PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR.

(1)

i

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Pevi Noviana Rahayu NIM 1004149

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014


(2)

ii

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR

Oleh

Pevi Noviana Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Pevi Noviana Rahayu 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

iii

PEVI NOVIANA RAHAYU

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd. NIP 19510503 197603 1 003

Pembimbing II

Ghullam Hamdu, M.Pd. NIP 19800622 200801 1 004

Diketahui

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. Rustono WS, M.Pd. NIP 19520628 198103 1 001


(4)

iv PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Tasikmalaya, Juni 2014 Yang membuat pernyataan,

Pevi Noviana Rahayu NIM 1004149


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan semua umat yang senantiasa mengikuti ajarannya hingga hari akhir.

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Desain Pembelajaran Berbasis Masalah Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar” ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan di masa yang akan datang. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi semua pembaca.

Tasikmalaya, Juni 2014


(6)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Sebagai wujud syukur kepada Allah SWT, ucapan terima kasih ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd., selaku Direktur UPI Kampus Tasikmalaya.

2. Bapak Drs. Yusuf Suryana, M.Pd., selaku Sekretaris UPI Kampus Tasikmalaya.

3. Bapak Drs. Rustono WS, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.

4. Bapak Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I. 5. Bapak Ghullam Hamdu, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II.

6. Bapak Drs. H. Nana Ganda, S.H. M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

7. Segenap dosen dan staf karyawan PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.

8. Kepala Sekolah, guru dan siswa-siswi SD Negeri Gugus Sindangpalay Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

9. Ina Oktarina Rahman, S.Pd., selaku praktikan dalam penelitian.

10. Penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua Ayahanda Alm. Ade Lili Hambali, Ayahanda Onon, dan Ibunda Tatin Taryatin serta kedua kakakku Wiwit Wilayanti dan Dede Mia Cumiartin yang selalu memberikan do’a, kasih sayang serta dukungan yang tulus dan tiada henti-hentinya.

11. Tim skripsi PBM Nur Aeni, Friska, Yesi, Rahayu dan Restu.

12. Sahabat-sahabat tercinta Yona, Dea, Heni, Eli, dan semua rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 khususnya Interest IPA Reguler UPI Kampus Tasikmalaya.

13. Seluruh pihak yang tidak mungkin disebutkan satu demi satu pada ruang terbatas ini, atas partisipasi dan kontribusi yang diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.


(7)

iii

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh proses pembelajaran yang umumnya masih dilakukan secara konvensional. Pembelajaran yang dilakukan menjadi kurang bermakna sehingga siswa kurang mampu berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan pengolahan konsep secara maksimal. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh kurang maksimalnya desain pembelajaran. Metode penelitian dan pengembangan (Research & Development) yang menggunakan model 4-D dipilih untuk menghasilkan produk berupa desain pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Data dikumpulkan dengan cara wawancara, kuesioner, observasi dan studi dokumentasi. Sumber penelitian adalah siswa kelas V SDN Sindangpalay 1, SDN Sindangpalay 4, dan dua orang praktikan. Tahap uji coba dilakukan sebanyak dua kali. Uji coba 1 diikuti oleh 25 siswa dari SDN Sindangpalay 1 dan uji coba 2 diikuti oleh 25 siswa dari SDN Sindangpalay 4. Hasil menunjukkan bahwa desain pembelajaran yang dikembangkan valid, praktis dan dapat digunakan. Kevalidan ditunjukkan oleh hasil validasi ahli, sedangkan keterpakaian dari tahap uji coba. Uji coba 1, respon siswa dalam kategori positif sebesar 88% sedangkan uji coba 2 respon siswa dalam kategori positif sebesar 96%. Desain pembelajaran berbasis masalah ini dapat dijadikan guru sebagai alternatif desain pembelajaran yang membuat proses pembelajaran lebih bermakna dan membangun cara berpikir kritis siswa.

Kata kunci: pengembangan, desain pembelajaran, pembelajaran berbasis masalah, bermain dengan benda-benda di sekitar.


(8)

iv

THE DEVELOPMENT OF PROBLEM-BASED LEARNING DESIGN ON THE THEME PLAYING WITH OBJECTS AROUND

ABSTRACT

This research is based by learning process is generally still use conventionally. Learning becomes less meaningful, so student disable to think critically and develop the concept of processing capabilities to the maximal. This is one of them caused by learning design that not maximal. The method of research and development (R & D) that uses 4-D models is choosen that produces products in the form of learning design that uses problem-based learning model . Data were collected interview, questionnaire , observation and documentation studies . Sources of data in this study were fifth grade students of SDN Sindangpalay 1 , SDN Sindangpalay 4, and two teachers. The trials were twice. The first trial with 25 student of SDN Sindangpalay 1 and the second trial with 25 students of SDN Sindangpalay 4. Results showed that development of learning design was valid, practical and can use. Validity is indicated by the results of the validators, practical and can use of the trials. In first trial, student responses in the positive category with 88% and the second trial, student responses positive in the category of 96%. This problem -based learning design can be used as an alternative learning design for teachers that make learning more meaningful and build students critical thinking.

Keywords : development, learning design, problem-based learning, playing with objects around.


(9)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Penelitian dan Pengembangan(Research and Development) ... 8

B. Pembelajaran Tematik... 12

C. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 18

D. Desain Pembelajaran ... 23

E. Materi pada Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar .. 25

F. Penelitian yang Relevan ... 34

G. Kerangka Pemikiran ... 35


(10)

viii

Halaman

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Lokasi dan Subjek Sumber Data Penelitian ... 38

B. DesainPenelitian ... 39

C. Metode Penelitian ... 43

D. Definisi Operasional ... 44

E. Instrumen Penelitian ... 45

F. Proses Pengembangan Instrumen... 46

G. Teknik Pengumpulan Data ... 47

H. Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

B. Pembahasan ... 87

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 92

A. Simpulan ... 92

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 97


(11)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Sintaksis Pembelajaran Berbasis Masalah ... 22

2.2 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Bahasa Indonesia ... 26

2.3 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Matematika ... 27

2.4 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 28

3.5 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen yang Digunakan ... 46

4.1 Matriks Pembelajaran ... 59

4.2 Kerangka Konseptual Model ... 61

4.3 Revisi Hasil Validasi Ahli ... 70

4.4 Data Respon Uji Coba 1 ... 76

4.5 Revisi II Hasil Uji Coba 1 ... 77

4.6 Data Respon Siswa Uji Coba 2... 84


(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1 Penelitian dan Pengembangan Merupakan “Jembatan” Antara

Basic Research dan Applied Research ...8

2.2 Letak Benda dengan Posisi Tertentu ... 30

2.3 Letak Titik pada Sistem Koordinat ... 30

2.4 Kilat dan Petir Menunjukkan Adanya Listrik di Alam ... 31

2.5 Batu Amber ... 31

2.6 Penggaris Plastik Menarik Serpihan Kertas ... 32

2.7 Macam-macam Sumber Energi Listrik ... 32

2.8 Rangkaian Listrik Seri ... 33

2.9 Rangkaian Listrik Paralel ... 34

2.10 Alur Kerangka Pemikiran ... 36

3.1 Alur Penelitian dan Pengembangan Menurut Model4-D ... 40

4.1 Materi Bahasa Indonesia pada KD 3.4 dan 4.2 ... 54

4.2 Materi Matematika pada KD 3.4 dan 4.8 ... 54


(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Analisis Masalah ...

... 98Lampiran A.1 Lembar Observasi Guru SD Negeri Sindangpalay 1 99

Lampiran A.2Lembar Observasi Guru SD Negeri Sindangpalay 4 ... 102

Lampiran A.3Lembar Observasi Guru SD Negeri Sukamaju 2... 105

Lampiran A.4Lembar Observasi Siswa SD Negeri Sindangpalay 1 ... 108

Lampiran A.5Lembar Observasi Siswa SD Negeri Sindangpalay 4 ... 111

Lampiran A.6Lembar Observasi Siswa SD Negeri Sukamaju 2 ... 114

Lampiran A.7Kisi-kisi Wawancara... 117

Lampiran A.8Transkrip Wawancara SD Negeri Sindangpalay 1 ... 118

Lampiran A.9Transkrip Wawancara SD Negeri Sindangpalay 4 ... 121

Lampiran A.10Transkrip Wawancara SD Negeri Sukamaju 2 ... 124

LampiranA.11RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP) SDN Sindangpalay 4... 127

LampiranA.12 DataPeringkatSiswa SD NegeriSindangpalay 1 ... 132

LampiranA.13 DataPeringkatSiswa SD NegeriSindangpalay 4 ... 133

Lampiran B Rancangan Produk Awal ... 134

LampiranB.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik draft 1. 135 Lampiran C Uji Coba 1 ... 151

Lampiran C.1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik ... 152

Lampiran C.2Cerita Rangkaian Listrik, Listrik Statis dan Dinamis ... 169

Lampiran C.3Lembar Observasi Guru ... 172

Lampiran C.4Lembar Observasi Siswa ... 180

Lampiran C.5Kuesioner Respon Guru ... 194

Lampiran C.6Kuesioner Respon Siswa ... 196

Lampiran C.7Data Siswa ... 197


(14)

xii

Halaman

Lampiran D.1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik ... 199

Lampiran D.2Lembar Observasi Guru... 214

Lampiran D.3Lembar Observasi Siswa ... 221

Lampiran D.4Kuesioner Respon Guru ... 235

Lampiran D.5Kuesioner Respon Siswa ... 237

Lampiran D.6Data Siswa ... 238

Lampiran E Produk Penelitian ... 239

Lampiran E.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik ... 241

Lampiran E.2 Materi Ajar Subtema Listrik di Sekitar Kita ... 256

Lampiran F Dokumentasi ... 266

Lampiran F.1 SK Dosen Pembimbing Skripsi ... 267

Lampiran F.2 Surat Izin Penelitian dari Lembaga ... 268

Lampiran F.3 Surat Izin Penelitian dari KESBANG Kota Tasikmalaya ... 269

Lampiran F.4 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya ... 270

Lampiran F.5 Surat Keterangan Penelitian dari SDN Sindangpalay 1 ... 271

Lampiran F.6 Surat Keterangan Penelitian dari SDN Sindangpalay 4 ... 272

Lampiran F.7 Surat Keterangan Penelitian dari SDN Sukamaju 2 ... . 273

Lampiran F.8 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 1... 274

Lampiran F.9 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 2... 275

Lampiran F.10 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 3... 276

Lampiran F.11 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 4... 277

Lampiran F.12 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sukamaju 1... 278

Lampiran F.13 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sukamaju 2... 279

Lampiran F.14 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sukamaju 3... 280

Lampiran F.15 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Cibungkul... 281


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan aset yang paling penting bagi bangsa ini. Itulah sebabnya proses pendidikan diharapkan dapat berjalan secara optimal dan berkualitas. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1):

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Inti dari proses pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran mengacu pada kurikulum. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (19): Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Pada saat ini, kurikulum yang tengah dikembangkan adalah Kurikulum 2013. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 pada tahun ajaran 2014/2015 bersama Kementerian Agama akan mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan: SD/MI Kelas I, II, IV, dan V; SMP/MTs kelas VII dan VIII; dan SMA/SMK/MAK kelas X dan XI di seluruh Indonesia.

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 harus dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran harus mencakup tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, salah satu kriteria dalam pendekatan saintifik adalah materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata; mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,


(16)

2

analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan harus bermakna bagi siswa. Ausubel (dalam Dahar R.W, 2006, hlm. 95) berpendapat bahwa “belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang”.

Fakta di beberapa sekolah, pada umumnya pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah yang paling dominan. Pembelajaran pun menjadi kurang bermakna dan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran berpusat pada guru dan terfokus pada buku sumber yang digunakan.

Hal ini sejalan dengan hasil observasi dan wawancara peneliti di kelas V SD Negeri Sindangpalay 1. Pada pembelajaran IPA, siswa ditugaskan untuk menyalin materi pembelajaran dari buku sumber. Apabila terdapat hal yang belum jelas mengenai materi tersebut, maka guru akan menjelaskannya dengan menggunakan metode ceramah. Begitu juga di kelas V SD Negeri Sukamaju 2. Ketersediaan buku sumber lebih sedikit dibandingkan jumlah siswa di kelas. Jumlah buku sumber hanya 40 buah sedangkan jumlah seluruh siswa 60 orang. Jika hanya terfokus pada buku sumber, maka siswa yang tidak mendapatkan buku, tidak dapat melakukan pembelajaran secara maksimal.

Pembelajaran secara konvensional juga ditunjukkan di SD Negeri Sindangpalay 4. Secara keseluruhan, metode ceramah yang dilakukan oleh guru masih mendominasi proses pembelajaran. Meskipun pada saat peneliti mengadakan observasi, guru juga melakukan metode demonstrasi, tetapi tidak ada aktivitas pembelajaran yang melibatkan siswa. Padahal, siswa sudah menyiapkan alat percobaan yang sudah sesuai dengan materi yang dijelaskan.

Apabila hal ini dilakukan secara terus-menerus maka kondisi pembelajaran di dalam kelas kurang dapat berkembang. Hal ini dikarenakan setiap siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat mengapresiasikan pendapatnya ketika dia menemukan suatu permasalahan yang memerlukan pemecahan dan mengembangkan kemampuan pengolahan konsep secara maksimal. Seharusnya


(17)

3

pembelajaran di dalam kelas sudah harus diarahkan untuk membentuk siswa menjadi manusia yang mandiri dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dijumpainya ketika dia dihadapkan pada permasalahan di kehidupan nyata.

Agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik, maka dibutuhkan suatu perencanaan yang baik. M.J. Langeveld (dalam Syaripudin, 2010, hlm. 25) menyatakan ‘mendidik berarti melakukan tindakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan’. Tindakan yang dimaksud oleh Langeveld salah satunya adalah guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), karena RPP berisi langkah-langkah pembelajaran yang terencana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tetapi dari hasil wawancara dengan guru SD Negeri Sindangpalay 4, banyaknya administrasi kelas yang harus dikerjakan, membuat guru kurang memperhatikan pentingnya pembuatan RPP. Oleh karena itu, peneliti merancang desain pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang tengah dikembangkan dan akan diimplementasikan pada tahun ajaran 2014/2015 yaitu Kurikulum 2013. Desain pembelajaran tersebut harus menunjang siswa untuk berpikir kritis, mampu mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah dan menghasilkan pembelajaran yang bermakna.

Dalam merancang desain pembelajaran yang baik, guru harus menyusun strategi pembelajaran yang tepat pula. Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru adalah memilih model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang pahamnya siswa terhadap materi yang diajarkan dan akhirnya dapat menurunkan motivasi siswa dalam belajar. Dengan demikian, diperlukan model pembelajaran yang efektif, agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang termasuk model pembelajaran student center atau berpusat pada siswa adalah Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah.

Dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran berbasis masalah karena dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, siswa dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya secara simultan dan dapat mengaplikasikannya untuk konteks yang relevan. Dengan model pembelajaran berbasis masalah juga akan terjadi pembelajaran yang


(18)

4

bermakna karena masalah yang disajikan berasal dari kehidupan nyata sehingga erat kaitannya dengan kehidupan siswa. Selain itu, dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih aktif karena siswa berusaha memecahkan suatu masalah, maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan.

Desain pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu alternatif guru dalam menyusun sebuah desain pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berpusat pada siswa, mengembangkan kemampuan pengolahan pengetahuan siswa dan menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian dan pengembangan dengan judul “Pengembangan Desain Pembelajaran Berbasis Masalah Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian sebelumnya, maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kurikulum 2013 masih menjadi hal yang sulit untuk dilaksanakan oleh guru khususnya untuk kelas V karena belum ada buku panduan bagi guru.

2. Pada umumnya pembelajaran di sekolah masih konvensional yaitu penggunaan metode ceramah yang paling dominan, sehingga proses pembelajaran kurang mengaktifkan siswa dan kurang bermakna, karena pembelajaran masih berpusat pada guru dan terfokus pada buku sumber yang digunakan.

3. Siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat mengapresiasikan pendapatnya ketika dia menemukan suatu permasalahan yang memerlukan pemecahan dan kurang mengembangkan kemampuan pengolahan konsep secara maksimal.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:


(19)

5

a. Bagaimana proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 sebelum penggunaan desain pembelajaran berbasis masalah? b. Bagaimana rancangan desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain

dengan Benda-benda di Sekitar untuk kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya?

c. Bagaimana gambaran tentang penggunaan desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar untuk kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya?

d. Bagaimana desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar untuk siswa kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 sebelum penggunaan desain pembelajaran berbasis masalah. 2. Menghasilkan rancangan desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain

dengan Benda-benda di Sekitar untuk kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya.

3. Memperoleh gambaran tentang penggunaan desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar untuk kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya.

4. Menghasilkan desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar untuk siswa kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya.


(20)

6

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang diharapkan peneliti setelah penelitian.

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan dapat memahami konsep yang terdapat pada tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar, mendorong siswa berpikir secara kritis, dan terampil dalam memecahkan suatu masalah.

2. Bagi Guru

Dapat membantu guru dalam merancang pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah menggunakan kurikulum 2013, menerapkan pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di sekitar sehingga proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan menghasilkan pembelajaran yang bermakna. 3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dalam merancang, mengujicobakan, dan menghasilkan desain pembelajaran berbasis masalah dengan tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar sehingga mengembangkan kreativitas dalam merancang kegiatan pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya sehingga penelitian ini dapat bermanfaat untuk peningkatan kualitas pendidikan khususnya di sekolah dasar.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memahami lebih jelas alur penulisan skripsi ini, maka struktur organisasi atau sistematika penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan. Terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka. Kajian pustaka merupakan landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kajian pustaka berisi konsep, teori, dalil, dan hukum yang relevan terkait bidang yang dikaji,


(21)

7

penelitian yang relevan dengan bidang yang diteliti, kerangka pemikiran, serta anggapan dasar dan keterbatasan pengembangan.

3. Bab III Metode Penelitian. Komponen metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data penelitian.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian serta pembahasan yang dikaitkan dengan kajian pustaka.

5. Bab V Simpulan dan Saran. Menyajikan tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.

6. Daftar Pustaka. Memuat semua sumber yang dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi.

7. Lampiran-Lampiran. Berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah.


(22)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Sumber Data Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di dua lokasi yaitu di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya dan UPI Kampus Tasikmalaya.

SD Negeri Gugus Sindangpalay yang terdiri dari SD Negeri Sindangpalay 1, SD Negeri Sindangpalay 4, dan SD Negeri Sukamaju 2 yang berlokasi di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya menjadi lokasi penelitian saat peneliti melakukan analisis masalah pada tahap define (pendefinisian). Sedangkan UPI Kampus Tasikmalaya sebagai lokasi untuk uji coba 1 yang diikuti oleh siswa dari SD Negeri Sindangpalay 1 dan uji coba 2 yang diikuti oleh siswa dari SD Negeri Sindangpalay 4.

2. Subjek Sumber Data Penelitian

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Sugiyono (2009, hlm. 298) memandang populasi dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.

Jika pada penelitian kuantitatif sumber data disebut responden, maka pada penelitian kualitatif sumber data disebut nara sumber, partisipan, informan Penentuan sumber data pada penelitian kualitatif menggunakan teknik sampling.

Teknik sampling dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 300) “purposive sampling adalah teknik


(23)

39

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.” Sedangkan Arikunto (2010, hlm. 183) mengemukakan bahwa:

Purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu karena beberapa pertimbangan misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

Pada pelaksanaan penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pengambilan data melalui analisis masalah di tiga SD Negeri Gugus Sindangpalay Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya yang diikuti oleh 35 siswa dari SD Negeri Sindangpalay 1, 36 siswa dari SD Negeri Sindangpalay 4, dan 60 siswa dari SD Negeri Sukamaju 2. Tahap selanjutnya yaitu tahap uji coba. Untuk uji coba 1 diikuti sebanyak 25 siswa dari SD Negeri Sindangpalay 1, sedangkan uji coba 2 diikuti sebanyak 25 siswa dari di SD Negeri Sindangpalay 4. Pada uji coba 1 dan uji coba 2 menggunakan dua orang praktikan. Oleh karena itu, subjek uji coba adalah 50 siswa dan 2 praktikan. Sehingga total subjek penelitian adalah 52 orang.

Selain itu untuk mendapatkan gambaran tentang masalah di lapangan dan kondisi siswa, maka peneliti menambahkan nara sumber lain yaitu guru kelas V. Ada tiga guru kelas V yang dijadikan peneliti sebagai nara sumber.

B. Desain Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan sistematis, maka diperlukan desain penelitian. Desain merupakan kerangka bentuk, rancangan mengenai langkah-langkah atau prosedur dalam mengerjakan suatu hal. Desain penelitian pada penelitian dan pengembangan ini merupakan suatu kerangka bentuk atau rancangan mengenai langkah-langkah atau prosedur dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam membuat produk dan menjadi panduan peneliti agar penelitian dapat dilaksanakan secara sistematis.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan 4-D. Adapun model pengembangan 4-D ini terdiri atas 4 tahap utama, yaitu (1) Define (pendefinisian), (2) Design (perancangan), (3)


(24)

40

Develop (pengembangan), dan (4) Disseminate (penyebaran). Fokus kegiatan dalam setiap tahapan, dimodifikasi oleh peneliti karena disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Apabila digambarkan, maka alur penelitian yang akan peneliti laksanakan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Alur Penelitian dan Pengembangan Menurut Model 4-D Keterangan:

: Tahap Pendefinisian (Define) : Tahap Perancangan (Design) : Tahap Pengembangan (Develop) : Tahap Penyebaran (Disseminate)

Produk Akhir Berupa:

Desain Pembelajaran Berbasis Masalah Uji Coba

• Uji Coba 1

• Revisi II

• Uji Coba 2

• Revisi III

Penyebaran

Validasi Ahli Revisi I

Analisis Masalah:

• Analisis Proses Pembelajaran

• Analisis Siswa

• Analisis Materi Pembelajaran

• Perumusan Tujuan Pembelajaran

Perancangan:

• Penyusunan Matriks Pembelajaran

• Menyiapkan Kerangka Konseptual Model

• Perancangan Desain

Pembelajaran Berbasis Masalah

Uji Coba

• Uji Coba 1

• Revisi II

• Uji Coba 2


(25)

41

Sesuai dengan model yang digunakan yaitu model 4-D, maka dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Tahap Define (Pendefinisian)

Dalam tahap pendefinisian terdapat empat fokus kegiatan sebagai berikut: a. Analisis Proses Pembelajaran

Dalam tahapan ini dilakukan analisis masalah dengan mengobservasi atau mengamati proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru dan melakukan wawancara dengan guru kelas V. Peneliti mengamati dan menganalisis masalah yang terjadi saat kegiatan pembelajaran untuk dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hal tersebut dilakukan untuk mendasari pengembangan desain pembelajaran berbasis masalah. b. Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku dan karakteristik siswa berdasarkan kebutuhan dan perkembangannya agar menjadi acuan untuk rancangan pengembangan desain pembelajaran. Hal yang dianalisis berkaitan dengan karakteristik siswa antara lain kemampuan kognitif siswa, sikap saat proses pembelajaran, dan pemahaman siswa terhadap konsep atau materi pembelajaran.

c. Analisis Materi Pembelajaran

Dalam tahap analisis materi pembelajaran, peneliti mengawali analisis kurikulum terlebih dahulu karena menggunakan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Analisis dilakukan terhadap materi pembelajaran dari beberapa mata pelajaran yang dapat dipadukan.

d. Perumusan Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari tahap ini yaitu merumuskan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan.


(26)

42

2. Tahap Design (Perancangan)

Dalam tahap perancangan terdapat tiga fokus kegiatan sebagai berikut: a. Penyusunan Matriks Pembelajaran

Dalam tahap ini, peneliti menyesuaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pembelajaran tematik dan fase-fase model pembelajaran yang dipilih.

b. Menyiapkan Kerangka Konseptual Model

Pada tahap ini, kegiatan pembelajaran lebih digambarkan secara rinci. Kegiatan pembelajaran pada fase-fase yang ada pada model pembelajaran dikaitkan dengan indikator, tujuan dan materi pembelajaran.

c. Perancangan Desain Pembelajaran Berbasis Masalah

Fokus kegiatan terakhir dari tahap perancangan yaitu perancangan desain pembelajaran berbasis masalah. Dalam tahap ini, peneliti menyusun semua komponen yang terdapat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Desain pembelajaran yang dirancang pada tahap ini adalah rancangan awal sebelum divalidasi ahli.

3. Tahap Develop (Pengembangan)

Dalam tahap pengembangan ini terdiri dari rancangan pengembangan desain pembelajaran berbasis masalah yang divalidasi oleh ahli. Validasi ini dilakukan oleh dosen pembimbing karena mereka telah memiliki pengalaman dan wawasan praktik yang cukup luas. Validasi ahli berfungsi untuk menguji kelayakan produk sebelum diuji cobakan. Saran dari validator digunakan sebagai perbaikan atau revisi untuk penyempunaan produk.

Setelah dilakukan validasi terhadap rancangan awal desain pembelajaran berbasis masalah dan perbaikan atau revisi I dari validator, maka akan tercipta desain pembelajaran berbasis masalah yang siap untuk uji coba 1. Uji coba dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kepraktisan dan keterpakaian desain pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil uji coba 1 dan analisis data hasil uji coba 1 dilakukan revisi II. Setelah tahap revisi II, desain pembelajaran yang telah diperbaiki, siap diujicobakan kembali dengan langkah uji


(27)

43

coba 2. Selanjutnya desain pembelajaran tersebut dilakukan revisi III setelah menganalisis data hasil uji coba 2. Setelah dilakukan revisi III, maka tercipta produk akhir berupa desain pembelajaran berbasis masalah.

4. Tahap Disseminate (Penyebaran)

Tujuan tahap ini adalah penyebaran desain pembelajaran yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas. Dalam tahap disseminate (penyebaran) terdapat tiga fokus kegiatan, yaitu analisis pengguna, penentuan strategi dan tema penyebaran, waktu dan pemilihan media penyebaran.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development / R & D). Menurut Sugiyono (2009, hlm. 407), “metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji produk tersebut”. Sukmadinata (2012, hlm 164), “penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.”

Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) ini diawali dengan tahap research dan diteruskan dengan tahap development. Kegiatan yang dilakukan pada tahap research yaitu analisis kebutuhan pengguna yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai apa yang dibutuhkan oleh pengguna dan rancangan produk yang dibutuhkan pengguna. Sedangkan kegiatan yang dilakukan pada tahap development adalah pelaksanaan uji coba produk yang bertujuan untuk mengetahui kepraktisan dan keterpakaian produk tersebut, menghasilkan produk akhir berupa desain pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjadi produk hipotetik dan melakukan penyebaran produk tersebut.

Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada model 4-D. Model 4-D dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel.


(28)

44

Model ini terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan), dan Disseminate (Penyebaran).

D. Definisi Operasional

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya“ (Sugiyono, 2009, hlm. 61). Sedangkan menurut Arikunto (2010, hlm. 161), “variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.”

Zuriah (2007, hlm. 227) menjelaskan bahwa “definisi operasional adalah istilah-istilah kunci yang perlu diidentifikasi, kemudian didefinisikan secara operasional, bukan secara leksikal (menurut definisi kamus)”.

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Desain pembelajaran adalah suatu rancangan yang menggambarkan rencana dan proses pembelajaran secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Desain pembelajaran sebagai produk pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Oleh karena itu, desain pembelajaran berbasis masalah adalah suatu rancangan yang menyuguhkan situasi bermasalah yang bermakna bagi siswa dalam proses pembelajaran yang sistematis. Desain pembelajaran yang akan dijadikan variabel penelitian adalah desain pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar di kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya.

2. Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna bagi siswa dengan masalah sebagai media pembelajarannya. Fase pembelajaran berbasis masalah yang digunakan dalam penelitian ini dikemukakan oleh Arends (2008, hlm. 57) yaitu fase 1: memberikan organisasi tentang permasalahannya kepada siswa; fase 2: mengorganisasikan siswa untuk meneliti; fase 3: membantu investigasi mandiri dan kelompok; fase 4:


(29)

45

mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit ; fase 5: menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.

3. Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar adalah salah satu tema yang terdapat dalam kurikulum 2013 di kelas V sekolah dasar. Selanjutnya penelitian ini difokuskan pada subtema Listrik di Sekitar Kita. Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada subtema Listrik di Sekitar Kita menggunakan pembelajaran tematik. Mata pelajaran yang dipadukan adalah Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Materi ini terdiri dari beberapa Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar yang difokuskan pada subtema Listrik di Sekitar Kita dijadikan variabel penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya.

E. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah” (Arikunto, 2010, hlm. 203). Sedangkan Sugiyono (2009, hlm. 148) menyatakan “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi, angket/kuesioner, pedoman wawancara, dan check list.


(30)

46

Tabel 3.5

Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen yang Digunakan No Jenis Data

Teknik Pengumpulan

Data

Instrumen Sumber Tahapan

1. Proses pembelajaran di kelas V

Observasi Non Partisipan Lembar Observasi Guru Kelas V Pendefinisian

2. Proses pembelajaran di kelas V

Observasi Non Partisipan Lembar Observasi Siswa Kelas V Pendefinisian

3. Desain Pembelajaran di Kelas V

Wawancara Semi Terstruktur Pedoman Wawancara Guru Kelas V Pendefinisian

4. RPP dan Data Nilai Siswa

Studi Dokumentasi

Check List Arsip SD Pendefinisian

5. Proses

Pembelajaran Uji Coba 1 dan Uji Coba 2

Observasi Non Partisipan

Lembar Observasi

Praktikan Pengembangan

6. Proses

Pembelajaran Uji Coba 1 dan Uji Coba 2

Observasi Non Partisipan Lembar Observasi Siswa Kelas V Pengembangan

7. Respon Guru Self Assesment Angket/ Kuesioner Siswa Kelas V Pengembangan 8. Respon Siswa Self

Assesment Angket/ Kuesioner Siswa Kelas V Pengembangan

F. Proses Pengembangan Instrumen

Agar instrumen yang dibuat dapat digunakan secara layak dalam penelitian maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji keabsahan data. Uji keabsahan data dengan metode penelitian kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan metode kuantitatif. Sugiyono (2009, hlm. 366), “uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability


(31)

47

(validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas).”

Uji credibility (validitas internal) yang digunakan peneliti menggunakan metode peningkatan ketekunan sebagai alternatif. Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Upaya peningkatan ketekunan yang dilakukan peneliti diantaranya, membaca berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti pun berdiskusi dengan pembimbing mengenai instrumen-instrumen sebelum diujicobakan kepada siswa.

Uji transferability (validitas eksternal) merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Agar laporan penelitian sistematis, rinci dan dapat dipercaya oleh para pembaca, maka peneliti pun melakukan validitas ahli dengan pembimbing agar laporan penelitian tersebut memenuhi standar transferability.

Uji dependability disebut juga reliabilitas. Suatu penelitian harus reliabel agar orang lain dapat mereplikasi proses penelitian tersebut. Uji dependability dilakukan dengan melakukan diskusi dengan pembimbing agar penelitian reliabel dan dependability penelitian tersebut tidak diragukan.

Uji confirmabilityi atau uji objektivitas penelitian. Uji confirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses penelitian yang dilakukan. Uji confirmability dapat dilakukan bersamaan uji dependability oleh pembimbing. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan proses triangulasi (gabungan), yaitu menyatukan data dari observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Menurut Denzin (dalam Danim, 2002, hlm. 38), ‘triangulasi adalah aplikasi studi yang menggunakan multimetode untuk menelaah fenomena yang sama.’ Data yang diperoleh merupakan hasil gabungan dari beberapa teknik pengambilan data, yaitu:


(32)

48

1. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 199), “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner terbuka. Alasannya agar nara sumber dapat memberikan pendapatnya secara bebas terhadap pertanyaan yang peneliti berikan melalui kuesioner. Kuesioner diberikan kepada praktikan dan siswa sebagai respon terhadap pelaksanaan pembelajaran pada uji coba 1 dan uji coba 2.

2. Observasi

Observasi menurut Sukmadinata (2012, hlm. 220) merupakan “suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.” Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi nonpartisipan pada saat peneliti melakukan analisis masalah proses pembelajaran kelas V di tiga SD Negeri Gugus Sindangpalay, dan pelaksanaan uji coba 1 dan uji coba 2. Observasi dilakukan terhadap guru kelas V, praktikan dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

3. Wawancara

Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara pada tiga guru kelas V di SD Negeri Gugus Sindangpalay saat analisis masalah pada tahap define (Pendefinisian) dilakukan. Peneliti mengumpulkan informasi atau data secara langsung bertatap muka dengan nara sumber. Alat wawancara yang digunakan berupa buku catatan, alat perekam, dan kamera.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumenter menurut Sukmadinata (2012, hlm. 221) merupakan “suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.” Studi dokumentasi ini digunakan sebagai pelengkap informasi yang dibutuhkan peneliti dalam menghimpun data.


(33)

49

H. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari berbagai sumber saat pengumpulan data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model Miles and Huberman. Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 37) mengemukakan bahwa ‘aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh’. Aktivitas dalam analisis data kualitatif yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (Data Display), dan penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion Drawing/Verification).

1. Reduksi Data (Data Reduction)

a. Memilih hal-hal penting dari hasil analisis masalah yang dilakukan melalui wawacara, observasi, dan studi dokumentasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas dan perancangan desain pembelajaran berbasis masalah. b. Membaca keseluruhan hal-hal atau informasi yang diperoleh dan mengklasifikasi penggunaan desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar.

c. Membuat uraian dari data atau informasi yang diperoleh. 2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam tahap ini, peneliti menyajikan data sesuai dengan tahapan model pengembangan 4-D yang dihubungkan dengan desain pembelajaran berbasis masalah secara deskriptif.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan verifikasi. Tahap ini bertujuan untuk menyimpulkan dari hasil data yang diperoleh dan melakukan verifikasi antara kesimpulan yang dibuat dengan jawaban dari rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.


(34)

92

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengembangan desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay, maka dapat ditarik kesimpulan.

1. Proses pembelajaran di SD Negeri Gugus Sindangpalay sebelum menggunakan desain pembelajaran berbasis masalah, umumnya masih dilaksanakan secara konvensional. Sehingga, belum mengindikasikan proses pembelajaran dengan ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah.

2. Agar pembelajaran lebih bermakna dan autentik, maka dirancanglah desain pembelajaran berbasis masalah menggunakan model pengembangan perangkat dari 4-D yaitu define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Dalam tahap design ini dihasilkan rancangan desain pembelajaran berbasis masalah (draft 1) berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik untuk kelas V sekolah dasar dengan memadukan tiga mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Setelah desain pembelajaran berbasis masalah (draft 1) selesai dirancang, maka dilakukan penilaian validasi ahli untuk mengetahui kevalidan dari produk agar dapat diujicobakan. Setelah dilakukan beberapa revisi atau perbaikan berdasarkan saran dan komentar para ahli, maka desain pembelajaran berbasis masalah (draft 2) siap diujicobakan.

3. Proses uji coba. Uji coba ini dilakukan sebanyak dua kali. Berdasarkan hasil uji coba 1, respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dalam kategori positif yaitu sebesar 88%. Akan tetapi, masih perlu perbaikan untuk uji coba 2. Pada uji coba 2, proses pembelajaran lebih baik apabila dibandingkan dengan uji coba 1. Respon siswa mengalami peningkatan. Siswa merespon positif terhadap pembelajaran sebesar 96%. Setelah uji coba 2, dilakukan


(35)

93

revisi III sebelum menjadi produk akhir yaitu desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar.

4. Setelah melalui tahap uji coba sebanyak dua kali dan revisi sebanyak tiga kali, maka dihasilkan produk akhir yaitu desain pembelajaran berbasis masalah berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik untuk kelas V sekolah Dasar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik tersebut menggunakan kurikulum 2013 dengan memadukan tiga mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Setelah desain pembelajaran berbasis masalah dihasilkan, maka produk sudah dapat disebarkan sebagai tahap akhir dari penelitian. Penyebaran dilakukan di SD Negeri Gugus Sindangpalay, yang terdiri dari delapan sekolah dasar. Antara lain SD Negeri Sindangpalay 1, SD Negeri Sindangpalay 2, SD Negeri Sindangpalay 3, SD Negeri Sindangpalay 4, SD Negeri Sukamaju 1, SD Negeri Sukamaju 2, SD Negeri Sukamaju 3, dan SD Negeri Cibungkul.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar dapat dijadikan sebagai alternatif desain pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk menghasilkan pembelajaran bermakna karena menggunakan masalah-masalah autentik bagi siswa.

2. Dalam penggunaan model pembelajaran berbasis masalah, hendaknya guru mengajukan masalah-masalah autentik bagi siswa.

3. Proses penelitian dan pengembangan (Research and Development) merupakan proses yang cukup rumit sehingga diperlukan waktu penelitian yang cukup. Oleh karena itu dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan dibutuhkan kesiapan yang matang agar waktu yang tersedia dapat digunakan dengan lebih efektif.


(36)

94

DAFTAR PUSTAKA

Arends. (2008). Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendidikan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Dahar, W.R. (2006). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Danim, Sudarwan. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV Pustaka

Setia.

Dyahwati, P., Rahayu, E. S., & Susanti, R. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Bervisi Pendidikan Karakter, 2 (1).

Hajar, I. (2013). Panduan Lengkap Kurikulum Tematik untuk SD/MI. Yogyakarta: DIVA Press.

Husamah dan Setyaningrum, Y. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi: Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Malang: Prestasi Pustaka.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Surat Edaran tentang Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta.

Nursyahidah, F. (2012). Research and Development vs Development Research.

[Online].Tersedia di:

http://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/06/research-

anddevelopment-vs-development-research.pdf. Diakses 30 November 2013

Prastowo, Andi. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Panduan Lengkap Aplikatif. Yogyakarta: DIVA Press.


(37)

95

Putra, J. D. (2013). Inspirasi Mengajar ala Harvard University. Yogyakarta: DIVA Press.

Putra, S.R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: DIVA Press.

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyar. dkk. (2009). Pembelajaran Tematik. Surabaya: LAPIS PGMI.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Supraptiningsih, Wahyuni, & Deliyana. (2009). Tematik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Syaripudin, T. (2010). Landasan Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu.

Tim Dosen Pengelolaan Kelas. (2013). Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Tasikmalaya: Tidak Diterbitkan.

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Surabaya: Bumi Aksara.

Wahyudi, I. (2011). Pengembangan Desain “Pembelajaran Berbasis Masalah” untuk Mengembangkan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Jember. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Negeri Malang, Malang.

Wiyani, N.A. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi. Bumiayu: Ar-Ruzz Media.


(38)

96

Zuriah, N. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Malang: Bum Aksara.


(1)

H. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari berbagai sumber saat pengumpulan data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model Miles and Huberman. Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 37) mengemukakan bahwa ‘aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh’. Aktivitas dalam analisis data kualitatif yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (Data Display), dan penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion Drawing/Verification).

1. Reduksi Data (Data Reduction)

a. Memilih hal-hal penting dari hasil analisis masalah yang dilakukan melalui wawacara, observasi, dan studi dokumentasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas dan perancangan desain pembelajaran berbasis masalah. b. Membaca keseluruhan hal-hal atau informasi yang diperoleh dan mengklasifikasi penggunaan desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar.

c. Membuat uraian dari data atau informasi yang diperoleh. 2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam tahap ini, peneliti menyajikan data sesuai dengan tahapan model pengembangan 4-D yang dihubungkan dengan desain pembelajaran berbasis masalah secara deskriptif.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan verifikasi. Tahap ini bertujuan untuk menyimpulkan dari hasil data yang diperoleh dan melakukan verifikasi antara kesimpulan yang dibuat dengan jawaban dari rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengembangan desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay, maka dapat ditarik kesimpulan.

1. Proses pembelajaran di SD Negeri Gugus Sindangpalay sebelum menggunakan desain pembelajaran berbasis masalah, umumnya masih dilaksanakan secara konvensional. Sehingga, belum mengindikasikan proses pembelajaran dengan ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah.

2. Agar pembelajaran lebih bermakna dan autentik, maka dirancanglah desain pembelajaran berbasis masalah menggunakan model pengembangan perangkat dari 4-D yaitu define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Dalam tahap design ini dihasilkan rancangan desain pembelajaran berbasis masalah (draft 1) berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik untuk kelas V sekolah dasar dengan memadukan tiga mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Setelah desain pembelajaran berbasis masalah (draft 1) selesai dirancang, maka dilakukan penilaian validasi ahli untuk mengetahui kevalidan dari produk agar dapat diujicobakan. Setelah dilakukan beberapa revisi atau perbaikan berdasarkan saran dan komentar para ahli, maka desain pembelajaran berbasis masalah (draft 2) siap diujicobakan.

3. Proses uji coba. Uji coba ini dilakukan sebanyak dua kali. Berdasarkan hasil uji coba 1, respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dalam kategori positif yaitu sebesar 88%. Akan tetapi, masih perlu perbaikan untuk uji coba 2. Pada uji coba 2, proses pembelajaran lebih baik apabila dibandingkan dengan uji coba 1. Respon siswa mengalami peningkatan. Siswa merespon positif terhadap pembelajaran sebesar 96%. Setelah uji coba 2, dilakukan


(3)

revisi III sebelum menjadi produk akhir yaitu desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar.

4. Setelah melalui tahap uji coba sebanyak dua kali dan revisi sebanyak tiga kali, maka dihasilkan produk akhir yaitu desain pembelajaran berbasis masalah berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik untuk kelas V sekolah Dasar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik tersebut menggunakan kurikulum 2013 dengan memadukan tiga mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Setelah desain pembelajaran berbasis masalah dihasilkan, maka produk sudah dapat disebarkan sebagai tahap akhir dari penelitian. Penyebaran dilakukan di SD Negeri Gugus Sindangpalay, yang terdiri dari delapan sekolah dasar. Antara lain SD Negeri Sindangpalay 1, SD Negeri Sindangpalay 2, SD Negeri Sindangpalay 3, SD Negeri Sindangpalay 4, SD Negeri Sukamaju 1, SD Negeri Sukamaju 2, SD Negeri Sukamaju 3, dan SD Negeri Cibungkul.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Desain pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar dapat dijadikan sebagai alternatif desain pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk menghasilkan pembelajaran bermakna karena menggunakan masalah-masalah autentik bagi siswa.

2. Dalam penggunaan model pembelajaran berbasis masalah, hendaknya guru mengajukan masalah-masalah autentik bagi siswa.

3. Proses penelitian dan pengembangan (Research and Development) merupakan proses yang cukup rumit sehingga diperlukan waktu penelitian yang cukup. Oleh karena itu dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan dibutuhkan kesiapan yang matang agar waktu yang tersedia dapat digunakan dengan lebih efektif.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arends. (2008). Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendidikan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Dahar, W.R. (2006). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Danim, Sudarwan. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV Pustaka

Setia.

Dyahwati, P., Rahayu, E. S., & Susanti, R. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Bervisi Pendidikan Karakter, 2 (1).

Hajar, I. (2013). Panduan Lengkap Kurikulum Tematik untuk SD/MI. Yogyakarta: DIVA Press.

Husamah dan Setyaningrum, Y. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi: Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Malang: Prestasi Pustaka.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Surat Edaran tentang Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta.

Nursyahidah, F. (2012). Research and Development vs Development Research.

[Online].Tersedia di:

http://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/06/research-

anddevelopment-vs-development-research.pdf. Diakses 30 November 2013

Prastowo, Andi. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Panduan Lengkap Aplikatif. Yogyakarta: DIVA Press.


(5)

Putra, J. D. (2013). Inspirasi Mengajar ala Harvard University. Yogyakarta: DIVA Press.

Putra, S.R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: DIVA Press.

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyar. dkk. (2009). Pembelajaran Tematik. Surabaya: LAPIS PGMI.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Supraptiningsih, Wahyuni, & Deliyana. (2009). Tematik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Syaripudin, T. (2010). Landasan Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu.

Tim Dosen Pengelolaan Kelas. (2013). Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Tasikmalaya: Tidak Diterbitkan.

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Surabaya: Bumi Aksara.

Wahyudi, I. (2011). Pengembangan Desain “Pembelajaran Berbasis Masalah” untuk Mengembangkan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Jember. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Negeri Malang, Malang.

Wiyani, N.A. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi. Bumiayu: Ar-Ruzz Media.


(6)

Zuriah, N. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Malang: Bum Aksara.