HUBUNGAN MINAT MENONTON SINETRON RELIGI DENGAN Hubungan Minat Menonton Sinetron Religi Dengan Akhlak Siswa Di SMP Yayasan Perguruan Al-Islam (Studi Kasus Kelas VII SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014).

HUBUNGAN MINAT MENONTON SINETRON RELIGI DENGAN
AKHLAK SISWA DI SMP YAYASAN PERGURUAN AL-ISLAM (STUDI
KASUS KELAS VII SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2013/2014)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program
Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh:
NAMA

: AKMAL HUDAIBI

NIM

: G000100152

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014


ABSTRAK
AKMAL HUDAIBI, NIM: G000100152, Hubungan Minat Menonton Sinetron Religi
dengan Akhlak Siswa di SMP Yayasa Perguruan Al-Islam (Studi Kasus Siswa Kelas VII
SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/20014)”. Fakultas Agama Islam
Program Study Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Surakarta, Mei 2014.
Minat merupakan respon sadar yang merupakan suatu kesenangan, setelah
mendapatkan informasi tentang suatu yang diminati, seyogyanya dapat menjadi
pengangan peranan penting terhadap proses pembentukan akhlak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan minat menonton
sinetron religi dengan akhlak siswa di SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun pelajaran
2013/2014. Dalam penelitian populasinya adalah semua siswa kelas VII yang berjumlah
308 orang siswa, dari jumlah tersebut yang dijadikan sampel ialah 30 siswa. Teknik
yang digunakan adalah teknik random sampling. Metode pengumpulan data yang
dipakai menggunakan angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang dipakai menggunakan analisis statistik dengan teknik korelasi product
moment dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut:




(

)

Dari hasil penelitian ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa adanya hubungan
minat menonton sinetron religi dengan akhlak siswa kelas VII SMP Al-Islam 1
Surakarta. Sedangkan analisis data yang diperoleh minat menonton sinetron religi
dengan akhlak siswa saling berhubungan antara minat menonton sinetron religi dengan
akhlak siswa, yaitu pada taraf signifikansi 1% dapat dibuktikan dengan
=0,361 dan pada taraf signifikansi 5%

=0,413<

=0,413>

=0,463.

Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat menjadi pondorong bagi para
pengambil kebijakan, siswa, guru, orang tua, pengelola TV ataupun masyarakat. Hasil
penelitian ini agar bisa bermamfaat bagi siswa dan masyarakat pada umumnya serta

dapat membantu memberikan sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang sejenis di
masa yang akan datang.
Kata Kunci : Minat Menonton Sinetron Religi, Aklak Siswa

bimbingan secara terus-menerus dari

PENDAHULUAN
Anak dalam persepektif Islam

kedua orang tuanya.1

adalah amanah dari Allah SWT yang
diberikan
keluarga

kepada

kita.

khususnya


Semua

menyadari

ulama

Islam

pentingnya

telah

pendidikan

tua

melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid

berkewajiban untuk mendidik anak-


Al Ghazali ketika membahas peran

anaknya agar menjadi anak yang

orang

soleh, berilmu dan bertakwa kepada

mengatakan:

Allah

keluarga

anak merupakan amanah bagi kedua

merupakan tempat pertumbuhan anak

orang tuanya. Hatinya yang masih


yang pertama dimana anak mendapat

suci merupakan permata alami yang

pengaruh dari anggota-anggotanya.

bersih dari pahatan dan bentukan, ia

Pendidikan

siap diberi pahatan apapun dan

SWT.

orang

Para

Karena


anak

merupakan

tua

dalam

pendidikan

“Ketahuilah,

bahwa

tanggung jawab setiap orang tua

condong kepada apa saja

karena anak merupakan mutiara bagi


disodorkan

setiap orang tuanya. Selain penerus

dibiasakan dan diajarkan kebaikan ia

generasi,

diharapkan

akan tumbuh dalam kebaikan dan

menjadi manusia unggul, lebih dari

berbahagialah kedua orang tuanya di

yang di capai oleh ayah dan ibunya.

dunia


anak

juga

dan

kepadanya

akhirat.

Tapi

yang
jika

jika

Sesungguhnya keunggulan seseorang
1


tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi

Rose Mini, A. Priyanto, Prilaku Usia Dini

Kasus dan Pemecahannya, (Yogyakarta : Kanisius,

memerlukan

pendidikan

dan

2003), hlm. 24

dibiasakan kejelekan dan dibiarkan

tua memberikan teladan yang baik

sebagaimana binatang ternak, niscaya


bagi anak-anaknya seperti, shalat,

akan menjadi jahat dan binasa,

puasa dan sebagainya.

dosanya pun ditanggung oleh orang
tuanya.

Maka

hendaklah

ia

Dalam

era

globalisasi

sekarang ini kemajuan di bidang ilmu

memelihara, mendidik dan membina

pengetahuan

dan

serta

memudahkan

manusia

untuk

perkembangan

yang

mengajarinya

akhlak

yang

baik.2

mengetahui
Penanaman

harus

terjadi di Negara-negara lain di

melalui

belahan dunia ini secara cepat.

kehidupan rumah tanggal, sekolah

Misalnya melalui televisi yaitu media

maupun di lingkungan masyarakat.

elektronik

yang

Apabila

karakteristik

meluas,

dimulai

akhlak

teknologi

sejak

kecil

nilai-nilai

akhlak

telah

mempunyai
heterogen,

tertanam dengan baik di dalam jiwa

tersebar, serta tidak mengenal batas

anak, maka anak tidak akan mudah

geografis

dipengaruhi oleh hal-hal yang negatif

menyampaikan

dari lingkungannya dan rasa cinta

khalayak ramai dengan gambar yang

terhadap pendidikan agama Islam

begitu jelas.

akan

terus

tertanam

dalam

kehidupannya. Dan seyogianya orang

Televisi

kultural

dalam

informasi

(TV)

kepada

merupakan

salah satu kekuatan yang berfungsi
bagi pembentukan citra, informasi,

2

Kajian Islam : Pendidikan Anak Dalam

Islam. oleh: Yusuf Muhammad Al-Hasan. Di akses
pada

tanggal

www.alsofwah.or.id.

4

desember

2012.

dari

pengetahuan,

pendidikan,

kontrol

sosial, dan hiburan bagi masyarakat.3

karena ingin mendapatkan hiburan

Sebagai media informasi TV sangat

dari tayangan yang akan dilihatnya.4

dibutuhkan

untuk

pesan-pesan

menyampaikan

dan

pembaharuan.

Terlepas

ide-ide

Sebagai

dari

fungsi

baik

langsung maupun tidak langsung,

media

tidak

semua

program

yang

pendidikan TV memainkan peranan

ditayangkan

di

televisi

dapat

penting dalam membina generasi.

memperoleh

mamfaatnya

karena

Sebagai media hiburan TV dapat

banyak dari siaran-siaran yang tidak

memberikan

kepuasan

kepada

sesuai dengan sosial kultur bangsa

pemirsanya

melalui

program-

Indonesia khususnya adat istiadat

program yang bersifat menghibur dan

yang berlaku dalam masyarakat,

menghilangkan

sehingga

Hidayati,
tentang

kejenuhan.

dalam
motivasi

Arini

penelitiannya
pemirsa

dapat

mempengaruhi

perkembangan kejiwaan, sikap dan

dalam

perilaku masyarakat khususnya anak

menonton televisi lebih condong

dan remaja.

menggunakan televisi sebagai media

Sinetron

religi

merupakan

hiburan. Dari 136 responden, 74 di

bagian acara yang ditayangkan di TV

antaranya (54,4%) menonton televisi

swasta selain sebagai hiburan juga
sebagai penerang serta pendidikan
secara utuh. Artinya orang akan
meniru apa yang terdapat didalamnya

3

4

Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara

Arini Hidayati, Televisi Dan Perkembangan

Televisi, (Yogyakarta: Duta Wacana University Press,

Sosial Anak, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998),

1994), hlm. 13-14

hlm. 130

tanpa ada sebuah penjelasan, karena

menambah

wawasan

itu merupakan idiom yang komplit.5

pengetahuan

agama,

Diantara

bagaimana

sinetron

dalam bersikap, berperilaku, dan

religi yang ditayangkan di TV adalah

bertutur kata, baik hubungan kita

Tukang Bubur Naik Haji di RCTI

dengan Allah, orang tua, saudara,

setiap

teman,

hari

program

tentang

pukul

20.30-22.30,

tetangga,

bahkan

kepada

Pesantren Rockn’ & Roll 3 di SCTV

binatang,

setiap hari Pkl. 18.15-19.30, dan

sekalipun benda-benda tak bernyawa.

Emak Ijah Pengen Ke Mekah di

Namun sungguh disayangkan apabila

SCTV, setiap hari Pkl. 21.00-22.30

sinetron religi yang ditayangkan di

WIB.

luar ajaran Islam, cenderung di luar
Banyaknya

menayangkan
religi,

televisi

program

dimana

sinetron

dan

yang

logika atau tidak masuk akal. Untuk

sinetron

itu orang tua diharapkan menuntun,

tersebut

membimbing,

dan

memberikan

mengangkat kepada hal-hal yang

pengawasan

berkaitan

mereka disaat menonton program

dengan

keagamaan,

sehingga diharapkan bahwa sinetron

kepada

anak-anak

tersebut.

dengan tampilan yang beda tersebut

Sinetron

religi

yang

dapat dijadikan suatu hiburan. Di

ditayangkan

samping besifat menghibur sinetron

bersumber

religi juga memberikan nilai-nilai

Hadits, seperti kisah-kisah tauladan

pendidikan

para Nabi yang di setiap ceritanya

yang

positif

dan

ada
5

tumbuh-tumbuhan,

Onong U Effendi, Dimensi-Dimensi
Komunikasi, (Bandung alumni, 1981), Hlm. 193

pesan

di
dari

TV

ada

juga

Al-Qur’an

dan

moral

yang

ingin

disampaikan
pesan

pada

inilah

dijadikan

pemirsa.

Dan

yang

seharusnya

nilai-nilai

pendidikan

akhlak oleh pemirsa dan khususnya
orang

tua

pada

anak-anaknya.

Sinetron model ini dapat dijadikan

Surakarta

Tahun

Pelajaran

2013/2014)”.
LANDASAN TEORI
A. Minat
1. Pengertian Minat
Minat merupakan momen dari

media menanamkan nilai-nilai akhlak

kecenderungan-kecenderungan

pada anak, yang dapat membantu

yang terarah secara intensif

mereka dalam rangka menyongsong

kepada objek yang dianggap

hari esok agar menjadi manusia yang

penting.

berbudi luhur baik dalam kehidupan

Perasaan senang atau

keluarga, masyarakat, dan dalam

tidak senang merupakan dasar

kehidupan berbangsa dan bernegara.

dari suatu minat. Minat seseorang

Berdasarkan masalah di atas,

dapat diketahui dari pernyataan

maka penulis tertarik untuk meneliti

senang atau tidak senang ataupun

permasalah

dan

suka tidak suka terhadap suatu

menjadikannya sebagi judul skripsi

objek yang ditampilkan dalam

yaitu

bentuk tingkah laku.

di

“Hubungan

atas

Antara

Minat

Menonton Sinetron Religi dengan

Minat

yang diteliti dalam

Akhlak Siswa di SMP Yayasan

skripsi ini adalah rasa suka,

Perguruan Al-Islam (Studi Kasus

senang atau tidak senang akan

Siswa Kelas VII SMP Al-Islam 1

sesuatu. Dan minat tersebut dapat
diukur melalui sesuatu pernyataan

atau

menjawab

sejumlah

pertanyaan.

pesan

yang

dalam sinetron religi.
Adapun

2. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat
Minat

bukanlah

berikut:

oleh

a.

seseorang

begitu

saja,

yang

Ketertarikan
Ketertarikan

melakukan sesuatu merupakan
hal

yang

dapat

termasuk

faktor internal adalah sebagai

merupakan sesuatu yang dimiliki

suatu

disampaikan

ini

dapat berupa motif sosial

dilambangkan. Seseorang yang

yang

memepunyai minat pada sesuatu

minat

hal, maka ia dengan senang hati

sesuatu aktifitas tertentu,

mengerjakan hal tersebut.

jadi siswa yang tertarik

Adapun
yang

faktor-faktor

mempengaruhi

minat

membangkitkan
melakukan

kepada sinetron religi
maka akan selalu senang

menonton sinteron religi adalah :

hati

1.

tiap-tiap penayangannya.

Faktor Internal
Faktor
merupakan
timbul

dari

dalam

Kurts

internal
faktor
dalam

yang
diri

mengikuti

Singer

mengatakan bahwa sejak
semula

dunia

ini

seseorang. Faktor ini sangat

menunjukkan

besar

pengaruhnya

kerakter yang bersifat

terhadap penguasaan pesan-

mengajak bagi seorang

sekali

suatu

anak, artinya dunia ini

Perasaan senang

memperlihatkan dirinya

b.

dengan cara menarik dan

merupakan

aktivitas

memikat.6

psikis

yang

terdapat

Perhatian

dalam

diri

Minat tidak akan
lepas

dari

nilai dari suatu objek.

terhadap

Jika

dalam

kehidupan ada seseorang

seseorang berminat pada

yang

sesuatu maka ia akan

terhadap

muncurahkan

segala

misalnya terdapat suatu

perhatiannya

kepada

merasa

kisah

senang

suatu

dalam

hal,

sebuah

sesuatu tersebut.

adegan sinetron maka

Perasaan Senang

orang

tersebut

berusaha

akan

menghayati

diartikan sebagai suatu

objek

keadaan

akibat

dapat juga sebaliknya

adanya peristiwa yang

jika seseorang tidak suka

pada umumnya datang

terhadap

dari luar.7

maka

orang

akan

sulit

menerima

pesan-pesan

yang

jiwa

Kurts Singer, Membina Hasrat Belajar Di

Sekolah, terj. Bergman Sitorus (Bandung: Remaja

tersebut.

suatu

Rosda Karya, 1987), hlm.79
7

suatu

sesuatu, karena apa bila

Perasaan

6

untuk menghayati nilai-

perhatian

seseorang

c.

seseorang

Baharuddin,

Psikologi

Pendidikan,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 135

disampaikan.

Atau

obyek
tersebut

d.

Motif

oleh sesuatu kekuata dari
Motif

adalah

dalam dirinya, kekuatan

keadaan dalam pribadi

pendorong inilah yang

seseorang

disebut

yang

mendorong
untuk

individu

yang

melakukan

Siswa

memiliki

motif

menonton sinetron religi

aktivitas-aktivitas

akan tergugah hatinya

tertentu guna mencapai

untuk selalu mengikuti

suatu

tujuan.8

Motif

bukanlah hal yang dapat

setiap penayangannya.
2.

Faktor Eksternal

diamati, tetapi hal yang
dapat
karena

disimpulkan
adanya

suatu

yang dapat kita saksikan.
Jadi motif bukan

Faktor eksternal adalah
faktor yang timbul dari luar
diri

seseorang.

Adapun

faktor-faktor eksternal yang
dapat

mempengaruhi

hal yang dapat diamati,

aktivitas

tetapi hal yang dapat

sinetron adalah lingkungan

disimpulkan

masyarakat.

karena

adanya suatu yang dapat

minat

menonton

Lingkungan

disaksikan tiap aktifitas

masyarakat yang dimaksud

yang

oleh

di sini adalah lingkungan di

seseorang itu, didorong

sekitar kehidupan seseorang.

dilakukan

Lingkungan
8

motif.

