Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division [stad] dalam meningkatkan partisipasi, motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran IPS ekonomi siswa kelas VII B SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta thn ajaran 2007..

  

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI, MOTIVASI DAN PRESTASI

BELAJAR MATA PELAJARAN IPS EKONOMI SISWA KELAS VII B

  

SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2007/2008

(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

  

Oleh :

MARIA DWI RETNO SARI

041324008

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 22 Mei 2008 Penulis Maria Dwi Retno Sari

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Dwi Retno Sari Nomor Mahasiswa : 041324008

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul

  

Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Divisons (STAD) dalam Meningkatkan Partisipasi, Motivasi, dan

Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Ekonomi Siswa Kelas VII B SMP Taman

Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 (Sebuah

Penelitian Tindakan Kelas)

  Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, 22 Mei 2008 Yang Menyatakan (Maria Dwi Retno Sari)

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN

  o Jangan selalu melihat ke atas namun lihatlah ke bawah maka kamu akan bersyukur atas semua karunia yang telah kamu nikmati (Nasehat Ibu diwaktu o ku kecil).

  Jangan pernah mengikuti arus selama masih bisa menciptakan arusmu sendiri.

  Skripsi ini kupersembahkan untuk :

  Y

  Embahku di surga

  Y

  Bapak dan Ibu tersayang

  Y

  Mas Budi dan De’Asih

  Y

  Arjuna ku tercinta

  ABSTRAK PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

  DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI, MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS EKONOMI SISWA KELAS VII B SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA

  TAHUN AJARAN 2007/2008 (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)

  MARIA DWI RETNO SARI O41324008 Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2008

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada peningkatan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta pada bulan Februari-Maret 2008. Subjek dalam penelitian ini adalah guru IPS Ekonomi sedangkan objek penelitian yaitu partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

  Masing- masing variable diukur dengan menggunakan instrument yang berbeda. Partisipasi diukur menggunakan observasi, motivasi menggunakan kuesioner, dan prestasi menggunakan nilai ulangan. Target keberhasilan partisipasi yaitu 60% siswa dari jumlah keseluruhan siswa (24 siswa) berpartisipasi dalam pembelajaran di kelas. Target keberhasilan motivasi yaitu 60% siswa dari jumlah keseluruhan siswa (24 siswa) memiliki tingkat motivasi sangat tinggi. Target keberhasilan prestasi yaitu 60% siswa dari jumlah keseluruhan siswa (24 siswa) mengalami ketuntasan belajar.

  Hasil dari penelitian ini adalah: 1) metode pembela jaran kooperatif tipe STAD meningkatkan partisipasi siswa: sebelum implementasi hanya 12 siswa saja yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran, setelah implementasi semua siswa (24 siswa) turut berpartisipasi di dalam pembelajaran; 2) metode pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan motivasi siswa, sebelum implementasi hanya 1 siswa yang memiliki tingkat motivasi sangat tinggi sedangkan sesudah implementasi tindakan menjadi 17 siswa; dan 3) metode pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan prestasi belajar siswa, sebelum implementasi siswa

  ABSTRACT THE USAGE OF COOPERATIVE LEARNING METHOD,

  TYPE OF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD),

  IN ORDER TO INCREASE PARTICIPATION, MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING ECONOMICS

  A Case Study of the Seven Grade Students of Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Junior High School Yogyakarta in 2007/2008 School Year

  Maria Dwi Retno Sari 041324008

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  2008 The purpose of this research is to analyze whether there is an improvement of student’s participation, motivation and learning achievement by using cooperative learning method STAD type. This research is a class action research, a research of the action which is done in order to improve the quality of learning practice in the economics class. This research was done in Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Junior High School Yogyakarta in February and March 2008. The subjects of this research are the teachers of Economics, whereas the objects of this research are learning participation, motivation and learning achievement which apply cooperative learning method STAD type.

  Each variable is measured by using different instruments. Participation is measured by using observation; motivation is measured by using questionnaire, and achievement is measured by using examination’s mark. The target of the participation’s success is 60% from 24 students. The whole of the students participated in class learning activities. The target of the motivation’s success is 60% which indicates that the students out of 24 students have very high learning motivations. The target of the achievement’s success is 60% which indicates that the students out of 24 students get the learning success.

