Perancangan Komunikasi Visual Sosialisasi Musik Tradisional Gondang Batak untuk Generasi Muda Suku Batak.

(1)

DAFTAR ISI

Cover Dalam

Lembar Pengesahan .

Kata Pengantar

Pernyataan Orisinalitas Karya dan Laporan

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Musik ... 5

2.2 Musik Tradisional ... 5

2.3 Suku Batak ... 5

2.4 Gondang Batak ... 6

2.5 Kampanye ... 6

2.6 Teori STP 2.6.1 Segmentasi ... 8

2.6.2 Targeting ... 10


(2)

BAB III DATA dan ANALISIS MASALAH

3.1 Data dan Fakta

3.1.1 Perusahaan Lembaga Terkait ... 12

3.1.2 Gondang ... 12

3.1.3 Wawancara ... 17

3.1.4 Fenomena ... 19

3.1.5 Tinjauan terhadap proyek sejenis / persoalan sejenis ... 26

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Fakta ... 30

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ………... 38

4.2 Konsep Kreatif ………... 38

4.2.1 Konsep Kampanye ... 39

4.2.2 Konsep Logo ……... 39

4.3 Konsep Media ……... 40

4.4 Hasil Karya ……... 42

4.5 Rancangan Anggaran Biaya ……... 55


(3)

5.1 Kesimpulan ………..………... 60


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Musik adalah sebuah bentuk kesenian yang sangat dekat dengan kehiduan kita sehari– hari. Ini dapat dilihat dari banyak sekali perangkat teknologi yang kita gunakan tiap harinya yang memiliki fasilitas untuk memutar musik di dalamnya. Tanpa disadari, musik dapat memengaruhimoodkita dalam menjalani hidup keseharian. Bahkan musik juga dapat dijadikan pelampiasaan ataupun pemacu sebuah bentuk ekspresi baik itu senang, sedih, kecewa, bahagia, dll. Di Indonesia sendiri, musik yang beredar cukuplah berragam. Baik dari jenis alirannya, tingkat komersialannya, jenis penikmatnya, dan yang lainnya dimana musik juga bahkan menjadi sebuah mata pencaharian yang cukup menjanjikan disini.

Seperti kita ketahui Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan budaya serta tradisinya. Banyak sekali suku-suku bangsa yang mendiami negara ini sehingga menghasilkan kebudayaan yang beragam. Tidak bisa dipungkiri, tiap suku-suku bangsa memiliki hasil budaya dan kesenian tradisional yang berbeda yang membuat kebudayaan Indonesia berwarna warni. Apalagi untuk seni musik tradisionalnya, keberagaman tersebut menghasilkan karya musik yang majemuk. Tiap daerah atau suku bangsa memiliki karakteristik yang berbeda dalam tiap karya musiknya, ada yang cukup mengandalkan instrumen perkusifnya, ada juga yang mengandalkan instrumen bernada, namun ada juga yang menyatukan kedua unsur tersebut. Salah satunya yang menggabungkan kedua unsur tersebut adalah kesenian Gondang yang berasal dari suku batak yang selanjutnya akan dibahas oleh penulis.

Secara definitif, Gondang yang dimaksud adalah seperangkat alat musik yang dimana dilantunkan untuk memenuhi segala kebutuhan seni yang digunakan untuk beragam kegiatan seperti pada upacara keagamaan, adat dan hiburan masyarakat Batak. Namun seiring dengan berjalannya waktu, sangat disayangkan, seni musik tradisional disini telah merosot kepopulerannya dimana tergantikan oleh musik-musik modern. Bahkan lebih parahnya lagi eksistensinya bisa terancam di waktu yang akan datang. Contoh konkretnya dapat


(5)

kita lihat, banyak orang batak kota yang sudah menjadi makmur yang sering membiayai upacara yang lebih tertarik untuk membawa seni modern dibanding seni warisan leluhur mereka. Misalnya, sekarang di pesta-pesta atau upacara seolah-olah musik grup keyboard yang main poco-poco lebih laris daripada dengan musik gondang yang notabene memiliki peran yang sangat penting dalam upacara adat. Pesta perkawinan yang moderen tidak lagi dianggap lengkap tanpa musik keyboard atau musik tiup yang main lagu pop batak atau pop barat.