Sumardi Surya Brata, Op cit, hlm. 70

masyarakat

dapat berarti pula lingkungan

yang dimaksud sinetron religi

keluarga

dalam

atau

lingkungan

penelitian

Pesantren

sekelilingnya.
3. Sinetron Religi

ini

Rockn’

&

adalah,
Roll

3

Episode 27 yang di tayangkan di

Sinetron merupakan sinema

SCTV, Tukang Bubur Naik Haji

elektronik tentang sebuah cerita

Episode 134 yang ditayangkan di

yang didalamnya membawa misi

RCTI, dan Emak Ijah Pengen Ke

tertentu kepada pemirsa, misi ini

Mekah

dapat membentuk pesan moral

ditayangkan

untuk pemirsa atau realitas moral

banyak menayangkan kisah-kisah

yang ada di dalam kehidupan

tentang

masyarakat sehari-hari.

masyarakat

Sedangkan

religi

menurut

Endang Saifuddin Anshari berarti
bentuk-bentuk yang mempunyai

Episode
di

119

yang

SCTV,

perilaku
dalam

yang

keagamaan
kehidupan

sehari-hari, dan disajikan secara
episode.
Dari pengertian di atas, maka

ciri-ciri khas dari kepercayaan dan

penulis

aktivitas

biasa

bahwa yang dimaksud sinetron

dikenal sebagai kepercayaan dan

religi ialah sinema elektronik

aktivitas regional, yaitu dalam

yang didalamnya menceritakan

bentuk

tentang

manusia

ibadah,

yang

kepercayaan

menarik

kehidupan

kesimpulan

manusia

terhadap Tuhan, penerimaan atau

sebagai umat yang beragama, baik

wahyu yang supranatural dan

cara bertutur kata, berperilaku

pencarian keselamatan.

baik hubungan terhadap Tuhan

Adapun

dan hubungan sesama manusia,
maupun

hubungan

mengatakan :“Akhlak adalah sifat

terhadap

lingkungan sekitar, dimana semua
itu berdasarkan pada Al-Qur’an

yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan

perbuatan dengan gampang dan

dan Hadist.

mudah,

B. Ahlak

etimologis

akhlak

berasal dari bahasa arab adalah
akhlak jamak dari khuluq yang
berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat.

berarti keadaan gerak jiwa yang

perbuatan

kearah
dengan

melakukan

Sedangkan

Ibrahim

Anis

mengemukakan

bahwa

akhlak

adalah :“Sifat

yang tertanam

dalam jiwa yang dengan lahirnya
macam-macam perbuatan, baik

Secara terminologis, akhlak

mendorong

tanpa

pemikiran dan pertimbangan.”

1. Pengertian Akhlak
Secara

perbuatan-

melakukan
tidak

menghajatkan pikiran.

dan buruk, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.”
Selanjutnya
Zaidan

Abu

Karim

mengatakan,

sebagai

mana yang dikutip oleh Yuhanar

Ada

beberapa

pendapat

tentang

akhlak

secara

Ilyas,

bahwa

akhlak

adalah

:“Nilai-nilai dan sifat-sifat yang
terminologis, di antaranya : Imam
Al-Ghazali dalam bukunya Ihya

tertanam

Ulum Ad-diin sebagai mana yang

dengan sorotan dan timbanganya

dikutip oleh Muhammad Azmi,

seseorang

dalam

dapat

jiwa,

yang

menilai

perbuatan baik dan buruk, untuk

dan

kemudian memilih melakukan

sebagaimana keseluruhan ajaran

atau meninggalkannya.”

Islam lainyan adalah Al-Qur’an

Berdasarkan

akhlak,

yang

dan Sunnah Nabi Muhammada

dikutip di atas menyatakan bahwa

SAW. Baik dan buruknya akhlak

akhlak atau khuluq adalah sifat

ukurannya adalah baik dan buruk

yang

jiwa

menurut kedua sumber itu, bukan

akan

baik dan buruk menurut ukuran

muncul secara spontan bilamana

manusia. Sebab jika ukuranya

diperlukan, tanpa memerlukan

adalah manusia, maka baik dan

pemikiran

buruk itu bisa berbeda-beda, dan

tertanam

manusia,

terlebih

definisi

buruknya

dalam

sehingga

atau
dahulu,

dia

pertimbangan
serta

tidak

bukan pula akal pikiran atau

memerlukan dorongan dari luar.

pandangan

Jadi intinya akhlak merupakan

sebagaimana pada konsep etika

suatu kondisi atau sifat-sifat yang

dan moral. Dalam konsep akhlak,

telah meresap dalam jiwa dan

segala sesuatu itu dinilai baik dan

menjadi

buruk semata-mata karena syara’

kepribadian

sehingga

dari situ timbul sebagi macam
perbuatan dengan cara spontan

(Al-Qur’an dan Sunnah).
3. Ruang lingkup Akhlak

dan mudah tanpa dibuat-buat.
2. Sumber-sumber Akhlak

masyarakat

Ruang
adalah

sama

lingkup

akhlak

dengan

ruang

Sumber akhlak yang dimaksud

lingkup ajaran Islam itu sendiri,

ialah yang menjadi ukuran baik

khususnya yang berkaita dengan

pola hubunga. Akhlak diniyah

tidak menyekutukan-Nya,

(agama/islami) mencakup berbagi

bersyukur hanya kepada-

aspek, dimulai dari akhlak kepada

Nya dan lain sebagainya.

Allah, hingga kepada sesama

Menurut Hamzah Yacob

makhluk

binatang,

beribadah kepada Allah

benda-

dibagi atas dua macam

(manusia,

tumbuh-tumbuhan

dan

ialah:

benda tidak bernyawa).
Adapun

ruang

lingkup

a. Ibadah umum adalah
segala sesuatu

akhlak itu sendiri adalah :

yang

dicintai oleh Allah dan
1. Akhlak kepada Allah SWT
Yang

dimaksud

akhlak

kepada

Allah

adalah

sikap

atau

perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia
sebagai makhluk Tuhan
Kholik-Nya.
kepada

Allah

adalah beribadah kepada
Allah SWT, cinta kepadaNya,
9

ridhoi-Nya,

baik

berupa

perbuatan

maupun

perkataan,

baik yang tersembunyi
maupun yang terangterangan.

Seperti

berbakti kepada ibu

9

kepada
Akhlak

di

cinta

karena-Nya,

Abidin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : PT.

Raja Grapindo Persada, 1996), cet, ke-7 hlm. 147

dan

bapak,

berbuat

baik kepada tetangga,
teman

dan

kepada guru.

hormat

b. Ibadah khusus, seperti
sholat,

zakat,

puasa

dan haji.
2. Akhlak

pengetahuan.

Maka

seorang

wajib

murid

menghormati dan menjaga

kepada

sesama

wibawa

manusia

guru,

selalu

bersikap sopan kepadanya

Akhlak

kepada

baik

dalam

sesama manusia adalah

maupun

sikap

memperhatikan

atau

perbuatan

tingkah

ucapan
laku,
semua

manusia

yang

satu

yang

terhadap

yang

lain.

mematuhi segala apa yang

Akhlak

kepada

sesama

diajarkannya,

diperintahkannya,

manusia meliputi akhlak

mendengarkan

serta

kepada orang tua, akhlak

melaksanakan

segala

kepada saudara, akhlak

nasehat-nasehatnya, juga

kepada tetangga, akhlak

tidak melakukan hal-hal

kepada sesama muslim,

yang dilarang atau yang

akhlak

kepada

kaum

tidak disukainya.10

lemah,

termaksud

juga

Banyak

sekali

akhlak kepada orang lain

rincian yang dikemukakan

yaitu akhlak kepada guru-

oleh Al-Qur’an berkaitan

guru

merupakan

orang

dengan perilaku terhadap

yang

berjasa

dalam

sesama manusia. Petunjuk

memberikan

ilmu

10

Hamzah Yacob, Etika Islam, (Jakarta CV.

Publicita,1978, hlm. 19

mengenai hal ini bukan

fungsi

hanya

khalifah.

dalam

bentuk

manusia

sebagai

Kekhalifahan

larangan melakukan hal-

menuntut adanya interaksi

hal

antara

negatif

membunuh,
badan

atau

seperti

manusia

dengan

sesamanya dan manusia

menyakiti

terhadap

mengambil

alam.

harta tanpa alasan yang

Kekhalifahan mengandung

benar,

arti

menyakiti

hati

pengayoman,

dengan jalan menceritakan

memelihara,

aib

bimbingan

seseorang

di

agar

setiap

makhluk mencapai tujuan

belakangnya.

penciptaannya.

3. Akhlak kepada lingkungan
Yang

serta

dimaksud

Metode Penelitian

dengan lingkungan di sini

Untuk melakukan penelitian

adalah segala sesuatu yang

ini diperlukan metode penelitian

di sekitar manusia, baik

yang

tersusun secara sistematis,

binatang,

dengan

tujuan

tumbuh-

agar

data

yang

tumbuhan, maupun benda-

diperoleh

benda tak bernyawa.

sehingga penelitian ini layak untuk

Pada

dasarnya

akhlak yang diajarkan AlQur’an

terhadap

lingkungan bersumber dari

diuji

benar

keabsahannya

kebenarannya

dan

dapat

dipertanggung jawabkan.
1.

Jenis Penelitian dan Pendekatan
Penelitian

Jenis penelitian ini adalah
penelitian lapangan (fild research)

statistik yang sesuai dengan sifat dan
jenis data.11

karena didasarkan pada data-data
yang terkumpul dari lapangan secara
langsung ke tempat objeknya yaitu

HASIL PENELITIAN
A. Ujian Hipotesis

SMP Yayasan Perguruan Al-Islam
Tabel

Surakarta.
Bentuk pendekatan penelitian
ini

adalah

dengan

menggunakan

deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian
yang menggunakan data berupa angka
dengan berbagai klasifikasi, antara
lain

berbentuk

presentase,

dan

nilai

memperoleh

perhitungan
koefisiensi

korelasi

antara variabel x (minat menonton
sinetron religi) dengan variabel y
(akhlak siswa) dapat dilihat pada tabel
berikut:

rata-rata,

lain-lain.

untuk

Tabel 51

Data
Tabel Kerja Koefisien

tersebut

sebagai

bukti

yang
Korelasi Antara X Dan Y

dipergunakan untuk menguji hipotesis
perbedaan,

N

perbandingan, hubungan antara data

o

yang satu dengan data yang lain. Serta

1

dengan

menunjukkan

X

Y

XY

37

49

181

136

240

3

9

1

180

184

176

6

9

4

dalam pengolahan data dilakukan
secara

sistematis

dengan

2

rumus

statistik dengan menggunakan rumus

11

43

42

Mahmud, Op cit, hlm. 29

3

4

5

6

7

8

9

41

41

35

46

38

39

31

48

51

48

49

52

52

38

196

168

230

8

1

4

209

168

260

1

1

1

168

122

230

0

5

4

225

211

240

4

6

1

197

144

270

6

4

4

202

152

270

8

1

4

117

961

144

8
10

11

12

13

14

41

41

42

41

39

53

47

53

52

48

4

217

168

280

3

1

9

192

168

220

7

1

9

222

176

280

6

4

9

213

168

270

2

1

4

187

152

230

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

37

38

41

40

42

43

38

40

39

34

41

44

46

34

42

46

49

40

48

49

37

49

2

1

4

162

136

193

8

9

6

174

144

211

8

4

6

139

168

115

4

1

6

168

160

176

0

0

4

193

176

211

2

4

6

210

184

240

7

9

1

152

144

160

0

4

0

192

160

230
4

0

0

191

152

240

1

1

1

125

115

136

8

6

9

200

168

240

9

1

1

36

26

44

27

38

28

43

29

36

30

11
85



49

55

42

48

46

14
06

176

129

240

4

6

1

242

193

302

0

6

5

159

144

176

6

4

4

206

184

230

4

9

4

165

129

211

6

6

6

557

471

666

31

05

36

rxy
=



=
}{

√{

}

=



=



=
=

Selanjutnya hasil perhitungan

=

di atas diuji keabsahannya dengan

Berdasarkan perhitungan tabel

menggunakan product moment untuk

di atas, diperoleh nilai koefisien

mengetahui tingkat korelasi variabel,

korelasi hubungan minat menonton

yaitu:

sinetron religi dengan akhlak siswa
=

yaitu

0,41.

Dengan

demikian

koefesien korelasi hubungan minat


(

)

menonton

sinetron

religi

dengan

akhlak siswa dengan derajat yang

sedang karena berada diantara 0,40 –

diinterpretasikan

0,70.

sederhana (cara kasar) yaitu dengan

cara

interpretasi terhadap angka koefisien

Tabel 52
Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya “r”

dengan

Interprentasi

product moment.
Selanjutnya

untuk

menguji

Product

hipotesa alternatif atau hipotesa kerja

momen (rxy)

dan hipotesa nihil dilakukan dengan

0,0-0,40

Rendah

cara berkonsultasi pada tabel nilai “r”

0,40-0,70

Sedang

product moment atau disebut juga

0,70-1,00

Tinggi

interpretasi:
a. Hipotesa

Alternatif

(Ha) yaitu, “terdapat

A. Interpretasi Data
Dari hasil perhitungan di atas

korelasi positif yang

diperoleh nilai koefesien korelasi rxy

signifikan antara minat

yaitu 0,41. Jika diperhatikan maka

menonton

indeks

religi dengan akhlak

korelasi

yang

diperoleh

bertanda positif. Ini berarti korelasi
antara variabel x (minat menonton

sinetron

siswa”
b. Hipotesa

nihil

(Ho)

sinetron religi) dan variabel y (akhlak

yaitu, “tidak terdapat

siswa) pada posisi hubungan yang

korelasi positif yang

searah, dengan istilah lain terdapat

signifikan antara minat

hubungan yang positif yang sedang.

menonton

Kemudian

nilai

tersebut

sinetron

religi dengan akhlak
siswa”

signifikasi 5% lebih besar dari pada
(

> 0,361). Maka pada

Secara teliti dengan terlebih

taraf signifikansi 5% hipotesa kerja

dahulu mencari derajat bebasnya (db)

atau hopotesa alternatif disetujui atau

atau degres of freedomnya (df) yang

diterima. Dan hipotesa nol atau nihil

rumusnya adalah sebagai berikut:

ditolak, berarti bahwa pada taraf
signifikansi 5% itu terdapat atau ada

r

korelasi

yang

signifikan

antara

variabel x (minat menonton sinetron
religi) dan variabel y (akhlah siswa).
Selanjutnya pada taraf signifikansi
Keterangan :
1% rxy atau
Df

: Degres of Freedom

N

: Number of Ceses

atau

lebih kecil dari pada
(

< 0,463) maka

pada taraf signifikansi 1% itu hipotesa
kerja ditolak dan hipotesa nol atau

Nr

: Banyaknya variabel yang
nihil diterima. Ini berarti bahwa untuk

dikorelasikan
taraf signifikansi 1% hubungan antara
Dengan memeriksa tabel “r”

variabel x (minat menonton sinetron

product moment ternyata dengan df

religi) dan variabel y (akhlak siswa)

sebesar 28, pada taraf signifikansi 5%

terdapat hubungan yang sedang atau

diperoleh

lemah.

= 0,361 sedangkat

pada taraf signifikansi 1% diperoleh
Berarti, ada hal-hal lain diluar
= 0,463 karena rxy pada taraf
minat menonton yang berhubungan

dengan

akhlak

seperti,

untuk menonton sinetron religi dan

perasaan

hal ini membuktikan bahwa sinetron

senang, motif, dan masih banyak hal

religi dapat diterima dengan baik oleh

lain diluar minat menonton yang

siswa dan khususnya siswa kelas VII

berhubungan dengan akhlak siswa,

SMP Al-Islam 1 Surakarta.

ketertarikan,

siswa

perhatian,

diantaranya

keluarga,

masyarakar,

dan

lingkungan,

pergaulan

Akhlak siswa SMP Al-Islam 1

yang

Surakarta dan khususnya kelas VII

merupakan satu kesatuan yang dapat

sudah cukup baik, hal ini terlihat dari

menjadi penghubung atau pendukung

hasil

siswa memiliki akhlak yang baik.

bahwa siswa selalu mentaati Allah,

angket

yang

menunjukkan

orang tua, guru. Dan siswa selalu

Kesimpulan

termotivasi untuk melakukan hal-hal
Berdasarkan

pada

hasil

penelitian dan analisis yang penulis
telah uraikan pada bab-bab terdahulu
mengenai hubungan minat menonton
sinetron religi dengan akhlak siswa,
maka

dapat

ditarik

kesimpulan

sebagai berikut:
Minat siswa menonton televisi
dan khususnya sinetron religi sedang,
hal ini terlihat dalam hasil angket
yang menunjukkan sebagian besar
siswa hanya kadang-kadang berminat

yang baik dan meninggalkan yang
buruk setelah menonton sintron religi.
Hubungan minat menonton
sinetron religi dengan akhlak siswa
kelas VII SMP Al-Islam 1 Surakarta
berdasarkan hasil penelitian pada
interpretasi
didapatkan

secara
korelasi

sederhana
yang

sedang

antara minat menonton sinetron religi
(variabel X) terhadap akhlak siswa
(variabel Y). Hal ini menunjukkan

bahwa hubungan minat menonton

hal yang baik atau buruk, diantaranya

sinetron religi dengan akhlak siswa

keluarga,

dalam kehidupan sehari-hari memiliki

dan pergaulan itu semua merupakan

hubungan yang sedang.

satu kesatuan yang dapat menjadi

lingkungan,

masyarakat,

Sedangkan dalam interprentasi

penghubung atau pendukung siswa

dengan menggunakan tabel nilai “r”

memiliki akhlak yang baik. Hubungan

product moment, ternyata “r” hitung

akhlak siswa tidak dapat dilihat hanya

lebih besar dari pada “r” tabel, pada

dari minat mereka menonton sinetron

taraf signifikasi 5% (0,361), dengan

religi, tetapi bagaimana siswa tersebut

demikian hipotesa alternatif (Ha)

dapat menerapkan dan mengamalkan

diterima, sedangkan hipotesa nol (Ho)

dalam kehidupan sehari-hari.

ditolak.

Sedangkan

pada

taraf

signifikasi 1% (0,463), ternyata “r”
hitung lebih kecil dari pada “r” tabel.
Dengan demikian hipotesa alternatif
(Ha) ditolak, sedangkan hipotesa nol
(Ho) diterima. Ini berarti bahwa minat
menonton

sinetron

religi

secara

keseluruhan memiliki atau terdapat
hubungan yang positif atau signifikan
dengan akhlak siswa.
Banyak hal yang menjadi
penghubung akhlak siswa ke dalam

Saran-saran
Melihat hasil penelitian yang
dilakukan penulis di SMP Al-Islam 1
Surakarta tetang hubungan minat
menonton

sinetron

religi

dengan

akhlak siswa, pada akhirnya penulis
ingin memberikan saran yang mudahmudahan dapat diterima oleh berbagai
pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Kepada para siswa, walaupun
minat menonton sinetron religi
memiliki

hubungan

yang

positif dengan akhlak siswa,

memberikan

namun

dalam

menonton

khususnya

televisi

sinetron

religi

pengarahan

waktu

televisi

menonton

sehingga

tidak

dapat dijadikan sebagai sarana

mengganggu aktivitas belajar

pendidikan

hanya

mereka.

atau

3. Kepada

bukan

sekedar untuk hiburan

pengelola

televisi,

tren pergaulan dan jadikanlah

upayakan tidak menjadikan

menonton

media

televisi

sebagai

televisi

sebagai

suatu selingan saja, jangan

komoditas

sampai menonton dijadikan

tetapi

sebagai suatu kegiatan rutin,

memperhatikan dampak yang

dan jangan sampai menggangu

timbul dari tayangan yang

aktivitas belajar siswa.

disiarkan,

2. Kepada

orang

memberikan
dalam

tua,

dapat

pengarahan

menonton

sinetron

bisnis

semata,

mesti

pihak

harus

pengelola

juga hendaknya lebih selektif
dalam

menayangkan

suatu

acara, dan memperhatikan jam

religi sehingga anak dapat

tayang

mengetahui mana prilaku yang

disiarkan yang akan menarik

dapat dicontoh dan mana yang

banyak

tidak,

tidak mengganggu kegiatan

sehingga

menonton

acara-acara

pemirsa,

yang

sehingga

sinetron religi dapat dijadikan

siswa

sebagai

pendidikan

belajar. Dan pengelola televisi

dirumah. Dan orang tua harus

bisa mengemas acara yang

sarana

terutama

aktivitas

disuguhkan kepada pemirsa

banyaknya, baik nikmat sehat, kuat,

bukan hanya bernilai hiburan

kemudahan

akan tetapi memiliki orientasi

Islam yang menjadi tujuan hidup yang

untuk

dan

tidak akan bisa tergantikan dengan

dan

sesuatu

mendidik

memberikan

tauladan

jangan sampai menyuguhkan
tayangan-tayangan

yang

sifatnya

yang

profokatif

menyebabkan perselisihan.

