PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR.

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh Nur Aeni NIM 1004152

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014


(2)

Pengembangan Media

Pembelajaran Berbasis Masalah

Tema Bermain dengan

Benda-benda di Sekitar

Oleh Nur Aeni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Nur Aeni 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

NUR AENI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd. NIP 19510503 197603 1 003

Pembimbing II

Ghullam Hamdu, M.Pd. NIP 19800622 200801 1 004

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. Rustono W. S., M.Pd. NIP 19520628 198103 1 001


(4)

ii

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR

ABSTRAK

Penelitian ini didasarkan pada penggunaan kurikulum 2013 sebagai kurikulum baru yang mulai berlaku pada tahun ajaran 2013/2014. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu. Menurut Piaget, kemampuan berpikir siswa Sekolah Dasar berada pada tingkat operasional konkret. Edgar Dale menjelaskan bahwa, pemerolehan pengetahuan seseorang berawal dari pengalaman langsung, mengamati dunia di sekitarnya, belajar melalui benda tiruan, dan terakhir memahami simbol. Dalam membelajarkan siswa Sekolah Dasar, guru perlu bantuan media pembelajaran untuk mengkonkretkan materi ajar. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di tiga SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya, penggunaan media pembelajaran masih sebatas pada penjelas simbol. Oleh karena itu, peneliti bermaksud merancang media pembelajaran berbasis masalah sebagai media pembelajaran yang membantu proses penyelidikan siswa guna mencari jawaban dari setiap masalah yang diajukan guru pada pembelajaran tematik tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Research and Development model 4D (four-D). Praktikan dan siswa kelas V dilibatkan sebagai subjek penelitian. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan kuesioner. Dari hasil uji coba, disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis masalah cocok menjadi wadah penyelidikan bagi pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Kehadiran guru sebagai tutor dalam PBM harus mengetahui potensi media dan memahami materi ajar yang hendak dibelajarkan.

Kata kunci: kurikulum 2013, pembelajaran tematik, Bermain dengan Benda-benda di Sekitar, pengembangan, media pembelajaran berbasis masalah


(5)

iii

DEVELOPMENT OF PROBLEM-BASED LEARNING MEDIA THEME PLAY WITH OBJECTS AROUND

ABSTRACT

This research based on the use of the 2013 curriculum as new curriculum which apply on 2013-2014 academic year. Learning materials based on facts or phenomena that can be explained by logic or certain reasoning. According to Piaget, the ability to think of Elementary students are on concrete operational level. Edgar Dale explained, someone started gaining knowledge from direct experience, observing the world around him, learning through imitation, and the last, understanding the symbols. While teaching the Elementary students, a teacher needs help of learning media to concretize learning material. Based on the results of a preliminary study in three public elementary schools of Sindangpalay Group, Technical Implementation Unit of Education Department in Northern area of Tasikmalaya region, the use of learning media is still limited on explanatory symbols. Therefore, the researcher intends to design a problem-based learning media that helps the process of student's investigation to seek the answer from each problem that given by teacher on thematic teaching, "Play with Objects Around". This research used a qualitative approach with Research and Development method 4D (four-D). Practice it and student on V grade involved as subject of research. Data were collected by interview, observation, and questionnaires. From the result of trial test, it was concluded that the problem-based learning is appropriate way to investigate for implementation of Problem-Based Learning (PBL). Attendance of teachers as tutors in PBL must know the potential of media and understand learning material which will be taught.

Keywords: the 2013 curriculum, thematic learning, Playing with Objects Around, development, problem-based learning media


(6)

iii PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Tasikmalaya, Juni 2014 Yang membuat pernyataan,

Nur Aeni

NIM 1004152


(7)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, atas segala Rahmat, Kehendak, dan Karunia-Nya penulis telah mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Masalah Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar”. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah yang telah menunjukkan kami ke jalan yang penuh perkembangan ilmu pengetahuan.

Penulisan skripsi ini merupakan langkah konkret yang dilaksanakan penulis dalam rangka melakukan inovasi bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya di jenjang pendidikan dasar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dorongan berupa saran, kritik, pendapat, dan bimbingan dari semua pihak yang terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd., selaku Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya;

2. Drs. Yusuf Suryana, M.Pd., selaku Sekretaris Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya;

3. Drs. Rustono. W. S., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya;

4. Drs. Edi Hendri Mulyana, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya;

5. Drs. H. Nana Ganda, SH., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang menjadi tempat konsultasi penulis selama perkuliahan;

6. Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd., selaku Pembimbing I yang banyak membantu penulis dalam perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini;

7. Ghullam Hamdu, M.Pd., selaku Pembimbing II atas motivasi dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini;


(8)

v

8. Seluruh Dosen serta Staf Tata Usaha Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan bimbingan dan wawasan keilmuan yang sangat berharga bagi masa depan karir penulis;

9. Kepala SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian, motivasi, arahan, dan do’a bagi penulis;

10.Guru kelas V SD Negeri Sindangpalay 1, SD Negeri Sindangpalay 4, dan SD Negeri Sukamaju 2, selaku nara sumber pada penelitian ini;

11.Ina Oktarina Rahman, 25 siswa kelas V SD Negeri Sindangpalay 1, dan 25 siswa kelas V SD Negeri Sindangpalay 4, selaku subjek penelitian;

12.Dua orang hebat, Ayahanda dan Ibunda tercinta, Enjang Supriatna dan Nani Rohaeni. Jika bicara tentang kasih sayang dan ketulusan, maka kalianlah yang tak tergantikan. Ini, bagian dari baktiku;

13.Adikku tercinta, Indra Komara. Kakakmu yang pertama, kamu bisa lebih baik dari ini;

14.Siti Maryati Hobariah, yang telah setia selama empat tahun berbagi segala denganku;

15.Yana Andriana, Chusna Arifah, Marni, dan Niar Nurul Arifin, yang telah bersama melewati suka cita menjadi anak rantau;

16.Pevi Noviana Rahayu, Yesi Amalia Kurnia, Rahayu Herawati, Friska Risdiani, dan Restu Gustiansyah, yang telah berbagi suka cita menyelesaikan skripsi ini. Kebersamaan dengan kalian adalah hal yang tidak dipunyai banyak penulis lain;

17.Seluruh rekan satu angkatan, kakak tingkat, dan adik tingkat, yang telah berbagi, menginspirasi, dan memberikan pelajaran hidup yang berarti. Terkhusus, Risa Wismaliya, yang telah menguatkan dan memberi dorongan.

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kemajuan dunia pendidikan. Akhirnya, penulis berharap semoga sepenggal karya ini menjadi titik terang bagi keilmuan dunia pendidikan dasar, aamiin.


(9)

vi DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR ... 8

A. Penelitian dan Pengembangan ... 8

B. Pembelajaran Tematik ... 9

C. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 13

D. Media Pembelajaran ... 16

E. Media Pembelajaran Berbasis Masalah ... 21

F. Materi pada Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar ... 22

G. Kerangka Berpikir ... 26

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Lokasi dan Subjek Sumber Data Penelitian ... 29

B. Desain Penelitian ... 30

C. Metode Penelitian ... 33


(10)

vii

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 35

G. Teknik Pengumpulan Data ... 36

H. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

1. Deskripsi Hasil Tahap Pendefinisian (Define) ... 39

2. Deskripsi Hasil Tahap Perancangan (Design) ... 43

3. Deskripsi Hasil Tahap Pengembangan (Develop) ... 51

4. Deskripsi Hasil Tahap Penyebaran (Disseminate) ... 75

B. Pembahasan ... 76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. Simpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

LAMPIRAN ... 84

RIWAYAT HIDUP ... 149 vii


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1., Sintaksis untuk PBM ... 15

Tabel 2.2., Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia ... 23

Tabel 2.3., Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika ... 23

Tabel 2.4., Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam ... 24

Tabel 3.1., Teknik Pengumpulan Data ... 37

Tabel 4.1., Letak Objek Pada Bidang Koordinat ... 44

Tabel 4.2., Hasil Revisi Draft 1 Miniatur Perumahan ... 52

Tabel 4.3., Hasil Kuesioner Siswa pada Uji Coba 1 ... 57

Tabel 4.4., Hasil Revisi Draft 2 Miniatur Perumahan ... 58

Tabel 4.5., Hasil Revisi Draft 2 Alat dan Bahan pada Percobaan Membuat Rangkaian Listrik Seri dan Paralel ... 59

Tabel 4.6., Hasil Kuesioner Siswa pada Uji Coba 2 ... 63


(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1., Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 18

Gambar 2.2., Bagan Kerangka Berpikir ... 27

Gambar 3.1., Alur Penelitian dan Pengembangan Menurut Model Four-D ... 32

Gambar 4.1., Pola Rumah ... 47

Gambar 4.2., Rusuk yang Diiris dengan Pisau Cutter ... 47

Gambar 4.3., Menempelkan Rumah Pada Triplek ... 48

Gambar 4.4., Merekatkan Atap pada Badan Rumah ... 48

Gambar 4.5., Pos Satpam ... 48

Gambar 4.6., Garis Koordinat ... 48

Gambar 4.7., Taman Komplek ... 49

Gambar 4.8., Gapura “Selamat datang” ... 49

Gambar 4.9., Sumber Energi Listrik pada Rangkaian Paralel ... 49

Gambar 4.10., Ordinat A ... 50

Gambar 4.11., Sumbu Y ... 50

Gambar 4.12., Sumbu X ... 50

Gambar 4.13., Rangkaian Kabel dan Sumber Energi Listrik pada Rangkaian Seri ... 50

Gambar 4.14., Rangkaian Kabel dan Sumber Energi Listrik pada Rangkaian Paralel ... 50

Gambar 4.15., Pola Rumah ... 67

Gambar 4.16., Rusuk yang Diiris dengan Pisau Cutter ... 67

Gambar 4.17., Menempelkan Rumah Pada Triplek ... 67

Gambar 4.18., Merekatkan Atap pada Badan Rumah ... 68

Gambar 4.19., Pos Satpam ... 68

Gambar 4.20., Garis Koordinat ... 68

Gambar 4.21., Taman Komplek ... 69

Gambar 4.22., Gapura “Selamat datang” ... 69

Gambar 4.23., Ujung Kabel pada Rangkaian Listrik Paralel ... 69


(13)

x

Gambar 4.25., Absis dan Ordinat ... 70

Gambar 4.26., Identitas Rumah... 70

Gambar 4.27., Sumbu X ... 71

Gambar 4.28., Sumbu Y ... 71

Gambar 4.29., Rangkaian Kabel dan Sumber Energi Listrik pada Rangkaian Listrik Seri ... 71

Gambar 4.30., Rangkaian Kabel dan Sumber Energi Listrik pada Rangkaian Listrik Paralel ... 71

Gambar 4.31., Miniatur Perumahan ... 71 x


(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1., Kisi-Kisi Wawancara ... 86

Lampiran A.2., Transkrip Wawancara Guru Kelas V SDN Sindangpalay 1 ... 88

Lampiran A.3., Transkrip Wawancara Guru Kelas V SDN Sindangpalay 4 ... 90

Lampiran A. 4 Transkrip Wawancara Guru Kelas V SDN Sukamaju 2 ... 92

Lampiran B.1., Foto Miniatur Perumahan (Draft 2) ... 95

Lampiran B.2., Lembar Observasi Perilaku Guru... 96

Lampiran B.3., Lembar Observasi Respon Siswa... 105

Lampiran B.4., Kuesioner Guru ... 110

Lampiran B.5., Kuesioner Siswa... 111

Lampiran B.6., Catatan Lapangan... 112

Lampiran C.1., Foto Miniatur Perumahan (Draft 3) ... 115

Lampiran C.2., Lembar Observasi Perilaku Guru... 116

Lampiran C.3., Lembar Observasi Respon Siswa... 123

Lampiran C.4., Kuesioner Guru ... 128

Lampiran C.5., Kuesioner Siswa... 129

Lampiran C.6., Catatan Lapangan... 130

Lampiran D.1., SK Judul dan Dosen Pembimbing Skripsi ... 132

Lampiran D.2., Surat Izin Penelitian dari Lembaga... 133

Lampiran D.3., Surat Izin Penelitian dari KESBANG Kota Tasikmalaya ... 134

Lampiran D.4., Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya 135 Lampiran D.5., Surat Keterangan Penelitian dari SDN Sindangpalay 1 ... 136

Lampiran D.6., Surat Keterangan Penelitian dari SDN Sindangpalay 4 ... 137

Lampiran D.7., Surat Keterangan Penelitian dari SDN Sukamaju 2 ... 138

Lampiran D.8., Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 1 ... 139

Lampiran D.9., Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 2 ... 140

Lampiran D.10., Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 3 ... 141

Lampiran D.11., Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 4 ... 142

Lampiran D.12., Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sukamaju 1... 143


(15)

xii

Lampiran D.14., Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sukamaju 3... 145 Lampiran D.15., Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Cibungkul ... 146 Lampiran D.16., Foto Penelitian ... 147 xii


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tiga komponen utama yang saling berkaitan dalam strategi pelaksanaan pendidikan di satuan sekolah ialah kurikulum, guru, dan pembelajaran. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Anggota IKAPI, 2009, hlm. 4). Bila dilihat dari definisi di atas kurikulum memiliki dua dimensi. Dimensi pertama berkenaan dengan pengaturan terhadap konten pembelajaran, dan dimensi kedua berhubungan dengan cara atau langkah pembelajaran. Ini berarti bahwa dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan, guru dan kepala sekolah harus berpedoman pada kurikulum. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, kurikulum yang mulai berlaku pada tahun ajaran 2013/2014 ialah kurikulum 2013.

Salah satu karakteristik dari kurikulum 2013 ialah, “sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar” (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013). Pembelajaran di kelas haruslah memberikan pengalaman belajar yang selaras dengan lingkungan hidup siswa, menuntun siswa memanfaatkan lingkungan dan masyarakat sekitar sebagai sumber belajar, serta memperhatikan kemampuan awal siswa agar siswa merasakan kebermaknaan dalam belajar. Menurut Ausubel (dalam Dahar, 2011, hlm. 95), ‘belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang’.


(17)

2

Resnick (dalam Arends, 2008, hlm. 44) menyampaikan pandangannya tentang pembelajaran di sekolah, menurutnya ‘cara pembelajaran di sekolah, sebagaimana dipahami secara tradisional, berbeda dalam empat hal dengan kegiatan mental dan pembelajaran yang terjadi di luar sekolah.’ Pembelajaran di sekolah lebih terfokus pada kegiatan yang dilakukan secara individual, proses berpikir tanpa menggunakan alat bantu, pemikiran yang bersifat dugaan, dan hanya terfokus pada keterampilan dan pengetahuan umum. Sementara kehidupan di luar sekolah melibatkan banyak orang lain dalam interaksi, proses berpikir dibantu alat-alat kognitif, objek dan situasi pembelajaran tersaji konkret, serta berpikir spesifik dan situasional lebih dominan.

Untuk menjembatani kesenjangan di atas, pembelajaran di sekolah dapat menggunakan alternatif model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Problem Based Learning (PBL). “PBL membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri” (Arends, 2008, hlm. 43). PBL menciptakan situasi belajar yang kolaboratif, membelajarkan siswa dengan situasi bermasalah yang autentik, dan membiasakan siswa untuk terampil melakukan penyelidikan dan investigasi guna mencari solusi atas permasalahan atau fenomena yang terjadi.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses komunikasi yang berlangsung secara dua arah antara penyalur pesan dengan penerima pesan. ‘Komunikasi tersebut akan efektif jika ditandai dengan adanya area of experience atau daerah pengalaman yang sama antara penyalur pesan dengan penerima pesan’ (Berlo dalam Hernawan dkk., 2007, hlm. 4). Keluasan area of experience antara penyalur pesan dan penerima pesan menentukan keefektifan komunikasi yang terjalin antar keduanya. Semakin luas maka akan semakin efektif. Untuk dapat memperluas daerah pengalaman yang sama ini guru perlu menggunakan media pembelajaran. “Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada diri siswa” (Hernawan dkk., 2007, hlm. 4). Heinich dkk. (dalam Arsyad, 2013, hlm. 3) menjelasakan peran media ‘...sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan


(18)

3

penerima’. Jadi, untuk mengefektifkan pembelajaran sebagai komunikasi, guru perlu menggunakan media yang dapat menjadi jembatan bagi sampainya pesan dari sumber/penyalur ke penerima.

Pembelajaran juga perlu memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, “pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik“. Salah satu aspek perkembangan yang harus menjadi pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran adalah tingkat perkembangan intelektual siswa. Jean Piaget (dalam Asyhar, 2012, hlm. 21) menyebutkan bahwa, ‘tingkat berpikir seseorang sesuai dengan perkembangan usianya’. Bila siswa Sekolah Dasar berada pada rentang usia 7–11 tahun, maka tingkat perkembangan intelektual mereka berada pada tahap operasional konkret. “Anak belum dapat berurusan dengan materi abstrak, seperti hipotesis dan proposisi verbal” (Dahar, 2011, hlm. 138).

Di lapangan, banyak pembelajaran di Sekolah Dasar masih dilakukan secara konvensional. Siswa diperankan sebagai objek yang menerima pengetahuan secara pasif, dan kebenaran merupakan sesuatu yang mutlak. Pembelajaran konvensional bersifat abstrak dan teoretis. Padahal menurut Piaget (dalam Slameto, 2010, hlm. 12), ‘anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya’. Interaksi yang terjadi di dalam kelas konvensional masih sangat minim, pembelajaran berlangsung satu arah dan belajar kolaboratif jarang dilakukan, kalaupun diterapkan prosesnya masih belum efektif.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan di tiga Sekolah Dasar yang terletak di Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya, diperoleh informasi mengenai penggunaan media pembelajaran di ketiga sekolah tersebut. Menurut penuturan guru kelas V yang peneliti wawancarai, untuk mengurangi verbalisme dan meminimalisir kesalahan mengartikan simbol-simbol dalam pembelajaran, sedapat mungkin mereka


(19)

4

menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan diambil dari benda-benda yang dekat dengan siswa, misalnya untuk membelajarkan konsep pecahan guru menggunakan media kertas. Namun, penggunaan media pembelajaran ini belum tersentuh tangan kreatif seorang guru. Peneliti berpendapat bahwa kertas yang digunakan oleh guru akan lebih baik dan menarik jika digambarkan sebagai bulatan martabak manis. Dalam pelaksanaannya, guru dapat menerapkan pemecahan masalah sebagai pengantar pembelajaran. Hal inilah yang sekiranya belum dikembangkan oleh para guru. Sejauh ini peran media pembelajaran juga terbatas pada memperjelas simbol saja, belum sampai pada tahap mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah. Guru masih terkesan pesimis pada kemampuan berpikir siswanya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Masalah Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar”. Penelitian selanjutnya akan difokuskan pada subtema Listrik di Sekitar Kita agar lebih menyesuaikan dengan intensitas dan kapasitas peneliti.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Pembelajaran di sekolah kurang mencerminkan kehidupan di masyarakat; b. Pembelajaran kurang interaktif dan belum multi arah;

c. Pembelajaran kurang memperhatikan tingkat perkembangan intelektual siswa yang berada pada tahap operasional konkret;

d. Peran media pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah masih jarang dimunculkan;

e. Belum tersedianya media pembelajaran yang mendukung pembelajaran tematik tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar kelas V Sekolah Dasar.


(20)

5

2. Rumusan Masalah Penelitian

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana penggunaan media pembelajaran di kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 sebelum penggunaan media pembelajaran berbasis masalah? b. Bagaimana rancangan media pembelajaran berbasis masalah tema Bermain

dengan Benda-benda di Sekitar untuk siswa kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya? c. Bagaimana implementasi rancangan media pembelajaran berbasis masalah

tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar untuk siswa kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya dalam proses uji coba?

d. Bagaimana bentuk media pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar untuk siswa kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi penggunaan media pembelajaran di kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 sebelum penggunaan media pembelajaran berbais masalah;

2. Menghasilkan rancangan media pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar untuk siswa kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya;

3. Memperoleh gambaran tentang keterpakaian media pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar untuk siswa kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya;


(21)

6

4. Menghasilkan bentuk media pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar untuk siswa kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis masalah tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar, antara lain:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan hasanah ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Membantu siswa menerjemahkan simbol-simbol dalam pembelajaran, serta mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah.

b. Bagi Guru

Membantu guru dalam menyampaikan pesan/informasi pembelajaran kepada siswa sehingga terhindar dari verbalisme, serta memfasilitasi penyelidikan di dalam kelas.

c. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti dalam merancang, mengimplementasikan, dan merefleksikan media pembelajaran berbasis masalah yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah pada diri siswa.

d. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran, khususnya berkenaan dengan pengembangan media pembelajaran berbasis masalah.


(22)

7

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memahami lebih jelas alur penulisan skripsi ini, maka struktur organisasi atau sistematika penelitian dijabarkan sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan. Terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi;

2. Bab II Kajian Pustaka. Berisi konsep, teori, dalil, dan hukum yang digunakan peneliti sebagai dasar dan acuan penelitian; kerangka berpikir; serta asumsi dan keterbatasan pengembangan penelitian;

3. Bab III Metode Penelitian. Komponen metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek sumber data penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data penelitian;

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Hasil penelitian berupa pengolahan dan pendefinisian data dan informasi yang didapat, untuk selanjutnya dijabarkan dalam pembahasan berdasarkan keterkaitannya dengan kajian pustaka;

5. Bab V Simpulan dan Saran. Hasil analisis dan pembahasan selanjutnya disajikan dalam bentuk singkat dengan memperhatikan pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah. Saran berisi rekomendasi untuk pembaca, bersifat konstruktif dan didasarkan pada hasil temuan yang telah diperoleh secara ilmiah;

6. Daftar Pustaka. Berisi seluruh sumber yang dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi;

7. Lampiran-lampiran. Kumpulan seluruh dokumen yang digunakan dalam penelitian.


(23)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Sumber Data Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya, terletak di Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.

SD Negeri Sindangpalay 1, SD Negeri Sindangpalay 4, dan SD Negeri Sukamaju 2 digunakan peneliti untuk melakukan studi pendahuluan. Uji coba media pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan di ruang micro teaching Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya. Penyebaran produk dilaksanakan di SD Negeri Sindangpalay 1, SD Negeri Sindangpalay 2, SD Negeri Sindangpalay 3, SD Negeri Sindangpalay 4, SD Negeri Sukamaju 1, SD Negeri Sukamaju 2, SD Negeri Sukamaju 3, dan SD Negeri Cibungkul.

2. Subjek Sumber Data Penelitian

Oleh Spradley, populasi pada penelitian kualitatif dinamakan social situation. Situasi sosial ini terdiri atas tiga elemen, yakni tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Ketiga elemen tersebut dapat dijadikan sebagai objek penelitian yang dapat diamati. Sementara itu, Sugiyono (2010, hlm. 298) berpendapat bahwa,

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.

Pada penelitian kualitatif, sumber data dan informasi disebut nara sumber atau informan. Penentuan sumber data pada penelitian kualitatif menggunakan teknik sampling. Teknik sampling dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 300) “purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.” Sedangkan Arikunto (2010, hlm. 183) mengemukakan bahwa:


(24)

30

Purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu karena beberapa pertimbangan misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

Sumber data yang digunakan peneliti untuk mengidentifikasi penggunaan media pembelajaran di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya ialah guru kelas V di SD Negeri Sindangpalay 1, SD Negeri Sindangpalay 2, dan SD Negeri Sukamaju 2. Pada tahap pengembanagan produk, untuk uji coba 1 peneliti melibatkan 25 siswa kelas V SD Negeri Sindangpalay 1. Sedangkan untuk uji coba 2 peneliti melibatkan 25 siswa kelas V SD Negeri Sindangpalay 4. Selain ke-50 siswa di atas, bertindak sebagai sumber data lainnya yakni Ina Oktarina Rahman sebagai praktikan pada uji coba 1, dan Rahayu Herawati sebagai praktikan pada uji coba 2.

B. Desain Penelitian

Proses pengembangan media pembelajaran berbasis masalah ini mengacu pada model pengembangan 4D (Four-D model) oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model ini terdiri dari empat tahap utama, yakni tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate).

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Pada tahap ini peneliti akan mencari data dan informasi yang menunjang bagi perancangan media pembelajaran berbasis masalah. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ialah mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran, menganalisis karakteristik siswa, merumuskan tujuan pembelajaran dengan cara menganalisis KI dan KD yang berkaitan dengan tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar, serta menelaah materi ajar guna mengetahui keluasan dan kedalaman materi. 2. Tahap Perancangan (Design)

Tahap perancangan merupakan tahap dimana peneliti mulai merancang media pembelajaran berbasis masalah. Perancangan didasarkan pada data dan


(25)

31

informasi yang telah diperoleh pada tahap pendefinisian. Pertama, peneliti akan menentukan konsep media pembelajaran berbasis masalah. Media yang dirancang harus mampu membantu siswa mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, menyuguhkan pembelajaran autentik, serta memfasilitasi penyelidikan sebagai kegiatan wajib dalam PBM. Kedua, memilih bahan yang sesuai. Pemilihan bahan media pembelajaran disesuaikan dengan unsur kepraktisan, ketersediaan, serta biaya tanpa mengenyampingkan kebermaknaan belajar yang akan diperoleh lewat bantuan media tersebut. Setelah konsep dan bahan ditetapkan, langkah selanjutnya ialah perancangan media pembelajaran berbasis masalah.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Media pembelajaran berbasis masalah yang telah dipilih dan dibuat pada tahap perancangan, selanjutnya akan dikembangkan melalui proses validasi ahli dan uji coba. Tujuan dari tahap pengembangan ini ialah untuk mengetahui validitas dan keterpakaian media pembelajaran berbasis masalah untuk selanjutnya dievaluasi dan dihasilkan bentuk akhir media pembelajaran berbasis masalah yang siap digunakan.

4. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Tahap akhir dari penelitian dan pengembangan ini ialah tahap penyebaran. Penyebaran dimaksudkan untuk proses publikasi media pembelajaran berbasis masalah agar diketahui dan dapat diterima serta digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Tahap penyebaran media pembelajaran berbasis masalah akan dibatasi di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya.


(26)

32

Gambar 3.1.

Alur Penelitian dan Pengembangan Menurut Model Four-D

Keterangan:

: Tahap Pendefinisian (Define)

: Tahap Perancangan (Design) : Tahap Pengembangan (Develop)

: Tahap Penyebaran (Disseminate) Define (Pendefinisian)

1. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran 2. Menganalisis karakteristik siswa 3. Merumuskan tujuan

pembelajaran

4. Menelaah materi ajar

Design (Perancangan) Merancang Media Pembelajaran 1. Menentukan konsep media

pembelajaran

2. Memilih bahan yang sesuai 3. Perancangan media

pembelajaran berbasis masalah

Validasi Ahli Revisi I

Uji Coba •Uji Coba 1 •Revisi II

•Uji Coba 2 •Revisi III

Produk akhir berupa: Media pembelajaran

berbasis masalah


(27)

33

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan pendekatan kualitatif, bertujuan menghasilkan produk berupa media pembelajaran berbasis masalah dan menguji keterpakaian produk tersebut. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sugiyono (2010, hlm. 407), “metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut”.

Metode ini diawali dengan tahap research dan dilanjutkan dengan tahap development. Pada tahap research, peneliti menganalisis kebutuhan pengguna dan membuat rancangan media pembelajaran berbasis masalah yang dibutuhkan pengguna. Selanjutnya pada tahap development, rancangan ini divalidasi oleh pembimbing skripsi dan diujicobakan sebanyak dua kali. Validasi ahli dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan kepraktisan produk. Sedangkan uji coba dimaksudkan untuk mengetahui keterpakaian media pembelajaran berbasis masalah oleh pengguna.

D. Definisi Operasional

Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang sengaja dirancang dengan menjadikan masalah sebagai dasar bagi penyelidikan dalam situasi kolaborasi, fokus interdisipliner, serta dapat menghasilkan produk/karya sebagai dokumentasi hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Masalah dalam penelitian ini akan menuntun siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran tematik subtema Listrik di Sekitar Kita.

Media pembelajaran berbasis masalah adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk meyampaikan pesan/informasi pembelajaran dari sumber pesan ke penerima pesan yang menyertakan fitur-fitur Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Media pembelajaran berbasis masalah pada penelitian ini ialah sebuah miniatur perumahan dengan ukuran 60cm × 110cm. Miniatur perumahan ini terdiri dari dua komplek perumahan, yakni komplek A yang terletak di ordinat A dan komplek C yang terletak di ordinat C. Masing-masing komplek perumahan


(28)

34

terdiri dari lima buah rumah. Pada komplek A dipasang rangkaian listrik paralel sedangkan pada komplek C dipasang rangkaian listrik seri. Setiap objek dalam miniatur perumahan terletak pada satu bidang koordinat. Objek yang terdapat dalam miniatur perumahan tersebut diantaranya: sepuluh rumah, satu taman komplek, satu pos satpam, satu gapura, dan mobil serta orang-orangan (letaknya tidak permanen tergantung guru). Selain miniatur perumahan, media pembelajaran yang mendukung pembelajaran tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar ialah video petir, alat dan bahan yang digunakan pada percobaan listrik statis (plastik mika, rambut, kain, kertas, dan sterofoam), serta alat dan bahan yang digunakan pada percobaan membuat rangkaian listrik seri dan paralel (kabel, lampu, dudukan lampu, baterai, gunting, selotip, alas, pensil, dan penggaris).

Pembelajaran tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar merupakan pembelajaran tematik di kelas V Sekolah Dasar yang mengacu pada kurikulum 2013. Pada penelitian ini, peneliti membatasi pembelajaran tema dengan membuat subtema Listrik di Sekitar Kita. Mata pelajaran yang dipadukan pada subtema ini meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar yang digunakan ialah 2.2, 3.2, dan 4.2; mata pelajaran matematika 3.4 dan 4.8; mata pelajaran IPA 2.1, 2.2, 3.4, dan 4.3. Secara lebih rinci dijabarkan pada skripsi ini halaman 23 dan 24.

E. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah” (Arikunto, 2010, hlm. 203). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ialah peneliti itu sendiri sebagai instrumen penelitian utama/primer. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 306), “peneliti kualitatif adalah human instrument, berfungsi menentapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya”. Selain peneliti sendiri, penelitian


(29)

35

ini juga menggunakan instrumen penelitian pendukung/sekunder, yakni pedoman wawancara, lembar observasi, kuesioner, dan catatan lapangan.

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen yang hendak digunakan pada setiap penelitian harus terlebih dahulu melalui uji keabsahan data. “Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas)” (Sugiyono, 2010, hlm. 366).

Uji credibility (validitas internal) dapat dilakukan dengan beragam cara. Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji kredibilitas dengan cara meningkatkan ketekunan dan diskusi dengan teman. Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengecekan kembali terhadap kebenaran data yang diperoleh. Peneliti juga sering berdiskusi dengan rekan-rekan dalam satu tim sehingga pengetahuan peneliti menjadi lebih kaya.

Uji transferability (validitas eksternal) dilakukan guna menjawab pertanyaan berkenaan dengan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya media pembelajaran berbasis masalah di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya. Suatu laporan penelitian telah memenuhi standar transferability apabila pembaca yang membaca laporan penelitian ini mendapat penjelasan yang terang berkenaan dengan “semacam apa” media pembelajaran berbasis masalah ini dapat diterapkan. Oleh karena itu, dalam penulisan laporannya peneliti harus mampu membuat laporan serinci dan sesistematis mungkin, serta dapat mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya. Untuk dapat membuat laporan penelitian yang rinci, sistematis, dan terpercaya sebagaimana disebutkan di atas peneliti memvalidasi setiap penulisan laporannya dengan dosen pembimbing.

Uji dependability (reliabilitas) merupakan proses audit seluruh kegiatan penelitian. Proses audit dilakukan oleh dosen pembimbing, mulai dari tahap pendefinisian data dan informasi yang diperoleh, perancangan media pembelajaran berbasis masalah, uji coba di lapangan, hingga proses penyebaran.


(30)

36

Uji confirmability (objektivitas) memiliki kemiripan dengan uji reliabilitas, maka pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan oleh dosen pembimbing. Penelitian dikatakan telah memenuhi standar confirmability apabila hasil penelitian benar diperoleh dari proses penelitian yang telah dijalani peneliti.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini ialah wawancara, observasi, dan kuesioner/angket.

1. Wawancara

Wawancara yang digunakan pada penelitian ini ialah wawancara semiterstruktur. Wawancara dilakukan untuk mengidentifikasi penggunaan media pembelajaran, meliputi peran media pembelajaran, dampak yang ditimbulkan dari penggunaan media pembelajaran, serta hambatan yang dihadapi dalam penggunaan media pembelajaran. Nara sumber yang diwawancarai ialah guru kelas V SD Negeri Sindangpalay 1, SD Negeri Sindangpalay 4, dan SD Negeri Sukamaju 2.

2. Observasi

Teknik observasi digunakan peneliti untuk mengetahui perilaku guru dalam menggunakan media pembelajaran dan mengamati respon serta perilaku siswa saat menggunakan media pembelajaran berbasis masalah pada uji coba 1 dan 2. Observasi yang dilakukan ialah observasi non partisipan, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat independen.

3. Kuesioner/Angket

Pada penelitian ini kuesioner/angket digunakan untuk mengetahui sejauh mana keterpakaian media pembelajaran oleh guru dan siswa saat digunakan dalam uji coba 1 dan uji coba 2.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan oleh peneliti untuk mencatat pertanyaan atau kejadian yang tidak tercover pada lembar observasi. Misalnya, kejadian siswa yang terluka karena menggunakan pisau cutter.


(31)

37

Tabel 3.1.

Teknik Pengumpulan Data

No. Jenis Data

Teknik Pengumpulan

Data

Instrumen Sumber Data

1. Penggunaan media pembelajaran di kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay Wawancara semiterstruktur Pedoman wawancara

Guru kelas V SD Negeri

Sindangpalay 1 dan 4, serta SD Negeri Sukamaju 2

2. Perilaku guru dalam menggunakan media pembelajaran berbasis masalah

Observasi non

partisipan

Lembar observasi

Praktikan uji coba 1 dan 2

3. Keterpakaian media pembelajaran

berbasis masalah oleh guru

Kuesioner/angket Kuesioner Praktikan uji coba 1 dan 2

4. Respon dan perilaku

siswa saat

menggunakan media pembelajaran berbasis masalah

Observasi non

partisipan

Lembar observasi

25 siswa kelas V

SD Negeri

Sindangpalay 1 dan 4

5. Keterpakaian media pembelajaran

berbasis masalah oleh siswa

Kuesioner/angket Kuesioner 25 Siswa kelas V

SD Negeri

Sindangpalay 1 dan 4

6. Keterpakaian media pembelajaran

berbasis masalah

Observasi non

partisipan

Catatan lapangan

Praktikan dan siswa saat uji coba


(32)

38

H. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, yang selanjutnya dilakukan peneliti ialah tahap anlisis data. Spradley (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 335) menyatakan bahwa, ‘analysis of any kind involve a way of thinking. It refers to the systematic examination of something to determine its parts, and tge relation among parts, and the relationship to the whole. Analysis is a search for patterns’. Analisis merupakan cara berpikir dalam memilah suatu bagian, menentukan hubungan antar bagian, dan mendeskripsikan hubungannya dengan seluruh bagian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model Miles dan Huberman dalam melakukan analisis data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 337), ‘aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh’. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data pada penelitian ini ialah data reduction (mengorganisir data), data display (membuat uraian terperinci), dan conclusion drawing/verification (melakukan interpretasi dan kesimpulan).

Saat terjun ke lapangan untuk mencari data, peneliti akan memperoleh data yang banyak dan beragam. Data yang diperoleh perlu dirangkum, dipilah dan dipilih, difokuskan pada hal-hal penting, dan mengabaikan data yang tidak perlu. Selama uji coba berlangsung, peneliti memfokuskan pengamatan pada perilaku guru dan respon siswa saat menggunakan media pembelajaran berbasis masalah. Selanjutnya, data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk teks naratif. Dianalisis kesesuaian perilaku guru dan respon siswa yang nampak dengan yang diharapkan oleh peneliti.

Setelah mereduksi dan mendisplay data, langkah terakhir yang dilakukan ialah conclusion drawing/verification. Dari data yang dikumpulkan selama uji coba 1, peneliti menyimpulkan hal apa saja yang menjadi keunggulan dan kelemahan penggunaan media pembelajaran berbasis masalah. Kesimpulan ini digunakan sebagai rujukan untuk revisi draft 2. Begitu pula pada uji coba 2, hingga akhirnya terbentuk produk akhir media pembelajaran berbasis masalah. Dengan demikian, data hasil analisis di atas selanjutnya dilaporkan pada bab IV.


(33)

80

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran di kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya sebelum menggunakan media pembelajaran berbasis masalah, umumnya masih menggunakan media pembelajaran yang perannya masih sebatas pada penjelas simbol-simbol pembelajaran. Belum digunakan media yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah;

2. Rancangan media pembelajaran berbasis masalah disusun berdasarkan masalah yang ditemukan peneliti di lapangan, serta dibuat berdasarkan hasil analisis terhadap komponen-komponen pembelajaran terkait, seperti analisis karakteristik siswa, analisis tujuan pembelajaran, dan analisis materi ajar. Media pembelajaran berbasis masalah yang dipilih dan dirancang peneliti untuk pembelajaran tematik Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar ialah video petir, alat dan bahan untuk percobaan listrik statis, miniatur perumahan, serta alat dan bahan untuk membuat rangkaian listrik seri dan paralel;

3. Hasil uji coba di lapangan menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis masalah membantu guru dalam memunculkan masalah dan membantu proses penyelidikan bagi siswa. Dimana penyelidikan merupakan kegiatan yang digunakan untuk menjawab masalah yang diajukan guru, sehingga informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk merekonstruksi pengetahuan. Guru sebagai tutor dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) harus memahami betul potensi media yang digunakan, sehingga peran media pembelajaran dapat dioptimalkan untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah;


(34)

81

4. Bentuk media pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran tematik tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar ialah video kejadian dan proses terjadinya petir, alat dan bahan yang digunakan pada percobaan listrik statis, miniatur perumahan yang terbuat dari triplek dan karpet spons, serta alat dan bahan yang digunakan untuk membuat rangkaian listrik seri dan paralel. Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan listrik statis ialah plastik mika dengan ukuran 3cm × 30cm, rambut secukupnya, kain spandex ukuran 20cm × 20cm, kertas ukuran 3cm × 3cm, dan sterofoam ukuran 2cm × 2cm. Sedangkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat rangkaian listrik seri dan paralel ialah 1,5m kabel, 3 buah lampu masing-masing berdaya 2,5watt, 3 buah dudukan lampu, 3 buah baterai masing-masing bertegangan 1,5volt, alas berukuran 42cm × 60cm, selotip, gunting, pensil, dan penggaris. Media pembelajaran berbasis masalah menyuguhkan pembelajaran yang autentik, memfasilitasi pengalaman langsung, serta melatih siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Saran ini peneliti tujukan bagi pengguna media pembelajaran berbasis masalah

yang peneliti rancang, khususnya bagi guru selaku tutor dalam PBM. Bila hendak menggunakan media pembelajaran berbasis masalah, guru harus mengetahui potensi media dengan baik. Bagi guru, media pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk memunculkan masalah. Sedangkan bagi siswa, media pembelajaran berbasis masalah berguna sebagai wahana penyelidikan untuk menjawab permasalahan yang dimunculkan guru. Selain memahami potensi media, guru juga harus memahami materi ajar dengan baik; 2. Pada hakikatnya tidak ada media pembelajaran yang sempurna, yang ada

hanyalah media pembelajaran yang sesuai dan dapat digunakan. Oleh karena itu, media pembelajaran yang telah peneliti susun dapat dikembangkan oleh guru atau peneliti lain ketika akan melakukan pembelajaran.


(35)

82

DAFTAR PUSTAKA

Adegbija, M. V. & Fakomogbon, M. A. (2012). Instructional media in teaching and learning: a nigerian perspective. Global Media Journal African Edition, 6 (2), hlm. 218.

Anggota IKAPI. (2009). Undang-undang sisdiknas sistem pendidikan nasional. Bandung: Fokusmedia.

Arends, R. I. (2008a). Learning to teach belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arends, R. I. (2012b). Learning to teach. New York: McGraw-Hill.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2013). Media pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Asyhar, R. (2012). Kreatif mengembangkan media pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Barret, T. (2005). Understanding problem based learning. [Online]. Tersedia di: http://www.aishe.org/readings/2005-2/chapter2.pdf. Diakses 18 Januari 2014.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2013a). Lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2013b). Lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdikbud.


(36)

83

Burch, K. (2001). The power of problem-based learning. America: Stylus Publishing.

Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Hernawan, A. H. (t.t.). Pengembangan model pembelajaran tematik di kelas awal Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia di: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/ JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/196202071987031-ASEP_HERRY_HERNAWAN/Karya_Ilmiah/MODEL_PEMBELAJARA N_TEMATIK-Seminar_Kuningan.pdf. Diakses 18 Januari 2014.

Hernawan, dkk. (2007). Media pembelajaran. Bandung: UPI Press.

Munadi, Y. (2012). Media pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Jakarta.

Nursyahidah, F. (t.t.). Research and development vs development research. [Online]. Tersedia di: http://faridanursyahidah.files.wordpress.com/ 2012/06/research-and-development-vs-development-research.pdf. Diakses 18 Januari 2014.

Rahman, M. & Amri, S. (2013). Strategi dan desain pengembangan sistem pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

West, R. E., Williams, G. S., Williams, D. D. (2013). Improving problem-based learning in creative communities through effective group evaluation. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, 7 (2), hlm. 4.


(1)

Tabel 3.1.

Teknik Pengumpulan Data

No. Jenis Data

Teknik Pengumpulan

Data

Instrumen Sumber Data

1. Penggunaan media pembelajaran di kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay Wawancara semiterstruktur Pedoman wawancara

Guru kelas V SD Negeri

Sindangpalay 1 dan 4, serta SD Negeri Sukamaju 2

2. Perilaku guru dalam menggunakan media pembelajaran berbasis masalah

Observasi non partisipan

Lembar observasi

Praktikan uji coba 1 dan 2

3. Keterpakaian media pembelajaran

berbasis masalah oleh guru

Kuesioner/angket Kuesioner Praktikan uji coba 1 dan 2

4. Respon dan perilaku

siswa saat

menggunakan media pembelajaran berbasis masalah

Observasi non partisipan

Lembar observasi

25 siswa kelas V

SD Negeri

Sindangpalay 1 dan 4

5. Keterpakaian media pembelajaran

berbasis masalah oleh siswa

Kuesioner/angket Kuesioner 25 Siswa kelas V

SD Negeri

Sindangpalay 1 dan 4

6. Keterpakaian media pembelajaran

berbasis masalah

Observasi non partisipan

Catatan lapangan

Praktikan dan siswa saat uji coba


(2)

H. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, yang selanjutnya dilakukan peneliti ialah tahap anlisis data. Spradley (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 335) menyatakan bahwa, ‘analysis of any kind involve a way of thinking. It refers to the systematic examination of something to determine its parts, and tge relation among parts, and the relationship to the whole. Analysis is a search for patterns’. Analisis merupakan cara berpikir dalam memilah suatu bagian, menentukan hubungan antar bagian, dan mendeskripsikan hubungannya dengan seluruh bagian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model Miles dan Huberman dalam melakukan analisis data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 337), ‘aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh’. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data pada penelitian ini ialah data reduction (mengorganisir data), data display (membuat uraian terperinci), dan conclusion drawing/verification (melakukan interpretasi dan kesimpulan).

Saat terjun ke lapangan untuk mencari data, peneliti akan memperoleh data yang banyak dan beragam. Data yang diperoleh perlu dirangkum, dipilah dan dipilih, difokuskan pada hal-hal penting, dan mengabaikan data yang tidak perlu. Selama uji coba berlangsung, peneliti memfokuskan pengamatan pada perilaku guru dan respon siswa saat menggunakan media pembelajaran berbasis masalah. Selanjutnya, data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk teks naratif. Dianalisis kesesuaian perilaku guru dan respon siswa yang nampak dengan yang diharapkan oleh peneliti.

Setelah mereduksi dan mendisplay data, langkah terakhir yang dilakukan ialah conclusion drawing/verification. Dari data yang dikumpulkan selama uji coba 1, peneliti menyimpulkan hal apa saja yang menjadi keunggulan dan kelemahan penggunaan media pembelajaran berbasis masalah. Kesimpulan ini digunakan sebagai rujukan untuk revisi draft 2. Begitu pula pada uji coba 2, hingga akhirnya terbentuk produk akhir media pembelajaran berbasis masalah. Dengan demikian, data hasil analisis di atas selanjutnya dilaporkan pada bab IV.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran di kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya sebelum menggunakan media pembelajaran berbasis masalah, umumnya masih menggunakan media pembelajaran yang perannya masih sebatas pada penjelas simbol-simbol pembelajaran. Belum digunakan media yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah;

2. Rancangan media pembelajaran berbasis masalah disusun berdasarkan masalah yang ditemukan peneliti di lapangan, serta dibuat berdasarkan hasil analisis terhadap komponen-komponen pembelajaran terkait, seperti analisis karakteristik siswa, analisis tujuan pembelajaran, dan analisis materi ajar. Media pembelajaran berbasis masalah yang dipilih dan dirancang peneliti untuk pembelajaran tematik Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar ialah video petir, alat dan bahan untuk percobaan listrik statis, miniatur perumahan, serta alat dan bahan untuk membuat rangkaian listrik seri dan paralel;

3. Hasil uji coba di lapangan menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis masalah membantu guru dalam memunculkan masalah dan membantu proses penyelidikan bagi siswa. Dimana penyelidikan merupakan kegiatan yang digunakan untuk menjawab masalah yang diajukan guru, sehingga informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk merekonstruksi pengetahuan. Guru sebagai tutor dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) harus memahami betul potensi media yang digunakan, sehingga peran media pembelajaran dapat dioptimalkan untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah;


(4)

4. Bentuk media pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran tematik tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar ialah video kejadian dan proses terjadinya petir, alat dan bahan yang digunakan pada percobaan listrik statis, miniatur perumahan yang terbuat dari triplek dan karpet spons, serta alat dan bahan yang digunakan untuk membuat rangkaian listrik seri dan paralel. Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan listrik statis ialah plastik mika dengan ukuran 3cm × 30cm, rambut secukupnya, kain spandex ukuran 20cm × 20cm, kertas ukuran 3cm × 3cm, dan sterofoam ukuran 2cm × 2cm. Sedangkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat rangkaian listrik seri dan paralel ialah 1,5m kabel, 3 buah lampu masing-masing berdaya 2,5watt, 3 buah dudukan lampu, 3 buah baterai masing-masing bertegangan 1,5volt, alas berukuran 42cm × 60cm, selotip, gunting, pensil, dan penggaris. Media pembelajaran berbasis masalah menyuguhkan pembelajaran yang autentik, memfasilitasi pengalaman langsung, serta melatih siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Saran ini peneliti tujukan bagi pengguna media pembelajaran berbasis masalah

yang peneliti rancang, khususnya bagi guru selaku tutor dalam PBM. Bila hendak menggunakan media pembelajaran berbasis masalah, guru harus mengetahui potensi media dengan baik. Bagi guru, media pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk memunculkan masalah. Sedangkan bagi siswa, media pembelajaran berbasis masalah berguna sebagai wahana penyelidikan untuk menjawab permasalahan yang dimunculkan guru. Selain memahami potensi media, guru juga harus memahami materi ajar dengan baik; 2. Pada hakikatnya tidak ada media pembelajaran yang sempurna, yang ada

hanyalah media pembelajaran yang sesuai dan dapat digunakan. Oleh karena itu, media pembelajaran yang telah peneliti susun dapat dikembangkan oleh guru atau peneliti lain ketika akan melakukan pembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adegbija, M. V. & Fakomogbon, M. A. (2012). Instructional media in teaching and learning: a nigerian perspective. Global Media Journal African Edition, 6 (2), hlm. 218.

Anggota IKAPI. (2009). Undang-undang sisdiknas sistem pendidikan nasional. Bandung: Fokusmedia.

Arends, R. I. (2008a). Learning to teach belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arends, R. I. (2012b). Learning to teach. New York: McGraw-Hill.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2013). Media pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Asyhar, R. (2012). Kreatif mengembangkan media pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Barret, T. (2005). Understanding problem based learning. [Online]. Tersedia di: http://www.aishe.org/readings/2005-2/chapter2.pdf. Diakses 18 Januari 2014.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2013a). Lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2013b). Lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdikbud.


(6)

Burch, K. (2001). The power of problem-based learning. America: Stylus Publishing.

Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Hernawan, A. H. (t.t.). Pengembangan model pembelajaran tematik di kelas awal Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia di: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/ JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/196202071987031-ASEP_HERRY_HERNAWAN/Karya_Ilmiah/MODEL_PEMBELAJARA N_TEMATIK-Seminar_Kuningan.pdf. Diakses 18 Januari 2014.

Hernawan, dkk. (2007). Media pembelajaran. Bandung: UPI Press.

Munadi, Y. (2012). Media pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Jakarta.

Nursyahidah, F. (t.t.). Research and development vs development research. [Online]. Tersedia di: http://faridanursyahidah.files.wordpress.com/ 2012/06/research-and-development-vs-development-research.pdf. Diakses 18 Januari 2014.

Rahman, M. & Amri, S. (2013). Strategi dan desain pengembangan sistem pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

West, R. E., Williams, G. S., Williams, D. D. (2013). Improving problem-based learning in creative communities through effective group evaluation. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, 7 (2), hlm. 4.