PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP BUDAYA SEKOLAH PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BANDUNG.

(1)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAKSI... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan penelitian... 5

D. Manfaat penelitian... 6

E. Organisasi Skripsi... 6


(2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Kepemimpinan transformasional

a. Pengertian Kepemimpinan Transformasional... 9

b. Model dan dimensi kepemimpinan transformasional... 11

c. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional... 18

2. Konsep Budaya Organisasi a. Pengertian Budaya Organisasi... 20

b. Unsur-unsur Budaya... 22

c. Unsur-unsur Budaya Organisasi... 23

d. Karakteristik Budaya Organisasi... 25

e. Peran Budaya Organisasi... 27

f. Konsep Budaya Sekolah... 30

B. Hipotesis ... 38

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilah... 39

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 40

C. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data... 42

D. Teknik Pengumpulan Data... 44


(3)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Analisis Data ... 63 B. Hasil Analisis Data... 67 C. Pembahasan Hasil Penelitian... 74

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan... 82 B. Rekomendasi... 83

DAFTAR PUSTAKA 85


(4)

DAFTAR TABEL

2.1 Manifestasi budaya... 30

3.1 Populasi Sekolah... 42

3.2 Kriteria Pengukuran Alternatif Jawaban Untuk Variabel X dan Y 48 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel X (Kepemimpinan Transformasional) 50 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Y ( Budaya Sekolah )... 51

3.5 Perhitungan Reabilitas (Variabel X)... 53

3.6 Perhitungan Reabilitas (Variabel Y)... 55

3.7 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS... 58

3.8 Tolok Ukur Korelasi... 61

4.1 Rekapitulasi Angket... 65

4.2 Nilai Skor Alternatif Jawaban... 65

4.3 Skor Mentah Variabel X... 66

4.4 Skor Mentah Variabel Y... 66

4.5 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS... 67

4.6 Hasil Perhitungan WMS Variabel X... 68


(5)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

DAFTAR GAMBAR

2.1Hipotesis Penelitian... 39 4.1 Gambar Poligon Distribusi Variabel X... 73 4.2 Gambar Poligon Distribusi Variabel Y... 74


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi – kisi dan Angket Penelitian

a. Kisi-kisi Instrumen Penelitian... 88

b. Angket Penelitian... 91

2. Hasil Uji Coba Angketa a. Uji Validitas... 98

b. Uji Reabilitas... 102

3. Pengolahan data a. Perhitungan WMS... 106

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku... 111

c. Uji Normalitas Data... 118

d. Pengujian Hipotesis... 127

4. Daftar Tabel 5. Korespondensi 6. Curriculum Vitae


(7)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan tersebut terjadi akibat adanya era globalisasi yang mempengaruhi perubahan disegala bidang. Era globalisasi menuntut adanya kemampuan serta keterampilan yang dimiliki oleh sumber daya manusia. Perubahan tersebut harus diantisipasi oleh organisasi supaya mampu bertahan dan berkembang

Pemimpin suatu organisasi merupakan kunci utama suatu organisasi untuk beradaptasi serta betahan dalam era globalisasi tersebut. Melalui seorang pemimpin organisasi akan mampu menjawab tantangan serta tuntutan dalam era penuh perubahan tersebut, salah satu kepemimpinan yang bisa membawa organiasi tumbuh dan berkembang dalam era perubahan tersebut adalah pemimpin transformasional.

Pemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memiliki visi ke depan dan mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi, memelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu-individu karyawan untuk kreatif dan inovatif, serta membangun teamwork yang solid, membawa pembaharuan dalam etos kerja kinerja manajemen, berani dan bertanggung jawab memimpin dan mengendalikan organisasi.


(8)

Hal senada diungkapkan oleh Yulk (1994:21) yang menyatakan bahwa esensi kepemimpinan transformasional adalah memberdayakan para pengikutnya untuk berkinerja secara efektif dengan membangun komitmen mereka terhadap nilai-nilai baru, mengembangkan keterampilan dan kepercayaan mereka, dan menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas.

Seorang pemimpin diharapkan mampu membawa perubahan dalam organisasi tersebut, perubahan tersebut adalah termasuk kedalam pola tingkah laku anggota yang ada di dalam organisasi yang memiliki harapan serta nilai yang dianut yang bisa juga disebut sebagai budaya organiasi.

Budaya organisasi merupakan pola kepercayaan dan harapan yang dianut oleh anggota organisasi. Kepercayaan dan harapan tersebut menghasilkan nilai-nilai yang dengan kuat membentuk perilaku para individu dan kelompok anggota organisasi. Eldrige dan Crombi (Wirawan (2007: 9)), mendefinisikan, Budaya organisasi sebagai konfigurasi unik dari norma, nilai, kepercayaan, dan cara-cara berperilaku yang memberikan karakteristik cara kelompok dan individu bekerja sama untuk menyelesaikan tugas.

Berdasarkan nilai dan harapan serta tingkah laku dan bertindak dalam organisasi,budaya organisasi menjadi arah orang-orang dalam organisasi untuk bertindak dan berprilaku. Dengan demikian budaya dapat diartikan sebagai pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran dalam mengatasi masalah organisasi. Prilaku anggota yang ada didalam suatu organisasi akan membentuk karakteristik


(9)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

organisasi itu sendiri, dan peran pemimpin untuk merubah pola dan tingkah laku anggota yang ada didalam suatu organisasi memiliki peranan yang penting.

