Fenomena Perceraian Usia Lanjut Di Jepang Yang Dipengaruhi Kebebasan Wanita.

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..

i

DAFTAR ISI……… iv

BAB 1 PENDAHULUAN………....

1

1.1 Latar Belakang Masalah………... 1

1.2 Pembatasan Masalah………. 3

1.3 Tujuan Penelitian……….. 4

1.4 Metodologi……… 4

1.5 Organisasi Penulisan………. 7

BAB 2 PERCERAIAN USIA LANJUT DI JEPANG…………. 9

2.1 Jukunen Rikon……….. 9

2.1.1 Definisi Jukunen Rikon………...9

2.1.2 Latar Belakang Jukunen Rikon ………..12

2.2 Wanita Jepang Dalam Kehidupan Sosialnya………....16

BAB 3 ANALISIS KASUS-KASUS PERCERAIAN USIA LANJUT

DI JEPANG………. 24

3.1 Masalah Psikis………...24

3.1.1 Stres……… 24

3.1.1.1 Suami Memperlakukan Istri Seperti Pelayan………... 24


(2)

3.1.1.3 Kehadiran Suami Di Rumah Membuat Aktifitas Istri Menjadi

Terbatas………. 28

3.1.1.4 Istri Harus Patuh Pada Suami Dalam Segala Hal………. 30

3.1.1.5 Retired Husband Syndrom Menyebabkan Istri Tertekan Dan Sakit Secara Fisik……… 34

3.1.2 Kecemasan……….. 41

3.1.2.1 Retired Husband Syndrom Menyebabkan Istri Merasa Cemas 41 3.2 Adanya Pemicu Tindakan Jukunen Rikon………… ………...43

3.2.1 Revisi Sistem Pembagian Uang Pensiun……… 43

3.2.2 Pengaruh Drama Jukunen Rikon ………... 48

BAB 4 KESIMPULAN……….... 54

SINOPSIS……….

vi

DAFTAR PUSTAKA………... x

LAMPIRAN (Terjemahan Sinopsis Drama “Jukunen Rikon” Episode

1 s.d 9)


(3)

LAMPIRAN

(Terjemahan Sinopsis Drama “Jukunen Rikon” Episode 1 s/d 9)

Episode 1

Yutakahara Kojiro yang telah menyambut hari pensiunnya bersama istrinya Yoko, secara diam-diam merencanakan untuk mengambil kuliah percakapan bahasa Inggris dan tamasya keluar negeri untuk memulai kehidupan yang baru. Disamping itu, Yoko ternyata bertekad untuk membahas perceraian dengan suaminya. Hal itu hanya sedikit diketahui, Kojiro melihat memo yang bertuliskan “sudah bersusah payah selama 35 tahun. Yoko” yang diletakkan oleh Yoko secara diam-diam. Lalu seperti biasanya, Yoko mengantar suaminya menyelesaikan pekerjaan terakhirnya.

Kojiro yang telah menyelesaikan pekerjaanya yang terakhir, berjalan ke

department store. Dengan diselimuti rasa terima kasih kepada istrinya, ia memesan cincin. Tetapi pada waktu itu, putra sulungnya, Shunsuke bersama seorang wanita yang bernama Satomi. Satomi adalah pacar Shunsuke, mereka berencana akan menikah setelah Satomi resmi bercerai. Kedua orang tersebut akhirnya membantu memilihkan hadiah untuk Kojiro. Dan, Kenbo, anak yang dibawa oleh Satomi memanggil “papa” kepada Shunsuke.

Walaupun dia tidak mengenal Kojiro, keluarga mereka dengan penuh kesusahan melangkah ke jalan mereka masing-masing. Putri kedua mereka, Midori bersahabat dengan Tonya, seorang pria tanpa penghasilan yang berkeinginan menjadi musisi, setiap meminta uang selalu diberi oleh Midori.


(4)

Sementara itu, Yoko menetapkan untuk bekerja di toko barang impor dan mulai mencari apartemen sendiri.

Putri sulung, Kenko yang telah mengetahui tekad ibunya, bersama suaminya Zemi, Shunsuke, Midori merasa terkejut. Bagaimanapun mereka mencoba menghentikan niat untuk bercerai.

Waktu menjadi malam, semua anggota keluarga berkumpul untuk merayakan pensiunnya Kojiro dengan pesta makan malam. Yoko mulai berbicara tentang perceraian. Kenko berusaha mati-matian untuk mengalihkan topik pembicaraan.

Tak lama kemudian Shunsuke pulang ke rumah, bergabung dalam acara tersebut. Ternyata hubungan Shunsuke dengan Satomi dirahasiakannya dari keluarganya. Shunsuke berkeinginan untuk menikahi wanita tersebut secepatnya setelah wanita tersebut bisa membereskan perceraiannya.

Shunsuke yang telah disuruh untuk menghentikan hubungannya dengan Satomi membantah dengan berkata, “Aku akan menikahi Satomi.” Lalu Kojiro mengatakan bahwa betapa sulitnya sebuah pernikahan, dan bagaimana hal ini akan menjadi tidak menyenangkan jika Shunsuke menikahi Satomi. Kojiro mengatakan, “Ayah dan ibu adalah pasangan suami istri yang paling bahagia.” Yoko yang mendengar hal tersebut menjadi tidak tahan lalu tiba-tiba mengatakan, “Saya ingin bercerai.” Pernyataan Yoko membuat Kojiro menjadi bingung.

Episode 2

Yoko yang telah membuat pernyataan cerai ingin hidup terpisah dari Kojiro sampai ia menemukan rumah baru. Yoko melepaskan urusan rumah tangga


(5)

dan berusaha mati-matian mencari rumah baru. Sampai saat ini dia selalu mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan kepada Kojiro.

Kojiro menerima nasehat dari Zemi, untuk menghentikan niat istrinya itu, ia berjuang memasak dan membersihkan toilet dengan tangannya sendiri yang tidak biasa melakukan hal itu. Kojiro yang mengerti perasaan istrinya, mengeluh, “Rumah tangga seberat inikah..” Akan tetapi terhadapnya, Yoko terus menunjukkan sikap yang dingin. Tidak lama kemudian, Yoko yang telah menemukan barang yang bagus meminta Kojiro bertanggung jawab bersama, akan tetapi Kojiro menolak. Kemudian Yoko membicarakan hal itu kepada pimpinan took barang impor dimana ia bekerja, dan ternyata Satake mau menjadi orang yang bertanggung jawab. Midori mencurigai hubungan Yoko dan Satake.

Pernikahan Shunsuke dan Satomi mungkin akan membuat Yoko mempertimbangkan lagi niatnya untuk bercerai. Oleh sebab itu, Kenko, Zemi, Shunsuke dan Midori mengajak Satomi, Kenji dan Yoko untuk bertemu. Akan tetapi pertemuan tersebut diketahui oleh Kojiro dan keadaan menjadi buruk.

Suatu hari, Kojiro berkenalan dengan Tonya, seorang musisi yang tidak laku dan merupakan teman Midori, Kojiro marah. Melihat Kojiro yang seperti itu, Yoko menyerahkan sebuah catatan yang berisi permohonan tentang uang dan anak setelah bercerai. Kojiro yang masih merasa kesal dengan kejadian yang terjadi sebelumnya langsung mengatakan, “Besok bawa surat cerainya!”


(6)

Episode 3

“Besok bawa surat cerainya dan segera dicap!” Bermula dari Kojiro yang berkata seperti itu terhadap Yoko, pembicaraan mengenai perceraian menjadi semakin nyata. Yoko mengatakan bahwa sebelum bercerai ia ingin bertemu dan berbicara dengan seluruh anggota keluarga untuk mengatakan keinginannya.

Keesokan paginya, Kojiro melihat Midori yang libur dari bekerja sedang membawa alat tes kehamilan. Atas petunjuk dari Kenko, Kojiro membawa Midori ke rumah sakit. Menurut hasil pemeriksaan, diketahui Midori telah hamil dua bulan. Kojiro berpikir tentang apa yang harus ia lakukan terhadap putrinya. Ia bertukar pikiran dengan Kenko, Shunsuke dan Zemi.

Kemudian diadakan pertemuan keluarga, dalam pertemuan itu Kojiro tidak membicarakan mengenai perceraian, akan tetapi yang dibahas adalah masalah kehamilan Midori.

Keesokan paginya Kojiro menemui Tonya untuk menanyakan hal yang terjadi pada Midori secara lebih rinci. Kojiro juga bertanya kepada teman-teman Shunsuke dan Satomi. Kojiro mulai merasakan beratnya melindungi rumah tangganya, karenanya ia memohon maaf mengenai hal rumah tangga kepada Yoko, lalu hubungan mereka pun mulai membaik. Walaupun ada kalanya juga hubungan mereka memburuk.

Suatu waktu Kojiro pergi ke sebuah bar dimana Satomi bekerja, ia menunjukkan sikap yang tidak sopan kepada Satomi. Sementara itu, bersama pimpinan tokonya yaitu Satake, Yoko datang ke tempat itu. Melihat hal tersebut Kojiro segera meninggalkan kursi dengan lesu. Kojiro yang telah salah menilai


(7)

hubungan Yoko dengan Satake mulai bertanya alasan perceraian yang sebenarnya pada Yoko. Yoko bermaksud untuk membela diri, tetapi pembicaraan semakin memanas, lalu Yoko mengatakan bahwa pada hari Sabtu ia akan pergi dari rumah.

Tak lama kemudian, hari pindah rumah pun tiba. Kotaro dan anggota keluarga yang lainnya sambil menanggung pemikiran yang rumit hanya memandang kepergian mobil yang ditumpangi Yoko yang semakin menjauh. Kamar Yoko menjadi kosong, yang tersisa hanya surat cerai yang telah diisi dan kunci duplikat keluarga Yutakahara.

Episode 4

Setelah kepergian Yoko, Kojiro menjadi tidak bersemangat. Tiba-tiba, ibu Kojiro, Kikyueda datang berkunjung. Hubungan Yoko dengan Kikyueda memburuk. Kikyueda belum mengetahui bahwa hubungan Kojiro dan Yoko yang telah berpisah.

Pada waktu itu Kojiro yang telah mengikuti sekolah percakapan bahasa Inggris menderita demam tinggi. Dosennya, Saoru, membawanya ke rumah sakit, kemudian diketahui bahwa Kojiro mengalami, radang syaraf lambung dan kekurangan gizi. Rikko menerima kabar dari Saoru untuk berkumpul di rumah keluarga Yutakahara, Yoko menjadi khawatir untuk datang karena di sana ada Kikyueda. Akhirnya Kikyueda mengetahui tentang perceraian Kojiro dengan Yoko. Kikyueda mulai mengatakan hal-hal yang buruk tentang Yoko, akan tetapi Kojiro membela Yoko.


