PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMUPUKAN DI SMK NEGERI 2 SUBANG.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMUPUKAN DI SMK NEGERI 2 SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh RICKHI UTAMI

0811774

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMUPUKAN DI SMK NEGERI 2 SUBANG

Oleh Rickhi Utami

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

program studi pendidikan teknologi agroindustri

© Rickhi Utami

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

RICKHI UTAMI

0811774

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM

ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMUPUKAN DI SMK NEGERI 2 SUBANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Jaja Kustija, MSc NIP. 19591231 198503 1 022

Pembimbing II,

Drs. Suryana Deha NIP. 19470808 197302 1 001

Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Dr. Sri Handayani, M.Pd NIP. 19660930 199703 2 001


(4)

ABSTRACT

Application of Cooperative Learning Model Study Team Accelerated Instruction (TAI) To Enhance Student Learning Outcomes At Fertilization

Competence Standards in SMK Negeri 2 Subang Rickhi Utami

0811774

This research background by the low standards of student learning outcomes in fertilizing competence in skills programs agribusiness and horticulture crops. The purpose of this study is to investigate the learning outcomes of students who apply TAI learning model and conventional learning on the standard model of fertilization competence, know the difference between learning outcomes achieved by students between the implementing cooperative learning model TAI types and models of conventional learning and knowing the standard of student activity fertilizing competence with the implementation of cooperative learning model type TAI.

The research was conducted in two SMK Subang held on September 24 through October 6, 2012. The research method used was quasi experimental design, the design of the pretest-posttest control group study. Samples taken consists of two classes, namely experimental and control classes. The research instrument used is objective test instrument in the form of multiple choice questions and non-test instruments such as observation sheets. Instrument test result data, analyzed by statistical tests such as test comparison of pretest and posttest both classes, while the non-test data from instruments analyzed qualitatively. Based on the analysis of research data, found that differences in learning outcomes of the two classes is significant. Conclusions are based on the results of hypothesis testing using t count on a significant level of 1% and 5% level sinifikan. It appears that tcount> ttable good at significance level of 1% and 5%. It shows that there is a difference in student learning outcomes using cooperative learning model type TAI and conventional learning models.

Keywords: Model Learning, Cooperative Study TAI, Student Learning Outcomes.


(5)

ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar

Kompetensi Pemupukan di SMK Negeri 2 Subang Rickhi Utami

0811774

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada standar kompetensi pemupukan di program keahlian agribisnis produksi tanaman pangan dan hortikultura. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran TAI dan model pembelajaran konvensional pada standar kompetensi pemupukan, mengetahui perbedaan hasil belajar yang dicapai oleh siswa antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran konvensional dan mengetahui aktivitas siswa pada standar kompetesi pemupukan dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Subang yang dilaksanakan pada tanggal 24 September sampai 6 Oktober 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental design, dengan desain penelitian control group pretes posttest. Sampel yang diambil terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes objektif berupa soal-soal pilihan ganda dan instrumen non tes berupa lembar observasi. Data hasil instrumen tes, dianalisis dengan uji statistik berupa uji perbandingan nilai pretest dan posttest kedua kelas, sedangkan data hasil instrumen non tes dianalisis secara kualitatif.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, diperoleh bahwa perbedaan hasil belajar kedua kelas sangat signifikan. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan thitung pada taraf signifikan 1 % dan taraf sinifikan 5%. Terlihat bahwa nilai thitung > ttabel baik pada taraf signifikan 1% maupun 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran konvensional.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

1.7 Definisi Operasional ... 8

1.8 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Belajar dan Pembelajaran ... 11

2.1.1 Belajar ... 11

2.1.2 Pembelajaran ... 12

2.2 Model Pembelajaran ... 14

2.3 Model Pembelajaran kooperatif ... 15

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ... 16

2.5 Model Pembelajaran Konvensional... 19

2.6 Hasil Belajar ... 24

2.7 Pemupukan ... 25


(7)

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

3.2 Rencana Penelitian ... 30

3.2.1 Metode Penelitian ... 30

3.2.2 Desain Penelitian ... 30

3.3 Variabel dan Paradigma Penelitian ... 31

3.3.1 Variabel Penelitian ... 31

3.3.2 Paradigma Penelitian ... 31

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.4.1 Populasi ... 33

3.4.2 Sampel Penelitian ... 33

3.5 Prosedur Penelitian ... 33

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.7 Instrumen Penelitian ... 35

3.7.1 Instrumen Tes ... 36

3.7.2 Lembar Observasi ... 42

3.8 Teknik Analisa Data ... 42

3.8.1 Pengolahan Data Hasil Tes ... 42

3.8.2 Uji Normalitas ... 43

3.8.3 Homogenitas ... 43

3.8.4 Uji Hipotesis ... 44

3.8.5 Nilai Normal Gain ... 44

3.8.6 Hasil Observasi ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Deskripsi Data ... 46

4.1.1 Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 46

4.1.2 Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 47

4.1.3 Peningkatan Hasil Belajar ... 49

4.1.4 Rekapitulasi ... 51

4.2 Analisa Data ... 52

4.2.1 Uji Prasyarat ... 52

4.2.2 Uji Hipotesis ... 53

4.2.3 Data Hasil Observasi ... 55

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V PENUTUP ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 31

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas ... 38

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 39

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Soal ... 41

Tabel 4.1 Hasil Data Penelitian Kelas Kontrol ... 47

Tabel 4.2 Hasil Data Penelitian Kelas Eksperimen ... 48

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ... 51

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 52

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 53

Tabel 4.6 Uji-t Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 54


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Skema Paradigma Penelitian ... 32 Gambar 4.1 Perbandingan Rata-rata Pretes dan Posttest ... 50 Gambar 4.2 Perbandingan rata-rata N-Gain

Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 51 Gambar 4.3 Presentase Nilai Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa

Kelas Kontrol yang Relevan Pertemuan 1, Pertemuan 2

dan Pertemuan 3 ... 55 Gambar 4.4 Presentase Nilai Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa

Kelas Kontrol yang Tidak Relevan Pertemuan 1,

Pertemuan 2 dan Pertemuan 3 ... 56 Gambar 4.5 Presentase Nilai Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa

Kelas Eksperimen yang Relevan Pertemuan 1, Pertemuan 2 dan Pertemuan 3 ... 57 Gambar 4.6 Presentase Nilai Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa

Kelas Eksperimen yang Tidak Relevan Pertemuan 1,

Pertemuan 2 dan Pertemuan 3 ... 57 Gambar 4.7 Perbandingan Frekuensi Skor Pretest dan Posttest

Kelas Kontrol ... 59 Gambar 4.8 Perbandingan Frekuensi Pretes dan Posttest

Kelas Eksperimen ... 60 Gambar 4.9 Perbandingan Frekuensi N-Gain Kelas


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman LAMPIRAN A

Perangkat Administrasi Pembelajaran

1. Silabus ... 71

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 72

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 81

LAMPIRAN B Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen ... 91

2. Lembar Soal ... 93

3. Lembar Validasi Soal (Expert Judgment) ... 97

4. Data Analisis Soal ... 106

5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ... 112

6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 115

7. Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Kontrol ... 118

8. Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Kelas Kelas Eksperimen ... 119

LAMPIRAN C Pengolahan Data 1. Pengolahan Nilai Data Kontrol dan Eksperimen ... 121

2. Uji Normalitas Data Kontrol dan Eksperimen ... 123

3. Uji Homogenitas Data Kontrol dan Eksperimen ... 125

4. Uji Hipotesis ... 126

5. Uji Normal Gain Kelas Kontrol dan Uji Normal Gain Kelas Eksperimen .. 130

6. Tabel Statistik ... 132

LAMPIRAN D Dokumentasi dan Surat-surat 1. Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing ... 142

2. Surat Keterangan Tempat Penelitian dari Kaprodi ... 144

3. Surat Keterangan Penelitian dari SMK Negeri 2 Subang ... 145

4. Lembar Usulan Perbaikan Draft Skripsi ... 146

5. Kartu Bimbingan ... 147

6. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 151


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu usaha sadar yang disegaja dan terencana dalam mengantarkan manusia untuk menemukan pribadinya sebagai orang dewasa yang dapat berdiri sendiri dan penuh rasa tanggung jawab yang berdasarkan falsafah bangsa, sehingga dirinya mampu mengembangkan daya cipta, rasa dan karsanya demi kemajuan dan pengabdiannya kepada agama, bangsa dan negara.

Pendidikan yang ada di Indonesia terdiri dari berbagai bidang salah satunya yaitu pendidikan di bidang pertanian, hal ini sejalan dengan kondisi Indonesia yang merupakan negara agraris, oleh karena itu pendidikan pertanian merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan. Sebagai langkah untuk meningkatkan pendidikan pertanian yaitu dengan adanya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian.

Mata pelajaran di SMK Pertanian terdiri dari tiga bagian yaitu mata pelajaran adaptif, normatif dan mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif merupakan pelajaran yang banyak diajarkan dan memiliki presentase tertinggi dibandingkan mata pelajaran yang lain. Mata pelajaran produktif yaitu mata pelajaran yang proses pembelajarannya membutuhkan keahlian atau keterampilan


(12)

yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur serta standar kerja yang sesungguhnya, untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan tuntutan pasar.

Selain keterampilan indikasinya adalah seberapa jauh siswa menguasai pengetahuan yang diberikan di sekolah tersebut kemudian diwujudkan dengan prestasi. Menurut Arikunto (2010:27) “prestasi adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan”. Siswa dikatakan tuntas jika telah mendapatkan nilai kriteria ketuntasan minimum 75 sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (KTSP SMK).

Pada kenyataannya saat penulis melakukan Program Latihan Propesi (PLP) di SMK Negeri 2 Subang Program Studi Agribisnis Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, ternyata proses pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran berbasis produksi. Pembelajaran berbasis produksi adalah proses kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara melibatkan siswa secara langsung untuk terjun ke lapangan mengikuti produksi. Sedangkan untuk proses pembelajaran didalam kelas dalam penyampaian materi jarang dilakukan oleh guru melainkan dengan cara pemberian tugas.

Ketidakseimbangan kegiatan pembelajaran antara pembelajaran berbasis produksi dengan pembelajaran yang dilakukan dikelas menyebabkan pemahaman siswa akan materi yang disampaikan menjadi kurang optimal. Hal ini yang melandasi penulis untuk melakukan penelitian ini dikarenakan dilihat dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah untuk jurusan


(13)

Agribisnis Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura yaitu 80. Sedangkan untuk Nilai siswa pada mata diklat produktif khususnya standar kompetensi pemupukan semester genap tahun ajaran 2011-2012 pada Program Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura siswa kelas XI menunjukkan 27% siswa memiliki nilai ≥ 80, 73% siswa berada pada nilai < 80. Hal tersebut menunjukkan masih banyak siswa yang memperoleh nilai < 80 atau belum memenuhi angka kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah.

Berdasarkan uraian diatas, perlu adanya usaha atau tindakan yang dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperbaiki kinerja sebagai guru dengan mengembangkan berbagai metode dan model pembelajaran yang menarik. Usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang baru yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Sesuai dengan karakter materi pelajaran yang akan disampaikan didalam kelas, khususnya di kelas XI Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura pada standar kompetensi pemupukan yang materi pelajarannya perlu dipahami secara mendalam.

Dengan demikian diperlukan kerjasama antara guru dan siswa untuk memahami secara menyeluruh materi yang ada. Kerjasama antar siswa dapat dilakukan dengan membagi kelompok kecil. Adanya kelompok-kelompok kecil ini terdapat kesesuaian dengan model yang akan diterapkan, yaitu


(14)

model kooperatif tipe TAI. Alur pembelajaran kooperatif tipe TAI ini didalamnya terdapat diskusi antar siswa yang dibagi dalam kelompok-kelompok kecil.

Berdasarkan latar belakang dan masalah-masalah yang didapat dilapangan, maka kooperatif Tipe TAI merupakan model pembelajaran yang mempunyai karakteristik sesuai dengan masalah-masalah yang didapatkan. Sehubungan dengan itu peneliti merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran koperatif tipe TAI pada mata pelajaran produktif khususnya standar kompetensi pemupukan di SMK N 2 Subang. Sehingga peneliti mengambil judul penelitian yaitu Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Pemupukan di SMK Negeri 2 Subang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Ketidakseimbangan antara pembelajaran produksi dengan pembelajaran dikelas pada Program Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.

2. Pemahaman dan penguasaan materi siswa pada standar kompetensi pemupukan masih belum optimal.


(15)

3. Berdasarkan hasil observasi dilapangan hasil belajar siswa pada standar kompetensi pemupukan masih banyak yang belum memenuhi angka KKM yang ditetapkan sekolah.

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari penyimpangan tujuan dan penelitian menjadi lebih terarah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas XI Program Keahlian APTN SMK Negeri 2 Subang.

2. Model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol dan model pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk kelas eksperimen.

3. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini hanya meliputi pada aspek penguasaan materi (kognitif) yaitu pretest-posttest dan sikap (Afektif) selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran konvensional.

1.4 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional pada standar kompetensi pemupukan di kelas XI Program Keahlian APTN di SMK Negeri 2 Subang?


(16)

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada standar kompetensi pemupukan di kelas XI Program Keahlian APTN di SMK Negeri 2 Subang?

3. Bagaimana perbedaan hasil belajar yang dicapai oleh siswa antara yang menerapkan model pembelajaran Konvensional dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada standar standar kompetensi pemupukan Program Keahlian APTN di SMK Negeri 2 Subang?

4. Bagaimana aktivitas siswa pada standar kompetensi pemupukan kelas XI di SMK Negeri 2 Subang dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini pada umumnya adalah sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan oleh guru di SMK Negeri 2 Subang. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional pada standar kompetensi pemupukan kelas XI Program Keahlian APTN di SMK Negeri 2 Subang.

2. Mengetahui hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada standar kompetensi pemupukan kelas XI Program Keahlian APTN di SMK Negeri 2 Subang.

3. Mengetahui perbedaan hasil belajar yang dicapai oleh siswa antara yang menerapkan model pembelajaran Konvensional dengan model


(17)

pembelajaran kooperatif tipe TAI pada standar kompetensi pemupukan Program Keahlian APTN di SMK Negeri 2 Subang.

4. Mengetahui aktivitas siswa pada standar kompetensi pemupukan kelas XI di SMK Negeri 2 Subang dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari tujuan yang dikemukakan diatas, maka setelah penelitian ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa, pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat dijadikan sebagai alat dan cara belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada standar kompetensi pemupukan. 2. Bagi guru, pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dapat

dijadikan salah satu model pembelajaran alternatif dalam menyampaikan materi kepada siswa khususnya pada standar kompetensi pemupukan. 3. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

mengaplikasikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

4. Bagi peneliti, dapat menjadi wahana memperoleh pengetahuan dan keterampilan penggunaan model pembelajaran kooperatif TAI, sebagai


(18)

langkah awal dalam mendapatkan solusi terkait dengan masalah-masalah yang tejadi dalam proses pembelajaran standar kompetensi pemupukan. 5. Bagi peneliti lain, dapat memberikan wawasan baru dan sebagai bahan

masukan bagi peneliti yang mengkaji masalah serupa.

1.7 Definisi Operasional

Guna menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

1.Penerapan

Penerapan adalah pemasangan, pengenaan atau perihal mempraktikan (KBBI, 2001). Adapun maksud penerapan di sini adalah mempraktikan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada standar kompetensi pemupukan di SMK Negeri 2 Subang.

2.Model

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), model adalah pola dari sesuatu yang akan dibuat. Yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu bagaimana guru membuat siswa agar dapat memecahkan masalah dengan bekerja sama dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

3.Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok belajar siswa kecil yang bekerja sebagai suatu tim untuk menyelesaikan suatu masalah, mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan


(19)

membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mempunyai dampak positif untuk siswa yang rendah hasil belajarnya. Hal ini disebabkan pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa untuk berinteraksi.

4.Model kooperatif tipe TAI

Menurut Suyitno dalam Sanjaya (2008) model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang haterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda-beda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang mebutuhkan bantuan.

5.Hasil Belajar

Menurut Nasution dalam Sularmi (2011) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

6.Pemupukan

Pemupukan adalah pengaplikasian bahan/unsur-unsur kimia organik maupun anorganik yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia tanah dan mengganti kehilangan unsur hara dalam tanah serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman.


(20)

1.8 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan dalam bab ini mengemukakan tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka, pada bab ini menguraikan tentang belajar dan pembelajaran, model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif tipe TAI, model pembelajaran konvensional, hasil belajar, pemupukan, dan hipotesis.

BAB III Metodologi Penelitian, pada bab ini menguraikan tentang waktu dan tempat penelitian, rancangan penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisa data.

BAB VI Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini menguraikan tentang deskripsi data, analisa data dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V Penutup, pada bab ini menguraikan tentang penutup yang berisi kesimpulan dan saran peneliti setelah melakukan penelitian.


(21)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

1.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2012-2013. Tepatnya penelitian ini dimulai pada tanggal 24 september sampai 6 Oktober 2012. Adapun tempat penelitiannya adalah di SMK Negeri 2 Subang.

1.2 Rancangan Penelitian 1.2.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental design. Metode ini dipilih karena harus dijalankan dengan menyelidiki suatu kelompok yang diberikan perlakuan. Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti juga membagi menjadi dua grup yaitu grup treatment dan grup kontrol (Sugiyono, 2010:112).

Dalam penelitian ini, kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, kelompok kontrol diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

1.2.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian control group pretes-posttest. Adapun rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:


(22)

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen Q1 X1 Q3

Kontrol Q2 X2 Q4

Keterangan : Q1 dan Q2 : Pretest Q3 dan Q4 : Posttest

X1: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI X2 : Penggunaan Model Pembelajaran Konvensional

1.3 Variabel dan Paradigma Penelitian 1.3.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa maka terdapat 2 variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel penyebab yang saling tidak mempengaruhi variabel lainnya. Adapun variabel-variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu:

X¹ : Hasil belajar yang menerapkan model pembelajaran TAI

X² : Hasil belajar yang menerapkan model pembelajaran konvensional 1.3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian dibuat untuk memperjelas langkah atau alur penelitian dengan menggunakan kerangka penelitian sebagai tahapan kegiatan penelitian


(23)

secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, secara umum paradigma penelitian digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Skema Paradigma Penelitian Siswa Kelas XI

Kompetensi Keahlian Agribisnis

Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kelas Kontrol

Pretest Pembelajaran Konvensional

Posttest Hasil belajar

Kelas Eksperimen

Pretest Pembelajaran

dengan TAI

Posttest Hasil belajar

Analisis

Temuan Penelitian

Kesimpulan dan Saran


(24)

1.4 Populasi dan Sampel Penelitian 1.4.1Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian (Arikunto 2010:173). Dari pengertian tersebut populasi penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI program keahlian APTN SMK Negeri 2 Subang. 1.4.2Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel total. Sehingga sampel dalam penelitian ini diambil sebesar populasi yaitu seluruh siswa kelas XI APTN sebanyak 2 kelas.

1.5 Prosedur Penelitian

Tahapan dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini, penulis melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat proposal penelitian;

b. Mengusulkan surat keputusan mengenai dosen pembimbing skripsi; c. Melaksanakan bimbingan kepada dosen pembimbing;

d. Melaksanakan seminar proposal penelitian;

e. Mengadakan perbaikan-perbaikan proposal penelitian berdasarkan hasil seminar dan arahan-arahan Pembimbing I dan Pembimbing II;


(25)

f. Mengajukan surat izin observasi dan penelitian di SMK Negeri 2 Subang.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan observasi tempat penelitian dan mengadakan konsultasi dengan Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Subang, dan Wakasek Bidang Kurikulum terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan;

b. Mengadakan konsultasi dengan guru produktif terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan;

c. Melaksanakan penelitian di kelas XI Program Keahlian APTN SMK Negeri 2 Subang dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membagi kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional, sedangkan kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran TAI. 2) Memberikan pretest dengan menggunakan 20 butir soal pilihan

ganda, setelah terlebih dahulu meminta lembar judgment (pernyataan) pada guru Mata Pelajaran Produktif SMK Negeri 2 Subang guna validasi soal-soal tersebut.

3) Memberikan perlakuan kepada kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran TAI. 4) Memberikan postest pada akhir pertemuan.


(26)

5) Konsultasi pada Pembimbing I dan Pembimbing II mengenai hasil penelitian di lapangan;

d. Melaksanakan perbaikan berdasarkan saran dari Pembimbing I dan Pembimbing II;

3. Tahap Akhir

a. Pengolahan data dilakukan terhadap hasil pretest dan postest yang telah dilaksanakan selama penelitian;

b. Pengolahan data dimaksudkan untuk menguji peningkatan (N-gain) dan menguji hipotesis;

c. Membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian.

1.6 Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua buah data penelitian. Data utama adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari pelaksanaan pretest dan posttest. Data penunjang penelitian adalah data hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil belajar diperoleh dengan menggunakan instrumen tes berupa tes objektif sedangkan data hasil observasi diperoleh dengan menggunakan instrumen nontes berupa lembar observasi.

1.7 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu; (1) Instrumen tes, (2) Lembar observasi


(27)

1.7.1 Instrumen Tes

Instrumen tes dalam penelitian ini berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang berkaitan dengan materi pelajaran. Dalam penelitian ini, tes tertulis yang digunakan adalah tes awal dan tes akhir. Tes awal deberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum perlakuan diterapkan. Tes akhir diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah perlakuan diterapkan. Instrumen tes diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa. Sebelum dilakukan ujicoba, intrumen tes dikonsultasikan kepada pembimbing dan kepada guru bidang studi produktif di tempat penelitian dengan menggunakan lembar judgement. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas teoritik dari instrumen tes tersebut. Ujicoba instrumen dilakukan sebelum penelitian berlangsung. Instrumen tes diujicobakan kepada siswa kelas XII SMK Negeri 2 Subang. Setelah data hasil ujicoba diperoleh kemudian setiap butir soal akan dianalisis untuk mengetahui validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Dalam mengolah data hasil ujicoba instrumen, peneliti menggunakan statistik.

1) Uji Validitas

Suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat evaluasi tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Pengujian validitas instrumen ini merupakan pengujian validitas setiap butir tes. Pengujian validitas setiap butir soal dapat dihitung dengan menggunakan teknis analisis point biserial, karena skor setiap soal untuk jawaban benar adalah 1 dan jawaban salah adalah 0 yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini.


(28)

q p St

Mt Mp rpbis 

Dimana:

rpbis = indeks point biserial

Mp = mean (rata-rata) skor yang dijawab betul oleh testee (peserta tes) pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan

Mt = mean (rata-rata) skor yang dijawab salah oleh testee (peserta tes) pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan

St = deviasi standar

P = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya

q = proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya

(Arikunto, 2012:93) Perhitungan pengujian validitas instrumen tes ini terdapat pada Lampiran B.3. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 30 soal yang diujicobakan terdapat 20 soal yang dinyatakan valid. Butir-butir soal tersebut adalah soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29. Semua soal yang valid ini selanjutnya akan disaring kembali berdasarkan kriteria yang lainnya untuk digunakan dalam penelitian ini.

2) Reabilitas Tes

Suatu alat evaluasi dikatakan reliabel apabila hasil evaluasi tersebut tidak berubah ketika digunakan untuk subjek yang berbeda. Setelah dilakukan


(29)

pengujian validitas semua instrumen, maka butir-butir soal yang valid dihitung koefisien reliabilitasnya. Seperti yang diuraikan pada bagian uji validitas, didapat bahwa dari 30 soal yang diujicobakan terdapat 20 soal yang dinyatakan valid. Oleh karena itu, yang dihitung koefisien reliabilitasnya adalah 20 soal tersebut.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menunjukkan reliabilitas suatu instrumen tes adalah rumus KR-20 yang ditunjukkan dengan rumus berikut ini.

 

   

 

2

2 11 1 St pq St k k r

(Arikunto, 2012 : 115) Dimana:

k = jumlah testee

p = proporsi jumlah testee yang menjawab benar q = proporsi jumlah testee yang menjawab salah St² = deviasi standar

Selanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Koefisien Korelasi Derajat Reliablitas

r11< 0,20 Sangat rendah

0,20 ≤ r11< 0,40 Rendah

0,40 ≤ r11< 0,70 Sedang

0,70 ≤ r11< 0,90 Tinggi


(30)

(Arikunto, 2007:93) Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada Lampiran B.3. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,837. Nilai ini termasuk kategori tinggi (r11>0,70) atau dengan kata lain bahwa instrumen ini reliabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini.

3) Tingkat Kesukaran

Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu, sesuai dengan karakteristik peserta tes. Taraf kesukaran suatu tes dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini.

JS B P

(Arikunto, 2012:223) Dimana :

P = derajat kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa seluruh tes

Adapun klasifikasi interpretasi untuk tingkat kesukaran adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Kategori

0,10 < IK ≤ 0,30 Sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah


(31)

Hasil uji coba menunjukkan bahwa dari 30 soal terdapat 19 soal yang termasuk kategori sedang dan 11 termasuk kategori mudah. Dari 20 soal yang valid, semua soal memenuhi kriteria derajat kesukaran. Soal-soal tersebut adalah soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29. Tingkat kesukaran yang diperoleh untuk tiap butir soal disajikan pada Lampiran B.3.

4) Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus.

Pb Pa Jb Bb Ja Ba

D   

Keterangan:

D = daya pembeda

Ja = banyaknya peserta kelompok atas Jb = bayaknya peserta kelompok bawah

Ba = bayaknya kelompok peserta atas yang menjawab soal dengan benar Bb = banyaknya kelompok peserta bawah yang menjawab soal dengan benar Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Arikunto, 2012:228) Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda adalah sebagai berikut:


(32)

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Soal Rentang

Daya Beda

Kategori

0,00 < DP ≤ 0,20 Buruk

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

(Arikunto, 2012:232) Hasil uji coba dengan menggunakan statistik menunjukkan bahwa 30 soal terdapat 4 soal yang termasuk kategori buruk, 5 soal termasuk kategori cukup, 15 soal termasuk kategori baik dan 6 soal termasuk kategori baik sekali. Jika ditinjau dari soal-soal valid dan memenuhi kriteria derajat kesukaran, maka dari 20 soal yang memenuhi kedua kriteria tersebut juga memenuhi kriteria daya beda ini. Daya pembeda yang diperoleh untuk tiap butir soal disajikan pada Lampiran B.3.

Dari keseluruhan soal yang diujicobakan, jumlah soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 soal. Pemilihan 20 soal ini disamping didasarkan pada keempat kriteria di atas juga didasarkan pada keterwakilan semua indikator materi pembelajaran. soal-soal yang dipilih dianggap memiliki kriteria yang paling baik berdasarkan keempat kriteria yang diisyaratkan. Disamping itu, 20 soal yang digunakan ini dianggap telah mewakili setiap indikator pembelajaran sehingga ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diukur dengan 20 soal ini.


(33)

1.7.2 Lembar Observasi

Lembar observasi adalah instrumen non tes yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Lembar observasi ini digunakan ketika pembelajaran sedang berlangsung. Setiap pernyataan pada lembar observasi untuk aktivitas siswa terdiri dari beberapa aspek yang perlu diamati. Sedangkan untuk aktivitas guru dimaksudkan untuk mengetahui apakah guru melaksanakan aktivitas yang disebutkan atau tidak.

1.8 Teknik Analisa Data 1.8.1 Pengolahan Data Hasil Tes

1. Menghitung rentang kelas

2. Menghitung banyaknya kelas dan panjang kelas 3. Membuat tabel distribusi

4. Mencari median dan modus

5. Mencari rata-rata kelas dengan rumus

̅

Keterangan:

̅ = angka rata-rata fi = jumlah data fi.xi = nilai data 6. Diviasi standar


(34)

1.8.2 Uji Normalitas

Uji normalitas data ini untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu chi-kuadrat, dengan rumus:

Dengan dk = K-3 dan = 0,05

(Sudjana, 1984:270) Simbol Oi pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi observasi sedangkan simbol Ei menunjukkan frekuensi ekspektasi (harapan). Kriteria pengujian nilai chi-kuadrat adalah sebagai berikut:

a. Jika X²hitung≤X²tabel, maka data berdistribusi normal b. Jika X²hitung > X²tabel, maka data tidak berdistribusi normal

1.8.3 Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) memiliki varians yang sama atau penguasaan yang homogen. Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:

Vb = varians (Sd) yang lebih besar Vk = varians (Sd) yang lebih kecil


(35)

Kriteria pengujian nilai homogenitas adalah sebagai berikut: c. Jika Fhitung≤ Ftabel, maka data berdistribusi normal d. Jika Fhitung > Ftabel, maka data tidak berdistribusi normal

1.8.4 Uji Hipotesis

Bila hasil test yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji hipotesis dengan rumus:

Keterangan:

X1 = mean sampel kelompok eksperimen X2 = mean sampel kelompok kontrol dsg = nilai deviasi standar gabungan

n1 = jumlah anggota sampel kelas eksperimen n2 = jumlah anggota sampel kelas kontrol

(Arikunto, 2008:56) 1.8.5 Nilai Normal Gain

Gain adalah antara selisih antara nilai pretest dan nilai posttest. Disamping itu, gain juga menunjukkan peningkatan pemahaman siswa atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan. Uji normal gain menurut Meltzer adalah:


(36)

dengan kategori perolehan: g tinggi : nilai (g) ≥ 0,70 g sedang : nilai 0,70 < (g) ≥ 0,3 g rendah : nilai (g) < 0,3

1.8.6 Hasil Observasi

Data hasil observasi akan dianalisis secara deskriftif. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas selama diberi perlakuan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada masing-masing kelompok dan kontrol, yang dihitung dengan menggunakan rumus:

(Arikunto, 2008:246) Keterangan:

P = presentase F = frekuensi data


(37)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa mengenai standar kompetensi pemupukan pada kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional, berdasarkan hasil analisis menunjukkan interpretasi berada pada kategori “sedang”. 2. Hasil belajar siswa mengenai standar kompetensi pemupukan pada

kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, berdasarkan hasil analisis menunjukkan interpretasi berada pada kategori “sedang”.

3. Berdasarkan analisis data menunjukkan, terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Dimana pada kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam proses pembelajarannya lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

4. Aktivitas siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih aktif dan kondusif dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.


(38)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.

1. Untuk pengajar. Penulis menyarankan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada standar kompetensi pemupukan.

2. Untuk pihak sekolah. Diharapkan menambah sarana dan prasarana agar para siswa bisa melakukan proses belajar mengajar dengan lebih baik dan berjalan dengan lancar.

3. Untuk peneliti selanjutnya. Penulis menyarankan untuk lebih inovatif dalam proses penyampaian materi agar proses pembelajaran dapat lebih menarik, menyenangkan, dan bermakna.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Suprijono. (2012). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdikbud. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : PN Persero Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar

Berkelompok. Bandung. Alfabeta

Miftahul, Huda. (2011). Cooperative Learning :Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media.

Setyamidjaja, Djoehana. (1985). Pupuk dan Pemupukan. Bogor: Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri Cibalagung

Slavin, Robert, E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung. Nusa Media


(40)

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugioyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sularmi. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI SD Negeri Sidoharum Kabupaten Musi Rawas Melalui Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT). [Online]. Tersedia: http://bio-

sanjaya.blogspot.com/2012/03/skripsi-ptk-model-kooperatif-tipe-teams.html. [Diunduh pada tanggal 12 Juni2012 pada pukul 17.49 WIB] Trianto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”. Bandung: Univesity Press UPI


(1)

44

Rickhi Utami, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Pemupukan Di SMK Negeri 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kriteria pengujian nilai homogenitas adalah sebagai berikut: c. Jika Fhitung≤ Ftabel, maka data berdistribusi normal d. Jika Fhitung > Ftabel, maka data tidak berdistribusi normal

1.8.4 Uji Hipotesis

Bila hasil test yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji hipotesis dengan rumus:

Keterangan:

X1 = mean sampel kelompok eksperimen X2 = mean sampel kelompok kontrol dsg = nilai deviasi standar gabungan

n1 = jumlah anggota sampel kelas eksperimen n2 = jumlah anggota sampel kelas kontrol

(Arikunto, 2008:56)

1.8.5 Nilai Normal Gain

Gain adalah antara selisih antara nilai pretest dan nilai posttest. Disamping itu, gain juga menunjukkan peningkatan pemahaman siswa atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan. Uji normal gain menurut Meltzer adalah:


(2)

45

Rickhi Utami, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Pemupukan Di SMK Negeri 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan kategori perolehan:

g tinggi : nilai (g) ≥ 0,70 g sedang : nilai 0,70 < (g) ≥ 0,3 g rendah : nilai (g) < 0,3

1.8.6 Hasil Observasi

Data hasil observasi akan dianalisis secara deskriftif. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas selama diberi perlakuan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada masing-masing kelompok dan kontrol, yang dihitung dengan menggunakan rumus:

(Arikunto, 2008:246) Keterangan:

P = presentase F = frekuensi data


(3)

Rickhi Utami, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Pemupukan Di SMK Negeri 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa mengenai standar kompetensi pemupukan pada kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional, berdasarkan hasil analisis menunjukkan interpretasi berada pada kategori “sedang”. 2. Hasil belajar siswa mengenai standar kompetensi pemupukan pada

kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, berdasarkan hasil analisis menunjukkan interpretasi berada pada kategori “sedang”.

3. Berdasarkan analisis data menunjukkan, terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Dimana pada kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam proses pembelajarannya lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

4. Aktivitas siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih aktif dan kondusif dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.


(4)

Rickhi Utami, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Pemupukan Di SMK Negeri 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.

1. Untuk pengajar. Penulis menyarankan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada standar kompetensi pemupukan.

2. Untuk pihak sekolah. Diharapkan menambah sarana dan prasarana agar para siswa bisa melakukan proses belajar mengajar dengan lebih baik dan berjalan dengan lancar.

3. Untuk peneliti selanjutnya. Penulis menyarankan untuk lebih inovatif dalam proses penyampaian materi agar proses pembelajaran dapat lebih menarik, menyenangkan, dan bermakna.


(5)

67

Rickhi Utami, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Pemupukan Di SMK Negeri 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Suprijono. (2012). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdikbud. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : PN Persero Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar

Berkelompok. Bandung. Alfabeta

Miftahul, Huda. (2011). Cooperative Learning :Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media.

Setyamidjaja, Djoehana. (1985). Pupuk dan Pemupukan. Bogor: Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri Cibalagung

Slavin, Robert, E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung. Nusa Media

Sudjana, N. (1984). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito 67


(6)

68

Rickhi Utami, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Pemupukan Di SMK Negeri 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugioyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sularmi. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI SD Negeri Sidoharum Kabupaten Musi Rawas Melalui Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT). [Online]. Tersedia: http://bio-

sanjaya.blogspot.com/2012/03/skripsi-ptk-model-kooperatif-tipe-teams.html. [Diunduh pada tanggal 12 Juni2012 pada pukul 17.49 WIB] Trianto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”. Bandung: Univesity Press UPI


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas 8 di SMP Negeri 3 Tangerang (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas 8 SMP Negeri 3 Tangerang)

2 9 234

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENGATASI HETEROGENITAS KEMAMPUAN SISWA DI KELAS X SMAN 2 BANJARMASIN

0 4 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

0 7 35

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Accelerated Instruction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri 01 Sepanjang Kecama

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU.

1 1 45

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR BETON BERTULANG DI SMK N 2 GARUT.

0 3 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (Team Accelerated Instruction) DENGAN MEDIA JIGSAW PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X-1 SMA MUHAMMADIYAH I TEMANGGUNG.

0 2 61

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGISIAN KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1 PATUK.

0 2 15

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) PADA MATA DIKLAT PLC DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 0 102