Peningkatan minat dan prestasi belajar ips melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division siswa kelas IVA SD Karya Sang Timur.

(1)

Puspita, Nurani Endah. 2015. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Siswa Kelas IVA SD KARYA SANG TIMUR. Skripsi: Yogyakarta. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahanya minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas IVA SD Karya Sang Timur, karena penerapan model pembelajaran yang kurang inovatifdan berpusat pada guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minatdan prestasi belajar siswa kelas IVA SD Karya Sang Timur pada tahun pelajaran 2014/2015 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD).

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa SDKarya Sang Timur kelas IVA tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 23. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dan tes tertulis. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuisioner dan soal pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) upaya peningkatan minat dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah berhasil dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pemberian materi, pembentukan kelompok, pemberian tugas, diskusi kelompok, presentasikan hasil, evaluasi individu, dan pemberian penghargaan. 2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal ini tampakdari peningkatan skor rata-rata minat siswa dari kondisi awal sebesar 37,47(rendah) menjadi 45,17(sedang) pada siklus I dan meningkat menjadi 61,26(tinggi) pada siklus II. 3) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan prestasi belajar IPS siswa. Hal ini tampak dari peningkatan rata-rata nilai siswa dari kondisi awal sebesar 66,87 menjadi 74,73pada sisklus I dan menjadi 80,47 pada siklus II. persentase ketuntasan KKM(73) siswa dari kondisi awal sebesar 35,22% meningkat menjadi 60,86% pada siklus I dan meningkat menjadi 78,26% pada siklus II.


(2)

Puspita, Nurani Endah. 2015. Improvement Of Social studies’s Interest and Learning Achievement by Using Application of Cooperative Learning Model Student Teams Achievement Divisoin Type at Student of IVA class Sang Timur Karya Elementary School. Thesis: Yogyakarta. Elementary School Teacher’s Education, Sanata Dharma University.

This research was based on the low level of students’ interest and achievement in studying Social Science in IVA class Karya Sang Timur Catholic Elementary School, because the application learning model that less innovative and teachercentered.This research aims were to improve student’s interest and learning achievement in IVA class student of Karya Sang Timur Catholic Elementary School at academic year 2014/2015 by using application of cooperative learning model Student Teams Achievement Division(STAD) type.

The type of the research was class action research in 2 cycles. The research subject was students of class IVA Karya Sang Timur Catholic Elementary School, in academic year of 2014/2015 consisting of 23 students. The collecting data technique used questionnaire and written test. The instrumentusedin this studywasquestionnairesheetandmultiple choice.The technical analysts data in this research is quantitative descriptively.

The result of the research showed that: 1) increased interestandsocial studiesachievementusingcooperative learning modelSTADwas conductedthrough the followingsteps: material providing, making groups, provision of duty, discussiongroup, present the results, individual evaluation, reward providing. 2)the application of cooperative learning model STAD type can improve interest in social studies subject. This can be seen by the improvement of student’s interest average score from former condition was 37,47 (low) into 45,17 (medium) in cycle I and into 61,26 (high) in cycle II; and 3)the application of cooperative learning model STAD type can improve social studies achievement. This can be seen by the improvement of student’s average score from former condition is 66,87 into 74,73 in cycle I and into 81,87 in cycle II. The improvement of student’s percentage who reach KKM (73) from former condition was 35,22% into60,86% in cycle I and into 78,26% in cycle II .

Keywords: interest inlearning, academic achievement, cooperative learning model STAD type, social studies.


(3)

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION SISWA

KELAS IVA SD KARYA SANG TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

NURANI ENDAH PUSPITA 111134226

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

HALAMAN JUDUL

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION SISWA

KELAS IVA SD KARYA SANG TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

NURANI ENDAH PUSPITA 111134226

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

ii


(6)

iii


(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa sumber doa, sumber kekuatan dan sumber inspirasi bagiku yang senantiasa memberiku rahmat dan hidayahnya, melindungi dan menolongku.

2. Bapak dan Mamahku yang tercinta dan terhebat Bapak Kusyadi dan Ibu Ellya Sukwaniah terima kasih atas segala doa dan dukunganNya. 3. Kedua adiku tersayang Nissa Dwi Anggrayeni dan Chairul Cahya

Febrianto dan yang terkasih Basri yang tak henti-hentinya memberikan nasehan, semangat dan doa dengan penuh kesabaran.

4. Keluarga besarku dan sanak saudara.

5. Para sahabat – sahabatKu dan teman terkasih yang selalu memberi semangat terutama Wiwin Lestari, Ifah Rahcmawati, Linda Dewi Kartika, Maria Deni Pangastuti.

6. Para guru di SDKarya Sang Timur Yogyakarta yang telah mengajar dan membimbingku.

7. Para dosen di PGSD Sanata Dharma. 8. Teman-teman PGSD angkatan 2011. 9. Almamaterku Tercinta.


(8)

v

HALAMAN MOTTO MOTTO

"Berusaha yang terbaik dan bersyukur dengan hasilnya"

(Anonim)

“Dan ap

abila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang

Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku

mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia

memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi

(segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman

kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.

(QS. Al Baqarah: 186)

”Tidak ada rahasia untuk sukses. Ini adalah hasil sebuah

persiapan, kerja keras, dan belajar dari kesalahan.”


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta 24 Juni 2015 Penulis


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Nurani Endah Puspita Nomor Mahasiswa : 111134226

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS IVA SD KARYA SANG TIMUR”

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 24 Juni 2015 Yang menyatakan


(11)

viii ABSTRAK ABSTRAK

Puspita, Nurani Endah. 2015. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Siswa Kelas IVA SD KARYA SANG TIMUR. Skripsi: Yogyakarta. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahanya minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas IVA SDKarya Sang Timur, karena penerapan model pembelajaran yang kurang inovatifdan berpusat pada guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minatdan prestasi belajar siswa kelas IVA SD Karya Sang Timur pada tahun pelajaran 2014/2015 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa SDKarya Sang Timur kelas IVA tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 23. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dan tes tertulis. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuisioner dan soal pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) upaya peningkatan minat dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah berhasil dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pemberian materi, pembentukan kelompok, pemberian tugas, diskusi kelompok, presentasikan hasil, evaluasi individu, dan pemberian penghargaan. 2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal ini tampakdari peningkatan skor rata-rata minat siswa dari kondisi awal sebesar 37,47(rendah) menjadi 45,17(sedang) pada siklus I dan meningkat menjadi 61,26(tinggi) pada siklus II. 3) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan prestasi belajar IPS siswa. Hal ini tampak dari peningkatan rata-rata nilai siswa dari kondisi awal sebesar 66,87 menjadi 74,73pada sisklus I dan menjadi 80,47 pada siklus II. persentase ketuntasan KKM(73) siswa dari kondisi awal sebesar 35,22% meningkat menjadi 60,86% pada siklus I dan meningkat menjadi 78,26% pada siklus II.

Kata kunci : minat belajar, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif tipe STAD, IPS.


