PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP DEGRADASI MORAL REMAJA DI DESA KUTALIMBARU KECAMATAN KUTALIMBARU.
PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP DEGRADASI
MORAL REMAJA DI DESA KUTALIMBARU
KECAMATAN KUTALIMBARU
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
SKRIPSI
OLEH :
NONI SISCARANI
NIM. 109371020
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi yang diajukan oleh:
NIM. 109371020
NONI SISCARANI
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Telah Memenuhi Syarat dan Disetujui Untuk Diajukan Dalam Ujian
Mempertahankan Skripsi
Medan, 1 Agustus 2013
Dosen Pembimbing
NIP. 19620310 198703 2 003 Dra. Rosdiana, M.Pd
Disetujui oleh:
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
NIP. 19620310 198703 2 003 Dra. Rosdiana, M.Pd
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang diajukan oleh:
NIM. 109371020
NONI SISCARANI
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Telah Dipertahankan Dalam Ujian Skripsi Pada Tanggal 19 Agustus 2013 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Medan, Agustus 2013 Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,
Drs. Nasrun, MS Dra. Rosdiana, M.Pd
(4)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
kemampuan serta melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul : “Pengaruh Pendidikan Seks Terhadap Degradasi
Moral Remaja di Desa Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru.”
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan rintangan dan
berbagai kesulitan terutama dalam memperoleh buku-buku yang memaparkan
teori-teori yang dapat mendukung materi skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai
pihak, baik berupa moril dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini merupakan hasil dari proses penelitian yang dilakukan peneliti dengan
judul yang telah disebutkan di atas yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pendidikan seks terhadap degradasi moral remaja di Desa Kutalimbaru, Kecamatan
Kutalimbaru. Hasil dari pengolahan data menunjukkan variabel X dan Y memiliki
tingkat korelasi yang kuat.
Pada akhir kata penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya terutama sebagai bahan masukkan bagi berbagai pihak yang
terkait dengan permasalahan yang diangkat menjadi judul skripsi ini.
Medan, Agustus 2013 Penulis
Noni Siscarani 109371020
(5)
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh
sebab itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan.
3. Ibu Dra. Rosdiana M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah sekaligus Dosen
Pembimbing penulis, yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis.
4. Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Luar Sekolah serta
dosen penyelaras penulis.
5. Ibu Dra. Nasriah, M.Pd, dan Bapak Drs. Elizon Nainggolan, M.Pd, selaku dosen
penyelaras penulis.
6. Seluruh Dosen Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
7. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, yang telah
banyak membantu keperluan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Teristimewa kepada kedua orangtuaku yang kusayangi Bapak Rodelinson Sinaga dan Ibu
Siti Ramsah, S.Pd yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis serta membekali
penulis dari awal perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Jeremia, selaku Kepala Desa Kutalimbaru yang telah memberi izin penelitian
kepada penulis di Desa Kutalimbaru.
10. Teristimewa buat adik-adikku : Hardianta, Nisa Astriani Sinaga, dan Ramadhana Sinaga
atas pengertian dan kesediaannya membantu meringankan beban penulis.
11. Buat seluruh teman-teman PLS angkatan 2009 yang banyak memberikan dukungan dan
(6)
i
ABSTRAK
Noni Siscarani. NIM. 109371020. Pengaruh Pendidikan Seks Terhadap Degradasi Moral Remaja di Desa Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru.
Permasalah dalam penelitian ini adalah terjadinya degradasi moral remaja di Desa Kutalimbaru disebabkan kurangnya pendidikan seks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendidikan seks mempengaruhi terjadinya degradasi moral remaja di Desa Kutalimbaru, Kecamatan Kutalimbaru.
