empiris yang dapat diamat i dalam kehidupan. Dalam rangka mendapat kan dat a yang leng- kap, mendalam dan memberi j awaban yang t epat sert a menyeluruh t erhadap permasalah- an yang diaj ukan digunakan bent uk penelit ian kualit at if , dat a penelit ian diperoleh dari pene- lit ian lapangan dan kepust akaan. Penelit ian dilakukan di Kot a Kediri dengan sampel peker- j a anak berj umlah 50 orang, pemilihan sampel dilakukan secara random, berasal dari 3 (t iga) Kecamat an sebagai obj ek penelit ian, yakni Kec. Moj orot o t erdapat 19 anak, Kec. Kot a Kediri 19 anak, dan di Kec. Pesant ren berj umlah 12 anak. Penent uan sampel didasarkan at as per- t imbangan bahwa j enis pekerj aan maupun umur anak yang bekerj a memiliki karakt er yang hampir t idak berbeda j auh at au cenderung ho- mogen, sehingga sampel t ersebut sudah diang- gap cukup mewakili pekerj a anak yang berada di wilayah obj ek penelit ian.

  Dat a penelit ian kepust akaan dikumpul- yang didokument asikan, dengan menggunakan alat st udi dokument asi, sedangkan dat a pene- lit ian lapangan berasal dari kuesioner dan wa- wancara dengan menggunakan alat pengum- pulan dat a yait u daf t ar pert anyaan dan pedo- man wawancara. Analisis dat a dilakukan secara bert ahap, sehingga kekurangan dat a penelit ian secepat nya dapat diket ahui dan sesegera mung- kin dilengkapi dengan melakukan penelit ian ulang guna pengambilan dat a t ambahan unt uk melengkapi kekuarangan dat a t ersebut . Hasil penelit ian, dianalisis dengan t eknik analisa deskript if analisis.

  Pembahasan

  Permasalahan yang dirumuskan, dalam menganalisis, diperlukan beberapa t eori yang relevan, dengan maksud supaya permasalahan- nya dapat dij elaskan secara memuaskan. Selan- j ut nya t eori-t eori yang digunakan dalam meng- analisis permasalahan ini diant aranya t erdiri at as t eori negara kesej aht eraan, yang dalam penelit ian ini merupakan t eori dasar (gr and

  t heor y), kemudian t eori hak asasi manusia,

  dimaksudkan sebagai t eori t engah mi dl e t heor y at au t eori ant ara, dan t eori ef ekt if it as berlaku- nya hukum, sert a t eori-t eori yang lain yang re- levan dimasudkan sebagai appl i ed t heor y at au t eori t erapan. Dalam rangka memahami t eori- t eori yang digunakan dalam pembahasan permasalahan dalam penelit ian ini dapat dilihat pada paparan berikut di bawah ini.

  Hakekat negara hukum pada pokoknya berkenaan dengan ide t ent ang supremasi hu- kum yang disandingkan dengan ide kedaulat - an rakyat yang melahirkan konsep demokrasi. Prinsip negara hukum mengut amakan norma yang dicerminkan dalam perat uran perundang- undangan, sedangkan prinsip demokrasi meng- ut amakan peran sert a masyarakat dalam pe- nyelenggaraan pemerint ahan. Pemikiran konsep

  r echst aat Julius St ahl sebagai embrio lahirnya

  konsepsi negara hukum, mengemukakan bahwa salah sat u unsur negara hukum adalah diakui- nya hak-hak asasi warga negara, selain it u F. J. St ahl, D. H. M. Meuwissen sebagaimana dikut ip

  274 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 2 Mei 2012

  8 Upaya

6 Hukum diposisikan sebagai sarana pen-

  capaian t uj uan sehingga akan mudah dicapai j ika hukum berlaku secara ef ekt if dan sebalik- nya menj adi penghambat j ika t idak ef ekt if . Hu- kum dianggap ef ekt if j ika hukum mampu meng- kondisikan dan merubah kualit as dan perilaku masyarakat sesuai dengan prasyarat pembangu- nan. Sej alan dengan t uj uan hukum, penyelesai- an persoalan penerapan hukum j uga diarahkan pada upaya unt uk mewuj udkan keadilan. Ke- adilan merupakan t uj uan hukum yang berhubu- ngan dengan kekuat an berlakunya perat uran perundang-undangan dan karena it u harus da- pat diakomodasi dalam perat uran it u.

