Efek Red Wine Terhadap Penurunan Tekanan Darah.

(1)

iv

ABSTRAK

EFEK

RED WINE

TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

Jefferson Nicklaus, 2013.

Pembimbing : Dr, dr. Iwan Budiman, MS, MM, MKes, AIF

Latar Belakang Berdasarkan penelitian, orang-orang Perancis Selatan yang mengonsumsi wine dalam batas wajar / moderate consumption (satu sloki per hari), memiliki risiko lebih rendah terkena cardiovascular disease, yaitu penyakit jantung koroner, stroke dan hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit global yang insidensinya semakin meningkat. Satu dari tiga orang dewasa memiliki peningkatan pada tekanan darahnya.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah red wine menurunkan tekanan darah. Metode Penelitian Bersifat eksperimental semu. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang perempuan dewasa usia 19-23 tahun, dilakukan pengukuran tekanan darah sistolik an diastolik dalam satuan mmHg setelah dan sebelum mengonsumsi 100 mL red wine pada posisi duduk dan kaki menyentuh lantai dengan menggunakan sphygmomanometer digital. Analisis menggunakan uji t berpasangan dengan α=0,05. Hasil Rerata tekanan darah setelah mengonsumsi red wine sebesar 99,47/70,20 mmHg lebih rendah dibandingkan tekanan darah rerata sebelum mengonsumsi red wine yaitu sebesar 108,77/78,27 mmHg (p<0,01).

Simpulan Red wine menurunkan tekanan darah


(2)

ABSTRACT

THE EFFECTS OF RED WINE ON LOWERING BLOOD PRESSURE

Jefferson Nicklaus, 2013

Tutor : Dr, dr. Iwan Budiman, MS, MM, MKes, AIF

Backgrounds Based on the previous research, the south of France who consuming wine in moderate consumption (one shot per day), has lower risk to have cardiovascular disease, coronary heart disease, stroke, and hypertension. Hypertension is a global disease, which the incident decreases. One of three adults have an increased blood pressure.

Objectives To find out if red wine lowers blood pressure.

Methods This research is using quasi-experimental design. The subject of this research consist of 30 adult female aged between 19-23 years. Blood pressure measurement were taken systolic and diastolic in mmHg before and after consuming 100 mL of red wine in sitting position and feet touching the floor using digital sphygmomanometer. Statistic analysis used paired t-test (α=0,05).

Results The mean of blood pressure after consuming red wine 99.47/70.20 mmHg is lower than the mean of before consuming red wine 108.77/78.27 mmHg (p<0,01). Conclusion Red wine lowers blood pressure.


(3)

viii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penelitian ... 1

1.4 Manfaat Penelitian ... 1

1.5 Kerangka Pemikiran .... ... 2

1.6 Hipotesis Penelitian .... ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggur ... 3

2.1.1 Tanaman Anggur ... 3

2.1.2 Kandungan Anggur ... 5

2.2 Wine ... 8

2.2.1 Sejarah Wine ... 8

2.2.2 Kandungan Wine ... 9

2.3 Tekanan Darah ... 10


(4)

2.5 Faktor-faktor Utama yang Memengaruhi Tekanan Darah ... 13

2.6 Faktor-faktor Tambahan yang Memengaruhi Tekanan Darah ... 15

2.7 Hipertensi ... 17

2.8 Jenis-jenis Hipertensi ... 18

2.8.1 Hipertensi Esensial ... 18

2.8.2 Hipertensi Sekunder ... 19

2.9 Bahaya Hipertensi ... 20

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan dan Subjek Penelitian ... 22

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 22

3.1.2 Subjek Penelitian ... 22

3.1.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 22

3.1.4 Ukuran Sampel ... 22

3.2 Metode Penelitian ... 23

3.2.1 Desain Penelitian ... 23

3.2.2 Data yang Diukur ... 23

3.2.3 Analisis Data ... 23

3.3 Variabel Penelitian ... 23

3.3.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ... 23

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 23

3.4 Prosedur kerja ... 23

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 26

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 26

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 29


(5)

x

DAFTAR PUSTAKA ... 30 LAMPIRAN ... 32 RIWAYAT HIDUP ... 36


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Buah Anggur Merah ... 5 Tabel 2.2 Kandungan Gizi Red Wine ... 9 Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah JNC 7 ... 18 Tabel 4.1 Tekanan Darah Rerata Sistolik dan Diastolik Sebelum dan Setelah

Mengonsumsi Red Wine ... 26 Tabel L 2.1 Paired Samples Statistics Tekanan Darah Setelah dan Sebelum

Mengonsumsi Red Wine ... 34 Tabel L 2.2 Paired Samples Correlations Tekanan Darah Setelah dan

Sebelum Mengonsumsi Red Wine ... 34 Tabel L. 2.3 Paired Samples Test Tekanan Darah Setelah dan Sebelum


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 2

Gambar 2.1 Tanaman Anggur (Vitis vinifera L.) ... 3

Gambar 2.2 Buah Anggur (Vitis vinifera L.) ... 4


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent ... 32 Lampiran 2 Hasil Uji t Berpasangan untuk Tekanan Darah Setelah dan

Sebelum Mengonsumsi Red Wine ... 34 Lampiran 3 Surat Keputusan Sidang Etik ... 35


(9)

       

      1 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Hipertensi merupakan penyakit global yang insidensinya semakin meningkat. Satu dari tiga orang dewasa memiliki peningkatan pada tekanan darahnya, hal ini merupakan suatu kondisi yang mengakibatkan setengah dari kematian akibat

stroke dan serangan jantung di dunia (World Health Organization, 2012). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk berusia 18 tahun ke atas. Dari hasil tersebut, hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% penderita yang mengonsumsi obat antihipertensi (Riskesdas, 2012).

Berdasarkan penelitian, orang-orang Perancis Selatan yang mengonsumsi wine

dalam batas wajar / moderate consumption (satu sloki per hari), memiliki risiko lebih rendah terkena cardiovascular disease, yaitu penyakit jantung koroner,

stroke dan hipertensi (Renaud, 2000).

1.2. Identifikasi Masalah

Apakah red wine menurunkan tekanan darah

1.3. Tujuan Penelitian

Ingin mengetahui apakah red wine menurunkan tekanan darah

1.4. Manfaat Penelitian

Memperluas pengetahuan mengenai pengaruh red wine menurunkan tekanan darah


(10)

       

1.5. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran

1.6. Hipotesis Penelitian

Ion Kalium 

Relaksasi pembuluh  darah (vasodilatasi) 

TPR turun 

Tekanan darah  turun 

ACE inhibitor 

Menghambat  Angiotensin I ‐‐‐ 

Angiotensin II  Flavonoid (Cathechin,   Quercetin, Kaemferol)  Resveratrol 

(antioksidan) 

Melindungi  siklus arginin 

Meningkatkan  pembentukan NO 

Red Wine 

Peningkatan  ekskresi Na dan air 

Volume cairan  intravaskuler 

turun  Menghambat 

aldosteron 

Venous return turun 

Stroke volume turun 

Cardiac Output Turun  ADH turun 


(11)

       

      29 

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Red wine menurunkan tekanan darah

5.2 Saran

Diharapkan mengonsumsi red wine satu sloki sehari yang sesuai dengan French Paradox yang telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah, dan dapat juga menurunkan risiko penyakit jantung.


(12)

Efek

Red Wine

Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Jefferson Nicklaus1, Iwan Budiman2

1. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung 2. Bagian Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang Berdasarkan penelitian, orang-orang Perancis Selatan yang mengonsumsi wine dalam batas wajar/moderate consumption (satu sloki per hari), memiliki risiko lebih rendah terkena cardiovascular disease, yaitu penyakit jantung koroner, stroke dan hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit global yang insidensinya semakin meningkat. Satu dari tiga orang dewasa memiliki peningkatan pada tekanan darahnya. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah red wine menurunkan tekanan darah.

Metode Penelitian Bersifat eksperimental semu. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang perempuan dewasa usia 19-23 tahun, dilakukan pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik dalam satuan mmHg setelah dan sebelum mengonsumsi 100 mL red wine pada posisi duduk dan kaki menyentuh lantai dengan menggunakan sphygmomanometer digital. Analisis menggunakan uji t berpasangan dengan α=0,05.

Hasil Rerata tekanan darah setelah mengonsumsi red wine sebesar 99,47/70,20 mmHg lebih rendah dibandingkan tekanan darah rerata sebelum mengonsumsi red wine yaitu sebesar 108,77/78,27 mmHg (p<0,01).

Simpulan Red wine menurunkan tekanan darah Kata Kunci : Red wine, Tekanan darah

ABSTRACT

Backgrounds Based on the previous research, the south of France who consuming wine in moderate consumption (one shot per day), has lower risk to have cardiovascular disease, coronary heart disease, stroke, and hypertension. Hypertension is a global disease, which the incident decreases. One of three adults have an increased blood pressure.

Objectives To find out if red wine lowers blood pressure.

Methods This research is using quasi-experimental design. The subject of this research consist of 30 adult female aged between 19-23 years. Blood pressure measurement were taken systolic and diastolic in mmHg before and after consuming 100 mL of red wine in sitting position and feet touching the floor using digital sphygmomanometer. Statistic analysis used paired t-test (α=0,05).

Results The mean of blood pressure after consuming red wine 99.47/70.20 mmHg is lower than the mean of before consuming red wine 108.77/78.27 mmHg (p<0,01).

Conclusion Red wine lowers blood pressure. Keywords: Red wine, Blood pressure


(13)

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan penyakit global yang insidensinya semakin meningkat. Satu dari tiga orang dewasa memiliki peningkatan pada tekanan darahnya, hal ini merupakan suatu kondisi yang mengakibatkan setengah dari kematian akibat stroke dan serangan jantung di dunia

(1). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk berusia 18 tahun ke atas. Dari hasil tersebut, hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% penderita yang mengonsumsi obat antihipertensi (2).

Berdasarkan penelitian, orang-orang Perancis Selatan yang mengonsumsi wine dalam batas wajar/moderate consumption (satu sloki per hari), memiliki risiko lebih rendah terkena cardiovascular disease, yaitu penyakit jantung koroner, stroke dan hipertensi (3).

TUJUAN PENELITIAN

Ingin mengetahui apakah red wine menurunkan tekanan darah

ALAT, BAHAN DAN CARA

Penelitian ini bersifat eksperimental semu. Analisis data memakai uji t berpasangan dengan α=5%. Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian ini berupa sphygmomanometer digital untuk mengukur tekanan darah sistol dan diastol, stopwatch, gelas kaca, gelas ukur, dan red wine. Subjek penelitian terdiri dari 30 orang perempuan usia 19-23 tahun. Subjek penelitian diistirahatkan 5 menit, kemudian diukur tekanan darahnya dua kali dengan jeda 5 menit dan dirata-rata. Kemudian subjek penelitian diistirahatkan kembali selama 5 menit. Setelah itu, subjek penelitian diberikan 100 mL red wine yang harus dihabiskan sekaligus. Tunggu kembali 5 menit, kemudian tekanan darah diukur kembali dengan jeda 5 menit sampai dua kali berturut-turut sama atau terjadi peningkatan kembali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Tekanan Darah Rerata Sistolik dan Diastolik Sebelum dan Setelah Mengonsumsi Red Wine

N Rerata

Std.

Deviasi Uji t Sistol Post 30 99,47 6,601 p

<0,01 Pre 30 108,77 6,831

Diastol Post 30 70,20 7,107 p <0,01 Pre 30 78,27 7,428

Tabel 1 : Rerata tekanan darah sistolik setelah mengonsumsi red wine sebesar 99,47 mmHg (SD = 6,601) lebih rendah dibandingkan rerata tekanan darah sistolik sebelum mengonsumsi red wine sebesar 108,77 mmHg (SD = 6,831) dengan perbedaan sebesar 9 mmHg (p<0,01). Sedangkan rerata tekanan darah diastolik setelah mengonsumsi red wine sebesar 70,20 mmHg (SD = 7,107) lebih rendah dibandingkan rerata tekanan darah diastolik sebelum mengonsumsi red wine sebesar 78,27 mmHg (SD = 7,428) dengan perbedaan sebesar 8 mmHg (p<0,01). DISKUSI

Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah, dan selalu dinyatakan dalam mmHg untuk tekanan darah arteri (4). Tekanan darah

ditentukan oleh curah jantung/cardiac output dan tahanan perifer total. Curah jantung bergantung pada denyut jantung dan volume sekuncup/stroke volume. Denyut jantung bergantung pada keseimbangan saraf parasimpatis dan saraf simpatis. Volume sekuncup dipengaruhi oleh saraf simpatis dan venous return.

