HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN SISTEM GANDA, PRESTASI BELAJAR DAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN KESIAPAN KERJA

  

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN SISTEM GANDA,

PRESTASI BELAJAR DAN PENYESUAIAN DIRI SISWA

DENGAN KESIAPAN KERJA

  

Studi Kasus Pada SMK Kristen 2 Klaten

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Disusun Oleh:

Andreas Winasis Widyatmoko

011334038

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

MOTTO

“Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya”

  (Yoh. 14:14) Skripsi ini kupersembahkan bagi yang membutuhkan

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 04 Desember 2007 AndreasWinasis Widyatmoko

  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN SISTEM GANDA,

PRESTASI BELAJAR DAN PENYESUAIAN DIRI SISWA

DENGAN KESIAPAN KERJA

  

Studi Kasus Pada SMK Kristen 2 Klaten

Andreas Winasis Widyatmoko

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara

pelaksanaan pendidikan sistem ganda terhadap kesiapan kerja; (2) hubungan

antara prestasi belajar terhadap kesiapan kerja; (3) hubungan antara penyesuaian

diri siswa terhadap kesiapan kerja; dan (4) hubungan antara pelaksanaan

pendidikan sistem ganda, prestasi belajar, dan penyesuaian diri siswa dengan

kesiapan kerja.

  Penelitian dilaksanakan di SMK Kristen 2 Klaten pada bulan Juni 2007.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK jurusan akuntansi.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 2 jurusan akuntansi SMK

Kristen 2 Klaten yang berjumlah 97 siswa. Teknik analisa data menggunakan

korelasi product moment dan regresi ganda.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara

pelaksanaan pendidikan sistem ganda dan kesiapan kerja (r = 0,039 ; p = 0,703),

(2) ada hubungan antara prestasi belajar dan kesiapan kerja (r = 0,274 ; p = 0,007),

(3) tidak ada hubungan antara penyesuaian diri siswa dan kesiapan kerja (r =

0,068 ; p = 0,510), dan (4) ada hubungan antara pelaksanaan pendidikan sistem

ganda, prestasi belajar, dan penyesuaian diri siswa dengan kesiapan kerja (R =

0,310 ; p = 0,024 ).

  

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN THE IMPLEMENTATION

OF DOUBLE SYSTEM, STUDENT`S LEARNING

ACHIEVEMENTS, STUDENT’S ADAPTATION AND

STUDENT`S WORKING READINESS

  

A Case Study at 2 Christian Vocational Senior High School

in Klaten Regency

Andreas Winasis Widyatmoko

Sanata Dharma University

  

Yogyakarta

2007

The aims of this research are to know the correlation between (1) the

implementation of double system and student’s working readiness; (2) student’s

learning achievement and student’s working readiness; (3) student’s adaptation

and student’s working readiness; and (4) the implementation of double system ,

student’s learning achievements, student’s adaptation and student’s working

readiness.

  This research done at 2 Christian Vocational Senior High School in Klaten

Regency in June 2007. The techniques of data collection were questionnaire, and

documentation. The population of this research were all students of accounting

department of Vocational Senior High School. The samples are 97 students of the

second year of accounting department of 2 Christian Vocational Senior High

School in Klaten Regency. The techniques of data analysis were Product Moment

Correlation and Double Regression .

  The result of this research shows that (1) there isn’t any correlation

between the implementation of double system and student’s working readiness (r

= 0.039 > ρ = 0.703); (2) there is correlation between student’s learning

achievement and student’s working readiness (r = 0.274 > ρ =0.007); (3) there

isn’t any correlation between student’s adaptation and student’s working readiness

(r = 0.068 > ρ = 0.510); and (4) there is correlation between the implementation of

double system, student’s learning achievements, student’s adaptation and

student’s working readiness (R = 0.310 ; ρ = 0.024).

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih atas berkat dan kasih-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Skripsi ini

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi

Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

  Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang

merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat

banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka

pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih

kepada :

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.d. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Drs. F.X Muhadi M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  4. Bapak Drs. Sutomo Wardoyo selaku Kepala Sekolah SMK Kristen 2

  

5. Bapak Parmanto, S.Pd selaku guru Sekolah SMK Kristen 2 Klaten yang

telah membantu dalam melakukan penelitian.

  

6. Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan pengalaman kepada penulis selama kuliah.

  

7. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntasi atas segala

keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

  

8. Bapak S. Sukisno dan Mama B. Marjati yang tercinta, yang tidak pernah

lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun materiel, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu menyertai bapak dan ibu tercinta.

  

9. Bapak R. Supadno dan Ibu Sukarsiwi yang tercinta, yang tidak pernah

lelah memberikan doa, kasih sayang dan dukungan baik moril serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu menyertai bapak dan ibu tercinta.

  

10. Florentina Eka Ratnaningsih, S. Farm., Apt. Terima kasih atas semua yang

kau berikan. Tak ada kata-kata yang dapat menggambarkan kasih sayang dan cinta kasihmu yang menjadikan aku tambah dewasa. Aku selalu sayang dan cinta kepadamu. Berkat Tuhan selalu menyertai Naning.

  

11. Arum Woro Winangsih, S.Pd, yang tidak pernah lelah menemani aku

selama ini.

  

12. V. Kuliana Deta Dewi, S.Pd, terima kasih atas doa, dukungan dan nasehat,

serta persahabatan yang indah darimu.

  

13. Mas Yunatan Aribawa, Mas Bernardus Riwi, Mbak Okta, Adikku

Cornelius Adiastu dan Bona Ventura, Mas A. Widi “Lecek” untuk persahabatan, sayang, semangat, dan doanya.

  

14. Buat Mbak Dhanik “ pincoek” dan Gendis maaf atas gangguannya dan

terima kasih atas sarannya. Buat simbah Samto atas dukungan dan doa yang telah diberikan terima kasih yang sebesar-besarnya.

  

15. SangkurianG Crew : Beni “bendot”, Yudha “gudhel”, Eka “colly” Beda

Diar, Adi “Sardjoe”, Sigit “wewek”, Joko “suthur”, Detha “miyabi”, Taryono “kentir”, Heru “Compos”, Alan “jembling”, Dwi “duwek”, Edi “bingung”, Wawan “A”, Cipi “Celeng”, Remond “G”, Singgih dan Satya, “menjalin persatuan dan AM serta bersaudara dalam hidup dan mati” 16. Buat teman-teman WAGU, terima kasih atas semangatnya.

  17. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntasi 2001.

  

18. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada

penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

  Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan

sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

  Yogyakarta, 04 Desember 2007 Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. iv

  

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

  

ABSTRACT .................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR.................................................................................... viii

DAFTAR ISI................................................................................................... xi

  

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN .........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................

  1 B. Batasan Masalah .......................................................................

  4 C. Rumusan Masalah ....................................................................

  4 D. Tujuan Penelitian ......................................................................

  5 E. Manfaat Penelitian ....................................................................

  5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................

  7 A. Tinjauan Pustaka ......................................................................

  7 1. Kesiapan Kerja ..................................................................

  7

  2. Prestasi belajar ...................................................................

  9 3. Penyesuaian Diri Siswa .....................................................

  10 4. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda .............................

  14 B. Kerangka Berfikir .....................................................................

  23 C. Hipotesis Penelitian .................................................................

  26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................

  27 A. Jenis Penelitian ........................................................................

  27 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................

  27 C. Subyek dan Obyek Penelitian....................................................

  27 D. Populasi ....................................................................................

  28 E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ..................................

  28 F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................

  32 G. Teknik Analisis Data ................................................................

  32 BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN .................................................

  41 A. Gambaran Umum Sekolah ........................................................

  41 B. Visi dan Misi .............................................................................

  45 C. Organisasi ..................................................................................

  47 D. Sumber Daya Manusia ..............................................................

  47 E. Siswa SMK Kristen 2 Klaten ....................................................

  49 F. Sarana Prasarana dan Fasilitas Sekolah ....................................

  49 G. Kurikulum .................................................................................

  50 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN..................................

  52 A. Diskripsi Data ...........................................................................

  52

  1. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda ...............................

  52 2. Prestasi Belajar ....................................................................

  53 3. Penyesuaian Diri Siswa .......................................................

  54 4. Kesiapan Mental Kerja.........................................................

  55 B. Pengujian Prasyaratan Penelitian ..............................................

  55 1. Uji Normalitas .....................................................................

  55 2. Uji Linearitas .......................................................................

  56 C. Pengujian Hipotesis ...................................................................

  58 D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................

  62 BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN.................................................................................