Sekolah sebagai organisasi memiliki nilai serta norma tersendiri yang tercermin dalam prilaku serta interaksi. Dari hasil tersebut maka sekolah mempunyai budayanya sendiri dalam kata lain budaya sekolah

Komariah dan Triatna (2004:102) memberikan penjelasan mengenai budaya sekolah:

Karakteristik khas sekolah yang dapat diidentifikasi melalui nilai yang dianutnya, sikap yang dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya dan tindakan yang ditunjukan oleh seluruh personil sekolah yang membentuk suatu kesatuan khusus dari system sekolah.

Budaya sekolah Sebagai nilai dan norma yang dianut oleh anggota organisasi sekolah berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan berorganisasi, budaya sekolah yang baik akan meningkatkan kemampuan serta produktivitas sekolah itu sendiri sehingga pada akhirnya peningkatan kualitas serta mutu pendidikan dapat dicapai

Akan tetapi sangat disayangkan, budaya yang ada disekolah seringkali dianggap tidak mendukung produktivitas organisasi dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan, seharusnya budaya yang ada disekolah mendukung upaya sekolah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Salah satu faktor yang dapat mempengarui budaya yang ada di sekolah adalah kepemimpinan, dimana peran kepemimpinan dapat merubah atau membuat budaya yang dapat mendukung upaya pencapaian tujuan.


(10)

Disini peran kepemimpinan mengarahkan dan merubah budaya yang ada menjadi budaya yang kreatif, dan produktif. Sehingga kepemimpinan dapat merubah atau mengembangkan budaya yang ada didalam organisasi untuk bekerja berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target kinerja yang ditetapkan.

Dari paparan yang telah disampaikan jelas bahwa kepemimpinan dapat merubah serta menumbuhkan budaya organisasi, mengembangkan prilaku serta tingkah laku orang-orang yang ada didalam suatu organisasi untuk selalu berprilaku produktif dan selalu meningkatkan kinerja, bila itu dilakukan maka secara langsung akan berpengariuh terhadap kinerja organisasi itu sendiri dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Batasan masalah berguna untuk memberikan batasan dalam penelitian agar permasalahan yang akan diteliti tidak semakin meluas. Penelitian saat ini hanya dibatasi secara konseptual dan kontekstual. a. Secara konseptual peneliti akan melakukan pembahasan mengenai

Perilaku kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap pengembangan budaya organisasi

b. Secara kontekstual penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung


(11)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

2. Rumusan masalah

a. Bagaimana gambaran Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung ?

b. Bagaimana gambaran budaya Organisasi Sekolah Menengah Atas Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung ?

c. Berapa besar pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap budaya organiasi di Sekolah Menengah Atas Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung

C. Tujuan penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Budaya Sekolah

Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran tentang Perilaku Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung

2. Untuk mengetahui gambaran budaya organisasi di Sekolah Menengah Atas Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung

3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap budaya organiasi di Sekolah Menengah Atas Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung


(12)

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian kontribusi manajemen humas terhadap efektivitas sekolah adalah sebagai berikut:

1. Memberikan masukan baik secara teoritis, metodologis dan empiris tentang beberapa gagasan yang perlu di pertimbangkan dalam aspek pengelolaan pendidikan.

2. Sebagai acuan bagi pihak lembaga untuk mengembangkan budaya organisasi yang dapat menciptakan pengembangan lembaga ke arah yang lebih baik

3. Penelitian ini di harapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan kajian ilmu administrasi pada umumnya dan bidang studi terkait lainnya.

E. Organisasi Skripsi

1. BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan penelitian

D. Manfaat penelitian E. Organisasi Skripsi F. Asumsi penelitian

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN


(13)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

1. Kepemimpinan transformasional

a. Model dan dimensi kepemimpinan transformasional b. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional 2. Konsep Budaya Organisasi

a. Pengertian Budaya Organisasi b. Unsur-unsur Budaya

c. Karakteristik Budaya Organisasi d. Peran Budaya Organisasi

e. Konsep Budaya Sekolah B. Hipotesis

3. BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Definisi Istilah

B. Populasi dan Sampel Penelitia

C. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data D. Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

4. BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Analisis Data B. Hasil Analisis Data

C. Pembahasan Hasil Penelitian

5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan B. Rekomendasi


(14)

F. Asumsi penelitian

Asumsi atau anggapan dasar merupakan ttitk tolak pemikiran dalam suatu penelitian yang tidak dapat diragukan lagi oleh peneliti, sebagaimana dikemukakan oleh Surakhmad ( 1993:93 ), bahwa anggapan dasar merupakan suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh peneliti.

