PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE GICK PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN KESADAHAN AIR.

(1)

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE GICK PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN KESADAHAN AIR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh Evi Setianingsih

0905876

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE GICK PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN KESADAHAN AIR

Oleh Evi Setianingsih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Evi Setianingsih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu EVI SETIANINGSIH

0905876

PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE GICK PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN KESADAHAN AIR

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Dosen Pembimbing I

Dr. Momo Rosbiono, M.Pd., M.Si. NIP. 195712111982031006

Dosen Pembimbing II

Dr. Hernani, M.Si. NIP. 196711091991012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Dr. rer.nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 196611211991031002


(4)

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pembelajaran yang umumnya masih banyak menerapkan metode ceramah sehingga konsep-konsep kimia kurang disentuh kebermanfaatannya dalam menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari. Permasalahan kesadahan air sangat dekat dengan siswa, namun sebagian besar siswa tidak mengetahuinya terlebih lagi dalam penanganannya. Oleh karena itu sangat penting untuk diterapkan sebagai topik pembelajaran di Sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai proses dan hasil pembelajaran problem solving tipe Gick dalam konteks penanganan kesadahan air. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif yang melibatkan 40 siswa kelas XII IPA pada salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Instrumen penelitian yang digunakan berupa format penilaian performa guru, format penilaian performa siswa dan butir soal tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving tipe Gick dilihat dari performa guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tergolong kategori sangat baik. Dilihat dari performa siswa selama pembelajaran yang ditinjau dari aspek kemampuan pemecahan masalah (kognitif) tergolong kategori baik, sikap selama pembelajaran tergolong sangat baik dan kinerja saat melakukan eksperimen tergolong kurang. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran problem solving dilihat dari peningkatannya pada setiap tahap, yaitu mengidentifikasi, mencari penyelesaian dan menerapkan penyelesaian masalah bagian eksperimen serta evaluasi tergolong kategori sedang. Melihat proses dan hasil pembelajaran problem solving tipe Gick dalam konteks penanganan kesadahan air dari performa guru dan siswa dapat terlaksana dengan baik, layak diterapkan sebagai pembelajaran di Sekolah baik dari segi waktu maupun untuk meningkatkan performa guru dan siswa.


(5)

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Abstract

This research is depended on the problem of learning that generally is still applying the lecture method, so that the chemical concepts touchless the advantage in solving problems at daily life. Problems water hardness is very close to the students, but a lot of students do not know what's more to handle. Therefore it is very important to apply as a topic of learning in school. This research aimed to get information on the process of problem solving and learning outcomes of gick type of problem solving in context of handling water hardness. This research is an evaluative study involving 40 students of class XII science on one of high schools in Bandung. The research instrument that used teacher's performance appraisal form, students performance appraisal form and test items. The results showed that the Gick type of learning problem solving looked by the performance of teachers in planning and implementing learning very well classified category. Judging from the performance of the students during the learning aspect in terms of problem-solving abilities (cognitive) belong to either category, the attitude for learning and performance as very good while doing experiments relatively less. The ability of students to solve problems before and after the learning problem solving views of improvement at each stage of identifying, finding a solution and apply problem-solving part of the experiment and evaluation were classified category. Seeing the process of problem solving and learning outcomes in the context of type Gick handling water hardness of the performance of teachers and students can be done well, worth learning in school is applied as well in terms of time as well as to improve the performance of teachers and students.


(6)

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick ... 8

B.Perencanaan Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick ... 12

C.Pelaksanaan Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick ... 14

D.Penilaian Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick ... 17

E. Tinjuan Konteks Masalah Penanganan Kesadahan Air ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subyek Penelitian ... 24

B.Desain Penelitian ... 24

C.Prosedur Penelitian ... 27

D.Definisi Operasional ... 29

E. Instrumen Penelitian ... 30

F. Validasi Instrumen ... 33

G.Teknik Pengumpulan Data ... 33

H.Pengolahan dan Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Performa Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Konteks Penanganan Kesadahan Air ... 38

1. Performa Guru ... 38

a. Perencanaan Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air ... 38


(7)

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

b. Pelaksanaan Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick dalam Konteks

Penanganan Kesadahan Air ... 42

2. Performa Siswa ... 49

B.Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah ... 77

1. Tahap Mengidentifikasi Masalah ... 78

2. Tahap Mencari Penyelesaian Masalah ... 83

3. Tahap Menerapkan Penyelesaian Masalah ... 87

a. Eksperimen ... 87

b. Evaluasi ... 90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 95

B.Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 100


(8)

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tingkat Kesadahan ... 21

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 33

Tabel 3.2 Skala Kategori Kemampuan ... 34

Tabel 3.3 Interpretasi Skor n-gain ... 36

Tabel 4.1 Penilaian Performa Guru (RPP) ... 38

Tabel 4.2 Penilaian Performa Guru (Pelaksanaan Pembelajaran) ... 43

Tabel 4.3 Jawaban Setiap Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 1 LKS 1 ... 52

Tabel 4.4 Jawaban Semua Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 2 dan 3 LKS 1 ... 53

Tabel 4.5 Jawaban Semua Kelompok pada Pertanyaan Nomor 4 LKS 1 ... 54

Tabel 4.6 Jawaban Setiap Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 5 LKS 1 ... 56

Tabel 4.7 Jawaban Setiap Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 6 LKS 1 ... 60

Tabel 4.8 Jawaban Setiap Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 7 LKS 1 ... 61

Tabel 4.9 Alat dan Bahan yang Dirancang oleh Kelompok 1 ... 65

Tabel 4.10 Alat dan Bahan yang Dirancang oleh Guru ... 66

Tabel 4.11 Langkah Kerja yang Dirancang Siswa dan Guru ... 67

Tabel 4.12 Rancangan Tabel Pengamatan yang Dibuat Guru ... 68

Tabel 4.13 Jawaban Semua Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 1 sampai Nomor 4 LKS 2 ... 72

Tabel 4.14 Jawaban Semua Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 5 LKS 2 dan Jawaban yang Seharusnya ... 73

Tabel 4.15 Kelebihan, Kekurangan dan Saran yang Diungkapkan Setiap Kelompok ... 74

Tabel 4.16 Jawaban Siswa S14 pada Tahap Mengidentifikasi Masalah ... 80

Tabel 4.17 Jawaban yang Diungkapkan Siswa S14 Pada Tahap Mencari Penyelesaian Masalah ... 84

Tabel 4.18 Rancangan Percobaan untuk Wacana Permasalahan I ... 88


(9)

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Problem Solving Tipe Gick ... 10 Gambar 2.2 Langkah-langkah dalam proses problem solving ... 11 Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 26 Gambar 4.1 Kemampuan Rata-rata Setiap Kelompok Pada Tahap Mengidentifikasi

Masalah ... 51 Gambar 4.2 Kemampuan Rata-rata Setiap Kelompok Pada Tahap Mencari

Penyelesaian Masalah ... 58 Gambar 4.3 Kemampuan Rata-rata Setiap Kelompok Pada Tahap Menerapkan

Penyelesaian Masalah (Eksperimen) ... 64 Gambar 4.4 Kemampuan Rata-rata Setiap Kelompok Pada Tahap Menerapkan

Penyelesaian Masalah (Evaluasi) ... 71 Gambar 4.5 Kemampuan Siswa Tahap Mengidentifikasi Masalah ... 79 Gambar 4.6 Kemampuan Siswa Tahap Mencari Penyelesaian Masalah ... 83 Gambar 4.7 Kemampuan Siswa Tahap Menerapkan Penyelesain Masalah

(Eksperimen) ... 87 Gambar 4.8 Kemampuan Siswa Tahap Menerapkan Penyelesain Masalah

(Evaluasi) ... 90 Gambar 4.9 Rata-rata Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada


(10)

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 100

Lampiran A.2 Naskah Bahan Ajar ... 121

Lampiran A.3 Lembar Kerja Siswa ... 125

Lampiran B.1 Format Penilaian Performa Guru (RPP) ... 135

Lampiran B.2 Format Penilaian Performa Guru (Pelaksanaan Pembelajaran) ... 137

Lampiran B.3 Format Penilaian LKS ... 140

Lampiran B.4 Kriteria Penilaian LKS ... 146

Lampiran B.5 Lembar Observasi Sikap Siswa ... 157

Lampiran B.6 Lembar Observasi Kinerja Siswa ... 159

Lampiran B.7 Soal Tes ... 162

Lampiran B.8 Kriteria Penilaian Soal Tes ... 168

Lampiran C.1 Hasil Penilaian LKS Tahap Mengidentifikasi Masalah ... 180

Lampiran C.2 Hasil Penilaian LKS Tahap Mencari Penyelesaian Masalah ... 182

Lampiran C.3 Hasil Penilaian LKS Tahap Menerapkan Penyelesaian Masalah (Eksperimen) ... 184

Lampiran C.4 Hasil Penilaian LKS Tahap Menerapkan Penyelesaian Masalah (Evaluasi) ... 186

Lampiran C.5 Hasil Observasi Sikap Siswa ... 188

Lampiran C.6 Hasil Observasi Kinerja Siswa ... 190

Lampiran C.7 Hasil Penilaian Soal Tes Tahap Mengidentifikasi Masalah ... 194

Lampiran C.8 Hasil Penilaian Soal Tes Tahap Mencari Penyelesaian Masalah ... 196

Lampiran C.9 Hasil Penilaian Soal Tes Tahap Menerapkan Penyelesaian Masalah (Eksperimen) ... 198

Lampiran C.10 Hasil Penilaian Soal Tes Tahap Menerapkan Penyelesaian Masalah (Evaluasi) ... 200

Lampiran D.1 Bukti Validasi ... 202

Lampiran D.2 Surat Izin Penelitian ... 218


(11)

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Depdiknas, 2007: 459).

Pendidikan kimia sebagai bagian dari pendidikan IPA memiliki karakteristik yang sama. Terlebih lagi jika dilihat berdasarkan standar isi mata pelajaran kimia, materi yang diajarkan banyak yang berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, pembelajaran di sekolah menjadi sorotan penting untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan kimia diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Hal tersebut dapat terwujud dengan suatu pembelajaran yang terstruktur dan diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep-konsep kimia serta dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah.

Pada pembelajaran di sekolah, guru dan siswa memegang peranan penting yang mengharuskan semuanya dapat bersinergi satu sama lain. Guru dalam hal ini, dituntut untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi


(12)

2

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

belajar serta kemampuan siswa. Namun, yang ada di lapangan pembelajaran lebih terpusat pada guru (teacher centered), sehingga banyak siswa yang kurang dapat memahami esensi dari materi yang disampaikan. Sebagian besar siswa hanya menghafal rumus dan materi tanpa mengetahui dari mana diperolehnya dan kegunaannya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator keberhasilan belajar siswa salah satunya dapat dilihat dari kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Namun sebagian besar siswa hanya dapat menyelesaikan permasalahan dalam bentuk soal dengan menggunakan rumus yang tersedia tanpa mengetahui maknanya. Seperti yang diungkapkan oleh Stice (1987) bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih sangat rendah atau dengan kata lain siswa masih kesulitan dalam mewujudkan proses pemecahan masalah.

Hal serupa pun terjadi pada pelajaran kimia. Siswa hanya mengetahui konsep dan prinsip tersebut dengan cara diberikan langsung oleh guru, tanpa mengetahui dari mana dan untuk apa konsep tersebut diberikan. Akibat cara pembelajaran seperti itu menyebabkan siswa pada umumnya hanya mengenal banyak peristilahan secara hafalan tanpa makna. Pembelajaran kimia seperti ini membuat siswa beranggapan bahwa kimia merupakan pelajaran yang terpisah dari dunia tempat mereka berada (Firman, 2007: 2). Oleh karena itu, ketika dihadapkan dengan permasalahan yang ada di kehidupan nyata, siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Melihat tuntutan kurikulum mata pelajaran kimia yang terdapat dalam Standar Isi Mata Pelajaran Kimia (Depdiknas, 2007: 460) salah satunya memiliki kemampuan untuk memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dalam penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan suatu pembaharuan dalam pembelajaran kimia di kelas, salah satunya dengan menerapkan pembelajaran yang berorientasi pemecahan masalah.


(13)

3

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Pemecahan masalah merupakan suatu keterampilan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Pembelajaran problem solving merupakan bentuk pembelajaran yang berlandaskan paradigma konstruktivisme yang aktivitasnya bertumpu kepada masalah dengan penyelesaian dilandaskan atas konsep dasar bidang ilmu tertentu (Rosbiono, 2007: 9). Pembelajaran pemecahan masalah menekankan agar pembelajaran memberikan kemampuan bagaimana cara memecahkan masalah yang objektif dan tahu benar apa yang dihadapi. Pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan yang melibatkan pembentukan aturan-aturan tingkat tinggi. Oleh karena itu, siswa harus memiliki berbagai prasyarat seperti konsep-konsep dasar, prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan tertentu.

Pembelajaran pemecahan masalah memiliki beberapa tipe dengan kelebihannya masing-masing. Pembelajaran pemecahan masalah yang digunakan, yaitu pembelajaran pemecahan masalah tipe Gick. Pembelajaran pemecahan masalah yang diungkapkan oleh Gick merupakan penyempurnaan dari model yang diungkapkan oleh Bransford. Tipe ini dipilih karena merupakan pembelajaran yang cukup sederhana untuk diterapkan di kelas dan terdapat siklus pada setiap tahapnya. Adanya siklus pada setiap tahap ini membuat siswa selalu berpikir apakah hal yang telah mereka lakukan dan tentukan sudah sesuai dengan yang seharusnya. Selain itu, tipe Gick ini cocok diterapkan untuk masalah yang diselesaikan dengan eksperimen. Pada saat pembelajaran siswa sendiri yang menyusun dan melakukan eksperimen guna menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Siklus yang terdapat pada tipe ini, sangat berguna ketika eksperimen yang dilakukan siswa gagal, maka dapat diulangi dengan kembali menganalisis pemecahan masalah yang sesuai (Kirkley, 2003: 4).

Pembelajaran pemecahan masalah benar-benar berangkat dari masalah yang ada di kehidupan siswa, kemudian siswa sendiri yang harus menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Guru dalam pembelajaran problem solving bertindak sebagai pembimbing, fasilitator, pengelola kelas dan evaluator. Pembelajaran pemecahan masalah dapat membuat siswa lebih aktif baik dalam hal intelektual, kreativitas, kekritisan, sikap dan juga keterampilan prosesnya. Penggunaan pembelajaran ini


(14)

4

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

memiliki sisi positif, yaitu konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya akan digunakan kembali untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Dengan begitu siswa dituntut untuk memaknai setiap konsep yang telah dipelajari dan bisa mengkaitkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Oleh karena itu, setiap konsep akan lebih mudah untuk diingat karena sering digunakan dalam memecahkan permasalahan yang diberikan.

Telah banyak dilakukan penelitian mengenai penerapan pembelajaran problem

solving. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Gok dan Silay (2010: 16) bahwa

terjadi peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam mengidentifikasi masalah, memberi solusi, dan mengevaluasi hasil. Selain kemampuan kognitif, sikap siswa selama pembelajaran juga menjadi lebih baik terutama dari motivasi yang ditunjukkan untuk menyelesaikan suatu masalah. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan Damayanti (2008: 89), menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model

problem solving pada materi penerapan Ksp dalam reaksi pengendapan diperoleh

kemampuan pemecahan masalah siswa berada dalam kategori baik. Penelitian Ni’matul (2012: 98) juga menunjukkan penerapan pembelajaran model problem

solving pada subpokok materi reaksi pengendapan menghasilkan kemampuan

berpikir kritis siswa pada kategori baik.

Pembelajaran poblem solving digunakan untuk memecahkan masalah yang dekat dengan kehidupan siswa. Masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah masalah air sadah yang cukup meresahkan masyarakat bahkan siswa pun dapat mengalaminya. Salah satu dampak dari air sadah yang dirasakan oleh siswa adalah berkurangnya busa pada saat penggunaan sabun, sehingga diperlukan sabun dengan jumlah yang cukup banyak dan mengakibatkan pemborosan. Selain itu, air sadah dapat menimbulkan kerak pada pipa saluran air, pada alat-alat masak dan mencemari lingkungan akibat terbentuknya limbah sabun yang tidak berbusa. Seperti yang diungkapkan oleh Derlismawan (2008: 19) kelebihan ion kalsium dapat mengakibatkan pembentukan kerak pada pipa saluran air yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat (CaCO3), sehingga dapat menyebabkan penyumbatan.


(15)

5

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Kesadahan di sini merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion atau kation logam bervalensi dua, kation tersebut difokuskan pada ion Ca2+ dan ion Mg2+.

Masalah air sadah ini dapat diselesaikan oleh siswa sendiri dengan menerapkan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. Dalam hal ini siswa sendiri yang akan menentukan rangkaian eksperimen yang harus dilakukan untuk memecahkkan masalah tersebut, sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang akan mengarahkan siswa agar diperoleh penyelesaian yang sesuai. Siswa akan diberikan kesempatan untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang paling optimal diantara beberapa penyelesaian yang diperoleh. Oleh karena itu siswa harus memiliki konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori yang berkaitan dengan cara menghilangkan kesadahan air.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE GICK PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN KESADAHAN AIR”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Permasalahan pada penelitian ini adalah pembelajaran di sekolah masih banyak yang menggunakan metode ceramah, latihan soal, tanya jawab dan diskusi biasa untuk menjelaskan suatu konsep tertentu. Pembelajaran tersebut kurang bisa meningkatkan keterampilan siswa dalam berpikir, bertindak dan bersikap. Melihat tuntutan kurikulum mata pelajaran kimia yang terdapat dalam Standar Isi Mata Pelajaran Kimia (Depdiknas, 2007: 460) salah satunya memiliki kemampuan untuk memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dalam penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Oleh karena itu diperlukan suatu pembelajaran yang dapat menjawab tuntutan kurikulum tersebut. Salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu pembelajaran problem solving.


(16)

6

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran problem solving merupakan pembelajaran yang menuntut siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah dengan menerapkan metode ilmiah yang telah dipelajari sebelumnya. Selain itu diperlukan konsep-konsep tertentu sebagai prasyarat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pembelajaran problem solving dapat membuat konsep-konsep yang telah dipelajari menjadi lebih bermakna.

Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana proses dan hasil pembelajaran problem solving tipe Gick dalam konteks penanganan kesadahan air pada siswa SMA?”

Uraian permasalahan umum di atas, dinyatakan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana performa guru dan performa siswa pada pembelajaran problem

solving tipe Gick dalam konteks penanganan kesadahan air?

2. Bagaimana kemampuan siswa dalam memecahkan masalah real life terkait konteks penghilangan ion-ion penyebab kesadahan air?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka tujuan dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

1. Memperoleh informasi mengenai performa guru (perencanaan dan pelaksanaan) pada pembelajaran problem solving tipe Gick dalam konteks penanganan kesadahan air.

2. Memperoleh informasi mengenai performa siswa pada pembelajaran problem

solving tipe Gick dalam konteks penanganan kesadahan air.

3. Memperoleh informasi mengenai kemampuan siswa dalam memecahkan masalah


(17)

7

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru

Memberikan masukan dan inspirasi kepada guru mengenai proses pembelajaran

problem solving.

2. Bagi siswa

Membentuk karakter siswa dalam hal meningkatkan kemampuan intelektual, rasa ingin tahu, kemandirian, percaya diri, kemampuan mengambil keputusan dan motivasi belajar agar dapatdiaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi peneliti

Menambah kompetensi dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan penilaian menggunakan pembelajaran problem solving.

4. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan sebagai salah satu referensi untuk penelitian selanjutnya yang akan meneliti mengenai penerapan problem solving dalam pembelajaran.


(18)

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di salah satu sekolah menengah atas negeri yang ada di kota Bandung. Subyek penelitian adalah 40 siswa SMA kelas XII IPA. Subyek yang dipilih kelas XII karena pada penelitian ini diharapkan siswa telah mendapatkan dan mempelajari materi tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluatif. Penelitian evaluatif adalah suatu desain dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu praktik (pendidikan). Nilai atau manfaat dari suatu praktik pendidikan didasarkan atas hasil pengukuran atau pengumpulan data dengan menggunakan standar atau kriteria tertentu yang digunakan secara absolut atau relatif (Sukmadinata, 2012: 120).

Pada penelitian ini peneliti berusaha mendeskripsikan pembelajaran problem

solving tipe Gick dalam bentuk perencanaan dan pelaksanaan ditinjau dari performa

guru dan siswa sesuai dengan situasi sebenarnya, kemudian mengevaluasi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah real life terkait konteks penanganan kesadahan air sesuai tahapan problem solving tipe Gick.

Performa guru yang diamati dilihat dari kemampuannya dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tahapan problem solving tipe Gick. Performa siswayang diamati dilihat dari tigas aspek, yaitu kognitif (kemampuannya dalam memecahkan masalah saat pembelajaran), sikap selama pembelajaran dan kinerjanya saat melakukan eksperimen.


(19)

25

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada rumusan masalah kedua merupakan hasil belajar dari pembelajaran problem solving yang telah dilakukan. Dalam hal ini dilihat sejauh mana siswa dapat menyelesaikan masalah real life terkait penghilangan ion-ion penyebab kesadahan dengan menerapkan tahapan-tahapan pemecahan masalah yang digunakan saat pembelajaran. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah diperoleh dari hasil pretes dan postes yang dilihat peningkatannya.

Desain penelitian yang dilakukan dibuat lebih rinci pada alur penelitian. Alur penelitian disusun agar penelitian dapat berlangsung secara terarah, sistematis dan sesuai tujuan. Adapun alur penelitiannya ditunjukkan pada gambar 3.1.


(20)

26

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Identifikasi Permasalahan Pembelajaran Kimia

Identifikasi materi kimia terkait dalam Standar Isi Mata Pelajaran Kimia

Identifikasi alternatif pemecahan masalah

kesadahan air Studi Pustaka mengenai

Pembelajaran Problem

Solving Tipe Gick

Penyusunan Perangkat Pembelajaran (RPP, Naskah Bahan

Ajar dan LKS) Pembuatan Instrumen Penelitian

(format penilaian performa guru, format penilaian performa

siswa dan soal tes)

Validasi Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran Perbaikan Instrumen Perbaikan Perangkat Pembelajaran Pelaksanaan Pretes Pelaksanaan Pembelajaran

problem solving tipe Gick

Pelaksanaan observasi performa guru (pelaksanaan)

Pelaksanaan Postes (Soal Tes)

Pengolahan data

Analisis dan Interpretasi data Penarikan Simpulan Penilaian RPP Pelaksanaan observasi performa siswa Tahap Pelaksanaan Tahap Pengolahan Data dan Penarikan

Simpulan Tahap Persiapan


(21)

27

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi ke dalam empat tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, pengolahan dan analisis data serta penarikan simpulan. Keempat tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Mengidentifikasi masalah penelitian.

b. Melakukan studi pustaka berkaitan dengan pembelajaran problem solving tipe Gick.

c. Melakukan studi pustaka mengenai permasalahan yang cocok diberikan sebagai masalah dalam pembelajaran kimia di kelas.

d. Mengkonsultasikan beberapa permasalahan yang diperoleh kepada dosen pembimbing

e. Memilih masalah kesadahan air yang dijadikan permasalahan dalam pembelajaran kimia di kelas.

f. Melakukan studi pustaka mengenai permasalahan kesadahan air mulai dari penyebab dan beberapa alternatif penyelesaiannya.

g. Analisis standar isi mata pelajaran kimia terkait materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sebagai prasyarat untuk menyelesaikan masalah kesadahan air.

h. Menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengikuti pola problem solving tipe Gick, naskah bahan ajar dan Lembar Kerja Siswa.

i. Menyusun instrumen berupa Format Penilaian LKS, soal tes, lembar penilaian sikap dan kinerja siswa mengikuti pola problem solving yang dikembangkan oleh Gick.

j. Menyusun format penilaian performa guru (perencanaan dan pelaksanaan). k. Mengkonsultasikan perangkat pembelajaran dan memvalidasi istrumen.

l. Melakukan revisi terhadap perangkat pembelajaran dan instrumen yang telah melalui tahap validasi.


(22)

28

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu 2. Tahap Pelaksanaan

a. Meminta evaluator untuk memberikan penilaian terhadap RPP menggunakan format penilaian performa guru (perencanaan).

b. Pelaksanaan pretes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa terhadap masalah-masalah real life.

c. Melakukan pembelajaran problem solving tipe Gick. d. Saat pembelajaran melakukan penilaian terhadap:

1) Penampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan format penilaian performa guru (pelaksanaan) .

2) Sikap siswa selama pembelajaran problem solving tipe Gick.

3) Kinerja siswa dalam melakukan eksperimen untuk menerapkan penyelesaian masalah yang telah dipilih.

e. Melakukan postes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa setelah melakukan pembelajaran problem solving tipe Gick terhadap masalah-masalah real life.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

a. Mengkategorikan hasil dari format penilaian performa guru untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran problem solving tipe Gick dari sisi guru.

b. Mengolah jawaban siswa terhadap LKS, pretes dan postes menggunakan kriteria yang disiapkan.

c. Mengkategorikan skor LKS untuk setiap tahap kemampuan pemecahan masalah dan hasil penilaian sikap serta kinerja siswa untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran problem solving tipe Gick dari sisi siswa.

d. Mengkategorikan skor pretes dan postes untuk setiap tahap kemampuan pemecahan masalah untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah.


(23)

29

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu 4. Tahap Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah seluruh data yang diperoleh dianalisis dan kesimpulan tersebut disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diajukan.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran dalam menterjemahkan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mencantumkan beberapa definisi terkait istilah-istilah yang digunakan sebagai berikut.

1. Pembelajaran Problem solving

Problem solving merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang

berlandaskan paradigma konstruktivisme yang aktivitasnya bertumpu kepada masalah dengan penyelesaian dilandaskan atas konsep dasar bidang ilmu tertentu (Rosbiono, 2007: 9). Problem solving yang diterapkan dalam penelitian ini adalah problem

solving tipe Gick yang terdiri dari tiga tahap, yaitu mengidentifikasi masalah, mencari

penyelesaian masalah dan menerapkan penyelesaian masalah.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah

Pada pembelajaran problem solving hal yang ingin dikembangkan dari siswa adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Kemampuan pemecahan masalah yang dilihat mengikuti tahap-tahap yang dikembangkan oleh Gick. Pertama, kemampuan siswa dalam mengidentifikasi masalah mencakup mengungkapkan masalah, konsep dasar dan rumusan masalah yang ingin diselesaikan. Kedua, kemampuan siswa dalam mencari penyelesaian masalah mencakup mencari berbagai alternatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, memilih alternatif yang paling efektif dan menjelaskan alasan pemilihan alternatif tersebut. Ketiga, kemampuan siswa dalam menerapkan penyelesaian masalah mencakup menyusun prosedur eksperimen yang logis sesuai alternatif yang telah dipilih dan mengevaluasi terhadap alternatif yang


(24)

30

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

dipilih serta kemungkinan keberhasilannya dilihat dari kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ketiga, saat pelaksanaan pembelajaran selain menyusun prosedur eksperimen juga melaksanakan prosedur tersebut, sehingga dapat dilihat kinerja siswa saat melakukan eksperimen.

3. Kesadahan

Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan adanya ion-ion atau kation-kation bervalensi dua seperti Fe2+, Cr2+, Mn2+, Ca2+ dan Mg2+, tetapi kation utama penyebab kesadahan adalah ion kalsium (Ca2+) dan ion magnesium (Mg2+) (Idaman dan Ruliasih, 2008: 387-388). Air sadah yang digunakan sebagai sumber masalah saat pembelajaran hanya mengandung ion magnesium (Mg2+).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini disebutkan dan dijelaskan berdasarkan rumusan masalah yang telah dirancang. Terdapat dua rumusan masalah, yaitu keterlaksanaan pembelajaran problem solving dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah real life. Adapun Instrumen yang digunakan sebagai berikut. 1. Format Penilaian Performa Guru

Format penilaian perfoma guru digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama, yaitu memperoleh informasi mengenai performa guru selama pembelajaran

problem solving dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan. Format penilaian performa

guru mengikuti format penilaian kinerja guru seperti yang terdapat dalam Depdiknas (2008) dengan menyisipkan tahap-tahap problem solving tipe Gick. Forrmat penilaian performa guru dalam perencanaan pembelajaran (Lampiran B.1) digunakan untuk memberikan penilaian terhadap RPP problem solving tipe Gick. Penilaian terhadap RPP dilakukan oleh lima orang penilai untuk menghindari subyektifitas. Forrmat penilaian performa guru dalam pelaksanaan pembelajaran (Lampiran B.2) digunakan untuk memberikan penilaian terhadap guru dalam menerapkan pembelajaran problem


(25)

31

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer, yaitu guru kelas yang kelasnya digunakan untuk penelitian.

2. Format Penilaian Performa Siswa

Format penilaian performa siswa yang digunakan terdiri dari format penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi sikap siswa dan lembar observasi kinerja.

a. Format Penilaian LKS

Format Penilaian LKS digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama, yaitu untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran problem solving pada pelaksanaan dilihat dari sisi siswa. Format Penilaian LKS (Lampiran B.3) berupa format penilaian yang digunakan untuk menilai jawaban siswa pada LKS yang diberikan saat pembelajaran. LKS digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (kognitif) saat pembelajaran berlangsung.

LKS yang diberikan berfungsi sebagai penuntun saat pembelajaran untuk menyelesaikan masalah kesadahan air. LKS yang digunakan menerapkan tahap-tahap

problem solving yang dikembangkan oleh Gick. Terdapat dua LKS yang diberikan,

yaitu LKS pertemuan 1 dan LKS pertemuan 2. LKS pertemuan 1 berisi tahap mengidentifikasi masalah, mencari penyelesaian masalah dan menerapkan penyelesaian masalah bagian merancang prosedur eksperimen. LKS pertemuan 2 berisi tahap menerapkan penyelesaian masalah bagian melaksanakan prosedur eksperimen dan evaluasi terhadap hasil eksperimen. Adapun penilaian terhadap LKS mengacu pada kriteria penilaian yang dibuat oleh peneliti.

b. Lembar Observasi Sikap Siswa

Lembar observasi sikap digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama, yaitu untuk memperoleh informasi mengenai keterlaksanaan pembelajaran

problem solving pada pelaksanaan dilihat dari sikap siswa. Lembar observasi sikap


(26)

32

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

selama melakukan pembelajaran problem solving. Penilaian terhadap sikap siswa dilakukan dengan mengobservasi setiap tahap problem solving tipe Gick.

c. Lembar Observasi Kinerja Siswa

Lembar observasi kinerja digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama, yaitu untuk memperoleh informasi mengenai keterlaksanaan pembelajaran

problem solving pada pelaksanaan dilihat dari kinerja siswa. Lembar observasi

kinerja siswa (Lampiran B.6) merupakan alat yang digunakan untuk melihat kinerja siswa saat melakukan eksperimen penyelesaian masalah kesadahan air. Penilaian kinerja siswa dilakukan dengan mengobservasi keterampilan melakukan eksperimen pada tahap problem solving menerapkan penyelesaian masalah bagian eksperimen.

3. Butir Soal Tes

Butir soal tes (Lampiran B.7) digunakan untuk menjawab rumusan masalah kedua, yaitu untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Butir soal yang diujikan berupa soal keterampilan pemecahan masalah yang mengikuti pola problem solving tipe Gick. Soal yang diberikan berupan tiga set pemecahan masalah dengan kasus real life, di mana penyelesaiannya menggunakan konsep-konsep yang diterapkan dalam masalah penanganan kesadahan air. Setiap set soal terdiri dari 5 pertanyaan penuntun untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Tahap mengidentifikasi masalah tertuang pada butir soal nomor 1 dan 2 untuk setiap set. Tahap mencari penyelesaian masalah tertuang pada butir soal nomor 3 untuk setiap set. Tahap menerapkan penyelesaian masalah tertuang pada butir soal nomor 4 dan 5 untuk setiap set. Pada penilaian terhadap jawaban dari setiap butir soal tes digunakan kriteria penilaian butir soal tes (Lampiran B.8). Kriteria penilaian butir soal tes ini berfungsi sebagai standar atas jawaban siswa sehingga dapat meminimalisasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penilaian saat mengoreksi jawaban siswa.


(27)

33

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu F. Validasi Instrumen

Validitas suatu alat ukur menunjukan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur (Firman, 2000: 106). Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Firman (2000: 107) validitas isi merupakan validitas suatu alat ukur dipandang dari segi isi (content) bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Validitas isi terhadap instrumen ini dilakukan berdasarkan pertimbangan dosen ahli. Adapun bukti validasi instrumen yang telah dilakukan dapat dilihat pada lampiran D.1.

G. Teknik Pengumpulan Data

Format Penilaian Performa Guru, Format Penilaian LKS, lembar observasi sikap dan kinerja siswa, serta butir soal tes digunakan untuk mengumpulkan data terkait penelitian. Adapun teknik pengumpulan data disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan data

No Pengumpulan

Data Jenis Data

Sumber

Data Keterangan

1. Analisis RPP Skor analisis RPP Guru Dilakukan sebelum pembelajaran 2. Observasi Skor observasi pelaksanaan

pembelajaran Guru

Dilakukan selama pembelajaran 3. Analisis Lembar

Kerja Siswa

Skor siswa dalam mengisi

LKS Siswa

Dilakukan saat pembelajaran 4. Observasi Skor sikap siswa Siswa Dilakukan selama

pembelajaran 5. Observasi Skor kinerja siswa Siswa

Dilakukan saat pembelajaran (eksperimen) 6. Tes Tertulis Skor siswa dalam

menjawab butir soal tes Siswa

Dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran


(28)

34

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan dan Analisis Data dari Format Penilaian Performa Guru

Langkah-langkah pengolahan format penilaian performa guru sebagai berikut. a. Menghitung skor yang diperoleh untuk setiap komponen penilaian pada format

penilaian performa guru (perencanaan dan pelaksanaan).

b. Menghitung skor rata-rata dari setiap komponen penilaian pada format penilaian performa guru (perencanaan dan pelaksanaan).

c. Menentukan nilai setiap komponen penilaian menggunakan persamaan berikut. Nilai =

× 100%

d. Mengkategorikan nilai yang diperoleh dari format penilaian performa guru (perencanaan dan pelaksanaan) menggunakan skala kategori yang diungkapkan pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Skala Kategori Kemampuan

Skor (%) Kategori

81-100 Sangat baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

0-20 Sangat kurang

(Arikunto, 2010)

e. Menganalisis kekurangan terhadap RPP dan pelaksanaan pembelajaran dari hasil penilaian menggunakan format penilaian performa guru (perencanaan dan pelaksanaan).

2. Pengolahan dan Analisis Data dari Format Penilaian LKS

Hasil jawaban siswa pada Lembar Kerja Siswa dianalisis variasi jawaban yang dikerjakan siswa. Selanjutnya dilakukan penilaian untuk mendapatkan skor. Penilaian dilakukan berdasarkan tahap kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan


(29)

35

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

oleh Gick, yaitu mengidentifikasi masalah, mencari penyelesaian masalah dan menerapkan penyelesaian masalah. Skoring ini didasarkan atas kriteria penilaian yang telah dibuat oleh peneliti.

Adapun langkah-langkah dalam mengolah datanya sebagai berikut:

a. Memberikan skor pada setiap jawaban siswa sesuai kriteria penilaian yang telah dibuat (Lampiran B.4).

b. Skor yang diperoleh kemudian diubah ke dalam bentuk nilai persentase untuk setiap tahap kemampuan pemecahan masalah. Adapun perhitungannya sebagai berikut.

Nilai =

× 100%

c. Menentukan nilai rata-rata untuk keseluruhan siswa pada setiap tahap kemampuan pemecahan masalah dengan rumus berikut.

Nilai rata-rata =

d. Menentukan kategori kemampuan siswa berdasarkan skala kategori kemampuan untuk seluruh siswa dengan acuan Tabel 3.2.

e. Menganalisis kekurangan terhadap jawaban siswa dalam menjawab LKS.

3. Pengolahan dan Analisis Data dari Lembar Observasi Sikap dan Kinerja Siswa) Langkah-langkah pengolahan lembar observasi sikap dan kinerja dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Menghitung skor pada setiap aspek yang dinilai untuk setiap kelompok.

b. Menjumlahkan setiap skor yang diperoleh sehingga diperoleh skor total untuk setiap kelompok

c. Menentukan nilai setiap aspek yang diobservasi dengan menggunakan persamaan berikut.

Nilai =


(30)

36

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

d. Mengkategorikan nilai yang diperoleh dari hasil penilaian sikap dan kinerja siswa menggunakan skala kategori yang diungkapkan Arikunto (2010) Tabel 3.2. e. Menganalisis kekurangan terhadap sikap dan kinerja siswa selama pembelajaran

berdasarkan hasil observasi.

4. Pengolahan dan Analisis Data Tes Tertulis

Hasil jawaban siswa pada pretes dan postes diperiksa untuk mendapatkan skoring. Penilaian dilakukan berdasarkan tahap-tahap kemampuan pemecahan masalah yang diungkapkan oleh Gick, yaitu mengidentifikasi masalah, mencari penyelesaian masalah dan menerapkan penyelesaian masalah. Skoring ini didasarkan atas kriteria penilaian yang telah dibuat oleh peneliti.

Langkah-langkah dalam mengolah datanya sebagai berikut:

1) Memberi skor pada setiap jawaban siswa sesuai dengan kriteria penilaian yang telah dibuat (Lampiran B.8).

2) Manghitung skor mentah dari setiap jawaban pretes dan postes siswa

3) Menentukan peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah untuk setiap tahap digunakan data gain ternormalisasi (n-gain) dengan menggunakan rumus berikut.

N-gain =

4) Menginterpretasikan nilai N-gain setiap siswa berdasarkan kriteria yang terdapat pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Interpretasi skor gain ternormalisasi

N-gain Kriteria Peningkatan

G ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ G < 0,7 Sedang

G < 0,3 Rendah

(Hake, 1998: 65) 5) Menentukan nilai rata-rata pretes dan postes untuk keseluruhan siswa pada setiap


(31)

37

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Nilai rata-rata =

6) Menghitung nilai N-gain rata-rata untuk seluruh siswa pada setiap tahap kemampuan pemecahan masalah. Selanjutnya nilai N-gain rata-rata yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan kriteria yang terdapat pada Tabel 3.3. 7) Menganalisis kekurangan terhadap jawaban siswa sehingga diperoleh informasi

mengenai tahap problem solving yang masih kurang dan perlu diberi latihan lagi untuk menyelesaikan tahap tersebut.


(32)

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan mengenai proses dan hasil pembelajaran problem solving tipe Gick dalam konteks penanganan kesadahan air pada siswa SMA, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Performa guru dan siswa pada pembelajaran problem solving tipe Gick secara keseluruhan dapat terlaksana dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari, (a) performa guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tergolong kategori sangat baik, (b) performa siswa selama pembelajaran yang ditinjau dari tiga aspek, yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (kognitif) tergolong kategori baik, sikap selama pembelajaran tergolong sangat baik dan kinerja saat melakukan eksperimen tergolong kurang.

2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran problem solving dilihat dari peningkatannya pada tahap mengidentifikasi masalah tergolong kategori sedang (n-gain = 0,4), tahap mencari penyelesaian masalah tergolong sedang (n-gain = 0,4), tahap menerapkan penyelesaian masalah bagian eksperimen tergolong sedang

(n-gain = 0,5) dan menerapkan penyelesaian masalah bagian evaluasi tergolong

sedang (n-gain = 0,3). Secara keseluruhan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah tergolong kategori sedang dengan peningkatan rata-rata (n-gain = 0,4).


(33)

96

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi guru

Pembelajaran problem solving diharapkan dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah sebagai bentuk evaluasi terhadap konsep-konsep kimia yang telah dipelajari oleh siswa selama satu semester. Sebab pembelajaran

problem solving menuntut siswa untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang

telah dipelajari tersebut dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah ril.

2. Bagi siswa

Diharapkan dapat rutin melatih diri untuk menerapkan setiap tahap pemecahan masalah yang telah dipelajari dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Tahap pemecahan masalah-masalah yang memerlukan perhatian khusus adalah tahap mengidentifikasi masalah karena merupakan tahap yang paling krusial dan menentukan untuk pengerjaan tahap selanjutnya.

3. Bagi peneliti lain

Penelitian serupa dapat diterapkan pada masalah dengan topik kimia pendukung yang lainnya. Penelitian serupa juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode penelitian lainnya. Selain itu sebaiknya subyek penelitian diklasifikasikan menjadi kelompok tinggi, sedang dan rendah agar terlihat pembelajaran problem solving dapat diterapkan pada salah satu kelompok atau pada semua kelompok.


(34)

97

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 42 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta: BSNP.

Birdi. (1979). Water Supply and Sanitary Engineering.

Damayanti, R. (2008). Pembelajaran Model Pemecahan Masalah Berbasis Eksperimen Pada Materi Penerapan Ksp Dalam Pengendapan. Skripsi. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Davis, M. (2010). Water and Wastewater Engineering Desain Principle and

Practice. New York: Mc Graw Hill.

Depdiknas. (2008). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2007). Standar Isi Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas.

Derlismawan, C. (2008). Kesadahan: Analisa dan Permasalahannya untuk Air Industri. Skripsi. Medan: Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Eggen dan Kauchak. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran (Edisi 6). Jakarta: PT. Indika.

Firman, H. (2007). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Gok dan Silay. (2010). “The Effects of Problem Solving Strategies on Students’

Achievement, Attitude and Motivation”. Lat. Am. J. Phys. Educ. 4, (1),

7-21.

Hake, R R. (1998). “Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-studentsurvey of mechanics test data for introductory physics courses”. American Association of Physics Teachers. 66, (1), 64-74.


(35)

98

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Idaman dan Ruliasih. (2008). Penghilangan Kesadahan di dalam Air Minum. [online]. Tersedia di:

http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB9SADAH.pdf [28 Desember 2012]

Johari dan Rachmawati. (2009). Kimia 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis.

Kirkley, J. (2003). Principles for Teaching Problem Solving. USA: Indiana University.

Krathwohl, D. R. (2002). “A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview”.

Theory Into Practice. 41, (4), 212-218.

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mifbakhudin. 2010. Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter

Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis. [online]. Tersedia di:

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/52106978.pdf [5 Januari 2013]

Ni’matul, L. (2012). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada

Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Model Problem solving.

Skripsi. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Nitko, A.J and Brookhart, S.M. (2011). Educational Assesment of Students (Fifth

Ed). Boston: Pearson Education, Inc.

Peraturan Pemerintah. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Proses. Jakarta:

Peraturan Pemerintah.

Rachmawati dan Daryanto. (2013). Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka

Kreditnya. Yogyakarta: Gava Media.

Rosbiono, M. (2007). “Teori Problem solving Untuk Sains”. Materi Diklat TOT

Bidang Olimpiade Matematika dan Sains, Jakarta.

Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sternberg, R.J. (2008). Psikologi Kognitif (Fourth ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Stice, J.E. (1987). Teaching Problem Solving [Online]. Tersedia: http://educa.univpm.it/problemsolving/stice_ps.html. [21 Agustus 2013]


(36)

99

Evi Setianingsih, 2014

Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N. (2012). Metode Penelitian Penddikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Wahyu, W. (2007). Belajar dan Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.


(1)

37

Nilai rata-rata =

6) Menghitung nilai N-gain rata-rata untuk seluruh siswa pada setiap tahap kemampuan pemecahan masalah. Selanjutnya nilai N-gain rata-rata yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan kriteria yang terdapat pada Tabel 3.3. 7) Menganalisis kekurangan terhadap jawaban siswa sehingga diperoleh informasi

mengenai tahap problem solving yang masih kurang dan perlu diberi latihan lagi untuk menyelesaikan tahap tersebut.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan mengenai proses dan hasil pembelajaran problem solving tipe Gick dalam konteks penanganan kesadahan air pada siswa SMA, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Performa guru dan siswa pada pembelajaran problem solving tipe Gick secara keseluruhan dapat terlaksana dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari, (a) performa guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tergolong kategori sangat baik, (b) performa siswa selama pembelajaran yang ditinjau dari tiga aspek, yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (kognitif) tergolong kategori baik, sikap selama pembelajaran tergolong sangat baik dan kinerja saat melakukan eksperimen tergolong kurang.

2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran problem solving dilihat dari peningkatannya pada tahap mengidentifikasi masalah tergolong kategori sedang (n-gain = 0,4), tahap mencari penyelesaian masalah tergolong sedang (n-gain = 0,4), tahap menerapkan penyelesaian masalah bagian eksperimen tergolong sedang (n-gain = 0,5) dan menerapkan penyelesaian masalah bagian evaluasi tergolong sedang (n-gain = 0,3). Secara keseluruhan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah tergolong kategori sedang dengan peningkatan rata-rata (n-gain = 0,4).


(3)

96

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi guru

Pembelajaran problem solving diharapkan dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah sebagai bentuk evaluasi terhadap konsep-konsep kimia yang telah dipelajari oleh siswa selama satu semester. Sebab pembelajaran problem solving menuntut siswa untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari tersebut dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah ril.

2. Bagi siswa

Diharapkan dapat rutin melatih diri untuk menerapkan setiap tahap pemecahan masalah yang telah dipelajari dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Tahap pemecahan masalah-masalah yang memerlukan perhatian khusus adalah tahap mengidentifikasi masalah karena merupakan tahap yang paling krusial dan menentukan untuk pengerjaan tahap selanjutnya.

3. Bagi peneliti lain

Penelitian serupa dapat diterapkan pada masalah dengan topik kimia pendukung yang lainnya. Penelitian serupa juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode penelitian lainnya. Selain itu sebaiknya subyek penelitian diklasifikasikan menjadi kelompok tinggi, sedang dan rendah agar terlihat pembelajaran problem solving dapat diterapkan pada salah satu kelompok atau pada semua kelompok.


(4)

97

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta: BSNP.

Birdi. (1979). Water Supply and Sanitary Engineering.

Damayanti, R. (2008). Pembelajaran Model Pemecahan Masalah Berbasis Eksperimen Pada Materi Penerapan Ksp Dalam Pengendapan. Skripsi. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Davis, M. (2010). Water and Wastewater Engineering Desain Principle and Practice. New York: Mc Graw Hill.

Depdiknas. (2008). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2007). Standar Isi Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas.

Derlismawan, C. (2008). Kesadahan: Analisa dan Permasalahannya untuk Air Industri. Skripsi. Medan: Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Eggen dan Kauchak. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran (Edisi 6). Jakarta: PT. Indika.

Firman, H. (2007). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Gok dan Silay. (2010). “The Effects of Problem Solving Strategies on Students’

Achievement, Attitude and Motivation”. Lat. Am. J. Phys. Educ. 4, (1),

7-21.

Hake, R R. (1998). “Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-studentsurvey of mechanics test data for introductory physics courses”. American Association of Physics Teachers. 66, (1), 64-74.


(5)

98

Idaman dan Ruliasih. (2008). Penghilangan Kesadahan di dalam Air Minum. [online]. Tersedia di:

http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB9SADAH.pdf [28 Desember 2012]

Johari dan Rachmawati. (2009). Kimia 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis.

Kirkley, J. (2003). Principles for Teaching Problem Solving. USA: Indiana University.

Krathwohl, D. R. (2002). “A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview”. Theory Into Practice. 41, (4), 212-218.

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mifbakhudin. 2010. Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis. [online]. Tersedia di: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/52106978.pdf [5 Januari 2013]

Ni’matul, L. (2012). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada

Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Model Problem solving. Skripsi. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Nitko, A.J and Brookhart, S.M. (2011). Educational Assesment of Students (Fifth Ed). Boston: Pearson Education, Inc.

Peraturan Pemerintah. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Proses. Jakarta: Peraturan Pemerintah.

Rachmawati dan Daryanto. (2013). Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya. Yogyakarta: Gava Media.

Rosbiono, M. (2007). “Teori Problem solving Untuk Sains”. Materi Diklat TOT

Bidang Olimpiade Matematika dan Sains, Jakarta.

Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sternberg, R.J. (2008). Psikologi Kognitif (Fourth ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Stice, J.E. (1987). Teaching Problem Solving [Online]. Tersedia: http://educa.univpm.it/problemsolving/stice_ps.html. [21 Agustus 2013]


(6)

99

Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N. (2012). Metode Penelitian Penddikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Wahyu, W. (2007). Belajar dan Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.