TARI PODANG DI DESA NAGUR KECAMATAN TANJUNG BERINGIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI KAJIAN TERHADAP ETIKA DAN ESTETIKA.

TARI PODANG DI DESA NAGUR KECAMATAN TANJUNG
BERINGIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
KAJIAN : ETIKA DAN ESTETIKA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh:

NIKI TANURA
NIM : 2103340040

JURUSAN SENDRATASIK
PROGRAM STUDI SENI TARI
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR


Segala puji bagi allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang tak terkira
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tari Podang di desa
Nagur Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai kajian : Etika
dan Estetika” shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga
serta para sahabatnya.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti tidak terlepas dari hambatan-hambatan
dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannnya. Namun dengan usaha dan kerja
keras yang maksimal serta bantuan dari segala pihak, akhirnya skripsi ini
terselesaikan juga dengan baik sesuai dengan yang di inginkan. Pada kesempatan
ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu
dalam menyelesaikan Skripsi ini, antara lain:
1.

Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.

2.

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3.

Dra. Tuti Rahayu, M,Si, selaku ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas Negeri Medan yang juga sekaligus menjadi Dosen
pembimbing I saya yang selalu memberikan motivasi, arahan dan bimbingan
selama saya menulis Skripsi ini.

4.

Nurwani S.ST M.Hum selaku ketua Program Studi Seni Tari.

5.

Dra. Rr. RHD. Nugrahasingsih M.Si selaku Dosen pembimbing II.

6.

Dra.Dilinar Adlin M.Pd selaku dosen Pembimbing akademik.


7.

Irwansyah S. Sn. M.Sn selaku dosen penguji II.

8.

Orang tua ayah saya Jhon Zuri Tantowi dan inu saya Masdalifah srg yang
selalu memberika semangat, dorongan, motivasi nya untuk saya mulai dari
SD, SMP, SMA, hingga akhirnya menuju Sarjana (S1), kemudian kepada
kakak Liza Tanura S.Pd, beserta adik : Marisa Tanura dan Armayani Tanura
yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9.

Teristimewa buat Mhd Saddam Fawzi S.Pd yang senantiasa memberika
bantuan, dukungan serta dorongan dalam menyelesaikan Skripsi ini.

10. Kepada Riza, Uci, Putri, Fitri Mayasari dan seluruh teman-teman stambuk
2010 yang selalu setia menemani, memberikan motivasi, bantuan dalam

menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua, saya ucapkan terima kasih.

Medan, September 2014
Peneliti

NIKI TANURA
NIM. 2103340040

ABSTRAK

Niki Tanura. Nim 2103340040 Tari Podang di desa Nagur Kecamatan
Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai Kajian terhadap Etika dan
Estetika. Skripsi. Medan : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas : Negeri
Medan 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk penyajian tari podang dan
mengetahui Etika dan Estetika pada tari Podang di desa Nagur Kecamatan
Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai..

Dalam menganalisis data-data yang terkumpul, digunakan teori Etika dan Estetika
serta pengertian bentuk dan penyajian.
Lokasi penelitian berada di desa Nagur Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten
Serdang Bedagai. Waktu penelitian dimulai pada bulan Juli – Agustus tahun 2014.
Sampel penelitian ini adalah Seniman Tradisi yang berada di Kabupaten Serdang
Bedagai. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, study pustaka,
dokumentasi, berupa video dan foto. Teknik analisis data menggunakan analisis
deskriftif dan kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah Etika tari Podang berdasarkan teori Deontologi, bahwa
tari Podang menggambarkan nilai moral yang mencerminkan rasa hormat kepada
orang lain, kemauan menggambarkan sikap yang tumbuh dari dalam hati,
sedangkan konsekuensi menggambarkan hasil dari pada nilai moral dan kemauan
yang sudah dicapai. sedangkan tari Podang berdasarkan Teleologi yaitu tujuan
yang menggambarkan tingkatan level yang dapat membedakan antara yang tua
dan yang muda. Serta tujan yang diharapkan berupa sifat kerendahan hati
seseorang dalam menghormati orang lain. Estetika tari Podang secara Intrinsik
yaitu menggambarkan keikhlasan para penari dalam menyambut para tamu.
Sedangkan secara Ekstrinsik menggambarkan kesigapan seorang laki-laki dalam
menyambut para tamu yang hadir dalam suatu acara.


Kata Kunci : Tari Podang, Etika dan Estetika.

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...............................................................................

i

KATA PENGANTAR ..............................................................

ii

DAFTAR ISI .............................................................................

v

DAFTAR TABEL ....................................................................

vii


DAFTAR FOTO ....................................................................... viii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................

1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................

5

C. Pembatasan Masalah....................................................................

5

D. Rumusan Masalah .......................................................................

6

E. Tujuan Penelitian .........................................................................


6

F. Manfaat Penelitian .......................................................................

7

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teoritis ........................................................................

9

1. Pengertian Bentuk .................................................................

9

2. Pengertian Penyajian .............................................................

10


3. Adat Istiadat dan Norma Melayu ...........................................

10

4. Teori Etika ..............................................................................

12

5. Teori Estetika..........................................................................

13

B. Kerangka Konseptual ..................................................................

15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ........................................................................

16


B. Lokasi dan waktu Penelitian ........................................................

16

1. Lokasi penelitian ..............................................................

16

2. Waktu penelitian ..............................................................

16

C. Populasi dan Sampel ....................................................................

17

D. Proses pengumpulan data ............................................................

17


1. Observasi .........................................................................

17

2. Studi Kepustakaan ...........................................................

18

3. Wawancara ......................................................................

19

4. Dokumentasi .................................................................... .. 20
5. Teknik analisi data ........................................................... .. 20

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. .. 21
1. Letak Geografis Kabupaten Serdang Bedagai ......................... .. 21
2. Suku Melayu di Kabupaten Serdang Bedagai .......................... .. 23
3. Religius ................................................................................

24

B. Tari Podang ..................................................................................

24

1. Asal Usul tari Podang .............................................................

25

2. Bentuk Tari Podang ................................................................

26

3. Bentuk Penyajian ....................................................................

27

a. Tema atau cerita ..........................................................

.27

b. Ragam Gerak ..............................................................

27

c. Busana Tari Podang ....................................................

35

d. Instrumert Pengiring tari Podang .................................

.35

e. Properti .....................................................................

35

4. Etika Deontologi ...................................................................

35

5. Etika Teleologi .......................................................................

43

6. Tari Podang Berdasarkan Estetika
(nilai Intrinsik dan Ekstrinsik)…. ............................................

45

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................

48

B. Saran ..........................................................................................

49

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

51

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kab Serdang Bedagai

24

Tabel 4.2 Ragam gerak tari Podang

30

Tabel 4.3 Tari Podang berdasarkan Etika Deontologi

39

Tabel 4.4 Tari Podang berdasarkan Etika Teleologi

45

Tabel 4.5 Tari Podang berdasarkan Estetika

48

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang berbentuk kepulauan yang tediri dari 33
provinsi, tesebar dari Sabang sampai Marauke. Hal inilah yang menyebabkan
banyak suku bangsa yang mendiami wilayah indonesia dengan memiliki
keanekaragaman budaya dan ciri khas, sesuai dengan daerah dan kebudayaan dari
suku bangsa tersebut. Masing – masing lagi provinsi terbagi menjadi sejumlah
Kabupaten dan Kecamatan yang menunjukkan kemajemukan bangsa indonesia.
Seperti yang dikemukakan Dharsono (2007:9) :
“Bahwa setiap manusia berpotensi untuk membuat atau menghasilkan
kebudayaannya sendiri yang disepakati oleh masyarakat sekitarnya dan diterapkan
dalam waktu yang relatif lama dan dilakukan secara terus-menerus, Kebudayaan
terdiri dari beberapa unsur berdasarkan pada pola masyarakatnya sehinngga dapat
membedakan budaya satu suku bangsa dan lainnya
Provinsi Sumatera Utara memiliki keanekaragaman suku dan budaya. Suku
yang berada di daerah Sumatera Utara ada 8 etnis yaitu : Melayu, Batak
Mandailing, Tapteng, Pak-pak Dairi, Batak Simalungun, Karo, Nias dan Batak
Toba. dimana setiap etnis masing-masing memiliki kesenian yang berbeda, setiap
etnis

tersebut

memiliki

masing-masing

adat

budaya

tersendiri,

yang

mencerminkan kebiasaan hidup masyarakat di masing-masing suku. Akan tetapi
dari 8 etnis yang telah disebutkan, yang terbesar di daerah Sumatera Utara adalah
suku Melayu.

Masyarakat Melayu bertempat tinggal dipesisir pantai Timur Sumatera
Utara, berbatasan dengan Selat Sumatera atau Malaka. Dari segi geografis dapat
dikatakan kehidupan mereka tergantung kepada laut, dimana mata pencaharian
mereka adalah sebagai nelayan. Tetapi di balik itu, dari segi keamanan
pertahanan, mereka sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan wilayah
Indonesia umumnya, akan tetapi khususnya untuk Sumatera Utara. Pemukiman
suku Melayu di pantai Timur Sumatera adalah daerah yang menjulur dari daratan
pantai hingga sampai kedaratan berbukit-bukit mulai dari kabupaten Aceh Timur,
Langkat, Deli Serdang, Asahan sampai dengan daerah Labuhan Batu.
Bungaran (2010:10-11) menjelaskan bahwa”Suku bangsa Melayu tidak lagi
terbagi-bagi lagi ke dalam sub suku bangsa, akan tetapi adanya persebaran secara
geografikal mengakibatkan secara teritorial dapat dibedakan atas: Melayu Deli
atau Melayu Serdang, Melayu Langkat/Tamiang, Melayu Asahan/Batu bara, dan
Melayu Labuhan Batu. Secara umum kebudayaan dari suku Melayu tersebut
memiliki persamaan. Perbedaan yang utama kelihatan hanyalah pada bahasa yakni
dalam pengucapannya (dialek). Perbedaan dialek timbul karena adanya
percampuran dengan bahasa–bahasa dari suku bangsa lain. Tetapi makna dari
pengucapan demikian tidak membedakan arti. Misalnya Melayu Batu Bara
pengucapan bahasanya selalu menggunakan huruf “O” seperti “ apo”, Melayu
Langkat sampai Besitang pengucapan bahasanya selalu menggunakan huruf “E”.
sedangkan Melayu tamiang bahasa melayu nya sudah bercampur dengan bahasa
aceh dimana daerah ini merupakan transisi antara provinsi Sumatera Utara dengan
Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD).”

Bungaran (2010:13) menjelaskan bahwa “Suku Melayu mempunyai
falsafah dalam hidupnya bahwa Melayu itu Islam, yang sifatnya universal dan
demokratis bermusyawarah, Melayu itu Berbudaya yang sifatnya nasional dalam
bahasa, sastra, tari, pakaian dan lain-lain. Melayu itu Beradat yang sifatnya
regional seperti: tepung tawar, balai pulut kuning, dan sebagainya. Melayu itu
berturai yaitu tersusun dalam masyarakat yang rukun dan tertib, mengutamakan
ketentraman dan kerukunan, saling menghargai secara timbal-balik. Kemudian
Melayu itu berilmu yang pribadinya diarahkan kepada ilmu pengertahuan.” Di sisi
lain dari bidang kesenian, suku melayu mencerminkan sikap yang lemah gemulai,
pemalu, serta komunikasi gerak lewat tarian yang disampaikan juga memiliki adat
istiadat yang menilai pada etika.
Masyarakat Melayu yang ada di kota Medan disebut dengan Melayu deli,
sedangkan masyarakat ada di Kota Langkat disebut dengan Melayu Langkat.
Begitu pula dengan masyarakat yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai disebut
dengan Melayu pesisir, dimana daerah Serdang bedagai merupakan daerah yang
terletak di daerah pantai. seperti kita ketahui bahwa tempat wisata yang berada di
Kabupaten Serdang bedagai ini berupa pantai Cermin, pantai pondok permai,
pantai Gudang garam, Pantai mutiara dan lain sebagainya. Begitu juga dengan
banyaknya seniman-seniman Melayu yang lahir di kota Serdang Bedagai ini yaitu:
Sauti, Tengku Luckman Sinar serta seorang pakar melayu yang bernama Yose
Rizal. Serdang bedagai merupakan kota seni yang dahulunya di pimpin oleh Raja
serdang, dimana raja tersebut sangat menyukai dan melestarikan sebuah kesenian
khususnya Melayu.

Begitu juga dengan kesenian yang ada di kabupaten Serdang Berdagai
dipenuhi dengan kesenian Melayu salah satunya adalah Tari Podang. Tari Podang
merupakan tarian yang yang ada di etnis Melayu terdapat di desa Nagur
Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Tari Podang
digunakan untuk menyambut para pembesar negeri, tokoh masyarakat maupun
tamu yang hadir pada beberapa acara seperti: perkawinan, khitanan, dan juga pada
rapat pembesar negeri yang sedang berlangsung. Tari podang ini ditarikan oleh
laki-laki dengan gerakan yang berbentuk silat dan juga menggunakan properti
Pedang. Makna yang tersirat dalam tari ini adalah untuk melindungi para tamu
dan undangan yang hadir pada suatu acara. Melalui tari ini tercermin etika
masyarakat melayu yang melekat pada penari, sebab etika berkaitan dengan tata
cara dan kebiasaan atau perilaku yang melekat dalam diri manusia.
Di samping etika, tari etnis melayu juga mengandung estetika seperti pada
tari Podang yang memiliki nilai-nilai etika dan estetika yang mengikat dan
membatasi pada gerak-gerak tarinya. Etika bersilat dalam tari yang bersandar pada
norma melayu, serta nilai estetis seperti kesatuan penari dalam melakukan gerak
adalah hal yang ingin penulis teliti lebih jauh. Oleh karena itu penulis akan
meneliti lanjut dan lebih dalam tentang “Etika dan Estetika yang terkandung pada
tari Podang di desa Nagur kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang
Bedagai.

B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, munculah pertanyaan-pertanyaan
seputar nilai Etika dan Estetika tari Podang di desa Nagur kecamatan Tanjung

Beringin kabupaten Serdang Bedagai serta pertanyaan-pertanyaan tersebut
menjadi permasalahan baru yang menarik untuk dijadikan pokok bahasan.
Adapun masalah yang timbul dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
1. Apa makna yang terkandung dalam tari Podang di desa Nagur kecamatan
Tanjung Beringin kabupaten Serdang Bedagai?
2. Adakah nilai etika yang mengikat serta membatasi gerak-gerak tari pada tari
Podang di desa Nagur kecamatan Tanjung Beringin kabupaten Serdang
Bedagai?
3. Bagaiman bentuk Penyajian dari tari Podang di desa Nagur kecamatan
Tanjung Beringin kabupaten Serdang Bedagai?
4. Adakah nilai Etika yang tersirat pada tari Podang di desa Nagur kecamatan
Tanjung Beringin kabupaten Serdang Bedagai?
5. Bagaimana nilai estetika dalam penyajian tari Podang didesa Nagur kecamatan
Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai?

C.Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah diatas maka akan berpengaruh
kepada keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan teoritis peneliti untuk
memecahkan semua masalah yang sudah teridentifikasi diatas. Maka Pembatasan
dalam peneliti ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk penyajian tari Podang di desa Nagur kecamatan Tanjung
Beringin kabupaten Serdang Bedagai?
2. Bagaiamana nilai etika yang tersirat dalam penyajian tari Podang kecamatan
Tanjung Beringin kabupaten Serdang Bedagai?

3. Bagaimana nilai estetika yang terkandung dalam penyajian tari Podang
kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai?

D.Perumusan Masalah
Dalam menentukan rumusan masalah, penulis berpedoman pada pendapat
Maryaeni (2005:14) yang mengatakan:
“Rumusan masalah merupakan jabaran detail focus penelitian yang akan
digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena
penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan
sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan massalah juga
bisa disikapi sebagai jabaran focus penelitian karena dalam praktiknya,
proses penelitian akan senantiasa berfocus pada butir-butir masalah
sebagaimana telah dirumuskan.

Berdasarkan pendapat tersebut serta uraian yang terdapat pada latar
belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:“ Bagaimana
Etika dan Estetika yang terkandung di dalam tari Podang di desa Nagur
Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai?”

E.Tujuan Penelitian
Dari penjelasan uraian diatas, peneliti memiliki beberapa tujuan dalam
penelitian ini, dimana tujuan penelitian selalu dirumuskan untuk memperjelas
tentang catatan hasil yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan Suaharsimi
Arikunto ( 1978:69 ) yang menyatakan: “Penelitian adalah rumusan kalimat yang
menunjukkan adanya hasil yang diperoleh setelah penelitian ini selesai”.
Keberhasilan suatu penelitian yang telah ditetapkan sehingga peneliti memiliki

beberapa tujuan dalam penelitian yang akan diperjelas pada pembahasan. Adapun
tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:.
1. Mendeskripsikan bentuk penyajian tari Podang di desa Nagur kecamatan
Tanjung Beringin kabupaten Serdang Bedagai.
2. Untuk mengetahui nilai etika yang tersirat dalam penyajian tari Podang di desa
Nagur kecamatan Tanjung Beringin kabupaten Serdang Bedagai.
3. Untuk mengetahui nilai Estetika yang terkandung dalam penyajian tari Podang
di desa Nagur kecamatan Tanjung Beringin kbupaten Serdang Bedagai.

F.Manfaat Penelitian
Setiap kegiatan penelitian sudah tentu hasilnya akan bermanfaat. Hal ini
dikarenakan kegiatan penelitian dilaksanakan untuk mengetahui kejadian apa saja
yang terjadi selama masa penelitian. Setelah penelitian ini dilaksakan, diharapkan
peneliti dapat memberi beberapa manfaat yaitu:
1. Hasil penelitian ini berguna bagi peneliti sendiri yaitu peneliti dapat lebih
memahami dan mengetahui tentang tari Podang .
2. Sebagai media informasi bagi masyarakat Melayu di desa Nagur kecamatan
Tanjung Beringi kabupaten Serdang Bedagai.
3. Sebagai bahan masukan bagi para seniman yang

berada di Kabupaten

Serdang Bedagai yang ingin meneliti tari Podang tersebut.
4. Diharapkan kepada Mahasiswa Universitas Negeri Medan khususnya jurusan
Sendratasik ini dapat melestarikan dan menjaga tradisi budaya kita, khususnya
tarian tradisional yang sudah hampir punah pada saat sekarang ini.

5. Sebagai bahan bahwasanya budaya serta adat istiadat Melayu juga dapat
berkembang dalam bentuk-bentuk yang memilki nilai estetik, akan tetapi tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai etika.
6. Menghadirkan kembali atau mengeksiskan kembali tarian yang hampir
punah seperti tari Podang ini sendiri.
7. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya

BAB V
PENUTUP
A.Keimpulan
Tari Podang merupakan salah satu tarian penyambutan yang berasal dari
daerah Melayu. Tari Podang digunakan untuk menyambut para pembesar negeri,
tokoh masyarakat maupun tamu yang hadir pada beberapa acara seperti:
perkawinan, khitanan, dan juga pada rapat pembesar negeri yang sedang
berlangsung. Sebab dikatakannya tarian ini tari Podang karena masyarakat yang
tinggal di desa nagur merupakan masyarakat pesisir, sehingga tutur bahasa yang
mereka gunakan itu adalah huruf”O”. Tari podang ini ditarikan oleh laki-laki
dengan gerakan yang berbentuk silat dan juga menggunakan properti Pedang.
Selain sebagai seni pertunjukkan dalam bentuk tari penyambutan, tarian
ini juga merupakan tari hiburan pada suatu acara pertunjukkan. Tari podang
termasuk tarian yang di sajikan dalam struktur penyambutan pada acara
pernikahan di dalam suku Melayu. Tari Podang ini hanya di lakukan oleh penari
laki-laki saja dikarenakan tarian ini berbentuk silat. Tari Podang banyak di
pengaruhi budaya Minang, Hal ini terjadi karena awal mulanya tari ini dibawa
langsung oleh pejuang-pejuang paderi yang memegang kuat budaya Minangkabau
yang hijrah membawa sanak keluarganya ke daerah Nagur Kabupaten Serdang
Bedagai.
Tari Podang menggunakan alat musik yang di pengaruhi budaya Minang.
dan alat musik yang digunakan adalah Talempong atau calempong di Melayu
yang di pakai juga dalam budaya minang yang terbuat dari logam sebanyak tujuh

buah. Indikasi adanya budaya lain masih tetap memungkinkan dalam tari Podang.
Tari Podang adalah sisa-sisa prajurit kerajaan Batak Nagur yang melestarikan diri
kewilayah nagur tersebut. Tari Podang memiliki simbol-simbol gerak di
dalamnya. Simbol gerak tersebut ada 12 jurus. Selain simbol, didalam tari Podang
juga terdapat makna gerak, dari setiap gerak-gerak yang di lakukan itu semuanya
mengandung arti (makna).
Selain simbol dan makna, di dalam tari Podang juga terdapat Etika dan
Estetika yang terkandung di dalam bentuk penyajiannya. Dari masing-masing
gerak yang disajikan terdapat pula etika dan estetika. Sopan santun dalam
memulai suatu pekerjaan merupakan cerminan etika seseorang kepada orang lain.
itu semua telah digambarkan di dalam bentuk tari Podang .Dari etika tersebut
akan lahirlah sebuah estetika(keindahan). Etika dan estetika saling berkaitan,
selaras, dan seimbang. Semakin tinggi nilai etika seseorang maka semakin tinggi
pula estetika( keindahan ) yang lahir dari diri seseorang tersebut.

B.Saran
1. Upaya meningkatkan eksistensi tari Podang pada masyarakat umum perlu
adanya pengkajian berbagai alternatif pada masyarakat agar lebih
mengenal dan mengetahui lebih dalam tentang tari Podang tersebut.
2. Perlu adanya penanganan serius dan evaluasi bagi pihak yang berwenang
untuk melestarikan budaya bangsa agar tidak di klaim oleh bangsa lain.
3. Yang paling terpenting adalah diharapkan kepada seluruh masyarakat dari
berbagai suku terutama suku melayu untuk selalu mewariskan, menjaga

serta melestarikan seluruh hasil leluhur ( nenek moyang ) yang terdahulu.
Dikarenakan warisan yang di berikan oleh lelehur merupakan sebuah aset
negara yang tidakn bernilai harganya, bahkan apa yang sudah kita miliki
tidak di milki oleh negara lain dan itu sangat bernilai bagi bangsa kita.
Oleh karena itu menjaga dan melestarikan warisan leluhur juga berarti
menjaga identitas kita sebagai bangsa Indonesia di mata dunia.
4. Terkhusus kepada seniman yang berada si desa Nagur Kecamatan Tanjung
Beringin Kabupaten Serdang Bedagai Penulis berharap untuk tetap
menjaga serta meningkatkan eksistensi tari Podang kepada seluruh
masyarakat.
5. Untuk tetap menjaga nilai Etika dan Estetika yang terdapat di dalam tari
Podang tersebut, jangan sampai nilai Etika yang terdapat di dalam tari
Podang hilang dan di perbaharui oleh generasi yang tidak mengerti serta
memahami nilai etika yang terkandung di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ade Junindra, 2005.” Silat dalam tradisi penyambutan pada masyarakat Melayu di
kota Medan, studi Silat Tarik
Arikunto, Suharsimi. 1978. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rieneka Cipto
Bungaran Antonius Simanjuntak. 2010. Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Dharsono, 2007. Estetika. Penerbit: Rekayasa Sains Bandung
Gita Yuswidiyati, 2012. Silat Song-Song pada upacara perkawinan di kabupaten
Aceh Tamiang, skipsi dalam meraih gelar S1 seni tari: Universitas Negeri
Medan.
Iskandar, 2010, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif). Jakarta: GP Press
Jacob Sumardjo, 1981, Filsafat Seni, Penerbit ITB Bandung
Koentjraningrat, 2004, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta :
Gramedia Pustaka utama.
Koentjraningrat, 2010. Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan.Bungaran Antonius
Simanjuntak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Murgianto, Sal, 1983. Koreografi Pengetahuan Dasar Komposisi Tari, Jakarta:
Depdikbud
Nurwani. 2010. Pengetahuan Tari. Diktat jurusan Sendratasik. FBS Universitas
Negeri Medan
Roby, Hidayat, 2005. Wawasan Seni Tari, Balai Kasian Seni dan Desain Fakultas
Sastra Universitas Negeri Malang
Sedywati, Edi. 2012. “ Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah”.
Jakarta: Rajawali Pers.
PSedywati, Edi, 1981, Tari : Tinjuan Seni Pertunjukan. Jakarta : Dunia Pustaka
Jaya
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Surakhman, Winano, 1982, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung : Tarsito
Surajiyo. 2005:101. ilmu filsafat suatu pengantar Estetika.
WJS Poerwadaminta. 1982. Silsilah dan asal-usul. Jakarta: Rieneka Cipta
Zulchairida Aminah Saragih, 2008. Study Komperatif Tor-Tor Podang
Simalungun dengan tari Podang Serdang Bedagai. skipsi dalam meraih
gelar S1 seni tari: Universitas Negeri Medan.

Dokumen yang terkait

Konflik Pemekaran Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus:Konflik Horisontal yang Bersifat Laten di Desa Pagar Manik, Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai)

8 84 101

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

1 15 100

PERKEMBANGAN TARI ZAPIN DI KABUPATEN DELI SERDANG KAJIAN TERHADAP ETIKA DAN ESTETIKA.

2 5 25

BENTUK PENYAJIAN TARI SARAH HADRALMAUT PADA MASYARAKAT MELAYU DI DESA NAGUR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

0 3 24

KAJIAN OBJEK WISATA PULAU BERHALA KECAMATAN TANJUNG BERINGIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

0 2 23

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 12

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 7

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 17

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 2