  The results of this research show that: 1) cooperative learning method STAD type improves student’s participation; before the implementations there were only 12 students participating in the learning process, after the implementations all of the students (24 students) participated in the learning process; 2) cooperative learning method STAD type improves the student’s motivation, before the implementation there was only one student who had a very high motivation index and after the implementation became 17 students; and 3) cooperative learning method STAD type improves the students’ learning achievement, before the implementation the students who got learning success were 7 students but after the implementation the students who got learning success became 18 students.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga atas segala bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini membutuhkan bantuan dari banyak pihak sehingga dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada: 1.

  Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

  3. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 4. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas kesempatan konsultasi yang berlimpah.

  5. Drs. P. A. Rubiyanto, selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas bantuan Bapak serta nasehat-nasehatnya selama ini.

  6. Yohanes Maria Vianney Mudayen, S.Pd., Terima kasih untuk kritik, saran serta koreksinya.

  7. Indra Darmawan, S.E., M.Si., yang telah memberikan CD STAD dan model- model pembelajaran yang efektif kepada penulis.

  8. Mbak Titin selaku staf sekretariat Prodi PE yang telah banyak membantu,

  9. Ki Drs. Tri Widiyanto selaku Kepala Sekolah SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di SMP TD-IP.

  10. Nyi Dra. Sri Rahayu selaku guru pamong IPS Ekonomi SMP TD-IP. Terima kasih atas kerjasama yang baik selama ini.

  11. Ki Trisno S., selaku Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum atas bantuan dan informasi yang diberikan kepada penulis.

  12. Siswa-siswi VII B SMP TD-IP, terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang baik sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

  13. Embahku tersayang yang telah mengasuh dan mendidikku sejak kecil.

  14. Bapak dan Ibu atas kasih sayang, cinta, perhatian dan untaian doa yang tidak pernah berhenti. Kasih dan doa Bapak Ibu adalah sumber kekuatanku untuk melangkah.

  15. Mas Budi dan De’Asih atas doa dan dukungannya selama ini.

  16. Mas Juna tercinta yang selalu menemani saat suka dan duka. Terima kasih

  untuk hari- hari yang kita lalui bersama. I love you babe…. ? 17. Pakde dan Bude Titik Riptadi, Sr. Maria Krista, FSGM, Rm. FX.

  Dhartawardaya, SCJ serta Bude Ani atas nasehat, dukungan, dan doanya.

  18. Bapak dan Ibu di Nyarumkop Kalimantan Barat atas doa-doanya.

  19. Asteria Tri Hatminingsih dan Guntur Bayu Jati Kusumo atas persahabatan dan persaudaraan yang tulus. Terima kasih telah mengganggapku sebagai saudara.

  Sampai kapan pun, tidak akan ada yang pernah bisa menggantikan kalian di

  20. Rosalia Candra Kristiyani dan Caesilia Puji Astuti atas persahabatannya selama ini. Terima kasih karena kalian telah mewarnai hari- hariku sehingga menjadi lebih berwarna.

  21. Om Erisius Erimayanto yang telah menemaniku mengurus ijin penelitian, meminjami ku laptop untuk presentasi dan mem-back up powerpoint ku.

  Makasih banget ya Om… 22. Mbak Utik dan Mas Naryo yang memberiku semangat serta membuat ku selalu tertawa saat aku penat mengerjakan skripsi.

  23. Keluarga Pakde Prono di Nanggulan, terima kasih atas bantuan dan doanya.

  Terima kasih karena sudah mengganggap ku sebagai bagian dari keluarga.

  24. Teman-teman Pendidikan Ekonomi 04 atas persahabatan yang terjalin selama ini. Ayo, siapa nyusul lulus?

  25. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam penyusunan skripsi yang akan datang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

  Penulis

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………... ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………….. iv PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA …………………………………….. v MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………….. vi ABSTRAK ……………………………………………………………………vii

  ……………………………………………………………………viii

  ABSTRACT

  KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. ix DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xii DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xv DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….. xvii

  BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………1 B. Batasan Masalah ……………………………………………………5 C. Rumusan Masalah …………………………………………………..5 D. Tujuan Penelitian …………………………………………………...6 E. Manfaat Penelitian ………………………………………………….6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….8 A. Paradigma Baru Pembelajaran di Sekolah ………………………….8

  C.

  Partisipasi ………………………………………………………….20 D.

  Motivasi ……………………………………………………………22 E. Prestasi ……………………………………………………………..29 F. Penelitian Terdahulu ……………………………………………….30 G.

