PENGARUH DIVIDEN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

PENGARUH DIVIDEN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP
HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO
PUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Oleh :
ERNAWATI
0812010018 / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

J AWA TIMUR
2011

USULAN PENELITIAN

PENGARUH DIVIDEN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP
HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO
PUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

ERNAWATI
0812010018 / EM
Telah disetujui untuk mengikuti seminar :

Pembimbing Utama

Dr . Ali Maskun, MS

Tanggal :…………………..

Men get ahu i


Ketua Pr ogram Studi
Manajemen

Dr . Muh adjir An war , MM

NIP. 19650907 1991031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENGARUH DIVIDEN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP
HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO
PUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang diajukan

ERNAWATI
0812010018 / EM

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr . Ali Maskun, MS

Tanggal :…………………..

Mengetahui
Wakil Dekan I

Drs. Rahman A. Suwaidi, MS
NIP. 19600330 198603 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“Pengar uh Ear ning Per Shar e dan Dividen Ter hadap Harga Saham Pada
Perusahaan Otomotif Yang Go Public di Bur sa Efek Indonesia”
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Ali Maskun, MS, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama
masa perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dan
segalanya.
7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan
yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan.

Surabaya, Januari 2012
Penulis

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
ABSTRAKSI ............................................................................................... viii
BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 9
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 10

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ............................................................... 11
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................... 11

2.2.1. Saham di Pasar Modal ........................................................... 12
2.2.2. Analisis Rasio ....................................................................... 20
2.2.3. Kebijakan Dividen................................................................. 28
2.2.4. Profitabilitas .......................................................................... 30
2.2.5. Pengaruh Earning per share Terhadap Harga Saham .............. 33
2.2.6. Pengaruh Dividen Terhadap Harga Saham............................. 34
2.3. Kerangka Konseptual ............................................................... 35
2.4. Hipotesis .................................................................................. 35

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB

III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................

36


3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian .........................................

37

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ...............................................

38

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ......................................

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Perusahaan ........................................................

43

4.1.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia .........................

43


4.2.Deskripsi Variabel

........................................................

46

4.3. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ..................................

49

4.3.1. Uji Normalitas

........................................................

49

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ........................................................

50


4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda .......................

52

4.3.4. Hasil Pengujian Uji F dan uji t ........................................

54

4.4. Pembahasan

........................................................

55

4.4.1 Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham .........

55

4.4.2 Pengaruh Dividen terhadap Harga Saham ........................


56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 57
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 57
5.2. Saran

.................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Data Earning Per Share Perusahaan Otomotive ............................. 46
Tabel 4.2. Data Dividen Perusahaan Otomotive ............................................. 47
Tabel 4.3. Data Harga Saham Perusahaan Otomotive ..................................... 48
Tabel 4.4. Normalitas Data Masing-masing Variabel ...................................... 49
Tabel 4.5. Data Autokorelasi .......................................................................... 50
Tabel 4.6. Batas-batas daerah Test Durbin Watson .......................................... 51
Tabel 4.7 : Hasil Pengujian Multikolinieritas .................................................. 52
Tabel 4.8 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ............................................... 52
Tabel 4.9 Koefisien Regresi ............................................................................ 53
Tabel 4.10 : Hasil Uji F .................................................................................. 54
Tabel 4.11 : Hasil Uji t .................................................................................... 54

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Pikir ............................................................................ 35

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH DIVIDEN DAN EARNING PER SHARE
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIF YANG GO PUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA

Er nawati

ABSTRAK
Pertimbangan mengenai dividend payout ratio ini diduga sangat berkaitan
dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus
maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya dividend payout
ratio sesuai dengan harapan pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan
kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share dan Dividen terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Otomotif Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia
si dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Otomotif yang go public di
PT. Bursa Efek Indonesia. Teknik penentuan sampel yang dipergunakan dalam
penelitian adalah purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan kriteria
tertentu dengan jumlah 15 perusahaan. Model yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji regresi linier berganda.
Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian
tentang pengaruh Earning Per Share, Dividen terhadap Harga Saham maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : variabel Earning Per Share
memberikan kontribusi terhadap Harga Saham. Variabel Dividen memberikan
kontribusi terhadap terhadap Harga Saham.

