PENERAPAN MODIFIKASI ALAT DALAM PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW : Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Conggeang.

(1)

Nenden Desi Mulyani Apandi, 2013

Penerapan Modifikasi Alat Dalam Pembelajaran Sepak Takraw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR

LEMPAR CAKRAM

(Studi eksperimen di SMAN 4 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan rekreasi

Oleh:

NOVA AZWAR ARDIANA

0809142

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Nama : Nenden Desi Mulyani Apandi

Nim : 0700193

Judul Skripsi : Penerapan Modifikasi Alat Dalam Pembelajaran Sepak Takraw ( Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Conggeang )

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd. NIP. 19490316197211 1 001

Pembimbing II

Didin Budiman, M.Pd. NIP. 19740907200112 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Sucipto, M.Kes NIP: 196106121987031002


(3)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Modifikasi Alat Dalam Pembelajaran Sepak Takraw (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 1 Conggeang)“ ini sepenuhnya karya saya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013


(4)

ABSTRAK

Nenden Desi Mulyani Apandi. Judul : Penerapan Modifikasi Alat Dalam Pembelajaran Sepak Takraw (Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Conggeang) Programm Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. FPOK UPI. Pembimbing 1 : Drs. Yoyo Bahagia, Mpd., Pembimbing II : Didin Budiman, Mpd.

Penelitian ini dilatarbelakangi belum mampunya siswa melakukan keterampilan dasar permainan sepak takraw, serta rendahnya pemahaman siswa terhadap permaianan sepak takraw. Sebagai dampak dari belum mampunya guru menyajikan proses pembelajaran sepak takraw yang menarik minat siawa dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Tujuannya adalah ingin memberikan gambaran kepada guru penjas apakah dengan penerapan modifikasi alat dalam pembelajaran sepak takraw dapat meningkatkan keterampilan bermain siswa Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Conggeang Kabupaten Sumedang, dengan populasi 33 orang siswa dan di ambil sampel 21 orang siswa perempuan 12 orang siswa laki-laki.

Pelaksanaan penelitian tindakan di awali dengan observasi awal yang bertujuan ingin mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam melakukan gerakan-gerakan dasar permainan sepak takraw. Pelaksanaan berikutnya membuat perencanaan pembelajaran yang di buat dalam 2 siklus, dalam setiap siklus terdiri dari rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa penerapan modifikasi alat dalam pembelajaran sepak takraw dapat meningkatkan keterampilan bermain sepak takraw.


(5)

ABSTRAK

Nenden Desi Mulyani Apandi. Title : Application Customization Tools In Learning Sepak Takraw ( Action Research In SMP Negeri 1 Conggeang ) Teh Study Program Of Health Physical Education And Recreation. FPOK UPI. Preceptor I : Drs. Yoyo Bahagia, Mpd., Preceptor II : Didin Budiman, Mpd

This study in background students do not inability game sepak takraw basic skills, as well as students lack of understanding of the game sepak takraw. As a result of not unqualified teacher presents the learning process sepak takraw that interest students and in accordance with the needs of students.

Goal is to provide and overview for sport teacher whether modifications to the application of the tool in sepak takraw learning can improve students skills play,the research methode used was classroom action research in grade 8E SMP country 1 Conggeang district sumedang, with a student population of 33 people and 21 people were taken samples of female students 12 people male students.

Implementation of action research began with early observation that aims to determine the extent of the students ability to perfom basic movements sepak takraw game. Subsequent implementation planning study made in two cycles in each cycle consisting of planning, action, and reflection.

Based on these results it can be concluded that the implementation of customization tools for learning to improve skills sepaktakraw play.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPA TERIMAKASIH ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Pemecahan Masalah ...5

D. Tujuan Penelitian ...6

E. Manfaat Penelitian ...6

F. Batasan Masalah...7

G. Penjelasan Istilah ...7

BAB II TINJAUAN TEORITIS... 9

A. Hakikat Pendidikan Jasmani ...9


(7)

1. Konsep Belajar Mengajar... 13

2. Tujuan Belajar Mengajar... 16

C. Hakikat Modifikasi...17

1. Modifikasi Tujuan Pembelajaran... 18

2. Modifikasi Materi Pembelajaran... 19

3. Modifikasi Lingkungan Pembelajaran... 21

4. Modifikasi Evaluasi Pembelajaran... 22

D. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ...23

E. Hakikat Permainan Sepak Takraw ...26

Keterampilan Dasar bermain Sepak Takraw... 30

F. Karakteristik Anak Besar ...48

G. Hipotesis Tindakan ...49

BAB III METODELOGI PENELITIAN... 50

A. Metode Penelitian...50

B. Prosedur Penelitian dan Rencana Penelitian ...51

1. Prosedur Penelitian... 51

2. Rencana Tindakan... 54

C. Lokasi, Subjek, dan Data Penelitian ...59

1. Lokasi Penelitian... 59

2. Subjek Penelitian... 60


(8)

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ...61

1. Instrumen Penelitian... 61

2. Teknik Pengumpulan data... 66

E. Prosedur dan Pengelolaan dan Analisa Data ...68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 70

A. Deskripsi Pembelajaran Sepak Takraw ...70

B. Hasi Penelitian ...72

1. Siklus I ... 72

2. Siklus II... 78

C. Pembahasan Penelitian ...85

D. Diskusi Penemuan ...90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 92

A. Kesimpulan ...92

B. Saran ...93

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Tujuan pendidikan jasmani untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang dipilih untuk meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, serta meningkatkan keterampilan gerak.

Belajar merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan oleh seseorang untuk menjadi yang lebih baik, menurut Fontana (1981:147) mengatakan bahwa

“belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman”, sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran diakui sepanjang hayat manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, yang terpenting adalah memaksimalkan partisipasi dari semua siswa,


(10)

partisipasi siswa dapat terjadi bila atmosfir belajar menggairahkan dan keadaan lingkungan belajar mendukung, siswa merasa aman, merasa diakui dan berharga di kelasnya.

Modifikasi adalah upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian baik dalam segi fisik, material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan cara (metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian). Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani dalam konsepnya menyebutkan apa yang dimodifikasi dan bagaimana cara memodifikasi serta menyebutkan dan menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi. Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri yaitu developentally appropriate practice (DAP) artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak dan dapat membantu mendorong ke arah perubahan tersebut, tugas ajar itu sendiri harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik yang diajarnya. Perkembangan dan kematangan yang dimaksud mencakup fisik, psikis atau keterampilan. Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik individu dan mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik.

Tujuan dari modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksud untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi terampil. Cara-cara


(11)

3

guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal sampai akhir pembelajaran, Lutan (1998)

mengatakan bahwa “modifikasi ini bertujuan agar siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pembelajaran, meningkatkan kemungkinan dalam berprestasi, siswa dapat melakukan pola gerak secara benar”.

Keterampilan atau skill merupakan perkembangan kemampuan gerak pada taraf lanjut yang dicirikan dengan perwujudan gerak dasar yang lebih sempurna dan kompleks, seperti halnya dalam gerakan-gerakan memainkan benda (gerak

manipulatif) yang dapat diamati pada cabang-cabang olahraga seperti Sepakbola,

Bolavoli, Bulutangkis dan cabang-cabang olahraga permainan lainnya termasuk Sepaktakraw. Setiap bentuk latihan keterampilan dasar pada suatu cabang olahraga tertentu akan memberi keuntungan bagi perkembangan keterampilan dasar pada cabang olahraga yang lainnya. Keuntungan yang diperoleh melalui latihan Sepaktakraw diantaranya adalah siswa memiliki kemampuan dasar untuk mengembangkan keterampilan pada cabang olahraga lainnya seperti Sepakbola, Bolavoli dan Bulutangkis.

Permainan Sepaktakraw merupakan salah satu jenis permainan yang memuat berbagai bentuk keterampilan gerak yang tidak bisa dicapai dengan mudah. Perlu tahapan yang harus dilalui agar keterampilan bermain Sepaktakraw dapat dikuasai dengan baik, khususnya keterampilan dasar Sepaktakraw Seperti sepak sila, sepak kuda/kura, memaha dan heading. Merupakan keterampilan yang paling dominan dalam bermain sepak takraw diperlukan kesesuaian antara metode, gaya dan pendekatan mengajar, materi, cara mengevaluasi dan tujuan


(12)

yang harus dicapai dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan siswa. Tidak mudah untuk dapat mengajarkan keterampilan bermain Sepaktakraw sesuai dengan skenario (rancangan) pembelajaran yang sudah ada dan tujuan yang akan dicapai, selain keterampilan geraknya yang cukup kompleks, Sepaktakraw secara umum merupakan cabang olahraga yang belum begitu berkembang di masyarakat. Hal ini dapat menjadi kendala bagi anak, sekaligus juga menjadi tantangan bagi guru yang mengajar. Semua itu akan berkaitan dengan upaya-upaya guru dalam meningkatkan minat dan motivasi buat anak agar terus belajar dan berlatih sepak takraw. Guru harus memberi pengarahan dan penguatan (reinforcement) pada anak yang sukses, memberi umpan balik (feedback), menentukan cara mengevaluasi yang tepat sehingga anak tetap memiliki kebanggaan diri meskipun pernah mengalami kegagalan dan banyak lagi upaya guru yang terkait dengan didaktik dan metodik pembelajaran, hal ini mengandung arti bahwa guru harus memahami konsep belajar-mengajar keterampilan gerak.

Belajar keterampilan gerak melibatkan persoalan yang komplek karena semua aspek terlibat di dalamnya tidak hanya melibatkan sistem fisiologi dan sistem syaraf namun juga aspek psikologis. Untuk itulah “pembelajaran permainan Sepaktakraw adalah pengajaran yang diselaraskan dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak serta pemberian kesempatan dan layanan yang sama bagi setiap anak” (Prawirasaputra, 1999/2000:39-41).

Berdasarkan uraian di atas, maka pengajaran Sepaktakraw yang bersifat tradisional, khususnya dalam mengajarkan keterampilan dasar Sepaktakraw yang masih terpaku pada pemakaian metode drill semata, sudah selayaknya untuk


(13)

5

mendapat pengembangan-pengembangan yang bersifat menyeluruh agar seluruh potensi siswa (afektif, kognitif, dan psikomotor) dapat ditumbuhkembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dikemukakan bahwa masalah penelitian ini adalah masing kurangnya pengembangan sepak takraw di SMP Negeri 1 Conggeang, belum mampunya siswa melakukan keterampilan dasar Sepak takraw sebagai dampak dari belum mampunya guru menyajikan proses pembelajaran Sepaktakraw yang menarik minat siswa dan sesuai dengan kebutuhan siswa, fasilitas yang kurang lengkap dapat mempengaruhi pada pembelajaran di sekolah itu sendiri serta inovasi pengembangan alat sangat minim, sehingga sulit bagi sekolah itu untuk mengembangkan sepak takraw di SMP Negeri 1 Conggeang ini. Dari rangkaian tersebut penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan bermain Sepaktakraw?

C. PEMECAHAN MASALAH

Masalah belum mampunya siswa melakukan keterampilan dasar bermain Sepaktakraw di SMP Negeri 1 Conggeang akan dikembangakan melalui pemecahan masalah dengan cara memodifikasi alat dalam pembelajaran keterampilan dasar Sepaktakraw dengan menggunakan alat yang disederhanakan dan lebih ringan dari alat yang sebenarnaya. Dalam hal penerapan modifikasi


(14)

belajar-mengajar yang akan dilaksanakan melalui proses penelitian tindakan kelas (class action research).

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan masalah yang diajukan adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu

1. Memberikan gambaran kepada guru penjas tentang penerapan modifikasi alat dalam pembelajaran sepak takraw dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam permaianan Sepaktakraw.

2. Untuk mengetahui peningkatkan keterampilan bermain Sepaktakraw siswa melalui penerapan modifikasi alat.

E. MANFAAT PENELITIAN

Dalam penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang baik. Adapun manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Guru

Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, guru dapat mengetahui tindakan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan pembelajaran serta pemahaman siswa dalam permainan Sepaktakraw.

2. Siswa

Penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam permainan Sepaktakraw.


(15)

7

Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan sumbangan yang berarti bagi sekolah dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, terutama bagi sekolah yang menjadi tempat penelitian ini dilaksanakan dan sekolah lain pada umumnya.

4. Peneliti

Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai acuan dan patokan bagi peneliti di masa yang akan datang serta untuk memperbaiki proses pembelajaran.

F. BATASAN MASALAH

Untuk menghindari kesalahpahaman dan menjelaskan ruang lingkup penelitian adapun batasan penelitiannya sebagai berikut:

1. Masalah yang diteliti adalah Penerapan Modifikasi Alat dalam Pembelajaran Sepaktakraw.

2. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Conggeang kelas VIII. 3. Sampel menggunakan kelas VIII E sebanyak 33 orang.

G. PENJELASAN ISTILAH

Untuk mengurangi kesalahan persepsi pada pembaca maka ada penjelasan istilah yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian, diantaranya sebagai berikut


(16)

Modifikasi adalah upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian baik dalam segi fisik, material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan cara (metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian). (Bahagia,2010:13)

2. Alat

Alat adalah suatu benda yang di pakai untuk mengerjakan sesuatu : perkakas, perabot yang di pakai untuk mencapai maksud.

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

4. Sepaktakraw

Sepaktakraw adalah olahraga beregu yang dalam permainannya memiliki posisi yang berbeda (apit kiri, apit kanan, dan tekong) dimainkan oleh 3 orang pemain, dari masing-masing pemain memiliki tugas masing-masing. Cara memainkan bolanya menggunakan anggota badan (kaki, paha, dada, kepala) dengan cara menyepak atau menimang, menyundul, mengontrol untuk dapat menyeberangkan bola melewati net ke daerah permainan lawan dan memiliki peraturan permainan yang sudah ditetapkan (Darwis dan Basa, 1992; Sudrajat Prawirasaputra, 2000:5-7).


(17)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada. Menurut Sukardi (2003:210) menjelaskan bahwa “penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain”.

Penelitian tindakan (action research) bertujuan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru untuk memecahkan masalah-masalah melalui penerapan-penerapan langsung di kelas atau di tempat kerja. Dalam penelitian tindakan tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, melainkan di mana saja guru bekerja atau mengajar. Action research juga berarti penelitian yang bersifat

partisipatif dan kolaboratif. Maksudnya, penelitian ini dilakukan oleh sendiri yang

berkepentingan, yaitu si peneliti yang kemudian hasilnya diamati bersama rekan-rekannya.

PTK bukan sekedar mengajar, tetapi mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran kritis untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. Mcniff (1992) dalam Supardi (2009:102) menjelaskan bahwa „...PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang


(18)

dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya‟. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri dan bertanggung jawab mengenai pelaksaaan tugasnya secara professional.

B. PROSEDUR PENELITIAN DAN RENCANA TINDAKAN

1. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan menurut Sukmadinata (2008:140) adalah:

Suatu pencarian sistematik yang dilakukan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam pengumpulan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.

Pelaksanaan tindakan meliputi siapa yang melakukan, kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.

Arikunto (2010:131) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Perencanaan atau planning. b. Tindakan atau acting.

c. Pengamatan atau observing dan d. Refleksi atau reflection.


(19)

52

Lebih lanjut Mills (2000) dalam Sukmadinata (2008:143) menjelaskan bahwa penelitian tindakan memiliki empat konsep kunci, yaitu:

a. Penelitian tindakan bersifat partisipatif dan demokratis.

b. Penelitian tindakan responsif terhadap masalah-masalah sosial dan berlangsung dalam suatu konteks.

c. Penelitian tindakan membantu peneliti pelaksana (guru, dosen, dll.) untuk menguji dan menjamin cara-cara pelaksanaan pekerjaan profesional sehari-hari.

d. Pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian tindakan (dalam pendidikan) dapat memberikan kebebasan kepada siswa, guru, administrator dan meningkatkan proses belajar, pengajaran dan penentuan kebijakan.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatlah sekema prosedurnya. Sesuai dengan prosedur umum penelitian yang misalnya dikemukakan oleh Yusuf (2007:42) menyatakan bahwa

“setiap siklus tindakan memuat langkah langkah membuat rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi”. Semua tahapan tersebut dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran permainan Sepaktakraw.


(20)

Siklus I

Siklus II

Bagan 3.1 Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK

Berdasarkan langkah-langkah penelitian di atas maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tindakan sebagai berikut: a. Pengamatan (observing), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses

pembelajaran sepak takraw di SMP Negeri 1 Conggeang kelas VIII E. Ini bertujuan untuk mengetahui minat dan motivasi serta kendala pada saat mempelajari sepak takraw dengan memodifikasi alat yang digunakan serta pemahaman dan kemampuan awal melakukan gerakan dasar sepak takraw.

Pelaksanaan Tindakan I Perencanaan Tindakan I Permasalahan Pengamatan / Pengumpulan data I Refleksi I Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Permasalahan baru hasil refleksi Pengamatan/ Pengumpulan data II Refleksi II Dilanjutkan ke siklus berikutnya Apabila permasalahan belum terselesaikan


(21)

54

b. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan penelitian (planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran keterampilan sepak takraw.

c. Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah dilakasanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan serta perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat menguasai keterampilan teknik dasar dalam pembelajaran sepak takraw.

2. Rencana Tindakan

Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (guru penjas yang lain) untuk melakukan rancangan tindakan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan observer menentukan suatu perencaaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam proses pembelajaran sepak takraw dengan menggunakan alat yang disederhanakan.


(22)

2) Membuat lembar observasi yaitu:

a) Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian yang muncul selama proses pembelajaran. Catatan-catatan ini harus sistematis karena akan menjadi sumber informasi dalam proses pengolahan dan analisi data.

b) Dengan menggunakan alat elektonik (kamera) untuk merekam serta mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil selama proses pembelajaran langsung yang hasillnya dapat dijadikan sebagai bahan koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan pembelajaran ditahap berikutnya. c) Membuat jurnal harian yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang berkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran sepak takraw.

3) Menyiapakan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan pembelajaran sepak takraw.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan pengaplikasian dari proses perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya oleh penelitia. Menurut Arikunto (2010:139)

mengatakan bahwa “pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi

rencana di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas dan diperbolehkan melakukan modifikasi, selama tidak merubah prinsip”. Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) yang terjun langsung untuk


(23)

56

melaksanakan pembelajaran sepak takraw melalui penerapan variasi bentuk-bentuk tugas yang sistematis.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:

1) Peneliti menetapkan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam pembelajaran sepak takraw yang telah dirancang dalam satuan penagajaran (skenario pembelajaran).

2) Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis dan objektif.

3) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

c. Alternatif Pemecahan

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan catatan yang ada maka peneliti menggunakannya sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan yang muncul selama pembelajaran kemudian membuat solusi yang tepat untuk melakukan tindakan–tindakan perbaikan proses pembelajaran untuk pertemuan atau pelaksanaan tindakan berikutnya.

d. Observasi

Observasi yaitu kegiatan pengamatan oleh pengamat. Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh observer. Objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan


(24)

yang bersifat individu maupun secara klasikal. Adapun bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan yaitu tahap pertemuan observasi awal, observasi kelas, pembahasan hasil observasi.

Pada tahap pertemuan perencanaan awal akan menentukan observer (pengamat) atau guru yang akan diamati. Kedua guru harus menyajikan persepsi dan masalah apa yang akan diamati. Untuk memperoleh data awal maka dilakukan observasi dengan

monitoring kegiatan belajar siswa yang dilaksanakan pada tanggal 19 dan 26

September 2011, adapun hasil yang didapat dari observasi untuk data awal dapat dilihat berikut ini:

Observasi Awal

Nama Sekolah : SMPN 1 Conggeang

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Materi : Sepak takraw

a. Teknik dasar permainan Sepaktakraw (sepaksila, juggling,

service)

b. Bermain Sepaktakraw dengan peraturan dan alat yang dimodifikasi

Alokasi Waktu : 80 menit (2 x 40 menit)

Hari/Tanggal : Senin 16 dan Sabtu 26 September 2011

Hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran


(25)

58

b. Siswa dapat melakukan teknik dasar permainan sepak takraw

2. Bahan/Materi Pembelajaran

1. Teknik dasar permainan sepak takraw (sepak sila, juggling, service) 2. Bermain sepak takraw dengan peraturan dan alat yang dimodifikasi

3. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran permainan Sepaktakraw adalah pendekatan taktis (pendekatan bermain).

4. Partisipasi dan Motivasi Siswa Selama Pembelajaran

Selama proses pembelajaran permainan Sepaktakraw sebagian besar siswa memiliki motivasi yang baik, walaupun pada awalnya mereka belum mengerti dan memahami cara bermain Sepaktakraw. Akan tetapi ada beberapa siswa yang kurang antusisas dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini diduga siswa masih belum memahami dan menguasai teknik dasar Sepaktakraw dengan benar.

5. Evaluasi

a. Cara mengangkat kaki dan perkenaan bola pada kaki, serta cara menyundul bola. b. Peraturan dan cara bermain permainan sepak takraw.

6. Kesulitan yang dirasakan Siswa

Setelah pembelajaran selesai dilakukan tanya jawab terhadap siswa, adapun kesulitan yang dialami siswa adalah:

a. Siswa belum mampu melaksanakan dengan baik teknik dasar permainan sepak takraw, karena ini masih dalam tahap persiapan awal.


(26)

e. Analisis dan Refleksi

Pelaksanaan pendekatan taktis dalam pembelajaran sepak takraw yang dilakukan oleh peneliti sendiri telah menghasilkan beberapa peristiwa atau kejadian dalam pembelajaran dalam bentuk data-data. Berdasarkan data yang terkumpul ini kemudian dilakukan analisis. Kemudian peneliti melakukan refleksi atau perbaikan untuk rencana tindakan berikutnya.

C. LOKASI, SUBJEK, DAN DATA PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Conggeang, Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang, alasan peneliti memilih SMP Negeri 1 Conggeang berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

a. Sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Conggeang memiliki ketertarikan dan minat yang cukup besar, dengan semakin banyaknya pertandingan-pertandinagan antar sekolah (Sentra SMP, Popwilda dan Popda).

b. Tersedianya lapangan yang cukup luas serta perlengkapan yang komplit.

c. Peneliti sendiri adalah salah satu alumni serta atlet sepak takraw Kabupaten Sumedang yang memiliki keinginan cukup tinggi untuk mengembangkan permainan sepak takraw pada usia dini (tingkat SMP) di Kabupaten Sumedang pada umumnya dan di Kecamatan Conggeang pada khususnya.


(27)

60

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah upaya untuk terlaksananya pelakasnaan proses pembelajaran permainan sepak takraw agar siswa dapat menguasai teknik dasar permainan sepak takraw melalui pendekatan pembelajaran taktis dan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis. Penelitian ini berkenaan dengan hampir semua aspek yang terkait dengan proses pembelajaran sepak takraw, sebagai data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Sampel yang diambil berjumlah 20 orang siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Conggeang. Sedangkan waktu penelitian berlangsung selama kurang lebih dua bulan antara bulan Oktober sampai bulan November 2011 dengan jumlah pertemuan sebanyak delapan kali pertemuan yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan.

Peneliti bertindak sebagai guru yang terjun langsung ke lapangan untuk menyajikan pembelajaran yang dibantu oleh guru penjas sebagai mitra dan observer selama penelitian berlangsung.

3. Data Penelitian

Data-data atau informasi yang dijadikan untuk kepentingan analisis guna memecahkan masalah penelitian berasal dari:

a. Hasil wawancara antara peneliti, observer dan siswa.

b. Aktivitas yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama proses pembelajaran dalam tindakan penelitian. Informasi ini diperoleh dari peneliti sebagai guru melalui proses observasi dan observer melalui observasinya pada setiap tindakan pembelajaran selama penelitian berlangsung.


(28)

Berdasarkan itu pula maka data penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis sumber data yang berasal dari:

a. Siswa: melalui perubahan sikap, partisipasi, motivasi dan kemampuan teknik dasar dalam melakukan pembelajaran permainan sepak takraw.

b. Guru: catatan jurnalnya dan data peneliti dari perubahan siklus pada setiap observasi dan refleksi dari setiap kegitan.

D. INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur hasil penelitian agar mempermudah peneliti mengetahui hasil yang diperolehnya. Menurut Arikunto (2002:134) “Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah”. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil observasi, catatan lapangan dan tes yang digunakan peneliti sebagai instrument penelitian. Setelah data tersebut diperoleh selanjutnya akan dianalisis dan hasilnya digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, yaitu perubahan aktivitas siswa dalam pembelajaran permainan sepak takraw. Untuk memperjelas instrument yang digunakan oleh peneliti, dapat dilihat pada pemaparan berikut ini:


(29)

62

a. Observasi

Observasi merupakan teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau kegiatan (tingkah laku) sebagai upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung, secara singkat Hadi dalam Sugiyono (2010:145)

mengatakan bahwa obesrvasi adalah „proses-proses pengamatan dan ingatan‟.

Observasi berupa lembar panduan yang telah dibuat dan ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan. Perencanaan data dengan menggunakan observasi dilakukan secara subjektif agar mendapat data yang valid dan akurat.

b. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting dalam penelitian, catatan tersebut berisi deskripsi pelaksanaan pembelajaran, Rusmini (1998:88) menjelaskan bahwa

“Catatan lapangan dalam penelitian pendidikan berkaitan dengan interaksi belajar

yang dilakukan oleh guru dan siswa”. Interaksi yang teramati dan tercatat memuat perilaku praktisi saat melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini berkaitan dengan kesulitan perilaku yang telah dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah yang termuat dalam perencanaan yang tersusun.

Adapun perilaku siswa yang diharapkan sebagai indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran permainan sepak takraw dapat dilihat pada tabel berikut:


(30)

Tabel 3.1

Lembar Catatan Lapangan

No Aspek Tanggapan

1 Aktivitas siswa dalam melakukan gerakan 2 Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran

c. Tes

Tes digunakan bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa baik dalam

aspek kognitif, dan psikomotor dalam pembelajaran sepak takraw. Arikunto dalam Hasanudin dan Nurhasan (2007:3) mendefinisikan tes adalah „suatu alat ukur atau

prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara aturan-aturan yang sudah ditentukan‟. Berdasarkan pengertian tersebut maka peneliti menentukan tes yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan teknik dasar bermain Sepaktakraw yang tesnya terdiri dari:

1) Sepak sila

Tes sepak sila dilakukan secara perorangan, dalam setiap tes ini siswa melakukan tidak dengan bola yang dimodifikasi tetapi menggunakan bola sepak takraw yang sebenarnya. Dengan ketentuan tes sebagai berikut:

a) Siswa memegang 1 bola.

b) Melakukan sepakan selama 30 detik.

c) Siswa melakukan sepak sila dan harus mendapatkan sepakan sebanyak-banyaknya.


(31)

64

d) Bola harus ditendang minimalnya setinggi kepala, apabila bola berada dibawah kepala maka tidak dihitung.

e) Siswa mendapatkan point 1 apabila bola dilambungkan kemudian ditendang kembali (bagi yang mampu) atau di tangkap.

Untuk mempermudah pengolahan hasil yang diperoleh maka peneliti menggunakan format penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Penilaian Sepak Sila

No Nama Siswa Banyaknya Sepakan (30”) Keterangan 1

2 3

2) Juggling

Pelaksanaan tes juggling ini masih sama seperti melakukan tes sepak sila, tes

juggling menggunakan kaki bagian punggung kaki, kegiatannya juga sama seperti

tes sepak sila yaitu:

a) siswa melakukan tes selama 30 detik, selama itu siswa harus lebih banyak mengumpulkan point atau mendapatkan tendangan yang sebanyak-banyaknya.


(32)

c) Siswa mendapatkan point 1 pada saat bola dilambungkan kemudian di tendang dan ditendang lagi (bagi yang mampu) atau bola di tangkap kembali.

Untuk mempermudah pengolahan hasil yang diperoleh maka peneliti menggunakan format penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.3 Penilaian Juggling

No Nama Siswa Banyaknya Juggling (30”) Keterangan 1

2 3

3) Service

Tes service yang dilakukan adalah dengan mengarahkan bola pada lapangan yang telah diberi nilai pada bagian lapangannya. Aturan yang harus diikuti oleh siswa adalah sebagai berikut:

a) Tes service juga dilakukan secara perorangan

b) Siswa diberikan 3 kali kesempatan untuk melakukan service c) Siswa mendapatkan point sesuai dengan jatuhnya bola pada lapang

Lapangan yang akan digunakan untuk tes service dapat dilihat pada gambar berikut:


(33)

66

Gambar 3.1

Lapangan Sepak Takraw

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak hanya satu, akan tetapi menggunakan multi teknik atau multi instrumen. Menurut Walcott (1992) yang dikutip oleh Sukmadinata (2008:151-152) menjelaskan bahwa:

“Ada tiga teknik pengumpulan data, yang disebutnya sebagai strategi pekerjaan

lapangan primer, yaitu pengalaman, pengungkapan dan pengujian.”

1. Pengalaman

Pengalaman (experiencing) dilakukan dalam bentuk observasi, ada beberapa variasi bentuk observasi yang dapat dilakukan oleh peneliti, yaitu:

a. Observasi partisipatif, peneliti melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang sedang berjalan.


(34)

b. Observasi khusus, observasi dilakukan ketika peneliti melakukan tugas khusus, seperti memberikan bimbingan.

c. Observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data dan mencatat kegiatan yang sedang berlangsung.

2. Pengungkapan

Pengungkapan (enquiring) dilakukan melalui hasil catatan lapangan, Data hasil catatan lapangan hanya dijadikan sebagai data perbandingan atas data hasil observasi dan tes. Data tersebut akan dinarasikan.

3. Pembuktian

Pembuktian (examining) dilakukan dengan adanya tes keterampilan dilapangan, Tes digunakan bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa baik dalam aspek kognitif, Afektif dan psikomotor dalam pembelajaran strategi pendekatan keterampilan taktis dalam pembelajaran sepak takraw. Tes yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur pencapaian seseorang telah mempelajari sesuatu adalah tes prestasi atau achievement test. Tes ini diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan yang diteskan.

Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja peserta didik selama proses tindakan berlangsung. Dengan teknik penilaian ini dapat dihasilkan data secara kuantitatif mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik setelah tindakan dilaksanakan.


(35)

68

F. PROSEDUR PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Proses pengolahan data seiing dengan proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan data kualitatif (Nasution, 1996:14). Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis data pun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di setiap selesainya satu tahap tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolaha data dalam proses penelitian ini adalah:

1. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.

2. Membandingkan jumlah siswa yang mampu melakukan tugas gerak yang diberikan pada setiap siklus penelitian yang dilaksanakan.

3. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format tes keterampilan dan catatan guru setelah dua siklus pembelajaran dilaksanakan.

Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisa ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Pengolahan dan Kategorsasi Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, catatan lapangan dan tes keterampilan dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran sepak takraw dilaksanakan dengan bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dikategorikan


(36)

sebagai aktivitas siswa yaitu motivasi, pasrtisipasi siswa dalam melakuakn berbagai macam penguasaan teknik dasar pada pembelajaran permainan sepak takraw.

b. Validasi

Tahap validasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:

1) Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi berdasarkan tiga sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses pembelajaran (Nasution, 1996:115). Ketiga sudut pandang tersebut adalah:

a) Peneliti sebagai pengajar (intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan telah diselenggarakan),

b) Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar),

c) Observer yaitu mitra peneliti (guru penjas) yang memberikan masukan terhadap proses pembelajaran yang disajikan oleh penelti sebagai pengajar.

2) Member check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian

dengan mendidkusikannya dengan observer pada setiap akhir tindakan pembelaaran (Nasution, 1996:114).

c. Interpretasi

Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan berdasarkan kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama atau berdasarkan intuisi peneliti sebagai guru berkenaaan dengan proses pembelajaran yang baik. Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi yang dapat memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi data yang telah melewati tahap pengolahan dan analisis serta fakta-fakta empiris di lapangan selama penelitian tindakan kelas dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penerapan alat modifikasi dalam permainan sepaktakraw dapat meningkatkan keterampilan bermain sepaktakraw yang dilakukan oleh siswa-siswi sekolah.

B. SARAN

Dalam pelaksanaan pembelajaran sepaktakraw di sekolah menengah pertama, faktor utama yang harus diperhatikan adalah penyesuaian bahan ajar dengan tingkat kemampuan siswa. Berdasarkan kesimpulan dan temuan penelitian di lapangan, peneliti mengajukan saran untuk memperbaiki proses pembelajaran sepaktakraw sebagai berikut:

1. Guru pendidikan jasmani harus terus meningkatkan kinerjanya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran penjas, khususnya pada kegiatan olahraga dan permainan seperti halnya pembelajaran sepaktakraw. Guru penjas harus lebih berani melakukan upaya-upaya modifikasi materi, metode, tujuan, dan evaluasi untuk percepatan proses penguasaan tugas gerak yang harus dilakukan siswa. Proses modifikasi itu harus selalu berpegang teguh pada prinsip keselamatan siswa dan


(38)

kesesuaian dengan tingkat kemampuan siswa. Kunci pokok ke arah itu adalah guru harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang intinya adalah proses penyajian materi pembelajaran.

2. Semua pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan jasmani harus terlibat langsung dan secara nyata membantu penyelenggaraan program pengajaran penjas yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan tujuan pendidikan nasional. Misalnya dengan menyediakan sarana dan prasarana pendukung bagi terciptanya proses pembelajaran penjas yang kondusif, efektif, dan efisien.

3. Bagi para guru penjas SMP diharapkan dapat menerapkan pembelajaran sepaktakraw melalui pengembangan modifikasi pembelajaran sepak takraw sebagaimana hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan penulis sebagai peneliti dan mitra peneliti yang berperan sebagai guru penjas.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hamidi (2007). Sepak Takraw Konsep dan Aplikasi. FPOK UPI. Bandung Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Hendrayana, Yudi. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Husdarta. M Saputra, Yudha (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Nasution, (2000). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Prawirasaputra, Sudrajat, (1999/2000). Sepak Takraw. Depdikbud. Bandung ..

Subroto, Toto. (2002). Pendekatan Keterampilan Konsep Olahraga Sekolah Dasar;

Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Sugiyono. ( 2009 ). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukardi. ( 2003 ). Metodologi Penelitian pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Yoyo Bahagia, Sufyar Mujianto. (2009). Media dan alat pembelajaran penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia


(1)

67

b. Observasi khusus, observasi dilakukan ketika peneliti melakukan tugas khusus, seperti memberikan bimbingan.

c. Observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data dan mencatat kegiatan yang sedang berlangsung.

2. Pengungkapan

Pengungkapan (enquiring) dilakukan melalui hasil catatan lapangan, Data hasil catatan lapangan hanya dijadikan sebagai data perbandingan atas data hasil observasi dan tes. Data tersebut akan dinarasikan.

3. Pembuktian

Pembuktian (examining) dilakukan dengan adanya tes keterampilan dilapangan, Tes digunakan bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa baik dalam aspek kognitif, Afektif dan psikomotor dalam pembelajaran strategi pendekatan keterampilan taktis dalam pembelajaran sepak takraw. Tes yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur pencapaian seseorang telah mempelajari sesuatu adalah tes prestasi atau achievement test. Tes ini diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan yang diteskan.

Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja peserta didik selama proses tindakan berlangsung. Dengan teknik penilaian ini dapat dihasilkan data secara kuantitatif mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik setelah tindakan dilaksanakan.


(2)

F. PROSEDUR PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Proses pengolahan data seiing dengan proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan data kualitatif (Nasution, 1996:14). Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis data pun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di setiap selesainya satu tahap tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolaha data dalam proses penelitian ini adalah:

1. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.

2. Membandingkan jumlah siswa yang mampu melakukan tugas gerak yang

diberikan pada setiap siklus penelitian yang dilaksanakan.

3. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format tes keterampilan dan catatan guru setelah dua siklus pembelajaran dilaksanakan.

Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisa ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Pengolahan dan Kategorsasi Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, catatan lapangan dan tes keterampilan dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran sepak takraw


(3)

69

sebagai aktivitas siswa yaitu motivasi, pasrtisipasi siswa dalam melakuakn berbagai macam penguasaan teknik dasar pada pembelajaran permainan sepak takraw.

b. Validasi

Tahap validasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:

1) Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi berdasarkan tiga sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses pembelajaran (Nasution, 1996:115). Ketiga sudut pandang tersebut adalah:

a) Peneliti sebagai pengajar (intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan telah diselenggarakan),

b) Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar),

c) Observer yaitu mitra peneliti (guru penjas) yang memberikan masukan terhadap proses pembelajaran yang disajikan oleh penelti sebagai pengajar.

2) Member check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian

dengan mendidkusikannya dengan observer pada setiap akhir tindakan pembelaaran (Nasution, 1996:114).

c. Interpretasi

Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan berdasarkan kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama atau berdasarkan intuisi peneliti sebagai guru berkenaaan dengan proses pembelajaran yang baik. Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi yang dapat memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi data yang telah melewati tahap pengolahan dan analisis serta fakta-fakta empiris di lapangan selama penelitian tindakan kelas dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penerapan alat modifikasi dalam permainan sepaktakraw dapat meningkatkan keterampilan bermain sepaktakraw yang dilakukan oleh siswa-siswi sekolah.

B. SARAN

Dalam pelaksanaan pembelajaran sepaktakraw di sekolah menengah pertama, faktor utama yang harus diperhatikan adalah penyesuaian bahan ajar dengan tingkat kemampuan siswa. Berdasarkan kesimpulan dan temuan penelitian di lapangan, peneliti mengajukan saran untuk memperbaiki proses pembelajaran sepaktakraw sebagai berikut:

1. Guru pendidikan jasmani harus terus meningkatkan kinerjanya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran penjas, khususnya pada kegiatan olahraga dan permainan seperti halnya pembelajaran sepaktakraw. Guru penjas harus lebih berani melakukan upaya-upaya modifikasi materi, metode, tujuan, dan evaluasi untuk percepatan proses penguasaan tugas gerak yang harus dilakukan siswa. Proses modifikasi itu harus selalu berpegang teguh pada prinsip keselamatan siswa dan


(5)

93

kesesuaian dengan tingkat kemampuan siswa. Kunci pokok ke arah itu adalah guru harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang intinya adalah proses penyajian materi pembelajaran.

2. Semua pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan jasmani harus terlibat langsung dan secara nyata membantu penyelenggaraan program pengajaran penjas yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan tujuan pendidikan nasional. Misalnya dengan menyediakan sarana dan prasarana pendukung bagi terciptanya proses pembelajaran penjas yang kondusif, efektif, dan efisien.

3. Bagi para guru penjas SMP diharapkan dapat menerapkan pembelajaran sepaktakraw melalui pengembangan modifikasi pembelajaran sepak takraw sebagaimana hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan penulis sebagai peneliti dan mitra peneliti yang berperan sebagai guru penjas.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hamidi (2007). Sepak Takraw Konsep dan Aplikasi. FPOK UPI. Bandung Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Hendrayana, Yudi. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Husdarta. M Saputra, Yudha (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Nasution, (2000). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Prawirasaputra, Sudrajat, (1999/2000). Sepak Takraw. Depdikbud. Bandung ..

Subroto, Toto. (2002). Pendekatan Keterampilan Konsep Olahraga Sekolah Dasar;

Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. ( 2009 ). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukardi. ( 2003 ). Metodologi Penelitian pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Yoyo Bahagia, Sufyar Mujianto. (2009). Media dan alat pembelajaran penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia