HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTABUMI LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia sebagai negara berkembang masih dihadapkan pada berbagai masalah pendidikan yang berat terutama berkaitan dengan kualitas dan efisiensi pendidikan. Selain hal tersebut, permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan. Mutu pendidikan suatu bangsa dapat dikatakan berkualitas apabila pendidikan yang

dilaksanakan dapat memberikan lulusannya kemampuan, pengetahuan, dan ketrampilan yang berguna untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk memasuki dunia kerja. Pembaharuan dan pengembangan di bidang pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan pendidikan berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang selalu maju dan berkembang. Hal ini akan tercapai apabila proses belajar mengajar dilaksanakan secara efektif sehingga hasil pendidikan yang akan dicapai dapat optimal.

UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki


(2)

yang mantap dan mandiri serta tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU SISDIKNAS : 2003).

Dalam meningkatkan mutu pendidikan, fungsi sekolah sangat penting. Sekolah Menengah Atas (SMA) mempunyai tujuan yaitu menciptakan atau menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Salah satu usaha sadar yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah

meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam proses belajar siswa tidak selalu lancar seperti yang diharapkan, terkadang mereka mengalami kesulitan dalam belajar, sehingga hal itu menyebabkan rendahnya prestasi belajar mereka. Rendahnya prestasi belajar disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Dari kedua faktor tersebut, faktor intern siswa merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan belajar, sebab dalam proses belajar sasaran utamanya adalah siswa tersebut sebagai subyek belajar.

Di SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara tidak semua mata pelajaran yang diajarkan pada siswanya memperoleh prestasi belajar yang tinggi, salah satunya adalah mata pelajaran Geografi. Dari seluruh siswa kelas X semester genap tahun pelajaran 2011-2012 masih banyak siswa yang memperoleh prestasi rendah pada mata pelajaran Geografi. Berdasarkan penelitian

pendahuluan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara saat ini motivasi belajar dan kesiapan belajar tidak didapatkan dari tiap diri


(3)

siswa, sehingga proses belajar di dalam kelas tidak berjalan efektif. Terlihat dari motivasi belajar siswa yang rendah, banyak siswa yang bermalas-malasan pada saat mengikuti proses pembelajaran, saat guru menjelaskan materi pelajaran siswa enggan memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru dan saat berlangsungnya diskusi di kelas siswa lebih sering bermain-main terlihat tidak serius dalam menjalankan diskusi. Selain itu kesiapan belajar siswa juga kurang baik. Sarana belajar atau sumber belajar yang mereka miliki sangat minim, selain itu disekolah juga telah menyediakan perpustakaan, komputer dan akses internet, tetapi mereka kurang memanfaatkan secara maksimal fasilitas yang ada. Motivasi belajar yang rendah mengakibatkan kesiapan belajar yang buruk dan berdampak pada prestasi belajar yang rendah atau belum optimal, seperti yang disajikan dalam Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Daftar Nilai Ujian Blok Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2011-2012

No Kelas Nilai Jumlah Siswa

≤ 70 ≥ 70

1 X 1 24 14 38

2 X 2 23 16 39

3 X 3 26 11 37

4 X 4 27 12 39

5 X 5 28 10 38

6 X 6 27 11 38

7 X7 27 10 37

Siswa 182 84 266

% 68,42 31,58 100

Sumber: Data Nilai kelas X dari Guru Mata Pelajaran Geografi

Pada Tabel 1 diatas dari 266 siswa terlihat hanya 84 (31,58%) siswa yang mendapat nilai ≥ 70 dan sisanya 182 (68,42%) siswa yang belum mencapai atau masih dibawah ≤ 70.


(4)

Prestasi belajar dipengaruhi oleh motivasi belajar dan kesiapan belajar sesuai dengan pendapat Darsono (2000:26) mengemukakan bahwa prinip-prinsip belajar adalah hal-hal yang sangat penting yang harus ada dalam suatu proses belajar dan pembelajaran. Jika hal-hal tersebut diabaikan, dapat dipastikan pencapaian hasil belajar tidak optimal. Prinsip-prinsip belajar meliputi: kesiapan belajar, perhatian, motivasi, keaktifan siswa, mengalami sendiri, pengulangan materi pelajaran yang menantang, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Geografi siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi : faktor fisiologi misalnya mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan tidak sempurna dan faktor psikologis misalnya intelegensi, motivasi belajar, minat, persepsi, sikap, bakat, kebiasaan belajar, kesiapan belajar dan lain-lain, sedangkan faktor ekstern meliputi kurikulum, kompetensi profesionalisme guru, fasilitas guru, metode mengajar guru, lingkungan sekolah, status sosial ekonomi, lingkungan keluarga termasuk perhatian orang tua, lingkungan masyarakat dan faktor budaya.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diatas, faktor yang diduga kuat mempengaruhi prestasi belajar Geografi siswa antara lain motivasi belajar dan kesiapan belajar siswa. Dalam proses pendidikan titik beratnya terletak pada pihak anak didik yaitu akan terjadi proses belajar yang merupakan interaksi dengan pengalaman-pengalamannya. Belajar


(5)

tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Motivasi belajar besar sekali peranannya dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena motivasi merupakan daya penggerak dari dalam diri siswa yang menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Motivasi belajar dapat mempengaruhi aspek afektif. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan mengikuti proses pembelajaran yang diajarkan oleh guru dengan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi belajar juga dipengaruhi faktor ekstern yaitu dari lingkungan keluarga seperti perhatian orang tua terhadap anak akan meningkatkan motivasi anak untuk belajar dan lingkungan sekolah seperti sarana prasarana yang ada disekolah akan

mempengaruhi kelancaran kegiatan belajar yang dapat memotivasi belajar siswa.

Sedangkan kesiapan belajar mempengaruhi aspek kognitif. Kondisi siswa yang siap melakukan proses pembelajaran, akan berusaha merespon

pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Untuk memberikan jawaban yang benar tentunya siswa harus mempunyai pengetahuan dengan cara membaca dan mempelajari materi yang akan diajarkan oleh guru. Dalam mempelajari materi tentunya siswa harus mempunyai buku pelajaran sebagai acuan untuk belajar. Dengan adanya motivasi belajar, siswa akan siap menerima pelajaran yang diberikan oleh guru untuk mengoptimalkan prestasi belajarnya.


(6)

Prestasi belajar akan meningkat apabila siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, dengan adanya motivasi belajar yang tinggi maka siswa akan

membentuk kesiapan belajar yang baik dan kegiatan belajar akan lebih baik pula sehingga memungkinkan semakin baik juga prestasi belajarnya.

Berdasarkan latar belakang diatas, untuk mengetahui apakah ada hubungan motivasi belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Geografi, maka penulis mengambil judul: “Hubungan Antara Motivasi Belajar dan

Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2011-2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi berbagai masalah yang ada antara lain:

1. Prestasi belajar Geografi siswa kelas X tahun pelajaran 2011/2012 di SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara.

2. Faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa yaitu faktor intern (faktor fisiologi misalnya mengalami sakit, cacat tubuh atau

perkembangan tidak sempurna dan faktor psikologis misalnya intelegensi, motivasi belajar, minat, persepsi, sikap, bakat, kebiasaan belajar dan lain-lain) dan faktor ekstern (kurikulum, kompetensi profesionalisme guru, fasilitas guru, metode mengajar guru, lingkungan sekolah, status sosial ekonomi, lingkungan keluarga termasuk perhatian orang tua, lingkungan masyarakat dan faktor budaya).


(7)

3. Motivasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara. 4. Kesiapan belajar siswa di SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung utara.

C. Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2011-2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Geografi siswa kalas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara?

2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar Geografi siswa kalas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar Geografi siswa kalas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara?


(8)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar Geografi siswa kalas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara? 2. Untuk mengatahui hubungan antara kesiapan belajar dengan prestasi

belajar Geografi siswa kalas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara? 3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan kesiapan belajar

dengan prestasi belajar Geografi siswa kalas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara?

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu: 1. Kegunaan Teoritis

Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam pembelajaran Geografi disekolah, khususnya tentang hubungan antara motivasi belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Geografi.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat dari bangku kuliah serta dapat digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi pada Universitas Lampung.


(9)

b. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan perbandingan bagi pembaca yang sedang mengadakan penelitian.

c. Bagi Para Guru Geografi

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai tambahan bahan pustakan mengenai hubungan antara motivasi belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Geografi. Hasil penelitian juga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru khususnya guru Geografi untuk memacu motivasi belajar dan memperhatikan kesiapan belajar siswa sehingga dapat memperoleh prestasi belajar siswa.

d. Bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Sebagai bahan referensi bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ruang lingkup obyek penelitian adalah motivasi belajar, kesiapan belajar dan prestasi belajar siswa.

2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara.


(10)

5. Ruang lingkup ilmu: pembelajaran Geografi yaitu ilmu pendidikan khususnya pada mata pelajaran Geografi. Geografi adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan dimuka bumi (geosfer) dalam konteks keruangan dan

kewilayahan serta interaksi manusia dengan lingkungan fisiknya, (Daldjoeni, 1982:2).

Jadi, pembelajaran Geografi adalah seperangkat peristiwa yang dilakukan guru untuk mengarahkan anak didik dalam memahami mengenai berbagai fenomena geosfer termasuk didalamnya prestasi belajar siswa.


(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan tenaga dari dalam diri individu atau manusia yang mendorongnya untuk bertindak, serta proses yang berlangsung dalam diri seseorang untuk bertindak. Motivasi menyangkut reaksi berantai yaitu dimulai dari keinginan yang dirasakan, lalu timbul keinginan atau sasaran yang hendak dicapai, kemudian menyebabkan usaha untuk mencapai tujuan yang berakhir dengan pemuasan.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan efektif tidaknya proses belajar mengajar. Pentingnya peranan motivasi dalam proses

pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun dari luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu atau memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.

Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. “Maka motivasi dapat diartikan sebagai


(12)

dayapenggerak yang telah menjadi aktif”. Motif akan menjadi aktif terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak, (Sardiman, AM 2009: 73)

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008: 152), motivasi adalah gejala

psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Mc. Donald dalam Oemar Hamalik (2005:158) mengatakan motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc Clelland, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk berafiliasi.

1. The Need For Achievement (n-ach)

Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan, menguasai berbagai keahlian atau memiliki standar yang tinggi. Orang yang memiliki n-ach tinggi biasanya selalu ingin menghadapi tantangan baru dan mencari tingkat kebebasan yang tinggi. Sebab-sebab seseorang memiliki n-ach yang tinggi diantaranya adalah pujian dan imbalan kesuksesan yang dicapai, perasaan positif yang timbul dari prestasi dan keinginan untuk menghadap tantangan.


(13)

2. The Need For Authority and Power (n-pow)

Kebutuhan ini didasari oleh keinginan seseorang untuk mengatur atau memimpin orang lain. Menurut Mclelland. ada dua jenis kebutuhan untuk kekuasaan, yaitu probadi dan sosial.

3. The Nedd For Affiliation (n-affil)

Kebutuhan ini adalah yang didasari oleh keinginan untuk mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain. Orang merasa ingin disukai dan diterima oleh sesamanya. Mc Clelland mengatakan bahwa kebutuhan yang kuat akan affiliation akan mencampuri objektifitas seseorang, sebab jika ia merasa ingin disukai, maka ia akan malakukan apapun agar orang lain suka akan keputusannya.

Dian. 2007. Teori Motivasi Berprestasi. http://teorimotivasiberprestasi/mc clelland/2007.htm

Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai, (Sardiman, AM 2009:77).

Motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis seperti yang diungkapkan oleh (Oemar Hamalik, 2005: 162).

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situas belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa. Sering disebut motivasi siswa sebab merupakan motivasi yang sebenarnya timbul dalam diri siswa sendiri. Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar. Motivasi ini diperlukan sebab tidak semua

pengajaran menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, seorang guru perlu membangkitkan motivasi belajar siswa.

Pada umumnya motivasi intrinsik lebih kuat dan lebih baik daripada motivasi ekstrinsik sehingga perlu dibangun motivasi intrinsic pada diri siswa.


(14)

Diharapkan anak jangan hanya mau belajar karena takut dimarahi, dihukum, mendapat angka merah, ataupun takut tidak lulus dalam ujian. Tetapi, anak mau belajar karena merasa perlu untuk mencapai tujuan belajarnya.

Mengingat begitu pentingnya motivasi bagi peserta didik dalam proses pembelajaran maka siswa hendaknya memiliki motivasi dalam dirinya. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas 2. Ulet menghadapi kesulitan

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja sendiri

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin 6. Dapat mempertahankan pendapatnya

7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

(Sardiman,AM 2009: 83)

Sardiman, AM (2009:85) mengungkapkan tiga fungsi motivasi, yaitu: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyekleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan apa yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. 4. Pendorong usaha pencapaian prestasi.

Setiap motivasi mempunyai tujuan dan secara umum motivasi bertujuan menggerakkan seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam


(15)

meningkatkan motivasi belajar siswa. Bagi guru tujuan dari motivasi yang diberikan pada siswa adalah untuk menggerakkan para siswa agar timbul keinginan dan kemauan untuk belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan dan diterapkan dalam sekolah.

Menurut De Decce dan Grawford dalam Syaiful Bahri Djamarah (2008: 169) ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik adalah sebagai berikut :

1. Menggairahkan anak didik. Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Untuk dapat meningkatkan kegairahan anak didik, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai disposisi awal setiap anak didiknya. 2. Memberikan harapan yang realistis. Guru harus memelihara

harapan-harapan anak didik yang realistis dan memodifikasi harapan-harapan-harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik dimasa lalu. Dengan demikian, guru dapat membedakan antara harapan yang realistis, pesimistis, atau terlalu optimis.

3. Memberikan insentif. Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.


(16)

4. Mengarahkan perilaku anak didik ke arah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah dan baik.

Motivasi belajar dapat menimbulkan rasa senang dan semangat dalam kegiatan belajar sehingga siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan mendorong mereka melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan usaha yang tekun dan dilandasi dengan motivasi yang kuat, maka akan menghasilkan prestasi yang baik.

Sardiman, AM (2009:92) mengemukakan ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu: 1. Memberi angka (simbol dari kegiatan belajarnya)

2. Memberi hadiah

3. Persaingan atau kompetisi 4. Ego-involvement

5. Memberi ulangan 6. Mengetahui hasil 7. Pujian

8. Hukuman

9. Hasrat untuk belajar 10.Minat

11.Tujuan yang diakui

Dengan adanya unsur-unsur di atas, guru harus mengetahui dan

memperhatikannya dalam pembelajaran, agar dapat mendukung lebih optimal motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa untuk meningkatkan motivasi belajar. Upaya untuk meningkatkan motivasi tersebut diantaranya mengoptimalkan penerapan prinsip belajar, mengoptimalkan unsur-unsur


(17)

belajar dan pembelajaran, mengoptimalkan kemampuan dan mengembangkan cita-cita dan aspirasi pembelajaran.

Berdasarkan pengertian-pengertian motivasi yang telah dikemukakan para ahli diatas, maka dapat disimpulakan bahwa motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu baik yang positif maupun yang negatif kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Prinsip-prinsip yang harus diterapkan guna meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu topik yang dipelajari menarik, tujuan

pembelajaran disusun dengan jelas, peserta didik mengetahui hasil belajarnya, pemberian pujian dan hadiah dari pada hukuman.