  72 A. Kesimpulan ...............................................................................

  72 B. Keterbatasan Penelitian .............................................................

  73 C. Saran ..........................................................................................

  73 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

  76 LAMPIRAN ...................................................................................................

  

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Kategori Kecenderungan Variabel.................................................

  28 Tabel 3.2 Kisi - kisi Indikator Penelitian ......................................................

  30 Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas .......................................

  33 Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji reliabilitas Instrumen Penelitian.................

  35 Tabel 4.1 Daftar Guru dan Karyawan ............................................................

  47 Tabel 4.2 Daftar Siswa SMK Kristen 2 Klaten ..............................................

  49 Tabel 5.1 Interpretasi Penilaian Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda .....

  52 Tabel 5.2 Interpretasi Penilaian Prestasi Belajar Siswa .................................

  53 Tabel 5.3 Interpretasi Penilaian Penyesuaian Diri Siswa...............................

  54 Tabel 5.4 Pedoman Interpretasi Penilaian Kesiapan Mental Kerja................

  55 Tabel 5.5 Rangkuman Hasil Uji Linieritas.....................................................

  57 Tabel 5.6 Hasil korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat ...............

  58 Tabel 5.7 Rangkuman pengujian korelasi ......................................................

  59

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kuesioner ................................................................................

  78 Lampiran 2 Data Induk Penelitian.................................................................

  82 Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas............................................

  90 Lampiran 4 Distribusi Frekuensi ...................................................................

  93 Lampiran 5 Rata-rata dan deviasi Standar ...................................................

  97 Lampiran 6 Interpretasi Terhadap Variable-variabel Penelitian ................... 104

Lampiran 7 Normalitas dan Linearitas ......................................................... 108

Lampiran 8 Analisis Korelasi dan Regresi ................................................... 109

Lampiran 9 Daftar Tabel F dan r ................................................................... 111

Lampiran 10 Surat-surat .................................................................................. 114

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri saat ini perlu diantisipasi dengan mempersiapkan

  sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang berkualitas merupakan modal dasar dan sekaligus sebagai kunci keberhasilan pembangunan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu SDM melalui sektor pendidikan.

  Secara umum sektor pendidikan dapat diklasifikasikan ke dalam sektor formal dan sektor non formal. Pada sektor formal, penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan secara berjenjang dari sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi (PT). Tiap-tiap jenjang pendidikan yang berbeda-beda memiliki tujuan dan misi yang berbeda. Pada jenjang pendidikan menengah, sekolah menengah kejuruan (SMK) dimaksudkan untuk mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang siap pakai. Untuk itu SMK menyelenggarakan program life skill, yang menekankan perilaku personal disiplin, tanggung jawab, serta kerja sama dan toleransi serta perpaduan secara dinamis dan serasi antara pendidikan di sekolah dengan pelatihan di lapangan kerja. Meskipun demikian dalam praktiknya lulusan SMK tidak selalu dapat diterima dunia usaha. Hal ini nampak dari data terakhir di dinas tenaga kerja dan transmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah pengangguran di Yogyakarta ada sekitar 151.570 orang. Dari jumlah itu, di dominasi oleh

  

lulusan SMK dan sederajat berjumlah 62,11 persen. Banyaknya jumlah

pengangguran dari lulusan SMK disebabkan sebagian besar siswa tidak siap

untuk bekerja (Gatot Haripriowirjanto, Kompas 15 Juni 2004).

  Untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai banyak usaha dilakukan

pemerintah dan pihak sekolah. Salah satunya adalah dengan

menyelenggarakan pendidikan sistem ganda (PSG). PSG adalah proses

pembelajaran siswa yang terjadi di 2 tempat yaitu di SMK dan dunia

usaha/dunia industri (DU/DI) yang menjadi institusi pasangannya. Dengan

program pendidikan sistem ganda ini diharapkan siswa tidak hanya dituntut

handal di bidangnya, tetapi juga cukup fleksibel, memiliki kemampuan

menghitung, mampu berkomunikasi secara baik, bertanggung jawab dan bisa

bekerja dalam sebuah kelompok. Di samping itu siswa juga memperoleh

banyak pengalaman di dunia kerja, di mana aspek kedisiplinan, kejujuran,

kemampuan mengatasi masalah yang muncul mutlak diperlukan dalam dunia

kerja. Jadi, PSG merupakan sarana bagi siswa untuk mempersiapkan mental

memasuki dunia kerja.

  Di samping PSG, prestasi belajar juga berperan dalam mempersiapkan

siswa memasuki dunia kerja. Prestasi belajar merupakan suatu hasil dari

proses belajar yang telah dilakukan. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa

ditunjukkan oleh seberapa besar siswa mampu menyerap informasi yang

terkait dengan bidang ilmunya. Kemampuan siswa dalam menyerap

pengetahuan dari pelajaran yang diajarkan di sekolah semakin baik maka

prestasi belajar siswa juga semakin baik. Dengan prestasi belajar yang baik

  

akan meningkatkan kepercayaan diri. Kepercayaan diri yang baik akan

menjadikan siswa lebih berani untuk menerima tanggung jawab. Semakin

tinggi kepercayaan diri dan keberanian siswa maka siswa akan lebih siap

secara mental untuk bekerja.

  Kesiapan mental kerja siswa ditentukan juga oleh penyesuaian diri

siswa. Menurut Vembriarto (1984:17), penyesuaian diri merupakan segala

reaksi yang timbul terhadap adanya tuntutan-tuntutan pada dirinya. Dengan

adanya reaksi yang berupa kerja sama dengan orang lain, bersikap

menyenangkan terhadap partisipasi sosial, merasa puas terhadap peran yang

dimainkan, menjadikan siswa lebih mudah menyesuaikan diri. Penyesuaian

diri perlu dilakukan karena dalam dunia kerja siswa dituntut untuk dapat

mengenal situasi dan kondisi lingkungan kerja, mengenal peluang dan

ancaman, mampu menjawab setiap tugas dan kewajiban, mempunyai

keinginan untuk berkembang. Oleh karena itu, siswa harus dapat

menyesuaikan dirinya dengan baik untuk menjawab setiap perubahan yang

terjadi dalam dunia kerja. Dengan demikian semakin baik siswa dalam

menyesuaikan diri semakin baik pula siswa dalam menghadapi berbagai

macam tuntutan tugas, tanggung jawab, serta kewajiban dalam setiap jabatan

atau peran yang akan diembannya dalam dunia kerja.

  Ketiga faktor di atas diduga dapat mempengaruhi kesiapan mental kerja

siswa, khususnya siswa kelas dua SMK Kristen 2 Klaten. Berdasar latar

belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN SISTEM GANDA, PRESTASI BELAJAR, DAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN KESIAPAN KERJA”.

  B. Batasan Masalah Kesiapan adalah mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam kesadaran akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

  Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk jasmani dan mental. Pada penelitian ini peneliti memfokuskan perhatian pada kemampuan dalam bentuk mental.

  Dari fokus penelitian yaitu kesiapan mental kerja peneliti hanya mengambil tiga faktor yang mempengaruhi kesiapan mental kerja yaitu faktor pendidikan sistem ganda, prestasi belajar dan penyesuaian diri siswa. Alasan penulis memilih faktor tersebut karena diduga memiliki hubungan dengan kesiapan mental kerja. Sedangkan faktor pendidikan sistem ganda yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pendidikan sistem ganda.

  C. Rumusan Masalah

  1. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara pelaksanaan pendidikan sistem ganda dengan kesiapan kerja?

  2. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar dengan kesiapan kerja?

  3. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara penyesuaian diri siswa dengan kesiapan kerja?

  4. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara pelaksanaan sistem ganda, prestasi belajar, penyesuaian diri siswa dengan kesiapan kerja?

D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pelaksanaan pendidikan sistem ganda dengan kesiapan kerja.

  2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar dengan kesiapan kerja.

  3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara penyesuaian diri siswa dengan kesiapan kerja.

  4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pelaksanaan sistem

ganda, prestasi belajar, penyesuaian diri siswa dengan kesiapan kerja

E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan teori yang diperoleh dibangku kuliah.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini dapat menambah referensi bacaan ilmiah dan bahan studi yang bermanfaat bagi mahasiswa untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Sekolah

  Hasil penelitian ini dapat sebagai masukan pada sekolah untuk menentukan kebijakan dalam kaitanya dengan kesiapan kerja.

  4. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam membuat kebijakan untuk SDM.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

  1. Kesiapan Kerja Pengertian kerja menurut kamus pendidikan pengajaran adalah perbuatan yang dilakukan (Saliman dan Sudarsono, 1993:119) Menurut WS. Wingkel (1983:153) kesiapan adalah mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam kesadaran akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk jasmani dan mental. Hal ini berarti kesiapan dapat dipandang sebagai suatu karakteristik tertentu yang diperlukan seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu. Kesiapan menunjukkan perilaku yang sudah dimiliki seseorang sebelum mencapai perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain kesiapan menunjukkan keadaan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki seseorang dalam kaitannya dengan keadaan berikutnya yang akan dicapai seseorang.

  Menurut Sukirin (1975:3) kesiapan dipengaruhi oleh tiga faktor yang dapat diuraikan sebagai berikut: a. Tingkat kemasakan (matturation) adalah suatu saat dalam proses perkembangan dimana suatu fungsi dan mental telah mencapai perkembangan yang sempurna. Tingkat kemasakan ini banyak berhubungan dengan usia dan fisik seseorang.

  

b. Pengalaman-pengalaman yang diperlukan yaitu pengalaman tertentu

yang diperoleh anak yang ada sangkut pautnya dengan keadaan lingkungan, kesempatan-kesempatan tertentu yang tersedia dan pengaruh yang disengaja seperti pendidikan dan pengajaran yang terorganisasi serta pengaruh faktor penentu kesiapan maka terbentuknya kesiapan terhadap sesuatu dapat direncanakan dengan pengalaman apa saja yang diberikan kepada siswa.

  

c. Keadaan mental dan emosi yang serasi adalah suatu keadaan yang

meliputi sikap kritis, memiliki pertimbangan logis dan obyektif, bersifat dewasa dan emosinya terkendali. Dari aspek mental atau afektif, dalam pidatonya Sukirin (1975: 4)

mengemukakan beberapa ciri yang menandai seseorang memiliki kesiapan

kerja yaitu : kondisi seseorang yang menunjukkan keadaan telah memiliki

kesiapan kerja yaitu keadaan yang meliputi sikap kritis, memiliki

pertimbangan yang logis dan obyektif, memiliki kemampuan dan kemauan

untuk mengadakan kerja sama dengan orang lain, memiliki keberanian

untuk menerima tanggungjawab secara individu, mudah beradaptasi, serta

berambisi untuk maju dan mengikuti perkembangan bidang keahliannya.

  Kesiapan kerja seorang individu ditinjau dari aspek mental menurut Sri Pangestu (1990:16) memiliki beberapa ciri yaitu: a. Pertimbangan logis dan obyektif.

  

b. Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerjasama dengan orang lain serta mampu mengendalikan emosi. c. Mempunyai sikap kritis.

  d. Mempunyai keberanian untuk menerima tanggungjawab secara individu.

  e. Mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti perkembangan bidang keahlian yang ditekuninya.

  Dari beberapa uraian tersebut maka yang dimaksud dengan kesiapan kerja adalah suatu kondisi keadaan mental dan emosi dalam individu calon tenaga kerja.

  2. Prestasi Belajar Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Menurut W.S. Winkel (1983:15), belajar pada manusia merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, ketrampilan, nilai-sikap, yang bersifat konstan atau menetap. Perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera nampak dalam perilaku atau yang masih tinggal tersembunyi, mungkin juga perubahan hanya berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah pernah dipelajari.

  Prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan yang hasilnya dapat digunakan secara nyata dan dapat diukur dengan menggunakan alat yaitu tes (W.S. Winkel, 1983:161).

  Uraian di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkah laku seseorang dari hasil aktualisasi diri yang dilakukan secara sadar dan nyata disertai dengan tingkatan yang menggunakan pikiran dan otot untuk dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru, dan hasilnya dapat diukur dengan menggunakan alat yaitu tes, dan dapat memberikan informasi tentang apa yang telah dikuasai oleh anak tersebut dalam bentuk angka maupun huruf.

  3. Penyesuaian Diri Siswa Konsep penyesuaian diri ini berasal dari ilmu biologi dan merupakan konsep dasar dalam teori evolusi Darwin. Dalam biologi, istilah penyesuaian diri yang digunakan adalah adaptasi. Menurut teori tersebut hanya organisme yang paling berhasil menyesuaikan diri terhadap lingkungan fisiknya sajalah yang dapat berhasil hidup.

  Menurut Vembriarto (1984:17) penyesuaian diri merupakan segala reaksi yang timbul terhadap adanya tuntutan-tuntutan pada dirinya. Proses penyesuaian diri dapat diartikan baik dalam arti penyesuaian diri terhadap lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

  Vembriarto (1984:17) juga berpendapat bahwa dalam proses penyesuaian diri terdapat tuntutan-tuntutan.

