PENGGUNAAN METODE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA.

(1)

PENGGUNAAN METODE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT

DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

(Penelitian Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas XI

SMK Negeri 1 Klari - Karawang Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Intan Nirmala

NIM 0902474

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PENGGUNAAN METODE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT

DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

(Penelitian Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas XI

SMK Negeri 1 Klari - Karawang Tahun Ajaran 2013/2014)

oleh

Intan Nirmala

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Intan Nirmala 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

INTAN NIRMALA

PENGGUNAAN METODE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT

DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

(Penelitian Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas XI SMK Negeri 1 Klari - Karawang Tahun Ajaran 2013/2014)

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Dr. H. E. Kosasih, M.Pd. NIP 1973042620022121001

Pembimbing II,

Drs. Wawan Hermawan, M.Pd. NIP 196003071987031003

diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia,

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 197204031999031002


(4)

ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT

DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

(Penelitian Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas XI

SMK Negeri 1 Klari - Karawang Tahun Ajaran 2013/2014)

Intan Nirmala NIM 0902474

Penelitian ini berawal dari adanya ketimpangan antara kemampuan berbicara para peserta didik dalam situasi tidak formal dengan kemampuan berbicara peserta didik dalam situasi formal. Hal tersebut yang menjadi latar belakang penulis dalam melakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Klari - Karawang dengan objek penelitian peserta didik kelas XI Pemasaran 1 dan kelas XI Administrasi Perkantoran 2. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan tes awal-tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kemampuan berbicara peserta didik di kelas eksperimen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode STAD, mendeskripsikan kemampuan berbicara peserta didik di kelas kontrol sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran berbicara tanpa menggunakan metode STAD, dan mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berbicara peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata kemampuan berbicara peserta didik di kelas eksperimen sebelum mendapatkan perlakuan metode STAD adalah 46. Sesudah mendapatkan perlakuan metode STAD, nilai rata-rata kemampuan berbicara peserta didik menjadi sebesar 74. Adapun rata-rata kemampuan berbicara peserta didik di kelas kontrol sebelum mendapatkan perlakuan adalah 46. Sesudah mendapatkan perlakuan nilai rata-rata kemampuan berbicara peserta didik menjadi sebesar 68. Sementara itu, diperoleh perbedaan rata-rata penilaian pascates di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata pascates kelas eksperimen adalah 74 sedangkan nilai rata-rata pascates kelas kontrol adalah 68. Untuk mengetahui tingkat signifikansi kemampuan berbicara peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, digunakan perhitungan ZU. Hasilnya menunjukan bahwa nilai ZU adalah 4,99 dan nilai tersebut berada diluar daerah -1,96 < ZU < 1,96, maka dapat disimpulkan bahwa � diterima dan � ditolak artinya terdapat perbedaan kemampuan berbicara yang signifikan pada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut menandakan bahwa penggunaan metode STAD pada pembelajaran berbicara lebih meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik dibanding dengan penggunaan metode konvensional.


(5)

ABSTRACT

THE USING OF STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT

DIVISIONS (STAD) METHOD IN SPEAKING

(Quasi Experiment Research at Second Grade Student of

SMK Negeri 1 Klari - Karawang 2013/2014)

Intan Nirmala NIM 0902474

This research was caused by a halt between students’ speaking skill at informal and formal situation. It becomes writer’s background to do this research.

This research was done in SMK Negeri 1 Klari – Karawang with the research objects are second grade students of marketing and second grade students of office administration. Research design which is used in this research is quasi experiment by using pretest and posttest in experiment class and control class. This research was done to describe students’ speaking skill in experiment class before and after joining

learning activity by using STAD methode, to describe student’s speaking skill in

control class before and after joining learning activity without using STAD method, and to describe wheter there is a significant difference between experiment class students and control class students in speaking skill. Based on research result, the avarage of speaking skill score before the streatment was used is 46 and after the treatment was used is 74. Meanwhile, the average of speaking skill score before the treatment was used is 46 and after the treatment was used is 68. To know significance level of experiment class students and control class students in speaking skill, writer used ZU calculation. The result show that ZU score is 4,99 and that score is out of range -1,96 < ZU < 1,96, so writer concludes that H1 is accepted and H0 is rejected, it means that there is a significant difference in speaking skil between experiment student class and control class student. It implies that the using of STAD method in speaking learning is better than the using of conventional method in improving


(6)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

1.3 Batasan Masalah Penelitian ... 5

1.4 Rumusan Masalah Penelitian ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

1.7 Definisi Operasional ... 7

BAB 2 PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN METODE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) ... 8

2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Ihwal Pembelajaran Berbicara ... 8

2.1.1.1Hakikat Pembelajaran ... 8

2.1.1.2Hakikat Berbicara ... 8

2.1.1.3Pembelajaran Berbicara ... 9

2.1.1.4Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara ... 10

2.1.1.5Jenis-jenis Kegiatan Berbicara ... 12

2.1.1.6Rambu-rambu dalam Berbicara ... 14

2.1.1.7Penilaian Pembelajaran Berbicara ... 16

2.1.1.8Metode Pembelajaran ... 18


(7)

2.1.2.1 Penjabaran Metode STAD ... 19

2.1.2.2 Persiapan Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ... 23

2.1.2.3 Jadwal Kegiatan Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ... 26

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ... 30

2.3 Kerangka Pemikiran ... 31

2.4 Hipotesis Penelitian ... 32

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 33

3.1 Seting Penelitian ... 33

3.1.1 Tempat Penelitian ... 33

3.1.2 Waktu Penelitian ... 33

3.2 Sumber Data ... 33

3.2.1 Populasi ... 33

3.1.3 Sampel ... 34

3.3 Metode Penelitian ... 34

3.4 Desain Penelitian ... 35

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.5.1 Unjuk Kerja Kemampuan Berbicara ... 36

3.4.2 Observasi ... 37

3.6 Instrumen Pengumpulan Data ... 37

3.6.1 Instrumen Unjuk Kerja Kemampuan Berbicara ... 37

3.6.2 Instrumen Perlakuan ... 40

3.5.3 Instrumen Observasi ... 59

3.7 Teknik Pengolahan Data ... 61

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 68

4.1 Deskripsi dan Analisis Proses Penelitian ... 68

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian di Kelas Eksperimen ... 68


(8)

4.1.1.2 Pertemuan Kedua ... 70

4.1.1.3 Pertemuan Ketiga ... 76

4.1.1.4 Pertemuan Keempat ... 78

4.1.2 Pelaksanaan Penelitian di Kelas Kontrol ... 82

4.1.2.1 Pertemuan Pertama ... 82

4.1.2.2 Pertemuan Kedua ... 84

4.1.2.3 Pertemuan Ketiga ... 87

4.2 Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian ... 88

4.2.1 Deskripsi Keterangan Penilaian Kemampuan Berbicara Peserta Didik ... 89

4.2.1.1 Prates Kelas Eksperimen ... 89

4.2.1.2 Prates Kelas Kontrol ... 93

4.2.1.3 Pascates Kelas Eksperimen ... 96

4.2.1.4 Pascates Kelas Kontrol ... 100

4.2.2 Pengolahan Data Hasil Penelitian ... 104

4.2.2.1 Uji Reliabilitas ... 104

4.2.2.1.1 Uji Reliabilitas Prates Kelas Eksperimen ... 104

4.2.2.1.2 Uji Reliabilitas Prates Kelas Kontrol ... 108

4.2.2.1.3 Uji Reliabilitas Pascates Kelas Eksperimen ... 111

4.2.2.1.4 Uji Reliabilitas Pascates Kelas Kontrol ... 114

4.2.2.2 Uji Normalitas Data ... 117

4.2.2.2.1 Uji Normalitas Data Prates Kelas Eksperimen 118 4.2.2.2.2 Uji Normalitas Data Prates Kelas Kontrol ... 120

4.2.2.2.3 Uji Homogenitas Prates Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 122

4.2.2.2.4 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Prates Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 123

4.2.2.2.5 Uji Normalitas Data Pascates Kelas Eksperimen ... 125

4.2.2.2.6 Uji Normalitas Data Pascates Kelas Kontrol ... 127 4.2.2.2.7 Uji Perbedaan Rata-rata Pascates Kelas


(9)

Eksperimen dan Kontrol ... 129

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 132

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 138

5.1 Kesimpulan ... 138

5.2 Saran ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 140


(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Menurut Tarigan (2008: 1) bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan cerah pula jalan pikirannya. Oleh karena itu, keterampilan atau kemampuan berbahasa sangat perlu dipelajari agar tercipta generasi-generasi bangsa yang memiliki pemikiran cerdas serta mampu menggunakan bahasa dengan tepat untuk berbagai tujuan.

