PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY MATEMATIKA SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 PANOMBEIAN PANEI.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN

SELF-EFFICACY MATEMATIKA SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 PANOMBEIAN PANEI

Oleh :

Basaria Rayani Fauziah Sirait NIM 4113111012

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRI PS I

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Basaria Rayani Fauziah Sirait dilahirkan di Pematangsiantar, pada tanggal 27 April 1994. Ayah bernama Sondang Sirait , Ibu bernama Meilinar Tampubolon dan merupakan anak tunggal. Pada tahun 1999, penulis masuk SD Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2008. Selanjutnya penulis diterima di SMA Negeri 4 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan lulus pada tahun 2015.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction untuk meningkatkan Self-Efficacy Matematika Siswa di Kelas XI SMA Negeri 1 Panombeian Panei”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Edi Syahputra, M.Pd sebagai dosen Pembimbing Skripsi sekaligus dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan juga selama penyusunan skripsi sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof.Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Dr.E. Elvis Napitupulu, M.S, dan Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Panombeian Panei Bapak Anton Sinaga, S.Pd, M.Pd, Bapak Hotman Sinaga, S.Pd selaku Guru Pamong dan seluruh Bapak/ Ibu guru beserta Staf Pegawai SMA Negeri 1 Panombeian Panei yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.


(5)

v

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda yang tersayang S.Sirait dan Ibunda tercinta M.Br.Tampubolon yang selalu mendoakan, memberikan limpahan kasih sayang, dorongan, semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai harganya. Penulis juga berterima kasih kepada kakak tersayang Dewi Situmorang dan sahabat-sahabat terkasih Trinicha Simarmata, Natalia Malau, Arnold Sinaga, dan Daud Sipayung, yang selalu mendukungan, memberikan semangat dan kasih sayangnya kepada penulis.

Terima kasih juga buat sahabat penulis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu Kak Dian, Siska, Kak Tika, Kak Esther, juga Keluarga Kost 114C Kak Eva, Kak Roipina, Kan Jepri, Alibasa dan Magna yang selalu memotivasi dan mendampingi penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Tak lupa penulis berterima kasih kepada semua teman–teman keluarga besar Matematika Reguler Dik B’11 yang senantiasa mendukung dan menemani penulis. Terima Terima kasih juga kepada teman-teman PPLT Unimed 2014 di SMA Negeri 1 Pantai Cermin yang selalu memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2015 Penulis

Basaria R.F Sirait NIM. 4113111012


(6)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM

ACCELERATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN

SELF-EFFICACY MATEMATIKA SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 PANOMBEIAN PANEI

Basaria Rayani Fauziah Sirait (4113111012)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan Self-Efficacy Matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Panombeian Panei Tahun Ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah 32 siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Panombeian Panei dan objek penelitian ini adalah Self-Efficacy siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Accelerated Instruction (TAI).

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah angket, tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan turunan, angket untuk mengetahui peningkatan Self-Efficacy Matematika siswa, dan lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran ketika diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan angket dan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan angket dan tes hasil belajar. Dari hasil analisis data tes awal diperoleh banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 11 dari 32 siswa atau 34,38% dengan rata-rata kelas 61,87 serta hasil angket Self-Efficacy awal dengan rata-rata 56,81%. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan pembelajaran kooperatif tipe TAI menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 18 dari 32 siswa atau 56,25% dengan rata-rata kelas 70,62 dan rata-rata angket Self-Efficacy adalah 62,72%. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh 28 dari 32 siswa atau 87,50% telah mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata kelas 81,09 dan rata-rata angket Self-Efficacy adalah 77,96%. Ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I hingga siklus II. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperati tipe TAI dapat meningkatkan Self-Efficacy Matematika siswa di kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Panombeian Panei.


