RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BAB V – KERANGKA STRATEGI
PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG
CIPTA KARYA
Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan
bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/ Kota terus didorong untuk
meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas
V-1
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
lingkungan permukiman di daerah meningkat. Di samping membangun
prasarana baru, pemerintah daerah perlu juga perlu mengalokasikan
anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi
prasarana yang telah terbangun.
Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiscal dalam
mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah
cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu
dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya
dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh
karena itu, alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu
dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang
dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai
keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan
investasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah.
Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya pada
dasarnya bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi
kapasitas
belanja
pemerintah
daerah
dalam
melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya,
b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari
masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan
bidang Cipta Karya,
c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta
Karya.
5.1.
Potensi Pendanaan APBD Kabupaten
Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5
tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD
dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format
Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak
Langsung.
V-2
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
c. Pembiayaan
Daerah
meliputi:
Pembiayaan
Penerimaan
dan
Pembiayaan Pengeluaran.
V-3
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Tahun 2010
Uraian
PAD
Pajak daerah
Retribusi daerah
Hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
Dana Perimbangan
DBH
DAU
DAK
Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah
Hibah
Dana darurat
Dana bagi hasil pajak dari
Provinsi dan Pemda lainnya
Dana penyesuaian dan
otonomi khusus
Bantuan keuangan dari
Provinsi atau Pemda
lainnya
Lain-lain
TOTAL PENDAPATAN
V-4
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
8,03%
0,44%
0,40%
Jumlah
(Rp
dalam
juta)
112.158
8.752
3.622
6,93%
0,54%
0,22%
115.854
10.616
3.454
6,51%
0,60%
0,19%
141.174
26.547
9.619
6,33%
1,19%
0,43%
149.956
26.197
12.536
5,73%
1,00%
0,48%
7.500
0,54%
8.050
0,50%
10.050
0,57%
7.233
0,32%
7.233
0,28%
91.734
1.241.584
1.219.941
21.643
6,64%
89,92%
88,35%
0,00%
1,57%
91.734
1.419.854
1.214.646
186.049
19.159
5,66%
87,68%
75,00%
11,49%
1,18%
91.734
1.601.501
1.283.285
282.513
35.703
5,16%
90,06%
72,16%
15,89%
2,01%
97.776
1.984.111
1.542.733
388.866
52.511
4,39%
89,03%
69,22%
17,45%
2,36%
103.990
2.338.919
1.885.344
413.983
39.592
3,97%
89,40%
72,06%
15,82%
1,51%
28.325
2,05%
87.423
5,40%
60.973
3,43%
103.335
4,64%
127.427
4,87%
-
0,00%
0,00%
-
0,00%
0,00%
-
0,00%
0,00%
-
0,00%
0,00%
-
0,00%
0,00%
28.325
2,05%
28.325
1,75%
31.723
1,78%
53.325
2,39%
43.283
1,65%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
84.144
3,22%
-
0,00%
59.098
3,65%
29.250
1,64%
50.010
2,24%
-
0,00%
1.380.800
0,00%
100,00%
1.619.435
0,00%
100,00%
1.778.328
0,00%
100,00%
2.228.620
0,00%
100,00%
2.616.303
0,00%
100,00%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
110.891
6.085
5.572
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Sumber : www.kemenkeu.go.id, diolah, 2014
Tabel 5. 2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Tahun 2010
Uraian
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan sosial
Belanja Bagi hasil kpd
Prov/Kab/Kota dan Pemdes
Belanja Bantuan keuangan
kpd Prov/Kab/Kota dan
Pemdes
Belanja tidak terduga
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan jasa
Belanja Modal
TOTAL BELANJA
Tahun 2011
Jumlah
(Rp
%
dalam
juta)
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
472.938
29,05%
638.494
324.486
10.000
104.938
19,93%
0,00%
0,00%
0,61%
6,45%
-
Tahun 2012
Tahun 2014
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
31,09%
642.500
28,30%
650.273
25,01%
662.575
24,43%
445.589
56.835
101.242
21,70%
0,00%
0,00%
2,77%
4,93%
502.457
92.819
15.397
22,13%
0,00%
0,00%
4,09%
0,68%
505.683
96.345
6.525
19,45%
0,00%
0,00%
3,71%
0,25%
538.825
80.331
3.900
19,86%
0,00%
0,00%
2,96%
0,14%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
31.014
1,90%
29.828
1,45%
28.828
1,27%
39.720
1,53%
37.520
1,38%
2.500
0,15%
5.000
0,24%
3.000
0,13%
2.000
0,08%
2.000
0,07%
1.155.178
70,95%
1.414.999
68,91%
1.627.570
71,70%
1.949.436
74,99%
2.049.929
75,57%
143.282
239.687
772.209
8,80%
14,72%
47,43%
145.708
331.613
937.677
7,10%
16,15%
45,66%
138.213
397.124
1.092.233
6,09%
17,49%
48,11%
174.763
486.251
1.288.422
6,72%
18,70%
49,56%
165.763
559.438
1.324.728
6,11%
20,62%
48,84%
1.628.116
100,00%
2.053.493
100,00%
2.270.070
100,00%
2.599.708
100,00%
2.712.504
100,00%
Sumber : www.kemenkeu.go.id, diolah, 2014
V-5
Tahun 2013
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Tahun 2010
Uraian
Penerimaan Pembiayaan
SiLPA TA sebelumnya
Pencairan dana cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman
Daerah dan Obligasi
Daerah
Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman
Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana
Cadangan
Penyertaan Modal
(Investasi) Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman
Daerah
Pembayaran Kegiatan
Lanjutan
Pengeluaran Perhitungan
Pihak Ketiga
Pembiayaan Netto
Tahun 2011
Jumlah
(Rp
%
dalam
juta)
525.000
101,16%
525.000
101,16%
0,00%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
535.000
535.000
-
100,00%
100,00%
0,00%
-
0,00%
-
-
0,00%
-
Tahun 2012
Tahun 2014
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
550.000
550.000
-
100,00%
100,00%
0,00%
76.411
76.411
-
100,00%
100,00%
0,00%
140.000
140.000
-
100,00%
100,00%
0,00%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
6.000
1,16%
100,00%
100,00%
2.500
100,00%
7.919
100,00%
-
0,00%
-
0,00%
0,00%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
0,00%
0,00%
2.500
100,00%
7.919
100,00%
-
0,00%
6.000
1,16%
100,00%
100,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
0,00%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
0,00%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
0,00%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
519.000
100,00%
539.000
535.000
Sumber : www.kemenkeu.go.id, diolah, 2014
V-6
Tahun 2013
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
73.911
132.081
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Gambar 5. 1 Grafik Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja
dalam APBD
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan
perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir
menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan
dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya
dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan ratarata proporsi tahun-tahun sebelumnya.
V-7
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 4 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan (Dalam Milyar Rupiah)
Realisasi
Komponen APBD
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
PAD
115.854
141.174
149.956
Persentase
Pertumbuhan
Proyeksi
2015
2016
2017
2018
2019
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
14,04%
182.729
222.664
271.328
330.627
402.885
-
-
-
-
-
Dana Perimbangan
DBH
1.283.285
1.542.733
1.885.344
21,21%
2.266.514
2.724.747
3.275.624
3.937.873
4.734.014
DAU
282.513
388.866
413.983
22,05%
569.828
784.342
1.079.610
1.486.033
2.045.455
DAK
35.703
52.511
39.592
11,24%
58.232
85.647
125.970
185.275
272.502
Lain-lain Pendapatan yang
sah
60.973
103.335
127.427
46,40%
215.959
365.999
620.280
1.051.226
1.781.577
Total APBD
1.778.328
2.228.620
2.616.303
21,36%
3.278.778
4.109.000
5.149.443
6.453.338
8.087.393
Sumber : Analisa, 2014
V-8
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan
daerah dengan metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman
daerah (DSCR).
Net Public Saving
Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total
penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang
mengikat. Dengan kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia
untuk pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat
dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD,
dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan untuk melihat kemampuan
anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta Karya. Adapun rumus
perhitungan NPS adalah sebagai berikut:
V-9
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 5 Net Public Service APBD Kabupaten Rokan Hilir 2010-2014
Jumlah (dalam Juta Rupiah)
URAIAN
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
PENDAPATAN
1.380.800
1.619.435
1.778.328
2.228.620
2.616.303
Pendapatan Asli
Daerah
110.891
112.158
115.854
141.174
149.956
1.241.584
1.419.854
1.601.501
1.984.111
2.338.919
Lain-lain Pendapatan
yang Sah
28.325
87.423
60.973
103.335
127.427
BELANJA WAJIB
772.209
937.677
1.092.233
1.288.422
1.324.728
608.591
681.757
686.095
940.198
1.291.575
Dana Perimbangan
NET PUBLIC
SERVICE (NPS)
Sumber : Analisa, 2014
V - 10
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Analisis
Kemampuan
Pinjaman
Daerah
(Debt
Service
Coverage
Ratio/DSCR)
Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan
untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus
kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah
lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan
Masyarakat (obligasi). Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman
Daerah, Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan
ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun
sebelumnya;
b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk
mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.
c. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.
d. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah
Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan
atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.
Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio
kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal
dengan Debt Service Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang
berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR ini menunjukan kemampuan
pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran
kapasitas keuangan pemerintah.
V - 11
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun prasarana
permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam
melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi
belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5
tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan
infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah
ada.