Berdasarkan pada hasil tinjauan sebelumnya maka dirumuskan asumsi-asumsi yang mendasari penelitian ini sebagai berikut:

1. Kepemimpinan merupakan kemampuan menggerakan orang-orang dalam organisasi agar bekerjasama mencapai tujuan

2. Kepemimpinan merupakan kunci bagi organisasi untuk bisa beradaptasi dengan perubahan supaya organisasi tumbuh dan berkembang

3. Budaya organisasi merupakan suatu nilai-nilai, norma-norma serta kepercayaan cara berperilaku seluruh organisasi

4. Prilaku orang-orang yang ada di dalam organisasi mempengaruhi perkembangan organisasi itu sendiri

5. Kepemimpinan bisa merubah pola tingkah laku yang menjadi budaya organisasi.

6. Oleh karena itu dibutuhkan peran kepemimpinan untuk mengembangkan organisasi melalui pengembangan budaya organisasi.


(15)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Di dalam bab ini penulis akan membahas definisi istilah, populasi penelitian, sampel penelitian, metoda penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data.

A. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud yang terdapat dalam judul tersebut, sehingga diharapkan akan terdapat keseragaman landasan berfikir antara peneliti dengan pembaca. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Komaruddin (1998:57), bahwa:

Umumnya di dalam suatu ilmu sosial terdapat istilah-istilah yang berlainan untuk menunjukkan isi atau maksud yang sama. Objeknya sama tetapi istilah atau nama untuk objek itu berbeda-beda. Dan sebaliknya terdapat istilah yang sama tetapi untuk maksud berbeda.

Sesuai judul yang ada, maka pengertian dari masing-masing bagiannya adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu orang atau benda yang dapat atau ikut membentuk suatu watak atau tindakan seseorang 2. Kepemimpinan Transformasional


(16)

Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang banyak memberikan perhatrian kepada bawahannya untuk bekerja lebih baik dengan cara menasehati, memberikan rangsangan atau stimulus kepada bawahannya, dengan demikian para bawahan mempunyai motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

3. Budaya Sekolah

Budaya sekolah merupakan nilai atau norma yang ada, mengandung penuh makna yang mengatur kehidupan bermasyarakat di lingkungan sekolah.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan sumber data atau objek penelitian, dimana data diperoleh dan untuk ruang lingkup hasil penelitian diberlakukan. Sugiyono (2000: 57) mengemukakan bahwa populasi adalah:

“wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Oleh karena itu, sesuai dengan masalah, maka yang dijadikan populasi sebagai sumber data adalah guru-guru dilingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri Di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab.Bandung. Namun dikarenakan keterbatasan waktu dan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian.


(17)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Tabel 3.1 Populasi Sekolah

No Nama Sekolah Jumlah

Guru

1 SMAN 1 Soreang 76

2 SMAN 1 Margahayu 81

3 SMAN 1 Katapang 56

4 SMAN 1 Margaasih 60

TOTAL 273

2. Sampel

Di dalam penelitian ini, peneliti menganggap bahwa sampel penelitian memiliki karakteristik yang sama atau homogen sehingga peneliti menggunakan teknik pengambilan secara acak (simple random sampling) yang menurut Sugiyono (2003: 93), yaitu:

Cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Sedangkan penentuan jumlah sampel penelitian mengacu pada rumus yang dikemukakan oleh Yamane yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat (1993: 82) yaitu tertera pada halaman berikutnya.

Rumus penentuan jumlah sampel penelitian: n =

Dimana:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi d = Presisi


(18)

n = = 73, 19 = 73

Maka dari itu sampel dari setiap sekolah adalah dirumuskan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Perhitungan Sampel

Nama Sekolah Perhitungan Sampel Jumlah Sampel

SMAN 1 Soreang 20

SMAN 1 Margahayu 22

SMAN 1 Katapang 15

SMAN 1 Margaasih 16

C. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data serta menginterpretasikan arti data yang diteliti menjadi suatu kesimpulan dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam suatu penelitian. Winarno Surakhmad (1985: 131) mengemukakan bahwa:


(19)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu”.

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan.

a. Metode Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode yang dipergunakan dalam penelitian sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan yang terjadi pada masa sekarang. Seperti yang dikemukakan oleh Moh. Nazir (1985: 63) yaitu:

Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dan tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Selanjutnya Winarno Surakhmad (1985: 139-140) mengemukakan ciri-ciri metode deskriptif sebagai berikut:

1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang/pada masalah-masalah yang aktual.

2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Oleh karenanya metode ini sering disebut metode analisa.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan suatu cara untuk memperoleh informasi atau keterangan melalui penelaahan terhadap berbagai sumber


(20)

tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Winarno Surakhmad (1985: 61) bahwa:

Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek-aspek itu, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa studi kepustakaan akan menjadi dasar bagi peneliti untuk mengembangkan, mengarahkan penelitiannya serta memperkuat kerangka berpikir peneliti yang pada akhirnya dapat mengambil kesimpulan dari masalah yang diteliti.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan masalah penelitian. Di dalam pengumpulan data diperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.

a. Penentuan Alat Pengumpul Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, dibutuhkan alat pengumpul data yang sesuai dengan karakteristik sumber data yang bersangkutan. Secara umum teknik pengumpulan data dikelompokkan menjadi dua, yaitu teknik secara langsung dan teknik tidak langsung. Berdasarkan permasalahan pada penelitian dan metode yang digunakan, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data secara tidak


(21)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

langsung, yaitu dengan menggunakan kuesioner (angket). Angket adalah salah satu teknik penelitian yang dilakukan secara tertulis yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang fakta yang diketahui oleh subjek penelitian tentang masalah yang sedang diteliti. Bentuk angket yang disebarkan berupa angket berstruktur yang sering disebut angket tertutup, dimana setiap pernyataan disertai dengan alternatif jawaban. Responden hanya melakukan pilihan terhadap alternatif jawaban yang sesuai dengan memberikan tanda checklist (v) pada kolom yang telah disediakan. Hal ini sesuai dengan penyataan Sanafiah Faisal (1982: 178) bahwa:

Angket yang menghendaki jawaban yang pendek atau jawaban yang diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian biasanya meminta jawaban dengan pola ya atau tidak, jawaban singkat dan jawaban yang membubuhkan tanda chek (v) pada item yang termuat pada alternatif jawaban.

Adapun alasan penulis menggunakan angket tertutup adalah:

1) Memberikan kemudahan pada responden dalam memberikan jawaban pada alternatif jawaban yang penulis sajikan.

2) Angket tertutup dapat menghimpun data dalam waktu singkat.

3) Responden akan lebih leluasa dan bebas dalam memberikan jawaban.

4) Memudahkan peneliti dalam menganalisisnya terhadap jawaban-jawaban yang telah diperoleh.

5) Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi tenaga, biaya dan waktu.


(22)

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun angket adalah:

1. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu Kepemimpinan Transformasional untuk variabel X dan Budaya Sekolah untuk variabel Y.

2. Menentukan indikator dari setiap variabel.

3. Variabel X (Kepemimpinan Transformasional), dengan indikator tertera pada halaman berikutnya. Indikator variabel X:

a) Kharismatik b) Inspiratif

c) Rangsangan Intelektual d) Kepekaan Individual

Variabel Y (Prestasi Belajar), dengan indikator: a) Nilai

b) Norma c) Kebiasaan

4. Menyusun kisi-kisi angket

5. Menyusun pernyataan dari masing-masing variabel disertai alternatif jawabannya

6. Penulis menetapkan skor dari masing-masing jawaban angket baik variable x maupun variabel y. Penulis membuat skor alternatif jawaban dengan skala likert dengan 4 option yaitu:


(23)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Tabel 3.3

Kriteria Pengukuran Alternatif Jawaban Untuk Variabel X dan Y

Alternatif Jawaban Bobot/Skor

Selalu 4

Sering 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

c. Uji Coba Angket

Sebelum pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan terhadap responden yang sama dengan responden yang telah ditentukan untuk sumber data penelitian atau responden lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Hal ini penting dilakukan untuk dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia maupun dalam pernyataan dan jawaban angket. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Sanafiah Faisal (1982: 38) yaitu:

Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pengumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangatlah mutlak diperlukan uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang telah disusun.

Setelah data uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas.


(24)

Uji validitas bertujuan untuk menguji valid tidaknya item-item instrumen penelitian dan untuk mengetahui apakah instrumen suda benar-benar mengukur apa yang seharusnya di ukur atau belum. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2003: 97) yaitu:

“Suatu instrument dikatakan valid jika instrumen itu digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”.

Perhitungan untuk menguji validitas instrumen ini menggunakan metode uji validitas per item (analisis item), yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir. Bila korelasi tiap butir tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka instrumen tersebut memiliki validitas yang baik. Sugiyono (2003: 143) mengemukakan bahwa

“Bila harga korelasi di bawah 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau

dibuang”.

Uji validitas ini menggunakan rumus Pearson Product

Moment:

Keterangan:

N = Jumlah Responden

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y Σ


(25)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

ΣY = Jumlah skor total

Σ X 2 = Jumlah skor X dikuadratkan Σ Y 2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Dalam menentukan valid tidaknya butir item, didasarkan pada uji coba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika rhitung positif, dan rhitung > rtabel, maka butir soal valid.

b) Jika rhitung negatif, dan rhitung < rtabel, maka butir soal tidak valid.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

Variabel X (Kepemimpinan Transformasional)

No Item

Nilai

Koefisien R Tabel Keterangan

1 0,825 0,468 V

2 0,475 0,468 V

3 0,534 0,468 V

4 0,587 0,468 V

5 0,793 0,468 V

6 0,469 0,468 V

7 0,633 0,468 V

8 0,470 0,468 V

9 0,833 0,468 V

10 0,495 0,468 V

11 0,621 0,468 V

12 0,721 0,468 V

13 0,634 0,468 V

14 0,728 0,468 V

15 0,350 0,468 T

16 0,631 0,468 V

17 0,653 0,468 V

18 0,486 0,468 V

19 0,306 0,468 T

20 0,471 0,468 V


(26)

22 0,690 0,468 V

23 0,578 0,468 V

24 0,583 0,468 V

25 (0,016) 0,468 T

Selanjutnya no. 15, 19, dan 25 dibuang.

Sedangkan hasil perhitungan variabel Y mengenai budaya sekolah dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas dengan 25 item dan dapat diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y ( Budaya Sekolah )

No Item Nilai Koefisien R Tabel Keterangan

1 0,654 0,468 V

2 0,507 0,468 V

3 0,531 0,468 V

4 0,573 0,468 V

5 0,588 0,468 V

6 0,113 0,468 T

7 0,709 0,468 V

8 0,629 0,468 V

9 0,475 0,468 V

10 0,667 0,468 V

11 0,532 0,468 V

12 0,717 0,468 V

13 0,759 0,468 V

14 0,470 0,468 V

15 0,550 0,468 V

16 0,831 0,468 V

17 0,594 0,468 V

18 0,527 0,468 V

19 0,673 0,468 V

20 0,782 0,468 V


(27)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

23 0,365 0,468 T

24 0,480 0,468 V

25 0,410 0,468 T

Selanjutnya no. 6, 23 dan 25 dibuang. 2) Uji Reliabilitas Instrumen

Hitungan Reliabilitas mengarah pada satu pengertian adanya keajegan instrumen pengumpul data, sedangkan uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan setiap item yang digunakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2003:97) yang mengemukakan bahwa: “Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (1998: 168) menyatakan bahwa:

Instrumen yang reliabel, yaitu instrumen yang menghasilkan data yang benar, data yang bisa dipercaya, berapa kalipun instrument tersebut diambil, maka hasilnya akan menunjukkan tingkat keterandalan tertentu.

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik belah dua (split half methods) terhadap instrument yang disusun. Adapun maksud belah kesatu bernomor ganjil dan belah kedua bernomor genap. Kemudian keduanya dikorelasikan dengan menggunakan korelasi Rank


(28)

Di mana:

r

xy = koefisien korelasi 6 & 1 = Bilangan Konstan

D2 = Selisih beda antara beda peringkat X dan Y n = Jumlah sample

Kemudian, uji reabilitas dengan kriteria terima H0 jika thitung > dari ttabel dengan dk = (n-2) pada tingkat kepercayaan 95%.

Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas masing-masing adalah sebagai berikut:

a. Reabilitas Variabel X

Tabel 3.6

Perhitungan Reabilitas (Variabel X)

No Genap (x) Ganjil (y) D D2

1 40 40 0 0

2 44 42 2 4

3 36 34 2 4

4 45 42 3 9

5 37 43 -6 36

6 48 44 4 16

7 41 36 5 25

8 37 44 -7 49

9 41 45 -4 16

10 44 44 0 0

11 27 38 -11 121


(29)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

13 44 46 -2 4

14 41 45 -4 16

15 41 45 -4 16

16 47 42 5 25

17 31 26 5 25

18 32 30 2 4

19 42 38 4 16

20 45 42 3 9

Total 431

Menguji signifikansi koefisien korelasi ri melalui uji independen


(30)

Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 3,89, sedangkan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = n-2 (18) adalah 1,734, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel x reliabel

b. Reabilitas Variabel Y

Tabel 3.7

Perhitungan Reabilitas (Variabel X)

no

Ganjil (x)

Genap

(y) D D2

1 43 40 3 9

2 42 42 0 0

3 43 42 1 1

4 39 40 -1 1

5 44 48 -4 16

6 41 40 1 1

7 39 41 -2 4

8 40 41 -1 1

9 43 40 3 9

10 46 43 3 9

11 37 30 7 49

12 48 42 6 36

13 39 39 0 0

14 39 42 -3 9

15 27 34 -7 49

16 46 45 1 1

17 28 25 3 9

18 44 45 -1 1

19 44 45 -1 1

20 44 45 -1 1


(31)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Menguji signifikansi koefisien korelasi ri melalui uji independen

antara kedua variabel dengan menggunakan rumus:

Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 6,671, sedangkan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = n-2 (18) adalah 1,734, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel y reliabel

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak arti jika data tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah dan dianalisis. Oleh karena itu, maka pengolahan dan analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh kesimpulan atas generalisasi tentang masalah yang diteliti, sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Mohamad Ali (1995:151) bahwa:

Pengolahan dan analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, terutama bila diinginkan


(32)

generalisasi, pengujian hipotesis atau kesimpulan tentang berbagai masalah yang diteliti.

Adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi data, yaitu dengan memeriksa jawaban responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, setelah itu baru menentukan skornya.

3. Mengukur kecenderungan umum skor responden (x) dari variabel dengan rumus Weighted Means Score (WMS), yaitu:

Ket:

X = rata-rata skor responden

X = jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden N = jumlah responden

4. mencocokan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS sebagai berikut:

N X X


(33)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Tabel 3.8

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 Sangat baik Selalu Selalu

3,01 – 4,00 Baik Sering Sering

2,01 – 3,00 Kurang Baik Jarang Jarang

1,01 – 2,00 Sangat Kurang Baik Tidak Pernah Tidak Pernah

2. Uji normalitas distribusi untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis parametrik atau non-parametrik. Untuk perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan bantuan program Ms. Office Excel 2007. Rumus yang digunakan adalah rumus Chi-Kuadrat (X²) sebagai berikut:

Ket:

χ ² = Kuadrat chi yang dicari Fo = Frekuensi hasil penelitian Fh = Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: a. Membuat tabel distribusi frekuensi

b. Membuat batas bawah kiri interval dan batas atas skor kanan interval c. Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:

Ket:

χ ²=

   k i Fh Fh Fo 1 Z = SD X BK


(34)

BK = Skor batas kelas distribusi

X = Rata-rata untuk distribusi SD = Standar Deviasi

d. Mencari luas O − Z dari daftar F

e. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mencari selisih luas O − Z kelas interval yang berdekatan

f. Mencari Fh (frekuensi yang diharapkan) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan N (jumlah responden)

g. Mencari Fo (frekuensi hasil penelitian) dengan cara melihat jumlah setiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi

h. Mencari chi kuadrat dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan i. Menentukan keberartian chi kuadrat dengan membandingkan nilai

persentil untuk distribusi chi kuadrat.

3. Menghitung skor mentah menjadi skor baku dengan rumus:

Ket:

Xi = Data skor dari setiap responden

X = Rata-rata

s = Simpangan baku

Adapun langkah-langkahnya untuk menggunakan rumus di atas, sebagai berikut:

1) Menentukan terlebih dahulu skor tertinggi dan skor terendah.

s X Xi Ti5010 


(35)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

2) Menentukan rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah (SR), dengan rumus:

R = ST - SR

3) Menentukan banyaknya kelas interval, yaitu: BK = 1 + 3,3 log n

4) Menentukan panjang kelas interval yaitu rentang dibagi dengan banyaknya kelas

P = R/BK

5) Mencari rata-rata (Mean), dengan rumus:

n fXi x

6) Mencari simpangan baku/standar deviasi, dengan rumus:

) 1 .(

. 2 2

  

n n fiXi fiXi n s

4. Menguji Hipotesis Penelitian

Setelah selesai tahap pengolahan data, kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis penelitian dalam rangka menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian.

Adapun hal-hal yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antar variabel tersebut, yaitu.


(36)

1) Analisis Korelasi

a. Untuk perhitungan koefisien korelasi dipergunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut:

2 2

2

2

) ) ( ) )( (

 

   y y n x x n y x xy n rxy

Sebagai bahan untuk interpretasi atas hasil pengujian korelasi, maka ditentukan tolok ukur sebagai berikut.

Tabel 3.9 Tolok Ukur Korelasi

Sugiyono (2009: 321)

b. Sedangkan untuk menguji signifikansi dengan menggunakan rumus: 2 1 2 r n r t   

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel, dengan dk = n-2 dan pada tingkat signifikansi tertentu. Jika thitung > dari ttabel maka terdapat hubungan yang

signifikan antara Variabel X dengan Variabel Y, dan sebaliknya. Kategori korelasi Kriteria

0,00 − 0,199 Sangat rendah

0,20 − 0,399 Rendah

0,40 − 0,599 Sedang

0,60 − 0,799 Kuat


(37)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

c. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Untuk mengujinya dipergunakan rumus:

KD = r² x 100% Ket:

KD = Koefisien determinasi r² = Kuadrat koefisien

d. Analisis Regresi

Analisis regresi dilakukan untuk mencari seberapa besar hubungan fungsional antara variabel X (Kompensasi) dengan variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai). Rumus yang digunakan adalah:

bx a Y  

Ket:

Y = Harga-harga variabel Y yang diramalkan

a = Harga garis regresi, yaitu apabila X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y, jika satu unit berubah pada X

X = Harga-harga pada variabel X


(38)

 

  

2

 

2

2 . .

   X X n Y X X Y a

   

2

  

2

.

   X X n Y X Y X n b

Dengan menggunakan metodologi penelitian yang telah di kemukakan di atas, diharapkan dapat membantu peneliti dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada dalam penelitian.


(39)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini penulis mencoba menyimpulkan hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari pengolahan data dan angka-angka statistik. Dalam pengambilan keputusan, tidak terlepas dari teori yang ada sehingga tidak terjadi kesalahan.

Selanjutnya penulis juga mencoba mengungkapkan saran-saran yang diajukan kepada Kepala Sekolah, guru-guru dan untuk penelitian lebih lanjut, sebagai bahan masukan dalam mengembangkan penelitian pendidikan.

A. Kesimpulan

Hasil dari pengolahan data diperoleh kumpulan rata-rata keseluruhan berdasarkan tabel konsultasi perhitungan WMS berarti bahwa perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah masuk dalam kategori baik yang berarti bahwa kepala sekolah memiliki perilaku yang dapat membuat personel sekolah memiliki rasa hormat terhadap kepala sekolah.

Kepala sekolah selalu memberikan motivasi terhadap para pesonel sekolah untuk selalu meningkatkan kinerja dan profesionalitas kerja.

Hasil dari pengolahan data diperoleh kumpulan rata-rata keseluruhan item berdasarkan tabel konsultasi perhitungan WMS berarti bahwa secara keseluruhan budaya sekolah dikategorikan baik. Para personil sekolah memiliki nilai, norma dan kebiasaan dalam kategori baik. Mentaati setiap peraturan yang diterapkan sekolah, menjunjung nilai, etika dan kebiasaan yang baik disekolah yang dapat dikembangkan menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan melihat tolok ukur koefisien korelasi yang ditetapkan oleh Sugiyono, pengaruh variabel X terhadap Variabel Y berkategori


(40)

antara variabel X dan Variabel Y.

Berdasarkan hasil perhitungan t test diartikan bahwa koefisien korelasi dan daya determinasi pada variabel X dan Y adalah positif dan signifikan.

Koefisien determinasi pengaruh antara variabel x terhadap variabel y di SMA Negeri Kabupaten Bandung berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga koefisien determinasi sebesar 16,4%. Berarti Variabel X memiliki pengaruh terhadap Variabel Y. Dan 83,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

Analisis regresi dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang membuktikan adanya keterkaitan atau hubungan fungsional antara variabel X dan Variabel Y. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana karena penelitian dilakukan terhadap satu variabel bebas dan satu variabel terkait.

Dari persamaan regresi dapat disimpulkan bahwa setiap perubahan pada variabel X (Kepemimpinan Trasnsformasional) berpengaruh terhadap Variabel Y (Budaya Sekolah).

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data-data dilapangan pada dasarnya kepemimpinan transformasional dan budaya sekolah pada empat SMA Negeri di Kabupaten Bandung, sudah termasuk kategori baik. Namun demikian penulis ingin mengajukan saran-saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kemajuan organisasi khususnya pada empat SMA Negeri di Kabupaten Bandung.

Adapun saran-saran yang diajukan oleh penulis yaitu: 1. Berkaitan dengan Kepemimpinan Transformasional


(41)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

memberikan motivasi untuk maju.

b. Kepala sekolah berusaha untuk selalu mencari hal-hal baru untuk penyelesaian permasalahan yang ada di sekolah

c. Kepala sekolah berusaha untuk selalu mendengarkan ide dan pendapat dari guru dan merencanakan seluruh kegiatan sekolah dengan bermunyawarah dengan guru dan para personil sekolah.

2. Berkaitan dengan budaya sekolah

a. Terus menumbuhkan pemahaman para personil sekolah untuk lebih mengetahui dan memahami visi dan misi sekolah

b. Menumbuhkembangkan para personil sekolah untuk selalu berpeganng teguh pada norma dan nilai yang ada pada organisasi sekolah

c. Selalu berperilaku dan berdisiplin tinggi serta mentaati peraturan organisasi sekolah


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2005). Aplikasi Statistik dan Metode Penelian Untuk Administrasi &

Manajemen. Bandung: Dewaruci

Gaffar et al. (2003). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Laporan Buku, Makalah,

Skripsi, Tesis, Disertasi. Depdiknas Universitas Pendidikan Indonesia.

Ndraha, Taliziduhu.(2005). Teori Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudrajat, Akhmad. (2008). Teori Budaya Organisasi.[online].

Tersedia:http://pps.uny.ac.id/index.php?j=15 [10 Mei 2012]

Sugiyono, (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.

Tika, Moh. Pabundu. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja

Perusahaan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Komariah, Aan. (2004). Pengaruh Visionary Leadership (Kepemimpinan

Visioner) dan Budaya Sekolah Terhadap Efektifitas Sekolah di Era Desentralisasi pada SMAN di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Provinsi Jawa Barat. Desertasi Doktor Pada Jurusan Administrasi

pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Komariah, dan Triatna. (2005). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Bandung: Bumi Aksara.


(43)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Triatna, Cepi.(2005). Kontribusi Lingkungan Eksternal, Lingkungan Internal, dan

Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Pembentukan Budaya Sekolah Pada SMP Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2005. Tesis Pada Jurusan Administrasi Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Wijaya. (2007). Menciptakan Budaya Sekolah Yang Tetap Eksis.[online]. Tersedia : http://wijaya.files.wordpress.com [10 Mei 2012]


(1)

 

  

2

 

2 2 . .

   X X n Y X X Y a

   

2

  

2

.

   X X n Y X Y X n b

Dengan menggunakan metodologi penelitian yang telah di kemukakan di atas, diharapkan dapat membantu peneliti dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada dalam penelitian.


(2)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini penulis mencoba menyimpulkan hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari pengolahan data dan angka-angka statistik. Dalam pengambilan keputusan, tidak terlepas dari teori yang ada sehingga tidak terjadi kesalahan.

Selanjutnya penulis juga mencoba mengungkapkan saran-saran yang diajukan kepada Kepala Sekolah, guru-guru dan untuk penelitian lebih lanjut, sebagai bahan masukan dalam mengembangkan penelitian pendidikan.

A. Kesimpulan

Hasil dari pengolahan data diperoleh kumpulan rata-rata keseluruhan berdasarkan tabel konsultasi perhitungan WMS berarti bahwa perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah masuk dalam kategori baik yang berarti bahwa kepala sekolah memiliki perilaku yang dapat membuat personel sekolah memiliki rasa hormat terhadap kepala sekolah.

Kepala sekolah selalu memberikan motivasi terhadap para pesonel sekolah untuk selalu meningkatkan kinerja dan profesionalitas kerja.

Hasil dari pengolahan data diperoleh kumpulan rata-rata keseluruhan item berdasarkan tabel konsultasi perhitungan WMS berarti bahwa secara keseluruhan budaya sekolah dikategorikan baik. Para personil sekolah memiliki nilai, norma dan kebiasaan dalam kategori baik. Mentaati setiap peraturan yang diterapkan sekolah, menjunjung nilai, etika dan kebiasaan yang baik disekolah yang dapat dikembangkan menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan melihat tolok ukur koefisien korelasi yang ditetapkan oleh Sugiyono, pengaruh variabel X terhadap Variabel Y berkategori


(3)

sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif

antara variabel X dan Variabel Y.

Berdasarkan hasil perhitungan t test diartikan bahwa koefisien korelasi dan daya determinasi pada variabel X dan Y adalah positif dan signifikan.

Koefisien determinasi pengaruh antara variabel x terhadap variabel y di SMA Negeri Kabupaten Bandung berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga koefisien determinasi sebesar 16,4%. Berarti Variabel X memiliki pengaruh terhadap Variabel Y. Dan 83,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

Analisis regresi dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang membuktikan adanya keterkaitan atau hubungan fungsional antara variabel X dan Variabel Y. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana karena penelitian dilakukan terhadap satu variabel bebas dan satu variabel terkait.

Dari persamaan regresi dapat disimpulkan bahwa setiap perubahan pada variabel X (Kepemimpinan Trasnsformasional) berpengaruh terhadap Variabel Y (Budaya Sekolah).

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data-data dilapangan pada dasarnya kepemimpinan transformasional dan budaya sekolah pada empat SMA Negeri di Kabupaten Bandung, sudah termasuk kategori baik. Namun demikian penulis ingin mengajukan saran-saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kemajuan organisasi khususnya pada empat SMA Negeri di Kabupaten Bandung.

Adapun saran-saran yang diajukan oleh penulis yaitu: 1. Berkaitan dengan Kepemimpinan Transformasional


(4)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Kepala sekolah meningkatkan kinerja dan profesional guru dengan memberikan motivasi untuk maju.

b. Kepala sekolah berusaha untuk selalu mencari hal-hal baru untuk penyelesaian permasalahan yang ada di sekolah

c. Kepala sekolah berusaha untuk selalu mendengarkan ide dan pendapat dari guru dan merencanakan seluruh kegiatan sekolah dengan bermunyawarah dengan guru dan para personil sekolah.

2. Berkaitan dengan budaya sekolah

a. Terus menumbuhkan pemahaman para personil sekolah untuk lebih mengetahui dan memahami visi dan misi sekolah

b. Menumbuhkembangkan para personil sekolah untuk selalu berpeganng teguh pada norma dan nilai yang ada pada organisasi sekolah

c. Selalu berperilaku dan berdisiplin tinggi serta mentaati peraturan organisasi sekolah


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2005). Aplikasi Statistik dan Metode Penelian Untuk Administrasi &

Manajemen. Bandung: Dewaruci

Gaffar et al. (2003). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Laporan Buku, Makalah,

Skripsi, Tesis, Disertasi. Depdiknas Universitas Pendidikan Indonesia.

Ndraha, Taliziduhu.(2005). Teori Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudrajat, Akhmad. (2008). Teori Budaya Organisasi.[online].

Tersedia:http://pps.uny.ac.id/index.php?j=15 [10 Mei 2012]

Sugiyono, (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.

Tika, Moh. Pabundu. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja

Perusahaan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Komariah, Aan. (2004). Pengaruh Visionary Leadership (Kepemimpinan

Visioner) dan Budaya Sekolah Terhadap Efektifitas Sekolah di Era

Desentralisasi pada SMAN di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota

Provinsi Jawa Barat. Desertasi Doktor Pada Jurusan Administrasi

pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Komariah, dan Triatna. (2005). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Bandung: Bumi Aksara.


(6)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Triatna, Cepi.(2005). Kontribusi Lingkungan Eksternal, Lingkungan Internal, dan

Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Pembentukan

Budaya Sekolah Pada SMP Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota

Bandung Tahun 2005. Tesis Pada Jurusan Administrasi Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Wijaya. (2007). Menciptakan Budaya Sekolah Yang Tetap Eksis.[online]. Tersedia : http://wijaya.files.wordpress.com [10 Mei 2012]


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus pada SMA PGII 1 Bandung)

1 45 120

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, DAN KINERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DI SMA NEGERI KABUPATEN PRINGSEWU

2 30 105

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN AIR PUTIH KABUPATEN BATUBARA.

1 18 34

Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen organisasi di sekolah menengah pertama negeri di kecamatan sukasari Kota bandung.

0 3 65

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF PADA SD NEGERI DI KECAMATAN PURWAKARTA.

1 5 69

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF PADA SMA DI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 1 66

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SMA NEGERI DAN SWASTA DI KOTA BANDUNG.

0 1 57

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DI SMP NEGERI DAN SWASTA WILAYAH KOTA BANDUNG.

0 1 93

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH :Studi Deskriptif Analitik terhadap Persepsi Guru SMA Negeri SSN di Kota Bandung.

0 1 61

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI GURU, KOMPETENSI GURU DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SERTA IMPLIKASINYA PADA KOMPETENSI LULUSAN SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG, KOTA CIMAHI, KABUPATEN BANDUNG, DAN KABUPATEN BANDUNG BAR

0 0 29