  Tuntutan-tuntutan itu adalah :

a. Tuntutan Internal

  Adalah tuntutan yang berupa dorongan/kebutuhan yang timbul dari dalam, baik yang bersifat fisik maupun sosial.

  Misalnya : Kebutuhan makan, minum, penghargaan sosial, persahabatan.

  b. Tuntutan Eksternal Adalah tuntutan yang berasal dari luar diri individu baik bersifat fisik maupun sosial. Misalnya : Keadaan iklim, lingkungan alam, individu lain, masyarakat.

  Vembriarto (1984:18) berpendapat mengenai empat kriteria penilaian berhasil atau tidaknya penyesuaian diri, yaitu: a. Kepuasan Psikis Penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan kepuasan psikis, sedangkan yang gagal akan menimbulkan rasa tidak puas yang menjelma dalam bentuk perasaan kecewa, gelisah, lesu, depresi, dan sebagainya.

  b. Efisiensi Kerja Penyesuaian diri yang berhasil akan tampak dalam kerja atau kegiatan yang efisien, sedangkan yang gagal akan tampak dalam kerja atau kegiatan yang tidak efisien.

  c. Gejala-gejala Fisik Penyesuaian diri yang gagal akan tampak dalam gejala-gejala fisik seperti pusing kepala, sakit perut, dan sebagainya. d. Penerimaan Sosial Penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan reaksi setuju dari masyarakat, sedangkan yang gagal akan mendapatkan reaksi tidak setuju dari masyarakat.

  Vembriarto (1984:18) menyebutkan dua tipe penyesuaian diri, yaitu sebagai berikut:

a. Dalam rangka penyesuaian diri itu individu mengubah atau menahan

impuls-impuls dalam dirinya atau lebih dikenal dengan sebutan akomodasi.

  

b. Dalam rangka penyesuaian diri itu individu mengubah tuntutan atau

kondisi-kondisi lingkungannya atau lebih dikenal dengan sebutan asimilasi. Suatu aspek dalam penyesuaian diri itu disebut dengan proses sosial.

Proses sosial menurut Vembriarto (1984:19) adalah proses belajar yang

bersifat khusus. Vembriarto (1984:21) berpendapat bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi proses sosial, yaitu: a. Sifat Dasar.

  Yaitu merupakan keseluruhan potensi-potensi yang diwarisi oleh seseorang dari ayah dan ibunya.

  b. Lingkungan Prenatal.

  Yaitu lingkungan dalam kandungan ibu.

  c. Perbedaan perorangan.

  Yaitu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses sosial yang meliputi perbedaan dalam ciri-ciri fisik, fisiologik, personal dan sosial.

d. Lingkungan.

  Yaitu kondisi-kondisi di sekitar individu yang mempengaruhi proses sosialnya. Lingkungan ini dapat dikategorikan menjadi: 1) Lingkungan alam, yaitu keadaan tanah, iklim, flora dan fauna disekitar individu.

  2) Kebudayaan, yaitu cara hidup masyarakat tempat individu itu hidup, baik aspek material maupun aspek non material.

  3) Manusia lain dan masyarakat disekitar individu.

e. Motivasi.

  Yaitu kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang menggerakkan individu untuk berbuat.

  Menurut Hurlock (1988: 287) ada beberapa kriteria penyesuaian sosial antara lain : a. Penampilan nyata.

  Bila perilaku sosial anak, seperti yang dinilai berdasarkan standar kelompoknya, memenuhi harapan kelompok, dia akan menjadi anggota yang diterima kelompok.

  b. Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok.

  Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap berbagai kelompok, baik kelompok teman sebaya maupun kelompok orang dewasa secara sosial dianggap sebagai orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik.

  c. Sikap sosial.

  Anak harus menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, terhadap partisipasi sosial, dan terhadap perannya dalam kelompok sosial, bila ingin dinilai sebagai orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial.

  d. Kepuasan pribadi.

  Untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial, anak harus merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap peran yang dimainkannya dalam situasi sosial, baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota.

4. Pendidikan Sistem Ganda

  a. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda Memahami pendidikan sistem ganda (PSG), perlu pemahaman terhadap hakekat dari sekolah menengah kejuruan (SMK), karena antara PSG dengan SMK mempunyai hubungan yang erat, yaitu pelaksanaan PSG diselenggarakan di pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan tingkat menengah membekali siswa dengan sikap profesional sebagai tenaga kerja tingkat menengah, di samping kemampuan normatif dan adaptif. Dengan demikian, bentuk program-program pendidikan SMK disesuaikan dengan jenis-jenis pekerjaan di lapangan kerja.

  Sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 080/U/1993, Bab

  III, Program Pendidikan SMK dikelompokkan menjadi enam kelompok yaitu : (1) kelompok pertanian dan kehutanan, (2) kelompok teknologi dan industri, (3) kelompok bisnis dan manajemen, (4) kelompok kesejahteraan masyarakat, (5) kelompok pariwisata, dan (6) kelompok seni dan kerajinan.

  SMK bisnis dan manajemen termasuk program yang muncul karena adanya kebutuhan atau tumbuhnya berbagai lapangan kerja di masyarakat. Di sini nampak adanya jalinan antara lembaga pendidikan kejuruan dengan lembaga industri yang saling memerlukan. Dunia industri memerlukan tenaga yang terampil dan berkualitas dari lembaga pendidikan, sehingga perlu adanya kerja sama yang saling menguntungkan. Keterkaitan dan keterpaduan dalam proses belajar

yang melibatkan keduanya dikenal dengan Pendidikan Sistem Ganda.

  Pengertian Pendidikan Sistem Ganda menurut Depdikbud adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu (Depdikbud. 1995: 7).

  Menurut Wardiman Djojonegoro (2000: 10) pendidikan sistem ganda pada dasarnya adalah suatu penyelenggaraan pendidikan, yang mengintegrasikan secara tersistem kegiatan pendidikan (teori) di sekolah dengan kegiatan pendidikan (praktik) di industri.

  b. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda PSG merupakan subsistem dari pendidikan kejuruan maka semua kegiatan PSG hendaknya mengacu pada prinsip dasar pendidikan kejuruan. Untuk itu semua komponen yang terlibat dalam PSG harus saling bekerja sama dan saling mendukung. Komponen dalam pelaksanaan PSG yaitu pihak sekolah dan pihak dunia usaha/industri yang menjadi pasangannya.

  Adapun kegiatan yang perlu dilakukan agar pelaksanaan PSG berjalan dengan baik dan sistematis yaitu: 1) Menyusun program kerja yang jelas tentang rencana pendidikan sistem ganda, sebagai pegangan bagi SMK bersangkutan sekaligus sebagai bahan kajian serta pertimbangan pihak dunia usaha yang akan diajak bekerjasama.

  2) Memantapkan ikatan antara SMK dengan dunia usaha pasangannya, sehingga menjamin kelangsungan penyelenggaraan PSG.

3) Menyusun program pengajaran bersama dengan dunia usaha pasangannya berdasar kurikulum yang berlaku.

  4) Menyiapkan tenaga yang akan terlibat dalam PSG khususnya tenaga pengajar, pelatih/instruktur dunia kerja dan tenaga tehnis lainya. 5) Melaksanakan pendidikan dengan sistem ganda sesuai dengan program yang telah dibuat.

  6) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan PSG. 7) Melaporkan proses dan hasil pelaksanaan PSG (Depdikbud, 1997: 6).

  Tujuan pelaksanaan PSG di Indonesia (Depdikbud, 1991:7) adalah sebagai berikut: 1) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan

  /ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

  2) Memperkokoh “Link and Match” antara SMK dengan dunia kerja.

  3) Meningkatkan efisiensi program pendidikan dan pelatihan ketenagakerjaan yang berkualitas.

  4) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

  c. Karakteristik Pendidikan Sistem Ganda Karakteristik pendidikan sistem ganda menurut konsep sistem ganda pada sekolah menengah kejuruan tahun 1991 menguraikan karakteristik pendidikan sistem ganda yaitu: Standar Pendidikan dan Pelatihan, Pengujian dan Sertifikasi, kerjasama dengan Dunia Usaha dan Industri, Peraturan Pendukung, Nilai Tambah, Insentif, dan Kelembagaan.

  Pendidikan Sistem Ganda sebagai bagian integral pengembangan sumber daya manusia bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan ini mengandung arti bahwa tamatan PSG harus memiliki kemampuan/kompetensi yang dipersyaratkan oleh industri, sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan penyelenggaraan dan penilaian pendidikan dan pelatihan harus mengacu pada pencapaian standar kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan profesi, oleh karena itu standar profesi harus memuat ukuran kemampuan dan menggambarkan kewenangan.

  Untuk mencapai kewenangan dan penguasaan standar kemampuan tamatan yang telah ditetapkan diperlukan suatu proses pendidikan dan pelatihan yang terstandar dengan ukuran isi, waktu dan metode. Khusus untuk program PSG di SMK isi atau materi program pendidikan dan pelatihan tidak lepas dari pertimbangan isi atau materi kurikulum yang berlaku secara utuh, yaitu atas tiga komponen besar program pendidikan sebagai berikut:

  1) Komponen Pendidikan Umum (Normatif) menyangkut pembentukan watak dan kepribadian sebagian warga bangsa Indonesia. 2) Komponen Pendidikan Dasar (Adaptif) menyangkut pembekalan kemampuan mengembangkan diri untuk secara berkelanjutan.

  3) Komponen pendidikan dan pelatihan kejuruan, menyangkut pembentukan kemampuan keahlian tertentu untuk bekal kerja.

  Komponen pendidikan dan pelatihan kejuruan dapat dibagi menjadi:

a) Teori Kejuruan untuk membekali pengetahuan tentang teori kejuruan bidang keahlian yang bersangkutan.

  b) Praktek Dasar Kejuruan yaitu berupa latihan dasar untuk menguasai dasar-dasar tehnik bekerja secara baik dan benar sesuai persyaratan keahlian profesi.

  c) Praktek Keahlian Produktif yaitu berupa kegiatan langsung secara terprogram dalam situasi sebenarnya, untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja profesional. (Depdikbud, 1991 :10-11).

  Dalam pelaksanaan PSG, kesepakatan waktu pelaksanaan sangat penting sekali, sehingga penyelenggaraannya disesuaikan dengan tuntutan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menguasai/mencapai standar profesi yang telah ditetapkan dan disepakati oleh kedua belah pihak, baik pihak sekolah maupun institusi pasangannya. Model/pola penyelenggaraannya menurut Depdikbud (1997: 10) dapat berbentuk days release, blocks release, hours release atau kombinasi ketiganya.

  Dalam bentuk days release disepakati bersama dari enam hari belajar dalam satu minggu, berapa hari di institusi pasangan dan berapa hari di sekolah. Model blocks release disepakati bersama bulan/catur wulan mana di institusi pasangan dan bulan/catur wulan mana di sekolah.

  Sedangkan model hours release disepakati jam-jam belajar yang harus dilepas dari sekolah dan diganti menjadi jam-jam bekerja di institusi pasangan.

  Menurut Depdikbud (1991) adanya pengujian terhadap siswa perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dalam mencapai kemampuan sesuai dengan profesi yang telah ditetapkan. Bagi siswa yang telah menguasai kemampuan yang dipersyaratkan dinyatakan lulus dan dibekali dengan sertifikat oleh tim penguji, yang terdiri dari unsur SMK, Industri/Perusahaan pasangan, Asosiasi Profesi dan Organisasi Pekerja.

  Pendidikan Sistem Ganda hanya dapat diselenggarakan apabila ada kesediaan dan kemauan industri/perusahaan untuk menjadi pasangan SMK, oleh karena itu dituntut kemauan dan kemampuan SMK untuk berinisiatif kerjasama dengan dunia usaha/industri.

  Dengan dilaksanakannya PSG di SMK akan memberikan nilai

tambah/keuntungan bagi pihak-pihak yang bekerjasama antara lain:

1) Nilai Tambah Bagi Industri/Perusahaan

  a) Perusahaan dapat mengenal persis kualitas peserta didik yang belajar dan bekerja. Kalau perusahaan menilai orang tersebut dapat menjadi aset dapat direkrut di perusahaan tersebut.

  b) Pada umumnya peserta didik telah ikut dalam proses produktif aktif, sehingga pada batas-batas tertentu selama masa pendidikan, peserta didik adalah tenaga kerja yang dapat memberi keuntungan.

  c) Selama proses pendidikan melalui kerja di industri peserta didik lebih mudah diatur dalam disiplin karena itu sikap peserta didik dapat dibentuk sesuai ciri perusahaan tersebut.

  d) Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari ilmu pengetahuan dan teknologi di sekolah demi kepentingan khusus perusahaan.