Tabel 5. 6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang
Cipta Karya dalam 3 Tahun Terakhir
SEKTOR
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
(1)
(2)
(3)
(4)
Air Minum
5.150.000.000
7.703.565.998
26.938.445.000
Bangkim
20.455.479.000
116.520.593.932
70.292.111.530
PBL
122.473.477.563
496.400.000
64.778.671.620
PLP
Total Belanja Cipta
Karya APBD
% Belanja CK
terhadap APBD
500.000.000
148.578.956.563
124.720.559.930
162.223.228.150
6,55%
4,80%
5,98%
Total Belanja APBD
2.270.070.000.000
2.599.708.000.000
2.712.504.000.000
214.000.000
Sumber : Dinas CKTR, diolah, 2014
V - 12
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Gambar 5. 2 Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya Terhadap APBD
Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2014
Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana
Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan
APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen
pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya.
V - 13
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 7 Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir (dalam ribuan rupiah)
Sektor
TOTAL
Tahun
AM
PLP
Bangkim
PBL
APBN
APBD Kab
APBN
APBD Kab
APBN
APBD Kab
APBN
APBD Kab
APBN
APBD Kab
2010
250.000
300.000
-
-
622.204
-
-
-
872.204
300.000
2011
-
-
-
-
2.181.322
-
331.067
-
2.512.389
-
2012
-
1.050.000
-
-
852.471
150.000
-
850.000
852.471
2.050.000
2013
4.823.500
5.000.000
450.000
-
826.754
200.000
-
-
6.100.254
5.200.000
Sumber : Satker Randal Riau, 2014
V - 14
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
5.2.
Potensi Pendanaan APBN
Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung
jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan
infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM.
Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke
daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan
yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011).
Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis
untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di
daerah tersebut.
Tabel 5. 8 Tabel APBN Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun
Terakhir (Dalam Ribuan Rupiah)
SEKTOR
TAHUN 2010
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
Air
Minum
250.000
-
-
4.823.500
-
Bangkim
622.204
2.181.322
852.471
826.754
2.260.789
PBL
-
331.067
-
-
-
PLP
-
-
-
450.000
382.425
Total
872.204
2.512.389
852.471
6.100.254
2.643.214
Sumber : Satker Randal Riau, 2014
Realisasi pendanaan melalui dana APBN Bidang Cipta Karya di
Kabupaten Rokan Hilir terus mengalami kenaikan, hanya pada tahun 2014
mengalami penurunan. Trend naiknya pendanaan dari sumber APBN ini
didukung oleh aktifnya Satgas Randal Kabupaten Rokan Hilir dalam
menyiapkan readiness criteria sebagai syarat pengusulan kegiatan APBN
Bidang Cipta Karya.
Namun yang perlu menjadi catatan bagi Kabupaten Rokan Hilir adalah
segera menyusun Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
dan menyusun Strategi Sanitasi Kota (SSK) dengan segera mengajukan
V - 15
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
minat untuk menjadi Peserta Program Percepatan Sanitasi Perkotaan
(PPSP).
Sumber : Analisa, 2014
Tabel 5. 9 Trend Pendanaan APBN Cipta Karya di Kabupaten Rokan
Hilir
Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di
daerah,
untuk
mendukung
pendanaan
pembangunan
infrastruktur
permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus.
DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan
tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai
prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah
pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk
memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada
masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di
perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air
limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada
masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan
melalui proses pemberdayaan masyarakat.
V - 16
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria
Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi
dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.
Tabel 5. 10 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di
Kabupaten/Kota dalam 4 Tahun Terakhir (Dalam Ribuan Rupiah)
SEKTOR
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
DAK Air Minum
-
1.585.060
-
2.700.270
DAK Sanitasi
-
-
-
-
Total
-
-
-
-
Sumber : Satker Randal Riau, 2014
Berdasarkan data di atas, Kabupaten Rokan Hilir pernah mendapatkan
dana DAK untuk infrastruktur air minum pada tahun 2013 dan sesuai dengan
hasil rencana pembahasan DAK untuk tahun 2015, pagu dana untuk dana
DAK di bidang infratruktur air minum tahun 2015 sebesar 2,7 milyar rupiah.
5.3.
Alternatif Sumber Pendanaan
5.3.1. Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya
dalam 5 tahun
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi,
yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social
oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun
sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada
beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang
Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja
keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat
kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat
menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta
Karya.
V - 17
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di
bidang Cipta Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek
operasi dan aspek sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM, indikator
tersebut telah ditetapkan BPP-SPAM untuk diketahui apakah perusahaan
daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit.
Di Kabupaten Rokan Hilir belum memiliki PDAM. Pengelolaan air minum
masih dikelola oleh UPT Air Minum di bawah naungan Seksi Air Bersih
Bidang Cipta Karya Dinas CKTR.