Pendidikan seks adalah salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan seks. Khususnya untuk mencegah dampak-dampak negatif yang tidak diharapkan seperti kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit menular seksual, depresi, dan perasaan berdosa (Sarwono, 2011). Sedangkan Degradasi moral itu sendiri dapat diartikan sebagai penurunan tingkah laku manusia akibat tidak mengikuti hati nurani karena kurangnya kesadaran diri terhadap kewajiban mutlak.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, populasi penelitian 624 remaja usia 10-14 tahun di Desa Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sebanyak 10% dengan jumlah sampel 60 remaja. Alat pengumpul data adalah angket berbentuk pilihan berganda dengan 4 option. Teknik analisis datanya menggunakan korelasi dengan rumus pearson product moment, uji t dengan taraf signifikansi 0,01 dan uji determinasi.
Dari hasil penelitian diketahui pendidikan seks di Desa Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru adalah baik. Melalui perhitungan selanjutnya menunjukkan degradasi moral remaja yang terjadi di Desa Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru adalah kurang. Variabel X dan Y memiliki tingkat korelasi yang kuat dengan nilai rxy = 0,655. Kemudian terdapat pengaruh yang signifikan pendididikan seks terhadap degradasi moral remaja di Desa Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru terlihat dari nilai thitung > ttabel (0,01) yaitu 6,65 > 3,66. Selain itu melalui uji determinasi diperoleh besarnya kontribusi pendidikan seks terhadap degradasi moral remaja di Desa Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru sebesar 42,9%.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI...iv
DAFTAR TABEL...vi
DAFTAR LAMPIRAN...vii
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah... 7
C. Batasan Masalah... 7
D. Rumusan Masalah... 8
E. Tujuan penelitian... 8
F. Manfaat Penelitian... 8
BAB II KAJIAN TEORI... 10
A. Pendidikan Seks ... 10
1. Pengertian Pendidikan... 10
2. Pengertian Pendidikan Seks... 12
3. Pentingnya Pendidikan Seks... 14
4. Materi Pendidikan Seks... 20
B. Degradasi Moral Remaja... 23
(8)
v
2. Pengertian Moral... 24
3. Terjadinya Degradasi Moral Remaja... 26
C. Kerangka Konseptual... 32
D. Hipotesis... 33
BAB III METODE PENELITIAN... 34
A. Jenis Penelitian... 34
B. Populasi dan Sampel... 34
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional... 35
D. Alat Pengumpulan Data... 36
E. Teknik Analisi Data... 39
F.Lokasi dan Jadwal Penelitian... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 41
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 42
C. Uji Linieritas Regresi...,... 52
D. Pengujian Hipotesis... 55
E. Uji Determinasi... 57
F. Pembahasan Hasil Penelitian... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 61
A. Kesimpulan... 61
B. Saran... 62
DAFTAR PUSTAKA...63
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Populasi Remaja...34
Tabel 2: Sampel Remaja... 35
Tabel 3: Kisi-kisi Angket... 37
Tabel 4: Skor Pendidikan Seks... 43
Tabel 5: Kategori Pendidikan Seks... 46
Tabel 6: Skor Degradasi Moral Remaja... 48
Tabel 7: Kategori Degradasi Moral Remaja... 51
Tabel 8: Tabel Bantu Uji Linieritas... 53
(10)
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Angket Penelitian...65
Lampiran 2: Tabel Uji Validitas Item Angket Pendidikan Seks (X) ...71
Lampiran 3: Perhitungan Uji Coba Instrumen Angket Pendidikan Seks (X)... ...72
Lampiran 4: Tabel Uji Validitas Item Angket Degradasi Moral Remaja (Y)...74
Lampiran 5: Perhitungan Uji Coba Instrumen Angket Degradasi Moral Remaja (Y)...75
(11)
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Remaja merupakan salah satu golongan masyarakat yang termasuk dalam
kategori generasi muda, dikaitkan dengan pembangunan suatu negara, sumber
daya manusia yang potensial adalah generasi mudanya. Tarigan (2006:1)
mengatakan generasi muda dalam masyarakat menempati mata rantai yang paling
sentral, berfungsi sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa yang telah
ditetapkan oleh generasi sebelumnya dan juga sebagai sumber insani bagi
pembangunan nasional.
Sebagai sumber insani bagi pembangunan nasional, maka remaja sebagai
generasi muda diharapkan mempunyai kualitas yang baik. Kualitas tersebut bukan
hanya dilihat dari aspek fisik tetapi juga non fisik seperti kemampuan intelek,
mental dan sikap, maupun kepribadian/karakter terutama dalam hal kepatuhannya
dalam menaati peraturan dan nilai-nilai atau prinsip moral. Namun kenyataan
yang terjadi bahwa remaja yang diharapkan dapat menjadi sumber generasi yang
berkualitas, belum terwujud sepenuhnya dikarenakan prilaku serta tindakannya
yang banyak mengarah pada pelanggaran norma dan nilai-nilai susila.
Berbagai perilaku yang mengarah pada pelanggaran norma dan nilai-nilai
susila menunjukkan telah terjadinya degradasi moral remaja. Berbicara tentang
degradasi moral, menurut Lickona ada 10 aspek degradasi moral. Kesepuluh tanda
tersebut adalah: “1).meningkatnya kekerasan pada remaja, 2).penggunaan
kata-kata yang memburuk, 3). pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat dalam
(12)
2
5). kaburnya batasan moral baik-buruk, 6). menurunnya etos kerja, 7).rendahnya
rasa hormat kepada orang tua dan guru, 8). rendahnya rasa tanggung jawab
individu dan warga negara, 9). membudayanya ketidakjujuran, 10). adanya saling
curiga dan kebencian di antara sesama.”
Sejalan dengan sepuluh tanda di atas pada point keempat khususnya bagian
seks bebas merupakan salah satu perilaku amoral yang kini dilakukan oleh remaja,
seperti data penelitian menunjukkan bahwasanya hasil survei terakhir di 33
provinsi pada tahun 2008 oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) dilaporkan 63 persen remaja di Indonesia pada usia antara SMP dan
SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah ironisnya 21 persen di
antaranya dilaporkan melakukan aborsi. Selain itu data yang lain menunjukkan
bahwa di Indonesia dari 220 juta penduduk terdapat sekitar 170.000 sampai
210.000 yang mengidap HIV/AIDS dari jumlah tersebut . Dengan cara penularan
utamanya adalah melalui hubungan seksual tanpa menggunakan pelindung.
Penyebaran virus HIV/AIDS di Kabupaten Kediri misalnya semakin besar.
Hingga akhir Maret 2010 jumlah menderita terdeteksi mencapai 162 orang. 07/31/degradasi-moral-dan-prinsip-pendidikan-karakter/)
Sedangkan penderita HIV/AIDS akibat seks bebas terus meningkat setiap
tahunnya. Berdasarkan data Kemenkes pada akhir Juni 2010 terdapat 21.770
kasus AIDS dan 47.157 kasus HIV positif dengan persentase pengidap usia 20-29
tahun yakni 48,1 persen dan usia 30-39 tahun sebanyak 30,9 persen. Di berbagai
kota besar di Indonesia, sekitar 20%-30% remaja mengaku pernah melakukan
(13)
3
dipondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Pakar seks di
Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan
hubungan seks bebas semakin meningkat dari sekitar 5% menjadi 20%.