(8)

Disisi lain, Midori membulatkan hatinya untuk berterus terang memberitahukan tentang kehamilannya kepada Tonya. Midori ingin kembali kerumah.

Kojiro yang mengetahui tentang kebangkrutan Zemi, memberikan setengah dari uang pesangonnya untuk Yoko, dan sisanya dikembalikan kepada Zemi. Dilain pihak, sejak saat itu Yoko meminta dukungan Satake bagi perusahaan Zemi.

Episode 5

Melalui Yoko, Rikko dan Zemi mendapat dukungan dari toko bangunan Kobayashi milik Satake. Akan tetapi, Kojiro tidak mudah untuk mengiyakan hal itu. Dia pun menghadapi berbagai macam masalah dan kecemasan. Kojiro meminta saran kepada Saoru, guru bahasa Inggrisnya mengenai masalah dan kecemasannya. Akhirnya Kojiro pun merasa keadaannya lebih baik.

Walaupun Kojiro tetap tidak menyetujui hubungan Shunsuke dengan Satomi. Disisi lain, Kikyueda merasa khawatir melihat Kojiro yang telah bercerai dengan Yoko. Akhirnya, Kojiro diam-diam menandatangani surat cerainya. “Mulai sekarang saya akan lakukan apa yang disukai ibu. Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu karena selama ini saya sudah merepotkannya.” Diawal hari itu Kojiro mengucapkan terima kasih kepada Yoko karena sudah menempuh pernikahan bersamanya selama 35 tahun.


(9)

Episode 6

Yoko menyerahkan surat cerainya ke kantor walikota, akhirnya resmi bercerai dengan Kojiro. Kojiro melangkah kekehidupan yang baru, dia pun mulai mencari pekerjaan, sedangkan Yoko mencari pekerjaan di luar negeri. Ketika itu Zemi berselingkuh dengan seorang pengusaha, Naitoguchi, dan hal ini tidak diberitahukannya kepada Rikko. Zemi merasa tertekan dan tetap melakukan perselingkuhan itu. Akhirnya Rikko mengetahui hal tersebut, dia merasa dikhianati dan bertekad untuk keluar dari rumah. Rikko pun tidak mempedulikan Kojiro yang ingin membantunya didalam masalah ini. Akan tetapi akhirnya Rikko mau mendengarkan ayahnya, mereka mulai berbincang dan berintropeksi diri tentang pernikahan mereka masing-masing. Berpikir tentang cara untuk memperbaiki semua yang telah terjadi.

Kojiro mengizinkan Rikko untuk menginap di rumahnya, Mai pun ikut menginap di sana, dan rumah pun menjadi ramai. Disisi lain, Zemi bertekad untuk memutuskan hubungannya dengan Naitoguchi, akan tetapi Naitoguchi tidak ingin berpisah dengan Zemi.

Setelah semua kejadian itu, akhirnya Kojiro merestui hubungan Shunsuke dan Satomi untuk menikah, dan Kojiro pun menyarankaan untuk tinggal bersama. Dan keluarga ini pun diselimuti rasa bahagia. Tetapi tiba-tiba Zemi muncul, Rikko yang meminta maaf kepada Zemi langsung menyatakan ingin bercerai. Kojiro yang mendengar hal itu membujuk Rikko untuk meperbaiki hubungannya dengan Zemi, akan tetapi disisi lain, Yoko mengatakan bahwa Kojiro harus menghargai keputusan Rikko. Karena hal ini, Kojiro pun kembali bertengkar dengan Yoko dan


(10)

Kojiro pun akhirnya mengatakan dengan tegas kepada Yoko untuk tidak ikut campur didalam masalah ini.

Episode 7

Perceraian Zemi dengan Rikko pun tidak dapat dihentikan lagi. Berpisah dengan Mai, anak mereka, membuatnya sangat merasa kehilangan. Kemudian Zemi muncul lagi dengan perasaan yang sesungguhnya terhadap Rikko. Dia benar-benar tidak ingin kembali menjalin hubungan dengan Naitoguchi. Zemi pun ingin mengatakan bahwa Rikko sangat penting baginya. Akan tetapi Zemi tidak memiliki kesempatan untuk mengatakan hal tersebut.

Disisi lain, setelah peresmian perceraian mereka, sangat terlihat adanya perubahan pendekatan antara Kojiro dan Yoko. Saoru, guru bahasa Inggris Kojiro menempatkan Kojiro menjadi kepala toko supaya ada jalan untuk bertemu dengan Yoko. Midori datang dengan memberikan tiket konser untuk semua anggota keluarga Yutakahara, Yoko pun mendapat tiket tersebut. Akhirnya Rikko bertemu dengan Zemi, mereka pun menjadi kembali akrab, melihat sosok Zemi, akhirnya Rikko memutuskan untuk kembali bersamanya. Hari berganti, semua berjalan dengan lancar.

Tiba-tiba Kojiro mendapat kabar bahwa ibunya jatuh sakit dan masuk rumah sakit. Kojiro pun segera datang menjenguk ibunya. Tenyata Yoko telah berada disana. Kikyueda pun bertanya tentang kemungkinan Yoko dan Kojiro untuk kembali bersama. Tetapi Yoko mengatakan bahwa mereka telah resmi


(11)

bercerai, dan Yoko berharap setelah bercerai mereka dapat mengerti satu sama lain.

Episode 8

Kojiro bertemu Tonya yang sedang bekerja. Kojiro meminta pertanggung jawaban Tonya atas Midori yang hamil. Akan tetapi Tonya mengatakan bahwa dia tidak mau ikut campur masalah ini, dia mengatakan bahwa untuk saat ini dirinya masih belum bisa bertanggung jawab akan hal tersebut dan tidak bisa menikah dengan Midori.

Kojiro mendapat tawaran dari Satome untuk bekerja di grup relawan internasional. Karena masalah Midori, Yoko yang seharusnya memiliki pekerjaan penelitian di Eropa menjadi bingung, dan ia pun memutuskan untuk tidak pergi. Yoko merasa prihatin atas apa yang menimpa Midori, Yoko datang menemui Midori. Saat itu Midori pun mengundang Tonya untuk datang ke rumahnya. Di rumah itu Tonya mengatakan bahwa dia berjanji, nanti setelah sukses akan merawat Midori dan anaknya. Akan tetapi Yoko tidak percaya akan janji yang diberikan Tonya tersebut. Tiba-tiba Kojiro muncul dan berniat untuk mengusir Tonya.

Untuk sementara Yoko tinggal di rumah Yutakahara. Tiba-tiba Yoko mengalami demam tinggi. Kojiro yang telah berubah membuatkan bubur untuk Yoko. Beberapa hari mereka lewati bersama. Membawa Midori kerumah sakit. Kojiro berkata bahwa ia akan merawat Midori dan anaknya. Dirumah sakit, Tonya


(12)

datang bersama ibunya, ia berkata bahwa ia akan menjaga Midori dan anaknya. Akan tetapi Midori mengusir Tonya.

Diakhir cerita ini, berbagai masalah memang timbul, tetapi mereka menghadapinya dengan tenang. Kemudian tanpa berpikir, Yoko berkata, “ Apakah harus kembali kerumah ini?”

Episode 9

Setelah Yoko mengatakan ingin kembali ke rumah, Kojiro sangat marah, karena Kojiro menganggap hal ini dapat membawa kericuhan kembali di keluarga Yutakahara. Tentu saja Rikko, Shunsuke, dan Midori mengharapkan orang tua mereka untuk kembali hidup bersama. Kojiro yang merasa telah membenahi perceraian mereka selama dua bulan tetap berkata bahwa mereka tidak dapat kembali lagi bersama. Hal ini bukan dikarenakan dia tidak lagi mencintai Yoko.

Disatu sisi, Yoko mengerti akan keegoisannya sendiri. Akhirnya dia pun memutuskan untuk kembali melanjutkan penelitiannya ke luar negeri. Tiba-tiba Kojiro menelepon Yoko untuk meminta maaf atas apa yang telah terjadi di hari-hari yang lalu. Kojiro mengatakan bahwa seharusnya dirinya tidak ragu-ragu mengambil keputusan untuk mengambil jalan masing-masing.

Setelah keputusan orang tua mereka untuk mengambil jalan masing-masing, anak-anaknya pun melangkah dengan mandiri. Kemudian Shunsuke dan Satomi kembali mengurusi tempat baru mereka. Dan Midori dengan serius memikirkan hubungannya dengan Tonya, akhirnya mereka hidup bersama di apartemen yang mereka sewa. Kojiro pun mengenang masa lalunya yang bahagia.


(13)

Waktu pun berjalan, akhirnya Shunsuke dan Satome melaksanakan resepsi pernikahannya. Yoko yang melakukan penelitian di luar negeri tidak hadir didalam resepsi pernikahan tersebut. Kojiro yang mewakili keluarganya menyampaikan pidatonya.

Dia mulai bercerita tentang tulusnya perasaan, dia pun menjelaskan ketidakmatangannya terhadap perceraiannya dengan istrinya. Tiba-tiba Yoko muncul di tempat itu. Kojiro yang melihat sosok istrinya mengatakan dengan gagah, “ Sekarang, disini, saya bangga dengan aktifitas istri saya.”

Setelah semuanya berlalu, Kojiro mulai hidup seorang diri, dan tiba-tiba muncul pemberitahuan tentang kelulusannya dari grup relawan internasional. Kojiro pun merasa senang karena mendapatkan pekerjaan itu. Ketika itu Yoko pulang ke Jepang dari penelitiannya, dan mereka melakukan makan malam berdua beberapa kali di tempat yang dulu.

Kojiro akhirnya menyerahkan cincin yang dulu dibelinya sebagai ucapan terima kasih kepada Yoko, dan Yoko pun menerima cincin itu. Mereka berdua bersumpah, “Kita sudah berpisah, kita harus hidup dengan baik.” Akhirnya mereka melangkah ke jalan masing-masing.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Akhir-akhir ini, di Jepang sering terdengar kata “Jukunen Rikon”, kata ini berarti perceraian pasangan usia lanjut. Perceraian pasangan usia lanjut di Jepang saat ini meningkat dan menjadi sebuah fenomena. Dalam perceraian seperti ini, biasanya istri yang mengajukan perceraian kepada suami. (Taniguchi, Mariko. Seminar: The Number of Marriages and Divorce in Japan. Japan, 26 Mei 2006)

Hiromi Ikeuchi, seorang konselor pernikahan seperti yang dimuat di dalam sebuah situs di internet yang bernama Smart Marriages mengatakan bahwa dalam sebuah kasus dimana sang suami bekerja mencari nafkah dan sang istri tinggal di rumah, kemungkinan terjadinya perceraian usia lanjut sangat tinggi. Pasangan usia lanjut yang telah mendekati masa pensiun, sama sekali tidak memiliki percakapan dan hubungan yang nyata. Menghabiskan waktu bersama merupakan tekanan dan beban yang sangat luar biasa bagi istri.(Sakurai, Joji. Divorce Rate for Japan’s Elderly Couples is Growing. Maret 2000)

Beberapa wanita Jepang melihat suami sebagai sebuah penghambat untuk menikmati hari tua. Sering kali setelah pensiun, sang suami mulai menguasai tiap aspek dalam kehidupan. Banyak orang Jepang yang pensiun cenderung untuk bergantung pada istri, lalu menghabiskan waktu-waktu mereka di rumah sehingga membuat istri merasa tidak bebas.(Reynolds, Isabel. Middle Aged Divorce: Japan Baby Boomers Face Late- Life Divorce Risk. Harudanji, 3 Januari 2006)


(15)

Istri ingin bebas dari pekerjaan rumah tangga dan juga kewajibannya terhadap sang suami, selain itu istri juga menginginkan agar dirinya juga dapat memiliki kebebasan secara keuangan agar dapat mempergunakan uang tersebut untuk keperluan dirinya sendiri.

Sejak dahulu, para suami di Jepang tidak diharapkan untuk membantu istri mereka memasak, mencuci atau membersihkan rumah. Sebuah gaya lama, tiga kata dari suami untuk istri setelah pulang ke rumah dari bekerja adalah 飯 meshi

(makanan), 風呂 furo (mandi) dan お茶 ocha (teh). Beberapa wanita menyadari

bahwa 20 atau 30 tahun sudah cukup untuk suami istri hidup bersama, dan pada saat yang sudah tak tertahankan lagi, mereka mengambil sebuah alternatif yaitu bercerai. Perceraian usia lanjut yang meningkat ini disebabkan karena keinginan wanita akan sebuah kebebasan dan diperkirakan akan memuncak pada tahun 2007 karena adanya rencana pemerintah untuk mengubah sistem pensiun di Jepang, hukum direvisi, dimana mantan istri diijinkan untuk mengklaim setengah dari uang pensiun suami. (Osedo, Hirosi. Wives Retiring From Marriage. The Courier Mail, Japan: 24 Februari 2006)

Jonathan Head dari BBC Tokyo (BBC News 2006) mengatakan bahwa meningkatnya kemarahan istri dikarenakan sedikitnya kontribusi suami di dalam kehidupan rumah tangga mereka. Permintaan istri untuk bercerai juga dikarenakan oleh suami yang setelah pensiun tetap tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mengubah kebiasaan mereka tersebut.(Japan Retired Divorce Rate Soars. BBC News, 2006)


(16)

Di Jepang, fenomena perceraian usia lanjut juga tergambar di dalam sebuah film drama. Film drama tersebut diberi judul Middle Aged Divorce dengan judul asli 熟 年 離 婚 Jukunen Rikon (Perceraian usia lanjut), bercerita tentang

perceraian pada pasangan usia lanjut. Film drama ini sangat laris, terlihat dari hasil J-Dorama Weekly Rating tanggal 24 November 2005 yang menyebutkan bahwa film drama 熟 年 離 婚 Jukunen Rikon (Perceraian usia lanjut) berada di

rating tertinggi mengalahkan drama-drama Jepang lainnya.

Cerita di dalam film drama 熟 年 離 婚 Jukunen Rikon ini nampaknya

hampir mirip dengan kasus-kasus perceraian usia lanjut di Jepang yang terjadi saat ini. Suami yang menghabiskan sebagian besar waktunya selama puluhan tahun hanya untuk pekerjaannya, anak-anak yang mulai tumbuh dewasa, dan istri yang mengisi waktunya di luar rumah. Saat suami memasuki masa pensiun, istri meminta sebuah perceraian. Hal ini akan penulis buktikan melalui analisis kasus-kasus.

1.2PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu hanya membahas tentang fenomena perceraian usia lanjut di Jepang yang dipengaruhi oleh kebebasan wanita dan kasus-kasus serupa yang terjadi di Jepang pada kurun waktu tahun 2000-2006 dengan menggunakan metodologi Fenomenologi Eksistensial.


(17)

1.3TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penulisan skripsi yang berjudul “Fenomena Perceraian Usia Lanjut Di Jepang Yang Dipengaruhi Kebebasan Wanitaadalah untuk menjelaskan latar belakang dan hal-hal yang mempengaruhi perceraian usia lanjut di Jepang.

1.4METODOLOGI

Di dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metodologi Fenomenologi eksistensial. Fenomenologi eksistensial adalah sebuah metode pemikiran yang berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya serta gejala-gejala terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu dengan berpangkal kepada eksistensi. Eksistensi merupakan cara manusia berada di dalam dunia. Bereksistensi berarti menciptakan dirinya secara aktif, hal ini juga dapat diartikan berbuat, menjadi, dan merencanakan. Setiap saat manusia menjadi lebih atau kurang dari keadaannya. Dalam hal ini manusia dipandang sebagai terbuka, manusia terikat kepada dunia sekitarnya, terlebih lagi kepada sesama manusia (Hadiwijono 1980:148-149).

Fenomenologi eksistensial sebagai metode juga dikemukakan oleh K.Bertens (1987) di dalam buku yang berjudul “Fenomenologi Eksistensial”. Ia beranggapan bahwa fenomenologi eksistensial semestinya diarahkan langsung pada persoalan-persoalan pokok (Bertens 1987:5).

Fenomenologi eksistensial bermula dari pemikiran Martin Heidegger yang menggunakan keberadaan manusia yang selalu menempatkan diri di tengah-tengah dunia sekitarnya. Hannah Arent yang kemudian menjadi seseorang yang


(18)

pertama menggunakan fenomenologi eksistensial setelah Martin Heidegger. Ilmuwan ini sangat peduli pada topik-topik seperti tindak kekerasan, kerinduan, keterbatasan, konflik, kekuasaan, dan kematian. Akan tetapi Arent lebih menekuni teori ilmu politik dalam permasalahannya dengan etnik. Masih banyak lagi tokoh yang mengembangkannya seperti dalam isu gender, kebebasan, hari tua, dan kesusastraan (Agus Salim 2001:107).

Menurut Moleong (1988:7-8), pendekatan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Peneliti fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti. Yang ditekankan adalah subyek dari perilaku orang. Mereka berusaha untuk masuk ke dunia konseptual para subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang mereka kembangkan di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari.

Di dalam fenomenologi eksistensial yang ditekankan adalah aspek subyektif dari perilaku budaya. Mereka berusaha masuk ke dalam dunia subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga peneliti mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian dikembangkan di dalam kehidupan sehari-hari. Subyek penelitian dipercaya memiliki kemampuan untuk menafsirkan pengalamannya melalui interaksi. Peneliti tidak menggarap data secara mentah. Peneliti cukup arif dengan cara memberikan “tekanan” pada subyek untuk memaknai tindak budayanya, tanpa mengabaikan realitas. Istilah fenomena berkaitan dengan suatu persepsi yaitu kesadaran. Fenomenologi eksistensial berupaya menggambarkan


(19)

fenomena kesadaran dan bagaimana fenomena itu tersusun. Dengan adanya kesadaran ini, pemerhati kebudayaan dan pelaku kebudayaan juga memiliki kesadaran tertentu terhadap yang mereka alami. Pengalaman yang dipengaruhi oleh kesadaran itu, pada saatnya akan memunculkan permasalahan baru dan diantaranya akan terkait dengan ihwal seluk-beluk kebudayaan itu sendiri, yaitu seberapa jauh data tersebut benar-benar dapat melukiskan gejala yang ada tersebut. Kebudayaan ditempatkan di dalam pikiran-pikiran dan hati manusia. Pemikiran dan hati ini akan nampak dalam suatu tindakan (Endraswara 2006:67-68).

Menurut Kierkegaard, fenomenologi eksistensial juga mendeskripsikan fase-fase dari perjalanan kehidupan manusia (Bertens 1987:11).

Dalam penelitian ini, juga dilakukan suatu pendeskripsian, yaitu berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasi. Pendeskripsian ini juga meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, atau pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Data-data yang ada dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis. Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisis harus berdasarkan fakta-fakta yang nyata, bukan didasarkan pada daya khayal, perkiraan, legenda, dan sebagainya. Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisis. Semua masalah harus dicari sebabnya serta pemecahannya dengan menggunakan analisis yang logis. Fakta yang mendukung dan semua kejadian dicari


(20)

sebab-akibat dengan menggunakan analisis yang tajam. Penelitian ini menyelidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain dengan menggunakan kasus-kasus yang ada. Kasus-kasus yang ada digunakan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas ataupun status dari individu (Nasir, Moh 1988:43,46).

Pada penelitian ini juga digunakan analisis pada kasus-kasus. Definisi dari penelitian kasus (studi kasus):

“Penelitian kasus atau studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.” (Maxfield, 1930:117).

Hasil analisis kebudayaan berusaha mendapatkan kesimpulan tentang suatu masalah yang sedang dipelajari berdasarkan berbagai informasi yang terkait dengan masalah tersebut. Informasi yang dikumpulkan terkait dengan realitas internal yang terletak dalam diri manusia (pendapat, keyakinan, nilai) dirumuskan secara interpretatif subjektif. Fenomena-fenomena yang muncul di lapangan terkait dengan masalah yang diteliti merupakan data yang paling penting untuk dipahami dalam konteks interaksi sosial antar manusia dalam konteks masyarakat yang bersangkutan (Endraswara 2006:171-172).

1.5 ORGANISASI PENULISAN

Penulisan skripsi ini terdiri dari empat bab, yang mana setiap babnya terdiri atas sub-sub bab. Bab I, Pendahuluan, Pendahuluan terdiri dari sub-sub bab, seperti Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian,


(21)

Metodologi, serta Organisasi Penelitian. Bab II, Perceraian Usia Lanjut Di Jepang, terdiri dari Definisi dan Latar Belakang Jukunen Rikon, serta Wanita Jepang dalam kehidupan sosialnya. Bab III, Analisis Kasus-Kasus Perceraian Usia Lanjut Di Jepang, berisi tentang analisis kasus-kasus perceraian usia lanjut di Jepang dalam kurun waktu dari tahun 2000-2006. Bab IV, Kesimpulan, bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapatkan Penulis dari hasil analisis pada bab III.

Organisasi penulisan ini Penulis gunakan agar masalah yang ingin dicapai dapat dijelaskan secara teratur dan pembaca skripsi ini memahami isinya secara


(22)

BAB IV

KESIMPULAN

Dari berbagai data yang didapat dan analisis yang dilakukan pada

kasus-kasus di dalam Bab III, maka penulis memperoleh kesimpulan mengenai latar

belakang dan hal-hal yang mempengaruhi perceraian usia lanjut di Jepang.

Latar belakang perceraian usia lanjut antara lain, yaitu

1. Istri mengalami stres, hal ini disebabkan karena :

a. Suami memperlakukan istri seperti pelayan. Istri diwajibkan untuk

melayani suami sepanjang waktu. (lihat kasus I)

b. Suami menganggap istri sebagai ibu. Suami seolah-olah tidak

mampu melakukan apapun untuk dirinya sendiri sehingga selalu

membutuhkan pertolongan sang istri. (lihat kasus II dan III)

c. Kehadiran suami di rumah membuat aktifitas istri menjadi terbatas.

(lihat kasus IV)

d. Istri harus patuh pada suami dalam segala hal. (lihat kasus V dan

VI)

e. Retired husband syndrom menyebabkan istri tertekan dan sakit secara fisik. Istri tertekan dan terserang penyakit. (lihat kasus VII

dan VIII)

2. Istri mengalami kecemasan. Suami yang pensiun membuat istri merasa


(23)

Hal-hal yang mempengaruhi perceraian usia lanjut di Jepang adalah adanya

pemicu tindakan Jukunen Rikon tersebut, yaitu :

1. Revisi sistem pembagian uang pensiun. Hal ini mendorong istri untuk

bercerai dari sang suami saat pensiun karena istri diijinkan untuk

mengklaim sebagian dari uang pensiun suami. (lihat kasus X dan XI)

2. Pengaruh drama Jukunen Rikon. Dalam kasus di atas dapat dilihat bahwa ada kecenderungan bentuk perceraian dipengaruhi oleh drama


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Yamanaka, Akiko, Changing Roles of Japanese Women (November 1998). BBC News, 14 November 2006.

BBC news –Japanese version- 13 November 2006. China Daily News, 1 Juni 2006.

Diamond, Jed, Retired Husband Syndrome: Are Women Getting Sick of Their Husbands? (2006).

Endraswara, Suwardi, 2006, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Pustaka Widyatama: Yogyakarta. Faiola, Anthony, Sick of Their Husbands in Graying Japan: Stress Disorder

Diagnosed in Many Women After Spouses Retire. (Washington Post Foreign Service, Oktober 2005).

Friedman, Seth, Women in Japanese Society: Their Changing Roles (December 1992)

Gender Stratification and the Lives of Women. Country-Guide-Study Japan. (January 1994)

George, L, View Full Version : Divorce (Januari 2004)

Ikeuchi, Hiromi, Rikon Taikiso. (Asahi Shinbun, 6 Februari 2006).

Iwao, Sumiko, 1993, The Japanese Woman: Traditional Image and Changing Reality, The Free Press: New York.

J-Dorama, Whats The Most Popular Ones Now. P.1 (24 November 2005) Japan Retired Divorce Rate Soars. (BBC News, 2006)


(25)

Japan Times, 5 Oktober 2006, “As of April, spouses will be eligible for up to half of partner's pensions”).

Jeffrey M Leving and Glenn Sack, Sometime its Husbands Getting Dumped. (Mens News Daily, 2006) .

Jurnal Asia Pasific, 2006, “What Women Want: Finding Fulfillment in Japan and America”).

Koujien, Daiyonhan 1, Iwanami Shoten, 1991 Koujien, Daiyonhan 2, Iwanami Shoten, 1991

Mainichi-News, Divorce taking deadly toll on senior men. (Oktober 2005) Mariaini, Fosco, Japan: Patterns of Continuity. Tokyo: Kondansha, 1984 Maxfield, F.N., The Case Study. Educ..Res..Bull.. 9.

Middle-Aged Divorce, Pantheon.Yale.Edu. (Archive Oktober 2005) Nasir, Moh,1988, Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.

National Institute of Population and Social Security Research. (Divorce Info 2005)

Osedo, Hirosi, Wives Retiring From Marriage. (The Courier Mail, Japan: 24 Februari 2006) Pantheon: Middle Aged Divorce. (Archives, 15 Oktober 2005)

Reynolds, Isabel, Middle Aged Divorce: Japan Baby Boomers Face Late- Life Divorce Risk. (Harudanji, 3 Januari 2006)

Christopher, Robert. C., The Japanese Mind (New York: Fawcett Columbine, 1983)

Sakurai, Joji, Divorce Rate for Japan’s Elderly Couples is Growing. (Archive: Maret 2000) Sievers, Sharon. L., Flowers in Salt (Stanford: Stanford University Press, 1983)


(26)

Mishima, Sumie, The Broader Way : A Women’s Life in The New Japan ( Westport: Greenwood Press, 1971)

Surakhmad, Winarno, 1990, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik. Jakarta: Galia Indonesia.

Kakuchi, Suvendrini, Japan: Wives Stash Cash to Freedom. ( 2006 )

Taniguchi, Mariko, Seminar: The Number of Marriages and Divorce in Japan. (Japan, 26 Mei 2006)

The London-Find Articles, 4 Mei 2006

The Washington Post, -Japanese Version-18 Oktober 2005 Ueda, Yoko, Women in Japanese Society. 2001


(27)

女性

自由

熟 年 離 婚 現 象

エ マ ャ

0242005

タキ

教大学文学部

日本文学科

バン


(28)

序論

日本 熟年離婚 ケース 増加

現象化

い 現代

性 主人 老年

生活 満喫 障 害 物

う い

一 あ 思 い

多い 主人 定 年 退 職

い い

後 家庭

あ 側面 握 場合

あい

多い 定 年 退 職

い い

妻 依存

日々 家 過 傾向

い う

あ 妻 自由 感 あ

一 ー タ ー 演 劇 熟 年 離 婚 う 現 象

一組

夫婦

通 描

い い 序論文 熟年離婚 い 理由


(29)

本論

結婚 女性 家 多 い 結果 家事

女性 実権 握 い あ あ 問題

い 女

性 主人 言う 聞 い あ 多 家庭

妻 家計

子供 教 育

うい

キャ ア 生活様式

い う

取 責任者

役割

果 い

昔 日本 女性 家 い 主人 子供 主人 親 面倒

見 子供 自分 親 結婚 主人 従 順

い 言わ 一 生

い う

自分 自由 時間 持 い

主人 家 い 妻 主人 面倒

い い い 自分 好 友達 べ

電話 話 時間 自由 使う

主人 定 年 退 職

い い

家 い う妻 地獄

あ 自分 時間 持 自由 行動

う う

う 主人 妻 障 害 物

う い


(30)

あ 妻 ス ス 場合 あ 主人 定 年 退 職

い い

妻 嫌い あ 妻 起 ス ス 身体

病 症

う う

熟年離婚 妻 主人 現役中無視

え う

感 多

場合 時間 外 費

好 主人 仕事 忙

家庭 時間 割 子供 面倒

見 い いう

い い 退 職

主人 妻 手伝い 取

う う 妻 不満 ス ス 起 あ

ス ス 結果 妻 離婚 う あ 新 い

退 職 金 分 配 割

い いわ

発布 熟年離婚 増加

助 長


(31)

結論

熟 年 離婚現象

分析 結果 次 結論 引 出

1.熟年離婚 妻 主人 退 職

時間 行動

う う

自由

感 あ ス ス

2. 退 職 金 分 配 改 正 法

い い い いほう

発布 熟年離婚 増加

助 長


(1)

Universitas Kristen Maranatha Mishima, Sumie, The Broader Way : A Women’s Life in The New Japan

( Westport: Greenwood Press, 1971)

Surakhmad, Winarno, 1990, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik. Jakarta: Galia Indonesia.

Kakuchi, Suvendrini, Japan: Wives Stash Cash to Freedom. ( 2006 )

Taniguchi, Mariko, Seminar: The Number of Marriages and Divorce in Japan. (Japan, 26 Mei 2006)

The London-Find Articles, 4 Mei 2006

The Washington Post, -Japanese Version-18 Oktober 2005 Ueda, Yoko, Women in Japanese Society. 2001


(2)

女性

自由

熟 年 離 婚 現 象

エ マ ャ

0242005

タキ

教大学文学部

日本文学科

バン


(3)

Universitas Kristen Maranatha

序論

日本 熟年離婚 ケース 増加

現象化

い 現代

性 主人 老年

生活 満喫 障 害 物

う い

一 あ 思 い

多い 主人 定 年 退 職

い い

後 家庭

あ 側面 握 場合

あい

多い 定 年 退 職

い い

妻 依存

日々 家 過 傾向

い う

あ 妻 自由 感 あ

一 ー タ ー 演 劇 熟 年 離 婚 う 現 象

一組

夫婦

通 描

い い 序論文 熟年離婚 い 理由


(4)

Universitas Kristen Maranatha

vii

本論

結婚 女性 家 多 い 結果 家事

女性 実権 握 い あ あ 問題

い 女

性 主人 言う 聞 い あ 多 家庭

妻 家計

子供 教 育

うい

キャ ア 生活様式

い う

取 責任者

役割

果 い

昔 日本 女性 家 い 主人 子供 主人 親 面倒

見 子供 自分 親 結婚 主人 従 順

い 言わ 一 生

い う

自分 自由 時間 持 い

主人 家 い 妻 主人 面倒

い い い 自分 好 友達 べ

電話 話 時間 自由 使う

主人 定 年 退 職

い い

家 い う妻 地獄

あ 自分 時間 持 自由 行動

う う

う 主人 妻 障 害 物

う い


(5)

Universitas Kristen Maranatha

あ 妻 ス ス 場合 あ 主人 定 年 退 職

い い

妻 嫌い あ 妻 起 ス ス 身体

病 症

う う

熟年離婚 妻 主人 現役中無視

え う

感 多

場合 時間 外 費

好 主人 仕事 忙

家庭 時間 割 子供 面倒

見 い いう

い い 退 職

主人 妻 手伝い 取

う う 妻 不満 ス ス 起 あ

ス ス 結果 妻 離婚 う あ 新 い

退 職 金 分 配 割

い いわ

発布 熟年離婚 増加

助 長


(6)

Universitas Kristen Maranatha

ix

結論

熟 年 離婚現象

分析 結果 次 結論 引 出

1.熟年離婚 妻 主人 退 職

時間 行動

う う

自由

感 あ ス ス

2. 退 職 金 分 配 改 正 法

い い い いほう

発布 熟年離婚 増加

助 長