HUBUNGAN MINAT MENONTON SINETRON RELIGI DENGAN Hubungan Minat Menonton Sinetron Religi Dengan Akhlak Siswa Di SMP Yayasan Perguruan Al-Islam (Studi Kasus Kelas VII SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014).
HUBUNGAN MINAT MENONTON SINETRON RELIGI DENGAN
AKHLAK SISWA DI SMP YAYASAN PERGURUAN AL-ISLAM (STUDI
KASUS KELAS VII SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2013/2014)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program
Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh:
NAMA
: AKMAL HUDAIBI
NIM
: G000100152
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ABSTRAK
AKMAL HUDAIBI, NIM: G000100152, Hubungan Minat Menonton Sinetron Religi
dengan Akhlak Siswa di SMP Yayasa Perguruan Al-Islam (Studi Kasus Siswa Kelas VII
SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/20014)”. Fakultas Agama Islam
Program Study Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Surakarta, Mei 2014.
Minat merupakan respon sadar yang merupakan suatu kesenangan, setelah
mendapatkan informasi tentang suatu yang diminati, seyogyanya dapat menjadi
pengangan peranan penting terhadap proses pembentukan akhlak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan minat menonton
sinetron religi dengan akhlak siswa di SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun pelajaran
2013/2014. Dalam penelitian populasinya adalah semua siswa kelas VII yang berjumlah
308 orang siswa, dari jumlah tersebut yang dijadikan sampel ialah 30 siswa. Teknik
yang digunakan adalah teknik random sampling. Metode pengumpulan data yang
dipakai menggunakan angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang dipakai menggunakan analisis statistik dengan teknik korelasi product
moment dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
√
(
)
Dari hasil penelitian ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa adanya hubungan
minat menonton sinetron religi dengan akhlak siswa kelas VII SMP Al-Islam 1
Surakarta. Sedangkan analisis data yang diperoleh minat menonton sinetron religi
dengan akhlak siswa saling berhubungan antara minat menonton sinetron religi dengan
akhlak siswa, yaitu pada taraf signifikansi 1% dapat dibuktikan dengan
=0,361 dan pada taraf signifikansi 5%
=0,413<
=0,413>
=0,463.
Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat menjadi pondorong bagi para
pengambil kebijakan, siswa, guru, orang tua, pengelola TV ataupun masyarakat. Hasil
penelitian ini agar bisa bermamfaat bagi siswa dan masyarakat pada umumnya serta
dapat membantu memberikan sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang sejenis di
masa yang akan datang.
Kata Kunci : Minat Menonton Sinetron Religi, Aklak Siswa
bimbingan secara terus-menerus dari
PENDAHULUAN
Anak dalam persepektif Islam
kedua orang tuanya.1
adalah amanah dari Allah SWT yang
diberikan
keluarga
kepada
kita.
khususnya
Semua
menyadari
ulama
Islam
pentingnya
telah
pendidikan
tua
melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid
berkewajiban untuk mendidik anak-
Al Ghazali ketika membahas peran
anaknya agar menjadi anak yang
orang
soleh, berilmu dan bertakwa kepada
mengatakan:
Allah
keluarga
anak merupakan amanah bagi kedua
merupakan tempat pertumbuhan anak
orang tuanya. Hatinya yang masih
yang pertama dimana anak mendapat
suci merupakan permata alami yang
pengaruh dari anggota-anggotanya.
bersih dari pahatan dan bentukan, ia
Pendidikan
siap diberi pahatan apapun dan
SWT.
orang
Para
Karena
anak
merupakan
tua
dalam
pendidikan
“Ketahuilah,
bahwa
tanggung jawab setiap orang tua
condong kepada apa saja
karena anak merupakan mutiara bagi
disodorkan
setiap orang tuanya. Selain penerus
dibiasakan dan diajarkan kebaikan ia
generasi,
diharapkan
akan tumbuh dalam kebaikan dan
menjadi manusia unggul, lebih dari
berbahagialah kedua orang tuanya di
yang di capai oleh ayah dan ibunya.
dunia
anak
juga
dan
kepadanya
akhirat.
Tapi
yang
jika
jika
Sesungguhnya keunggulan seseorang
1
tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi
Rose Mini, A. Priyanto, Prilaku Usia Dini
Kasus dan Pemecahannya, (Yogyakarta : Kanisius,
memerlukan
pendidikan
dan
2003), hlm. 24
dibiasakan kejelekan dan dibiarkan
tua memberikan teladan yang baik
sebagaimana binatang ternak, niscaya
bagi anak-anaknya seperti, shalat,
akan menjadi jahat dan binasa,
puasa dan sebagainya.
dosanya pun ditanggung oleh orang
tuanya.
Maka
hendaklah
ia
Dalam
era
globalisasi
sekarang ini kemajuan di bidang ilmu
memelihara, mendidik dan membina
pengetahuan
dan
serta
memudahkan
manusia
untuk
perkembangan
yang
mengajarinya
akhlak
yang
baik.2
mengetahui
Penanaman
harus
terjadi di Negara-negara lain di
melalui
belahan dunia ini secara cepat.
kehidupan rumah tanggal, sekolah
Misalnya melalui televisi yaitu media
maupun di lingkungan masyarakat.
elektronik
yang
Apabila
karakteristik
meluas,
dimulai
akhlak
teknologi
sejak
kecil
nilai-nilai
akhlak
telah
mempunyai
heterogen,
tertanam dengan baik di dalam jiwa
tersebar, serta tidak mengenal batas
anak, maka anak tidak akan mudah
geografis
dipengaruhi oleh hal-hal yang negatif
menyampaikan
dari lingkungannya dan rasa cinta
khalayak ramai dengan gambar yang
terhadap pendidikan agama Islam
begitu jelas.
akan
terus
tertanam
dalam
kehidupannya. Dan seyogianya orang
Televisi
kultural
dalam
informasi
(TV)
kepada
merupakan
salah satu kekuatan yang berfungsi
bagi pembentukan citra, informasi,
2
Kajian Islam : Pendidikan Anak Dalam
Islam. oleh: Yusuf Muhammad Al-Hasan. Di akses
pada
tanggal
www.alsofwah.or.id.
4
desember
2012.
dari
pengetahuan,
pendidikan,
kontrol
sosial, dan hiburan bagi masyarakat.3
karena ingin mendapatkan hiburan
Sebagai media informasi TV sangat
dari tayangan yang akan dilihatnya.4
dibutuhkan
untuk
pesan-pesan
menyampaikan
dan
pembaharuan.
Terlepas
ide-ide
Sebagai
dari
fungsi
baik
langsung maupun tidak langsung,
media
tidak
semua
program
yang
pendidikan TV memainkan peranan
ditayangkan
di
televisi
dapat
penting dalam membina generasi.
memperoleh
mamfaatnya
karena
Sebagai media hiburan TV dapat
banyak dari siaran-siaran yang tidak
memberikan
kepuasan
kepada
sesuai dengan sosial kultur bangsa
pemirsanya
melalui
program-
Indonesia khususnya adat istiadat
program yang bersifat menghibur dan
yang berlaku dalam masyarakat,
menghilangkan
sehingga
Hidayati,
tentang
kejenuhan.
dalam
motivasi
Arini
penelitiannya
pemirsa
dapat
mempengaruhi
perkembangan kejiwaan, sikap dan
dalam
perilaku masyarakat khususnya anak
menonton televisi lebih condong
dan remaja.
menggunakan televisi sebagai media
Sinetron
religi
merupakan
hiburan. Dari 136 responden, 74 di
bagian acara yang ditayangkan di TV
antaranya (54,4%) menonton televisi
swasta selain sebagai hiburan juga
sebagai penerang serta pendidikan
secara utuh. Artinya orang akan
meniru apa yang terdapat didalamnya
3
4
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara
Arini Hidayati, Televisi Dan Perkembangan
Televisi, (Yogyakarta: Duta Wacana University Press,
Sosial Anak, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998),
1994), hlm. 13-14
hlm. 130
tanpa ada sebuah penjelasan, karena
menambah
wawasan
itu merupakan idiom yang komplit.5
pengetahuan
agama,
Diantara
bagaimana
sinetron
dalam bersikap, berperilaku, dan
religi yang ditayangkan di TV adalah
bertutur kata, baik hubungan kita
Tukang Bubur Naik Haji di RCTI
dengan Allah, orang tua, saudara,
setiap
teman,
hari
program
tentang
pukul
20.30-22.30,
tetangga,
bahkan
kepada
Pesantren Rockn’ & Roll 3 di SCTV
binatang,
setiap hari Pkl. 18.15-19.30, dan
sekalipun benda-benda tak bernyawa.
Emak Ijah Pengen Ke Mekah di
Namun sungguh disayangkan apabila
SCTV, setiap hari Pkl. 21.00-22.30
sinetron religi yang ditayangkan di
WIB.
luar ajaran Islam, cenderung di luar
Banyaknya
menayangkan
religi,
televisi
program
dimana
sinetron
dan
yang
logika atau tidak masuk akal. Untuk
sinetron
itu orang tua diharapkan menuntun,
tersebut
membimbing,
dan
memberikan
mengangkat kepada hal-hal yang
pengawasan
berkaitan
mereka disaat menonton program
dengan
keagamaan,
sehingga diharapkan bahwa sinetron
kepada
anak-anak
tersebut.
dengan tampilan yang beda tersebut
Sinetron
religi
yang
dapat dijadikan suatu hiburan. Di
ditayangkan
samping besifat menghibur sinetron
bersumber
religi juga memberikan nilai-nilai
Hadits, seperti kisah-kisah tauladan
pendidikan
para Nabi yang di setiap ceritanya
yang
positif
dan
ada
5
tumbuh-tumbuhan,
Onong U Effendi, Dimensi-Dimensi
Komunikasi, (Bandung alumni, 1981), Hlm. 193
pesan
di
dari
TV
ada
juga
Al-Qur’an
dan
moral
yang
ingin
disampaikan
pesan
pada
inilah
dijadikan
pemirsa.
Dan
yang
seharusnya
nilai-nilai
pendidikan
akhlak oleh pemirsa dan khususnya
orang
tua
pada
anak-anaknya.
