PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI SMK MTS SWASTA MIFTAHUSSALAM MEDAN.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaikbaiknya.
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Kubus dan
Balok di SMK MTs Swasta Miftahussalam Medan”, disusun untuk melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis
sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd,
Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si dan Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang
membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. M. Manulang, M.Pd
selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran
perkuliahan. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak
Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy
Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si,
Ph.D selaku ketua jurusan, sekertaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan
matematika FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai
Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Ruhama S.Pdi selaku Kepala Sekolah
MTs Swasta Miftahussalam Medan, Ibu Mariana, S.Pd, selaku guru bidang studi
matematika MTs Swasta Miftahussalam, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi
MTs Swasta Miftahussalam yang namanya tidak memungkinkan penulis untuk
menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama
yang diberikan kepada penulis, terimakasih atas warna yang telah digoreskan di
dalam perjuangan ini.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Alm.
Kaswin Lubis karena atas perjuangannya penulis berani berjuang dan Ibunda
Salbiah Nasution yang selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mendukung
penulis secara tulus, untuk kakanda dan abangda Sri Hayati Lubis, Khirul Ahmad
Lubis, Deliana Lubis dan Syawal Luddin Lubis yang telah banyak memberi kasih
sayang, semangat, nasehat, doa, dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan
skripsi ini dapat terlaksana dengan baik, masih terus melekat dalam hati ini
v
sebagai motivasi dalam hidup ini “biarlah satu diantara kita ada yang berhasil”.
Terimakasih untuk Hasili Rizkiyah Ritonga S.Pd yang telah mengisi kekosongan
hati ini sehingga terus selalu semangat dalam mengerjakan skripsi ini. Terima
kasih kepada abangda Herry Ramadhan S.E yang menjadikan penulis sebagai
anak asuhnya, atas abangda juga penulis termotivasi untuk terus bergerak menuju
kesuksesan. Terimakasih kepada Abangda Badzlan Darari, M.Pd yang telah
memberi banyak masukan, Dian Bastian Guci, Azizah octoerina Hsb. Chairul
Riva’I, Damayanti KW, Dinar Kristina Lubis, Anggi Maulida Hanum, Andika
Sura Prasetya, Arifah Abriana NST, Afifah Zahra Octaviani, Syahmidun, berkat
kalian semua penulis bisa sejauh ini, terima kasih atas warna yang telah kalian
berikan dalam sela-sela perjuangan ini, terimakasih juga kepada the katrok girls
Adelina Sari Hrp, Betty rumondang, Dori, Adha, dan adriani, Agustina, terima
kasih juga kepada Aidil and The Harim (isti, yunda, sulasmi, fathul), Ciri Giringgiring, Campur Sari serta anak Dik A 2010 lainya sebagai teman-teman
seperjuangan. Terimakasih kepada kakanda, dan adinda di Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED. Teman-teman PPLT SMK Swasta YPT Brandan Tahun 2013.
Teman-teman seperjuangan di kepengurusan HMI Komisariat FMIPA UNIMED
Periode 2012-2013. Dan semua sahabat-sahabat yang tidak bisa penulis
cantumkan namanya satu persatu namun senantiasa memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Maret 2015
Penulis,
Abdurrohman Lubis
NIM. 4103111002
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA
SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTS SWASTA
MIFTAHUSSALAM MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015
Abdurrohman Lubis (NIM : 4103111002)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui Strategi penerapan
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatan kemampuan berpikir kreatif
matematika siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan pada materi
kubus dan balok, (2) Mengetahui Deskripsi aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs
Swasta Miftahussalam ketika diterapkan Pembelajaran Berbasis Masalah pada
materi kubus dan balok, (3) Meningkatnya kemampuan berpikir kreatif
matematika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah
pada materi kubus dan balok di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu kelas
VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan yang berjumlah 32 siswa. Objek
penelitian adalah upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui
penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus dan balok di
kelas di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan Tahun Pelajaran
2014/2015.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Perbedaan perlakuan pada siklus
I dan siklus II terletak pada tahap membimbing penyelidikan. Pada siklus I
dibimbing secara individu, sedangkan siklus II dibimbing secara individu dan
kelompok. Setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan penalaran sebanyak 2
soal.
Dari hasil tes awal diketahui rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa
54,81dengan presentase siswa yang telah mencapai nilai KKM sebesar 46,875%
dari jumlah siswa. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, rata-rata kemampuan
berpikir kreatif matematika siswa meningkat menjadi 65,82 dengan presentase
siswa yang mencapai KKM sebesar 56,25% dari jumlah siswa. Setelah pemberian
tindakan pada siklus II, rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa
meningkat menjadi 76,10 dengan presentase siswa yang mencapai KKM sebesar
88,24% dari jumlah siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan kemampuan penalaran siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam
Medan sehingga pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan penalaran siswa.
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1. Berpikir Kreatif
2.1.1.1. Pengertian Berpikir
2.1.1.2. Pengertian Kreatif
2.1.1.3. Pengertian Berpikir Kreatif
2.1.1.4. Ciri-ciri Kepribadian Kreatif
2.1.1.5. Berpikir Kreatif dalam Matematika
2.1.2. Pembelajaran Matematika
2.1.3. Model Pembelajaran
2.1.3.1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.3.2. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.3.3. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.3.4. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
2.2.
Kubus dan Balok
2.2.1 Luas Permukaan dan Volume
2.2.1.1. Luas Permukaan Kubus dan Balok
2.2.1.2. Volume Kubus dan Balok
2.2.2. Pembelajaran Tabung dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.3.
Penelitian yang Relevan
2.4. Kerangka Konseptual
1
5
6
6
6
7
8
8
8
9
10
13
14
15
18
19
20
22
23
24
24
24
26
26
28
28
vii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.
Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1. Subjek Penelitian
3.2.2. Objek Penelitian
3.3.
Jenis Penelitian
3.4.
Definisi Operasional
3.5.
Prosedur Penelitian
3.5.1 Siklus I
3.5.1.1 Permasalahan I
3.5.1.2 Perencanaan Tindakan I
3.5.1.3 Pelaksanaan Tindakan I
3.5.1.4 Observasi I
3.5.1.5 Analisis Data I
3.5.1.6 Refleksi I
3.5.2 Siklus II
3.6.
Instrumen dan Alat Pengumpulan Data
3.6.1 Tes Kemampuan Berpikir Kreatf Matematis
3.6.2 Observasi
3.7. Tekhnik pengumpulan Data
3.8.
Teknik Analisis Data
3.8.1 Reduksi Data
3.8.2 Paparan Data
3.8.3 Kesimpulan Data
29
29
29
29
29
29
30
30
30
31
31
31
32
32
33
34
34
35
35
36
36
37
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I
4.1.1.1 Permasalahan I
4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tidandakan I
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4 Observasi
4.1.1.5 Analisis Data I
4.1.1.5.1 Paparan Data
4.1.1.5.1.1 Analisis data hasil observasi perilaku guru dan aktivitas siswa
4.1.1.5.1.2 Analisis data tes kemampuan berfikir kreatif matematika I
4.1.1.6 Refleksi I
4.1.2
Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II
4.1.2.1 Permasalahan II
4.1.2.2 TahapPerencanaan Tindakan II
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4 Observasi II
4.1.2.4.1 Hasil Observasi Guru II
39
39
39
43
44
45
49
49
49
50
54
56
56
56
58
59
59
viii
4.1.2.4.2 Hasil Observasi Siswa II
4.1.1.5.3 Analisis Data II
4.1.2.5.2 Analisis Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika II
4.2
Temuan Penelitian
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
4.4
Penelitian yang Relevan
61
62
62
65
66
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
69
70
DAFTAR PUSTAKA
71
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Tahapan-tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Kemampuan berpikir Kreatif
Tabel 3.2. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap
Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Kemampuan Berfikir Kreatif pada Tes Awal
Tabel 4.2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Awal Berdasarkan
Indikator Kemampuan Berfikir Kreatif
Tabel 4.3. Data Kesalahan Siswa pada Tes Awal
Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika I
Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Indikator
Kemampuan Berfikir Kreatif pada Siklus I
Tabel 4.6. Data Kesalahan Siswa pada Tes Kemampuan Berfikir Kreatif I
Tabel 2.7. Deskripsi Hasil Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika I
Tabel 2.8. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Indikator
Kemampuan Berfikir Kreatif pada Siklus I
Halaman
24
35
38
39
40
41
50
51
52
63
63
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
2.1
2.2
2.3
3.1
4.1
Jaring-jaring kubus
Jaring-jaring kubus
Volume balok
Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas
Diagram Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika
Siswa Berdasarkan Indikator pada Tes Awal
Gambar 4.2 Diagram Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika
Siswa Berdasarkan Indikator pada Tes Siklus I
Gambar 4.3 Diagram Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika
Siswa Berdasarkan Indikator pada Tes Siklus II
25
25
26
34
40
51
64
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat telah memberikan dampak bagi kemajuan kehidupan dan kesejahteraan
manusia. Sehingga untuk dapat mengelola dan memanfaatkannya diperlukan
sumber daya manusia yang berkreativitas yang dibentuk melalui proses
pendidikan. Hal serupa juga ditekankan Munandar (2009:17) yang
mengungkapkan bahwa :
Pengembangan kreativitas hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu di
lingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan dalam
pendidikan pra-sekolah. Secara eksplisit dinyatakan pada setiap tahap
perkembangan anak dan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari
pendidikan pra-sekolah sampai di perguruan tinggi, bahwa kreativitas
perlu dipupuk, dikembangkan dan ditingkatkan, di samping
mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri lain yang menunjang
pembangunan.
Pembahasan berpikir kreatif tidak pernah terlepas dengan kreativitas.
Amabile (dalam Amarta, 2013:19) menyatakan bahwa: “kreativitas terdiri
dari tiga komponen yaitu keahlian (expertise), keterampilan berpikir kreatif
(creative thinking skill), dan motivasi.”
Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang mampu memecahkan
masalah dengan cara orisinil dan berguna. Namun, dalam bidang pendidikan
berpikir kreatif jarang dilatih dan dikembangkan. Kreativitas diasumsikan
sebagai sifat yang telah ada semenjak lahir, sebagai bakat yang hanya
diperuntukkan untuk orang-orang tertentu, sehingga diasumsikan pendidikan
tidak memiliki pengaruh terhadap kreativitas. Hal serupa juga diungkapkan
Amarta (2013:14) bahwa : “Sebagian masyarakat telah mempersempit arti
kreativitas, di mana kreativitas hanya diperuntukkan bagi para pekerja seni,
seperti pematung, pelukis, desainer, arsitek, pembuat film, dan sebagainya.”
2
Dunia pendidikan tidak akan terlepas dari pendidikan matematika di
sekolah. Matematika digunakan dalam sarana untuk memecahkan masalah
dalam mata pelajaran lain. Sihombing dan Ika (dalam Tim Dosen MKTK
2013:31) menyatakan “matematika dikenal sebagai ‘pelayan’ bagi disiplin
ilmu lainnya, karena banyaknya konsep matematika yang diterapkan untuk
menjelaskan fenomena-fenomena dalam disiplin ilmu”.
Umumnya orang beranggapan bahwa kreativitas dan matematika tidak
ada kaitannya sama sekali. Padahal jika kita melihat seorang matematikawan
yang menghasilkan formula baru dalam bidang matematika maka tidak dapat
diabaikan potensi kreativitasnya. Kreatif bukanlah sebuah ciri yang hanya
ditemukan pada seorang seniman atau ilmuwan, tetapi juga merupakan bagian
dari kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh Desyandri (2008
:16): “Belajar matematika juga membutuhkan bahasa untuk mengerti soalsoal atau mengerti logika juga imajinasi dan kreativitas.”
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VIII MTs Swasta
Miftahussalam, kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada
kenyataannya belum dapat dikembangkan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran matematika. Hal tersebut karena guru umumnya terlalu
berkonsentrasi
pada
latihan
menyelesaikan
soal-soal
rutin
dengan
mengaplikasikan rumus saja. Kegiatan pembelajaran matematika masih
berpusat pada guru, menggunakan metode ceramah, siswa pasif, pertanyaan
dari siswa jarang muncul, dan aktivitas kelas didominasi dengan kegiatan
mencatat atau
menyalin
dan
sepengetahuan peneliti belum pernah
diterapkannya pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus dan balok di
kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan. Ansari (2009:3) menyatakan
bahwa
Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi (transfer of
knowledge), tetapi sebagai pendorong siswa belajar (stimulation of
learning) agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui
berbagai aktivitas seperti pemecahan masalah, penalaran, dan
berkomunikasi (doing math), sebagai wahana pelatihan berpikir kritis
dan kreatif.
3
Hal ini juga sesuai dengan yang dikatakan Herman (2006:3) yakni :
Kegiatan pembelajaran matematika masih berpusat pada guru tidak
mengakomodasi pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi
tetapi hanya mengakomodasi pemikiran tingkat rendah, seperti
mengingat dan mengaplikasikan rumus.
Pada kesempatan itu juga peneliti mewawancarai seorang guru
matematika kelas VIII-1 MTs Miftahussalam Medan yakni ibu Mariana
menyatakan bahwa:
Siswa hanya mampu menyelesaikan soal-soal matematika jika soal
tersebut mirip atau serupa dengan contoh soal yang diberikan, jika soal
tersebut bervariasi atau lain dari contoh soal yang diberikan maka siswa
akan kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut.
Hal yang sama juga diungkapkan Ansari (2009:3) bahwa “Jika siswa
diberi soal yang beda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak
tahu harus mulai dari mana mereka bekerja”.
Selain itu peneliti juga mengadakan studi pendahuluan kepada siswa
kelas VIII-1 MTs Swasta Miftahussalam Medan. Pemberian tes diagnostik
kemampuan berpikir kreatif pada 32 orang siswa, diperoleh rata-rata
kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah.
Pembelajaran konvensional tidak mampu menolongnya dari masalah
karena siswa hanya dapat memecahkan masalah apabila informasi yang
dimiliki dapat secara langsung dimanfaatkan untuk menjawab soal. Dalam
menjawab suatu persoalan siswa sering setuju pada satu jawaban yang paling
benar dan menyelesaikan soal dengan mengikuti langkah yang ada di buku
paket atau cara yang telah ada tanpa mampu memikirkan kemungkinan
jawaban atau bermacam-macam gagasan dalam memecahkan masalah
tersebut, yang berakibatkan kegiatan pembelajaran kurang menarik, tidak
menantang, dan sulit untuk mencapai target yakni menggali kreativitas siswa.
Menyikapi permasalahan-permasalahan yang timbul, terutama berkaitan
dengan
praktek
pembelajaran
matematika
di
kelas
dan
pentingnya
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika, maka upaya inovatif
untuk menanggulanginya perlu segera dilakukan. Salah satu alternatif yang
4
dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Fokus utama
dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran ini adalah memposisikan guru
sebagai perancang dan organisator pembelajaran sehingga siswa mendapat
kesempatan untuk memahami dan memaknai matematika melalui aktivitas
belajar.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dimulai dengan adanya masalah,
kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang telah mereka
ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah
tersebut. Hal ini didukung oleh Duch (dalam Riyanto, 2010:285) menyatakan
bahwa:
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang
menghadapkan peserta didik pada tantangan ‘belajar untuk belajar’. Siswa
aktif bekerja sama didalam kelompok untuk mencari solusi permasalahan.
Permasalahan ini sebagai acuan bagi peserta didik untuk merumuskan,
menganalisis, dan memecahkannya.
Dalam pembelajaran ini, peran guru adalah mengajukan permasalahan,
memberikan dorongan, memotivasi, dan menyediakan bahan ajar, serta
menyediakan fasilitas yang diperlukan peserta didik dalam proses berpikir
kreatif matematika. Selain itu, guru juga memberikan dukungan dalam upaya
meningkatkan temuan dan perkembangan intelektual peserta didik. Pada
pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan proes
pemecahan masalah yang disajikan dengan menggali informasi sebanyakbanyaknya. Pengalaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
dimana berkembangnya pola pikir dan pola kerja seseorang bergantung pada
bagaiman dia memposisikan dirinya dalam belajar. Pada pembelajaran
berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan masalah
nyata (fakta) yang disajikan diawal pembelajaran. Terlebih dulu adanya
langkah pemahaman mengenai masalah tersebut sehingga diperlukan
kemampuan berpikir kreatif, kemudian diselidiki untuk diketahui solusi dari
permasalahan tersebut.
5
Berkaitan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
mengangkat mengenai hal tersebut di dalam penelitian dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas VIII Pada Materi
Kubus dan Balok di MTs Swasta Miftahussalam Medan T.A 2014/2015”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dalam pembelajaran
matematika masih kategori rendah.
2. Kegiatan pembelajaran matematika belum mengakomodasi pengembangan
kemampuan berpikir kreatif matematika.
3. Belum pernah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah pada
materi kubus dan balok di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam
4. Kegiatan pembelajaran kurang membosankan kurang bervariasi
1.3.Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah terdapat cakupan permasalahan yang
luas maka peneliti melakukan batasan masalah agar penelitian ini lebih
terarah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif metematika siswa pada materi kubus dan balok di Kelas VIII MTs
Swasta Miftahussalam Medan.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang ada, peneliti merumuskan rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
meningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII
MTs Swasta Miftahussalam Medan pada materi kubus dan balok?
6
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam
ketika diterapkan Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi kubus dan
balok?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa
kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan pada materi kubus dan
balok setelah diterapkan pembelajaran berbasis masalah?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII MTs Swasta
Miftahussalam Medan pada materi kubus dan balok
2. Deskripsi aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam
ketika diterapkan Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi kubus dan
balok
3. Meningkatnya kemampuan berpikir kreatif matematika siswa setelah
diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus
dan balok di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan
1.6.Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti yaitu :
1. Bagi siswa. Melalui model pembelajaran berbasis masalah diharapkan
siswa dapat lebih mudah memahami materi dalam pelajaran matematika,
sehingga dapat, meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika
siswa.
2. Bagi guru. Sebagai bahan masukan mengenai model pembelajaran
berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
pada materi kubus dan balok.
7
3. Bagi peneliti selanjutnya. Sebagai bahan masukan kepada peneliti yang
berminat melakukan penelitian sejenis.
4. Bagi orang tua. Sebagai informasi dan pengetahuan untuk membantu
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematika pada anak.
5. Bagi penulis. Sebagai pengalaman untuk meningkatkan pengetahuan
penulis dalam mengadakan penelitian ilmiah sebagai tenaga pendidik
dimasa mendatang.
71
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009). Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Amarta, Risye., (2013). Agar Kamu Menjadi Pribadi Kreatif. Yogyakarta : Sinar
Kejora,
Ansari, Bansui., (2009). Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikasi. Banda
Aceh : Pena.
Aisyah, W., dkk., Pembelajaran Melalui Model PBL (Problem Based Learning)Dalam Upaya
Meningkatkan Mutu Pendidikan. http://Wianti.multiply.com./journal/item/7
Arikunto, S., dan Suhardjono. Supardi. (2009). Penelelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : Bumi Aksara
Asmin dan Mansyur, A., (2012). Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar.
Medan: Larispa Indonesia.
Daryanto., (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.
Desyandri., (2008).
http://desyandri.wordpress.com/2008/12/24/menciptakanpembelajaranmatematika-yang-kreatif-dan-menyenangkan-padapendidikan-kelas-awal-sd/ (Diakses 14 Februari 2014).
Ferdiansyah, Fery., (2012), Pengertian Berpikir Kreatif Matematis:
http://feryferdiansyah16.blogspot.com/2012/11/berpikirkreatifmatematis.html (Diakses 03 Maret 2014).
Hamalik, O., (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Happy, N., (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Siswa Kelas X SMA Negeri Kasihan Bantul pada Pembelajaran
Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Skripsi.
UNY Yogyakarta
Herman, T., (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SMP. Laporan Penelitian.
UPI Bandung
Hudojo, H., (1988). Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud. Jakarta
FMIPA Unimed. (2010). Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Kependidikan. Medan: FMIPA Unimed.
72
Mawaddah,
Inna,
(2013),
Definisi
Berpikir
Kreatif,
http://innamawaddah.blogspot.com/2013/05/definisi-berpikir-kreatif.html
(Diakses 07 Februari 2014).
Munandar, Utami., (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.
Riyanto, Y., (2010). Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Refrensi Bagi
Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan
Berkualitas. Jakarta : Penerbit Kencana
Rumah
pena,
(2012),
Indonesia
Tidak
Kreatif
Setuju?,
http://pena.gunadarma.ac.id/indonesia-tidak-kreatif-setuju/ (Diakses 03
Maret).
Siswono
&
Haris,
(2006),
Menilai
Kreativitas
Siswa
dalam
Matematika:http://www.academia.edu/3750521/Menilai_Kreativitas_Sisw
a_dalam_Matematika.
Slameto. (2010). Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Sudjana, N., (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Trianto, M., (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta :
Kencana Prenada Media Grup
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi penerapan model pembelajaran berbasis masalah adalah :
a. memaksimalkan diskusi kelompok dengan menyusun siswa dengan tingkat
kemampuan
yang
heterogen
sehingga
siswa
yang
pintar
dapat
mengajarkan yang kurang mampu.
b. Memberikan LAS kepada siswa agar siswa memiliki masalah untuk
didiskusikan.
c. Memberi reward bagi siswa yang aktif untuk memotivasi siswa agar
belajar.
2. Aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran berbasis
masalah adalah :
a. Siswa sering bertanya kepada guru dan juga teman diskusinya
b. Siswa lebih percaya diri menyajikan hasil karya dengan berkelompok
daripada menyajikanya sendiri.
c. Siswa lebih aktif bertanya kepada kelompok penyaji daripada guru.
d. Siswa semakin bersemangat ketika diberi hadiah.
3. Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang diajarkan dengan
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah meningkat dilihat dari hasil
pada siklus I rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa diperoleh 18 orang
siswa (56,25%) yang mencapai kentuntasan. Selanjutnya, setelah dilakukan
perbaikan tindakan pada siklus II diperoleh 24 orang siswa (75%) yang
mencapai kentuntasan. Ini berarti model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa pada materi kubus dan balok
di kelas VIII-1 MTs Swasta Miftahussalam Medan.
70
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran
matematika disarankan guru menggunakan Model pembelajaran berbasis
masalah dengan penyelidikan secara berkelompok dan memberikan siswa
hadiah untuk menarik motivasi siswa.
2. Kepada siswa MTs Swasta Miftahussalam Medan khususnya siswa yang
berkemampuan berfikir kreatif matematika rendah agar lebih banyak
berlatih, membaca dan tidak sungkan-sungkan untuk mengkomunikasikan
ide-ide matematikanya
baik
secara
lisan maupun tulisan dalam
pembelajaran matematika.
3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang
sama dengan penelitian ini supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan
yang ada dalam penelitian ini yaitu siswa yang dibentuk dalam kelompok
jangan terlalu banyak agar setiap kelompok diskusi tersebut ikut terlibat
sehingga akan memudahkan guru dalam penguasaan kelas. Hal ini
dikarenakan dengan adanya penguasaan kelas yang baik maka diharapkan
pembelajaran dengan Model pembelajaran berbasis masalah dapat
berlangsung dengan efektif dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir
kreatif matematika siswa.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaikbaiknya.
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Kubus dan
Balok di SMK MTs Swasta Miftahussalam Medan”, disusun untuk melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis
sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd,
Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si dan Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang
membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. M. Manulang, M.Pd
selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran
perkuliahan. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak
Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy
Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si,
Ph.D selaku ketua jurusan, sekertaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan
matematika FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai
Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Ruhama S.Pdi selaku Kepala Sekolah
MTs Swasta Miftahussalam Medan, Ibu Mariana, S.Pd, selaku guru bidang studi
matematika MTs Swasta Miftahussalam, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi
MTs Swasta Miftahussalam yang namanya tidak memungkinkan penulis untuk
menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama
yang diberikan kepada penulis, terimakasih atas warna yang telah digoreskan di
dalam perjuangan ini.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Alm.
Kaswin Lubis karena atas perjuangannya penulis berani berjuang dan Ibunda
Salbiah Nasution yang selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mendukung
penulis secara tulus, untuk kakanda dan abangda Sri Hayati Lubis, Khirul Ahmad
Lubis, Deliana Lubis dan Syawal Luddin Lubis yang telah banyak memberi kasih
sayang, semangat, nasehat, doa, dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan
skripsi ini dapat terlaksana dengan baik, masih terus melekat dalam hati ini
v
sebagai motivasi dalam hidup ini “biarlah satu diantara kita ada yang berhasil”.
Terimakasih untuk Hasili Rizkiyah Ritonga S.Pd yang telah mengisi kekosongan
hati ini sehingga terus selalu semangat dalam mengerjakan skripsi ini. Terima
kasih kepada abangda Herry Ramadhan S.E yang menjadikan penulis sebagai
anak asuhnya, atas abangda juga penulis termotivasi untuk terus bergerak menuju
kesuksesan. Terimakasih kepada Abangda Badzlan Darari, M.Pd yang telah
memberi banyak masukan, Dian Bastian Guci, Azizah octoerina Hsb. Chairul
Riva’I, Damayanti KW, Dinar Kristina Lubis, Anggi Maulida Hanum, Andika
Sura Prasetya, Arifah Abriana NST, Afifah Zahra Octaviani, Syahmidun, berkat
kalian semua penulis bisa sejauh ini, terima kasih atas warna yang telah kalian
berikan dalam sela-sela perjuangan ini, terimakasih juga kepada the katrok girls
Adelina Sari Hrp, Betty rumondang, Dori, Adha, dan adriani, Agustina, terima
kasih juga kepada Aidil and The Harim (isti, yunda, sulasmi, fathul), Ciri Giringgiring, Campur Sari serta anak Dik A 2010 lainya sebagai teman-teman
seperjuangan. Terimakasih kepada kakanda, dan adinda di Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED. Teman-teman PPLT SMK Swasta YPT Brandan Tahun 2013.
Teman-teman seperjuangan di kepengurusan HMI Komisariat FMIPA UNIMED
Periode 2012-2013. Dan semua sahabat-sahabat yang tidak bisa penulis
cantumkan namanya satu persatu namun senantiasa memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Maret 2015
Penulis,
Abdurrohman Lubis
NIM. 4103111002
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA
SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTS SWASTA
MIFTAHUSSALAM MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015
Abdurrohman Lubis (NIM : 4103111002)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui Strategi penerapan
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatan kemampuan berpikir kreatif
matematika siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan pada materi
kubus dan balok, (2) Mengetahui Deskripsi aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs
Swasta Miftahussalam ketika diterapkan Pembelajaran Berbasis Masalah pada
materi kubus dan balok, (3) Meningkatnya kemampuan berpikir kreatif
matematika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah
pada materi kubus dan balok di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu kelas
VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan yang berjumlah 32 siswa. Objek
penelitian adalah upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui
penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus dan balok di
kelas di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan Tahun Pelajaran
2014/2015.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Perbedaan perlakuan pada siklus
I dan siklus II terletak pada tahap membimbing penyelidikan. Pada siklus I
dibimbing secara individu, sedangkan siklus II dibimbing secara individu dan
kelompok. Setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan penalaran sebanyak 2
soal.
Dari hasil tes awal diketahui rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa
54,81dengan presentase siswa yang telah mencapai nilai KKM sebesar 46,875%
dari jumlah siswa. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, rata-rata kemampuan
berpikir kreatif matematika siswa meningkat menjadi 65,82 dengan presentase
siswa yang mencapai KKM sebesar 56,25% dari jumlah siswa. Setelah pemberian
tindakan pada siklus II, rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa
meningkat menjadi 76,10 dengan presentase siswa yang mencapai KKM sebesar
88,24% dari jumlah siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan kemampuan penalaran siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam
Medan sehingga pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan penalaran siswa.
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1. Berpikir Kreatif
2.1.1.1. Pengertian Berpikir
2.1.1.2. Pengertian Kreatif
2.1.1.3. Pengertian Berpikir Kreatif
2.1.1.4. Ciri-ciri Kepribadian Kreatif
2.1.1.5. Berpikir Kreatif dalam Matematika
2.1.2. Pembelajaran Matematika
2.1.3. Model Pembelajaran
2.1.3.1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.3.2. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.3.3. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.3.4. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
2.2.
Kubus dan Balok
2.2.1 Luas Permukaan dan Volume
2.2.1.1. Luas Permukaan Kubus dan Balok
2.2.1.2. Volume Kubus dan Balok
2.2.2. Pembelajaran Tabung dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.3.
Penelitian yang Relevan
2.4. Kerangka Konseptual
1
5
6
6
6
7
8
8
8
9
10
13
14
15
18
19
20
22
23
24
24
24
26
26
28
28
vii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.
Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1. Subjek Penelitian
3.2.2. Objek Penelitian
3.3.
Jenis Penelitian
3.4.
Definisi Operasional
3.5.
Prosedur Penelitian
3.5.1 Siklus I
3.5.1.1 Permasalahan I
3.5.1.2 Perencanaan Tindakan I
3.5.1.3 Pelaksanaan Tindakan I
3.5.1.4 Observasi I
3.5.1.5 Analisis Data I
3.5.1.6 Refleksi I
3.5.2 Siklus II
3.6.
Instrumen dan Alat Pengumpulan Data
3.6.1 Tes Kemampuan Berpikir Kreatf Matematis
3.6.2 Observasi
3.7. Tekhnik pengumpulan Data
3.8.
Teknik Analisis Data
3.8.1 Reduksi Data
3.8.2 Paparan Data
3.8.3 Kesimpulan Data
29
29
29
29
29
29
30
30
30
31
31
31
32
32
33
34
34
35
35
36
36
37
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I
4.1.1.1 Permasalahan I
4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tidandakan I
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4 Observasi
4.1.1.5 Analisis Data I
4.1.1.5.1 Paparan Data
4.1.1.5.1.1 Analisis data hasil observasi perilaku guru dan aktivitas siswa
4.1.1.5.1.2 Analisis data tes kemampuan berfikir kreatif matematika I
4.1.1.6 Refleksi I
4.1.2
Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II
4.1.2.1 Permasalahan II
4.1.2.2 TahapPerencanaan Tindakan II
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4 Observasi II
4.1.2.4.1 Hasil Observasi Guru II
39
39
39
43
44
45
49
49
49
50
54
56
56
56
58
59
59
viii
4.1.2.4.2 Hasil Observasi Siswa II
4.1.1.5.3 Analisis Data II
4.1.2.5.2 Analisis Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika II
4.2
Temuan Penelitian
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
4.4
Penelitian yang Relevan
61
62
62
65
66
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
69
70
DAFTAR PUSTAKA
71
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Tahapan-tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Kemampuan berpikir Kreatif
Tabel 3.2. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap
Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Kemampuan Berfikir Kreatif pada Tes Awal
Tabel 4.2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Awal Berdasarkan
Indikator Kemampuan Berfikir Kreatif
Tabel 4.3. Data Kesalahan Siswa pada Tes Awal
Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika I
Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Indikator
Kemampuan Berfikir Kreatif pada Siklus I
Tabel 4.6. Data Kesalahan Siswa pada Tes Kemampuan Berfikir Kreatif I
Tabel 2.7. Deskripsi Hasil Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika I
Tabel 2.8. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Indikator
Kemampuan Berfikir Kreatif pada Siklus I
Halaman
24
35
38
39
40
41
50
51
52
63
63
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
2.1
2.2
2.3
3.1
4.1
Jaring-jaring kubus
Jaring-jaring kubus
Volume balok
Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas
Diagram Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika
Siswa Berdasarkan Indikator pada Tes Awal
Gambar 4.2 Diagram Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika
Siswa Berdasarkan Indikator pada Tes Siklus I
Gambar 4.3 Diagram Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika
Siswa Berdasarkan Indikator pada Tes Siklus II
25
25
26
34
40
51
64
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat telah memberikan dampak bagi kemajuan kehidupan dan kesejahteraan
manusia. Sehingga untuk dapat mengelola dan memanfaatkannya diperlukan
sumber daya manusia yang berkreativitas yang dibentuk melalui proses
pendidikan. Hal serupa juga ditekankan Munandar (2009:17) yang
mengungkapkan bahwa :
Pengembangan kreativitas hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu di
lingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan dalam
pendidikan pra-sekolah. Secara eksplisit dinyatakan pada setiap tahap
perkembangan anak dan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari
pendidikan pra-sekolah sampai di perguruan tinggi, bahwa kreativitas
perlu dipupuk, dikembangkan dan ditingkatkan, di samping
mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri lain yang menunjang
pembangunan.
Pembahasan berpikir kreatif tidak pernah terlepas dengan kreativitas.
Amabile (dalam Amarta, 2013:19) menyatakan bahwa: “kreativitas terdiri
dari tiga komponen yaitu keahlian (expertise), keterampilan berpikir kreatif
(creative thinking skill), dan motivasi.”
Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang mampu memecahkan
masalah dengan cara orisinil dan berguna. Namun, dalam bidang pendidikan
berpikir kreatif jarang dilatih dan dikembangkan. Kreativitas diasumsikan
sebagai sifat yang telah ada semenjak lahir, sebagai bakat yang hanya
diperuntukkan untuk orang-orang tertentu, sehingga diasumsikan pendidikan
tidak memiliki pengaruh terhadap kreativitas. Hal serupa juga diungkapkan
Amarta (2013:14) bahwa : “Sebagian masyarakat telah mempersempit arti
kreativitas, di mana kreativitas hanya diperuntukkan bagi para pekerja seni,
seperti pematung, pelukis, desainer, arsitek, pembuat film, dan sebagainya.”
2
Dunia pendidikan tidak akan terlepas dari pendidikan matematika di
sekolah. Matematika digunakan dalam sarana untuk memecahkan masalah
dalam mata pelajaran lain. Sihombing dan Ika (dalam Tim Dosen MKTK
2013:31) menyatakan “matematika dikenal sebagai ‘pelayan’ bagi disiplin
ilmu lainnya, karena banyaknya konsep matematika yang diterapkan untuk
menjelaskan fenomena-fenomena dalam disiplin ilmu”.
Umumnya orang beranggapan bahwa kreativitas dan matematika tidak
ada kaitannya sama sekali. Padahal jika kita melihat seorang matematikawan
yang menghasilkan formula baru dalam bidang matematika maka tidak dapat
diabaikan potensi kreativitasnya. Kreatif bukanlah sebuah ciri yang hanya
ditemukan pada seorang seniman atau ilmuwan, tetapi juga merupakan bagian
dari kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh Desyandri (2008
:16): “Belajar matematika juga membutuhkan bahasa untuk mengerti soalsoal atau mengerti logika juga imajinasi dan kreativitas.”
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VIII MTs Swasta
Miftahussalam, kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada
kenyataannya belum dapat dikembangkan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran matematika. Hal tersebut karena guru umumnya terlalu
berkonsentrasi
pada
latihan
menyelesaikan
soal-soal
rutin
dengan
mengaplikasikan rumus saja. Kegiatan pembelajaran matematika masih
berpusat pada guru, menggunakan metode ceramah, siswa pasif, pertanyaan
dari siswa jarang muncul, dan aktivitas kelas didominasi dengan kegiatan
mencatat atau
menyalin
dan
sepengetahuan peneliti belum pernah
diterapkannya pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus dan balok di
kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan. Ansari (2009:3) menyatakan
bahwa
Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi (transfer of
knowledge), tetapi sebagai pendorong siswa belajar (stimulation of
learning) agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui
berbagai aktivitas seperti pemecahan masalah, penalaran, dan
berkomunikasi (doing math), sebagai wahana pelatihan berpikir kritis
dan kreatif.
3
Hal ini juga sesuai dengan yang dikatakan Herman (2006:3) yakni :
Kegiatan pembelajaran matematika masih berpusat pada guru tidak
mengakomodasi pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi
tetapi hanya mengakomodasi pemikiran tingkat rendah, seperti
mengingat dan mengaplikasikan rumus.
Pada kesempatan itu juga peneliti mewawancarai seorang guru
matematika kelas VIII-1 MTs Miftahussalam Medan yakni ibu Mariana
menyatakan bahwa:
Siswa hanya mampu menyelesaikan soal-soal matematika jika soal
tersebut mirip atau serupa dengan contoh soal yang diberikan, jika soal
tersebut bervariasi atau lain dari contoh soal yang diberikan maka siswa
akan kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut.
Hal yang sama juga diungkapkan Ansari (2009:3) bahwa “Jika siswa
diberi soal yang beda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak
tahu harus mulai dari mana mereka bekerja”.
Selain itu peneliti juga mengadakan studi pendahuluan kepada siswa
kelas VIII-1 MTs Swasta Miftahussalam Medan. Pemberian tes diagnostik
kemampuan berpikir kreatif pada 32 orang siswa, diperoleh rata-rata
kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah.
Pembelajaran konvensional tidak mampu menolongnya dari masalah
karena siswa hanya dapat memecahkan masalah apabila informasi yang
dimiliki dapat secara langsung dimanfaatkan untuk menjawab soal. Dalam
menjawab suatu persoalan siswa sering setuju pada satu jawaban yang paling
benar dan menyelesaikan soal dengan mengikuti langkah yang ada di buku
paket atau cara yang telah ada tanpa mampu memikirkan kemungkinan
jawaban atau bermacam-macam gagasan dalam memecahkan masalah
tersebut, yang berakibatkan kegiatan pembelajaran kurang menarik, tidak
menantang, dan sulit untuk mencapai target yakni menggali kreativitas siswa.
Menyikapi permasalahan-permasalahan yang timbul, terutama berkaitan
dengan
praktek
pembelajaran
matematika
di
kelas
dan
pentingnya
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika, maka upaya inovatif
untuk menanggulanginya perlu segera dilakukan. Salah satu alternatif yang
4
dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Fokus utama
dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran ini adalah memposisikan guru
sebagai perancang dan organisator pembelajaran sehingga siswa mendapat
kesempatan untuk memahami dan memaknai matematika melalui aktivitas
belajar.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dimulai dengan adanya masalah,
kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang telah mereka
ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah
tersebut. Hal ini didukung oleh Duch (dalam Riyanto, 2010:285) menyatakan
bahwa:
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang
menghadapkan peserta didik pada tantangan ‘belajar untuk belajar’. Siswa
aktif bekerja sama didalam kelompok untuk mencari solusi permasalahan.
Permasalahan ini sebagai acuan bagi peserta didik untuk merumuskan,
menganalisis, dan memecahkannya.
Dalam pembelajaran ini, peran guru adalah mengajukan permasalahan,
memberikan dorongan, memotivasi, dan menyediakan bahan ajar, serta
menyediakan fasilitas yang diperlukan peserta didik dalam proses berpikir
kreatif matematika. Selain itu, guru juga memberikan dukungan dalam upaya
meningkatkan temuan dan perkembangan intelektual peserta didik. Pada
pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan proes
pemecahan masalah yang disajikan dengan menggali informasi sebanyakbanyaknya. Pengalaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
dimana berkembangnya pola pikir dan pola kerja seseorang bergantung pada
bagaiman dia memposisikan dirinya dalam belajar. Pada pembelajaran
berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan masalah
nyata (fakta) yang disajikan diawal pembelajaran. Terlebih dulu adanya
langkah pemahaman mengenai masalah tersebut sehingga diperlukan
kemampuan berpikir kreatif, kemudian diselidiki untuk diketahui solusi dari
permasalahan tersebut.
5
Berkaitan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
mengangkat mengenai hal tersebut di dalam penelitian dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas VIII Pada Materi
Kubus dan Balok di MTs Swasta Miftahussalam Medan T.A 2014/2015”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dalam pembelajaran
matematika masih kategori rendah.
2. Kegiatan pembelajaran matematika belum mengakomodasi pengembangan
kemampuan berpikir kreatif matematika.
3. Belum pernah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah pada
materi kubus dan balok di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam
4. Kegiatan pembelajaran kurang membosankan kurang bervariasi
1.3.Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah terdapat cakupan permasalahan yang
luas maka peneliti melakukan batasan masalah agar penelitian ini lebih
terarah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif metematika siswa pada materi kubus dan balok di Kelas VIII MTs
Swasta Miftahussalam Medan.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang ada, peneliti merumuskan rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
meningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII
MTs Swasta Miftahussalam Medan pada materi kubus dan balok?
6
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam
ketika diterapkan Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi kubus dan
balok?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa
kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan pada materi kubus dan
balok setelah diterapkan pembelajaran berbasis masalah?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII MTs Swasta
Miftahussalam Medan pada materi kubus dan balok
2. Deskripsi aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam
ketika diterapkan Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi kubus dan
balok
3. Meningkatnya kemampuan berpikir kreatif matematika siswa setelah
diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus
dan balok di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan
1.6.Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti yaitu :
1. Bagi siswa. Melalui model pembelajaran berbasis masalah diharapkan
siswa dapat lebih mudah memahami materi dalam pelajaran matematika,
sehingga dapat, meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika
siswa.
2. Bagi guru. Sebagai bahan masukan mengenai model pembelajaran
berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
pada materi kubus dan balok.
7
3. Bagi peneliti selanjutnya. Sebagai bahan masukan kepada peneliti yang
berminat melakukan penelitian sejenis.
4. Bagi orang tua. Sebagai informasi dan pengetahuan untuk membantu
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematika pada anak.
5. Bagi penulis. Sebagai pengalaman untuk meningkatkan pengetahuan
penulis dalam mengadakan penelitian ilmiah sebagai tenaga pendidik
dimasa mendatang.
71
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009). Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Amarta, Risye., (2013). Agar Kamu Menjadi Pribadi Kreatif. Yogyakarta : Sinar
Kejora,
Ansari, Bansui., (2009). Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikasi. Banda
Aceh : Pena.
Aisyah, W., dkk., Pembelajaran Melalui Model PBL (Problem Based Learning)Dalam Upaya
Meningkatkan Mutu Pendidikan. http://Wianti.multiply.com./journal/item/7
Arikunto, S., dan Suhardjono. Supardi. (2009). Penelelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : Bumi Aksara
Asmin dan Mansyur, A., (2012). Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar.
Medan: Larispa Indonesia.
Daryanto., (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.
Desyandri., (2008).
http://desyandri.wordpress.com/2008/12/24/menciptakanpembelajaranmatematika-yang-kreatif-dan-menyenangkan-padapendidikan-kelas-awal-sd/ (Diakses 14 Februari 2014).
Ferdiansyah, Fery., (2012), Pengertian Berpikir Kreatif Matematis:
http://feryferdiansyah16.blogspot.com/2012/11/berpikirkreatifmatematis.html (Diakses 03 Maret 2014).
Hamalik, O., (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Happy, N., (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Siswa Kelas X SMA Negeri Kasihan Bantul pada Pembelajaran
Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Skripsi.
UNY Yogyakarta
Herman, T., (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SMP. Laporan Penelitian.
UPI Bandung
Hudojo, H., (1988). Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud. Jakarta
FMIPA Unimed. (2010). Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Kependidikan. Medan: FMIPA Unimed.
72
Mawaddah,
Inna,
(2013),
Definisi
Berpikir
Kreatif,
http://innamawaddah.blogspot.com/2013/05/definisi-berpikir-kreatif.html
(Diakses 07 Februari 2014).
Munandar, Utami., (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.
Riyanto, Y., (2010). Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Refrensi Bagi
Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan
Berkualitas. Jakarta : Penerbit Kencana
Rumah
pena,
(2012),
Indonesia
Tidak
Kreatif
Setuju?,
http://pena.gunadarma.ac.id/indonesia-tidak-kreatif-setuju/ (Diakses 03
Maret).
Siswono
&
Haris,
(2006),
Menilai
Kreativitas
Siswa
dalam
Matematika:http://www.academia.edu/3750521/Menilai_Kreativitas_Sisw
a_dalam_Matematika.
Slameto. (2010). Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Sudjana, N., (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Trianto, M., (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta :
Kencana Prenada Media Grup
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi penerapan model pembelajaran berbasis masalah adalah :
a. memaksimalkan diskusi kelompok dengan menyusun siswa dengan tingkat
kemampuan
yang
heterogen
sehingga
siswa
yang
pintar
dapat
mengajarkan yang kurang mampu.
b. Memberikan LAS kepada siswa agar siswa memiliki masalah untuk
didiskusikan.
c. Memberi reward bagi siswa yang aktif untuk memotivasi siswa agar
belajar.
2. Aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran berbasis
masalah adalah :
a. Siswa sering bertanya kepada guru dan juga teman diskusinya
b. Siswa lebih percaya diri menyajikan hasil karya dengan berkelompok
daripada menyajikanya sendiri.
c. Siswa lebih aktif bertanya kepada kelompok penyaji daripada guru.
d. Siswa semakin bersemangat ketika diberi hadiah.
3. Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang diajarkan dengan
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah meningkat dilihat dari hasil
pada siklus I rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa diperoleh 18 orang
siswa (56,25%) yang mencapai kentuntasan. Selanjutnya, setelah dilakukan
perbaikan tindakan pada siklus II diperoleh 24 orang siswa (75%) yang
mencapai kentuntasan. Ini berarti model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa pada materi kubus dan balok
di kelas VIII-1 MTs Swasta Miftahussalam Medan.
70
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran
matematika disarankan guru menggunakan Model pembelajaran berbasis
masalah dengan penyelidikan secara berkelompok dan memberikan siswa
hadiah untuk menarik motivasi siswa.
2. Kepada siswa MTs Swasta Miftahussalam Medan khususnya siswa yang
berkemampuan berfikir kreatif matematika rendah agar lebih banyak
berlatih, membaca dan tidak sungkan-sungkan untuk mengkomunikasikan
ide-ide matematikanya
baik
secara
lisan maupun tulisan dalam
pembelajaran matematika.
3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang
sama dengan penelitian ini supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan
yang ada dalam penelitian ini yaitu siswa yang dibentuk dalam kelompok
jangan terlalu banyak agar setiap kelompok diskusi tersebut ikut terlibat
sehingga akan memudahkan guru dalam penguasaan kelas. Hal ini
dikarenakan dengan adanya penguasaan kelas yang baik maka diharapkan
pembelajaran dengan Model pembelajaran berbasis masalah dapat
berlangsung dengan efektif dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir
kreatif matematika siswa.