PERBEDAAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR ANGGOTA UKMF PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA BERDASARKAN BIG FIVE PERSONALITY SKRIPSI
PERBEDAAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
ANGGOTA UKMF PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA
BERDASARKAN BIG FIVE PERSONALITY
SKRIPSITAN, THEOFENA DWI MEYLIANI 13.40.0071
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2017
PERBEDAAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
ANGGOTA UKMF PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA
BERDASARKAN BIG FIVE PERSONALITY
SKRIPSITAN, THEOFENA DWI MEYLIANI 13.40.0071
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2017
PERBEDAAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
ANGGOTA UKMF PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA
BERDASARKAN BIG FIVE PERSONALITY
SKRIPSIDiajukan kepada Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna
Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi
Disusun Oleh :TAN, THEOFENA DWI MEYLIANI 13.40.0071
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi Pada Tanggal :
18 Juli 2017 Mengesahkan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
Dekan, (Dr. M. Sih Setija Utami, M. Kes) Dewan Penguji :
1. Dr. Y. Bagus Wismanto, MS (___________________)
2. Dra. RA. Praharesti Eryani, M. Si. (___________________)
3. Lucia Trisni Widyaningtanti, S. Psi, M.Si (___________________)
HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada : alm. papa, mama, kakak, Wimas dan semua orang yang telah mendampingi dalam masa-masa perjuangan saya menyelesaikan
pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang sampai akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.HALAMAN MOTTO
“The moment you feel like giving up, remember all the reasons you held on for so
long ” And believe that..
“Intelligence without ambition is like a bird without wings” – Salvador Dali
So you must to be strong, Like an eagle...
“When a storm is coming, all other birds seek shelter but the eagle alone avoids
the storm by flying above it”UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
limpahan rahmat dan kasih-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Perbedaan Organizational Citizenship Behavior
Anggota UKMF Psikologi UNIKA Soegijapranata berdasarkan Big Five
Personality ”.Penelitian ini disusun guna melengkapi tugas dan syarat kelulusan
Program Strata 1 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak
akan selesai dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti
mengucapkan terima kasih kepada :1. Ibu Dr. M. Sih Setija Utami, M. Kes. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
2. Ibu Lucia Trisni Widyaningtanti S.Psi.,M.Si. selaku dosen pembimbing dan dosen wali yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Ibu Dra. M. Yang Roswita, M. Si. selaku dosen penguji proposal serta Bapak Dr. Y. Bagus Wismanto, MS dan Ibu Dra. RA.
Praharesti Eryani, M. Si. selaku dosen penguji skripsi.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas
Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan bekal ilmu yang membantu proses penelitian skripsi ini.
5. Seluruh staf Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang yang telah membantu dalam urusan administrasi.
6. Ketua-Ketua UKMF Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
yang telah mengijinkan peneliti melaksanakan kegiatan penelitian di dalam organisasinya.7. Anggota UKMF Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
8. Alm.papa yang meskipun sudah tidak dapat bertemu secara fisik tapi
peneliti percaya beliau tetap mendoakan peneliti sehingga dapatmenjalani proses perkuliahan dan pembuatan skripsi sampai akhir.
9. Keluarga peneliti khususnya mama dan kakakku Ika Andriani yang
selalu mendoakan, mendukung dan memberikan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan masa perkuliahan dan pembuatan skripsi sampai akhir.
10. Wimas Christian Putra, terimakasih sudah menjadi orang yang
paling banyak mendengar keluh kesah dan siap membantu peneliti ketika mengalami kesulitan baik pada masa perkuliahan maupun dalam proses pembuatan skripsi.
11. Sahabat-sahabatku ; Yanko, Fiki, Henny, Lena, Kinan, Vina, Nabila, Diana dan Tania yang setia selama 4 tahun menjadi “rumah kedua” bagi peneliti. Terimakasih telah menjadi rumah yang membuat peneliti selalu “rindu” untuk pulang.
12. Fiki Andriani dan Langit Hijau Rinai A. M yang telah menjadi
dalam proses pembuatan skripsi. Terimakasih sudah soulmate memberikan perhatian, bantuan, informasi dan motivasi supaya peneliti dapat menyelesaikan skripsi.
13. Teman-teman SENAT Mahasiswa Fakultas Psikologi periode
2015/2016, Tito, Jejes, Bowo, Beva, Indra, Fiki, Dayana, Wahyu, Danis, Dida, Tita, Rhea, Jojo atas segala pelajaran yang telah penelititerima selama proses berdinamika bersama para orang-orang hebat.
14. SUNRICE yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk
mendapatkan ilmu dan pengalaman dalam dunia training dan outbond .
15. Human Resources SUNRICE periode 2015/2016, Kak Sarah, Rita,
Ronny, Riska, Esther Gracia, terimakasih telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk memperoleh pengalaman berdinamika dalam proses yang luar biasa bersama kalian.
16. Teman-teman kelas 01 angkatan 2013 yang telah menjadi teman satu
kelas selama peneliti menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
17. Teman-teman yang sudah bersedia memberikan bantuan,
memberikan informasi dan menjawab banyak pertanyaan yang peneliti tanyakan.18. Teman-teman rekan asisten dosen dan asisten penelitian yang telah saling berbagi ilmu dengan peneliti.
19. Berbagai pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah memberikan pengalaman, pelajaran dan cerita bagi peneliti.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membangun dari pembaca supaya peneliti dapat menyusun penelitian
selanjutnya dengan lebih baik.Semarang, 16 Juni 2017 Peneliti
PERBEDAAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR ANGGOTA UKMF PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA
Tan, Theofena Dwi Meyliani 13.40.0071 Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Organizational Citizenship Behavior anggota UKMF Psikologi UNIKA Soegijapranata berdasarkan tipe kepribadian yang ada dalam teori Big Five Personality.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan Organizational Citizenship Behavior anggota UKMF Psikologi berdasarkan Big Five Personality . Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling dengan total 49 responden. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat ukur skala OCB dan alat tes kepribadian NEO-PR. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik One-Way ANOVA. Berdasarkan hasil analisis diperoleh F sebesar 2,694 dengan sig = 0,043 (p < 0,05) yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada skor OCB berdasarkan lima tipe kepribadian. Tipe kepribadian conscientiousness (61,75) memiliki skor OCB paling tinggi diikuti tipe kepribadian agreeableness (61,38), neuroticism (60,50), openess to experience (56,86), dan terakhir extraversions (56,18). Ada perbedaan yang signifikan antara tipe kepribadian conscientiousness dengan tipe kepribadian openess to experience dan extraversions serta tipe kepribadian agreeableness dengan tipe kepribadian extraversions. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara tipe kepribadian neuroticism dengan tipe kepribadian agreeableness, openess to experience, extraversions dan conscientiousness, tidak ada perbedaan pula antara tipe kepribadian extraversions dengan tipe kepribadian openess to experience serta tidak ada perbedaan yang signifikan pada tipe kepribadian agreeableness dengan tipe kepribadian conscientiousness dan openess to experience.
Kata kunci : Organizational Citizenship Behavior, Big Five Personality
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................. v
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................... vi
ABSTRAKSI ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................ 12
C. Manfaat .............................................................................................. 13
BAB II : LANDASAN TEORI A. Organizational Citizenship Behavior1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior ......................... 14
2. Dimensi Organizational Citizenship Behavior ............................ 15
3.Faktor-faktor yang Memengaruhi Organizational Citizenship Behavior ........................................................................................... 21
B. Kepribadian dalam Teori Big Five
1. Pengertian Kepribadian ................................................................ 25
2. Tipe Kepribadian berdasarkan Teori Big Five Personality ......... 26
C. Dinamika Hubungan The Big Five Personality dengan Organizational Citizenship Behavior ............................................... 28
D. Hipotesis ........................................................................................... 34
BAB III : METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian .............................................................................. 36
B. Identifikasi Variabel Penelitian ......................................................... 36
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian1. Organizational Citizenship Behavior .......................................... 37
2. The Big Five Personality ............................................................. 37
D. Subjek Penelitian ............................................................................... 38
E. Metode Pengumpulan Data
1. Skala Organizational Citizenship Behavior ................................ 39
2. Tes Kepribadian Big Five Personality ......................................... 41
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas ....................................................................................... 42
2. Reliabilitas ................................................................................... 44
G. Metode Analisa Data ......................................................................... 44
BAB IV : LAPORAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian .............................................................. 46 B. Persiapan Pengumpulan Data
1. Penyusunan Alat Ukur .................................................................. 48
2. Perizinan Penelitian ...................................................................... 51
C. Pelaksanaan Pengumpulan Data ........................................................ 51
D. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Skala Organizational Citizenship Behavior ................................ 54
2. Tes Kepribadian Big Five Personality ......................................... 55
BAB V : HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi .................................................................................... 57
2. Uji Hipotesis ................................................................................. 58
B. Pembahasan ....................................................................................... 59
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................ 69
B. Saran .................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 70
LAMPIRAN ........................................................................................... 73
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Rancangan Skala Organizational Citizenship Behavior ........ 40
Tabel 2 : Sebaran Item NEO-PR ............................................................ 42
Tabel 3 : Blue Print Skala OCB ............................................................ 49
Tabel 4 : Blue Print Tes Kepribadian NEO-PR ..................................... 50
Tabel 5 : Sebaran Item Valid dan Gugur Skala OCB ............................ 55
Tabel 6 : Uji Pasangan ........................................................................... 66
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN ........................................................................................... 73
A. SKALA PENELITIAN A-1 Skala Organizational Citizenship Behavior .............................. 75 A-2 Tes Kepribadian NEO-PR ......................................................... 79
B. DATA PENELITIAN B-1 Data Penelitian Organizational Citizenship Behavior ............... 87 B-2 Data Penelitian Tes Kepribadian NEO-PR ................................ 91
C. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS C-1 Uji Validitas dan Reliabilitas Organizational Citizenship Behavior ..................................................................................... 128
D. UJI ASUMSI D-1 Uji Normalitas ......................................................................... 135 D-2 Uji Homogenitas ...................................................................... 137
E. UJI HIPOTESIS E-1 Uji Hipotesis............................................................................. 141 F. SURAT-SURAT PENELITIAN F-1 Surat Ijin Penelitian .................................................................. 144
F-2 Surat Bukti Penelitian ............................................................... 148
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah A. Pada lingkungan masyarakat sering kita jumpai sekelompok orang
berkumpul dan secara bersama-sama menjalankan suatu kegiatan demi tercapainya tujuan bersama. Kelompok tersebut memiliki struktur yang sistematis dengan tugas dan tanggung jawab yang jelas pada anggotanya, kelompok ini disebut organisasi. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih yang relatif terus-menerus berusaha mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama (Robbins & Judge, 2008, h.5). Organisasi adalah satu struktur atau pengelompokan yang terdiri dari unit-unit yang saling berkaitan sedemikian
rupa sehingga tersusun satu kesatuan yang terpadu (Chaplin, 2001, h. 344).
Dari pengertian yang disampaikan oleh kedua tokoh maka dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah sekelompok orang yang secara sadar bekerja sama dengan sistem formal dalam melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi tidak hanya ada dalam dunia kerja dan dikelola oleh orang-orang yang sudah profesional karena ternyata organisasi juga dapat dijalankan oleh mereka yang masih dalam proses menempuh pendidikan seperti mahasiswa.
Organisasi yang dijalankan oleh mahasiswa disebut dengan organisasi kemahasiswaan. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 155/U/1998 BAB I Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan “organisasi kemahasiswaan
2
intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri ke arah
perluasan wawasan dan pengingkatan kecendekiawan serta integritas
kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi”. Organisasi
kemahasiswaan intra yang dimaksud di sini adalah organisasi
kemahasiswaan yang ada dalam satu lingkungan universitas. Di kampus
UNIKA Soegijapranata Semarang ini ada banyak organisasi
kemahasiswaan yang bisa ditemui mulai dari tingkat universitas seperti
SMU (Senat Mahasiswa Universitas), BEMU (Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas) sampai fakultas yaitu SMF (Senat Mahasiswa Fakultas) dan
BEMF (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas). Selain ke empat organisasi
yang sudah disebutkan di atas, di kampus ini juga terdapat organisasi lain
dalam bentuk UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang juga ada pada tingkat
universitas maupun fakultas yang disebut dengan UKMF (Unit Kegiatan
Mahasiswa Fakultas).Setiap fakultas di UNIKA Soegijapranata memiliki berbagai jenis
UKMF sesuai dengan bidang yang digeluti. Di dalam POK (Pedoman
Organisasi Kemahasiswaan), UKMF dijelaskan sebagai organisasi
pelaksana kegiatan ekstrakulikuler di tingkat fakultas, terutama di bidang
penalaran/keilmuan, kepemimpinan, minat/bakat dan kegemaran,
pengembangan kepribadian, pengabdian kepada masyarakat, kesejahteraan
dan kegiatan khusus lainnya. Berdasarkan POK pula, setiap organisasi
ekstrakulikuler yang ada pada setiap fakultas harus memenuhi beberapa
persyaratan untuk dapat menjadi UKMF. Pada POK pasal 26 dijelaskan
bahwa UKMF harus memiliki susunan kepengurusan yang terdiri dari
ketua, sekretaris, bendahara, koordinator pelaksana atau seksi yang
3
dibutuhkan, jumlah anggota minimal 10 orang dan memiliki program kerja
dan anggaran kegiatan, mengajukan jadwal latihan dan telah melakukan
pengajuan kepada Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan untuk memperoleh
status sebagai UKMF.Beberapa organisasi ekstrakulikuler di Fakultas Psikologi belum
memenuhi persyaratan untuk menjadi UKMF, oleh karena itu di bawah
UKMF masih ada organisasi kecil yang disebut Pra-UKM dan Club.
Organisasi ekstrakulikuler yang telah menjadi UKMF di Fakultas Psikologi
UNIKA Soegijapranata ini ada tiga yaitu ; UKM X yaitu UKM yang
bergerak dibidang training dan outbond, kemudian ada dua UKMF lainnya
yaitu UKMF Y dan UKMF Z di mana kedua organisasi ini sama-sama
bergerak di bidang olahraga dan diikuti oleh mahasiswa baik putri maupun
putraMahasiswa UNIKA Soegijapranata dapat bergabung di dalam
organisasi kemahasiswaan yang ada dengan memenuhi beberapa
persyaratan yang telah dibuat oleh organisasi. Harapannya melalui
organisasi kemahasiswaan ini, mahasiswa dapat melatih softskills mereka
yang belum tentu diolah dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Meskipun hanya organisasi kemahasiswaan, namun anggotanya sudah
dituntut untuk bisa bekerja optimal dan profesional supaya tujuan organisasi
bisa tercapai.Banyaknya organisasi di dalam satu lingkungan kampus seperti yang
ada di lingkungan kampus UNIKA Soegijapranata ini tentunya
memunculkan rasa kompetitif pada diri tiap anggota organisasi yang ada.
Perasaan itu muncul karena adanya keinginan untuk membuktikan
4
organisasinya cukup baik dan dapat tetap eksis di antara banyaknya
organisasi lain. Rasa kompetitif ini bukan hal buruk yang dapat
menyebabkan persaingan negatif melainkan seharusnya dapat memotivasi
mereka untuk lebih optimal ketika bekerja dalam organisasinya. Tugas
setiap organisasi kemahasiswaan yang ada di lingkungan universitas ini
bukan untuk menjadi pesaing bagi organisasi lain, namun untuk lebih
berusaha mengembangkan lagi organisasinya. Setiap organisasi dituntut
untuk dapat aktif, inovatif dan kreatif dalam merancang maupun
menjalankan program-program kerja dan tak lupa juga tiap organisasi perlu
menyesuaikan programnya dengan kondisi yang ada. Organisasi harus terus
mengenai kondisi dan kenyataan yang ada di lapangan supaya up-to-dateprogram-program yang mereka lakukan tepat sasaran hingga akhirnya dapat
memberikan sumbangan positif baik bagi mahasiswa maupun universitas
secara umum.Sebuah organisasi dapat dikatakan efektif apabila tujuan-tujuannya
dapat tercapai. “Efektivitas organisasi ditunjukkan dari seberapa jauh
organisasi tersebut dapat mewujudkan tujuan- tujuannya” (Robbins dalamGammahendra, Hamid & Riza, 2014). Tujuan organisasi akan menjadi
pedoman bagi anggota dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggung
jawabnya. Tujuan yang jelas dan terarah akan semakin memudahkan
anggota memahami dan melakukan langkah-langkah efektif guna
mencapainya. Pada proses mencapai tujuan, organisasi bergantung
sepenuhnya kepada anggota, oleh karena itu diperlukan orang-orang yang
memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.5 Setiap UKMF di Fakultas Psikologi berusaha mencari orang-orang
dengan kompetensi yang cukup untuk bisa menjadi anggota agar dapat
mendukung perkembangan organisasi, tetapi ternyata bukan hanya
kompetensi, organisasi juga memerlukan anggota yang memiliki kontribusi
yang positif bagi organisasi. Organisasi membutuhkan anggota yang dapat
melakukan pekerjaan melebihi dari tugas mereka biasanya dan dapat
memberikan kinerja yang lebih dari harapan supaya dapat berhasil
(Robbins, 2003, h.30). Anggota diharapkan tidak sekedar melakukan tugas
pokoknya, melainkan dapat lebih berpartisipasi dalam setiap kegiatan
organisasi meskipun di luar tanggung jawabnya, perilaku ini disebut juga
atau disingkat OCB (Setyawan &Organizational Citizenship Behavior Sahrah, 2012).
OCB akan mendorong anggota untuk melakukan tugas melebihi dari
tugas formalnya, ini merupakan pilihan anggota secara individu tanpa
adanya faktor hadiah dari organisasi atau orang lain. Anggota yang
memiliki perilaku ini tidak merasa mendapat paksaan untuk bekerja lebih
dibandingkan dengan anggota lainnya, dia merasa senang hati melakukan
tugas di luar tugas utamanya. Adanya Organizational Citizenship Behavior
yang tinggi pada anggota dapat berdampak positif bagi organisasi, hal ini
disebabkan karena bila karyawan memiliki OCB tinggi maka kinerjanya
akan lebih maksimal.Menurut para teoritis, semakin anggota memiliki OCB yang tinggi
maka organisasi akan semakin sukses dalam membangun nilai perusahaan
dan meningkatkan kinerja (Yen & Neihoff dalam Kolade, Oluseye, &
Osibanjo, 2014). Robbins (2003, h.30) mengemukakan bahwa organisasi
6
yang mempunyai anggota yang memiliki OCB yang baik, akan memiliki
kinerja yang lebih baik pula. Kinerja yang baik dari anggota dapat
meningkatkan peluang lebih besar bagi organisasi untuk mencapai
tujuannya.Penelitian yang dilakukan oleh Bush & Jiao (2011) membuktikan
bahwa OCB merupakan hal yang penting karena dapat memberikan dampak
yang positif pada kinerja karyawan yang berpengaruh pada perkembangan
perusahaan. Hasil penelitian ini juga dapat menjelaskan peran penting OCB
yang seharusnya dimiliki oleh setiap anggota organisasi.Organizational Citizenship Behavior memiliki lima dimensi menurut
Organ (dalam Podsakoff, MacKenzie, Paine & Bachrach, 2000) yaitu; (1)
altruism, merupakan perilaku membantu meringankan pekerjaan yang
ditujukan kepada individu dalam suatu organisasi, (2) courtesy, yaitu
menjaga hubungan baik dengan rekan kerja, mencegah timbulnya masalah
sehubungan dengan pekerjannya dengan cara memberi konsultasi dan
informasi serta menghargai kebutuhan mereka, (3) sportsmanship, yaitu
toleransi pada situasi yang kurang ideal di tempat kerja tanpa banyak
mengeluh, (4) civic virtue, yaitu terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi
dan peduli pada kelangsungan hidup organisasi, (5) conscientiousness, yaitu
melakukan hal-hal yang menguntungkan organisasi seperti mematuhi
peraturan-peraturan di organisasi. Lima dimensi ini dapat menunjukkan
bagaimana perilaku anggota yang memiliki OCB.Setiap organisasi memiliki harapan supaya anggotanya memiliki
perilaku extra-role di mana dia berpartisipasi aktif terkait hal-hal yang
masih berhubungan dengan kegiatan organisasi meskipun itu di luar dari
7
tugas utamanya. Contoh sederhananya adalah ketika salah satu UKMF
misalnya saja UKMF Y. Suatu ketika UKMF Y akan mengikuti sebuah
turnamen yang diadakan oleh universitas lain yang ada di kota Semarang.
Tim yang akan bertanding di turnamen sudah terbentuk mulai dari tim inti
sampai dengan pemain cadangan. Bagi anggota yang memiliki OCB tinggi,
meskipun dia tidak tergabung dalam tim yang akan mengikuti turnamen, dia
akan meluangkan waktu untuk sekadar menonton pertandingan rekannya
karena kehadiran dari anggota lain dapat memberikan semangat bagi tim
yang bertanding. Kehadiran pada pertandingan anggota lain merupakan
salah satu bentuk perilaku anggota organisasi yang memiliki perilaku extra-
atau bekerja melebihi dari tanggungjawab utamanya. Perilaku extra- rolerole yang disebut sebagai Organizational Citizenship Behavior ini adalah
hal yang baik yang sepatutnya dimiliki oleh setiap anggota. Organisasi
dengan OCB yang dimiliki pada anggotanya dapat semakin meningkatkan
performance dan efektivitas organisasi (Wardani & Suseno, 2012).Mahasiswa yang menjadi anggota suatu UKMF, khususnya di
Fakultas Psikologi adalah mereka yang dengan kesadarannya sendiri
mendaftar pada saat open recruitment. Dari hal tersebut maka dapat
diasumsikan bahwa apabila mereka mendaftar sebagai anggota dengan
keinginannya sendiri maka mereka akan memiliki OCB yang cukup baik
dalam organisasinya karena secara tidak langsung tindakan tersebut seperti
sifat OCB yaitu di mana perilaku ini didasari oleh inisiatif anggota tanpa
adanya paksaan dari pihak luar. Selain itu, dengan memahami bahwa
UKMF merupakan organisasi yang tidak bersifat komersil maka sedikit
kemungkinan anggota memperoleh imbalan atau balas jasa berupa materi.
8 Bentuk keanggotaan yang bersifat sukarela bukan karena adanya reward
dari organisasi dapat menjadi indikasi bahwa anggota memiliki OCB tinggi.
Meskipun begitu, pada kenyataannya, OCB tidak dengan mudah dapat
ditemui pada seluruh anggota UKMF di Fakultas Psikologi Universitas
Katolik Soegijapranata Semarang.Peneliti menemukan contoh kasus mengenai OCB yang ternyata masih
rendah di salah satu UKMF di Fakultas Psikologi yang kemudian mendasari
penelitian ini, yaitu pada UKMF X. UKMF ini bergerak di bidang training
dan outbond. Visi UKMF X berdasarkan ADART (Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga) yang dimiliki UKMF X adalah sebagai wadah
pembelajaran bagi anggotanya untuk menjadi seorang trainer dan fasilitator
yang baik. Ada struktur organisasi dan job desc yang tertulis dalam
ADART yang mendasari setiap kegiatan organisasi. Setiap tahun UKMF X
ini membuka pendaftaran dan melakukan seleksi untuk memilih anggota
baru, sedangkan masa kepengurusan anggota yang sudah tergabung dalam
UKMF ini baru berakhir ketika mereka sudah lulus strata satu. Tidak ada
paksaan bagi mahasiswa yang ingin menjadi anggota UKMF X.Informasi yang disampaikan oleh salah satu anggota divisi Human
Resource UKMF X periode 2015/2016 berdasarkan hasil Performance
Appraisal kedua pada periode tersebut menjelaskan bahwa partisipasi
anggota dalam kegiatan organisasi masih kurang, dari jumlah total 33
anggota yang aktif pada periode tersebut, hanya sekitar 15-18 anggota yang
rutin hadir dalam kegiatan rapat bulanan maupun pelatihan internal yang
diadakan. Kegiatan bersih-bersih basecamp pada waktu yang ditentukan
hanya diikuti sekitar 10 orang dari total seluruh anggota. Selain itu kegiatan
9
wajib yang seharusnya diikuti oleh seluruh anggota yaitu kegiatan
Performance Appraisal pada periode 2014-2016 ada satu sampai dua
anggota yang tidak hadir. Kehadiran anggota seperti yang sudah dijelaskan
di atas menunjukkan bahwa dimensi OCB yaitu courtesy belum sepenuhnya
terpenuhi.Anggota masih mengeluhkan kondisi organisasi yang kurang ideal
untuknya seperti ; kurangnya informasi-informasi mengenai job yang
diterima oleh anggota UKMF X, kurangnya rasa kekeluargaan, adanya
anggota yang mengeluarkan diri dan senioritas antar angkatan dalam
organisasi. Keluhan-keluhan mereka tersebut juga akhirnya menjadi alasan
mereka untuk tidak berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan.
Perilaku anggota tersebut belum memenuhi dimensi sportsmanship, di
mana masih kurangnya rasa toleransi anggota terhadap kurang idealnya
kondisi organisasi.Pada UKMF ini ditunjukkan pula kurang adanya keinginan untuk
saling membantu antar anggota. Pada setiap job yang diperoleh, UKMF X
memerlukan adanya dokumentasi sebagai arsip untuk divisi IT, hasil
dokumentasi selanjutnya akan digunakan divisi tersebut untuk promosi di
sosial media maupun untuk pembuatan video promosi, namun seringkali
tim yang mengisi job tersebut kekurangan orang untuk dokumentasi
sehingga akhirnya menganggu terlaksananya program kerja dari divisi IT
karena kurangnya foto atau video sebagai bahan yang seharusnya bisa
mereka olah. Menurut penjelasan salah satu anggota Human Resources
UKMF X, kekurangan tim untuk dokumentasi sering terjadi sekitar 8 dari
10 job yang diterima. Ketua UKMF X periode 2016/2017 pun menilai
10
selama dia menjadi anggota, dia melihat masih kurang partisipasi anggota
dalam mengikuti ataupun membantu dalam setiap job yang diterima oleh
UKMF X. Kondisi seperti itu menunjukkan belum terpenuhinya dimensi
pada OCB. altruismPerilaku melanggar peraturan juga dilakukan oleh anggota di UKMF
ini. Kegiatan Performance Appraisal seharusnya wajib diikuti oleh seluruh
anggota, tetapi selama periode 2014 sampai 2016 sekitar satu sampai dua
anggota tidak hadir pada kegiatan tersebut. Selanjutnya, keanggotaan di
UKMF X seharusnya berakhir setelah anggota lulus strata satu tetapi
selama periode 2013 sampai 2016 ada tujuh anggota yang mengeluarkan
diri. Hal tersebut menunjukkan dimensi conscientiousness belum
sepenuhnya terpenuhi.Kondisi terakhir pada UKMF ini, menurut keterangan salah satu
anggota Human Resources UKMF X periode 2015/2016 dan Ketua UKMF
X periode 2016/2017 masih kurangnya rasa kekeluargaan pada anggota,
dibuktikan ketika rapat bulanan maupun pelatihan internal yang diadakan,
terlihat anggota masih menggerombol masing-masing, mereka kurang bisa
membaur ketika berkumpul. Perilaku mereka tersebut belum sesuai dengan
dimensi OCB yaitu civic virtue. Berdasarkan kondisi yang dijelaskan di
atas, Ketua UKMF X periode 2016/2017 menilai bahwa perilaku anggota
tersebut sekitar 20%-30% menganggu kinerja mereka. Angka tersebut
dirasa cukup menganggu karena kinerja anggota menjadi kurang optimal.Organizational Citizenship Behavior dipengaruhi oleh enam faktor
menurut Organ ( dalam Setyawan & Sahrah, 2012) yaitu ; faktor budaya
dan iklim organisasi, kepribadian, persepsi terhadap dukungan
11
organisasional, persepsi terhadap kualitas interaksi atasan-bawahan, masa
kerja, dan jenis kelamin. Salah satu faktor OCB yaitu kepribadian
memunculkan pertanyaan bagi peneliti, apakah benar bahwa aspek tersebut
mampu mempengaruhi perilaku extra-role seseorang dalam organisasi.
Feist & Feist (2010, h.4) mengemukakan bahwa kepribadian adalah suatu
pola dan karakteristik tertentu yang relatif permanen yang memberikan
konsistensi pada perilaku seseorang. Sifat kepribadian yang menetap ini
lebih konsisten dan menjadi hal yang erat kaitannya dalam mempengaruhi
perilaku individu termasuk perilaku dalam organisasi seperti OCB.Penelitian sebelumnya menemukan bahwa kepribadian extrovert dan berhubungan positif dengan OCB. Terdapat perbedaan dalam introvert
Organizational Citizenship Behavior antara anggota yang memiliki
kepribadian ekstrovert dan introvert. Penelitian yang dilakukan oleh Jayanti
(2009) mengenai OCB dengan sampel pegawai Kota Binjai menunjukkan
perbedaan tinggi rendahnya OCB berdasarkan tipe kepribadian, di mana
subjek dengan tipe kepribadian ekstrovert memiliki OCB yang lebih tinggi
dibandingkan dengan subjek dengan tipe kepribadian introvert. Sebenarnya
kepribadian bukan hanya ekstrovert dan introvert, salah satu teori
kepribadian lain yang digunakan sebagai pendekatan kepribadian yang
memiliki dimensi kepribadian yang berdiri sendiri adalah Big Five
Personality (Barrick dan Mount dalam Wardani & Suseno, 2012). Teori ini
membagi kepribadian menjadi lima tipe yaitu extraversions, agreeableness,
conscientiousness, neuroticism dan opennes to experience.Anggota di setiap UKMF tentunya memiliki kepribadian yang
bermacam-macam. Dari sejumlah anggota yang ada, dapat ditemui anggota
12
yang memiliki beberapa persamaan kepribadian namun tidak ada yang sama
persis. Kepribadian tiap anggota dapat memiliki kecenderungannya masing-
masing yang dapat dijelaskan dengan menggunakan teori Big Five
ini. Sekilas akan mudah ditemui anggota yang memiliki sikapPersonality
ramah terhadap anggota lainnya seperti ciri orang dengan kepribadian
extraversion dan ada pula anggota yang memiliki kepribadian sangat
terstruktur yang mengambarkan orang dengan tipe kepribadian
conscientiousness dan beberapa kepribadian lain yang dimiliki oleh masing-
masing anggota. Kepribadian masing-masing anggota ini akhirnya
mempengaruhi dinamika mereka selama menjadi anggota organisasi
termasuk pula pada tingkat OCB-nya.