Keywords :

earning per share, dividen dan harga saham

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai
macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.
Untuk mengurangi kemungkinan resiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor
memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja
perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik
dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada
kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan.
Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam
perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return)
baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga
jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dalam hubungannya dengan
pendapatan dividen, para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang
relatif stabil, karena dengan stabilitas diveden dapat meningkatkan kepercayaan investor
terhadap perusahaan sehingga menguragi ketidakpastian investor dalam menanamkan
dananya kedalam perusahaan. Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen
dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan antara lain: perlunya menahan sebagian
laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan,
likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan
rasio pembayaran diveden dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan deviden.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Pembayaran dividen dalan bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor
daripada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi
ketidakpastian investor dalam aktivitas investasinya kedalam perusahaan. Demikian pula
stabilitas dividen yang dibayarkan juga akan mengurangi ketidakpastian dari earning per
share perusahaan, sehingga stabilitas dividen juga merupakan faktor penting yang barus
dipertimbangkan manajemen
Investor dan manajemen perusahaan lebih menekankan pada preferensi jangka
panjang. Mengingat masih terbatasnya penelitian yang menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi dividen, maka perlu dilakukan penelitian sejenis sebagaimana penelitian
yang dilakukan di luar negeri (Amerika dan Australia). Sementara penelitian yang
dilakukan di luar negeri tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dividen
didasarkan pada persepsi para manajer perusahaan melalui metode kuesioner (Partington,
1989), sehingga hasil penelitiannya lebih bersifat kebijakan manajemen dalam
menentukan besarnya pembayaran dividen.
Investor mengharapkan untuk mendapatkan tingkat kembalian (return) baik
berupa dividen maupun capital gain tidak didasarkan pada kebijakan manajemen (intern)
perusahaan tetapi didasarkan pada hasil/kinerja yang telah dicapai oleh perusahaan yang
tercermin dalam laporan keuangan yang dipublikasikan. Kebijakan apapun yang
ditempuh

oleh

manajemen

perusahaan,

bagi

investor

tidak

terlalu

penting

dipertimbangkan, karena kebijakan manajemen hanya dapat diketahui oleh pihak intern
perusahaan. Lagi pula, bagi investor yang terpenting adalah melihat bagaimana
perkembangan perusahaan terutama dari kinerja keuangannya.
Bertitik tolak dari faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh manajemen dan
kepentingan investor yang didasarkan pada kinerja keuangan maka berdasarkan hasil

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

penelitian sebelumnya dapat diidentifikasi variabel-variabel yang mungkin berpengaruh
terhadap pendapatan dividen.
Sebagaimana diketahui bahwa para investor yang menanamkan dananya dalam
bentuk saham bertujuan untuk melipat gandakan kekayaan melalui perolehan dividen
maupun capital gain ketika terjadi penjualan saham. Jika investor hanya bertujuan
membeli saham untuk investasi saja tentunya ia akan mengharapkan pembayaran dividen
yang tinggi, akan tetapi bagi mereka yang melakukan tindakan spekulasi ada
kecenderungan untuk mengharapkan sejumlah keuntungan dari capital gain. Kondisi
demikian itu memerlukan adanya suatu kebijakan dividen yang mampu memberikan
dividen yang diharapkan oleh para investor.
Besarnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemodal
sangat bergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. Oleh karenanya kebijakan
deviden penting artinya bagi manajer keuangan perusahaan guna memperhatikan
berbagai kepentingan seperti kepentingan perusahaan, pemegang saham, masyarakat, dan
pemerintah. Untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada
stockholders, maka keputusannya diambil melalui Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dengan berpedoman pada Undang-Undang No. 1/1995 pasal 62 ayat 1 dan 2.
Sebagaimana ketentuan yang berlaku bahwa dividen pada dasarnya dibayar dari laba
yang diperoleh oleh perusahaan pada tahun berjalan yang merupakan arus kas yang
disisihkan untuk pemegang saham, sedangkan laba yang diperoleh pada tahun
sebelumnya yang dimasukkan dalam pos “laba ditahan” (retained earning) merupakan
salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan.
Kebijakan dividen menentukan pembagian laba antara pembayaran kepada pemegang
saham dan investasi kembali perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kebijakan dividen pada hakekatnya adalah menentukan berapa bagian
keuntungan yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan berapa yang ditahan, hal
tersebut tercermin adanya dua kepentingan yang perlu dipenuhi perusahaan. Pertama,
menyangkut tanggung jawab perusahaan terhadap para pemegang saham dalam bentuk
pembagian dividen. Kedua, menyangkut kelangsungan hidup dan perkembangan
perusahaan yang dibiayai dari laba ditahan. Sehubngan dengan adanya kebijakan dividen
tersebut, terlihat ada dua kepentingan yang saling bertentangan yaitu antara kepentingan
pemegang saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dalam usaha untuk
melaksanakan perluasan dan perkembangan usaha yang membutuhkan laba yang tidak
dibagikan kepada pemegang saham. Menurut Jensen et al (1992) perusahaan akan
menetapkan tingkat dividen yang membuat para manajer dapat mendanai investasiinvestasi yang diharapkan secara internal, jika kebijakan dividen sesuai dengan proyeksi
manajerial dari kesempatan investasi masa datang, maka perusahaan akan dapat
mempertahankan dividen yang stabil dan memperoleh pendanaan ekuitas yang
dibutuhkan secara internal.
Menurut Marlina (2009 : 1) bahwa kebijakan pembayaran dividen mempunyai
pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membayar dividen. Para
pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena
hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari investasi
yang mereka lakukan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham
terhadap