(12)

ix

ABSTRACT

ABSTRACT

Puspita, Nurani Endah. 2015. Improvement Of Social studies’s Interest and Learning Achievement by Using Application of Cooperative Learning Model Student Teams Achievement Divisoin Type at Student of IVA class Sang Timur Karya Elementary School. Thesis: Yogyakarta. Elementary

School Teacher’s Education, Sanata Dharma University.

This research was based on the low level of students’ interest and achievement in studying Social Science in IVA class Karya Sang Timur Catholic Elementary School, because the application learning model that less innovative and teachercentered.This research aims were to improve student’s interest and learning achievement in IVA class student of Karya Sang Timur Catholic Elementary School at academic year 2014/2015 by using application of cooperative learning model Student Teams Achievement Division(STAD) type.

The type of the research was class action research in 2 cycles. The research subject was students of class IVA Karya Sang Timur Catholic Elementary School, in academic year of 2014/2015 consisting of 23 students. The collecting data technique used questionnaire and written test. The instrumentusedin this studywasquestionnairesheetandmultiple choice.The technical analysts data in this research is quantitative descriptively.

The result of the research showed that: 1) increased interestandsocial studiesachievementusingcooperative learning modelSTADwas conductedthrough the followingsteps: material providing, making groups, provision of duty, discussiongroup, present the results, individual evaluation, reward providing. 2)the application of cooperative learning model STAD type can improve interest in social studies subject. This can be seen by the improvement of student’s interest average score from former condition was 37,47 (low) into 45,17 (medium) in cycle I and into 61,26 (high) in cycle II; and 3)the application of cooperative learning model STAD type can improve social studies achievement. This can be seen by the improvement of student’s average score from former condition is 66,87 into 74,73 in cycle I and into 81,87 in cycle II. The improvement of student’s percentage who reach KKM (73) from former condition was 35,22% into60,86% in cycle I and into 78,26% in cycle II .

Keywords: interest inlearning, academic achievement, cooperative learning model STAD type, social studies.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Esa atas segala berkat, rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS SISWA KELAS IVA SD KARYA SANG

TIMUR” dengan lancar sesuai dengan waktu yang diharapakan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa doa, bantuan, dorongan, dan perhatian dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi S1 PGSD Universitas Santa Dharma.

3. Drs. Y.B. Adimassana, M.A, selaku dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan dorongan, semangat dan pengetahuan yang sangat bermanfaat sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

4. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan dorongan, semangat dan pengetahuan yang sangat bermanfaat sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

5. Semua dosen dan karyawan PGSD, terima kasih atas bantuan dan layanan yang telah diberikan.

6. Sr. Katrin Maria selaku kepala sekolah SD Karya Sang Timur Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di kelas IVA SD Karya Sang Timur Yogyakarta.


(14)

xi

7. Fx. Supardi selaku guru kelas IVA SD Karya Sang Timur Yogyakarta yang telah memberikan waktu dan bantuannya untuk penulis dalam melakukan penelitian.

8. Semua siswa kelas IVA SD Karya Sang Timur Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Semua siswa kelas VIA SD Karya Sang Timur Yogyakarta yang telah membantu penulis untuk mengerjakan soal untuk divalidasi dan dipergunakan dalam pelaksanaa penelitian.

10. Bapakku Kusyadi, mamahku Ellya Sukwaniah, kedua adikku Nissa Dwi Anggraeni dan Chairul Cahya Febrianto serta yang terkasih Basri yang telah memberikan waktu, fasilitas material maupun finansial serta doa, kasih sayang, dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabatku: Wiwin, Ifah, Linda, Maria terimakasih atas doa, bantuan, perhatian dan motivasi yang kalian berikan.

12. Teman – teman mahasiswa angkatan 2011 PGSD USD khususnya kelas C. 13. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun untuk penulis. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi semua pihak.

Yogyakarta, 24 Juni 2015 Penulis


(15)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUANPEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8


(16)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Belajar... 11

2.1.2 Minat Belajar ... 12

2.1.3 Prestasi Belajar ... 15

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 18

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif... 20

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 23

2.2 Penelitian yang Relevan ... 28

2.3 Kerangka Berpikir ... 32

2.4 Hipotesis Tindakan ... 33

BAB III METODE PENELITIAN... 35

3.1 Jenis penelitian... 35

3.2 Setting Penelitian ... 37

3.3 Rencana Tindakan ... 38

3.3.2.1 Siklus I ... 39

3.3.2.2 Siklus II ... 44

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumennya ... 49

3.5 Validitas dan Reliabilitas ... 52

3.5.1 Validitas ... 52

3.5.2 Reliabilitas ... 57

3.6 Teknik Analisis Data ... 58

3.7 Indikator Keberhasilan... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

4.1 Hasil Penelitian ... 68

4.1.1 Prasiklus ... 68

4.1.2 Deskripsi pelaksanaan ... 64

4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 75


(17)

xiv

4.2.1 Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 80

4.2.2 Prestasi Belajar Siswa... 83

BAB V PENUTUP ... 95

5.1 Kesimpulan ... 95

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 88

5.3 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Literatur map penelitian terdahulu ... 31

Gambar 2.2. Peta Kerangka Berpikir ... 33

Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin ... 36

Gambar 4.1. Grafik Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 77

Gambar 4.2 Hasil prestasi belajar siswa ... 80


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Dokumentasi Nilai Ulangan IPS siswa Kelas IVA ... 3

Tabel 2.1 Pembagian siswa dalam Tim ... 25

Tabel 2.2 Perhitungan Skor Kemajuan Individu ... 27

Tabel 2.3 Kriteria Tingkat Penghargaan Kelompok ... 27

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 38

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner Minat Belajar Siswa ... 50

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 51

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 51

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 53

Tabel 3.6 Kriteria validitas perangkat pembelajaran ... 54

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Validasi dan Kriterianya... 54