5.3.2. Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah
Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak
dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah
maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya
memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan.
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Indragiri pada saat ini masih dalam
kondisi kurang sehat, dan perlu penyertaan modal serta bantuan dari
Pemerintah daerah Kabupaten Indragiri Hilir, sehingga dirasa belum
memungkinkan untuk pembiayaan dalam pembangunan bidang cipta karya.
5.3.3. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber
dari Swasta
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki
pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam
pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah
dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi costrecovery atau
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery.
Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun
2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam
Penyediaan Infrastruktur serta PermenPPN No. 3 Tahun 2012 Tentang
Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam
Penyediaan
Infrastruktur.
Sedangkan
landasan
hukum
untuk
pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
V - 18
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 11 Perkembangan KPS Bidang CK dalam 5 Tahun Terakhir
Komponen Satuan Nilai Skema
KPS
Volume (Rp)
KPS
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
AM
PBL
Bangkim
PLP
Tidak terdapat KPS di Rokan Hilir dalam 5 tahun terakhir.
Kegiatan
Tahun
Ket
(7)
-
5.3.4. Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK
Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah
Daerah perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan
dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya
untuk ditawarkan ke pihak swasta.
Tabel 5. 12 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam
5 Tahun Ke Depan
Nama Kegiatan
(1)
Deskripsi
kegiatan
(2)
Biaya
kegiatan
(3)
Kelayakan
finansial
(4)
keterangan
(5)
Untuk sementara ini belum direncanakan untuk pembiayaan melalui Kerja
sama pemerintah swasta dalam pendanaan pembangunan di bidang cipta
karya.
V - 19
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
5.4.
Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis
tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur
Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah,
perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu
dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya
dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan
program dan kegiatan yang ada dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya dapat
dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan.
Dari hasil analisis dapat diperoleh kesimpulan pembangunan bidang cipta
karya di Rokan Hilir dapat dilakukan menggunakan melalui sumber
pendanaan APBN dan APBD Kabupaten. Sumber pendanaan melalui APBD
Provinsi juga masih dapat diperhitungkan, namun dikarenakan keterbatasan
data, maka belum dapat dianalisa untuk sumber pendanaan melalui APBD
Provinsi.
Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah
dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan
program yang ada dalam RPI2-JM, maka Pemerintah Daerah perlu
menyusun
suatu
pembangunan
set
strategi
infrastruktur
untuk
meningkatkan
permukiman.
Adapun
pendanaan
strategi
bagi
peningkatan
investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya meliputi:
1. Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan
anggaran;
3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;
4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam
pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;
5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi
infrastruktur permukiman yang sudah ada;
6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.
V - 20
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BAB V – KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG
CIPTA KARYA ........................................................................................................................................... 1
5.1.
Potensi Pendanaan APBD Kabupaten ................................................................ 2
5.2.
Potensi Pendanaan APBN ....................................................................................... 15
5.3.
Alternatif Sumber Pendanaan ................................................................................ 17
5.3.1.
Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta
Karya dalam 5 tahun .............................................................................................................. 17
5.3.2.
Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah .................................. 18
5.3.3.
Perkembangan
Investasi
Pembangunan
Cipta
Karya
Bersumber dari Swasta ........................................................................................................ 18
5.3.4.
Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK .... 19
5.4.
Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya.................................. 20
V - 21
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir........... 4
Tabel 5. 2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir .................... 5
Tabel 5. 3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir......... 6
Gambar 5. 1 Grafik Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja dalam
APBD ............................................................................................................................................................. 7
Tabel 5. 4 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan (Dalam
Milyar Rupiah) ......................................................................................................................................... 8
Tabel 5. 5 Net Public Service APBD Kabupaten Rokan Hilir 2010-2014 ........ 10
Tabel 5. 6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta
Karya dalam 3 Tahun Terakhir..................................................................................................... 12
Gambar 5. 2 Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya Terhadap APBD Kabupaten
Rokan Hilir Tahun 2014 ................................................................................................................... 13
Tabel 5. 7 Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir (dalam ribuan
rupiah) ...................................................................................................................................................... 14
Tabel 5. 8 Tabel APBN Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun
Terakhir (Dalam Ribuan Rupiah) ................................................................................................ 15
Tabel 5. 9 Trend Pendanaan APBN Cipta Karya di Kabupaten Rokan Hilir ... 16
Tabel
5.
10
Perkembangan
DAK
Infrastruktur
Cipta
Karya
di
Kabupaten/Kota dalam 4 Tahun Terakhir (Dalam Ribuan Rupiah) .......................... 17
Tabel 5. 11 Perkembangan KPS Bidang CK dalam 5 Tahun Terakhir ............... 19
Tabel 5. 12 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun
Ke Depan.................................................................................................................................................. 19
V - 22
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
BAB V – KERANGKA STRATEGI
PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG
CIPTA KARYA
Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan
bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/ Kota terus didorong untuk
meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas
V-1
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
lingkungan permukiman di daerah meningkat. Di samping membangun
prasarana baru, pemerintah daerah perlu juga perlu mengalokasikan
anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi
prasarana yang telah terbangun.
Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiscal dalam
mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah
cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu
dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya
dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh
karena itu, alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu
dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang
dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai
keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan
investasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah.
Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya pada
dasarnya bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi
kapasitas
belanja
pemerintah
daerah
dalam
melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya,
b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari
masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan
bidang Cipta Karya,
c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta
Karya.
5.1.
Potensi Pendanaan APBD Kabupaten
Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5
tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD
dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format
Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak
Langsung.
V-2
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
c. Pembiayaan
Daerah
meliputi:
Pembiayaan
Penerimaan
dan
Pembiayaan Pengeluaran.
V-3
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Tahun 2010
Uraian
PAD
Pajak daerah
Retribusi daerah
Hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
Dana Perimbangan
DBH
DAU
DAK
Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah
Hibah
Dana darurat
Dana bagi hasil pajak dari
Provinsi dan Pemda lainnya
Dana penyesuaian dan
otonomi khusus
Bantuan keuangan dari
Provinsi atau Pemda
lainnya
Lain-lain
TOTAL PENDAPATAN
V-4
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
8,03%
0,44%
0,40%
Jumlah
(Rp
dalam
juta)
112.158
8.752
3.622
6,93%
0,54%
0,22%
115.854
10.616
3.454
6,51%
0,60%
0,19%
141.174
26.547
9.619
6,33%
1,19%
0,43%
149.956
26.197
12.536
5,73%
1,00%
0,48%
7.500
0,54%
8.050
0,50%
10.050
0,57%
7.233
0,32%
7.233
0,28%
91.734
1.241.584
1.219.941
21.643
6,64%
89,92%
88,35%
0,00%
1,57%
91.734
1.419.854
1.214.646
186.049
19.159
5,66%
87,68%
75,00%
11,49%
1,18%
91.734
1.601.501
1.283.285
282.513
35.703
5,16%
90,06%
72,16%
15,89%
2,01%
97.776
1.984.111
1.542.733
388.866
52.511
4,39%
89,03%
69,22%
17,45%
2,36%
103.990
2.338.919
1.885.344
413.983
39.592
3,97%
89,40%
72,06%
15,82%
1,51%
28.325
2,05%
87.423
5,40%
60.973
3,43%
103.335
4,64%
127.427
4,87%
-
0,00%
0,00%
-
0,00%
0,00%
-
0,00%
0,00%
-
0,00%
0,00%
-
0,00%
0,00%
28.325
2,05%
28.325
1,75%
31.723
1,78%
53.325
2,39%
43.283
1,65%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
84.144
3,22%
-
0,00%
59.098
3,65%
29.250
1,64%
50.010
2,24%
-
0,00%
1.380.800
0,00%
100,00%
1.619.435
0,00%
100,00%
1.778.328
0,00%
100,00%
2.228.620
0,00%
100,00%
2.616.303
0,00%
100,00%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
110.891
6.085
5.572
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Sumber : www.kemenkeu.go.id, diolah, 2014
Tabel 5. 2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Tahun 2010
Uraian
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan sosial
Belanja Bagi hasil kpd
Prov/Kab/Kota dan Pemdes
Belanja Bantuan keuangan
kpd Prov/Kab/Kota dan
Pemdes
Belanja tidak terduga
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan jasa
Belanja Modal
TOTAL BELANJA
Tahun 2011
Jumlah
(Rp
%
dalam
juta)
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
472.938
29,05%
638.494
324.486
10.000
104.938
19,93%
0,00%
0,00%
0,61%
6,45%
-
Tahun 2012
Tahun 2014
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
31,09%
642.500
28,30%
650.273
25,01%
662.575
24,43%
445.589
56.835
101.242
21,70%
0,00%
0,00%
2,77%
4,93%
502.457
92.819
15.397
22,13%
0,00%
0,00%
4,09%
0,68%
505.683
96.345
6.525
19,45%
0,00%
0,00%
3,71%
0,25%
538.825
80.331
3.900
19,86%
0,00%
0,00%
2,96%
0,14%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
31.014
1,90%
29.828
1,45%
28.828
1,27%
39.720
1,53%
37.520
1,38%
2.500
0,15%
5.000
0,24%
3.000
0,13%
2.000
0,08%
2.000
0,07%
1.155.178
70,95%
1.414.999
68,91%
1.627.570
71,70%
1.949.436
74,99%
2.049.929
75,57%
143.282
239.687
772.209
8,80%
14,72%
47,43%
145.708
331.613
937.677
7,10%
16,15%
45,66%
138.213
397.124
1.092.233
6,09%
17,49%
48,11%
174.763
486.251
1.288.422
6,72%
18,70%
49,56%
165.763
559.438
1.324.728
6,11%
20,62%
48,84%
1.628.116
100,00%
2.053.493
100,00%
2.270.070
100,00%
2.599.708
100,00%
2.712.504
100,00%
Sumber : www.kemenkeu.go.id, diolah, 2014
V-5
Tahun 2013
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Tahun 2010
Uraian
Penerimaan Pembiayaan
SiLPA TA sebelumnya
Pencairan dana cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman
Daerah dan Obligasi
Daerah
Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman
Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana
Cadangan
Penyertaan Modal
(Investasi) Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman
Daerah
Pembayaran Kegiatan
Lanjutan
Pengeluaran Perhitungan
Pihak Ketiga
Pembiayaan Netto
Tahun 2011
Jumlah
(Rp
%
dalam
juta)
525.000
101,16%
525.000
101,16%
