Model sains teknologi dan masyarakat untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis konsep archaebacteria

Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran
Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 24 Oktober 2015
MODEL SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS KONSEP ARCHAEBACTERIA
Faridatul Amaniyah1), Zulfiani1), Meiry Fadilah Noor1)
1)

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Email koresponden: zulfiani@uinjkt.ac.id
Abstrak

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa SMA
dengan menggunakan Model Sains Teknologi dan Masyarakat pada konsep Archaebacteria.
Metode penelitian merupakan kajian pustaka dan dokumentasi. Model Pembelajaran Sains
Teknologi dan Masyarakat menggunakan permasalahan nyata yang menggunakan konteks sosial
untuk menganalisis isu, memecahkan masalah sebagai dampak dari sains dan teknologi. Pada
konsep Bioteknologi yang melibatkan pemanfaatan prinsip dan rekayasa makhluk hidup untuk
menghasilkan produk/jasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia meliputi konsep
Archaebacteria dan Eubacteria. Model Sains Teknologi Masyarakat meliputi Insiasi, eksplorasi,
aplikasi, dan pemantapan konsep. Pengembangan Model STM pada konsep Archaebacteria dan
Eubacteria meliputi analisis kesesuaian tahapan model,materi dan indikator keterampilan

berpikir kritis yang dapat dikembangkan. Pada tahap inisiasi atau invitasi menuntut siswa berfikir
tentang ide-ide, aspek keterampilan berpikir kritis yang dapat dikembangkan yakni membangun
penjelasan sederhana. Fase eksplorasi, siswa menganalisis informasi yang telah dikumpulkan
dari kegiatan eksperimen/studi pustaka dan mensintesisnya, aspek keterampilan berpikir kritis
yang dapat dilatih yakni memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, dan
inferensi. Pada fase aplikasi konsep aspek keterampilan berpikir kritis yang dapat dilatih ialah
memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, inferensi, membuat
penjelasan lebih lanjut dan strategi taktik. Pada pemantapan konsep,guru mengelaborasi hasil
kegiatan siswa dan konfirmasi, aspek keterampilan berpikir kritis yang dapat dikembangkan
adalah inferensi, membuat penjelasan lebih lanjut dan strategi taktik.
Kata kunci: Model Sains Teknologi, Keterampilan Berpikir Kritis, Archaebacteria

PENDAHULUAN
Hasil analisis Tim Literasi sains Puspendik
tahun 2004 mengungkap kualitas pendidikan di
Indonesia masih memprihatinkan dan perlu untuk
lebih ditingkatkan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
komposisi jawaban siswa mengindikasikan lemahnya
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dasar
sains

yang sebetulnya telah diajarkan serta
keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari,
rendahnya kemampuan bernalar, ketelitian siswa,
keterbatasan kemampuan siswa mengungkapkan
pikiran dalam bentuk tulisan, dan lemahnya
kemampuan siswa dalam membaca, menafsirkan data
dalam bentuk gambar, tabel dan bentuk penyajian
lainnya (Mahyudin 2007).
Permasalahan di atas sangat berhubungan
dengan mata pelajaran sains. Sains sebagai salah satu
bidang studi dari pendidikan di sekolah sangat erat

kaitannya dengan kehidupan sehari-hari siswa dalam
masyarakat. Kecenderungan pembelajaran sains pada
masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari
sains sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan
hukum. Dalam hal ini, guru masih cenderung
mempergunakan model pembelajaran langsung,
karena dinilai lebih praktis dan lebih mudah mencapai
tujuan pembelajaran (Anas 2012). Guru hanya

menyampaikan pelajaran sains sebagai produk dan
peserta didik menghafal informasi faktual yang
diperolehnya. Akibatnya pembelajaran lebih berpusat
pada guru, sehingga pelajaran sains sebagai proses,
sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam
pembelajaran.
Hakikat IPA meliputi produk, proses, sikap
ilmiah dan teknologi. Implementasi hakikat IPA ini
diwujudkan dalam pembelajaran IPA yang disusun
melalui suatu kurikulum. Dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 Tahun 2013 pada

Copyright © 2015, ISBN 978-602-73551-0-1

Faridatul A, Zulfiani, Meiry F.N.

Standar Isi Muatan Biologi untuk peminatan
matematika dan ilmu-ilmu alam Mata Pelajaran
Biologi bahwa penerapan proses kerja ilmiah dan
keselamatan kerja di laboratorium biologi dalam

pengamatan
dan
percobaan.
Di
tingkat
SMA/MA/SMALB/PAKET C diharapkan untuk
mengaitkan biologi dengan lingkungan, teknologi,
dan masyarakat dalam memahami permasalahan
biologi pada berbagai objek dan bioproses (Salinan
Lampiran Permendikbud 64 Tahun 2013).
Dalam Kompetensi Inti dalam ranah
pengetahuan disebutkan siswa diharapkan mampu
memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya,
dan
humaniora
dengan
wawasan

kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan,
dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya
untuk
memecahkan
masalah
(Kemendikbud, 2013).
Sains Teknologi Masyarakat merupakan usaha
untuk menyajikan IPA dengan mempergunakan
masalah-masalah dari dunia nyata. Seringkali
pendekatan
sains
teknologi
masyarakat
memanfaatkan konteks sosial untuk menggali dan

menganalisis isu, serta memecahkan masalah sebagai
dampak dari sains dan teknologi. Contoh aplikasi
dalam penggunaan pendekatan STM ini yaitu,
bioteknologi.
Bioteknologi adalah pemanfaatan
prinsip-prinsip dan kerekayasaan terhadap organisme,
sistem, atau proses biologis untuk menghasilkan atau
meningkatkan
potensi
organisme
maupun
menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup
manusia (Aryulina, 2003). Bioteknologi umumnya
menggunakan mikroorganisme seperti bakteri, yang
dalam pembelajaran IPA termasuk dalam konsep
Archaebacteria dan Eubacteria.
Pembelajaran melalui model pembelajaran
Sains Teknologi Masyarakat bersifat kontekstual,
artinya langsung mengaitkan dengan kehidupan nyata
siswa. Manfaat pembelajaran Sains Teknologi

Masyarakat diantaranya kegiatan belajar menjadi
lebih menarik dan tidak membosankan, sehingga

motivasi belajar siswa akan lebih tinggi, hakikat
belajar akan lebih bermakna. Pembelajaran Sains
Teknologi Masyarakat sebagai salah satu model
pembelajaran inovatif yang memanfaatkan isu
lingkungan dalam proses pembelajaran, secara teori
mampu membentuk individu memiliki kemampuan
untuk menumbuhkan pemahaman konsep dan
keterampilan berpikir (Poedjiadi, 2010). Berpikir
kritis dapat mengembangkan kemampuan berpikir
terhadap isu-isu/masalah dan membangun argumen
yang baik (Lesley & Jane, 2013).
Anna Poedjadi (2010) menjelaskan bahwa
berpikir kritis dapat berkembang jika siswa
dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang
dirancang dalam konteks kehidupan sehari-hari siswa,
yaitu dengan pembelajaran berbasis sains teknologi
masyarakat. Kajian ini bertujuan memberikan

deskripsi Model Sains Teknologi dan Masyarakat
yang dapat mengembangkan Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Konsep Archaebacteria. Manfaat kajian
in dapat memberikan wawasan bagi pendidik
khususnya, untuk mengembangkan Keterampilan
Berpikir Kritis yang diintegrasikan dengan Model
Sains Teknologi dan Masyarakat pada konsep
Archaebacteria.
METODE
Metode penelitian adalah kajian literatur dan
dokumentasi. Penelitian dilakukan dengan melakukan
penelusuran Jurnal nasional dan internasional, buku
teks, dokumen Kurikulum 2013 dan silabus mata
pelajaran Biologi kelas X. Kajian literatur utama
diarahkan pada hasil penelitian relevan terkait Model
Sains Teknologi dan Masyarakat, Keterampilan
Berpikir Kritis dan Konsep Biologi. Instrumen
penelitian berupa Format desain pembelajaran dan
daftar checklist. Prosedur pengembangan Model Sains
Teknologi dan Masyarakat untuk mengembangkan

Keterampilan Berpikir Kritis dilakukan sebagai
berikut:
1. Mengkaji seluruh Model Sains Teknologi dan
Masyarakat dari berbagai sumber yang absah,
kemudian dipilih satu model untuk digunakan
Peneliti (Gambar 1).

|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 119-124
Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

Model Sains Teknologi dan Masyarakat untuk Mengembangkan Keterampilan ….

Gambar 1. Model sains teknologi dan masyarakat (Anna Poedjiadi, 2010)

2. Mengkaji Jenis-jenis keterampilan berpikir
khususnya
keterampilan
berpikir
kritis
selanjutnya peneliti menentukan referensi yang

bersumber dari Robert Ennis (1985) dengan 5
Kriteria Keterampilan Berpikir Kritis (KBK)
sebagaimana Tabel 1
3. Mengkaji konsep Archaebacteria, contoh
aplikasi dalam penggunaan pendekatan STM
yakni bioteknologi.
Bioteknologi adalah
pemanfaatan prinsip-prinsip dan kerekayasaan
terhadap organisme, sistem, atau proses biologis

untuk menghasilkan atau meningkatkan potensi
organisme maupun menghasilkan produk dan
jasa bagi kepentingan hidup manusia.
Bioteknologi
umumnya
menggunakan
mikroorganisme seperti bakteri, yang dalam
pembelajaran IPA termasuk dalam konsep
Archaebacteria.
4. Mendesain Model Sains Teknologi untuk

mengembangkan Keterampilan berpikir Kritis
Konsep Archaebacteria

Tabel 1 Keterampilan Berpikir Kritis
Ketrampilan Berpikir Kritis
Sub Keterampilan Berpikir Kritis
1. memfokuskan pertanyaan
Memberikan penjelasan sederhana
2. menganalisis argument
(Elementary clarification)
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang
suatu penjelasan dan tantangan
4. mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber
Membangun keterampilan dasar
5. mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
(Basic Support)
observasi
6. membuat deduksi dan mempertimbangkan
Kesimpulan
hasil deduksi
7. membuat induksi dan mempertimbangkan
induksi
8. membuat dan mempertimbangakan nilai
keputusan
9. mendefinisikan istilah
Membuat penjelasan lebih lanjut
10. mengidentifikasi asumsi
11. memutuskan suatu tindakan
Strategi dan taktik

|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 120-124
Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

Faridatul A, Zulfiani, Meiry F.N.

Tabel 2 Desain Model STM untuk Mengembangkan KBK Konsep Archaebacteria

Tahapan STM
Invitasi
LKS Praktikum
Eksplorasi (isuisu/masalah terkait
situasi nyata)
Pembentukan konsep
Diskusi Kelompok
Tanya Jawab

Aplikasi Konsep
Presentasi kelompok
Membuat solusi
terhadap
permasalahan yang
telah diajarkan
Memberikan
pertanyaan kepada
siswa
Mengajukan
pertanyaan
siswa untuk
membuat produk
berupa nata de coco
dan yogurt.
Pemantapan Konsep
Guru
mengkonfirmasi dan
elaborasi

Kegiatan Belajar
Proses interaksi ini menuntut
seseorang untuk berfikir tentang
ide-ide dan analisis yang akan
dikemukakan/
cara
mempertahankan
pandangan
tentang isu-isu tersebut

Keterampilan Berpikir
Kritis (KBK)
Membangun penjelasan
sederhana.

Siswa
mengidentifikasi
pertanyaan-pertanyaan
kristis/spesifik yang diperlukan
untuk mengarahkan isu-isu yang
dibahas
pada
materi
pembelajaran.
Menganalisis informasi yang
telah dikumpulkan dari kegiatan
eksperimen/studi
pustaka
,
mensintesis pemecahan masalah
berdasarkan hasil analisanya.
Fase eksplorasi memberikan
dasar untuk memecahkan masalah
dengan cara mencari informasi,
berpendapat,
bereksperimen,
mengobservasi, mengumpulkan
dan menganalisis data hingga
merumuskan kesimpulan.
Penyelidikan
&
aktivitas
memecahkan masalah

Memberikan
penjelasan sederhana
Membangun
keterampilan dasar,
Inferensi.

Siswa mengaplikasikan konsep
yang telah dipelajari
pada
permasalahan lain yang terkait
dan guru memberi kesempatan
kepada
siswa
untuk
menyimpulkan seluruh kegiatan
yang telah dilakukan.
Pemecahan
masalah
yang
diperoleh
masing-masing
kelompok dipresentasikan melalui
kegiatan diskusi kelas sehingga
setiap
kelompok
dapat
membandingkan
hasil
yang
mereka peroleh..

Memberikan penjelasan
sederhana, membangun
keterampilan
dasar,
inferensi,
membuat
penjelasan lebih lanjut
dan strategi taktik.

guru mengelaborasi hasil kegiatan
siswa serta meluruskan terhadap
konsepsi siswa yang keliru.

Inferensi, membuat
penjelasan lebih lanjut
dan strategi taktik.

|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 121-124
Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

Model Sains Teknologi dan Masyarakat untuk Mengembangkan Keterampilan ….

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kajian desriptif ini dilakukan dengan
menganalisis seluruh dokumen setiap variabel yang di
teliti sehingga diperoleh desain Model Sains
Teknologi dan Masyarakat untuk mengembangkan
Keterampilan Berpikir Kritis Konsep Arhcaebacteria
(Tabel 2).
Model STM terdiri atas fase invitasi,
pembentukan konsep, aplikasi dan pemantapan
konsep. Fase pertama yaitu invitasi dimana guru
mengajak siswa untuk mengungkapkan isu-isu atau
masalah terkait dengan situasi kehidupan nyata siswa.
Hal
ini
mengharuskan siswa berfikir untuk
menganalisis isu tersebut. Dengan demikian ada
interaksi antara guru dan siswa atau antara siswa
dengan siswa lain. Proses interaksi ini menuntut
seseorang untuk berfikir tentang ide-ide dan analisis
yang akan dikemukakan atau cara mempertahankan
pandangan tentang isu-isu tersebut, sehingga aspek
keterampilan berpikir kritis yang dapat muncul dan
dikembangkan
dalam
langkah
ini adalah
membangun penjelasan sederhana.

Pada fase eksplorasi, siswa mengidentifikasi
pertanyaan-pertanyaan
kristis/spesifik
yang
diperlukan untuk mengarahkan isu-isu yang dibahas
pada materi pembelajaran. Dalam hal ini, siswa
bersama kelompoknya menganalisis informasi yang
telah dikumpulkan dari kegiatan eksperimen/studi
pustaka kemudian mensintesis pemecahan masalah
berdasarkan hasil analisanya. Fase eksplorasi
memberikan dasar untuk memecahkan masalah
dengan cara mencari informasi, berpendapat,
bereksperimen, mengobservasi, mengumpulkan dan
menganalisis data hingga merumuskan kesimpulan.
Aspek keterampilan berpikir kritis yang dapat
dikembangkan dan dilatih pada tahapan ini adalah
memberikan penjelasan sederhana, membangun
keterampilan dasar, dan inferensi. Penyelidikan dan
aktivitas memecahkan masalah yang dilakukan pada
tahap ini akan mampu melatih kemampuan siswa
dalam memahami atau menginterpretasi data dan
informasi yang diperoleh, menganalisis data hasil
diskusi, memberikan
argumen-argumen dalam
kegiatan diskusi, mengambil keputusan atau
memutuskan konsekuensi yang harus diambil dari
informasi yang diperoleh terkait dengan solusi
terhadap permasalahan.

Gambar 2. Contoh LKS pada pembelajaran Model STM untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis

|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 122-124
Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

Faridatul A, Zulfiani, Meiry F.N.

Gambar 3. Contoh LKS pada pembelajaran Model STM untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis

Gambar 4. Contoh LKS pada pembelajaran Model STM untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis

|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 123-124
Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

Model Sains Teknologi dan Masyarakat untuk Mengembangkan Keterampilan ….

Pada fase yang ketiga yaitu aplikasi konsep,
siswa mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari
pada permasalahan lain yang terkait dan guru
memberi kesempatan kepada
siswa
untuk
menyimpulkan seluruh
kegiatan
yang telah
dilakukan. Pemecahan masalah yang diperoleh
masing-masing kelompok dipresentasikan melalui
kegiatan diskusi kelas sehingga setiap kelompok
dapat membandingkan hasil yang mereka peroleh.
Aspek keterampilan berpikir kritis yang dapat dilatih
dan dikembangkan pada tahap ini adalah memberikan
penjelasan sederhana, membangun keterampilan
dasar, inferensi, membuat penjelasan lebih lanjut dan
strategi taktik. Pada tahap ini, siswa diberikan
kesempatan untuk mengemukakan argumen,
memberikan penjelasan, menyatakan hasil pemikiran
yang disertai dengan bukti dan fakta, menganalisis
berbagai penjelasan dan argumen melalui forum
diskusi kelas, melakukan kegiatan diskusi dengan
menguji dan menilai berbagai argumen, dan mampu
memberikan kesimpulan berdasarkan data, informasi,
serta argumen-argumen yang dikemukan dalam
kegiatan presentasi.
Pada fase terakhir yaitu tahap pemantapan
konsep, guru mengelaborasi hasil kegiatan siswa serta
meluruskan terhadap konsepsi siswa yang keliru.
Aspek keterampilan berpikir kritis yang dapat
dikembangkan adalah inferensi, membuat penjelasan
lebih lanjut dan strategi taktik. Dalam model
pembelajaran langsung guru sangat dominan dan
guru harus mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan yang dilatihkan kepada siswa secara
langkah demi langkah, sehingga kurang melatih
keterampilan berpikir kritis siswa.
Desain pembelajaran dilengkapi bentuk
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang menerapkan
integrasi tahapan Model Sains Teknologi dan
Masyarakat dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa.
(Gambar 2,3,4)
PENUTUP
Simpulan

Kajian deskritptif ini perlu ditindaklanjuti
dengan kajian eksperimen terkait penerapannya di
kelas khususnya pada
Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliah yang menerapkan Kurikulum
2013.
DAFTAR PUSTAKA
Anas,

Kurniawan. 2012 Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Terkait
Sains Siswa SMP. Jurnal Penelitian
Pascasarjana UNDIKSHA. 2 (1), 2012.
Tersedia
dalam
http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/
jurnal_ipa/article/view/399/191

Anna Poedjiadi. 2010. Sains Teknologi Masyarakat.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Diah Aryulina dkk. 2013. Biologi 3 SMA dan MA
untuk Kelas XII. Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama.
Ennis, Robert. 1985. Goal for a Critical Thinking
Curriculum”, dalam Al Costa (ed), Developing
Minds: A Resource Book for Teaching
Thingking, Alexandra: ASCD
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.
Kompetensi Dasar Sekolah Menengah
Atas(SMA)/ Madrasah Aliyah (MA).
Lesley-Jane dkk. 2013. Critical Thingking Skills for
Education Student. Cet. 2. London: SAGE.
Mahyudin. 2007. Pembelajaran Asam Basa dengan
Pendekatan Konstektual Untuk Meningkatkan
Literasi Sains Siswa SMA. Tesis. Sekolah
Pascasarjana UPI.
Salinan lampiran standar isi tahun 2013. Tersedia
pada
http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/dok
umen/06.B.SalinanLampiranPermendikbudNo.
64th2013ttgStandarIsi.pdf.
Diakses
pada
tanggal 9 April 2015.

Model Sains Teknologi dan Masarakat dapat
mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis pada
Konsep
Archaebacteria.
Integrasi
Model
pembelajaran, Keterampilan berpikir, dan konsep
dituangkan dalam desain pembelajaran yang
diimplementasikan dalam berbagai perangkat
pembelajaran seperti Rencana Pembelajaran dan
Lembar Kerja Siswa, dan instrumen penilaian.
Saran
|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 124-124
Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria

3 51 213

Profil Keterampilan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Menggunakan Metode Penugasan Melalui Weblog

3 16 209

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR.

0 1 15

PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

0 0 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

0 0 47

MEDIA VISUALISASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK PADA KONSEP HIDROKARBON.

0 0 27

PEMBELAJARAN SISTEM SARAF BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP, KETERAMPILAN GENERIK SAINS, DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 3 28

Pengembangan Model Pembelajaran Tematik untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD Kelas Rendah

0 0 20

Keefektifan Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik SMP.

0 0 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA SERTA PENERAPANNYA PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) MASYARAKAT Popo Musthofa Kamil

0 0 5