perusahaan

sehingga

nilai

saham

juga

dapat

meningkat.

Bagi

perusahaan,pilihan untuk membagikan laba dalam bentuk deviden akan mengurangi
sumber dana internal nya, sebaliknya jika perusahaan menahan labanya dalam bentuk
laba ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin besar yang
dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehingga mengurangi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus akan memperkecil
resiko perusahaan. Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout
rationya yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk deviden tunai,artinya besar
kecilnya dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang
saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan.
Pertimbangan mengenai dividend payout ratio ini diduga sangat berkaitan
dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka
perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya dividend payout ratio sesuai
dengan harapan pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan kepentingan
perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh. Dalam kebijakan dividen, manajemen
hendaknya mempertimbangkan kelangsungan hidup perusahaan (going concern) dan
dengan pertumbuhan perusahaan yang stabil dari tahun ke tahun. Laba usaha yang
diperoleh perusahaan sebaiknya tidak seluruhnya dibagikan dalam bentuk dividen bila
perusahaan hendak melakukan reinvestasi pada proyek-proyek yang akan memberikan
keuntungan dimasa datang.
Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi
perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas.
Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa
(performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan menetapkan
kebijakan dividen yang berbeda-beda, karena kebijakan dividen berpengaruh terhadap
nilai perusahaan otomotif dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya,
maka perusahaan mungkin tidak dapat mempertahankan dana yang cukup untuk
membiayai pertumbuhannya di masa mendatang. Sebaliknya, maka saham perusahaan
menjadi tidak menarik bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan otomotif harus
dapat

mempertimbangkan

antara

besarnya

laba

yang

akan

ditahan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

untuk

mengembangkan perusahaan otomotif. Untuk itu, peranan seorang manajer keuangan
sangat penting dalam memutuskan apakah kebijakan yang diambil oleh perusahaan baik
bagi nilai perusahaan dimasa mendatang di mata para investor. Pokok perhatian penulis
adalah apakah kebijakan dividen yang dijalankan oleh perusahaan berpengaruh terhadap
harga saham perusahaan, mengingat laba yang diperoleh perusahaan otomotif selain
diberikan kepada pemegang saham sebagai dividen, dapat juga ditahan untuk
diinvestasikan kembali. Kebijakan dividen yang menghasilkan tingkat dividen yang
semakin bertambah dari tahun ke tahun akan meningkatkan kepercayaan para investor,
dan secara tidak langsung memberikan informasi kepada para investor bahwa
kemampuan perusahaan perbankkan dalam menciptakan laba perusahaan semakin
meningkat. Informasi yang demikian akan mempengaruhi permintaan dan penawaran
saham perusahaan di pasar modal, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan.
Berdasarkan data pada penelitian ini menggunakan data pada perusahaan
Manufaktur sektor Otomotif, saham prodesen dan komponen otomotif diprediksi akan
mengalami tekanan setelah pemerintah menetapkan besaran kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi. Investor untuk sementara waktu diperkirakan akan menahan
diri melakukan akumulasi beli sambil mengkalkulasi pengaruhnya terhadap kinerja
emiten. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo),
harga saham Astra Indonesia turun 5,04% menjadi Rp 68.700 dari Rp 72.350. Harga
saham Indomobil turun 5,08% menjadi Rp 14.000 dari Rp 14.750. Hal ini langsung
berpengaruh

pada

kinerja

saham-saham

produsen

dan

komponen

otomotif.