0,00%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
535.000
535.000
-
100,00%
100,00%
0,00%
-
0,00%
-
-
0,00%
-
Tahun 2012
Tahun 2014
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
Jumlah
(Rp dalam
juta)
%
550.000
550.000
-
100,00%
100,00%
0,00%
76.411
76.411
-
100,00%
100,00%
0,00%
140.000
140.000
-
100,00%
100,00%
0,00%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
6.000
1,16%
100,00%
100,00%
2.500
100,00%
7.919
100,00%
-
0,00%
-
0,00%
0,00%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
0,00%
0,00%
2.500
100,00%
7.919
100,00%
-
0,00%
6.000
1,16%
100,00%
100,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
0,00%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
0,00%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
0,00%
0,00%
-
0,00%
-
0,00%
519.000
100,00%
539.000
535.000
Sumber : www.kemenkeu.go.id, diolah, 2014
V-6
Tahun 2013
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
73.911
132.081
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Gambar 5. 1 Grafik Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja
dalam APBD
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan
perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir
menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan
dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya
dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan ratarata proporsi tahun-tahun sebelumnya.
V-7
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 4 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan (Dalam Milyar Rupiah)
Realisasi
Komponen APBD
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
PAD
115.854
141.174
149.956
Persentase
Pertumbuhan
Proyeksi
2015
2016
2017
2018
2019
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
14,04%
182.729
222.664
271.328
330.627
402.885
-
-
-
-
-
Dana Perimbangan
DBH
1.283.285
1.542.733
1.885.344
21,21%
2.266.514
2.724.747
3.275.624
3.937.873
4.734.014
DAU
282.513
388.866
413.983
22,05%
569.828
784.342
1.079.610
1.486.033
2.045.455
DAK
35.703
52.511
39.592
11,24%
58.232
85.647
125.970
185.275
272.502
Lain-lain Pendapatan yang
sah
60.973
103.335
127.427
46,40%
215.959
365.999
620.280
1.051.226
1.781.577
Total APBD
1.778.328
2.228.620
2.616.303
21,36%
3.278.778
4.109.000
5.149.443
6.453.338
8.087.393
Sumber : Analisa, 2014
V-8
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan
daerah dengan metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman
daerah (DSCR).
Net Public Saving
Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total
penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang
mengikat. Dengan kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia
untuk pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat
dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD,
dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan untuk melihat kemampuan
anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta Karya. Adapun rumus
perhitungan NPS adalah sebagai berikut:
V-9
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 5 Net Public Service APBD Kabupaten Rokan Hilir 2010-2014
Jumlah (dalam Juta Rupiah)
URAIAN
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
PENDAPATAN
1.380.800
1.619.435
1.778.328
2.228.620
2.616.303
Pendapatan Asli
Daerah
110.891
112.158
115.854
141.174
149.956
1.241.584
1.419.854
1.601.501
1.984.111
2.338.919
Lain-lain Pendapatan
yang Sah
28.325
87.423
60.973
103.335
127.427
BELANJA WAJIB
772.209
937.677
1.092.233
1.288.422
1.324.728
608.591
681.757
686.095
940.198
1.291.575
Dana Perimbangan
NET PUBLIC
SERVICE (NPS)
Sumber : Analisa, 2014
V - 10
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Analisis
Kemampuan
Pinjaman
Daerah
(Debt
Service
Coverage
Ratio/DSCR)
Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan
untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus
kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah
lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan
Masyarakat (obligasi). Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman
Daerah, Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan
ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun
sebelumnya;
b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk
mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.
c. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.
d. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah
Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan
atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.
Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio
kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal
dengan Debt Service Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang
berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR ini menunjukan kemampuan
pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran
kapasitas keuangan pemerintah.
V - 11
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun prasarana
permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam
melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi
belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5
tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan
infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah
ada.