2. Kesiapan Belajar

Kesiapan belajar adalah kemauan individu untuk berkembang dan terjadi melalui proses waktu. Kesiapan belajar akan membawa seseorang untuk siap memberikan respon terhadap situasi yang dihadapi melalui caranya sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Thorndike yang dikutip dalam Slameto (2003:114) kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Sedangkan Slameto (2003:113) mengemukakan kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon.

Nasution (1987:179) “kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang


(18)

proses belajar tidak akan terjadi”. Pernyataan ini menyatakan bahwa hal-hal yang dilakukan oleh siswa atau ditunjukkan oleh prilaku siswa sebelum terjadinya proses belajar, hal tersebut perlu dilakukan oleh siswa agar lebih mendukung terlaksananya proses belajar yang lebih optimal jika dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi proses belajar tersebut.

Menurut Hamalik (2005:41) kesiapan adalah keadaan kapasitas yang ada pada diri siswa dalam hubungan dengan tujuan pengajaran tertentu. Sedangkan menurut Djamarah (2010:39) kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan kegiatan belajar.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan pengertian kesiapan belajar adalah kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu.

Menurut Soemanto (1998:191) ada orang yang mengartikan readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu. Seorang ahli

bernama Cronbach memberi pengertian tentang readiness sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu. Readiness dalam belajar melibatkan beberapa faktor yang bersama-sama membentuk readiness, yaitu:

1. Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis; ini menyangkut pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat indera dan kapasitas intelektual.


(19)

2. Motivasi; yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan individu untuk mempertahankan serta mengembangkan diri, motivasi berhubungan dengan system kebutuhan dalam diri manusia serta tekanan-tekanan lingkungan.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa. Di bawah ini di kemukakan faktor-faktor kesiapan belajar dari beberapa pendapat, yaitu sebagai berikut:

Menurut Djamarah (2010:13) faktor-faktor kesiapan meliputi: 1. Kesiapan Fisik

Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari ganguan lesu,mengantuk dan sebagainya).

2. Kesiapan Mental

Misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi dan ada motivasi intrinsik.

3. Kesiapan Sarana

Misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dan lain-lain.

Menurut Darsono (2000:27) faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis, merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa, yaitu sebagai berikut:

1. Kondisi fisik yang tidak kondusif

Misalnya sakit, pasti akan mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk belajar.

2. Kondisi psikologis yang kurang baik

Misalnya gelisah, tertekan, dsb. merupakan kondisi awal yang tidak menguntungkan bagi kelancaran belajar.

Menurut Slameto (2003:113) kondisi kesiapan mencakup 3 aspek, yaitu: 1. Kondisi fisik, mental dan emosional

2. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan


(20)

Prinsip-prinsip kesiapan menurut Slameto (2003:115) meliputi:

1. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi) 2. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat

dari pengalaman

3. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan

4. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.

Menurut Soemanto (1998:192) prinsip bagi perkembangan readiness meliputi: 1. Semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk

readiness.

2. Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu.

3. Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-fungsi kepribadian individu, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah. 4. Apabila readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada

diri seseorang, maka saat-saat tertentu dalam kehidupan seseorang merupakan masa formatif bagi perkembangan pribadinya.

Aspek-aspek kesiapan menurut Slameto (2003:115) adalah: 1. Kematangan (maturation)

Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan.

2. Kecerdasan

Di sini hanya dibahas perkembangan kecerdasan menurut J. Piaget. Menurut dia perkembangan kecerdasan adalah sebagai berikut: a. Sensori motor periode (0 – 2 tahun)

Anak banyak bereaksi reflek, reflek tersebut belum terkoordinasikan. Terjadi perkembangan perbuatan sensori motor dari yang sederhana ke yang relatif lebih kompleks.


(21)

b. Preoperational period (2 – 7 tahun)

Anak mulai mempelajari nama-nama dari obyek yang sama dengan apa yang dipelajari orang dewasa.

c. Concrete operation (7 – 11 tahun)

Anak mulai dapat berfikir lebih dulu akibat-akibat yang mungkin terjadi dari perbuatan yang akan dilakukannya, ia tidak lagi bertindak coba-coba salah (trial and error).

d. Formal operation (lebih dari 11 tahun)

Kecakapan anak tidak lagi terbatas pada obyek-obyek yang konkret serta:

 Ia dapat memandang kemungkinan-kemungkinan yang ada melalui pemikirannya.

 Dapat mengorganisasikan situasi/masalah

 Dapat berfikir dengan betul (dapat berpikir yang logis, mengerti hubungan sebab akibat, memecahkan masalah/berpikir secara ilmiah)

Dari beberapa teori tentang kesiapan belajar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar memiliki tiga aspek yang dapat mempengaruhinya yaitu fisik, mental dan sarana.

1. Kesiapan Fisik

Kondisi fisik mencakup kondisi fisik yang temporer seperti sakit, lemah, lesu, kondisi penglihatan, pendengaran serta yang permanen misalnya cacat tubuh. Jika seorang siswa tidak memiliki kondisi fisik yang kondusif


(22)

maka akan mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan dalam belajar. Tetapi jika kondisi fisik seorang siswa kondusif maka akan mencapai tingkat kesiapan yang maksimal dan akan mendukung

terlaksananya proses belajar yang lebih optimal jika dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki kondisi fisik yang kondusif.

2. Kesiapan Mental

Kondisi kesiapan mental menyangkut kecerdasan anak, persiapan anak sebelum mengikuti pembelajaran, kondisi anak yang dapat berkonsentrasi atau tidak pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dan kondisi mental yang tidak tertekan dengan adanya tugas dan termasuk didalamnya motivasi intrinsik. Siswa yang cerdas dan berbakat memungkinkan untuk mempersiapkan dirinya sebelum mengikuti pembelajaran dengan cara mempelajari materi dari buku diktat atau buku yang sejenis sesuai dengan materi yang akan dipelajari oleh guru, sehingga siswa lebih berkonsentrasi saat proses pembelajaran berlangsung dan dapat melaksanankan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dengan lebih baik.

3. Kesiapan Sarana

Kesiapan saran belajar adalah kebutuhan siswa mencakup peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan saat belajar seperti buku pelajaran atau catatan pelajaran sarana lain yang disediakan disekolah seperti fasilitas internet yang memungkinkan siswa untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam menguasai pelajaran.


(23)

3. Prestasi Belajar

Pada hakekatnya belajar suatu usaha yang dengan sengaja dan terencana dilakukan oleh individu sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku, yang berupa sikap, cara berfikir dan keterampilan serta pengetahuan, sesuai dengan apa yang dipelajari.

Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

Kata prestasi berasal dari bahas Belanda yaitu ”Prestatie”. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “Prestasi” yang berarti “Hasil Usaha”. Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.


(24)

Sedangkan menurut S. Nasution (2004:54) prestasi belajar adalah:

“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh kesiapan belajar dan motivasi belajar sesuai dengan pendapat Darsono (2000:26) mengemukakan bahwa prinip-prinsip belajar adalah hal-hal yang sangat penting yang harus ada dalam suatu proses belajar dan pembelajaran. Jika hal-hal tersebut diabaikan, dapat dipastikan pencapaian hasil belajar tidak optimal. Prinsip-prinsip belajar meliputi: kesiapan belajar, perhatian, motivasi, keaktifan siswa, mengalami sendiri, pengulangan materi pelajaran yang menantang, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Slameto (2003:54) adalah sebagai berikut:

1. Faktor intern

Yaitu faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari:

a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)

b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan)

c. Faktor kelelahan 2. Faktor ekstern


(25)

a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan)

b. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siwa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah)

c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyrakat)

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat

keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Sedangkan prestasi belajar mata pelajara geografi adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam mata pelajaran geografi setelah seorang siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah. Hasil belajar yang telah dicapai para siswa akan nampak pada bentuk nilai nyata yang diperoleh melalui suatu penilaian yang telah distandarisasikan baik dalam bentuk huruf maupun angka.


(26)

Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diketahui melalui evaluasi dan

ditunjukkan dalam bentuk nilai yang berupa angka atau huruf.

4. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Geografi

Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai, Sardiman, AM (2009:77). Motivasi belajar siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Motivasi belajar dapat berfungsi sebagai pendorong pencapaian prestasi belajar Geografi. Setiap orang mempunyai motivasi untuk belajar, baik itu motivasi dari dalam diri maupun dari luar dirinya. Siswa akan belajar dengan sunguh-sungguh jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan menunjukkan prestasi yang baik. Usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi belajar menyebabkan seseorang dapat prestasi belajar yang baik. Motivasi belajar seorang siswa akan turut menentukan pencapaian prestasi belajarnya.

5. Hubungan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar Geografi

Menurut Slameto (2003:113) mengemukakan kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di


(27)

dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu proses belajar, karena dengan memiliki kesiapan, apapun yang di kerjakan oleh siswa akan dapat teratasi dan berjalan lancar serta dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Oleh karena itu untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik dan maksimal diperlukan persiapan siswa dalam belajar yang baik pula. Persiapan siswa dalam belajar merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh siswa dalam mencapai prestasi belajar.

B. Penelitian yang Relevan

1. Dwi Wahyuni (2005) mengkaji mengenai “Pengaruh Kesiapan Belajar, Motivasi Berprestasi dan Pengulangan Materi Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa” yang menyatakan ada pengaruh antara kesiapan belajar, motivasi berprestasi dan pengulangan materi pelajaran terhadap hasil belajar siswa.

2. Rion Frianda (2012) mengkaji mengenai “Hubungan Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa” yang menyatakan ada hubungan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar Geografi siswa.

C. Kerangka Berfikir

Motivasi belajar siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Motivasi belajar dapat berfungsi sebagai


(28)

pendorong pencapaian prestasi belajar Geografi. Setiap orang mempunyai motivasi untuk belajar, baik itu motivasi dari dalam diri maupun dari luar dirinya. Siswa akan belajar dengan sunguh-sungguh jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan menunjukkan prestasi yang baik. Usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi belajar menyebabkan seseorang dapat prestasi belajar yang baik. Motivasi belajar seorang siswa akan turut menentukan pencapaian prestasi belajarnya.

Selain itu dengan adanya kesiapan belajar terhadap suatu obyek atau aktivitas maka akan mendorong siswa lebih mencurahkan perhatiannya pada obyek terebut. Dalam proses belajar kesiapan menyebabkan seseorang belajar secara aktif, sungguh-sungguh dan penuh gairah. Belajar yang penuh kesiapan akan menumbuhkan hasil yang memuaskan, tetapi sebaliknya belajar tanpa

kesiapan memungkinkan hasil yang dicapai kurang memuaskan.

Menurut Soemanto (1998:191) Readiness dalam belajar melibatkan beberapa faktor yang bersama-sama membentuk readiness, yaitu:

1. Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis; ini menyangkut pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat indera dan kapasitas intelektual.

2. Motivasi; yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan individu untuk mempertahankan serta mengembangkan diri, motivasi berhubungan dengan system kebutuhan dalam diri manusia serta tekanan-tekanan lingkungan.


(29)

Motivasi belajar yang tinggi akan membuat siswa memiliki kesiapan belajar yang baik karena kesiapan belajar terbentuk dengan melibatkan motivasi, sehingga akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Berdasarkan uraian diatas diduga terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara.

Dengan demikian, keterkaitan antara motivasi belajar dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar dapat dirumuskan dalam kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Ahir Penelitian

D. Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran Geografi Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2011-2012.

Motivasi Belajar (X1)

Kesiapan belajar (X2)

Prestasi Belajar Geografi


(30)

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar Geografi Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2011-2012.

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran Geografi Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2011/2012.


(31)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional karena penelitian ini meneliti tentang korelasi antar dua variabel. Metode korelasional adalah metode yang menghubungkan satu variabel dengan variabel yang lain. Metode penelitian kerelasional ini bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan ex post facto merupakan suatu penelitian yang dilakukan atas peristiwa yang telah terjadi untuk menemukan pengaruh atau hubungan variabel tertentu dengan variabel lainnya, tanpa adanya manipulasi langsung terhadap variabel independen.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya, Sugiyono (2009:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X


(32)

semester genap SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2011-2012 yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah siswa seluruhnya sebanyak 266 orang. Untuk perinciannya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Jumlah siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2011-2012

Sumber data: Guru Mata Pelajaran Geografi

2. Sampel

Dalam menentukan besarnya sampel penelitian ini, penulis berpegang pada pendapat Suharsimi Arikunto (2006:107) yang menyatakan bahwa “jika subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dan jika subyeknya lebih dari 100 diambil 10-15% atau 20-25% ataupun lebih”. Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling yaitu pengambilan sampel dengan memperhatikan jumlah populasi tiap-tiap kelas yang dilakukan secara acak (random) untuk menentukan jumlah sampel tiap-tiap kelas. Adapun cara pengambilan sampel melalui undian dengan menulis nama-nama responden pada kertas kecil, kemudian digulung dan dimasukkan kedalam kotak atau gelas dan diundi nama yang

No. Kelas Jumlah

1 X 1 38

2 X 2 39

3 X 3 37

4 X 4 39

5 X 5 38

6 X 6 38

7 X 7 37


(33)

keluar diambil sebagai responden untuk sampel tiap-tiap kelas dan

dilakukan pengundian lagi untuk mendapatkan nama responden yang lain sampai sampelnya terpenuhi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30% dari jumlah masing-masing kelas.

Tabel 3. Distribusi Sampel Penelitian

No Kelas Populasi Sampel Sampel

Cadangan 1 X 1 38 38 x 30% = 11,4 dibulatkan menjadi

12

2 2 X 2 39 39 x 30% = 11,7 dibulatkan menjadi

12

2 3 X 3 37 37 x 30% = 11,1 dibulatkan menjadi

12

2 4 X 4 39 39 x 30% = 11,7 dibulatkan menjadi

12

2 5 X 5 38 38 x 30% = 11,4 dibulatkan menjadi

12

2 6 X 6 38 38 x 30% = 11,4 dibulatkan menjadi

12

2 7 X 7 37 37 x 30% = 11,1 dibulatkan menjadi

12

2

Jumlah 266 84 14

Sumber: Data Statistik Sekolah dan Penghitungan Peneliti

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:39) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas

(independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya


(34)

variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas atau independent variable

Yaitu motivasi belajar (X1) dan kesiapan belajar (X2). 2. Variabel terikat atau dependent variable

Yaitu prestasi belajar geografi siswa di SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara (Y).

D. Definisi Operasional Variabel

1. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang di kehendaki dapat tercapai. Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah daya penggerak siswa dalam mengikuti pembelajaran Geografi yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.

Indikatornya adalah motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Geografi yang meliputi motivasi intrinsik (keinginan yang besar,

mengikuti dan menyimak, bertanya pada guru, mengatasi kesulitan, senang membaca buku, selalu berusaha untuk unggul dan mengulang kembali


(35)

pelajaran dirumah) dan motivasi ekstrinsik (menyelesaikan tugas dan mengerjakan PR sendiri).

Untuk memperoleh data tentang motivasi belajar siswa digunakan angket yang akan dijawab oleh responden. Pertanyaan yang dibuat untuk angket kesiapan belajar berjumlah 10 soal. Masing-masing soal terdiri dari 5 pilihan jawaban. Kemudian mengkualitatifkan jawaban item pertanyaan dengan member tingkat skor untuk masing-masing jawaban, yaitu pilihan (a) diberi skor 5, pilihan (b) diberi skor 4, pilihan (c) diberi skor 3, pilihan (d) diberi skor 2 dan pilihan (e) diberi skor 1. Sehingga skor untuk

pertanyaan motivasi belajar memiliki nilai terendah 10 dan tertinggi 50.

2. Kesiapan Belajar

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Kesiapan belajar dalam penelitian ini adalah Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran Geografi yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.

Indikatornya adalah kesiapan belajar siswa meliputi kesiapan fisik (Kondisi tubuh tidak terdapat penyakit yang menggangu proses belajar,


(36)

melihat dengan baik tulisan di papan tulisan, mendengar penjelasan dengan baik, meskipun bising, mengikuti pembelajaran dengan baik, meskipun lelah dan mengantuk), kesiapan mental (tidak tertekan dengan adanya tugas, dapat berkonsentrasi saat belajar, mempersiapkan diri sebelum pelajaran dimulai) dan kesiapan sarana belajar (buku perpustakaan, fasilitas internet dan fasilitas belajar geografi).

Untuk memperoleh data tentang kesiapan belajar siswa digunakan angket yang akan dijawab oleh responden. Pertanyaan yang dibuat untuk angket kesiapan belajar berjumlah 10 soal. Masing-masing soal terdiri dari 5 pilihan jawaban. Kemudian mengkualitatifkan jawaban item pertanyaan dengan member tingkat skor untuk masing-masing jawaban, yaitu pilihan (a) diberi skor 5, pilihan (b) diberi skor 4, pilihan (c) diberi skor 3, pilihan (d) diberi skor 2 dan pilihan (e) diberi skor 1. Sehingga skor untuk

pertanyaan kesiapan belajar memiliki nilai terendah 10 dan tertinggi 50.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil dari proses pembelajaran pada mata pelajaran Geografi yang diwujudkan dengan nilai atau angka setelah diadakan tes atau evaluasi. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran Geografi yang berupa nilai atau angka sebagai hasil dari suatu usaha pembelajaran. Nilai yang di peroleh siswa memiliki nilai terendah 50 dan tertinggi 85 hasil ini diambil dari nilai ujian blok kelas X semester genap yang dilakukan oleh guru Geografi.


(37)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik berikut ini:

1. Test

Test sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Test yang digunakan adalah test prestasi, yaitu test untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Nilai test yang digunakan yaitu hasil ujian blok siswa kelas X semester genap di SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara tahun pelajaran 2011/2012.

2. Angket

Menurut Sugiyono (2009 : 199) mengemukakan bahwa “angket

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Angket dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai motivasi belajar dan kesiapan belajar siswa terhadap prestasi belajar Geografi siswa, secara langsung dari responden melalui beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang akan diajukan sudah disediakan jawabannya atau bersifat tertutup.


(38)

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan, Sugiyono, (2009:158). Metode ini hanya

mengambil data yang sudah ada seperti indeks prestasi dan jumlah siswa. Teknik dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang latar belakang berdirinya sekolah, keadaan sekolah, keadaan guru, keadaan siswa dan nilai mata pelajaran Geografi pada kelas X semester genap tahun pelajaran 2011-2012 di SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara.

F. Uji Persyaratan Instrumen

1. Uji validitas

Uji validitas instrumen merupakan prosedur pengujian untuk melihat apakah pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam angket dapat mengukur dengan cermat atau tidak Dalam uji validitas ini digunakan rumus korelasi product moment. Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut :

r

xy

=

�∑ − ∑ ∑

√{�∑ − ∑ } {�∑ − ∑ }

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y Σ Y = skor total


(39)

Σ X = skor butir n = jumlah responden

Σ Y2 = jumlah skor kuadrat variabel Y Σ X2 = jumlah skor kuadrat variabel X

Σ XY = jumlah perkalian antara skor variabel X dengan skor variabel Y.

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 170)

Kriteria pengujian, apabila �ℎ� �� > � dengan �=0,05 dan dk = n maka alat ukur dikatakan valid dan sebaliknya jika �ℎ� �� < � maka item petanyaan tersebut tidak valid.

Cara penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 dan 6 halaman 75 dan 80. Hasil penghitungan uji validitas seluruh item

berjumlah 10 item untuk variabel motivasi belajar (X1) dan 10 item untuk variabel kesiapan belajar (X2) adalah

Tabel 4. Hasil Uji Coba Validitas Angket Motivasi Belajar dan Kesiapan Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2011-2012

Soal Untuk Variabel No Item Harga Harga (N=20)

Status Motivasi Belajar 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,482 0,825 0,714 0,621 0,627 0,878 0,672 0,627 0,829 0,623 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid


(40)

Kesiapan Belajar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,531 0,735 0,549 0,596 0,561 0,839 0,639 0,047 0,004 0,469 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Sumber: Data Primer dan Penghitungan menggunakan SPSS 17

Dari hasil penghitungan yang tercantum pada Tabel 4 diatas, dapat diketahui bahwa ada dua butir item angket yang tidak valid yaitu item nomor 8 dan 9 pada variabel kesiapan belajar (X2) dimana nilai r

penghitungan yang diperoleh lebih kecil dari r tabel, sedangkan item-item yang lain menunjukkan kevalidan.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas (reliability, kepercayaan) menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik belah dua dari spearman Brown, sebagai berikut:

=

+ � �

Keterangan:

�� = reliabilitas internal seluruh instrument


(41)

Sugiyono, 2009:185)

Kriteria pengujian reliabilitas dengan tehnik belah dua (split_half) menggunakan sperman borwn SPSS 17, apabila �ℎ� ��> � dengan taraf signifikan 0,05 maka angket sebagai alat ukur tersebut memenuhi syarat reliabel dan sebaliknya jika �ℎ� �� < � maka angket sebagai alat ukur tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai reliabilitas pada hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai reliabilitas pada veriabel motivasi belajar (X1) sebesar 0,952 (penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 97). Jika � pada n = 20 dan α = 0,05 adalah 0,444. Dengan demikian � > � = 0,952 > 0,444, artinya instrumen dinyatakan reliabel dan angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data tersebut dapat digunakan untuk mengungkapkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Sedangkan veriabel kesiapan belajar (X2) sebesar 0,655 (penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 102). Jika � pada n = 20 dan α = 0,05 adalah 0,444. Dengan demikian �� > � � = 0,655 > 0,444, artinya instrumen dinyatakan reliabel dan angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data tersebut dapat digunakan untuk

mengungkapkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.


(42)

Setelah dianalisis hasil uji coba instrumen ternyata terdapat dua butir (item) angket yang tidak valid yaitu pada variabel kesiapan belajar siswa (X2) terdapat pada item nomor 8 dan 9. Hal ini dikarenakan �ℎ ��

penghitungan lebih kecil dari � , oleh karena itu perlu untuk mengadakan revisi sehingga item pertanyaan menjadi valid dan dapat memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang baik.

Perbaikan tersebut adalah sebagai berikut: Pada variabel kesiapan belajar siswa (X2),

 Item no 8 berbunyi

Apakah menurut anda perpustakaan disekolah telah menyediakan buku-buku Geografi dengan lengkap, sehingga membantu anda dalam proses pembelajaran?

a. Sangat lengkap b. Lengkap c. Cukup lengkap d. Tidak lengkap e. Sangat tidak lengkap Menjadi:

Apakah anda menggunakan buku-buku yang ada di perpustakaan untuk membantu anda dalam belajar Geografi?

a. Ya, selalu menggunakan buku di perpustakaan b. Ya, menggunakan buku di perpustakaan

c. Ya, kadang- kadang menggunakan buku di perpustakaan d. Tidak menggunakan buku di perpustakaan

e. Tidak pernah menggunakan buku di perpustakaan

 Item no 9 berbunyi

Apakah menurut anda fasilitas belajar Geografi di sekolah sudah lengkap? (globe,atlas,peta,komputer,LCD,meja,kursi,papan tulis, rak buku, dll)


(43)

b. Lengkap c. Cukup lengkap d. Tidak lengkap e. Sangat tidak lengkap Menjadi:

Apakah anda menggunakan fasilitas internet untuk mengakses pengetahuan yang berhubungan dengan pelajaran Geografi? a. Ya, selalu menggunakan faslitas internet

b. Ya, menggunakan fasilitas internet

c. Ya, kadang-kadang menggunakan fasilitas internet d. Tidak menggunakan fasilitas internet

e. Tidak pernah menggunakan fasilitas internet

G. Laporan Hasil Uji Persyaratan Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan sebagai alat pengumpul data berdistribusi normal atau tidak. uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan SPSS 17.