Tabel 3.8 Kriteria Validasi Kuisioner Sugiyono (2010:135) ... 55

Tabel 3.9 Hasil Validasi Kuisioner ... 55

Tabel 3.10 Perhitungan Validitas Soal Siklus I dan II ... 56

Tabel 3.11 Koefisien Reliabilitas menurut Masidjo ... 57

Tabel 3.12 Hasil Reliabilitas Soal Siklus I dan siklus II ... 57

Tabel 3.13. Kategori Penilaian Minat Belajar Siswa ... 60

Tabel 3.14. Kriteria Keberhasilan ... 62

Tabel 4.1 Hasil Kuisioner Minat Belajar siswa ... 77

Tabel 4.2 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa ... 79


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 93

Lampiran 2 RPP Siklus 1 ... 98

Lampiran 3 RPP Siklus 2 ... 104

Lampiran 4 Materi Ajar Siklus 1 dan 2 ... 108

Lampiran 5 LKS Siklus 1 dan 2 ... 115

Lampiran 6 Soal dan Kunci Validasi Siklus 1 ... 123

Lampiran 7 hasil tes pilihan ganda siklus I ... 128

Lampiran 8 Soal dan Kunci Validasi Siklus 2 ... 130

Lampiran 9 hasil tes pilihan ganda siklus II... 135

Lampiran10 Validasi Perangkat Pembelajaran ... 137

Lampiran 11 Validasi Judgement Minat ... 150

Lampiran 12 Kondisi Awal Minat Belajar Siswa ... 154

Lampiran 13 HasilMinat Belajar Siswa Siklus 1 ... 157

Lampiran 14 Hasil Minat Belajar Siswa Siklus 2 ... 160

Lampiran 15 Lembar Kuisioner Minat Belajar Siswa ... 163

Lampiran 16 Soal dan Jawaban Kuis Siklus I ... 164

Lampiran 17 Soal dan Jawaban Kuis Siklus II ... 168

Lampiran 18 Rekapitulasi Skor Siswa ... 172

Lampiran 19 Lembar Rangkuman Poin Kemajuan Siswa Siklus 1dan 2 ... 173

Lampiran 20 Hasil Penlitian... 175

Lampiran 21 Daftar Nilai Ulangan IPS Kelas IVATahun Pelajaran 2012/2013 176 Lampiran 22 Daftar Nilai Ulangan IPS Kelas IVA Tahun Pelajaran 2013/2014 177 Lampiran 23 Sertifikat Penghargaan Siklus 1 dan 2 ... 178

Lampiran 24 Surat Ijin Penelitian ... 179

Lampiran 25 Surat Keterangan Penelitian ... 180

Lampiran 26 Foto-foto Kegiatan ... 181


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I ini ada enam hal yang akan diuraikan. keenam hal yang akan diuraikan dalam bagian pendahuluan adalah latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab III Pasal 4 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan adil dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Pemerataan pendidikan tersebut akan memberikan keterampilan hidup bagi seseorang, sehingga seseorang mampu mengatasi masalah diri dan lingkungannya, serta mendorong tegaknya masyarakat yang dilandasi nilai-nilai pancasila. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan nasional.Kualitaspendidikan nasional dapat dilihat dari prestasi belajar siswa.


(22)

Bloom dalamRifa’i dan Anni (2009:86) menyampaikan tiga ranah belajar siswa, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif dapat disebut sebagai prestasi belajar siswa di sekolah. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan nasional salah satunya yaitu dengan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Hal ini tertulis dalam pasal 37 UU Sisdiknas bahwa mata pelajaran IPS merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah (Sapriya, 2009:79). Solihatin dan Raharjo (2008:15) menjelaskan bahwa tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingungannya, serta bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berkaitan dengan adanya tujuan IPS tersebut, Kosasih dalam Solihatin dan Raharjo (2008:15) mengungkapkan bahwa kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan, agar pembelajaran pendidikan IPS benar-benar mampuh mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi siswa.

Dalam kenyataannya didunia pendidikan banyak terjadi kegagalan yang dialami para siswa terutama pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan analisi kondisi pendidikan di tingkat sekolah dasar Hasan (1988:57), ternyata masih banyak guru yang belum memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memilih dan


(23)

menggunakan metode pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS.

Pembelajaran IPS pada tingkat sekolah dasar masih menggunakan metode konvesional, contohnya metode ceramah. Hal ini tidak sesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan usia siswa SD yang masih pada taraf berfikir konkrit. Sehingga berakibat pada minat siswa yang rendah dan juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa terhadap pelajaran tersebut. Berdasarkan hasil dokumentasi nilai IPS kelas IVA, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai ulangan siswa kelas IVA tahun pelajaran 2012/2013 adalah 65,58 dengan persentase ketuntasan KKM (73) sebesar 40% (10 dari 25 siswa). Sedangkan rata-rata nilai siswa kelas IVA tahun pelajaran 2013/2014 adalah 67,86 dengan persentase ketuntasan KKM (73) sebesar 30,43% (7 dari 2 siswa). Dengan demikian rata-rata nilai siswa kelas IVA SD Karya Sang Timur dua tahun terakhir adalah 66,87 dengan persentase ketuntasan KKM sebesar 35,22%. Hal ini membuktikan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah.

Tabel 1.1 Dokumentasi Nilai Ulangan IPS siswa Kelas IVA

No Tahun

Pelajaran KKM

Nilai rata-rata

siswa

Persentase siswa yang memenuhi

KKM 1. 2012/2013 73 65,88 40% 2. 2013/2014 73 67,86 30,43%

Rata-rata 66,87 35,22%

Belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam mengajar dituntut kesabaran, keuletan, dan sikap terbuka disamping kemampuan


(24)

dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif. Demikian pula dari segi siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar.

Dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa kelemahan yang mempengaruhi minat dan prestasi belajar siswa. Hal tersebut dibenarkan ketika peneliti melakukan observsi di kelas IVA SD Karya sang Timur pada pelajaran IPS, terlihat jelas ketika kegiatan pembelajaran dimulai siswa belum siap menerima pembelajaran. Terlihat siswa yang “sibuk sendiri” (siswa terlihat sedang menggambar di buku tulisnya dan bermain-main bolpoin yang diketukkan di atas meja), berbicara dengan temannya. Ketika guru mulai menjelaskan materi, terlihat fokus siswa tidak tertuju pada apa yang dijelaskan guru, tidak adannya keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat sehingga siswa cenderung pasif, dan keberadaan guru pada waktu pembelajaran kurang mendapat perhatian siswa.

Dalam proses pembelajaran IPS masih bersifat teacher center, model belajar konvensional (ceramah), dan siswa hanya menjadi objek pembelajaran. Guru cenderung monoton dan kurang mampu dalam mengolah pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar siswa. Guru hanya berpedoman pada buku paket IPS yang digunakan saat pembelajaran dan sesekali melakukan tanya jawab bersama siswa. Setelah guru memberikan penjelasan dan tanya jawab tentang materi, siswa hanya diberi tugas untuk mengerjakan soal latihan yang ada di buku paket. Cara seperti ini membuat siswa merasa bosan, sibuk sendiri dan siswa kurang mampu menerima dan memahami materi. masalahnya adalah pada keterbatasan guru dalam merangkai serta menerapakan metode pembelajaran,


(25)

sehingga mengakibatkan minat dan prestasi belajar siswa kurang optimal.

Ketika guru sedang memberikan pertannyaan dan menjelaskan materi ada 6 siswa dari 22 siswa (27,27%) yang sangat aktif untuk menjawab dan memperhatikan guru ketika menjelaskan, sedangkan 16 siswa dari 22 siswa lain (72,72%) terlihat pasif seperti melamun (siswa sepertinya memerhatikan tetapi ketika diberi pertannyaan siswa tersebut tidak dapat menjawab pertannyaan yang diberikan dan ketika dipanggil untuk menjawab pertannyaan tidak memberi respon hanya diam), dan berbicara dengan teman. Berdasarkan observasi yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran IPS sangat kurang. Rendahnya minat siswa pada saa pembelajaran terbukti dari hasil kuisioner rata-rata minat siswa pada kondisi awal yaitu 37,47 yang termasuk pada kriteria rendah(lampiran 12).