Tabel 5. 6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang
Cipta Karya dalam 3 Tahun Terakhir
SEKTOR
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
(1)
(2)
(3)
(4)
Air Minum
5.150.000.000
7.703.565.998
26.938.445.000
Bangkim
20.455.479.000
116.520.593.932
70.292.111.530
PBL
122.473.477.563
496.400.000
64.778.671.620
PLP
Total Belanja Cipta
Karya APBD
% Belanja CK
terhadap APBD
500.000.000
148.578.956.563
124.720.559.930
162.223.228.150
6,55%
4,80%
5,98%
Total Belanja APBD
2.270.070.000.000
2.599.708.000.000
2.712.504.000.000
214.000.000
Sumber : Dinas CKTR, diolah, 2014
V - 12
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Gambar 5. 2 Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya Terhadap APBD
Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2014
Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana
Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan
APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen
pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya.
V - 13
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 7 Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir (dalam ribuan rupiah)
Sektor
TOTAL
Tahun
AM
PLP
Bangkim
PBL
APBN
APBD Kab
APBN
APBD Kab
APBN
APBD Kab
APBN
APBD Kab
APBN
APBD Kab
2010
250.000
300.000
-
-
622.204
-
-
-
872.204
300.000
2011
-
-
-
-
2.181.322
-
331.067
-
2.512.389
-
2012
-
1.050.000
-
-
852.471
150.000
-
850.000
852.471
2.050.000
2013
4.823.500
5.000.000
450.000
-
826.754
200.000
-
-
6.100.254
5.200.000
Sumber : Satker Randal Riau, 2014
V - 14
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
5.2.
Potensi Pendanaan APBN
Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung
jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan
infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM.
Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke
daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan
yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011).
Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis
untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di
daerah tersebut.
Tabel 5. 8 Tabel APBN Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun
Terakhir (Dalam Ribuan Rupiah)
SEKTOR
TAHUN 2010
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
Air
Minum
250.000
-
-
4.823.500
-
Bangkim
622.204
2.181.322
852.471
826.754
2.260.789
PBL
-
331.067
-
-
-
PLP
-
-
-
450.000
382.425
Total
872.204
2.512.389
852.471
6.100.254
2.643.214
Sumber : Satker Randal Riau, 2014
Realisasi pendanaan melalui dana APBN Bidang Cipta Karya di
Kabupaten Rokan Hilir terus mengalami kenaikan, hanya pada tahun 2014
mengalami penurunan. Trend naiknya pendanaan dari sumber APBN ini
didukung oleh aktifnya Satgas Randal Kabupaten Rokan Hilir dalam
menyiapkan readiness criteria sebagai syarat pengusulan kegiatan APBN
Bidang Cipta Karya.
Namun yang perlu menjadi catatan bagi Kabupaten Rokan Hilir adalah
segera menyusun Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
dan menyusun Strategi Sanitasi Kota (SSK) dengan segera mengajukan
V - 15
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
minat untuk menjadi Peserta Program Percepatan Sanitasi Perkotaan
(PPSP).
Sumber : Analisa, 2014
Tabel 5. 9 Trend Pendanaan APBN Cipta Karya di Kabupaten Rokan
Hilir
Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di
daerah,
untuk
mendukung
pendanaan
pembangunan
infrastruktur
permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus.
DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan
tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai
prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah
pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk
memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada
masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di
perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air
limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada
masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan
melalui proses pemberdayaan masyarakat.
V - 16
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria
Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi
dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.
Tabel 5. 10 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di
Kabupaten/Kota dalam 4 Tahun Terakhir (Dalam Ribuan Rupiah)
SEKTOR
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
DAK Air Minum
-
1.585.060
-
2.700.270
DAK Sanitasi
-
-
-
-
Total
-
-
-
-
Sumber : Satker Randal Riau, 2014
Berdasarkan data di atas, Kabupaten Rokan Hilir pernah mendapatkan
dana DAK untuk infrastruktur air minum pada tahun 2013 dan sesuai dengan
hasil rencana pembahasan DAK untuk tahun 2015, pagu dana untuk dana
DAK di bidang infratruktur air minum tahun 2015 sebesar 2,7 milyar rupiah.
5.3.
Alternatif Sumber Pendanaan
5.3.1. Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya
dalam 5 tahun
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi,
yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social
oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun
sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada
beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang
Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja
keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat
kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat
menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta
Karya.
V - 17
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di
bidang Cipta Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek
operasi dan aspek sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM, indikator
tersebut telah ditetapkan BPP-SPAM untuk diketahui apakah perusahaan
daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit.
Di Kabupaten Rokan Hilir belum memiliki PDAM. Pengelolaan air minum
masih dikelola oleh UPT Air Minum di bawah naungan Seksi Air Bersih
Bidang Cipta Karya Dinas CKTR.