Adapun dalam mempelajari kemampuan berbahasa terdapat empat komponen kemampuan berbahasa untuk dipelajari dan dikuasai, yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Tarigan, 2008: 1). Berkaitan dengan itu, pada penelitian ini peneliti memilih melakukan penelitian terhadap kemampuan berbicara peserta didik. Sebagai salah satu kemampuan berbahasa, berbicara merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh manusia ketimbang kegiatan yang lain. Sehubungan dengan itu, Rakhmat (2008: 2) mengungkapkan bukti hasil penelitian bahwa 75% waktu bangun kita berada dalam kegiatan komunikasi. Lebih lanjut Rahmat menyatakan bahwa hampir dapat dipastikan sebagian besar kegiatan komunikasi itu dilakukan secara lisan. Oleh karena itu kemampuan berbicara sangat perlu dipelajari dengan sungguh-sungguh. Dengan menguasai kemampuan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai dengan konteks dan sistuasi pada saat berbicara.

Setiap peserta didik tentu memiliki kemampuan berbicara dalam situasi tidak formal, akan tetapi tidak semua peserta didik pandai berbicara dalam situasi formal. Hal tersebut telah peneliti amati pada saat peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Hasil pengamatan menunjukan bahwa tidak semua peserta didik mempunyai keberanian berbicara di hadapan publik. Hal itu terlihat pada saat peneliti memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya terhadap suatu persoalan. Hanya beberapa peserta


(11)

didik yang berani berbicara untuk mengungkapkan pendapatnya. Kemudian peneliti meminta peserta didik untuk memberikan kesimpulan ataupun pertanyaan terhadap pembelajaran yang telah diikuti. Sebagian besar peserta didik lebih suka berdiam diri daripada harus berbicara di hadapan publik.

Penyebab peserta didik tidak pandai berbicara pada situasi formal perlu mendapatkan perhatian yang serius. Penyebabnya bisa bersumber dari pendidik ataupun dari peserta didik itu sendiri. Lemahnya peran pendidik pada saat proses pembelajaran pun bisa menjadi penyebab peserta didik tidak pandai dalam berbicara. Apabila pada saat proses pembelajaran peserta didik lebih banyak mendengarkan dan dijejali untuk menghafal kosa kata atau tata bahasa daripada langsung praktik berbicara maka dapat mengakibatkan peserta didik bisa mengetahui sesuatu/mampu secara teoretis tetapi tidak mampu untuk melakukan sesuatu/lemah secara aplikatif. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar peserta didik diharuskan untuk banyak melakukan kegiatan berlatih atau praktik berbicara sehingga diketahui kemajuan kemampuan berbicaranya.

Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa mengajarkan materi pelajaran bahasa Indonesia tidak luput dari permasalahan yang dapat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. Permasalahan tersebut seringkali bersumber dari bahan pembelajaran yang tidak memadai, media pembelajaran, metode pembelajaran, kurangnya inovasi pembelajaran dari pendidik. Hal tersebut merupakan masalah yang cukup serius. Inovasi dalam mengajarkan materi-materi pada pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu kunci untuk mengatasi masalah kejenuhan peserta didik dalam belajar.

Berbagai penelitian untuk meningkatkan keterampilan berbicara peserta didik telah banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian Haris Kharisma Nur Iman dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan

Menggunakan Metode Problem Solving pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 14 Bandung”. Pada penelitan tersebut, pelaksanaan pembelajaran pada siklus ke-1 adalah pelaksanaan diskusi untuk memecahkan masalah dan pelaksanaan praktik berbicara siswa. Pada siklus ke-2 dilaksanakan revisi pemecahan masalah tentang materi yang telah didiskusikan pada siklus ke-1 dan perbaikan penampilan siswa


(12)

berbicara pada siklus ke-1. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus ke-3 adalah penjelasan materi tentang teknik berbicara di depan khalayak. Pada siklus ke-1 skor tertinggi siswa adalah 65, sedangkan skor terendah adalah 30. Pada siklus ke-2 skor tertinggi siswa adalah 8ke-2 dan skor terendah adalah 45. Pada siklus ke-3 menunjukkan peningkatan dari siklus sebelumnya, skor tertinggi siswa adalah 97 dan skor terendah mendapatkan skor 65. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode problem solving, kesalahan atau kekurangan dalam berbicara dapat dikurangi sehingga metode ini berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran berbicara.

Selanjutnya, penelitian Euis Nurul Deristiani dengan judul “Penerapan Metode Role Playing (Bermain Peran) Dalam Pembelajaran Berbicara: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMK BPP Bandung Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian tersebut menunjukan terdapat peningkatan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran berbicara sebelum dan setelah diterapkan metode role playing (bermain peran). Hal tersebut terbukti dengan perolehan nilai rata-rata postes (76,53) yang lebih besar dari pada nilai rata-rata pretes (69,06). Artinya, terjadi peningkatan nilai sebesar 10,82%.

Berdasarkan uraian-uraian di atas mengenai permasalahan yang menyebabkan peserta didik tidak terampil dalam berbicara, peneliti pun perlu untuk melakukan penelitian mengenai penggunaan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan pada pembelajaran berbicara. Untuk mengembangkan kemampuan berbicara, diperlukan metode pembelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta didik atau berpusat pada peserta didik. Metode pembelajaran yang akan diteliti pada penelitian ini adalah metode student teams-achievement

divisions (STAD).

Alasan peneliti memilih metode STAD untuk digunakan pada pembelajaran berbicara adalah karena hal ini didasari oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Garnis Retnowati dengan judul penelitian “Keefektifan Penggunaan Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Sugestif: Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X-1 Semester 2 SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran


(13)

2011/2012”. Penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa kelas X-1 di SMA Negeri 5 Cimahi dalam menulis karangan narasi sugestif. Sebelum mendapatkan perlakuan dengan menggunakan metode STAD, siswa di kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 70, sedangkan sesudah diberi perlakuan memiliki rata-rata skor sebesar 77. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan metode STAD dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran menulis karangan narasi sugestif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian terhadap penggunaan metode STAD pada pembelajaran berbicara dengan harapan metode STAD juga dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran berbicara.

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para pendidik yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2009: 143). Metode STAD memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode pembelajaran lain. Dengan kelebihan metode STAD, peneliti mengupayakan kebaikan metode STAD agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran berbicara. Adapun kelebihan metode STAD adalah sebagai berikut.

1) Peserta didik bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma kelompok.

2) Peserta didik aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil.

3) Peserta didik aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

4) Interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis metode penelitian eksperimen semu. Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk mengetahui pengaruh atau hubungan sebab-akibat dengan cara membandingkan hasil kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan (Arifin, 2012: 68). Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan atau treatment dengan menggunakan


(14)

metode STAD, sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan menggunakan metode konvensional.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti akan mengadakan penelitian yang berjudul “Penggunaan Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam Pembelajaran Berbicara (Penelitian

Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas XI SMK Negeri 1 Klari - Karawang Tahun Ajaran 2013/2014)”.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut.

1) Para peserta didik memiliki kemampuan berbicara pada situasi tidak formal akan tetapi tidak semua peserta didik pandai berbicara dalam situasi formal. 2) Peserta didik tidak memiliki keberanian untuk berbicara di hadapan publik. 3) Pendidik kurang memberikan inovasi terhadap pembelajaran berbicara

sehingga peserta didik mengalami kejenuhan dalam belajar.

1.3 Batasan Masalah Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan tidak meluas dari pembahasan masalah, peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut.

Penelitian ini terfokus pada penggunaan metode STAD sebagai variabel bebas untuk digunakan pada pembelajaran berbicara yang merupakan variabel terikat.

Berdasarkan beberapa permasalahan dalam identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah pada bagian “para peserta didik memiliki kemampuan berbicara pada situasi tidak formal akan tetapi tidak semua peserta didik pandai berbicara dalam situasi formal”. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti memilih materi pembelajaran yang cocok agar seluruh peserta didik belajar dan berlatih berbicara dalam situasi formal. Materi tersebut adalah materi yang terdapat pada kompetensi dasar tingkat madia, yaitu menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi.


(15)

1.4 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.

1) Bagaimana kemampuan berbicara peserta didik di kelas eksperimen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode STAD?

2) Bagaimana kemampuan berbicara peserta didik di kelas kontrol sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran berbicara tanpa menggunakan metode STAD?

3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berbicara peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan kemampuan berbicara peserta didik di kelas eksperimen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode STAD.

2) Mendeskripsikan kemampuan berbicara peserta didik di kelas kontrol sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran berbicara tanpa menggunakan metode STAD.

3) Mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berbicara peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagi peneliti, hasil penelitian dapat memberikan masukan mengenai kebaikan penggunaan metode STAD terhadap pembelajaran berbicara.

2) Bagi pendidik, hasil penelitian dapat menjadikan metode STAD sebagai pilihan untuk diterapkan dalam pembelajaran berbicara.


(16)

3) Bagi peserta didik, metode STAD menjadi sarana untuk meningkatkan prestasi dalam pembelajaran berbicara.

1.7 Definisi Operasional

Definisi operasional yang berlaku dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Berbicara merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa.

2) Kemampuan berbicara merupakan kemampuan produktif karena dalam perwujudannya kemampuan berbicara menghasilkan berbagai gagasan yang dapat digunakan untuk kegiatan berbahasa (berkomunikasi) dalam bentuk lisan.

3) Pembelajaran berbicara merupakan proses menjadikan seseorang untuk belajar agar pandai dan terampil dalam berbicara.

4) STAD merupakan metode pembelajaran yang menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran. STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim.


(17)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Seting Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Klari yang beralamat di Jalan Raya Kosambi-Curug, Desa Cimahi Kecamatan Klari Kabupaten Karawang. SMK Negeri 1 Klari merupakan Unit Sekolah Baru (USB) yang telah ditetapkan oleh Bapak Bupati Karawang pada tahun 2011 (Keputusan Bupati Karawang No.421.3/Kep.543-Huk/2011, tanggal 10 Mei 2011).

USB SMK Negeri 1 Klari terletak di Kawasan Industri yang sangat banyak menyerap tenaga kerja. Dengan demikian, lulusan dari SMK Negeri 1 Klari diharapkan akan banyak terserap dan bekerja di industri – industri yang ada di wilayah Kecamatan Klari.

Alasan peneliti memilih melakukan penelitian di SMK Negeri 1 Klari adalah karena keterbatasan biaya dan waktu. Selain itu, SMK Negeri 1 Klari bertepatan satu desa dengan tempat tinggal peneliti. Peneliti pun ingin mengetahui kemampuan berbicara peserta didik kelas XI di SMK Negeri 1 Klari. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah hasil penelitian dapat menjadi acuan untuk mengembangkan inovasi metode pembelajaran untuk pembelajaran berbicara di sekolah.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilaksanakan peneliti adalah pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014, tanggal 5-19 September 2013.

3.2Sumber Data

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI SMK Negeri 1 Klari Tahun Ajaran 2013/2014. Adapun data subjek populasi tersebut adalah sebagai berikut.


(18)

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Kelas

Jumlah Peserta

Didik Jumlah

Keseluruhan

L P

1. XI Administrasi Perkantoran 1 8 30 38

2. XI Administrasi Perkantoran 2 11 24 35

3. XI Pemasaran 1 21 14 35

4. XI Pemasaran 2 21 13 34

Jumlah 61 81 142

3.2.2 Sampel

Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah dua kelompok. Kelompok pertama sebagai kelas eksperimen dan kelompok kedua sebagai kelas kontrol. Adapun untuk penentuan kelompok tersebut tidak dipilih secara acak. Akan tetapi, ditentukan oleh pihak sekolah. Pihak sekolah menentukan kelas yang menjadi kelompok eksperimen adalah kelas XI Pemasaran 1, sedangkan yang menjadi kelompok kontrol adalah kelas XI Administrasi Perkantoran 2. Penjabaran data sampel penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

Sampel Jumlah Jumlah Keseluruhan

Laki-laki Perempuan

Kelompok Eksperimen 21 14 35

Kelompok Kontrol 11 24 35

Jumlah 32 38 70

3.3Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Alasan peneliti memilih metode penelitian ini karena suatu eksperimen dalam bidang pendidikan mempunyai maksud untuk menilai pengaruh suatu tindakan terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya pengaruh tindakan itu. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment yang artinya pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya.


(19)

3.4Desain Penelitian

Dalam penelitian eksperimen ini peneliti menggunakan bentuk desain eksperimen kuasi/eksperimen semu. Desain eksperimen kuasi terdapat dua bentuk desain, yaitu time-series design dan nonequivalent control group design (Sugiyono, 2011: 77). Adapun desain yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah desain nonequivalent control group design. Artinya, dalam desain ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random akan tetapi subjek dikelompokkan oleh sekolah. Adapun gambaran mengenai rancangan nonequivalent control group design adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Rancangan Nonequivalent Control Group Design

O1 X O2

O3 O4

Keterangan:

O1 : unjuk kerja awal pada kelompok eksperimen

X : perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran dengan menggunakan metode STAD.

O2 : unjuk kerja akhir pada kelompok eksperimen O3 : unjuk kerja awal pada kelompok kontrol O4 : unjuk kerja akhir pada kelompok kontrol

(Sugiyono, 2011: 79)

Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diatur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama. Hal yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi perlakuan atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol diberikan perlakuan seperti keadaan biasanya.

Pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan oleh pengajar yang berbeda. Pada kelas eksperimen akan dilakukan oleh peneliti, sedangkan kelas kontrol akan dilakukan oleh pendidik di SMKN 1 Klari. Agar


(20)

tindakan pembelajaran yang telah direncanakan oleh peneliti dapat terlaksana dengan optimal maka terdapat observer dari pihak sekolah untuk memastikan pembelajaran sesuai dengan perencanaan.

3.5Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.5.1 Unjuk Kerja Kemampuan Berbicara

Dalam penelitian ini, unjuk kerja yang akan diberikan yaitu berupa unjuk kerja kemampuan berbicara dalam mendiskusikan suatu persoalan. Unjuk kerja tersebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam berbicara saat diskusi pada situasi formal. Pelaksanaan unjuk kerja dilakukan dua kali. unjuk kerja pertama dilakukan sebelum pembelajaran diberikan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran STAD. Unjuk kerja kedua yaitu setelah pembelajaran diberikan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran STAD. Tujuan dilakukan unjuk kerja sebelum dan sesudah perlakuan yaitu untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh penggunaan metode STAD dalam kemampuan berbicara peserta didik.

Penilaian kemampuan berbicara pada saat prates unjuk kerja maupun pascates unjuk kerja yaitu merujuk pada format skala penilaian unjuk kerja. Penilaian mengacu pada lima aspek penilaian kegiatan berbicara yang telah dipersiapkan.

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengambilan data unjuk kerja adalah sebagai berikut.

1) Peneliti menyiapkan bahan untuk didiskusikan oleh peserta didik

2) Peserta didik diberi lembar kerja berupa petunjuk untuk melaksanakan diskusi 3) Peserta didik diminta untuk membagi peran dalam diskusi

4) Peserta didik berdiskusi

5) Peneliti merekam pembicaraan peserta didik dalam diskusi


(21)

7) Peneliti mengolah data hasil penelitian

8) Peneliti mengukur kemampuan berbicara peserta didik pada saat unjuk kerja sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

3.5.2 Observasi

Observasi merupakan teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada situasi tertentu (Ruhimat, dkk., 2009: 56). Adapun observasi pada penelitian ini ditujukan untuk kegiatan peneliti dan peserta didik pada saat melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data

Terkait dengan penelitian ini, maka peneliti merancang beberapa instrumen berikut:

3.6.1 Instrumen Unjuk Kerja Kemampuan Berbicara

Unjuk kerja yaitu untuk menilai kemampuan peserta didik dalam pembelajaran berbicara. Lembar penilaian kemampuan berbicara ini menggunakan penilaian berdasarkan Nurgiyantoro (2010: 419) yang telah dimodifikasi. Menurut Nurgiyantoro, terdapat dua faktor yang dinilai dalam keefektifan berbicara, yakni faktor kebahasaan dan gagasan yang diungkapkan. Sementara itu, pada kedua faktor tersebut terdiri dari delapan aspek yang dinilai dalam kemampuan berbicara.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, penilaian yang dipakai dalam penelitian ini telah dimodifikasi sebagai berikut.

Tabel 3.4

Format Penilaian Kemampuan Berbicara

Nama Tim : Kelas :

No. Nama Peserta Didik

Aspek yang Dinilai

(Skala Penilaian 1 – 5) Jumlah


(22)

1 2 3 4 5

Total Skor Tim

Rata-rata Tim

Keterangan Aspek yang Dinilai:

A = Keakuratan dan keaslian gagasan B = Kemampuan berargumentasi C = Keruntutan penyampaian gagasan D = Ketepatan kata

E = Kelancaran

Berikut adalah penjelasan mengenai kriteria penilaian berbicara pada tiap aspeknya.

