Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN

EARNINGS PER SHARE

TERHADAP

RETURN

SAHAM

PERUSAHAAN BARANG - BARANG KONSUMSI DI BURSA

EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

ROSDIANA

067017040/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN

EARNINGS PER SHARE

TERHADAP

RETURN

SAHAM

PERUSAHAAN BARANG - BARANG KONSUMSI DI BURSA

EFEK INDONESIA

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ROSDIANA

067017040/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(3)

Judul Penelitian : PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN

EARNINGS PER SHARE TERHADAP RETURN

SAHAM PERUSAHAAN BARANG-BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Rosdiana

Nomor Pokok : 067017040

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)

Ketua Anggota

(Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak)

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir. T.Chairun Nisa B, M.Sc)


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas dan earnings per share secara simultan dan parsial terhadap return saham pada perusahaan barang-barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling sehingga menghasilkan 34 perusahaan barang-barang konsumsi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS.

Hasil pengujian secara simultan menunjukkan semua variabel berpengaruh terhadap return saham dengan nilai signifikansi 0.000. Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel arus kas operasi dan earnings per share memberikan pengaruh positif terhadap return saham dengan signifikansi t hitung masing-masing 0.025 dan 0.002. Arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak memberikan pengaruh terhadap return saham ditunjukkan dengan nilai singnifikansi t hitung masing-masing 0.292 dan 0.135.

Kata kunci: return saham, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan earnings per share.


(5)

ABSTRACT

This Research aim to to know and obtain; get empirical evidence by simultan and parsial about cash flow statement influence and earnings per share to share return company of consumer goods at Indonesian Stock Exchange.

Population in this research is all company of consumer goods which listed at Indonesian Stock Exchange. Sampel Research taken by purposive sampling so that yield 34 company of consumption goods. Used by Analysis method is multiple linear regression analysis by using SPSS.

Result of examination by simultan show all variable have an effect on to share return with significantly value 0.000. While result of examination by parsial show cash flow variable operate for and earnings per share give positive influence to share return with t significantly calculate each 0.025 and 0.002. Invesment cash flow and financing cash flow do not give influence to share return shown with t significantly value calculate each 0.292 and 0.135.

Keyword: share return, operation cash flow, invesment cash flow, financing cash flow and earnings per share.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa,

Pengasih dan Penyayang karena atas kasih karunia yang telah limpahkanNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari

pengorbanan dan bantuan banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis

dengan tulus menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A (K), selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.

2. Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B, MSc. , selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. , selaku Ketua Program Studi

Ilmu Akuntansi sekaligus sebagai dosen pembimbing utama tesis, yang telah

banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan

membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

4. Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. , selaku dosen pembimbing tesis yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing,

mengarahkan serta memberikan saran-saran kepada penulis sehingga tesis ini


(7)

5. Drs. Rasdianto, MA, Ak. , selaku dosen pembanding yang telah banyak

memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

6. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. , selaku dosen pembanding yang telah banyak

memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

7. Dra. Tapi Anda Sari, M.Si, Ak. , selaku dosen pembanding yang telah banyak

memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

8. Seluruh dosen dan staf administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara.

9. Ibunda tercinta D.U Hutagalung serta keluarga besar Hutagalung yang telah

memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang baik moril maupun materil

kepada penulis.

10.S.I. Tarigan yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

11.Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan XI Ilmu Akuntansi yang telah

mendukung dan memberikan saran yang membangun kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa karena keterbatasan penulis, maka tesis ini masih

jauh dari sempurna, sehingga masih diperlukan banyak masukan dan saran guna

perbaikan, dan akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Medan, Agustus 2008


(8)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Rosdiana

Tempat/ Tgl. Lahir : Binjai, 11 April 1983

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Limau Bali No.25 Binjai 20717

Pendidikan

1. SD Taman Siswa Binjai (1995)

2. SLTP Negeri 1 Binjai (1998)

3. SMU Negeri 1 Binjai (2001)


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT ……….. ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

RIWAYAT HIDUP ……….. v

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL ……… ix

DAFTAR GAMBAR ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1. Latar Belakang ……….. 1

1.2. Rumusan Masalah ………. 5

1.3. Tujuan Penelitian ……….. 5

1.4. Manfaat Penelitian ……… 6

1.5. Originali Tes ………. 6

1.6. Batasan Penelitian ……… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS …….. 8

2.1. Tinjauan Teori ……….. 8

2.1.1. Return Saham ……….. 8

2.1.2. Laporan Arus Kas ………... 13

2.1.2.1. Pengertian Dan Tujuan Arus Kas ……….. 13

2.1.2.2. Komponen Laporan Arus Kas ………... 19

2.1.2.3. Pelaporan Arus Kas Perusahaan ……… 25

2.1.3. Earnings Per Share ……… 27


(10)

2.3. Kerangka Konseptual ……….. 31

2.4. Hipotesis Penelitian ………. 34

BAB III METODE PENELITIAN ……… 35

3.1. Rancangan Penelitian ……….. 35

3.2. Populasi dan Sampel ………... 35

3.3. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ……….. 36

3.3.1. Variabel Penelitian ……… 36

3.3.2. Defenisi Operasional Variabel ……… . 36

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 40

3.5. Prosedur Pengambilan Data ……… 40

3.6. Model dan Teknik Analisis Data ……… 40

3.6.1. Perumusan Model ……….. 40

3.6.2. Pengujian Normalitas Data ……… 41

3.6.3. Pengujian Asumsi Klasik ……….. 42

3.6.3.1. Uji Multikolinearitas ……… 42

3.6.3.2. Uji Heterokedastisitas ……….. 42

3.6.3.3. Uji Autokorelasi ……… 43

3.6.4. Pengujian Hipotesis ………... 45

3.6.4.1. Uji F ……….. 45

3.6.4.2. Uji t ……… 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 48

4.1. Hasil Penelitian ……… 48

4.1.1. Statistik Deskriptif ………. 48

4.1.2. Pengujian Normalitas Data ………. 51

4.1.3. Pengujian Asumsi Klasik ……… 52

4.1.3.1. Pengujian Multikolinearitas ………... 52

4.1.3.2. Pengujian Heteroskedastisitas ………... 53

4.1.3.3. Pengujian Autokorelasi ………. 54


(11)

4.2. Pembahasan ………. 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………... 64

5.1. Kesimpulan ………. 64

5.2. Keterbatasan ……… 65

5.3. Saran ……… 65


(12)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.1. Penelitian Terdahulu ………. 30

3.1. Operasional Variabel ……… 39

4.1. Deskriptif ………. ……… 49

4.2. Pengujian Normalitas ………... 52

4.3. Pengujian Multikolinearitas ………. 53

4.4. Pengujian Autokorelasi ……… 55

4.5. Pengujian Hipotesis ……….. 56


(13)

No. Judul Halaman

2.1. Arus Masuk dan Arus Keluar Kas yang utama ……….. 16

2.2. Kerangka Konseptual ………. 31

3.1. Daerah Pengambilan Keputusan Tes Durbin-Watson ……… 45

4.1. Pengujian Heterokedastisitas ………. 54


(14)

No. Judul Halaman

I. Data Arus Kas Operasi tahun 2003 – 2006 ……. ………... 70

II. Data Arus Kas Investasi tahun 2003 – 2006 ……….. 71

III. Data Arus Kas Pendanaan tahun 2003 – 2006 ……… 72

IV. Data Earnings Per Share tahun 2003 – 2006………... 73

V. Data Harga Saham Penutupan tahun 2003 – 2006 ……….. 74

VI. Pooling Data Variabel Penelitian tahun 2003 – 2006 ………. 75

VII. Pooling Data Variabel Penelitian tahun 2003 – 2006 ………. 78

VIII. Hasil Pengujian Normalitas ………. 80

IX. Hasil Pengujian Miltikolinearitas ……… 83

X. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ……… 85

XI. Hasil Pengujian Autokorelasi ………. 86

XII. Statistik Deskriptif ………. 86


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perkembangan pasar modal di Indonesia mendorong banyaknya analisis yang

muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Dalam hal ini dapat terjadi karena pasar

modal sejak tahun 1977 hingga sekarang telah menunjukkan perkembangan yang

menggembirakan yang memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan

perekonomian Indonesia.

Indikator perkembangan tersebut dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI) yang selalu menunjukkan peningkatan dimana

saat ini hampir mencapai 400 perusahaan. Walaupun hal ini cukup besar

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tetapi relatif kecil dibandingkan Negara

tetangga seperti Malaysia mencapai 700 perusahaan, Thailand sebanyak 2.000

perusahaan, dan Singapuran 3.000 perusahaan lebih. Perkembangan perusahaan

tersebut diiukuti oleh perkembangan kapitalisasi pasar modal di Indonesia. Nilai

kapitalisasi pasar modal Indonesia pada tahun 2008 sudah mencapai Rp 2.000 Triliun

dan akan semakin besar dengan rencana Initial Public Offering (IPO) terbaru yang jumlahnya sangat signifikan yaitu penawaran saham perusahaan batubara Adaro yang


(16)

Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana

yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.

Dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI, maka hal ini

akan berdampak pada makin banyaknya alternatif pilihan bagi para investor untuk

malakukan investasi yang dapat memberikan keuntungan baginya. Syarat utama

yang diinginkan para investor untuk bersedia melakukan investasi melalui pasar

modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut yang terdiri dari dividen dan capital gain. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar,

dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya.

Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham dan return saham. Faktor yang mempengaruhi tersebut tidak hanya berasal dari faktor internal perusahaan

tetapi juga faktor eksternal perusahaan. Berbagai informasi di luar perusahaan seperti

informasi ekonomi makro, gejolak politik dalam negeri, keamanan, nilai tukar rupiah

terhadap dollar, sektor industri dan kondisi pasar seringkali mempengaruhi harga

saham dan return saham, namun demikian seringkali pula faktor internal masih berpengaruh dominan terhadap harga saham dan return saham. Faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya kinerja

keuangan perusahaan yang terangkum dalam laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat

dipergunakan investor dalam mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu analisis


(17)

yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Ukuran yang digunakan dalam

analisis kinerja keuangan melalui laporan keuangan ini beranekaragam dan berbeda

setiap industri. Salah satu alat analisis yang digunakan oleh investor maupun pihak

manajemen adalah analisis terhadap laporan arus kas (Statement of Cash Flow Analysis).

Penelitian mengenai manfaat arus kas dan hubungannya dengan return saham diantaranya dilakukan oleh Miller dan Rock (1985) menguji reaksi pasar yang

diproxy dari return saham terhadap pengumuman komponen aliran kas. Hasilnya menunjukkan bahwa pasar bereaksi negatif terhadap arus kas pendanaan dan arus kas

investasi berpengaruh positif terhadap return saham. Livnat dan Zarowin (1990) menguji hubungan antara arus kas dan laba akrual dengan return saham, pengujian dengan analisis regresi berganda berhasil membuktikan bahwa komponen aliran kas

mempunyai hubungan positif lebih kuat dengan return saham dibandingkan dengan aliran kas total atau laba akrual dengan return saham. Ali (1994) dalam Daniati dan Suhairi (2006) menguji kandungan informasi dari laba, modal kerja dari operasi, dan

arus kas dengan menggunakan regresi linear dan non linear. Hasil analisis

berdasarkan model linear menunjukkan bahwa arus kas relatif tidak memiliki

kandungan informasi dibandingkan dengan variabel laba dan modal kerja dari

operasi. Hasil yang diperoleh dari model non linear mendukung adanya hubungan

dengan return saham dengan tiga variabel tersebut.

Triyono (2000) menguji hubungan kandungan informasi arus kas, komponen


(18)

bahwa pembedaan komponen aliran kas (operasi, investasi, dan pendanaan) seperti

yang disyaratkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2

mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return saham.

Umumnya penelitian terdahulu menghubungkan arus kas dan labaperusahaan

dengan abnormal return, padahal saat berinvestasi investor akan selalu mensyaratkan dan mengharapkan tingkat return tertentu yang akan diperoleh dari investasinya tersebut. Tingkat return yang disyaratkan ini tentunya didasarkan dari informasi yang disajikan oleh perusahaan yang menggambarkan prospek perusahaan dimasa datang.

Untuk itu investor perlu menganalisis kondisi keuangan perusahaan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen dengan cara

menghitung rasio keuangan perusahaan tersebut. Salah satu bentuk analisis tersebut

adalah laba per lembar saham (earnings per share) yang dihitung dari laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.

Earnings per share sering digunakan sebagai angka yang memberikan ringkasan dari berbagai data akuntansi. Sehingga digunakan untuk melihat kemajuan

dari operasi perusahaan, menentukan harga saham dan besarnya dividen yang akan

dibagikan. Tingkat pertumbuhan earnings per share tergantung pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Pada umumnya pemegang saham tertarik

dengan earnings per share yang besar, sebagai salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Dimana earnings per share dapat menggambarkan kepada pemegang saham mengenai keuntungan yang diperoleh dalam menghasilkan keuntungan bersih


(19)

positif, apabila terdapat kenaikan earnings per share dari suatu periode ke periode berikutnya. Dimana tingkat pertumbuhan earnings per share dapat digunakan untuk memprediksi besarnya deviden dan harga saham dikemudian hari. Penelitian

Sasongko (2006) dan Irwansyah (2005), menjelaskan bahwa earnings per share berpengaruh positif terhadap harga saham. Sehingga earnings per share dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu dan temuan-temuan fakta baru

diatas, peneliti tertarik untuk menguji kembali dengan judul pengaruh komponen

laporan arus kas (arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan) dan

earnings per share perusahaan terhadap tingkat return saham.

1.2.Rumusan Masalah

Dari uraian diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai

berikut : Apakah laporan arus kas dan earnings per share perusahaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap return saham?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas dan earnings per share secara simultan dan parsial terhadap return saham.


(20)

1.4.Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan, penelitian

ini akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi penulis terutama

dalam mengimplementasikan teori-teori dan literatur-literatur yang diperoleh

semasa kuliah dengan realita yang ada dilapangan.

2. Sedangkan bagi investor pasar modal, penelitian ini bermanfaat untuk

memberikan alternatif bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan

berinvestasi dengan melihat laporan laporan arus kas dan earnings per share. 3. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi, penelitian ini diharapkan akan

melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada dibidang akuntansi untuk

kemajuan dan pengembangan ilmiah dimasa yang akan datang.

1.5.Originali Tes

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Khaddafi (2006) dengan

judul pengaruh arus kas dan laba terhadap return saham. Dalam penelitian ini peneliti mengganti variabel laba dengan earnings per share yang diduga memiliki pengaruh terhadap return saham.


(21)

1.6.Batasan Penelitian

1. Batasan Waktu

Penelitian ini memiliki batasan pengambilan data dalam kurun waktu 3 tahun

yaitu tahun 2004, tahun 2005 dan tahun 2006.

2. Batasan Daerah

Daerah penelitian mencakup seluruh perusahaan barang-barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2004, tahun 2005 dan tahun 2006.

3. Batasan Aspek

Bidang kajian penelitian ini adalah laporan keuangan dengan penekanan pada

pengaruh arus kas dan earnings per share terhadap return saham perusahaan barang-barang konsumsi.

4. Batasan Lain


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Return Saham

Apabila seseorang membeli saham, berarti dia mengorbankan konsumsinya

pada masa kini dengan harapan bahwa ia akan mampu mengkonsumsikan yang lebih

dimasa yang akan datang. Pengharapannya akan konsumsi yang lebih tinggi dimasa

yang akan datang didasarkan atas dividen yang diharapkan akan diperoleh, dan

berharap kenaikan harga sahamnya di waktu yang akan datang (Husnan, 1994) dalam

Lysia dan Rina (2002). Maksudnya dalam melakukan aktivitas investasi pada saham,

diharapkan mendapatkan hasil dimasa yang akan datang yang berupa return. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return tersebut

sebagai kompensasi dari pengorbanan ekonomi yang dilakukan saat ini.

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan resiko di masa datang. Ekspektasi ini biasanya digunakan sebagai dasar analisa teknikal yaitu


(23)

menggunakan pola pergerakan harga saham masa lalu untuk memprediksi harga

saham di masa datang.

Berdasarkan definisi di atas maka return atas suatu saham terdiri dari capital gain (losses) dan deviden yield. Deviden Yield merupakan pembagian laba bersih badan usaha kepada pemegang saham yang diputuskan melalui rapat umum

pemegang saham. Perusahaan tidak diharuskan oleh hukum untuk selalu membayar

deviden kepada pemegang saham biasa. Besarnya deviden yang dibagikan tergantung

dari besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan dan kebijakan pembagian

deviden. Dalam menetapkan besarnya deviden yang dibagikan kepada pemegang

saham, perusahaan menetapkan kebijakan berupa Deviden Payout Ratio, yang merupakan penetapan persentase laba bersih yang dibagikan. Deviden yang diberikan

oleh badan usaha dapat berupa deviden kas maupun deviden saham yang

pembayarannya diberikan secara periodik sebesar Dt rupiah perlembar, dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1 -t P Yield

Deviden t

D

= ………. (Jogiyanto, 2000)

Dimana : Dt = Deviden kas yang dibayarkan

Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Sedangkan Capital Gain (Loss) merupakan selisih antara nilai pembelian saham dengan nilai penjualan saham. Pendapatan yang berasal dari Capital Gain disebabkan oleh harga jual saham lebih besar daripada harga belinya. Capital Gain terjadi jika harga pasar yang dinilai sekarang lebih tinggi dari harga perolehannya.


