Prosedur Penghitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Gaji Pegawai pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pemalang.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Article 21 Income Tax is a tax on income and other payments in any kind with respect to employment, occupation, and activities. The aim of this research are to understand conformity rates, calculating and reporting the real income tax article 21 on employees’ salaries in DPPKAD Kabupaten Pemalang with laws and regulations, and problems that may occur in the fulfillment of tax obligations on income tax article 21 of employees’ salaries in DPPKAD Kabupaten Pemalang.

The samples used on this research consist of 51 permanent employees and 2 non-permanent employees. The data were analyzed descriptively starting from data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.

The results of the research were (1) imposition of tariffs on all components of the calculation and reporting used by DPPKAD Kabupaten Pemalang in accordance with applicable laws and regulations, except the imposition of tariff on THT contribution, (2) the mistake on tariff of THT contribution made income tax calculation article 21 of the employees’ salaries to be wrong and the reporting of income tax article 21 was done by each employee to the KPP Pratama Kabupaten Pekalongan, (3) the main problem of tax obligations’ fulfillment on income tax article 21 in DPPKAD Kabupaten Pemalang for salaries was the lack of knowledge among employees for tax laws, especially related to article 21 income tax.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan dan pembayaran lain dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, dan kegiatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pengenaan tarif, kebenaran penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai pada DPPKAD Kabupaten Pemalang dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta permasalahan yang mungkin terjadi dalam pemenuhan kewajiban perpajakan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai pada DPPKAD Kabupaten Pemalang.

Sampel yang digunakan untuk penelitian atas pegawai tetap sebesar 51 orang pegawai dan untuk pegawai tidak tetap berjumlah 2 orang pegawai. Analisis data dilakukan secara deskriptif dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) pengenaan tarif dalam seluruh komponen penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 yang digunakan oleh DPPKAD Kabupaten Pemalang telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kecuali pengenaan tarif pada Iuran THT, (2) kesalahan atas penerapan tarif Iuran THT membuat penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai menjadi keliru dan pelaporan PPh Pasal 21 tersebut dilakukan oleh masing-masing pegawai ke KPP Pratama Kabupaten Pekalongan, (3) permasalahan utama dalam pemenuhan kewajiban perpajakan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai di DPPKAD Kabupaten Pemalang adalah kurangnya pengetahuan para pegawai atas peraturan perpajakan, khususnya terkait dengan PPh Pasal 21.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 6

2.1 Kajian Pustaka ... 6

2.1.1 Pajak ... 6

2.1.1.1 Pengertian Pajak ... 6


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.1.3 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 8

2.1.1.4 Tarif Pajak ... 11

2.1.1.5 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ... 12

2.1.2 Jenis-Jenis Pajak ... 13

2.1.3 Pajak Penghasilan ... 15

2.1.3.1 Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) ... 15

2.1.3.2 Pemotong PPh Pasal 21 ... 15

2.1.3.3 Subjek dan Bukan Subjek PPh Pasal 21 ... 17

2.1.3.4 Objek dan Bukan Objek PPh Pasal 21 ... 20

2.1.3.5 Kewajiban dan Hak Wajib Pajak PPh Pasal 21 ... 24

2.1.3.6 Pengurangan Yang Diperbolehkan ... 27

2.1.3.7 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ... 29

2.1.3.8 Tarif Pajak PPh Pasal 21 dan Penerapannya ... 30

2.1.3.9 Tata Cara Penghitungan PPh Pasal 21 atas Gaji dan Tunjangan ... 33

2.1.4 Saat Terutang PPh Pasal 21 ... 37

2.1.5 Surat Pemberitahuan (SPT) ... 37

2.1.6 Sanksi Administrasi ... 40

2.2 Kerangka Pemikiran ... 42

BAB III METODE PENELITIAN... 46

3.1 Objek Penelitian ... 46


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.3 Populasi dan Sampel ... 46

3.3.1 Populasi ... 46

3.3.2 Sampel ... 47

3.4 Jenis Data ... 48

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.6 Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.1.1 Pengenaan Tarif dalam Penghitungan dan Pelaporan PPh Pasal 21 ... 52

