Studi Mengenai Hubungan Achievement Goal Orientation Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Pada Siswa IPS Kelas XI SMA "X" Bandung.

(1)

ii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini berjudul studi mengenai hubungan antara achievement goal orientation dengan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas

XI SMA “X” Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran mengenai ada tidaknya hubungan antara achievement goal orientation dengan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI

SMA “X”Bandung. Rancangan penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian korelasi dengan teknik korelasi. Penelitian ini menggunakan teori Achievement goal orientation dari Pintrich & Schunk, 2002.

Populasi penelitian ini adalah siswa IPS kelas XI di SMA ”X”, Bandung

sebanyak 30 orang siswa. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui ahievement goal orientation adalah alat ukur yang diciptakan oleh Elliot & McGregor (2001) yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti dengan nilai validitas 0,78 ampai denan 0,91 dan niali reliabilitas 0,80 sampai dengan 0,87.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan yang signifikan antara performance avoidance goal orientation, mastery approach goal orientation, mastery avoidance goal orientation dengan nilai mata

pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI SMA “X” Bandung, dan tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara performance approach orientation dengan nilai

mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI SMA “X” Bandung. Terdapat

faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar. Pada penelitian ini ditemukan bahwa tuntutan orangtua untuk mendapatkan prestasi tinggi, suasana kelas, dan frekwensi kehadiran di kelas berhubungan dengan tinggi-rendahnya nilai mata pelajaran akuntansi.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka, peneliti mengajukan saran untuk diadakannya penelitian lanjutan mengenai hubungan achievement goal orientation dengan prestasi belajar pada jenjang pendidikan yang berbeda, misalnya, SD, SMP atau Perguruan tinggi. dan juga melakukan penelitian mengenai hubungan achievement goal orientation, dengan lebih dari 1 mata pelajaran agar lebih bervariasi. Kepada Guru yang mengajar pada kelas IPS agar memberikan penyuluhan kepada siswa untuk dapat meningkatkan motivasi siswa miliki sehingga siswa dapat memiliki semangat untuk masuk sekolah. Memberikan informasi pada pihak sekolah bahwa terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar selain achievement goal orientation. Kepada Orangtua siswa, memberikan pengertian bahwa tuntutan orangtua pada anak untuk mendapatkan prestasi yang tinggi adalah bentuk perhatian yang diberikan pada orangtua pada anak yang dapat memotivasi anak untuk dapat meraih prestasi.


(2)

vii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………i

ABSTRAK………...……….ii

KATA PENGANTAR………..………iii

DAFTAR ISI………..….…....vii

DAFTAR TABEL………....xi

DAFTAR BAGAN………...……...xii

DAFTAR LAMPIRAN………..…....xiii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………1

1.2 Identifikasi Masalah………..8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian……….8

1.3.2 Tujuan Penelitian………..8

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis……….8


(3)

viii

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Kerangka Pemikiran……….9

1.6 Asumsi………19

1.7 Hipotesis Penelitian………19

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motif Berprestasi 2.1.1 Pengertian motif………..20

2.1.2 Penggolongan motif………..………..21

2.1.3 Proses motif………22

2.1.4 Prinsip dasar Motif………...………..24

2.1.5 Ciri-ciri Motif………...………..25

2.1.6 Pengertian Motif berprestasi………..26

2.1.7 Proses Motif berprestasi……….27

2.1.8 Perkembangan Motif Berprestasi Pada Masa Remaja………29

2.2 ACHIEVEMENT GOAL ORIENTATION………...30

2.2.1 Jenis-jenis Achievement Goal Orientation……….31

2.2.2 Faktorfaktor yang Mempengaruhi Achievement Goal Orientation……33

2.3 Prestasi belajar 2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar……….………39

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...40

2.4 Remaja. 2.4.1 Pengertian remaja………...43


(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha 2.4.1.1 Konteks dalam adolescence yang mempengaruhi

perkembangannya...44

2.4.1.2 Lima hal yang berkembang dalam kehidupan psikososial adolescence, dan berpotensi menimbulkan masalah...44

2.4.2 Perkembangan kognitif remaja………...47

2.4.3 Interaksi dengan guru...50

2.4.4 Interaksi dengan teman sebaya...50

2.4.5 Orang Tua dan Sekolah...51

2.5 Pentingnya Masa Remaja dalam Pencapaian Prestasi...52

2.6 Remaja dan Sekolah...52

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian………..55

3.2 Bagan Rancangan Pednelitian……….55

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel Penelitian………..56

3.3.2 Definisi Operasional 3.3.2.1 Definisi Operasional Achievement Goal Orientation………..56

3.3.2.2 Definisi Operasional Prestasi Belajar………..57

3.4 Alat Ukur 3.4.1 Alat Ukur Achievement Goal Orientation………..57

3.4.2 Data Penunjang………...58 3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur


(5)

x

Universitas Kristen Maranatha

3.4.4.1 Uji Validitas……….……58

3.4.4.2 Uji Reliabilitas……….…………61

3.5 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 3.5.1 Populasi Sasaran………..62

3.5.2 Karakteristik Populasi………...62

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel………...….63

3.6 Tenik Analisis data……….……….63

3.7 Hipotesis Statistik………65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden...67

4.2 Hasil Penelitian...68

4.3 Pembahasan...69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...83

5.2 Saran...84

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Survey awal……….7

Tabel 2.1 Tabel Achievement Goal orientation………..33

Tabel 3.1 Tabel Pembagian Kuesioner Achievement Goal Orientation………..57

Tabel 3.2 Tabel Skor Achievement Goal Orientation……….58

Tabel 4.1 Responden berdasarkan jenis kelamin……….55

Tabel 4.2 responden berdasarkan usia……….55


(7)

xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.5 Kerangka pikir………18 Bagan 2.1 Skema Motif………..….23 Bagan 3.1 Rancangan Penelitian………55


(8)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Validasi Achievement Goal Orientation.

LAMPIRAN 2 Output SPSS untuk Pengujian Hipotesis (AGO dan nilai akuntansi) LAMPIRAN 3 Tabulasi silang data penunjang dengan nilai akuntansi.

LAMPIRAN 4 Kuesoner data penunjang

LAMPIRAN 5 Kuesioner Achievement Goal Orientation LAMPIRAN 6 Sejarah dan visi misi SMA “X” Bandung


(9)

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 1

Validasi Achievement Goal Orientation

Item Korelasi T-hitung T-tabel Kesimpulan X_1 0.921 12.510 1.701 Valid X_2 0.785 6.705 1.701 Valid X_3 0.920 12.421 1.701 Valid X_4 0.844 8.327 1.701 Valid X_5 0.838 8.126 1.701 Valid X_6 0.895 10.617 1.701 Valid X_7 0.886 10.111 1.701 Valid X_8 0.931 13.496 1.701 Valid X_9 0.850 8.538 1.701 Valid X_10 0.825 7.725 1.701 Valid X_11 0.904 11.189 1.701 Valid X_12 0.837 8.094 1.701 Valid

Tabel 1.1 Tabel validitas Achievement goal orientation.

Reabilitas Achievement Goal Orientation

Dimensi Alpha

T-hitung T-tabel X1 0.8660 9.164 1.701 Kesimpulan X2 0.8437 8.317 1.701 Reliabel X3 0.8771 9.663 1.701 Reliabel X4 0.8417 8.249 1.701 Reliabel Tabel 1.2 tabel reabilitas Achievement goal orientation.


(10)

Universitas Kristen Maranatha Output validasi Achivement Goal Orientation.

Tabel 1.3 outout validasi Achievement goal orientation pada tipe performance approach goal orientation.

Tabel 1.4 outout validasi Achievement goal orientation pada tipe performance avoidance goal orientation. Correlations

1.000 .617** .871** .921**

. .000 .000 .000

30 30 30 30

.617** 1.000 .539** .785**

.000 . .002 .000

30 30 30 30

.871** .539** 1.000 .920**

.000 .002 . .000

30 30 30 30

.921** .785** .920** 1.000

.000 .000 .000 .

30 30 30 30

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N X_1 X_2 X_3 X1 Spearman's rho

X_1 X_2 X_3 X1

Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). **.

Correlations

1.000 .584** .646** .844**

. .001 .000 .000

30 30 30 30

.584** 1.000 .630** .838**

.001 . .000 .000

30 30 30 30

.646** .630** 1.000 .895**

.000 .000 . .000

30 30 30 30

.844** .838** .895** 1.000

.000 .000 .000 .