(24)

Sedangkan Capital Losses merupakan kerugian pemegang saham karena yang dimilikinya dijual pada harga yang lebih rendah dari harga belinya. Capital Gain atau Capital Loss ini dikaitkan dengan pertumbuhan pada pendapatan pertahun.

1 -t 1 t P P (Losses) Gain

Capital = −Pt...( Jogiyanto, 2000)

Dimana : Pt = Harga saham pada peride t

Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Berdasarkan persamaan-persamaan di atas maka return saham dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rate of return = devidend yield + capital gain (loss) yield

1 t t 1 -t t 1 -t t 1 -t 1 -t t t i, P D ) P -(P P D P P -P R − + = +

= ……… (Jogiyanto, 2000)

Dimana: Ri.t = Return total

Pt = Harga saham pada periode t

Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Dt = Dividen kas yang dibayarkan

Formula diatas adalah mengukur return saham yang sifatnya historis atau dengan model historis. Pada kenyataannya return saham tidak diketahui dengan pasti oleh investor sehingga investor hanya dapat mengestimasi return saham. Untuk mengestimasi return saham maka investor harus memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu, yang disebut probabilitas kejadian.

Estimasi return saham dilakukan dengan menghitung return yang diharapkan atas saham tersebut. Penghitungan return yang diharapkan bisa dilakukan dengan


(25)

menghitung rata-rata dari semua return yang mungkin terjadi, dan setiap return yang terjadi terlebih dahulu sudah diberikan bobot berdasarkan probabilitas kejadiannya.

Secara matematis, rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu saham:

=

=

n

1 t

i i

pr

R

E(R)

………..(Tandelilin, 2001)

Dimana: E(R) = Return yang diharapkan dari suatu saham

Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi

pri = Probabilitas kejadian return ke-i

n = Banyaknya return yang mungkin terjadi

Di samping cara perhitungan di atas, perhitungan juga dapat dilakukan dengan

dua cara lainnya yang dikenal sebagai perhitunga rata-rata aritmatik (arithmetic mean) dan rata-rata geometrik (geometric mean). Kedua metode perhitungan itu sesuai untuk menghitung suatu rangkaian aliran return dalam suatu periode tertentu,misalnya return suatu asset selama 5 atau 10 tahun berturut-turut.

Metode arithmetic mean adalah metode perhitungan statistik yang biasa dipakai untuk menghitung nilai rata-rata aliran return yang tidak bersifat kumulatif. Secara matematis, rumus arithmetic mean:

n X

X=∑ ……… (Tandelilin, 2001)

Dimana: ∑ Χ = penjumlahan nilai return selama suatu periode n = total jumlah nilai n


(26)

Metode geometric mean adalah metode yang digunakan untuk menghitung tingkat perubahan aliran return pada periode yang bersifat serial kumulatif (misalnya 5 atau 10 tahun berturut-turut). Secara matematis, rumus geometric mean:

G = [(1 + R1) (1 + R2) … (1 + Rn) 1/n -1……….(Tandelilin, 2001)

Dimana: Rn = return relatif pada periode n

Selain kosep return yang telah dikemukakan diatas, return tidak normal juga

sautu konsep yang sering dipertimbangkan seorang investor. Beberapa penelitian

mengenai studi peristiwa juga menggunakan akumulasi return tidak normal.

Akumulasi Return Tidak Normal (ARTN) atau Cumulative Abnormal Return (CAR) merupakan penjumlahan return tidak normal hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas sebagai berikut:

ARTNi,t=

=

t

t a

a i

RTN

3

, ……….(Jogiyanto, 2000)

Dimana:

ARTNi,t = Akumulasi Return Tidak Normal (Cumulative Abnormal Return) sekuritas ke-i pada hari ke-t, yang diakumulasi dari Return Tidak Normal (RTN) sekur itas ke-i mulai hari awal periode peristiwa

(t3) sampai hari ke-t

RTNi,a = Return tidak normal (abnormal return) untuk sekuritas ke-i pada hari ke-a, yaitu mulai t3 (hari awal periode jendela) sampai hari


(27)

2.1.2. Laporan Arus Kas

2.1.2.1. Pengertian dan Tujuan Arus Kas

Di dalam melakukan kegiatan usaha, suatu perusahaan memerlukan kas untuk

menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas merupakan

hal yang penting dalam seluruh keputusan yang diambil untuk badan usaha. Oleh

karena itu arus kas memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

hidup suatu perusahaan. Mengingat pentingnya peran dari kas ini, maka perusahaan

perlu menyusun laporan yang dapat menyediakan informasi tentang arus kas, baik

untuk arus kas masuk ataupun untuk arus kas keluar dalam periode waktu tertentu.

Laporan sumber dan penggunaan kas dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir

kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau

dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dengan peramalan kebutuhan kas dimasa

yang akan datang.

Dalam PSAK No.2 paragraf 1 disebutkan “Perusahaan harus menyusun

laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam Pernyataan ini menyajikan laporan

tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan”. Standar ini mengharuskan perusahaan

menyajikan laporan arus kas yang merupakan suatu kesatuan dengan laporan

keuangan lainnya, sehingga setiap laporan keuangan saling melengkapi.

Dalam laporan arus kas, kas didefinisikan sebagai uang tunai dalam

perusahaan, uang di rekening bank dan ditambah dengan ekuivalen atau setara kas


(28)

menjadi kas dan memiliki waktu jatuh tempo yang pendek tanpa menghadapi resiko

perubahan nilai yang signifikan. Perusahaan menyiapkan kas dan setara kas untuk

memenuhi seluruh aktifitas perusahaan. Pada saat menyusun laporan arus kas, kas

dan ekuivalen kas dijumlahkan dan diperlakukan sebagai bagian dari keseluruhan

manajemen kas. Dalam pembicaraan mengenai arus kas akuntan umumnya

menggunakan istilah kas daripada kas dan ekuivalen kas. Manajemen kas dilakukan

secara integral karena penggunaan kas untuk suatu bagian tertentu tentunya akan

mempengaruhi penggunaaan kas pada bagian lainnya.

Penyajian laporan arus kas mempunyai tujuan utama yaitu menyediakan

informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan

selama suatu periode. Sebagaimana informasi keuangan lainnya di dalam laporan

keuangan, informasi yang disajikan dibutuhkan oleh investor dan calon investor

dalam membuat keputusan menyangkut investasi mereka. Secara umum laporan arus

kas seperti yang disajikan diatas memberikan informasi penerimaan dan pengeluaran

kas. Sumber penerimaan kas antara lain:

a. Penerimaan dari hasil penjualan tunai

b. Penerimaan/ penagihan piutang

c. Penerimaan bunga investasi

d. Penjualan aktiva tetap

e. Penerimaan lainnya

Sedangkan penggunaan kas dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan berikut ini :


(29)

2. Pembayaran hutang

3. Pembayaran biaya upah langsung

4. Pembayaran biaya overhead

5. Pembayaran biaya pemasaran

6. Pembayaran biaya dan administrasi umum

7. Pembelian aktiva tetap

8. Pembayaran biaya lain-lain

Manager keuangan harus bertanggung jawab terhadap penggunaan kas dan

mengantisipasi penggunaan kas serta dapat mendistribusikan kas tersebut pada

hal-hal yang terbaik untuk perusahaan. Penggunaan kas harus meminimalkan biaya dana

serta memaksimalkan return yang diberikan penggunaan tersebut. Pengertian ini memberikan pemahaman tentang arti penting informasi laporan arus kas dalam


(30)

Arus Kas Masuk

Arus Kas Keluar Sumber: Jay M.Smith dan K.Fred Skousen (1994)

Gambar 2.1: Arus Masuk dan Arus Keluar Kas yang utama

Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan

arus keluar untuk suatu periode. Sumber utama (arus masuk) dan penggunaan (arus

keluar) kas ditunjukkan dalam gambar 2-1. Sumber-sumber kas meliputi arus masuk

dari aktivitas operasi inti (utama) sebuah perusahaan, dari aktivitas sampingan seperti

investasi sekuritas, dari aktivitas yang tidak biasa dan dari pembiayaan melalui

hutang dan ekuitas. Penggunaan kas mencakup arus keluar guna mempertahankan

aktivitas inti, untuk melakukan investasi dan untuk memenuhi kewajiban terhadap

pembiayaan melalui hutang dan ekuitas, Smith dan Skousen (1994).

Aktivitas Operasi

Utama

Aktivitas Luar Biasa

Aktivitas Investasi Sampingan

Pembiayaan dengan Hutang

dan Ekuitas

ARUS KAS

Penggunaan Modal Kerja

Investasi Perusahaan & Peralatan

Pembayaran Bunga &

Deviden

Pembayaran hutang & Pembelian

kembali Investasi


(31)

PSAK No.2 menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas adalah memberikan

informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan

melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktifitas dari

operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode akuntansi. Pengklasifikasian

arus kas menjadi tiga komponen dalam PSAK No.2 sama dengan yang diisyaratkan

pada Statement of Financial Accounting Standart (SFAS) No.95.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai

laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk

menggunakan kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para

pemakai perlu melakukan evaluasi-evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan las dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Dalam PSAK No.2 (IAI:2002) disebutkan tujuan laporan arus kas sebagai

berikut:

“Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya”.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diatas maka laporan arus kas harus

melaporkan pengaruh kas selama suatu periode usaha perusahaan, transaksi investasi

dan transaksi pendanaannya. Pengungkapan yang berkaitan dengan hal tersebut juga


(32)

keuangan perusahaan, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi arus kas selama

periode tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, informasi yang terdapat dalam laporan arus kas

harus disertai dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan

keuangan lain sehingga dapat membantu para investor, kreditor dan pihak lainnya

untuk:

a. Menetapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih

yang positif di masa depan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas

tidak berubah secara derastis dari tahun ke tahun. Oleh karena itu penerimaan

dan pembayaran kas yang lalu adalah alat peramal yang baik untuk

penerimaan dan pembayaran kas masa depan.

b. Menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, seperti

membayar deviden dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. Para pemegang

saham tertarik dalam penerimaan deviden atas investasi mereka dalam

perusahaan-perusahaan. Kreditor ingin menerima bunga dan pokok pinjaman

tepat waktunya. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor

meramalkan apakah perusahaan dapat melakukan pembayaran ini.

c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan/pembayaran

kas. Biasanya kas dan laba bersih berjalan bersama, namun ada kalanya saldo

kas perusahaan dapat menurun ketika laba bersih meningkat dan kas dapat


(33)

d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan, baik transaksi

kas maupun transaksi investasi non kas dan transaksi pendanaan salama

periode tertentu.

e. Kebutuhan perusahaan akan pendanaan ekstern (External financing).

f. Untuk mengetahui keputusan manajemen. Jika manajer membuat keputusan

investasi yang bijaksana maka bisnis mereka menjadi makmur, begitu juga

sebaliknya jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka bisnis

mereka akan mengalami kegonjangan.

Lebih jelas manfaat atau kegunaan laporan arus kas diatur dalam Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) pada Pernyataan No.2 paragraf 3, IAI (2002) sebagai

berikut:

“Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu kas dalam rangka adaptasi dengan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dan arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama”.

2.1.2.2. Komponen Laporan Arus Kas

Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dalam


(34)

investasi dan arus kas dari aktifitas pendanaan. Sebagaimana yang dinyatakan dalam

PSAK No.2 paragraf 10 (IAI:2002) sebagai berikut:

“Perusahaan menyajikan arus kas dari aktifitas operasi, aktifitas investasi dan aktifitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut aktifitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktifitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga jenis aktifitas tersebut”.

Berdasarkan pernyataan di atas maka laporan arus kas terdiri dari tiga

komponen utama yang terdiri dari:

1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi

2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi

3. Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan

Adapun penjelasan dari masing-masing komponen laporan arus kas tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi

Jumlah arus kas yang berasal dari aktifitas operasi merupakan indikator yang

menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup

untuk melunasi pinjaman, memelihara deviden dan melakukan investasi baru tanpa

mengandalkan pada sumber pendanaan lain. Arus kas dari aktifitas operasi terutama

diperoleh dari aktifitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu arus

kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi peristiwa lain yang mempengaruhi


(35)

Dalam PSAK No.2 paragraf 13 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk

dalam arus kas dari aktifitas operasi, yaitu sebagai berikut:

1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa

2. Penerimaan kas dari royalty, fee, komisi dan pendapatan lain 3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa

4. Pembayaran kas pada karyawan

5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya

6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diindentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktifitas pendanaan dan investasi

7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

Arus kas operasi pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus)

ataupun negative (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas operasi yang positif

atau surplus jika arus kas masuk dari aktifitas operasi lebih besar daripada arus kas

keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas operasi yang negatif atau

defisit jika arus kas masuk dari aktifitas operasi lebih kecil daripada arus kas

keluarnya.

Arus kas operasi oleh perusahaan diharapkan bernilai positif atau surplus dari

tahun ke tahun. Hal ini karena arus kas dari aktifitas operasi yang surplus dapat

menambah dana bagi perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan berupaya

meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas dari aktifitas operasi ini

dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena adanya

kemungkinan perusahaan akan membagikan deviden yang cukup besar bagi para

pemegang saham sehingga akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan di


(36)

Sementara itu arus kas dari aktifitas operasi yang defisit menunjukkan

semakin berkurangnya laba perusahaan sehingga ada kemungkinan perusahaan akan

membagikan deviden semakin kecil. Selain itu perusahaan tidak akan dapat

meningkatkan kas dari sumber lain dalam waktu yang tidak terbatas. Jika kondisi ini

terus berlangsung maka kemungkinan saham perusahaan tidak akan diminati oleh

investor sehingga pada akhirnya perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan dan

kemungkinan terburuk perusahaan akan bangkrut.

2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi

Arus kas dari aktifitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran

kas sehubungan dari sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan

dan arus kas di masa depan, mencakup transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian

pembelian dan penjualan saham (securities), tanah, bangunan, peralatan dan aktiva-aktiva lain yang pada umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian serta

pengumpulan hutang-hutang yang diklasifikasikan sebagai aktifitas investasi.

Aktifitas investasi ini terjadi secara regular serta mempengaruhi penerimaan dan

pengeluaran kas. Aktifitas-aktifitas ini tidak dimasukkan dalam aktifitas operasi

karena bukan merupakan aktifitas pokok perusahaan.

Dalam PSAK No.2 paragraf 15 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk

dalam arus kas dari aktifitas investasi, yaitu sebagai berikut:

1. Pembayaran kas untuk aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri

2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tetap tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya


(37)

3. Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain

4. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain dan pelunasannya 5. Pembiayaan kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts,

option contract, dan debt swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan.

Arus kas investasi pada suatu perusahaan dapat benilai positif (surplus)

ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas investasi yang negatif

menunjukkan adanya peningkatan investasi. Peningkatan investasi ini mencerminkan

perusahaan banyak menggunakan investasi, seperti membeli aktiva tetap jangka

panjang, surat-surat berharga atau memberikan pinjaman kepada perusahaan lain,

yang hasilnya diharapkan akan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang.

Selain itu arus kas investasi yang defisit menunjukkan bahwa perusahaan masih

memiliki peluang melakukan investasi, memiliki kesempatan tumbuh, dan prospek

yang baik dimasa yang akan datang sehingga diharapkan akan meningkatkan kinerja

perusahaan. Sedangkan arus kas investasi yang positif (surplus) menunjukkan bahwa

perusahaan banyak melakukan pelepasan investasi jangka panjangnya, menjual surat

berharganya ataupun menerima tagihan dari pinjaman yang diberikannya.

3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktifitas pendanaan perlu

dilakukan, sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas depan oleh

para pemasok modal perusahaan. Aktifitas pendanaan adalah aktifitas yang

mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman


(38)

Aktivitas pendanaan meliputi semua transaksi atau kejadian, dengan jalan

mana kas yang diperoleh dari pembayaran kembali kepada para pemilik (equity financing) dan kreditor (debt financing), misalnya penerimaan kas yang berasal dari pengeluaran atau penjualan saham, pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran

untuk saham dalam perbendaharaan (treasury stock) dan pembayaran dividen.

Dalam PSAK No.2 paragraf 16 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk

dalam arus kas dari aktifitas pendanaan, yaitu sebagai berikut:

1. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya

2. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan

3. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya

4. Pelunasan pinjaman

5. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan (finance lease). Arus kas pendanaan pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas pendanaan yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih besar daripada arus

kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas pendanaan yang negatif

atau defisit jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih kecil daripada arus kas

keluarnya.

