Pengaruh Campuran Air Perasan Bawang Putih (Allium sativum) dan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia swingle) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa Secara In Vitro.

(1)

iv

ABSTRAK

PENGARUH CAMPURAN AIR PERASAN BAWANG

PUTIH(Allium sativum) dan JERUK NIPIS(Citrus aurantifolia

swingle) TERHADAP Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa

secara In Vitro

Steven Octavianus, 2011. Pembimbing I : Triswaty Winata,dr., M.Kes Pembimbing II : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes

Latar belakang infeksi merupakan masalah yang semakin hari semakin

meningkat kasusnya terutama di negara - negara berkembang. Salah satu bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi adalah Pseudomonas aeruginosa. Banyak antibiotik yg biasa dipakai untuk mengobati infeksi tersebut sekarang sudah tidak efektif. Maka dari itu perlu adanya solusi untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya dengan penggunaan tanaman herbal dan yang biasa digunakan adalah bawang putih dan jeruk nipis.

Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas antimikroba campuran air

perasan bawang putih dan jeruk nipis terhadap Pseudomonas aeruginosa

Metode penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Metode penelitian yang digunakan adalah difusi cakram dengan melakukan pengamatan zona inhibisi yang terbentuk dari campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis dengan Gentamisin sebagai kontrol positif.

Hasil penelitian menunjukkan zona inhibisi yang terbentuk pada campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis adalah 13 mm, pada gentamisin adalah 11 mm

Simpulan zona inhibisi dari campuran air perasan bawang putih dan jeruk

nipis lebih besar dari zona inhibisi yang ditimbulkan oleh gentamisin


(2)

v

ABSTRACT

EFFECT OF MIXTURE GARLIC JUICE (Allium sativum) AND

LIME (Citrus aurantifolia swingle) AGAINST THE GROWTH OF

Pseudomonas aeruginosa in vitro

Steven Octavianus, 2011. First Tutor : Triswaty Winata,dr., M.Kes Second Tutor : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes

Background Infection is a problem that is becoming increasingly the case, especially in developing countries. One of the most common bacterial cause of infection is Pseudomonas aeruginosa. Many antibiotics commonly used to treat these infections are not effective. Accordingly it is necessary the existence of solutions to solve this problem. One of these use herbal plants and commonly used are garlic and lime juice

Objective to find out the antimicrobial activity of mixture of garlic and lemon juice against Pseudomonas aeruginosa

Method this study is experimental laboratory. This study was used disc diffusion with observation zones of inhibition from a mixture of garlic, lemon and lime juice and also Gentamisin as positive control

Results showed zones of inhibition formed on the mixture of juice of garlic and lemon juice is 13 mm, the gentamicin was 11 mm

Conclusion. inhibition zone of a mixture of garlic juice and lemon juice is greater than the zone of inhibition caused by gentamicin


(3)

viii

DAFTAR ISI

halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan umum Bawang Putih (Allium sativum) ... 5

2.1.1 Taksonomi ... 6

2.1.2 Karakteristik ... 6

2.1.2.1 Siung dan Umbi... 6

2.1.3 Habitat ... 7

2.1.4 Sifat dan Khasiat... 7

2.1.5 Allicin ... 7

2.2 Jeruk nipis ... 8

2.2.1 Taksonomi dan Morfologi ... 8

2.2.2 Kandungan Kimia ... 9

2.2.3 Manfaat Buah Jeruk Nipis ... 10

2.3 Pseudomonas aeruginosa ... 10

2.3.1 Ciri Khas ... 10

2.3.2 Biakan ... 11

2.3.3 Sifat Pertumbuhan ... 11

2.3.4 Struktur Antigenik ... 12

2.3.5 Patogenesis ... 12

2.3.6 Temuan Klinik ... 14

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, Subjek Penelitian ... 15

3.1.1 Bahan Penelitian ... 15

3.1.2 Alat Penelitian ... 15

3.1.3 Subjek Penelitian ... 16

3.2 Metode Penelitian ... 16

3.2.1 Desain Penelitian ... 16

3.2.2 Variabel Penelitian ... 16


(4)

