Analisis Akuisisi Emiten Manufaktur di BEI Berdasarkan Reaksi Pasar dan Rasio Keuangan.

(1)

x

ABSTRACT

The acquisition was the taking of possession or control of the stock or assets of a company by another company. Performance of bussnines measured by the financial ratio including Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ration (DER), Total Asset Turnover (TATO), while the market response by abnormal return. The acquisition is partial or comprehensive takeover processes of another business stock thus the executor had a right in control the target business. The purpose of this research was to test whether there is a difference of the abnormal return (market reaction) and financial ratios before and after the acquisition.

The data used in research consists of financial report and daily stock price of business with acquisition in 2009-2011 periods. A method is supervision for 22 days before and 22 days after the acquisition. Total population consists of 32 public managements registered in BEI that implement the acquisition.

By the result it is found that in coefficient correlation of financial ratio the ROE and TATO illustrating any differential before and after acquisition, meanwhile there is no exchange in DER. By abnormal return, there is no difference to the acquisition before and after.


(2)

xi

ABSTRAK

Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu: ROE (return on equity),DER (debt to equity ratio), TATO (total asset turnover) dan reaksi pasar diukur oleh abnormal return. Akuisisi merupakan pengambil-alihan (take over) sebagian atau keseluruhan saham perusahaan lain sehingga perusahaan pengakuisisi mempunyai hak kontrol atas perusahaan target. Tujuan penelitian ini menguji apakah terdapat perbedaan abnormal return (reaksi pasar) dan rasio keuangan sebelum dan sesudah akuisisi.

Data yang digunakan berupa laporan keuangan dan harga saham harian perusahaan pelaku akuisisi dari tahun 2009-2011. Metode pengamatan 22 hari sebelum dan 22 hari sesudah akuisisi. Jumlah populasi terdiri dari 32 perusahaan publik yang terdaftar di BEI yang melakukan akuisisi.

Hasil dari uji koefisien Korelasi untuk rasio keuangan ROE dan TATO menyatakan ada perbedaan sebelum dan sesudah akuisisi, sedangkan DER menyatakan tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah akuisisi. Untuk abnormal return menyatakan tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah akuisisi.


(3)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN...iv

SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN...v

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI PENELITIAN...vi

KATA PENGANTAR...ix

ABSTRACT...x

ABSTRAK...xi

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR GAMBAR...xiv

DAFTAR TABEL...xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang...1

1.2Identifikasi Masalah...5

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian...5

1.4Kegunaan Penelitian...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka...7


(4)

xiii

2.1.2 Pengertian dan Jenis Akuisisi...10

2.1.3 Motif dan Tujuan Akuisisi...12

2.1.4 Macam dan Dampak Akuisisi...20

2.1.5 Taktik Defensif...22

2.1.6 Analisis Kinerja Keuangan...24

2.1.7 Penelitian Terdahulu...31

2.2 Rerangka Pemikiran...33

2.3 Pengembangan Hipotesis...34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian...37

3.2 Devinisi Operasional Variabel...37

3.3 Populasi...38

3.4 Teknik Pengumpulan Data...40

3.5 Metode Analisis...40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskripsi...42

4.2 Uji Beda...42

4.3 Uji Hipotesis dan Pembahasan...45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...49

5.2 Keterbatasan Penelitian...50

5.3 Saran...50 DAFTAR PUSTAKA


(5)

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Periode Estimasi dan Periode Jendela...30 2.2 Rerangka Pemikiran...33


(6)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Emiten Manufaktur terhitung mulai tahun

2009 sampai 2011...1

Tabel 1.2. Ketidakkonsistenan Hasil Penelitian Terdahulu atas ada Tidaknya Perbedaan profitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas sebelum dan setelah periode akuisisi/merger...4

Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu...31

Tabel 3.2. Definisi Operasionalisasi Variabel...37

Tabel 3.3. Daftar Anggota Populasi Penelitian...39

Tabel 3.5. Derajat Tingkat Hubungan Antar Variabel...41

Tabel 4.1. Deskripsi Statistik...42

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov...44


(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pasar modal Indonesia dalam beberapa dekade belakangan ini sangat pesat. Hal in dapat dilihat dari semakin meningkatnya jumlah emiten yang terdaftar di Bursa efek, baik di Bursa Efek Jakarta (BEJ) maupun Bursa Efek Surabaya (BES). Bagi perusahaan yang telah melakukan proses go public, salah satu fenomena bisnis yang terjadi pada akhir-akhir ini adalah tentang merger dan akuisisi (Setiawati,2007).

Informasi merupakan kebutuhan utama para investor di pasar modal. Dari informasi yang relevan, investor dapat menilai prospek kinerja emiten sehingga investor memiliki gambaran mengenai risiko dan expected return atas dana yang telah atau akan diinvestasikan (Zaqi,2006).

Industri manufaktur merupakan industri yang semakin berkembang dalam dunia bisnis saat ini. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah emiten yang berada pada sektor ini di Bursa Efek Indonesia terhitung mulai tahun 2009 sampai 2010 dan mengalami penurunan pada tahun 2011 (lihat Tabel 1.1).

Tabel 1.1. Perkembangan Jumlah Emiten Manufaktur terhitung mulai tahun 2009 sampai 2011.

Tahun 2009 2010 2011

Industri dasar dan kimia 58 59 58

Aneka Industri 45 45 42

Industri Barang Konsumsi 35 35 33 Total Emiten Manufaktur 138 139 133


(8)

2 BAB 1 PENDAHULUAN

Perkembangan globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Strategi bersaing merupakan usaha untuk mengembangkan (membesarkan) perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan atau disebut juga strategi pertumbuhan (Wibowo, 2012).

Strategi pertumbuhan ini dapat dilaksanakan melalui memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada (menambahkan kapasitas produk dan membangun perusahaan baru) (Wibowo, 2012) atau ekspansi (Nugroho, 2010). Cara lainnya yaitu dengan menggabungkan perusahaan lain yang dikenal dengan istilah merger atau akuisisi. Berbeda dengan ekspansi, merger dan akuisisi merupakan strategi pertumbuhan yang cepat untuk mengakses pasar baru untuk produk baru tanpa harus membangun dari awal (Payamta, 2004).

Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan atau alasan lainnya. Penggabungan usaha di Indonesia didorong oleh semakin besarnya pasar modal, transaksi merger dan akuisisi semakin banyak dilakukan. Isu merger dan akuisisi (M&A) di Indonesia sejak tahun 1990-an hangat dibicarakan baik oleh pengamat ekonomi, ilmuwan, maupun praktisi bisnis, bahkan pada periode 1989-1992 saja telah terjadi 32 kasus M&A terhadap 79 perusahaan (Santoso, 1992).

Penelitian seputar merger dan akuisisi pada umumnya ditujukkan untuk menguji ada tidaknya kandungan informasi peristiwa merger yang tercermin


(9)

3 BAB 1 PENDAHULUAN

lewat reaksi pasar melalui abnormal return (Edfan Darlis dan Zirman, 2009). Hasilnya pun beragam. Setidaknya, terdapat dua kelompok hasil penelitian mengenai hal ini, yaitu:

A. Hasil penelitian yang menunjukkan tidak terdapatnya perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman akuisisi (lihat Rahmawati dan Tendelilin, 2001) maupun saat terjadinya peristiwa akuisisi (Widyaputra, 2006)

B. Hasil penelitian yang menunjukkan terdapatnya perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman akuisisi (lihat penelitian Payamta dan Setyawan 2004); maupun saat terjadinya peristiwa akuisisi (Sutrisno dan Sumarsih, 2004; Muktiyanto, 2005).

Selain itu, penelitian seputar merger dan akuisisi berusaha untuk membuktikan perbedaan kinerja perusahaan yang melakukan bidding atau akusitor sebelum dan setelah merger dan akuisisi terjadi. Kinerja perusahaan tersebut diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan rasio sebelum dan sesudah akuisisi (lihat Widjanarko (2006) yang menggunakan rasio Return on asset (ROA), return on equity (ROE), gross profit margin (GPM), operating profit margin (OPM), net profit margin (NPM), dan debt to equity ratio (DER); Riyanti (2010) yang menggunakan rasio current ratio (CR), total asset turnover (TATO), price earning ratio (PER), DER, dan ROA; Usadha dan Yasa (2009) yang menggunakan rasio CR, ROA, dan DER .

Penelitian ini menggunakan 3 rasio keuangan, yaitu rasio profitabilitas yang diproksi dengan ROE, rasio solvabilitas yang diproksi dengan DER dan rasio aktivitas yang diproksi dengan TATO. Digunakannya tiga rasio keuangan


(10)

4 BAB 1 PENDAHULUAN

ini mengingat hasil riset terdahulu menunjukkan ketidakkonsistenan hasil temuan mengenai terdapatnya perbedaan rasio-rasio tersebut sebelum dan setelah akuisisi (lihat Tabel 1.2).

Tabel 1.2. Ketidakkonsistenan Hasil Penelitian Terdahulu atas ada Tidaknya Perbedaan profitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas sebelum dan setelah periode akuisisi/merger

Peneliti Profitabilitas Rasio solvabilitas Rasio aktivitas Usadha dan Yasa (2009) ROA setelah merger dan akuisisi

lebih rendah dari pada ROA sebelum

mereger dan akuisisi DER setelah merger dan akuisisi meningkat dari pada DER sebelum meger dan akuisisi Tidak diteliti Widjanarko (2006) ROE setelah merger dan akuisisi

lebih rendah dari pada ROE sebelum merger dan akuisisi

DER setelah merger dan akuisisi lebih rendah dari pada DER sebelum merger dan akuisisi Tidak diteliti Payamta dan Setyawan (2004) ROE setelah merger dan akuisisi

meningkat dari pada ROE sebelum merger dan akuisisi

Tidak diteliti TATOsetelah merger dan akuisisi meningkat dari pada

TATO sebelum merger dan akuisisi Riyanti (2010) ROE setelah

merger dan akuisisi lebih rendah dari pada ROE sebelum merger dan akuisisi

DER setelah merger dan akuisisi meningkat dari pada DER sebelum meger dan akuisisi TATOsetelah merger dan akuisisi lebih

rendah dari pada TATO sebelum merger dan akuisisi

Nugroho (2010) ROE setelah merger dan akuisisi

lebih rendah dari pada ROE sebelum merger dan akuisisi

DER setelah merger dan akuisisi meningkat dari pada DER sebelum meger dan akuisisi TATOsetelah merger dan akuisisi lebih

rendah dari pada TATO sebelum merger dan akuisisi


(11)

5 BAB 1 PENDAHULUAN

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan ketidakkonsisten hasil temuan mengenai terdapatnya reaksi pasar dan hasil temuan mengenai ada tidaknya perbedaan rasio profitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas yang tercantum pada Tabel 1.2, maka peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan abnormal return (reaksi pasar) sebelum dan sesudah akuisisi?

2. Apakah terdapat perbedaan rasio keuangan (profitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas) sebelum dan sesudah akuisisi?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menguji dan menganalisis adanya perbedaan abnormal return (reaksi pasar) sebelum dan sesudah akuisisi.

2. Menguji dan menganalisis adanya perbedaan pada rasio keuangan sebelum dan sesudah akuisisi.

1.4.Manfaat penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini meliputi 2 kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

A. Kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini untuk menguji teori efisiensi pasar bentuk setengah kuat pada peristiwa merger dan akuisisi pada perusahaan manufaktur.


(12)

6 BAB 1 PENDAHULUAN

B. Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi investor

Investor mendapatkan pertimbangan informasi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian maupun penjualan saham setelah terjadi peristiwa akuisisi.

2. Bagi Manajer Perusahaan

Memberikan pertimbangan dalam hal pengambilan keputusan akuisisi sebagai strategi perusahaan lebih lanjut.


(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah mengetahui hasil pengujian dari penelitian ini, berdasarkan hipotesis:

Pertama, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan ROE sebelum dan sesudah akuisisi. Karena ROE merupakan ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik (baik pemegang saham preferen dan saham biasa) atas investasi di perusahaan. Dalam hal ini meningkatnya ROE menunjukkan tingkat pengembalian yang semakin baik. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kemampuan perusahaan dalam upayanya mengembalikan keuntungan kepada para pemegang saham.

Kedua, dapat diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan DER sebelum dan sesudah akuisisi. bahwa kebijakan utangmenjadi tidak relevan karena adanya efek subtitusi dari potensi kerugian/kebangkrutan dengan penghematan pajak. Karena kebijakan utang ini tidak relevan, maka tentu saja kebijakan utang ini tidak dapat digunakan dalam memprediksi kemungkinan penentuan peringkat obligasi.

Ketiga, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan TATO sebelum dan sesudah akuisisi. karena semakin efisien seluruh aktiva yang digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan setelah terjadinya merger dan akuisisi. Aktiva setelah merger dan akuisisi merupakan aktiva bersih


(14)

50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

penggabungan dari dua perusahaan, maka dengan begitu dapat menunjang kegiatan penjualan perusahaan tersebut. Jadi setelah dilakukannya merger dan akuisisi rasio aktivitas sebagian besar perusahaan akan semakin meningkat dengan demikian terdapat perbedaan rasio aktivitas antara sebelum dan sesudah merger atau akuisisi.

Keempat, bahwa tidak ada perubahan abnormal return yang terjadi pada saat sebelum dan sesudah akuisisi.. Hal tersebut karena tidak adanya perbedaan abnormal return sebelum dan setelah akuisisi, karena pasar sudah efisien dalam bentuk setengah kuat sehingga pasar cepat bereaksi dalam menyerap informasi.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan pada periode event study karena hanya mengamati 45 hari, 22 hari sebelum merger, 1 hari pada saat merger dan 22 hari sesudah merger, selain itu peneliti juga hanya meneliti periode tahun 2009-2011saja yang memiliki 32 emiten perusahaan yang diteliti. Metode yang digunakan untuk menghitung abnormal return dapat dikembangkan lagi, yaitu menggunakan Market-adjusted model.

5.3 Saran

Penelitian selanjutnya dapat memperluas periode event study, sehingga hasil pengujian data berdistribusi normal. Selain itu periode penelitian dapat diperluas, sehingga pengambilan emiten yang akan diteliti akan semakin banyak dan hal tersebut akan memperkuat hasil dari penelitian


(15)

51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

serta menggambarkan populasi yang sesungguhnya. Implikasi bagi investor dengan adanya pasar efisien pada peristiwa akuisisi, investor lebih baik melihat pada saat pengumuman akuisisi. Sedangkan implikasi bagi akademisi, penelitian ini membuktikan pasar efisien dalam bentuk setengah kuat yang tidak akan mempengaruhi abnormal return.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Avianti, Nicky A. 2007. Analisis Kinerja Perusahaan Berdasarkan Perbandingan Rasio-rasio Keuangan dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi. Skripsi Sarjana Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston (2001). Manajemen Keuangan. Jilid 2, Edisi 8. Jakarta: Erlangga.

Caves, R, 1989, “Mergers, Take Overs and Economical Efficiency”. International Journal of Industrial Organization, 7: 151-174.

Darlis dan Zilman. 2009. Dampak Publikasi Akuisisi pada Perusahaan Pengakuisisi. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Fairus, Wibowo. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan

Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Studi Pada Perusahaan yang Melakukan Merger dan Akuisisi, periode 2004-2010). Skripsi Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Fadia. 2008. Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Bank Umum di Bursa Efek Jakarta Periode 1997-2002. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis (EMAS); 11 (1), hal. 40-54.

Hitt, M. A, 2002, Merger dan Akuisisi: Panduan Bagi Para Pemegang Saham Untuk Meraih Laba, Terjemahan, Cetakan Pertama, Erlangga, Jakarta. Jogiyanto, Hartono, 2010, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi

ketujuh. BPFE. Yogyakarta.

Jogiyanto, Hartono, 2004, Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta.

Mamduh M. Hanafi, 2004. Manajemen Keuangan, Cetakan pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

I Putu A. U dan Gerianta. 2009. Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal akuntansi dan bisnis, 4 (2), hal. 165-177.


(17)

Muktiyanto, Ali. 2005. Pengaruh Faktor-faktor Akuisisi Terhadap Abnormal Return (Studi pada Perusahan Akuisitor di Bursa Efek Jakarta Antara Tahun 1992-1997). Jurnal Siasat Bisnis, 1 (10), hal. 57-72.

Nugroho, Muhammad. 2010. Analisis perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi, periode 2002-2003). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Patrick A. Gaughan. Merger, Acqusition, and Corporate Restructuring. USA, New York: John Wiley dan Sons, Inc., 1999,pp. 116-128).

Payamta dan Setiawan, 2004. Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset akuntansi Indonesia, 7 (3), hal. 265-282.

Rachmawati. E. N dan Tandelilin. E , 2001. Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Perusahaan Target di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi, 16 (2), hal. 153-169.

Riyanti, D. R. 2010. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2000-2006). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.

Ross, Westerfield, dan Jaffe. 2005. Corporate Finance. McGraw-Hill Companies, Inc., 1221 Avenue of the Americas, New York.

Sutrisno dan Sumarsih. 2004. Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi Terhadap Pemegang Saham di BEJ Perbandingan Akuisisi Internal dan Eksternal. Akuntansi dan Auditing Indonesia, 8 (2), hal. 189-210. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.

Sukartha, Made I. 2007. Pengaruh Manajemen Laba, dan Kepemilikan Manajerial pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akuisisi. Akuntansi, Jurnal Fakultas Ekonomi. 1-25

Sudarsanam, P. S (1999). The Essence of Mergers and Acquisitions, Jilid 1. Edisi 1. Yogyakarta: ANDI

Widyaputra, Dyaksa. 2006. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan & Abnormal Return Saham Sebelum & Sesudah Merger dan Akuisisi (di


(18)

Bursa Efek Jakarta Periode 1998-2004). Thesis Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Widjanarko, Hendro (2006). Merger, Akuisisi dan Kinerja Perusahaan Studi atas Perusahaan Manufaktur tahun 1998-2002. 14 (1), hal. 39-49. Weston, J. Fred dan Thomas E Copeland. 1997. Manajemen Keuangan. Jakarta

: Binarupa Aksara.

Zaqi, Mochamad. 2006. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa-peristiwa Ekonomi dan Peristiwa- Peristiwa-peristiwa Sosial-Politik dalam Negeri (studi pada saham LQ45 di BEJ periode 1999-2003). Thesis Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. www.idx.com


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah mengetahui hasil pengujian dari penelitian ini, berdasarkan hipotesis:

Pertama, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan ROE sebelum dan sesudah akuisisi. Karena ROE merupakan ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik (baik pemegang saham preferen dan saham biasa) atas investasi di perusahaan. Dalam hal ini meningkatnya ROE menunjukkan tingkat pengembalian yang semakin baik. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kemampuan perusahaan dalam upayanya mengembalikan keuntungan kepada para pemegang saham.

Kedua, dapat diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan DER sebelum dan sesudah akuisisi. bahwa kebijakan utangmenjadi tidak relevan karena adanya efek subtitusi dari potensi kerugian/kebangkrutan dengan penghematan pajak. Karena kebijakan utang ini tidak relevan, maka tentu saja kebijakan utang ini tidak dapat digunakan dalam memprediksi kemungkinan penentuan peringkat obligasi.

Ketiga, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan TATO sebelum dan sesudah akuisisi. karena semakin efisien seluruh aktiva yang digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan setelah terjadinya merger dan akuisisi. Aktiva setelah merger dan akuisisi merupakan aktiva bersih


(2)

50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha penggabungan dari dua perusahaan, maka dengan begitu dapat menunjang kegiatan penjualan perusahaan tersebut. Jadi setelah dilakukannya merger dan akuisisi rasio aktivitas sebagian besar perusahaan akan semakin meningkat dengan demikian terdapat perbedaan rasio aktivitas antara sebelum dan sesudah merger atau akuisisi.

Keempat, bahwa tidak ada perubahan abnormal return yang terjadi pada saat sebelum dan sesudah akuisisi.. Hal tersebut karena tidak adanya perbedaan abnormal return sebelum dan setelah akuisisi, karena pasar sudah efisien dalam bentuk setengah kuat sehingga pasar cepat bereaksi dalam menyerap informasi.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan pada periode event study karena hanya mengamati 45 hari, 22 hari sebelum merger, 1 hari pada saat merger dan 22 hari sesudah merger, selain itu peneliti juga hanya meneliti periode tahun 2009-2011saja yang memiliki 32 emiten perusahaan yang diteliti. Metode yang digunakan untuk menghitung abnormal return dapat dikembangkan lagi, yaitu menggunakan Market-adjusted model.

5.3 Saran

Penelitian selanjutnya dapat memperluas periode event study, sehingga hasil pengujian data berdistribusi normal. Selain itu periode penelitian dapat diperluas, sehingga pengambilan emiten yang akan diteliti akan semakin banyak dan hal tersebut akan memperkuat hasil dari penelitian


(3)

51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

serta menggambarkan populasi yang sesungguhnya. Implikasi bagi investor dengan adanya pasar efisien pada peristiwa akuisisi, investor lebih baik melihat pada saat pengumuman akuisisi. Sedangkan implikasi bagi akademisi, penelitian ini membuktikan pasar efisien dalam bentuk setengah kuat yang tidak akan mempengaruhi abnormal return.


(4)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Avianti, Nicky A. 2007. Analisis Kinerja Perusahaan Berdasarkan Perbandingan Rasio-rasio Keuangan dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi. Skripsi Sarjana Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston (2001). Manajemen Keuangan. Jilid 2, Edisi 8. Jakarta: Erlangga.

Caves, R, 1989, “Mergers, Take Overs and Economical Efficiency”. International Journal of Industrial Organization, 7: 151-174.

Darlis dan Zilman. 2009. Dampak Publikasi Akuisisi pada Perusahaan Pengakuisisi. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Fairus, Wibowo. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan

Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Studi Pada Perusahaan yang Melakukan Merger dan Akuisisi, periode 2004-2010). Skripsi Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Fadia. 2008. Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Bank Umum di Bursa Efek Jakarta Periode 1997-2002. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis (EMAS); 11 (1), hal. 40-54.

Hitt, M. A, 2002, Merger dan Akuisisi: Panduan Bagi Para Pemegang Saham Untuk Meraih Laba, Terjemahan, Cetakan Pertama, Erlangga, Jakarta. Jogiyanto, Hartono, 2010, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi

ketujuh. BPFE. Yogyakarta.

Jogiyanto, Hartono, 2004, Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta.

Mamduh M. Hanafi, 2004. Manajemen Keuangan, Cetakan pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

I Putu A. U dan Gerianta. 2009. Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal akuntansi dan bisnis, 4 (2), hal. 165-177.


(5)

Muktiyanto, Ali. 2005. Pengaruh Faktor-faktor Akuisisi Terhadap Abnormal Return (Studi pada Perusahan Akuisitor di Bursa Efek Jakarta Antara Tahun 1992-1997). Jurnal Siasat Bisnis, 1 (10), hal. 57-72.

Nugroho, Muhammad. 2010. Analisis perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi, periode 2002-2003). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Patrick A. Gaughan. Merger, Acqusition, and Corporate Restructuring. USA, New York: John Wiley dan Sons, Inc., 1999,pp. 116-128).

Payamta dan Setiawan, 2004. Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset akuntansi Indonesia, 7 (3), hal. 265-282.

Rachmawati. E. N dan Tandelilin. E , 2001. Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Perusahaan Target di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi, 16 (2), hal. 153-169.

Riyanti, D. R. 2010. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2000-2006). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.

Ross, Westerfield, dan Jaffe. 2005. Corporate Finance. McGraw-Hill Companies, Inc., 1221 Avenue of the Americas, New York.

Sutrisno dan Sumarsih. 2004. Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi Terhadap Pemegang Saham di BEJ Perbandingan Akuisisi Internal dan Eksternal. Akuntansi dan Auditing Indonesia, 8 (2), hal. 189-210. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.

Sukartha, Made I. 2007. Pengaruh Manajemen Laba, dan Kepemilikan Manajerial pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akuisisi. Akuntansi, Jurnal Fakultas Ekonomi. 1-25

Sudarsanam, P. S (1999). The Essence of Mergers and Acquisitions, Jilid 1. Edisi 1. Yogyakarta: ANDI

Widyaputra, Dyaksa. 2006. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan & Abnormal Return Saham Sebelum & Sesudah Merger dan Akuisisi (di


(6)

Universitas Kristen Maranatha Bursa Efek Jakarta Periode 1998-2004). Thesis Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Widjanarko, Hendro (2006). Merger, Akuisisi dan Kinerja Perusahaan Studi atas Perusahaan Manufaktur tahun 1998-2002. 14 (1), hal. 39-49. Weston, J. Fred dan Thomas E Copeland. 1997. Manajemen Keuangan. Jakarta

: Binarupa Aksara.

Zaqi, Mochamad. 2006. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa-peristiwa Ekonomi dan Peristiwa- Peristiwa-peristiwa Sosial-Politik dalam Negeri (studi pada saham LQ45 di BEJ periode 1999-2003). Thesis Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. www.idx.com


Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA BERDASARKAN RASIO-RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR FOOD AND BEVERAGES YANG LISTED DI BEI

0 3 20

ANALISIS PENGARUH RASIO-RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 8 46

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BEI ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2004-2007.

0 2 11

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tedaftar di BEI).

0 1 15

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Laba Perusahaan Manufaktur Di Bei.

0 2 12

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Laba Perusahaan Manufaktur Di Bei.

0 3 4

ANA Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Laba Perusahaan Manufaktur Di Bei.

0 1 12

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI).

0 0 11

PERBANDINGAN REAKSI PASAR SEPUTAR PENGUMUMAN AKUISISI BERDASARKAN ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN AKUISITOR

0 0 17

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS DAN REAKSI PASAR: STUDI EMPIRIS PADA EMITEN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Unika Repository

0 0 13