PEMANFAATAN MEDIA SURAT KABAR DALAM PEMBELAJARANb MEMBACA INTENSIF DENGAN METODE PQ4 : Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung.

(1)

PEMANFAATAN MEDIA SURAT KABAR DALAM PEMBELAJARAN

MEMBACA INTENSIF DENGAN METODE PQ4R

(Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

ISMA SAFITRI

0604748

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Pemanfaatan Media Surat Kabar dalam

Pembelajaran Membaca Intensif dengan

Metode PQ4R

(Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung)

Oleh Isma Safitri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© Isma Safitri 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

PEMANFAATAN MEDIA SURAT KABAR DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF DENGAN METODE PQ4R

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung)

ABSTRAK IsmaSafitri 0604748

Skripsi ini berjudul “Pemanfaatan Media Surat Kabar dalam Pembelajaran Membaca Intensif Siswa (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII C SMP Labschool UPI Bandung)”. Penelitian ini dilakukan di SMP Labschool UPI dengan siswa kelas VIII C.

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah penggunaan metode membaca intensif dalam pembelajaran membaca.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan membaca sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran membaca intensif dengan media surat kabar serta keefektifan media surat kabar dalam pembelajaran membaca intensif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan desain tes awal dan tes akhir dengan kelompok tunggal.

Kemampuan siswa dalam membaca intensif tergolong rendah, karenakelas mendapatkan nilai rata-rata 71,68. Dan setelah menggunakan metode PQ4R dalam membaca intnesif di kelas eksperimen, nilai rata-rata mengalami peningkatanyaitu 89,36. Berdasarkan penelitian yang dilakukan. Metode PQ4R efektif diterapkan dalam membaca intensif untuk siswa kelas VIII.

THE USING OF NEWSPAPER AS A MEDIUM IN THE LEARNING OF INTENSIVE READING WITUH PQ4R METHODE IN CLASS VIII C OF LABSCHOOL UPI

BANDUNG JUNIOR HIGH SCHOOL ABSTRACT

The title of this essay is “The Using of Newspaper as a medium in the learning of intensive reading with PQ4R Methode in Class VIII C of Labschool UPI Bandung Junior High School (The research of apparent experiment to the student of class VII C at Labschool UPI Bandung Junior High School. The research was the student taken place at Labschool UPI Bandung Junior High School especially Class VIII C.

The matter of the research is the using of intensif reading methode in the learning of reading.

The purpose of the research are descripting the ability of read before and after the student joined the learning of intensive reading with newspaper as the medium and the effectivity of newspaper in the learning of intensive reading. This research used experimental methode, with the designs of the initial test and the final test by the single group.

The student have low ability in intensive reading, because the class got the average point which is 71,67. And after using the PQ4R methode in intensive reading at experimental class, the point increased, to 89,36. Based on the research, the PQ4R methode is effective to be applied in intensive reading for the student off class VIII.


(5)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

LEMBAR PERNYATAAN

KATA PENGANTAR...i

UCAPAN TERIMA KASIH...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah...1

1.2Identifikasi Masalah...3

1.3Batasan Masalah...3

1.4Rumusan Penelitian...3

1.5Tujuan Penelitian...3

1.6Manfaat Penelitian...4

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Media...5

21.1 Jenis Media Pembelajaran...6

21.2 Tujuan Media Pembelajaran...7

21.3Fungsi Media Pembelajaran...7

2.2 Media Surat Kabar...9

22.1 Fungsi Surat Kabar...10

22.2 Manfaat Surat Kabar...11

2.3 Membaca Intensif 23.1 Jenis-jenis Membaca...13


(6)

23.3 Metode Membaca Intensif...17 2.4 Langkah Pemanfaatan...18 2.5 Hipotesis...19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian...20 3.2 Variabel Penelitian...21 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian...21 3.4 Sumber Data

3.2 1 Populasi...21 3.21 sampel...21 3.5 Definisi Operasional...22 3.6 Instrumen Penelitian

3.6. 1 Instrumen Pembelajaran...22 3.6. 2 Instrumen Evaluasi...25 3.6. 3 Lembar observasi...32 3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Observasi...33 3.7.2 Teknik Tes...34 3. 8 Teknik Pengumpulan Data...34 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian...39 4.2 Deskripsi Data Kemampuan Membaca Intensif...40 4.2.1 Deskripsi Data Tes Awal...40


(7)

4.2.2 Deskripsi Data Tes Akhir...41

4.2.3 Deskripsi Data Hasil Observasi...41

4.3 Analisis Data Kemampuan Membaca Intensif Siswa 4.3.1 Analisis Data Tes Awal Kemampuan Membaca Intensif Siswa...43

4.3.2 Analisis Data Tes Akhir Kemampuan Membaca Intensif Siswa...44

4.4 Pengujian Pernyataan Analisis Data Kemampuan Membaca Intensif 4.4.1 Uji Normalitas Hasil Tes Awal...46

4.4.2 Uji Normalitas Hasil Tes Akhir...49

4.5 Uji Hipotesis...52

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian...55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...56

5.2 Saran...56 DAFTAR PUSTAKA


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam berbahasa ada keterampilan yang harus dikuasai yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Keterampilan tersebut ada dalam kurikulum sekolah. Yang artinya empat keterampilan berbahasa tersebut wajib diajarkan. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata kata bahasa tulis.

Berdasarkan terdengar atau tidaknya membaca dibagi menjadi dua jenis yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis baik berupa pikiran, gagasan, perasaan, sikap ataupun pengalaman menulis. Sedangkan membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi hati yang dibacanya. Penggunaan media surat kabar cocok digunakan dengan jenis membaca intensif.

Broughton dalam Tarigan (1979:10) mengungkapkan setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar-benar membaca adalah suatu keterampilan yang komplek yang rumit yang mencangkup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu : (1) pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca (2) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur lingustik yang formal (3) hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna meaning.


(9)

Saat ini minat membaca siswa masih tergolong rendah. Hal ini tentunya dipicu oleh beberapa faktor misalnya kualitas perpustakaan yang masih jauh dari kata memadai, sumber pembelajaran membaca hanya menggunakan buku teks, tidak ada standar minimal bagi siswa tentang bacaan wajib yang harus diselesaikan tiap jenjang pendidikan. Dengan kenyataan tersebut maka guru juga memiliki andil besar dalam upaya meningkatkan minat membaca siswa salah satunya dengan lebih kreatif dalam memilih pembelajaran membaca.

Citicos dan Daryanto (2010:4) mengungkapkan bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Media yang digunakan harus benar-benar menarik sehingga siswa juga tertarik untuk membaca, salah satu media membaca yang menarik yaitu surat kabar. Di dalam surat kabar siswa akan mendapatkan laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting dan menarik. Membaca surat kabar akan lebih menarik karena tidak ada keterikatan dengan buku teks yang biasa digunakan akan banyak tema dalam satu bacaan yang ditemukan, seperti olahraga, politik, sosial, ekonomi dan banyak lainnya. Banyak informasi yang dapat digali oleh siswa melalui surat kabar, namun sebelumnya penggunaan media ini tentunya harus disesuaikan dengan jenis membaca yang akan digunakan dalam pembelajaran.

Pengajaran membaca di sekolah-sekolah tampaknya masih menghadapi berbagai masalah. Hal ini bisa dilihat dari minat, dan kemampuan pihak siswa masih rendah. Oleh karena itu siswa-siswa harus diberi kesempatan dan dilatih untuk membaca buku majalah, media, puisi.

Pengajaran membaca di sekolah bukanlah pengajaran tentang membaca Intensif yang kaku dan tidak menarik.guru harus berusaha menyampaikan materi yang dapat menarik minat siswa terhadap membaca. Terutama pembahasan tentang permasalahan yang ada dalam membaca dan membahasnya dengan cara dan gaya yang menarik, sehingga dapat membangkitkan minat siswa terhadap membaca. Pembahasan guru yang menarik akan meninggalkan kesan yang dalam di hati siswa, sehingga dapat membangkitkan minat siswa untuk membaca.

Kemampuan membaca para siswa masih cukup kurang, dari 100% , yang cukup menguasai hanya 50% saja. Itu pun dengan nilai yang masih minim. Karena nilai KKM di sekolah tersebut hanya 70, jadi masih banyak anak yang mendapatkan nilai dibawah 70.


(10)

Guru juga harus dapat membaca intensif dan perannya berhubungan dengan melakukan berbagai kegiatan. Melalui membaca siswa diajak untuk memahami dan menghayati isi bacaan. Pengetahuan tentang membaca hanyalah sebagai penunjang dalam berbahasa. Siswa harus dapat menemukan teori membaca melalui pengalaman.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah yang akan menjadi bahan penelitian adalah :

1. keterampilan membaca perlu mendapat perhatian karena keterampilan membaca seringkali dianggap menjenuhkan karena terpaku pada teks bacaan, 2. kurang variatifnya media dan teknik pembelajaran yang digunakan

menyebabkan berkurangnya antusiasme dalam pembelajaran membaca,

3. pemanfaatan media dan teknik yang tepat dan bagus dapat meningkatkan kualitas hasil belajar khususnya dalam pembelajaran membaca.

1.3 Batasan Masalah

Karena kompleksnya permasalahan, maka masalah dibatasi pada aspek metode, sehingga yang dibahas dalam penelitian ini hanya untuk mengetahui penerapan metode PQ4R dalam pembelajaran membaca intensif kelas VIII. 1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah. Permasalahan penelitian, yaitu :

1. bagaimana kemampuan membaca intensif siswa sebelum mengikuti pembelajaran yang menggunakan media surat kabar?

2. bagaimana kemampuan membaca intensif siswa sesudah mengikuti pembelajaran yang menggunakan media surat kabar?

3. bagaimana kefektifan menggunakan media surat kabar dalam pembelajaran bahasa intensif ?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan :

1. kemampuan membaca intensif siswa sebelum mengikuti pembelajaran membaca intensif dengan media surat kabar,

2. kemampuan membaca intensif siswa sesudah mengikuti pembelajaran membaca intensif dengan media surat kabar,

3. tanggapan siswa mengenai penggunaan media surat kabar dalam pembelajaran membaca intensif,


(11)

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan teoritis seperti dibawah ini :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana pembelajaran untuk mata pembelajaran bahasa indonesia terutama sebagai sarana dalam pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan metode PQ4R.

2. Manfaat praktis - Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat mengembangkan membaca siswa khususnya membaca intensif. Sehingga siswa mampu menyerap banyak informasi dan menambah pembendaharaan pengetahuaanya.

- Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam memilih pembelajaran membaca didalam pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan dalam proses belajar mengajar.

- Peneliti

Sebagai Calon Guru Bahasa Indonesia peneliti dapat lebih kreatif lagi dalam memilih media pembelajaran khususnya dalam keterampilan membaca yang biasanya terpaku pada buku teks. Penelitian ini juga dapat menjadi pemicu peneliti untuk berani menggunakan media lainnya ketika mengajar.


(12)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk mencapain tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Dalam penelitian ini, karena sengaja menimbulkan suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang ditimbulkan peneliti.

Metode eksperimen yang dipilih yaitu dengan menggunakan model quasi eksperimen atau eksperimen semu kategori tes awal dan tes akhir dalam kelompok tunggal ( pre-tes dan pos-tes one group design).

Rumus :

X1 O X2

Desain tes awal dan akhir yang peneliti gunakan dalam penelitian ini menempuh tiga langkah sebagai berikut :

Kelompok Pretes Perlakuan postes

Eksperimen (E) O1 X O2

Keterangan :

E = Kelas eksperimen O1 = Tes awal (pretes) O2 = Tes akhir (postes)

X = Perlakuan pembelajaran menggunakan surat kabar

Berikut ini penjelasan langkah-langkah desain tersebut :

1. Memberikan tes awal untuk mengukur kemampuan membaca intensif sebelum perlakuan dilakukan (pretes).


(13)

2. Memberikan perlakuan berupa penggunaan media surat kabar dalam pembelajaran membaca intensif.

3. Memberikan tes akhir untuk mengukur kemampuan membaca intensif setelah perlakuan dilakukan (postes)

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Variabel Bebas, pada penelitian ini adalah penggunaan metode PQ4R

2) Variabel Terikat, pada penelitian ini adalah pembelajaran membaca intensif.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Labschool UPI Bandung pada siswa kelas VIII.

3.4 Sumber Data 3.4.1 Populasi

Populasi adalah seluruh subjek penelitian. Untuk memperoleh data penelitian, diperlukan sumber data. Dalam setiap penelitian harus selalu berhadapan dengan objek yang diteliti. Maka dalam hal ini peneliti menentukan populasi penelitian adalah siswa SMP Labschool UPI Bandung kelas VIII C.

3.4.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Labschool UPI Bandung dengan mengambil satu kelas dipilih secara random dan yang terpilih adalah kelas VIII-C sejumlah 19 orang siswa (satu kelas) yang mengikuti seluruh tahapan penelitian dari mrates sampai postes. Penentuan sampel pada penelitian mengambil dengan cara random kelas, dengan anggapan bahwa setiap individu atau kelompok dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel penelitian serta diharapkan unsur subjektivitas dapat dihindari.


(14)

3.5 Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka penulis merasa perlu menjelaskan variabel dalam judul penelitian ini.

1) Metode belajar PQ4R merupakan metode membaca intensif yang digunakan untuk membantu siswa dalam mengingat-ingat apa yang dibaca. P singkatan dari preview maksudnya membaca selintas dengan cepat, Q singkatan dari quetion yang artinya bertanya, serta 4R artinya read yaitu membaca (Trianto, 2007 :93)

2) Membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.

3.6 Instrumen Penelitian 3.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen pemeblajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan acuan oleh peneliti dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang ideal adalah proses pemebelajaran yang telah direncanakan terlebih dahulu. RPP yang dibuat menjadi acuan dalam proses pembelajaran. RPP ini mengacu pada silabus yang merupakan penjabaran dari KTSP. Rencana pembelajaran untuk kelas eksperimen ini telah disusun oleh peneliti dan dapat dilihat sebagai berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Lab. Percontohan UPI Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/2

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

KKM : 70

A. Standar Kompetensi : Membaca


(15)

B. Kompetensi Dasar :

Mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara intensif

C. Indikator :

 Mampu menyarikan hal penting dalam berita di surat kabar  Mampu menyimpulkan isi dari berita

 Mampu mencatat hal-hal yang dapat diambil dari berita tersebut D. Tujuan Pembelajaran :

1. Setelah membaca contoh berita di media surat kabar, peserta didik mampu menyarikan hal penting dalam berita di surat kabar (teliti, produktif)

2. Peserta didik mampu menyimpulkan isis dari berita (cermat, kritis)

3. Peserta didik mampu mencatat hal-hal yang dapat diambil dari berita tersebut (produktif, konsentrasi)

E. Materi Pembelajaran :

 Pengertian membaca intensif  Jenis membaca

 Metode membaca intensif

 Menyimpulkan dan mencatat hal-hal yang dapat dipat diambil dari berita tersebut F. Alat/Bahan/Sumber Belajar

- Power point - Infokus

- Contoh berita di media surat kabar

- Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII G. Metode Pembelajaran

1. Inkuiri 2. Observasi

H. Kegiatan Pembelajaran Pertemu

an ke- Langkah-langkah pembelajaran

Karakter


(16)

1

1. Kegiatan Awal

 Peserta didik bersama guru mengondisikan kelas untuk persiapan belajar mengajar.

 Peserta didik dimotivasi mengenai pentingnya pembelajaran ini sebagai kegiatan apersepsi.  Peserta didik diberikan penjelasan tentang

kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. tertib konsentrasi komunikatif berani cermat konsentrasi teliti produktif cermat 10’

2. Kegiatan Inti EKSPLORASI

 Peserta didik bertanya jawab mengenai pengertian membaca intensif.

 Peserta didik menyebutkan jenis-jenis membaca.  Peserta didik secara bergantian menyebutkan

contoh berita.

 Peserta didik membaca contoh berita yang ada dalam buku paket kemudian menjawab pertanyaan.

ELABORASI

 Peserta didik diberikan lagi contoh berita yang terdapat di surat kabar kemudian menjawab pertanyaan yang telah diberikan.

 Peserta didik membaca cepat sebelum memulai bahan bacaan.

 Peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada bahan bacaan.

 Peserta didik membaca secara teliti dan seksama  Peserta didik memahami informasi yang mereka

baca.

 Peserta didik menyimpulkan dan mencatat hal-hal yang dapat diambil dari berita tersebut. KONFIRMASI

 Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil kerja


(17)

masing-masing. 3. Kegiatan Akhir

 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi.  Peserta didik diberikan kesempatan untuk

bertanya mengenai kesulitan selama kegiatan pembelajaran.

 Guru menutup pembelajaran.

10’

3.6.2 Instrumen Evaluasi

Instrumen evaluasi yaitu berupa tes pembelajaran membacs intensif. Membacs intensif dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada awal pertemuan prates dan akhir pertemuan postes. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca intensif sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan pada tes akhir pertemuan dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca intensif siswa setelah diberi perlakuan. Tes yang digunakan pada saat awal dan akhir pertemuan merupakan kegiatan tes yang sama yaitu mebaca intensif.

Untuk mengetahui meningkatnya kemampuan membaca intensif dengan menggunakan metode PQ4R, diadeakan dua kali tes. Tes pertama yaitu siswa membaca intensif tidak menggunakan media surat kabar. Dan tes yang kedua yaitu membaca intensif dengan menggunakan media surat kabar.

SOAL PRATES NAMA :

KELAS :

PILIHAN GANDA !

1. Usaha apa yang dibuat oleh ibu Emma Siti Komariah ?

a. keripik c. abon

b. kue d. kerupuk

2. Siapa pelaku usaha dendeng Bakar Abon Sehati ? a. Siti Komariah c. Emma Komariah b. Siti Hamidah d. Emma Siti Komariah 3. Kapan pertama kali bisnis dendeng Abon Sehati dimulai ?

a. tahun 2008 c. tahun 2011


(18)

4. Berapa umur ibu Emma Siti Komariah?

a. 40 tahun c. 42 tahun

b. 41 tahun d. 43 tahun

5. Di kota mana usaha dendeng Abon Bakar Sehati didirikan ?

a. Cimahi c. Jakarta

b. Ciamis d. Surabaya

6. Apa bahan utama untuk membuat dendeng Abon Bakar ? a. daging sapi dan ayam c. kambing

b. ikan d. ayam

7. Apa terobosan baru dari makanan dendeng yang ibu Emma buat? a. bertekstur lembab c. berwarna kuning kecoklatan b. rasanya yang asin d. bertekstur kering dan renyah

8. Berapa lama ibu Emma bereksperimen terobosan baru ubtuk usaha dendeng tersebut ?

a. 1 tahun c. 6 bulan

b. 5 bulan d. 2 tahun

9. Di kota manakah abon tersebut telah dipasarkan?

a. Toko oleh-oleh Bandung c. Toko oleh-oleh Sukabumi b. Toko oleh-oleh Jakarta d. Toko oleh-oleh Bogor 10. Apa nama produk Abon buatan Emma Siti Komariah?

a. Dendeng Abon Bakar Sehati c. Dendeng Abon Panggang b. Dendeng Abon Mawar Melati d. Dendeng Abon Sejati 11. Bagaimana proses pembuatan dendeng ?

a. Daging yang dibumbui, dipipihkan, dipanggang b. Daging di jemur, dipipihkan, dipanggang c. Daging di cuci, dipipihkan, digoreng d. Daging direndam. Dibumbui, digoreng 12. Bagaimana bentuk dendeng setelah dibakar ?

a. keripik c. keripik / emping

b. emping d. bakso

13. Dari manakah ibu Emma mendapatkan resep dendeng bakar tersebut?

a. tetangga c. anak

b. nenek d. saudara

14. Berapa jumlah murid sekolah inklusi yang didirikan ibu Emma ?


(19)

b. 90 siswa d. 15 siswa

15. Berapa kilogram daging yang dibutuhkan untuk membuat dendeng dalam satu kali produksi ibu Emma S?

a. 10 kg c. 8 kg

b. 5 kg d. 15 kg

16. Pernyataan yang tidak benar, kecuali... a. Abon sapi di masak selama 6 jam

b. Abon sapi dibumbui, dipipihkan lalu dipanggang

c. Abon bakar “sehati” terbuat dari daging ayam dan daging sapi d. Abon bakar “sehati” yaitu abon dengan terobosan terbaru 17. 1. Daging sapi diberi bumbu

2. setelah diberi bumbu lalu daging tersebut dipipihkan 3. abon ini terbuat dari daging sapi dan ayam

4. daging tersebut dipanggang sehingga mendapatkan tekstur lebih renyah Langkah- langkah pembuatan dendeng sapi yang benar adalah...

a. 4, 3, 2, 1 c. 1, 2, 3, 4 b. 3, 1, 2, 4 d. 2, 1, 3, 4

18. Di tangan ibu Emma Siti Komariah, abon tersebut memiliki varian baru yang bertekstur kering dan renyah.

Arti kata yang bercetak miring adalah... a. bermacam-macam c. jenis

b. variasi d. rasa

19. 1. Awalnya abon ini hanya diproduksi musiman, dan sekarang bisa diproduksi 2 kali dalam seminggu

2. mendirikan sekolah inklusi untuk masyarakat 3. untuk sekolah inklusi dia telah memiliki 80 murid

Pencapaian apa yang di dapat ibu Emma setelah memproduksi dendeng bakar...

a. 1, 2 c. 3, 2

b. 2, 1 d. 1, 2, 3

20. Kalimat di bawah ini yang benar, kecuali... a. Abon bakar hanya di jual di Cimahi, Bandung b. Emma membangun bisnis tersebut pada tahun 2010.


(20)

d. Ibu Emma sempat mengalami kerugian cukup besar. ESSAY !

1. Jelaskan bagaimana proses pembuatan Dendeng Abon Bakar Sehati? 2. Seperti apa pengalaman ibu Emma saat baru mendirikan usaha tersebut? 3. Usaha apa yang dilakukan ibu Emma agar Abon Bakar lebih bervariasi? SOAL POSTES

NAMA : KELAS :

PILIHAN GANDA !

1. Apa judul artikel tersebut ?

a. Perajin tahu terancam bangkrut

b. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat c. Harga kedelai yang mahal

d. Perajin tempe gulung tikar

2. Dimana komunitas Koperasi Tahu Tempe Indonesia?

a. Banjar c. Jakarta

b. Bandung d. Bekasi

3. Berapa umur perajin tahu tempe yang bernama Dudi Adut ?

a. 30 tahun c. 35 tahun

b. 32 tahun d. 34 tahun

4. Dimana perajin Dudi Adut tinggal ? a. Blok tahu, Parung lesang

b. Blok tempe, Parung lesang c. Blok M, Jakarta

d. Blok D, Bandung

5. Berapa harga normal kedelai per kg di pasar? a. Rp 10.00 – Rp 10.500

b. Rp 8.000 – Rp 8.750 c. Rp 7.500 – Rp 8.000 d. Rp 9.000 – Rp 9.500


(21)

a. Rp 10.00,00 c. Rp 9.500,00

b. Rp 8000,00 d. Rp 9.100,00

7. Berapa kg kedelai yang biasanya perajin tahu tempe beli perhari?

a. 20 Kg c. 75 Kg

b. 70 Kg d. 50 Kg

8. Berapa kg per hari pak Dudi membutuhkan kedelai untuk memproduksi tahu? a. 35 - 40 kg c. 20 – 25 kg

b. 40 - 42 kg d. 30 – 32 kg

9. Siapa Ketua Koperasi Tahu Tempe Kota Banjar ?

a. Nyoman c. Oding Homsin

b. Zainal Arifin d. Edy Suryadi

10. Berapa ton kedelai yang dibutuhkan oleh anggota perajin tahu?

a. 400 ton c. 365 ton

b. 525 ton d. 465 ton

11. Berapa ton yang disepakati oleh Bulog dalam mengirimkan kedelai perbulan ?

a. 70 ton c. 90 ton

b. 80 ton d. 100 ton

12. Apa singkatan dari Koperasi Tahu Tempe Indonesia?

a. KTTI c. KTTII

b. KTI D. KKTI

13. Pada bulan apa informasi jatah kedelai tersebut bisa disalurkan ? a. November atau Desember c. Maret atau April

b. Januari atau Februari d. Mei atau Juni

14. Berapa harga kedelai per kg yang minta oleh pak Oding Homsin ? a. Rp 9.000,00 c. Rp 7.900,00

b. Rp 8.900,00 d. Rp 8.500,00 15. Apa penyebab tingginya harga kedelai ?

a. Perajin tahu tempe terancam gulung tikar b. Harga tahu tempe mahal

c. Ukuran tahu tempe di perkecil

d. Perajin tahu tempe melakukan unjuk rasa


(22)

2. Para pembeli kedelai hanua bisa membeli 50 kg/hari.

3. Jumlah kedelai yang disetujui pemerintah hanya 90 ton/bulan. 4. Para pedagang kekurangan persediaan kedelai.

5. Pemerintah siap memenuhi kekurangan kedelai bagi para pengrajin tahu tempe. Apa dampak negatif dari mahalnya kedelai...

a. 1 c. 2, 3

b. 2 d. 1, 3

17. Kalimat berikut yang benar adalah...

a. Pak Oding mengungkapkan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya ia mengajukan permohonan sebanyak 365 ton/ bulan.

b. Jumlah kedelai yang disetujui pemerintah hanya 100 ton c. Setelah idul adha harga kedelai menembus Rp 9.200/kg

d. Umumnya yang terpaksa berhenti sementara, yang rata- rata memproduksi di atas 60 kg/hari

18. 1. Harga kedelai bisa stabil seperti biasa

2. pemerintah menyediakan kedelai dengan jumlah yang sesuai 3. pedagang tahu ingin mencoba lapangan pekerjaan yang baru

4. walaupun kedelai mahal, para pedagang tetap mempertahankan kualitas. Apa saja harapan para penjual tahu dan tempe setelah harga kedelai mahal...

a. 4, 3 c. 1, 2

b. 2, 4 d. 1, 4

19. Karena harga kedelai yang melambung tinggi, beberapa pengrajin tahu tempe terancam gulung tikar

Arti kata yang bercetak miring adalah... a. bangkrut c. sukses

b. merugi d. gagal

20. kalimat berikut ini yang benar, kecuali...

a. banyak para pedagang tahu tempe yang terancam gulung tikar b. pemerintah tidak menyediakan kedelai sesuai permintaan pedagang c. para pedagang biasa saja menanggapi kenaikan harga kedelai d. bulog menyediakan kedelai hanya 90 ton/bulan


(23)

ESSAY

1. Kenapa para perajin tahu tempe terancam gulung tikar?

2. Mengapa harga kedelai yang mahal menjadi dilema bagi para perajin tahu tempe ? 3. Bagaimana cara Oding menyiasati tingginya harga kedelai ?

I. Penilaian

1. Teknik penilaian : tes tertulis, penugasan 2. Bentuk instrumen : soal pilihan ganda, uraian 3. Soal instrumen : dalam lampiran

Format Penilaian

Aspek Deskriptor Skor

Mampu menyarikan hal penting dalam berita di surat kabar

Mampu menyimpulkan isi dari berita

Mampu mencatat hal-hal yang dapat diambil dari berita tersebut

 Bacalah berita yang telah diberikan oleh guru dengan menggunakan metode membaca intensif.

 Jawablah pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.

1 - 10

Nilai akhir = skor 1 + skor 2 x 10 2

Untuk lebih jelasnya, peneliti akan membaginya dalam dua tahap yaitu persiapan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran.

a. Persiapan Pembelajaran

Pada tahap persiapan pembelajaran ini, peneliti merancang tujuan pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan metode PQ4R untuk kelas eksperimen. Persiapan pembelajaran meliputi : 1) perumusan kompetensi dasar, 2) perumusan indikator, 3) penentuan alokasi waktu, 4) penyusunan rencana pembelajaran.


(24)

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini peneliti merancang tujuan pemebelajaran membaca intensif dengan media surat kabar dengan metode PQ4R untuk kelas eksperimen.

3.6.3 Lembar Observasi

Lembar Observasi Aktivitas Guru Sekolah :

Hari/Tanggal : Mata Pelajaran : Kelas/Semester :

No. Aspek yang di nilai Nilai

1. Kemampuan Membuka Pelajaran Menarik perhatian siswa

Mengkondisikan agar merasa senang dan nyaman belajar membaca intensif

Membuat kaitan materi ajar sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan (apersepsi)

Memberikan stimulus materi ajar yang akan disampaikan yaitu tentang membaca intensif

2. Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa

Mengarahkan siswa untuk hening sejenak guna mengaplikasikan metode PQ4R dalam pembelajaran membaca intensif

Antuasiasme mimik dalam penampilan saat menyampaikan materi 3. Penguasaan Materi Pokok Pembelajaran

Materi ajar disampaikan sesuai dengan yang tercantum dalam RPP, yaitu pembelajaran membaca intensif menggunakan metode PQ4R

Kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan aspek kompetensi( kognitif, psikomotorik, afektif)


(25)

Ketepatan dalam memberikan sugesti sesuai dengan langkah-langkah dalam metode PQ4R

Mencerminkan penguasaan materi ajar secara profesional. 4. Implementasi Skenario Pembelajaran

Penyajian materi ajar relevan dengan apa yang tertuang dalam RPP  Proses pembelajaran mencerminkan guru-siswa, dengan berpusat pada

siswa

Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respon dari siswa  Cermat dalam pemanfaatan waktu, sesuai dengan alokasi yang

direncanakan

5. Penggunaan Media Pembelajaran

Memperhatikan penggunaan prinsip jenis media Tepat saat penggunaan

Terampil dalam mengoperasikan

Membantu kelancaran dan kenyaman proses pembelajaran 6. Evaluasi

Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

 Melakukan evaluasi sesuai butir soal yang telah direncanakan dalam RPP

Melakukan evaluasi sesuai alokasi waktu yang direncanakan

Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang 7. Kemampuan Menutup Pelajaran

Meninjau kembali/menyimpulkan materi kompetensi yang diajar Memberikan kesempatan bertanya

Menginformasikan materi ajar berikutnya 3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Observasi

Observasi bisa didefinisikan sebagai tindakan untuk mengamati, mencari dan mengadakan pertimbangan terhadap suatu peristiwa atau keadaan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan menganalisis efektivitas suatu metode pembelajaran dan mengamati proses pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan metode PQ4R yang dilakukan


(26)

oleh guru dalam hal ini peneliti. Berupa penilaian yang akan di isi oleh pengamat pada saat melakukan pembelajaran.

Lembar observasi ini meliputi lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Data hasil observasi yang diperoleh dari hasil pengamatan observer diakumulasikan untuk mengetahui nilai total dan nilai rata-rata yang diberikan observer.

3.7.2 Teknik Tes

Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes yang dilakukan dalam bentuk awal (pretes) dan akhir (postes). Tes awal dilakukan untuk melihat kemampuan siswa sebelum menggunakan metode PQ4R dan media surat kabar.sedangkan tes akhir untuk melihat kemampuan siswa sesudah menggunakan metode PQ4R dan media surat kabar.

Berupa soal yang disajikan pada saat prates dan postes. Tes yang peneliti gunakan berupa tes tertulis dengan jumlah soal sebanyak 23 soal, yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 3 essai.

3.8 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memproses data yang diperoleh, setelah data terkumpul. Data yang dikumpulkan berasal dari hasil prates dan postes membaca intensif, hasil observer. Setelah pelaksanaan tes dilakukan kegiatan selanjutnya adalah mengoreksi pekerjaan siswa, menilai pekerjaan siswa, dan menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa dari hasil tes.

Skor yang diperoleh adalah skor mentah, dan masih harus diolh lebih lanjut untuk dijadikan nilai jadi. Skor-skor itu sendiri belum banyak memberikan arti sebelum diolah dengan teknik tertentu. Analisis data skor biasanya dipergunakan dengan teknik statistik. Untuk mengetahui keadaan data yang telah diperoleh sehingga dapat menggambarkan masalah dalam penelitian ini, maka pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul. Data dalam penelitian ini meliputi data observer, dan hasil menjawab soal prates dan postes. Dalam pengolahan data kuantitatif peneliti menggunakan software SPSS versi 17.0 for

windows. Uji normalitas data menggunakan uji kolmogorof dan uji hipotesis dengan uji Paired Sampel tes.


(27)

Data hasil tes sebagai berikut

1) Uji reabilitas antar penimbang

Mengolah data yang diperoleh dari hasil pengamatan observer lalu menafsirkanya. Rumus untuk menghitung skor aktivitas guru adalah sebagai berikut

S =

Keterangan :

S = nilai dari setiap observer

O = jumlah nilai aspek yang diperoleh

JA = jumlah seluruh aspek

Setelah mendapat skor dari setiap observer, peneliti menghitung skor total

dari seluruh observer dengan rumus berikut.

St =

Keterangan : St = skor total

S1 = skor dari pengamat 1 S2 = skor dari pengamat 2

Berikut penafsiran skor total aktivitas guru 4,00-3,50 = sangat baik

3,49- 3,00 = baik 2,99-2,50 = cukup <2,50 = kurang


(28)

Data mengenai proses pembelajaran dapat dianalisis dengan cara mendeskripsikan perhitungan skor dari setiap kategori yang diberikan oleh observer (Subana dan Sudrajat, 2008).

Observasi dilakukan untuk menilai aktivitas siswa selama proses pembeljaran membaca intensif dengan metode PQ4R berlangsung. Penilaian dilakukan oleh observer yakni dengan rumus.

R = 2) Uji Normalitas dan Homogenitas

Untuk menentukan teknik statistik yang akan dipakai peneliti terlebih dahulu menguji normalitas dan homogenitas tes awal dan tes akhir pada kedua kelompok. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai beikut.

a) Menentukan nilai mean dengan rumus X =

b) Menentukan simpangan baku (devisiasi) Sd = √

c) Menentukan daftar observasi dan ekspentasi - Rentang skor (R) = skor terbesar- skor terkecil - Banyak kelas (Bk) 1,33 log n

- Panjang kelas (P) P =

- Derajat kebebasan = B = 3

d) Menggunakan rumus chi-kuadrat untuk memperoleh t hitung x² =

keterangan :

Oi = frekuensi observasi atau pengamatan Ei = frekuensi ekspektasi

Data dikatakan normal jika chi-kuadrat (X)² hitung, chi-kuadrat tabel. Untuk itu harga (X)² (t hitung) dikonsultasikan pada tabel chi-kuadrat dengan derajat kebebasan tertentu sebesar banyaknya kelas interval dikurangi 3. Jika diperoleh harga (X)² (t hitung), (X)² ( t tabel), pada taraf nyata tertentu maka dapat


(29)

dikatakan bahwa data distribusi normal. Jika (X)² (t hitung), lebih besar dari (X)² ( t tabel) maka dapat dikatakan bahwa data distribusi tidak normal.

Melakukan uji homogenitas varian-varian tes awal dan tes akhir dengan rumus : F =

Keterangan :

F hitung = nilai yang dicari Vb = varian terkecil Vk = varian terbesar

Data yang dinyatakan homogen F hitung < F tabel 3) Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji homogenitas dan normalitas, maka dapat ditentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Apabila skor prates dan postes berdistribusi normal dan homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik parametik dengan uji-t. Persamaan uji-t adalah sebagai berikut.

t =

√ keterangan :

N1 = jumlah sampel postes N2 = jumlah sampel pretes X1 = rata-rata skor postes X2 = rata-rata skor pretes S2 = variasi

Apabila skor pretes dan postes tidak homogen, maka dilakukan uji-t. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Membuat daftar rank dengan mengurutkan harga mutlak selisih skor pretes dan postes diurutkan dengan harga selisih kecil

b. Membuat nilai W. Nilai W adalah bilangan yang kecil dari jumlah rank positif dan jumlah rank negatif dari daftar rank yang telah dibuat.


(30)

c. Menentukan nilai W dari tabel

Pada tabel daftar W harga n yang paling besar adalah 25. Maka untuk n>25, harga W dihitung dengan rumus :

W = √

Untuk taraf signifikasi 0,01 , X =2.578, sedangkan untuk taraf signikasi 0,05, X = 1.96.

d. Pengujian hipotesis

Jika W > W a(n) artinya hipotesis diterima, tidak terdapat peningkatan setelah menggunakan metode pembelajaran. Dan jika W < W a(n) artinya terdapat peningkatan kemampuan siswa setelah menggunakan metode pembelajaran.


(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari data penelitian pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan metode PQ4R, diperoleh simpulan sebagai berikut :

1) Nilai rata-rata kemampuan membaca intensif siswa SMP Labschool UPI Bandung sebelum menggunakan metode PQ4R sebesar 71,68.

2) Nilai rata-rata kemampuan membacaintensif siswa SMP Labschool UPI Bandung sesudah menggunakan metode PQ4R sebesar 89,36.

3) Nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 30,8. Hal ini berarti metode PQ4R dapat meningkatkan pembelajaran membaca intensif.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pengolahan data, pembahasan, dan simpulan yang telah diuraikan oleh penulis. Berikut beberapa saran yang dapat dijadikan masukan.

1) hendaknya siswa memiliki kebiasaan membaca yang tinggi, agar kemampuan membaca intensif dapat tercapai

2) hendaknya guru dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa dengan menambah jam wajib kunjung ke perpustakaan

3) hendaknya pihak sekolah mendukung usaha tersebut dengan memperhatikan fasilitas yang dapat menunjang, seperti menambah koleksi buku perpustakaan dan orang tua memberikan contoh kepada anak dalam hal kebiasaan membaca agar dapat membentuk budaya baca.

4) guru dapat menggunakan metode PQ4R dalam membaca intensif, karena dari hasil penelitian yang dilakukan penulis. Siswa mendapatkan suatu pembelajaran yang lain, menyenangkan dan menarik.

5) Penelitian selanjutnya dapat diarahkan terhadap metode PQ4R terkait penggunaan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa lain, atau diluar pembelajaran Bahasa Indonesia meningkatkan kreativitas para siswa.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, S.H 1996. Membaca 2. Jakarta : Cipta Karya.

Arikunto, Surhasimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta. Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Mulyati, Yet. 1997, Membaca, Jakarta : Cipta Karya.

Tampubolon, DP.1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien.Bandung: Agkasa.

_____1991. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung :

Angkasa.

Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca.Bandung : CV.Sinar Baru. Burhan, Jazir. 1971. Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Ganato NV.

Rosidi, Ajib. 1983. Pembinaan Minat Baca Bahasa dan Sastra. Bina Ilmu. Surabaya.

Tarigan, Henry Guntur, 1979, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.


(1)

Data hasil tes sebagai berikut

1) Uji reabilitas antar penimbang

Mengolah data yang diperoleh dari hasil pengamatan observer lalu menafsirkanya. Rumus untuk menghitung skor aktivitas guru adalah sebagai berikut

S =

Keterangan :

S = nilai dari setiap observer

O = jumlah nilai aspek yang diperoleh

JA = jumlah seluruh aspek

Setelah mendapat skor dari setiap observer, peneliti menghitung skor total

dari seluruh observer dengan rumus berikut.

St =

Keterangan : St = skor total

S1 = skor dari pengamat 1 S2 = skor dari pengamat 2

Berikut penafsiran skor total aktivitas guru 4,00-3,50 = sangat baik

3,49- 3,00 = baik 2,99-2,50 = cukup <2,50 = kurang


(2)

Data mengenai proses pembelajaran dapat dianalisis dengan cara mendeskripsikan perhitungan skor dari setiap kategori yang diberikan oleh observer (Subana dan Sudrajat, 2008).

Observasi dilakukan untuk menilai aktivitas siswa selama proses pembeljaran membaca intensif dengan metode PQ4R berlangsung. Penilaian dilakukan oleh observer yakni dengan rumus.

R =

2) Uji Normalitas dan Homogenitas

Untuk menentukan teknik statistik yang akan dipakai peneliti terlebih dahulu menguji normalitas dan homogenitas tes awal dan tes akhir pada kedua kelompok. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai beikut.

a) Menentukan nilai mean dengan rumus X =

b) Menentukan simpangan baku (devisiasi) Sd = √

c) Menentukan daftar observasi dan ekspentasi - Rentang skor (R) = skor terbesar- skor terkecil - Banyak kelas (Bk) 1,33 log n

- Panjang kelas (P) P =

- Derajat kebebasan = B = 3

d) Menggunakan rumus chi-kuadrat untuk memperoleh t hitung x² =

keterangan :

Oi = frekuensi observasi atau pengamatan Ei = frekuensi ekspektasi

Data dikatakan normal jika chi-kuadrat (X)² hitung, chi-kuadrat tabel. Untuk itu harga (X)² (t hitung) dikonsultasikan pada tabel chi-kuadrat dengan derajat kebebasan tertentu sebesar banyaknya kelas interval dikurangi 3. Jika diperoleh harga (X)² (t hitung), (X)² ( t tabel), pada taraf nyata tertentu maka dapat


(3)

dikatakan bahwa data distribusi normal. Jika (X)² (t hitung), lebih besar dari (X)² ( t tabel) maka dapat dikatakan bahwa data distribusi tidak normal.

Melakukan uji homogenitas varian-varian tes awal dan tes akhir dengan rumus : F =

Keterangan :

F hitung = nilai yang dicari Vb = varian terkecil Vk = varian terbesar

Data yang dinyatakan homogen F hitung < F tabel

3) Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji homogenitas dan normalitas, maka dapat ditentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Apabila skor prates dan postes berdistribusi normal dan homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik parametik dengan uji-t. Persamaan uji-t adalah sebagai berikut.

t =

keterangan :

N1 = jumlah sampel postes N2 = jumlah sampel pretes X1 = rata-rata skor postes X2 = rata-rata skor pretes S2 = variasi

Apabila skor pretes dan postes tidak homogen, maka dilakukan uji-t. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Membuat daftar rank dengan mengurutkan harga mutlak selisih skor pretes dan postes diurutkan dengan harga selisih kecil

b. Membuat nilai W. Nilai W adalah bilangan yang kecil dari jumlah rank positif dan jumlah rank negatif dari daftar rank yang telah dibuat.


(4)

c. Menentukan nilai W dari tabel

Pada tabel daftar W harga n yang paling besar adalah 25. Maka untuk n>25, harga W dihitung dengan rumus :

W = √

Untuk taraf signifikasi 0,01 , X =2.578, sedangkan untuk taraf signikasi 0,05, X = 1.96.

d. Pengujian hipotesis

Jika W > W a(n) artinya hipotesis diterima, tidak terdapat peningkatan setelah menggunakan metode pembelajaran. Dan jika W < W a(n) artinya terdapat peningkatan kemampuan siswa setelah menggunakan metode pembelajaran.


(5)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari data penelitian pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan metode PQ4R, diperoleh simpulan sebagai berikut :

1) Nilai rata-rata kemampuan membaca intensif siswa SMP Labschool UPI Bandung sebelum menggunakan metode PQ4R sebesar 71,68.

2) Nilai rata-rata kemampuan membacaintensif siswa SMP Labschool UPI Bandung sesudah menggunakan metode PQ4R sebesar 89,36.

3) Nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 30,8. Hal ini berarti metode PQ4R dapat meningkatkan pembelajaran membaca intensif.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pengolahan data, pembahasan, dan simpulan yang telah diuraikan oleh penulis. Berikut beberapa saran yang dapat dijadikan masukan.

1) hendaknya siswa memiliki kebiasaan membaca yang tinggi, agar kemampuan membaca intensif dapat tercapai

2) hendaknya guru dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa dengan menambah jam wajib kunjung ke perpustakaan

3) hendaknya pihak sekolah mendukung usaha tersebut dengan memperhatikan fasilitas yang dapat menunjang, seperti menambah koleksi buku perpustakaan dan orang tua memberikan contoh kepada anak dalam hal kebiasaan membaca agar dapat membentuk budaya baca.

4) guru dapat menggunakan metode PQ4R dalam membaca intensif, karena dari hasil penelitian yang dilakukan penulis. Siswa mendapatkan suatu pembelajaran yang lain, menyenangkan dan menarik.

5) Penelitian selanjutnya dapat diarahkan terhadap metode PQ4R terkait penggunaan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa lain, atau diluar pembelajaran Bahasa Indonesia meningkatkan kreativitas para siswa.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, S.H 1996. Membaca 2. Jakarta : Cipta Karya.

Arikunto, Surhasimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta. Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Mulyati, Yet. 1997, Membaca, Jakarta : Cipta Karya.

Tampubolon, DP.1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien.Bandung: Agkasa.

_____1991. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung :

Angkasa.

Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca.Bandung : CV.Sinar Baru. Burhan, Jazir. 1971. Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Ganato NV.

Rosidi, Ajib. 1983. Pembinaan Minat Baca Bahasa dan Sastra. Bina Ilmu. Surabaya.

Tarigan, Henry Guntur, 1979, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PENERAPAN METODE KLOS BERBASIS MEDIA TEKS BERJALAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015).

1 11 56

PENERAPAN METODE KLOS BERBASIS MEDIA TEKS BERJALAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN : Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015.

1 6 57

PENERAPAN METODE SEL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF TEKS PROSEDUR KOMPLEKS: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 4 46

KEEFEKTIFAN STRATEGI BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS BERITA :Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 0 55

KEEFEKTIFAN STRATEGI BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS BERITA (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).

0 1 56

EFEKTIVITAS METODE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT DINAS : Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 5 62

PENGGUNAAN MEDIA LAGU GRUP VOCAL SAKHA DALAM PEMBELAJARAN STDY EKSPERIMEN SEMU PADA SISWA KELAS VIII SMPN 15 BANDUNG.

0 3 39

KEEFEKTIFAN STRATEGI BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS BERITA (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2013 2014) - repository UPI S IND 1000953 Title

0 0 3

KEEFEKTIFAN STRATEGI BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS BERITA :Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri1 Bandung Tahun Ajaran 2013 2014 - repository UPI S IND 1000953 Title

0 0 3