  Kerangka Pemikiran ……………………………………………….31 H. Hipotesis Penelitian ………………………………………………..33

  BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………. 34 A. Jenis Penelitian …………………………………………………… 34 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………....34 C. Subjek dan Objek Penelitian ………………………………………35 D. Variabel Penelitian ………………………………………………...35 E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………...35 F. Teknik Analisis Data ……………………………………………. 36 G. Siklus Penelitian Tindakan Kelas …………………………………44 BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ………………………………… 46 A. Visi dan Misi Sekolah …………………………………………… 46 B. Lingkungan Fisik Sekolah ………………………………………. 47 C. Kurikulum Sekolah ……………………………………………… 48 D. Jumlah Siswa TA.2007/2008 ……………………………………. 53 E. Organisasi Sekolah ………………………………………………. 54 F. Sistem Pendidikan Sekolah ……………………………………… 55

  BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………….. 57 A. Siklus Pertama …………………………………………………... 57 1. Perencanaan …………………………………………………. 57 2. Tindakan …………………………………………………….. 68 3. Pengamatan ………………………………………………….. 73 4. Refleksi ……………………………………………………… 85 B. Siklus Kedua …………………………………………………….. 87 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………….. 88 A. Kesimpulan ……………………………………………………… 88 B. Saran Bagi Guru Pamong ………………………………………... 89 C. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ………………………………. 90 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Tabel II.1 Pembagian Kelompok ……………………………………………. 20 Tabel III.1 Indikator Keberhasilan Prestasi ………………………………….. 36 Tabel III.2 Indikator Motivasi Belajar ……………………………………….. 38 Tabel III.3 Kriteria Motivasi Belajar ………………………………………… 40 Tabel III.4 Kisi-Kisi Kuesioner ……………………………………………… 40 Tabel III.5 Contoh Panduan Skor Perkembangan …………………………… 42 Tabel III.6 Contoh Penilaian Model STAD …………………………………. 42 Tabel III.7 Contoh Lembar Nilai Kelompok ………………………………… 43 Tabel III.8 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ……………………………….. 44 Tabel IV.1 Struktur Kurikulum SMP TD-IP ………………………………… 49 Tabel IV.2 Jumlah Siswa TA. 2007/2008 …………………………………… 53 Tabel V.1 Hasil Observasi Partisipasi Based Line ………………. ……….... 59 Tabel V.2 Hasil Kuesioner Belajar Based Line …………………………….. 63 Tabel V.3 Nilai Ulangan Based Line ……………………………………….. 64 Tabel V.4 Daftar Pembagian Kelompok ……………………………………. 66 Tabel V.5 Penilaian Model STAD ………………………………………….. 67 Tabel V.6 Lembar Nilai Kelompok …………………………………………. 68 Tabel V.7 Hasil Partisipasi Pada Saat Implementasi Tindakan ……………... 73 Tabel V.8 Rekap Hasil Partisipasi …………………………………………… 78 Tabel V.9 Hasil Kuesioner Sesudah Implementasi Tindakan ……………….. 81

  Tabel V.11 Hasil Tes Siswa Sesudah Implementasi Tindakan …………….. 82 Tabel V.12 Rekap Hasil Tes Siswa ………………………………………… 83 Tabel V.13 Rekap Hasil Ketercapaian Variabel Penelitian ………………... 84

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Kuesioner

  2. Lembar Observasi

  3. Pedoman Wawancara

  4. Skor Motivasi

  5. Rencana Pelaksanaan Pengajaran

6. Handout

  7. Lembar Penilaian Model STAD

  8. Surat Ijin Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sedang berada dalam taraf membangun

  sehingga membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya yang berkualitas yaitu melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan memainkan peranan yang sangat penting karena pendidikan mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang semakin berperan secara mantap di dalam kehidupan.

  Oleh karena itu, tugas seorang guru tidaklah mudah. Seorang guru harus menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menc iptakan kondisi belajar mengajar yang dapat menghantarkan peserta didik sampai ke tujuan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa guru dan siswa kerap kali menemukan berbagai kesulitan yang menghambat berlangsungnya proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong IPS Ekonomi kelas VII B dapat diketahui bahwa kesulitan belajar yang terjadi di dalam kelas tersebut bersumber pada dua hal yaitu:

1. Kondisi siswa

  Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong diketahui bahwa tingkat partisipasi siswa, motivasi siswa, dan prestasi belajar siswa kelas VII B pada mata pelajaran IPS Ekonomi cukup rendah. Menurut guru pamong, tingkat partisipasi siswa yang rendah ditandai dengan: (1) siswa tidak ada yang mengerjakan tugas, baik tugas yang diberikan untuk dikerjakan di kelas maupun tugas yang harus dikerjakan di rumah; (2) siswa tidak ada yang mau bertanya ketika belum memahami materi pelajaran; (3) siswa tidak ada yang menjawab ketika guru mengajukan pertanyaan; (4) siswa enggan untuk bergabung dalam kelompok yang telah dibentuk oleh guru; (5) siswa saling mengganggu teman yang lain; dan (6) siswa saling ribut send iri ketika guru sedang mnejelaskan materi pelajaran.

  Menurut guru pamong, tingkat motivasi siswa yang rendah ditandai dengan: (1) siswa malas belajar untuk belajar, kalaupun belajar hanya menjelang ujian saja; (2) siswa malas untuk mengikuti pelajaran, kemalasan siswa ini tampak dalam seringnya siswa terlambat masuk kelas dan tidak masuk sekolah; (3) siswa merasa puas dengan nilai yang sudah diperolehnya sehingga tidak mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi; (4) siswa cepat mudah menyerah ketika mengerjakan soal yang sulit; dan (5) siswa tidak mau mengerjakan tugas jika tidak diimingi- imingi dengan pemberian tambahan nilai atau hadiah.

  Menurut guru pamong, hasil prestasi siswa kelas VII B pada mata

  pelajaran IPS Ekonomi cukup rendah. Tingkat prestasi siswa yang rendah dapat dilihat dari nilai ulangan terakhir siswa. Berdasarkan hasil ulangan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak tuntas dalam pembelajaran. Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 17 siswa padahal jumlah keseluruhan siswa di kelas VII B sebanyak 24 siswa.

2. Kondisi guru

  Dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru hal yang sering terjadi adalah guru bertindak sebagai satu-satunya sumber informasi sehingga metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa guru sebenarnya mengetahui metode- metode pembelajaran selain metode ceramah seperti mind mapping dan bola salju namun guru jarang untuk mempraktekkannya.

  Metode ceramah memang tidak sepenuhnya salah namun akan lebih baik lagi jika metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk menemukan (inquiry) dan merekonstruksi sendiri pengetahuan yang diperolehnya.

  Oleh karena itu, metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan proses inqury dan menerapkan prinsip konstruktivisme adalah metode pembelajaran yang sangat baik karena pengetahuan yang didapat

  Menurut teori konstruktivisme, satu prinsip paling penting dalam pendidikan adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberi pengetahuan kepada siswa agar secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa atau peserta didik sebuah anak tangga yang akan membawa siswa menuju tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Namun, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Slavin dalam http:// www.damandiri.or.id/detail.php?id=238).

  Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang satu arah seperti metode ceramah akan mereduksi partisipasi siswa di dalam proses pembelajaran karena yang berperan sebagai satu-satunya sumber informasi dan sumber belajar adalah guru.

  Siswa cenderung akan enggan mengikuti proses pembelajaran sehingga menjadi pasif di dalam kelas. Akibatnya motivasi siswa di dalam mengikuti pelajaran pun akan berkurang. Implikasi lebih lanjut dari rendahnya partisipasi dan motivasi siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran yang dlakukan oleh guru yaitu prestasi belajar siswa akan menjadi rendah.

  Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa di dalam pembelajaran sehingga diharapkan dengan meningkatnya partisipasi dan motivasi siswa dapat pula meningkatkan prestasi belajar

  Beranjak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM

  MENINGKATKAN PARTISIPASI, MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS EKONOMI SISWA KELAS VII B SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008” B.

   Batasan Masalah

  Metode pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa cukup bervariasi jumlahnya. Namun tidak semua metode pembelajaran tersebut diteliti pada penelitian ini. Peneliti hanya akan membahas tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Student

  Teams Achievement Divisions (STAD).

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang dan batasan masalah maka rumusan masalah yang akan diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini adalah: 1.

  Bagaimana peningkatan partisipasi siswa di dalam pembelajaran setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD?

  2. Bagaimana peningkatan motivasi siswa di dalam pembelajaran setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD?

  3. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD?

  D. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada peningkatan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

  E. Manfaat Penelitian

  Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, yaitu: 1.

  Bagi peneliti sendiri Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bagian dari proses belajar dan berlatih khususnya di bidang penelitian sehingga dapat mengembangkan pengetahuan peneliti baik secara teoritis maupun aplikasi.