Sinetron model ini dapat dijadikan
Surakarta
Tahun
Pelajaran
2013/2014)”.
LANDASAN TEORI
A. Minat
1. Pengertian Minat
Minat merupakan momen dari
media menanamkan nilai-nilai akhlak
kecenderungan-kecenderungan
pada anak, yang dapat membantu
yang terarah secara intensif
mereka dalam rangka menyongsong
kepada objek yang dianggap
hari esok agar menjadi manusia yang
penting.
berbudi luhur baik dalam kehidupan
Perasaan senang atau
keluarga, masyarakat, dan dalam
tidak senang merupakan dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara.
dari suatu minat. Minat seseorang
Berdasarkan masalah di atas,
dapat diketahui dari pernyataan
maka penulis tertarik untuk meneliti
senang atau tidak senang ataupun
permasalah
dan
suka tidak suka terhadap suatu
menjadikannya sebagi judul skripsi
objek yang ditampilkan dalam
yaitu
bentuk tingkah laku.
di
“Hubungan
atas
Antara
Minat
Menonton Sinetron Religi dengan
Minat
yang diteliti dalam
Akhlak Siswa di SMP Yayasan
skripsi ini adalah rasa suka,
Perguruan Al-Islam (Studi Kasus
senang atau tidak senang akan
Siswa Kelas VII SMP Al-Islam 1
sesuatu. Dan minat tersebut dapat
diukur melalui sesuatu pernyataan
atau
menjawab
sejumlah
pertanyaan.
pesan
yang
dalam sinetron religi.
Adapun
2. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat
Minat
bukanlah
berikut:
oleh
a.
seseorang
begitu
saja,
yang
Ketertarikan
Ketertarikan
melakukan sesuatu merupakan
hal
yang
dapat
termasuk
faktor internal adalah sebagai
merupakan sesuatu yang dimiliki
suatu
disampaikan
ini
dapat berupa motif sosial
dilambangkan. Seseorang yang
yang
memepunyai minat pada sesuatu
minat
hal, maka ia dengan senang hati
sesuatu aktifitas tertentu,
mengerjakan hal tersebut.
jadi siswa yang tertarik
Adapun
yang
faktor-faktor
mempengaruhi
minat
membangkitkan
melakukan
kepada sinetron religi
maka akan selalu senang
menonton sinteron religi adalah :
hati
1.
tiap-tiap penayangannya.
Faktor Internal
Faktor
merupakan
timbul
dari
dalam
Kurts
internal
faktor
dalam
yang
diri
mengikuti
Singer
mengatakan bahwa sejak
semula
dunia
ini
seseorang. Faktor ini sangat
menunjukkan
besar
pengaruhnya
kerakter yang bersifat
terhadap penguasaan pesan-
mengajak bagi seorang
sekali
suatu
anak, artinya dunia ini
Perasaan senang
memperlihatkan dirinya
b.
dengan cara menarik dan
merupakan
aktivitas
memikat.6
psikis
yang
terdapat
Perhatian
dalam
diri
Minat tidak akan
lepas
dari
nilai dari suatu objek.
terhadap
Jika
dalam
kehidupan ada seseorang
seseorang berminat pada
yang
sesuatu maka ia akan
terhadap
muncurahkan
segala
misalnya terdapat suatu
perhatiannya
kepada
merasa
kisah
senang
suatu
dalam
hal,
sebuah
sesuatu tersebut.
adegan sinetron maka
Perasaan Senang
orang
tersebut
berusaha
akan
menghayati
diartikan sebagai suatu
objek
keadaan
akibat
dapat juga sebaliknya
adanya peristiwa yang
jika seseorang tidak suka
pada umumnya datang
terhadap
dari luar.7
maka
orang
akan
sulit
menerima
pesan-pesan
yang
jiwa
Kurts Singer, Membina Hasrat Belajar Di
Sekolah, terj. Bergman Sitorus (Bandung: Remaja
tersebut.
suatu
Rosda Karya, 1987), hlm.79
7
suatu
sesuatu, karena apa bila
Perasaan
6
untuk menghayati nilai-
perhatian
seseorang
c.
seseorang
Baharuddin,
Psikologi
Pendidikan,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 135
disampaikan.
Atau
obyek
tersebut
d.
Motif
oleh sesuatu kekuata dari
Motif
adalah
dalam dirinya, kekuatan
keadaan dalam pribadi
pendorong inilah yang
seseorang
disebut
yang
mendorong
untuk
individu
yang
melakukan
Siswa
memiliki
motif
menonton sinetron religi
aktivitas-aktivitas
akan tergugah hatinya
tertentu guna mencapai
untuk selalu mengikuti
suatu
tujuan.8
Motif
bukanlah hal yang dapat
setiap penayangannya.
2.
Faktor Eksternal
diamati, tetapi hal yang
dapat
karena
disimpulkan
adanya
suatu
yang dapat kita saksikan.
Jadi motif bukan
Faktor eksternal adalah
faktor yang timbul dari luar
diri
seseorang.
Adapun
faktor-faktor eksternal yang
dapat
mempengaruhi
hal yang dapat diamati,
aktivitas
tetapi hal yang dapat
sinetron adalah lingkungan
disimpulkan
masyarakat.
karena
adanya suatu yang dapat
minat
menonton
Lingkungan
disaksikan tiap aktifitas
masyarakat yang dimaksud
yang
oleh
di sini adalah lingkungan di
seseorang itu, didorong
sekitar kehidupan seseorang.
dilakukan
Lingkungan
8
motif.
Sumardi Surya Brata, Op cit, hlm. 70
masyarakat
dapat berarti pula lingkungan
yang dimaksud sinetron religi
keluarga
dalam
atau
lingkungan
penelitian
Pesantren
sekelilingnya.
3. Sinetron Religi
ini
Rockn’
&
adalah,
Roll
3
Episode 27 yang di tayangkan di
Sinetron merupakan sinema
SCTV, Tukang Bubur Naik Haji
elektronik tentang sebuah cerita
Episode 134 yang ditayangkan di
yang didalamnya membawa misi
RCTI, dan Emak Ijah Pengen Ke
tertentu kepada pemirsa, misi ini
Mekah
dapat membentuk pesan moral
ditayangkan
untuk pemirsa atau realitas moral
banyak menayangkan kisah-kisah
yang ada di dalam kehidupan
tentang
masyarakat sehari-hari.
masyarakat
Sedangkan
religi
menurut
Endang Saifuddin Anshari berarti
bentuk-bentuk yang mempunyai
Episode
di
119
yang
SCTV,
perilaku
dalam
yang
keagamaan
kehidupan
sehari-hari, dan disajikan secara
episode.
Dari pengertian di atas, maka
ciri-ciri khas dari kepercayaan dan
penulis
aktivitas
biasa
bahwa yang dimaksud sinetron
dikenal sebagai kepercayaan dan
religi ialah sinema elektronik
aktivitas regional, yaitu dalam
yang didalamnya menceritakan
bentuk
tentang
manusia
ibadah,
yang
kepercayaan
menarik
kehidupan
kesimpulan
manusia
terhadap Tuhan, penerimaan atau
sebagai umat yang beragama, baik
wahyu yang supranatural dan
cara bertutur kata, berperilaku
pencarian keselamatan.
baik hubungan terhadap Tuhan
Adapun
dan hubungan sesama manusia,
maupun
hubungan
mengatakan :“Akhlak adalah sifat
terhadap
lingkungan sekitar, dimana semua
itu berdasarkan pada Al-Qur’an
yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan
perbuatan dengan gampang dan
dan Hadist.
mudah,
B. Ahlak
etimologis
akhlak
berasal dari bahasa arab adalah
akhlak jamak dari khuluq yang
berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat.
berarti keadaan gerak jiwa yang
perbuatan
kearah
dengan
melakukan
Sedangkan
Ibrahim
Anis
mengemukakan
bahwa
akhlak
adalah :“Sifat
yang tertanam
dalam jiwa yang dengan lahirnya
macam-macam perbuatan, baik
Secara terminologis, akhlak
mendorong
tanpa
pemikiran dan pertimbangan.”
1. Pengertian Akhlak
Secara
perbuatan-
melakukan
tidak
menghajatkan pikiran.
dan buruk, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.”
Selanjutnya
Zaidan
Abu
Karim
mengatakan,
sebagai
mana yang dikutip oleh Yuhanar
Ada
beberapa
pendapat
tentang
akhlak
secara
Ilyas,
bahwa
akhlak
adalah
:“Nilai-nilai dan sifat-sifat yang
terminologis, di antaranya : Imam
Al-Ghazali dalam bukunya Ihya
tertanam
Ulum Ad-diin sebagai mana yang
dengan sorotan dan timbanganya
dikutip oleh Muhammad Azmi,
seseorang
dalam
dapat
jiwa,
yang
menilai
perbuatan baik dan buruk, untuk
dan
kemudian memilih melakukan
sebagaimana keseluruhan ajaran
atau meninggalkannya.”
Islam lainyan adalah Al-Qur’an
Berdasarkan
akhlak,
yang
dan Sunnah Nabi Muhammada
dikutip di atas menyatakan bahwa
SAW. Baik dan buruknya akhlak
akhlak atau khuluq adalah sifat
ukurannya adalah baik dan buruk
yang
jiwa
menurut kedua sumber itu, bukan
akan
baik dan buruk menurut ukuran
muncul secara spontan bilamana
manusia. Sebab jika ukuranya
diperlukan, tanpa memerlukan
adalah manusia, maka baik dan
pemikiran
buruk itu bisa berbeda-beda, dan
tertanam
manusia,
terlebih
definisi
buruknya
dalam
sehingga
atau
dahulu,
dia
pertimbangan
serta
tidak
bukan pula akal pikiran atau
memerlukan dorongan dari luar.
pandangan
Jadi intinya akhlak merupakan
sebagaimana pada konsep etika
suatu kondisi atau sifat-sifat yang
dan moral. Dalam konsep akhlak,
telah meresap dalam jiwa dan
segala sesuatu itu dinilai baik dan
menjadi
buruk semata-mata karena syara’
kepribadian
sehingga
dari situ timbul sebagi macam
perbuatan dengan cara spontan
(Al-Qur’an dan Sunnah).
3. Ruang lingkup Akhlak
dan mudah tanpa dibuat-buat.
2. Sumber-sumber Akhlak
masyarakat
Ruang
adalah
sama
lingkup
akhlak
dengan
ruang
Sumber akhlak yang dimaksud
lingkup ajaran Islam itu sendiri,
ialah yang menjadi ukuran baik
khususnya yang berkaita dengan
pola hubunga. Akhlak diniyah
tidak menyekutukan-Nya,
(agama/islami) mencakup berbagi
bersyukur hanya kepada-
aspek, dimulai dari akhlak kepada
Nya dan lain sebagainya.
Allah, hingga kepada sesama
Menurut Hamzah Yacob
makhluk
binatang,
beribadah kepada Allah
benda-
dibagi atas dua macam
(manusia,
tumbuh-tumbuhan
dan
ialah:
benda tidak bernyawa).
Adapun
ruang
lingkup
a. Ibadah umum adalah
segala sesuatu
akhlak itu sendiri adalah :
yang
dicintai oleh Allah dan
1. Akhlak kepada Allah SWT
Yang
dimaksud
akhlak
kepada
Allah
adalah
sikap
atau
perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia
sebagai makhluk Tuhan
Kholik-Nya.
kepada
Allah
adalah beribadah kepada
Allah SWT, cinta kepadaNya,
9
ridhoi-Nya,
baik
berupa
perbuatan
maupun
perkataan,
baik yang tersembunyi
maupun yang terangterangan.
Seperti
berbakti kepada ibu
9
kepada
Akhlak
di
cinta
karena-Nya,
Abidin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : PT.
Raja Grapindo Persada, 1996), cet, ke-7 hlm. 147
dan
bapak,
berbuat
baik kepada tetangga,
teman
dan
kepada guru.
hormat
b. Ibadah khusus, seperti
sholat,
zakat,
puasa
dan haji.
2. Akhlak
pengetahuan.
Maka
seorang
wajib
murid
menghormati dan menjaga
kepada
sesama
wibawa
manusia
guru,
selalu
bersikap sopan kepadanya
Akhlak
kepada
baik
dalam
sesama manusia adalah
maupun
sikap
memperhatikan
atau
perbuatan
tingkah
ucapan
laku,
semua
manusia
yang
satu
yang
terhadap
yang
lain.
mematuhi segala apa yang
Akhlak
kepada
sesama
diajarkannya,
diperintahkannya,
manusia meliputi akhlak
mendengarkan
serta
kepada orang tua, akhlak
melaksanakan
segala
kepada saudara, akhlak
nasehat-nasehatnya, juga
kepada tetangga, akhlak
tidak melakukan hal-hal
kepada sesama muslim,
yang dilarang atau yang
akhlak
kepada
kaum
tidak disukainya.10
lemah,
termaksud
juga
Banyak
sekali
akhlak kepada orang lain
rincian yang dikemukakan
yaitu akhlak kepada guru-
oleh Al-Qur’an berkaitan
guru
merupakan
orang
dengan perilaku terhadap
yang
berjasa
dalam
sesama manusia. Petunjuk
memberikan
ilmu
10
Hamzah Yacob, Etika Islam, (Jakarta CV.
Publicita,1978, hlm. 19
mengenai hal ini bukan
fungsi
hanya
khalifah.
dalam
bentuk
manusia
sebagai
Kekhalifahan
larangan melakukan hal-
menuntut adanya interaksi
hal
antara
negatif
membunuh,
badan
atau
seperti
manusia
dengan
sesamanya dan manusia
menyakiti
terhadap
mengambil
alam.
harta tanpa alasan yang
Kekhalifahan mengandung
benar,
arti
menyakiti
hati
pengayoman,
dengan jalan menceritakan
memelihara,
aib
bimbingan
seseorang
di
agar
setiap
makhluk mencapai tujuan
belakangnya.
penciptaannya.
3. Akhlak kepada lingkungan
Yang
serta
dimaksud
Metode Penelitian
dengan lingkungan di sini
Untuk melakukan penelitian
adalah segala sesuatu yang
ini diperlukan metode penelitian
di sekitar manusia, baik
yang
tersusun secara sistematis,
binatang,
dengan
tujuan
tumbuh-
agar
data
yang
tumbuhan, maupun benda-
diperoleh
benda tak bernyawa.
sehingga penelitian ini layak untuk
Pada
dasarnya
akhlak yang diajarkan AlQur’an
terhadap
lingkungan bersumber dari
diuji
benar
keabsahannya
kebenarannya
dan
dapat
dipertanggung jawabkan.
1.
Jenis Penelitian dan Pendekatan
Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian lapangan (fild research)
statistik yang sesuai dengan sifat dan
jenis data.11
karena didasarkan pada data-data
yang terkumpul dari lapangan secara
langsung ke tempat objeknya yaitu
HASIL PENELITIAN
A. Ujian Hipotesis
SMP Yayasan Perguruan Al-Islam
Tabel
Surakarta.
Bentuk pendekatan penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan
deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian
yang menggunakan data berupa angka
dengan berbagai klasifikasi, antara
lain
berbentuk
presentase,
dan
nilai
memperoleh
perhitungan
koefisiensi
korelasi
antara variabel x (minat menonton
sinetron religi) dengan variabel y
(akhlak siswa) dapat dilihat pada tabel
berikut:
rata-rata,
lain-lain.
untuk
Tabel 51
Data
Tabel Kerja Koefisien
tersebut
sebagai
bukti
yang
Korelasi Antara X Dan Y
dipergunakan untuk menguji hipotesis
perbedaan,
N
perbandingan, hubungan antara data
o
yang satu dengan data yang lain. Serta
1
dengan
menunjukkan
X
Y
XY
37
49
181
136
240
3
9
1
180
184
176
6
9
4
dalam pengolahan data dilakukan
secara
sistematis
dengan
2
rumus
statistik dengan menggunakan rumus
11
43
42
Mahmud, Op cit, hlm. 29
3
4
5
6
7
8
9
41
41
35
46
38
39
31
48
51
48
49
52
52
38
196
168
230
8
1
4
209
168
260
1
1
1
168
122
230
0
5
4
225
211
240
4
6
1
197
144
270
6
4
4
202
152
270
8
1
4
117
961
144
8
10
11
12
13
14
41
41
42
41
39
53
47
53
52
48
4
217
168
280
3
1
9
192
168
220
7
1
9
222
176
280
6
4
9
213
168
270
2
1
4
187
152
230
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
37
38
41
40
42
43
38
40
39
34
41
44
46
34
42
46
49
40
48
49
37
49
2
1
4
162
136
193
8
9
6
174
144
211
8
4
6
139
168
115
4
1
6
168
160
176
0
0
4
193
176
211
2
4
6
210
184
240
7
9
1
152
144
160
0
4
0
192
160
230
4
0
0
191
152
240
1
1
1
125
115
136
8
6
9
200
168
240
9
1
1
36
26
44
27
38
28
43
29
36
30
11
85
∑
49
55
42
48
46
14
06
176
129
240
4
6
1
242
193
302
0
6
5
159
144
176
6
4
4
206
184
230
4
9
4
165
129
211
6
6
6
557
471
666
31
05
36
rxy
=
√
=
}{
√{
}
=
√
=
√
=
=
Selanjutnya hasil perhitungan
=
di atas diuji keabsahannya dengan
Berdasarkan perhitungan tabel
menggunakan product moment untuk
di atas, diperoleh nilai koefisien
mengetahui tingkat korelasi variabel,
korelasi hubungan minat menonton
yaitu:
sinetron religi dengan akhlak siswa
=
yaitu
0,41.
Dengan
demikian
koefesien korelasi hubungan minat
√
(
)
menonton
sinetron
religi
dengan
akhlak siswa dengan derajat yang
sedang karena berada diantara 0,40 –
diinterpretasikan
0,70.
sederhana (cara kasar) yaitu dengan
cara
interpretasi terhadap angka koefisien
Tabel 52
Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya “r”
dengan
Interprentasi
product moment.
Selanjutnya
untuk
menguji
Product
hipotesa alternatif atau hipotesa kerja
momen (rxy)
dan hipotesa nihil dilakukan dengan
0,0-0,40
Rendah
cara berkonsultasi pada tabel nilai “r”
0,40-0,70
Sedang
product moment atau disebut juga
0,70-1,00
Tinggi
interpretasi:
a. Hipotesa
Alternatif
(Ha) yaitu, “terdapat
A. Interpretasi Data
Dari hasil perhitungan di atas
korelasi positif yang
diperoleh nilai koefesien korelasi rxy
signifikan antara minat
yaitu 0,41. Jika diperhatikan maka
menonton
indeks
religi dengan akhlak
korelasi
yang
diperoleh
bertanda positif. Ini berarti korelasi
antara variabel x (minat menonton
sinetron
siswa”
b. Hipotesa
nihil
(Ho)
sinetron religi) dan variabel y (akhlak
yaitu, “tidak terdapat
siswa) pada posisi hubungan yang
korelasi positif yang
searah, dengan istilah lain terdapat
signifikan antara minat
hubungan yang positif yang sedang.
menonton
Kemudian
nilai
tersebut
sinetron
religi dengan akhlak
siswa”
signifikasi 5% lebih besar dari pada
(
> 0,361). Maka pada
Secara teliti dengan terlebih
taraf signifikansi 5% hipotesa kerja
dahulu mencari derajat bebasnya (db)
atau hopotesa alternatif disetujui atau
atau degres of freedomnya (df) yang
diterima. Dan hipotesa nol atau nihil
rumusnya adalah sebagai berikut:
ditolak, berarti bahwa pada taraf
signifikansi 5% itu terdapat atau ada
r
korelasi
yang
signifikan
antara
variabel x (minat menonton sinetron
religi) dan variabel y (akhlah siswa).
Selanjutnya pada taraf signifikansi
Keterangan :
1% rxy atau
Df
: Degres of Freedom
N
: Number of Ceses
atau
lebih kecil dari pada
(
< 0,463) maka
pada taraf signifikansi 1% itu hipotesa
kerja ditolak dan hipotesa nol atau
Nr
: Banyaknya variabel yang
nihil diterima. Ini berarti bahwa untuk
dikorelasikan
taraf signifikansi 1% hubungan antara
Dengan memeriksa tabel “r”
variabel x (minat menonton sinetron
product moment ternyata dengan df
religi) dan variabel y (akhlak siswa)
sebesar 28, pada taraf signifikansi 5%
terdapat hubungan yang sedang atau
diperoleh
lemah.
= 0,361 sedangkat
pada taraf signifikansi 1% diperoleh
Berarti, ada hal-hal lain diluar
= 0,463 karena rxy pada taraf
minat menonton yang berhubungan
dengan
akhlak
seperti,
untuk menonton sinetron religi dan
perasaan
hal ini membuktikan bahwa sinetron
senang, motif, dan masih banyak hal
religi dapat diterima dengan baik oleh
lain diluar minat menonton yang
siswa dan khususnya siswa kelas VII
berhubungan dengan akhlak siswa,
SMP Al-Islam 1 Surakarta.
ketertarikan,
siswa
perhatian,
diantaranya
keluarga,
masyarakar,
dan
lingkungan,
pergaulan
Akhlak siswa SMP Al-Islam 1
yang
Surakarta dan khususnya kelas VII
merupakan satu kesatuan yang dapat
sudah cukup baik, hal ini terlihat dari
menjadi penghubung atau pendukung
hasil
siswa memiliki akhlak yang baik.
bahwa siswa selalu mentaati Allah,
angket
yang
menunjukkan
orang tua, guru. Dan siswa selalu
Kesimpulan
termotivasi untuk melakukan hal-hal
Berdasarkan
pada
hasil
penelitian dan analisis yang penulis
telah uraikan pada bab-bab terdahulu
mengenai hubungan minat menonton
sinetron religi dengan akhlak siswa,
maka
dapat
ditarik
kesimpulan
sebagai berikut:
Minat siswa menonton televisi
dan khususnya sinetron religi sedang,
hal ini terlihat dalam hasil angket
yang menunjukkan sebagian besar
siswa hanya kadang-kadang berminat
yang baik dan meninggalkan yang
buruk setelah menonton sintron religi.
Hubungan minat menonton
sinetron religi dengan akhlak siswa
kelas VII SMP Al-Islam 1 Surakarta
berdasarkan hasil penelitian pada
interpretasi
didapatkan
secara
korelasi
sederhana
yang
sedang
antara minat menonton sinetron religi
(variabel X) terhadap akhlak siswa
(variabel Y). Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan minat menonton
hal yang baik atau buruk, diantaranya
sinetron religi dengan akhlak siswa
keluarga,
dalam kehidupan sehari-hari memiliki
dan pergaulan itu semua merupakan
hubungan yang sedang.
satu kesatuan yang dapat menjadi
lingkungan,
masyarakat,
Sedangkan dalam interprentasi
penghubung atau pendukung siswa
dengan menggunakan tabel nilai “r”
memiliki akhlak yang baik. Hubungan
product moment, ternyata “r” hitung
akhlak siswa tidak dapat dilihat hanya
lebih besar dari pada “r” tabel, pada
dari minat mereka menonton sinetron
taraf signifikasi 5% (0,361), dengan
religi, tetapi bagaimana siswa tersebut
demikian hipotesa alternatif (Ha)
dapat menerapkan dan mengamalkan
diterima, sedangkan hipotesa nol (Ho)
dalam kehidupan sehari-hari.
ditolak.
Sedangkan
pada
taraf
signifikasi 1% (0,463), ternyata “r”
hitung lebih kecil dari pada “r” tabel.
Dengan demikian hipotesa alternatif
(Ha) ditolak, sedangkan hipotesa nol
(Ho) diterima. Ini berarti bahwa minat
menonton
sinetron
religi
secara
keseluruhan memiliki atau terdapat
hubungan yang positif atau signifikan
dengan akhlak siswa.
Banyak hal yang menjadi
penghubung akhlak siswa ke dalam
Saran-saran
Melihat hasil penelitian yang
dilakukan penulis di SMP Al-Islam 1
Surakarta tetang hubungan minat
menonton
sinetron
religi
dengan
akhlak siswa, pada akhirnya penulis
ingin memberikan saran yang mudahmudahan dapat diterima oleh berbagai
pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Kepada para siswa, walaupun
minat menonton sinetron religi
memiliki
hubungan
yang
positif dengan akhlak siswa,
memberikan
namun
dalam
menonton
khususnya
televisi
sinetron
religi
pengarahan
waktu
televisi
menonton
sehingga
tidak
dapat dijadikan sebagai sarana
mengganggu aktivitas belajar
pendidikan
hanya
mereka.
atau
3. Kepada
bukan
sekedar untuk hiburan
pengelola
televisi,
tren pergaulan dan jadikanlah
upayakan tidak menjadikan
menonton
media
televisi
sebagai
televisi
sebagai
suatu selingan saja, jangan
komoditas
sampai menonton dijadikan
tetapi
sebagai suatu kegiatan rutin,
memperhatikan dampak yang
dan jangan sampai menggangu
timbul dari tayangan yang
aktivitas belajar siswa.
disiarkan,
2. Kepada
orang
memberikan
dalam
tua,
dapat
pengarahan
menonton
sinetron
bisnis
semata,
mesti
pihak
harus
pengelola
juga hendaknya lebih selektif
dalam
menayangkan
suatu
acara, dan memperhatikan jam
religi sehingga anak dapat
tayang
mengetahui mana prilaku yang
disiarkan yang akan menarik
dapat dicontoh dan mana yang
banyak
tidak,
tidak mengganggu kegiatan
sehingga
menonton
acara-acara
pemirsa,
yang
sehingga
sinetron religi dapat dijadikan
siswa
sebagai
pendidikan
belajar. Dan pengelola televisi
dirumah. Dan orang tua harus
bisa mengemas acara yang
sarana
terutama
aktivitas
disuguhkan kepada pemirsa
banyaknya, baik nikmat sehat, kuat,
bukan hanya bernilai hiburan
kemudahan
akan tetapi memiliki orientasi
Islam yang menjadi tujuan hidup yang
untuk
dan
tidak akan bisa tergantikan dengan
dan
sesuatu
mendidik
memberikan
tauladan
jangan sampai menyuguhkan
tayangan-tayangan
yang
sifatnya
yang
profokatif
menyebabkan perselisihan.
dll,
terutama
apapun
sehingga
nikmat
penulis
dapat menyelesaikan karya kecil ini.
Namun
sangat
demikian,
menyadari
bahwa
penulis
masih
banyak kekurangan pada isi maupun
4. Kepada pihak sekolah SMP
susunan
kalimat,
karerna
masih
yang
penulis
Al-Islam 1 Surakarta teruslah
terbatasnya
pertahankan dan apabila perlu
ketahui. Oleh karena itu, dengan
di tingkatkan dalam mendidik,
kekurangan yang ada dalam skripsi
membimbing,
dan
ini, penulis mengharapkan saran serta
memberikan arahan kepada
kritik yang baik dan membangun dari
anak
semua pihak demi kelengkapan dan
didiknya
untuk
membentuk akhlakul karimah.
ilmu
kesesuaian skripsi.
Akhirnya penulis berdoa dan
Kata Penutup
memohon kepada Allah SWT agar
Alhamdulillah, segala puji dan
syukur penulis ucapkan kepada Allah
SWT dengan ridho dan izin-Nya serta
yang
telah
banyak
memberikan
berbagai nikmat yang tidak terhitung
skripsi ini dapat bermamfaat bagi
pembaca umumnya dan bagi penulis
khususnya. Dan hanya terimakasih
yang dapat penulis haturkan kepada
pihak yang telah ikut membantu
dengan segala keikhlasan, sehingga
terselesainya
Allah
segala
SWT
skripsi
selalu
karunia-Nya
semua. Amin.
ini.
Semoga
melimpahkan
kepada
kita
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata. 1996. Akhlak Tasawuf,
Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
Al-munjid fi al-lughah wa al-i’lam. 1989,
Berut: Dar Al- Masyriq, cet. Ke 28.
Anshari, H. Ending Saifunddin. 1982.
Agama dan Kebudayaan, Surabaya:
PT. Bina Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet. Ke-2.
Bugin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian
Kuantitatif,
Jakarta:
Kencana
Baharuddin.
2007.
Psikologi
Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Daryanto. 2010. Belajar Mengajar,
Bandung: CV Yrama Widya.
Depag RI. 2009. Al-Qur’an dan
Terjemahnya, Bandung: PT. Sigma
Examedia Arkanleema.
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi III, Jakarta: Pustaka
Setia, cet. Ke-v.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.
Effendi Onong Uchjana. 1981. DimensiDimensi
Komunikasi,
Bandung:
Penerbit Alumni.
Hamzah Yacob. 1978. Etika Islam, Jakarta:
CV. Publicita.
Helvi Tiana Rosa. 2000. “Annida” Koperasi
Insan Media Ummu Shalihat
Hidayati Arini. 1998. Televisi dan
Perkembangan
Sosial
Anak,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kartono, Kartini. 1986. Teori Keperibadian,
Bandung, Alumni, cet, Ke-8.
Kuswandi Wawan. 2008. Komunikasi
Massa Analisis Budaya Massa.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kutha Ratna, Nyoman. 2010. Metode
Penelitian (kajian budaya dan ilmu
sosial humaniora pada umumnya),
Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Mahmud.
2011.
Metode
Penelitian
Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka
Setia.
Marzuki. 2009. Prinsip Dasar Akhlak
Mulia, Yogyakarta: Debut Wahana
Press dan UNY.
Mini, Rose, A. Priyanto. 2003. Prilaku Usia
Dini Kasus dan Pemecahannya,
Yogyakarta: Kanisius.
Muhammad Azmi. 2006. Pembinaan Akhlak
Anak Usia Pra-Sekolah, Yogyakarta :
Belukar.
Qurais Shihab. 1996. Wawasan Al-Qur’an,
Bandung: Mizan, cet. Ke-1
Rosihon Anwar. 2007. Aqidah Akhlak,
Bandung: Pustaka Setia.
Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi
Acara Televisi. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Sumardi Surya Brata. 1998. Psikologi
Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press.
Yunahar
Ilyas. 2004. Kuliah Akhlak,
Yogyakarta : LPPI , cet. Ke iv
Kajian Islam : Pendidikan Anak Dalam
Islam. Oleh: Yusuf Muhammad AlHasan. Diakses pada tanggal 4
Desember 2012. www.alsofwah.or.id.
AKHLAK SISWA DI SMP YAYASAN PERGURUAN AL-ISLAM (STUDI
KASUS KELAS VII SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2013/2014)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program
Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh:
NAMA
: AKMAL HUDAIBI
NIM
: G000100152
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ABSTRAK
AKMAL HUDAIBI, NIM: G000100152, Hubungan Minat Menonton Sinetron Religi
dengan Akhlak Siswa di SMP Yayasa Perguruan Al-Islam (Studi Kasus Siswa Kelas VII
SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/20014)”. Fakultas Agama Islam
Program Study Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Surakarta, Mei 2014.
Minat merupakan respon sadar yang merupakan suatu kesenangan, setelah
mendapatkan informasi tentang suatu yang diminati, seyogyanya dapat menjadi
pengangan peranan penting terhadap proses pembentukan akhlak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan minat menonton
sinetron religi dengan akhlak siswa di SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun pelajaran
2013/2014. Dalam penelitian populasinya adalah semua siswa kelas VII yang berjumlah
308 orang siswa, dari jumlah tersebut yang dijadikan sampel ialah 30 siswa. Teknik
yang digunakan adalah teknik random sampling. Metode pengumpulan data yang
dipakai menggunakan angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang dipakai menggunakan analisis statistik dengan teknik korelasi product
moment dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
√
(
)
Dari hasil penelitian ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa adanya hubungan
minat menonton sinetron religi dengan akhlak siswa kelas VII SMP Al-Islam 1
Surakarta. Sedangkan analisis data yang diperoleh minat menonton sinetron religi
dengan akhlak siswa saling berhubungan antara minat menonton sinetron religi dengan
akhlak siswa, yaitu pada taraf signifikansi 1% dapat dibuktikan dengan
=0,361 dan pada taraf signifikansi 5%
=0,413<
=0,413>
=0,463.
Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat menjadi pondorong bagi para
pengambil kebijakan, siswa, guru, orang tua, pengelola TV ataupun masyarakat. Hasil
penelitian ini agar bisa bermamfaat bagi siswa dan masyarakat pada umumnya serta
dapat membantu memberikan sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang sejenis di
masa yang akan datang.
Kata Kunci : Minat Menonton Sinetron Religi, Aklak Siswa
bimbingan secara terus-menerus dari
PENDAHULUAN
Anak dalam persepektif Islam
kedua orang tuanya.1
adalah amanah dari Allah SWT yang
diberikan
keluarga
kepada
kita.
khususnya
Semua
menyadari
ulama
Islam
pentingnya
telah
pendidikan
tua
melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid
berkewajiban untuk mendidik anak-
Al Ghazali ketika membahas peran
anaknya agar menjadi anak yang
orang
soleh, berilmu dan bertakwa kepada
mengatakan:
Allah
keluarga
anak merupakan amanah bagi kedua
merupakan tempat pertumbuhan anak
orang tuanya. Hatinya yang masih
yang pertama dimana anak mendapat
suci merupakan permata alami yang
pengaruh dari anggota-anggotanya.
bersih dari pahatan dan bentukan, ia
Pendidikan
siap diberi pahatan apapun dan
SWT.
orang
Para
Karena
anak
merupakan
tua
dalam
pendidikan
“Ketahuilah,
bahwa
tanggung jawab setiap orang tua
condong kepada apa saja
karena anak merupakan mutiara bagi
disodorkan
setiap orang tuanya. Selain penerus
dibiasakan dan diajarkan kebaikan ia
generasi,
diharapkan
akan tumbuh dalam kebaikan dan
menjadi manusia unggul, lebih dari
berbahagialah kedua orang tuanya di
yang di capai oleh ayah dan ibunya.
dunia
anak
juga
dan
kepadanya
akhirat.
Tapi
yang
jika
jika
Sesungguhnya keunggulan seseorang
1
tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi
Rose Mini, A. Priyanto, Prilaku Usia Dini
Kasus dan Pemecahannya, (Yogyakarta : Kanisius,
memerlukan
pendidikan
dan
2003), hlm. 24
dibiasakan kejelekan dan dibiarkan
tua memberikan teladan yang baik
sebagaimana binatang ternak, niscaya
bagi anak-anaknya seperti, shalat,
akan menjadi jahat dan binasa,
puasa dan sebagainya.
dosanya pun ditanggung oleh orang
tuanya.
Maka
hendaklah
ia
Dalam
era
globalisasi
sekarang ini kemajuan di bidang ilmu
memelihara, mendidik dan membina
pengetahuan
dan
serta
memudahkan
manusia
untuk
perkembangan
yang
mengajarinya
akhlak
yang
baik.2
mengetahui
Penanaman
harus
terjadi di Negara-negara lain di
melalui
belahan dunia ini secara cepat.
kehidupan rumah tanggal, sekolah
Misalnya melalui televisi yaitu media
maupun di lingkungan masyarakat.
elektronik
yang
Apabila
karakteristik
meluas,
dimulai
akhlak
teknologi
sejak
kecil
nilai-nilai
akhlak
telah
mempunyai
heterogen,
tertanam dengan baik di dalam jiwa
tersebar, serta tidak mengenal batas
anak, maka anak tidak akan mudah
geografis
dipengaruhi oleh hal-hal yang negatif
menyampaikan
dari lingkungannya dan rasa cinta
khalayak ramai dengan gambar yang
terhadap pendidikan agama Islam
begitu jelas.
akan
terus
tertanam
dalam
kehidupannya. Dan seyogianya orang
Televisi
kultural
dalam
informasi
(TV)
kepada
merupakan
salah satu kekuatan yang berfungsi
bagi pembentukan citra, informasi,
2
Kajian Islam : Pendidikan Anak Dalam
Islam. oleh: Yusuf Muhammad Al-Hasan. Di akses
pada
tanggal
www.alsofwah.or.id.
4
desember
2012.
dari
pengetahuan,
pendidikan,
kontrol
sosial, dan hiburan bagi masyarakat.3
karena ingin mendapatkan hiburan
Sebagai media informasi TV sangat
dari tayangan yang akan dilihatnya.4
dibutuhkan
untuk
pesan-pesan
menyampaikan
dan
pembaharuan.
Terlepas
ide-ide
Sebagai
dari
fungsi
baik
langsung maupun tidak langsung,
media
tidak
semua
program
yang
pendidikan TV memainkan peranan
ditayangkan
di
televisi
dapat
penting dalam membina generasi.
memperoleh
mamfaatnya
karena
Sebagai media hiburan TV dapat
banyak dari siaran-siaran yang tidak
memberikan
kepuasan
kepada
sesuai dengan sosial kultur bangsa
pemirsanya
melalui
program-
Indonesia khususnya adat istiadat
program yang bersifat menghibur dan
yang berlaku dalam masyarakat,
menghilangkan
sehingga
Hidayati,
tentang
kejenuhan.
dalam
motivasi
Arini
penelitiannya
pemirsa
dapat
mempengaruhi
perkembangan kejiwaan, sikap dan
dalam
perilaku masyarakat khususnya anak
menonton televisi lebih condong
dan remaja.
menggunakan televisi sebagai media
Sinetron
religi
merupakan
hiburan. Dari 136 responden, 74 di
bagian acara yang ditayangkan di TV
antaranya (54,4%) menonton televisi
swasta selain sebagai hiburan juga
sebagai penerang serta pendidikan
secara utuh. Artinya orang akan
meniru apa yang terdapat didalamnya
3
4
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara
Arini Hidayati, Televisi Dan Perkembangan
Televisi, (Yogyakarta: Duta Wacana University Press,
Sosial Anak, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998),
1994), hlm. 13-14
hlm. 130
tanpa ada sebuah penjelasan, karena
menambah
wawasan
itu merupakan idiom yang komplit.5
pengetahuan
agama,
Diantara
bagaimana
sinetron
dalam bersikap, berperilaku, dan
religi yang ditayangkan di TV adalah
bertutur kata, baik hubungan kita
Tukang Bubur Naik Haji di RCTI
dengan Allah, orang tua, saudara,
setiap
teman,
hari
program
tentang
pukul
20.30-22.30,
tetangga,
bahkan
kepada
Pesantren Rockn’ & Roll 3 di SCTV
binatang,
setiap hari Pkl. 18.15-19.30, dan
sekalipun benda-benda tak bernyawa.
Emak Ijah Pengen Ke Mekah di
Namun sungguh disayangkan apabila
SCTV, setiap hari Pkl. 21.00-22.30
sinetron religi yang ditayangkan di
WIB.
luar ajaran Islam, cenderung di luar
Banyaknya
menayangkan
religi,
televisi
program
dimana
sinetron
dan
yang
logika atau tidak masuk akal. Untuk
sinetron
itu orang tua diharapkan menuntun,
tersebut
membimbing,
dan
memberikan
mengangkat kepada hal-hal yang
pengawasan
berkaitan
mereka disaat menonton program
dengan
keagamaan,
sehingga diharapkan bahwa sinetron
kepada
anak-anak
tersebut.
dengan tampilan yang beda tersebut
Sinetron
religi
yang
dapat dijadikan suatu hiburan. Di
ditayangkan
samping besifat menghibur sinetron
bersumber
religi juga memberikan nilai-nilai
Hadits, seperti kisah-kisah tauladan
pendidikan
para Nabi yang di setiap ceritanya
yang
positif
dan
ada
5
tumbuh-tumbuhan,
Onong U Effendi, Dimensi-Dimensi
Komunikasi, (Bandung alumni, 1981), Hlm. 193
pesan
di
dari
TV
ada
juga
Al-Qur’an
dan
moral
yang
ingin
disampaikan
pesan
pada
inilah
dijadikan
pemirsa.
Dan
yang
seharusnya
nilai-nilai
pendidikan
akhlak oleh pemirsa dan khususnya
orang
tua
pada
anak-anaknya.
Sinetron model ini dapat dijadikan
Surakarta
Tahun
Pelajaran
2013/2014)”.
LANDASAN TEORI
A. Minat
1. Pengertian Minat
Minat merupakan momen dari
media menanamkan nilai-nilai akhlak
kecenderungan-kecenderungan
pada anak, yang dapat membantu
yang terarah secara intensif
mereka dalam rangka menyongsong
kepada objek yang dianggap
hari esok agar menjadi manusia yang
penting.
berbudi luhur baik dalam kehidupan
Perasaan senang atau
keluarga, masyarakat, dan dalam
tidak senang merupakan dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara.
dari suatu minat. Minat seseorang
Berdasarkan masalah di atas,
dapat diketahui dari pernyataan
maka penulis tertarik untuk meneliti
senang atau tidak senang ataupun
permasalah
dan
suka tidak suka terhadap suatu
menjadikannya sebagi judul skripsi
objek yang ditampilkan dalam
yaitu
bentuk tingkah laku.
di
“Hubungan
atas
Antara
Minat
Menonton Sinetron Religi dengan
Minat
yang diteliti dalam
Akhlak Siswa di SMP Yayasan
skripsi ini adalah rasa suka,
Perguruan Al-Islam (Studi Kasus
senang atau tidak senang akan
Siswa Kelas VII SMP Al-Islam 1
sesuatu. Dan minat tersebut dapat
diukur melalui sesuatu pernyataan
atau
menjawab
sejumlah
pertanyaan.
pesan
yang
dalam sinetron religi.
Adapun
2. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat
Minat
bukanlah
berikut:
oleh
a.
seseorang
begitu
saja,
yang
Ketertarikan
Ketertarikan
melakukan sesuatu merupakan
hal
yang
dapat
termasuk
faktor internal adalah sebagai
merupakan sesuatu yang dimiliki
suatu
disampaikan
ini
dapat berupa motif sosial
dilambangkan. Seseorang yang
yang
memepunyai minat pada sesuatu
minat
hal, maka ia dengan senang hati
sesuatu aktifitas tertentu,
mengerjakan hal tersebut.
jadi siswa yang tertarik
Adapun
yang
faktor-faktor
mempengaruhi
minat
membangkitkan
melakukan
kepada sinetron religi
maka akan selalu senang
menonton sinteron religi adalah :
hati
1.
tiap-tiap penayangannya.
Faktor Internal
Faktor
merupakan
timbul
dari
dalam
Kurts
internal
faktor
dalam
yang
diri
mengikuti
Singer
mengatakan bahwa sejak
semula
dunia
ini
seseorang. Faktor ini sangat
menunjukkan
besar
pengaruhnya
kerakter yang bersifat
terhadap penguasaan pesan-
mengajak bagi seorang
sekali
suatu
anak, artinya dunia ini
Perasaan senang
memperlihatkan dirinya
b.
dengan cara menarik dan
merupakan
aktivitas
memikat.6
psikis
yang
terdapat
Perhatian
dalam
diri
Minat tidak akan
lepas
dari
nilai dari suatu objek.
terhadap
Jika
dalam
kehidupan ada seseorang
seseorang berminat pada
yang
sesuatu maka ia akan
terhadap
muncurahkan
segala
misalnya terdapat suatu
perhatiannya
kepada
merasa
kisah
senang
suatu
dalam
hal,
sebuah
sesuatu tersebut.
adegan sinetron maka
Perasaan Senang
orang
tersebut
berusaha
akan
menghayati
diartikan sebagai suatu
objek
keadaan
akibat
dapat juga sebaliknya
adanya peristiwa yang
jika seseorang tidak suka
pada umumnya datang
terhadap
dari luar.7
maka
orang
akan
sulit
menerima
pesan-pesan
yang
jiwa
Kurts Singer, Membina Hasrat Belajar Di
Sekolah, terj. Bergman Sitorus (Bandung: Remaja
tersebut.
suatu
Rosda Karya, 1987), hlm.79
7
suatu
sesuatu, karena apa bila
Perasaan
6
untuk menghayati nilai-
perhatian
seseorang
c.
seseorang
Baharuddin,
Psikologi
Pendidikan,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 135
disampaikan.
Atau
obyek
tersebut
d.
Motif
oleh sesuatu kekuata dari
Motif
adalah
dalam dirinya, kekuatan
keadaan dalam pribadi
pendorong inilah yang
seseorang
disebut
yang
mendorong
untuk
individu
yang
melakukan
Siswa
memiliki
motif
menonton sinetron religi
aktivitas-aktivitas
akan tergugah hatinya
tertentu guna mencapai
untuk selalu mengikuti
suatu
tujuan.8
Motif
bukanlah hal yang dapat
setiap penayangannya.
2.
Faktor Eksternal
diamati, tetapi hal yang
dapat
karena
disimpulkan
adanya
suatu
yang dapat kita saksikan.
Jadi motif bukan
Faktor eksternal adalah
faktor yang timbul dari luar
diri
seseorang.
Adapun
faktor-faktor eksternal yang
dapat
mempengaruhi
hal yang dapat diamati,
aktivitas
tetapi hal yang dapat
sinetron adalah lingkungan
disimpulkan
masyarakat.
karena
adanya suatu yang dapat
minat
menonton
Lingkungan
disaksikan tiap aktifitas
masyarakat yang dimaksud
yang
oleh
di sini adalah lingkungan di
seseorang itu, didorong
sekitar kehidupan seseorang.
dilakukan
Lingkungan
8
motif.
Sumardi Surya Brata, Op cit, hlm. 70
masyarakat
dapat berarti pula lingkungan
yang dimaksud sinetron religi
keluarga
dalam
atau
lingkungan
penelitian
Pesantren
sekelilingnya.
3. Sinetron Religi
ini
Rockn’
&
adalah,
Roll
3
Episode 27 yang di tayangkan di
Sinetron merupakan sinema
SCTV, Tukang Bubur Naik Haji
elektronik tentang sebuah cerita
Episode 134 yang ditayangkan di
yang didalamnya membawa misi
RCTI, dan Emak Ijah Pengen Ke
tertentu kepada pemirsa, misi ini
Mekah
dapat membentuk pesan moral
ditayangkan
untuk pemirsa atau realitas moral
banyak menayangkan kisah-kisah
yang ada di dalam kehidupan
tentang
masyarakat sehari-hari.
masyarakat
Sedangkan
religi
menurut
Endang Saifuddin Anshari berarti
bentuk-bentuk yang mempunyai
Episode
di
119
yang
SCTV,
perilaku
dalam
yang
keagamaan
kehidupan
sehari-hari, dan disajikan secara
episode.
Dari pengertian di atas, maka
ciri-ciri khas dari kepercayaan dan
penulis
aktivitas
biasa
bahwa yang dimaksud sinetron
dikenal sebagai kepercayaan dan
religi ialah sinema elektronik
aktivitas regional, yaitu dalam
yang didalamnya menceritakan
bentuk
tentang
manusia
ibadah,
yang
kepercayaan
menarik
kehidupan
kesimpulan
manusia
terhadap Tuhan, penerimaan atau
sebagai umat yang beragama, baik
wahyu yang supranatural dan
cara bertutur kata, berperilaku
pencarian keselamatan.
baik hubungan terhadap Tuhan
Adapun
dan hubungan sesama manusia,
maupun
hubungan
mengatakan :“Akhlak adalah sifat
terhadap
lingkungan sekitar, dimana semua
itu berdasarkan pada Al-Qur’an
yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan
perbuatan dengan gampang dan
dan Hadist.
mudah,
B. Ahlak
etimologis
akhlak
berasal dari bahasa arab adalah
akhlak jamak dari khuluq yang
berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat.
berarti keadaan gerak jiwa yang
perbuatan
kearah
dengan
melakukan
Sedangkan
Ibrahim
Anis
mengemukakan
bahwa
akhlak
adalah :“Sifat
yang tertanam
dalam jiwa yang dengan lahirnya
macam-macam perbuatan, baik
Secara terminologis, akhlak
mendorong
tanpa
pemikiran dan pertimbangan.”
1. Pengertian Akhlak
Secara
perbuatan-
melakukan
tidak
menghajatkan pikiran.
dan buruk, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.”
Selanjutnya
Zaidan
Abu
Karim
mengatakan,
sebagai
mana yang dikutip oleh Yuhanar
Ada
beberapa
pendapat
tentang
akhlak
secara
Ilyas,
bahwa
akhlak
adalah
:“Nilai-nilai dan sifat-sifat yang
terminologis, di antaranya : Imam
Al-Ghazali dalam bukunya Ihya
tertanam
Ulum Ad-diin sebagai mana yang
dengan sorotan dan timbanganya
dikutip oleh Muhammad Azmi,
seseorang
dalam
dapat
jiwa,
yang
menilai
perbuatan baik dan buruk, untuk
dan
kemudian memilih melakukan
sebagaimana keseluruhan ajaran
atau meninggalkannya.”
Islam lainyan adalah Al-Qur’an
Berdasarkan
akhlak,
yang
dan Sunnah Nabi Muhammada
dikutip di atas menyatakan bahwa
SAW. Baik dan buruknya akhlak
akhlak atau khuluq adalah sifat
ukurannya adalah baik dan buruk
yang
jiwa
menurut kedua sumber itu, bukan
akan
baik dan buruk menurut ukuran
muncul secara spontan bilamana
manusia. Sebab jika ukuranya
diperlukan, tanpa memerlukan
adalah manusia, maka baik dan
pemikiran
buruk itu bisa berbeda-beda, dan
tertanam
manusia,
terlebih
definisi
buruknya
dalam
sehingga
atau
dahulu,
dia
pertimbangan
serta
tidak
bukan pula akal pikiran atau
memerlukan dorongan dari luar.
pandangan
Jadi intinya akhlak merupakan
sebagaimana pada konsep etika
suatu kondisi atau sifat-sifat yang
dan moral. Dalam konsep akhlak,
telah meresap dalam jiwa dan
segala sesuatu itu dinilai baik dan
menjadi
buruk semata-mata karena syara’
kepribadian
sehingga
dari situ timbul sebagi macam
perbuatan dengan cara spontan
(Al-Qur’an dan Sunnah).
3. Ruang lingkup Akhlak
dan mudah tanpa dibuat-buat.