ix

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel... 17

3.2.3 Prosedur Kerja ... 17

3.2.3.1 Sterilisasi Alat ... 17

3.2.3.1.1 Sterilisasi Kering ... 17

3.2.3.1.2 Sterilisasi Basah ... 18

3.2.3.2 Persiapan Bahan Uji ... 18

3.2.3.2.1 Pengumpulan Bahan Uji... 18

3.2.3.2.2 Pembuatan Air perasan... 18

3.2.3.4 Persiapan kontrol pembanding... 19

3.2.3.5 Persiapan Media Agar ... 19

3.2.4 Cara Pemeriksaan ... 20

3.2.4.1 Identifikasi Mikroorganisme Uji ... 20

3.2.4.2 Pembuatan Suspensi Mikroorganisme Uji ... 21

3.2.4.3 Penanaman cakram ... 21

3.2.5 Pengamatan dan Pencatatan Hasil Penelitian ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 23

4.2 Pembahasan... 24

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 25

5.2 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

DAFTAR LAMPIRAN ... 28


(5)

28

LAMPIRAN 1

FOTO IDENTIFIKASI MIKROBA

Gambar 1 Koloni Pseudomonas aeruginosa

Gambar 2 Pewarnaan Gram


(6)

29

LAMPIRAN 2

FOTO HASIL PERCOBAAN

Gambar 4 Zona inhibisi pada air perasan bawang putih


(7)

30

Gambar 5 zona inhibisi pada jeruk nipis

Gambar 6 Zona inhibisi campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis


(8)

31

RIWAYAT HIDUP

Nama : Steven Octavianus

NRP : 0810126

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 14 Oktober 1989 Agama : Katolik

Alamat : Jalan Lombok no 31, Bandung Riwayat Pendidikan :

1994-1996 TK Taruna Bakti, Bandung 1996-2002 SD Taruna Bakti, Bandung

2002-2005 SLTP Santo Aloysius Sultan Agung, Bandung 2005-2008 SMA Santo Aloysius Sultan Agung , Bandung 2008-sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha,


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Manusia yang hidup di alam akan selalu berhubungan dengan mikroorganisme, bakteri, virus, fungi, dan berbagai bentuk kehidupan parasit. Infeksi terjadi bila mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan berbagai gangguan fisiologi normal tubuh sehingga timbul penyakit infeksi. Penyakit infeksi dapat menular kepada orang lain yang sehat sehingga populasi penderita dapat meluas (Wattimena dkk., 1991).

Infeksi merupakan penyakit yang sering terjadi di daerah tropis seperti Indonesia karena keadaan udara yang banyak berdebu, temperatur yang hangat dan lembab sehingga mikroba dapat tumbuh subur. Bagi negara berkembang timbulnya strain bakteri yang resisten terhadap antibiotik pada penyakit infeksi merupakan masalah penting. Kekebalan bakteri terhadap antibiotik menyebabkan angka kematian semakin meningkat. Penanganan penyakit infeksi tersebut tidak hanya meningkatkan biaya kesehatan karena diperlukan penanganan kombinasi antibiotik, tetapi juga menyebabkan meningkatnya kematian terutama di negara berkembang karena antibiotik yang diperlukan tidak tersedia (Heymann, 1996). Penyakit infeksi masih menduduki urutan pertama dalam hal penyebarannya di Negara Indonesia, sehingga dibutuhkan biaya penanggulangan yang relatif besar terutama untuk obat-obat golongan antibiotik. Dana yang harus dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengimpor bahan baku antibiotik setiap tahunnya berkisar antara Rp. 18,6 – Rp. 122,4 milyar (Akmal, 1996).

Timbul pemikiran untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan tanaman herbal seperti bawang putih dengan kandungan allicin dan jeruk nipis yang memiliki kandungan minyak atsiri dimana yang diyakini memiliki efek antibakteri (Onyeagba et al, 2004).

Salah satu antibakteri dari alam yang berfungsi sebagai antibakteri adalah buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia, Swingle). Buah jeruk nipis mempunyai kandungan antara lain minyak atsiri (sitral, limonena, lemon kamfer, fellandrena,


(10)

2

geranil asetat, kadinena, linalin asetat), asam sitrat 7-7,6%, damar, mineral, vitamin B1, vitamin C, dan flavonoid (Dalimarta,2000). Pada penelitian sebelumnya telah diketahui bahwa minyak astiri dan flavanoid pada buah jeruk nipis berguna sebagai antibakteri dan antiseptik. Jeruk nipis juga dapat digunakan untuk antiseptik mulut dan kerongkongan, obat batuk, meredakan demam pada anak, meringankan sakit perut disamping kegunaannya sebagai minyak wangi, masakan, dan perawatan tubuh (Dalimarta, 2000).

Selain itu, bawang putih juga sudah lama dikenal sebagai antibakteri. Bawang putih (Allium sativum) merupakan anggota keluarga Alliaceae. Bawang putih telah digunakan sepanjang sejarah manusia baik untuk pengobatan maupun

kuliner, sehingga dijuluki “umbi seribu khasiat”. Bawang putih telah digunakan

sebagai obat selama ribuan tahun, bahkan 3000 tahun SM, para pujangga Cina telah menguji dan menulis manfaat bawang putih! Cendekiawan Yunani kuno Aristoteles juga telah menguji bawang putih pada tahun 335 SM untuk digunakan sebagai pengobatan.Tulisan Mesir kuno mencatat bahwa bawang putih diberikan kepada para pekerja yang membangun piramida untuk menjaga mereka agar tetap

kuat dan sehat. Orang Rusia menjadikan bawang putih sebagai “pengganti antibiotik” dan dikenal sebagai “Penisilin Rusia” karena dipercaya mengandung 1/10 kebaikan penisilin. Manfaat bawang putih bagi kesehatan sudah sangat populer di tengah masyarakat sejak zaman dulu. Selain sebagai pendongkrak stamina seks, kini dapat dipastikan bawang putih juga mampu menangkal flu, membasmi cacing perut, mengobati rematik, dan meredakan insomnia. Juga mampu memerangi penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, jantung koroner, diabetes mellitus, ketidakseimbangan kolesterol, dan kanker (Kathi Kemper, 2000).

Atas dasar ini, peneliti ingin melakukan penelitian tentang perpaduan antara jeruk nipis dan bawang putih sebagai antibakteri.


(11)

3

1.2Identifikasi Masalah

Apakah campuran bawang putih dan jeruk nipis menghasilkan zona inhibisi yang sesuai dengan standar hambat Pseudomonas aeruginosa yaitu Gentamisin.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah mengetahui aktivitas antimikroba campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis.

Tujuan penelitian adalah menilai diameter zona hambat yang ditimbulkan oleh campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis adalah memperluas wawasan ilmu pengetahuan kedokteran mengenai bawang putih dan jeruk nipis sebagai antimikroba. Manfaat praktis adalah menggunakan campuran bawang putih dan jeruk nipis sebagai salah satu pengobatan alternatif untuk infeksi bakteri.

1.5Kerangka Pemikiran

Kandungan Alliin yang terdapat pada bawang putih, bila bergabung dengan enzim allinase akan bereaksi sebagai antibakteri. Adanya kandungan allicin dalam bawang putih, telah dilaporkan bahwa bawang putih lebih efektif daripada penisilin terhadap penyakit tifus dan mempunyai efek yang baik terhadap Streptococcus, Staphylococcus, Pseudomonas, Vibrio cholerae dan mikroorganisme yang berpengaruh dalam menyebabkan disentri dan enteritis (Anonymous, 2004).

Jeruk nipis mengandung minyak atsiri dan flavonoid yang telah diketahui memiliki efek antibakteri (Dalimarta, 2000).


(12)

4

1.6Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Metode penelitian yang digunakan adalah difusi cakram dengan melakukan pengamatan zona inhibisi yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan diameter zona inhibisi dari antibiotik sebagai pembanding dalam satuan milimeter (mm).

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha mulai pada bulan Desember 2010 – Desember 2011.


(13)

25

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

⁻ Campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis memiliki aktivitas antimikroba terhadap Pseudomonas aeruginosa.

⁻ Zona inhibisi yang dihasilkan dari campuran lebih besar dari yang tidak dicampur

⁻ Zona inhibisi yang dihasilkan oleh campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis lebih tinggi dibandingkan dengan zona inhibisi dari Gentamisin

5.2Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :

- Memastikan penanaman, pemeliharaan tanaman bawang putih dan jeruk nipis - Mencoba efeknya terhadap bakteri lain selain Pseudomonas aeruginosa - Mencoba dengan konsentrasi yang lebih bervariasi


(14)

26

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, A. Helmi, dan A. Romita. 1996. Isolasi Mikroba Tanah Penghasil Antibiotika dan Sampel Tanah pada Lokasi Penumpukan Sampah. Cermin Dunia Kedokteran No. 108, 1996 45.

Anonymous. 2004. Garlic A(llium sativum). Diakses dari http://www.

Dietsite.com/dt/alternativenutrition/Herbs/garlic.asp.[ Diunduh pada : 18 Januari 2011].

Bhagyalakshmi N, Thimmaraju R,Venkatachalam L, Chidambara Murthy KN, and Sreedhar RV. 2005. Nutraceutical Applications of Garlic And the Intervention of Biotechnology. Critical Reviews in Food Science and Nutrition 45:607–21.

Boel, Trelia, 2004. Psedomonas aeruginosa, http :// library.usu.ac.id

Boboye BE and Alli AJ. 2008. Cellular Effects of Garlic (Allium sativum) Extract on Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Research Journal of Medicinal Plant. 2(2) : 19-85.

Brooks G.F., Carroll K.C., Butel J.S., Morse S.A. 2007. Pathogenesis of bacterial infection. In J. Malley, H. Lebowitz: Jawetz, Melnick, & Adelberg’s medical microbiology. 24th ed. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc. p. 147-8 Cowan, M.M., 1999, Plant Products as Antimicrobial Agents, Clinical

Microbiology Reviews Vol. 12, No. 4 : 564–82.

Dalimartha, (2000). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal: 36

Di Carlo G, Mascolo N, Izzo AA, Capasso F. Falvonoids: old andnew aspects of a class of natural therapeutic drugs. Life Sci 1999; 65 (4):337–53

Heymann, D., 1996, WHO and Industry Square Up to New Challenge Health, Horizon Magazine. No. 12-13, 29.

Kayser FH. 2005. Medical Microbiology. New York : Thieme Kathi J. Kemper. 2000. Garlic (Allium sativum).

http://www.mcp.edu/herbal/default.htm. Diunduh 4 Januari 2011

Mayasari, Evita, 2006. Pseudomonas aeruginosa; Karakteristik, Infeksi, dan Penanganan, http :// library.usu.ac.id

Onyeagba RA, Ugbogu OC, Okeke CU, Iroakasi O (2004). Studies on the antimicrobial effects of garlic (Allium Sativum Linn), ginger (Zingiber


(15)

27

officinale Roscoe) and lime (Citrus aurantifolia Linn). Afr. J. Biotechnol.. 3(10): 552-554.

Strohl WA, Rouse H, Fisher BD. 2001. Microbiology. USA: Lippincott Williams & Wilkins.

Syamsiah, I.S., dan Tajudin. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Tampubolon, Oswald T, 1981. Tumbuhan Obat Bagi Pecinta Alam. Jakarta : Bhratara Karya Aksara

Todar K. 2011. The normal bacterial flora of humans. http://textbookofbacteriology.net/normalflora.html. downloaded on Jan 21st, 2011.

Wattimena, J. R., Sugiarso, N. C., Widianto, N. B., Sukandar, E. Y., Soemardji. 1991. Farmakodinamik dan Terapi Antibiotik , 48-50, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wijayakusuma, H.M. 2000. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid 4. Jakarta : Prestasi Insan Indonesia.


(1)

geranil asetat, kadinena, linalin asetat), asam sitrat 7-7,6%, damar, mineral, vitamin B1, vitamin C, dan flavonoid (Dalimarta,2000). Pada penelitian sebelumnya telah diketahui bahwa minyak astiri dan flavanoid pada buah jeruk nipis berguna sebagai antibakteri dan antiseptik. Jeruk nipis juga dapat digunakan untuk antiseptik mulut dan kerongkongan, obat batuk, meredakan demam pada anak, meringankan sakit perut disamping kegunaannya sebagai minyak wangi, masakan, dan perawatan tubuh (Dalimarta, 2000).