  Philipus M. Hadj on mengemukakan, bahwa Un- unsur yang harus ada dalam konsep negara hu- kum.

  kerj a anak dilakukan dalam bent uk pembat asan j enis-j enis at au bent uk-bent uk pekerj aan yang dilarang unt uk diker-j akan anak, dan mengenai hal ini dapat dilihat di dalam Keput usan Presi - den No. 59 Tahun 2002 t ent ang Bent uk-bent uk Pekerj aan Yang Dilarang unt uk Anak, dan j uga Surat Keput usan Ment eri t enaga Kerj a dan Transmigrasi Nomor Kep-235/ MEN/ 2003 t en- t ang Jenis-j enis Pekerj aan yang Membahayakan Kesehat an, Keselamat an at au Moral Anak, yang pada prinsipnya melarang anak unt uk bekerj a pada j enis-j enis pekerj aan t ert ent u t ersebut . Larangan pekerj a anak ini, secara yuridis t er- kait dengan kewaj iban pemerint ah unt uk mela- kukan pencegahan dan penanggulangan. Hal ini t elah diat ur di dalam UU Ket enagakerj aan, se- bagaimana t ert uang di dalam ket ent uan Pasal 75, yait u

7 Perlindungan hukum t erhadap pekerj a

  Rakyat Di Indonesi a, Cet akan Pert ama, Surabaya: Bi- na Il mu, hl m. 11. 7 Daniel Dj oko Tarl iman “ Keadil an Sebagai Landasan Fil osof i Perat uran perundang-undangan dan Put usan Hakim” , Jur nal Yust i ka, Medi a Hukum dan Keadi l an, yang t erkait dengan hak asasi manusia.

  Berdasarkan kualit as j aminan hak-hak- nya, UUD 1945 hasil amandemen mengat ur j auh lebih lengkap dibandingkan sebelum amande- men, dari 5 pasal menj adi set idaknya 17 pasal (dengan 38 subst ansi hak-hak yang beragam) 6 Phil ipus M. Hadj on, 1987, Per l i ndungan Hukum Bagi

  (1) Pemerint ah berkewaj iban melakukan upaya penanggulangan anak yang be- kerj a di luar hubungan kerj a;

  Seperangkat hak yang melekat pada ha- kekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan meru- pakan anugrah-Nya yang waj ib dihorma- t i, dij unj ung t inggi oleh negara, hukum pemerint ah dan set iap orang, demi peng- hormat an sert a perlindungan harkat dan mart abat manusia.

  VII/ 2004 t ent ang Perlindungan Bagi Anak Yang Melakukan Pekerj aan Unt uk Mengembangkan Bakat dan Minat , yang dit et apkan pada t anggal 7 Juli 2004.

  Menurut Erna Susant i, dalam suat u hubu- ngan kerj a paling t idak t erdapat 3 (t iga) unsur.

  Per t ama, adanya pekerj aan; kedua, adanya

  upah; dan ket i ga, adanya perint ah,

  9

  sehingga 8 R. Herl ambang Perdana Wirat r aman, “ Hak-Hak Kons-

  t it usional Warga Negara Set el ah Amandemen UUD 1945: Konsep, Pengat uran dan Dinamika Impl ement asi ” , Jur nal Hukum Pant a Rei , Vol . 1 No. 1, Desember 2007, Jakart a: Konsor sium Ref or masi Hukum Nasional , hl m. 1. 9 Erna Susant i, “ Kebij aksanaan Pembinaan Hubungan In- dust r ial dal am Mel i ndungi Pekerj a unt uk Menuj u Ter- ci pt anya Kepast i an Hukum Menur ut UU No. 13 Tahun 2003 Tent ang Ket enagakerj aan” , Jur nal Ri sal ah Hu- kum, Vol . 4 No. 2, Desember 2008, Samari nda: FH UN-

  anak t idak dapat dilepaskan dengan hak asasi anak, sebab secara konst it usional Indonesia t elah mengakui hak unt uk bekerj a dalam Pasal UUD l945 yang dimasukkan pada klasif ikasi hak yang bersif at asasi. Pengat uran t erhadap hak asasi ini dit uangkan dalam UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang Hak Asasi Manusia. Ket ent uan Pa- sal 1 ayat (1) mengat ur mengenai pengert ian Hak Asasi Manusia, yait u:

  (2) Upaya penanggulangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diat ur de- ngan Perat uran Pemerint ah. Ket ent uan Pasal 75 t ersebut diant aranya dit in- dak lanj ut i dengan perat uran khusus yang ber- kait an dengan pengembangan bakat dan minat anak, yang diat ur di dalam Keput usan Ment eri Tenaga Kerj a dan Transmigrasi Kep. 115/ MEN/ Perl indungan Hukum t erhadap Pekerj a Anak di Sekt or Inf ormal (St udi Kasus di Kot a Kedir i) 275

  apabila anak yang bekerj a t idak ada hubungan sebut , art inya kerj a mandiri, maka bukan t er- masuk pekerj a anak yang dikaj i dalam pene- lit ian ini.

  Perlindungan hukum t erhadap pekerj a anak dapat dilakukan secara prevent if dan rep- resif . Perlindungan hukum prevent if merupakan perlindungan hukum yang bersif at pencegahan t erhadap t erj adinya perist iwa t idak past i, ben- t uk perlindungan prevent if ini dilakukan dengan membat asi j enis-j enis pekerj aan yang boleh at au t idak boleh dikerj akan oleh pekerj a anak, melalui penet apan persyarat an t ert ent u bagi pengusaha yang mempekerj akan anak. Hal ini dapat dilihat di dalam ket ent uan Pasal 69 ayat (2) UU Ket enagakerj aan, yang menent ukan

  Pengusaha yang mempekerj akan anak pada pekerj aan ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyarat an: a. izin t ert ulis dari orang t ua at au wali;

  b. perj anj ian kerj a ant ara pengusaha dengan orang t ua at au wali; c. wakt u kerj a maksimum 3 (t iga) j am;

  d. dilakukan pada siang hari dan t idak menggangu wakt u sekolah; e. keselamat an dan kesehat an kerj a; f . adanya hubungan kerj a yang j elas; g. menerima upah sesuai ket ent uan yang berlaku. Hal ini masih ada pengecuali- annya dalam ayat (2) t ersebut diat as huruf a, b, f dan g dikecualikan bagi anak yang bekerj a pada usaha keluar- ganya.

  Perlindungan hukum t erhadap anak, da- lam ranah int ernasional, j uga t elah dilakukan melalui Konvensi Int er nat ional Labour Or gani -

  zat ion (ILO) No. 138 Tahun 1973 t ent ang Usia

  Minimum Unt uk Anak yang Diperbolehkan Be- kerj a dapat dilihat dalam ket ent uan Pasal 3 khususnya ayat (1) dan ayat (3), usia minimum yang diperbolehkan unt uk pekerj aan-pekerj a- an yang membahayakan kesehat an, keselamat - an, at au moral anak harus diupayakan t idak bo- leh kurang dari 18 t ahun dan usia unt uk mela- kukan pekerj aan yang bersif at ringan yait u 16 t ahun. Konvensi ini t elah dirat if ikasi oleh Indo- nesia melalui UU No. 20 Tahun 1999. Selain it u, Perlindungan hukum t erhadap anak menurut

  Konvensi Int er nat ional Labour Or gani sat ion dan Tindakan Segera Penghapusan Bent uk-ben- t uk Pekerj aan Terburuk unt uk Anak, yang t elah dirat if ikasi oleh Negara Indonesia melalui UU No. 1 Tahun 2000, secara khusus mengat ur pembat asan dan pelarangan unt uk melibat kan anak dalam pekerj aan t erburuk at au memba- hayakan.

  UU No. 23 Tahun 2002 t ent ang Perlindu- ngan Anak, secara subst ansial dan prinsipiil j u- ga mengandung konsep perlindungan hukum t erhadap anak secara ut uh yang bert uj uan un- t uk mencipt akan at au mewuj udkan kehidupan t erbaik bagi anak yang diharapkan sebagai pe- nerus cit a-cit a bangsa yang pot ensial, t angguh, memiliki nasionalisme yang dij iwai oleh ahklak mulia dan nilai Pancasila, sert a berkemauan ke- ras unt uk menj aga kesat uan dan persat uan bangsa sert a negara, namun realit asnya ke- adaan anak belum seindah ungkapan verbal yang kerapkali memposisikan anak bernilai pen- t ing, penerus masa depan bangsa dan simbolik lainnya, karena masih banyak anak yang se- harusnya bersekolah, bermain, dan menikmat i masa kanak-kanak j ust ru mereka t erpaksa dan dipaksa unt uk bekerj a.