Data yang berbeda berdasarkan hasil survei dari BKKBN yang
menyatakan bahwa separuh dari perempuan lajang dikota besar khususnya
Jabotabek kehilangan keperawanan dan melakukan hubungan seks pranikah. Tak
sedikit pula yang hamil diluar nikah. Rentang usia yang melakukan seks pranikah
berkisar antara 13 – 18 tahun. Diwilayah lain di Indonesia seperti Surabaya
perempuan lajang yang sudah kehilangan keperawanan mencapai 54 %, Bandung
47 %, dan Medan 52 %. Data ini dikumpulkan BKKBN sepanjang kurun waktu
tahun 2010.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Desa Kutalimbaru, remaja
yang ada banyak menunjukkan pola tingkah laku yang amoral. Prilaku-prilaku
amoral khusunya pada pelanggaran nilai susila itu ditunjukkan melalui sikap
pacaran yang cendrung melanggar nilai susila, seperti melakukan ciuman, saling
berpelukan, bercumbu sampai kepada melakukan hubungan seks sehingga
terjadinya kehamilan yang menyebabkan banyaknya remaja yang menikah di usia
muda.
Peningkatan perilaku seks bebas yang terjadi melalui penelitian yang
dilakukan pada tahun yang berbeda terlihat jelas baik itu melalui data penyakit
akibat seks yang diderita remaja yang semakin meningkat maupun melalui
(14)
4
melalui pemaparan perilaku amoral remaja yang terjadi di Desa Kutalimbaru
merupakan salah satu bentuk yang menunjukkan telah terjadinya degradasi moral
remaja.
Remaja sebagai sumber potensial generasi penerus bangsa di masa depan
namun faktanya mereka masih sangat labil. Pertumbuhan dan perkembangan yang
terjadi pada usia remaja mempengaruhi perubahan baik fisik maupun
pfikologisnya. Pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah
besar yang harus mereka hadapi. Perasaan seksual yang menguat tak bisa tidak
dialami oleh setiap remaja meskipun kadarnya berbeda satu dengan yang lain.
Begitu juga kemampuan untuk mengendalikannya.
Melihat kondisi remaja yang dipenuhi dengan hasrat seksual akibat
pertumbuhan dan perkembangan yang dialaminya maka penting untuk
memberikan pendidikan mengenai masalah seks kepada remaja tersebut.
Pendidikan seks itu sendiri merupakan suatu upaya untuk memberikan
penerangan pada remaja sebagai objek sasaran agar tidak melakukan perbuatan
menyimpang berkenaan dengan hasrat seks pada diri mereka, sehingga nantinya
dapat menujurus pada perbuatan amoral dan secara otomatis menimbulkan
degradasi moral.
Peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks sebagai pendidikan
informal sangat penting untuk pencerahan bagi remaja mengenai masalah seks
Namun dalam kenyataannya pendidikan seks belum seutuhnya dapat diberikan.
Anggapan tabunya membicarakan masalah seks dikalangan masyarakat Indonesia
membuat remaja mencari jalan sendiri untuk mengakses informasi dan memenuhi
(15)
5
situs di dalamnya, majalah-majalah porno, dan blue film kerap dijadikan remaja
sebagai sumber eksplorasi mereka untuk memenuhi hasrat seks mereka.
Eksplorasi tersebut tentu saja salah, sebab disamping tingkat libido yang tinggi
akibat produksi hormon testoteron, mendapatkan informasi dengan cara demikian
akan membuat remaja cendrung ingin untuk melakukan tindakan amoral yang
berkenaan dengan masalah seksualitas. Sama halnya dengan yang dikatakan oleh
Dianawati bahwa akibat dorongan seks yang meledak ledak, para remaja biasanya
melampiaskan dengan cara membaca bacaan, ataupun menonton flim porno,
bahkan ada yang dengan sengaja melakukan hubungan seksual dengan pekerja
seks komersial atau melakukan masturbasi.
Selain itu untuk memperoleh informasi masalah seks remaja kerap mencari
tahu melalui teman sebaya. Salah satu bentuk perubahan pada remaja adalah lebih
banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman sebayanya dari pada dengan
keluarga. Ketergantungan dan keterbukaan diantara mereka lebih kuat
dibandingkan dengan orang tua mereka sendiri. Melalui teman-teman sebaya
remaja banyak menemukan berbagai informasi termasuk masalah seks sampai
kepada prilaku seks bebas.