2. Sumber-sumber Akhlak
masyarakat
Ruang
adalah
sama
lingkup
akhlak
dengan
ruang
Sumber akhlak yang dimaksud
lingkup ajaran Islam itu sendiri,
ialah yang menjadi ukuran baik
khususnya yang berkaita dengan
pola hubunga. Akhlak diniyah
tidak menyekutukan-Nya,
(agama/islami) mencakup berbagi
bersyukur hanya kepada-
aspek, dimulai dari akhlak kepada
Nya dan lain sebagainya.
Allah, hingga kepada sesama
Menurut Hamzah Yacob
makhluk
binatang,
beribadah kepada Allah
benda-
dibagi atas dua macam
(manusia,
tumbuh-tumbuhan
dan
ialah:
benda tidak bernyawa).
Adapun
ruang
lingkup
a. Ibadah umum adalah
segala sesuatu
akhlak itu sendiri adalah :
yang
dicintai oleh Allah dan
1. Akhlak kepada Allah SWT
Yang
dimaksud
akhlak
kepada
Allah
adalah
sikap
atau
perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia
sebagai makhluk Tuhan
Kholik-Nya.
kepada
Allah
adalah beribadah kepada
Allah SWT, cinta kepadaNya,
9
ridhoi-Nya,
baik
berupa
perbuatan
maupun
perkataan,
baik yang tersembunyi
maupun yang terangterangan.
Seperti
berbakti kepada ibu
9
kepada
Akhlak
di
cinta
karena-Nya,
Abidin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : PT.
Raja Grapindo Persada, 1996), cet, ke-7 hlm. 147
dan
bapak,
berbuat
baik kepada tetangga,
teman
dan
kepada guru.
hormat
b. Ibadah khusus, seperti
sholat,
zakat,
puasa
dan haji.
2. Akhlak
pengetahuan.
Maka
seorang
wajib
murid
menghormati dan menjaga
kepada
sesama
wibawa
manusia
guru,
selalu
bersikap sopan kepadanya
Akhlak
kepada
baik
dalam
sesama manusia adalah
maupun
sikap
memperhatikan
atau
perbuatan
tingkah
ucapan
laku,
semua
manusia
yang
satu
yang
terhadap
yang
lain.
mematuhi segala apa yang
Akhlak
kepada
sesama
diajarkannya,
diperintahkannya,
manusia meliputi akhlak
mendengarkan
serta
kepada orang tua, akhlak
melaksanakan
segala
kepada saudara, akhlak
nasehat-nasehatnya, juga
kepada tetangga, akhlak
tidak melakukan hal-hal
kepada sesama muslim,
yang dilarang atau yang
akhlak
kepada
kaum
tidak disukainya.10
lemah,
termaksud
juga
Banyak
sekali
akhlak kepada orang lain
rincian yang dikemukakan
yaitu akhlak kepada guru-
oleh Al-Qur’an berkaitan
guru
merupakan
orang
dengan perilaku terhadap
yang
berjasa
dalam
sesama manusia. Petunjuk
memberikan
ilmu
10
Hamzah Yacob, Etika Islam, (Jakarta CV.
Publicita,1978, hlm. 19
mengenai hal ini bukan
fungsi
hanya
khalifah.
dalam
bentuk
manusia
sebagai
Kekhalifahan
larangan melakukan hal-
menuntut adanya interaksi
hal
antara
negatif
membunuh,
badan
atau
seperti
manusia
dengan
sesamanya dan manusia
menyakiti
terhadap
mengambil
alam.
harta tanpa alasan yang
Kekhalifahan mengandung
benar,
arti
menyakiti
hati
pengayoman,
dengan jalan menceritakan
memelihara,
aib
bimbingan
seseorang
di
agar
setiap
makhluk mencapai tujuan
belakangnya.
penciptaannya.
3. Akhlak kepada lingkungan
Yang
serta
dimaksud
Metode Penelitian
dengan lingkungan di sini
Untuk melakukan penelitian
adalah segala sesuatu yang
ini diperlukan metode penelitian
di sekitar manusia, baik
yang
tersusun secara sistematis,
binatang,
dengan
tujuan
tumbuh-
agar
data
yang
tumbuhan, maupun benda-
diperoleh
benda tak bernyawa.
sehingga penelitian ini layak untuk
Pada
dasarnya
akhlak yang diajarkan AlQur’an
terhadap
lingkungan bersumber dari
diuji
benar
keabsahannya
kebenarannya
dan
dapat
dipertanggung jawabkan.
1.
Jenis Penelitian dan Pendekatan
Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian lapangan (fild research)
statistik yang sesuai dengan sifat dan
jenis data.11
karena didasarkan pada data-data
yang terkumpul dari lapangan secara
langsung ke tempat objeknya yaitu
HASIL PENELITIAN
A. Ujian Hipotesis
SMP Yayasan Perguruan Al-Islam
Tabel
Surakarta.
Bentuk pendekatan penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan
deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian
yang menggunakan data berupa angka
dengan berbagai klasifikasi, antara
lain
berbentuk
presentase,
dan
nilai
memperoleh
perhitungan
koefisiensi
korelasi
antara variabel x (minat menonton
sinetron religi) dengan variabel y
(akhlak siswa) dapat dilihat pada tabel
berikut:
rata-rata,
lain-lain.
untuk
Tabel 51
Data
Tabel Kerja Koefisien
tersebut
sebagai
bukti
yang
Korelasi Antara X Dan Y
dipergunakan untuk menguji hipotesis
perbedaan,
N
perbandingan, hubungan antara data
o
yang satu dengan data yang lain. Serta
1
dengan
menunjukkan
X
Y
XY
37
49
181
136
240
3
9
1
180
184
176
6
9
4
dalam pengolahan data dilakukan
secara
sistematis
dengan
2
rumus
statistik dengan menggunakan rumus
11
43
42
Mahmud, Op cit, hlm. 29
3
4
5
6
7
8
9
41
41
35
46
38
39
31
48
51
48
49
52
52
38
196
168
230
8
1
4
209
168
260
1
1
1
168
122
230
0
5
4
225
211
240
4
6
1
197
144
270
6
4
4
202
152
270
8
1
4
117
961
144
8
10
11
12
13
14
41
41
42
41
39
53
47
53
52
48
4
217
168
280
3
1
9
192
168
220
7
1
9
222
176
280
6
4
9
213
168
270
2
1
4
187
152
230
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
37
38
41
40
42
43
38
40
39
34
41
44
46
34
42
46
49
40
48
49
37
49
2
1
4
162
136
193
8
9
6
174
144
211
8
4
6
139
168
115
4
1
6
168
160
176
0
0
4
193
176
211
2
4
6
210
184
240
7
9
1
152
144
160
0
4
0
192
160
230
4
0
0
191
152
240
1
1
1
125
115
136
8
6
9
200
168
240
9
1
1
36
26
44
27
38
28
43
29
36
30
11
85
∑
49
55
42
48
46
14
06
176
129
240
4
6
1
242
193
302
0
6
5
159
144
176
6
4
4
206
184
230
4
9
4
165
129
211
6
6
6
557
471
666
31
05
36
rxy
=
√
=
}{
√{
}
=
√
=
√
=
=
Selanjutnya hasil perhitungan
=
di atas diuji keabsahannya dengan
Berdasarkan perhitungan tabel
menggunakan product moment untuk
di atas, diperoleh nilai koefisien
mengetahui tingkat korelasi variabel,
korelasi hubungan minat menonton
yaitu:
sinetron religi dengan akhlak siswa
=
yaitu
0,41.
Dengan
demikian
koefesien korelasi hubungan minat
√
(
)
menonton
sinetron
religi
dengan
akhlak siswa dengan derajat yang
sedang karena berada diantara 0,40 –
diinterpretasikan
0,70.
sederhana (cara kasar) yaitu dengan
cara
interpretasi terhadap angka koefisien
Tabel 52
Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya “r”
dengan
Interprentasi
product moment.
Selanjutnya
untuk
menguji
Product
hipotesa alternatif atau hipotesa kerja
momen (rxy)
dan hipotesa nihil dilakukan dengan
0,0-0,40
Rendah
cara berkonsultasi pada tabel nilai “r”
0,40-0,70
Sedang
product moment atau disebut juga
0,70-1,00
Tinggi
interpretasi:
a. Hipotesa
Alternatif
(Ha) yaitu, “terdapat
A. Interpretasi Data
Dari hasil perhitungan di atas
korelasi positif yang
diperoleh nilai koefesien korelasi rxy
signifikan antara minat
yaitu 0,41. Jika diperhatikan maka
menonton
indeks
religi dengan akhlak
korelasi
yang
diperoleh
bertanda positif. Ini berarti korelasi
antara variabel x (minat menonton
sinetron
siswa”
b. Hipotesa
nihil
(Ho)
sinetron religi) dan variabel y (akhlak
yaitu, “tidak terdapat
siswa) pada posisi hubungan yang
korelasi positif yang
searah, dengan istilah lain terdapat
signifikan antara minat
hubungan yang positif yang sedang.
menonton
Kemudian
nilai
tersebut
sinetron
religi dengan akhlak
siswa”
signifikasi 5% lebih besar dari pada
(
> 0,361). Maka pada
Secara teliti dengan terlebih
taraf signifikansi 5% hipotesa kerja
dahulu mencari derajat bebasnya (db)
atau hopotesa alternatif disetujui atau
atau degres of freedomnya (df) yang
diterima. Dan hipotesa nol atau nihil
rumusnya adalah sebagai berikut:
ditolak, berarti bahwa pada taraf
signifikansi 5% itu terdapat atau ada
r
korelasi
yang
signifikan
antara
variabel x (minat menonton sinetron
religi) dan variabel y (akhlah siswa).
Selanjutnya pada taraf signifikansi
Keterangan :
1% rxy atau
Df
: Degres of Freedom
N
: Number of Ceses
atau
lebih kecil dari pada
(
< 0,463) maka
pada taraf signifikansi 1% itu hipotesa
kerja ditolak dan hipotesa nol atau
Nr
: Banyaknya variabel yang
nihil diterima. Ini berarti bahwa untuk
dikorelasikan
taraf signifikansi 1% hubungan antara
Dengan memeriksa tabel “r”
variabel x (minat menonton sinetron
product moment ternyata dengan df
religi) dan variabel y (akhlak siswa)
sebesar 28, pada taraf signifikansi 5%
terdapat hubungan yang sedang atau
diperoleh
lemah.
= 0,361 sedangkat
pada taraf signifikansi 1% diperoleh
Berarti, ada hal-hal lain diluar
= 0,463 karena rxy pada taraf
minat menonton yang berhubungan
dengan
akhlak
seperti,
untuk menonton sinetron religi dan
perasaan
hal ini membuktikan bahwa sinetron
senang, motif, dan masih banyak hal
religi dapat diterima dengan baik oleh
lain diluar minat menonton yang
siswa dan khususnya siswa kelas VII
berhubungan dengan akhlak siswa,
SMP Al-Islam 1 Surakarta.
ketertarikan,
siswa
perhatian,
diantaranya
keluarga,
masyarakar,
dan
lingkungan,
pergaulan
Akhlak siswa SMP Al-Islam 1
yang
Surakarta dan khususnya kelas VII
merupakan satu kesatuan yang dapat
sudah cukup baik, hal ini terlihat dari
menjadi penghubung atau pendukung
hasil
siswa memiliki akhlak yang baik.
bahwa siswa selalu mentaati Allah,
angket
yang
menunjukkan
orang tua, guru. Dan siswa selalu
Kesimpulan
termotivasi untuk melakukan hal-hal
Berdasarkan
pada
hasil
penelitian dan analisis yang penulis
telah uraikan pada bab-bab terdahulu
mengenai hubungan minat menonton
sinetron religi dengan akhlak siswa,
maka
dapat
ditarik
kesimpulan
sebagai berikut:
Minat siswa menonton televisi
dan khususnya sinetron religi sedang,
hal ini terlihat dalam hasil angket
yang menunjukkan sebagian besar
siswa hanya kadang-kadang berminat
yang baik dan meninggalkan yang
buruk setelah menonton sintron religi.
Hubungan minat menonton
sinetron religi dengan akhlak siswa
kelas VII SMP Al-Islam 1 Surakarta
berdasarkan hasil penelitian pada
interpretasi
didapatkan
secara
korelasi
sederhana
yang
sedang
antara minat menonton sinetron religi
(variabel X) terhadap akhlak siswa
(variabel Y). Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan minat menonton
hal yang baik atau buruk, diantaranya
sinetron religi dengan akhlak siswa
keluarga,
dalam kehidupan sehari-hari memiliki
dan pergaulan itu semua merupakan
hubungan yang sedang.
satu kesatuan yang dapat menjadi
lingkungan,
masyarakat,
Sedangkan dalam interprentasi
penghubung atau pendukung siswa
dengan menggunakan tabel nilai “r”
memiliki akhlak yang baik. Hubungan
product moment, ternyata “r” hitung
akhlak siswa tidak dapat dilihat hanya
lebih besar dari pada “r” tabel, pada
dari minat mereka menonton sinetron
taraf signifikasi 5% (0,361), dengan
religi, tetapi bagaimana siswa tersebut
demikian hipotesa alternatif (Ha)
dapat menerapkan dan mengamalkan
diterima, sedangkan hipotesa nol (Ho)
dalam kehidupan sehari-hari.
ditolak.
Sedangkan
pada
taraf
signifikasi 1% (0,463), ternyata “r”
hitung lebih kecil dari pada “r” tabel.
Dengan demikian hipotesa alternatif
(Ha) ditolak, sedangkan hipotesa nol
(Ho) diterima. Ini berarti bahwa minat
menonton
sinetron
religi
secara
keseluruhan memiliki atau terdapat
hubungan yang positif atau signifikan
dengan akhlak siswa.
Banyak hal yang menjadi
penghubung akhlak siswa ke dalam
Saran-saran
Melihat hasil penelitian yang
dilakukan penulis di SMP Al-Islam 1
Surakarta tetang hubungan minat
menonton
sinetron
religi
dengan
akhlak siswa, pada akhirnya penulis
ingin memberikan saran yang mudahmudahan dapat diterima oleh berbagai
pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Kepada para siswa, walaupun
minat menonton sinetron religi
memiliki
hubungan
yang
positif dengan akhlak siswa,
memberikan
namun
dalam
menonton
khususnya
televisi
sinetron
religi
pengarahan
waktu
televisi
menonton
sehingga
tidak
dapat dijadikan sebagai sarana
mengganggu aktivitas belajar
pendidikan
hanya
mereka.
atau
3. Kepada
bukan
sekedar untuk hiburan
pengelola
televisi,
tren pergaulan dan jadikanlah
upayakan tidak menjadikan
menonton
media
televisi
sebagai
televisi
sebagai
suatu selingan saja, jangan
komoditas
sampai menonton dijadikan
tetapi
sebagai suatu kegiatan rutin,
memperhatikan dampak yang
dan jangan sampai menggangu
timbul dari tayangan yang
aktivitas belajar siswa.
disiarkan,
2. Kepada
orang
memberikan
dalam
tua,
dapat
pengarahan
menonton
sinetron
bisnis
semata,
mesti
pihak
harus
pengelola
juga hendaknya lebih selektif
dalam
menayangkan
suatu
acara, dan memperhatikan jam
religi sehingga anak dapat
tayang
mengetahui mana prilaku yang
disiarkan yang akan menarik
dapat dicontoh dan mana yang
banyak
tidak,
tidak mengganggu kegiatan
sehingga
menonton
acara-acara
pemirsa,
yang
sehingga
sinetron religi dapat dijadikan
siswa
sebagai
pendidikan
belajar. Dan pengelola televisi
dirumah. Dan orang tua harus
bisa mengemas acara yang
sarana
terutama
aktivitas
disuguhkan kepada pemirsa
banyaknya, baik nikmat sehat, kuat,
bukan hanya bernilai hiburan
kemudahan
akan tetapi memiliki orientasi
Islam yang menjadi tujuan hidup yang
untuk
dan
tidak akan bisa tergantikan dengan
dan
sesuatu
mendidik
memberikan
tauladan
jangan sampai menyuguhkan
tayangan-tayangan
yang
sifatnya
yang
profokatif
menyebabkan perselisihan.
dll,
terutama
apapun
sehingga
nikmat
penulis
dapat menyelesaikan karya kecil ini.
Namun
sangat
demikian,
menyadari
bahwa
penulis
masih
banyak kekurangan pada isi maupun
4. Kepada pihak sekolah SMP
susunan
kalimat,
karerna
masih
yang
penulis
Al-Islam 1 Surakarta teruslah
terbatasnya
pertahankan dan apabila perlu
ketahui. Oleh karena itu, dengan
di tingkatkan dalam mendidik,
kekurangan yang ada dalam skripsi
membimbing,
dan
ini, penulis mengharapkan saran serta
memberikan arahan kepada
kritik yang baik dan membangun dari
anak
semua pihak demi kelengkapan dan
didiknya
untuk
membentuk akhlakul karimah.
ilmu
kesesuaian skripsi.
Akhirnya penulis berdoa dan
Kata Penutup
memohon kepada Allah SWT agar
Alhamdulillah, segala puji dan
syukur penulis ucapkan kepada Allah
SWT dengan ridho dan izin-Nya serta
yang
telah
banyak
memberikan
berbagai nikmat yang tidak terhitung
skripsi ini dapat bermamfaat bagi
pembaca umumnya dan bagi penulis
khususnya. Dan hanya terimakasih
yang dapat penulis haturkan kepada
pihak yang telah ikut membantu
dengan segala keikhlasan, sehingga
terselesainya
Allah
segala
SWT
skripsi
selalu
karunia-Nya
semua. Amin.
ini.
Semoga
melimpahkan
kepada
kita
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata. 1996. Akhlak Tasawuf,
Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
Al-munjid fi al-lughah wa al-i’lam. 1989,
Berut: Dar Al- Masyriq, cet. Ke 28.
Anshari, H. Ending Saifunddin. 1982.
Agama dan Kebudayaan, Surabaya:
PT. Bina Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet. Ke-2.
Bugin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian
Kuantitatif,
Jakarta:
Kencana
Baharuddin.
2007.
Psikologi
Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Daryanto. 2010. Belajar Mengajar,
Bandung: CV Yrama Widya.
Depag RI. 2009. Al-Qur’an dan
Terjemahnya, Bandung: PT. Sigma
Examedia Arkanleema.
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi III, Jakarta: Pustaka
Setia, cet. Ke-v.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.
Effendi Onong Uchjana. 1981. DimensiDimensi
Komunikasi,
Bandung:
Penerbit Alumni.
Hamzah Yacob. 1978. Etika Islam, Jakarta:
CV. Publicita.
Helvi Tiana Rosa. 2000. “Annida” Koperasi
Insan Media Ummu Shalihat
Hidayati Arini. 1998. Televisi dan
Perkembangan
Sosial
Anak,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kartono, Kartini. 1986. Teori Keperibadian,
Bandung, Alumni, cet, Ke-8.
Kuswandi Wawan. 2008. Komunikasi
Massa Analisis Budaya Massa.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kutha Ratna, Nyoman. 2010. Metode
Penelitian (kajian budaya dan ilmu
sosial humaniora pada umumnya),
Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Mahmud.
2011.
Metode
Penelitian
Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka
Setia.
Marzuki. 2009. Prinsip Dasar Akhlak
Mulia, Yogyakarta: Debut Wahana
Press dan UNY.
Mini, Rose, A. Priyanto. 2003. Prilaku Usia
Dini Kasus dan Pemecahannya,
Yogyakarta: Kanisius.
Muhammad Azmi. 2006. Pembinaan Akhlak
Anak Usia Pra-Sekolah, Yogyakarta :
Belukar.
Qurais Shihab. 1996. Wawasan Al-Qur’an,
Bandung: Mizan, cet. Ke-1
Rosihon Anwar. 2007. Aqidah Akhlak,
Bandung: Pustaka Setia.
Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi
Acara Televisi. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Sumardi Surya Brata. 1998. Psikologi
Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press.
Yunahar
Ilyas. 2004. Kuliah Akhlak,
Yogyakarta : LPPI , cet. Ke iv
Kajian Islam : Pendidikan Anak Dalam
Islam. Oleh: Yusuf Muhammad AlHasan. Diakses pada tanggal 4
Desember 2012. www.alsofwah.or.id.