30 30 30 30

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N X_4 X_5 X_6 X2 Spearman's rho

X_4 X_5 X_6 X2

Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). **.


(11)

Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.5 outout validasi Achievement goal orientation pada tipe mastery approach goal orientation

.

Tabel 1.6 outout validasi Achievement goal orientation pada tipe mastery avoidance goal orientation. Correlations

1.000 .742** .557** .886**

. .000 .001 .000

30 30 30 30

.742** 1.000 .811** .931**

.000 . .000 .000

30 30 30 30

.557** .811** 1.000 .850**

.001 .000 . .000

30 30 30 30

.886** .931** .850** 1.000

.000 .000 .000 .

30 30 30 30

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N X_7 X_8 X_9 X3 Spearman's rho

X_7 X_8 X_9 X3

Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). **.

Correlations

1.000 .722** .493** .825**

. .000 .006 .000

30 30 30 30

.722** 1.000 .678** .904**

.000 . .000 .000

30 30 30 30

.493** .678** 1.000 .837**

.006 .000 . .000

30 30 30 30

.825** .904** .837** 1.000

.000 .000 .000 .

30 30 30 30

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N X_10 X_11 X_12 X4 Spearman's rho

X_10 X_11 X_12 X4

Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). **.


(12)

Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 2

Output SPSS untuk Pengujian Hipotesis (AGO dan nilai akuntansi)

Tabel 2.1 tabel pengujian hipotesis Achievement goal orientation dengan nilai akuntansi (output SPSS).

Hasil Pengujian Hipotesis

Dimensi Korelasi T-hitung T-tabel Kesimpulan X1 0.3190 1.781 2.048 Tdk Signifikan X2 0.4530 2.689 2.048 Signifikan X3 0.5380 3.377 2.048 Signifikan X4 0.5410 3.404 2.048 Signifikan

Tabel 2.2 tabel pengujian hipotesis Achievement goal orientation dengan nilai akuntansi. Correlations

1.000 .120 .693** .058 .319

. .528 .000 .760 .086

30 30 30 30 30

.120 1.000 .292 .330 .453*

.528 . .118 .075 .012

30 30 30 30 30

.693** .292 1.000 .157 .538**

.000 .118 . .407 .002

30 30 30 30 30

.058 .330 .157 1.000 .541**

.760 .075 .407 . .002

30 30 30 30 30

.319 .453* .538** .541** 1.000

.086 .012 .002 .002 .

30 30 30 30 30

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N X1 X2 X3 X4 Y Spearman's rho

X1 X2 X3 X4 Y

Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). **.

Correlation is significant at the .05 level (2-tailed). *.


(13)

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 3

Tabulasi silang IQ siswa dengan nilai mata pelajaran akuntansi

IQ Nilai akuntansi

IQ

TOTAL Diatas rata-rata cerdas Sanagat cerdas

Nilai rendah 3

100% 6 54,5% 9 56,3% 18 60%

Nilai tinggi 5

45,5%

7 43,8%

12 40%

TOTAL 3

100% 11 100% 6 100% 30 100%

tabel 3.1 tabel tabulasi silang IQ dengan nilai akuntansi.

Tabulasi silang data penunjang dengan nilai mata pelajaran akuntansi

Dukungan ortu Nilai akuntansi Dukungan orangtua TOTAL kurang mendukung Cukup mendukung Sanagat mendukung

Nilai rendah 1

100% 13 58,5% 4 66,7% 18 60%

Nilai tinggi 10

43,5%

2 33,3%

12 40%

TOTAL 1

100% 23 100% 6 100% 30 100%

Tabel 3.2 tabel tabulasi silang dukungan orang tua terhadap pilihan sisa masuk kelas IPS dengan nilai akuntansi.

Tuntutan ortu nilaiakuntansi Tuntutan orangtua TOTAL Tidak menuntut Cukup menuntut

menuntut Sangat

menuntut

Nilai rendah 1

100% 7 70% 6 42,9% 4 80% 18 60%

Nilai tinggi 3

30% 8 57,1% 1 20% 12 40% TOTAL 1 100% 10 100% 14 100% 5 100% 30 100%

Tabel 3.3 tabel tabulasi silang tuntutan orang tua terhadap siswa untuk mendapatkan nilai yang tinggi dengan nilai akuntansi.


(14)

Universitas Kristen Maranatha

bantuan ortu nilaiakuntansi

Bantuan orang tua

TOTAL Tidak

membantu

Kurang membantu

membantu Sangat

membantu

Nilai rendah 2

40% 3 75% 12 63,2% 1 50% 18 60%

Nilai tinggi 3

60% 1 25% 7 36,8% 1 50% 12 40% TOTAL 5 100% 4 100% 19 100% 2 100% 30 100%

Tabel 3.4 tabel tabulasi silang bantuan orangtua terhadap anak dalam mengerjakan tugas dengan nilai akuntansi.

Suasana kelas Nilai akuntansi Suasana kelas TOTAL kurang mendukung Cukup mendukung Sanagat mendukung

Nilai rendah 8

61,5% 9 69,2% 1 25% 18 60%

Nilai tinggi 5

38,5% 4 30,8% 3 75% 12 40%

TOTAL 13

100% 13 100% 4 100% 30 100%

Tabel 3.5 tabel tabulasi silang suasana di kelas IPS dengan nilai akuntansi.

Fasilitas sekolah nilaiakuntansi Fasilitas sekolah TOTAL Tidak mendukung Kurang mendukung Cukup mendukung Sangat mendukung

Nilai rendah 2

66,7% 7 46,7% 8 72,7% 1 100% 18 60%

Nilai tinggi 1

33,3% 8 53,3% 3 27,3% 12 40% TOTAL 3 100% 15 100% 11 100% 1 100% 30 100%


(15)

Universitas Kristen Maranatha

Suasana kelas Nilai akuntansi

Suasana kelas

TOTAL

Tidak mengerti Kurang

mengerti

mengerti

Nilai rendah 2

50% 10 56,6% 6 75% 18 60%

Nilai tinggi 2

50% 8 44,4% 2 25% 12 40%

TOTAL 4

100% 18 100% 8 100% 30 100%

Tabel 3.7 tabel tabulasi silang penghayatan siswa tentang cara guru menjelaskan materi dengan nilai akuntansi.

Bantuan teman nilaiakuntansi Bantuan teman TOTAL Tidak membantu Kurang membantug

membantu Sangat

membantu

Nilai rendah 1

100% 1 50% 13 61,9% 3 50% 18 60%

Nilai tinggi 1

50% 8 38,1% 3 50% 12 40% TOTAL 1 100% 2 100% 21 100% 6 100% 30 100%

Tabel 3.8 tabel tabulasi silang dukungan teman dalam meraih prestasi belajar dengan nilai akuntansi.

Waktu belajar Nilai akuntansi

Waktu belajar

TOTAL

jarang sering selalu

Nilai rendah 7

70% 10 52,6% 1 100% 18 60%

Nilai tinggi 3

30%

9 47,4%

12 40%

TOTAL 10

100% 18 100% 1 100% 30 100%

Tabel 3.9 tabel tabulasi silang penggunaaan waktu belajar secara efektif dengan nilai akuntansi.

Minat siswa Nilai akuntansi

Minat siswa pada pelajaran IPS

TOTAL Kurang saya senangi Cukup saya senangi Sangat saya senangi

Nilai rendah 1

100% 11 55% 6 66,7% 18 60%

Nilai tinggi 9

45%

3 33,3%

12 40%

TOTAL 1

100% 20 100% 9 100% 30 100%


(16)

Universitas Kristen Maranatha

Minat siswa Nilai akuntansi

Minat siswa untuk mencari materi tambahan

TOTAL Kurang tertarik Cukup tertarik Sangat tertarik

Nilai rendah 7

63,6%

11 61,1%

18 60%

Nilai tinggi 4

33,4% 7 38,9% 1 100% 12 40%

TOTAL 11

100% 18 100% 1 100% 30 100%

Tabel 3.11 tabel tabulasi silang ketertarikan mencari materi tambahan dengan nilai akuntansi.

kehadiran Nilai akuntansi

Frekwensi siswa absen karna sakit

TOTAL

sering jarang Sangat jarang

Nilai rendah 3

75% 8 72,7% 7 46,7% 18 60%

Nilai tinggi 1

25% 3 27,3% 8 53,3% 12 40%

TOTAL 4

100% 11 100% 15 100% 30 100%

Tabel 3.12 tabel tabulasi silang frekwensi tidak masuk sekolah karena sakit dengan nilai akuntansi.Ta

Kondisi fisik Nilai akuntansi Kondisi fisik TOTAL Kurang menjaga kondisi badan Cukup menjaga kondisi badan Sangat menjaga kondisi badan

Nilai rendah 5

83,3% 9 52,9% 4 57,1% 18 60%

Nilai tinggi 1

16,7% 8 47,1% 3 42,9% 12 40%

TOTAL 6

100% 17 100% 7 100% 30 100%

Tabel 3.13 tabel tabulasi silang menjaga kondisi badan agar selalu hadir di sekolah dengan nilai akuntansi.

Daya tangkap Nilai akuntansi

Daya tangkap

TOTAL

lambat Cukup cepat cepat

Nilai rendah 4

40% 13 68,4% 1 100% 18 60%

Nilai tinggi 6

60%

6 31,6%

12 40%

TOTAL 10

100% 19 100% 7 100% 30 100%


(17)

Universitas Kristen Maranatha

Tugas nilaiakuntansi

Penghayatan siswa dalam mengerjakan tugas

TOTAL Tidak kesulitan Terkadang kesulitan Cukup kesulitan Sangat kesulitan

Nilai rendah 1

50% 15 71,4% 2 33,3% 18 60%

Nilai tinggi 1

50% 6 28,6% 4 66,7% 1 100% 12 40% TOTAL 2 100% 21 100% 6 100% 1 100% 30 100%

Tabel 3.15 tabel tabulasi silang penghayatan siswa dalam mengerjakan tugas dengan nilai akuntansi.

usaha nilaiakuntansi usaha TOTAL Tidak berusaha Kurang berusaha Cukup berusaha Sangat berusaha

Nilai rendah 4

57,1% 10 66,7% 4 57,1% 18 60%

Nilai tinggi 1

100% 3 42,9% 5 33,3% 3 42,9% 12 40% TOTAL 1 100% 7 100% 15 100% 7 100% 30 100%

Tabel 3.16 tabel tabulasi silang usaha dalam meraih prestasi dengan nilai akuntansi.

Tugas Nilai akuntansi

Ketepatan waktu mengumpulkan tugas

TOTAL

jarang sering selalu

Nilai rendah 6

50% 10 66,7% 2 66,7% 18 60%

Nilai tinggi 6

50% 5 33,3% 1 33,3% 12 40%

TOTAL 12

100% 15 100% 3 100% 30 100%

Tabel 3.17 tabel tabulasi silang ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas dengan nilai akuntansi.

Motivasi nilaiakuntansi Motivasi TOTAL Tidak termotivasi Kurang termotivasi Cukup termotivasi Sangat termotivasi

Nilai rendah 9

75% 8 50% 1 100% 18 60%

Nilai tinggi 1

100% 3 25% 8 50% 12 40% TOTAL 1 100% 12 100% 16 100% 1 100% 30 100%


(18)

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 4

Kata pengantar

Kuesio er i i e ilki tujua se agai pe ga ila data e ge ai studi hu u ga tentang achievement goal orientation pada siswa-sis i kelas ips SMA X Ba du g de ga prestasi elajar , hal ini berkaitan dengan tugas skripsi yang dikerjakan oleh Yulina Hestiningdyah, mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

A hie e e t goal orie tatio ya g di aksudka adalah apa ya g e jadi tujua sis a dala belajar dan bagaimana memenuhi pencapaian tugas-tugas akademik di sekolah.

Pengisian kuesioner ini menggunakan skala 1 (sangat tidak menggambarkan diri saudara) sampai dengan 7 (sangat menggambarkan diri saudara). Silahkan saudara pilih dan sesuaikan nilai nya berdasarkan tingkatan kesesuaian yang ada dalam pernyataan tersebut dengan diri saudara.

Informasi yang saudara berikan sangat bermanfaat bagi penelitian ini, oleh karena itu besar harapan saya agar saudara mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh , sesuai dengan kondisi pribadi saudara, sehingga informasi yang diperoleh akan menggambarkan kondisi saudara sesungguhnya. Kerahasiaan jawaban saudara akan tetap terjaga. Atas kesediaanya saya mengucapkan terima kasih.

Bandung, Februari 2009


(19)

Universitas Kristen Maranatha

DATA PRIBADI DAN DATA PENUNJANG IDENTITAS

Usia :

Jenis kelamin :

Nilai akhir akuntansi semester 1 :

KUESIONER I

Pernyataan-pernyataan di bawah ini merupakan gambaran saudara dalam belajar. Berikan jawaban saudara untuk 18 pernyataan tersebut dengan pilihan jawaban yang tersedia. Jawablah apa adanya sesuai dengan apa yang saudara rasakan atau menggambarkan diri saudara. Tidak ada jawaban yang salah, jawaban saudara adalah tepat apabila sesuai dengan diri saudara. Jangan samapai ada nomor yang terlewati. Cara menjawabnya adalah dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan diri saudara.

Lingkungan keluarga

1. Ora g tua saya……..dala e ilih jurusa IPS.

(a). sangat mendukung. (b). cukup mendukung. (c). kurang mendukung (d). tidak mendukung.

. kedua ora g tua saya……dala e apai prestasi ya g aik di sekolah.

(a). sangat menuntut. (b). menuntut. (c). cukup menuntut. (d). tidak menuntut.

. ora g tua saya………pada saat e gala i kesulita dala e gerjaka tugas sekolah.

(a). sangat membantu. (b). membantu. (c). kurang membantu. (d). tidak membantu.

Lingkungan sekolah

. Suasa a kelas IPS…..

(a). sangat mendukung saya dalam belajar (b) cukup mendukung saya dalam belajar (c). kurang mendukung saya dalam belajar (d). tidak mendukung saya dalam belajar


(20)

Universitas Kristen Maranatha 5. Menurut saya fasilitas-fasilitas di sekolah…….

(a). sangat mendukung untuk dapat berprestasi dengan baik.. (b) cukup mendukung untuk dapat berprestasi dengan baik. (c). kurang mendukung untuk dapat berprestasi dengan baik.. (d). tidak mendukung untuk dapat berprestasi dengan baik.

6. Cara guru e jelaska di kelas e uat saya……. ateri ya g di erikan. (a). sangat mengerti

(b). mengerti (c). kurang mengerti (d). tidak mengerti

7. teman-te a saya………dala eraih prestasi di kelas. (a). sangat membantu saya.

(b). cukup membantu saya. (c). cukup membentu saya (d). tidak membantu saya.

8. Saya…….. e ggu aka aktu elajar u tuk er ai de ga te a -teman. (a). selalu.

(b). sering. (c). jarang (d). tidak pernah

Perasaan-sikap-minat

9. Masuk pada jurusa IPS adalah…………

(a). keinginan saya dan orang tua. (b). keinginan saya.

(c). keinginan orang tua (d). mengikuti teman

. Se ua ata pelajara ya g di erika pada kelas IPS……

(a). sangat saya senangi. (b). cukup saya senangi. (c). kurang saya senangi (d). tidak saya senangi.

. Saya……..u tuk mencari berbagai bahan atau materi pelajaran agar dapat lebih memahami materi pelajaran yang diberikan di kelas.

(a). sangat tertarik. (b). cukup tertarik. (c). kurang tertarik. (d). sangat tidak tertarik.

Kondisi fisik

. Saya…….tidak asuk sekolah kare a sakit.

(a). sangat tertarik. (b). sering.

(c). jarang. (d). sangat jarang.


(21)

Universitas Kristen Maranatha

.saya…….agar saya tidak ketinggalan pelajaran di sekolah. (a). sangat menjaga kondisi badan.

(b). cukup menjaga kondisi badan. (c). kurang menjaga kondisi badan. (d). tidak menjag kondisi badan.

Inteligensi

14. Saya………… ateri ya g di erika oleh setiap guru ya g e gajar di kelas IPS. (a). cepat untuk dapat mengerti.

(b). cukup cepat untuk dapat mengerti. (c). lambat untuk dapat mengerti. (d). sangat lambat untuk dapat mengerti.