Melihat kondisi tersebut, penulis mencoba untuk memanfaatkan fungsi keilmuan DKV untuk mencegah degradasi posisi serta ancaman kepunahan Gondang Batak di mata muda mudi Batak sekarang ini. Maka dari itu, penulis mencoba membuat sebuah sosialisasi berupa kampanye yang ditujukan khususnya untuk generasi muda suku Batak agar minimal tidak melupakan musik yang menjadi sarana penting bagi leluhur-leluhur mereka.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup Berikut permasalahan utama dari topik ini yakni:

“Bagaimana merancang strategi komunikasi visual yang tepat dalam sosialisasi musik tradisional Gondang Batak untuk generasi muda suku Batak”

“Bagaimana menentukan media komunikasi visual yang tepat dalam sosialisasi musik tradisional Gondang Batak untuk generasi muda suku Batak”

Adapun juga batasan/ruang lingkup permasalahan :

 Bahasan akan terfokus pada sosialisasi musik tradisional Gondang Batak untuk generasi muda suku Batak .

 Perancangan yang akan dilakukan berupa kampanye  Konsep yang akan dipakai adalah : modern etnik

 Kampanye akan dilakukan pada bulan Agustus 2011 di kota Bandung dan Jakarta  Sasaran akan terfokus pada anak muda khususnya generasi muda Batak di kota


(6)

1.3 Tujuan Perancangan

Segala bentuk perancangan disini bertujuan agar sosialisasi daat berjalan sesuai dengan harapan sehingga muda mudi generasi penerus suku Batak khususnya yang sudah tinggal di kota-kota besar perantauan dapat lebih memperhatikan, mengenal, mengerti bahkan melestarikan kesenian musik daerahnya sendiri yaitu kesenian Gondang Batak sebagai kesenian peninggalan leluhur sehingga kesenian tersebut tidak akan mengalami kepunahan.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun disini, penulis mendapatkan data dari beberapa sumber yakni :

 Sumber primer : - Wawancara kepada pemuka adat Batak - Studi literatur baik dari internet mapun buku. - Observasi

 Sumber sekunder : - Kuisioner yang mengarah pada kebenaran informasi tentang generasi muda batak yang kurang/tidak mengetahui gondang batak, serta mengetahui jenis sosialisasi mana yang lebih mereka sukai dalam kampanye nanti.


(7)

1.5 Skema Perancangan


(8)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Seperti kita ketahui bersama, bahwa pelestarian sebuah kebudayaan tradisional tidaklah mudah. Kita harus mampu melawan arus modernisasi yang menerjang dengan kuatnya. Apalagi untuk dapat menyentuh kalangan anak muda, kita harus bisa menyajikan sesuatu yang baru, bukan dengan cara lama. Dengan memadukan budaya modern, sebuah budaya tradisional akan lebih mudah dikenal dan disukai anak muda di jaman modern ini. Tak bedanya juga dengan gondang , sebuah kesenian musik tradisional asli tapanuli Batak ini tak tertutup kemungkinan akan lebih mudah dikenal apabila dikampaneykan dengan baik, lalu memadukannya dengan musik modern seperti apa yang dilakukan Viki Sianipar pada gondang batak ataupun I Wayan Balawan pada gamelan Bali.

Dengan program kampanye yang benar, pengenalan akan gondang pada anak muda batak memiliki peluang untuk bisa berhasil. Dengan menyajikan sebuah musik yang baru, ajakan yang benar, event yang terarah, serta klimaks kampanye yang tepat, bukan tidak mungkin gondang bisa menjadi salah satu trend setter musik baru di tanah air. Dengan komunikasi serta media kampanye yang tepat, penulis meyakini bahwa anak muda khusunya bersuku bangsa batak akan lebih tahu bahkan mencintai akan budaya turun temurun ini.

5.2 Saran Penulis

Adapun saran penulis mengenai karya tulis sejenis yang akan dibuat oleh penulis lain nantinya adalah penulis harus lebih dahulu mengenal bahkan pernah mencoba benda tradisional yang akan dibahas. Setelah itu penulis harus mencari informasi dari tetua yang mengetaui hal tersebut sejak lama, karena literature internet sangat-sangat tak cukup lengkap untuk menjadi sumber informasi autentik. Dan yang terakhir, dalam membuat prosesi kampanye serta medianya harus lebih terarah baik dari segi target , kecocokan visual dan media, hingga


(9)

kelayakan pembuatan medianya. Karena apabila bentuk komunikasi serta medianya tepat, maka kampanye pasti akan mencapai titik positif dari ekspektasi yang diharapkan.


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Al Ries and Jack Trout, (1986), Marketing Warfare, United States of America, McGraw-Hill, Inc.

Departemen Pendidikan Nasional, (2005), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional

Kotler, Philip, (1997), Manajemen Pemasaran : Analisa, Perencanaan, Implikasi dan Kontrol, Jilid I, Jakarta, PT Prenhallindo

Kotler, Philip, (1994), Marketing management: Analysis planning. implementation and control (8th ed), New Jersey, Prentice Hall International.Inc.

Kompas, (4 Desember 2010), Kegeniusan Lokal yang (Nyaris) Terlupakan, Jakarta, Kompas

Purba, Mauly, (2004), Dokumentasi Dan Publikasi Musik Gondang Sabangunan: Sebuah Retrospeksi Medan, USU

Simatupang, Defri Elias, (2008), Upacara Saur Matua : Konsep “Kematian Ideal” pada Masyarakat Batak, Medan, Balai Arkeolog Medan

Sutisna, 2003, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung


(1)

kita lihat, banyak orang batak kota yang sudah menjadi makmur yang sering membiayai upacara yang lebih tertarik untuk membawa seni modern dibanding seni warisan leluhur mereka. Misalnya, sekarang di pesta-pesta atau upacara seolah-olah musik grup keyboard yang main poco-poco lebih laris daripada dengan musik gondang yang notabene memiliki peran yang sangat penting dalam upacara adat. Pesta perkawinan yang moderen tidak lagi dianggap lengkap tanpa musik keyboard atau musik tiup yang main lagu pop batak atau pop barat.

Melihat kondisi tersebut, penulis mencoba untuk memanfaatkan fungsi keilmuan DKV untuk mencegah degradasi posisi serta ancaman kepunahan Gondang Batak di mata muda mudi Batak sekarang ini. Maka dari itu, penulis mencoba membuat sebuah sosialisasi berupa kampanye yang ditujukan khususnya untuk generasi muda suku Batak agar minimal tidak melupakan musik yang menjadi sarana penting bagi leluhur-leluhur mereka.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berikut permasalahan utama dari topik ini yakni:

“Bagaimana merancang strategi komunikasi visual yang tepat dalam sosialisasi musik tradisional Gondang Batak untuk generasi muda suku Batak”

“Bagaimana menentukan media komunikasi visual yang tepat dalam sosialisasi musik tradisional Gondang Batak untuk generasi muda suku Batak”

Adapun juga batasan/ruang lingkup permasalahan :

 Bahasan akan terfokus pada sosialisasi musik tradisional Gondang Batak untuk generasi muda suku Batak .

 Perancangan yang akan dilakukan berupa kampanye  Konsep yang akan dipakai adalah : modern etnik

 Kampanye akan dilakukan pada bulan Agustus 2011 di kota Bandung dan Jakarta  Sasaran akan terfokus pada anak muda khususnya generasi muda Batak di kota


(2)

1.3 Tujuan Perancangan

Segala bentuk perancangan disini bertujuan agar sosialisasi daat berjalan sesuai dengan harapan sehingga muda mudi generasi penerus suku Batak khususnya yang sudah tinggal di kota-kota besar perantauan dapat lebih memperhatikan, mengenal, mengerti bahkan melestarikan kesenian musik daerahnya sendiri yaitu kesenian Gondang Batak sebagai kesenian peninggalan leluhur sehingga kesenian tersebut tidak akan mengalami kepunahan.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun disini, penulis mendapatkan data dari beberapa sumber yakni :  Sumber primer : - Wawancara kepada pemuka adat Batak

- Studi literatur baik dari internet mapun buku. - Observasi

 Sumber sekunder : - Kuisioner yang mengarah pada kebenaran informasi tentang generasi muda batak yang kurang/tidak mengetahui gondang batak, serta mengetahui jenis sosialisasi mana yang lebih mereka sukai dalam kampanye nanti.


(3)

1.5 Skema Perancangan


(4)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Seperti kita ketahui bersama, bahwa pelestarian sebuah kebudayaan tradisional tidaklah mudah. Kita harus mampu melawan arus modernisasi yang menerjang dengan kuatnya. Apalagi untuk dapat menyentuh kalangan anak muda, kita harus bisa menyajikan sesuatu yang baru, bukan dengan cara lama. Dengan memadukan budaya modern, sebuah budaya tradisional akan lebih mudah dikenal dan disukai anak muda di jaman modern ini. Tak bedanya juga dengan gondang , sebuah kesenian musik tradisional asli tapanuli Batak ini tak tertutup kemungkinan akan lebih mudah dikenal apabila dikampaneykan dengan baik, lalu memadukannya dengan musik modern seperti apa yang dilakukan Viki Sianipar pada gondang batak ataupun I Wayan Balawan pada gamelan Bali.

Dengan program kampanye yang benar, pengenalan akan gondang pada anak muda batak memiliki peluang untuk bisa berhasil. Dengan menyajikan sebuah musik yang baru, ajakan yang benar, event yang terarah, serta klimaks kampanye yang tepat, bukan tidak mungkin gondang bisa menjadi salah satu trend setter musik baru di tanah air. Dengan komunikasi serta media kampanye yang tepat, penulis meyakini bahwa anak muda khusunya bersuku bangsa batak akan lebih tahu bahkan mencintai akan budaya turun temurun ini.

5.2 Saran Penulis

Adapun saran penulis mengenai karya tulis sejenis yang akan dibuat oleh penulis lain nantinya adalah penulis harus lebih dahulu mengenal bahkan pernah mencoba benda tradisional yang akan dibahas. Setelah itu penulis harus mencari informasi dari tetua yang mengetaui hal tersebut sejak lama, karena literature internet sangat-sangat tak cukup lengkap untuk menjadi sumber informasi autentik. Dan yang terakhir, dalam membuat prosesi kampanye serta medianya harus lebih terarah baik dari segi target , kecocokan visual dan media, hingga


(5)

kelayakan pembuatan medianya. Karena apabila bentuk komunikasi serta medianya tepat, maka kampanye pasti akan mencapai titik positif dari ekspektasi yang diharapkan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Al Ries and Jack Trout, (1986), Marketing Warfare, United States of America, McGraw-Hill, Inc.

Departemen Pendidikan Nasional, (2005), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional

Kotler, Philip, (1997), Manajemen Pemasaran : Analisa, Perencanaan, Implikasi dan Kontrol, Jilid I, Jakarta, PT Prenhallindo

Kotler, Philip, (1994), Marketing management: Analysis planning. implementation and control (8th ed), New Jersey, Prentice Hall International.Inc.

Kompas, (4 Desember 2010), Kegeniusan Lokal yang (Nyaris) Terlupakan, Jakarta, Kompas Purba, Mauly, (2004), Dokumentasi Dan Publikasi Musik Gondang Sabangunan: Sebuah

Retrospeksi Medan, USU

Simatupang, Defri Elias, (2008), Upacara Saur Matua : Konsep “Kematian Ideal” pada Masyarakat Batak, Medan, Balai Arkeolog Medan

Sutisna, 2003, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung