Rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK pada mata pelajaran Siklus Akuntansi.

(1)

viii ABSTRAK

RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN

SIKLUS AKUNTANSI

Agustinus Widayanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Tujuan makalah ini adalah untuk menguraikan rancangan implementasi pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK pada proses pembelajaran mata pelajaran Siklus Akuntansi. Rancangan implementasi ini merupakan rancangan penelitian tindakan kelas yang bersifat eksploratif dan deskriptif kualitatif. Rancangan implementasi penelitian tindakan kelas ini disusun dalam empat tahap, yaitu: (1) Penyusunan program pembelajaran; (2) Pelaksanaan tindakan pembelajaran; (3) Observasi tindakan program pembelajaran; (4) Refleksi program tindakan pembelajaran. Rancangan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi siswa di kelas, instrumen observasi guru di kelas, instrumen observasi kelas, dan instrumen refleksi.


(2)

ix ABSTRACT

THE IMPLEMENT DESIGN OF COOPERATIVE LEARNING

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TYPE TO

IMPROVE STUDENTS’ ACHIEVEMENT OF THE TENTH

CLASS STUDENTS OF VOCATIONAL SCHOOL ON

ACCOUNTING CYCLE SUBJECT

Agustinus Widayanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purpose of this research is to describe how the implement design of cooperative learning with the Student Teams Achievement Divisions type to increase the achievement of the tenth class students of vocational school in learning process of Accounting Cycle. The design of this implementation is the design of classroom action research that is exploratory, descriptive and qualitative. The design of the implementation of classroom action research is structured in four stages: (1) the preparation of learning programs; (2) the action of learning; (3) observation of action learning programs; (4) reflection of action learning programs. The design of data collection is done by using students’ observation instrument in the classroom, teacher’s observation instrument in the classroom, and the instrument of reflection.


(3)

i

RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN

SIKLUS AKUNTANSI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh: SUSI SULASTRI

041334039

Oleh:

Agustinus Widayanto NIM: 041334068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan sebagai ucapan syukur dan terima kasih kepada:

Hati Kudus Tuhan Yesus juru selamatku.

Bunda Maria yang selalu menyertai dan menyempurnakan doa-doaku.

Kedua Orang Tuaku Bapak Antonius Mujiono dan Ibu Lucia Budini yang selalu menjaga dan mencintaiku.

Kakakku Albertus Winarto dan Bernadus Windarto serta Cicilia Istri Winarti yang mengasihiku.

Maria Citra Devita yang selalu ada dihatiku.


(7)

v

HALAMAN MOTTO

Berkembanglah dari hari ke hari untuk makin dekat dengan Allah.

Berdoalah sesering mungkin karena doa mengabulkan segala-galanya.


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN

SIKLUS AKUNTANSI

Agustinus Widayanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Tujuan makalah ini adalah untuk menguraikan rancangan implementasi pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK pada proses pembelajaran mata pelajaran Siklus Akuntansi. Rancangan implementasi ini merupakan rancangan penelitian tindakan kelas yang bersifat eksploratif dan deskriptif kualitatif. Rancangan implementasi penelitian tindakan kelas ini disusun dalam empat tahap, yaitu: (1) Penyusunan program pembelajaran; (2) Pelaksanaan tindakan pembelajaran; (3) Observasi tindakan program pembelajaran; (4) Refleksi program tindakan pembelajaran. Rancangan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi siswa di kelas, instrumen observasi guru di kelas, instrumen observasi kelas, dan instrumen refleksi.


(11)

ix ABSTRACT

THE IMPLEMENT DESIGN OF COOPERATIVE LEARNING

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TYPE TO

IMPROVE STUDENTS’ ACHIEVEMENT OF THE TENTH

CLASS STUDENTS OF VOCATIONAL SCHOOL ON

ACCOUNTING CYCLE SUBJECT

Agustinus Widayanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purpose of this research is to describe how the implement design of cooperative learning with the Student Teams Achievement Divisions type to increase the achievement of the tenth class students of vocational school in learning process of Accounting Cycle. The design of this implementation is the design of classroom action research that is exploratory, descriptive and qualitative. The design of the implementation of classroom action research is structured in four stages: (1) the preparation of learning programs; (2) the action of learning; (3) observation of action learning programs; (4) reflection of action learning programs. The design of data collection is done by using students’ observation instrument in the classroom, teacher’s observation instrument in the classroom, and the instrument of reflection.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Rancangan Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Sudent Teams Achievement Divisions Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pada Mata Pelajaran Siklus Akuntansi”.

Tugas akhir ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dorongan, serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan tugas akhir ini. 5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan bimbingan dan masukan dalam penyempurnaan tugas akhir ini. 6. Ibu Natalina Premastuti B., S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah


(13)

xi

7. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga menjadi bekal dalam penyusunan tugas akhir ini.

8. Segenap karyawan di sekretariat pendidikan Akuntansi (mbak Aris) atas segala pelayanannya dan bantuannya selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

9. Kedua Orangtuaku tercinta Bapak Antonius Mujiono dan Ibu Lucia Budini yang tiada hentinya selalu mendoakan, memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan baik material maupun spiritual sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Semua saudara kandungku yang tercinta Albertus Winarto, Bernadus Windarto, dan Cicilia Istri Winarti yang tiada hentinya selalu mendoakan, memberi dukungan, dan semangat sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

11. Keluarga di Kalimantan yang telah mendoakan dan memberikan dukungan sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

12. Maria Citra Devita yang selalu memberikan dukungan, cinta kasih dan semangat dengan penuh kesabaran. Serta selalu membantuku, menyayangiku dengan tulus serta selalu mendoakanku sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

13. Teman-teman PAK angkatan 2004 yang telah memberikan banyak kenangan dan dukungannya selama ini. Serta teman-temanku yang terkasih Koco, Wibi, Josep, Dono, Acong, Daru, dan Lutvi yang sudah memberi banyak dukungan.


(14)

(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN... ... iv

MOTTO... ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penulisan Makalah ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Proses Pembelajaran... 7

B. Prestasi Belajar ... 9

C. Pembelajaran Kooperatif ... 11

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 11

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 13


(16)

xiv

4. Tipe Pembelajaran Kooperatif ... 16

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ... 19

E. Mata Pelajaran Siklus Akuntansi ... 22

F. Kerangka Teoritik ... 22

BAB III PEMBAHASAN ... 25

A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ... 25

1. Penyusunan Program Tindakan Pembelajaran ... 26

2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran ... 29

3. Observasi Tindakan Program Pembelajaran ... 33

4. Refleksi Program Tindakan Pembelajaran ... 36

B. Evaluasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ... 37

BAB IV PENUTUP ... 38

A. Kesimpulan ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 40 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN I ... 42

Lamp. 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 43

Lamp. 2 : Hand Out ... 50

Lamp. 3 : Lembar Kegiatan dalam Kelompok ... 56

Lamp. 4 : Lembar Kerja Kegiatan dalam Kelompok ... 57

Lamp. 5 : Kunci Jawaban Kegiatan dalam Kelompok ... 59

Lamp. 6 : Kuis Individu ... 61

Lamp. 7 : Lembar Kerja Kuis Individu ... 62

Lamp. 8 : Kunci Jawaban Kuis Individu ... 64

LAMPIRAN II ... 66

Lamp. 9 : Dartar Siswa dalam Pembagian Kelompok ... 67

Lamp. 10 : Menentukan Poin Kemajuan Individu ... 68

Lamp. 11 : Kriteria Poin Kemajuan Individu ... 69

Lamp. 12 : Nilai Rata-rata Kelompok ... 70

Lamp. 13 : Kriteria Penghargaan Kelompok ... 71

Lamp. 14 : Penilaian Kemampuan Siswa ... 72

LAMPIRAN III ... 74

Lamp. 15 : Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Secara Umum ... 75

Lamp. 16 : Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas ... 77

Lamp. 17 : Instrumen Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ... 80

LAMPIRAN IV ... 81

Lamp. 18 : Instrumen Observasi Kegiatan Guru di Kelas ... 82

Lamp. 19 : Instrumen Observasi Kelas ... 84

Lamp. 20 : Instrumen Observasi Siswa di Kelas ... 86

Lamp. 21 : Instrumen Observasi Siswa dalam Diskusi Kelompok ... 87


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup. Secara sederhana belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu yang terjadi dalam jangka waktu tertentu (Irwanto, 1988:84). Selanjutnya Muhibbin Syah (2003:113) juga mengemukakan bahwa belajar pada dasarnya ialah tahapan perubahan perilaku yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Jadi, belajar memiliki arti penting yaitu meningkatkan derajat kehidupan dan mempertahankan atau mengembangkan kehidupan.

Menurut Sisdiknas tahun 2003, lingkungan belajar dibedakan menjadi tiga, yaitu: lingkungan informal, lingkungan non formal, dan lingkungan formal (http://www.slideshare.net/suprapto/uu-no-20-tahun-2003). Di dalam suatu lingkungan formal atau sekolah terdapat suatu proses pembelajaran. Komponen yang utama dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah adalah guru dan siswa. Sedangkan tujuan yang paling utama dalam proses pembelajaran tersebut adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagi siswa guru merupakan pendamping sekaligus pendidik yang sangat membantu siswa dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu,


(19)

peran guru sangat besar dalam proses pembelajaran. Seorang guru yang hebat pastilah mempunyai banyak kemampuan, baik kemampuan keilmuan yang dikuasainya maupun kemampuan dalam ketrampilan dalam menerapkan berbagai macam metode pembelajaran. Menurut Suyatno (2009:23), metode pembelajaran merupakan aspek penting dalam kemajuan pendidikan di sekolah. Metode pembelajaran adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan pada pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2003:113), pendekatan dan strategi atau kiat melaksanakan metode pembelajaran termasuk faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan belajar siswa. Jadi, selain penguasaan materi pembelajaran secara luas seorang guru juga perlu mempunyai kemampuan dalam penggunaan berbagai macam metode pembelajaran yang memungkinkannya untuk membimbing peserta didik agar bisa meningkatkan prestasi belajr siswa.

Dalam proses pembelajaran, peran guru sebagai pengajar perlu menjaga serta berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menggairahkan bagi semua peserta didik. Menjadi seoarang guru yang baik haruslah memahami karakter atau kemampuaan dari masing-masing siswa. Karakter atau kemampuan siswa dibedakan menjadi dua macam, yaitu siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Siswa yang pandai akan mudah sekali menyerap atau memahami materi pelajaran. Tetapi berbeda dengan siswa yang kurang pandai, mereka akan merasa sulit menangkap apa yang disampaikan guru. Oleh sebab itu, guru yang mempunyai metode yang


(20)

inovatif dalam mengajar dimungkinkan dapat memotivasi semua siswa untuk belajar dengan baik sehingga prestasi belajar semua siswa akan meningkat. Seorang guru yang inovatif akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga prestasi belajar siswa akan berada pada puncak yang optimal. Guru adalah penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, karena guru yang secara langsung memberikan kemungkinan terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar, kehadiran guru sangat penting dan dalam menjalankan tugasnya, seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai bebagai macam metode yang inovatif yang mampu mencapai tujuan dalam suatu pembelajaran. Maka dari itu, seorang guru hendaknya juga dapat menerapkan dan mengembangkan metode-metode pengajaran yang sesuai.

Berdasarkan observasi selama menjadi saya praktikan Progrram Pengalaman Lapangan II ditemukan bahwa banyak guru yang masih menggunakan metode ceramah. Metode caramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tredisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi antar guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar (Djamarah dan Aswan, 2010:97). Sedangkan menurut Bermawi Munthe (2009:61), ada beberapa kelemahan dalam metode ceramah, diantaranya: (1) membuat siswa menjaga daya tahan untuk berkonsentrasi menggunakan indra telinga yang terbatas; (2) membuat siswa sulit menentukan gagasan guru yang bersifat analisis dan terganggu dengan hal-hal visual; (3) membuat siswa cenderung diperlakukan sama rata oleh


(21)

guru sehingga membuta guru cenderung bersifat otoriter. Dengan metode itu, para perserta didik kurang termotivasi, kurang aktif, kurang bersemangat dalam proses pembelajaran karena membosankan bagi para peserta didik dan penyajian informasi dari guru tidak memiliki catatan yang dapat dipakai seandainya mengulang kembali. Oleh sebab itu, menjadi seorang guru membutuhkan sebuah metode yang tepat dan efektif dalam mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Seorang guru dituntut dapat berperan aktif dalam dunia pendidikan sehingga memberi peluang untuk mengembangkan pembelajaran yang berkualitas dan mampu meningkatkan prestasi belajar semua peserta didik. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukannya suatu pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan yang dapat menimbulkan interaksi antar peserta didik. Melalui belajar secara kelompok akan memperoleh kesempatan bagi peserta didik untuk saling beriteraksi.

Menurut Suyatno (2009:51), dengan belajar kelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Pembelajaran kooperatif juga sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas dan rasa senasip. Sedangkan menurut Slavin (2009:22), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu


(22)

sama lain dalam memahami materi dan pembelajaran ini menunjuk pada bebargai macam tipe pengajaran.

Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe pengajaran dari pembelajaran kooperatif yang sangat mengutamakan kerja sama yang baik di dalam tim. Di dalam tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) siswa diorganisasikan dalam bentuk kelompok kecil yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Secara singkat tahapan dalam melaksanakan pembelajaran ini adalah sebagai berikut: (1) Penyajian kelas; (2) Belajar kelompok; (3) Tes atau kuis; (4) Skor peningkatan individu; dan (5) Penghargaan kelompok. Jadi, pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu metode pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatifitas, dan menjalin hubungan sosial yang bagus dimana tujuannya adalah saling membantu meningkatkan kualitas masing-masing anggota kelompok belajar siswa.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk mengkaji tentang bagaimana rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK pada pelajaran siklus akuntansi?


(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pengantar yang ada pada bagian latar belakang di atas, sebagai seorang guru memerlukan pembelajaran yang inovatif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan mencapai kompetensi yang diharapkan. Dan dapat ditarik suatu rumusan masalah dalam makalah ini tentang bagaimana rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK pada mata pelajaran siklus akuntansi?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran siklus akuntansi. Harapan dari pendeskripsian rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran siklus akuntansi adalah agar bisa digunakan guru untuk mengembangkan kreatifitas dalam membuat program kegiatan pembelajaran di kelas dan sebagai masukan bahwa metode ini bisa dipakai sebagai salah satu cara dalam meningkatkan kualitas siswa dalam kegiatan belajar dan juga dapat mengukur peningkatan prestasi belajar siswa yang dalam pembelajaran siklus akuntansi.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

D. Proses Pembelajaran

Menurut W.S Winkel (1987:36), belajar adalah suatu aktivitas (baik aktivitas mental maupun aktivitas psikis) yang berlangsung selama interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Hal lain juga diungkapkan oleh Jerome S. Burner dalam bukunya Muhibbin Syah (2003:109-110), bahwa belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu didalamnya terjadi perubahan-perupahan yang bertahap. Perubahan-perubahan itu timbul melalui tahap-tahap yang satu sama lainnya berkaitan secara berurutan dan funsional. Proses belajar siswa menempuh tiga tahap, yaitu:

1. Tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan menyangkut materi yang akan diajarkan yang berfungsi memperdalam, memperhalus dan menambah pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.

2. Tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh itu di analisis, diubah, dan di transformasikan kedalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Bagi siswa tahap ini lebih sulit apabila tidak dibimbing guru yang kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang tepat untuk melakukan pembelajaran.


(25)

3. Tahap evaluasi, merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh pembelajar dan pengajar. Evaluasi juga berisi penilaian pengetahuan yang diperoleh dan apakah trasformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gajala-gajala lain.

Sardiman (1986:22-23), juga memberikan beberapa pengertian belajar adalah sebagai berikut:

1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku, perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan perubahan ilmu pengetahuan tapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.

2. Belajar dalam arti luas merupakan kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya.

3. Belajar dalam arti sempit adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

4. Belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Sedangkan yang dimaksud proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara pendidik dan peserta didik untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk dalam diri peserta


(26)

pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Menurut Muhibbin Syah (2003:50-54), didalam sebuah proses pembelajaran melibatkan beberapa aspek, yaitu : aspek psikomotorik, aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek psikomotorik siswa merupakan mnifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mental yang dapat difasilitasi lewat adanya praktikum-praktikum dengan tujuan terbentuknya ketrampilan eksperimental. Aspek kognitif difasilitas lewat berbagai aktifitas penalaran dengan tujuan adalah terbentuknya penguasaan intelektual. Sedangkan aspek afektif dilakukan lewat aktifitas pengenalan dan kepekaan lingkungan dengan tujuan terbentuknya kematangan emosional.

E. Prestasi Belajar

Dengan prestasi belajar dapat menunjukan bukti keberhasilan siswa dalam suatu proses aktifitas belajar. Sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan berhasil apabila dengan usaha belajar tertentu mampu memberikan prestasi belajar (Muhibbin Syah, 2009:135). Nawawi (1982:100), mengartikan prestasi belajar adalah sebagai tingkat keterbatasan dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes sejumlah mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Sutratinah (1984:43), prestasi belajar merupakan hasil penilaian dari usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf yang mencerminkan hasil dari sesuatu yang sudah dicapai anak. Maka dari itu prestasi belajar pada dasarnya merupakan hasil yang telah dicapai individu


(27)

atau siswa dalam melakukan suatu kegiatan belajar pada sejumlah mata pelajaran.

Menurut Muhibbin Syah (2009:144-155), ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa).

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni:

a) Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegang otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh yang mempengaruhi intensitas dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihatan sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.

b) Aspek psikologis, pada aspek psilogis ini dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Di antara faktor-faktor psikologis siswa yang pada umumnya dipadang lebih esensial adalah tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motifasi siswa.

2. Faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa). Faktor eksternal juga terdiri dari dua macam, yaitu:

a) Lingkungan sosial, yakni lingkungan sosial siswa seperti masyarakat dan tetangga juga teman-teman di kelas yang dapat


(28)

mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. sebagai contoh misalnya para guru yang selalu menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik khusunya dalam hal belajar (dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar).

b) Lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan rumah tempat tinggal keluarga siswa. Rumah yang sepit dan berantakan serta pekampungan yang terlalu padat yang tidat memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat yang sebenarnya tidak pantas untuk dikunjungi.

3. Faktor pendekatan belajar.

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang digunakan dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses belajar dalam mempelajari materi. Strategi dalam hal ini bearti seperangkat langkah perasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau untuk mencapai tujuan belajar.

F. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Menurut Suyatno (2009:51),


(29)

pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep dan menyelesaikan persoalan. Sedangkan menurut Agus Suprijono (2008:54), pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih diarahkan oleh guru. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur dalam pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan (Roger, David dalam bukunya Agus Suprijono, 2008:58-61), yaitu:

a) Saling ketergantungan yang positif yang bertujuan untuk menumbuhkan perasaan bahwa dirinya teritegrasi dalam kelompok, pencapaian tujuan sukses apbila semua anggota kelompok mencapai tujuan. Kelompok akan mengusahakan semua anggota akan mendapat penghargaan yang sama dan peserta didik ditugasi untuk saling mendukung terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

b) Tanggung jawab perorangan yang akan diberikan satu tes/evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

c) Interaksi promotif yaitu dengan ciri-ciri: saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi secara bersama, saling mengingatkan, saling membantu dan merumuskan serta


(30)

mengembangkan argumentasi dan meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan brsama.

d) Ketrampilan sosial dimana siswa berbagi untuk saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan saling mendukung serta mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.

e) Pemrosesan kelompok yaitu setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Jadi, pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dan model ini berfungsi untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman dan pengembangan ketrampilan sosial.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Ibrahim (2000:25-26) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu:

a) Hasil belajar akademik yaitu dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa


(31)

atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

b) Penerimaan terhadap perbedaan individu yaitu tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

c) Pengembangan keterampilan sosial yaitu tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.


(32)

3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roestiyah (2001:17), ada beberapa keuntungan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif, antara lain:

a) Keuntungan pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah sehingga siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. 3) Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan

keterampilan berdiskusi. sehingga dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

4) Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.

5) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka atau mereka akan lebih aktif dalam diskusi sehingga interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.

6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya sehingga dapat


(33)

membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

b) Kelemahan pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) Belajar dalam kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan akan mengarahkan mereka yang kurang pandai. 2) Untuk memahami pembelajaran kooperatif memang butuh waktu,

bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

4. Tipe Pembelajaran Kooperatif

Metode pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe dengan langkah yang berbeda. Menurut Suyatno (2009:52-56), beberapa tipe pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

a) Tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini termasuk untuk pengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggoatan campuaran menurut tingkat pretasi, jenis kelamin, dan suku. Ciri-ciri pembelajaran ini yaitu kelas dibagi dalam kelompok kecil. Tiap kelompok terdiri 4-5 anggota yang heterogen dan belajar dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan kuis. Langkah-langkah pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1) Mengarahkan siswa untuk bergabung dalam kelompok. 2) Membuat kelompok heterogen.


(34)

3) Mendiskusikan bahan ajar atau modul secara kolaborasi. 4) Mempresentasikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi.

5) Mengadakan kuis individual dan buat perkembangan siswa atau kelompok.

6) Mengumumkan rekor tim dam individu. 7) Memberikan penghargaan.

Secara ringkas prosedur pembelajaran ini adalah pengajaran, belajar dalam tim, tes, dan penghargaan kelompok.

b) Tipe Jigsaw.

Tipe Jigsaw termasuk pembelajaran kooperatif dimana siswa ditempatkan ke dalam tim beranggotakan enam orang untuk mempelajari materi akademik yang telah dipecahkan menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota. Pengarahan informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar yang terdiri beberapa bagian sesuai banyak siswa dalam kelompok. Buat kelompok ahli sesuai bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi. Kemudian kembali ke kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi. Ciri-ciri pembelajaran ini adalah: 1) Setiap anggota tim terdiri dari 5-6 orang yang disebut kelompok

asal.

2) Kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal berdiskusi sesuai keahlannya.


(35)

3) Kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar informasi.

c) Tipe NHT (Nemberes Head Together).

Tipe NHT (Nemberes Head Together) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengarahkan.

2) Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomer tertentu.

3) Memberi persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok yang sama tapi unuk siswa tidak sama sesuai dengan nomer siswa, tiap siswa dengan nomer sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok.

4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomer siswa yang sama sesuai dengan tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas.

5) Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa.

6) Mengumumkan hasil kuis dan memberi reward. d) Tipe TPS ( Think Pais Share).

Model pembelajaran ini tergolong tipe kooperatif dengan prosedur pembelajaran yaitu guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku, presentasi kelompok, kuis


(36)

individual, buat sekor perkembangan, umumkan hasil kuis dan beri reward.

e) Tipe GI.

Secara ringkas prosedur pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) yaitu pemilihan topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis serta presentasi hasil final da evaluasi. Kelompok heterogen dengan orientasi tugas, recanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok mengivestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas dan dalam lingkungan sekolah). Pengolahan data dan penyajian data hasil investigasi, presentasi, kuis individual kemudian umumkan hasil dan berikan reward. Jadi tipe GI merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana siswa menggunakan iquiri kooperatif, perencanaan, proyek dan diskusi kelompok.

G. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Dalam pembelajaran koooperatif tipe (STAD) siswa diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan (Arindawati, 2004:83-84). Sedangkan menurut Salvin (2008:12), tujuan utama pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan dapat membantu satu sama lain dalam


(37)

menguasai meteri pembelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama (Salvin, 2008:143-140), yaitu:

1. Penyajian kelas, yaitu menyampaiakn materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas. dalam penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing.

2. Kegiatan kelompok, di dalam kegiatan kelompok ini siswa diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

3. Kuis, pada tahap ini siswa diberi tes untuk dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok. 4. Skor kemajuan (perkembangan) individu, skor kemajuan individu ini tidak

berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor siswa yang lalu.

5. Penghargaan kelompok yaitu pemberian predikat kepada masing-masing kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok.

Model koooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen. Dalam model pembelajaran ini siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil dimana


(38)

masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian model Student Teams Achievement Divisions (STAD) berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan untuk membantu teman dalam memahami materi pelajaran.

Berikut ini beberapa karakteristik siswa yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), yaitu:

1. Siswa yang terdiri dari berbagai kelompok mayoritas dan minoritas (perbedaan agama, perbedaan suku dan perbedaan jenis kelamin). Siswa dengan latar belakang dari kelompok mayoritas akan cenderung menguasai kelas. Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD akan memberi mereka kesempatan untuk saling mengenal lebih jauh sebagai individu yang sama, serta apabila mereka saling bekerja sama dalam pijakan yang setara dan akan menjadikan mereka untuk terus berteman sehingga tidak terus menaruh prasangka antara satu sama lain.

2. Siswa yang terdiri dari latar belakang kemampuan akademik yang berbeda-beda. Penghapusan perbedaan kemampuan akademik sangat peting dilakukan untuk meningkatkan pretasi belajar semua siswa. Dengan perubahan-perubahan praktik mengajar di sekolah akan menjadi pengaruh yang psitif. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa akan


(39)

dikelompokan secara heterogen untuk menghapus perbedaan kemempuan akademik siswa.

3. Siswa yang cenderung bersikap individual dan kurang demokratis di dalam kelas. Beberapa siswa yang terbiasa dengan perilaku yang individual akan menyebabkan mereka sulit bersosialisasi dan bergaul dengan siswa lain. Untuk itu pembelajaran kooperatif tipe STAD ini perlu bagi mereka untuk menumbuhkan kesadaran kehidupan sosial adalah sisi yang juga sangat penting dari kehidupan.

4. Siswa yang kurang termotivasi oleh pembelajaran konvensional yang dilakukan guru. Kebanyakan siswa akan ramai sendiri di kelas jika mereka sudah merasakan bosan terhadap pembelajaran dengan metode ceramah karena mereka hanya sebagai pendengar dan mereka akan menjadi pasif. Dengan Pembelajaran kooperatif tipe STAD akan memberi siswa peluang terjadinya proses partisipasi aktif dalam belajar dan akan terjadi dialog interaktif baik dengan sesama siswa maupun dengan guru.

H. Mata Pelajaran Siklus Akuntansi

Menurut American Institut of Certified Publik Accountants (AICPA), akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengemlompokan dan pengikhtisaran menurut cara yang bearti dan dinyatakan dalam nilai uang dan kejadian yang bersifat keuangan. Sedangkan American Accounting Association (AAA), menyimpulkan bahwa akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan dilakukannya


(40)

penilaian serta pengembalian keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut. Jadi, berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan informasi ekonomi.

2. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan.

I. Kerangka Teoritik

Dengan pendekatan kelompok, dapat ditumbuh-kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Dari belajar kelompok, anak didik dibina untuk mengendalikan rasa egoisme yang ada dalam diri mereka, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas (Djamarah dan Aswan, 2010:55). Dalam pembelajaran kooperatif kekompakan dan komunikasi dalam kelompoklah yang menyebabkan meningkatnya prestasi akademik siswa. Dengan kelompok belajar ini akan menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama, jadi setiap anggota akan saling membantu untuk menutupi kekurangan temannya dalam memahami materi pelajaran. Ada proses diskusi, saling bertukar pendapat, menghargai pendapat teman, pembelajaran teman sebaya, kepemimpinan dalam mengatur pembelajaran di kelompoknya sehingga yang terjalin adalah hubungan positif.


(41)

Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) antara lain guru menyampaikan suatu materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas 4 atau 5 siswa untuk mendiskusikan dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STAD dibanding pembelajaran konvensional adalah siswa akan bekerjasama dalam satu kelompok untuk memahami materi dan memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru. Sehingga adanya kerjasama atau belajar bersama siswa ini diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa karena siswa akan lebih bisa memahami materi dengan mempelajari secara bersama-sama dari pada hanya dijelaskan oleh guru. Jadi, materi yang dipelajari siswa akan melekat untuk periode waktu yang lebih lama.

Kelas yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat siswa hanya tergantung dengan arahan dari guru, mengerjakan tugas asal jadi sehingga mempengaruhi pretasi belajar siswa. Sedangkan yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah siswa akan terlihat antusiasme untuk bekerja sama dalam satu kelompok dalam memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru. Adanya kerjasama dalam mempelajari materi ini maka diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa karena siswa akan lebih dapat memahami pelajaran siklus akuntansi secara kontruksi dan bersama-sama dari pada hanya dijelaskan oleh guru.


(42)

BAB III PEMBAHASAN

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada saat melaksanakan Progran Pengalaman Lapangan II, ternyata masih ada beberapa guru yang melakukan pembelajaran yang kurang inovatif (lembar observasi selama PPL II terdapat pada lampiran III). Beberapa guru masih cenderung menggunakan metode pembelajaran lama yaitu metode ceramah, dimana metode ini memliki banyak kelemahan, diantaranya: membuat siswa menjadi pasif, membuat siswa cenderung diperlakukan sama rata (yang pintar makin pintar dan yang lemah makin tertinggal) dan membuat siswa sulit menentukan gagasan sehingga siswa di kelas hanya menonton saja. Selain itu, dengan pembelajaran seperti itu tidak mendidik siswa untuk mampu bersosialisasi dan bekerja sama dengan baik. Dengan metode pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) ini siswa dilatih untuk menumbuhkan kemampuan bekerjasama, kreatif, berpikir kritis, dan membantu teman dalam satu kelompok untuk memahami atau menguasai materi pelajaran. Berdasarakan hal tersebut penulis ingin mendeskriksikan implementasi pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)


(43)

Secara garis besar pendeskriksian penerapan pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) ini direcanakan oleh penulis dalam empat tahapan, yaitu: (1) Tahap penyusunan program pembelajaran; (2) Tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran; (3) Tahap observasi tindakan program pembelajaran; (4) Tahap refleksi program tindakan pembelajaran.

1. Penyusunan Program Tindakan Pembelajaran

Tujuan dalam penyusunan program tindakan pembelajaran ini adalah agar dapat merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan di kelas sehingga dapat meningkatan kualitas pembelajaran siklus. Di dalam penyusunan program pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) perlu disediakan beberapa rencana awal, yaitu :

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP terdapat pada lampiran I). Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Langkah-langkah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Mengisi kolom identitas.

2) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan.

3) Menetukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang akan digunakan.


(44)

4) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang telah ditentukan.

5) Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok atau pembelajaran yang terdapat dalam silabus.

Materi pada pembelajaran ini adalah siklus akuntansi. Siklus akuntansi adalah proses sejak pencatatan transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan.

6) Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.

Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD). 7) Menentukan langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal,

inti, dan akhir. Ada beberapa langkah pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD), yaitu:

9 Guru melakukan pengajaran dengan menyampaikan materi pembelajaran yang mencakup pembukaan, pengembangan, dan latihan terbimbing.

9 Siswa diminta berkumpul dalam kelompok untuk melakukan kegiatan kelompok yaitu dengan mendiskusikan lembar kerja yang diberikan. Dalam kegiatan kelompok ini diiharapkan siswa saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.


(45)

9 Siswa diberikan kuis/ujian yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Kemudian hasil kuis/ujian akan digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan akan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

9 Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berdasarkan hasil kuis/ujian. Penghargaan ini diberikan dengan melihat skor kemajuan kelompok yang diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing anggota kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok. 8) Menentukan alat/bahan/sumber belajar.

9) Menyusun criteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal. b) Rencana pembagian siswa dalam bentuk kelompok (terdapat pada

lampiran II).

Sebelum memulai tindakan pembelajaran sebaiknya guru terlebih dahulu membuat pembagian kelompok. Kelebihan pembagian kelompok yang dilakukan terlebih dahulu oleh guru adalah untuk menghemat waktu dalam tindakan pembelajaran dan kelebihan yang lain adalah siswa tidak dapat memilih anggota kelompoknya, karena jika siswa yang memilih sendiri akan cenderung memilih anggota yang setara dengan kemampuaannya. Dalam pembagian kelompok ini guru perlu terlebih dahulu mengidentifikasi data siswa menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bertujuan untuk


(46)

membentuk kelompok yang heterogen. Dalam satu kelompok usahakan terdiri hanya empat orang dan seaidainya jumlah siswa tidak memungkinkan untuk dibagi empat. Guru bisa menempatkan sisa pembagian siswa kedalam kelompok pertama atau kedua.

c) Menentukan skor awal siswa (terdapat pada lampiran II).

Skor awal siswa berfungsi untuk mengetahui perkembangan siswa setelah melakukan pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD). Skor awal dapat diambil dari hasil nilai ujian siswa semester yang lalu atau nilai ujian/kuis pada pembelajaran sebelumnya.

2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran 1) Pengajaran.

Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pengajaran ini mencakup pembukaan, pengembangan dan pengarahan praktis dari keseluruhan pelajaran siklus akuntansi perusahaan jasa dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.

a) Pembukaan.

Guru menyampaikan pada siswa tentang siklus akuntansi perusahaan jasa dan sampaikan kepada siswa mengapa siklus akuntansi perusahaan jasa ini penting untuk mereka pelajari. Tumbuhkan rasa ingin tau siswa tentang perusahaan jasa (misalnya guru mengaitkan berbagai perusahaan jasa yang ada disekitar


(47)

kehidupan siswa dan siswa diminta untuk mnyebutkan perusahaan-perusahaan jasa yang mereka ketahui). Penyampaian ini bisa menggunakan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki atau dengan cara yang lain. Kemudian guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau merangsang minat mereka pada pelajaran tersebut. Ulangi secara singkat informasi-informasi tentang perusahaan jasa yang merupakan syarat mutlak untuk membangkitkan rasa ingin tau siswa dalam kelompok.

b) Pengembangan.

Guru mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa mulai dari definisi perusahaan jasa, ciri-ciri perusahaan jasa dan berbagai transaksi keuangannya untuk dikembangkan dalam kelompok karena pembelajaran kooperatif ini menekankan bahwa belajar adalah memahami makna bukan menghapal. Guru hendaknya mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan guru juga berkewajiban memberi penjelasan terhadap jawaban siswa (jika jawaban siswa tersebut benar mengapa benar dan jika jawaban siswa salah mengapa salah). Jika siswa sudah mampu memahami definisi perusahaan jasa, ciri-cirinya dan berbagai transaksi keuangan dalam perusahaan jasa maka sebaiknya guru


(48)

berpindah pada pengertian jurnal, bentuk jurnal sampai ke langkah-langkah dalam membuat jurnal pada perusahaan jasa.

c) Latihan Terbimbing.

Guru menyuruh semua siswa untuk menjawab atau menyelesaikan soal atau pertanyaan yang diberikan guru. Sebaiknya siswa dipanggil secara acak untuk menjawab atau menyelesaikannya. Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua soal dan langsung diberikan umpan balik. Di dalam latihan terbimbing ini pemberian tugas kelas tidak boleh dilakukan karena akan menyita waktu yang terlalu lama.

2) Belajar Kelompok.

Selama masa belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan beserta lembar jawaban (terdapat pada lampiran I). Pada proses ini dapat berfungsi untuk melatih ketrampilan yang sedang siswa pelajari dengan tujuan untuk menilai diri mereka dan teman satu kelompok dalam. Guru sebaiknya berkeliling kelas dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk mengontrol aktifitas siswa dalam kelompok. Pada saat pertama kali kelas menggunakan pembelajaran kooperatif ini, sebaiknya guru perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah atau selalu memberi pemahaman bahwa para


(49)

siswa punya rasa tanggung jawab terhadap teman dalam kelompok untuk mempelajari materi, benar-benar dapat mengasai materi dan selalu memberi bantuan untuk dapat menguasai materi. Pada dasarnya langkah-langkah yang sebaiknya guru lakukan adalah:

a) Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya.

b) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai sempurna dalam ujian/kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi, penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, seharusnya mereka menanyakan dulu kepada teman sekelompoknya sebelum bertanya kepada guru.

c) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik.


(50)

3) Ujian/kuis.

Bagikan lembar soal ujian/kuis dan lembar untuk menjawab ujian/kuis kepada siswa. Siswa diberi waktu sesuai dengan ketentuan untuk mengerjakannya. Ujian/kuis tersebut dikerjakan siswa bukan dalam kelompok melainkan dikerjakan secara pribadi (terdapat pada lampiran I). Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil ujian/kuis akan digunakan sebagai poin kemajuan/perkembangan individu dan disumbangkan dalam poin kemajuan/perkembangan kelompok.

4) Penghargaan Kelompok.

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai/skor dari hasil ujian/kuis individu yang telah dilakukan siswa (terdapat pada lampiran II) dan memberikan poin kemajuannya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (terdapat pada lampiran II) yang akan disumbangkan untuk memberi predikat atau penghargaan kepada tiap-tiap kelompok (terdapat pada lampiran II). Pemberian predikat atau penghargaan kelompok berdasarkan dari poin kemajuan individu yang kemudian djadikan satu dengan poin kemajuan semua teman satu kelompoknya untuk dihitung nilai rata-ratanya. Bagi kelompok yang berpredikat paling atas sebaiknya diberi semacam penghargaan untuk memotivasi kelompok yang lainnya. 3. Observasi Tindakan Program Pembelajaran

Observasi tindakan program pembelajaran dilakukan untuk mengontrol pembelajaran ini apakah telah sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe


(51)

student teams achievement divisions (STAD) dan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD). Metode observasi dipilih karena merupakan cara yang paling efektif untuk memperoleh gambaran tentang kesuksesan suatu proses pembelajaran yang terjadi. Dalam observasi ini, guru perlu menyiapkan instrumen-instrumen observasi sebagai data untuk menentukan ketercapaian hasil pembelajaran. Dengan observasi ini dapat diperoleh gambaran tentang kehidupan sosial dalam proses pembelajaran di kelas yang sukar untuk diketahui dengan metode lainnya. Ada tiga objek yang menjadi tujuan dari observasi ini, yaitu:

a) Observasi kelas (instrumen observasi kelas terdapat pada lampiran IV). Observasi kelas dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) sedang berlangsung. Observasi ini dilakukan karena kelas merupakan wahana paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi peserta didik di sekolah.

b) Observasi guru (instrumen observasi guru terdapat pada lampiran IV). Guru di dalam kelas mempunyai tugas dan tanggung jawab menciptakan, mengatur, dan mengelola kelas secara efektif dan menyenangkan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru perlu menggali data untuk mengetahui apakah pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana dapat diterima dengan baik oleh siswa. Dengan mengisi lembar observasi ini maka


(52)

guru bisa memperoleh gambaran tentang pembelajaran yang telah disajikan dan dapat mengetahui bahwa apakah guru benar-benar menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c) Observasi siswa (instrumen observasi siswa terdapat pada lampiran IV).

Observasi ini bertujuan untuk memantau apakah siswa benar-benar melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Observasi ini menyangkut siapa saja siswa yang terlibat dalam kegiatan yang diamati, apa status mereka, bagaimana hubungan mereka dengan kegiatan tersebut, bagaimana kedudukan mereka dalam kegiatan tersebut, kegiatan menyangkut apa yang dilakukan oleh partisipan, apa yang mendorong mereka melakukannya, bagaimana bentuk kegiatan tersebut, serta akibat dari kegiatan tersebut. Ada beberapa unsur harus diterapkan dalam observasi siswa, yaitu:

a) Saling ketergantungan positif.

Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Kegagalan satu anggota kelompok saja berarti kegagalan kelompok.. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian individu dan penilaian kelompok. Dengan demikian setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan nilai pada kelompoknya.


(53)

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, maka setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Sehingga masing-masing anggota kelompok akan melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok dapat dilaksanakan. c) Tatap muka.

Setiap anggota kelompok diberikan kesempatan bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

d) Komunikasi antar anggota.

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk mengutarakan pendapat mereka. Disinilah peranan guru untuk memotivasi siswanya agar berani mengutarakan pendapatnya. Proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

4. Refleksi program tindakan pembelajaran

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil pembelajaran. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir. Pada dasarnya refleksi ini memungkinkan


(54)

untuk mengevaluasi pengalaman-pengalaman dalam pembelajaran dan perencanaan pembelajaran berikutnya.

J. Evaluasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Evaluasi ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD telah mencapai sasaran secara efektif dan juga berfungsi untuk melihat peningkatkan prestasi belajar siswa. Evaluasi dilakukan dengan pedoman dari data hasil observasi dan dari refleksi yang telah dilakukan pada setiap akhir pembelajaran. Hasil evaluasi sangat di perlukan untuk mendisain program pembelajaran berikutnya.


(55)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran siklus akuntansi akan berdampak terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Jadi, metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat digunakan dalam materi yang lainnya. Disini siswa juga dilatih dalam hal bersosialisai yang diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami pelajaran dan menyelesaikan permasalahan. Hasil kemajuan siswa yang dilakukan pengukuran dengan kuis dapat digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan dapat disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

Implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran siklus akuntansi dilakukan melalui empat tahap, yaitu: (1) Penyusunan program pembelajaran; (2) Pelaksanaan tindakan pembelajaran; (3) Observasi tindakan program pembelajaran; (4) Refleksi program tindakan pembelajaran.

Hal yang tidak kalah penting adalah melakukan evaluasi pada setiap periode pembelajaran. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk melihat peningkatkan dan melihat seberapa tingkat ketercapaian proses pembelajaran


(56)

sehingga dapat mengembangkan pembelajaran berikutnya yang akan menjadi semakin lebih baik.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Bermawi Munthe. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Djamarah, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Harnanto. 1983. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: BPFE UGM.

Hendi Sumantri. 2008. Memahami Akuntansi SMK: Pustaka Pelajar.

Agus Supriyanto. 2008. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Jakarta

Irwanto. 1988. Psikologi Umum. Jakarta: Pusat Penelitian Unika Atmajaya. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada. Nawawi. 1982. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali. Slavin, R.E. 2009. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, edisi ke delapan: jilid

dua. Jakarta: PT. Indeks

Slavin, R.E. 2008. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktek. Jakarta: PT. Indeks.

Solihatin, Etin & Raharjo. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


(58)

Suwandi. 2010. Model Assesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Persindo.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

Suhaenah Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Suryobroto. 1986. Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru dalam Proses Belajar-mengajar. Yogyakarta: Amarta Buku.


(59)

LAMPIRAN I

Lamp. 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lamp. 2 : Hand Out

Lamp. 3 : Lembar Kegiatan dalam Kelompok Lamp. 4 : Lembar Kerja Kegiatan dalam Kelompok Lamp. 5 : Kunci Jawaban Kegiatan dalam Kelompok Lamp. 6 : Kuis Individu

Lamp. 7 : Lembar Kerja Kuis Individu Lamp. 8 : Kunci Jawaban Kuis Individu


(60)

Lampiran 1 : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK XXXX Mata Pelajaran : Siklus Akuntansi

Kelas/Semester : X/Dua

Tahun Pelajaran : 20XX/20XX

Stándar Kompetensi : Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa.

Kompetensi Dasar : 1. Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit.

2. Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum.

Indikator : 1. Menjelaskan ciri-ciri perusahaan jasa.

2. Membedakan antara bukti transaksi keuangan internal dan eksternal.

3. Menjelaskan fungsi jurnal.

4. Membuat jurnal dari berbagai jenis transaksi.

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit. A. Tujuan Pembelajaran


(61)

2. Siswa mampu membedakan antara bukti transaksi keuangan internal dan eksternal.

3. Siswa mampu menjelaskan fungsi jurnal.

4. Siswa mampu membuat jurnal dari berbagai jenis transaksi. B. Materi Pembelajaran

Transaksi keuangan pada perusahaan jasa. 1. Definisi dan ciri-ciri perusahaan jasa.

2. Transaksi keuangan dan bagan siklus akuntansi. 3. Pengertian dan fungsi jurnal.

4. Bentuk jurnal.

5. Langkah-langkah dalam membuat jurnal. C. Pendekatan

Kontekstual.

D. Metode Pembelajaran

Menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. E. Skenario/Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu 1. Pengajaran

a. Pembukaan

• Guru mengucapkan salam pembuka. • Guru menyampaikan pada siswa tentang

siklus akuntansi perusahaan jasa dan

2 menit 15 menit


(62)

sampaikan kepada siswa mengapa siklus akuntansi perusahaan jasa ini penting untuk mereka pelajari.

• Kemudian guru dapat menyuruh siswa berkumpul dalam kelompok yang telah ditentukan berdasarkan peringkat siswa secara heterogen dan menjelaskan kinerja dan fungsi dari kelompok itu. b. Pengembangan

• Guru mengembangkan materi

pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa mulai dari definisi perusahaan jasa, ciri-ciri perusahaan jasa dan berbagai transaksi keuangannya untuk dikembangkan dalam kelompok.

• Guru mengontrol pemahaman siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan guru juga berkewajiban memberi penjelasan terhadap jawaban siswa.

• Jika siswa sudah mampu memahami definisi perusahaan jasa, ciri-cirinya dan

3 menit

20 menit

10 menit


(63)

berbagai transaksi keuangan dalam perusahaan jasa maka guru lekas berpindah pada pengertian jurnal, bentuk jurnal sampai ke langkah-langkah dalam membuat jurnal.

c. Latihan terbimbing

• Guru memberikan pertanyaan satu atau dua soal saja kepada siswa untuk didiskusikan dalam kelompok sebagai pemanasan. dan semua siswa disuruh untuk menjawab atau menyelesaikan soal tersebut.

• Siswa dipanggil secara acak untuk menjawab dan guru langsung memberi umpan balik.

2 menit

3 menit

2. Belajar kelompok

• Siswa diberi lembar kegiatan beserta lembar jawaban untuk di selesaikan dalam kelompok.

• Kelompok mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan siswa diminta untuk saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan

5 menit


(64)

pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Selama masa belajar kelompok, guru selalu menekankan bahwa tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas dan memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik.

3. Kuis/ujian

• Siswa diberi kuis yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Siswa diberi waktu sesuai dengan ketentuan untuk mengerjakannya.

• Siswa diminta menukarkan lembar kerja kuis mereka dengan meja sebelahnya untuk dicocokan bersama-sama.

30 menit


(65)

• Nilai kuis kemudian dibandingkan dengan nilai kuis yang lalu untuk mengetahui poin kemajuan siswa.

5 menit

4 Penghargaan kelompok

• Menghitung nilai rata-rata kelmpok dari semua poin kemajuan dari anggota kelompok.

• Pemberian predikat kepada masing-masing kelompok.

10 menit

5 menit

5 Refleksi

• Guru dan siswa melakukan refleksi setelah pembelajaran berakhir.

5 menit

F. Tugas Terstruktur

1. Kegiatan kerja kelompok yang berhubungan dengan materi. G. Sumber dan Alat

1. Alat Pembelajaran. a) Papan tulis. b) Hand out.

c) Lembar kerja kelompok. 2. Sumber Pembelajaran.

a) Akuntansi. Toto Sucipto, Dra. Moelyati, M.M., Drs, Sumardi, MM. b) Memahami Akuntansi SMK. Drs. Hendi Sumantri.


(66)

c) Dasar-dasar Akuntansi. Al. Haryono Yusup. H. Penilaian

1. Penilaian Kognitif

a) Tes lisan dengan beberapa pertanyaan.

b) Nilai kuis dengan hasil peningkatan nilai individual dan kelompok. 2. Penilaian Afektif

a) Dengan pengamatan.

Yogyakarta,

Guru Mata Pelajaran

( ) NIP.


(67)

Lampiran 2 : Hand Out

A. Definisi dan Ciri-ciri Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menyediakan berbagai pelayanan seperti kemudahan, keamanan, atau kenikmatan kepada pelanggan atau kepada anggota masyarakat yang memerlukannya. Ciri-ciri perusahaan jasa adalah perusahaan yang memproduksi produk tidak berwujud yang bertujuan mencari laba, meskipun dalam menjalankan usahanya perusahaan jasa menggunakan faktor-faktor produksi berwujud, misalnya: penerbangan dan bengkel.