Kriteria pengujian: membandingkan harga �ℎ� ��< � dengan dk=k-1 dan a = 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal dan sebaliknya jika �ℎ� ��> � maka variabel tersebut berdistribusi tidak normal.

Uji normalitas dengan menggunakan bantuan paket program SPSS 17, salah satunya menggunakan metode 1 – Sampel Kolmogorov Smirnov. Penetapan keputusan normal atau tidaknya suatu data diambil setelah membandingkan taraf signifikansi yang ditetapkan (α) dengan taraf


(44)

signifikansi yang diperoleh (p). Hasil perhitungan uji normalitas menggunakan SPSS 17 dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Penelitian Tahun 2012

No Variabel Harga p Harga α Keterangan

1 Motivasi Belajar 0,115 0,05 Berdistribusi Normal 2 Kesiapan Belajar 0,119 0,05 Berdistribusi Normal 3 Prestasi Belajar 0,126 0,05 Berdistribusi Normal Sumber: Data Primer dan Penghitungan menggunakan SPSS 17

Dari Tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yang diperoleh (p) untuk setiap variabel penelitian adalah lebih besar dari pada nilai signifikansi yang ditetapkan (α), sehingga p > α. Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak karena sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Homogenitas merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menentukan keragaman suatu data. Untuk pengujian homogenitas

digunakan uji analisis One-Way ANOVA dengan menggunakan program SPSS 17.

Kriteria pengujian: jika � ℎ� �� > � berarti tidak homogen dan jika � ℎ� �� < � � berarti homogeny, dengan nilai � � untuk � = 0,05.

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil mempunyai keragaman suatu data yang sma (homogen). Pengujian


(45)

SPSS 17. Untuk uji homogenitas pada umumnya hanya perlu keluaran Test of Homogenity of Variance. Penetapan keputusan homogen atau tidaknya suatu data diambil setelah membandingkan taraf signifikansi yang ditetapkan (α) dengan taraf signifikansi yang diperoleh (p). Hasil perhitungan uji homogenitas data dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini:

Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Data Variabel Penelitian Tahun 2012

No Variable Harga p Harga α Keterangan

1 Motivasi Belajar 0,081 0,05 Homogen

2 Kesiapan Belajar 0,148 0,05 Homogen

Sumber: Data Primer dan Penghitungan menggunakan SPSS 17

Dari Tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yang diperoleh (p) untuk setiap variable penelitian adalah lebih besar dari pada nilai signifikansi yang ditetapkan (α), sehingga p > α. Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak karena data penelitian diatas homogen.

3. Linieritas

Uji linieritas dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Pengujian linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Linear Regression dengan SPSS 17.


(46)

Kriteria pengujian: jika nilai signifikansi atau probabilitas � < � ; berarti hubungannya linier. Jika nilai signifikansi atau probabilitas � > � ; berarti hubungannya tidak linier.

Penetapan keputusan linier atau tidaknya suatu data diambil setelah membandingkan taraf signifikansi yang ditetapkan (� dengan taraf signifikansi yang diperoleh � . Hasil perhitungan uji linieritas data dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini:

Tabel 7. Hasil Uji Linieritas Data Variabel Penelitian Tahun 2012

No Variabel Harga Harga Keterangan

1 Motivasi Belajar 0,00 0,05 Linier 2 Kesiapan Belajar 0,00 0,05 Linier Sumber: Data Primer dan Penghitungan menggunakan SPSS 17

Dari Tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yang

diperoleh � untuk setiap variabel penelitian adalah lebih kecil dari pada nilai signifikansi yang ditetapkan (� , sehingga � < �. Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak karena data penelitian diatas linier.


(47)

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

prestasi * motivasi .801 .642 .840 .706

ANOVA Table Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

prestasi * motivasi

Between Groups

(Combined) 5231.343 16 326.959 10.032 .000

Linearity 4757.532 1 4757.532 145.973 .000

Deviation from Linearity

473.810 15 31.587 .969 .496

Within Groups 2183.657 67 32.592


(48)

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

prestasi * kesiapan .910 .829 .931 .867

ANOVA Table Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

prestasi * kesiapan

Between Groups

(Combined) 6430.010 13 494.616 35.151 .000

Linearity 6144.471 1 6144.471 436.668 .000

Deviation from Linearity

285.539 12 23.795 1.691 .087

Within Groups 984.990 70 14.071


(49)

H. Pengujian Hipotesis

Untuk memberikan jawaban atas hipotesis yang penulis ajukan, yaitu adanya hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar, digunakan rumus Spearman Rank adalah sebagai berikut :

=

1

-

6∑

� � − Keterangan :

rs = Nilai Korelasi Spearman Rank d2 = Selisih setiap pasangan rank


(50)

=

∑ + ∑ + ∑�

√∑ ∑

Setelah melalui pengujian hipotesis dan hasilnya signifikan, (Ho ditolak), maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan Kriteria sebagai berikut, yaitu :

>0 : tidak ada korelasi antara kedua variabel >0 - 0,25 : Korelasi sangat lemah

>0,25 - < 0,50 : Korelasi cukup >0,50 - < 0,75 : Korelasi kuat >0,75 - < 0,99 : Korelasi sangat kuat 1,00 : Korelasi yang sempurna (Sarwono, Jonathan, 2009:66)


(51)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar Geografi siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara tahun pelajaran 2011-2012. Dengan demikian, semakin tinggi

motivasi belajar siswa maka akan cenderung semakin tingginya prestasi belajar yang diperoleh siswa dan sebaliknya semakin rendah motivasi belajar siswa maka akan cenderung semakin rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa.

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan

prestasi belajar Geografi siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara tahun pelajaran 2011-2012. Dengan demikian, semakin tinggi

kesiapan belajar siswa maka akan cenderung semakin tingginya prestasi belajar yang diperoleh siswa dan sebaliknya rendah kesiapan belajar siswa maka akan cenderung semakin rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa.


(52)

3. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara tahun pelajaran 2011-2012. Berdasarkan koefisien korelasi motivasi belajar lebih erat hubungannya dengan

kesiapan belajar, semakin tinggi motivasi belajar siswa maka semakin baik pula kesiapan belajar siswa sehingga akan cenderung semakin tingginya prestasi belajar yang diperoleh siswa dan sebaliknya jika motivasi belajar siswa rendah maka kesiapan belajar siswa juga buruk sehingga akan cenderung semakin rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara motivasi belajar dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara, maka disarankan:

1. Bagi Sekolah

Agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekolah perlu menciptakan kondisi lingkungan belajar yang nyaman sehingga siswa akan merasa senang dalam kegiatan belajar mengajar. Menyediakan sarana dan

prasarana seperti fasilitas Internet dan perpustakaan yang lengkap dengan buku-buku pelajaran sehingga siswa dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan sekolah dan dapat menunjang siswa dalam belajar hal ini akan meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa lebih siap dalam belajar dan dapat meningkatkan juga pengetahuan mereka.


(53)

2. Bagi Guru

Untuk meningkatkan prestasi belajar Geografi siswa, yang perlu dilakukan oleh guru adalah menciptakan suasana belajar yang kondusif dan

menyenangkan sehingga siswa dapat menumbuhkan dan memupuk motivasi belajar dalam diri siswa sehingga siswa lebih giat lagi dalam belajar serta mengerjakan tugas rumah serta meningkatkan kesiapan belajar mereka terutama kesiapan mental siswa, yang terpenting adalah perhatian agar siswa tidak tertekan dengan adanya tugas, menmbuhkan keaktifan siswa agar dapat berkonsenstrasi dalam belajar, dan

menumbuhkan ketertarikan siswa agar dapat mempersiapkan diri sebelum belajar.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat selalu memiliki motivasi belajar dan kesiapan belajar dalam dirinya untuk selalu berprestasi dengan cara:

a. Memiliki keinginan yang besar b. Mengikuti dan menyimak pelajaran

c. Bertanya pada guru tentang materi yang belum dimengerti d. Dapat mengatasi kesulitan dalam belajar

e. Senang membaca buku f. Selalu berusaha unggul

g. Mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari h. Menyelesaikan tugas dengan baik

i. Mengerjakan PR sediri j. Menjaga kondisi tubuh


(54)

k. Tidak tertekan dengan adanya tugas l. Dapat berkonsentrasi dalam belajar

m. mempersiapkan diri sebelum pelajaran dimulai

n. Memanfaatkan fasilitas di sekolah seperti mengakses pengetahuan geografi dan banyak membaca buku-buku pengetahuan Geografi


(55)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X

SMA NEGERI 1 KOTABUMI LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Oleh Wenda Norita

Motivasi belajar dan kesiapan belajar dalam proses pembelajaran Geografi merupakan komponen dalam proses pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan. Berlangsungnya proses pembelajaran harus didorong oleh keinginan siswa belajar untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang memiliki prestasi yang masih rendah dalam belajar. Untuk menumbuhkan prestasi belajar siswa tersebut sangatlah sulit karena berhubungan erat dengan faktor intern dan fakor ekstern yang mempengaruhi proses pembelajaran tersebut. Motivasi belajar siswa yang tinggi dan kesiapan belajar siswa yang baik marupakan salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan motivasi belajar dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajran 2011-2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional dengan populasi 266 siswa yang kemudian diambil sebagai sampel sebanyak 84 siswa. Pengumpulan datanya menggunakan test, angket dan dokumentasi. Analisis datanya menggunakan korelasi Sperman Rank.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar geografi siswa, diperoleh koefisien korelasi rs 0,626. (2) Ada hubungan positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar geografi siswa, diperoleh koefisien korelasi rs 0,749. (3) Semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin baik kesiapan belajar siswa dan ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2011-2012, diperoleh koefisien korelasi rs 0.697.


(56)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X

SMA NEGERI 1 KOTABUMI LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

(Skripsi)

Oleh

WENDA NORITA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(57)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi, Provinsi Lampung pada tanggal 04 November 1990. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Suganda dan Ibu Yanti Mala, S.Pd.

Penulis bersekolah di TK Muslimin Kotabumi Lampung Utara pada tahun 1995, Pendidikan SD Negeri 4 Kotabumi Lampung Utara tamat pada tahun 2002, Pendidikan SMP Negeri 2 Kotabumi Lampung Utara tamat pada tahun 2005, dan Pendidikan SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara tamat pada tahun 2008.

Selanjutnya pada tahun 2008 melalui jalur Ujian Masuk (UM) Unila, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Selama kuliah penulis pernah mengikuti organisasi kemahasiswaan yaitu Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Unila. Pada tanggal 9-14 Juli 2011, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Bandung-Pangandaran (Jawa Barat). Selanjutnya pada bulan Agustus – Oktober 2011, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MA. Nurul Iman Pardasuka Kabupaten Pringsewu. Penulis juga mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, Peningkatan Kualitas Pendidikan pada bulan Agustus 2011 di Desa Sidodadi Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu.


(58)

Gambar Halaman 1. Diagram Akhir Penelitian ... 29 2. Peta Administratif Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Kotabumi

Lampung Utara ... 51 3. Denah Ruang SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 56


(59)

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… .... 1

B. Identifikasi Masalah………. . 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah………. 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Kegunaan Penelitian ... 8

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Motivasi Belajar ... 11

2. Kesiapan Belajar ... 17

3. Prestasi Belajar ... 23

4. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 26

5. Hubungan antara Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar ... 26

B. Penelitian yang Relevan ... 27

C. Kerangka Pikir ... 27

D. Hipotesis ... 29

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel ... 31

1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 32

C. Variabel Penelitian ... 33

D. Definisi Operasional Variabel ... 34

1. Motivasi Belajar ... 34

2. Kesiapan Belajar ... 35

3. Prestasi Belajar ... 36

E. Tekhnik Pengumpulan Data ... 36

1. Test ... 37

2. Tekhnik Angket ... 37

3. Dokumentasi ... 37

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 38

1. Uji Validitas ... 38

2. Uji Reliabilitas ... 40

3. Revisi Instrumen ... 41

G. Laporan Hasil Uji Persyaratan Analisis Data ... 43


(60)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Tempat Penelitian ... 50

1. Lokasi Penelitian ... 50

2. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 52

3. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 53

4. Keadaan Gedung SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 54

5. Keadaan Guru dan Staf SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 57

6. Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 59

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60

1. Keadaan Responden Berdasarkan Prestasi Belajar .... 61

2. Gambaran Jawaban Responden Tentang Motivasi Belajar Siswa ... 62

3. Gambaran Jawaban Responden Tentang Kesiapan Belajar Siswa ... 64

C. Laporan Hasil Uji Persyaratan Instrumen ………... 66

1. Validitas ………. 66

2. Reliabilitas ………. 67

D. Pengujian Hipotesis ... 70

1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 70

2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 71

3. Pengujian Hipotesis Ketiga... 73

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

1. Pembahasan Hipotesis Pertama ... 74

2. Pembahasan Hipotesis Kedua ... 77

3. Pembahasan Hipotesis Ketiga ... 81

V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 89


(61)

Lampiran Halaman 1. Lampiran 1. Kisi-kisi angket penelitian ... 91 2. Lampiran 2. Angket penelitian ... 93 3. Lampiran 3. Sebaran uji coba angket tentang motivasi belajar

siswa (X1)….. ... 97 4. Lampiran 4. Hasil penghitungan uji coba tentang motivasi

belajar siswa (X1) ... 99 5. Lampiran 5. Hasil penghitungan uji reliabilitas angket

motivasi belajar menggunakan spilt-half SPSS 17 (X1) ... 101 6. Lampiran 6. Sebaran uji coba angket tentang kesiapan belajar

siswa (X2) ... 7. Lampiran 7. Hasil penghitungan uji coba tentang kesiapan

belajar siswa (X2) ... 104 8. Lampiran 8. Hasil penghitungan uji reliabilitas angket

kesiapan belajar menggunakan spilt-half SPSS 17 (X2) ... 106 9. Lampiran 9. Data responden siswa kelas X dan prestasi belajar

yang dimiliki di SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara 107

10.Lampiran 10. Rekapitulasi penghitungan variabel motivasi

belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 109 11.Lampiran 11. Rekapitulasi penghitungan variabel kesiapan

belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 111 12.Lampiran 12. Sebaran jawaban responden pada variabel

motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 113 13.Lampiran 13. Sebaran jawaban responden pada variabel

Kesiapan belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 117


(62)

15.Lampiran 15. Penghitungan menggunakan SPSS 17 tentang

kesiapan belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 123 16.Lampiran 16. Penghitungan reliabilitas menggunakan split-half SPSS 17 tentang motivasi belajar ... 125

17.Lampiran 17. Penghitungan reliabilitas menggunakan split-half SPSS 17 tentang kesiapan belajar ... 126 18.Lampiran 18. Penghitungan hipotesis Rank Sperman ... 127


(63)

Tabel Halaman 1. Daftar Nilai Ujian Blok Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 1

Kotabumi Tahun Pelajaran 2011-2012 ... 3

2. Data Jumlah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Tahun Pelajaran 2011-2012 ... 32

3. Distribusi sampel penelitian untuk masing-masing kelas ... 33

4. Hasil uji coba validitas angke motivasi belajar dan kesiapan belajar siswa kelas XSMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 39

5. Hasil uji normalitas data variabel penelitian tahun 2012 ... 43

6. Hasil uji homogenitas data variabel penelitian tahun 2012 ... 45

7. Hasil uji linieritas data variabel penelitian tahun 2012 ... 46

8. Jumlah ruang kelas di SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 55

9. Keadaan personil sekolah SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 57

10.Keadaan siswa berdasarkan kelas dan jenis kelamin ... 60

11.Kelas Interval Berdasarkan Nilai Ujian Blok Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X Semester Genap Tahun Pelajaran 2011-2012.... 61

12.Jumlah responden tentang motivasi belajar ... 64

13.Jumlah responden tentang kesiapan belajar ... 66

14.Hasil Uji Validitas angket motivasi belajar dan kesiapan belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 67

15.Sebaran Jawaban Uji Coba Angket Tentang Motivasi Belajar Siswa (X1) ... 99

16.Sebaran Jawaban Uji Coba Angket Tentang Kesiapan Belajar Siswa (X2) ... 102


(64)

18.Rekapitulasi penghitungan variabel motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara

109 ...

19.Rekapitulasi penghitungan variabel kesiapan belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara

111 ...

20.Sebaran jawaban responden pada variabel motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara ... 113 21.Sebaran jawaban responden pada variabel kesiapan belajar siswa kelas X


(65)

MOTTO

Setiap Orang Memiliki Masa 24 Jam Sehari, Namun Kejayaan Dapat

Diperoleh Bagi Mereka Yang

Menggunakan Masa Sebaik-Baiknya.

Jika Kamu Percaya Mampu Meraih Impianmu, Maka Teruslah

Berusaha. Keberhasilan Itu Akan Memberimu Kebahagiaan Tak

Ternilai.

Agar Dapat Keluar Dari Jerat Kemiskinan, Pendidikan Merupakan

Langkah Yang Harus Ditempuh Dengan

Segala Daya Upaya

(Chairul Tanjung)


(66)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Sumadi, M.S. ...

Sekretaris : Drs. Zukarnain, M.Si ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Pargito, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(67)

Yang bertanda tangan di bawah ini;

Nama : Wenda Norita

NPM : 0853034044

Program Studi : Pendidikan Geografi Jurusan/ Fakultas : Pendidikan IPS / FKIP

Alamat : Jl. Soekarno Hatta Gg Elang 2 No.68, Kotabumi, Lampung Utara

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Oktober 2012

Wenda Norita NPM. 0853034044


(1)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini;

Nama : Wenda Norita

NPM : 0853034044

Program Studi : Pendidikan Geografi Jurusan/ Fakultas : Pendidikan IPS / FKIP

Alamat : Jl. Soekarno Hatta Gg Elang 2 No.68, Kotabumi, Lampung Utara

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Oktober 2012

Wenda Norita

NPM. 0853034044


(2)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, Dengan beribu syukur kepada Allah SWT,

Ku persembahkan karya sederhana ini kepada :

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu berdoa di setiap sujud, menyandarkan harapan disetiap

tetes keringat, demi keberhasilan anak-anakmu..

Terima kasih yang tiada tara, atas segala kasih syang dan pengorbanannya.

Sembah sungkem ananda.

Adik-adikku Sandi Ardian, Ridho Dinata dan Daffa Yassar

yang selalu menjadi motivasiku.

Seluruh Keluarga besarku yang telah memberikan banyak doa dan dukungan untuk

keberhasilanku.

Seseorang yang kelak menjadi Imam dalam hidupku yang selalu menjadi tempat

sandaranku dikala suka maupun duka.

Para Pendidik atas ketulusan dan kesabarannya dalam mendidikku

Almamater tercinta Universitas Lampung yang menjadi kebanggaanku, yang telah

mendewasakanku dalam berfikir, bertutur, dan bertindak.


(3)

Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJARDAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1

KOTABUMI LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Nama Mahasiswa : Wenda Norita Nomor pokok Mahasiswa : 0853034044

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sumadi, M.S. Drs. Zulkarnain, M.Si.

NIP. 19521022 198103 1 003 NIP. 19600111 198703 1001

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si.


(4)

SANWACANA

Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung

Utara Tahun Pelajaran 2011-2012”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Selanjutnya, skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari dosen pembimbing dan pembahas yaitu, Bapak Dr. Sumadi, M.S. selaku pembimbing utama yang selalu memberikan bimbingan, arahan, pemikiran, saran, nasihat serta kesabaran, Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si selaku pembimbing pembantu yang selalu memberikan bimbingan, arahan, pemikiran, saran, nasihat serta mengajarkan kesabaran dan selalu memberikan motivasi dalam menghadapi kesulitan selama pembuatan skripsi ini dan Bapak Dr. Pargito, M.Pd. selaku penguji yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan saran untuk perbaikan demi terselesaikannya skripsi ini. Tidak ada yang dapat diberikan oleh penulis selain doa yang tulus dan ikhlas, semoga ilmu yang diberikan selama proses bimbingan belajar menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT.

Penulisan dan penyusunan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan, dorongan, semangat, bimbingan dan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:


(5)

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M.Thoha B.S Jaya, M.S, selaku Pembantu Dekan I FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si, selaku Pembantu Dekan II FKIP Universitas Lampung. 4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H, selaku Pembantu Dekan III FKIP Universitas Lampung. 5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP

Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

8. Kepala Sekolah beserta Stakeholder di SMA Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

9. Teristimewa untuk Bapak dan Ibu tercinta yang tiada kenal lelah dalam membimbing, mendidik, dan mendoakan keberhasilan anak-anakmu. Terimakasih atas kasih sayang yang tidak putus mengiringi setiap episode hidupku. Adik-adikku Sandi Ardian, Ridho Dinata dan Daffa Yassar yang membawa keceriaan dan inspirasi dalam hidupku.

10.Sahabat-sahabat seperjuanganku Dera, Eka, Inggrit, Beti, Echa, Echy, Adin, Sari, Khusnul, Data terimakasih atas persahabatan, kebersamaan, nasehat, dan semangatnya selama ini.

11.Teman-teman Pendidikan Geografi 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih untuk kekompakan dan semangat yang luar biasa untuk terus sukses.

12.Sahabat-sahabatku di Asrama Safitri : Liny, Fikha, Meta, Mb Tika, Pipi, Santi, Mput, Evi, Dede, Mb. Dian terimakasih atas semangat dan motivasi dalam kebersamaan kita selama ini.


(6)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandarlampung, Oktober 2012 Penulis,


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA PERINTIS I BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 17 66

KORELASI ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAGAR DEWA TULANG BAWANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 68

PENGARUH PEMANFAATAN AKSES INTERNET TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TALANGPADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 79

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

1 2 39

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMA SWADHIPA BUMISARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 7 89

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PANGKALAN SUSU TAHUN AJARAN 2011/2012.

1 3 20

Hubungan antara motivasi belajar, iklim kelas, dukungan orangtua dan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Depok tahun pelajaran 2012/2013.

0 0 203

Hubungan antara motivasi belajar, iklim kelas, dukungan orangtua dan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Depok tahun pelajaran 2012 2013

0 0 201

Hubungan Kausal antara Motivasi Internal dan Kesiapan Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Cawas Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA SHALOM BENGKAYANG.

0 0 1