(www.financeroll.com)
Earning per share merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan sebelum pajak dengan modal rata-rata yang digunakan, maka dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

rentabilitas tinggi mencerminkan efisiensi perusahaan yang tinggi. Jadi, Earning per
share ini menjadi alat ukur efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan dalam
menggunakan modalnya untuk menghasilkan laba, maka marjin keuntungan, rasio
operasi, dan produktivitas tenaga kerja merupakan faktor-faktor yang mencerminkan
efisiensi dan hal ini tercermin dalam Earning per share. Jadi Earning per share memiliki
pengaruh yang positif terhadap kinerja perusahaan
Menurut Stice dan Skousen (2005: 647), terdapat hubungan yang signifikan
antara perubahan earning dan

perubahan saham. Apabila EPS tinggi, investor

menganggap perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang,
karena investor percaya bahwa nilai suatu saham akan bergantung pada kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba setiap lembar saham. Apabila EPS yang dihasilkan
sesuai dengan harapan investor, maka keinginan investor untuk menanamkan modalnya
juga meningkat dan akan meningkatkan harga saham seiring dengan

tingginya

permintaan akan saham.
Pembagian dividen kepada pemegang saham juga menyebabkan posisi kas
suatu perusahaan semakin berkurang. Hal ini juga mengakibatkan leverage (rasio antara
hutang terhadap ekuitas) akan semakin besar. Dampak yang timbul adalah para pelaku
pasar akan berpikiran negatif terhadap perusahaan. (Campbell and Beranek’s 1995)
menyatakan bahwa pembagian dividen tunai kepada pemegang saham

akan

menyebabkan harga saham jatuh.
Dengan demikian, maka penelitian yang dilakukan ini mengambil topik
“Pengar uh Ear ning Per Shar e dan Dividen Terhadap Har ga Saham Pada
Perusahaan Otomotif Yang Go Public di Bur sa Efek Indonesia”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian pada lat ar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelit ian
sebagai berikut :

1. Apakah Earning per share berpengaruh terhadap Harga Saham ?
2. Apakah dividen berpengaruh terhadap Harga Saham?

1.3. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh Kebijakan dividen terhadap Harga Saham.
1. Untuk mengetahui pengaruh Earning per share terhadap Harga Saham
2. Untuk mengetahui pengaruh dividen terhadap Harga Saham

1.4. M anfaat Penelit ian
Penelit ian yang dilakukan ini akan diperoleh manfaat ant ara lain : Unt uk
menambah waw asan dan pengalaman secara praktik di bidang keuangan khususnya
mengenai t eorit ik t ent ang likuidit as, earning per share pert umbuhan dan dividen sert a
harga saham.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu
Hasil penelit ian t erdahulu yang berkait an dengan permasalahan yang sedang
dibahas dalam penelitian ini dan menjadi acuan bagi penelit i diant aranya:

1.

Nurmala, 2006,

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM

PERUSAHAAN-PERUSAHAAN OTOM OTIF DI BURSA EFEK JAKARTA
Tujuan penelit ian ini untuk mengat asi kebijakan dividen dan pengaruhnya pada
perusahaan otomotif. Populasi penelit ian ini adalah perusahaan ot omotif yang
t erdaft ar di Bursa Efek Jakart a (BEJ) selama lim a t ahun berturut -t urut (tahun 1996
sampai t ahun 2000) yang mengumumkan Earning Per Share, Dividen Per Share dan
Closing Price. Set elah dilakukan penelitian di BEJ, t erdapat 3 perusahaan ot omotif
yang memenuhi krit eria yakni PT. Goodyear Indonesia Tbk, PT. Selamat Sempurna
Tbk, PT. Tunas Ridean Tbk. Berdasarkan analisis yang t elah

dilakukan dengan

menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipot esis dapat
diket ahui bahw a t ingginya harga saham t idak mempengaruhi kebijakan dividen
yang dit erapkan oleh ket iga perusahaan ot omotif t ersebut, karena harga saham
bukan sat u-sat unya fakt or yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen.

2.

Khadidjah, 2008,

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM

PADA PERUSAHAAN M ANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tujuan penelitian ini untuk pengaruh dividen per share terhadap harga saham.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang
terdapat 155 perusahaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Hasil pengujian secara bersama-sama menunjukkan bahwa variable
dividen berpengaruh terhadap harga saham. Karena masing – masing variable
mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 5%.