15. Saya………saat mengerjakan tugas ataupun ujian yang diberikan oleh guru. (a). sangat kesulitan.

(b). cukup kesulitan. (c). terkadang kesulitan. (d). tidak kesulitan

Motivasi

. Saya.……….de ga giat u tuk eraih prestasi.

(a). sangat berusaha. (b). cukup berusaha. (c). kurang berusaha. (d). tidak berusaha.

. Saya………. e gu pulka tugas ya g di erika guru tepat pada aktu ya.

(a). selalu. (b). sering. (c). jarang. (d). tidak pernah.

. Saya………..apa ila e ghadapi ateri pelajara ya g sulit.

(a). sangat termotivasi (b). cukup termotivasi (c). kurang termotivasi. (d). tidak termotivasi.


(22)

Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 5

KUESIONER II

Pernyataan-pernyataan di bawah ini merupakan gambaran saudara dalam belajar. Berikan jawaban saudara untuk 12 pernyataan tersebut berdasarkan skala 1 (sangat tidak menggambarkan diri saya) dan 7 (sangat menggambarkan diri saya). Jawablah apa adanya sesuai dengan apa yang saudara rasakan atau menggambarkan diri saudara. Tidak ada jawaban yang salah, jawaban saudara adalah tepat apabila sesuai dengan diri saudara. Jangan samapai ada nomor yang terlewati. Cara menjawabnya adalah dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu angka yaitu, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 yang berada pada kolom yang paling menggambarkan diri saudara.

No pernyataan Sangat tidak sangat menggambarkan menggambarkan diri saya diri saya

1 2 3 4 5 6 7

1 Mendapatkan nilai-nilai yang lebih tinggi pada mata pelajran akuntansi daripada siswa-siswi lain di kelas penting bagi saya. 2 Berprestasi lebih baik dibandingkan dengan siswa-siswi di

kelas penting bagi saya.

3 Saya memilki target untuk mendapatkan nilai dalam mata pelajaran akuntansii yang lebih baik daripada kebanyakan siswa lain.

4 Saya khawatir bahwa saya mungkin tidak dapat mempelajari materi pelajaran akuntansi yang diajarkan di kelas.

5 Kadang-kadang saya takut bahwa saya mungkin tidak dapat memahami materi pelajaran akuntansi yang diajarkan di kelas sedalam yang saya inginkan.

6 Saya sering berpikir bahawa saya mungkin tidak dapat mempelajari materi pelajaran akuntansi yang diberikan di kelas.

7 Saya ingin belajar mata pelajran akuntansi sebanyak mungkin daripada yang diajarkan di kelas.

8 Memahami mata pelajaran akuntansi yang diajarkan di kelas sedalam mungkin penting untuk saya.

9 Saya berkeinginan untuk menguasai sepenuhnya materi pada mata pelajaran akuntansi yang diberikan di kelas ini.

10 Saya belajar mata pelajaran akuntansi hanya karena saya ingin menghindari mendapatkan nilai-nilai yang jelek.

11 Salah satu tujuan saya belajar mata pelajaran akuntansi di kelas ini adalah untuk menghindari nilai-nilai yang jelek. 12 Ketakutan saya akan mendapatkan nilai-nilai jelek dalam

mata pelajaran akuntansi adalah sesuatu yang memotivasi saya untuk belajar di kelas ini.


(23)

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 6

Sejarah

Berdiri sejak tahun 1953 SMA Negeri ”X” Bandung dikenal dengan sebutan SMA Belitung karena berlokasi di jalan Belitung No. 8 Bandung.

Sejarah dan Fungsi Bangunan

Bangunan sekolah ini merupakan gedung tua yang dibangun pada zaman pemerintahan Hindia-Belanda (tahun 1916), dirancang oleh arsitek C. P Schoemaker. Yang berfungsi sebagai gedung HBS (Hoogere Burgerschool) yaitu sekolah untuk anak-anak belanda golongan menengah. Adapun sejarah dan fungsi bangunan adalah sebagai berikut:

Zaman Belanda (1916 - 1942)

Berfungsi sebagai gedung HBS setaraf dengan SMA Zaman Jepang (1941-1945)

Berfungsi sebagai markas (tangsi/asrama) tentara Jepang. (Ken Petai) Zaman Peralihan (1947-1950)

Pagi hari berfungsi sebagai Sekolah VHO (Voortgezet Hoger Onderwys) berbahasa Belanda dan sore hari sebagai VHO berbahasa Indonesia..

Tahun 1950

VHO berbahasa Indonesia diganti menjadi SMA 1 B/C. sedangkan VHO berbahasa Belanda (ex HBS) menjadi SMA 2 B/C

Tahun 1952

Terjadi pemekaran sekolah, SMA 1 B/C menjadi SMA 1 B dan SMA C sedangkan SMA 2 B/C menjadi SMA 2 B

Tahun 1953

Pada pagi hari digunakan untuk SMA Negeri 2 (SMA B) dan SMA Negeri 5 (SMA C), sedangkan pada sore hari digunakan oleh SMA Negeri 3 (SMA B)

Tahun 1966

SMA Negeri 2 pindah ke jalan Cihampelas dan SMA Negeri 6 pindah ke jalan Pasir Kaliki Tahun 1966 hingga sekarang. Berfungsi sebagai gedung SMUN 3 Bandung dan SMUN 5 Bandung.


(24)

Universitas Kristen Maranatha Visi dan Misi

Visi:

Unggul dalam Prestasi

Pelopor dalam Iptek dan Imtaq

Teladan dalam bersikap dan bertindak

Misi:

Mewujudkan peningkatan kualitas lulusan

Membentuk generasi yang cerdas, terampil, kreatif, berdedikasi dan cinta almamater

Membentuk generasi yang bertaqwa, mandiri, memiliki sikap gotong royong, kekluargaan dan cinta tanah air

Meningkatkan semangat dan prestasi kerja yang dilandasi dengan kekeluargaan dan keteladanan

Menciptakan keselarasan, keseimbangan emosi dan intelektual dalam mewujudkan situasi yang kondusif terhadap terwujudnya tujuan pendidikan nasional.


(25)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pada umumnya seorang individu, memasuki dunia pendidikan atau masa sekolah formal semenjak masa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, sampai dengan Perguruan Tinggi. Pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama individu diberikan pengetahuan secara umum, sedangkan pada taraf Sekolah Menengah Atas dan Perguruan tinggi individu mendapatkan materi pengajaran yang lebih spesifik pada satu bidang tertentu. Pada Sekolah Menengah Atas terbagi menjadi tiga jurusan yaitu IPA, IPS, dan Bahasa sedangkan pada Perguruan tinggi terbagi menjadi beberapa fakultas yang lebih spesifik lagi misalnya fakultas Teknik, Ekonomi dan lain-lain.

Sekolah Menengah Atas (SMA) “X” terbagi menjadi dua kelas yaitu IPA dan IPS. Jurusan IPA lebih diminati oleh siswa SMA, berdasarkan wawancara kepada salah satu siswa kelas X salah satu alasannya adalah dengan memilih jurusan IPA, siswa akan mempunyai lebih banyak pilihan jurusan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dibandingkan jika memilih jurusan IPS. Di SMA “X”, kelas IPA tersedia lebih banyak dibandingkan kelas IPS, yaitu sembilan kelas IPA dan satu kelas IPS. Menurut salah seorang guru BP SMA “X”, setiap menjelang waktu


(26)

2

Universitas Kristen Maranatha

penjurusan yaitu kenaikan ke kelas XI guru BP selalu mendapatkan masalah mengenai keengganan untuk masuk jurusan IPS baik dari orang tua siswa maupun dari siswa yang bersangkutan..

Siswa IPS kelas XI di SMA “X” Bandung yang berjumlah 30 siswa pada tahun 2009, 14 diantaranya (48,66%) menolak untuk masuk jurusan IPS, 16 (53,33%) siswa bersedia untuk masuk jurusan IPS. Dari 14 siswa yang menolak tersebut terdapat lima siswa yang sebenarnya memenuhi syarat untuk masuk pada jurusan IPA namun oleh guru BP disarankan untuk masuk jurusan IPS karena nilai yang dicapai pada mata pelajaran IPS tergolong tinggi dan hasil psikotes menunjukkan bahwa siswa tersebut disarankan untuk masuk jurusan IPS. Selebihnya terdapat enam siswa yang memang tidak memenuhi syarat untuk dapat masuk jurusan IPA dan selaras dengan hasil psikotesnya. Tiga siswa tidak memenuhi syarat untuk masuk jurusan IPA namun dari hasil psikotes siswa tersebut disarankan untuk masuk jurusan IPA, sehingga siswa tersebut merasa mampu untuk masuk jurusan IPA.

Mata pelajaran inti jurusan IPS adalah Ekonomi, Akuntansi, Geografi dan Sejarah. Empat nilai mata pelajaran ini akan menentukan apakah siswa layak untuk naik kelas. Setiap mata pelajaran memiliki nilai ketuntasan (nilai minimal yang harus dicapai siswa) yang berbeda-beda. Misalnya untuk Ekonomi 65, Akuntansi 60, Geografi 70 dan Sejarah 70.


(27)

3

Universitas Kristen Maranatha

Menurut Wali kelas XI IPS SMA “X”, pada mata pelajaran Akuntansi semester 1, sebanyak 14 siswa dinyatakan tidak mencapai nilai ketuntasan sehingga harus mengikuti remedial. Jumlah siswa terbanyak yang harus mengikuti remedial, ada pada mata pelajaran Akuntansi. Hal ini juga terlihat dalam daftar nilai ujian tengah semester tahun 2009 pelajaran Akuntansi, yaitu sebanyak 14 siswa mendapat nilai di bawah 60, lima siswa mendapat nilai 60, enam siswa mandapat nilai 70, dua siswa mendapat nilai 90, dan tiga orang mendapat nilai 100.

Guru Akuntansi yang mengajar di kelas XI IPS SMA “X” berpendapat bahwa terdapat kesenjangan nilai antara siswa yang mendapatkan nilai yang tinggi dan yang rendah, guru yang bersangkutan mengemukakan bahwa perilaku siswa yang beragam saat diberikan materi. Hal ini dapat terlihat saat sedang diberikan latihan soal terdapat siswa yang rajin mengerjakan soal meskipun tidak dinilai, aktif bertanya, dan ada pula siswa yang hanya mengerjakan latihan soal apabila dikumpulkan.

Menurut Steinberg (2002), prestasi sangat penting bagi remaja karena mereka ingin membanggakan hasil usaha mereka. Prestasi juga adalah sebuah kebutuhan dalam diri remaja. Prestasi yang tinggi dapat memberikan kepuasan pribadi dan ketenaran diantara kelompok sebaya. Terdapat Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor eksternal dan internal. Pada faktor eksternal terdiri atas


(28)

4

Universitas Kristen Maranatha

lingkungan keluarga dan sekolah, sedangkan faktor internal adalah taraf kecerdasan, perasaan-sikap-minat, keadaan fisik dan motivasi belajar (W.S Winkel 1987).

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi belajar. Motivasi belajar yang dimiliki siswa akan memberikan arah berlangsungnya kegiatan belajar agar dapat mencapai prestasi belajar yang optimal (W.S Winkel 1987). Memberikan arah dalam perilaku belajar dalam pencapaian prestasi belajar merupakan karakteristik dari Achievement Goal Orientation.

Achievement goal orientation dalam dunia pendidikan didefinisikan sebagai

tujuan berprestasi yang menggambarkan tujuan siswa dalam belajar. Achievement

goal orientation secara umum dibagi menjadi dua orientasi, yaitu Mastery orientation dan Performace orientation (Eliot, 1997;Pintrich 2000). Mastery orientation didefinisikan sebagai belajar untuk menguasai pelajaran sampai dengan

mencapai pemahaman atau insight. Misalnya seorang siswa IPS di SMA “X” Bandung yang mendalami pelajaran Akuntansi dan dapat menerapkan pelajaran tersebut dalam mengumpulkan informasi atau pengetahuan tentang pelajaran akuntansi di luar materi yang diberikan di kelas. Sedangkan performance orientation didefinisikan sebagai usaha untuk memamerkan atau memperlihatkan kompetensi dan kemampuan yang dimiliki untuk dinilai oleh orang lain, misalnya ingin mendapatkan ranking karena setiap siswa yang mendapat ranking akan diumumkan pada saat upacara.


(29)

5

Universitas Kristen Maranatha

Masing-masing Achievement goal orientation tersebut memiliki dua tipe yaitu

approach dan avoidance. Pada tipe approach siswa memiliki tujuan yang jelas untuk

meraih prestasi, sedangkan dalam avoidance tujuan siswa adalah untuk menghindari sesuatu, seperti menghindari mendapatkan nilai yang rendah. (Eliot and

Harackiewiez 2000). Dengan demikian Achievement Goal Orienttation dapat dibagi

menjadi 4 tipe Acchievement Goal Orientation yaitu Mastery-approach goal

orientation, Mastery-avoidance goal orientation, performance-approach goal orientation dan performance-avoidance goal orientation. Semua tipe Achievement Goal Orientation bisa dimiliki oleh setiap siswa namun yang membedakanya adalah

setiap siswa memiliki derajat Achievement Goal Orientation yang berbeda-beda tetapi tetap bertujuan untuk pencapaian prestasi belajar.

Siswa yang berkeinginan untuk fokus dalam belajar dan memahami pelajaran serta berusaha mengembangkan kemampuan yang berhubungan dengan materi pelajaran akuntansi dikatakan memiliki mastery-approach goal orientation. Ketika siswa berkeinginan untuk menghindari kegagalan dalam menguasai materi pelajaran di sekolah, maka siswa tersebut dikatakan memilki mastery-avoidance goal

orientation. Siswa yang berkeinginan untuk mengerjakan tugas yang diberikan

dengan hasil yang lebih baik dari siswa yang lain dan saat ujian siswa tersebut akan berusaha mendapatkan nilai paling tinggi dibandingkan dengan siswa yang lain, dikatakan memiliki performance-approach goal orientation. Siswa yang


(30)

6

Universitas Kristen Maranatha

berkeinginan untuk menghindari mendapatkan nilai yang paling rendah di dalam kelas sehingga siswa tersebut terhindar dari penilaian negatif dari guru dan siswa lain, dikatakan memilki performance-avoidance goal orientation.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai hubungan antara Achievement goal Orientation dengan prestasi belajar untuk mata pelajaran akuntansi siswa IPS kelas XI SMA “X” Bandung. Dari survei awal yang dilakukan kepada tiga puluh siswa yang mengambil jurusan IPS kelas XI SMA “X” Bandung, sebanyak sebelas siswa (36,66%) mengatakan bahwa mereka berusaha memahami materi yang diberikan oleh guru akuntansi dengan sering mengerjakan latihan soal yang diberikan dan bertanya kepada guru apabila mereka mengalami kesulitan dengan tujuan untuk melengkapi pemahaman mengenai mata pelajaran akuntansi(mastery-approach goal orientation). 11 siswa tersebut mendapatkan nilai ujian tengah semester pelajaran akuntansi di atas rata-rata kelas.

Tiga siswa (10%) mengatakan bahwa mereka merasa tidak yakin dan tidak dapat memahami mata pelajaran akuntansi (mastery-avoidance goal orientation). Ketiga siswa tersebut mendapatkan nilai akuntansi di bawah rata-rata kelas. Sebanyak sepuluh siswa (33,33%) mengatakan bahwa mereka berusaha dan memiliki keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi dalam pelajaran akuntansi, karena pelajaran akuntansi dirasakan salah satu pelajaran yang sulit, sehingga apabila mereka mendapatkan nilai yang tinggi hal tersebut akan memberikan


(31)

7

Universitas Kristen Maranatha

kebanggaan tersendiri (performance-approach goal orientation). Lima siswa mendapatkan nilai akuntansi di bawah rata-rata kelas, dan lima lainya mendapatkan nilai rata-rata kelas. Enam siswa (20%) mengatakan bahwa mereka akan berusaha untuk tidak mendapatkan nilai terendah di kelas pada seluruh mata pelajaran termasuk pelajaran akuntansi (performance-avoidance goal orientation). Enam siswa ini mendapatkan nilai di bawah rata-rata kelas.

Guna memperjelas hasil survey awal di atas akan dijelaskan dengan tabel sebagai berikut.

Tabel 1.1 Tabel survey awal

ACHIEVEMENT GOAL ORIENTATION

Mastery Orientation Performance Orientation

MAP MAV PAP PAV

Prestasi belajar nilai mata pelajaran akuntansi

Di atas rata-rata kelas Di bawah rata-rata kelas

Di atas rata-rata kelas Di bawah rata-rata kelas

Di atas rata-rata kelas Di bawah rata-rata kelas

Di atas rata-rata kelas Di bawah rata-rata kelas Jumlah siswa

11 0 0 3 5 5 0 6

Ket: MAP (Masty approach), MAV (Mastery avoidance), PAP (Performance approach), PAV (Performance avoidance)

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat siswa kelas XI IPS SMA “X” Bandung memiliki tipe achievement goal orientation yang berbeda-beda dan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti ada tidaknya hubungan antara achievement goal


(32)

8

Universitas Kristen Maranatha orientation yang dimilki oleh siswa XI IPS SMA “X” Bandung dengan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi.

1.2 Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka pada penelitian ini ingin diketahui apakah terdapat hubungan antara Achievement

goal orientation dengan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS

kelas XI SMA “X” Bandung. Dalam hal ini Achievement goal orientation yang terbagi menjadi, mastery approach goal orientation, mastery avoidance goal

orientataion, performance approach goal orientation, dan performance avoidance goal orientation.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian. 1.3.1 Maksud Penelitian.

Memperoleh gambaran mengenai achievement goal orientation dan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI SMA “X” Bandung. 1.3.2 Tujuan penelitian.


(33)

9

Universitas Kristen Maranatha Mengetahui gambaran mengenai ada tidaknya hubungan antara achievement goal

orientation (mastery approach, mastery avoidance,performance approach, dan performance avoidance) dengan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi pada

siswa IPS kelas XI SMA “X”Bandung. 1.4Kegunaan Penelitian.

1.4.1 Kegunaan Teoritis.

1. Menambah informasi pada bidang Psikologi Pendidikan mengenai hubungan antara prestasi belajar pada mata pelajaran Akuntansi dan Achievement goal

orientation,

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi peneliti lain yang akan mengadakan atau melanjutkan penelitian mengenai

Achievement goal orientation dan prestasi belajar pada mata pelajaran

akuntansi pada siswa SMA khususnya kelas IPS. 1.4.2 Kegunaan Praktis.

1. Sebagai pertimbangan bagi guru atau unit bimbingan konseling dalam lingkungan SMA untuk mengadakan konseling atau bimbingan pada siswa maupun Orangtua mngenai prestasi belajar dan Achievement goal orientation. 2. Memberikan informasi pada siswa kelas IPS mengenai hubungan antara


(34)

10

Universitas Kristen Maranatha pelajaran Akuntansi dalam upaya membantu siswa untuk meningkatkan prestasi.

1.5 KerangkaPemikiran.

Di masa remaja terjadi perubahan cara berpikir yaitu dari cara berpikir yang kongkrit ke arah cara berpikir yang abstrak sehingga membuat remaja menjadi lebih kritis (Santrock, 2002). Begitu pun yang terjadi pada siswa kelas XI SMA “X”yang dibagi menjadi kelas IPA dan IPS sehingga fokus terhadap bidang yang diminati agar dapat meraih prestasi belajar yang optimal. Cara meningkatkan kemampuan intelektual tersebut adalah dengan belajar. (W.S Winkel, 1987)

Dalam meraih prestasi belajar terdapat proses belajar. Proses belajar merupakan suatu aktivitas fisik atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pemahaman pengetahuan keterampilan dan nilai sikap. Setiap kegiatan belajar akan menghasilkan suatu perubahan pada siswa, perubahan tersebut akan tampak pada tingkah laku atau prestasi siswa. Dari prestasi yang diberikan oleh siswa, menjadi nyata apakah tujuan belajar yang diharapkan sudah diperoleh atau belum. (W.S Winkel,1987 ). Pada mata pelajaran akuntansi diajarkan mengenai berbagai pembukuan. Pada tahap awal mengenal beberapa macam tipe pembukuan hingga pada akhirnya mahir dalam membuat pembukuan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks.


(35)

11

Universitas Kristen Maranatha Winkel (1987) mengatakan prestasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar diri dan dalam diri. Faktor yang berasal dari luar diri meliputi faktor lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah sedangkan faktor dari dalam diri meliputi taraf intelegensi, motivasi belajar, perasaan-sikap-minat, dan keadaan fisik.

Faktor dari luar diri yang pertama adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang paling mempengaruhi prestasi belajar mencakup keadaan sosio ekonomi; dan keadaan sosio kultural. Keadaan sosio ekonomi menunjuk pada kemampuan finansial siswa dan perlengkapan material yang dimiliki siswa keadaan sosio-kultural menunjuk pada lingkungan budaya siswa. Keadaan ini meliputi antara lain kemampuan berbahasa dengan baik, corak pergaulan antara orang tua dan anak, pandangan keluarga mengenai pendidikan sekolah. Misalnya keadaan sosio-ekonomi keluarga yang baik dapat menghambat prestasi belajar siswa karena siswa berpikir tidak perlu mendapatkan prestasi yang baik sebab semua kebutuhan telah terpenuhi, sebaliknya siswa yang berasal dari lingkungan sosio-ekonomi lemah kerap menjadi lebih rajin dan berusaha untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Keadaan sosio-kultural keluarga yang baik akan membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik, karena orang tua siswa akan memberikan dukungan positif bagi siswa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan di dalam kelas. Siswa yang keadaan sosio-kulturalnya kurang baik kemungkinan akan mendapatkan prestasi belajar yang


(36)

12

Universitas Kristen Maranatha kurang baik karena siswa tersebut kurang mendapatkan dukungan positif dari orang tua saat menghadapi kesulitan di dalam kelas.

Faktor luar diri selanjutnya adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah menyangkut fasilitas belajar yang memadai dan efektivitas guru dalam mengajar (teacher effectiveness). Fasilitas belajar yang tersedia di SMA ”X” Bandung khususnya untuk kelas IPS adalah perpustakaan, lab bahasa, dan lab komputer yang dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah. Pada lingkungan sekolah terdapat pula teman sebaya yang memiliki pengaruh besar dikarenakan siswa cenderung menyesuaikan sikap dan perilakunya dengan sikap dan perilaku teman sebayanya. Misalnya, bila siswa kelas XI IPS SMA ”X” Bandung bersikap positif terhadap kegiatan belajar maka akan berpengaruh pada siswa lainya, dan begitupun sebaliknya jika kebanyakan siswa bersikap negatif terhadap kegiatan belajar maka akan berpengaruh pada siswa lainya.

Faktor berasal dari dalam diri yang pertama adalah taraf kecerdasan. Taraf kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan intelektual atau kemampuan akademik. Dalam belajar di sekolah, inteligensi memainkan peran yang sangat besar, khususnya berpengaruh kuat terhadap tinggi-rendahnya prestasi yang dapat dicapai oleh siswa. Kenyataan ini semakin nampak dalam prestasi pada bidang-bidang studi yang menuntut banyak berpikir, seperti salah satunya mata pelajaran akuntansi. Taraf kecerdasan juga dapat dilihat dari hasil psikotes siswa yaitu nilai IQ. Siswa yang


(37)

13

Universitas Kristen Maranatha memilki IQ di atas rata-rata diharapkan dapat mengangkap materi pelajaran dengan baik sehingga mendapatkan prestasi yang optimal. Terdapat faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar seperti motivasi belajar, keyakinan diri, faktor sikap-minat.

Siswa yang memiliki sikap yang positif dalam belajar akan berpikir bahwa kesulitan dan kegagalan dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan merupakan suatu kesempatan untuk mengubah strategi belajar agar lebih efektif dan belajar lebih tekun sehingga selanjutnya siswa akan mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Siswa yang memilki sikap yang negatif dalam belajar, kemungkinan ia akan menyerah apabila menghadapi kesulitan dalam belajar dan tidak berusaha untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi (Winkel, 1987). Bagi siswa XI IPS SMA ”X” Bandung yang memiliki sikap yang positif dalam belajar mata pelajaran akuntansi yang dirasakan sulit, maka siswa tersebut akan lebih tekun belajar dan menganggapnya sebagai suatu tantangan, sedangkan bagi siswa yang bersikap negatif akan merasa tidak mampu dan menjadi malas belajar.

Siswa kelas XI IPS SMA ”X” Bandung yang memiliki minat yang tinggi dalam belajar dan memahami materi pelajaran akuntansi akan cenderung dapat menunjukkan prestasi belajar yang lebih baik, sebaliknya bagi siswa yang memilki minat yang rendah tidak memiliki prestasi belajar yang baik, karena siswa tersebut tidak berusaha memahami pelajaran akuntansi lebih mendalam.


(38)

14

Universitas Kristen Maranatha Faktor dalam diri berikutnya yaitu keadaan fisik. Keadaan fisik menunjuk salah satnya pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, dan keadaan alat-alat indra. Keadaan-keadaan itu dapat baik, dapat juga kurang baik. Hal penting disini bukan keadaan itu sendiri melainkan kondisi fisik yang telah timbul sebagai akibat keadaan itu. Misalnya keadaan kesehatan yang terus-menerus terganggu meciptakan kondisi fisik yang menghambat dalam belajar. Siswa yang seringkali tidak masuk sekolah karena sakit akan senantiasa ketinggalan dalam mengikuti pelajaran di sekolah, sebaliknya siswa yang memilki kondisi fisik yang sehat akan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah dengan baik.

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan berusaha memahami materi pelajaran dan berusaha mencari materi-materi pelajaran yang lain untuk membantu dirinya lebih memahami materi pelajaran, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah akan cenderung malas belajar dan prestasi belajarnya rendah.

Motivasi belajar memberikan arah dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar agar mencapai prestasi belajar yang optimal. Memberikan arah dalam perilaku belajar dalam pencapaian prestasi belajar merupakan karakteristik dari Achievement

Goal Orientation. Achievement Goal Orientation adalah bagian dari teori motivasi


(39)

15

Universitas Kristen Maranatha seorang siswa merupakan suatu belief atau keyakinan yang dapat memotivasi dan menggerakan siswa untuk melakukan tingkah laku belajar (Elliot,1999,2005; Pintrich & Schunk, 2002). Achievement goal orientation secara umum dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu mastery goal orientation dan performance goal orientation.

Mastery goal orientation adalah goal orientation yang berfokus dalam

menguasai pelajaran, mengembangkan kompetensinya, atau mencoba menyelesaikan beberapa tantangan dan standar yang dimilikinya adalah standar pribadi. Siswa yang digerakan oleh mastery goal akan berusaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menantang dan menggunakan strategi belajar, mengerti secara mendalam pelajaran maupun tugas yang diberikan (Ames,1992;Dweck dan Leggett,1998;Midgley,1998).

Bagi siswa yang memiliki Achievement goal orientation tipe mastery yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan diri akan lebih memfokuskan pada penguasaan materi dibandingkan nilai akhir. Oleh karena itu siswa yang memiliki tipe mastery akan memiliki usaha yang lebih besar untuk dapat menguasai materi pelajaran. Tipe mastery goal dengan penilaian dari self-efficacy dan kompetensi berhubungan positif. Dweck dan Legget(1988), menyimpulkan pada suatu penelitian bahwa pelajar yang berorientasi pada masery dan learning sanggup untuk memelihara efficiency secara positif dan adaptif terhadap keyakinan, persepsi dan kompetensinya saat berhadapan denagn tugas yang sulit. Maka siswa dengan


(40)

16

Universitas Kristen Maranatha menganggap kegagalan atau feedback sebagai cara untuk meningkatkan keyakinan diri mereka untuk dapat meraih prestasi.

Performance goal orientation adalah goal orientation yang berfokus pada

menampilkan kemampuan dan bagaimana kemampuan tersebut dibandingkan dengan orang lain sehingga siswa yang memilki performance goal orientation akan menggunakan standar sosial (akan merasa berprestasi bila mendapatkan nilai tertinggi di dalam kelas) untuk membedakan kompetensi, berjuang untuk menjadi yang terbaik pada kelompok dalam menyelesaikan tugas, menghindari penilaian bahwa dirinya berkemampuan rendah atau terlihat bodoh dan mencari pengakuan dari orang lain pada level performance yang lebih tinggi serta lebih banyak menggunakan strategi belajar menghafal (Ames,1992;Dweck dan Leggett,1998;Midgley,1998).

Siswa yang memiliki Achievement goal orientation tipe performance memiliki tujuan untuk menunjukan kemampuan diri, sehingga nilai merupakan faktor yang penting. Siswa yang memiliki tipe performance, hal yang dapat memacu diri untuk berprestasi adalah untuk menjadi yang lebih baik dibandingkan teman-teman sekelasnya. Cara yang dilakukan untuk meraih prestasi bukan hanya dengan belajar atau mendalami materi, dapat juga dengan cara lain misalnya mendekati guru untuk mendapatkan nilai yang tinggi.

Mastery goal orientation dan performance goal orientation memiliki dua


(41)

17

Universitas Kristen Maranatha tipe yaitu, mastery-approach goal orientation, mastery-avoidance goal orientation,

performance-approach goal orientation, dan performance-avoidance goal orientation.

Tipe yang pertama adalah mastery-approach goal orientation yaitu tujuan siswa untuk dapat menguasai kemampuan tertentu. Siswa yang digerakan oleh

mastery-approach goal orientation cenderung ingin menggali kemampuannya dan

belajar lebih dalam dari apa yang diberikan oleh guru di sekolah. Misalnya siswa mencari informasi tambahan di perpustakaan, mengikuti les tambahan, atau browsing informasi mengenai materi pelajaran melalui internet. Tipe yang kedua adalah

performance-approach goal orientation yaitu tujuan siswa untuk memiliki

kemampuan melebihi orang lain. Siswa yang digerakan oleh performance-approach

goal orientation berusaha belajar dengan tujuan agar mereka lebih baik daripada

siswa lain. Mereka tidak mengutamakan kompetensi diri, tetapi lebih mengutamakan pada persaingan dengan kelompok sosialnya (teman sebaya), misalnya siswa belajar dengan giat karena ingin meraih nilai yang paling tinggi pada mata pelajaran akuntansi di kelasnya.

Tipe yang ketiga adalah master- avoidance goal orientation yaitu tujuan siswa untuk mempertahankan kemampuan dan menghindari kegagalan. Siswa belajar hanya agar ia tidak lupa dengan apa yang sudah dipelajari sebelumnya, sehingga ia tetap dapat mengikuti pelajaran. Tipe yang terakhir adalah performance avoidance goal


(42)

18

Universitas Kristen Maranatha

orientation yaitu tujuan siswa untuk menghindari penilaian orang lain yang

beranggapan bahwa siswa tersebut kurang mampu atau tidak ingin dinilai bodoh oleh orang lain serta tidak mendapatkan nilai yang buruk.

Siswa yang berfokus pada performance-approach goal orientation memiliki

self-efficacy yang tinggi, sepanjang mereka secara relatif memperoleh keberhasilan

dan menjadi lebih baik dari yang lain. Sebaliknya, siswa yang berorientasi pada

performance-avoidance goal orientation memiliki persepsi yang rendah pada self-efficacy. Pada kenyataanya siswa tersebut memiliki keraguan yang konsisten pada

diri.


(43)

19

Universitas Kristen Maranatha Skema 1.1.1 Kerangka Pikir

Siswa kelas XI

Achievement Goal

Orientation

Nilai mata pelajaran akuntansi

FAKTOR EKSTERNAL Lingkungan keluarga

Lingkungan Sekolah FAKTOR INTERNAL

Taraf Intelegensi Perasaan-sikap-minat

Keadaan fisik

Motivasi belajar Proses belajar

Mastery Approach Goal Orientation

Mastery Avoidance Goal Orientation

Performance Approach Goal Orientation

Performance Avoidance Goal Orientation


(44)

20


(45)

21

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian.

Dari uraian di atas maka dapat diambil asumsi sebagai berikut :

1. Prestasi belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan siswa yang berada pada masa sekolah.

2. Prestasi belajar dipengaruhi oleh taraf inteligensI, motivasi belajar, minat, keadaan fisik, lingkungan keluarga dan sekolah.

3. Achievement goal orientation yang terbagi menjadi mastery approach goal

orientation, mastery avoidance goal orientation, performance approach goa orientation, dan performance avoidance goal orientation adalah salah satu bentuk

motivasi belajar yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar. 1.7 Hipotesis penelitian.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka diajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan antara mastery approach goal orientation dengan nilai mata

pelajaran akuntansi.

2. Terdapat hubungan antara mastery avoidance goal orientation denagn nilai mata pelajaran akuntansi.

3. Terdapat hubungan antara performance approach goa orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi.


(46)

22

Universitas Kristen Maranatha 4. Terdapat hubungan antara performance avoidance goal orientation dengan nilai


(47)

83

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara achievement goal

orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas X) SMA “X”

Bandung. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara performance avoidance goal

orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi pada sisa kelas XI SMA “X”

Bandung. Hubungan tersebut bersifat positif, yang artinya semakin siswa memiliki tujuan dan standar evaluasi belajar dengan menggunakan performance

avoidance goal orientation siswa tersebut akan mendapatkan nilai akuntansi

yang semakin tinggi.

2. Tredapat hubungan yang signifikan antara mastery approach goal orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI SMA “X” Bandung. Hubungan ini bersifat positif, artinya semakin siswa menggunakan

mastery approach goal orientation sebagai tujuan belajar dan standar evaluasi

belajar maka akan semakin tinggi nilai akuntansi yang diperoleh

3.. Terdapat hubungan yang signifikan antara mastery avoidance goal orientation dengan mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI SMA “X” Bandung. Hubungan ini bersifat positif, yang artinya semakin siswa menggunakan


(48)

84

Universitas Kristen Maranatha

mastery avoidance goal orientation sebagai tujuan belajar dan standar evaluasi

belajar maka akan semakin tinggi nilai akuntansi yang diperoleh.

4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara performance approach

orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI SMA

“X” Bandung. Tinggi-rendhnya nilai akuntansi yang dicapai oleh siswa tidak

berhubungan dengan siswa yang menggunakan performance approachgoal

orientation sebagai tujuan belajar dan standar evaluasi belajar.

5. Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar selain

achievement goal orientation. Pada penelitian ini ditemukan bahwa tuntutan

orangtua untuk mendapatkan prestasi tinggi, suasana kelas, dan kehadiran di kelas berhubungan dengan tinggi-rendahnya nilai mata pelajaran akuntansi. 5.2 Saran.

5.2.1. Saran bagi penelitian lanjutan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peniliti memberikan saran pada peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian achievement goal

orientation untuk :

1. Saran untuk peneliti yang akan mengadakan penelitian sejenis.

- Melakukan penelitian mengenai hubungan achievement goal orientation dengan prestasi belajar pada jenjang pendidikan yang berbeda, misalnya, SD, SMP atau Perguruan tinggi.


(49)

85

Universitas Kristen Maranatha 2. saran guna laksana.

- Kepada Guru yang mengajar pada kelas IPS agar memberi masukan kepada siswa untuk dapat meningkatkan motivasi siswa miliki sehingga siswa dapat memiliki semangat untuk masuk sekolah karena kehadiran siswa cukup berhubungan dengan nilai atau prestasi belajar.

- Memberikan informasi pada pihak sekolah bahwa menciptakan lingkungan sekolah yang lebih kondusif dapat meningkatakan prestasi siswa SMA “X” Bandung.

- Kepada Orangtua siswa, memberikan masukan bahwa tuntutan orangtua yang tidak berlebihan pada anak untuk mendapatkan prestasi yang tinggi adalah bentuk perhatian yang diberikan pada anak yang dapat memotivasi untuk dapat meraih prestasi. Misalnya saja memberikan target bahwa harus mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari yang telah dicapai sebelumnya.


(50)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Gage, N.L;Berliner. 1979. Educational Psycholog., 2nd ed. Chicago : Ran Mc Nally

College Publishinh Company.

Pintrich, Paul R & Schunk, Dale H. 2002. Motivation In Education : Theory,

Research, and Applications. Upper Saddle River. New Jersey : Merril

Prentice Hall.

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Steinberg, Laurence. 2002. Adolescence Psychology. 6th edition. The Mc.Graw-Hill

Companies, Inc All rights reserved, inc 1221.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.

Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pengajaran. Jakarta : PT Gramedia.


(1)

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian.

Dari uraian di atas maka dapat diambil asumsi sebagai berikut :

1. Prestasi belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan siswa yang berada pada masa sekolah.

2. Prestasi belajar dipengaruhi oleh taraf inteligensI, motivasi belajar, minat, keadaan fisik, lingkungan keluarga dan sekolah.

3. Achievement goal orientation yang terbagi menjadi mastery approach goal

orientation, mastery avoidance goal orientation, performance approach goa orientation, dan performance avoidance goal orientation adalah salah satu bentuk

motivasi belajar yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar.

1.7 Hipotesis penelitian.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka diajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan antara mastery approach goal orientation dengan nilai mata

pelajaran akuntansi.

2. Terdapat hubungan antara mastery avoidance goal orientation denagn nilai mata pelajaran akuntansi.

3. Terdapat hubungan antara performance approach goa orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

4. Terdapat hubungan antara performance avoidance goal orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi.


(3)

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara achievement goal

orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas X) SMA “X”

Bandung. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara performance avoidance goal

orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi pada sisa kelas XI SMA “X”

Bandung. Hubungan tersebut bersifat positif, yang artinya semakin siswa memiliki tujuan dan standar evaluasi belajar dengan menggunakan performance

avoidance goal orientation siswa tersebut akan mendapatkan nilai akuntansi

yang semakin tinggi.

2. Tredapat hubungan yang signifikan antara mastery approach goal orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI SMA “X” Bandung. Hubungan ini bersifat positif, artinya semakin siswa menggunakan

mastery approach goal orientation sebagai tujuan belajar dan standar evaluasi

belajar maka akan semakin tinggi nilai akuntansi yang diperoleh

3.. Terdapat hubungan yang signifikan antara mastery avoidance goal orientation dengan mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI SMA “X” Bandung. Hubungan ini bersifat positif, yang artinya semakin siswa menggunakan


(4)

mastery avoidance goal orientation sebagai tujuan belajar dan standar evaluasi

belajar maka akan semakin tinggi nilai akuntansi yang diperoleh.

4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara performance approach

orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI SMA “X” Bandung. Tinggi-rendhnya nilai akuntansi yang dicapai oleh siswa tidak berhubungan dengan siswa yang menggunakan performance approachgoal

orientation sebagai tujuan belajar dan standar evaluasi belajar.

5. Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar selain

achievement goal orientation. Pada penelitian ini ditemukan bahwa tuntutan

orangtua untuk mendapatkan prestasi tinggi, suasana kelas, dan kehadiran di kelas berhubungan dengan tinggi-rendahnya nilai mata pelajaran akuntansi.

5.2 Saran.

5.2.1. Saran bagi penelitian lanjutan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peniliti memberikan saran pada peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian achievement goal

orientation untuk :

1. Saran untuk peneliti yang akan mengadakan penelitian sejenis.

- Melakukan penelitian mengenai hubungan achievement goal orientation dengan prestasi belajar pada jenjang pendidikan yang berbeda, misalnya, SD, SMP atau Perguruan tinggi.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

2. saran guna laksana.

- Kepada Guru yang mengajar pada kelas IPS agar memberi masukan kepada siswa untuk dapat meningkatkan motivasi siswa miliki sehingga siswa dapat memiliki semangat untuk masuk sekolah karena kehadiran siswa cukup berhubungan dengan nilai atau prestasi belajar.

- Memberikan informasi pada pihak sekolah bahwa menciptakan lingkungan sekolah yang lebih kondusif dapat meningkatakan prestasi siswa SMA “X” Bandung.

- Kepada Orangtua siswa, memberikan masukan bahwa tuntutan orangtua yang tidak berlebihan pada anak untuk mendapatkan prestasi yang tinggi adalah bentuk perhatian yang diberikan pada anak yang dapat memotivasi untuk dapat meraih prestasi. Misalnya saja memberikan target bahwa harus mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari yang telah dicapai sebelumnya.


(6)

College Publishinh Company.

Pintrich, Paul R & Schunk, Dale H. 2002. Motivation In Education : Theory,

Research, and Applications. Upper Saddle River. New Jersey : Merril

Prentice Hall.

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Steinberg, Laurence. 2002. Adolescence Psychology. 6th edition. The Mc.Graw-Hill

Companies, Inc All rights reserved, inc 1221.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.

Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pengajaran. Jakarta : PT Gramedia.