5.3.2. Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah
Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak
dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah
maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya
memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan.
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Indragiri pada saat ini masih dalam
kondisi kurang sehat, dan perlu penyertaan modal serta bantuan dari
Pemerintah daerah Kabupaten Indragiri Hilir, sehingga dirasa belum
memungkinkan untuk pembiayaan dalam pembangunan bidang cipta karya.
5.3.3. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber
dari Swasta
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki
pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam
pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah
dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi costrecovery atau
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery.
Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun
2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam
Penyediaan Infrastruktur serta PermenPPN No. 3 Tahun 2012 Tentang
Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam
Penyediaan
Infrastruktur.
Sedangkan
landasan
hukum
untuk
pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
V - 18
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 11 Perkembangan KPS Bidang CK dalam 5 Tahun Terakhir
Komponen Satuan Nilai Skema
KPS
Volume (Rp)
KPS
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
AM
PBL
Bangkim
PLP
Tidak terdapat KPS di Rokan Hilir dalam 5 tahun terakhir.
Kegiatan
Tahun
Ket
(7)
-
5.3.4. Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK
Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah
Daerah perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan
dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya
untuk ditawarkan ke pihak swasta.
Tabel 5. 12 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam
5 Tahun Ke Depan
Nama Kegiatan
(1)
Deskripsi
kegiatan
(2)
Biaya
kegiatan
(3)
Kelayakan
finansial
(4)
keterangan
(5)
Untuk sementara ini belum direncanakan untuk pembiayaan melalui Kerja
sama pemerintah swasta dalam pendanaan pembangunan di bidang cipta
karya.
V - 19
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
5.4.
Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis
tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur
Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah,
perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu
dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya
dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan
program dan kegiatan yang ada dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya dapat
dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan.
Dari hasil analisis dapat diperoleh kesimpulan pembangunan bidang cipta
karya di Rokan Hilir dapat dilakukan menggunakan melalui sumber
pendanaan APBN dan APBD Kabupaten. Sumber pendanaan melalui APBD
Provinsi juga masih dapat diperhitungkan, namun dikarenakan keterbatasan
data, maka belum dapat dianalisa untuk sumber pendanaan melalui APBD
Provinsi.
Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah
dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan
program yang ada dalam RPI2-JM, maka Pemerintah Daerah perlu
menyusun
suatu
pembangunan
set
strategi
infrastruktur
untuk
meningkatkan
permukiman.
Adapun
pendanaan
strategi
bagi
peningkatan
investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya meliputi:
1. Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan
anggaran;
3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;
4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam
pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;
5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi
infrastruktur permukiman yang sudah ada;
6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.
V - 20
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BAB V – KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG
CIPTA KARYA ........................................................................................................................................... 1
5.1.
Potensi Pendanaan APBD Kabupaten ................................................................ 2
5.2.
Potensi Pendanaan APBN ....................................................................................... 15
5.3.
Alternatif Sumber Pendanaan ................................................................................ 17
5.3.1.
Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta
Karya dalam 5 tahun .............................................................................................................. 17
5.3.2.
Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah .................................. 18
5.3.3.
Perkembangan
Investasi
Pembangunan
Cipta
Karya
Bersumber dari Swasta ........................................................................................................ 18
5.3.4.
Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK .... 19
5.4.
Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya.................................. 20
V - 21
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 5. 1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir........... 4
Tabel 5. 2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir .................... 5
Tabel 5. 3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir......... 6
Gambar 5. 1 Grafik Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja dalam
APBD ............................................................................................................................................................. 7
Tabel 5. 4 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan (Dalam
Milyar Rupiah) ......................................................................................................................................... 8
Tabel 5. 5 Net Public Service APBD Kabupaten Rokan Hilir 2010-2014 ........ 10
Tabel 5. 6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta
Karya dalam 3 Tahun Terakhir..................................................................................................... 12
Gambar 5. 2 Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya Terhadap APBD Kabupaten
Rokan Hilir Tahun 2014 ................................................................................................................... 13
Tabel 5. 7 Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir (dalam ribuan
rupiah) ...................................................................................................................................................... 14
Tabel 5. 8 Tabel APBN Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun
Terakhir (Dalam Ribuan Rupiah) ................................................................................................ 15
Tabel 5. 9 Trend Pendanaan APBN Cipta Karya di Kabupaten Rokan Hilir ... 16
Tabel
5.
10
Perkembangan
DAK
Infrastruktur
Cipta
Karya
di
Kabupaten/Kota dalam 4 Tahun Terakhir (Dalam Ribuan Rupiah) .......................... 17
Tabel 5. 11 Perkembangan KPS Bidang CK dalam 5 Tahun Terakhir ............... 19
Tabel 5. 12 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun
Ke Depan.................................................................................................................................................. 19
V - 22
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir