ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN ~BEKIDA DAN ~NAKEREBANARANAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG :Studi Kasus Deskriptif terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN ~BEKIDA DAN

~NAKEREBANARANAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

(Studi Kasus Deskriptif terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh

R. Siti Hajar Amali 0906954

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

==========================================================

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN ~BEKIDA DAN

~NAKEREBANARANAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

(Studi Kasus Deskriptif terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

R. Siti Hajar Amali 0906954

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© R. Siti Hajar Amali 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa izin penulis.


(3)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

Judul : ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN ~BEKIDA DAN ~NAKEREBANARANAI DALAM KALIMAT BAHASA

JEPANG (Studi Kasus Deskriptif terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Nama : R. Siti Hajar Amali NIM : 0906954

No.SK :1847/UN40.3/DT/2013

Disahkan oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra.Hj.Melia Dewi J.,M.Hum,M.Pd Susi Widianti,S.Pd.,M.Pd.,M.A NIP. 196105061987032001 NIP. 197312032003122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum NIP. 196011081986012001


(4)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

“ Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN ~BEKIDA DAN ~NAKEREBANARANAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG (Studi Kasus Deskriptif terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.”

Bandung, Oktober 2013 Yang Membuat Pernyataan

R. Siti Hajar Amali NIM.0906954


(5)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN ~BEKIDA DAN ~NAKEREBANARANAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG (Studi Kasus Deskriptif terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun

Ajaran 2012/2013) R. Siti Hajar Amali

0906954 ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis kesalahan penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan apa saja yang dilakukan mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia dalam penggunaan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida, untuk mengetahui tingkat kesalahan mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia dalam penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida.

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif, instrumen yang digunakan berupa tes objektif dan subjektif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan one shoot model yaitu model pendekatan menggunakan satu kali pengumpulan data pada satu saat. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2012-2013 dengan jumlah 60 orang.

Berdasarkan hasil data penelitian ini dapat diketahui bahwa kesalahan mahasiswa tingkat II dalam penggunaan ~nakerebanaranai dan ~bekida, diantaranya tingkat kesalahan mahasiswa tingkat II JPBJ FPBS UPI dalam penggunaan hyougen~nakerebanaranai termasuk ke dalam kategori cukup rendah (30,64%), sedangkan kesalahan penggunaan hyougen ~bekida termasuk ke dalam kategori sedang (42,3%).

Adapun jenis-jenis kesalahan-kesalahan yang muncul diantaranya adalah kesalahan dalam penggunaan ~bekida yang menyatakan makna khusus dengan presentase 55%. Kesalahan dalam penggunaan ~nakerebanaranai yang menunjukkan arti melakukan kewajiban, sesuatu yang tentunya penting dan melakukan hal yang baik dengan presentase 50%. Kesalahan dalam penggunaan ~bekida yang digunakan kepada lawan bicara mengenai harapan terjadinya sesuatu, sehingga tidak hanya sekedar mengungkapkannya saja, tetapi kebanyakan ungkapan tersebut menjadi nasehat dan perintah secara langsung dengan presentase 68.3%.

Seyoganya untuk penelitian selanjutnya dalam penggunaan tes subjektif (membuat kalimat) sebaiknya perintah soal diperjelas atau diberikan beberapa contoh kalimat terlebih dahulu, serta menggunakan insrumen angket untuk mendukung hasil penelitian agar lebih maksimal. Jika penelitian ini dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya, mahasiswa dapat menganalisa faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kesalahan tersebut.


(6)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALYSIS ERROR USING ~ NAKEREBANARANAI AND ~BEKIDA IN JAPANESE SENTENCE

( Descriptive Case Study on Students Level II JPBJ FPBS UPI Academic Year 2012/2013 )

R. Siti Hajar Amali 0906954

ABSTRACT

The research was conducted by analyzing the errors using hyougen ~nakerebanaranai and ~bekida. The purpose of this study to determine the types of errors committed any student level II Japanese Language Schools, Language Arts Education Faculty, Indonesia Education University in phrasing ~ nakerebanaranai and ~bekida , to determine the level of student errors II Japanese Education Department Faculty of Education language and Arts , Indonesia Education University in using hyougen ~nakerebanaranai and ~ bekida .

This study used a descriptive method , the instrument used in the form of objective and subjective tests . Data collection techniques using models that one shoot models using one-time collection of data at one time . The samples in this study were student level II Department of Japanese Language Education FPBS UPI 2012-2013 school year with a total of 60 people .

Based on the results of the research data it can be seen that the second level students error in using ~nakerebanaranai and ~bekida , including the error rate level II students in the use of JPBJ FPBS UPI hyougen ~nakerebanaranai fall into the category of fairly low ( 30.64 % ) , while the use of error hyougen ~bekida fall into the medium category ( 42.3 % ) .

The types of errors which arise in using hyougen ~bekida is special significance with the percentage of 55 % . Errors in using hyougen ~ nakerebanaranai that shows the meaning of a liability , something that is certainly important and doing good things with a percentage of 50 % . Errors in the use of ~bekida used to hope the person you are talking about something , so do not just express it , but most of these expressions into advice and orders directly with a percentage of 68.3 % .

For further research in the use of subjective tests ( make sentences ) about the command should be clarified or given some examples of sentences first, and use insrumen questionnaire to support research for more leverage .


(7)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Isi

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... v

Sinopsis ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Definisi Operasional ... 5

E. Metode Penelitian ... 6

F. Populasi dan Sampel ... 6

G. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Analisis Kesalahan Berbahasa ... 8

A.1 Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa ... 8

A.2 Tujuan Analisis Kesalahan ... 10

A.3 Metode Analisis Kesalahan ... 11

B. Hyougen ... 11

B.1 Pengertian Hyougen ... 11

B.2 Jenis-jenis Hyougen ... 12

C. Nakerebananarai dan Bekida ... 12

C.1 Nakarebanaranai ... 12

C.2 Bekida ... 17

D. Penelitian Terdahulu ... 22

BAB III METODE PENULISAN A. Metode Penulisan ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25


(8)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Teknik Pengolahan Data ... 27 E. Hasil Uji Coba Instrumen ... 30

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tes ... 38 B. Klasifikasi Kesalahan ... 39 C. Pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 64 B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN


(9)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perubahan Pola ~Nakerebanaranai ... 17

Tabel 2.2 Perubahan Pola ~Bekida ... 22

Tabel 3.1 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Tertulis ... 27

Tabel 3.2 Interpretasi Tingkat Kesalahan ... 29

Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 31

Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Memilih ... 31

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ... 32

Tabel 3.6 Daya Pembeda Soal Uji Coba Memilih ... 32

Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Esai ... 33

Tabel 3.8 Tingkat Kesukaran Soal Esai ... 33

Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Uji Coba Esai ... 34

Tabel 3.10 Daya Pembeda Soal Esai ... 34

Tabel 3.11 Klasifikasi Angka Korelasi ... 35

Tabel 4.1 Klasifikasi Kesalahan Penggunaan Hyougen ~Nakerebanaranai dan ~Bekida Berdasarkan Item Soal ... 38

Tabel 4.2 Kesalahan Penggunaan Pola ... 39

Tabel 4.3 Kesalahan yang Banyak Dilakukan oleh Mahasiswa Tingkat II 40 Tabel 4.4 Kesalahan dalam Membuat Kalimat dengan Menggunakan ~Nakerebanaranai dan ~Bekida ... 55


(10)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah “Sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri” (KBBI, 2001:85). Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat penting dalam era globalisasi saat ini. Apalagi dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai sektor, penguasaan dan pemahaman bahasa asing sebagai alat komunikasi sangat diperlukan.

Dalam upaya memahami bahasa asing khususnya bahasa Jepang, seringkali ada kesulitan dengan adanya pengaruh bahasa ibu, yang dipakai sehari-hari oleh pembelajar. Bahasa asing dan bahasa ibu pembelajar tentunya memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan dapat mempermudah dalam mempelajari bahasa asing, namun perbedaan kedua bahasa tersebut justru dapat memicu timbulnya kesalahan dalam berbahasa. Salah satu kesalahan berbahasa khususnya bahasa Jepang adalah penggunaan suatu kata dalam menyampaikan makna tertentu. Salah satunya adalah penggunaan ungkapan. Dalam bahasa Jepang disebut dengan hyougen.

Dalam Nihongo Daijiten, Hyougen adalah “Ungkapan yang menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk yang dapat diperhatikan melalui wajah, isyarat tubuh, bahasa, gambar, seni musik, atau hal-hal yang dapat digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan”. (Kindaichi, 1989:1842).

Penggunaan hyougen dalam menyampaikan suatu makna masih menjadi suatu masalah bagi sebagian besar pembelajar bahasa Jepang, dikarenakan ada beberapa ungkapan dalam bahasa Jepang yang memiliki


(11)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

makna dan nuansa yang berbeda, tetapi diterjemahkan sama dalam bahasa Indonesia.

Ada beberapa kata yang termasuk hyougen, diantaranya: ~nakerebanaranai dan ~bekida.

Contoh:

1. 学生 勉強しなけ ならない。

Mahasiswa harus belajar.

Menurut Ogawa (1989:205) nakerebanaranai adalah salah satu ungkapan yang termasuk ke dalam gimu, touzen dan hitsuyou hyougen yaitu ungkapan yang menunjukkan arti melakukan kewajiban, melakukan hal yang wajar, melakukan hal yang baik.

Pada contoh kalimat di atas, ketika mengungkapkan nakerebanaranai kepada lawan bicara, maka ungkapan ini bisa menjadi sebuah kewajiban yang harus dilakukan.

2. 学生 勉強す べきだ。

Mahasiswa harus belajar.

Menurut Seichi makino dan Michio tsutsui (1995:138) bekida adalah kata kerja bantu yang mengungkapkan pertimbangan pembicara untuk seharusnya melakukan sesuatu.

Pada contoh di atas, bekida digunakan untuk memaparkan pendapat pembicara tentang hal yang bersifat umum. Ketika mengungkapkan ungkapan bekida kepada lawan bicara, maka ungkapan ini bisa menjadi nasehat, dorongan, larangan ataupun perintah. Ungkapan ini sering digunakan dalam bahasa lisan atau tulisan.

Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida memiliki makna dan nuansa yang berbeda tergantung konteksnya. Akan tetapi, dalam bahasa Indonesia kedua kalimat di atas diterjemahkan “harus”. Hal ini memicu terjadinya kesalahan-kesalahan dalam penggunaan hyougen.


(12)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pertimbangan tersebut, tingkat pemahaman pembelajar bahasa Jepang (mahasiswa bahasa Jepang) terhadap hyougen, khususnya dalam penggunaan ~nakerebanaranai dan ~bekida perlu diadakan pengukuran sejauh mana pemahaman dan tingkat kesalahan pembelajar. Untuk mengukur hal tersebut penulis melakukan penelitian mengenai ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN UNGKAPAN ~BEKIDA DAN ~NAKEREBANARANAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

(Studi Deskriptif terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012-2013)

B. Rumusan dan Batasan Masalah Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka dirumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu:

a. Jenis-jenis kesalahan apa saja yang dilakukan mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia dalam penggunaan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida.

b. Bagaimana tingkat kesalahan mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Indonesia dalam penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida.

Batasan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti harus ada batasannya, yaitu:

a. Penelitian ini hanya akan meneliti tentang jenis-jenis kesalahan apa saja yang dilakukan mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas


(13)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Indonesia dalam penggunaan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida.

b. Penelitian ini hanya akan meneliti tentang tingkat kesalahan mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Indonesia dalam penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menjawab seluruh permasalahan yang telah dikemukakan di atas. Tujuan khusus dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan apa saja yang dilakukan mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia dalam penggunaan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida. b. Untuk mengetahui tingkat kesalahan mahasiswa tingkat II Jurusan

Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Indonesia dalam penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari tujuan penelitian ini adalah:

a. Manfaat teoritis

Memperluas pengetahuan penulis dalam penggunaan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida dan diharapkan dapat menghindari kesalahan penggunaannya.

Sebagai referensi bagi para pembelajar bahasa Jepang khususnya tentang penggunaan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida.


(14)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Manfaat praktis

Bagi penulis, dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida.

Bagi mahasiswa, dapat dijadikan pedoman bagi para mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia tentang penggunaan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida sehingga dapat menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis.

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa istilah yang digunakan. Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan makna istilah-istilah tersebut, penulis mencoba mendeskripsikannya sebagai berikut: Analisis kesalahan

Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu kegiatan mencatat, mengidentifikasi, mendeskripsikan dan mengeveluasi kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok pembelajar berdasarkan kaidah-kaidah bahasa target, untuk tujuan praktis maupun teoritis (Sunaryo:1990). Selain itu Ellis dalam (Tarigan, 1995:68) menyatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu.

Ungkapan

Ungkapan dalam bahasa Jepang disebut hyougen. Dalam Nihongo Daijiten, Hyougen adalah “Ungkapan yang menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk yang dapat diperhatikan melalui wajah, isyarat


(15)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tubuh, bahasa, gambar, seni musik, atau hal-hal yang dapat digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan”. (Kindaichi, 1989:1842). E. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Menurut Winarni Surakhmad (1982:47) metode analisis deskriptif adalah metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual, dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisa dan menginterpretasikan.

Penelitain ini menggunakan metode “one shoot model”, yaitu model pendekatan menggunakan satu kali pengumpulan data pada satu saat. Objek yang diteliti adalah kesalahan penggunaan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida.

F. Populasi dan Sampel

a. Populasi adalah subjek penelitian (Arikunto, 1998:140).

Populasi yang dijadikan penelitian di sini adalah mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia. Penulis menggunakan mahasiswa tingkat II sebagai subjek penelitian karena mahasiswa tingkat II telah mempelajari hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida. b. Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Arikunto, 1998:117).

Sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia yang diambil secara acak (random sampling).

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dilakukan dengan cara membagi ke dalam lima bab dengan urutan sebagai berikut:


(16)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, sistematika penulisan dan jadwal kegiatan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORITIS berupa bahasan beberapa teori yang relevan dan mendukung untuk dijadikan acuan dalam penelitian. Termasuk teori tentang analisis kesalahan, penjelasan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida dan beberapa penelitian terdahulu mengenai penggunaan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida, serta analisis kesalahan berbahasa lainnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN berisi pembahasan mengenai metode penelitian, instrumen penelitian yang digunakan, objek penelitian, dan teknik pengolahan data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN berisi tentang hasil pengolahan dan pembahasan data mengenai kesalahan error. Selain itu dalam bab ini juga terdapat penjelasan mengenai kesalahan dalam menggunakan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida, baik dilihat dari struktur kalimat, dan juga pemahaman tentang ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida.

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN berisi tentang kesimpulan mengenai jawaban rumusan masalah penelitian dan juga saran yang berdasarkan pada hasil penelitian supaya pembelajaran mengenai penjelasan penggunaan ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida lebih baik lagi.


(17)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENULISAN

A. Metode Penulisan

Menurut Sudaryanto, metode adalah cara yang harus dilaksanakan atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian (Sutedi, 2009:53).

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2009:58). Penulis menggunakan metode tersebut karena tujuan utama dari penulisan ini adalah memecahkan masalah praktis yang timbul dalam bidang pendidikan.

Jenis metode deskriptif yang digunakan adalah survey, yaitu metode deskriptif yang dilakukan secara serempak terhadap objek dalam skala besar (Sutedi, 2009:60). Sedangkan jenis survey yang dipilih adalah survey sampel, yaitu survey yang dilakukan hanya pada sebagian kecil populasi, dimana dalam penulisan ini sampel adalah mahasiswa tingkat II JPBJ FPBS UPI.

B. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan semua anggota kelompok subjek yang menjadi target kesimpulan dari suatu akhir penelitian dalam satu tempat yang sama. Jumlah populasi umumnya sangat besar, dalam suatu penelitian biasanya hanya diambil sebagian subjek yang bisa mewakili seluruh karakter dari populasi yang ada. Subjek penelitian yang mewakili tersebut disebut dengan sampel.

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI, dan sampel penelitiannya adalah mahasiswa tingkat II JPBJ UPI sebanyak 60 orang yang dipilih secara


(18)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

acak dengan pertimbangan mahasiswa tingkat II telah mempelajari pola ~nakerebanaranai dan ~bekida.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi, 2009:155). Dalam penelitian ini, akan digunakan satu jenis instrumen, yaitu:

Tes tertulis

Tes berupa soal yang diberikan kepada mahasiswa untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan dalam penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida. Tes ini terdiri dari empat bagian, yaitu melengkapi kalimat, mengubah kata kerja, menerjemahkan kalimat, dan membuat kalimat sederhana.

a. Bagian I melengkapi kalimat

Pada bagian ini terdiri dari 10 nomor soal berupa kalimat tidak lengkap. b. Bagian II mengubah kata kerja

Pada bagian ini penulis memberikan 3 buah soal untuk mengubah kata kerja ke dalam bentuk ~nakerebanaranai atau ~bekida.

c. Bagian III menerjemahkan kalimat ke dalam bahasa Jepang

Pada bagian ini penulis memberikan 2 buah kalimat bahasa Indonesia yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.

d. Bagian IV membuat kalimat sederhana

Pada bagian ini, sampel diharuskan untuk membuat kalimat dengan menggunakan pola kalimat ~nakerebanaranai dan ~bekida masing-masing 2 kalimat.


(19)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Tertulis

Kriterian Soal Nomor Soal

~nakerebanaranai

Kemampuan

menyatakan hal yang dianggap penting

1,6

Kemampuan menyatakan

kewajiban yang harus dilakukan

5

Kemampuan menyatakan

keperluan/kepentingan

9

Kemampuan

menyatakan hal yang bersifat umum

2

~bekida

Kemampuan

menyatakan hal yang seharusnya dilakukan

8,10

Kemampuan menyatakan pendapat/nasehat untuk orang lain

7

Menyatakan hal yang bersifat khusus

3,4

D. Teknik Pengolahan Data

Data dalam penelitian ini diambil dari tes tertulis yang sudah dikerjakan oleh sampel. Sampel harus melengkapi kalimat yang belum lengkap, mengubah kata kerja ke dalam bentuk ~nakerebanaranai dan ~bekida, menerjemahkan kalimat ke dalam bahasa Jepang, dan membuat


(20)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kalimat dengan menggunakan pola ~nakerebanaranai dan ~bekida. Data-data tersebut dikumpulkan dengan cara one shoot model, yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada satu saat.

Adapun pengolahan data tes ini adalah sebagai berikut: a. Soal tes memilih

1. Memeriksa jawaban

2. Menghitung jumlah jawaban

3. Menghitung prosentase jawaban dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = x 100% Keterangan:

P: prosentase jawaban f: frekuensi jawaban x: jumlah responden

Melalui cara penghitungan di atas, makan akan diperoleh tafsiran sebagai berikut:

0% - 14% Rendah sekali

15% - 29% Rendah

30% - 44% Cukup

45% - 59% Lebih dari cukup

60% - 74% Cukup tinggi

75% - 84% Tinggi


(21)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Menghitung tingkat kesalahan penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida dengan menggunakan rumus:

∑ Keterangan:

TK : Tingkat kesalahan

P : Presentase kesalahan per item soal n : Jumlah soal per kategori

5. Interpretasi tingkat kesalahan penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida dengan menggunakan standar interpretasi sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tabel Interpretasi Tingkat Kesalahan

Presentase Interpretasi

85% - 100% Sangat tinggi

75% - 84% Tinggi

60% - 74% Cukup tinggi

45% - 59% Sedang

30% - 44% Cukup rendah

15% - 29% Rendah

0% - 14% Sangat rendah

b. Soal tes mengubah kata kerja, menerjemahkan kalimat dan membuat kalimat

Langkah-langkah pengolahan data tes : 1. Memeriksa jawaban.

2. Mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang muncul dalam penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida.


(22)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Menjelaskan kesalahan pada setiap kalimat yang di dalamnya terdapat kesalahan penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida.

5. Menganalisis kesalahan berdasarkan pada teori-teori yang relevan dengan mencantumkan kalimat penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida yang benar.

E. Hasil Uji Coba instrumen 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 210:2011). Sedangkan menurut Sutedi (2011:217) valid artinya dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan baik. Sebuah instrumen haruslah sahih dan dapat diukur, oleh karena itu diperlukan adanya validitas. Isi validitas ditentukan oleh ahli atau dengan kata lain disebut expert judgement. Namun selain expert judgement, tingkat kesulitan dan daya pembeda dihitung dari hasil uji coba sebagai berikut.

a. Soal pilihan ganda 1. Tingkat kesukaran

Untuk mengukur tingkat kesukaran soal pilihan ganda menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

TK : Tingkat kesukaran

BA : Jumlah skor jawaban kelompok atas BB : Jumlah skor jawaban kelompok bawah

N : Jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah Adapun klasifikasi tingkat kesukarannya sebagai berikut.


(23)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Rentang Tingkat Kesukaran Klasifikasi Tingkat Kesukaran 0,00 ~ 0,25

0,26 ~ 0,75 0,76 ~ 1,00

Sukar Sedang Mudah

Tabel 3. 4

Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Memilih

2. Daya Pembeda

Untuk mengukur daya pembeda soal pilihan ganda ini menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

DP :Daya Pembeda

BA :Jumlah skor jawaban kelompok atas

No. Soal Tingkat Kesukaran Klasifikasi Tingkat Kesukaran

1 0,8 Mudah

2 0,8 Mudah

3 0,7 Sedang

4 0,7 Sedang

5 0,9 Mudah

6 0,8 Mudah

7 0,8 Mudah

8 0,6 Sedang

9 0,8 Mudah


(24)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BB :Jumlah skor jawaban kelompok bawah

n : Jumlah sampel kelompok atas atau kemolpok bawah

Tabel 3.5

Klasifikasi Daya Pembeda Rentang Daya Pembeda Klasifikasi Daya Pembeda

0,00 ~ 0,25 0,21 ~ 0,40 0,41 ~ 0,70 0,71 ~ 1

Jelek Cukup

Baik Baik sekali

Berikut hasil perhitungan daya pembeda pada tes uji coba. Dalam hal ini, soal yang masuk ke dalam klasifikasi rendah diperbaiki dan diganti sebelum mengambil tes yang sebenarnya.

Tabel 3.6

Daya Pembeda Soal Uji Coba Memilih No. Soal Daya Pembeda Klasifikasi Daya

Pembeda

1 0,4 Cukup

2 0,4 Cukup

3 0,6 Baik

4 0,2 Jelek

5 0,2 Jelek

6 0,4 Cukup

7 0,4 Cukup

8 0,4 Cukup

9 0,4 Cukup

10 0,6 Baik

b. Soal esai


(25)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengukur tingkat kesukaran tes ini menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

TK :Tingkat kesukaran

SkA :Jumlah skor jawaban kelompok atas SkB :Jumlah skor jawaban kelompok bawah

n :Jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah Sk.mak :Skor maksimal

Sk.min :Skor minimal

Adapun klasifikasi tingkat kesukarannya sebagai berikut.

Tabel 3.7

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Esai Rentang Tingkat Kesukaran Klasifikasi Tingkat Kesukaran

0,00 ~ 0,25 0,26 ~ 0,75 0,76 ~ 1,00

Sukar Sedang Mudah

Tabel 3.8

Tingkat Kesukaran Soal Esai

No.Soal Tingkat Kesukaran Klasifikasi Tingkat Kesukaran

1 0,4 Sedang

2 0,4 Sedang

3 0,1 Sukar

4 0,3 Sedang

5 0,4 Sedang

6 0,9 Mudah


(26)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8 0,6 Sedang

9 0,6 Sedang

2. Daya pembeda

Untuk mengukur daya pembeda, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

DP :Daya pembeda

SkA :Jumlah skor jawaban kelompok atas SkB :Jumlah skor jawaban kelompok bawah

n :Jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah Sk mak:Skor maksimal

Sk min :Skor minimal

Tabel 3.9

Klasifikasi Daya Pembeda Soal Uji Coba Esai Rentang Daya Pembeda Klasifikasi Daya Pembeda

0,00 ~ 0,20 0,21 ~ 0,40 0,41 ~ 0,70 0,71 ~ 1

Jelek Cukup

Baik Baik sekali

Berikut hasil penghitungan daya pembeda pada tes uji coba. Dalam hal ini, soal yang masuk ke dalam klasifikasi jelek diperbaiki dan diganti sebelum mengambil tes yang sebenarnya.

Tabel 3.10

Daya Pembeda Soal Esai

No.Soal Daya Pembeda Klasifikasi Daya Pembeda


(27)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 0,4 Cukup

2 0,4 Cukup

3 0,4 Cukup

4 0,6 Baik

5 0,8 Baik sekali

6 0,4 Cukup

7 0,4 Cukup

8 0,4 Cukup

9 0,4 Cukup

2. Uji Reliabilitas

Selain validitas, soal yang baik harus reliabel atau ajeg. Rumus untuk mencari reliabilitas adalah sebagai berikut.

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]

Dalam menghitung uji reliabilitas, klasifikasi angka koreksi yang digunakan adalah seperti tabel di bawah ini:

Tabel 3. 11

Klasifikasi Angka Korelasi

Rentang Reliabilitas Klasifikasi 0,00 ~ 0,20

0,21 ~ 0,40 0,41 ~ 0,60 0,61 ~ 0,80 0,81 ~ 1,00

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

a. Soal pilihan ganda

Menurut Sutedi (2009:221) salah satu cara untuk menguji reliabilitas suatu perangkat tes adalah dengan teknik belah dua. Dalam teknik ini, tes


(28)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan hanya satu kali, tetapi datanya dibagi dua. Biasanya jawaban yang diberikan oleh tiap sampel dibagi dua bersdasarkan soal yang bernomor ganjil (sebagai variabel X) dan soal yang bernomor genap (sebagai variabel Y). Kemudian dicari angka korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]

Karena dengan angka korelasi ini tingkat reliabilitasnya hanya berlaku untuk separuh tes, maka harus dilanjutkan dengan menggunakan rumus teknik belah dua sebagai berikut.

Setelah dihitung dengan menggunakan rumus korelasi, doperoleh angka korelasi 0,43. Kemudian angka ini dihitung dengan menggunakan rumus teknik belah dua dan diperoleh angka korelasi penuh sebesar 0,60 , angka ini termasuk ke dalam kategori sedang, sehingga bisa disimpulkan bahwa instrumen tersebut layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

b. Soal esai

Menurut Nurgiantoro dalam Sutedi (2009:225) untuk menguji reliabilitas soal bentuk esai dapat digunakan rumus koefisien alpha cronbach. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

r : Angka koefisien reliabilitas yang dicari k : Jumlah butir soal

∑ : Jumlah varian seluruh butir soal : Varian total


(29)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelum mencari angka koefisien reliabilitas, terlebih dahulu, nilai dan tiap butir soal dicari dengan rumus berikut.

∑ ∑ ∑ ∑

Setelah dihitung, diketahui nilai adalah 2,68 dan nilai adalah 4,6 , dan reliabilitas soal sudah dapat dihitung. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus tersebut diketahui bahwa koefisien reliabilitas dari soal esai yang telah penulis buat adalah sebesar 0,705. Angka ini termasuk ke dalam kategori kuat. Sehingga bisa dikatakan bahwa reliabilitas soal esai yang telah penulis buat cukup tinggi dan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.


(30)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang penulis lakukan mengenai kesalahan penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida pada mahasiswa tingkan II JPBJ FPBS UPI, hal-hal yang disimpulkan sesuai dengan rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan-kesalahan yang muncul adalah sebagai berikut:

a. Kesalahan dalam penggunaan ~bekida yang menyatakan makna khusus menunjukkan presentase 55%. Kesalahan ini terjadi karena responden kurang mengetahui secara jelas bahwa hyougen ~bekida digunakan untuk menyatakan makna khusus.

b. Kesalahan dalam penggunaan ~nakerebanaranai yang menunjukkan arti melakukan kewajiban, sesuatu yal yang tentunya penting dan melakukan hal yang baik menunjukkan presentase 50%. Kesalahan ini terjadi karena responden kurang memahami secara jelas fungsi dari ~nakerebanaranai yang menunjukkan arti kewajiban, sesuatu hal yang tentunya penting dan melakukan hal yang baik.

c. Kesalahan dalam penggunaan ~bekida yang digunakan kepada lawan bicara mengenai harapan terjadinya sesuatu, sehingga tidak hanya sekedar mengungkapkannya saja, tetapi kebanyakan ungkapan tersebut menjadi nasehat dan perintah secara langsung menunjukkan presentase 68.3%. Kesalahan ini terjaadi karena responden kurang mengetahui fungsi hyougen ~bekida yang menunjukkan makna nasehat dan perintah kepada lawan bicara.


(31)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tingkat kesalahan mahasiswa tingkat II JPBJ FPBS UPI dalam penggunaan hyougen ~nakerebanaranai termasuk ke dalam kategori cukup rendah (30,64%), sedangkan kesalahan penggunaan hyougen ~bekida termasuk ke dalam kategori sedang (42,3%). B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran dari penulis adalah sebagai berikut:

1. Penulis merasa bahwa penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, terutama pada pengumpulan analisis data. Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan dalam penggunaan tes subjektif (membuat kalimat) sebaiknya perintah soal diperjelas atau diberikan beberapa contoh kalimat terlebih dahulu, serta menggunakan insrumen angket untuk mendukung hasil penelitian agar lebih maksimal.

2. Jika penelitian ini dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya, mahasiswa dapat menganalisa faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kesalahan tersebut.


(32)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. (2003). Linguistik Umum. Jakarta. Rineka Cipta

Chino, Naoko. (2000). Nihongo Kihon Bunkei Jiten. Tokyo: Kondansha International Hd

Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka

Depdiknas, Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Iori, Isao. (2000). Nihongo Bunpou Hand Book. Japan: 3A Corporation

Haruhiko, Kindaichi. (1989). Nihongo Daijiten. Tokyo: Kodansha

Hoko, Shigawa. (1997). Nihongo Goyo Reibun Shojiten. Tokyo: Kyushuu Daigaku Kyouiku

Hoko, Shigawa. (2005). Shokyuu Nihongo Bunpou to Kangaekata no Pointo. Japan : 3A Corporation

Hoshino , Keiko dkk. (2003). Nihongo Shuuchuu Tore. Tokyo : Aruku

Keiko, Ishi dkk. (2002). Shizen ni Tsutaeu Bunmatsu Hyougen. Tokyo: Aruku


(33)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Makino Seichi dan Tsutsui, Michio. (1995). A Dictionary of Intermediate Japanese Grammar. Tokyo: The Japan Times

Matsura, Kenji. (1994). Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto Japan: Kyoto Sango University Press.

Ningsih, Nida. (2008). Analisis Penggunaan Ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida. Tidak diterbitkan.

Ogawa, Yoshio. (1989). Nihongo Kyouiku Jiten. Taishuukan Shooten. Tokyo

Sagawa, Yuriko.(1998). Nihongo Bunkei Jiten. Tokyo: Kuroshio Publisher

Sutedi, Dedi. (2003). Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung. Humaniora.

___________. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Humaniora. Bandung.

Tarigan. (1995). Analisis Kesalahan. Bandung. Offset Angkasa.

Tomatsu, Etsuko dkk. (1996). Donna Toki Dou Tsukau Nihonggo Hyougen Bunkei 500. Tokyo: Aruku


(1)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan hanya satu kali, tetapi datanya dibagi dua. Biasanya jawaban yang diberikan oleh tiap sampel dibagi dua bersdasarkan soal yang bernomor ganjil (sebagai variabel X) dan soal yang bernomor genap (sebagai variabel Y). Kemudian dicari angka korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]

Karena dengan angka korelasi ini tingkat reliabilitasnya hanya berlaku untuk separuh tes, maka harus dilanjutkan dengan menggunakan rumus teknik belah dua sebagai berikut.

Setelah dihitung dengan menggunakan rumus korelasi, doperoleh angka korelasi 0,43. Kemudian angka ini dihitung dengan menggunakan rumus teknik belah dua dan diperoleh angka korelasi penuh sebesar 0,60 , angka ini termasuk ke dalam kategori sedang, sehingga bisa disimpulkan bahwa instrumen tersebut layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

b. Soal esai

Menurut Nurgiantoro dalam Sutedi (2009:225) untuk menguji reliabilitas soal bentuk esai dapat digunakan rumus koefisien alpha cronbach. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

r : Angka koefisien reliabilitas yang dicari k : Jumlah butir soal

∑ : Jumlah varian seluruh butir soal


(2)

Sebelum mencari angka koefisien reliabilitas, terlebih dahulu, nilai

dan tiap butir soal dicari dengan rumus berikut.

∑ ∑

∑ ∑

Setelah dihitung, diketahui nilai adalah 2,68 dan nilai adalah 4,6 , dan reliabilitas soal sudah dapat dihitung. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus tersebut diketahui bahwa koefisien reliabilitas dari soal esai yang telah penulis buat adalah sebesar 0,705. Angka ini termasuk ke dalam kategori kuat. Sehingga bisa dikatakan bahwa reliabilitas soal esai yang telah penulis buat cukup tinggi dan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.


(3)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang penulis lakukan mengenai kesalahan penggunaan hyougen ~nakerebanaranai dan ~bekida pada mahasiswa tingkan II JPBJ FPBS UPI, hal-hal yang disimpulkan sesuai dengan rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan-kesalahan yang muncul adalah sebagai berikut:

a. Kesalahan dalam penggunaan ~bekida yang menyatakan makna khusus menunjukkan presentase 55%. Kesalahan ini terjadi karena responden kurang mengetahui secara jelas bahwa hyougen ~bekida digunakan untuk menyatakan makna khusus.

b. Kesalahan dalam penggunaan ~nakerebanaranai yang menunjukkan arti melakukan kewajiban, sesuatu yal yang tentunya penting dan melakukan hal yang baik menunjukkan presentase 50%. Kesalahan ini terjadi karena responden kurang memahami secara jelas fungsi dari ~nakerebanaranai yang menunjukkan arti kewajiban, sesuatu hal yang tentunya penting dan melakukan hal yang baik.

c. Kesalahan dalam penggunaan ~bekida yang digunakan kepada lawan bicara mengenai harapan terjadinya sesuatu, sehingga tidak hanya sekedar mengungkapkannya saja, tetapi kebanyakan ungkapan tersebut menjadi nasehat dan perintah secara langsung menunjukkan presentase 68.3%. Kesalahan ini terjaadi karena responden kurang mengetahui fungsi hyougen ~bekida yang menunjukkan makna nasehat dan perintah kepada lawan bicara.


(4)

2. Tingkat kesalahan mahasiswa tingkat II JPBJ FPBS UPI dalam penggunaan hyougen ~nakerebanaranai termasuk ke dalam kategori cukup rendah (30,64%), sedangkan kesalahan penggunaan hyougen ~bekida termasuk ke dalam kategori sedang (42,3%).

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran dari penulis adalah sebagai berikut:

1. Penulis merasa bahwa penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, terutama pada pengumpulan analisis data. Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan dalam penggunaan tes subjektif (membuat kalimat) sebaiknya perintah soal diperjelas atau diberikan beberapa contoh kalimat terlebih dahulu, serta menggunakan insrumen angket untuk mendukung hasil penelitian agar lebih maksimal.

2. Jika penelitian ini dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya, mahasiswa dapat menganalisa faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kesalahan tersebut.


(5)

R.Siti Hajar Amali, 2013

Analisis Kesalahan Penggunaan Bekida Dan Nakerebanaranai Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. (2003). Linguistik Umum. Jakarta. Rineka Cipta

Chino, Naoko. (2000). Nihongo Kihon Bunkei Jiten. Tokyo: Kondansha International Hd

Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka

Depdiknas, Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Iori, Isao. (2000). Nihongo Bunpou Hand Book. Japan: 3A Corporation

Haruhiko, Kindaichi. (1989). Nihongo Daijiten. Tokyo: Kodansha

Hoko, Shigawa. (1997). Nihongo Goyo Reibun Shojiten. Tokyo: Kyushuu Daigaku Kyouiku

Hoko, Shigawa. (2005). Shokyuu Nihongo Bunpou to Kangaekata no Pointo. Japan : 3A Corporation

Hoshino , Keiko dkk. (2003). Nihongo Shuuchuu Tore. Tokyo : Aruku

Keiko, Ishi dkk. (2002). Shizen ni Tsutaeu Bunmatsu Hyougen. Tokyo: Aruku


(6)

Makino Seichi dan Tsutsui, Michio. (1995). A Dictionary of Intermediate Japanese Grammar. Tokyo: The Japan Times

Matsura, Kenji. (1994). Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto Japan: Kyoto Sango University Press.

Ningsih, Nida. (2008). Analisis Penggunaan Ungkapan ~nakerebanaranai dan ~bekida. Tidak diterbitkan.

Ogawa, Yoshio. (1989). Nihongo Kyouiku Jiten. Taishuukan Shooten. Tokyo

Sagawa, Yuriko.(1998). Nihongo Bunkei Jiten. Tokyo: Kuroshio Publisher

Sutedi, Dedi. (2003). Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung. Humaniora.

___________. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Humaniora. Bandung.

Tarigan. (1995). Analisis Kesalahan. Bandung. Offset Angkasa.

Tomatsu, Etsuko dkk. (1996). Donna Toki Dou Tsukau Nihonggo Hyougen Bunkei 500. Tokyo: Aruku