PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI KELAS VII SMP NEGERI 27 MEDAN.
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN
KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN
BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 27 MEDAN
Oleh:
Dewi Irawaty
NIM. 4103311017
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karuniaNya yang memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini
dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Konvensional Pada
Pokok Bahasan Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan.”, disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis M.Pd, Bapak Dr. H.
Banjarnahor, M.Pd, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si yang telah memberikan masukan
dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya
penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Zul Amry, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah
memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu
Hajar, M.Si selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta staf pegawai
direktorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA, Bapak
Drs. Syafari, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia,
M.Si selaku sekretaris jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED yang
telah membantu penulis.
Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada Ayahanda Rusliadi dan
Ibunda Wariam yang tercinta, serta kepada adik-adik yaitu Putri Handayani dan
Jonindo yang selalu senantiasa membantu penulis dan memberikan semangat yang
luar biasa bagi penulis serta dana kepada saya dalam menyelesaikan studi di
Unimed. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kepala Sekolah
v
Hj. Masraya, S.Pd dan Bapak Andi Syahputra,S.Pd selaku guru bidang studi
matematika di SMP Negeri 27 Medan.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat
Ekstensi Matematika 2010 terutama kepada Alice Chulaisyah, Dinda Kartika,
Diniatul Hidayani Sipahutar, Febry Tiffany, Sary Pratiwi, Sirry Hidayani yang
telah banyak membantu dan mendukung penulis selama perkuliahan sampai
menyelesaikan skripsi ini. Dan tidak lupa pula penulis menyampaikan terima
kasih kepada saudara-saudaraku Kos Gang Kitab 28 yakni Catur Wulandari, Dita
Evikarati, Elvina
Aprillia Sinaga, Fadilla Anggraini, Farah Reyhan Hussin,
Istiqomah Sri Astuti, Sarimah Sirehar, Sary Pratiwi, Siti Hajar Sitorus yang selalu
memberikan semangat serta selalu bersama-sama menghadapi suka dan duka
selama berada di Medan.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Juli2014
Penulis,
Dewi Irawaty
NIM. 4103311017
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
RiwayatHidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakangMasalah
1
1.2. IdentifikasiMasalah
8
1.3. BatasanMasalah
9
1.4. RumusanPMasalah
9
1.5. TujuanPenelitian
9
1.6. ManfaatPenelitian
9
1.7.DefenisiOperasional
BAB II
10
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KerangkaTeoritis
12
2.1.1. PengertianBelajar
12
2.1.2. PembelajaranMatematika
13
2.1.3. PengertianBerpikir
14
2.1.4. BerpikirKreatif
2.1.5. ModelPembelajaranBerbasisMasalah
2.1.5.1. KarakteristikModel PembelajaranBerbasisMasalah
16
19
21
2.1.5.2. TeoriBelajar yang Melandasi Model
PembelajaranBerdasarkanMasalah
23
vii
2.1.5.3. Langkah-LangkahembelajaranBerbasisMasalah
2.1.6. PembelajaranKonvensional
2.2. MateriPembelajaran
24
26
28
2.2.1. LuasPermukaanKubusdanBalok
29
2.2.2. Volume KubusdanBalok
31
2.3. Penelitian Yang Relevan
32
2.4. KerangkaKonseptual
33
2.5. Hipotesis Penelitian
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan WaktuPenelitian
35
3.2. Populasi dan SampelPenelitian
35
3.2.1. Populasi
35
3.2.2. Sampel
35
3.3. VariabelPenelitian
35
3.3.1. VariabelBebas
35
3.3.2. VariabelTerikat
35
3.3.3. VariabelKontrol
36
3.4. JenisdanDesainPenelitian
36
3.4.1. JenisPenelitian
36
3.4.2. DesainPenelitian
36
3.5. ProsedurPenelitian
37
3.6. InstrumenPenelitian
39
3.7. Uji Coba Instrumen Tes
41
3.7.1 Uji Reliabilitas
41
3.7.2 Uji Validitas
42
3.7.3 Tingkat Kesukaran
42
3.7.4 Daya Pembeda
43
3.8. Teknik Analisis Data
44
3.8.1. Uji Prasyarat
44
3.8.1.1 Menghitung Rata-Rata
44
viii
3.8.1.2 Menghitung Simpangan Baku
44
3.8.1.3.UjiNormalitas
44
3.8.1.4.UjiHomogenitas
45
3.8.2. MenghitungGainTernormalisasi
46
3.8.3. UjiHipotesis
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. HasilUjiCobaInstrumenTes
48
4.1.1.ReliabilitasTes
48
4.1.2 ValiditasTes
49
4.1.3 Tingkat KesukaranTes
49
4.1.4. DayaPembedaTes
50
4.2. HasilKemampuanAwalMatematika
51
4.2.1. UjiNormalitas Data KemampuanAwalMatematika
52
4.2.1. UjiNormalitas Data KemampuanAwalMatematika
52
4.3. HasilPenelitianKemampuanBerpikirKreatif
53
4.3.1.Deskripsi DataPretesKemampuanBerpikirKreatif
53
4.3.2. Deskripsi Data PostesKemampuanBerpikirKreatif
54
4.3.3. DeskripsiPeningkatanKemampuanBerpikirKreatif
55
4.3.4. AnalisisUjiPrasyarat
56
4.3.4.1. UjiNormalitas Data
56
4.3.4.2.UjiHomogenitas Data
55
4.3.5. PengujianHipotesis
4.5 PembahasanHasilPenelitian
BAB V
57
57
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
61
5.2 Saran
61
DAFTAR PUSTAKA
62
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model PembelajaranBerbasisMasalah
25
Tabel 2.2.Standar KompetensidanKompetensiDasarkelas VIII Semester 2
28
Tabel 3.1. Desain Penelitian
36
Tabel 3.2. Kisi-kisikemampuanberpikirkreatifmatematika
40
Tabel 3.3..Pedomanpenskoransoal
40
Tabel 3.4..InterpretasiIndeksKesukaran
43
Tabel 3.5..InterpretasiDayaPembeda
44
Tabel 4.1.HasilPerhitunganValiditasPretes
49
Tabel 4.2.HasilPerhitunganValiditasPostes
49
Tabel 4.3.HasilPerhitunganKesukaranPretes
49
Tabel 4.4.Hasil PerhitunganKesukaranPostes
50
Tabel 4.5.HasilPerhitunganDayaPembedaPretes
50
Tabel 4.6.HasilPerhitunganDayaPembedaPostes
50
Tabel 4.7. Data NilaiPretesKelasEksperimendanKontrol
51
Tabel 4.8. Data NilaiPostesKelasEksperimendanKontrol
53
Tabel 4.9. Data NilaiPeningkatan (N-Gain) KelasEksperimendanKontrol
54
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1..SalahSatuSoalMenunjukkanBerpikirKreatif
3
Gambar 1.2. SalahSatuJawabanSiswapadaSoalNomor 1
4
Gambar 1.3.SalahSatuJawabanSiswapadaSoalNomor 2
5
Gambar 2.1.Jaring-Jaring Kubus
29
Gambar 2.2.Kubus ABCD.EFGH
29
Gambar 2.3.Jaring-Jaring Balok
30
Gambar 2.4..Balok ABCD.EFGH
30
Gambar 2.5..KubusSatuan
31
Gambar 2.6.Balok Satuan
32
Gambar 3.1..SkemaProsedurPenelitian
38
Gambar 4.1. Diagram NilaiKemampuanAwalMatematika
51
Gambar 4.2.DiagramNilaiPretesKelasEksperimendanKontrol
53
Gambar 4.3. Diagram NilaiPostesKelasEksperimendanKontrol
54
Gambar 4.4. Diagram NilaiPeningkatan (N-Gain) KelasEksperimen
DanKontrol
55
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
RencanaPelaksanaanPembelajaran Model PBL (RPP I)
64
Lampiran 2.
RencanaPelaksanaanPembelajaran Model PBL(RPP II)
72
Lampiran 3.
RencanaPelaksanaanPembelajaranKonvensional (RPP I)
Lampiran 4.
RencanaPelaksanaanPembelajaranKonvensional (RPP II)
84
Lampiran 5.
Lembar Aktivitas Siswa PBLI
88
Lampiran 6.
LembarAktivitas Siswa PBL II
95
80
Lampiran 7. AlternatifJawaban LAS PBL1
102
Lampiran 8. AlternatifJawaban LAS PBL II
109
Lampiran 9. Kisi-KisiPretestKemampuanBerpikirKreatifSiswa
114
Lampiran 10. Soal Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
115
Lampiran 11. Alternatif JawabanPretest Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa
117
Lampiran 12. Pedoman Penskoran Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa
123
Lampiran 13. Kisi-KisiPostestKemampuanBerpikirKreatifSiswa
125
Lampiran 14. Soal Postest Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
126
Lampiran 15. Alternatif Jawaban Postest Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa
128
Lampiran 16. Pedoman Penskoran Postest Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa
134
Lampiran 17. Lembar Validasi Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif
136
Lampiran 18. Lembar Validasi Postes Kemampuan Berpikir Kreatif
139
Lampiran 19. Daftar Nama Validator
142
Lampiran 20. Tabel Skor Hasil Uji Coba Pretes dan Postes
143
Lampiran 21. Perhitungan Reliabilitas Tes
145
Lampiran 22. Perhitungan Validitas Tes
151
Lampiran 23. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
156
xii
Lampiran 24. Perhitungan Daya Pembeda Tes
159
Lampiran 25. Nilai Kemampuan Awal Matematika Seluruh Siswa
164
Lampiran 26. Uji Prasyarat Normalitas dan Homogenitas KAM
165
Lampiran 27. Data Hasil Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
169
Lampiran 28. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Pretes
Kelas Eksperimen
170
Lampiran 29. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Postes
Kelas Eksperimen
171
Lampiran 30. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data N-Gain
Kelas Eksperimen
Lampiran 31. Data Hasil Pretes dan Postes Kelas Kontrol
172
173
Lampiran 32. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Pretes
Kelas Kontrol
174
Lampiran 33. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Postes
Kelas Kontrol
175
Lampiran 34. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data N-Gain
Kelas Kontrol
176
Lampiran 35. Perhitungan Uji Normalitas
177
Lampiran 36. Perhitungan Uji Homogenitas
180
Lampiran 37. Perhitungan Uji Hipotesis
181
Lampiran 38. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment
184
Lampiran 39. Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors
185
Lampiran 40. Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 ke z
186
Lampiran 41. Tabel Distribusi Nilai F
188
Lampiran 42. Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t
191
Lampiran 43. Dokumentasi
192
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan sumber daya
manusia (SDM) yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong
memaksimalkan potensi siswa sebagai calon SDM yang handal untuk masa yang
akan datang yang harus dapat bersikap kritis, logis dan inovatif dalam
menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya. Dalam
pendidikan banyak sekali ilmu yang digali untuk meningkatkan kualitas SDM,
salah satunya adalah ilmu matematika.
Pendidikan matematika
mempunyai peranan penting dalam berbagai
disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada semua peserta didik dari sekolah dasar untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif
serta kemampuan kerjasama.Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif (Departemen Pendidikan Nasional).
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Cokroft (dalam Abdurrahman
2003: 253) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa
karena :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Matematika selalu digunakan dalam segala segi kehidupan.
Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai.
Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas.
Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara.
Meningkatkan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan.
Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang.
Matematika disadari sangatpenting peranannya.Namun tingginya tuntutan
untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar
matematika siswa.Hasil belajar matematika siswa rendah salah satunya adalah
1
2
disebabkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal ini
disebabkan karena adanya anggapan dari sebagian besar siswa bahwa matematika
adalah salah satu mata pelajaran yang paling sulit.Sebagaimana yang diungkapkan
Abdurrahman (2003:252) bahwa dari berbagai bidang studi yang diajarkan
sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para
siswa baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang
berkesulitan belajar.
Perkembangan informasi mengalami perubahan pesat ke arah yang lebih
maju yang sedang terjadi pada segala bidang, termasuk ilmu pengetahuan,
teknologi, budaya dan profesi masyarakat. Hal ini menuntut individu untuk
memiliki berbagai kemampuan dan keterampilan.Keterampilan yang harus
dimiliki tersebut salah satunya adalah kemampuan berpikir kreatif.Kemampuan
ini sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu
dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan dan menuntut
kreativitas untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.
Menurut Munandar (2009:45-46) :
“Kreativitas penting dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak karena:
Pertama, dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan
perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok manusia, dan
kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi
sepenuhnya dalam perwujudan dirinya.Kedua, kreativitas sebagai
kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian
terhadap suatu masalah.Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya
bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan bagi individu.Keempat,
kreativitasyang memungkinkan seseorang untuk meningkatkan kualitas
hidupnya.”
Berpikir kreatif merupakan salah satu aspek dari kreativitas.Munandar
(2009:85) menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan unsur esensial
kreativitas.
Melalui pernyataan-pernyataan di atas disimpulkan bahwa kreativitas
sangat dibutuhkan dalam berbagai sektor kehidupan karena dapat memberikan
solusi dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi faktor penting
untuk kemajuan suatu Negara, karena manusia yang kreatif diharapkan mampu
3
mengantisipasi dan merespon secara efektif ketidak menentuan perubahan di
dunia saat ini.
Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis
maupun bekerja sama sudah lama menjadi fokus dan perhatian pendidik
matematika di kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik
keilmuan matematika. Tetapi, fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif dalam matematika kurang dikembangkan.Padahal
kemampuan itu yang sangat diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak Andi Sahputra salah seorang
guru matematika di SMP Negeri 27 Medan pada tanggal 21 Januari 2014
mengatakan bahwa siswa SMP Negeri 27 Medan hanya menerima konsep dari
guru dan menghafal rumus-rumus yang diberikan oleh guru. Di dalam
menyelesaikan soal matematika, biasanya siswa menjawab dengan satu cara dan
siswa hanya dapat menjawab soal matematika yang mirip atau sama dengan
contoh soal yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa belum memiliki
kemampuan berpikir kreatif dengan baik.Kebanyakan nilai hasil belajar
matematika di sekolah ini juga masih rendah, walaupun ada juga beberapa siswa
yang mendapatkan nilai matematika yang bagus.”
Selain itu, pada observasi awal peneliti juga memberikan soal kepada
siswa kelas VIII9 yang berjumlah 22 siswa pada materi bangun datar yang
menguji berpikir kreatif siswa.Dari 22 siswa hanya 8 orang yang menjawab
dengan benar.
1.
AB
= 8 cm
BD
= 6 cm
Carilah luas daerah ABCEG
(daerah yang diarsir) dalam beberapa
cara
A
Gambar 1.1. Salah Satu Soal Untuk Mengukur Berpikir Kreatif
4
Salah satu cara jawaban siswa dalam menjawab soal nomor 1 adalah
Gambar 1.2. Salah Satu Cara Jawaban Siswa Untuk Soal Nomor 1
Dari jawaban siswa di atas, terlihat bahwa siswa tersebut hanya
menggunakan satu cara dalam menjawab soal yang diberikan. Ada juga beberapa
siswa yang menjawab beberapa cara, tetapi memberikan cara penyelesaian yang
kurang tepat. Siswa juga memberikan penyelesaian yang terpaku kepada luas
bangun segiempat dikurang luas daerah yang diarsir. Padahal masih ada beberapa
cara lain yang dapat dipergunakan. Sehingga siswa kurang mengembangkan
gagasan jawaban dari soal tersebut.
2. Diketahui beberapa bangun datar yakni persegi panjang, belah ketupat,
layang-layang, jajar genjang, trapesium. Dengan menggunakan tiga buah
bangun datar, rancanglah bangun datar yang luasnya 36 cm2. Selesaikan
dengan beberapa cara!
5
Gambar 1.2. Salah Satu Cara Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 2
Dari jawaban siswa diatas, terlihat bahwa siswa hanya menggunakan satu
cara dalam menjawab soal. Cara yang digunakan bukan merupakan solusi dari
persoalan sehingga jawaban yang diberikan siswa tidak tepat. Dapat disimpulkan
siswa tidak dapat mengeembangkan pemikiran jawaban sesuai dengan
permasalahan yang diberikan.
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa rendah dalam
menyelesaikan masalah matematika.Siswa belum terbiasa dengan modifikasi soalsoal yang menuntut pemikiran kreatif. Hal ini dimungkinkan karena siswa merasa
bahwa pelajaran matematika itu adalah pelajaran yang sulit dan banyak
menggunakan rumus-rumus matematika yang sulit dipahami serta model yang
digunakan guru kurang cocok sehingga menyebabkan siswa kurang menggunakan
pemikirannya dengan baik dalam pembelajaran matematika apalagi untuk mampu
berpikir kreatif dengan baik.
Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran
matematika tidak terlepas dari kemampuan guru dalam memilih dan
menggunakan metode yang tepat dan melibatkan siswa, sehingga siswa lebih
mudah untuk memahami dan tidak merasa bosan. Kebanyakan guru mengajar
6
dengan menggunakan metode yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan.
Seperti yang dikatakan Arends (dalam Trianto,2007:66) bahwa :
“Dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang
memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belaar, guru juga
menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan
bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah.”
Biasanya guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
konvensional, dimana guru mendominasi di dalam proses pembelajaran yang
menyebabkan peran serta siswa dalam melakukan aktivitas di kelas kurang aktif.
Seharusnya
siswa
sebagai
pembelajar
harus
berperan
aktif
dalam
pembelajaran.Model konvensional ini menyebabkan siswa mengalami kemalasan
dan kejenuhan dalam belajar yang mengakibatkan siswa malas berpikir. Pada
umumnya guru mengajar hanya menyampaikan apa yang ada di buku paket dan
kurang mengakomodasi kemampuan siswanya. Dengan kata lain, guru tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan
matematika yang akan menjadi milik siswa sendiri. Guru cenderung memaksakan
cara berpikir siswa dengan cara berpikir yang dimiliki gurunya. Dengan kondisi
yang ini, kemampuan kreatif siswa kurang berkembang.
Melihat kurangnya kemampuan berpikir kreatif didalam kelas serta
implikasi terhadap hasil belajar, maka perlu adanya perhatian lebih pada
kemampuan ini dalam pembelajaran matematika saat ini umumnya untuk
memperbaiki dan menyiapkan aktivitas-aktivitas belajar yang bermanfaat bagi
siswa.Hal ini disebabkan karena kemampuan berpikir kreatif sangat penting dalam
aktivitas pemecahan masalah yang merupakan aktivitas utama dalam matematika.
Oleh karena itu pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peran
aktif siswa dan memberikan kebebasan berpikir agar mereka mampu menemukan
pemikiran sendiri, tidak hanya berpatokan dengan pemikiran yang diberikan oleh
guru.Salah satu model dalam pembelajaran matematika yang dapat memberikan
keleluasaan siswa untuk berpikir secara aktif dan kreatif adalah pembelajaran
berbasis masalah. Menurut Dewey dalam Trianto (2010: 91) bahwa :
“Belajar berdasarkan masalah (PBM) adalah interaksi antara stimulus
dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan
7
lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan
dan masalah. Sedangakan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan
itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,
dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang
diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi
guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan
belajarnya.”
Pembelajaran berbasis masalah dirancang terutama untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah dan
keterampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan
mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan dan
menjadi pelajar yang mandiri.Dengan demikian siswa diharapkan dapat
mengembangkan keterampilan matematika dan berpikir kreatif. Pendidikpun
harus mampu menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan
kegiatan dan proses matematika (doing math) seperti menginvestigasi,
merencanakan langkah-langkah penyelesaian dan kemudian pemecahan masalah.
Sesungguhnya
dalam
proses
pembelajaran,
pendidik
bertindak
sebagai
pembimbing, fasilitator dan motivator, sedangkan siswa diharapkan terlibat aktif
dan berkontribusi selama pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk
pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk
memperoleh informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.Dalam
pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) ditekankan bahwa pembelajaran
dikendalikan masalah.Oleh karena itu, pembelajaran berdasarkan masalah dimulai
dengan memecahkan masalah dan masalah yang diajarkan kepada siswa harus
mampu memberikan informasi (pengetahuan) baru sehingga siswa memperoleh
pengetahuan baru sebelum mereka dapat memecahkan masalah itu.Dalam
pembelajaran yang dilakukan tujuannya bukan hanya mencari jawaban tunggal
yang benar, tapi lebih dari itu siswa harus dapat menginterpretasikan
kemungkinan pemecahan masalah, mengevaluasi pilihan dan menarik kesimpulan.
8
Keberhasilan siswa mengatur pengetahuan mereka sendiri sangat
membantu mereka dalam memecahkan permasalahan matematika dengan
baik.Pembelajaran berbasis masalah dapat mengorganisir pengajaran matematika
disekitar masalah siswa itu sendiri.Sehingga siswa dapat melakukan aktivitas
pemecahan masalah dan mengusahakan siswa untuk lebih mengembangkan
kemampuan berpikir. Dimana keterampilan berpikir ini merupakan kemampuan
siswa untuk menganalisi suatu masalah sehingga memungkinkan siswa untuk
menyelesaikan masalah tersebut dengan berbagai cara memunculkan ide-ide
kreatif mereka sendiri.
Salah satu materi kelas VIII (semester genap) terdapat materi bangun
ruang khususnya kubus dan balok. Hal ini dikarenakan, di dalam kehidupan
sehari-hari
banyak
terdapat
benda-benda
yang
berbentuk
kubus
dan
balok.Sehingga mempermudah siswa dalam memahami permasalahan yang
diberikan dan diharapkan siswa mempunyai kemampuan berpikir kreatif yang
baik.
Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul
“Peningkatan
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Siswa
Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Konvensional Pada
Pokok BahasanKubus dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan.”
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.Matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para
siswa.
2. Penerapan model yang kurang sesuai dengan materi pelajaran.
3. Peran serta siswa dalam melakukan aktivitas di kelas masih kurang aktif.
4. Kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa.
1.3.Pembatasan Masalah
9
Dari identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah agar
masalah dalam penelitian ini terarah dan jelas. Penelitian ini dibatasi pada
peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan pembelajaran
berbasis masalah dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus dan
balok di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah : Apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar
dengan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa secara pembelajaran konvensional pada pokok bahasan
kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan?
1.5.Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar
dengan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa secara pembelajaran konvensional pada materi kubus dan
balokbalok di SMP Negeri 27 Medan?
1.6. Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian dapat memberikan
manfaat yang berarti yaitu :
1. Bagi Guru
a. Memberikan
gambaran
bagaimana
cara
mengajarkan matematika
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
b. Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam proses belajar mengajar
khususnya dalam pemilihan model pembelajaran efektif yang dapat
meningkatkan partisipasi siswa.
2. Bagi Peserta Didik
10
a. Menumbuhkan sikap positif (minat dan respon belajar) peserta didik serta
dapat mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
b. Menumbuhkan
kemampuan
mendengarkan pendapat orang
bekerjasama,
berkomunikasi
dan
lain, melatih rasa peduli dan kerelaan
untuk berbagi dan meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang
lain.
c. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk belajar mengaktifkan diri dalam
proses belajar mengajar.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif dalam
usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran
matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan
sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan.
4. Bagi Peneliti
a. Mendapat
pengalaman
langsung melaksanakan model
pembelajaran
matematika dengan menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses.
b. Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru matematika agar siap
melaksanakan tugas di lapangan.
1.7.Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran
berbasis masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi
siswa untuk belajar tentang carakemampuan berpikir dan keterampilan
pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang
essensial dari materi pembelajaran.
2. Pembelajaran konvensional merupakan suatu cara penyampaian informasi
lisan kepada sejumlah pendengar yang berpusat pada penceramah dan
komunikasi searah. Pembelajaran ini biasa dilakukan dalam proses belajar
mengajar (PBM) dengan menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, dan
demonstrasi.
11
3. Kemampuan berpikir kreatif yaitu mencakup komponen :
kelancaran (fluency) merupakan lancar mengungkapkan gagasannya
dalam menyelesaikan soal.
soal secara beragam/bervariasi.
memperkaya gagasan jawaban suatu soal secara terperinci.
keluwesan (fleksibelity) merupakan kemampuan siswa menyelesaikan
elaborasi
(elaboracy)
ialah
kemampuan
mengembangkan
atau
asli (originality) merupakan kemampuan menyelesaikan/menjawab soal
dari hasil pemikiran/ide sendiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkanuraianhasilpenelitiandapatdiambilkesimpulanbahwapembelaja
ranberbasismasalahdapatmeningkatkankemampuanberpikirkreatifsiswalebihbaikd
aripadadenganpembelajarankonvensional.
peningkatan
(N-Gain)
Hal
inimenunjukkandari
rata-rata
padakelaseksperimenadalahsebesar
0,37danpeningkatanpadakelaskontroladalahsebesar
0,26.
Hal
inidiperkuatolehujihipotesisdimana t hitung = 3,438 sedangkan ttabel = 1,679 dapat
dilihat bahwa t hitung > t tabel . Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah lebih
tinggi daripada yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa pesan yang perlu
disampaikan antara lain:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika, disarankan untuk memperhatikan
kemampuan berpikirkreatif siswa dan melibatkan peran aktif siswa dalam
proses belajar mengajar. Untuk itu, hendaknya guru matematika dapat
menerapkan pembelajaran berbasismasalah. Karena Strategi pembelajaran
inidapatmenjadisalahsatualternatifuntukmeningkatkankemampuanberpikirkrea
tifsiswa.
2. Bagi siswa agar terlibat lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran agar siswa
mampu menemukan pemikiran sendiri, tidak hanya berpatokan dengan
pemikiran yang diberikan oleh guru.
3. Kepadapenelitilanjutan
agar
hasildanperangkatpenelitianinidapatdijadikanpertimbanganuntukmenerapkanp
embelajaranberbasismasalahpadamaterikubusdanbalok ataupun materi yang
lain dandapatdikembangkanuntukpenelitianselanjutnya.
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M.,( 2009), PendidikanBagiAnakBerkesulitanBelajar, Penerbit
RinekaCipta, Jakarta.
Abdullah Sani, R., (2013), InovasiPembelajaran, PenerbitBumiAksara, Jakarta
Afrilianto,M.,(2013), Pendekatan Metaphorical Thinking UntukMeningkatkan
KemampuanKompetensiStrategisMatematisSiswa SMP, Tesis, FMIPA,
STKIP, Bandung
Agus,
NuniekAvianti. (2007). MudahBelajarMatematikauntukKelas VIII
SMP/MTs
2.,PenerbitPusatPerbukuanDepartemenPendidikanNasional,
Jakarta.
Arifin, Z., (2009), (2009), EvaluasiPembelajaran, PenerbitRemajaRosdakarya,
Bandung.
Arikunto, S., (2008), Dasar-DasarEvaluasiPendidikan, PenerbitBumiAksara,
Jakarta.
FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitasNegeri Medan, (2012),
BukuPedomanPenulisandan Proposal PenelitianMahasiswa
Kependidikan,
FMIPA Unimed, Medan.
Hudojo, H., (2005). PengembanganKurikulumdanPembelajaranMatematika,
Penerbit IKIP Malang, Malang.
Munandar, U., (2009), PengembanganKreativitasAnakBerbakat,
RinekaCipta, Jakarta.
Penerbit
Nasution, H., (2013), PerbedaanPeningkatanKemampuanPemecahanMasalah
danKomunikasiMatematikasiswapadaPembelajaranBerbasis
Masalahdan PembelajaranLangsungpadaSiswaSekolahMenengah
Pertama., Tesis, FMIPA, Unimed, Medan
Purwanto, N.,
Bandung.
(2010),
PsikologiPendidikan,
PenerbitRemajaRosdakarta,
Rusman, (2010), Model-Model PembelajaranMengembangkanProfesionalisme
Guru, PenerbitRajawaliPers, Jakarta.
Sanjaya, W., (2010), StrategiPembelajaranBerorientasiStandar
Pendidikan, PenerbitPrenada Media Group, Jakarta. Dan
62
Proses
63
Simamora, Y., (2011). PerbedaanPeningkatanKemampuanBerfikirKreatifdan
PemecahanMasalahMatematikaantaraSiswa yang diberiPembelajaran
BerbasisMasalahdenganpengajaranLangsung.,Tesis, FMIPA, Unimed,
Medan
Simanjuntak,L., (2012). Penerapan Model PembelajaranBerbasisMasalahuntuk
MeningkatkanKreativitasSiswa SMP padaPokokBahasan Pythagoras
TahunAjaran 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Siregar, EvelinedanHartini Nana, (2010),
PenerbitGhalia Indonesia, Bogor.
TeoriBelajardanPembelajaran,
Slameto, (2010), BelajardanFaktor-Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit
RinekaCipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), MetodeStatistik, PenerbitTarsito, Bandung.
Sugiyono, (2008), MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D, Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Suryabrata, S., (2001), PsikologiPendidikan, Penerbit PT Raja GrafindoPersada,
Jakarta.
Taufiq Amir, M., (2009), InovasiPendidikanMelalui Problem Based Learning,
PenerbitPrenada Media Group, Jakarta
Trianto, (2009), Mendesain Model PembelajaranInovatifProgresif, Penerbit
Kencana, Jakarta.
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN
KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN
BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 27 MEDAN
Oleh:
Dewi Irawaty
NIM. 4103311017
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karuniaNya yang memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini
dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Konvensional Pada
Pokok Bahasan Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan.”, disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis M.Pd, Bapak Dr. H.
Banjarnahor, M.Pd, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si yang telah memberikan masukan
dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya
penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Zul Amry, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah
memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu
Hajar, M.Si selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta staf pegawai
direktorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA, Bapak
Drs. Syafari, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia,
M.Si selaku sekretaris jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED yang
telah membantu penulis.
Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada Ayahanda Rusliadi dan
Ibunda Wariam yang tercinta, serta kepada adik-adik yaitu Putri Handayani dan
Jonindo yang selalu senantiasa membantu penulis dan memberikan semangat yang
luar biasa bagi penulis serta dana kepada saya dalam menyelesaikan studi di
Unimed. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kepala Sekolah
v
Hj. Masraya, S.Pd dan Bapak Andi Syahputra,S.Pd selaku guru bidang studi
matematika di SMP Negeri 27 Medan.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat
Ekstensi Matematika 2010 terutama kepada Alice Chulaisyah, Dinda Kartika,
Diniatul Hidayani Sipahutar, Febry Tiffany, Sary Pratiwi, Sirry Hidayani yang
telah banyak membantu dan mendukung penulis selama perkuliahan sampai
menyelesaikan skripsi ini. Dan tidak lupa pula penulis menyampaikan terima
kasih kepada saudara-saudaraku Kos Gang Kitab 28 yakni Catur Wulandari, Dita
Evikarati, Elvina
Aprillia Sinaga, Fadilla Anggraini, Farah Reyhan Hussin,
Istiqomah Sri Astuti, Sarimah Sirehar, Sary Pratiwi, Siti Hajar Sitorus yang selalu
memberikan semangat serta selalu bersama-sama menghadapi suka dan duka
selama berada di Medan.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Juli2014
Penulis,
Dewi Irawaty
NIM. 4103311017
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
RiwayatHidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakangMasalah
1
1.2. IdentifikasiMasalah
8
1.3. BatasanMasalah
9
1.4. RumusanPMasalah
9
1.5. TujuanPenelitian
9
1.6. ManfaatPenelitian
9
1.7.DefenisiOperasional
BAB II
10
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KerangkaTeoritis
12
2.1.1. PengertianBelajar
12
2.1.2. PembelajaranMatematika
13
2.1.3. PengertianBerpikir
14
2.1.4. BerpikirKreatif
2.1.5. ModelPembelajaranBerbasisMasalah
2.1.5.1. KarakteristikModel PembelajaranBerbasisMasalah
16
19
21
2.1.5.2. TeoriBelajar yang Melandasi Model
PembelajaranBerdasarkanMasalah
23
vii
2.1.5.3. Langkah-LangkahembelajaranBerbasisMasalah
2.1.6. PembelajaranKonvensional
2.2. MateriPembelajaran
24
26
28
2.2.1. LuasPermukaanKubusdanBalok
29
2.2.2. Volume KubusdanBalok
31
2.3. Penelitian Yang Relevan
32
2.4. KerangkaKonseptual
33
2.5. Hipotesis Penelitian
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan WaktuPenelitian
35
3.2. Populasi dan SampelPenelitian
35
3.2.1. Populasi
35
3.2.2. Sampel
35
3.3. VariabelPenelitian
35
3.3.1. VariabelBebas
35
3.3.2. VariabelTerikat
35
3.3.3. VariabelKontrol
36
3.4. JenisdanDesainPenelitian
36
3.4.1. JenisPenelitian
36
3.4.2. DesainPenelitian
36
3.5. ProsedurPenelitian
37
3.6. InstrumenPenelitian
39
3.7. Uji Coba Instrumen Tes
41
3.7.1 Uji Reliabilitas
41
3.7.2 Uji Validitas
42
3.7.3 Tingkat Kesukaran
42
3.7.4 Daya Pembeda
43
3.8. Teknik Analisis Data
44
3.8.1. Uji Prasyarat
44
3.8.1.1 Menghitung Rata-Rata
44
viii
3.8.1.2 Menghitung Simpangan Baku
44
3.8.1.3.UjiNormalitas
44
3.8.1.4.UjiHomogenitas
45
3.8.2. MenghitungGainTernormalisasi
46
3.8.3. UjiHipotesis
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. HasilUjiCobaInstrumenTes
48
4.1.1.ReliabilitasTes
48
4.1.2 ValiditasTes
49
4.1.3 Tingkat KesukaranTes
49
4.1.4. DayaPembedaTes
50
4.2. HasilKemampuanAwalMatematika
51
4.2.1. UjiNormalitas Data KemampuanAwalMatematika
52
4.2.1. UjiNormalitas Data KemampuanAwalMatematika
52
4.3. HasilPenelitianKemampuanBerpikirKreatif
53
4.3.1.Deskripsi DataPretesKemampuanBerpikirKreatif
53
4.3.2. Deskripsi Data PostesKemampuanBerpikirKreatif
54
4.3.3. DeskripsiPeningkatanKemampuanBerpikirKreatif
55
4.3.4. AnalisisUjiPrasyarat
56
4.3.4.1. UjiNormalitas Data
56
4.3.4.2.UjiHomogenitas Data
55
4.3.5. PengujianHipotesis
4.5 PembahasanHasilPenelitian
BAB V
57
57
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
61
5.2 Saran
61
DAFTAR PUSTAKA
62
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model PembelajaranBerbasisMasalah
25
Tabel 2.2.Standar KompetensidanKompetensiDasarkelas VIII Semester 2
28
Tabel 3.1. Desain Penelitian
36
Tabel 3.2. Kisi-kisikemampuanberpikirkreatifmatematika
40
Tabel 3.3..Pedomanpenskoransoal
40
Tabel 3.4..InterpretasiIndeksKesukaran
43
Tabel 3.5..InterpretasiDayaPembeda
44
Tabel 4.1.HasilPerhitunganValiditasPretes
49
Tabel 4.2.HasilPerhitunganValiditasPostes
49
Tabel 4.3.HasilPerhitunganKesukaranPretes
49
Tabel 4.4.Hasil PerhitunganKesukaranPostes
50
Tabel 4.5.HasilPerhitunganDayaPembedaPretes
50
Tabel 4.6.HasilPerhitunganDayaPembedaPostes
50
Tabel 4.7. Data NilaiPretesKelasEksperimendanKontrol
51
Tabel 4.8. Data NilaiPostesKelasEksperimendanKontrol
53
Tabel 4.9. Data NilaiPeningkatan (N-Gain) KelasEksperimendanKontrol
54
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1..SalahSatuSoalMenunjukkanBerpikirKreatif
3
Gambar 1.2. SalahSatuJawabanSiswapadaSoalNomor 1
4
Gambar 1.3.SalahSatuJawabanSiswapadaSoalNomor 2
5
Gambar 2.1.Jaring-Jaring Kubus
29
Gambar 2.2.Kubus ABCD.EFGH
29
Gambar 2.3.Jaring-Jaring Balok
30
Gambar 2.4..Balok ABCD.EFGH
30
Gambar 2.5..KubusSatuan
31
Gambar 2.6.Balok Satuan
32
Gambar 3.1..SkemaProsedurPenelitian
38
Gambar 4.1. Diagram NilaiKemampuanAwalMatematika
51
Gambar 4.2.DiagramNilaiPretesKelasEksperimendanKontrol
53
Gambar 4.3. Diagram NilaiPostesKelasEksperimendanKontrol
54
Gambar 4.4. Diagram NilaiPeningkatan (N-Gain) KelasEksperimen
DanKontrol
55
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
RencanaPelaksanaanPembelajaran Model PBL (RPP I)
64
Lampiran 2.
RencanaPelaksanaanPembelajaran Model PBL(RPP II)
72
Lampiran 3.
RencanaPelaksanaanPembelajaranKonvensional (RPP I)
Lampiran 4.
RencanaPelaksanaanPembelajaranKonvensional (RPP II)
84
Lampiran 5.
Lembar Aktivitas Siswa PBLI
88
Lampiran 6.
LembarAktivitas Siswa PBL II
95
80
Lampiran 7. AlternatifJawaban LAS PBL1
102
Lampiran 8. AlternatifJawaban LAS PBL II
109
Lampiran 9. Kisi-KisiPretestKemampuanBerpikirKreatifSiswa
114
Lampiran 10. Soal Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
115
Lampiran 11. Alternatif JawabanPretest Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa
117
Lampiran 12. Pedoman Penskoran Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa
123
Lampiran 13. Kisi-KisiPostestKemampuanBerpikirKreatifSiswa
125
Lampiran 14. Soal Postest Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
126
Lampiran 15. Alternatif Jawaban Postest Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa
128
Lampiran 16. Pedoman Penskoran Postest Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa
134
Lampiran 17. Lembar Validasi Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif
136
Lampiran 18. Lembar Validasi Postes Kemampuan Berpikir Kreatif
139
Lampiran 19. Daftar Nama Validator
142
Lampiran 20. Tabel Skor Hasil Uji Coba Pretes dan Postes
143
Lampiran 21. Perhitungan Reliabilitas Tes
145
Lampiran 22. Perhitungan Validitas Tes
151
Lampiran 23. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
156
xii
Lampiran 24. Perhitungan Daya Pembeda Tes
159
Lampiran 25. Nilai Kemampuan Awal Matematika Seluruh Siswa
164
Lampiran 26. Uji Prasyarat Normalitas dan Homogenitas KAM
165
Lampiran 27. Data Hasil Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
169
Lampiran 28. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Pretes
Kelas Eksperimen
170
Lampiran 29. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Postes
Kelas Eksperimen
171
Lampiran 30. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data N-Gain
Kelas Eksperimen
Lampiran 31. Data Hasil Pretes dan Postes Kelas Kontrol
172
173
Lampiran 32. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Pretes
Kelas Kontrol
174
Lampiran 33. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Postes
Kelas Kontrol
175
Lampiran 34. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data N-Gain
Kelas Kontrol
176
Lampiran 35. Perhitungan Uji Normalitas
177
Lampiran 36. Perhitungan Uji Homogenitas
180
Lampiran 37. Perhitungan Uji Hipotesis
181
Lampiran 38. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment
184
Lampiran 39. Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors
185
Lampiran 40. Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 ke z
186
Lampiran 41. Tabel Distribusi Nilai F
188
Lampiran 42. Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t
191
Lampiran 43. Dokumentasi
192
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan sumber daya
manusia (SDM) yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong
memaksimalkan potensi siswa sebagai calon SDM yang handal untuk masa yang
akan datang yang harus dapat bersikap kritis, logis dan inovatif dalam
menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya. Dalam
pendidikan banyak sekali ilmu yang digali untuk meningkatkan kualitas SDM,
salah satunya adalah ilmu matematika.
Pendidikan matematika
mempunyai peranan penting dalam berbagai
disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada semua peserta didik dari sekolah dasar untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif
serta kemampuan kerjasama.Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif (Departemen Pendidikan Nasional).
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Cokroft (dalam Abdurrahman
2003: 253) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa
karena :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Matematika selalu digunakan dalam segala segi kehidupan.
Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai.
Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas.
Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara.
Meningkatkan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan.
Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang.
Matematika disadari sangatpenting peranannya.Namun tingginya tuntutan
untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar
matematika siswa.Hasil belajar matematika siswa rendah salah satunya adalah
1
2
disebabkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal ini
disebabkan karena adanya anggapan dari sebagian besar siswa bahwa matematika
adalah salah satu mata pelajaran yang paling sulit.Sebagaimana yang diungkapkan
Abdurrahman (2003:252) bahwa dari berbagai bidang studi yang diajarkan
sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para
siswa baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang
berkesulitan belajar.
Perkembangan informasi mengalami perubahan pesat ke arah yang lebih
maju yang sedang terjadi pada segala bidang, termasuk ilmu pengetahuan,
teknologi, budaya dan profesi masyarakat. Hal ini menuntut individu untuk
memiliki berbagai kemampuan dan keterampilan.Keterampilan yang harus
dimiliki tersebut salah satunya adalah kemampuan berpikir kreatif.Kemampuan
ini sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu
dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan dan menuntut
kreativitas untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.
Menurut Munandar (2009:45-46) :
“Kreativitas penting dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak karena:
Pertama, dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan
perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok manusia, dan
kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi
sepenuhnya dalam perwujudan dirinya.Kedua, kreativitas sebagai
kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian
terhadap suatu masalah.Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya
bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan bagi individu.Keempat,
kreativitasyang memungkinkan seseorang untuk meningkatkan kualitas
hidupnya.”
Berpikir kreatif merupakan salah satu aspek dari kreativitas.Munandar
(2009:85) menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan unsur esensial
kreativitas.
Melalui pernyataan-pernyataan di atas disimpulkan bahwa kreativitas
sangat dibutuhkan dalam berbagai sektor kehidupan karena dapat memberikan
solusi dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi faktor penting
untuk kemajuan suatu Negara, karena manusia yang kreatif diharapkan mampu
3
mengantisipasi dan merespon secara efektif ketidak menentuan perubahan di
dunia saat ini.
Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis
maupun bekerja sama sudah lama menjadi fokus dan perhatian pendidik
matematika di kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik
keilmuan matematika. Tetapi, fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif dalam matematika kurang dikembangkan.Padahal
kemampuan itu yang sangat diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak Andi Sahputra salah seorang
guru matematika di SMP Negeri 27 Medan pada tanggal 21 Januari 2014
mengatakan bahwa siswa SMP Negeri 27 Medan hanya menerima konsep dari
guru dan menghafal rumus-rumus yang diberikan oleh guru. Di dalam
menyelesaikan soal matematika, biasanya siswa menjawab dengan satu cara dan
siswa hanya dapat menjawab soal matematika yang mirip atau sama dengan
contoh soal yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa belum memiliki
kemampuan berpikir kreatif dengan baik.Kebanyakan nilai hasil belajar
matematika di sekolah ini juga masih rendah, walaupun ada juga beberapa siswa
yang mendapatkan nilai matematika yang bagus.”
Selain itu, pada observasi awal peneliti juga memberikan soal kepada
siswa kelas VIII9 yang berjumlah 22 siswa pada materi bangun datar yang
menguji berpikir kreatif siswa.Dari 22 siswa hanya 8 orang yang menjawab
dengan benar.
1.
AB
= 8 cm
BD
= 6 cm
Carilah luas daerah ABCEG
(daerah yang diarsir) dalam beberapa
cara
A
Gambar 1.1. Salah Satu Soal Untuk Mengukur Berpikir Kreatif
4
Salah satu cara jawaban siswa dalam menjawab soal nomor 1 adalah
Gambar 1.2. Salah Satu Cara Jawaban Siswa Untuk Soal Nomor 1
Dari jawaban siswa di atas, terlihat bahwa siswa tersebut hanya
menggunakan satu cara dalam menjawab soal yang diberikan. Ada juga beberapa
siswa yang menjawab beberapa cara, tetapi memberikan cara penyelesaian yang
kurang tepat. Siswa juga memberikan penyelesaian yang terpaku kepada luas
bangun segiempat dikurang luas daerah yang diarsir. Padahal masih ada beberapa
cara lain yang dapat dipergunakan. Sehingga siswa kurang mengembangkan
gagasan jawaban dari soal tersebut.
2. Diketahui beberapa bangun datar yakni persegi panjang, belah ketupat,
layang-layang, jajar genjang, trapesium. Dengan menggunakan tiga buah
bangun datar, rancanglah bangun datar yang luasnya 36 cm2. Selesaikan
dengan beberapa cara!
5
Gambar 1.2. Salah Satu Cara Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 2
Dari jawaban siswa diatas, terlihat bahwa siswa hanya menggunakan satu
cara dalam menjawab soal. Cara yang digunakan bukan merupakan solusi dari
persoalan sehingga jawaban yang diberikan siswa tidak tepat. Dapat disimpulkan
siswa tidak dapat mengeembangkan pemikiran jawaban sesuai dengan
permasalahan yang diberikan.
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa rendah dalam
menyelesaikan masalah matematika.Siswa belum terbiasa dengan modifikasi soalsoal yang menuntut pemikiran kreatif. Hal ini dimungkinkan karena siswa merasa
bahwa pelajaran matematika itu adalah pelajaran yang sulit dan banyak
menggunakan rumus-rumus matematika yang sulit dipahami serta model yang
digunakan guru kurang cocok sehingga menyebabkan siswa kurang menggunakan
pemikirannya dengan baik dalam pembelajaran matematika apalagi untuk mampu
berpikir kreatif dengan baik.
Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran
matematika tidak terlepas dari kemampuan guru dalam memilih dan
menggunakan metode yang tepat dan melibatkan siswa, sehingga siswa lebih
mudah untuk memahami dan tidak merasa bosan. Kebanyakan guru mengajar
6
dengan menggunakan metode yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan.
Seperti yang dikatakan Arends (dalam Trianto,2007:66) bahwa :
“Dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang
memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belaar, guru juga
menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan
bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah.”
Biasanya guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
konvensional, dimana guru mendominasi di dalam proses pembelajaran yang
menyebabkan peran serta siswa dalam melakukan aktivitas di kelas kurang aktif.
Seharusnya
siswa
sebagai
pembelajar
harus
berperan
aktif
dalam
pembelajaran.Model konvensional ini menyebabkan siswa mengalami kemalasan
dan kejenuhan dalam belajar yang mengakibatkan siswa malas berpikir. Pada
umumnya guru mengajar hanya menyampaikan apa yang ada di buku paket dan
kurang mengakomodasi kemampuan siswanya. Dengan kata lain, guru tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan
matematika yang akan menjadi milik siswa sendiri. Guru cenderung memaksakan
cara berpikir siswa dengan cara berpikir yang dimiliki gurunya. Dengan kondisi
yang ini, kemampuan kreatif siswa kurang berkembang.
Melihat kurangnya kemampuan berpikir kreatif didalam kelas serta
implikasi terhadap hasil belajar, maka perlu adanya perhatian lebih pada
kemampuan ini dalam pembelajaran matematika saat ini umumnya untuk
memperbaiki dan menyiapkan aktivitas-aktivitas belajar yang bermanfaat bagi
siswa.Hal ini disebabkan karena kemampuan berpikir kreatif sangat penting dalam
aktivitas pemecahan masalah yang merupakan aktivitas utama dalam matematika.
Oleh karena itu pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peran
aktif siswa dan memberikan kebebasan berpikir agar mereka mampu menemukan
pemikiran sendiri, tidak hanya berpatokan dengan pemikiran yang diberikan oleh
guru.Salah satu model dalam pembelajaran matematika yang dapat memberikan
keleluasaan siswa untuk berpikir secara aktif dan kreatif adalah pembelajaran
berbasis masalah. Menurut Dewey dalam Trianto (2010: 91) bahwa :
“Belajar berdasarkan masalah (PBM) adalah interaksi antara stimulus
dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan
7
lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan
dan masalah. Sedangakan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan
itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,
dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang
diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi
guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan
belajarnya.”
Pembelajaran berbasis masalah dirancang terutama untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah dan
keterampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan
mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan dan
menjadi pelajar yang mandiri.Dengan demikian siswa diharapkan dapat
mengembangkan keterampilan matematika dan berpikir kreatif. Pendidikpun
harus mampu menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan
kegiatan dan proses matematika (doing math) seperti menginvestigasi,
merencanakan langkah-langkah penyelesaian dan kemudian pemecahan masalah.
Sesungguhnya
dalam
proses
pembelajaran,
pendidik
bertindak
sebagai
pembimbing, fasilitator dan motivator, sedangkan siswa diharapkan terlibat aktif
dan berkontribusi selama pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk
pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk
memperoleh informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.Dalam
pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) ditekankan bahwa pembelajaran
dikendalikan masalah.Oleh karena itu, pembelajaran berdasarkan masalah dimulai
dengan memecahkan masalah dan masalah yang diajarkan kepada siswa harus
mampu memberikan informasi (pengetahuan) baru sehingga siswa memperoleh
pengetahuan baru sebelum mereka dapat memecahkan masalah itu.Dalam
pembelajaran yang dilakukan tujuannya bukan hanya mencari jawaban tunggal
yang benar, tapi lebih dari itu siswa harus dapat menginterpretasikan
kemungkinan pemecahan masalah, mengevaluasi pilihan dan menarik kesimpulan.
8
Keberhasilan siswa mengatur pengetahuan mereka sendiri sangat
membantu mereka dalam memecahkan permasalahan matematika dengan
baik.Pembelajaran berbasis masalah dapat mengorganisir pengajaran matematika
disekitar masalah siswa itu sendiri.Sehingga siswa dapat melakukan aktivitas
pemecahan masalah dan mengusahakan siswa untuk lebih mengembangkan
kemampuan berpikir. Dimana keterampilan berpikir ini merupakan kemampuan
siswa untuk menganalisi suatu masalah sehingga memungkinkan siswa untuk
menyelesaikan masalah tersebut dengan berbagai cara memunculkan ide-ide
kreatif mereka sendiri.
Salah satu materi kelas VIII (semester genap) terdapat materi bangun
ruang khususnya kubus dan balok. Hal ini dikarenakan, di dalam kehidupan
sehari-hari
banyak
terdapat
benda-benda
yang
berbentuk
kubus
dan
balok.Sehingga mempermudah siswa dalam memahami permasalahan yang
diberikan dan diharapkan siswa mempunyai kemampuan berpikir kreatif yang
baik.
Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul
“Peningkatan
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Siswa
Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Konvensional Pada
Pokok BahasanKubus dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan.”
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.Matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para
siswa.
2. Penerapan model yang kurang sesuai dengan materi pelajaran.
3. Peran serta siswa dalam melakukan aktivitas di kelas masih kurang aktif.
4. Kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa.
1.3.Pembatasan Masalah
9
Dari identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah agar
masalah dalam penelitian ini terarah dan jelas. Penelitian ini dibatasi pada
peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan pembelajaran
berbasis masalah dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus dan
balok di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah : Apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar
dengan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa secara pembelajaran konvensional pada pokok bahasan
kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan?
1.5.Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar
dengan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa secara pembelajaran konvensional pada materi kubus dan
balokbalok di SMP Negeri 27 Medan?
1.6. Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian dapat memberikan
manfaat yang berarti yaitu :
1. Bagi Guru
a. Memberikan
gambaran
bagaimana
cara
mengajarkan matematika
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
b. Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam proses belajar mengajar
khususnya dalam pemilihan model pembelajaran efektif yang dapat
meningkatkan partisipasi siswa.
2. Bagi Peserta Didik
10
a. Menumbuhkan sikap positif (minat dan respon belajar) peserta didik serta
dapat mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
b. Menumbuhkan
kemampuan
mendengarkan pendapat orang
bekerjasama,
berkomunikasi
dan
lain, melatih rasa peduli dan kerelaan
untuk berbagi dan meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang
lain.
c. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk belajar mengaktifkan diri dalam
proses belajar mengajar.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif dalam
usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran
matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan
sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan.
4. Bagi Peneliti
a. Mendapat
pengalaman
langsung melaksanakan model
pembelajaran
matematika dengan menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses.
b. Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru matematika agar siap
melaksanakan tugas di lapangan.
1.7.Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran
berbasis masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi
siswa untuk belajar tentang carakemampuan berpikir dan keterampilan
pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang
essensial dari materi pembelajaran.
2. Pembelajaran konvensional merupakan suatu cara penyampaian informasi
lisan kepada sejumlah pendengar yang berpusat pada penceramah dan
komunikasi searah. Pembelajaran ini biasa dilakukan dalam proses belajar
mengajar (PBM) dengan menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, dan
demonstrasi.
11
3. Kemampuan berpikir kreatif yaitu mencakup komponen :
kelancaran (fluency) merupakan lancar mengungkapkan gagasannya
dalam menyelesaikan soal.
soal secara beragam/bervariasi.
memperkaya gagasan jawaban suatu soal secara terperinci.
keluwesan (fleksibelity) merupakan kemampuan siswa menyelesaikan
elaborasi
(elaboracy)
ialah
kemampuan
mengembangkan
atau
asli (originality) merupakan kemampuan menyelesaikan/menjawab soal
dari hasil pemikiran/ide sendiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkanuraianhasilpenelitiandapatdiambilkesimpulanbahwapembelaja
ranberbasismasalahdapatmeningkatkankemampuanberpikirkreatifsiswalebihbaikd
aripadadenganpembelajarankonvensional.
peningkatan
(N-Gain)
Hal
inimenunjukkandari
rata-rata
padakelaseksperimenadalahsebesar
0,37danpeningkatanpadakelaskontroladalahsebesar
0,26.
Hal
inidiperkuatolehujihipotesisdimana t hitung = 3,438 sedangkan ttabel = 1,679 dapat
dilihat bahwa t hitung > t tabel . Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah lebih
tinggi daripada yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa pesan yang perlu
disampaikan antara lain:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika, disarankan untuk memperhatikan
kemampuan berpikirkreatif siswa dan melibatkan peran aktif siswa dalam
proses belajar mengajar. Untuk itu, hendaknya guru matematika dapat
menerapkan pembelajaran berbasismasalah. Karena Strategi pembelajaran
inidapatmenjadisalahsatualternatifuntukmeningkatkankemampuanberpikirkrea
tifsiswa.
2. Bagi siswa agar terlibat lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran agar siswa
mampu menemukan pemikiran sendiri, tidak hanya berpatokan dengan
pemikiran yang diberikan oleh guru.
3. Kepadapenelitilanjutan
agar
hasildanperangkatpenelitianinidapatdijadikanpertimbanganuntukmenerapkanp
embelajaranberbasismasalahpadamaterikubusdanbalok ataupun materi yang
lain dandapatdikembangkanuntukpenelitianselanjutnya.
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M.,( 2009), PendidikanBagiAnakBerkesulitanBelajar, Penerbit
RinekaCipta, Jakarta.
Abdullah Sani, R., (2013), InovasiPembelajaran, PenerbitBumiAksara, Jakarta
Afrilianto,M.,(2013), Pendekatan Metaphorical Thinking UntukMeningkatkan
KemampuanKompetensiStrategisMatematisSiswa SMP, Tesis, FMIPA,
STKIP, Bandung
Agus,
NuniekAvianti. (2007). MudahBelajarMatematikauntukKelas VIII
SMP/MTs
2.,PenerbitPusatPerbukuanDepartemenPendidikanNasional,
Jakarta.
Arifin, Z., (2009), (2009), EvaluasiPembelajaran, PenerbitRemajaRosdakarya,
Bandung.
Arikunto, S., (2008), Dasar-DasarEvaluasiPendidikan, PenerbitBumiAksara,
Jakarta.
FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitasNegeri Medan, (2012),
BukuPedomanPenulisandan Proposal PenelitianMahasiswa
Kependidikan,
FMIPA Unimed, Medan.
Hudojo, H., (2005). PengembanganKurikulumdanPembelajaranMatematika,
Penerbit IKIP Malang, Malang.
Munandar, U., (2009), PengembanganKreativitasAnakBerbakat,
RinekaCipta, Jakarta.
Penerbit
Nasution, H., (2013), PerbedaanPeningkatanKemampuanPemecahanMasalah
danKomunikasiMatematikasiswapadaPembelajaranBerbasis
Masalahdan PembelajaranLangsungpadaSiswaSekolahMenengah
Pertama., Tesis, FMIPA, Unimed, Medan
Purwanto, N.,
Bandung.
(2010),
PsikologiPendidikan,
PenerbitRemajaRosdakarta,
Rusman, (2010), Model-Model PembelajaranMengembangkanProfesionalisme
Guru, PenerbitRajawaliPers, Jakarta.
Sanjaya, W., (2010), StrategiPembelajaranBerorientasiStandar
Pendidikan, PenerbitPrenada Media Group, Jakarta. Dan
62
Proses
63
Simamora, Y., (2011). PerbedaanPeningkatanKemampuanBerfikirKreatifdan
PemecahanMasalahMatematikaantaraSiswa yang diberiPembelajaran
BerbasisMasalahdenganpengajaranLangsung.,Tesis, FMIPA, Unimed,
Medan
Simanjuntak,L., (2012). Penerapan Model PembelajaranBerbasisMasalahuntuk
MeningkatkanKreativitasSiswa SMP padaPokokBahasan Pythagoras
TahunAjaran 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Siregar, EvelinedanHartini Nana, (2010),
PenerbitGhalia Indonesia, Bogor.
TeoriBelajardanPembelajaran,
Slameto, (2010), BelajardanFaktor-Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit
RinekaCipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), MetodeStatistik, PenerbitTarsito, Bandung.
Sugiyono, (2008), MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D, Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Suryabrata, S., (2001), PsikologiPendidikan, Penerbit PT Raja GrafindoPersada,
Jakarta.
Taufiq Amir, M., (2009), InovasiPendidikanMelalui Problem Based Learning,
PenerbitPrenada Media Group, Jakarta
Trianto, (2009), Mendesain Model PembelajaranInovatifProgresif, Penerbit
Kencana, Jakarta.