Selain itu, bawang putih juga sudah lama dikenal sebagai antibakteri. Bawang putih (Allium sativum) merupakan anggota keluarga Alliaceae. Bawang putih telah digunakan sepanjang sejarah manusia baik untuk pengobatan maupun kuliner, sehingga dijuluki “umbi seribu khasiat”. Bawang putih telah digunakan sebagai obat selama ribuan tahun, bahkan 3000 tahun SM, para pujangga Cina telah menguji dan menulis manfaat bawang putih! Cendekiawan Yunani kuno Aristoteles juga telah menguji bawang putih pada tahun 335 SM untuk digunakan sebagai pengobatan.Tulisan Mesir kuno mencatat bahwa bawang putih diberikan kepada para pekerja yang membangun piramida untuk menjaga mereka agar tetap kuat dan sehat. Orang Rusia menjadikan bawang putih sebagai “pengganti antibiotik” dan dikenal sebagai “Penisilin Rusia” karena dipercaya mengandung 1/10 kebaikan penisilin. Manfaat bawang putih bagi kesehatan sudah sangat populer di tengah masyarakat sejak zaman dulu. Selain sebagai pendongkrak stamina seks, kini dapat dipastikan bawang putih juga mampu menangkal flu, membasmi cacing perut, mengobati rematik, dan meredakan insomnia. Juga mampu memerangi penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, jantung koroner, diabetes mellitus, ketidakseimbangan kolesterol, dan kanker (Kathi Kemper, 2000).

Atas dasar ini, peneliti ingin melakukan penelitian tentang perpaduan antara jeruk nipis dan bawang putih sebagai antibakteri.


(2)

1.2Identifikasi Masalah

Apakah campuran bawang putih dan jeruk nipis menghasilkan zona inhibisi yang sesuai dengan standar hambat Pseudomonas aeruginosa yaitu Gentamisin.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah mengetahui aktivitas antimikroba campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis.

Tujuan penelitian adalah menilai diameter zona hambat yang ditimbulkan oleh campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis adalah memperluas wawasan ilmu pengetahuan kedokteran mengenai bawang putih dan jeruk nipis sebagai antimikroba. Manfaat praktis adalah menggunakan campuran bawang putih dan jeruk nipis sebagai salah satu pengobatan alternatif untuk infeksi bakteri.

1.5Kerangka Pemikiran

Kandungan Alliin yang terdapat pada bawang putih, bila bergabung dengan enzim allinase akan bereaksi sebagai antibakteri. Adanya kandungan allicin dalam bawang putih, telah dilaporkan bahwa bawang putih lebih efektif daripada penisilin terhadap penyakit tifus dan mempunyai efek yang baik terhadap Streptococcus, Staphylococcus, Pseudomonas, Vibrio cholerae dan mikroorganisme yang berpengaruh dalam menyebabkan disentri dan enteritis (Anonymous, 2004).

Jeruk nipis mengandung minyak atsiri dan flavonoid yang telah diketahui memiliki efek antibakteri (Dalimarta, 2000).


(3)

1.6Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Metode penelitian yang digunakan adalah difusi cakram dengan melakukan pengamatan zona inhibisi yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan diameter zona inhibisi dari antibiotik sebagai pembanding dalam satuan milimeter (mm).

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha mulai pada bulan Desember 2010 – Desember 2011.


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

⁻ Campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis memiliki aktivitas antimikroba terhadap Pseudomonas aeruginosa.

⁻ Zona inhibisi yang dihasilkan dari campuran lebih besar dari yang tidak dicampur

⁻ Zona inhibisi yang dihasilkan oleh campuran air perasan bawang putih dan jeruk nipis lebih tinggi dibandingkan dengan zona inhibisi dari Gentamisin

5.2Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :

- Memastikan penanaman, pemeliharaan tanaman bawang putih dan jeruk nipis - Mencoba efeknya terhadap bakteri lain selain Pseudomonas aeruginosa - Mencoba dengan konsentrasi yang lebih bervariasi


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, A. Helmi, dan A. Romita. 1996. Isolasi Mikroba Tanah Penghasil Antibiotika dan Sampel Tanah pada Lokasi Penumpukan Sampah. Cermin Dunia Kedokteran No. 108, 1996 45.

Anonymous. 2004. Garlic A(llium sativum). Diakses dari http://www.

Dietsite.com/dt/alternativenutrition/Herbs/garlic.asp.[ Diunduh pada : 18 Januari 2011].

Bhagyalakshmi N, Thimmaraju R,Venkatachalam L, Chidambara Murthy KN, and Sreedhar RV. 2005. Nutraceutical Applications of Garlic And the Intervention of Biotechnology. Critical Reviews in Food Science and Nutrition 45:607–21. Boel, Trelia, 2004. Psedomonas aeruginosa, http :// library.usu.ac.id

Boboye BE and Alli AJ. 2008. Cellular Effects of Garlic (Allium sativum) Extract on Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Research Journal of Medicinal Plant. 2(2) : 19-85.

Brooks G.F., Carroll K.C., Butel J.S., Morse S.A. 2007. Pathogenesis of bacterial infection. In J. Malley, H. Lebowitz: Jawetz, Melnick, & Adelberg’s medical microbiology. 24th ed. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc. p. 147-8 Cowan, M.M., 1999, Plant Products as Antimicrobial Agents, Clinical

Microbiology Reviews Vol. 12, No. 4 : 564–82.

Dalimartha, (2000). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal: 36

Di Carlo G, Mascolo N, Izzo AA, Capasso F. Falvonoids: old andnew aspects of a class of natural therapeutic drugs. Life Sci 1999; 65 (4):337–53

Heymann, D., 1996, WHO and Industry Square Up to New Challenge Health, Horizon Magazine. No. 12-13, 29.

Kayser FH. 2005. Medical Microbiology. New York : Thieme Kathi J. Kemper. 2000. Garlic (Allium sativum).

http://www.mcp.edu/herbal/default.htm. Diunduh 4 Januari 2011

Mayasari, Evita, 2006. Pseudomonas aeruginosa; Karakteristik, Infeksi, dan Penanganan, http :// library.usu.ac.id

Onyeagba RA, Ugbogu OC, Okeke CU, Iroakasi O (2004). Studies on the antimicrobial effects of garlic (Allium Sativum Linn), ginger (Zingiber


(6)

officinale Roscoe) and lime (Citrus aurantifolia Linn). Afr. J. Biotechnol.. 3(10): 552-554.

Strohl WA, Rouse H, Fisher BD. 2001. Microbiology. USA: Lippincott Williams & Wilkins.

Syamsiah, I.S., dan Tajudin. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Tampubolon, Oswald T, 1981. Tumbuhan Obat Bagi Pecinta Alam. Jakarta : Bhratara Karya Aksara

Todar K. 2011. The normal bacterial flora of humans. http://textbookofbacteriology.net/normalflora.html. downloaded on Jan 21st, 2011.

Wattimena, J. R., Sugiarso, N. C., Widianto, N. B., Sukandar, E. Y., Soemardji. 1991. Farmakodinamik dan Terapi Antibiotik , 48-50, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wijayakusuma, H.M. 2000. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid 4. Jakarta : Prestasi Insan Indonesia.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Pyogenes Secara in vitro

7 71 67

Efek Pemberian Air Perasan Jeruk Nipis Terhadap Pencegahan Pembentukan, Penghambatan Pertumbuhan, dan Penghancuran Biofilm Staphylococcus aureus Secara In Vitro

0 11 105

Pengaruh Konsentrasi Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Pyogenes Secara in vitro

5 31 67

PENGARUH AIR PERASAN BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Pengaruh Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakteri Enterococcus Faecalis Dominan Pada Salura

0 4 14

PENGARUH AIR PERASAN BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Pengaruh Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakteri Enterococcus Faecalis Dominan Pada Salura

0 3 14

I. PENDAHULUAN Pengaruh Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakteri Enterococcus Faecalis Dominan Pada Saluran Akar Secara In Vitro.

0 2 5

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakteri Enterococcus Faecalis Dominan Pada Saluran Akar Secara In Vitro.

0 3 5

Aktivitas Antimikroba Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Escherichia coli secara In Vitro.

2 4 16

Pengaruh Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus viridans Secara In Vitro.

3 6 19

Pengaruh Konsentrasi Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Pyogenes Secara in vitro

0 2 13