Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1

DEPARTEMEN AKUNTANSI

SKRIPSI

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA : YUDA SUBRATA

NIM : 060503095

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul “Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Strata-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2010 Yang membuat pernyataan,

Yuda Subrata NIM: 060503095


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmatNya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Earning per share dan dividend per share terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa do’a, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si selaku dosen penguji I dan Ibu Dra. Salbiah, M.Si, Ak. selaku dosen penguji II yang telah banyak memberikan arahan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.


(4)

5. Ayah saya, Muhammad Sukarni, dan ibu saya, Halijah Hafni, yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral maupun materi, dan do’anya kepada saya.

Saya menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Agustus 2010 Penulis,

Yuda Subrata NIM: 060503095


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 36 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2006-2008. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh

dari Indonesian Capital Market Directroy (ICMD) 2009 dan situs Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan

earning per share (EPS) dan dividend per share (DPS) berpengaruh secara

signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Nilai Adjusted R Square adalah 0,791 mengindikasikan bahwa 79,1% perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 20,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the influence of earning per share (EPS) and dividend per share (DPS) either partially or simultaneously toward stock price in manufacture firms on Indonesia Stocks Exchange.

This research is classified as causal research with 36 manufacture firms listed in Indonesia Stocks Exchange during 2006 to 2008. The sample selection using purposive sampling method. This research utilizes external data; those are taken from Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2009 and from the

website

classic assumption test before hypothesis test. The statistic method that’s used in multiple regressions analyzes.

The result of research show that earning per share and dividend per share both partially and simultaneously influence significantly toward stock price. Adjusted R Square that shows value 0,791 indicates that 79,1% turning in stock price can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the reminder 20,9% determined by other factors which not include in this research.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7

1. Saham ... 7

a. Pengertian Saham ... 7

b. Jenis-jenis Saham ... 8


(8)

d. Risiko Pembelian Saham ... 10

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 11

2. Earning Per Share ... 12

3. Dividend Per Share ... 13

4. Harga Saham ... 15

a. Pengertian Harga Saham ... 15

b. Analisis terhadap Harga Saham ... 16

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

C. Kerangka Konseptual ... 20

D. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Jenis dan Sumber Data ... 25

D. Metode Pengumpulan Data ... 26

E. Operasional Variabel ... 26

F. Metode Analisis Data ... 27

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 28

2. Pengujian Hipotesis ... 31


(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian ... 34

B. Analisis Data Penelitian ... 35

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 35

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 37

a. Uji Normalitas Data ... 37

b. Uji Multikolinieritas ... 41

c. Uji Heteroskedastisitas ... 42

d. Uji Autokorelasi ... 43

3. Pengujian Hipotesis ... 44

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 46

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 48

C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53

B. Keterbatasan Penelitian ... 54

C. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(10)

DAFTAR TABEL

Nama Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 24

Tabel 3.2 Operasional Variabel ... 27

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 33

Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian ... 34

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 35

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi ... 38

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi ... 39

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 41

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 44

Tabel 4.7 Model Summary ... 45

Tabel 4.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 45

Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan (Uji-F) ... 47

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi ... 47


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 20

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 40

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 40


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman

Lampiran i Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 58

Lampiran ii Data Earning Per Share ... 62

Lampiran iii Data Dividend Per Share ... 63

Lampiran iv Data Harga Saham ... 64

Lampiran v Statistik Deskriptif ... 65

Lampiran vi Hasil Uji Normalitas ... 66

Lampiran vii Hasil Uji Multikolinieritas, Heteroskedastisitas dan Autokorelasi .. 68


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 36 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2006-2008. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh

dari Indonesian Capital Market Directroy (ICMD) 2009 dan situs Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan

earning per share (EPS) dan dividend per share (DPS) berpengaruh secara

signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Nilai Adjusted R Square adalah 0,791 mengindikasikan bahwa 79,1% perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 20,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.


(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the influence of earning per share (EPS) and dividend per share (DPS) either partially or simultaneously toward stock price in manufacture firms on Indonesia Stocks Exchange.

This research is classified as causal research with 36 manufacture firms listed in Indonesia Stocks Exchange during 2006 to 2008. The sample selection using purposive sampling method. This research utilizes external data; those are taken from Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2009 and from the

website

classic assumption test before hypothesis test. The statistic method that’s used in multiple regressions analyzes.

The result of research show that earning per share and dividend per share both partially and simultaneously influence significantly toward stock price. Adjusted R Square that shows value 0,791 indicates that 79,1% turning in stock price can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the reminder 20,9% determined by other factors which not include in this research.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perusahaan, fungsi keuangan menempati posisi yang sangat penting yang akan mempengaruhi perkembangan perusahaan. Secara umum fungsi keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan mencari dana dan kegiatan menggunakan dana. Kegiatan mencari dana harus dilakukan secara efisien oleh pihak manajemen terutama bagian keuangan.

Pada prinsipnya pemenuhan kebutuhan dana operasional dan investasi perusahaan dapat disediakan dari dua sumber, yaitu sumber pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri dan sumber pendanaan yang berasal dari luar. Sumber pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan antara lain terdiri dari modal sendiri dan laba yang ditahan. Sedangkan sumber pendanaan yang berasal dari luar perusahaan, antara lain melalui modal pinjaman ataupun melalui emisi saham kepada masyarakat dipasar modal.

Pasar modal sendiri pada dasarnya berfungsi sebagai lembaga perantara, yaitu menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Disamping itu pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal ini maka pihak investor dapat memilih alternatif investasi yang memberikan tingkat return yang optimal.


(16)

Return yang dapat dinikmati investor ada dua, yaitu capital gain dan dividen. Capital gain akan diperoleh setelah terjadi transaksi dimana harga jual saham

lebih tinggi dari harga belinya, sedangkan dividen merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada investor berdasarkan laba operasi yang diperoleh

perusahaan. Kebijakan dividen inilah yang akan menetapkan berapa besar bagian dari laba bersih itu ditanamkan kembali sebagai laba yang ditahan.

Untuk memperoleh pendapatan (earning) yang dinginkan, seorang investor perlu melakukan analisis penilaian terhadap kinerja perusahan sebelum membuat keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Analisis penilaian saham yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi meliputi analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis mengenai penilaian saham yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah analisis fundamental. Salah satu cara yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Banyak terdapat rasio keuangan yang dapat menunjukkan tingkat kinerja suatu perusahaan, diantaranya adalah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS).

Perhitungan EPS menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba untuk tiap lembar sahamnya atau merupakan suatu gambaran mengenai sejumlah rupiah yang akan didapat oleh investor dari setiap jumlah saham yang dimilikinya. Oleh karena itu, dengan mengetahui EPS suatu perusahaan maka investor dapat menilai potensi pendapatan yang akan diterimanya.


(17)

Dengan demikian, EPS dapat mencerminkan pendapatan di masa yang akan datang. EPS merupakan suatu indikator yang berpengaruh terhadap harga saham, karena laba perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian investor akan keadaan perusahaan. Dimana apabila EPS meningkat, investor menganggap perusahaan mempunyai prospek yang cerah di masa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan. Selain itu, semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan oleh perusahaan untuk pemegang saham.

DPS dipilih dengan pertimbangan, semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dividen per lembar saham bagi pemilik, maka akan

memberikan koreksi yang positif terhadap harga saham perusahaan yang berimbas pada indeks harga saham. Hal ini akan mempengaruhi investor dalam membuat keputusannya di pasar modal. Ini sesuai dengan Signally Theory yang menyatakan bahwa dividen menunjukkan sinyal prospek suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Terdapat argumen yang menyatakan bahwa bukan dividen itu sendiri yang menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya atau menurunnya dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori ini dikenal sebagai Teori Informasi dari Dividen (Information Content of Dividend Theory).

Pendapatan bagi pemegang saham dilihat dari pembagian dividen. Pendapatan dividen diukur dari besarnya DPS. DPS adalah salah satu indikator dalam pertimbangan berinvestasi dalam sebuah perusahaan karena DPS menghitung


(18)

seberapa besar dividen yang akan diterima oleh investor pada setiap lembar saham yang dimilikinya.

Harga saham yang digunakan adalah harga penutupan. Mengingat bentuk pasar modal di Indonesia yang termasuk kategori lemah (weak form) dimana semua informasi di masa lalu akan tercermin pada harga saham sekarang. Jadi, informasi dividen tahun lalu akan tercermin pada harga saham sekarang.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2007). Raymond meneliti pengaruh dividend per share dan earning per share terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. periode 2002-2006. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan analisis regresi dan korelasi dapat disimpulkan bahwa dividend per share dan earning per share mempunyai hubungan yang kuat. Perbedaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Raymond adalah objek perusahaan yang dijadikan sampel yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), serta tahun pengamatan yaitu tahun 2006-2008.

Selain itu, banyak juga penelitian tentang harga saham seperti Nurmala (2006) yang melakukan penelitian kebijakan dividen, kebijakan yang digunakan adalah EPS dan DPS, dengan tahun pengamatan 1996-2000 dan objek perusahaan adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Penelitian juga dilakukan oleh

Liestyana (2008) yang menggunakan variabel independen Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS). Denny (2008) juga meneliti harga saham yang menggunakan variabel independen DPS dan ROE pada lima perusahaan


(19)

sektor pertambangan periode 2002-2007, adapun Silvana (2009) yang hanya menggunakan DPS sebagai variabel independen yang kesemuanya memiliki hasil berbeda-beda pengaruhnya terhadap harga saham suatu perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh earning per share dan dividend per share terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah earning per share dan dividend per share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh earning per share terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(20)

2. Untuk mengetahui pengaruh dividend per share terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh earning per share dan dividend per share terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi peneliti, namun juga bagi perusahaan dan penliti lainnya.

1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan dengan teori yang ada.

2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi.

3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Saham

a. Pengertian Saham

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan peusahaan kepada pemegang

sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Menurut Husnan (2002:303), menyebutkan bahwa

sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk

memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.

Sedangkan, menurut Tandelilin (2001:18) “saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.”

Jadi, saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.


(22)

b. Jenis-jenis Saham

Berdasarkan cara pengalihannya, saham pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Saham atas unjuk (bearer stock)

Di atas sertifikat saham ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan atas saham atas unjuk, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk ini harus berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat meminta gantinya.

2) Saham atas nama (registered stock)

Di atas sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara

peralihan dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dengan buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta gantinya.

Sedangkan, berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemilik, saham juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:


(23)

Saham biasa merupakan sumber keuangan utama yang harus ada pada suatu perusahaan publik dan merupakan surat berharga yang paling umum dan dominan diperdagangkan di Bursa Efek. Bodie et al. (2002:97), menjelaskan pengertian saham biasa adalah “kepemilikan atas hak sekuritas oleh pemilik modal perusahaan akan diumumkan kepada masyarakat.” Pemilik berhak menentukan apakah akan menerima dividen atau menduduki posisi di dalam perusahaan.

2) Saham preferen

Saham preferen memiliki hak untuk didahulukan dalam pembagian laba dan sisa aset dalam likuidasi dibandingkan dengan saham biasa. Perbedaannya dengan saham biasa adalah saham preferen yang memiliki dividen yang tetap, namun seperti halnya saham, saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Menurut Fakhrudin (2001:12) “saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga dan obligasi), tetapi juga bisa mendatangkan hasil yang dikehendaki investor”.

c. Keuntungan Pembelian Saham

Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan

keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Bermain saham memiliki potensi keuntungan dalam dua hal, yaitu pembagian dividen dan kenaikan harga saham (capital gain).


(24)

Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada semua pemegang saham. Biasanya dilakukan satu tahun sekali. Bentuk dari dividen itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk

penambahan saham. Sedangkan capital gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan harga beli. Dimana keuntungan didapat bila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham.

d. Risiko Kepemilikan Saham

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:13), ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu tidak mendapat dividen dan mengalami capital loss.

1) Tidak mendapat dividen

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya

menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. Dengan demikian, potensi ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

2) Capital loss

Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang

dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli saham, terkadang untuk

menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan istilah penghentian kerugian (cut loss).

Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu:

1) Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi

Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, jika sebuah perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di-delist.


(25)

Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang saham obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu akan dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham. 2) Saham di-delist dari bursa

Risko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa.

3) Saham dihentikan sementara (suspensi)

Disamping dua risiko di atas, risiko lain yang juga “mengganggu” para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend atau dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan setiap detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal


(26)

dari internal maupun eksternal. Adapun faktor internalnya antara lain adalah:

• laba perusahaan,

• pertumbuhan aktiva tahunan,

• likuiditas,

• nilai kekayaan total,

• penjualan

Sementara itu, faktor eksternalnya adalah:

• kebijakan pemerintah dan dampaknya,

• pergerakan suku bunga,

• fluktuasi nilai tukar mata uang,

• rumor dan sentimen pasar,

penggabungan usaha (business combination).

2. Earning Per Share

Ukuran kemampuan peusahaan dalam menghasilkan laba akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, karena hal itu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat dari Earning Per Share (EPS).

Earning per share menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham biasa.

Pada saat saham preferen terdapat dalam struktur modal, laba bersih harus dikurangi dengan dividen saham preferen untuk menentukan jumlah yang


(27)

akan dibagikan kepada pemegang saham biasa. Apabila tidak terdapat dividen saham preferen pada struktur modal perusahaan, maka earning per share dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. Earning per share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi nilai earning per share perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar sahamnya.

Rasio earning per share merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang merupakan ikhtisar dari data informasi akuntansi yang berisi informasi yang bermanfaat. Menurut Aliminsyah dan Padji (2005:62), “earning per share adalah angka yang merupakan salah satu indikator tentang nilai perusahaan.” Angka ini dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar. EPS dirumuskan sebagai berikut:

Pada rumus di atas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan menggunakan bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak terjadi perubahan jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam persamaan tersebut adalah jumlah lembar saham biasa pada akhir tahun. Namun, apabila terdapat penerbitan saham baru, pemecahan saham atau obligasi konvertibel, maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah rata-rata tertimbang jumlah saham beredar.


(28)

Arti earning per share bagi perusahaan sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham dalam perusahaan tersebut. Kebanyakan perusahaan menampilkan earning per share pada halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian calon investor dan juga agar investor yang telah terlebih dahulu menanamkan modalnya di perusahaan tersebut tidak berpindah ke perusahaan lain.

3. Dividend Per Share

Menurut Warren (1999:122), “dividend per share merupakan ukuran untuk menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham.”

Sedangkan menurut Riyanto (1995:269), “dividend per share digunakan untuk mengukur berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik saham dari keuntungan tiap lembar saham.” Dividend Per Share merupakan bagian dari rasio keuangan yang sering dilihat para calon investor maupun investor untuk menilai keuangan suatu perusahaan.

Dividend per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar

dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah dividen yang


(29)

dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. Dividend per share (DPS) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Perusahaan yang dividend per share-nya lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih diminati oleh investor, karena investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya, yakni hasil berupa dividen. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga pelu

memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu menetapkan kebijakan dividennya yang berkaitan dengan penentuan

pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan yang akan diperlukan untuk investasi perusahaan.

4. Harga Saham

a. Pengertian Harga Saham

Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan

memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga saham menurut Susanto


(30)

(2002:12), yaitu “harga yang ditentukan secara lelang kontinu.” Sedangkan, menurut Sartono (2001:70) “harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.”

Harga saham mengalami perubahan naik turun dari satu waktu ke waktu yang lain. Perubahaan tersebut tergantung pada kekuatan

permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun.

b. Analisis terhadap Harga Saham

Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diamati menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, aset perusahaan, variabilitas laba dan sebagainya. Secara umum ada dua analisis yang sering digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu analisis teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental

(fundamental analysis).

1) Analisis teknikal

Analisis teknikal merupakan analisis yang memperhatikan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Analisis ini akan

menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan volume transaksi saham. Harga suatu saham akan


(31)

ditentukan oleh penawaran (supply) dan permintaan (demand) terhadap saham tersebut.

Menurut Widoatmodjo (2005:77), “analisis teknikal merupakan salah satu metode penilaian saham dengan mengamati pembentukan harga saham dengan berbagai varian yang mungkin terjadi

dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya.” Analisis teknikal mengasumsikan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang ditujukan oleh perubahan harga di waktu lalu sehingga perubahan harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang.

Analisis teknikal biasanya menggunakan data yang dianalisis dengan menggunakan grafik atau program komputer. Dengan

mengamati grafik tersebut dapat diketahui bagaimana kecenderungan harga, memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan, serta memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan keluar pasar.

2) Analisis fundamental

Analisis fundamental merupakan alat analisis yang sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Widoatmodjo (2007:263) menyatakan bahwa “analisis fundamental sebenarnya merupakan metode analisis saham dengan melakukan penilaian atas laporan keuangan.” Sedangkan menurut Darmadji (2006:189),


(32)

saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan”. Dengan demikian analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksikan nilai suatu saham.

Analisis fundamental mencoba memperhitungkan harga saham di masa yang akan dengan (1) mengestimasi nilai faktor-faktor

fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Beberapa data atau indikator yang umum digunakan dalam analisis fundamental adalah :

pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau

pengembalian ekuitas, margin laba, dan data-data keuangan lainnya sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi

pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.

Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan melakukan analisis ekonomi terlebih dahulu, diikuti dengan analisis industri dan akhirnya analisis perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisis fundamental didasarkan atas pemikiran bahwa kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi faktor internal tetapi juga faktor-faktor eksternal, yaitu kondisi ekonomi dan industri.


(33)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan harga saham bukanlah yang pertama kali dilakukan. Berikut penelitian terdahulu yang berkaitan dengan harga saham.

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Judul Penelitian Variabel

Bebas Uraian

Nurmala (2006) Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham Perusahaan-perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta

Earning per share dan dividend per share.

Penelitian dilakukan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama lima tahun berturut-turut (tahun 1996-2000). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kebijakan dividen (earning per share dan

dividend per share) yang

diterapkan oleh ketiga perusahaan otomotif tidak mempengaruhi harga saham perusahaan.

Raymond (2007) Analisis Pengaruh Dividend Per Share dan Eearning Per Share terhadap

Harga Saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Periode 2002-2006 Dividend per share dan earning per share.

Raymond menganalisis pengaruh

dividend per share dan earning per share terhadap harga saham

pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. periode 2002-2006. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan analisis regresi dan korelasi dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen tersebut mempunyai hubungan yang kuat terhadap harga saham PT. Telekomunikasi Tbk.


(34)

(2008) per share dan return on equity

terhadap Harga Saham pada lima perusahaan pertambangan.

per share

dan return

on equity.

bahwa dividend per share dan

return on equity berpengaruh

signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan.

Liestyana (2008)

Pengaruh Return

On Equity (ROE)

dan Earning Per

Share (EPS) terhadap Harga Saham pada Industri Barang Konsumsi Earning per share dan return on equity.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan earning per share secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan kedua variabel tersebut, return on equity dan dividend per share

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saha.

Silvana (2009)

Pengaruh Dividend

per share terhadap

Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Go

Public

Dividend per share.

Hasil penelitian menunjukkan variabel independen yaitu

dividend per share mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang go public.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel

dependen. Dalam penelitian ini variabel independen adalah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS). Sedangkan variabel dependen adalah harga saham.


(35)

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Earning Per Share (EPS) menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham

biasa. Earning per share merupakan laba bersih setelah dikurangi pajak (Earning

After Tax) dan dikurangi saham preferen dibagi dengan jumlah saham beredar. Earning per share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi

perusahaan. Makin tinggi nilai earning per share perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar sahamnya.

Dividen merupakan bagian keuntungan bersih setelah pajak dibagi dengan jumlah saham yang beredar, karena dividen merupakan salah satu keuntungan investasi melalui saham, maka pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen yang akan ditetapkan dalam rangka meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk kepemilikan saham.

Harga Saham (Y)

Earning per Share

(X1)

Dividend per Share

(X2)

H1

H2


(36)

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina, (2007:41) “hipotesis adalah posisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris.” Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

H2 : dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

H3 : earning per share dan dividend per share berpengaruh secara simultan terhadap harga saham perusahaan manufaktur.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan desain asosiatif kausal. Menurut Umar, (2001:63) “Penelitian ini menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.” Peneliti

menganalisis pengaruh earning per share dan dividend per share terhadap harga saham, dimana earning per share dan dividend per share merupakan variabel yang mempengaruhi, sedangkan harga saham merupakan variabel yang dipengaruhi.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2008:75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, segala seseuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008. Masih menurut Erlina (2008:75), “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi.” Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.


(38)

Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. perusahaan tersebut terdaftar di BEI selama periode 2006-2008,

2. perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan lengkap selama periode 2006-2008,

3. perusahaan tersebut menghasilkan laba (earning) selama periode 2006-2008,

4. perusahaan tersebut telah membayarkan dividen kas atas laba periode 2006-2008, dan

5. perusahaan tersebut tidak mengalami delisting selama periode 2006-2008. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 152 perusahaan dengan periode penelitian selama tiga tahun. Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas, Peneliti mengambil 36 perusahaan manufaktur sebagai sampel, sehingga jumlah seluruh sampel adalah sebanyak 108 sampel. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:


(39)

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

No. Kode Nama Perusahaan Sampel

1 AQUA PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. 2 ASGR PT. Astra Graphia Tbk.

3 ASII PT. Astra International Tbk. 4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 5 BATA PT. Sepatu Bata Tbk. 6 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. 7 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk. 8 CLPI PT. Colorpark Indonesia Tbk. 9 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 10 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. 11 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk.

12 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.

13 HEXA PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk.

14 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk.

15 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 16 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk.

17 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk.

18 KAEF PT. Kimia Farma Tbk.

19 LION PT. Lion Metal Works Tbk. 20 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 21 LTLS PT. Lautan Luas Tbk.

22 MERK PT. Merck Tbk.

23 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 24 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.

25 MTDL PT. Metrodata Elektronik Tbk. 26 MYOR PT. Mayora Indah Tbk.

27 SMGR PT. Semen Gresik Tbk.

28 SMAR PT. SMART Corporation Tbk.

29 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 30 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.


(40)

33 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 34 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 35 UNVR PT. Unilever Tbk.

36 UNTR PT. United Tractors Tbk. Sumber: Penulis, 2010.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap besaran atau variabel yang diwakilinya. Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder menurut Umar, (2003:60) “merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.”

Data dalam penelitian ini adalah data polled, yaitu kombinasi antara data time

series dan data cross section. Data time series disebut juga data deret waktu,

merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan (interval waktu dalam penelitian ini mulai dari tahun 2006 sampai tahun 2008). Sedangkan data cross section merupakan data yang dikumpulkan dengan mengamati banyak subjek (seperti individu, perusahaan atau negara/wilayah) pada


(41)

titik waktu yang sama, atau tanpa memperhatikan perbedaan waktu (subjek yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI).

Peneliti mengumpulkan data penelitian dengan cara mengunduh laporan keuangan perusahaan sampel melalui situs Bursa Efek Indonesia, yait menggunakan softcopy Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009. Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

1. informasi mengenai earning yang dihasilkan perusahaan,

2. informasi mengenai dividen yang dibagikan atas laba perusahaan periode 2006-2008,

3. informasi mengenai harga saham penutupan (closing price) perusahaan pada akhir tahun periode 2006-2008, dan

4. informasi keuangan lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Pada tahap pertama Peneliti melakukan studi pustaka, yaitu dengan mencari literatur yang

berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap kedua Peneliti mengumpulkan data melalui media internet dengan cara mengunduh dari situs

Bursa Efek Indonesia, yait


(42)

Dalam pengujian hipotesis, maka perlu diteliti variabel-variabel dengan penentuan indikator-indikator yang digunakan. Adapun variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independen dan satu variabel dependen.

1. Variabel dependen, yaitu variabel tidak bebas keberadaannya yang dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham.

2. Variabel independen, yaitu variabel bebas yang keberadaannya dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya.

Operasioanalisasi variabel penelitian ini dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Earning Per Share (EPS) (X1) Ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan per lembar saham pemilik. Rasio Dividend Per Share (DPS) (X2) Ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kepastian dari modal yang

ditanamkannya, yaitu berupa dividen.

Rasio

Harga saham (Y)

Nilai dari selembar saham.

Harga saham pada saat

closing price.


(43)

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 17.0. Pengujian statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan


(44)

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai

residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:

H0 : data residual berdistribusi normal,

Ha : data residual tidak berdistribusi normal.

Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data normal

dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai nilai signifikansi < 0,05 berarti

distribusi data tidak normal dan Ha diterima. Data yang tidak terdistribusi secara tidak normal dapat ditransformasikan agar menjadi normal. Jika data tidak normal ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2004:172), yaitu:

1) dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu Logaritma Natural, akar kuadrat, Logaritma lo,


(45)

3) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outlier menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2005), “uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.” Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:

1) koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

2) nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis

matriks korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai VIF tidak lebih dari sepuluh dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan


(46)

dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat

heteroskedastisitas jika:

1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol, 2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja, 3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:


(47)

1) nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,

2) nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3) nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-F (simultan) dan uji-t (parsial).

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian F-test digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Data dianalisis dengan model regresi berganda, yaitu:

Keterangan:


(48)

= konstanta

= koefisien regresi

= Earning Per Share

= Dividend Per Share

= error (kesalahan pengganggu)

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 = tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen,

Ha = semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan F-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

- jika F-hitung < F-tabel, maka H0diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%,

- jika F-hitung > F-tabel, maka H0ditolak dan Ha diterima untuk α = 5%.

b. Uji signifikansi parsial (Uji-t)

Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:


(49)

H0 = tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen,

Ha = semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

- jika t-hitung < t-tabel, maka H0diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%,

- jika t-hitung > t-tabel, maka H0ditolak dan Ha diterima untuk α = 5%.

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut.

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Maret

2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agst 2010 Pengajuan Proposal Skripsi Bimbingan Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi Pengumpulan dan

Pengolahan Data

Bimbingan dan Penulisan

Skripsi

Penyelesaian Skripsi


(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data penelitian

Sebelum melakukan pembahasan mengenai data statistik harus terlebih dahulu ditentukan sebanyak 36 sampel perusahaan. Perusahaan yang telah menjadi sampel kemudian dicari nilai EPS, DPS dan harga saham masing-masing

perusahaan. Perusahaan yang menjadi sampel disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Daftar Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan Sampel

1 AQUA PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. 2 ASGR PT. Astra Graphia Tbk.

3 ASII PT. Astra International Tbk. 4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 5 BATA PT. Sepatu Bata Tbk. 6 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. 7 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk. 8 CLPI PT. Colorpark Indonesia Tbk. 9 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 10 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. 11 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk.

12 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.

13 HEXA PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk.

14 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk.

15 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 16 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk.

17 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk.

18 KAEF PT. Kimia Farma Tbk.


(51)

20 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 21 LTLS PT. Lautan Luas Tbk.

22 MERK PT. Merck Tbk.

23 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 24 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.

25 MTDL PT. Metrodata Elektronik Tbk. 26 MYOR PT. Mayora Indah Tbk.

27 SMGR PT. Semen Gresik Tbk.

28 SMAR PT. SMART Corporation Tbk.

29 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 30 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.

31 TOTO PT. Surya Toto Tbk. 32 TRST PT. Trias Sentosa Tbk. 33 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 34 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 35 UNVR PT. Unilever Tbk.

36 UNTR PT. United Tractors Tbk. Sumber: Peneliti 2010

B. Analisis Data Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel-variabel dependen.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


(52)

Dividend Per Share 108 1.00 15000.00 740.3739 1979.10514

Harga Saham 108 58 130000 12137.08 22732.512

Valid N (listwise) 108

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa:

a. Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki nilai minimum 6,00 dan nilai maksimum 12210,00 dengan rata-rata sebesar 1153,0096 dan standar deviasi 2157,31677. Hal ini berarti nilai minimum EPS perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2006 sampai 2009 adalah 6,00 dan nilai maksimum sebesar 12210,00 dengan rata-rata nilai EPS perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ini sebesar 1153,0096.

b. Variabel Dividend Per Share (DPS) memiliki nilai minimum 1,00 dan nilai maksimum 15000,00 dengan rata-rata sebesar 740,3739 dan standar deviasi 1979,10514. Hal ini berarti nilai minimum DPS perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2006 sampai 2009 adalah 1,00 dan nilai maksimum sebesar 15000,00 dengan rata-rata nilai DPS perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penlitian ini sebebesar 740,3739.


(53)

c. Variabel Harga Saham (HS) memiliki nilai minimum 58 dan nilai maksimum 13000 dengan rata-rata sebesar 12137,08 dan standar deviasi 22732,512. Hal ini berarti nilai minimum DPS perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2006 sampai 2009 adalah 58 dan nilai maksimum sebesar 13000 dengan rata-rata nilai DPS perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ini sebebesar 22732,512.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statitstik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : data residual berdistribusi normal,


(54)

Apabila nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha

ditolak, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima.

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 dibawah ini, diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2,768 dan signifikansi pada 0,000. Nilai signifikansi ternyata lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima yang berarti data residual tersebut tidak berdistribusi normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya.

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas sebelum Tranformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 108

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.61973533E4

Most Extreme Differences Absolute .266

Positive .266


(55)

Kolmogorov-Smirnov Z 2.768

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS

Beberapa cara mengatasi data outlier yaitu:

− lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,

lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Untuk mengubah nilai residual agar normal, Peneliti melakukan transformasi data ke model logaritma natural (LN) dari HS = f(EPS, DPS) menjadi LN_HS = f(LN_EPS, LN_DPS). Setelah dilakukan transformasi data ke model logaritma natural, jumlah sampel observasi tetap berjumlah 108 sampel. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


(56)

N 108

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .84934518

Most Extreme Differences Absolute .060

Positive .060

Negative -.042

Kolmogorov-Smirnov Z .627

Asymp. Sig. (2-tailed) .827

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Ouput SPSS

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diperoleh besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov adalah 0,627 dan signifikansi pada 0,827. Nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima yang berarti data

residual berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histrogram dan grafik normal p-plot data.

Grafik histogram pada Gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak melenceng ke kiri maupun melenceng ke kanan. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik


(57)

Sumber: Output SPSS

Gambar 4.1 Grafik Histogram


(58)

Sumber: Output SPSS

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot

Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi multikolinieritas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Menurut Nugroho (2005:58), “deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat, yaitu jika nilai

Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance

tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.”

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)


(59)

LN_Dividend Per Share .131 7.618

a. Dependent Variable: LN_Harga Saham

Sumber: Output SPSS

Dari data pada tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai

tolerance setiap variabel independen lebih besar dari 0,1 yakni sebesar

0,131 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 yakni sebesar 7,618. Maka dapat disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan

menggunakan model regresi berganda.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitias bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastistas. Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat

heteroskedastisitas jika:

1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka 0, 2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas dan dibawah saja, 3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola


(60)

4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Harga Saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan variabel independen earning per share dan dividend per share.

Sumber: Output SPSS

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)


(61)

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin-Watson (D-W). Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji D-W dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0.

Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .892a .795 .791 .85740 1.546

a. Predictors: (Constant), LN_Dividend Per Share, LN_Earning Per Share

b. Dependent Variable: LN_Harga Saham

Sumber: Output SPSS

Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:

4) nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,

5) nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 6) nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif.


(62)

Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa nilai D-W yang didapat sebesar 1,546 yang berarti termasuk pada kriteria kedua, sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, Peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Data diolah dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0 Berdasarkan hasil pengolah data dengan program SPSS Versi 17.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Pada Tabel 4.7 di bawah ini, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0,892 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara harga saham (variabel dependen) dengan earning per

share dan dividend per share (variabel independen) mempunyai tingkat

hubungan yang sangat kuat, yaitu sebesar 89,2%. Tingkat hubungan yang sangat kuat ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi.

Tabel 4.7 Model Summary

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate


(63)

a. Predictors: (Constant), LN_Dividend Per Share, LN_Earning Per Share

b. Dependent Variable: LN_Harga Saham

Sumber: Output SPSS

Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,791. Angka ini mengidentifikasikan bahwa harga saham (variabel dependen) mampu dijelaskan oleh earning per share dan dividend per share (variabel independen) sebesar 79,1%, sedangkan selebihnya sebesar 20,9% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 0,85740 dimana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi harga saham.

Tabel 4.8

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2006:183)

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji-F dilakukan untuk menilai pengaruh earning per share dan

dividend per share secara simultan terhadap harga saham. Dalam uji-F


(64)

H0 : artinya variabel earning per share dan dividend per share secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI,

Ha : artinya variabel earning per share dan dividend

per share secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifkansi hitung dengan F-tabel dengan ketentuan:

- jika F-hitung < F-tabel, maka H0diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%,

- jika F-hitung > F-tabel, maka H0ditolak dan Ha diterima untuk α = 5%.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 17.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) pada Tabel 4.9 di bawah didapat F-hitung sebesar 203,571 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Sedangkan F-tabel diketahui sebesar 3,083. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa F-hitung > F-tabel (203,571 > 3,083) maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Tabel 4.9.


(65)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 299.302 2 149.651 203.571 .000a

Residual 77.188 105 .735

Total 376.490 107

a. Predictors: (Constant), LN_Dividend Per Share, LN_Earning Per Share

b. Dependent Variable: LN_Harga Saham

Sumber: Output SPSS

Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel earning per share dan dividend

per share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.523 .291 12.093 .000

LN_Earning Per Share .545 .120 .553 4.532 .000


(66)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.523 .291 12.093 .000

LN_Earning Per Share .545 .120 .553 4.532 .000

LN_Dividend Per Share .311 .107 .354 2.900 .005

a. Dependent Variable: LN_Harga Saham

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, maka didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:

Keterangan:

1) konstanta sebesar 3,523 menunjukkan bahwa apabila variabel independen ditiadakan maka harga saham adalah sebesar 3,523, 2) sebesar 0,535 menunjukkan bahwa setiap kenaikan earning per

share sebesar Rp.1 maka akan diikuti oleh kenaikan harga saham


(67)

3) sebesar 0,311 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dividend per

share sebesar Rp.1 maka akan diikuti oleh kenaikan harga saham

sebesar 0,311 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji-t digunakan hipotesis sebagai berikut.

H0 : artinya variabel earning per share dan dividend per share secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI,

Ha : artinya variabel EPS dan DPS secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi hitung dengan t-tabel dengan ketentuan:

− jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%

atau signifikansi > 0,05,

− jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima untuk α = 5%

atau signifikansi < 0,05.

Tabel 4.11. Hasil Uji Parsial (Uji-t)


(68)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.523 .291 12.093 .000

LN_Earning Per Share .545 .120 .553 4.532 .000

LN_Dividend Per Share .311 .107 .354 2.900 .005

a. Dependent Variable: LN_Harga Saham

Sumber: Output SPSS

Hasil pengujian statistik t pada Tabel 4.11. dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Pengaruh Earning Per Share terhadap harga saham

Nilai t-hitung untuk variabel EPS adalah sebesar 4,532 dan t-tabel

dengan α = 5% diketahui sebesar 1,982. Dengan demikian t-hitung

lebih besar dari t-tabel (4,532 > 1,982) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05) artinya H0 ditolak dan Ha diterima, bahwa earning per share secara parsial berpengaruh secara signifikan

terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%.

2) Pengaruh Dividend Per Share terhadap harga saham

Nilai t-hitung untuk variabel DPS adalah sebesar 2,900 dan t-tabel


(69)

lebih besar dari t-tabel (2,900 > 1,982) dan nilai signifikansi sebesar 0,005 (lebih kecil dari 0,05) artinya H0 ditolak dan Ha diterima, bahwa

DPS secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%.

C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

Dari hasil pengujian secara parsial variabel EPS dan DPS berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manfaktur yang terdaftar di BEI. Berpengaruhnya EPS menunjukkan bahwa tingkat pengembalian saham dapat dijadikan indikator yang menarik bagi investor. EPS merupakan jumlah rupiah yang diterima dalam setiap jumlah saham yang beredar. Berdasarkan hasil penelitian ini bisa dikatakan jika EPS yang merupakan indikator earning (pendapatan) meningkat, maka hal tersebut akan meningkatkan prospek perusahaan terhadap harga saham. Dengan kata lain pergerakan EPS dan harga saham adalah searah. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurmala (2006) yang menyatakan bahwa EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan objek perusahaan yang dijadikan sampel

penelitian dan perbedaan tahun atau periode penelitian. Namun penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2007) dan Liestyana (2008) yang menyatakan bahwa EPS mempunyai pengaruh terhadap harga saham.


(70)

disimpulkan bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibagikan perusahaan emiten terbukti merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan para investor dalam berinvestasi yang selanjutnya mempengaruhi harga saham. Hal ini juga bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurmala (2006), namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan Silvana (2009) dan Denny (2006) yang menyatakan bahwa DPS berpengaruh terhadap harga saham.

Dari pengujian yang sudah dilakukan dapat kita ketahui bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara variabel EPS dan DPS terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini menunjukkan bahwa variabel EPS dan DPS secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Berarti investor dapat menggunakan variabel-variabel ini secara simultan dalam memprediksi harga perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Nilai R sebesar 0,892 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara harga saham dan EPS dan DPS mempunyai tingkat hubungan yang sangat kuat yaitu sebesar 89,2%. Tingkat hubungan yang sedang ini dapat dilihat dari tabel pedoman untk memberikan interpretasi koefisien korelasi. Nilai Adjusted R Square atau

koefisien determinasi adalah sebesar 0,791. Angka ini mengidentifikasikan bahwa harga saham mampu dijelaskan oleh EPS dan DPS sebesar 79,1% sedangkan selebihnya sebesar 20,9% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Kemudian standard

error of the estimate adalah sebesar 0,85740 dimana semakin kecil angka ini akan

membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen yaitu harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(71)

Variabel earning per share memiliki koefisien korelasi yang positif yaitu sebesar 0,545 menunjukkan bahwa setiap penambahan earning per share sebesar Rp.1 maka akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,545 dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel dividend per share juga memiliki koefisien korelasi yang positif yaitu sebesar 0,311 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dividend per

share sebesar Rp.1 maka akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,311


(72)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menguji apakah earning per share dan dividend per share

berpengaruh, baik secara parsial maupun secara simultan, terhadap harga saham pada perusahaan manufakur yang teradaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 36 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan.

1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Earning Per

Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) berpengaruh signifikan

terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini dapat dilihat dari angka signifikansi dari hasil uji-F yaitu sebesar 0,000. Angka probabilitas (signifikansi) ini lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan

Ha diterima atau variabel-variabel independen dalam model regresi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) masing-masing berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t dari hasil pengujian secara parsial (uji-t) yaitu


(73)

earning per share dan dividend per share masing-masing sebesar 4,532

dan 2,900 dimana nilai t-hitung tersebut lebih besar dari nilai t-tabel. Angka signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dependen.

B. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel yang digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti.

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya menganalisis perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan jumlah populasi sebanyak 164 perusahaan dan jumlah sampel 36 dengan n observasi sebanyak 108.

2. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2006, 2007 dan 2008.

3. Peneliti hanya menggunakan variabel earning per share (EPS) dan

dividend per share (DPS) sebagai variabel independen dalam mengamati

perubahan harga saham, dengan mengabaikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat harga saham.


(74)

Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini bagi perusahaan, investor dan calon investor, serta bagi peneliti selanjutnya.

1. Bagi Perusahaan.

Perusahaan disarankan untuk dapat lebih memperhatikan kemampuan dalam memperoleh laba, dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan karena dengan kinerja yang semakin baik maka investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan.

2. Bagi Investor dan Calon Investor

Investor dan Calon Investor dalam memilih saham disarankan untuk memanfaatkan informasi keuangan dengan sebaik-baiknya dan melihat faktor-faktor lain selain rasio keuangan perusahaan yang dapat

mempengaruhi harga saham secara signifikan agar dapat membuat keputusan investasi secara tepat.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor dan memperpanjang periode penelitian.

b. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menggunakan rasio keuangan lainnya yang masih berbasis pada laporan keuangan selain yang digunakan dalam penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada penelitian-penelitian sebelumnya


(1)

Lampiran v

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Earning Per Share 108 6.00 12210.00 1153.0096 2157.31677

Dividend Per Share 108 1.00 15000.00 740.3739 1979.10514

Harga Saham 108 58 130000 12137.08 22732.512


(2)

Lampiran vi

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Logaritma Natural

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 108

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.61973533E4

Most Extreme Differences Absolute .266

Positive .266

Negative -.231

Kolmogorov-Smirnov Z 2.768

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Hasil Uji Normalitas Setelah Tranformasi Logaritma Natural

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual


(3)

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .84934518

Most Extreme Differences Absolute .060

Positive .060

Negative -.042

Kolmogorov-Smirnov Z .627

Asymp. Sig. (2-tailed) .827

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


(4)

Lampiran vii

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

LN_Earning Per Share .131 7.618

LN_Dividend Per Share .131 7.618

a. Dependent Variable: LN_Harga Saham


(5)

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .892a .795 .791 .85740 1.546

a. Predictors: (Constant), LN_Dividend Per Share, LN_Earning Per Share

b. Dependent Variable: LN_Harga Saham

Lampiran ix

Hasil Uji-F


(6)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 299.302 2 149.651 203.571 .000a

Residual 77.188 105 .735

Total 376.490 107

a. Predictors: (Constant), LN_Dividend Per Share, LN_Earning Per Share

b. Dependent Variable: LN_Harga Saham

Hasil Uji-t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.523 .291 12.093 .000

LN_Earning Per Share .545 .120 .553 4.532 .000

LN_Dividend Per Share .311 .107 .354 2.900 .005


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 39 96

Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public

2 67 71

Analisis Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009.

0 47 93

Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food &amp; Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

9 67 115

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 33 73

Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 47 83

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

1 31 104

Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

2 57 29

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PERBANKAN Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

0 2 14

PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, DAN DIVIDEN PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek I

0 1 15