1. Bidang-bidang usaha jasa:

a) Transportasi: perusahaan taksi, bus. b) Komunikasi: pengusaha radio, wartel. c) Hiburan: bioskop, taman hiburan.

d) Reparasi/pemeliharaan: bengkel, service tv. e) Persewaan: persewaan gedung, alat-alat berat. f) Keahlian perorangan: penjahit salon.

g) Profesi: kantor akuntan, notaris. h) Keuangan: bank.

i) Pertanggungan: asuransi. 2. Ciri-ciri perusahaan jasa:

a) Kegiatan usahanya selalu membantu orang lain/badan lain dengan menerima balas jasa.

b) Pembelian barang oleh perusahaan jasa (bahan habis pakai/perlengkapan dan peralatan) tidak untuk diolah tetapi untuk memberikan pelayanan kepada pemakai jasa.

c) Pendapatannya diperoleh dari penjualan jasa.

d) Laba usaha diperoleh dari pendapatan jasa dikurangi biaya-biaya usaha.


(68)

B. Transaksi Keuangan Pada Perusahaan Jasa 1. Sumber pencatatan akuntansi.

Supaya terciptanya tertib administrasi, setiap transaksi diperusahaan senantiasa disertai dengan bukti-bukti transaksi. Bukti transaksi yaitu bukti tertulis tentang terjadinya transaksi keuangan yang digunakan sebagai data awal sumber pencatatan dalam akuntansi.

2. Syarat laporan keuangan.

Akuntansi keuangan bertujuan untuk menyajikan informasi laporan keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan tidak dapat langsung disusun dari transaksi tetapi harus melalui sebuah proses. Proses sejak pencatatan transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan itu disebut dengan siklus akuntansi.

a) Ditinjau dari segi waktu.

1) Tahap pencatatan yaitu pencatatan yang dilakukan selama periode akuntansi, meliputi bukti transaksi, jurnal, dan buku besar.

2) Tahap pengikhtisaran yaitu pencatatan yang dilakukan pada akhir periode akuntansi. misalnya penyusunan neraca saldo/neraca sisa, jurnal penyesuaian, laporan keuangan serta penutupan buku besar. b) Ditinjau dari segi proses dan hasil.

1) Tahap pencatatan yaitu pencatatan yang meliputi pencatatan-pencatatan dalam bukti transaksi/bukti pembukuan, jurnal, dan buku besar.

2) Tahap pengikhtisaran yaitu memproses hasil pencatatan selama periode akuntansi dan menyesuaikannya dengan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Tahap ini meliputi penysunan neraca sisa/neraca saldo, jurnal penyesuaian, dan penutupan buku besar.

3) Tahan pelaporan yaitu penyusunan laporan keuangan yang bersumber dari pengikhtisaran.


(69)

Penjelasan:

Tahap Pencatatan yaitu siklus akuntansi yang dimulai dengan adanya suatu transaksi atau kejadian yang harus dicatat.

1. Transaksi yaitu tindakan yang mengakibatkan perubahan aktiva/kewajiban dan ekuitas/modal yang berhubunagn dengan pihak luar.

Contoh:

a) pembelian barang, perlengkapan, peralatan. b) penjualan barang atau jasa.

c) pembayaran utan usaha.

d) pembayaran beban sewa dan gaji.

e) penerimaan pendapatan, piutang usaha dan lain-lain.

2. Kejadian adalah tindakan yang terjadi didalam perusahaan (transaksi intern).

a) penyusutan aktiva tetap. b) pemakaian perlengkapan.

Tahap Pengikhtisaran yaitu setelah pencatatan dokumen sumber kedalam jurnal dan pemindahan kedalam akun buku besar mak dilanjutkan tahap pengikhtisaran yang biasanya dilakukan pada akhir periode. Pada tahap pengikhtisaran tersebut saldo-saldo buku besar dipindahkan ke neraca sisa/neraca saldo.

Tahap Pelaporan yaitu secara teoritis laporan keuangan hanya di buat setelah akun-akun buku besar ditutup. Laporan keuangan dapat disusun setelah menbuat penyesuaian dan memasukanya kedalam akun buku besar. 3. Macam-macam bukti transaksi.


(70)

Siklus Akuntansi:

Tahap pencatatan

Bukti transaksi / Bukti pencatatan

Jurnal

Buku Besar

Jurnal Penyesuaian Neraca Saldo

Menutup Buku Besar Jurnal Penutup

Neraca Sisa Setelah Penutupan Tahap

pengikhtisaran

Tahap Pelaporan

Kertas Kerja

Laporan keuangan ¾ Laporan laba rugi

¾ Laporan perubahan


(71)

C. Jurnal/Buku Harian

Pengertian jurnal adalah formulir khusus yang dipakai untuk mencatat setiap bukti pencatatan secara kronologis menurut nama akun dan jumlah yang harus didebit dan dikredit.

1. Bentuk jurnal

" PENJAHIT AMAT" JURNAL UMUM

halaman : 01

Tanggal Akun/Keterangan ref Debit Kredit

a b c d e

Penjelasan:

a. Kolom tanggal untuk mencatan tanggal, bulan, dan tahun terjadinya transaksi. tahun dicantumkan paling atas diikuti bulan dan tanggan dibawahnya secara berurutan.

b. Kolom akun/keterangan untuk mencatat akun-akun yang akan didebit dan dikredit serta keterangan ringkas transaksi tersebut. Akun yang didebit ditulis terlebih dahulu (di atas) sedangkan akun yang dikredit ditulis kemudian (di bawah) dan menjorok ke dalam.

c. Kolom ref (refrensi) untuk mencatat nomer kode akun yang sudah diposting atau dipindahkan ke buku besar.

d. Kolom debit untuk mencatat jumlah nominal uang yang akan didebit. e. Kolom kredit untuk mencatat jumlah nominal uang yang akan dikredit.

Contoh:

Perusahaan jasa baru didirikan pada tanggal 1 Mei 2001 oleh Tuan Harjuno. Transaksi-transaksi untuk bulan pertama operasi perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:


(72)

Mei 1 Tuan Harjuno membuka usahanya dengan menyetorkan uang tunai sebesar Rp80.000.000,00 sebagai modal usaha.

JURNAL UMUM

halaman: 01

Tanggal Akun/Keterangan ref Debit Kredit

2001 Kas Rp80.000.000

Mei Modal Tuan Harjuno Rp80.000.000

(menerima setoran modal dari pemilik)


(73)

Lampiran 3 : Lembar Kegiatan dalam Kelompok

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!

1. Jelaskan pengertian dari perusahaan jasa dan sebutkan bidang-bidang usaha jasa beserta contohnya!

2. Sebutkan macam-macam bukti transaksi! 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan jurnal!

4. Transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2009 pada usaha Reparasi BAGUS adalah sebagai berikut:

Desember 1 Tuan Bagus menyetorkan uang tunai sebesar Rp 20.000.000,00 sebagai setoran modal awal.

2 Pemilik meminjam uang dari bank sebesar Rp 5.000.000,00 untuk usahanya.

3 Perusahaan menerima pembayaran secara tunai Rp 3.000.000,00 untuk pekerjaan reparasi yang telah dikerjakan. 4 Dibayar beban listrik Rp 250.000,00.

5 Tuan Bagus mengambil uang untuk keperluan pribadi Rp 1.000.000,00.

9 Dibeli perlengkapan kantor secara tunai seharga Rp.1.200.000,00.

16 Diterima uang sebesar Rp.2.500.000,00 tunai atas jasa yang diserahkan kepada pelanggan.

19 Selama bulan Desember dibayar utang usaha sebesar Rp 50.000,00.

21 Dibayar biaya telepon bulan ini sebesar Rp.100.000,00. 23 Diselesaikan order senilai Rp.2.100.000,00 untuk pelanggan,

namun uangnya belum diterima.

25 Perusahaan mencicil pinjaman di bank sebesar Rp 1.500.000,00 dengan bunga Rp 150.000,00.

30 Dibayar gaji pegawai bulan ini sebesar Rp 2.400.000,00 Berdasarkan data transaksi di atas, buatlah jurnal umumnya!


(74)

Lampiran 4 : Lembar Jawaban Kegiatam dalam Kelompok

Soal 1:

Soal 2:


(75)

Soal 4:

” Reparasi BAGUS “ Jurnal Umum

halaman: …..

Tanggal Keterangan ref Debit Kredit

                                               


(76)

Lampiran 5 : Kunci Jawaban Kegiatan dalam Kelompok

Soal 1:

a. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menyediakan berbagai pelayanan seperti kemudahan, keamanan, atau kenikmatan kepada pelanggan atau kepada anggota masyarakat yang memerlukannya.

b. Bidang-bidang usaha jasa:

j) Transportasi: perusahaan taksi, bus. k) Komunikasi: pengusaha radio, wartel. l) Hiburan: bioskop, taman hiburan.

m)Reparasi/pemeliharaan: bengkel, service tv. n) Persewaan: persewaan gedung, alat-alat berat. o) Keahlian perorangan: penjahit salon.

p) Profesi: kantor akuntan, notaris. q) Keuangan: bank.

r) Pertanggungan: asuransi.

Soal 2:

Macam-macam bukti transaksi:

¾ Kuitansi, Nota kontan, Faktur, Nota kredit, Nota debit, Cek.

Soal 3:

Pengertian jurnal adalah formulir khusus yang dipakai untuk mencatat setiap bukti pencatatan secara kronologis menurut nama akun dan jumlah yang harus didebit dan dikredit.


(77)

Soal 4:

” Reparasi BAGUS “ Jurnal Umum

halaman: 01

Tanggal Keterangan ref Debit Kredit

2009 1 Kas 20,000,000

Des Modal Tuan Bagus 20,000,000

(menerima setoran modal dari pemilik)

2 Kas 5,000,000

Utang Bank 5,000,000

(meminjam uang dari bank)

3 Kas 3,000,000

Pendapatan Jasa 3,000,000

(menerima pendapatan)

4 Beban Listrik 250,000

Kas 250,000

(membayar biaya listrik)

5 Prive 1,000,000

Kas 1,000,000

(pemilik mengambil uang untuk

keperluan pribadi)

9 Perlengkapan Kantor 1,200,000

Kas 1,200,000

(membeli perlengkapan kantor secara

tuani)

16 Kas 2,500,000

Pendapatan Jasa 2,500,000

(menerima pendapatan)

19 Utang Usaha 50,000

Kas 50,000

(membayar utang)

21 Beban Telepon 100,000

Kas 100,000

(membayar biaya listrik )

23 Piutang Usaha 2,100,000

Pendapatan Jasa 2,100,000

(penjualan kredit )

25 Utang Bank 1,500,000

Beban Bunga 150,000

Kas 1,650,000

(membayar utang bank beserta bunga)

30 Beban Gaji 2,400,000

Kas 2,400,000

(membayar gaji pegawai)


(78)

Lampiran 6 : Kuis Individu

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar! 5. Jelaskan pengertian dari perusahaan jasa!

6. Sebutkan ciri-ciri perusahaan jasa!

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan jurnal!

8. Perusahaan jasa baru didirikan pada bulan Juni 2005 oleh Tuan Amat yang diberi nama “Penjahit Amat”. Transaksi-transaksi untuk bulan pertama operasi perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

Juni 1 Tuan Amat menyetor uang tunai sebesar Rp25.000.000,00 sebagai modal usaha.

2 Tuan Amat meminjam uang dari Bank sebesar Rp10.000.000,00

2 Membeli mesin jahit untuk usaha secara tunai Rp20.000.000,00

3 Membeli kendaraan secara tunai senilai Rp9.000.000,00 4 Membayar beban listrik dan air Rp200.000,00

5 Diterima uang tunai dari pelanggan sebagai pendapatan sebesar Rp1.500.000,00

6 Pemilik menambah uang tunai Rp500.000,00 untuk tambahan modal

7 Dibayar gaji pegawai tunai Rp250.000,00

7 Dibayar perlengkapan kantor secara tunai Rp100.000,00 Diminta: Catatlah transaksi diatas kedalam jurnal umum!


(79)

Lampiran 7 : Lembar Kerja Kuis Individu

Soal 1:

Soal 2:


(80)

Soal 4 Kuis:

" PENJAHIT AMAT" JURNAL UMUM

halaman: 01

Tanggal Keterangan ref Debit Kredit


(1)

12 Guru membiarkan siswa bekerja dalam kelompok menurut cara mereka sendiri

13 Guru membiarkan siswa berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif

14 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok yang mengalami kesulitan

15 Guru hanya memperhatikan beberapa kelompok tertentu saja

16 Guru dan siswa terlibat percakapan serius sehingga kelas menjadi gaduh dan menggangu siswa lain

17 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku

18 Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan

19 Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif

20 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik

21 Guru bersana dengan siswa melakukan refleksi pada akhir pelajaran


(2)

Lampiran 19 : Instrumen Observasi Kelas

Nama Sekolah :

Jam ke :

Kelas : X

Mata pelajaran : Siklus Akuntansi Hari, Tanggal :

No Deskriptor Ya Tidak Keterangan

1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki kemampuan dan asal usul yang berbeda-beda.

2 Ada sejumlah aturan yang harus diikuti oleh para siswa

3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

4 Buku-buku dan perlengkapan siswa mudah ditemukan di kelas atau di sekolah.

5 Ada klik-klik di dalam kelas sehingga menyulitkan dalam penggabungan di dalam kelompok.

6 Kerja didalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat.

7 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok.

8 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya.

9 Ada kegaduhan di dalam kelas sehingga menghambat kerja kelompok.

10 Para siswa saling bersaing untuk menunjukan siapa yang terbaik.

11 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.

12 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan.

13 Siswa mempunyai cukup banyak waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. 14 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang


(3)

tinggi.

15 Setiap siswa mempunyai keistimewaan yang sama.

16 Tujuan dari kelas ini tidak dapat dipahami dengan jelas.

17 Kelas ini terdiri dari individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik. 18 Sebagian besar siswa menganggap materi

yang diberikan mudah.

19 Kelas terorganisir dengan baik.

20 Selama berdiskusi siswa saling memberikan pendapat atau masukan buat kelompok.


(4)

Lampiran 20 :

Instrumen Observasi Siswa di Kelas

Nama Sekolah :

Jam ke :

Kelas : X

Mata pelajaran : Siklus Akuntansi Hari, Tanggal :

No Indikator kegiatan siswa Frekwensi Persentase 1 Siswa membaca hand out yang disiapkan oleh

guru

2 Siswa aktif berdiskusi dalam kelompok mengenai materi pembelajaran

3 Siswa mendengarkan penjelasan dari siswa lain 4 Siswa menulis jawaban soal yang diberikan guru 5 Siswa bekerja sama dengan baik bersama

kelompoknya

6 Siswa menggunakan media pembelajaran yang disiapkan


(5)

Lampiran 21 :

Instrumen Observasi Siswa dalam Diskusi Kelompok

Nama Sekolah :

Jam ke :

Kelas : X

Mata pelajaran : Siklus Akuntansi Hari, Tanggal :

No Komponen yang di observasi Frekuensi Persentase 1 Siswa mengajukan pertanyaan

2 Siswa menjawab pertanyaan 3 Siswa aktif mengerjakan tugas 4 Siswa aktif dalam diskusi

5 Siswa mengemukakan/menanggapi pendapat teman


(6)

Lampiran 22 :

Instrumen Observasi Kegiatan Kelompok

Nama Sekolah :

Jam ke :

Kelas : X

Mata pelajaran : Siklus Akuntansi Hari, Tanggal :

Kelompok :

No Pernyataan Frekuensi Persentase

1 Siswa melakukan kerjasama dalam kelompoknya

2 Siswa memberikan saran dan gagasan 3 Siswa mengajukan pertanyaan

4 Siswa memperhatikan pertanyaan teman 5 Siswa memberi tanggapan terhadap jawaban

teman

6 Siswa tidak memonopoli pertanyaan 7 Siswa tidak memaksakan pendapat

8 Kemampuan siswa dalam memahami materi 9 Partispasi siswa dalam kelompoknya

10 Siswa taat terhadap aturan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD

11 Kemampuan siswa menjelaskan kepada teman 12 Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK MURNI 2 SURAKARTA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

0 6 281

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATAKAN PRESTASI BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN MERAWAT TERNAK SAKIT.

0 1 97

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X OTOMOTIF PADA MATA PELAJARAN MEMAHAMI PROSES-PROSES DASAR PERMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KLATEN.

0 0 198

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

0 0 8

RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN SIKLUS AKUNTANSI

0 0 103