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Bebicara

Aspek Keterangan Skor

1. Keakuratan dan keaslian gagasan

Gagasan bersifat asli dan sangat kreatif dan akurat untuk memberikan pendapat terhadap suatu permasalahan

5

Gagasan bersifat asli serta kreatif dan akurat untuk memberikan pendapat terhadap suatu permasalahan

4

Gagasan kurang kreatif akan tetapi cukup akurat untuk memberikan pendapat terhadap suatu permasalahan

3

Gagasan kurang kreatif dan akurat untuk memberikan pendapat terhadap suatu permasalahan

2

Tidak memiliki gagasan yang bersifat asli serta tidak kreatif untuk memberikan pendapat terhadap suatu permasalahan

1

2. Kemampuan berargumentasi

Argumentasi sangat banyak dan logis, arah pembicaraan sangat jelas

5

Argumentasi banyak dan logis, arah pembicaraan jelas

4

Argumentasi kurang banyak tetapi cukup logis, arah pembicaraan cukup jelas


(23)

Argumentasi kurang banyak dan kurang logis, arah pembicaraan kurang jelas

2

Argumentasi sangat sedikit dan tidak jelas 1 3. Keruntutan penyampaian

gagasan

Gagasan sesuai dengan topik yang dibahas, dibuka dengan

latar belakang persoalan, ada pernyataan utama di awal, ada gagasan

penjelas/pengembang di tengah, ada kesimpulan/penegasan di akhir

5

Gagasan sesuai dengan topik yang

dibahas, dibuka dengan pernyataan utama di awal, ada gagasan

penjelas/pengembang di tengah, ada kesimpulan/penegasan di akhir

4

Gagasan sesuai dengan topik yang dibahas, dibuka dengan menjelaskan gagasan utama dan diakhiri dengan kesimpulan

3

Gagasan sesuai dengan topik yang dibahas tetapi hanya menyampaikan gagasan utama saja

2

Gagasan tidak sesuai dengan topik yang dibahas

1

4. Ketepatan kata Kosakata sangat banyak dan pilihan kata standar/baku

5

Kosakata banyak, pilihan kata standar/baku

4

Kosakata cukup banyak, pilihan kata cukup standar/baku

3

Kosakata sedikit, pilihan kata cukup standar/baku

2

Kosakata sedikit, pilihan kata kurang standar/baku

1

5. Kelancaran Berbicara sangat lancar, tidak ada hambatan

5

Berbicara lancar, sesekali berhenti untuk berpikir

4

Berbicara cukup lancar, kadang berhenti dan tersendat

3

Berbicara kurang lancar, sering tersendat 2 Berbicara tidak lancar, sering berhenti dan tersendat


(24)

3.6.2 Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan rangkaian pembelajaran untuk kepentingan penelitian agar penelitian berjalan lancar. Instrumen perlakuan ini berbentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berikut adalah RPP yang akan digunakan sebagai instrumen perlakuan dalam penelitian ini.

3.6.2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Tabel 3.6

RPP Kelas Eksperimen

Sekolah : SMK Negeri 1 Klari

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI (Sebelas)

Alokasi Waktu : 8 x 45 menit (empat kali pertemuan)

Standar Kompetensi

: 2. Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara

tingkat madia Kompetensi

Dasar : 2.7Menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi

Indikator : 1. Kognitif

a. Produk:

1) Membiasakan berkomunikasi dengan menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan dengan santun

2) Menunjukan penerapan pola gilir dalam berkomunikasi secara efektif

b.Proses:

Menanggapi cara berkomunikasi orang lain dengan menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang santun

2. Psikomotor:

a. Mempraktikan kegiatan diskusi dengan

menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan dengan santun

b. Mempraktikan kegiatan diskusi dengan menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi yang baik dan benar


(25)

I. Tujuan Pembelajaran A. Kognitif:

1. Produk:

a. Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, peserta didik dapat berkomunikasi dengan menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan dengan santun

b. Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, peserta didik dapat menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi secara efektif

2. Proses:

Menanggapi cara berkomunikasi orang lain dengan menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang santun

B. Psikomotor

1. Peserta didik dapat mempraktikan kegiatan diskusi sesuai tema yang disediakan dengan menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan dengan santun

2. Peserta didik dapat mempraktikan kegiatan diskusi sesuai tema yang disediakan dengan menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi yang baik dan benar

C. Afektif:

1. Perilaku berkarakter:

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada peserta didik, paling tidak peserta didik dinilai pengamat membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku berkarakter meliputi: teliti, rasa ingin tahu, kritis, kejujuran, tekun belajar, dan tanggung jawab.

2. Ketrampilan Sosial:

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada peserta didik, paling tidak peserta didik dinilai pengamat membuat kemajuan dalam menunjukkan ketrampilan sosial bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, membantu teman yang mengalami kesulitan, dan bekerja sama.

3. Afektif

a. Perilaku berkarakter:

Teliti, rasa ingin tahu, kritis, jujur, tekun belajar, tanggung jawab

b. Ketrampilan sosial:

Bertanya, menyumbang ide/berpendapat, menjadi pendengar yang baik, membatu teman yang mengalami kesulitan, dan bekerja sama


(26)

II. Materi Pembelajaran

1) Alur pembelajaran metode STAD

2) Pola gilir dalam berkomunikasi dengan menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang santun.

3) Diskusi panel

4) Beberapa sikap yang harus dimiliki ketika menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi, yaitu: menghargai mitra bicara peka terhadap kesempatan sadar akan relevansi pembicaraan menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang santun.

5) Penerapan pola gilir dalam berkomunikasi dapat terjadi atau terdapat pada: a) naskah/drama

b) diskusi kelompok/panel c) dunia kerja

d) diskusi kelompok e) bernegosiasi

f) kehidupan sehari-hari

III. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran : Sudet Teams-Achievement Divisions

IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

A.Pertemuan Pertama (Tes Awal)

1. Pendahuluan

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

1)Mengucapkan salam pembuka, mengajak berdoa sebelum belajar, mempresensi 2)Mengomunikasikan tujuan pembelajaran

kognitif, psikomotor dan afektif 3)Memberikan apersepsi

b.Aktivitas Peserta Didik:

1)Mengondisikan diri

2)Menyimak pemaparan pendidik

Rasa ingin tahu, Kritis

5 menit

2. Inti

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Eksplorasi

1)Aktivitas Pendidik:

a) Mengintruksikan peserta didik untuk membuat kelompok diskusi

b) Memberikan artikel untuk didiskusikan oleh peserta didik

c) Mengintruksikan peserta didik untuk

10 menit


(27)

melakukan kegiatan diskusi membahas persoalan yang terdapat dalam artikel

2)Aktivitas Peserta Didik:

a) Membuat kelompok yang terdiri dari 4-5 orang

b) Mempelajari wacana dalam artikel untuk dipresentasikan

c) Merumuskan permasalahan yang akan dipresentasikan

d) Membagi peran sebagai pelaksana diskusi panel

e) Mempraktikan kegiatan diskusi panel

b.Elaborasi

1) Aktivitas Pendidik:

Mengapresiasi diskusi peserta didik

2) Aktivitas Peserta Didik:

a) Peserta didik/kelompok lain

menanggapi penggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan presentator

b) Peserta didik/kelompok lain

menanggapi penerapan pola gilir dalam berkomunikasi

c) Peserta didik/kelompok lain

menanggapi hasil diskusi kelompok penyaji secara demokratis

c. Konfirmasi

1)Aktivitas Pendidik:

a) Memberikan umpan balik dan penguatan kepada peserta didik b) Berperan sebagai narasumber dan

fasilitator dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik

2)Aktivitas Peserta Didik:

a) Memberikan komentar tentang proses kegiatan yang baru saja dilewati b) Memberi masukan tentang pelaksanaan

presentasi

c) Mengadakan tanya jawab dengan pendidik untuk menghilangkan keraguan tentang suatu konsep

Teliti, Tekun belajar, Tanggung jawab Kritis Jujur 40 menit 5 menit 10 menit 10 menit 4 menit


(28)

3. Penutup

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

Menginformasikan kegiatan pembelajaran selanjutnya

b. Aktivitas Peserta Didik:

Doa penutup

Tanggung jawab

5 menit

B.Pertemuan Kedua (Perlakuan)

1. Pendahuluan

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

1) Mengucapkan salam pembuka, berdoa sebelum memulai pembelajaran, mempresensi

2) Mengomunikasikan tujuan pembelajaran kognitif, psikomotor dan afektif

3) Apersepsi

4) Memberikan penjelasan dan tanya jawab tentang pentingnya kemampuan

menerapkan pola gilir dalam

berkomunikasi dikehidupan sehari-hari dan dunia kerja

b.Aktivitas Peserta Didik:

1) Mengondisikan diri

2) Menyimak pemaparan pendidik

3) Bertanya jawab dengan pendidik tentang pentingnya kemampuan menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi dikehidupan sehari-hari

4) Mendeskripsikan bentuk-bentuk komunikasi

Rasa ingin tahu, Kritis

5 menit

2. Inti

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Eksplorasi

1) Aktivitas Pendidik:

a) Menyampaikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran kemampuan berbicara dengan menggunakan

metode pembelajaran STAD

20 menit


(29)

b) Menjelaskan materi yang mendukung tugas yang akan diselesaikan peserta didik dalam timnya

c) Membuat para peserta didik bekerja sama dengan tim mereka dan membangkitkan minat mereka terhadap pelajaran

d) Membahas aturan dan arti bekerja dalam tim

e) Memberikan pengarahan tiap

komponen dari keseluruhan pelajaran f) Memberikan lembar bahan ajar untuk

dipelajari oleh peserta didik dengan timnya

g) Mengulangi tiap informasi secara singkat

2) Aktivitas Peserta Didik:

a) Menyimak pemaparan pendidik b) Di dalam tim, para anggota tim

bertugas menguasai materi yang telah disampaikan oleh pendidik dan

membantu temannya untuk menguasai materi tersebut

c) Mempelajari tata cara diskusi yang baik dan benar

d) Di dalam tim mempelajari ungkapan yang santun dalam berkomunikasi e) Di dalam tim mempelajari kesalahan

kesalahan kalimat yang sering terjadi untuk dihindari

f) Di dalam tim mendiskusikan

permasalahan yang akan ditampilkan dalam diskusi panel

g) Salah satu kelompok ditugaskan

menyimulasikan kegiatan diskusi panel

b.Elaborasi

1) Aktivitas Pendidik:

a) Mengapresiasi kegiatan diskusi peserta didik

b) Memberikan kuis individual

2) Aktivitas Peserta Didik:

Memberikan tanggapan terhadap simulasi diskusi kelompok lain

Teliti, Tekun belajar, Tanggung jawab Kritis 30 menit 5 menit 10 menit


(30)

c. Konfirmasi

1) Aktivitas Pendidik:

a) Memberikan umpan balik positif kepada peserta didik dan penguatan b) Berperan sebagai narasumber dan

fasilitator dalam menjelaskan

pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik

2) Aktivitas Peserta Didik:

a) Memberikan komentar tentang proses pembelajaran yang baru saja dilewati b) Memberi masukan tentang pelaksanaan

presentasi

c) Mengadakan tanya jawab dengan pendidik untuk menghilangkan keraguan tentang suatu konsep

Jujur

7,5 menit

7,5 menit

3. Penutup

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

Menginformasikan kegiatan pembelajaran selanjutnya

b.Aktivitas Peserta Didik:

Doa penutup

Tanggung jawab

5 menit

C. Pertemuan Ketiga (Tes Akhir)

1. Pendahuluan

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

1) Mengucapkan salam pembuka, berdoa

sebelum memulai pembelajaran, mempresensi

2) Mengomunikasikan tujuan pembelajaran kognitif, psikomotor dan afektif

3) Apersepsi

b.Aktivitas Peserta Didik:

1)Mengondisikan diri

2)Menyimak pemaparan pendidik

Rasa ingin tahu, Kritis


(31)

2. Inti

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Eksplorasi

1) Aktivitas Pendidik:

a) Mengintruksikan peserta didik untuk bergabung dengan tim yang telah ditentukan oleh pendidik

b) Memberikan artikel untuk didiskusikan oleh peserta didik

c) Mengintruksikan peserta didik untuk melakukan kegiatan diskusi membahas persoalan yang terdapat dalam artikel

2) Aktivitas Peserta didik:

a) Bergabung dengan tim

b) Mempelajari wacana dalam artikel untuk dipresentasikan

c) Merumuskan permasalahan yang akan dipresentasikan

d) Membagi peran sebagai pelaksana diskusi panel

e) Mempraktikan kegiatan diskusi panel

b.Elaborasi

1) Aktivitas Pendidik:

Mengapresiasi diskusi peserta didik

2) Aktivitas Peserta Didik:

a) Peserta didik/kelompok lain

menanggapi penggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan presentator

b) Peserta didik/kelompok lain

menanggapi penerapan pola gilir dalam berkomunikasi

c) Peserta didik/kelompok lain

menanggapi hasil diskusi kelompok penyaji secara demokratis

c. Konfirmasi

1) Aktivitas Pendidik:

a) Memberikan umpan balik dan penguatan kepada peserta didik b) Berperan sebagai narasumber dan

fasilitator dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik

Teliti, Tekun belajar, Tanggung jawab Kritis 5 menit 45 menit 5 menit 10 menit 7,5 menit


(32)

2) Aktivitas Peserta Didik:

a) Memberikan komentar tentang proses kegiatan yang baru saja dilewati b) Memberi masukan tentang pelaksanaan

presentasi

c) Mengadakan tanya jawab dengan pendidik untuk menghilangkan keraguan tentang suatu konsep

Jujur 7,5

menit

3. Penutup

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

Menginformasikan kegiatan pembelajaran selanjutnya

b.Aktivitas Peserta Didik:

Doa penutup

Tanggung jawab

5 menit

D.Pertemuan Keempat (Rekognisi Tim)

1. Pendahuluan

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

1) Mengucapkan salam pembuka, berdoa

sebelum memulai pembelajaran, mempresensi

2)Mengomunikasikan tujuan pembelajaran kognitif, psikomotor dan afektif

3)Apersepsi

b.Aktivitas Peserta Didik:

1) Mengondisikan diri

2) Menyimak pemaparan pendidik

Tanggung jawab

10 menit

2. Inti

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Eksplorasi

1) Aktivitas Pendidik:

a) Mengulas secara singkat materi yang telah dipelajari

b) Menginformasikan skor kemajuan individual

20 menit


(33)

2) Aktivitas Peserta Didik:

Menyimak pemaparan pendidik

b.Elaborasi

1)Aktivitas Pendidik:

Memberikan penghargaan atau hadiah kepada kelompok yang mencapai kriteria yang telah ditentukan

2)Aktivitas Peserta Didik:

Menerima penghargaan atau hadiah

c. Konfirmasi

1) Aktivitas Pendidik:

a) Memberikan umpan balik positif kepada peserta didik dan penguatan b) Berperan sebagai narasumber dan

fasilitator dalam menjelaskan

pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik

2) Aktivitas Peserta Didik:

a) Memberikan komentar tentang proses pembelajaran

b) Mengadakan tanya jawab dengan pendidik untuk menghilangkan keraguan tentang suatu konsep

Teliti, Tekun belajar

Tanggung jawab

Kritis

15 menit

20 menit

20 menit

3. Penutup

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

Menginformasikan kegiatan pembelajaran selanjutnya

b.Aktivitas Peserta Didik:

Doa penutup

Tanggung jawab

5 menit

V. Penilaian

1) Jenis tes: lisan dan perbuatan

2) Teknik penilaian: unjuk kerja kemampuan berbicara

3) Strategi pengamatan: partisipasi dalam diskusi interaktif, tanggapan kelompok

4) Butir soal


(34)

a) Bergabunglah dengan tim yang telah ditentukan oleh pendidik! b) Tentukan siapa yang menjadi moderator, pemakalah/penyaji, dan

peserta!

c) Diskusikanlah tema yang telah disediakan! d) Waktu diskusi 20 menit!

VI. Sumber

1) Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia 2: Untuk Tingkat Madia (Kelas XI) Sekolah Menengah Kejuruan / Penulis Suharti, Cecep Wahyu Hoerudin, Penyunting Risa Maulana Romadon. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

2) Bahasa dan Sastra Indonesia 2: SMK/MAK Kelas XI/oleh Marthasari, Kristari Yuningsih, F. X. Sumarjo: — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

3.6.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol

Tabel 3.7 RPP Kelas Kontrol

Sekolah : SMK Negeri 1 Klari

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI (Sebelas)

Alokasi Waktu : 8 x 45 menit (empat kali pertemuan)

Standar Kompetensi

: 3. Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara

tingkat madia Kompetensi

Dasar

: 3.7Menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi

Indikator : 1. Kognitif

a. Produk:

1) Membiasakan berkomunikasi dengan

menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan dengan santun

2) Menunjukan penerapan pola gilir dalam berkomunikasi secara efektif

b. Proses:

Menanggapi cara berkomunikasi orang lain dengan menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang santun


(35)

c. Psikomotor:

1) Mempraktikan kegiatan diskusi dengan

menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan dengan santun

2) Mempraktikan kegiatan diskusi dengan menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi yang baik dan benar

2. Afektif

a. Perilaku berkarakter:

Teliti, rasa ingin tahu, kritis, jujur, tekun belajar, tanggung jawab

b. Ketrampilan sosial:

Bertanya, menyumbang ide/berpendapat, menjadi pendengar yang baik, membatu teman yang mengalami kesulitan, dan bekerja sama

I. Tujuan Pembelajaran

A. Kognitif:

1. Produk:

a. Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, peserta didik dapat berkomunikasi dengan menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan dengan santu

b. Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, peserta didik dapat menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi secara efektif

2. Proses:

Menanggapi cara berkomunikasi orang lain dengan menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang santun

B. Psikomotor

1. Peserta didik dapat mempraktikan kegiatan diskusi sesuai tema yang disediakan dengan menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan dengan santun

2. Peserta didik dapat mempraktikan kegiatan diskusi sesuai tema yang disediakan dengan menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi yang baik dan benar

C. Afektif:

1. Perilaku berkarakter:

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada peserta didik, paling tidak peserta didik dinilai pengamat membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku berkarakter meliputi: teliti, rasa ingin tahu, kritis, kejujuran, tekun belajar, dan tanggung jawab.


(36)

2. Ketrampilan Sosial:

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada peserta didik, paling tidak peserta didik dinilai pengamat membuat kemajuan dalam menunjukkan ketrampilan sosial bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, membantu teman yang mengalami kesulitan, dan bekerja sama.

II. Materi Pembelajaran

1) Alur pembelajaran metode STAD

2) Pola gilir dalam berkomunikasi dengan menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang santun.

3) Diskusi panel

4) Beberapa sikap yang harus dimiliki ketika menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi, yaitu: menghargai mitra bicara peka terhadap kesempatan sadar akan relevansi pembicaraan menggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang santun.

5) Penerapan pola gilir dalam berkomunikasi dapat terjadi atau terdapat pada:

a) naskah/drama

b) diskusi kelompok/panel c) dunia kerja

d) diskusi kelompok e) bernegosiasi

f) kehidupan sehari-hari

III. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran : Konvensional

IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

A.Pertemuan Pertama (Tes Awal)

1. Pendahuluan

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

1) Mengucapkan salam pembuka, mengajak berdoa sebelum belajar, mempresensi 2) Mengomunikasikan tujuan pembelajaran

kognitif, psikomotor dan afektif 3) Memberikan apersepsi

b.Aktivitas Peserta Didik:

1) Mengondisikan diri

2) Menyimak pemaparan pendidik

Rasa ingin tahu, Kritis


(37)

2. Inti

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Eksplorasi

1) Aktivitas Pendidik:

a) Mengintruksikan peserta didik untuk membuat kelompok diskusi

b) Memberikan artikel untuk didiskusikan oleh peserta didik c) Mengintruksikan peserta didik untuk

melakukan kegiatan diskusi

membahas persoalan yang terdapat dalam artikel

2) Aktivitas Peserta Didik:

a) Membuat kelompok yang terdiri dari 4-5 orang

b) Mempelajari wacana dalam artikel untuk dipresentasikan

c) Merumuskan permasalahan yang akan dipresentasikan

d) Membagi peran sebagai pelaksana diskusi panel

e) Mempraktikan kegiatan diskusi panel

b.Elaborasi

1) Aktivitas Pendidik:

Mengapresiasi diskusi peserta didik

2) Aktivitas Peserta Didik:

a) Peserta didik/kelompok lain menanggapi penggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan presentator

b) Peserta didik/kelompok lain menanggapi penerapan pola gilir dalam berkomunikasi

c) Peserta didik/kelompok lain

menanggapi hasil diskusi kelompok penyaji secara demokratis

c. Konfirmasi

1) Aktivitas Pendidik:

a) Memberikan umpan balik dan penguatan kepada peserta didik b) Berperan sebagai narasumber dan

Teliti, Tekun belajar, Tanggung jawab Kritis 10 menit 40 menit 5 menit 10 menit 10 menit


(38)

fasilitator dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik

2)Aktivitas Peserta Didik:

a) Memberikan komentar tentang proses kegiatan yang baru saja dilewati b) Memberi masukan tentang

pelaksanaan presentasi

c) Mengadakan tanya jawab dengan pendidik untuk menghilangkan keraguan tentang suatu konsep

Jujur 5 menit

3. Penutup

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

Menginformasikan kegiatan belajar selanjutnya

b. Aktivitas Peserta Didik:

Doa penutup

Tanggung jawab

5 menit

B. Pertemuan Kedua (Perlakuan)

1. Pendahuluan

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

1) Mengucapkan salam pembuka, berdoa sebelum memulai pembelajaran, mempresensi

2) Mengomunikasikan tujuan pembelajaran kognitif, psikomotor dan afektif

3) Apersepsi

4) Memberikan penjelasan dan tanya jawab tentang pentingnya kemampuan

menerapkan pola gilir dalam

berkomunikasi dikehidupan sehari-hari dan dunia kerja

b.Aktivitas Peserta Didik:

1) Mengondisikan diri

2) Menyimak pemaparan pendidik

3) Bertanya jawab dengan pendidik tentang pentingnya kemampuan menerapkan pola

Rasa ingin tahu, Kritis


(39)

gilir dalam berkomunikasi dikehidupan sehari-hari

4) Mendeskripsikan bentuk-bentuk komunikasi

2. Inti

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Eksplorasi

1) Aktivitas Pendidik:

a) Menyampaikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran

kemampuan berbicara

b) Menjelaskan materi yang mendukung tugas yang akan diselesaikan peserta didik dalam timnya

c) Membahas aturan dan arti bekerja dalam tim

d) Memberikan pengarahan tiap

komponen dari keseluruhan pelajaran e) Mengulangi tiap informasi

2) Aktivitas Peserta Didik:

Menyimak pemaparan pendidik

b. Elaborasi

1)Aktivitas Pendidik:

a) Menugaskan peserta didik latihan berduskusi

b) Mengapresiasi kegiatan diskusi peserta didik

c) Memberikan kuis individual

2)Aktivitas Peserta Didik:

a) Latihan berdiskusi

b) Memberikan tanggapan terhadap simulasi diskusi kelompok lain

c. Konfirmasi

1) Aktivitas Pendidik:

a) Memberikan umpan balik positif kepada peserta didik dan penguatan b) Berperan sebagai narasumber dan

fasilitator dalam menjelaskan

pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik

Tekun belajar

Kritis

40 menit

10 menit

15 menit

10 menit


(40)

2) Aktivitas Peserta Didik:

a) Memberikan komentar tentang proses pembelajaran yang baru saja dilewati b) Memberi masukan tentang pelaksanaan

presentasi

c) Mengadakan tanya jawab dengan pendidik untuk menghilangkan keraguan tentang suatu konsep

Jujur 5 menit

3. Penutup

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

Menginformasikan kegiatan pembelajaran selanjutnya

b.Aktivitas Peserta Didik:

Doa penutup

Tanggung jawab

5 menit

C.Pertemuan Ketiga (Tes Akhir)

1. Pendahuluan

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

1) Mengucapkan salam pembuka, berdoa

sebelum memulai pembelajaran, mempresensi

2) Mengomunikasikan tujuan pembelajaran kognitif, psikomotor dan afektif

3) Apersepsi

b. Aktivitas Peserta Didik:

1) Mengondisikan diri

2) Menyimak pemaparan pendidik

Rasa ingin tahu, Kritis

2. Inti

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Eksplorasi

1) Aktivitas Pendidik:

a) Mengintruksikan peserta didik untuk bergabung dengan tim yang telah ditentukan oleh pendidik b) Memberikan artikel untuk

didiskusikan oleh peserta didik c) Mengintruksikan peserta didik


(41)

untuk melakukan kegiatan diskusi membahas persoalan yang terdapat dalam artikel

2) Aktivitas Peserta didik:

a) Bergabung dengan tim

b) Mempelajari wacana dalam artikel untuk dipresentasikan

c) Merumuskan permasalahan yang akan dipresentasikan

d) Membagi peran sebagai pelaksana diskusi panel

e) Mempraktikan kegiatan diskusi panel

b. Elaborasi

1) Aktivitas Pendidik:

Mengapresiasi diskusi peserta didik

2) Aktivitas Peserta Didik:

a) Peserta didik/kelompok lain menanggapi penggunakan kata, bentuk kata, dan ungkapan presentator

b) Peserta didik/kelompok lain menanggapi penerapan pola gilir dalam berkomunikasi

c) Peserta didik/kelompok lain

menanggapi hasil diskusi kelompok penyaji secara demokratis

c. Konfirmasi

1)Aktivitas Pendidik:

a) Memberikan umpan balik dan penguatan kepada peserta didik b) Berperan sebagai narasumber dan

fasilitator dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik

2)Aktivitas Peserta Didik:

a) Memberikan komentar tentang proses kegiatan yang baru saja dilewati

b) Memberi masukan tentang pelaksanaan presentasi

c) Mengadakan tanya jawab dengan

Teliti, Tekun belajar, Tanggung jawab Kritis Jujur 45 menit 5 menit 10 menit 5 menit 10 menit


(42)

pendidik untuk menghilangkan keraguan tentang suatu konsep

3) Penutup

Kegiatan Karakter

Bangsa Waktu

a. Aktivitas Pendidik:

Menginformasikan kegiatan belajar selanjutnya

b. Aktivitas Peserta Didik:

Doa penutup

Tanggung jawab

5 menit

V. Penilaian

1) Jenis tes: lisan dan perbuatan

2) Teknik penilaian: unjuk kerja kemampuan berbicara

3) Strategi pengamatan: partisipasi dalam diskusi interaktif, tanggapan kelompok

4) Butir soal

Petunjuk Kegiatan:

a) Bentuklah kelompok yang beranggota lima orang!

b) Tentukan siapa yang menjadi moderator, pemakalah/penyaji, dan peserta!

c) Diskusikanlah tema yang telah disediakan! d) Waktu diskusi 20 menit!

VI. Sumber

1) Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia 2: Untuk Tingkat Madia (Kelas XI) Sekolah Menengah Kejuruan / Penulis Suharti, Cecep Wahyu Hoerudin, Penyunting Risa Maulana Romadon. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

2) Bahasa dan Sastra Indonesia 2: SMK/MAK Kelas XI/oleh Marthasari, Kristari Yuningsih, F. X. Sumarjo: — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.


(43)

3.6.1 Instrumen Observasi

Tabel 3.8

Pedoman Observasi Aktivitas Pendidik

Proses Belajar-Mengajar Kemampuan Berbicara dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD)

No. Aspek yang diamati Skor

Rata-rata

O1 O2

1 Pendahuluan

a. Mengondisikan peserta didik untuk mengikuti KBM.

b. Memberi kaitan materi ajar sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan (apersepsi).

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2 Tahap menyajikan materi

a. Menyampaikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran kemampuan berbicara dengan menggunakan metode pembelajaran STAD b. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan

materi yang akan dibahas

c. Menjelaskan materi yang mendukung tugas yang akan diselesaikan peserta didik dalam

kelompoknya

3 Tahap memandu kegiatan kelompok

a. Membagi kelompok yang terdiri dari empat – lima orang peserta didik. Kelompok tersebut terdiri dari peserta didik berprestasi tinggi, rendah, sedang

b. Membagikan artikel untuk dipelajari dan dibahas oleh kelompok pada saat unjuk kerja diskusi c. Meminta peserta didik untuk membagi peran

dalam kelompoknya. Peran tersebut antara lain: ketua kelompok (moderator), penyaji, dan peserta diskusi

d. Meminta peserta didik berlatih dan

mempersiapkan diri untuk unjuk kerja diskusi e. Memeriksa setiap aktivitas peserta didik pada tiap

kelompok sehingga apabila terjadi kemacetan dalam diskusi kelompok, pendidik segera membimbing dan memberikan arahan yang relevan dengan materi yang dibahas

f. Memotivasi peserta didik agar saling membantu selama pembelajaran sehingga seluruh anggota


(44)

kelompok dapat mencapai ketuntasan materi secara maksimal

g. Membimbing proses unjuk kerja diskusi yang dipimpin oleh salah satu kelompok

4 Tahap memberikan unjuk kerja individual

a. Memberikan unjuk kerja secara individual. Unjuk kerja tersebut merupakan unjuk kerja berbicara dalam situasi formal

b. Mengawasi kegiatan pelaksanaan unjuk kerja 5 Tahap menghitung skor kemajuan individual

a. Memeriksa hasil unjuk kerja dan mengolah skor perkembangan individu

b. Menghitung skor tim

6 Tahap memberikan penghargaan kelompok Memberikan penghargaan atau hadiah kepada kelompok yang mencapai kriteria yang telah ditentukan

7 Penutup

a. Memberikan kesempatan untuk peserta didik yang ingin bertanya mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan

b. Mengulas secara singkat materi yang dibahas

Jumlah Rata-rata

Tabel 3.9

Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik

No. Aktivitas Peserta Didik Skor

O1 O2 Rata-rata

1 Menduduki atau menempati tempat yang telah ditetapkan.

2 Mengikuti dan menyimak dengan seksama segala sesuatu yang sedang disampaikan oleh pendidik.

3 Peserta didik menjawab pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran

4 Peserta didik bergabung dengan tim diskusi serta membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

5 Peserta didik berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan kemampuan untuk belajar

bersama selama proses belajarnya.

6 Peserta didik saling berbagi informasi dan berlatih dengan timnya untuk mempersiapkan diri menjalankan unjuk kerja kemampuan berbicara.


(45)

7 Mencoba aktif mengemukakan pendapat sendiri mengenai apa yang dipikirkannya serta mencatat segala sesuatu dalam diskusi.

8 Peserta didik menunjukan kemampuannya pada saat unjuk kerja kemampuan berbicara.

Jumlah Rata-rata

3.7Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik. Adapun pemaparan selengkapnya adalah sebagai berikut.

3.7.1 Data unjuk kerja awal dan unjuk kerja akhir yang diambil yaitu berupa hasil kemampuan berbicara peserta didik. Melakukan pemeriksaan dan menilai hasil unjuk kerja sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan, kemudian data dianalisis dan ditabulasikan dengan tujuan untuk mengetahui rata-rata praunjuk kerja dan pascaunjuk kerja yang diperoleh peserta didik. Adapun rumus untuk mengetahui skor rata-rata adalah sebagai berikut.

Skor rata-rata =

3.7.2 Mengubah skor menjadi nilai.

Skor unjuk kerja awal dan unjuk kerja akhir diubah menjadi nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Nilai =

Setelah nilai tiap siswa diperoleh, kemudian dicari nilai rata-rata siswa dari ketiga penimbang dengan rumus sebagai berikut.

Nilai rata-rata =

3.7.3 Melakukan uji reliabilitas antarpenimbang untuk skor praunjuk kerja dan pascaunjuk kerja dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Membuat tabel-tabel data hasil uji antarpenimbang hasil nilai prates dan pascates kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2) Melakukan uji reliabilitas hasil prates dan pascates dengan rumus Hyot sebagai berikut.


(46)

Z =

(testi) SSt ∑ = −

=

(total)

(kekeliruan)

Setelah itu, hasil data yang diperoleh dimasukkan ke dalam format ANAVA yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.10 Format ANAVA

Sumber Variansi SS Dk Varian

Peserta didik/testi SSt N-1

Penguji K-1

Kekeliruan (N-1) ( K-1)

Reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

rn= realibilitas yang dicari vt= variansi dan testi vk= variansi dan kekeliruan


(47)

Tabel 3.11

Koefisien Korelasi Guildford

Koefisien Korelasi Interpretasi

rn < dari 0, 20 0,20 tidak ada korelasi

0,20 – 0,40 korelasi rendah

0,40 – 0,60 korelasi sedang

0,60 – 0,80 korelasi tinggi

0,80 – 0,99 korelasi tinggi sekali

1, 00 korelasi sempurna

(Subana dan Sudrajat, 2005: 132)

3.7.4 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendapatkan data yang normal maka digunakan distribusi chi kuadrat. Adapun langkah-langkah engolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Menentukan rentang skor (r)

r = skor maksimum – skor minimum (Sudjana, 2005: 47) 2) Menentukan banyak kelas interval

k = 1 + 3,3 log n (Sudjana, 2005: 47)

3) Menentukan panjang kelas interval (p)

4) Menentukan daftar distribusi frekuensi 5) Menghitung Mean (rata-rata )

Keterangan:

= Rata-rata

= Frekwensi yang sesuai dengan tanda

= Tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval


(48)

6) Menentukan standar deviasi (S)

Keterangan:

= Frekwensi yang sesuai dengan tanda

= Tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval n = Jumlah responden

x = skor rata-rata sampel

7) Menghitung harga baku (Z)

Z =

Keterangan:

Z = Harga baku = Rata-rata S = Standar deviasi

= Tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval 8) Menghitung luas interval

9) Menghitung chi kuadrat

Keterangan :

Oi : Frekuensi pengamatan

Ei : Frekuensi ekspektasi (n x luas daerah)

Apabila chi kuadrat hitung ≤ chi kuadrat tabel, maka distribusi dinyatakan normal dan bila lebih besar, dinyatakan tidak normal.

10) Membuat tabel uji normalitas untuk variabel Y1

11) Hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan harga dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) Tingkat kepercayaan = 95% (2) Derajat kebebasan = (dk = k – 3)


(49)

Apabila berarti data hasil prates dan pascates

berdistribusi normal. Jika datanya normal maka dilanjutkan dengan uji ‘ t ’.

Sedangkan apabila prates dan pascates tidak berdistribusi normal, maka metode statistik yang digunakan adalah metode statistik nonparametik.

3.7.5 Uji Homogenitas

Tujuan dari homogenitas adalah homogen tidaknya variasi sampel dalam populasi yang sama atau homogen tidaknya data berdasarkan kriteria:

F hitung ≤ F tabel artinya distribusi data homogen F hitung ≥ F tabel artinya distribusi data tidak homogen Uji homogenitas menggunakan uji F:

3.7.6 Uji Statistik

Maksud dari pengujian statistik adalah untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang dilakukan diterima atau tidak. Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data Normalized Gain ( ), yaitu data selisih nilai prates dan pascates. Besar gain yang ternormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan pengaruh metode pembelajaran dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.12 Kriteria Indeks Gain

INDEKS

0,70 g < 1,00 Tinggi 0,30 g < 0,70 Sedang 0,00 < g < 0,30 Rendah

Uji gain dilakukan untuk membandingkan rata-rata nilai prates dan pascates. Uji gain dapat dilakukan dengan menggunakan rumus t-tes. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.


(50)

√[ ] [ ] Keterangan :

M : nilai rata-rata kelompok N : banyaknya subjek

X : deviasi setiap nilai x2 dan x1 Y : deviasi setiap nilai y2 dan y1

(Arikunto, 2006: 331) Dari hasil uji gain terdapat gambaran yang berbeda antara kemampuan berbicara dalam berdiskusi pada unjuk kerja awal dan unjuk kerja akhir dengan menggunakan metode STAD. Uji signifikan koefisien t dengan ketentuan, sebagai berikut:

Jika t hitung< t tabel, maka hipotesis nol diterima atau hipotesis kerja ditolak; Jika t hitung> t tabel, maka hipotesis nol ditolak atau hipotesis kerja diterima.

3.7.7 Melakukan uji hipotesis signifikansi.

Uji signifikansi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan

mean (M) antara hasil prates dan pascates. Jika thitung lebih besar dari ttabel dapat disimpulkan bahwa kedua variabel mempunyai perbedaan yang signifikan. Namun jika thitung lebih kecil dari ttabel maka kedua variabel tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Uji signifikansi praunjuk kerja dan pascaunjuk kerja dengan rumus sebagai berikut.

t=

Keterangan:

Md : mean dari perbedaan prates dan pascates Xd : deviasi masing-masing subjek (d-Md)

: jumlah kuadrat deviasi


(51)

d.b : ditentukan dengan N-1 Langkah-langkahnya:

1) Menentukan gain (d) antar nilai pada saat prates ( ) dan nilai yang diperoleh pada saat pascates ( ) dengan menggunakan rumus

-2) Menentukan nilai Mddengan rumus: Md =

3) Menentukan nilai dengan rumus: = - 4) Menentukan nilai d.b dengan rumus: d.b = N-1

3.7.8 Pengolahan Data Hasil Unjuk Kerja

Pengolahan data hasil unjuk kerja dilakukan oleh tiga penilai. Sementara itu, hasil dari rata-rata nilai diolah berdasarkan pengolahan statistik.

3.7.9 Pengolahan Data Hasil Observasi

Observasi dilakukan untuk menilai aktivitas pendidik dan peserta didik selama proses pembelajaran. Perhitungan data observasi diklasifikasikan dengan kualifikasi nilai observer sebagai berikut.

Tabel 3.13

Kualifikasi Nilai Observer

Nilai Rentang Nilai Keterangan

A 3,50 - 4,00 Baik sekali

B 3,00 - 3,49 Baik

C 2,50 - 2,99 Cukup

D 2,00 - 2,49 Kurang

E 1,50 – 1,99 Kurang sekali

Penilaian dilakukan oleh dua orang observer. Cara menghitung rata-rata hasil kedua observer adalah sebagai berikut.

R =

Observasi dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap penerapan pembelajaran yang diberikan serta untuk menilai kemampuan mengajar peneliti.


(1)

d.b : ditentukan dengan N-1 Langkah-langkahnya:

1) Menentukan gain (d) antar nilai pada saat prates ( ) dan nilai yang diperoleh pada saat pascates ( ) dengan menggunakan rumus

-2) Menentukan nilai Mddengan rumus: Md =

3) Menentukan nilai dengan rumus: = - 4) Menentukan nilai d.b dengan rumus: d.b = N-1

3.7.8 Pengolahan Data Hasil Unjuk Kerja

Pengolahan data hasil unjuk kerja dilakukan oleh tiga penilai. Sementara itu, hasil dari rata-rata nilai diolah berdasarkan pengolahan statistik.

3.7.9 Pengolahan Data Hasil Observasi

Observasi dilakukan untuk menilai aktivitas pendidik dan peserta didik selama proses pembelajaran. Perhitungan data observasi diklasifikasikan dengan kualifikasi nilai observer sebagai berikut.

Tabel 3.13

Kualifikasi Nilai Observer

Nilai Rentang Nilai Keterangan

A 3,50 - 4,00 Baik sekali

B 3,00 - 3,49 Baik

C 2,50 - 2,99 Cukup

D 2,00 - 2,49 Kurang

E 1,50 – 1,99 Kurang sekali

Penilaian dilakukan oleh dua orang observer. Cara menghitung rata-rata hasil kedua observer adalah sebagai berikut.

R =

Observasi dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap penerapan pembelajaran yang diberikan serta untuk menilai kemampuan mengajar peneliti.


(2)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini berjudul “Penggunaan Metode Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) dalam Pembelajaran Berbicara”. Penelitian ini dilakukan untuk

mengujicobakan metode STAD jika diterapkan dalam pembelajaran berbicara pada peserta didik kelas XI. Metode STAD adalah metode pembelajaran yang dikemas dalam lima komponen tahapan kegiatan pembelajaran, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.

Langkah-langkah pengolahan data hasil penelitian yaitu berupa pengumpulan dan pengolahan data hasil unjuk kerja berbicara peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan metode STAD. Setelah semua data terkumpul, kemudian diolah dengan perhitungan statistika. Langkah-langkah pengolahannya adalah (1) melakukan pemeriksaan dan penilaian hasil unjuk kerja awal dan unjuk kerja akhir berbicara pada situasi formal; (2) mengubah skor menjadi nilai; (3) mengolah data observasi; (4) melakukan uji reliabilitas antarpenimbang untuk skor unjuk kerja awal dan unjuk kerja akhir; (5) melakukan uji normalitas; (6) melakukan uji homogentitas.

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan dalam bab sebelumnya yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian dan hasil pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode STAD di SMK Negeri 1 Klari - Karawang diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Kemampuan berbicara para peserta didik sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode STAD berada dalam kategori rendah. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata kemampuan menulis teks berita siswa pada saat unjuk kerja awal adalah 46. Kemampuan berbicara para peserta didik kelas eksperimen setelah mengikuti kegiatan belajar menagajar dengan menggunakan metode STAD berada dalam kategori baik. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata kemampuan berbicara peserta didik pada saat unjuk


(3)

kerja akhir adalah 74. Hal ini membuktikan bahwa metode STAD berpengaruh terhadap kemampuan berbicara peserta didik.

2) Rata-rata kemampuan berbicara para peserta didik kelas kontrol sebelum mendapatkan perlakuan metode konvensional adalah 46. Sesudah mendapatkan perlakuan metode konvensional nilai rata-rata kemampuan berbicara peserta didik menjadi sebesar 68.

3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berbicara peserta didik di kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan (treatment) menggunakan metode STAD dan kemampuan berbicara peserta didik di kelas kontrol yang mendapatkan perlakuan (treatment) menggunakan metode konvensional. Berdasarkan perhitungan ZU, diperoleh nilai ZU yaitu 4,99 dan nilai tersebut berada diluar daerah -1,96 < ZU < 1,96, maka H1 diterima. Oleh karena itu,

dapat disimpulkan bahwa � diterima dan � ditolak artinya terdapat perbedaan kemampuan berbicara yang signifikan pada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut menandakan bahwa penggunaan metode STAD pada pembelajaran berbicara lebih meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik dibanding dengan penggunaan metode konvensional.

5.2 Saran

Berdasarkan pengolahan, pembahasan, dan kesimpulan yang peneliti uraikan sebelumnya, dan sebagai bagian akhir dari penelitian ini peneliti sampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan.

1) Pendidik Bahasa dan Sastra Indonesia dapat menggunakan metode STAD, khususnya dalam pembelajaran berbicara karena metode pembelajaran ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik dalam situasi formal.

2) Penelitian terhadap metode STAD disarankan untuk dilanjutkan pada aspek kajian yang lebih luas, misalnya pada kemampuan berbahasa lain seperti menulis, membaca, menyimak, dan kesasastraan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsjad, Maidar G. dan Mukti U.S. 1933. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Deristiani, Euis Nurul. 2010. “Penerapan Metode Role Playing (Bermain Peran) Dalam Pembelajaran Berbicara: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMK BPP Bandung Tahun Ajaran 2009/2010”. Skripsi Sarjana Pendidikan FPBS UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Iman, Haris Kharisma Nur. 2010. “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Problem Solving Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 14 Bandung”. Skripsi Sarjana Pendidikan FPBS UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan: Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE.

Purba, Mudini Salamat. 2009. “Pembelajaran Berbicara”. Jakarta: Modul

Suplemen KKG Bermutu. [Online]. Tersedia:

http://id.scribd.com/doc/27898415/Penulis-Mudini-Salamat-Purba-Penyunting-Elina-Syarif. [07 Desember 2012]

Rakhmat, Jalaludin. 2008. Retorika Modern: Pendekatan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(5)

Retnowati, Garnis. 2012. “Keefektifan Penggunaan Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Sugestif (Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X-1 Semester 2 SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012)”. Skripsi Sarjana Pendidikan FPBS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Ruhimat, Toto. dkk. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Buku Pegangan Dosen dan Mahasiswa (MKDP). Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Semi, M. Atar. 1990. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.

Siswandi, Wulan M. 2007. “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Dalam Pembelajaran Cerpen (Studi Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2006/2007)”. Skripsi Sarjana Pendidikan FPBS UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Sitohang, Ewith. 2012. “Keefektifan Model Time Token dalam Pembelajaran Berbicara (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)”. Skripsi Sarjana Pendidikan FPBS UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Cetakan IV: Juli 2009. Nurulita. Bandung: Nusa Media.

Subana dan sudrajat, 2005. Metode Statistika. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitaitf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukayat, Mareza Afrifiarti. 2010. “Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menulis Wacana Bercorak Argumentatif Dengan Menggunakan Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas Media Konstruksi Rangka Pesawat Udara (KRPU)-2 SMKN 12 Bandung Tahun Pelajaran 2009/2010)”. Skripsi Sarjana Pendidikan FPBS UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.


(6)

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


Dokumen yang terkait

Teaching simple present tense through student teams-achievement divisions

1 10 66

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

Student Teams Achievement Divisions STA

0 0 3