  10 Khusus pekerj a anak di sekt or inf ormal

  sebagai obyek penelit ian ini, secara f akt ual, belum memiliki perangkat perlindungan hukum secara memadai, sebagaimana yang diamanat - kan oleh UU Ket enagakerj aan. Penanganan ma- salah pekerj a anak di sekt or inf ormal pada saat ini, dapat dikat akan masih menghadapi t ant a- ngan berat , t erut ama karena t erkait dengan beberapa f akt or, baik langsung maupun t idak langsung.

  Gambaran Umum Kondisi Pekerj a Anak di Kot a Kediri

  Berdasarkan penelit ian yang dilakukan dapat dikat akan bahwa sekt or yang banyak me- nyerap dan memanf aat kan pekerj a anak ant ara 10 Febr ine Adri yani, 2008, Ti nj auan Tent ang Peker j a Anak

  Di Ter mi nal Ampl as(St udi Kasus Anak Yang Beker j a Sebagai Penyapu Angkut an Umum di Ter mi nal Ter padu

  276 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 2 Mei 2012

  Nomor Usia Jumlah Pekerj a Prosent ase

  bour Or gani sat i on (ILO), maupun Konvensi Hak Anak.

  Berdasarkan dat a penelit ian dan hasil prosen- t ase t ersebut , dapat diperoleh inf ormasi bahwa t erdapat pekerj a anak yang usianya dibawah 15 t ahun sebanyak 72%, dan yang di at as 15 t ahun hanya 28%, anak-anak t ersebut sebenarnya t i- dak layak unt uk bekerj a, sebab anak-anak t er- sebut seharusnya masih berada dit ingkat an se- kolah dasar. Kondisi f akt ual ini sebenarnya t i- dak sesuai dengan prinsip-prinsip perlindungan hukum t erhadap anak, baik yang diat ur di da- lam Undang-undang Ket enagakerj aan Nomor 13 Tahun 2003, UU No. 39 Tahun l999 Tent ang Hak Asasi Manusia, UU No. 23 Tahun 2002 Tent ang Perlindungan Anak, UU No. 4 Tahun 1979 Ten- t ang Kesej aht eraan Anak, sert a prinsip-prinsip perlindungan anak menurut Int er nat ional La-

  Sumber : Dat a pr i mer di ol ah 2009

  6 12% N 50 100%

  18 36% 4 13-15 16 32% 5 16-18

  6 2 4% 2 7-9 8 16% 3 10-12

  1

  Kelompok Umur

  lain j enis usaha home i ndust r y, j asa dan per- makanan ringan, pelayan t oko, f ot o copy, wa- rung, rumah makan, penj ual asongan, penj ual koran, pembant u rumah t angga, kuli bangunan dan lain-lain, sebab pada umumnya pengusa- hanya bermodal t idak besar dan pekerj a anak mudah dikendalikan. Jenis pekerj aan t ersebut sif at nya t idak menunt ut t arget t ert ent u dan da- pat dikerj akan oleh siapapun.

  Tabel 2 : Dat a Pekerj a Anak Berdasarkan

  Meruj uk pada sampel penelit ian, sebagi- an besar at au 36% usia pekerj a anak ant ara 10- 12 t ahun, usia pekerj a anak umur 6 t ahun ber- berj umlah 8 anak at au 16%. Usia 13 sampai 15 t ahun berj umlah 16 at au 32%, Usia 16 sampai 18 t ahun berj umlah 6 anak at au 12%. Dat a t er- sebut apabila dit abulasikan dapat diperoleh gambaran sebagai berikut .

  Dat a di at as menunj ukkan bahwa dari 50 res- ponden yang dij adikan sampel penelit ian, ke- giat an pekerj a anak hampir menyebar merat a pada 3 kecamat an di kot a Kediri, hal t esebut disebabkan masing-masing wilayah memiliki po- t ensi yang sama menarik anak unt uk bekerj a.

  Sumber : Dat a pr i mer di ol ah 2009

  19 38% Kecamat an Pesant ren 12 24% Jumlah 50 100%

  Tabel 1 : Jumlah Responden menurut Lokasi Lokasi Responden Jumlah Prosent ase Kecamat an Moj orot o 19 38% Kecamat an Kot a

  Unt uk memberikan gambaran yang cukup t erhadap hasil penelit ian yang dilakukan, maka dalam sub bab ini disaj ikan kondisi f akt ual pe- kerj a anak di t iga Kecamat an yang menj adi ob- yek penelit ian, yait u Kecamat an Moj orot o, Ke- camat an Kot a Kediri, Kecamat an Pesant ren. Pemilihan lokasi di t iga wilayah kecamat an t er- sebut didasarkan at as pert imbangan, bahwa di wilayah t ersebut t erdapat penyebaran pekerj a anak yang hampir merat a. Pemerat aan penye- baran pekerj a anak di wilayah ini disebabkan masing-masing wilayah memiliki pot ensi daya t arik yang sama bagi pekerj a anak dengan ber- bagai alasan dan pert imbangan. Berdasarkan penelit ian yang dilakukan di kecamat an Moj o- rot o yang diambil secara acak unt uk sampl e t erdapat 19 anak yang masih berusia di bawah 18 t ahun, di Kecamat an Kot a Kediri t erdapat 19 anak, dan di Kecamat an Pesant ren ber- j umlah 12 anak. Tabel di bawah ini menunj uk- kan wilayah dimana pekerj a anak melakukan akt ivit as.

  Berkait an dengan lat ar belakang pendi- dikan pekerj a anak, diperoleh inf ormasi bahwa anak yang berst at us siswa sekolah dasar ber- j umlah 16 anak at au 32%, Tamat SD sebanyak 10 orang dan t idak melanj ut kan ke SMP at au 20%, siswa SMP berj umlah 14 anak at au 28% , sudah t amat SMP dan t idak melanj ut kan SMA sebanyak 3 orang at au 6% dan pekerj a anak siswa SMA berj umlah 3 anak at au 6%. Berkait an dengan st at us pendidikan maka dapat dilihat pula dari st at us pekerj a anak yang t idak me- lanj ut kan sekolah. Tidak melanj ut kan sampai Perl indungan Hukum t erhadap Pekerj a Anak di Sekt or Inf ormal (St udi Kasus di Kot a Kedir i) 277

  t idak melanj ut kan sampai sekolah lanj ut an per- hasil dat a penelit ian t ersebut dapat dikat akan bahwa 66% pekerj a anak masih berst at us se- kolah, dari dit ingkat SD, SMP, sampai dengan SMA, sedangkan 34% para pekerj a anak t ersebut dapat dikat egorikan sudah lulus SD dan DO SD, sert a lulus SMP dan DO SMP.

  kerj a di indust ri rumah t angga sepert i membuat emping mlinj o, minuman inst an, membuat kue dan kripik pisang, membuat t ahu dan t empe, sambal pecel, krupuk, j amu sebesar 34% dan di indust ri kecil sepert i buruh pabrik rokok, pabrik makanan kecil, sepert i chi ki , kripik bl i nj o, pabrik t egel sebanyak 6 %.

  Rp. 750. 000, - sebanyak 14% dan yang berpeng- hasilan Rp. 750. 000, - s. d. 1. 000. 000, - ber j umlah 6%. Anak-anak yang bekerj a dengan penghasil- an kurang dari Rp. 250. 000, - rat a-rat a mereka bekerj a kurang dari 4 j am per hari, sedangkan bagi pekerj a anak yang berpenghasilan di at as Rp 750. 000, - rat a-rat a mereka bekerj a lebih dari 8 j am per hari. Gambaran pekerj a anak yang bekerj a dalam berbagai sekt or inf ormal di kot a Kediri berdasarkan upah at au berdasarkan penghasilan yang diperoleh dalam rat a-rat a set iap bulannya dapat dilihat pada t abel 5 di bawah ini.

  250. 000, - sebanyak 46%, berpenghasilan Rp. 250. 000, - s. d. Rp. 500. 000, - sebanyak 34%, se- dangkan yang berpenghasilan Rp. 500. 000, - s. d.

  no pay. Survey t ersebut dapat diart ikan bahwa sebagian besar anak yang berpenghasilan Rp.

  Berdasarkan penghasilannya, para pe- kerj a anak yang dilakukan survey sebanyak 50 anak diperoleh dat a penghasilan perbulannya sebagai berikut : penghasilan s. d. Rp. 250. 000, - berj umlah 23 anak at au 46%, penghasilan an- t ara Rp. 250. 000, - s. d. Rp. 500. 000, - ber j umlah 7 anak at au 14%, penghasilan ant ara Rp. 500. 000, - s. d. Rp. 750. 000, - berj umlah 16 anak at au 32%, penghasilan Rp. 750. 000, - s. d. Rp. 1. 000. 000, - berj umlah 3 anak at au 6% dan yang lebih dari Rp. 1. 000. 000, - t idak ada at au 0%. Para pekerj a anak t ersebut mendapat kan hasil dari pekerj aannya t idak t erlepas dari produkt if it as at aupun bekerj anya, art inya kalau anak-anak t ersebut t idak masuk, maka t idak akan menda- pat kan upah at au gaj i, biasa disebut no wor k

  N 50 100% Sumber : Dat a pr i mer di ol ah 2009

  4 Lainnya (t ukang parkir, t ukang sa- pu, kuli pasir dll) 23 46%

  3 Perdagangan/ Jasa 7 14%

  2 Indust ri Kecil 3 6%

  1 Indust ri Rumah Tangga 17 34%

  Tabel 4 : Jenis Pekerj aan Pekerj a Anak

  count er hp sebanyak 14%, sedangkan yang be-

  Tabel 3 : Dat a Pekerj a Anak Berdasarkan

  Hasil penelit ian t ersebut dapat diint er- pret asikan bahwa, sebanyak 46% bekerj a seba- gai penj ual koran, pedagang asongan, t ukang parkir, pemulung, pembant u rumah t angga, t ukang sapu, anak yang bekerj a kuli pasir, kuli di pasar, pembuat an bat u bat a, mencari rum- put , kernet , kerj a di garmen, yang berikut nya pekerj a anak yang bekerj a di sekt or j asa dan perdagangan sepert i pelayan t oko, pelayan f ot o copy, pelayan rumah makan dan minu-man,

  Berdasarkan dat a penelit ian t erhadap anak yang bekerj a sebagaimana dipaparkan di at as, maka dapat disimpulkan bahwa anak-anak yang bekerj a di sekt or inf ormal di Kot a Kediri dari 3 lokasi penelit ian bahwa sebanyak 72% anak masih dalam st at us sekolah dari t ingkat SD, SMP, dan SMA, sedangkan sebanyak 28% hanya t amat SD dan SMP dan sudah t idak melan- j ut kan sekolah (dr op out ).

  Sumber : Dat a Pr i mer di ol ah Tahun. 2009

  6 SMA 3 6% N - 50 100%

  5 Tamat SMP 3 6%

  4 SMP 14 28%

  3 Tamat SD/ DO SMP 12 24%

  2 SD 16 32%

  1 Tidak Tamat SD/ DO 2 4%

  No. Pendidikan Jumlah Pekerj a Prosent ase

  Kelompok Pendidikan

  Berdasarkan dat a penghasilan responden di at as, hal ini j elas sangat t idak sesuai dengan ket ent uan upah minimum yang berlaku di kot a

  278 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 2 Mei 2012

  Kediri yang mencapai pada t ahun 2010 Upah

  Tabel 5 : Dat a Pekerj a Anak Berdasarkan Peng-

  hasilan

  No. Penghasilan Jumlah Pekerj a Anak Prosent asi 1 <250. 000, - 23 46% 2 250.000, s/ d

  500.000,- 17 34% 3 500.000, s/ d 750.000,-

  7 14% 4 750.000,- s/ d 1000. 000, - 3 6%

  N - 50 100% Sumber : Dat a Pr i mer di ol ah 2010 t ahun 2011 dit et apkan sebesar Rp. 975. 000, -.

  Hal ini, apabila dikait kan dengan persyarat an kerj a bahwa pekerj a harus memperoleh peng- hasilan at au gaj i yang memadai, maka j elas penghasilan pekerj a anak yang bekerj a di sek- t or inf ormal j auh dari kenyat aan dan prinsip- prinsip pengupahan, dengan demikian dari as- pek perlindungan hukum, maka dapat dikat a- kan pekerj a anak ini belum memperoleh j ami- nan perlindungan upah yang memadai, sebab penghasilannya masih di bawah ket ent uan per- at uran perundangan yang berlaku.

  Alasan Anak Bekerj a

  Inf ormasi yang diperoleh, pada umum- nya menyebut kan bahwa pekerj a anak di kot a Kediri melakukan pekerj aannya dengan alasan karena ket erpaksaan, yang disebabkan oleh himpit an eknomi keluarga. Orang t ua mereka t idak mampu memenuhi kebut uhan hidup ke- luarganya, keinginan unt uk t et ap melanj ut kan sekolah dengan t erpaksa bekerj a dengan paruh wakt u, dengan maksud t idak t erikat pada j am kerj a, dan sewakt u dapat ist irahat dapat me- ninggalkan pekerj aannya unt uk kepent ingan yang lain, misalnya sekolah. Alasan apapun yang digunakan bagi anak- anak unt uk bekerj a at au dipekerj akan, t erma- suk bekerj a di sekt or inf ormal, nampaknya t i- dak adil apabila dilakukan pembiaran t anpa ada seperangkat norma perat uran perundangan yang dapat digunakan unt uk membingkai bagi t erlindunginya kepent ingan pekerj a anak t erse- but . Hal ini merupakan kesalahan pemerint ah baik di t ingkat pusat maupun di t ingkat daerah, dipekerj akan di sekt or inf ormal, sebab anak- anak secara normat if dilarang dan waj ib dilin- dungi oleh undang-undang maupun konvensi- konvensi int ernasional unt uk bekerj a maupun dipekerj akan. Permasalahan yang t erkait de- ngan perlindungan hukum pekerj a anak adalah masalah lint as sekt oral yang meliput i aspek ekonomi (anak bekerj a merupakan salah sat u f akt or yang mempengaruhi produkt ivit as se- buah keluarga), budaya (anak bekerj a merupa- kan ” keharusan” budaya masyarakat t ert ent u), polit ik (dengan anak bekerj a diharapkan dapat melanggengkan dominasi t r ah/ kekuasaan), hu- kum (anak yang bekerj a j uga melingkupi pe- negasan st at us dan kedudukan anak sebagai subyek yang memiliki hak dan kewaj iban yang harus dij amin oleh hukum), sosial (anak yang bekerj a dapat mengangkat harkat dan mart abat sebuah keluarga di t engah masyarakat , sebab yang nganggur adalah hina bagi masyarakat . )

  11 Kondisi Fakt ual Anak Yang Bekerj a

  Fakt a cukup memberikan bukt i, bahwa banyaknya kasus pemerkosaan, pembunuhan, pemaksaan unt uk menj adi pengemis, penelan- t aran, perdagangan anak (t r af f i cki ng), pelacur- an anak dan perbuat an-perbuat an yang t idak semest inya lainnya, merupakan cont oh konkrit resiko-resiko yang harus dihadapi oleh seorang anak, yang disebabkan ket idakberdayaannya unt uk menghindar dari resiko-resiko t ersebut . Bingkai perat uran perundangan t ampaknya da- pat dianggap sebagai kebut uhan yang mendesak bagi t erpenuhinya kepent ingan t erselenggara- nya j aminan perlindungan t erhadap pekerj a anak di sekt or inf ormal dari kemungkinan t er- j adinya resiko-resiko yang t idak diinginkan. Pe- rangkat hukum ini diharapkan dapat memberi- kan secercah harapan bagi pekerj a anak yang bekerj a di sekt or inf ormal, t erut ama dalam memberikan j aminan perlindungan hukum t er- hadap kepent ingan pekerj a anak t ersebut . Na- 11 Fif ik Wir yani, “ Perl indungan Hukum Bagi Pekerj a

  Anak” , Legal i t y-Jur nal Il mi ah Hukum, Vol . 11 No. 2, Perl indungan Hukum t erhadap Pekerj a Anak di Sekt or Inf ormal (St udi Kasus di Kot a Kedir i) 279

  mun selama ini perangkat hukum dalam imple- ngan harapan semua pihak, t erut ama pemerin- t ah. Banyak sekali pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha at au pemberi pekerj aan, dan hal ini seolah dimaklumi oleh pihak-pihak yang t erkait dengan upaya perlindungan hukum t er- hadap pekerj a anak, sepert i aparat penegak hukum, dan aparat pemerint ah pada umumnya seolah membiarkan pelanggaran-pelanggaran t erhadap norma-norma hukum ket enagakerj aan dalam rangka memberikan j aminan perlindung- an hukum t erhadap pekerj a anak.

  Pekerj a anak t idak sedikit yang dit unt ut unt uk bekerj a lebih cepat dan harus benar, apabila melakukan kesalahan, selain dipot ong upah kerj a j uga akan dimarahi oleh mandor Anak-anak yang bekerj a umumnya mereka t er- paksa t erlibat dalam sit uasi yang kurang me- nyenangkan, t anpa perlindungan yang baik ser- t a t idak pula memperoleh kompensasi yang me- madai.

  Fakt a-f akt a demikian apabila dilihat da- lam perspekt if yuridis j elas t idak sesuai dan melanggar prinsip-prinsip perlindungan hukum t erhadap anak, baik sisi hukum ket enagakerj a- an, undang-undang kesej aht eraan anak, un- dang-undang perlindungan anak, maupun da- lam perspekt if int ernasional. Jam kerj a yang melebihi 3 j am, dan upah yang rendah, sert a pemot ongan upah apabila pekerj a anak t idak dapat menyelesaikan t arget pekerj aannya, j e- las merupakan pelanggaran prinsip-prinsip per- lindungan hukum bagi pekerj a anak, sebab me- nurut Pasal 69 ayat (2) seorang anak dapat di- pekerj akan apabila t idak boleh melebihi 3 j am per harinya, sert a menerima upah yang waj ar.

  Beberapa Bent uk Penyimpangan Persyarat an Kerj a dan Analisisnya.

  Pengusaha, pada dasarnya dilarang mem- pekerj akan anak, hal ini t ercant um di dalam ket ent uan Pasal 68 UU Ket enagakerj aan. Na- mun demikian, ket ent uan Pasal 69 ayat (2) memberikan pengecualian, yait u bahwa mem- pekerj akan anak boleh dilakukan asalkan di- penuhi syarat -syarat sebagaimana diat ur di da- lam ket ent uan Pasal t ersebut .

  Berdasarkan hasil penelit ian t erhadap lam prakt ek hubungan kerj a ant ara pengusaha dan pekerj a anak dit emukan beberapa bent uk penyimpangan persyarat an kerj a sebagaimana dit ent ukan pada Pasal 69 ayat (2) UU Ket anaga- kerj aan. Bent uk-bent uk pelanggaran t erhadap pesyarat an kerj a bagi penggunaan pekerj a anak memang t idak semat a-mat a disebabkan oleh kesalahan pengusaha at au yang mempekerj akan anak t ersebut t et api memang dari pihak pe- kerj a anak at au orang t uanya at au walinya sen- diri yang memang menghendaki t idak dipenuhi- nya persyarat an sebagaimana diat ur dalam ke- t ent uan Pasal 69 ayat (2) UU Ket enagakerj aan sebagaimana t erurai di bawah ini.

  Per t ama, t idak ada izin t ert ulis orang

  t ua/ wali. Persyarat an sebagaimana dit ent ukan dalam ket ent uan Pasal 69 ayat (2) but ir a, bah- wa apabila anak akan bekerj a harus t erlebih dahulu memperoleh izin secara t ert ulis dari orang t ua at au walinya, izin kerj a t erkait de- ngan hak dan kewaj iban anak dan pengusaha, misalnya mengenai ket ent uan j am kerj a, pem- bayaran upah apakah sesuai dengan ket ent uan yang berlaku, upah lembur, sert a orang t ua ha- rus menget ahui apakah pekerj aan yang akan di- lakukan anak t ersebut t idak mengganggu per- kembangan anak baik secara f isik, ment al mau pun sosialnya, dengan mengingat anak-anak masih memerlukan wakt u dan kondisi yang memungkinkan anak dapat t um-buh kembang secara waj ar. Oleh karena it u, secara normat if dapat dikat akan, bahwa t idak adanya izin t er- t ulis dari orang t ua j elas menyalahi ket ent uan

  Pasal 69 ayat (2) poin a Undang-undang No. 13 Tahun 2003 t ent ang Ket enagakerj aan dan hal ini merupakan pe-langgaran persyarat an kerj a dalam mempekerj akan anak yang dapat dikena- kan sanksi sebagaimana yang diat ur dalam ket ent uan Pasal 185 UU Ket enagakerj aan, yang menent ukan bahwa sanksi bagi pihak yang me- langgar ket ent uan Pasal 69 ayat (2) adalah pi- dana penj ara paling singkat 1 t ahun dan paling lama 4 t ahun dan/ at au denda paling sedikit Rp. 100. 000. 000, - dan paling banyak Rp. 400. 000. 000, -. Oleh karena it u, berkait an dengan izin t ert ulis dari orang t ua, seharusnya pengu-

  280 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 2 Mei 2012