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Batasan Masalah 7

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 8

1.7 Defenisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Pengertian belajar 10

2.1.2 Hasil Belajar 11

2.1.3 Self-Efficacy 12

2.1.3.1 Pengertaian Self-Efficacy 13

2.1.3.2 Dimensi Self-Efficacy 13


(8)

vii

2.1.4 Model Pembelajaran 17

2.1.5 Pembelajaran Kooperatif 17

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI 19

2.1.7 Turunan 22

2.2 Kerangka Konseptual 24

2.3 Hipotesis Tindakan 25

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 26

3.1.1 Lokasi Penelitian 26

3.1.2 Waktu Penelitian 26

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 26

3.2.1 Subjek Penelitian 26

3.2.2 Objek Penelitian 26

3.3 Jenis Penelitian 27

3.4 Prosedur Penelitian 27

3.5 Alat Pengumpul Data 34

3.5.1 Tes 34

3.5.2 Observasi 34

3.5.3 Angket 35

3.6 Teknik Analisis Data 35

3.6.1 Reduksi Data 35

3.6.2 Paparan Data 35

3.6.2.1 Analisis Hasil Tes Belajar Siswa 36

3.6.2.2 Analisis Hasil Observasi 37

3.6.2.3 Analisis Skala Self-Efficacy 39


(9)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 42

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I 42

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II 49

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 55

4.2.1 Peningkatan Rata-Rata Self-Efficacy 56 4.2.2 Peningkatan Nilai Rata-Rata Kelas 57

4.2.3 Peningkatan Ketuntasan Belajar 58

4.3 Kendala Penelitian 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 60

5.2 Saran 61


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Hasil Skala Self-Efficacy 5

Tabel 2.1 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif 19

Tabel 2.2 Rumus dan Aturan Turunan Fungsi 23

Tabel 2.3 Notasi Turunan ke-n suatu Fungsi 23

Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Siswa 36

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Observasi Guru 37

Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Observasi Siswa 38

Tabel 3.4 Skor Alternatif Jawaban Angket 39

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instumen Self-Efficacy 40

Tabel 3.6 Klasifikasi Persentasi Skor Hasil Angket Self-Efficacy 40 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Self-Efficacy Awal Siswa 42 Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Self-Efficacy Siklus I Belajar Siswa 45 Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 45 Tabel 4.4 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada THB 1 46

Tabel 4.5 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal 46

Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Self-Efficacy Siklus II Siswa 52 Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 53 Tabel 4.8 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II 53


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 33 Gambar 4.1 Deskripsi Peningkatan Self-Efficacy Matematika Siswa 56 Gambar 4.2. Deskripsi Peningkatan Nilai Rata – rata Kelas 57 Gambar 4.3 Deskripsi Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa 58


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 64 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 70 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 76 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 82 Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 87 Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 92 Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa III 96 Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa IV 99 Lampiran 9. Kisi-Kisi Instrumen Self-Efficacy Awal 102 Lampiran 10. Angket Self-Efficacy Awal 103 Lampiran 11. Kunci Jawaban Skala Self-Efficacy Awal 105 Lampiran 12. Kisi-Kisi Instrumen Self-Efficacy I 106 Lampiran 13. Angket Self-Efficacy I 107 Lampiran 14. Kunci Jawaban Skala Self-Efficacy I 109 Lampiran 15. Kisi-Kisi Instrumen Self-Efficacy II 110 Lampiran 16. Angket Self-Efficacy II 111 Lampiran 17. Kunci Jawaban Skala Self-Efficacy II 113 Lampiran 18. Validasi Angket Self-Efficacy 114 Lampiran 19. Kisi kisi Tes Awal 120

Lampiran 20. Soal Tes Awal 121

Lampiran 21. Alternatif Jawaban dan Penskoran Tes Awal 122 Lampiran 22. Kisi kisi Tes Hasil Belajar I 124 Lampiran 23. Soal Tes Hasil Belajar I 125 Lampiran 24. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar I 126 Lampiran 25. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 129 Lampiran 26. Validasi Tes Hasil Belajar I 131 Lampiran 27. Kisi kisi Tes Hasil Belajar II 134 Lampiran 28. Soal Tes Hasil Belajar II 135


(13)

xii

Lampiran 29. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar II 136 Lampiran 30. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 139 Lampiran 31. Validasi Tes Hasil Belajar II 141 Lampiran 32. Daftar Nama Validator 144 Lampiran 33. Lembar Observasi Guru Siklus I 145 Lampiran 34. Lembar Observasi Guru Siklus II 147 Lampiran 35. Data Hasil Observasi Guru Siklus I 149 Lampiran 36. Data Hasil Observasi Guru Siklus II 150 Lampiran 37. Pedoman Observasi Siswa 151 Lampiran 38. Data Hasil Observasi Siswa Siklus I 153 Lampiran 39. Data Hasil Observasi Siswa Siklus II 154 Lampiran 40. Hasil Angket Self-Efficacy Awal 155 Lampiran 41. Hasil Angket Self-Efficacy I 156 Lampiran 42. Hasil Angket Self-Efficacy II 157

Lampiran 43. Hasil Tes Awal 158

Lampiran 44. Data Tes Hasil Belajar I 159 Lampiran 45. Data Tes Hasil Belajar II 160 Lampiran 46. Dokumentasi Penelitian 161


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang paling penting, dimana pendidikan dapat menjamin kelangsungan hidup sehingga manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Seperti yang dikemukakan oleh Trianto (2011:1), pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Melalui pendidikan juga sumber daya manusia yang berkualitas dicetak untuk menjadi motor penggerak kemajuan dan kemakmuran Bangsa.

Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah matematika. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya jam pelajaran matematika di sekolah. Selain itu matematika diberikan di semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan d asar, pendidikan menengah dan sebagian di Perguruan Tinggi. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Namun kenyataannya, matematika adalah pelajaran yang kurang diminati oleh siswa bahkan disebut sebagai mata pelajaran yang menyeramkan. Kurangnya minat siswa pada pelajaran matematika mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika.

Saat ini pembelajaran matematika belum berhasil di Indonesia seperti yang dikemukakan oleh Noor dalam (http://news.okezone.com/read/2013/01/08/ penyebab-indeks-matematika-siswa-ri-terendah-di-dunia)

Pada pemeringkatan Programme for International Student Assessment (PISA) terakhir, kemampuan literasi matematika siswa Indonesia sangat rendah. Indonesia menempati peringkat ke-61 dari 65 negara peserta


(15)

2

pemeringkatan. Peringkat Indonesia ini kalah jauh dari Thailand yang menempati posisi ke-50 dalam indeks literasi matematika. Sedangkan urutan terakhir ditempati oleh Kyrgizstan. Presiden Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI) Drs. Firman Syah Noor, M.Pd memaparkan, berdasarkan hasil penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) yang dilakukan oleh Frederick K. S. Leung pada 2003, ada tiga penyebab utama mengapa indeks literasi matematika siswa di Indonesia sangat rendah. "Guru besar University of Hong Kong itu menyebut lemahnya kurikulum di Indonesia, kurang terlatihnya guru-guru Indonesia, dan kurangnya dukungan dari lingkungan dan sekolah menjadi penyebab utama peringkat literasi Matematika siswa kita di urutan bawah," ujar Firman.

Seperti yang dikatakan pada kutipan diatas, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika di Indonesia adalah kurang terlatihnya guru-guru Indonesia. Hal ini berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran yang diselenggarakan guru di sekolah. Rendahnya kualitas pembelajaran disebabkan pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat dan kurangnya variasi model yang diterapkan guru. Pembelajaran merupakan suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan terutama jika menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Daryanto (2013:411) mengatakan :

Dalam membelajarkan matematika kepada peserta didik, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran satu arah, yaitu umumnya dari guru ke peserta didik, maka guru akan lebih mendominasi pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan tersiksa.

Hasil pengamatan mengatakan bahwa kebanyakan guru yang mengajar dengan teknik yang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan. Pembelajaran matematika di sekolah selama ini didominasi oleh pembelajaran konvensional. Dalam menjawab suatu persoalan, siswa sering tertuju pada satu jawaban yang paling benar dan menyelesaikan soal dengan tertuju pada contoh soal tanpa mampu memikirkan kemungkinan jawaban atau bermacam-macam gagasan dalam memecahkan masalah tersebut.


(16)

3

Dari hasil observasi yang dilakukan di sekolah SMA Negeri 1 Panombeian Panei ketika proses belajar mengajar matematika berlangsung, peneliti menemukan kurangnya interaksi antara guru bidang studi matematika dan siswa. Guru kurang memberikan perhatian kepada siswa dan hanya menyampaikan materi, sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan pasif. Siswa juga kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hanya 1 atau 2 siswa yang mau bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Selain melakukan observasi pada proses pembelajaran, peneliti juga membagikan angket kepada siswa tentang berlangsungnya proses belajar mengajar matematika di kelas mereka. Dari angket tersebut diperoleh data sebagai berikut:

 20 orang siswa mengaku kurang menggemari pelajaran matematika. Dari 32 siswa, 12 siswa berpendapat bahwa pelajaran matematika terlalu banyak rumus dan 12 siswa lainnya menganggap terlalu susah

 25 siswa mengaku bahwa mereka menilai pelajaran matematika di SMA lebih sulit dibandingkan sewaktu SMP. Untuk alasannya, 17 orang siswa mengakui cara mengajar guru adalah faktor yang mempengaruhi penilaian mereka terhadap pelajaran matematika.

 28 siswa berpendapat bahwa cara mengajar guru di kelas terlalu banyak mencatat, 27 siswa menilai guru matematikanya cuek dan jarang tersenyum

 29 siswa dari 32 orang menginginkan guru yang mengajar matematika di kelas mereka ramah dan bersahabat.

Dari jawaban angket dan interaksi langsung yang dilakukan peneliti dengan siswa di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Panombeian Panei, peneliti menyimpulkan bahwa kurangnya interaksi antara guru dengan siswa. Dari hasil wawancara dengan salah satu guru bidang studi matematika yaitu bapak H.Sinaga, beliau mengatakan hasil belajar matematika siswa di SMA Negeri 1 Panombeian Panei masih rendah. Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai hasil ujian matematika dibawah ketuntasan minimum. Hal ini terlihat dari hasil ujian semester gasal yang diperoleh siswa terkhusus di kelas XI IPA 1 bahwa 26 siswa


(17)

4

dari 32 siswa mendapat nilai dibawah 68. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa di kelas tersebut masih rendah.

Kurangnya interaksi antara guru bidang studi dengan siswa seperti yang telah dipaparkan dari hasil angket di atas membuat siswa menjadi kurang tertarik belajar matematika. Hal ini mengakibatkan menurunnya rasa keyakinan diri (Self-Efficacy) siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Jika siswa merasa tidak yakin pada dirinya dalam menyelesaikan setiap permasalah yang ada pada matematika, akan berdampak pada sulitnya siswa tersebut untuk menerima pelajaran. Proses pembelajaran juga menjadi kurang aktif dikarenakan siswa tidak yakin lagi untuk mengutarakan pendapatnya juga jawaban jika guru memberikan pertanyaan. Begitu juga jika ada materi yang kurang dipahami siswa, mereka menjadi memilih diam daripada menanyakan kepada guru yang berakibat siswa menjadi lebih sulit untuk mengerti materi selanjutya. Untuk itu, guru harus dapat meningkatkan sikap positif siswa yaitu Self-Efficacy siswa. Self-Efficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan individu mengenai kemampuan dirinya untuk mengorganisasi, melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu. Self-Efficacy dapat mempengaruhi siswa dalam memilih suatu tugas, usaha, ketekunan dan prestasi. Komponen-komponen dalam Self-Efficacy ini mencakup penghakiman dari kemampuan diri, mengatur penguasaan dan keterampilan, disiplin diri, mencapai prestasi, prediksi usaha dan motivasi, hasil pemikiran, dan menghasilkan prestasi. Siswa yang memiliki Self-Efficacy yang tinggi akan meningkatkan penggunaan kognitifnya dalam pembelajaran.

Pada saat melakukan observasi peneliti juga membagikan angket kepada siswa. Dari angket yang dibagikan peneliti kepada siswa yang berjumlah 32 orang pada saat observasi didapatkan hasil sebagai berikut :


(18)

5

Tabel 1.1 Hasil Skala Self-Efficacy

No. Pernyataan Pendapat Anda

SS S TS STS

1. Saya tidak menyerah bila menemui soal-soal

matematika yang sulit. 14 18 2.

Apabila dalam menyelesaikan soal latihan matematika menemukan jalan buntu, saya akan langsung menyerah.

20 12

3. Dalam ujian matematika saya selalu memilih duduk

paling depan. 1 8 20 3

4. Saya tidak suka jika guru matematika menyuruh

saya mengerjakan soal pelajaran di depan kelas. 3 15 10 4 5. Dalam ujian matematika saya berusaha mengerjakan

sendiri tanpa melihat punya teman. 2 10 20 6. Saya tidak percaya diri jika mempresentasikan hasil

jawaban matematika yang saya buat di depan kelas. 3 24 4 1 7. Ketika guru membuat ujian matematika secara

tiba-tiba, saya malas menjawabnya. 3 23 6

Dari tabel tersebut, dapat dilihat untuk pernyataan pertama, 18 orang siswa memilih TS (tidak setuju), yang artinya lebih dari setengah siswa menyatakan mereka akan menyerah bila menemui soal-soal matematika yang sulit. Pada pernyataan kedua, 20 orang siswa memilih S (setuju) akan menyerah apabila menemukan jalan buntu dalam mengerjakan soal matematika. Untuk pernyataan ketiga, 20 orang siswa memilih TS (tidak setuju) bahkan ada 3 orang siswa yang memilih STS (sangat tidak setuju) untuk memilih duduk di depan pada saat ujian matematika. Pada pernyataan keempat, 15 orang siswa yang memilih S (setuju) mengaku bahwa mereka tidak suka jika guru matematika menyuruh mengerjakan soal pelajaran di depan kelas. Pada pernyataan kelima, 20 orang siswa memilih TS (tidak setuju) untuk berusaha mengerjakan sendiri ujian matematika tanpa melihat punya teman. Pada pernyataan keenam, 24 orang siswa yang memilih S (setuju) mengaku tidak percaya diri saat mempresentasikan hasil jawaban matematika mereka di depan kelas. Pada pernyataan ketujuh, ada 23 orang siswa yang malas menjawab soal ujian matematika yang dilakukan secara tiba-tiba. Dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa masih memiliki Self-efficacy matematika yang rendah.


(19)

6

Berdasarkan hal di atas, diperlukan suatu strategi dan metode yang tepat untuk meningkatkan Self-Efficacy siswa sehingga hasil belajarnya juga meningkat. Salah satu metode mengajar yang dapat mendorong peningkatan Self-Efficacy siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Accelerated Instruction (TAI).

Teams Assited Individualization adalah nama program yang merupakan asal mula pengembangan dan penelitian programnya yang saat ini dikenal sebagai Teams Accelerated Instruction. TAI mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Slavin (2005 :190) mengatakan sebagai tambahan terhadap penyelesaaian masalah manajemen dan motivasi dalam program-program pengajaran individual, TAI dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif. Holly Beers (dalam Slavin 2005:192) juga mengatakan :

Tanggung jawab individual sebagaimana penghargaan kelompok adalah penting dalam meningkatkan pencapaian prestasi siswa. Pembelajaran kooperatif menggunakan strategi dengan sangat baik. Dalam TAI, ini yang sangat terlihat, khususnya pada siswa yang tadinya tidak suka matematika. Sering sekali para siswa menjadi sangat frustasi karena mereka tidak bisa memahami, dan sebagai akibatnya mereka gagal dalam ujian dan kuis. Dengan menggunakan TAI dalam pembelajaran matematika siswa yang bersangkutan jadi mampu bekerja pada tingkat kemampuan mereka sendiri dan meraih sukses.

Berdasarkan latar belakang itulah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Team Accelerated Instruction untuk meningkatkan Self-Efficacy Matematika


(20)

7

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dikemukakan beberapa identifikasi masalah yaitu :

1. Rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika. 2. Rendahnya Self-Efficacy matematika siswa dalam menyelesaikan

permasalahan-permasalahan matematika.

3. Belum diterapkannya model pembelajaran yang tepat pada materi tertentu untuk merangsang keaktifan belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

1.3 Batasan Masalah

Melihat demikian luasnya permasalahan, sementara kemampuan penulis terbatas, maka masalah dalam penelitian ini difokuskan pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) untuk meningkatkan Self-Efficacy Matematika Siswa di Kelas XI SMA Negeri 1 Panombeian Panei Tahun Pembelajaran 2014/2015.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah :

Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dapat meningkatkan Self-Efficacy Matematika siswa di kelas XI SMA N 1 Panombeian Panei?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui apakah Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dapat meningkatkan Self-Efficacy Matematika siswa.


(21)

8

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah : 1. Sebagai masukan bagi guru SMA Negeri 1 Penombeian Panei untuk

memilih model dan metode mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti senddiri sebagai calon guru. 3. Sebagai bahan masukan bagi siswa agar berupaya meningkatkan kasil

belajar dan self-efficacy dirinya.

4. Sebagai bahan studi banding yang relevan dikemudian hari. 1.7. Definisi Operasional

Untuk menghindari persepsi terhadap penggunaan istilah dala, penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut.

1. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Accelerated Instruction) adalah model pembelajaran yang mengombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik secara individual. Oleh karena itu, kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap peserta didik secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

2. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa melalui tes hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan terkhusus pada materi Turunan.


(22)

9

3. Self-Efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, atau mengatasi hambatan dalam belajar. Self-Efficacy dapat mempengaruhi siswa dalam memilih suatu tugas, usaha, ketekunan dan prestasi. Komponen-komponen dalam Self-Efficacy ini mencakup penghakiman dari kemampuan diri, mengatur penguasaan dan keterampilan, disiplin diri, mencapai prestasi, prediksi usaha dan motivasi, hasil pemikiran, dan menghasilkan prestasi. Siswa yang memiliki Self-Efficacy yang tinggi akan meningkatkan penggunaan kognitifnya dalam pembelajaran.


(23)

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah guru

membentuk kelompok heterogen berdasarkan hasil tes awal. Guru semakin motivasi siswa agar berani mengemukakan pendapat, yang dimulai dari dalam kelompok masing-masing. Guru lebih memfokuskan perhatian dalam membimbing siswa yang memiliki kemampuan yang rendah, dan guru memberikan penghargaan dan hadiah kepada kelompok yang terbaik. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi untuk guru pada siklus I sebesar 2,9 meningkat pada siklus II menjadi 3,4.

2. Terdapat penigkatan Self-Efficacy Matematika siswa selama melakukan

pembelajaran dengan model Kooperatif tipe TAI. Self-Efficacy

Matematika siswa pada siklus I diperoleh 62,72% (kategori rendah) dan meningkat pada siklus II menjadi 77,96% (kategori sedang). Terjadi peningkatan sebesar 15,24%.

5.2.Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Panombeian Panei

diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI agar pembelajaran semakin bervariasi serta dapat meningkatkan rasa keyakinan atau kepercayaan diri siswa terhadap kemampuannya


(24)

(Self-61

Efficacy) yang berpengaruh pada peningkatkan hasil belajar siswa serta dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi matematika.

2. Dalam proses pembelajaran, guru harus memperhatikan dan

mempertimbangkan kemampuan siswa yang bervariasi agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan

untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik.


(25)

62

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bandura. 1997. Tiga Dimensi Self-Efficacy (Online)

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678/26802/4/chapter%20II.pdf diakses pada 10 Februari 2015)

Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.

Hairida, dan Astuti, Marhaeny Wiji. 2012. Self-Eficacy dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA-Kimia. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol 3. No.1 Januari 2012.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya. Jakarta :Bumi Aksara

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto, M. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Prenada Media.

Warsito, Hadi.2009. Hubungan Antara Self-Efficacy dengan penyesuaian

Akademik dan Prestasi Akademik. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol IX No.1 April 2009

Winarti, Atiek. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Penerapan

Model Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) untuk

Mengatasi Heterogenitas Kemampuan Siswa di Kelas X SMAN 2 Banjarmasin. Varia Pendidikan, Vol 19 No.2, Desember 2007.


(26)

63

Wirodikromo,Sartono.2007.Matematika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta:Erlangga

Wirodikromo,Sartono.2008.Matematika untuk SMA Kelas XI. Jakarta:Erlangga Yhurike, Novianna. 2012. Penerapan Metode Team Accelerated Instruction (TAI)

untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V MI Muhannadiyah Kranggan Manisrenggo Tahun Pelajaran 2011/2012. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Terbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.


(1)

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah : 1. Sebagai masukan bagi guru SMA Negeri 1 Penombeian Panei untuk

memilih model dan metode mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti senddiri sebagai calon guru. 3. Sebagai bahan masukan bagi siswa agar berupaya meningkatkan kasil

belajar dan self-efficacy dirinya.

4. Sebagai bahan studi banding yang relevan dikemudian hari.

1.7. Definisi Operasional

Untuk menghindari persepsi terhadap penggunaan istilah dala, penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut.

1. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Accelerated Instruction) adalah model pembelajaran yang mengombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik secara individual. Oleh karena itu, kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap peserta didik secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

2. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa melalui tes hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan terkhusus pada materi Turunan.


(2)

3. Self-Efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, atau mengatasi hambatan dalam belajar. Self-Efficacy dapat mempengaruhi siswa dalam memilih suatu tugas, usaha, ketekunan dan prestasi. Komponen-komponen dalam Self-Efficacy ini mencakup penghakiman dari kemampuan diri, mengatur penguasaan dan keterampilan, disiplin diri, mencapai prestasi, prediksi usaha dan motivasi, hasil pemikiran, dan menghasilkan prestasi. Siswa yang memiliki Self-Efficacy yang tinggi akan meningkatkan penggunaan kognitifnya dalam pembelajaran.


(3)

60 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah guru

membentuk kelompok heterogen berdasarkan hasil tes awal. Guru semakin motivasi siswa agar berani mengemukakan pendapat, yang dimulai dari dalam kelompok masing-masing. Guru lebih memfokuskan perhatian dalam membimbing siswa yang memiliki kemampuan yang rendah, dan guru memberikan penghargaan dan hadiah kepada kelompok yang terbaik. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi untuk guru pada siklus I sebesar 2,9 meningkat pada siklus II menjadi 3,4.

2. Terdapat penigkatan Self-Efficacy Matematika siswa selama melakukan

pembelajaran dengan model Kooperatif tipe TAI. Self-Efficacy

Matematika siswa pada siklus I diperoleh 62,72% (kategori rendah) dan meningkat pada siklus II menjadi 77,96% (kategori sedang). Terjadi peningkatan sebesar 15,24%.

5.2.Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Panombeian Panei

diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI agar pembelajaran semakin bervariasi serta dapat meningkatkan rasa


(4)

Self-Efficacy) yang berpengaruh pada peningkatkan hasil belajar siswa serta dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi matematika.

2. Dalam proses pembelajaran, guru harus memperhatikan dan

mempertimbangkan kemampuan siswa yang bervariasi agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan

untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bandura. 1997. Tiga Dimensi Self-Efficacy (Online) (http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678/26802/4/chapter%20II.pdf diakses pada 10 Februari 2015)

Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.

Hairida, dan Astuti, Marhaeny Wiji. 2012. Self-Eficacy dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA-Kimia. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol 3. No.1 Januari 2012.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan

Pengembangannya. Jakarta :Bumi Aksara

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto, M. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Prenada Media.

Warsito, Hadi.2009. Hubungan Antara Self-Efficacy dengan penyesuaian Akademik dan Prestasi Akademik. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol IX No.1 April 2009

Winarti, Atiek. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) untuk Mengatasi Heterogenitas Kemampuan Siswa di Kelas X SMAN 2 Banjarmasin. Varia Pendidikan, Vol 19 No.2, Desember 2007.


(6)

Wirodikromo,Sartono.2007.Matematika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta:Erlangga

Wirodikromo,Sartono.2008.Matematika untuk SMA Kelas XI. Jakarta:Erlangga Yhurike, Novianna. 2012. Penerapan Metode Team Accelerated Instruction (TAI)

untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V MI Muhannadiyah Kranggan Manisrenggo Tahun Pelajaran 2011/2012. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Terbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENGATASI HETEROGENITAS KEMAMPUAN SISWA DI KELAS X SMAN 2 BANJARMASIN

0 4 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Accelerated Instruction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri 01 Sepanjang Kecama

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMUPUKAN DI SMK NEGERI 2 SUBANG.

0 0 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (Team Accelerated Instruction) DENGAN MEDIA JIGSAW PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X-1 SMA MUHAMMADIYAH I TEMANGGUNG.

0 2 61

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 KALASAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

1 2 286

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI 4 SMK N 1 JOGONALAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 10 241

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGISIAN KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1 PATUK.

0 2 15

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA DI KECAMATAN PRAMBANAN KLATEN.

2 18 297

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PLERET TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 258