2.2. Landasan Teor i
2.2.1. Saham di Pasar Modal
Saham menurut Tandellin (2001:26) dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Saham Preferen
Adalah Saham yang mempunnyai kombinasi karakteristik gabungan dari obligasi
maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap
seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada
saham biasa.
2. Saham Biasa
Adalah Sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut
mempunnyai hak kepemilikan atas asset-aset perusahaan. Oleh karena itu,
pemegang saham mempunnyai hak suara (voting rights) untuk memilih direktur
maupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan
penting perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
Jika dilihat menurut tingkatannya dalam perdagangan saham tersebut
menurut Sitompul (1996:4-6), saham-saham dapat dibedakan atas:
a. Saham Utilitas (Utility Stock)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Saham ini merupakan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
menyelenggarakan kegiatan di bidang sarana dan prasarana umum misalnya
telekomunikasi, listrik, energi dan yang berkaitan dengan kepentingan umum
lainnya. Saham-saham dari perusahaan ini banyak diminati pata pemodal sebab
kebanyakan dari perusahaan tersebut memegang monopoli dari pemerintah,
dengan demikian beresiko kecil meskipun tidak dapat dikatakan tidak
mempunnyai resiko.
b. Saham Blue Chip (Blue Chip Stock)
Saham yang dikategorikan dalam jenis ini adalah saham-sahan dari perusahaanperusahaan besar yang sudah sangat mapan misalnya perusahaan-perusahaan
besar terutama perusahaan multinasional seperti IBM, General Electric dan
sebagainya, di Indonesia dapat dikatakan antara lain Astra. Namun demikian
bukannya tanpa resiko menanamkan modal diperusahaan tersebur, Karena dengan
besarnya perusahaan, maka deviden yang diterima para pemodal akan kecil
jumlah persahamnya, sehongga bgi pemodal-pemodal kecil tidak begitu
menguntungkan.
c. Saham Establish Growth
Yaitu saha dari perusahaan yang sedang berkembang dengan pesat, saham
perusahaaan seperti ini menjanjikan keuntungan yang besar di masa depan,
perusahaan tersebut memiliki pertumbuhan yang baik namun kekuatan finansial
kurang, sehingga memerlukan investasi yang relative besar untuk mendukung
pertumbuhan bisnisnya. Menanamkan modal pada perusahaan ini penuh resiko,
namun bila pertumbuhan berhasil baik maka para pemodal akan mendapat
keuntungan yang besar sesuai dengan resiko yang dihadapi.
d. Saham Emerging Growth

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Saham dari perusahaan yang baru berkembang dan baru memasuki pasar untuk
produk atau jasa yang dihasilkan. Penghasilan yang didapat perusahaan ini
digunakan untuk mendukung pemasaran produk atau jasanya. Resiko pemodal di
perusahaan ini lebih besar, karena dapat saja dalam prakteknya perusahaan seperti
ini tidak mampu mengembangkan diri dan mengalami kematian.

e. Saham Penny (Penny stock)
Perusahannya juga biasa disebut perusahaan Penny, yaitu perusahaan yang baru
memulai usahanya dan tentunya memerlukan dana yang besar untuk menjalankan
bisnisnya. Pemidal yang memiliki saham perusahaan ini harus siap menerima
resiko kehilangan seluruh investasi.

2.2.1.1. Keuntungan Membeli Saham
Pada dasarnya, ada dua keuntungann yang diperoleh investor dengan membeli
atau memiliki saham, yaitu :
1. Deviden, adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Deviden diberikan

setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Investor
yang berhak menerima deviden adalah investor yang memegan saham hingga
batas waktu ditentukan oleh perusahaan pada saat pengumuman deviden.
Umumnya merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan
orientasi jangka panjang, misalnya investor institusi, dana pensiun, dan lainlain.

Deviden yang dibagikan perusahaan dapat berupa deviden tunai

(Dividend), yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan deviden berupa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula
berupa deviden saham (stock dividend), yaitu kepada setiap pemegang saham
diberikan deviden dalam bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang investor akan bertambah dengan adanya pembagian deviden tersebut.
2. Capital Gain, merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Misalnya, seorang investor membeli saham Telkom (TLKM) dengan harga per
saham Rp 3.000, kemudian menjualnya kembali dengan harga per saham Rp
3.500, maka investor tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk
setiap saham yang dijualnya. Umumnya investor dengan orientasi jangka
pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Investor seperti ini bisa
saja membeli saham pada pagi hari, lalu menjualnya lagi pada siang hari jika
saham mengalami kenaikkan.
3. Saham Bonus (jika ada), adalah saham yang dibagikan perusahaan kepada
para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah
selisi antara harga jual terhadap harga nominal saham pada saat perusahaan
melakukan penawaran umum di pasar perdana.

Misalnya, setiap saham

dengan nominal Rp 500 dijual dengan harga Rp 800, maka setiap saham akan
memberikan agio kepada perusahaan sebesar Rp 300.

2.2.1.2. Karakter istik Saham
1. Saham Preferen, mempunyai beberapa karateristik antara lain :
o Memiliki hak lebih dahulu memperole deviden.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

o Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih
dahulu

setelah

kreditor,

apabila

perusahaan

tersebut

dilikuidasi

(dibubarkan).
o Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba
perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap.
o Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh pembagian
kekayaan perusahaan diatas pemegang saham biasa setelah semua
kewajiban perusahaan dilunasi.

Kelebihan Dan Kelemahan Saham Preferen
o Kelebihannya adalah lebih aman daripada saham biasa karena memiliki
hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian deviden terlebih
dahulu.
o Kelemahannya yaitu :
Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman/ utang,
saham preferen kurang aman karena deviden secara hukum bukan
kewajiban.
Tidak memiliki waktu jatuh tempo.
Sulit diperjualbelikan dibanding saham biasa karena biasanya
jumlah saham preferenyang beredar jauh lebih sedikit.
Pada saaat perusahaan dilikuidasi, yang dibayarkan hanyalah nilai
nominalnya.
2. Saham Biasa, mempunyai beberapa karakteristik, antara lain :
o Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

o Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (satu saham satu
suara atau one share one vote).
o Memiliki hak terakhir (junior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan
jiak perusahaan dilikuidasi setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
o Hak untuk memiliki saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan terlebih
dahulu (preemptive right).
Saham dikenal dengan karakteristik “imbal hasil tinggi, resiko tinggi” (high risk, high
return). Artinya, saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan
dan potensi resiko yang tinggi. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal
hasil atau capital gain yang besar dalam waktu singkat. Namun, seiring berfluktuasinya
harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam
waktu singkat. Resiko investor yang memiliki saham diantaranya :

1. Tidak mendapat deviden
Perusahaan akan membagikan deviden jika operasinya menghasilkan
keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan deviden
jika mengalami kerugian. Dengan demikian, potensi keinginan investor untuk
mendapatkan deviden ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
2. Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan
capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor
harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan
demikian, seorang investor mengalami capital loss. Misalnya, seorang
investor membeli saham Indosat (ISAT) dengan harga Rp 9.000, namun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

beberap waktu kemudian dijual dengan harga Rp 8.000 per saham, maka
investor tersebut mengalami capital loss Rp 1.000 untuk setiap saham yang
dijual. Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian
yang ssemakin besar seiring terus menurunnya harga saham, maka seorang
investor rela menjual sahamnya dengan harga rendah.

Istilah ini dikenal

dengan penghentian kerugian (cut loss).
3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika sebuah perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak langsung
terhadap saham perusahaan tersebut.

Sesuai dengan peraturan pencatatan

saham di bursa efek, jika sebuah perusahaan bangkrut maka secara otomatis
saham perusahaan akan dikeluarkan dari bursa atau di-delist. Dalam kondisi
perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham menempati posisi lebih rendah
dibanding kreditor atau pemegang obligasi. Ini berarti setelah semua aset
perusahaan dijual hasil penjualan terlebih dahulu dibagikan kepada para
kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan
kepada para pemegang saham.
4. Saham dikeluarkan dari bursa (delisting)
Jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan Bursa Efek atau di-delist.
Saham perusahaan dikeluarkan dari bursa umumnya dikarenakan kinerja yang
buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,
mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan deviden secara
berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai
Peraturan Pencatatan Efek di Bursa.

2.2.2. Analisis Rasio

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.1. Pengertian Analisis Rasio
Analisa rasio merupakan bentuk cara yang umum digunakan dalam
menganalisis laporan finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat
menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka
rasio tersebut dibandingkan dengan rasio perbandingan digunakan sebagai
standar.(Munawir, 1998 : 64)
Menggunakan analisa laporan finansiil dari perusahaan, manajer akan dapat
mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil dari perusahaan dan akan dapat
diketahui hasil-hasil finansiil yang telah dicapai dari waktu lalu dan waktu yang
sedang berjalan. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya
diusahakan agar dapat diperbaiki. Analisa yang dilakukan oleh manajer disebut
analisis intern (Bambang, 1997 : 328)
Analisa intern dilakukan oleh kreditur atau investor. Investor berkepentingan
terhadap laporan finansiilnya. Suatu perusahaan dalam rangka penentuan
kebijaksanaan

penanaman

modal.

Para

kreditur

berkepentingan

terhadap

kemampuan nasabah untuk dapat memenuhi kewajiban finansiil yang harus
dipenuhi (Bambang, 1997 : 328-329)

2.2.2.2. J enis-jenis Rasio Keuangan
Menurut Bambang (1997 : 331) mengelompokkan rasio finansiil yaitu antara
lain :
1) Rasio likuiditas
Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2) Rasio leverage
Adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur sampai seberapa jauh
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
3) Rasio aktivitas
Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar
ktivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.
4) Rasio earning per share
Adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan
dan keputusan-keputusan.
Dalam mengadakan analisa rasio finansial pada dasarnya dapat dilakukan
dengan dua macam cara perbandingan ( Bambang, 1997 : 329 ) :
1) Membandingkan rasio sekarang ( present ratio) dengan rasio-rasio dari
waktu- waktu lalu ( ratio historis) atau dengan rasio-rasio yang
diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan
yang sama.
2) Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (rasio perusahaan /
company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang
sejenis atau industri (rasio standart ) untuk waktu yang sama.
Sedangkan menurut Kasmir (2003:263) mengelompokkan beberapa rasio
keuangan bank sebagai berikut :
• Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain dapat
membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. (Kasmir, 2003 : 268) Adapun
jenis rasio likuiditas adalah :
a). Assets to Loan Ratio (ALR)
Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang
disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio,
menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank. Rumus yang digunakan
(Kasmir, 2003 : 270), adalah:

ALR =

Total Loans
x 100%
Total Assets

b). Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah
kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal
sendiri yang digunakan. Rumus yang digunakan (Kasmir, 2003 : 272), adalah:

LDR =


Loans
x 100%
Total Deposito + Equity

Rasio Solvabilitas
Merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber dana untuk membiayai
kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat untuk melihat kekayaan
bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemn bank tersebut. (Kasmir, 2003 :
275) Adapun jenis rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Penilaian Capital ini didasarkan dengan metode CAR (Capital Adequacy Ratio).
Diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan pengukuran adalah prosentase
(%).(Kasmir, 2003 : 278)

CAR =


Equity Capitall
x 100%
Total Loans + Securities

Rasio Rentabilitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Rentabilitas rasio sering disebut earning per share usaha. Rasio ini digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan earning per share yang dicapai oleh bank
yang bersangkutan, (Kasmir, 2003 : 279). Adapun jenis rasio rentabilitas yang
digunakan adalah :
a). Net profit margin
Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net
icome ditinjau dari sudut operating income-nya. Sedangkan tinggi rasio, semakin
baik hasil yang ditunjukannya. (Kasmir, 2003 : 280)

NPM (Net Profit Margin) =

Laba Bersih
x100%
Operating Income

b). Return on Equity (ROE)
Mengukur kemampuan bank untuk mengahasilkan laba dengan membandingkan
laba dengan equity. (Kasmir, 2003 : 280)
ROE =

Net Income
x100%
Equity Capital

2.2.2.3. Kegunaan Analisis Rasio
Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisis yang lain adalah “future oriented”.
Oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang
ada pada periode atau waktu itu dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang
mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio
sepertinya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan

penganalisa dalam

menginterprestasikan data yang bersangkutan. (Munawir, 1998 : 64)
Analisis rasio digunakan oleh tiga kelompok utama (Weston, 1990 : 312-313) Yaitu
:
1. Manajer, yang menggunakan rasio-rasio tersebut untuk menganalisis
mengendalikan dan memperbaiki operasi perusahaan.
2. Analisa kredit, seperti petugas kredit bank atau analis yang menetapkan
peringkat obligasi (di AS), yang menganalisis rasio

untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan membayar utangnya.
3. Analisa sekuritas, yaitu analisis saham yang berkepentingan atas efisiensi dan
prospek pertumbuhan perusahaan, dan analis obligasi yang berkepentingan
atas kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pokok obligasi serta
nilai likuiditas aktiva dalam hal ini kepailitan.
Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan dikemukaan oleh Harahap (2002
:195-197) sebagai berikut :
a) Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dalam laporan keuangan biasa.
b) Dapat menggali informasi yang tidak nampak secara kasat mata (eksplisit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implisit).
c) Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
d) Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari
luar perusahaan.
e) Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model
dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan
(rating)
f) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh pengambil keputusan.
g) Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut criteria tertentu
yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
h) Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan
periode sebelumnya atau dengan Standar Industri normal atau Standar ideal.
i) Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan baik
posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.
j) Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa
yang akan datang.

Menurut Dahlan (1993 : 266) Analisis rasio menggambarkan hubungan
matematis antara suatu jumlah lainnya. Perhitungan yang digunakan dalam
analisis rasio ini sebenarnya relatif sederhana, namun interprestasi terhadap rasio
tersebut merupakan masalah yang cukup komplek. Oleh karena itu, efektifnya
rasio keuangan ini sebagai suatu alat analisis, sangat tergantung dari kemampuan
dan keahlian

analisis

menginterprestasikan

rasio-rasio

yang

digunakan.

Selanjutnya, analisis rasio keuangan dapat memberikan petunjuk dan gejala-gejala
serta informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan suatu bank.

2.2.3. Kebijakan Dividen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Ang (1997) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih
perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang
ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Deviden ini untuk dibagikan kepada para
pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Cadangan yang diambil
dari EAT dilakukan sampai cadangan mencapai minimum dua puluh persen dari
modal yang ditempatkan. Modal yang ditempatkan adalah modal yang disetor penuh
ditambah dengan modal yang belum disetor sehubungan dengan penerbitan saham
baru seperti rights dan warran. Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan dan
deviden yang akan dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Kebijakan deviden berkaitan dengan penentuan pembagian pendapatan
(earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang
saham sebagai deviden atau untuk digunakan di dalam perusahaan, yang berarti
pendapatan tersebut harus ditahan dalam perusahaan (Riyanto, 1995). Dalam
merumuskan kebijakan deviden manajer dihadapkan pada masalah investasi dan
memilih paduan utang-modalnya untuk mendanai investasi. Keputusan untuk
membayar deviden besar berarti secara simultan memutuskan untuk menahan sedikit
laba, jikalau ada; ini nantinya menghasilkan ketergantungan yang lebih besar pada
pendanaan modal eksternal. Sebaliknya dengan investasi dan keputusan pendanaan
perusahaan, pembayaran deviden yang kecil akan berarti penahanan laba yang tinggi
dengan lebih sedikit kebutuhan dana modal yang dihasilkan dari luar. Setiap
perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di
satu pihak dan juga dapat membayarkan deviden kepada para pemegang saham di lain
pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kebijakan deviden perusahaan bisa dianggap oleh pemilik sebagai alat
monitor. Dengan mengasumsikan bahwa pembayaran deviden mensyaratkan
manajemen untuk menerbitkan saham untuk mendanai investasi baru atau memenuhi
kebutuhan dana dari hutang, investor baru atau kreditur mungkin tertarik pada
perusahaan hanya jika perusahaan memberikan informasi yang meyakinkan bahwa
modal atau pinjaman akan digunakan agar menguntungkan. Maka pembayaran
deviden secara tak langsung menghasilkan monitor yang lebih ketat pada kegiatan
investasi manajemen.
Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai
performa (performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan
menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda, karena kebijakan dividen
berpengaruh terhadap nilai perusahaan otomotif dalam membayar dividen kepada para
pemegang sahamnya, maka perusahaanmungkin tidak dapat mempertahankan dana
yang cukup untuk membiayai pertumbuhannya di masa mendatang. Sebaliknya, maka
saham perusahaan menjadi tidak menarik bagi perusahaan.
Pembagian dividen kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas suatu
perusahaan semakin berkurang. Hal ini juga mengakibatkan leverage (rasio antara
hutang terhadap ekuitas) akan semakin besar. Dampak yang timbul adalah para pelaku
pasar akan berpikiran negatif terhadap perusahaan. Campbell menyatakan bahwa
pembagian dividen tunai kepada pemegang saham akan menyebabkan harga saham
jatuh pada waktu ex-dividend date.

1.2.4. Pr ofitabilitas
Menurut Pradhono (2004) profitab

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 39 96

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

Analisis Peluang Kecenderungan Overvalue Atau Undervalue Harga Saham Perdana Dengan Metode Real Option Pada Bursa Efek Indonesia

3 51 109

Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 47 83

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

1 31 104

Pengaruh dividen dan erning per share terhadap harga saham pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 1

PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, DAN DIVIDEN PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek I

0 1 15

EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF PADA INDEKS LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 102

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN PRICE EARNING RATIO (PER) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 16 103

JAWA TIMUR 2011 USULAN PENELITIAN PENGARUH DIVIDEN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA Yang diajukan

0 0 19