4.1.2 Analisis Penghitungan dan Pelaporan PPh Pasal 21 ... 57

4.1.2.1 Penghitungan PPh Pasal 21 ... 57

4.1.2.2 Pelaporan PPh Pasal 21 ... 60

4.1.3 Permasalahan yang Terjadi dalam Pemenuhan Kewajiban PPh Pasal 21 ... 60

4.2 Pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... 45


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Tarif Pasal 17 UU PPh ... 30

Tabel II Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap bagian a ... 33

Tabel III Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap bagian b ... 34

Tabel IV Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap bagian c ... 34

Tabel V Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap bagian d ... 35

Tabel VI Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap bagian e ... 35

Tabel VII Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap bagian a ... 36

Tabel VIII Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap bagian b ... 37

Tabel IX Sanksi Administrasi Berkaitan dengan Denda ... 40

Tabel X Sanksi Administrasi Berkaitan dengan Bunga ... 41

Tabel XI Sanksi Administrasi Berkaitan dengan Kenaikan ... 42

Tabel XII Penelitian Terdahulu ... 43

Tabel XIII Tunjangan Jabatan Struktural ... 53

Table XIV Tunjangan Umum ... 54

Tabel XV Tunjangan Beras ... 54

Tabel XVI Penghitungan Iuran THT oleh DPPKAD Kab. Pemalang ... 56

Tabel XVII Penghitungan PPh Pasal 21 atas Gaji PNS DPPKAD Kab. Pemalang sebelum evaluasi ... 58

Tabel XVIII Penghitungan PPh Pasal 21 atas Gaji PNS DPPKAD Kab. Pemalang sebelum evaluasi (lanjutan) ... 59


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha Tabel XIX Penghitungan Iuran THT menurut DPPKAD Kab. Pemalang

dan Peraturan Pemerintah (PP) ... 63 Tabel XX Penghitungan PPh Pasal 21 atas Gaji PNS DPPKAD

Kab. Pemalang sesudah evaluasi ... 64 Tabel XXI Penghitungan PPh Pasal 21 atas Gaji PNS DPPKAD

Kab. Pemalang sesudah evaluasi (lanjutan) ... 65 Tabel XXII Selisih PPh Pasal 21 Sebelum dan Sesudah Evaluasi ... 66


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembangunan adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pembangunan dapat dilaksanakan dengan lancar apabila ada sumber dana yang mendukung untuk membiayai seluruh pengeluarannya, baik pengeluaran rutin maupun tidak rutin. Salah satu penerimaan terbesar Negara berasal dari pajak. Hal ini dapat dilihat dari Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) bahwa penerimaan negara dari sektor pajak adalah yang terutama, meskipun masih banyak sektor lain seperti minyak dan gas bumi, serta bantuan luar negeri.

Fenomena pajak yang terjadi di Indonesia sangat beragam, mulai dari hal-hal seperti kurang bayar atau lebih bayar sampai kasus-kasus besar yang merupakan bentuk dari penghindaran pajak atau penggelapan pajak. Nominal pajak yang tidak dibayarkan sangatlah besar dan akan sangat membantu pemerintah dalam mengalokasikan dana tersebut untuk membangun fasilitas publik yang berguna bagi rakyat Indonesia. Jika dilihat dan dibandingkan, besarnya pajak di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan dengan di negara-negara lain. Sebagian besar negara lain menetapkan pembayaran pajak dengan nilai yang tinggi kepada warga negaranya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika sarana dan prasarana di negara-negara tersebut jauh lebih maju dibandingkan dengan di Indonesia.


(10)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Salah satu jenis pajak yang paling potensial adalah Pajak Penghasilan (PPh). Pajak penghasilan merupakan pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak. Subjek pajak tersebut selanjutnya akan disebut sebagai Wajib Pajak (WP). Wajib pajak diwajibkan mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Tahunan sebagai bukti telah melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan Wajib Pajak seperti diatur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008 yang merupakan penyempurnaan bagi undang-undang terdahulunya yaitu Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 17 tahun 2000. Undang-undang pajak penghasilan telah menetapkan sistem pemungutan pajak penghasilan secara self assessment, di mana wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab penuh dari pemerintah untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terhutang. Pemerintah berharap agar pelaksanaan pemungutan pajak penghasilan dapat berjalan dengan lebih mudah dan lancar dengan adanya self assessment system ini. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala seperti kurangnya pengetahuan wajib pajak dalam menghitung pajak, baik dari peraturannya atau dari cara menghitungnya serta tarif yang berlaku saat ini.

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pemalang merupakan wajib pajak badan sektor publik yang besar. DPPKAD Kabupaten Pemalang mempunyai jumlah pegawai yang tergolong banyak dan setiap bulannya DPPKAD Kabupaten Pemalang melakukan pembayaran gaji dan upah. Atas pembayaran gaji dan upah tersebut, DPPKAD Kabupaten Pemalang wajib


(11)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha untuk memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21. Mengingat jumlah pegawai yang cukup banyak, tingkat penghasilan, jabatan, atau golongan serta status pegawai yang berbeda-beda, memungkinkan terjadinya kesalahan atau kekeliruan dalam melaksanakan perhitungan, pemotongan, penyetoran serta pelaporan pajak. Beberapa masalah yang mungkin ditemui dalam penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai, antara lain:

1. DPPKAD Kabupaten Pemalang tidak melakukan penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai dengan benar, baik dari segi tarif maupun tata cata pemotongannya.

2. DPPKAD Kabupaten Pemalang dapat melakukan kesalahan dalam hal pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai karena penghitungan yang tidak benar dan tidak sesuai dengan undang-undang yang berlaku, sehingga dapat merugikan para pegawai dan instansi.

3. Kemungkinan terdapat kendala-kendala lain dalam penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai, meskipun telah dilakukan sesuai dengan tata cara perpajakan yang berlaku.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana DPPKAD Kabupaten Pemalang menentukan besarnya pajak penghasilan pegawai atau karyawan yang harus dilaporkan dan disetor kepada pemerintah dengan judul “PROSEDUR PENGHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPPKAD) KABUPATEN PEMALANG”.


(12)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah pengenaan tarif dalam penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai pada DPPKAD Kabupaten Pemalang telah sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku?

2. Apakah DPPKAD Kabupaten Pemalang telah melakukan penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai dengan benar?

3. Apa saja masalah yang terjadi dalam pemenuhan kewajiban perpajakan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai pada DPPKAD Kabupaten Pemalang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan di atas, maka tujuan penulis melakukan penelitian ini yaitu:

1. Untuk memastikan kesesuaian pengenaan tarif dalam penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai pada DPPKAD Kabupaten Pemalang dengan undang-undang perpajakan yang berlaku.

2. Untuk mengetahui bahwa DPPKAD Kabupaten Pemalang telah melakukan penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai dengan benar. 3. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang mungkin terjadi dalam

pemenuhan kewajiban perpajakan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai pada DPPKAD Kabupaten Pemalang.


(13)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi untuk pihak-pihak atau hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi DPPKAD Kabupaten Pemalang

Penulis mengharapkan penelitian mengenai Prosedur Penghitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Gaji Pegawai pada DPPKAD Kabupaten Pemalang dapat memberikan informasi maupun sebagai bahan pertimbangan bagi DPPKAD Kabupaten Pemalang untuk mempertahankan atau memperbaiki tata cara pemenuhan kewajiban perpajakannya dalam penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai agar semakin baik. 2. Bagi pembaca/ peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca/ peneliti lain mengenai prosedur penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai pada suatu instansi/ perusahaan.

3. Bagi penulis

Penelitian ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai prosedur penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai yang ada dalam suatu instansi/ perusahaan.


(14)

68 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengenaan tarif dalam seluruh komponen penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 yang digunakan oleh DPPKAD Kabupaten Pemalang telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kecuali penghitungan tarif pada Iuran THT. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 Pasal 6, Iuran Pensiun dan Iuran THT yang dibayarkan oleh pegawai masing-masing sebesar 4,75% dan 3,25% dari jumlah gaji pokok ditambah tunjangan keluarga. Sedangkan pada penghitungan yang dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Pemalang, Iuran THT dihitung sebesar 4,75%, bukan 3,25%.

2. Adanya kesalahan dalam penerapan tarif atas iuran THT menyebabkan terjadinya kesalahan penghitungan PPh Pasal 21 yang dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Pemalang. Pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai tetap pada DPPKAD Kabupaten Pemalang dilakukan sendiri oleh masing-masing pegawai dengan mengisi formulir 1721-A2 dan melaporkannya ke KPP Pratama Kabupaten Pekalongan.

3. Masalah-masalah yang terjadi dalam pemenuhan kewajiban PPh Pasal 21 atas gaji pegawai pada DPPKAD Kabupaten Pemalang, yaitu: Pegawai yang bertugas sebagai akuntan pada DPPKAD Kabupaten Pemalang kurang


(15)

Bab V Kesimpulan dan Saran 69

Universitas Kristen Maranatha

memahami dan kurang update mengenai informasi perpajakan saat ini, para PNS yang ada pada DPPKAD Kabupaten Pemalang juga kurang memahami masalah perpajakan, Kabupaten Pemalang tidak mempunyai KPP Pratama sendiri, kurangnya pengetahuan para PNS mengenai sistem pelaporan pajak dengan e-SPT, dan penghitungan tarif pajak yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat penulis berikan terkait dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi DPPKAD Kabupaten Pemalang

Keseluruhan penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai tetap telah dilakukan dengan baik, kecuali penghitungan tarif atas iuran THT pegawai tetap yang masih harus disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu sebesar 3,25%. Akuntan pada DPPKAD Kabupaten Pemalang harus lebih memahami mengenai informasi perpajakan terbaru dan lebih cermat dalam melakukan penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai tetap.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Guna mendapatkan penelitian yang lebih baik di masa yang akan datang, maka pada penelitian selanjutnya yang menggunakan judul sama atau hampir sama dengan yang dilakukan penulis diharapkan dapat mengkaji lebih banyak mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku perihal penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai baik tetap maupun tidak tetap. Semakin banyak perubahan peraturan maupun tambahan peraturan dalam bidang perpajakan,


(16)

Bab V Kesimpulan dan Saran 70

Universitas Kristen Maranatha

semakin membuat bingung para Wajib Pajak. Oleh sebab itu, selalu update akan informasi perpajakan dan peningkatan kemampuan disertai pola berpikir kritis sangat membantu dalam melakukan penelaahan lebih jauh mengenai penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai.


(17)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Gunadi (ed.). 2010. Panduan Komprehensif Ketentuan Umum Perpajakan. Jakarta: MUC Consulting Group.

Ilyas dan Burton. 2007. Hukum Pajak Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Jogiyanto. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 576/KMK.04/2000 tentang Persyaratan

Seorang Kuasa Untuk Menjalankan Hak dan Memenuhi Kewajiban Menurut Ketentuan Perundang-undangan Perpajakan.

Lasmana dan Setiorahardjo. 2010. Cara Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Narimawati, Umi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media.

Nasution. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/ atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-09/PJ/2010 tentang Standar Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Nomor

PER-67/PB/2010 tentang Tunjangan Beras dalam Bentuk Natura dan Uang.

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 18 Tahun 2006 tentang Tata Cara Permintaan, Pemberian, dan Penghentian Tunjangan Umum bagi Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil.


(18)

Universitas Kristen Maranatha Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan

Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan Struktural. Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-09/PJ.31/1998 tanggal 3 Juni 1998 tentang Pengertian Kata “Terkait dengan Gaji Sebagaimana Dimaksud Pasal 1 Ayat (1) Huruf b PP Nomor 45 Tahun 1994”.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-10/PJ.04/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Kebijakan Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.

Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Tansuria, Billy Ivan. 2010. Pajak Penghasilan Pemotongan dan Pemungutan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan (KUP).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan.


(1)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi untuk pihak-pihak atau hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi DPPKAD Kabupaten Pemalang

Penulis mengharapkan penelitian mengenai Prosedur Penghitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Gaji Pegawai pada DPPKAD Kabupaten Pemalang dapat memberikan informasi maupun sebagai bahan pertimbangan bagi DPPKAD Kabupaten Pemalang untuk mempertahankan atau memperbaiki tata cara pemenuhan kewajiban perpajakannya dalam penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai agar semakin baik. 2. Bagi pembaca/ peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca/ peneliti lain mengenai prosedur penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai pada suatu instansi/ perusahaan.

3. Bagi penulis

Penelitian ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai prosedur penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai yang ada dalam suatu instansi/ perusahaan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengenaan tarif dalam seluruh komponen penghitungan dan pelaporan PPh Pasal 21 yang digunakan oleh DPPKAD Kabupaten Pemalang telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kecuali penghitungan tarif pada Iuran THT. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 Pasal 6, Iuran Pensiun dan Iuran THT yang dibayarkan oleh pegawai masing-masing sebesar 4,75% dan 3,25% dari jumlah gaji pokok ditambah tunjangan keluarga. Sedangkan pada penghitungan yang dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Pemalang, Iuran THT dihitung sebesar 4,75%, bukan 3,25%.

2. Adanya kesalahan dalam penerapan tarif atas iuran THT menyebabkan terjadinya kesalahan penghitungan PPh Pasal 21 yang dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Pemalang. Pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai tetap pada DPPKAD Kabupaten Pemalang dilakukan sendiri oleh masing-masing pegawai dengan mengisi formulir 1721-A2 dan melaporkannya ke KPP Pratama Kabupaten Pekalongan.

3. Masalah-masalah yang terjadi dalam pemenuhan kewajiban PPh Pasal 21 atas gaji pegawai pada DPPKAD Kabupaten Pemalang, yaitu: Pegawai yang bertugas sebagai akuntan pada DPPKAD Kabupaten Pemalang kurang


(3)

Bab V Kesimpulan dan Saran 69

Universitas Kristen Maranatha

memahami dan kurang update mengenai informasi perpajakan saat ini, para PNS yang ada pada DPPKAD Kabupaten Pemalang juga kurang memahami masalah perpajakan, Kabupaten Pemalang tidak mempunyai KPP Pratama sendiri, kurangnya pengetahuan para PNS mengenai sistem pelaporan pajak dengan e-SPT, dan penghitungan tarif pajak yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat penulis berikan terkait dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi DPPKAD Kabupaten Pemalang

Keseluruhan penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai tetap telah dilakukan dengan baik, kecuali penghitungan tarif atas iuran THT pegawai tetap yang masih harus disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu sebesar 3,25%. Akuntan pada DPPKAD Kabupaten Pemalang harus lebih memahami mengenai informasi perpajakan terbaru dan lebih cermat dalam melakukan penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai tetap.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Guna mendapatkan penelitian yang lebih baik di masa yang akan datang, maka pada penelitian selanjutnya yang menggunakan judul sama atau hampir sama dengan yang dilakukan penulis diharapkan dapat mengkaji lebih banyak mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku perihal penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai baik tetap maupun tidak tetap. Semakin banyak perubahan peraturan maupun tambahan peraturan dalam bidang perpajakan,


(4)

Bab V Kesimpulan dan Saran 70

semakin membuat bingung para Wajib Pajak. Oleh sebab itu, selalu update akan informasi perpajakan dan peningkatan kemampuan disertai pola berpikir kritis sangat membantu dalam melakukan penelaahan lebih jauh mengenai penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Gunadi (ed.). 2010. Panduan Komprehensif Ketentuan Umum Perpajakan. Jakarta: MUC Consulting Group.

Ilyas dan Burton. 2007. Hukum Pajak Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Jogiyanto. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 576/KMK.04/2000 tentang Persyaratan

Seorang Kuasa Untuk Menjalankan Hak dan Memenuhi Kewajiban Menurut Ketentuan Perundang-undangan Perpajakan.

Lasmana dan Setiorahardjo. 2010. Cara Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Narimawati, Umi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media.

Nasution. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/ atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-09/PJ/2010 tentang Standar Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Nomor

PER-67/PB/2010 tentang Tunjangan Beras dalam Bentuk Natura dan Uang.

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 18 Tahun 2006 tentang Tata Cara Permintaan, Pemberian, dan Penghentian Tunjangan Umum bagi Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil.


(6)

Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan Struktural. Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-09/PJ.31/1998 tanggal 3 Juni 1998 tentang Pengertian Kata “Terkait dengan Gaji Sebagaimana Dimaksud Pasal 1 Ayat (1) Huruf b PP Nomor 45 Tahun 1994”.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-10/PJ.04/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Kebijakan Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.

Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Tansuria, Billy Ivan. 2010. Pajak Penghasilan Pemotongan dan Pemungutan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan (KUP).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan.