PENGEMBANGAN LKS PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR.

(1)

Nomor Daftar : 100/S/PGSD/R/23/VI/2014

PENGEMBANGAN LKS PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

FRISKA RISDIANI 1004145

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Oleh Friska Risdiani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Friska Risdiani

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

FRISKA RISDIANI NIM. 1004145

PENGEMBANGAN LKS

PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Drs. Rustono WS, M. PD. NIP. 19520628 198103 1 001

Pembimbing II,

Ghullam Hamdu, M. Pd. NIP. 19800622 200801 1 004

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. Rustono WS, M. PD. NIP. 19520628 198103 1 001


(4)

harus dikaitan dengan permasalahan yang biasa dihadapi siswa sehari-hari. Untuk menemukan solusi dari permasalahan diperlukan pengetahuan yang menyeluruh dari suatu konsep. Salah satu cara guru untuk membantu siswa belajar memecahkan masalah adalah dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah. Persoalannya hanya terletak pada masalah memandu keaktifan siswa dan memberikan arahan. Salah satu cara untuk memandu keaktifan siswa dan memberikan arahan adalah dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (research & development) model 4D Thiagarajan. Adapun model pengembangan 4-D ini terdiri atas 4 tahap utama, yaitu (1) define (pendefinisian), (2) design (perancangan), (3) develop (pengembangan), dan (4) disseminate (penyebaran). Pengembangan dilakukan pada tahap ketiga dari metode tesebut. Pengembangan dilakukan dengan cara validasi, uji coba dan revisi sampai pada produk akhir. Respon siswa terhadap LKS pada uji coba 1 lebih baik dibandingkan dengan uji coba 2. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningakatan pemahaman siswa terhadap LKS sebanyak 30,6%. Hasil dari penelitian ini merupakan sebuah produk berupa LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar yang di batasi dalam subtema listrik di sekitar kita. Subtema listrik di sekitar kita mengintegrasikan tiga mata pelajaran yaitu mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, bahasa Indonesia dan matematika. Sedangkan konsep yang dibahas yaitu konsep rangkaian listrik, penguraian teks penjelasan, dan denah serta letak koordinat suatu benda. Kata kunci: pengembangan, LKS, pembelajaran berbasis masalah, bermain dengan benda-benda disekitar

Keyword: development, worksheet, problem based learning, playing with many things in enviorenment area.


(5)

ABSTRACT

Learning in curriculum 2013 was done by integrating many basic competencies or subjects still on one concept in a particular theme. Learning is done thematically, so that the knowledge of the students about a concept can be holistic. To be more meaningful learning, learning must be attributed to the problems commonly faced by students daily. To find the solution of the problem required a thorough knowledge of a concept. One way teachers to help student to solve problems is using problem-based learning method. The problem are how guiding student activity and give the direction. To guide the student activity and give the direction is the use of Student Worksheet. The method for this research is research and development (R & D) 4D models by Thiagarajan. The 4-D model consists of four main phases, namely (1) define, (2) design, (3) develop, and (4) disseminate. Development is done on the third stage of the method proficiency level. Development is done by means of validation, trial and revisions to the final product. Students' response in first trial is better than the second trial. This is evidenced by the increase presence of student worksheet students' understanding as much as 30.6%. The results of this study is a product in the form of worksheets in problem-based learning on the theme of play with objects around which the limit of the electrical sub-themes around us. Subtheme electricity around us integrated the three subjects there are Science subjects, Indonesian and Mathematics. While the concept discussed the concept of an electric circuit, the decomposition of descriptive text, and icograph and the location of the coordinates of an object.

Keyword: development, student worksheet, problem based learning, playing with objects around


(6)

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGEMBANGAN LKS PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Tasikmalaya, Juni 2014 Yang membuat pernyataan,

Friska Risdiani 1004145


(7)

PENGEMBANGAN LKS

PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR

ABSTRAK

Pembelajaran pada kurikulum 2013 dilakukan dengan cara memadukan berbagai kompetensi dasar atau mata pelajaran yang masih satu konsep dalam satu tema tertentu. Pembelajaran dilakukan secara tematik agar pengetahuan yang dimiliki siswa mengenai suatu konsep dapat bersifat holistik. Agar pembelajaran lebih bermakna, pembelajaran harus dikaitan dengan permasalahan yang biasa dihadapi siswa sehari-hari. Untuk menemukan solusi dari permasalahan diperlukan pengetahuan yang menyeluruh dari suatu konsep. Salah satu cara guru untuk membantu siswa belajar memecahkan masalah adalah dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah. Persoalannya hanya terletak pada masalah memandu keaktifan siswa dan memberikan arahan. Salah satu cara untuk memandu keaktifan siswa dan memberikan arahan adalah dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (research & development) model 4D Thiagarajan. Adapun model pengembangan 4-D ini terdiri atas 4 tahap utama, yaitu (1) define (pendefinisian), (2) design (perancangan), (3) develop (pengembangan), dan (4) disseminate (penyebaran). Pengembangan dilakukan pada tahap ketiga dari metode tesebut. Pengembangan dilakukan dengan cara validasi, uji coba dan revisi sampai pada produk akhir. Respon siswa terhadap LKS pada uji coba 1 lebih baik dibandingkan dengan uji coba 2. Hasil pekerjaan siswa pada uji coba 2 pun lebih baik jika dibandingkan dengan uji coba 1. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningakatan pemahaman siswa terhadap LKS sebanyak 30,6%. Hasil dari penelitian ini merupakan sebuah produk berupa LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar yang di batasi dalam subtema listrik di sekitar kita. Subtema listrik di sekitar kita mengintegrasikan tiga mata pelajaran yaitu mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, bahasa Indonesia dan matematika. Sedangkan konsep yang dibahas yaitu konsep rangkaian listrik, penguraian teks penjelasan, dan denah serta letak koordinat suatu benda. Kata kunci: pengembangan, LKS, pembelajaran berbasis masalah, bermain dengan benda-benda disekitar

Keyword: development, worksheet, problem based learning, playing with many things in enviorenment area.


(8)

Tiada untaian dan syukur yang pen Pemurah lagi Maha P dapat menyelesaikan Pembelajaran Berbasi Shalawat beserta sal habibanaa waa’nabiy sahabat-sahabatnya da Skripsi ini d memperoleh gelar s Pendidikan Indonesia ini berkat izin dan p berbagai pihak. Semo berlipat ganda dari Al

Penulis menyadar kekurangan yang har dan wawasan ilmu pe dan kritik yang mem datang. Disamping itu pihak yang telah me kata, penulis berhara pendidikan, khususny

iii

KATA PENGANTAR

an kata yang paling indah dan bermakna, sela penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., Dz a Penyayang, karena berkat rahmat dan karun kan skripsi dengan judul “Pengembanga asis Masalah Tema Bermain dengan Benda-be salam semoga dilimpahkan kepada Sang Pe biyanaa Muhammad SAW. begitu pula kepad dan umatnya yang selalu setia hingga akhir zam diajukan untuk memenuhi sebagian dari sarjana pendidikan program S1 PGSD d sia Kampus Tasikmalaya. Penulis dapat menye pertolongan Allah SWT, serta bantuan dan moga amal baik yang telah diberikan mendapa Allah SWT.

dari skripsi ini masih jauh dari sempurna karena arus diperbaiki. Hal ini dikarenakan terbatasn pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karen embangun akan diterima guna perbaikan di m itu, penulis rasa terima kasih penulis sampaik memberi kontribusi dalam penyelesaian penel arap mudah-mudahan karya kecil ini berman

nya pendidikan dasar, Amin.

Tasikma

selain untaian puji Dzat Yang Maha runia-Nya penulis gan LKS pada benda di Sekitar.” Penerang zaman, pada keluarganya, zaman.

ari syarat untuk dari Universitas yelesaikan skripsi n bimbingan dari apat imbalan yang

ena masih terdapat asnya kemampuan rena itu, komentar i masa yang akan aikan untuk semua nelitian ini. Akhir anfaat bagi dunia

malaya, Juni 2014


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M. Pd., selaku Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

2. Drs. Yusuf Suryana, M. Pd., selaku Sekretaris Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

3. Drs. Rustono WS, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah tulus memberikan arahan, nasehat, dan motivasi dengan penuh kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ghullam Hamdu, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah tulus memberikan arahan, nasehat dan motivasi dengan penuh kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Edi Hendri, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Metode Penelitian Pendidikan SD yang selalu tulus memberikan ilmunya.

6. Staf pengajar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. 7. Staf administrasi Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. 8. Kepala Sekolah beserta seluruh guru Sekolah Dasar Negeri Gugus

Sindangpalay Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

9. Ayahanda Juned Junedi dan Ibunda Dian Angriani, serta adik tercinta Ikbal Agustian yang tak pernah lelah memberi semangat di setiap langkah serta dukungan material dan spritual.

10. Rekan-rekan seperjuangan di UPI Kampus Tasikmalaya Angkatan 2010, tim skripsi PBL (Yesi, Pevi, Nur Aeni, Restu, Rahayu), Kelas Interest IPA, dan Kelas 2C.

11. Seluruh guru yang telah berjasa menambah ilmu dan wawasan penulis.

12. Seluruh pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu demi satu pada ruang yang terbatas ini, atas partisipasi dan konstribusi yang diberikan


(10)

v DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C.Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D.Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A.Penelitian dan Pengembangan ... 8

B.Kurikulum ... 9

C.Tematik ... 10

D.Pembelajaran Berbasis Masalah ... 11

E. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 15

F. Materi pada Tema Bermain dengan Benda-Benda di Sekitar ... 18

G.Kerangka Berpikir ... 22

H.Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Sumber Data Penelitian ... 24

1. Lokasi Penelitian ... 24

2. Subjek Sumber Data Penelitian ... 24

B.Desain Penelitian ... 19

1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran... 25

2. Prosedur Penelitian... 27

C.Metode Penelitian ... 33

D.Definisi Istilah ... 34

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ... 36

G.Teknik Pengumpulan Data ... 37


(11)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ... 40

1. Deskripsi Hasil Tahap Pendefinisian (Define) ... 40

2. Deskripsi Hasil Tahap Perancangan (Design)... 45

3. Deskripsi Hasil Tahap Pengembangan (Develop)... 48

4. Deskripsi Hasil Tahap Penyebaran (Disseminate) ... 88

B.Pembahasan ... 90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 92

B.Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 96


(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaksis Pembelajaran Berbasis Masalah ... 13

Tabel 2.2 Kompetensi Inti (KI) dan Standar Kompetensi (SK) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 19

Tabel 2.3 Kompetensi Inti (KI) dan Standar Kompetensi (SK) Matematika 20

Tabel 2.4 Kompetensi Inti (KI) dan Standar Kompetensi (SK) Bahasa Indonesia ... 21

Tabel 3.1 Subjek Uji Coba Penelitian ... 32

Tabel 3.2 Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data Uji Coba ... 33

Tabel 3.3 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen yang Digunakan ... 35

Tabel 4.1 Sebaran Usia Siswa Kelas V di Beberapa SDN Gugus Sindangpalay ... 41

Tabel 4.2 Indikator Pembelajaran Subtema Listrik di Sekitar Kita ... 43

Tabel 4.3 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam LKS ... 45

Tabel 4.4 Daftar Nama Validator Ahli ... 49

Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli ... 49

Tabel 4.6 Hasil Revisi 1 ... 51

Tabel 4.7 Observasi terhadap Beberapa Pertanyaan Siswa pada Uji Coba 1 66 Tabel 4.8 Analisis Jawaban LKS Uji Coba 1 ... 67

Tabel 4.9 Hasil Analisis Respon Siswa terhadap LKS pada Uji Coba 1 ... 68

Tabel 4.10 Hasil Revisi 2 ... 70

Tabel 4.11 Observasi terhadap Beberapa Pertanyaan Siswa pada Uji Coba 2 83 Tabel 4.12 Analisis Jawaban LKS Uji Coba 2 ... 85

Tabel 4.13 Hasil Analisis Respon Siswa terhadap LKS pada Uji Coba 2 ... 86


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Proses Penelitian dan Pengembangan Model Four-D ... 31 Gambar 3.2 Komponen dalam analisis daya (interactive model)


(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Studi Pendahuluan ... 96

Lampiran A. 1 Transkrip Wawancara ... 97

Lampiran A. 2 Contoh LKS yang Digunakan Guru ... 104

Lampiran A. 3 Contoh Hasil Studi Dokumentasi ... 105

Lampiran B Uji Coba ... 107

Lampiran B. 1 Hasil Validasi Ahli ... 108

Lampiran B. 2 RPP Uji Coba 1 ... 109

Lampiran B. 3 LKS Uji Coba 1 ... 126

Lampiran B. 4 Contoh Analisis LKS Uji Coba 1 ... 151

Lampiran B. 5 Hasil Observasi Pertanyaan Siswa Uji Coba 1 ... 169

Lampiran B. 6 Kuesioner Respon Siswa Uji Coba 1 ... 174

Lampiran B. 7 Kuesioner Respon Guru Uji Coba 1 ... 176

Lampiran B. 8 RPP Uji Coba 2 ... 177

Lampiran B. 9 LKS Uji Coba 2 ... 192

Lampiran B. 10 Contoh Analisis LKS Uji Coba 2 ... 206

Lampiran B. 11 Hasil Observasi Pertanyaan Siswa Uji Coba 2 ... 224

Lampiran B. 12 Kuesioner Respon Siswa Uji Coba 2 ... 225

Lampiran B. 13 Kuesioner Respon Guru Uji Coba 2 ... 227

Lampiran C Produk Penelitian ... 228

Lampiran C. 1 RPP Penelitian ... 229

Lampiran C. 2 Produk Akhir LKS ... 245

Lampiran D Dokumentasi ... 260

Lampiran D. 1 SK Dosen Pembimbing Skripsi ... 261

Lampiran D. 2 Surat Ijin Penelitian dari Lembaga ... 262

Lampiran D. 3 Surat Ijin Penelitian dari KESBANG Kota Tasikmalaya ... 263

Lampiran D. 4Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya 264 Lampiran D. 5 Surat Keterangan Penelitian dari SDN Sindangpalay 1 ... 265

Lampiran D. 6 Surat Keterangan Penelitian dari SDN Sindangpalay 4 ... 266

Lampiran D. 7 Surat Keterangan Penelitian dari SDN Sukamaju 2 ... 267

Lampiran D. 8 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 1 ... 268

Lampiran D. 9 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 2 ... 269

Lampiran D. 10 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 3 ... 270

Lampiran D. 11 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sindangpalay 4 ... 271

Lampiran D. 12 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sukamaju 1... 272

Lampiran D. 13 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sukamaju 2... 273

Lampiran D. 14 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Sukamaju 3... 274

Lampiran D. 15 Surat Keterangan Penyebaran dari SDN Cibungkul ... 275


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

“Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI” (Salinan lampiran permendikbud no. 67 tahun 2013 tentang kurikulum SD). Dengan demikian pembelajaran pada kurikulum 2013 dilakukan dengan mengaitkan berbagai kompetensi dasar atau mata pelajaran yang masih satu konsep dalam satu tema tertentu. Pembelajaran dilakukan secara tematik agar pengetahuan yang dimiliki siswa mengenai suatu konsep dapat menyeluruh tidak terpisah pisah. Agar pembelajaran lebih bermakna pembelajaran harus dikaitan dengan permasalahan yang biasa dihadapi siswa sehari-hari. Untuk menemukan solusi dari permasalahan diperlukan pengetahuan yang menyeluruh dari suatu konsep.

Menurut Oemar Hamalik (Hernawan et.al, 2007, hlm.3), ‘pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran’. Dalam pembelajaran siswa secara aktif harus mengalami sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru dan bukan hanya menerima dari pemberian guru. Pada proses pembelajaran siswa harus dibiasakan terlibat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan. Saat proses belajar mengajar siswa banyak menerima teori dari guru, namun pada saat mereka dihadapkan pada suatu permasalahan mereka bingung menemukan solusi untuk menyelesaikannya. Mereka tidak tahu cara mengaplikasikan teori yang mereka dapat untuk menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Terlebih tidak diberlakukannya pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre). Kurangnya aktivitas siswa dalam suatu pembelajaran menyebakan mereka hanya menghapal teori yang didapat tanpa memahaminya.


(16)

How we teach must also change in order to prepare our students to cope with these new situations: students need more than ever to be able to pose questions, seek and find appropriate resources for answering these questions, and communicate their solutions effectively to others. (Duch, et al , 2001, hlm.3)

Cara guru mengajar juga harus berubah untuk mempersiapkan siswa mengatasi situasi baru. Siswa perlu lebih dari sebelumnya untuk dapat mengajukan pertanyaan, mencari dan menemukan sumber daya yang tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, dan mengkomunikasikan solusi mereka secara efektif kepada orang lain. Salah satu cara guru untuk membantu siswanya belajar memecahkan masalah adalah dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL). “It is crucial that the students in a PBL curriculum become lifelong learners who have learned to take responsibility for their own learning process” (Graaff & Kolmos, 2003). Pembelajaran berbasis masalah lebih menitikberatkan pada proses kegiatan yang siswa lakukan dalam suatu pembelajaran (student centre). Melalui pembelajaran berbasis masalah siswa diajak untuk berpikir dan melakukan suatu aktivitas untuk menemukan solusi atas suatu permasalahan. Menurut Nasution (2011, hlm.140) “Masalah yang terpecahkan melalui problem solving mantap dan sukar dilupakan, apalagi bila mengenai pemikiran pada taraf tinggi”. Apabila siswa terlibat langsung dalam memecahkan masalah maka pembelajaran akan lebih bermakna dan sulit untuk dilupakan, dibandingkan siswa hanya diberikan teori terus menerus tanpa adanya kegiatan yang dilakukan.

“Esensi PBL berupa menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan” (Arends, 2008, hlm.41). Sedangkan menurut Dewey (dalam Sudjana 2011, hlm. 19) “belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan”. Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk dapat menginvestigasi, menyelidiki dan menyelesaikan suatu permasalahan yang disajikan oleh guru. Masalah dijadikan langkah awal siswa untuk merekonstruksi


(17)

3

pengetahuan baru yang akan didapatnya. ‘Masalah yang disajikan guru harus merupakan masalah yang konkret ada dalam dunia siswa. Salah satu ciri dari pembelajaran berbasis masalah adalah fokus kepada keterkaitan berbagai disiplin ilmu’ (Nurhadi dalam Putra, J. D.hlm 90). Pembelajaran berbasis masalah sangat cocok apabila diterapkan dalam kurikulum 2013 yang menuntut pembelajaran secara tematik-integratif.

Menurut Dewey dalam Prastowo (2013, hlm.158-159) bahwa ‘anak selalu aktif’. Persoalannya hanya terletak pada masalah memandu keaktifan siswa dan memberikan arahan. Salah satu cara untuk memandu keaktifan siswa dan memberikan arahan adalah dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS). Keberhasilan pembelajaran berbasis masalah tidak terlepas dari penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang menunjang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnnya bahwa dalam kurikulum 2013 pembelajaran harus tematik-integratif dan pembelajaran berbasis masalah menekankan pada keterkaitan antara disiplin ilmu. Maka LKS yang digunakan pun haruslah tematik agar pemahaman siswa bersifat holistik dalan suatu konsep.

Sebagai fasilitaror guru dapat mengembangkan LKS yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sebuah pembelajaran dengan menggunakan LKS akan memudahkan guru untuk menanamkan konsep yang ingin disampaikan oleh siswa, menarik minat siswa, dan memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif. Karena dengan LKS siswa dituntun untuk memahami suatu konsep atau memecahkan suatu masalah tanpa mereka sadari dan posisi guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator saja. LKS berisikan permasalahan yang harus dipecahkan siswa dan berisikan petunjuk kegiatan yang harus dilalui untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. LKS akan membantu siswa untuk mengonstruksi pengetahuan yang akan dimilikinya.

Peneliti melakukan studi pendahuluan ke tiga sekolah di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya. SDN yang dijadikan sebagai tempat untuk studi pendahuluan adalah SDN Sindangpalay 1, SDN Sindangpalay 4 dan SDN Sukamaju 2. Namun saat peneliti


(18)

guru yang masih menganggap bahwa LKS merupakan alat evaluasi bukan sebagai bahan ajar yang membantu siswa dalam proses pembelajarannya. Selain itu banyak LKS yang digunakan dalam proses belajar mengajar tidak sesuai dengan konsep LKS yaitu berisikan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kebanyakan dari LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran berbentuk seperti buku berjenis LKS yang sebenarnya hanya berisikan rangkuman materi dan soal – soal yang harus dikerjakan oleh siswa.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian mengenai pembelajaran berbasis masalah dan penelitian pengembangan LKS. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anggita Ayu Fitriani berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantu LKS Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Sd N 02 Banjardawa. Dari hasil analisis data yang diujikan diperoleh analisis thitung = 3,428. Pada taraf signifikasi 5% diperoleh t tabel = 1,71. Karena t hitung lebih besar dari ttabel yaitu 3,428 > 1,71 maka signifikan sehingga hipotesis penelitian “ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning berbantu LKS terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N 02 Banjardawa Pemalang” dapat diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning berbantu LKS terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD N 02 Banjardawa Pemalang Tahun Ajaran 2012/2013.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan LKS pada Pembelajaran Berbasis Masalah Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar.” B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian maka masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut.

a. Pembelajaran berpusat pada guru

b. Sulitnya siswa dalam mengaplikasikaan teori yang dimiliki. c. Kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran

LKS yang digunakan dalam pembelajaran kurang sesuai dengan konsep LKS seutunhnya. Masih menyebutkan soal-soal evaluasi yang langsung dijawab


(19)

5

berupa LKS bukan LKS yang berisi petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan siswa

d. Belum ditemukan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar

C. Rumusan Masalah Penelitian

a. Bagaimana penggunaan LKS dalam kegiatan pembelajaran di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014?

b. Bagaimana rancangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya?

c. Bagaimana implementasi rancangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar dalam proses uji coba di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya?

d. Bagaimana bentuk LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi penggunaan LKS pada kegiatan pembelajaran di SD Negeri

Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014

2. Menghasilkan rancangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

3. Memperoleh gambaran tentang keterpakaian penggunaan LKS dalam uji coba rancangan lembar kerja siswa pada pembelajaran berbasis masalah tema


(20)

bermain dengan benda-benda di sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

4. Menghasilkan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang diharapkan peneliti setelah penelitian dilaksanakan:

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata tentang pengembangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan sebuah LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah contoh bagi pengembangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar pada masa yang akan datang

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memahami lebih jelas alur penelitian skripsi ini, maka struktur organisasi atau sistematika penulisan dijabarkan sebagai berikut.

1. Bab I Pendahuluan. Terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi

2. Bab II Kajian Pustaka. Berisi konsep, teori, dalil dan hukum yang digunakan penelitisebagai dasar dan acuan penelitian

3. BAB III. Metode Penelitian. Komponen metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, desain penelitian,


(21)

7

metode penelitian, definisi istilah, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data penelitian.

4. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi analisis data, identifikasi data dan segala temuan di lapangan guna mengetahui hasil penelitian serta pembahasan. Hasil analisis data dikaitkan dengan kajian pustaka.

5. Bab V. Kesimpulan dan Saran. Hasil analisis dan pembahasan selanjutnya disajikan dalam bentuk singkat dengan memperhatikan pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah. Saran berisi rekomendasi untuk pembaca, bersifat konstruktif dan didasarkan pada hasil temuan yang telah diperoleh secara ilmiah.

6. Daftar Pustaka. Berisi seluruh sumber yang dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi

7. Lampiran-lampiran. Berisi seluruh lampiran yang digunakan saat melakukan penelitian.


(22)

24

1. Lokasi Penelitian

Proses studi pendahuluan dalam penelitian ini mengambil lokasi di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya. SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya terletak di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat. Peneliti melakukan studi pendahuluan di tiga buah sekolah yaitu SDN Sindangpalay I, SDN Sindangpalay IV, dan SDN Sukamaju II.

Sedangkan untuk tahap uji coba peneliti mengambil lokasi di ruangan micro

teaching UPI Kampus Tasikmalaya yang terletak di jalan Dadaha no. 18 Kota

Tasikmalaya. Pemilihan lokasi pada tahap uji coba ini dikarenakan ruangan micro

teaching dinilai lebih kondusif dibandingkan dengan lokasi SD. Selain itu untuk kepentingan tim skripsi yaitu pengambilan video pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah. Untuk uji coba 1 peneliti menggunakan SDN Sindangpalay I sedangkan untuk uji coba 2 peneliti menggunakan SDN Sindangpalay IV.

2. Subjek Sumber Data Penelitian

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley

dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu

tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara

sinergis. Pada objek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam

aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu. Hal ini

sejalan dengan Sugiyono (2009, hlm. 298) yang menyatakan bahwa :

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.


(23)

25

Jika pada penelitian kuantitatif sumber data disebut responden, maka pada

penelitian kualitatif sumber data disebut nara sumber, partisipan, informan

Penentuan sumber data pada penelitian kualitatif menggunakan teknik sampling.

Teknik sampling dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive. Menurut

Sukmadinata (2011, hlm. 216) “purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data yang dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.” Sedangkan Arikunto (2010, hlm. 183) mengemukakan bahwa:

Purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu karena beberapa pertimbangan misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

Pada pelaksanaan penelitian pengambilan subjek sumber data dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pengambilan data melalui analisis masalah di tiga SD Negeri Gugus Sindangpalay Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya yang diikuti oleh 35 siswa dari SD Negeri Sindangpalay I, 36 siswa dari SD Negeri Sindangpalay IV, dan 60 siswa dari SD Negeri Sukamaju II.

Tahap selanjutnya yaitu tahap uji coba produk. 25 orang siswa dari SDN Sindangpalay I mengikuti tahap uji coba 1 sedangkan 25 orang siswa SDN Sindangpalay IV mengikutitahap ujic coba 2. Maka, jumlah subjek uji coba adalah 50 siswa, sedangkan jumlah seluruhl subjek penelitian adalah 131 siswa.

Selain itu untuk mendapatkan gambaran tentang masalah di lapangan dan kondisi siswa, maka peneliti menambahkan nara sumber lain yaitu guru kelas V. Ada tiga guru kelas V yang dijadikan peneliti sebagai nara sumber, yaitu guru SDN Sindangpalay I, guru SDN Sindangpalay IV dan guru SDN Sukamaju II.

B. Desain Penelitian

1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Proses pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan 4-D yang kemudian dalam pelaksanaannya dimodifikasi


(24)

menjadi 3-D. Produk perangkat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah LKS berbasi masalah dengan subtema listrik di sekitar kita. Adapun model pengembangan

4-D ini terdiri atas 4 tahap utama, yaitu (1) Define (pendefinisian), (2) Design

(perancangan), (3) Develop (pengembangan), dan (4) Disseminate (penyebaran).

Secara garis besar tahapan dalam model 4-D adalah sebagai berikut.

a. Tahapan Pendefinisian (Define). Tujuan dari tahap ini adalah menetapkan dan

mendefinisikan syarat-syarat perangkat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Pada tahap ini terdiri dari:

1) Menetapkan masalah

2) Analisis siswa

3) Analisis kurikulum

4) Analisis tugas

5) Perumusan tujuan pembelajaran

b. Tahapan Design (perancangan). Pada tahap ini peneliti melakukan perancangan

LKS berbasis masalah. Tahap ini terdiri dari :

1) Pemilihan kegiatan yang akan dilakukan

2) Pemilihan alat dan bahan yang dibutuhkan

3) Perencanaan tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan

4) Perancangan pengolahan hasil pengamatan

5) Perumusan pertanyaaan pengarah menuju kesimpulan

c. Tahap Development (pengembangan). Tahap ini peneliti melakukan

pengembangan produk LKS berbasis masalah. Pengembangan LKS berbasis masalah dilakukan untuk menghasilkan produk LKS berbasis masalah. Tahap ini terdiri dari :

1) Validasi

2) Revisi


(25)

27

d. Tahap Disseminate (Penyebaran). Pada tahap ini peneliti melakukan penyebaran

dengan memperkenalkan produk yang. Produk yang dihasilkan diperkenalkan kepada guru sekolah dasar

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dan pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh oleh peneliti dalam membuat produk. Berbeda dengan model pengembangan yang memaparkan tahapan dalam pengembangan, dalam prosedur pengembangan masing-masing sifat-sifat dan komponen dalam setiap tahapan pengembangan dijabarkan secara rinci. Sesuai dengan model yang digunakan yaitu model 4-D, maka dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Tahap Define (Pendefinisian), dalam tahapan ini terdapat 5 fokus kegiatan

sebagai berikut.

1) Menetapkan masalah

Kegiatan menentukan masalah dilakukan sebagai langkah awal untuk memulai penelitian. Pada analisis masalah peneliti menetapkan masalah apa yang akan menjadi fokus penelitian.

2) Analisis siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari siswa yang akan diteliti. Hal tersebut sesuai dengan Mikarsa dkk. (2007, hlm. 27) yang menyatakan bahwa “… bahan ajar dilaksanakan sejalan dengan karakteristik perkembangan siswa …”. Karakteristik siswa ditelaah berdasarkan kebutuhan dan perkembangannya sebagai acuan untuk rancangan LKS berbasis masalah.

3) Analisis kurikulum

Analisis kurikulum dilakukan untuk menetapkan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan digunakan sebagai acuan pembuatan LKS berbasis masalah. Kompetensi inti dan kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran dipilih dan


(26)

dipadukan menjadi satu subtema pembelajaran. Kompetensi inti dan kompetensi dasar dikembangkan menjadi berbagai indikator pembelajaran.

4) Analisis tugas

Analisis tugas ditujukan untuk mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas agar tercapainya kompetensi dasar. Tahap-tahap penyelesaian tugas ini dapat dikembangkan dalam pembelajaran.

5) Perumusan tujuan pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran dilakukan berdasarkan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan. Indikator pembelajaran ditetapkan dirumuskan kedalam tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga disesuaikan dengan karakteristik anak.

b. Tahap Design (Perancangan)

Dalam tahapan ini adalah perancangan LKS berbasis masalah. Adapun dalam tahap ini terdiri dari kegiatan:

1) Pemilihan kegiatan yang akan dilakukan

Pemilihan kegiatan yang akan dilakukan didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan harus mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan membuat siswa terlibat memecahkan masalah.

2) Pemilihan alat dan bahan yang dibutuhkan

Alat dan bahan yang dipilih disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran. Alat dan bahan yang digunakan siswa harus menunjang proses kegiatan pembelajaran siswa sehingga siswa dapat memahami konsep, mengkonkretkan sesuatu yang abstrak dan membuat sesuatu berdasarkan alat dan bahan yang ditentukan berdasarkan konsep pembelajaran yang akan disampaikan.

3) Perencanaan tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan

Setelah pemilihan alat dan bahan yang disesuaikan dengan kegiatan yang telah ditentukan. Maka kegiatan-kegiatan tersebut diurutkan dan disusun tahapan-tahapan kegiatan yang harus di lakukan agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.


(27)

29

4) Perancangan pengolahan hasil pengamatan

Dalam LKS terdapat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan atau diamati. Hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut diolah dan ditulis hasil pengolahaannya misalnya pada tabel.

5) Perumusan kesimpulan

Setelah pengolahan hasil pengamatan maka siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan. Kesimpulan diarahkan dapat berupa pengisian kalimat rumpang atau dapat diarahkan dengan menjawab dari berbagai pertanyaan.

c. Tahap Pengembangan

Dalam tahap pengembangan ini terdiri dari pengembangan perangkat LKS dengan divalidasi oleh ahli revisi dan uji coba produk. “Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan

oleh peneliti” (Sugiyono, 2009, hlm. 363). Adapun “reliabilitas berkenaan dengan

derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan” (Sugiyono, 2009, hlm. 268). Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama.

Validasi draf 1 LKS yang divalidasi ahli yang dilakukan bersifat perkiraan atau judgement, berdasarkan analisis dan pertimbangan logika dari para ahli. Judgement dari ahli sangat penting untuk menilai kelayakan konsep atau teori yang digunakan. Proses validasi ahli dilakukan oleh kedua dosesn pembimbing penelitian peneliti. Hal ini dikarenakan menurut Sukmadinata (2012, hlm. 176) “kelayakan praktis juga dapat dilakukan oleh para ahli atau pembimbing karena mereka juga punya pengalaman dan praktik yang cukup luas”. Validasi yang dilakukan berupa meminta analisis kelayakan teori atau konsep yang digunakan terhadap draf 1 LKS yang dikembangkan dan meminta saran perbaikan atas kekurangan-kekurangan yang ada.

Draf 1 LKS yang telah divalidasi oleh ahli di analisis oleh peneliti hal-hal apa saja yang menjadi kekurangannya dan di revisi oleh peneliti. Setelah revisi dilakukan maka terbentuk draf 2 LKS. Draf 2 LKS diujicobakan ke 25 orang siswa SDN


(28)

Sindangpalay I. Saat proses uji coba 1 dilakukan peneliti melakukan observasi terhadap penggunaan LKS dan menganalisis hasil isian draf 2 LKS yang diisi oleh siswa. Selain itu peneliti juga memberikan kuesioner respon guru kepada guru yang mengajar dan kuesioner respon siswa kepada siswa yang belajar. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengetahui respon dari guru dan siswa terhadap draf 2 LKS. Analisis kekurangan draf 2 LKS dilakukan berdasarkan observasi dan hasil isian draft 2 LKS siswa. Kekurangan-kekurangan yang ada di revisi dan terbentuk draf 3 LKS.

Setelah draf 3 LKS dibentuk maka dilakukan uji coba 2 kepada 25 orang siswa SDN Sindangpalay IV. Sama seperti halnya uji coba 1 peneliti melakukan melakukan observasi terhadap penggunaan LKS dan menganalisis hasil isian draf 2 LKS yang diisi oleh siswa. Kemudian peneliti kembali memberikan kuesioner respon guru kepada guru yang mengajar dan kuesioner respon siswa kepada siswa yang belajar. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengetahui respon dari guru dan siswa terhadap draf 3 LKS. Analisis kekurangan draf 3 LKS dilakukan berdasarkan observasi dan hasil isian draft 3 LKS siswa. Kekurangan-kekurangan yang ada di revisi untuk terakhir kalinya. Setelah revisi akhir maka terbentuklah produk bahan ajar LKS berbasis masalah.

d. Tahap Penyebaran

Tahap penyebaran dilakukan secara terbatas. Penyebaran dilakukan dengan cara mengadakan mengunjugi ke sekolah sekolah yang terdapat di SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

Apabila digambarkan, maka alur penelitian yang peneliti laksanakan adalah sebagai berikut.


(29)

31

Gambar 3.1

Alur Proses Penelitian dan Pengembangan Model Four-D

Validasi Ahli Revisi I

Uji Coba

•Uji Coba 1

•Revisi II

•Uji Coba 2

•Revisi III

Produk Akhir Berupa:

LKS Berbasis Masalah Analisis Masalah:

• Menetapkan masalah

• Analisis siswa

• Analisis tugas

• Analisis kurikulum

• Perumusan tujuan

pembelajaran

Perancangan LKS Berbasis Masalah:

•Pemilihan kegiatan yang akan dilakukan

•Pemilihan alat dan bahan yang dibutuhkan

•Perencanaan tahapan-tahapan kegiatan

yang akan dilakukan

•Perancangan pengolahan hasil pengamatan

•Perumusan kesimpulan


(30)

Keterangan:

: Tahap Pendefinisian (Define)

: Tahap Perancangan (Design)

: Tahap Pengembangan (Develop)

: Tahap Penyebaran (Disseminate)

a. Desain Uji Coba

Dalam pelaksanaan uji coba, peneliti mengujicobakan LKS yang sebelumnya telah di validasi oleh validator ahli pada siswa kelas V Gugus Sindangpalay. Pada uji coba 1 LKS diberikan kepada siswa secara berkelompok dalam kegiatan pembelajaran berbasis masalah. Setelah diujicobakan hasil pengerjaan LKS dianalisis apa yang menjadi kekurangan dan kelebihannya. Kekurangan yang terdapat dalam LKS diperbaiki. Lalu diujikan kembali kepada siswa dan di lihat hasilnya.

b. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba adalah siswa kelas V SD Negeri Gugus Sindangpalay UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya

Tabel 3.1

Subjek Uji Coba Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V

1 SDN Sindangpalay I 25 orang

2 SDN Sindangpalay IV 25 orang

Jumlah 50 orang

c. Jenis data

Data yang dikumpulkan dalam uji coba adalah data untuk mengetahui implementasi pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis masalah. Adapun jenis data yang diperlukan dan instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut.


(31)

33

Tabel 3.2

Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data Uji Coba

No.

Jenis Data Teknik

Pengumpulan Data

Instrumen Sumber

1.

Keterbacaan LKS

pada pembelajaran berbasis masalah

Observasi Lembar

Observasi

Siswa kelas V

2.

Kesesuaian kegiatan dalam LKS dengan materi pembelajaran berbasis masalah

Observasi Lembar

Observasi

Siswa kelas V

3. Hasil pekerjaan

siswa pada LKS

Pengisian LKS LKS Siswa kelas

V

4 Respon Siswa Pengisisan

kuesioner

Kuesioner Siswa Kelas

V

5.

Respon Guru Pengisian

kuesioner

Kuesioner Guru

pengajar pada

tahap uji

coba

C. Metode Penelitian

“Metode penelitian pengembangan atau dalam bahasa Ingrisnya Research and

Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut” (Sugiyono, 2013, hlm.407). Menurut Sudjana (dalam Trianto, 2012, hlm.81), “untuk melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran diperlukan model-model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan”. Salah satu model dalam metode penelitian

pengembangan adalah model penelitian pengembangan Four D atau biasa disingkat

4D. Berdasarkan metode penelitian research and development dengan model


(32)

(define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (development) dan uji

coba (dissemination).

D. Definisi Istilah

Pembelajaran berbasis masalah dalam penelitian ini adalah sebuah model pembelajaran yang sengaja dirancang dengan menjadikan masalah sebagai acuan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk berpikir kritis dan lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

LKS dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa yang dirancang untuk pembelajaran berbasis masalah dengan tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar subtema Listrik di Sekitar Kita. Lembar Kerja Siswa berisi petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan untuk memecahkan suatu pemasalahan yang dihadapkan dan menjadi pedoman siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran berbasis masalah dikelas.

Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar merupakan salah satu tema yang terdapat dalam kurikulum 2013 di kelas V Sekolah Dasar sub tema Listrik di Sekitar Kita. Mata pelajaran yang ditematikan adalah Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Indonesia dan Matematika

E. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah” (Arikunto, 2010, hlm. 203). Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner,

lembar observasi, pedoman wawancara, check-list, dan LKS.

1. Lembar Kuesioner

Lembar kuesioner berisikan sejumlah pertanyaan yang dijawab oleh responden secara tertulis.


(33)

35

2. Lembar observasi

Lembar observasi berisikan hal-hal yang harus diamati dan dicatat oleh peneliti pada saat kegiatan observasi dilakukan.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisikan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan oleh peneliti dan diminta dijawab kepada responden.

4. Check-list

Check-list berisikan daftar yang harus dicocokan antara suatu hal yang ada dilapangan dengan daftar yang telah ditentukan oleh peneliti.

5. LKS

Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2012, hlm.111). Penggunaan LKS sebagai instrument penelitian dilakukan untuk mengetahui keterpakaian dari LKS yang telah dibuat oleh peneliti.

Tabel 3.3

Jenis Data, Teknik Pengumpulan data, Instrumen yang Digunakan

No Jenis Data

Teknik Pengumpulan

Data

Instrumen Sumber

Data Tahapan

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

1. Penggunaan LKS

di kelas V Gugus Sindangpalay

Wawancara semi terstruktur

Pedoman wawancara

Guru Kelas V

Pendefinisian

2. Penggunaan LKS

di kelas V Gugus Sindangpalay

Studi

dokumentasi

Check-list Arsip kelas V


(34)

Tabel 3.3

Jenis Data, Teknik Pengumpulan data, Instrumen yang digunakan (Lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

4. Keterbacaan

LKS pada

pembelajaran berbasis masalah

Observasi Lembar

Observasi Siswa kelas V Pengembangan 5. Kesesuaian kegiatan dalam LKS dengan materi pembelajaran berbasis masalah

Observasi Lembar

Observasi

Siswa kelas V

Pengembangan

6. Hasil pekerjaan

siswa pada LKS

Uji Coba LKS LKS Siswa

kelas V

Pengembangan

7. Respon Siswa Pengsisian

kuesioner Angket/ Kuesioner Siswa Kelas V Pengembangan

8 Respon Guru Pengisian

kuesioner Angket/ Kuesioner Guru pengajar pada tahap uji coba

Pengembangan

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

Setelah penyusunan instrumen selesai, peneliti akan menguji cobakan instrumen ke sekolah yang dianggap sama karakteristiknya dengan kelas penelitian. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian.


(35)

37

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

“Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti” (Bungin, 2001: 158).

2. Angket

Menurut Sukmadinata (2012: 219) “angket adalah suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung.” Pada penelitian ini peneliti menggunakan angket terbuka. Angket berisiskan pertanyaan-pertanyaan yang bebas diisi oleh responden secara bebas. Angket diberikan kepada guru dan siswa sebagai respon dan informasi tambahan mengenai LKS berbasis masalah

3. Observasi

Menurut Sukmadinata (2012: 220) “Observasi (observation) atau pengamatan

merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”. Observasi yang dilakukan adalah observasi nonpartisipasif peneliti dalam kelas saat uji coba 1 LKS dan uji coba 2 LKS. Peneliti tidak terlibat dalam kegiatan uji coba, peneliti hanya mengamati kegiatan yang dilakukan.

4. Studi Dokumentasi

Menurut Sukmadinata (2012: 221) Studi dokumentasi adalah “ suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik”. Studi dokumentasi silakukan terhadap LKS yang sebelumnya telah digunakan guru. Studi dokumentasi dilakukan pada tahap pendefinisian.

5. Uji Coba LKS

Uji coba LKS dilakukan kerena produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah LKS. Untuk mengetahui keterpakaian LKS maka dilakukan proses uji coba terhadap LKS. LKS akan digunakan oleh siswa kelas V SD dan hasil pekerrjaan siswa pada


(36)

LKS akan dianalisis. Berdasarkan data yang ditemukan maka penelti dapat menganalisis kekurangan dan kelebihan dari LKS yang dikembangkan.

H. Analisis Data

Menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 244) menyatakan bahwa:

Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and enable you to present what you have discovered to others.

Berdasarkan pernyataan Bogdan maka analisis data adalah proses sistematis mencari dan menyusun transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang telah peneliti kumpulkan dari penelitian yang dilakukan sehingga dapat menambah informasi peneliti dan memungkinkan peneliti untuk mengomunikasikan apa yang telah peneliti temukan kepada orang lain. Menurut Stainback (dalam Sugiyono 2001, hlm 243) menyatakan bahwa “belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menetukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori.” Hal ini dikarenakan data yang diperoleh dari berbagai sumber menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh, sehingga peneliti sendiri yang harus menentukan teknik analisis data yang digunakan.

Sebelum melakukan perancangan LKS peneliti terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan. Data yang ditemukan dalam studi pendahuluan oleh peneliti dianalisis dan dijadikan acuan untuk melakukan perancangan terhadap draf 1 LKS. Dalam melakukan analisis data kualitatif peneliti menggunakan model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 337), “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.”


(37)

39

Gambar 3.2

Komponen dalam analisis data (interactive model) (Sugiyono)

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Pada proses pengambilan data dilapangan maka peneliti akan memperoleh data yang kompleks, rumit dan jumlahnya tidak sedikit. Maka dari itu perlu dilakukan analisis data dengan segera melalui reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara dari sekian banyak data yang didapatkan peneliti memilih dan mengumpulkan data-data manasaja yang diperlukan dan menyampingkan data-data-data-data yang tidak diperlukan. Hal ini agar data penelitian menjadi lebih fokus dan terarah.

2. Data Display (penyajian data)

Setelah melakukan reduksi data maka selanjutnya peneliti menyajikan data tersebut. Pada penelitian kualitatif penyajian data dapat berupa teks naratif, bagan,

hubungan antara kategori flowchart dan sejenisnya. Namun yang paling sering

digunakan oleh para peneliti adalah uraian teks yang bersifat naratif. 3. Conclusion Drawing/ Verification

Langakah ketiga yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif berupa temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 253) “temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu hal yang sebelumnya belum jelas, namun setelah diteliti hal tersebut menjadi lebih jelas. Dapat berupa kausal hubungan interaktif atau teori.”

Data Collection

Data Display

Data Reduction

Conclusions : drawing/verifying


(38)

92 A. Simpulan

Penelitian pengembangan yang dilakukan menggunakan model pengembangan 4D, yaitu Define (pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (pengembangan) Berdasarkan hasil penelitian pengembangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar, maka dapat diambil beberapa simpulan diantaranya:

1. Penggunaan LKS di sekolah masih sebatas menjawab soal-soal. Masih menjadikan LKS sebagai alat evaluasi bukan sebagai bahan ajar. LKS yang digunakan pun kurang memperhatikan komponen-komponen yang seharusnya ada dalam sebuah LKS

2. LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar dirancang berdasarkan beberapa tahapan perancangan diantaranya pemilihan kegiatan yang akan dilakukan, pemilihan alat dan bahan yang digunakan, perencanaan tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan, perancangan pengolahan hasil pengamatan, dan perumusan kesimpulan 3. Implementasi rancangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema

bermain dengan benda-benda di sekitar dilakukan dalam proses uji coba sebanyak dua kali. Sebelum melakukan uji coba rancangan telah di validasi dan telah dinyatakan valid oleh validator. Setiap setelah dilakukannya uji coba produk selalu direvisi berdasarkan analisis jawaban siswa dalam LKS, observasi pertanyan siswa, respon siswa dan respon dari guru yang mengajar. 4. Bentuk LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar adalah berupa produk akhir dari penelitian ini. Produk akhir ini diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan yang ditemukan. Dan diharapakan dapat membuat siswa lebih terampil dalam memcahkan masalah yang dihadapi dalam kehidpan sehari-hari. Produk akhir dapat dilihat dalam lampiran pada skripsi ini.


(39)

93

B. Saran

Berdasarkan pengalaman dalam melakukan penelitian dan hasil dari penelitian pengembangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar, maka untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan:

1. Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran sebaiknya dilakukan secara tim seperti yang peneliti lakukan. Penelitian secara tim sangat membantu dalam pelaksanaan pengembangan perangkat pembelajaran. Pengembangan yang dilakukan menjadi lebih terfokus terhadap setiap produk dalam suatu perangkat pembelajaran.

2. Proses penelitian pengembangan merupakan proses yang cukup kompleks, sehingga diperlukan waktu penelitian yang tidak sebentar. Oleh karena itu, dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan dibutuhkan kesiapan yang matang, khususnya dalam instrumen penelitian yang digunakan agar waktu yang tersedia bisa digunakan dengan lebih efektif.

3. Bagi pengajar yang akan menggunakan LKS ini harus mengerti mengenai pembelajaran berbasis masalah dan konsep materi yang terdapat pada tema bermain dengan benda benda di sekitar. Hal ini dikarenakan LKS yang dirancang berdasarkan pembelajaran berbasis masalah dan tema bermain dengan benda-benda di sekitar.

4. Pengembangan LKS sebaiknya dilakukan pada tema atau subtema yang lain. Sebaiknya peengembangan yang dilakukan tidak hanya pada sub tema listrik di sekitar kita saja namun lebih baik dilakukan juga pada tema atau subtema lain.


(40)

94

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. (2008). Learning To Teach: Belajar untuk Mengajar Edisi Ketujuh/Buku Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta

Astuti, Y dan Setiawan, B. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Kalor. FMIPA UNNES Semarang

BSNP. (2013). Salinan lampiran permendikbud no. 67 tahun 2013 tentang kurikulum SD. Jakarta

BSNP. (2013). Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Jakarta

Dahar, W.R. (2006). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Tematik. Jakarta

Duch, Barbara, et, al. (2001). The Power of Problem-Based Learning. Virginia: Stylus Publishing,

Fitriani, Anggita Ayu. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantu LKS Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD N 02 Banjardawa. Skripsi Sarjana pada IKIP PGRI Semarang:tidak diterbitkan

Graaff, Erik De & Kolomos, Annette. 2003. Characteristics of Problem-Based Learning. Delft University of Technology, the Netherlands Aalborg University, Denmark

Hernawan, Asep Herry. Asra. dan Dewi, L. (2007). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.

Majid, Abdul. (2007). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Cetakan Ketiga. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Mikarsa, H. L. dkk. (2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Nasution, S. (2011). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar


(41)

95

Poerwadarminta, W. J. S. 2009. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Prastowo, Andi. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta:Diva Press

Putra, Juma de. (2013). Inspirasi Mengajar ala Harvard University. Yogyakarta: DIVA Press.

Rahman, Muhammad dan Amri, Sofan. Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustakaraya

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Cetakan Ketiga Belas). Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sunyono, Development Of Student Worksheet Base On Environment To Sains Material Of Yunior High School In Class VII On Semester I (Study in SMPN 1 Bandar Lampung For Materials of Acid, Base, and Salt). FKIP Universitas Lampung

Thiagarajan, S. Semmel, D.S & Semmel, MI. (1974). Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. Indiana:Indiana University Bloomington.

Tim Penyusun. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. Bandung: UPI. Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu (Cetakan Keempat). Jakarta: Bumi

Aksara

Widjajanti, Endang. Kualitas Lembar Kerja Siswa. FMIPA Universitas Pendidikan Yogyakarta.


(1)

LKS akan dianalisis. Berdasarkan data yang ditemukan maka penelti dapat menganalisis kekurangan dan kelebihan dari LKS yang dikembangkan.

H. Analisis Data

Menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 244) menyatakan bahwa:

Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and enable you to present what you have discovered to others.

Berdasarkan pernyataan Bogdan maka analisis data adalah proses sistematis mencari dan menyusun transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang telah peneliti kumpulkan dari penelitian yang dilakukan sehingga dapat menambah informasi peneliti dan memungkinkan peneliti untuk mengomunikasikan apa yang telah peneliti temukan kepada orang lain. Menurut Stainback (dalam Sugiyono 2001, hlm 243) menyatakan bahwa “belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menetukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori.” Hal ini dikarenakan data yang diperoleh dari berbagai sumber menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh, sehingga peneliti sendiri yang harus menentukan teknik analisis data yang digunakan.

Sebelum melakukan perancangan LKS peneliti terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan. Data yang ditemukan dalam studi pendahuluan oleh peneliti dianalisis dan dijadikan acuan untuk melakukan perancangan terhadap draf 1 LKS. Dalam melakukan analisis data kualitatif peneliti menggunakan model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 337), “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.”


(2)

39

Gambar 3.2

Komponen dalam analisis data (interactive model) (Sugiyono) 1. Data Reduction (Reduksi Data)

Pada proses pengambilan data dilapangan maka peneliti akan memperoleh data yang kompleks, rumit dan jumlahnya tidak sedikit. Maka dari itu perlu dilakukan analisis data dengan segera melalui reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara dari sekian banyak data yang didapatkan peneliti memilih dan mengumpulkan data-data manasaja yang diperlukan dan menyampingkan data-data-data-data yang tidak diperlukan. Hal ini agar data penelitian menjadi lebih fokus dan terarah.

2. Data Display (penyajian data)

Setelah melakukan reduksi data maka selanjutnya peneliti menyajikan data tersebut. Pada penelitian kualitatif penyajian data dapat berupa teks naratif, bagan, hubungan antara kategori flowchart dan sejenisnya. Namun yang paling sering digunakan oleh para peneliti adalah uraian teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion Drawing/ Verification

Langakah ketiga yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif berupa temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 253) “temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu hal yang sebelumnya belum jelas, namun setelah diteliti hal tersebut menjadi lebih jelas. Dapat berupa kausal hubungan interaktif atau teori.”

Data Collection

Data Display

Data Reduction

Conclusions : drawing/verifying


(3)

92

A. Simpulan

Penelitian pengembangan yang dilakukan menggunakan model pengembangan 4D, yaitu Define (pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (pengembangan) Berdasarkan hasil penelitian pengembangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar, maka dapat diambil beberapa simpulan diantaranya:

1. Penggunaan LKS di sekolah masih sebatas menjawab soal-soal. Masih menjadikan LKS sebagai alat evaluasi bukan sebagai bahan ajar. LKS yang digunakan pun kurang memperhatikan komponen-komponen yang seharusnya ada dalam sebuah LKS

2. LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar dirancang berdasarkan beberapa tahapan perancangan diantaranya pemilihan kegiatan yang akan dilakukan, pemilihan alat dan bahan yang digunakan, perencanaan tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan, perancangan pengolahan hasil pengamatan, dan perumusan kesimpulan 3. Implementasi rancangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema

bermain dengan benda-benda di sekitar dilakukan dalam proses uji coba sebanyak dua kali. Sebelum melakukan uji coba rancangan telah di validasi dan telah dinyatakan valid oleh validator. Setiap setelah dilakukannya uji coba produk selalu direvisi berdasarkan analisis jawaban siswa dalam LKS, observasi pertanyan siswa, respon siswa dan respon dari guru yang mengajar. 4. Bentuk LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar adalah berupa produk akhir dari penelitian ini. Produk akhir ini diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan yang ditemukan. Dan diharapakan dapat membuat siswa lebih terampil dalam memcahkan masalah yang dihadapi dalam kehidpan sehari-hari. Produk akhir dapat dilihat dalam lampiran pada skripsi ini.


(4)

93

B. Saran

Berdasarkan pengalaman dalam melakukan penelitian dan hasil dari penelitian pengembangan LKS pada pembelajaran berbasis masalah tema bermain dengan benda-benda di sekitar, maka untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan:

1. Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran sebaiknya dilakukan secara tim seperti yang peneliti lakukan. Penelitian secara tim sangat membantu dalam pelaksanaan pengembangan perangkat pembelajaran. Pengembangan yang dilakukan menjadi lebih terfokus terhadap setiap produk dalam suatu perangkat pembelajaran.

2. Proses penelitian pengembangan merupakan proses yang cukup kompleks, sehingga diperlukan waktu penelitian yang tidak sebentar. Oleh karena itu, dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan dibutuhkan kesiapan yang matang, khususnya dalam instrumen penelitian yang digunakan agar waktu yang tersedia bisa digunakan dengan lebih efektif.

3. Bagi pengajar yang akan menggunakan LKS ini harus mengerti mengenai pembelajaran berbasis masalah dan konsep materi yang terdapat pada tema bermain dengan benda benda di sekitar. Hal ini dikarenakan LKS yang dirancang berdasarkan pembelajaran berbasis masalah dan tema bermain dengan benda-benda di sekitar.

4. Pengembangan LKS sebaiknya dilakukan pada tema atau subtema yang lain. Sebaiknya peengembangan yang dilakukan tidak hanya pada sub tema listrik di sekitar kita saja namun lebih baik dilakukan juga pada tema atau subtema lain.


(5)

94

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. (2008). Learning To Teach: Belajar untuk Mengajar Edisi

Ketujuh/Buku Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta

Astuti, Y dan Setiawan, B. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Kooperatif

Pada Materi Kalor. FMIPA UNNES Semarang

BSNP. (2013). Salinan lampiran permendikbud no. 67 tahun 2013 tentang

kurikulum SD. Jakarta

BSNP. (2013). Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Jakarta

Dahar, W.R. (2006). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Tematik. Jakarta

Duch, Barbara, et, al. (2001). The Power of Problem-Based Learning. Virginia: Stylus Publishing,

Fitriani, Anggita Ayu. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantu LKS Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran

Matematika Kelas IV SD N 02 Banjardawa. Skripsi Sarjana pada IKIP

PGRI Semarang:tidak diterbitkan

Graaff, Erik De & Kolomos, Annette. 2003. Characteristics of Problem-Based

Learning. Delft University of Technology, the Netherlands Aalborg

University, Denmark

Hernawan, Asep Herry. Asra. dan Dewi, L. (2007). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.

Majid, Abdul. (2007). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Cetakan Ketiga. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Mikarsa, H. L. dkk. (2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Nasution, S. (2011). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar


(6)

95

Poerwadarminta, W. J. S. 2009. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Prastowo, Andi. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta:Diva Press

Putra, Juma de. (2013). Inspirasi Mengajar ala Harvard University. Yogyakarta: DIVA Press.

Rahman, Muhammad dan Amri, Sofan. Strategi & Desain Pengembangan Sistem

Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustakaraya

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D (Cetakan Ketiga Belas). Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sunyono, Development Of Student Worksheet Base On Environment To Sains

Material Of Yunior High School In Class VII On Semester I (Study in SMPN

1 Bandar Lampung For Materials of Acid, Base, and Salt). FKIP

Universitas Lampung

Thiagarajan, S. Semmel, D.S & Semmel, MI. (1974). Instructional Development

for Training Teachers of Exceptional Children. Indiana:Indiana University

Bloomington.

Tim Penyusun. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. Bandung: UPI. Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu (Cetakan Keempat). Jakarta: Bumi

Aksara

Widjajanti, Endang. Kualitas Lembar Kerja Siswa. FMIPA Universitas Pendidikan Yogyakarta.