Arus kas pendanaan yang defisit menggambarkan bahwa perusahaan

cenderung mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik kembali saham

yang beredar. Kondisi ini sangat disenangi oleh investor karena perusahaan mampu


(39)

ditanamkan oleh investor, sehingga diharapkan harga saham perusahaan dapat

meningkat. Sementara jika perusahaan menghasilkan arus kas pendanaan positif atau

surplus menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak meminjamkan uang daripada

melunasi kewajibannya. Jika kondisi diatas terus berlangsung tanpa diimbangi oleh

kelancaran operasinya perusahaan, maka kemungkinan perusahaan akan kesulitan

untuk membayarkan kewajibannya dan akhirnya perusahaan akan pailit.

2.1.2.3. Pelaporan Arus Kas Perusahaan

Setiap perusahaan diminta untuk mencantumkan laporan arus kas dalam setiap

laporan keuangannya sesuai dengan pedoman yang berlaku yaitu PSAK No.2.

Menurut PSAK No.2 paragraf 17, perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktifitas

operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini:

a. Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto

dan pengeluaran kas bruto diungkapkan

b. Metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan

dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan

masa depan, dan unsur penghasil atau beban yang berkaitan dengan arus kas

investasi atau pendanaan.

Namun dalam PSAK No.2 paragraf 18 menjelaskan bahwa perusahaan harus

melaporkan arus kas operasinya dengan menggunakan metode langsung, (IAI, 2002).

Sedangkan untuk pelaporan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan menurut


(40)

“Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktifitas investasi dan pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada paragraph 21 dan 23, arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih”.

Perusahaan yang listing di BEI dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari

aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi dan arus kas dari aktifitas pendanaan

dengan menggunakan metode langsung. Dengan metode langsung ini akan

menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang

tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung, dan metode langsung juga

informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas

bruto dapat diperoleh baik dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan

menyesuaikan penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk:

a. Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode

berjalan

b. Pos bukan kas lainnya

c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktifitas operasi ditentukan

dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode

berjalan

b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan,


(41)

perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi

konsolidasi.

Pelaporan arus kas juga memiliki keterbatasan,( Wild dkk, 2005) meliputi:

1. Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait dengan

pos luar biasa atau operasi dalam penghentian.

2. Bunga dan deviden yang diterima serta bunga yang dibayarkan dikelompokkan

sebagai arus kas operasi. Banyak pengguna laporan menganggap bunga yang

dibayar sebagai arus kas operasi.

3. Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi.

4. Pemindahan laba atau rugi penjualan aktiva tetap atau investasi sebelum pajak

(bukannya setelah pajak) dari aktivitas operasi mendistorsi analisis atas aktivitas

operasi dan aktivitas investasi.

2.1.3. Earnings Per Share

Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis

perusahaan adalah laba per lembar saham yang dikenal dengan earnings per share (EPS), Tandelilin (2001). Earnings per share dipandang sebagai angka yang menunjukkan performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat,

karena earnings per share menunjukkan rupiah yang diperoleh emiten. Earnings per share digunakan untuk mengukur perolehan pemegang saham dari tiap unit investasi pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Besarnya earnings per share suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan yang mana


(42)

besarnya pendapatan dari earnings per share tergantung pada laba bersih yang diperoleh perusahaan dan jumlah lembar saham yang beredar dan besarnya earnings per share berdampak pada return.

Secara matematis, perhitungan earning per share suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

EPS =

beredar yang

saham lembar

Jumlah

saham pemegang

bagi tersedia Laba

……… (Fabozzi, 2000)

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh laporan arus kas dan earnings per share dengan harga saham dan return saham telah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti. Livnat dan Zarowin (1990) dengan judul penelitian The Incremental Content of Cash Flow dengan menggunakan model regresi berganda menghasilkan arus kas operasi mempengaruhi harga saham dan return saham sedangkan arus kas investasinya tidak mempengaruhi return saham.

Dalam penelitiannya Triyono dan Jogiyanto (2000) menguji hubungan

kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga

atau return saham menghasilkan bahwa arus kas operasi dan arus kas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham tetapi tidak terhadap

return saham sedangkan arus kas investasi mempengaruhi harga saham dan return saham.


(43)

Adapun hasil penelitian Pradhono dan Yulius (2004) meneliti pengaruh

Economic Value Added, residual income, earnings dan arus kas operasi terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis regresi linear sederhana. Dalam penelitian dikatakan bahwa EVA dan residual income tidak mempunyai pengaruh dengan return saham, earnings dan arus kas operasi mempunyai pengaruh dengan return yang diterima oleh pemegang saham.

Hasil penelitian Irwansyah (2006) membuktikan bahwa rasio profitabilitas

berpengaruh terhadap harga saham dan penelitian Khaddafi (2006) dengan judul

pengaruh arus kas dan laba terhadap return saham menghasilkan bahwa hanya arus kas investasi dan laba yang memiliki pengaruh terhadap return saham, sedangkan arus kas operasi dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh terhadap return saham.

Bebarapa perbedaan tersebut terjadi antara peneliti satu dengan lainnya, dan

perbedaan antara bukti empiris dengan teori yang mendasarinya, dapat dilihat pada


(44)

2.3. Kerangka Konseptual

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual

Variabel yang digunakan adalah:

Variabel Dependen : Return Saham (Y)

Variabel Independen : Komponen laporan arus kas yang terdiri dari arus kas

operasi(X1), arus kas investasi(X2), arus kas pendanaan(X3),

dan Earnings per share (X4)

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

(X1)

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

(X2)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

(X3)

Earning Per Share (X4)

Return Saham


(45)

Informasi dalam laporan keuangan secara teoritis menjadi salah satu sumber

informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam membuat keputusan investasi,

Informasi yang memberikan gambaran bahwa sebuah perusahaan berada dalam

kondisi yang baik akan meningkatkan permintaan atas saham perusahaan tersebut

sehingga harganya akan mengalami peningkatan. Informasi dalam laporan keuangan

meruapakan sumber bagi investor yang mengandalkan analisa fundamental dalam

investasi mereka.

Laporan keuangan terdiri dari beberapa laporan yaitu laporan laba rugi, laporan

neraca, laporan arus kas, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan

yang merupakan bagian terintegrasi dari laporan keuangan tersebut. Hal paling pokok

dalam laporan keuangan adalah laba (net income), dimana banyak investor menjadikan hal ini sebagai alat analisa utama kelayakan sebuah harga saham. Dalam

laporan keuangan banyak variabel yang menggambarkan laba seperti Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan variabel lainnya. Earnings per Share (EPS) sebagai salah satu turunan dari laba menjadi satu variabel yang secara teoritis akan

sangat mempengaruhi harga saham.

Informasi lain di dalam laporan keuangan yang semakin mendapat porsi yang

signifikan dalam pembuatan keputusan investasi adalah laporan arus kas. Penggunaan

laporan arus kas semakin meningkat seiring dengan kebutuhan investor mengenai

informasi penggunaan uang tunai di dalam perusahaan. Investor tidak mau


(46)

perusahaan tanpa melihat apakah laba tersebut nyata atau tidak, investor ingin laba

tersebut tercermin di dalam aliran kas perusahaan.

Pembagian laporan arus kas menajdi tiga bagian yaitu operasi, investasi, dan

pendanaan akan memberikan informasi yang lebih baik bagi perusahaan. Investor

akan memperhatikan setiap bagian dengan memberikan analisa yang berbeda

dibandingkan bagian lainnya. Arus kas operasi diharapkan akan positif dalam artian

operasi utama perusahaan memberikan kontribusi penambahan uang tunai bagi

perusahaan. Arus kas investasi dapat meberikan arus kas positif dan negative dengan

pengaruh yang tidak dapat dipolakan dengan tegas terhadap harga saham. Arus kas

bagian pendanaan diharapkan memiliki posisi negative sebagai representasi dari

pembayaran kewajiban serta penarikan kembali saham yang beredar. Keadaan ini

akan meningkatkan harga saham perusahaan.

Penelitian yang dilakukan sebelumnya telah mengambil sampel berbagai

bidang bisnis. Industri komsumsi merupakan salah satu bisnis yang perlu diteliti

karena karakteristiknya yang cenderung stabil dalam menghadapi perekonomian.

Industri komsumsi dapat memberikan gambaran yang lebih stabil terhadap hubungan


(47)

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut :

“Komponen laporan arus kas dan earnings per share berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap return saham perusahaan barang konsumsi yang tercatat di


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kausal komparatif yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa

hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah komponen laporan arus kas (arus kas operasi, arus kas

pendanaan dan arus kas investasi) dan earnings per share sebagai variabel independen dan variabel dependen adalah return saham. Variabel independen yaitu arus kas dan earnings per share diduga mempengaruhi variabel dependen yaitu return saham.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu sebanyak 39

perusahaan.

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan

tertentu yang akan diteliti (Buchari Alma, 2004: 56). Sampel dalam penelitian ini

sebanyak 34 perusahaan yang dilakukan secara purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sample adalah sebagai berikut:


(49)

1. Perusahaan termasuk kategori industri barang-barang konsumsi berdasarkan

klasifikasi ICMD yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2006.

2. Saham perusahaan aktif diperdagangkan selama tahun 2004-2006.

3.3. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

3.3.1. Variabel Penelitian

Berdasarkan hipotesis pada bagian sebelumnya, variabel penelitian dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Variabel independen (bebas), adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Penelitian ini menggunakan komponen

laporan arus kas (arus kas operasi(X1), arus kas investasi(X2), arus kas

pendanaan(X3)) dan earnings per share(X4).

2. Variabel dependen (terikat), adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Penelitian ini menggunakan return saham sebagai variabel Y.

3.3.2. Definisi Operasional Variabel

Untuk mempermudah pemahaman tentang teknis penelitian yang akan

dilakukan, berikut ini disampaikan operasionalisasi variabel yang akan digunakan di

dalam penelitian.

a. Return Saham (Y)

Return saham adalah jumlah uang yang menyatakan nilai suatu saham. Return saham dan terdiri dari capital gain (losses) dan deviden yield.


(50)

100% P P Saham Return 1 -t 1 t −Ptx

=

b. Arus Kas Operasi (AKO) - X1

Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktivitas operasi. Variabel ini akan dihitung sebagai rasio perubahan dibandingkan dengan arus kas tahun sebelumnya.

% 100 AKO AKO (AKO) Operasi Kas Arus 1 -t 1 t −AKOtx

=

c. Arus Kas Investasi (AKI) - X2

Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktivitas investasi. Variabel ini akan dihitung sebagai rasio perubahan dibandingkan dengan arus kas tahun sebelumnya.

% 100 AKI AKI (AKI) Invetasi Kas Arus 1 -t 1 t −AKItx

=

d. Arus Kas Pendanaan (AKP) - X3

Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas

selama satu periode yang berasal dari aktivitas pendanaan. Variabel ini akan

dihitung sebagai rasio perubahan dibandingkan dengan arus kas tahun sebelumnya.

% 100 AKP AKP (AKP) Pendanaan Kas Arus 1 -t 1 t −AKPtx

=

e. Earnings Per Share (X4)

Informasi yang ditunjukkan untuk mengetahui jumlah pendapatan yang diperoleh


(51)

dihitung dalam bentuk rasio untuk menghindari perbedaan skala pengukuran.

Dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikut :

% 100 EPS

EPS (EPS) Share Per Earnings

1 -t

1

t x

EPS t− − =

Dalam melakukan penelitian agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan untuk

memudahkan pengertian terhadap variabel penelitian, yaitu variabel independen dan

variabel dependen maka penelitian menetapkan operasionalisasi variabel yang akan

diteliti, yang dapat dilihat pada tabel 3.2.

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu pada peusahaan

barang-barang komsumsi yang telah melakukan publikasi laporan keuangan tahunan.

Penelitian akan dilakukan dengan mengolah data yang ada di dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

Periode pangambilan data selama 3 tahun yaitu 2004, 2005 dan 2006. Periode

tahun 2007 belum dapat disertakan karena penulis belum dapat memperoleh ICMD

untuk periode tersebut.


(52)

Peneliti mengumpulkan data sekunder eksternal yang disusun oleh suatu entitas

selain peneliti dari organisasi yang bersangkutan (Indriantoro, 2002:149). Data-data

tersebut diperoleh dari laporan tahunan perusahaan barang konsumsi yang dimuat

dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

3.6. Model dan Teknik Analisis Data

3.6.1. Perumusan Model

Penelitian ini menggunakan uji statistik untuk menguji apakah komponen

laporan arus kas (arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan) dan

earnings per share secara simultan dan parsial mempengaruhi return saham.

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisa

regresi linier berganda (multiple regression). Adapun model regresi linier berganda yang dipakai dalam penelitian ini sebgai berikut:

Y = β0+ β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ ε

Dimana:

Y = Return Saham

X1 = Arus Kas Operasi

X2 = Arus Kas Investasi

X3 = Arus Kas Pendanaan

X4 = Earnings Per Share

ε = Error β0 = Konstanta


(53)

βi = Koefisien regresi masing-masing Xi, i = 1,2,3,4.

3.6.2. Pengujian Normalitas Data

Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan model yang disampaikan

diatas, maka sesuai dengan syarat metode Ordinary Least Square (OLS), terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas dan asumsi klasik yang menurut

Gujarati, alih bahasa Sumarno Zain (1995) akan meliputi pengujian multicollinearity, heteroschedasticity, dan autocorrelation.

Asumsi distribusi normal diperiksa dengan menggunakan grafik Normal

Probability Plot atau Histogram. Jika data mengikuti garis normal pada grafik Normal

Probability Plot maka data diasumsikan berdistribusi normal. Cara lainnya adalah

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian

Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dengan metode ini menyatakan jika nilai Kolmogorov-Smirnov

memiliki probabilitas lebih besar dari 0.05 (Santoso, 2005), maka variable penelitian

tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal.

3.6.3. Pengujian Asumsi Klasik

3.6.3.1. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dapat timbul jika variabel bebas saling berkorelasi satu sama

lain, sehingga multikolinearitas hanya dapat terjadi pada regresi berganda. Hal ini

mengakibatkan perubahan tanda koefisien regresi serta mengakibatkan fluktuasi yang


(54)

kesalahan menafsirkan hubungan antara variabel sehingga keberadaan

multikolinearitas ini harus diuji (Levin, 1998) supaya dapat dijamain bahwa variabel

independen di dalam penelitian tidak saling berkorelasi. Pengujian dapat dilakukan

dengan Colinearity Diagnostic serta partial correlation. Indikator yang digunakan adalah melihat nilai collinearity Statistics, yaitu nilai variance inflation faktor (VIF) lebih besar dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 (Ghozali,2005).

3.6.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

varians dari variabel tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda

disebut heteroskedastisitas. Jika angka signifikan yang diperoleh dari persamaan

regresi yang baru lebih besar dari alpha 5%, maka dikatakan tidak terjadi

heteroskedastisitas. Sebaliknya jika angka signifikan yang diperoleh lebih kecil dari

alpha 5%, maka dapat dikatakan terjadi heteroskedastisitas( Ghozali,2005).

Cara pengujian lain adalah dengan membuat diagram plot dari varibel yang

digunakan dalam penelitian. Jika diagram plot yang dibentuk menunjukkan pola

tertentu maka dapat dikatakan model tersebut mengandung gejala heteroskedastisitas.

3.6.3.3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu kondisi dimana variabel gangguan pada periode

tertentu berkorelasi dengan variabel gangguan pada periode lain. Hal ini berarti

bahwa variabel gangguan tidak random. Keadaan autokorelasi ini dapat disebabkan


(55)

model, tidak memasukkan variabel yang penting. Untuk pengujian ada tidaknya

autokorelasi ini, penulis menggunakan uji Durbin Watson. Mekanisme uji Durbin

Watson adalah sebagai berikut :

1. Melakukan regresi dengan Ordinary Least Square (OLS), kemudian kita menyimpan residualnya.

2. Menghitung nilai d dengan rumus :

− −

= 2

2 1)

( t

t t hit

e e e d

Apabila model menggunakan lag dari variabel dependent, maka test Durbin

Watson yang dilakukan adalah :

p

t N

N H

)] ( 1

[ − 2 −1

=

σ

dimana:

p = 1-1/2d

σ2

t-1 = Varian variabel lag dari variabel dependent.

N = Banyaknya observasi.

3. Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independent tertentu,

diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin Watson untuk

berbagai nilai α (diambil langsung dari tabel). 4. Hipotesis yang digunakan adalah :


(56)

d < dl = Tolak H0 (ada korelasi positif)

d > 4 - dl = Tolak H0 (ada korelasi negatif)

du < d < 4- du = Terima H0 (Tidak ada autokorelasi)

dl ≤ d ≤ du = Tidak dapat ditarik kesimpulan (4-du) ≤ d ≤ (4-dl) = Pengujian tidak dapat disimpulkan

Gambar 3.1. Daerah pengambilan keputusan tes Durbin-Watson (Gujarati, 2003)

3.6.4. Pengujian Hipotesis

3.6.4.1. Uji F

Uji ini merupakan pengujian terhadap signifikansi model secara simultan atau

bersama-sama, yaitu melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas terhadap variabel

terikat Hipotesis ini dirumuskan dengan:

1. Ho: b1 = b2 = b3 = b4 = 0

4 - dL

4 - dU 4

dU

dL

0

Tidak tahu

Tidak ada korelasi Tidak tahu


(57)

Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel arus kas operasi,

arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan arus Earnings per Share (EPS) terhadap return saham.

2. H1 : b1 = b2 = b3 = b4≠ 0,

Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel arus kas operasi, arus

kas investasi, arus kas pendanaan, dan arus Earnings per Share (EPS) terhadap return saham.

Rumus F hitung adalah sebagai berikut (Gujarati, 2003:258)

F hitung =

) /( ) 1 (

) 1 /(

2 2

k n R

k R

− −

Dimana:

k = jumlah variabel bebas

n = Jumlah observasi.

Untuk menentukan nilai Fhitung tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan

derajat kebebasan (df) = (k-1) dan (n-k) kriteria sebagai berikut:

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak.

Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima.

Perhitungan nilai F tidak akan dilakukan secara manual, namun dengan menghitung

dengan Software SPSS 14 dengan memperhatikan tabel Anova pada kolom nilai F

serta tingkat signifikansi dari model tersebut. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari

0.05, maka H1 diterima.


(58)

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel

bebas terhadap variabel terikat dimana hipotesis yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. H0 : bi = 0,

Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen

secara parsial terhadap return saham.

2. Hi : bi ≠ 0,

Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara

parsial terhadap return saham.

Untuk menentukan ttabel, taraf signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan derajat

kebebasan (df) = (n-k-1), dimana n merupakan jumlah observasi dan k merupakan

jumlah variabel bebas.

Nilai thitung diperoleh dengan rumus

i i hitung

Sb b b

t = −

dimana :

bi = Koefisien variabel independen

b = Nilai hipotesis nol

Sbi = Simpangan baku (standard deviasi) dari variabel independen.


(59)

Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak.

Jika thitung < ttabel maka Ho diterima.

Perhitungan nilai thitung tidak akan dilakukan secara manual, namun dengan

menghitung dengan Software SPSS 14 dengan memperhatikan tabel coeficient pada kolom nilai t serta tingkat signifikansi dari variabel tersebut. Jika tingkat signifikansi


(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan berbagai tahapan yang baik secara akademis

seperti yang telah direncanakan. Tahapan penelitian dimulai sejak pengumpulan data,

pengolahan data menjadi variabel penelitian, serta tahapan pengujian data dan

pengujian model. Pengujian ini digunakan untuk mejamin terpenuhinya asumsi yang

diperlukan dalam melakukan pengujian terhadap model regresi berganda. Tahapan

yang dilakukan menghasilkan group data yang cukup layak untuk digunakan di dalam

penelitian.

4.1.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran awal terhadap pola persebaran

variabel penelitian. Gambaran ini sangat berguna untuk memahami kondisi dari

populasi penelitian yang bermanfaat dalam pembahasan dan penganalisaan model.

Statistik deskriptif dalam penelitian ini menggunakan data asli yang belum

menghilangkan satu datapun. Statistik diolah dengan menggunakan data tahunan dari

masing-masing variabel penelitian dengan menghitung rata-rata, nilai minimum, nilai


(61)

Tabel 4.1. Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Return_Saham_2003_20

04 34 -25.71 162.50 26.4750 46.41196

Return_Saham_2004_20

05 34 -60.00 210.00 3.0109 49.06826

Return_Saham_2005_20

06 34 -44.44 129.63 21.1635 41.16250

Operasi_2003_2004 34 -504.63 8719.87 214.1624 1510.12458

Operasi_2004_2005 34 -3110.13 449.92 -155.0450 604.02763

Operasi_2005_2006 34 -391.47 19248.01 905.0076 3919.12396

Investasi_2003_2004 34 -23632.17 1477.54 -602.7456 4080.14503

Investasi_2004_2005 34 -437.57 242.08 -62.9553 125.13581

Investasi_2005_2006 34 -625.89 2244.65 242.5397 635.64435

Pendanaan_2003_2004 34 -11672.33 1759.77 -327.3865 2034.10141

Pendanaan_2004_2005 34 -1740.12 2224.58 -91.0359 565.80008

Pendanaan_2005_2006 34 -7089.75 32128.02 593.1429 5712.37673

EPS_2003_2004 34 -2239.78 153.15 -128.1512 419.60250

EPS_2004_2005 34 -234.47 3078.29 53.3944 539.33102

EPS_2005_2006 34 -425.47 1000.00 30.0659 236.50132

Valid N (listwise) 34

Berdasarkan rangkuman tabel diatas dapat dilihat bahwa variasi sebaran data

cukup besar baik berdasarkan rentang nilai minimum dengan maksimum maupun

berdasarkan nilai standar deviasi yang relatif besar. Rata-rata return saham dari tahun

2004-2006 berkisar antara 3.0109 sampai 26.4750, rata-rata arus kas operasi berkisar

antara 155.0450 sampai 905.0076, ratarata arus kas investasi berkisar antara

-602.7456 sampai 242.5397, rata-rata arus kas pendanaan berkisar antara -327.3865

sampai 593.1429, rata-rata earnings per share berkisar antara -128.1512 sampai


(62)

Keadaan data yang sangat variatif ini mengakibatkan keterbatasan analisa yang

dapat dilakukan terhadap rata-rata. Rata-rata setiap variabel menjadi kurang valid

digunakan sebagai dasar analisa. Dalam keterbatasan itu diusahakan untuk

memperoleh beberapa hal tertentu. Return saham pada periode penelitian selalu positif terutama untuk tahun 2004 dan 2006, hal ini sejalan dengan perkembangan

pasar modal secara keseluruhan.

Arus kas operasi pada tahun 2004 dan 2006 positif sedangkan tahun tahun 2005

negatif. Hal ini sesuai dengan penjelasan return saham sebelumnya. Berdasarkan terdapat pola ketika arus kas operasi bernilai positif maka return saham juga memiliki nilai positif yang relatif besar. Penjelasan mengenai hal ini akan lebih diperdalam

setelah pengujian hipotesis.

Bagian arus kas investasi dan pendanaan tidak memiliki pola yang jelas yang

dapat memberikan gambaran khusus tentang penelitian. Hal yang sama terjadi pada

pola arus kas dari pendanaan. Hal ini menunjukkan indikasi bahwa investor maupun

calon investor tidak menjadikan kedua bagian ini menjadi bagian utama dari

informasi yang membatasi sebuah keputusan bisnis.

Pola pergerakan Earnings Per Share menunjukkan bahwa pendapatan sektor industri barang komsumsi cukup besar namun masih dibawah return pasar, dimana pada periode 2006, pasar memberikan return sebesar 46%. Hal ini dapat dipahami bahwa pada periode yang sama pergerakan bursa lebih banyak disebabkan oleh


(63)

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran umum bahwa pola hubungan

antar variabel tidak memberikan suatu hubungan yang kuat dan jelas sesuai dengan

teori yang berlaku. Secara umum, statistik deskriptif diatas belum mampu

memberikan gambaran yang jelas sehingga diperlukan pengujian lebih lanjut. Hal ini

sesuai dengan dengan tujuan statistik deskriptif semula yang bertujuan hanya

memberikan gambaran awal terhadap penelitian yang akan dilakukan.

4.1.2. Pengujian Normalitas Data

Asumsi distribusi normal adalah suatu persyaratan yang harus dipenuhi dalam

pelaksanaan analisis regresi berganda. Pengujian normalitas dilakukan dengan

menggunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov, pengujian ini adalah pengujian

paling valid atas asumsi normalitas. Pengujian dengan metode ini menyatakan jika

nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki probabilitas lebih besar dari 0.05, maka variable

penelitian tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal.

Seperti yang telah dikemukakan pada beberapa bagian terdahulu, diduga data

tidak berdistribusi normal. Walaupun bukan cara yang paling baik, penghilangan data

harus dilakukan agar penelitian ini dapat dilanjutkan. Secara teoritis terdapat prosedur

lain yaitu melakukan transformasi logaritma terhadap data tersebut, namun data yang

digunakan memiliki banyak nilai negative dan nilai nol, sehingga transformasi ini

tidak dapat dilakukan. Sejumlah data pencilan/outlier dihapuskan dalam penelitian.


(64)

Tabel 4.2. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas dengan Kolomogorov-Smirnov relative didukung oleh

pengujian skewness dan kurtosis. Pengujian skewness menunjukkan bahwa nilai

skewness berada dibawah berada diantara -2 sampai dengan 2. Nilai ini memberikan

indikasi bahwa data telah berdistribusi normal. Walaupun nilai kurtosis relative besar

namun dalam asumsi normalitas, nilai skewness lebih diperhatikan.

Hasil pengujian normalitas ini diperkuat dengan diagram PP-Plot (Lampiran

VIII) yang menunjukkan sebaran data berada di sekitar garis diagonal. Kondisi ini

memberikan indikasi bahwa data telah berdistribusi normal.

4.1.3. Pengujian Asumsi Klasik

4.1.3.1.Pengujian Multikolinearitas

Asumsi berikutnya yang harus dipenuhi dalam penelitian regresi, secara

khusus dalam regeresi berganda adalah variabel independen dalam penelitian ini tidak

boleh saling berkorelasi. Keberadaan korelasi tersebut dapat mengakibatkan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

75 75 75 75 75

4.5183 1.1933 -6.2224 -25.4625 -22.5992

48.01147 137.17194 124.71700 128.99272 106.05554

.150 .108 .132 .108 .132

.071 .108 .118 .108 .127

-.150 -.076 -.132 -.091 -.132

1.297 .937 1.146 .932 1.140

.069 .343 .145 .350 .148

N

Mean Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Return_ Saham

Arus_Kas_ Operasi

Arus_Kas_ Investasi

Arus_Kas_ Pendanaan

Earning_Per_ Share

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(65)

terjadinya perubahan tanda koefisien regresi. Pengujian dapat dilakukan dengan

Colinearity Diagnostic serta partial correlation.

Tabel 4.3. Pengujian Multikolinearitas

Berdasarkan output yang terdapat pada lampiran IX yang ditunjukkan di dalam

tabel 4.3 terlihat bahwa nilai tolerance masih berada di sekitar 1 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. Nilai Variance Inflaction Factor (VIF) juga lebih kecil dari 5, hal ini juga menujukkan variabel independen tidak saling

berkorelasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa antar variabel independen dalam

penelitian ini tidak terjadi korelasi, sehingga data yang telah diperoleh dapat

digunakan di dalam penelitian.

4.1.3.2. Pengujian Heteroskedastisitas

Gejala heteroskedastisitas timbul karena adanya ketidakstabilan variansi error

sehingga hasil regresi menjadi diragukan karena estimator yang digunakan menjadi tidak efisien. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan membentuk

diagram plot untuk melihat pola persebaran data. Apabila pola persebaran data tidak

membentuk pola tertentu maka data dapat dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas.

Coefficientsa

.368 .265 .232 .870 1.150

.016 -.126 -.107 .942 1.062

.293 .178 .153 .914 1.094

.434 .354 .320 .859 1.164

Arus_Kas_Operasi Arus_Kas_Investasi Arus_Kas_Pendanaan Earning_Per_Share Model

1

Zero-order Partial Part

Correlations

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Return_Saham a.


(1)

Lampiran X

: Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

4 2

0 -2

-4

Regression Standardized Predicted Value

2

1

0

-1

-2

-3

-4

-5

R

egressi

on

S

tudent

iz

ed

R

esi

dual

Dependent Variable: Return_Saham

Scatterplot


(2)

Lampiran XI

: Hasil Pengujian Autokorelasi

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson 1

.535(a) .286 .245 41.70463 1.892

a Predictors: (Constant), Earning_Per_Share, Arus_Kas_Investasi, Arus_Kas_Pendanaan, Arus_Kas_Operasi

b Dependent Variable: Return_Saham

Lampiran XII

: Statistik Deskriptif

De scriptive Statistics

75

-60.00

210.00

17.5801

44.80698

75

-305.90

449.92

19.6197

133.82600

75

-327.68

409.28

-6.2224

124.71700

75

-316.99

390.88

-25.4625

128.99272

75

-274.84

498.66

1.7992

108.23965

75

Return_Saham

Arus_Kas_Operasi

Arus_Kas_Investas i

Arus_Kas_Pendanaan

Earning_Per_Share

Valid N (lis twis e)


(3)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Return_Saham_2003_20

04 34 -25.71 162.50 26.4750 46.41196

Return_Saham_2004_20

05 34 -60.00 210.00 3.0109 49.06826

Return_Saham_2005_20

06 34 -44.44 129.63 21.1635 41.16250

Operasi_2003_2004 34 -504.63 8719.87 214.1624 1510.12458 Operasi_2004_2005 34 -3110.13 449.92 -155.0450 604.02763 Operasi_2005_2006 34 -391.47 19248.01 905.0076 3919.12396 Investasi_2003_2004 34 -23632.17 1477.54 -602.7456 4080.14503 Investasi_2004_2005 34 -437.57 242.08 -62.9553 125.13581 Investasi_2005_2006 34 -625.89 2244.65 242.5397 635.64435 Pendanaan_2003_2004 34 -11672.33 1759.77 -327.3865 2034.10141 Pendanaan_2004_2005 34 -1740.12 2224.58 -91.0359 565.80008 Pendanaan_2005_2006 34 -7089.75 32128.02 593.1429 5712.37673 EPS_2003_2004 34 -2239.78 153.15 -128.1512 419.60250

EPS_2004_2005 34 -234.47 3078.29 53.3944 539.33102

EPS_2005_2006 34 -425.47 1000.00 30.0659 236.50132

Valid N (listwise) 34

Lampiran XIII

: Pengujian Model

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1

Earning_Pe r_Share, Arus_Kas_I nvestasi, Arus_Kas_ Pendanaan, Arus_Kas_ Operasi(a)


(4)

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .535(a) .286 .245 41.70463 1.892

a Predictors: (Constant), Earning_Per_Share, Arus_Kas_Investasi, Arus_Kas_Pendanaan, Arus_Kas_Operasi

b Dependent Variable: Return_Saham

ANOVAb

48828.191 4 12207.048 7.018 .000a

121749.3 70 1739.276

170577.5 74 Regres sion Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Earning_Per_Share, Arus_Kas_Inves tasi, Arus _Kas_ Pendanaan, Arus_Kas_Operasi

a.

Dependent Variable: Return_Saham b.

Coefficients

a

9.191

5.005

1.836

.071

.087

.038

.249

2.296

.025

.368

.265

.232

.870

1.150

-.043

.040

-.111

-1.063

.292

.016

-.126

-.107

.942

1.062

.059

.039

.160

1.511

.135

.293

.178

.153

.914

1.094

.156

.049

.345

3.166

.002

.434

.354

.320

.859

1.164

(Constant)

Arus_Kas_Operasi

Arus_Kas_Investasi

Arus_Kas_Pendanaan

Earning_Per_Share

Model

1

B

Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t

Sig.

Zero-order

Partial

Part

Correlations

Tolerance

VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Return_Saham

a.


(5)

Collineari ty Diagnosticsa

1.718 1.000 .05 .11 .07 .12 .15

1.049 1.280 .47 .17 .17 .06 .00

.895 1.386 .13 .15 .55 .19 .00

.703 1.563 .05 .11 .20 .61 .28

.635 1.644 .30 .46 .00 .02 .56

Dimension 1 2 3 4 5 Model 1 Eigenvalue Condit ion

Index (Const ant)

Arus_Kas_ Operas i Arus_Kas_ Investasi Arus_Kas_ Pendanaan Earning_Per_ Share Variance Proportions

Dependent Variable: Return_Saham a.

Re siduals Sta tisticsa

-83.6265 92.0583 4.5183 25.68736 75

-3. 431 3.408 .000 1.000 75

4.905 22.702 9.972 4.090 75

-84.2272 118.9430 4.9739 27.15441 75

-164.821 82.27170 .00000 40.56182 75

-3. 952 1.973 .000 .973 75

-4. 116 2.073 -.005 1.020 75

-178.806 93.60572 -.45560 44.72518 75

-4. 694 2.125 -.015 1.071 75

.037 20.941 3.947 4.257 75

.000 .337 .022 .062 75

.001 .283 .053 .058 75

Predic ted V alue St d. P redic ted Value St andard E rror of Predic ted V alue

Adjust ed P redicted Value Residual

St d. Residual St ud. Residual Deleted Residual St ud. Deleted Residual Mahal. Dis tanc e Cook's Dis tanc e

Centered Leverage Value

Minimum Maximum Mean St d. Deviat ion N

Dependent Variable: Return_Saham a.


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011

4 67 109

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 39 96

Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 33 100

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Return Saham Dengan Earning Per Share Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 39 114

Pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 40 143

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 62 111

Pengaruh EPS (Earning Per Share), ROE (Return On Equity) dan Tingkat Bunga Deposito terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta.

0 0 100

Pengaruh Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

PENGARUH LABA BERSIH, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

0 1 19

SKRIPSI PENGARUH KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011

0 0 11