Berdasarkan penjelasan di atas kualitas suatu pembelajaran selain dapat dilihat dari hasi prestasi yang dipeoleh siswa juga dapat dilihat dari minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran. Minat belajar siswa dapat dimunculkan dengan adannya kegiatan pembelajaran yang menarik. Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Banyak model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Menurut Iskandar (2009:128) metode STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperati yang dapat diterapkan dalam. proses pembelajaran di kelas. Metode ini menekankan pada aktivitas dan


(26)

interaksi siswa untuk saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal melalui kinerja tim atau kelompok. Trianto, (2009:73) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai keistimewaan dibanding dengan model pembelajaran yang lain yaitu adanya pemberian penghargaan kelompok. Jika para siswa ingin kelompoknya mendapatkan penghargaan, maka mereka harus melakukan yang terbaik. Setiap siswa mempunyai tanggung jawab secara individu untuk menguasai materi dan membantu teman sekelompoknya dalam penugasan. Secara tidak langsung hal tersebut akan memicu minat siswa dalam proses pembelajaran sehingga akan terciptalah suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk siswa dalam penyerapan materi pembelajaran. Dengan suasana pembelajaran tersebut secara tidak langsung akan juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dengan model pembelajaran kooperatif ini, diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar IPS kelas IVA SDKarya Sang Timur Yogyakarta.

Berpedoman pada penjelasan di atas mengenai rendahnya minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT


(27)

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian tindakan kelas ini akan dibatasi pada minat dan prestasi belajar siswa kelas IVA SDKarya Sang Timur tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS dengan materi yang temuat pada Kompetensi Inti (KI) 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga dan 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah dan tempat tinggal. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) 2.1 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli, menghargai, dan bertanggungjawab terhadapkelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dan 3.3 Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya. Peneliti menggunakan Tema 2. Selalu Berhemat Energi pada Sub Tema 1. Macam-Macam Sumber Energi.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalahnnya adalah :

1. Bagaimana upaya peningkatan minat dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran tipe STAD pada siswa kelas IVA SDKarya Sang Timur tahun pelajaran 2014/2015?


(28)

2. Apakah penerapan model pembelajaraan tipe STAD dapat meningkatkan minat dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas IVA SDKarya Sang Timur tahun pelajaran 2014/2015?

3. Apakah penerapan model pembelajaraan tipe STAD dapat meningkatkan prestasi dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas IVA SDKarya Sang Timur tahun pelajaran 2014/2015?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini bertujuan untuk hal sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui upaya peningkatan minat dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran tipe STAD pada siswa kelas IVA SDKarya Sang Timur semester 1 tahun pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaraan tipe STAD dapat meningkatkan minat dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas IVA SD Karya Sang Timur semester 1 tahun pelajaran 2014/2015.

3. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaraan tipe STAD dapat meningkatkan prestasi dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas IVA SDKarya Sang Timur semester 1 tahun pelajaran 2014/2015.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, seperti diuraikan sebagai berikut :


(29)

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan ilmu metode khususnya mengeni gambaran pengetahuan tentang metode pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, khususnya dalam pembelajaran IPS yang meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IVA SDKarya Sang Timur tahun pelajaran 2014/2015 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Bagi siswa, dengan adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dapat lebih berminat dalam belajar karena dalam proses pembelajarannya akan lebih ditekankan pada tutorial teman sebaya sehingga siswa akan lebih aktif dalam belajar. Akibatnya siswa akan dapat memahami materi pelajaran lebih mudah yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi guru, penggunaan metode STAD ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai diterapkan di kelas, selain itu guru juga dapat mengevaluasi kekuatan dan kelemahan penggunaan metode STAD dalam kaitannya dengan minat belajar siswa.

4. Bagi sekolah, dengan adanya penggunaan metode STAD yang dikaitkan dengan minat belajar siswa,pihak sekolah mendapatkan tambahan informasi. Pihak sekolah akan dapat melihat efektifitas pembelajaran dengan


(30)

menggunakan metode STAD, sehingga menjadi suatu pemikiran untuk meneruskan dan mengembangkannya pada mata pelajaran lain.

1.6 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti merumuskan definisi operasional sebagai berikut :

1. Minat belajar adalah kecenderungan yang berlangsng lama terhadap suatu objek atau dalam melakukan suatu kegiatan (perbuatan) yang didasari oleh perasaan tertarik, senang untuk memperoleh pengetahuan secara kognitif, afektif, dan psikomotorik tanpa ada yang menyuruh. Minat dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa kelas IVA SDKarya Sang Timur terhadap proses pembelajaran di kelas. Pada penelitian ini, minat belajar dibatasi pada aspek perasaan senang, ketertarikan, perhatian, keterlibatan dalam mengikuti pembelajaran.

2. Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar siswa atas pelaksanaanya mengikuti kegiatan belajar. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas IVA SD Karya Sang Timur dalam aspek kognitif.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah tipe model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam sebuah tim belajar yang beranggota empat sampai lima siswa yang heterogenitas. Model STAD terdiri dari lima komponen yaitu: presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individu, penghargaan tim.


(31)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

Di dalam bab ini, diuraikan landasan teori yang akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Pembahasan tentang teori terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. 2.1 Kajian Pustaka

Pada bagian kajian pustaka, peneliti memberikan penjelasan yang berkaitan dengan minat belajar, prestasi belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

2.1.1 Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dari orang lain. Mulai dari kelahirannya yang tidak berdaya tanpa adanya bantuan orang lain. Jika bayi manusia tidak mendapat bantuan dari manusia dewasa, tidak akan ada belajar, maka binasahlah. Dan tak mampu hidup sebagai manusia jika tak didik.

Menurut Fauzi (1990: 44) belajar adalah suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi. Sedangkan menurut Sobur (2009: 218) dalam bukunya psikologi umum mengatakan bahwa balajar adalah, “Perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman.

Slameto (2010:2) mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru


(32)

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Crow and Crow dalam Sukmadinata (2007: 155) mengemukakan bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman baik secara kognitif, afektif, atau psikomotorik dalam wujud perubahan ingkah laku melalui interaksi individu dengan lingkungannya.

2.1.1.2 Ciri-ciri belajar

Menurut Sardiman (2010:38) menjelaskan bahwa beberapa ciri dalam belajar adalah mencari makna, makna yang diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Sedangkan Djmarah (2002:15) mengatakan bahwa ciri-ciri seseorang belajar adalah mengacu adanya perubahan. Perubahan yang terjadi secara sadar, bersifat fungsional, bersifat positif, tidak bersifat sementara, bertujuan atau terarah, serta mencangkup seluruh aspek tingkah laku.

Berdasarkan ciri-ciri belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri belajar itu mengacu pada perubahan individu. Dalam proses mengajar, belajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa tetapi merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa merekonstruksi sendri pengetahuannya. 2.1.2 Minat Belajar

2.1.2.1 Pengertian Minat Belajar

Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:450) arti minat adalah


(33)

keinginan yang kuat gairah; kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Slameto (2010:180) mengungkapkan minat merupakan suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari atau mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Sedangkan menurut Sujanto (2004:92) mengatakan minat sebagai suatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung dari bakat serta lingkungannya. Dari pengertian minat di atas dapat dipahami, bahwa seseorang menaruh minat terhadap suatu objek karena adannya rangsangan , stimulus atau dorongan. Rangsangan atau dorongan itu tersebut, berasal dari kekuatan minat itu sendiri, sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak dapat dikatakan mempunnyai minat terhadap suatu obyek tanpa adannya respon atau dorongan terhadapa obyek tersebut.

Minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat akan terasa menjemukan. Hal ini diungkapkan oleh Slameto (1995:57) bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

Dari beberapa uraian pengertian belajar dan pengertian minat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan psikologis yang menunjukkan pemusatan perhatian, ketertarikan atau keinginan yang kuat pada suatu hal atau aktivitas untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baik secara kognitif, afektif, atau psikomotorik tanpa ada yang menyuruh. Seseorang memiliki minat belajar tinggi terhadap mata pelajaran tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.


(34)

2.1.2.2 Ciri –ciri Minat Belajar

Menurut Winkel (2004:212) ciri-ciri minat cenderung merasa tertarik dan senang pada materi atau topik yang sedang dipelajarainya. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila siswa tidak berminat terhadap bahan pelajaran yang dipelajari maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Hal demikian diungkapkan oleh Syah (2008:151) bahwa pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ciri-ciri minat belajar adalah terdiri dari: adanya perasaan senang, adanya perhatian, dan adanya keterlibatan diri dalam mempelajari suatu hal.

2.1.2.3 Indikator Minat Belajar

Indikator minat belajar dapat diambil dari pemaparan ciri-ciri minat belajar yang telah dipaparkan di atas, sebab ciri-ciri minat dari pemaparan di atas sama halnya dengan indikator minat yang diungkapkan oleh Iskandar (2012:14) bahwa indikator minat belajar terdiri dari: ekpresi perasaan senang, perhatian dalam mengikuti pelajaran, ketertarikan siswa pada materi dan metode guru, dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

2.1.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut Taufani (2008:38), ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat yaitu:

a) Faktor dorongan dalam, yaitu dorongan dari individu itu sendiri, sehingga timbul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu untuk memenuhinya. Misalnya, dorongan untuk belajar dan menimbulkan minat untuk belajar.


(35)

b) Faktor motivasi sosial, yaitu faktor untuk melakukan suatu aktivitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini merupakan semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya. Misalnya, minat pada studi karena ingin mendapatkan penghargaan dari orangtuanya.

c) Faktor emosional, yakni minat erat hubungannya dengan emosi karena faktor emosional selalu menyertai seseorang dalam berhubungan dengan objek minatnya. Kesuksesan seseorang pada suatu aktivitas disebabkan karena aktivitas tersebut menimbulkan perasaan suka atau puas, sedangkan kegagalan akan timbul perasaan tidak senang dan mengurangi minat seseorang terhadap kegiatan yang bersangkutan.

Sependapat dengan beberapa hal yang mendasari timbulnya minat menurut Taufani, Sulistyowati (2001:17) mengungkapkan bahwa:

Lingkungan keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap minat belajar. Keluarga dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap aktivitas belajar apabila keadaan keluarga harmonis, adanya perhatian orangtua, antara kakak dan adik selalu rukun, kondisi ekonomi berkecukupan. Orang tua dapat memberikan semangat agar anak menjadi optimis dan merasa ada perlindungan dan perhatian dari orangtua, sehingga anak mendapat kemudahan dalam belajar dan berambisi untuk meraih kesuksesan dalam belajar.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar seseorang ialah faktor dorongan dari dalam, faktor emosional dan faktor motivasi sosial yakni lingkungan keluarga. Keluarga yang harmonis dapat membimbing pendidikan anaknya sehingga dapat menimbulkan minat belajar yang optimal.

2.1.3 Prestasi Belajar

2.1.3.1 Pengertian Prestasi Belajar

Setiap kegiatan yang dilakukan siswa akan menghasilkan suatu perubahan dalam dirinya, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar yang diperoleh siswa diukur berdasarkan perbedaan tingkah laku


(36)

sebelum dan sesudah belajar dilakukan. Salah satu indikator terjadi perubahan dalam diri siswa sebagai hasil belajar di sekolah dapat dilihat melalui nilai yang diperoleh siswa pada akhir semester.

Pengertian yang lebih umum mengenai prestasi belajar ini dikemukakan oleh Surya (2004: 75), yaitu “prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Muhibbin (2008:141), “Prestasi belajar merupakan hasil dari sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan.”

Pengertian prestasi belajar sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:895) “Prestasi balajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai yang diberikan oleh guru”. Sedangkan Winkel dalam Sunarto (2012:88) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku mencakup tiga aspek (kognitif, afektif dan motorik) seperti penguasaan, penggunaan dan penilaian berbagai pengetahuan dan keterampilan sebagai akibat atau hasil dari proses belajar dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang tertuang dalam bentuk nilai yang di berikan oleh guru.


(37)

2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Caroll dalam Angkowo & A. Kosasih (2007: 51) bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh lima faktor yaitu : 1) bakat belajar; 2) waktu yang tersedia untuk belajar; 3) kemampuan individu; 4) kualitas pengajaran; 5) lingkungan. Sedangkan menurut Sadirman (2007:39) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian. Dan prestasi belajar juga di pengaruhi banyak faktor baik faktor intern maupun eksteren.

2.1.3.3 Indikator Prestasi Belajar

Menurut Muhibbin (2008: 150) “Pengungkapan hasil belajar meliputi segala ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”. Namun demikian pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah, khususnya ranah afektif sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba). Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah indikator yang dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur


(38)

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

2.1.4.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam KBBI (2004: 423), Ilmu pengetahuan Sosial adalah ilmu pengetahuan yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial (seperti sejarah, ekonomi, geografi). IPS merupakan bidang studi baru karena dikenal sejak diberlakukan kurikulum 1975. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial terdapat beberapa istilah seperti Ilmu Sosial (socialsciences), Studi Sosial (social studies), dan IPS.

Hidayati (2004: 5) memberikan batasan tentang Ilmu Sosial yaitu:

“Ilmu sosial terdiri dari disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi yang makin lanjut dan makin ilmiah”.

Rudy (2011:36) mengemukakan bahwa IPS adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, disimpulkan pengertian IPS adalah suatu disiplin ilmu sosial atau bidang kajian sosial kemasyarakatan yang mempelajari manusia pada konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Bidang kajian Ilmu Sosial, Studi Sosial, dan IPS sama-sama mempelajari kehidupan manusia dan interaksinya dalam masyarakat.


(39)

Menurut Wiharyanto (2012: 35), tujuan kurikuler IPS sekurang kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Membekali peserta didik dalam kemampuan mengidentifikasi, menganalisa, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat; Membekali peserta didik dalam kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian;

2. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan.

3. Membekali peseta didik dengan kemampuan mengambangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.

2.1.4.3 Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

Trianto (2011:171) ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya Senada dengan pendapat di atas menurut Wahyudi (2002:92) mengungkapkan bahwa di sekolah dasar ilmu pengetahuan sosial merupakan paduan dari sejumlah pengetahuan sosial seperti lingkungan sosial, geografi, ekonomi, pemerintah, dan sejarah...

Berdasarkan dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan hasil integrasi dari sejumlah berbagai cabang ilmu sosial kehidupan yang menelaah dan mengkaji problematika yang terjadi di


(40)

masyarakat. Problematika yang terjadi di masyarakat sebagai isi dari pembelajaran IPS terjadi karena dipengaruhi oleh globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi. Untuk itu pembelajaran IPS mencakup berbagai aspek kehidupan sebagai penyusunnya.

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif

2.1.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif sesungguhnya bukanlah hal yang baru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Para guru telah menerapkannya selama bertahun-tahun dalam bentuk kelompok laboratorium, kelompok tugas, kelompok diskusi, dan sebagainya. Namun model ini senantiasa mengalami perkembangan. Saat ini, para peneliti diseluruh dunia sedang mempelajari aplikasi praktis dari prinsip-prinsippembelajaran kooperatif. Hasilnya, banyak model pembelajaran kooperatif yang ditemukan. Dengan begitu akan lebih mudah untuk membuat proses belajar mengajar dikelas semakin menarik yang membuat siswa merasa berminat untuk belajar.

Pengertian model pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan oleh Lie (2007: 29) sebagai berikut: Pembelajaran kooperatif disebut dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu kelompok pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugasan-tugasan yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu kelompok yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-5 orang.


(41)

Menurut Rusman (2011: 205) model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan pada kerja sama kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Dengan adanya tujuan tersebut maka siswa akan lebih mudah mendapatkan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan dalam waktu yang lebih cepat diripada belajar sendiri.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif bergantung pada efektivitas kolompok-kelompok siswa tersebut. Dalam pembelajaran ini, guru diharapkan mampu membentuk kelompok-kelopmpok kooperatif dengan beehati-hati agar semua anggotannya dapat bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri dan pembelajaran teman-teman satu kelompoknya. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab mempelajari apa yang disajikan dan membantu teman-teman satu anggota untuk mempelajarinya juga. Singkatnya, pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok yang terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda dan ada pula yang menggunakan kelompok dengan ukuran yang berbeda-beda.

2.1.5.2 Jenis-jenis Model Pembelajaran Kooperatif

Trianto (2011: 68) membagi jenis model pembelajaran kooperatif, sebagai berikut: 1) Student Teams Achievement Divisions (STAD) Model pembelajaran STAD menempatkan siswa dalam tim belajar beranggota 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku; 2)


(42)

kelompok yang heterogen menggunakan pola kelompok asal dan kelompok ahli; 3) Group Investigation (Investigasi Kelompok) Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit diterapkan. Model pembelajaran ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada model yang lebih berpusat pada guru. Model ini mengajarkan keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik; 4) Think Pair Share

(TPS) Model think pair share atau berpikir berpasangan berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa; 4) Numbered Head Together (NHT) Jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional dimana pada model ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut; 5) Teams Games Tournament

(TGT) Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim atau kelompok.

2.1.5.3 Kelebihan dan KelemahanModel Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sugiyanto (2010:43) ada banyak keuntungan dari penggunaan pembelajaran kooperatif , diantaranya adalah :

1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

2) Memungkinkan para siswa belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.


(43)

4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.

5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut tinggi hingga masa dewasa. 7) Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan

saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan. 8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.

10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.

11)Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.

Model pembelajaran kooperatif di samping memiliki kelebihan juga mengandung beberapa kelemahan apabila para anggota kelompoknya tidak menyadari makna kerjasama dalam kelompok.

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

2.1.6.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

STAD adalah model pembelajaran yang paling sederhana, model ini sangat baik digunakan untuk siswa yang baru mengenal tentang pembelajaran kooperatif. Menurut Iskandar (2009:128) tipe STAD merupakan salah satu model


(44)

pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif Slavin (2005:143). STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu: presentasi kelas, tim, skor kemajuan individual, rekognisi tim (penghargaan im).

STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Dalam presentasi kelas ini haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama,


(45)

membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.

Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada setiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang penting. Contohmembagi siswa ke dalam tim seperti tercantum pada Tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1 Pembagian siswa dalam Tim Prestasi Peringkat Nama Tim

Siswa berprestasi tinggi

1 A

2 B

3 C

4 D

5 E

6 A

7 B

8 A

Siswa berprestasi sedang

9 B

10 C

11 E

12 D

13 C

14 B

15 A

16 E

Siswa berprestasi rendah

17 D

18 C

19 E

20 D

21 C

22 B

23 A

Selama masa belajar tim, tugas para anggota tim adalah menguasai materi yang guru sampaikan di dalam kelas dan membantu teman sekelasnya


(46)

untuk menguasai materi tersebut. Semua anggota tim mempunyai lembar kegiatan dan lembar jawaban yang dapat mereka gunakan untuk melatih kemampuan selama proses pengajaran dan untuk menilai diri mereka sendiri dan teman sekelasnya. Pada hari pertama kerja tim dalam STAD, guru harus menjelaskan kepada siswa apa artinya bekerja dalam tim. Khususnya, sebelum memulai kerja tim bahaslah aturan tim sebagai berikut: 1) Para siswa punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman satu tim mereka telah mempelajari materinya; 2) Tak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu tim menguasai pelajaran tersebut; 3) Mintalah bantuan dari semua teman satu tim untuk membantu temannya sebelum teman mereka itu bertanya kepada guru; 4) Teman satu tim boleh saling berbicara satu sama lain dengan suara pelan.

Setelah satu atau dua periode guru memberikan presentasi para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.

Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka. Untukmemberikan skor kemajuan individu dihitung seperti dijelaskan pada Tabel 2.2berikut ini:


(47)

Tabel 2.2 Perhitungan Skor Kemajuan Individu

Skor Kuis Poin Kemajuan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

10 - 1 poin di bawah skor awal 10

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. Sesuai dengan rata-rata skor kemajuankelompok , diperoleh kriteria rata-rata nilai tim dan penghargaanya seperti tercantumpada Tabel 2.3 berikut :

Tabel 2.3 Kriteria Tingkat Penghargaan Kelompok Kriteria (Rata-rata Tim) Penghargaan

15 TIM BAIK

16 TIM SANGAT BAIK

17 TIM SUPER

2.1.6.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut.

1. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa. Misalnya, antara lain dengan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.

2. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.


(48)

3. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.

4. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antaranggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai.

5. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu.

6. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

7. Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya. 2.2 Penelitian yang Relevan

Romadi (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD dalam Mata Pelajaran IPS Siswa kelas IVA SD Muhammadiyah Bendo Kulon Progo Semester II Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Nilai


(49)

rata-rata kelas 62(rendah) pada kondisi awal menjadi 66(sedang) siklus 1 dan meningkat menjadi 87(tinggi) pada siklus 2. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal 64 pada siklus 1 terdapat 63% siswa yang mencapai KKM sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 89%.

Mulyati, Anitah dan Sunardi (2013:336-346) mengemukakan dalam Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.1 tentang “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau dari Motivasi Siswa” bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran menggunakan Model STAD dengan Model Jigsaw terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian yang dilaksanakan di 35 Sekolah Dasar yang tergabung dalam 3 gugus di Kecamatan Girimarto ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan model STAD pada mata pelajaran IPS di SD lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran dengan Model Jigsaw. Penelitian yang menggunakan metode kuantitatif ini juga membuktikan siswa selalu aktif dalam kegiatan belajar mengajar saat mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD, sehingga materi pelajaran akan lebih mudah diterima dan bertahan lama, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan prestasi siswa.

Martina (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar PKN dengan Model Cooperative Learning Tipe STAD Siswa Kelas IVB SDK Ganjuran”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. dilihat pada kondisi awal minat siswa menunjukkan skor rata-rata


(50)

65,83 meningkat pada siklus 1 menjadi 74,74 dan pada siklus 2 menjadi 82,60. Pada prestasi belajara siswa hasil nilai rata-rata siswa 57,65 siswa yang mencapai KKM ada 39,13% menjadi 69,58 dengan persentase siswa yang mencapai KKM ada 70,83% pada siklus 1 dan pada siklus 2 menjadi 80,41 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 87,50%.

Laila (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation (GI) dan STAD Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa” bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara pembelajaran menggunakan Model GI dengan STAD terhadap prestasi belajar. Penelitian ini dilaksanakan di 3 sekolah menengah pertama daerah Surakarta. Prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran tipe STAD lebih baik dari pada model pembelajaran tipe GI. Pada penggunaan model pembelajaran STAD kemandirian belajar siswa lebih terlihat


(51)

Gambar 2.1 Literatur map penelitian terdahulu

Keempat artikel di atas memiliki kesamaan dalam hal model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pengaruhnya terhadap minat dan prestasi belajar. Hasil penelitian tersebut yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini berjudul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Kelas IVA SDKarya Sang Timur” bertujuan

PENELITIAN TERDAHULU

Eka Romadi (2012) Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD dalam Mata Pelajaran IPS

Siswa kelas IVA SD Muhammadiyah Bendo Kulon Progo Semester II Tahun Ajaran

2011/2012

Martina (2013) Peningkatan Minat Dan

Prestasi Belajar PKN dengan Model Cooperative Learning Tipe STAD Siswa

Kelas IVB SDK Ganjuran

Sri, Mulyati dan Sunardi (203)

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw Terhadap

Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau dari Motivasi Siswa SD di Kecamatan

Girimarto

Laila (2010)

Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation (GI) dan STAD

Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement


(52)

untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IVA di SDKarya Sang Timur pada mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa minat dan hasil pembelajaran IPS siswa kelas IVA SD Karya Sang Timur pada ulangan-ulang semester ternyata belum begitu memuaskan sehingga diperlukan sebuah model pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS.

Tujuan pembelajaran IPS di SD adalah agar siswa mampu menguasai konsep-konsep pengetahuan IPS yang kompleks dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi. IPS sering dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang menarik dan dianggap sepele sehingga minat dan prestasi belajar siswa masih sangat rendah. Cara meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa bermacam-macam, salah satunya adalah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan membuat siswa saling berdiskusi, tukar pendapat dengan teman satu kelompoknya dan saling membantu teman terutama yang mengalami kesulitan belajar. Dengan demikian diharapkan masing-masing anggota kelompok mampu memahami materi dan mampu menyelesaikan tugas kelompok mereka dengan baik, sehingga pencapaian hasil prestasi belajar siswa akan meningkat. Selain itu adanya pemberian penghargaan


(53)

untuk kelompok yang berprestasi dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar lebih baik lagi. Berdasarkan hal tersebut, diduga penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Berikut ini adalah peta kerangka berpikir dalam penelitian ini:

Gambar 2.2. Peta Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis Tindakan

2.4.1 Upaya peningkatan minat dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IVA SD KARYA SANG TIMUR tahun pelajaran 2014/2015 dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) pemberian materi; b) pembentukan

Pengamatan Pembelajaran IPS di kelas IVA SD Karya Sang Timur

Kurangnya model pembelajaran yang inovatif dan pembelajaran

masih berpusat pada guru

Minat dan prestasi belajar IPS siswa masih sangat rendah

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata

pelajaran IPS

Meningkatnya minat dan prestasi belajar IPS siswakelas IVA SD


(54)

kelompok; c) pemberian tugas; d) diskusi kelompok; e) presentasikan hasil; f) evaluasi individu; g) pemberian penghargaan.

2.4.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas IVA SD KARYA SANG TIMUR tahun pelajaran 2014/2015.

2.4.3 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas IVA SD KARYA SANG TIMUR tahun pelajaran 2014/2015.


(55)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini dibahas tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data. Hal di atas yang secara teknik digunakan peneliti untuk penelitian ini.

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dikenal juga dengan istilah Classroom Action Research.Penelitian ini dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau memperbaiki praktik pembelajaran dikelas. Sejalan dengan Sanjaya (2011:26) menjelaskan bahwa PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Peneliti memilih model penelitian dari Kurt Lewin. Menurut Lewin dalam Kasbolah (2001:10) penelitian tindakan adalah peneliti yang merupakan suatu lingkaran atau rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps) yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Model Kurt Lewin menurut Taniredja (2010: 23) merupakan acuan pokok atau dasar dari berbagai model penelitian tindakan kelas (PTK) yang lain, dan dalam satu siklus penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri


(56)

dari perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing)

dan refleksi (reflecting). Setelah siklus dilaksanakan harus ditindaklanjuti dengan melakukan refleksi dari semua kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Jika tidak ada peningkatan dapat dilakukan dengan merancang ulang pembelajaran untuk dilaksanakan ada siklus selanjutnya. Siklus dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin (dalam Kasbolah 2001:10)

PTK ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Tahap perencanaan pada siklus 1 berawal dari adanya permasalahan yang terjadi. Tahap tindakan dan tahap pengamatan dilaksanakan dalam satu kesatuan waktu, karena ketika tindakan berlangsung, pengamatan juga sedang berlangsung. Kemudian akan diketahui hasil keberhasilan dan hambatan dari tindakan pada siklus I. Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I atau menguatkan hasil keberhasilan.

(1) PERENCANAAN

(2) TINDAKAN (4) REFLEKSI

(3) PENGAMATAN SIKLUS 1

(5) PERENCANAAN

(8) REFLEKSI SIKLUS 2 (2) TINDAKAN


(57)

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Karya Sang Timur yang berlokasi di daerah Yogyakarta bagian timur, termasuk wilayah Umbul Harjo. Jl. Batikan No 7 Yogyakarta 55161.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Karya Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS pada materi letak geografis dan pengaruhnya terhadap kondisi fisik di Indonesia.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015 pada bulan Juli 2014 sampai januari 2015. Secara rinci jadwal penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :


(58)

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Waktu ( Bulan ) Juli 2014 Agust 2014 Sept 2014 Okt 2014 Nov 2014 Des 2014 Jan 2015 Juni 2015 Juli 2015 1 Survei ke sekolah

2

Meminta izin kepada kepala sekolah SD K Sang Timur untuk melakukan penelitian 3 Observasi

permasalahan 4 Pembuatan

proposal 5 Penyusunan

instrumen 6 Uji coba

instrumen 8 Bimbingan

dengan dosen 9 Melaksanakan

siklus I 10 Melaksanakan

siklus II 11 Pengolahan data 12 Penyusunan

skripsi 13 Ujian Skripsi 14 Revisi

3.3 Rencana Tindakan

Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

3.3.1 Persiapan

Persiapan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, diantaranya:


(59)

a. Survei ke sekolah yang akan menjadi sasaranpenelitian

b. Meminta ijin kepada Kepada Sekolah SD Karya Sang Timur untuk melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) di SD tersebut.

c. Bertemu dengan guru kelas yang bersangkutan dalam penelitian ini.

d. Melakukan pengamatan pada siswa di kelas IVA terhadap mata pelajaran IPS untuk memperoleh gambaran awal mengenai minat dan prestasi belajarnya. e. Meminta dokumentasi nilai siswa IVA pada guru kelas.

f. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas IVA, yaitu rendahnya minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS mengenai materi letak geografis dan pengaruhnya terhadap kondisi fisik di Indonesia.

g. Merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis. h. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus.

i. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya. j. Menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penelitian. 3.3.2 Rencana Setiap Siklus

Pada bagian ini, peneliti memberikan penjelasan mengenai rencana setiap siklus yang terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari dua penggalan.

3.3.2.1 Siklus I a) Perencanaan

Pada siklus I, peneliti terlebih dahulu merancang instrumen pembelajaran mulai membuat Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja


(60)

Siswa (LKS) dan media Pembelajaran yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini. Pada siklus I ini, peneliti menggunakan metode STAD. Pembelajaran pada siklus I ini akan dilaksanakan selama dua kali penggalan dimana setiap penggalan alokasi waktu 6 x 35 menit.

b) Tindakan

Penggalan 1 (3 x 35 menit)

Pelaksanaan tindakan akan peneliti lakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah ditentukan, yaitu :

1. Pendahuluan/kegiatan awal (20 menit) - Siswa mengucapkan salam.

- Siswa dan guru berdoa bersama-sama.

- Siswa menjawab pertanyaan guru, “Bagaimana kabar kalian hari ini?” - Siswa diabsen oleh guru.

- Siswa mengerjakan soal pretest secara mandiri sebagai penentu tingkat pemahaman awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan.

- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dan aturan dalam pembelajaran.

- Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran. 2. Kegiatan inti (80 menit)

- Siswa diminta mengamati beberapa gambar yang ditunjukkan guru. (mengamati) (guru menyampaikan pembelajaran)


(61)

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan gambar tersebut. (menanya) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

- Siswa diminta berdiskusi dengan teman sebangku untuk mencoba menjawab pertanyaan yang telah diajukan. (mengumpulkan informasi, menalar) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

- Siswa diminta menyampaikan hasil diskusi dengan teman sebangku. (mengkomunikasikan) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

- Siswa menyimak penjelasan guru tentang letak geografis Indonesia. (mengamati) (guru menyampaikan materi pembelajaran)

- Siswa dibagi dalam beberapa kelompok (@4-5 siswa) secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan tingkat prestasinya.

- Siswa membaca materi dalam kelompoknya terkait materi (mengumpulkan informasi)(siswa belajar dalam tim)

- Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok setelah mendengar penjelasan petunjuk pengerjaan LKS. Semua siswa dipastikan terlibat dalam tugas kelompok tersebut dan mempelajari materi. (menalar) (siswa belajar dalam tim)

- Siswa membahas bersama LKS yang telah dikerjakan dengan setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas. (mengkomunikasikan)

(siswa belajar dalam tim)

3. Penutup (5 menit)


(62)

- Siswa diminta melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan. - Guru mengkondisikan siswa untuk istirahat.

Penggalan 2 (3 x 35 menit)

1. Pendahuluan/kegiatan awal (5 menit)

- Siswa dikondisikan oleh guru untuk megikuti pembelajaran setelah istirahat.

- Siswa masih berada dalam kelompok yang sudah dibentuk pada pembelajaran sebelumnya.

- Siswa dan guru bertanya jawab sekilas mengenai materi materi sebelum istirahat.

- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu tentang pengaruh letak geografis terhadap iklim, musim dan waktu di Indonesia.

2. Kegiatan inti (65 menit)

- Siswa mengamati beberapa gambar yang ditunjukkan guru. (mengamati) (guru menyampaikan pelajaran)

- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi pengaruh letak geografis terhadap perubahan musim, iklim dan perbedaan waktu. (mengamati) (guru menyampaikan pembelajaran)

- Siswa membaca materi pembelajaran tentang materi pengaruh letak geografis terhadap perubahan musim, iklim dan perbedaan waktu. (mengumpulkan informasi) (siswa belajar dalam tim)


(1)

SERTIFIKAT PENGHARGAAN SIKLUS I


(2)

(3)

(4)

Lampiran 26 Foto-foto Kegiatan

Dokumentasi Siklus I

Siswa mengerjakan soal pretes Pembagian kelompok

Guru menjelaskan materi Siswa belajar dalam kelompok

Siswa mengerjakan LKS Siswa mempresentasikan hasil kerja


(5)

Guru menjelaskan materi Siswa belajar kelompok

Siswa mempresentasi hasil LKS Melakukan motivasi

Siswa menonton video pembelajaran Siswa mengerjakan kuis


(6)

Lampiran 27 Daftar Riwayat Hidup

Daftar Riwayat Hidup

Nurani Endah Puspita lahir di Temanggung , 13 April 1993. Merupakan anak pertama dari pasangan Kusyadi dan Ellya Sukwaniah. Mengawali pendidikan di TK Sejahtera Sukabumi, Jawa Barat dari tahun1998-1999. Melanjutkan pendidikan di SD CBM Cipanengah, Sukabumi, Jawa Barat dari tahun 1999-2005. Melanjutkan jenjang pendidikan menengah lanjutan pertama di SMP Negeri 2 Sukabumi, Jawa Barat tahun 2005-2008. Selanjutnya menempuh pendidikan jenjang atas di SMA Negeri 2 Sukabumi, Jawa Barat pada tahun 2008-2011.

Pada tahun 2011 peneliti melanjutkan studinya sebagai mahasiswa pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.Ketika menjadi mahasiswa peneliti banyak mengikuti kegiatan di kampus Universitas Sanata Dharma. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang diikuti peneliti: Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I, Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II, English Club, Kursus Mahir Dasar Pramuka, dan berbagai seminar. Tugas Akhir (Skripsi) yang ditulis penulis berjudul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Siswa Kelas IVA SD Karya Sang Timur.”


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

0 1 30

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA.

0 2 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS.

0 8 44

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS VII B MTsN SIDOHARJO KULONPROGO

0 0 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DI KELAS IVA SDN 2 BOBOTSARI

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DI KELAS IVA SDN 2 BOBOTSARI - repository perpustakaan

0 0 11