  2. Bagi Guru Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi hasil belajar siswa di dalam pembelajaran.

  3. Bagi Siswa Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi,

  4. Bagi Sekolah Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk memotivasi guru bidang studi lain agar semakin memvariasikan metode pengajarannya guna meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa.

  5. Bagi Peneliti Lain Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Paradigma Baru Pembelajaran di Sekolah Paradigma pembelajaran di sekolah telah mengalami pergeseran. Jika

  selama ini pembelajaran di sekolah menggunakan prinsip transfer ilmu pengetahuan terjadi dari guru kepada siswa namun di saat sekarang hal tersebut sudah tidak berlaku lagi.

  Proses pembelajaran di sekolah secara perlahan mulai menerapkan prinsip konstruktivisme. Konstruktivisme adalah suatu paham bahwa murid membina sendiri pengetahuan atau konsep dasar secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman. Dalam proses ini murid menyesuaikan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang tersedia untuk membina pengetahuan baru.

  Ide pokoknya adalah siswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri, otak siswa sebagai mediator, yaitu memproses masukan dari dunia luar dan menentukan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran merupakan kerja mental aktif bukan menerima pengajaran dari guru secara pasif. Dalam kerja mental siswa, guru memegang peranan penting dengan cara memberikan dukungan, tantangan berpikir, melayani sebagai pelatih atau model, namun siswa tetap merupakan kunci pembelajaran (Von Glaserfelt dalam Suparno, 1997).

  Menurut teori ini, satu prinsip paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberi pengetahuan kepada siswa agar secara sadar mengggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa atau peserta didik anak tangga yang membawa siswa akan pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri harus memanjat anak tangga tersebut (Slavin: 1994, dalam http:// www.damandiri.or.id/detail.php?id=238).

  Ciri-ciri konstruktivisme yaitu (1) memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui terlibat dalam dunia sebenarnya; (2) mendorong pembelajaran secara aktif; (3) menganggap pembelajaran sebagai sua tu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran; (4) mendorong murid untuk berdiskusi dengan murid dan guru; dan (5) menggalakkan proses inquiri melalui kajian dan eksperimen (http:// www.damandiri.or.id/detail.php?id=238).

  Konstruktivisme merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam proses pembelajaran karena pengetahuan yang didapat akan mampu bertahan lebih lama dibandingkan jika siswa hanya menerima secara mentah dari guru namun dengan catatan siswa mampu dan mau merekonstruksi sendiri pengetahuan itu.

B. Metode Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

  mengandung pengertian bekerja bersama dalam

  Cooperative

  mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Jadi, belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan bela jar anggota lainnya dalam kelompok tersebut (Johnson et al, 1994 dalam Solihatin, 2007:4).

  Sehubungan dengan pengertian tersebut, Slavin (Solihatin, 2007:4) mengatakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang bersifat heterogen yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula keberhasilan belajar dari anggota kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok baik secara individual maupun secara kelompok.

  Pendekatan kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antar pembelajar dalam grup yang bersifat sosial dan masing- masing pembelajar bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani (Kagan dalam Rismiati, 2007: 227).

  Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengarauhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas

  Cooperative learning bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok.

  Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau

  kelompok kerja karena belajar dalam model cooperative learning harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan- hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif di antara anggota kelompok (Slavin, 1983, Stahl, 1994 dalam Solihatin: 2007, 5).

  Stahl mengatakan bahwa model pembelajaran cooperative

  

learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama

  dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Model pembelajaran ini berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat yaitu ”getting being together” (Slavin, 1992 dalam Solihatin, 2007:5).

  Model belajar cooperative learning merupakan suatu model dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan prestasi belajar.

  Melalui pendekatan ini diharapkan pembelajar dapat semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori, pengetahuan, dan ketrampilan dengan bekerja sama dengan pembelajar lainnya. Mereka akan saling membutuhkan dalam setiap kegiatan belajar karena tiap anggotanya mempunyai peranan penting untuk menyelesaikan tugas-tugas atau latihan.

  2. Prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif

  Prinsip-prinsip dasar pembelajaran kooperatif menurut Stahl (Solihatin, 2007:7) yaitu: (1) Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas; (2) Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar; (3) Ketergantungan yang bersifat positif; (4) Interaksi yang bersifat terbuka; (5) Tanggung jawab individu; (6) Kelompok bersifat heterogen; (7) Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif; (8) Tindak lanjut ; (9) Kepuasan dalam belajar.

  3. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

  Beberapa ciri pembelajaran kooperatif menurut Carin (http:// www.damandiri.or.id/detail.php?id=238) adalah: (1) setiap anggota memiliki peran; (2) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa; (3) setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga ketrampilan-ketrampilan interpersonal kelompok; (5) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

  Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=238) yaitu penghargaan kelompok, pertanggungajwaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil. Adapun penjabaran masing- masing dari konsep tersebut yaitu: a.

  Penghargaan kelompok Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu dan saling peduli.

  b.

  Pertanggungjawaban individu Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman kelompoknya. c.

  Kesempatan yang sama untuk berhasil Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

  Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetensi di mana keberhasilan individu diimplementasikan pada kegagalan orang lain. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan/dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994 dalam http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=238). Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al (http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=238) yaitu: a.

  Hasil belajar individu Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

  b.

  Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

  c.

  Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting pembelajaran kooperatif lainnya adalah mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi. Ketrampilan- ketrampilan sosial penting dimiliki oleh siswa sebab pada saat ini masih banyak siswa yang kurang memiliki ketrampilan sosial.

5. Lima Tipe Pembelajaran Kooperatif

  Robert E. Slavin (dalam Rismiati, 2007:228) memperkenalkan lima tipe pembelajaran kooperatif sebagai berikut: a.

  Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pelajar berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar keja.

  Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, yang terdiri dari seorang berkemampuan rendah, seorang berkemampuan tinggi, dan sisanya berkemampuan sedang. Setelah semua kelompok selesai bekerja, pengajar memberi kunci jawaban soal dan meminta pembelajar untuk memeriksa hasil kerja kemudian pengajar mengadakan kuis.

  b.

  Teams Games Tournament (TGT) Tipe pembelajaran ini hampir sama dengan STAD namun TGT tidak ada kuis. Hasil belajar dievaluasi dengan permainan akademik seperti cerdas cermat. Skor tim keseluruhan ditentukan oleh prestasi kelompok.

  c.

  Jigsaw Dalam kelompok 5 – 6 orang, tiap-tiap pelajar mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan bagian itu kepada semua anggota kelompok. Kemudian pengajar mengadakan ulangan/kuis.

  d.

  Learning Together Pengajar melakukan presentasi bahan kuliah. Setelah itu pelajar dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 sampai 6 orang mengerjakan satu lembar kerja. Pengajar menilai hasil kerja kelompok. Pelajar kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh pengajar sebagai e.

  Group Investigation Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan bagian itu kepada semua pelajar di kelas.

  Pelajar diharapkan untuk menerima tanggung jawab besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi, dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

6. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

  Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah namun terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang akan diteliti pada penelitian ini adalah Student Teams Achievement Divisions (STAD).

  STAD terdiri dari lima komponen utama (Slavin, 1995:71) yaitu presentasi oleh guru, kerja tim, kuis, perbaikan skor individual, dan penghargaan kerja tim.

  STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya dari Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana (http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=238). Peneliti tertarik untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD karena selain tipe ini adalah tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana juga karena tipe pembelajaran ini merupakan sebuah model yang baik bagi seorang guru yang baru mengenal pendekatan kooperatif (Slavin, 1995:71).

  Adapun proses pembelajaran menggunakan tipe STAD yaitu setelah guru menjelaskan materi pokok siswa dalam satu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok harus heterogen terdiri dari laki- laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

  Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, atau melakukan diskusi.

  Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang lain.

  Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain diumumkan tim- tim dengan skor tertinggi. Siswa yang mencapai skor perkembangan tinggi atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis- kuis itu bahkan seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dapat dicantumkan dalam lembar itu.

7. Teknik Pembagian Tim/Kelompok STAD

   Slavin (1995:74-75) memberikan cara untuk membentuk kelompok

  STAD sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Peningkatan minat dan prestasi belajar ips melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division siswa kelas IVA SD Karya Sang Timur.

1 6 205

Desain model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI.

0 2 83

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi ekosistem pada siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

0 0 170

Peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 0 214

Rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK pada mata pelajaran Siklus Akuntansi.

1 2 105

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VII C SMP N 1 Kalasan pada mata pelajaran ekonomi.

0 3 239

Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta

0 5 206

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi ekosistem pada siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture

1 4 168

Peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013

0 10 212