Base line survey yang dilakukan oleh Youth Centre PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) dibeberapa kota (Cirebon, Tasikmalaya, Singkawang, Palembang, dan Kupang) tahun 2001 mengungkapkan bahwa “pengetahuan remaja tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi terutama didapat dari teman sebaya, disusul oleh pengetahuan dari TV, majalah, atau media cetak lain, sedangkan orang tua dan guru menduduki posisi setelah kedua sumber tadi.” Oleh sebab itu, pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengetahuan teman-teman sebayanya (peer). Kalau peer mempunyai pengetahuan yang memadai maka remaja akan dapat memberikan pengetahuan ini kepada
(16)
6
temannya. Sebaliknya, apabila pengetahuan remaja tentang seksualitas dan hak-hak reproduksi rendah, maka yang beredar dikalangan remaja adalah informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, termasuk mitos-mitos yang menyesatkan. Hal ini tentu membahayakan apalagi mengingat bahwa mitos yang menyesatkan bisa berakibat fatal terhadap masa depan remaja tersebut. (Maemunah Lubis, 2011:3)
Apabila keadaan tersebut dibiarkan, dikhawatirkan remaja sebagai
bibit-bibit baru generasi penerus bangsa akan menjadi pemimpin yang miskin akan
moral di masa mendatang. Hal itu dapat dibayangkan sekiranya terjadi maka akan
terpuruklah bangsa ini dan akan menimbukan kehancuran negara.
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dan penjelasan di atas maka
penulis tertarik untuk membahas dan meneliti dengan judul “ Pengaruh
Pendidikan Seks Terhadap Degradasi Moral Remaja Di Desa Kutalimbaru, Kecamatan Kutalimbaru.”
Dalam hal ini peneliti memfokuskan remaja awal dengan rentang usia 10-14
tahun sebagai objek penelitian. Dimana pembagian usia remaja tersebut sesuai
dengan defenisi yang diberikan WHO (World Health Organization) dalam
Sarwono (2011:12) yang menetapakan batasan usia 10-20 tahun sebagai batasan
usia remaja, dimana usia tersebut dibagi menjadi 2 bagian, yaitu remaja awal,
10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
masalah yaitu sebagai berikut :
a. Variabel X (Pendidikan Seks)
1. Usia labil dan perubahan fisik dan psikologis yang terjadi menyebabkan
(17)
7
2. Kurangnya pendidikan seks dari orang tua dan tabunya masalah seks
sehingga kurangnya informasi tentang seks menyebabkan remaja
bereksplorasi dengan caranya sendiri.
3. Kurangnya pendidikan seks yang diperoleh remaja menyebabkan
degradasi moral remaja.
b. Variabel Y (Degradasi Moral Remaja)
1. Perilaku remaja banyak yang mengarah pada perilaku amoral, ditunjukkan
dengan perilaku seks bebas yang terjadi dikalangan remaja.
2. Pergaulan dengan teman sebaya dapat mempengaruhi remaja untuk
bertindak amoral.
C. Batasan Masalah
Suatu permasalahan yang akan diteliti haruslah dibatasi agar dapat
mengarahkan pemahaman dan tidak membingungkan serta menghindari
meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah
penelitian pada “Pengaruh Pendidikan Seks (X) Terhadap Degradasi Moral
Remaja (Y) Di Desa Kutalimbaru, Kecamatan Kutalimbaru.”
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Seberapa baik pendidikan seks dalam keluarga (orang tua) di Desa
Kutalimbaru, Kecamatan Kutalimbaru?
2. Seberapa tinggi degradasi moral remaja yang terjadi di Desa Kutalimbaru,
(18)
8
3. Adakah pengaruh pendidikan seks terhadap degradasi moral remaja di Desa
Kutalimbaru, Kecamatan Kutalimbaru?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa baik pendidikan seks dalam keluarga (orang tua) di
Desa Kutalimbaru, Kecamatan Kutalimbaru.
2. Untuk mengetahui seberapa tinggi degradasi moral remaja yang terjadi di Desa
Kutalimbaru, Kecamatan Kutalimbaru.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pendidikan seks terhadap degradasi moral
remaja di Desa Kutalimbaru, Kecamatan Kutalimbaru.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis.
a. Sebagai bahan masukan bagi orang tua dan juga pihak sekolah agar dapat
berperan lebih maksimal dalam memberikan dan mengarahkan anak
khususnya di usia remaja berkaitan dengan pendidikan seks, agar tidak
menimbulkan degradasi moral remaja akibat dari ketidakpahaman,
kurangnya informasi yang diperoleh serta kesalahan sumber pengetahuan
karena anak (remaja) dibiarkan bereksplorasi sendiri.
b. Data-data yang diperoleh melalui penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
c. Sebagai bahan referensi ataupun dasar kajian bagi mahasiswa yang ingin
(19)
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan berkaitan dengan masalah
yang diangkat serta untuk meningkatkan pengetahuan penulis dalam
melakukan penelitian ilmiah.
b. Bagi kalangan akademis, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan
moral anak didik (remaja) dengan memberikan pendidikan seks disertai
(20)
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan terhadap permasalahan yang
diteliti, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pendidikan seks yang diberikan orang tua di Desa Kutalimbaru Kecamatan
Kutalimbaru adalah baik dengan skor rata-rata 48,37 yang berada dalam
rentang 45-56 pada skala maksimal 64, yaitu sebanyak 51 remaja (85,00%).
2. Kemudian melalui perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
degradasi moral remaja di Desa Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru
adalah kurang ditunjukkan dengan skor rata-rata 50,85 yang berada dalam
rentang 45-56 pada skala maksimal 64, yaitu sebanyak 58 remaja (96,67%).
3. Variabel X dan Y memiliki tingkat korelasi yang kuat hal ini terlihat dari
nilai rxy = 0,655 yang berada pada interval 0,600 sampai dengan 0,799 pada tabel interpretasi koefisien korelasi. Kemudian terdapat pengaruh yang
signifikan pendididikan seks terhadap degradasi moral remaja di Desa
Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru terlihat dari nilai thitung > ttabel (0,01)
yaitu 6,65 > 3,66. Selain itu melalui uji determinasi diperoleh besarnya
kontribusi pendidikan seks terhadap degradasi moral remaja di Desa
Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru sebesar 42,9% dengan demikian
57,1% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
(21)
62
B. Saran
1. Disarankan kepada orang tua sebagai pembimbing dan pengarah anak
terutama remaja dalam pendidikan informal agar memberikan pendidikan
tentang seks dalam bentuk pengetahuan secara biologis maupun melalui
pendekatan secara sosial/psikologis sehingga anak mengerti tentang arti,
fungsi, dan tujuan seks dan pada akhirnya mereka memahami bagaimana
menyalurkan secara baik, benar, dan legal.
2. Memberikan pendidikan seks kepada anak, maka perlu didampingi pula
dengan pendidikan moral agar anak remaja mengetahui sejauh mana batas
yang boleh dan tidak boleh mereka ketahui sesuai dengan usia mereka.
3. Disarankan pula untuk dilakukannya penelitian lanjutan dengan variabel
bebas yang berbeda untuk mengetahui faktor lain yang menyebabkan
terjadinya degradasi moral remaja, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan dan menjadi petunjuk mencari solusi untuk mengatasi
(22)
63
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Budiningsih, C. Asri. 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdikbud. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang : Aneka Ilmu.
Hasbullah. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka. Pratiwi. 2004. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Yogyakarta : Tugu Publisher.
Rismawati. 2008. Kepribadian dan Etika Profesi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sarwono, Sarlito. W. 2002. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta : Surya Melati Grafika.
Sarwono, Sarlito. W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Alfabeta
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sunarto dan B. Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka Cipta.
Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Diktat :
Matondang, Husnel Anwar. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Bandung : Citapustaka Media Perintis.
Tarigan, Budi. 2006. Pembinaan Generasi Muda. Medan : FIP.
Tim Dosen Mata Kuliah ISBD. (2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Unimed.
(23)
64
Skripsi :
Lubis, Maemunah. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepercayaan Terhadap Mitos-Mitos Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Remaja Usia 16-24 Tahun Dusun XII (KCVRI) Kompel Cacat Veteran Republik Indonesia Medan Estate. [Skripsi] Medan : FIP.
Internet :
Afnizar, Nurma. 2012. Degradasi Moral (On-Line). dalam
Anrae. 2011. Pendidikan Seksual (on-line). dalam
blogspot.com/2012/04/degradasi-moral.html
http://anraeworld.blogspot. com /2011/05/pendidikan-seksual.html
Hariyanto. 2011. Pentingnya Pendidikan Seks (Sex Education) (on-line). dalam
Meri. 2013. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Kerentanan Hamil Di Luar Nikah (on-line). dalam
Mu’tadin, Zainun. 2002. Pendidikan Seksual Pada Remaja (on-line). dalam
Rikyriyu. 2011 Bab 1 pendahuluan (On-Line). dala
Sari, Y. 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut angka statistik (On-Line). dala Chapter1.pdf
Santoso, Ras Eko Budi. 2011. Pengertian Konsep, Nilai, Moral, Norma dalam Pembelajaran PKn SD dan Analisis Materi Pembelajaran PKn SD dalam Kurikulum 2006(on-line). dalam
Sintaherawati. 2011. Pentingnya Pendidikan Seks (Sex Education) (on-line). dalam
Sholihatun. 2012. Perbedaan Efektivitas Metode Ceramah Dan Metode Peer Konselor Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Seks Pra Nikah Pada Siswa Kelas II Multimedia Di Smk Kartini Semarang (on-line). dalam
(24)
65
Sudrajat, Akhmad. 2008. (on-line). dalam Sudrajat, Akhmad. 2011. 10 Aspek Degradasi Moral dan 11 Prinsip Pendidikan
Karakter (On-Line). dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com /2011/07/31/ degradas i-moral-dan-prinsip-pendidikan-karakter/
Yanne, Rossi. 2011. Seks Bebas Dikalangan Remaja (On-Line). dalam http://kepri .bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=130&ContentTypeId=0x01003DCABA
(1)
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan berkaitan dengan masalah yang diangkat serta untuk meningkatkan pengetahuan penulis dalam melakukan penelitian ilmiah.
b. Bagi kalangan akademis, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan moral anak didik (remaja) dengan memberikan pendidikan seks disertai nilai moral.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan terhadap permasalahan yang diteliti, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pendidikan seks yang diberikan orang tua di Desa Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru adalah baik dengan skor rata-rata 48,37 yang berada dalam rentang 45-56 pada skala maksimal 64, yaitu sebanyak 51 remaja (85,00%). 2. Kemudian melalui perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
degradasi moral remaja di Desa Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru adalah kurang ditunjukkan dengan skor rata-rata 50,85 yang berada dalam rentang 45-56 pada skala maksimal 64, yaitu sebanyak 58 remaja (96,67%). 3. Variabel X dan Y memiliki tingkat korelasi yang kuat hal ini terlihat dari
nilai rxy = 0,655 yang berada pada interval 0,600 sampai dengan 0,799 pada tabel interpretasi koefisien korelasi. Kemudian terdapat pengaruh yang signifikan pendididikan seks terhadap degradasi moral remaja di Desa Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru terlihat dari nilai thitung > ttabel (0,01) yaitu 6,65 > 3,66. Selain itu melalui uji determinasi diperoleh besarnya kontribusi pendidikan seks terhadap degradasi moral remaja di Desa Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru sebesar 42,9% dengan demikian 57,1% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
(3)
B. Saran
1. Disarankan kepada orang tua sebagai pembimbing dan pengarah anak terutama remaja dalam pendidikan informal agar memberikan pendidikan tentang seks dalam bentuk pengetahuan secara biologis maupun melalui pendekatan secara sosial/psikologis sehingga anak mengerti tentang arti, fungsi, dan tujuan seks dan pada akhirnya mereka memahami bagaimana menyalurkan secara baik, benar, dan legal.
2. Memberikan pendidikan seks kepada anak, maka perlu didampingi pula dengan pendidikan moral agar anak remaja mengetahui sejauh mana batas yang boleh dan tidak boleh mereka ketahui sesuai dengan usia mereka. 3. Disarankan pula untuk dilakukannya penelitian lanjutan dengan variabel
bebas yang berbeda untuk mengetahui faktor lain yang menyebabkan terjadinya degradasi moral remaja, sehingga dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan menjadi petunjuk mencari solusi untuk mengatasi permasalah tersebut.
(4)
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Budiningsih, C. Asri. 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdikbud. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang : Aneka Ilmu.
Hasbullah. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka. Pratiwi. 2004. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Yogyakarta : Tugu Publisher. Rismawati. 2008. Kepribadian dan Etika Profesi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sarwono, Sarlito. W. 2002. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta : Surya Melati Grafika.
Sarwono, Sarlito. W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers. Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Alfabeta Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sunarto dan B. Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka Cipta.
Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Diktat :
Matondang, Husnel Anwar. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Bandung : Citapustaka Media Perintis.
Tarigan, Budi. 2006. Pembinaan Generasi Muda. Medan : FIP.
Tim Dosen Mata Kuliah ISBD. (2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Unimed.
(5)
Skripsi :
Lubis, Maemunah. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepercayaan Terhadap Mitos-Mitos Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Remaja Usia 16-24 Tahun Dusun XII (KCVRI) Kompel Cacat Veteran Republik Indonesia Medan Estate. [Skripsi] Medan : FIP.
Internet :
Afnizar, Nurma. 2012. Degradasi Moral (On-Line). dalam
Anrae. 2011. Pendidikan Seksual (on-line). dalam
blogspot.com/2012/04/degradasi-moral.html
http://anraeworld.blogspot. com /2011/05/pendidikan-seksual.html
Hariyanto. 2011. Pentingnya Pendidikan Seks (Sex Education) (on-line). dalam
Meri. 2013. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Kerentanan Hamil Di Luar Nikah (on-line). dalam
Mu’tadin, Zainun. 2002. Pendidikan Seksual Pada Remaja (on-line). dalam
Rikyriyu. 2011 Bab 1 pendahuluan (On-Line). dala
Sari, Y. 2012. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut angka statistik (On-Line). dala Chapter1.pdf
Santoso, Ras Eko Budi. 2011. Pengertian Konsep, Nilai, Moral, Norma dalam Pembelajaran PKn SD dan Analisis Materi Pembelajaran PKn SD dalam Kurikulum 2006(on-line). dalam
Sintaherawati. 2011. Pentingnya Pendidikan Seks (Sex Education) (on-line). dalam
Sholihatun. 2012. Perbedaan Efektivitas Metode Ceramah Dan Metode Peer Konselor Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Seks Pra Nikah Pada
(6)
Sudrajat, Akhmad. 2008. (on-line). dalam
Sudrajat, Akhmad. 2011. 10 Aspek Degradasi Moral dan 11 Prinsip Pendidikan Karakter (On-Line). dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com /2011/07/31/ degradas i-moral-dan-prinsip-pendidikan-karakter/
Yanne, Rossi. 2011. Seks Bebas Dikalangan Remaja (On-Line). dalam http://kepri .bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=130&ContentTypeId=0x01003DCABA BC04B7084595DA364423DE7897.