Venous return dipengaruhi oleh

vasokonstriksi vena akibat rangsangan saraf simpatis, pompa muskuloskeletal, pompa respirasi, dan daya hisap jantung. Oleh karena itu nilai tekanan darah dapat diperoleh dengan mengalikan curah jantung dengan tahanan perifer total (BP =


(14)

CO x TPR). Curah jantung / cardiac output (CO) adalah jumlah darah yang dipompa per menit oleh ventrikel kiri atau kanan ke dalam aorta atau truncus pulmonalis. Banyaknya curah jantung ditentukan oleh frekuensi denyut jantung dan isi sekuncup (CO = HR x SV). Isi sekuncup/stroke volume (SV) adalah volume darah yang dipompa oleh ventrikel setiap kali sistol. Tahanan perifer total/total peripheral

resistance (TPR) merupakan gabungan

tahanan pembuluh darah perifer yang dipengaruhi oleh besar diameter pembuluh darah (4), (5).

Anggur merupakan bahan dasar untuk pembuatan red wine yang memiliki kandungan-kandungan tertentu yang dapat menurunkan tekanan darah. Kandungan-kandungan tersebut berupa resveratrol, beberapa jenis flavonoid, dan ion kalium (6), (7).

Resveratrol merupakan flavonol yang berasal dari golongan flavonoid yang diproduksi tumbuhan untuk mencegah penyakit. Resveratrol terdapat pada berbagai jenis tumbuhan dan buah-buahan, termasuk anggur merah, eukaliptus, blueberry, dan kacang, tetapi anggur merah yang paling banyak mengandung resveratrol. Semakin lama anggur merah difermentasi bersama dengan kulitnya, semakin tinggi juga kadar resveratrol. Resveratrol memiliki peran penting dalam bidang kesehatan, diantaranya sebagai antioksidan, antikanker, dan membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah (7).

Flavonoid memiliki efek antioksidan, dan mulai terkenal karena efeknya dalam bidang kesehatan. Red wine mengandung flavonoid dengan kadar yang cukup tinggi, terutama quercetin, hal ini dapat menerangkan mengenai French Paradox(7).

Semakin gelap warna angggur, semakin tinggi konsentrasi flavonoid. Flavonoid

anggur juga ditemukan pada kulit dan daging buahnya. Flavonoid dalam anggur mencapai 4-5% termasuk kaemferol-3-0-glukosida (8). Sedangkan peningkatan

asupan kalium dapat menyebabkan penghambatan hormon aldosteron, sehingga menyebabkan peningkatan ekskresi natrium dan air sehingga terjadi peningkatan diuresis dan menyebabkan menurunnya volume darah sehingga tekanan darah menurun (4).

SIMPULAN

Red wine menurunkan tekanan darah SARAN

Diharapkan mengonsumsi red wine satu sloki sehari yang sesuai dengan French

Paradox yang telah terbukti dapat

menurunkan tekanan darah, dan dapat juga menurunkan risiko penyakit jantung.

DAFTARPUSTAKA

1. World Health Organization. New data

highlight increases in hypertension, diabetes incidence. [Online].; 2012.

Available from:

"http://www.who.int/mediacentre/news /releases/2012/world_health_statistics_20 120516/en/"

2. Riskesdas. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. [Online].; 2012. Available from: "http://www.depkes.go.id"

3. Renaud S. From French paradox to Cretan miracle. The Lancet. 2000 January 1; 355(9197): p. 48.

4. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Schmitt W, editor.

Philadelphia: Elsevier Saunders; 2006.

5. Sherwood L. Human Physiology: From

Cells to Systems. 7th ed. Belmont:

Brooks/Cole, Cengage Learning ; 2010.

6. USDA National Nutrient Database.

[Online].; 2011. Available from:

"http://ndb.nal.usda.gov"

7. Top Cultures. Phytochemicals. [Online].; 2005. cited 2013 February 2. Available from: "http://www.phytochemicals.info/phytoc hemicals/resveratrol.php"

8. Tilong AD. Cegah Kanker dengan Anggur Hany V, editor. Jogjakarta: DIVA Press;


(15)

       

      30 

DAFTAR PUSTAKA

 

World Health Organization. 2012. New data highlight increases in hypertension, diabetes incidence. Diambil kembali dari http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2012/world_health_statistics_ 20120516/en/. Diunduh tanggal 16 November 2012.

Renaud, S. 2000. From French paradox to Cretan miracle. (B. Simini, Penyunt.) The Lancet, 355 (9197), 48. Diunduh tanggal 16 November 2012.

Dewi, N. 2012. Kreatif Bertanam Buah Anggur. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Prihatman, K. 2000. Kementrian Riset dan Teknologi. Diambil kembali dari

http://www.ristek.go.id. Diunduh tanggal 30 Januari 2013.

USDA National Nutrient Database. 2011. Diambil kembali dari http://ndb.nal.usda.gov. Diunduh tanggal 30 Januari 2013.

Top Cultures. 2005. Phytochemicals. Dipetik January 4, 2013, dari

http://www.phytochemicals.info/phytochemicals/resveratrol.php. Diunduh

tanggal 2 Februari 2013.

Tilong, A. D. 2012. Cegah Kanker dengan Anggur. (V. Hany, Penyunt.) Jogjakarta, DI Jogjakarta, Indonesia: DIVA Press.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2006. Textbook of Medical Physiology 11th Edition. (W. Schmitt, Penyunt.) Philadelphia: Elsevier Saunders.

Wikipedia. 2013. Wine - Wikipedia, the free encyclopedia. Diambil kembali dari https://en.wikipedia.org/wiki/Wine. Diunduh tanggal 3 Mei 2013.

Sherwood, L. 2010. Human Physiology: From Cells to Systems 7th Edition. Belmont, California, United States of America: Brooks/Cole, Cengage Learning .

National Heart, Lung, and Blood Institute. 2004. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. National Institute of Health Publisher.

Ganong, W. F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta: EGC. Yogiantoro, M. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V, Vol. II. (A. W.

Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. S. K, & S. Setiati, Penyunt.) Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia: InternaPublishing.


(16)

       

Fauci, A. S. 2012. Harrison's Principles of Internal Medicine 18th Edition. United States of America: McGraw-Hill.

Mayo Clinic staff. 2013. Secondary Hipertension - MayoClinic.com. Diambil kembali dari MayoClinic: http://www.mayoclinic.com/health/secondary-hypertension/DS01114. Diunduh tanggal 30 April 2013.

Badia, J. 2013. Vinya (Vitis vinifera). Institut d'Estudis Catalans: http://ichn.iec.cat/bages/planes/Imatges%20grans/Vitis%20vinifera.htm. Diunduh tanggal 17 Juni 2013

Riskesdas. 2012. Masalah Hipertensi di Indonesia. Diambil kembali dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: http://www.depkes.go.id. Diunduh tanggal 28 Juni 2013


(1)

 

 

 

 

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1

Simpulan

Red wine

menurunkan tekanan darah

5.2

Saran

Diharapkan mengonsumsi

red wine

satu sloki sehari yang sesuai dengan

French Paradox

yang telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah, dan dapat


(2)

Efek

Red Wine

Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Jefferson Nicklaus

1

, Iwan Budiman

2

1. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung 2. Bagian Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang Berdasarkan penelitian, orang-orang Perancis Selatan yang mengonsumsi wine dalam

batas wajar/moderate consumption (satu sloki per hari), memiliki risiko lebih rendah terkena cardiovascular disease, yaitu penyakit jantung koroner, stroke dan hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit global yang insidensinya semakin meningkat. Satu dari tiga orang dewasa memiliki peningkatan pada tekanan darahnya. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah red wine menurunkan tekanan darah.

Metode Penelitian Bersifat eksperimental semu. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang perempuan dewasa usia 19-23 tahun, dilakukan pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik dalam satuan mmHg setelah dan sebelum mengonsumsi 100 mL red wine pada posisi duduk dan kaki menyentuh lantai dengan menggunakan sphygmomanometer digital. Analisis menggunakan uji t berpasangan dengan α=0,05.

Hasil Rerata tekanan darah setelah mengonsumsi red wine sebesar 99,47/70,20 mmHg lebih rendah dibandingkan tekanan darah rerata sebelum mengonsumsi red wine yaitu sebesar 108,77/78,27 mmHg (p<0,01).

Simpulan Red wine menurunkan tekanan darah Kata Kunci : Red wine, Tekanan darah

ABSTRACT

Backgrounds Based on the previous research, the south of France who consuming wine in moderate consumption (one shot per day), has lower risk to have cardiovascular disease, coronary heart disease, stroke, and hypertension. Hypertension is a global disease, which the incident decreases. One of three adults have an increased blood pressure.

Objectives To find out if red wine lowers blood pressure.

Methods This research is using quasi-experimental design. The subject of this research consist of 30 adult female aged between 19-23 years. Blood pressure measurement were taken systolic and diastolic in mmHg before and after consuming 100 mL of red wine in sitting position and feet touching the floor using digital sphygmomanometer. Statistic analysis used paired t-test (α=0,05).

Results The mean of blood pressure after consuming red wine 99.47/70.20 mmHg is lower than the mean of before consuming red wine 108.77/78.27 mmHg (p<0,01).

Conclusion Red wine lowers blood pressure. Keywords: Red wine, Blood pressure


(3)

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan penyakit global yang insidensinya semakin meningkat. Satu dari tiga orang dewasa memiliki peningkatan pada tekanan darahnya, hal

ini merupakan suatu kondisi yang

mengakibatkan setengah dari kematian akibat stroke dan serangan jantung di dunia (1). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007,

prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk berusia 18 tahun ke atas. Dari hasil tersebut, hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4%

penderita yang mengonsumsi obat

antihipertensi (2).

Berdasarkan penelitian, orang-orang Perancis Selatan yang mengonsumsi wine dalam batas wajar/moderate consumption (satu sloki per hari), memiliki risiko lebih rendah terkena cardiovascular disease, yaitu penyakit jantung koroner, stroke dan hipertensi (3).

TUJUAN PENELITIAN

Ingin mengetahui apakah red wine

menurunkan tekanan darah ALAT, BAHAN DAN CARA

Penelitian ini bersifat eksperimental semu. Analisis data memakai uji t

berpasangan dengan α=5%. Alat dan

bahan yang digunakan untuk penelitian ini

berupa sphygmomanometer digital untuk

mengukur tekanan darah sistol dan diastol, stopwatch, gelas kaca, gelas ukur, dan red wine. Subjek penelitian terdiri dari 30 orang perempuan usia 19-23 tahun. Subjek penelitian diistirahatkan 5 menit, kemudian diukur tekanan darahnya dua kali dengan jeda 5 menit dan dirata-rata. Kemudian subjek penelitian diistirahatkan kembali selama 5 menit. Setelah itu, subjek penelitian diberikan 100 mL red wine yang

harus dihabiskan sekaligus. Tunggu

kembali 5 menit, kemudian tekanan darah diukur kembali dengan jeda 5 menit sampai dua kali berturut-turut sama atau terjadi peningkatan kembali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Tekanan Darah Rerata Sistolik dan

Diastolik Sebelum dan Setelah

Mengonsumsi Red Wine

N Rerata

Std.

Deviasi Uji t

Sistol Post 30 99,47 6,601 p

<0,01

Pre 30 108,77 6,831

Diastol Post 30 70,20 7,107 p

<0,01

Pre 30 78,27 7,428

Tabel 1 : Rerata tekanan darah sistolik

setelah mengonsumsi red wine sebesar

99,47 mmHg (SD = 6,601) lebih rendah dibandingkan rerata tekanan darah sistolik

sebelum mengonsumsi red wine sebesar

108,77 mmHg (SD = 6,831) dengan perbedaan sebesar 9 mmHg (p<0,01). Sedangkan rerata tekanan darah diastolik

setelah mengonsumsi red wine sebesar

70,20 mmHg (SD = 7,107) lebih rendah

dibandingkan rerata tekanan darah

diastolik sebelum mengonsumsi red wine sebesar 78,27 mmHg (SD = 7,428) dengan perbedaan sebesar 8 mmHg (p<0,01). DISKUSI

Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah, dan selalu dinyatakan dalam mmHg untuk tekanan darah arteri (4). Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung/cardiac output dan tahanan perifer total. Curah jantung bergantung pada denyut jantung

dan volume sekuncup/stroke volume.

Denyut jantung bergantung pada

keseimbangan saraf parasimpatis dan saraf simpatis. Volume sekuncup dipengaruhi oleh saraf simpatis dan venous return. Venous return dipengaruhi oleh vasokonstriksi vena akibat rangsangan saraf simpatis, pompa muskuloskeletal, pompa respirasi, dan daya hisap jantung. Oleh karena itu nilai tekanan darah dapat

diperoleh dengan mengalikan curah


(4)

CO x TPR). Curah jantung / cardiac output (CO) adalah jumlah darah yang dipompa per menit oleh ventrikel kiri atau kanan ke dalam aorta atau truncus pulmonalis. Banyaknya curah jantung ditentukan oleh frekuensi denyut jantung dan isi sekuncup (CO = HR x SV). Isi sekuncup/stroke volume (SV) adalah volume darah yang dipompa oleh ventrikel setiap kali sistol. Tahanan perifer total/total peripheral resistance (TPR) merupakan gabungan tahanan pembuluh darah perifer yang

dipengaruhi oleh besar diameter

pembuluh darah (4), (5).

Anggur merupakan bahan dasar untuk

pembuatan red wine yang memiliki

kandungan-kandungan tertentu yang

dapat menurunkan tekanan darah.

Kandungan-kandungan tersebut berupa resveratrol, beberapa jenis flavonoid, dan ion kalium (6), (7).

Resveratrol merupakan flavonol yang berasal dari golongan flavonoid yang diproduksi tumbuhan untuk mencegah

penyakit. Resveratrol terdapat pada

berbagai jenis tumbuhan dan

buah-buahan, termasuk anggur merah,

eukaliptus, blueberry, dan kacang, tetapi anggur merah yang paling banyak mengandung resveratrol. Semakin lama

anggur merah difermentasi bersama

dengan kulitnya, semakin tinggi juga kadar resveratrol. Resveratrol memiliki peran penting dalam bidang kesehatan,

diantaranya sebagai antioksidan,

antikanker, dan membantu menjaga

kesehatan jantung dan pembuluh darah (7). Flavonoid memiliki efek antioksidan, dan mulai terkenal karena efeknya dalam bidang kesehatan. Red wine mengandung flavonoid dengan kadar yang cukup tinggi, terutama quercetin, hal ini dapat menerangkan mengenai French Paradox(7). Semakin gelap warna angggur, semakin tinggi konsentrasi flavonoid. Flavonoid

anggur juga ditemukan pada kulit dan daging buahnya. Flavonoid dalam anggur mencapai 4-5% termasuk

kaemferol-3-0-glukosida (8). Sedangkan peningkatan

asupan kalium dapat menyebabkan

penghambatan hormon aldosteron,

sehingga menyebabkan peningkatan

ekskresi natrium dan air sehingga terjadi peningkatan diuresis dan menyebabkan menurunnya volume darah sehingga tekanan darah menurun (4).

SIMPULAN

Red wine menurunkan tekanan darah SARAN

Diharapkan mengonsumsi red wine satu sloki sehari yang sesuai dengan French Paradox yang telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah, dan dapat juga menurunkan risiko penyakit jantung.

DAFTARPUSTAKA

1. World Health Organization. New data

highlight increases in hypertension, diabetes incidence. [Online].; 2012.

Available from:

"http://www.who.int/mediacentre/news /releases/2012/world_health_statistics_20 120516/en/"

2. Riskesdas. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. [Online].; 2012. Available from: "http://www.depkes.go.id"

3. Renaud S. From French paradox to Cretan miracle. The Lancet. 2000 January 1; 355(9197): p. 48.

4. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Schmitt W, editor. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2006.

5. Sherwood L. Human Physiology: From

Cells to Systems. 7th ed. Belmont: Brooks/Cole, Cengage Learning ; 2010. 6. USDA National Nutrient Database.

[Online].; 2011. Available from: "http://ndb.nal.usda.gov"

7. Top Cultures. Phytochemicals. [Online].; 2005. cited 2013 February 2. Available from: "http://www.phytochemicals.info/phytoc hemicals/resveratrol.php"

8. Tilong AD. Cegah Kanker dengan Anggur Hany V, editor. Jogjakarta: DIVA Press; 2012.


(5)

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

World Health Organization. 2012.

New data highlight increases in hypertension,

diabetes

incidence

.

Diambil

kembali

dari

http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2012/world_health_statistics_

20120516/en/. Diunduh tanggal 16 November 2012.

Renaud, S. 2000. From French paradox to Cretan miracle. (B. Simini, Penyunt.)

The Lancet

, 355

(9197), 48. Diunduh tanggal 16 November 2012.

Dewi, N. 2012.

Kreatif Bertanam Buah Anggur.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Prihatman, K. 2000.

Kementrian Riset dan Teknologi

. Diambil kembali dari

http://www.ristek.go.id. Diunduh tanggal 30 Januari 2013.

USDA

National

Nutrient

Database

.

2011.

Diambil

kembali

dari

http://ndb.nal.usda.gov. Diunduh tanggal 30 Januari 2013.

Top Cultures. 2005.

Phytochemicals

. Dipetik January 4, 2013, dari

http://www.phytochemicals.info/phytochemicals/resveratrol.php.

Diunduh

tanggal 2 Februari 2013.

Tilong, A. D. 2012.

Cegah Kanker dengan Anggur.

(V. Hany, Penyunt.)

Jogjakarta, DI Jogjakarta, Indonesia: DIVA Press.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2006.

Textbook of Medical Physiology

11

th

Edition.

(W. Schmitt, Penyunt.) Philadelphia: Elsevier Saunders.

Wikipedia. 2013.

Wine - Wikipedia, the free encyclopedia

. Diambil kembali dari

https://en.wikipedia.org/wiki/Wine. Diunduh tanggal 3 Mei 2013.

Sherwood, L. 2010.

Human Physiology: From Cells to Systems

7

th

Edition.

Belmont, California, United States of America: Brooks/Cole, Cengage

Learning .

National Heart, Lung, and Blood Institute. 2004. The Seventh Report of the Joint

National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of

High Blood Pressure. National Institute of Health Publisher.

Ganong, W. F. 1999.

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran

Edisi 17. Jakarta: EGC.

Yogiantoro, M. 2009.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Edisi V, Vol. II. (A. W.

Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. S. K, & S. Setiati, Penyunt.) Jakarta, DKI

Jakarta, Indonesia: InternaPublishing.


(6)

 

 

 

 

 

 

  31 

Fauci, A. S. 2012.

Harrison's Principles of Internal Medicine

18

th

Edition. United

States of America: McGraw-Hill.

Mayo Clinic staff. 2013.

Secondary Hipertension - MayoClinic.com

. Diambil

kembali dari MayoClinic:

http://www.mayoclinic.com/health/secondary-hypertension/DS01114. Diunduh tanggal 30 April 2013.

Badia,

J.

2013.

Vinya (Vitis vinifera)

.

Institut

d'Estudis

Catalans:

http://ichn.iec.cat/bages/planes/Imatges%20grans/Vitis%20vinifera.htm.

Diunduh tanggal 17 Juni 2013

Riskesdas. 2012.

Masalah Hipertensi di Indonesia

. Diambil kembali dari

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: http://www.depkes.go.id.

Diunduh tanggal 28 Juni 2013