dll,

terutama

apapun

sehingga

nikmat

penulis

dapat menyelesaikan karya kecil ini.
Namun
sangat

demikian,

menyadari

bahwa

penulis
masih

banyak kekurangan pada isi maupun

4. Kepada pihak sekolah SMP

susunan

kalimat,

karerna

masih

yang

penulis

Al-Islam 1 Surakarta teruslah

terbatasnya

pertahankan dan apabila perlu

ketahui. Oleh karena itu, dengan

di tingkatkan dalam mendidik,

kekurangan yang ada dalam skripsi

membimbing,

dan

ini, penulis mengharapkan saran serta

memberikan arahan kepada

kritik yang baik dan membangun dari

anak

semua pihak demi kelengkapan dan

didiknya

untuk

membentuk akhlakul karimah.

ilmu

kesesuaian skripsi.
Akhirnya penulis berdoa dan

Kata Penutup

memohon kepada Allah SWT agar
Alhamdulillah, segala puji dan
syukur penulis ucapkan kepada Allah
SWT dengan ridho dan izin-Nya serta
yang

telah

banyak

memberikan

berbagai nikmat yang tidak terhitung

skripsi ini dapat bermamfaat bagi
pembaca umumnya dan bagi penulis
khususnya. Dan hanya terimakasih
yang dapat penulis haturkan kepada

pihak yang telah ikut membantu
dengan segala keikhlasan, sehingga
terselesainya
Allah
segala

SWT

skripsi
selalu

karunia-Nya

semua. Amin.

ini.

Semoga

melimpahkan
kepada

kita

DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata. 1996. Akhlak Tasawuf,
Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
Al-munjid fi al-lughah wa al-i’lam. 1989,
Berut: Dar Al- Masyriq, cet. Ke 28.
Anshari, H. Ending Saifunddin. 1982.
Agama dan Kebudayaan, Surabaya:
PT. Bina Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet. Ke-2.
Bugin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian
Kuantitatif,
Jakarta:
Kencana
Baharuddin.
2007.
Psikologi
Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Daryanto. 2010. Belajar Mengajar,
Bandung: CV Yrama Widya.
Depag RI. 2009. Al-Qur’an dan
Terjemahnya, Bandung: PT. Sigma
Examedia Arkanleema.
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi III, Jakarta: Pustaka
Setia, cet. Ke-v.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.
Effendi Onong Uchjana. 1981. DimensiDimensi
Komunikasi,
Bandung:
Penerbit Alumni.
Hamzah Yacob. 1978. Etika Islam, Jakarta:
CV. Publicita.
Helvi Tiana Rosa. 2000. “Annida” Koperasi
Insan Media Ummu Shalihat
Hidayati Arini. 1998. Televisi dan
Perkembangan
Sosial
Anak,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kartono, Kartini. 1986. Teori Keperibadian,
Bandung, Alumni, cet, Ke-8.
Kuswandi Wawan. 2008. Komunikasi
Massa Analisis Budaya Massa.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kutha Ratna, Nyoman. 2010. Metode
Penelitian (kajian budaya dan ilmu
sosial humaniora pada umumnya),
Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Mahmud.
2011.
Metode
Penelitian
Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka
Setia.
Marzuki. 2009. Prinsip Dasar Akhlak
Mulia, Yogyakarta: Debut Wahana
Press dan UNY.
Mini, Rose, A. Priyanto. 2003. Prilaku Usia
Dini Kasus dan Pemecahannya,
Yogyakarta: Kanisius.
Muhammad Azmi. 2006. Pembinaan Akhlak
Anak Usia Pra-Sekolah, Yogyakarta :
Belukar.
Qurais Shihab. 1996. Wawasan Al-Qur’an,
Bandung: Mizan, cet. Ke-1
Rosihon Anwar. 2007. Aqidah Akhlak,
Bandung: Pustaka Setia.
Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi
Acara Televisi. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Sumardi Surya Brata. 1998. Psikologi
Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press.
Yunahar
Ilyas. 2004. Kuliah Akhlak,
Yogyakarta : LPPI , cet. Ke iv
Kajian Islam : Pendidikan Anak Dalam
Islam. Oleh: Yusuf Muhammad AlHasan. Diakses pada tanggal 4
Desember 2012. www.alsofwah.or.id.

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Menonton Sinetron Percintaan Di Televisi Dengan Perilaku Siswa Sma Negeri 8 Medan.

1 62 103

Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Rogojampi Tahun Pelajaran 2014/2015

1 34 152

Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Rogojampi Tahun Pelajaran 2014/2015

0 20 6

Pengaruh Media Audiovisual Terhadap Kemamapuan Mendeklamasikan Puisi pada Siswa Kelas VII SMP YMJ Ciputat Tahun Pelajaran 2013/2014

0 3 123

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 48

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 53

Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

0 14 87

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP DI KOTABUMI LAMPUNG UTARA (Studi Korelasi Pada Siswa SMP Kelas VII Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 18 52

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH (Penelitian Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta Tahun Pelajaran 20152016)

0 5 31

PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA SMP DALAM PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKADITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA (Studi Kasus pada Siswa Kelas VIII-H SMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 20122013)

0 0 15