TINJAUAN YURIDIS PERCERAIAN LIAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG N0. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN.
TINJAUAN YURIDIS PERCERAIAN LI’AN MENURUT HUKUM ISLAM
DAN UNDANG-UNDANG N0. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
Zainal Muttaqin
110110080080
ABSTRAK
Perceraian Li’an dilakukan oleh suami dengan menyatakan bahwa
atas nama Allah ia bersumpah, bahwa istrinya telah berbuat zina. Sumpah
itu dinyatakan sebanyak 4 (empat) kali oleh suami, dan pada sumpah
kelima suami menyatakan siap menerima laknat Allah jika ia berbohong.
Demikian sebaliknya, istri juga dapat melakukan sumpah balik bahwa
atas nama Allah ia bersumpah bahwa ia tidak berbuat zina. Perceraian
li'an di dalam Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,
tidak begitu mengatur mengenai Perceraian li'an sedangkan dalam hukum
Islam mengatur secara rinci mengenai Perceraian li'an. Penelitian ini
untuk mengetahui Status dan keabsahan dan kepastian mengenai akibat
hukum karena Perceraian li’an.
Metode dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif,
yaitu penelitian yang menekankan pada norma hukum, di samping juga
berusaha menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku dimasyarakat.
Spesifikasi dalam penelitian adalah deskriptif analitis, yaitu
menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan
dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang
menyangkut permasalahan yang akan dibahas. Dengan memaparkan
data yang telah diperoleh sebagaimana adanya, yang kemudian dilakukan
analisis yang menghasilkan beberapa simpulan. Dalam metode analitis
data dipergunakan analitis normatif kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah Status dan keabsahan perceraian li’an
menurut hukum Islam adalah ketika suami mengucapkan sumpah li’an
dan isteri juga mengucapkan sumpah untuk membantah tuduhan suami,
sumpah tersebut merupakan satu kesatuan sehingga harus dilakukan oleh
kedua belah pihak. Akibat hukum apabila sumpah li’an telah dilakukan
oleh kedua belah pihak maka status suami dan isteri yang putus untuk
selama-lamanya, dan diharamkan untuk rujuk kembali. Saran dari
penelitian ini adalah Pemerintah hendaknya menyempurnakan Undangundang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan karena di dalam undangundang tersebut tidak menyebutkan secara jelas peraturan tentang tata
cara perceraian li’an dan akibat hukum dari perceraian li'an adalah laknat
Allah maka perlu dicermati dengan seksama dalam menempuh perceraian
li’an, agar perceraian li’an tidak sewenang-wenang dimanfaatkan oleh
salah satu pihak.
iv
DAN UNDANG-UNDANG N0. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
Zainal Muttaqin
110110080080
ABSTRAK
Perceraian Li’an dilakukan oleh suami dengan menyatakan bahwa
atas nama Allah ia bersumpah, bahwa istrinya telah berbuat zina. Sumpah
itu dinyatakan sebanyak 4 (empat) kali oleh suami, dan pada sumpah
kelima suami menyatakan siap menerima laknat Allah jika ia berbohong.
Demikian sebaliknya, istri juga dapat melakukan sumpah balik bahwa
atas nama Allah ia bersumpah bahwa ia tidak berbuat zina. Perceraian
li'an di dalam Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,
tidak begitu mengatur mengenai Perceraian li'an sedangkan dalam hukum
Islam mengatur secara rinci mengenai Perceraian li'an. Penelitian ini
untuk mengetahui Status dan keabsahan dan kepastian mengenai akibat
hukum karena Perceraian li’an.
Metode dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif,
yaitu penelitian yang menekankan pada norma hukum, di samping juga
berusaha menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku dimasyarakat.
Spesifikasi dalam penelitian adalah deskriptif analitis, yaitu
menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan
dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang
menyangkut permasalahan yang akan dibahas. Dengan memaparkan
data yang telah diperoleh sebagaimana adanya, yang kemudian dilakukan
analisis yang menghasilkan beberapa simpulan. Dalam metode analitis
data dipergunakan analitis normatif kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah Status dan keabsahan perceraian li’an
menurut hukum Islam adalah ketika suami mengucapkan sumpah li’an
dan isteri juga mengucapkan sumpah untuk membantah tuduhan suami,
sumpah tersebut merupakan satu kesatuan sehingga harus dilakukan oleh
kedua belah pihak. Akibat hukum apabila sumpah li’an telah dilakukan
oleh kedua belah pihak maka status suami dan isteri yang putus untuk
selama-lamanya, dan diharamkan untuk rujuk kembali. Saran dari
penelitian ini adalah Pemerintah hendaknya menyempurnakan Undangundang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan karena di dalam undangundang tersebut tidak menyebutkan secara jelas peraturan tentang tata
cara perceraian li’an dan akibat hukum dari perceraian li'an adalah laknat
Allah maka perlu dicermati dengan seksama dalam menempuh perceraian
li’an, agar perceraian li’an tidak sewenang-wenang dimanfaatkan oleh
salah satu pihak.
iv