Hubungan Antara Tipe-tipe Achivement Goal Orientation dan Prestasi Belajar Pada Siswa-Siswi Kelas XI IPA Bilingual SMAK "X" di Bandung.

(1)

vii

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara tipe-tipe Achievement Goal Orientation dan prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan IPA (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi) pada siswa-siswi kelas XI IPA bilingual SMAK ”X” di Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling, dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 orang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasional.

Alat ukur yang digunakan untuk menjaring informasi tentang antara tipe-tipe Achievement Goal Orientation adalah kuesioner Achievement Goal Orientation

yang

dikembangkan oleh

Elliot & Mc Gregor (2001)

dan telah diterjemahkan oleh

Arief

Darmanegara Liem, Ph.D

yang terdiri dari 12 item

. Sedangkan alat ukur yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah nilai raport pada mata pelajaran IPA ( Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi) semester 2, yang didukung oleh faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dikemukakan oleh Winkle (1983). Data yang diperoleh diolah menggunakan uji korelasi Spearman dengan program SPSS 14. Berdasarkan pengolahan data secara statistik, maka didapat koefisien korelasi untuk

Achievement Goal Mastery-Avoidance dan nilai mata pelajaran Fisika adalah -0,47.

Achievement Goal Mastery-Avoidance dan nilai mata pelajaran Kimia adalah -0,47.

Sedangkan hubungan antara tipe-tipe Achievement Goal Orientation yang lain dan

nilai mata pelajaran IPA yang lain berkisar antara -0,31 - 0,27.

Kesimpulan

yang diperoleh adalah terdapat hubungan negatif yang signifikan dan erat antara

Achievement Goal Mastery-Avoidance

dan nilai mata pelajaran Fisika dan Kimia. Sedangkan

untuk tipe-tipe Achievement Goal Orientation yang lain dan nilai

mata pelajaran IPA tidak terdapat hubungan yang signifikan.

Peneliti mengajukan saran agar dilakukan penelitian korelasional mengenai

tipe-tipe Achievement Goal Orientation dan nilai mata pelajaran spesifik seperti nilai

mata pelajaran Fisika, Kimia pada siswa SMU. Selain itu juga dapat dilakukan

penelitian mengenai keyakinan diri siswa yang berkaitan dengan prestasi belajar.


(2)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

ABSTRAK...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI………...…...vii

DAFTAR SKEMA...xi

DAFTAR TABEL...xii

BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah………...1

1.2. Identifikasi Masalah………...9

1.3. Maksud dan Tujuan, Kegunaan Penelitian………...9

1.3.1.

Maksud Penelitian………...9

1.3.2.

Tujuan Penelitian………...10

1.3.3. Kegunaan Penelitian………...…….……...10

1.3.2.1. Kegunaan Ilmiah.………...……….10

1.3.2.2. Kegunaan Praktis.……..………...………....10


(3)

xiii

1.5.

Asumsi Penelitian………...20

1.6.

Hipotesis Penelitian...20

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Motif...22

2.1.2. Penggolongan Motif ...23

2.1.3. Proses Motif...24

2.1.4. Prinsip Dasar Teori Motif...26

2.1.5. Ciri-Ciri Motif...27

2.1.6. Pengertian Motif Berprestasi...28

2.1.7. Proses Motif Berprestasi...30

2.2. Achievement Goal Orientation...32

2.1.1. Tipe-Tipe Achievement Goal Orientation...33

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Achievement Goal Orientation.36

2.3. Prestasi Belajar...41

2.3.1. Pengertian Prestasi Belajar...41

2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar...41

2.4. Remaja...46

2.4.1. Batasan Remaja...46

2.4.2. Ciri-Ciri Remaja...47

2.4.2.1. Perkembangan Biologis ...47


(4)

xiv

2.4.2.3. Perkembangan Sosial...48

2.4.3. Tugas perkembangan remaja...48

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Rancangan dan Prosedur Penelitian………...50

3.2.

Bagan Rancangan Penelitian...50

3.3.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………...51

3.3.1.

Variabel Penelitian………...51

3.3.2.

Definisi Operasional………..………..………51

3.4.

Alat Ukur………..…………..…52

3.4.1.

Kuesioner Achievement Goal Orientation...52

3.4.2.

Data Pribadi dan Data Penunjang...54

3.4.3.

Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...54

3.4.3.1.Validitas Alat Ukur...54

3.4.3.2. Reliabilitas Alat Ukur...56

3.5.

Populasi dan Teknik Penarikan Sampel…………...…...58

3.5.1.

Populasi Sasaran ………...58

3.5.2.

Karakteristik Populasi……….………...58

3.5.3.

Teknik Penarikan Sampel………....58

3.6.

Teknik Analisis Data...59


(5)

xv

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Responden………..……….66

4.2. Hasil Penelitian……….………67

4.3. Pembahasan……….……….72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan……….………..75

5.2. Saran……….………77

5.2.1. Saran bagi Penelitian Lanjutan……….……….77

5.2.2. Saran Guna Laksana………..79

DAFTAR PUSTAKA...80

DAFTAR RUJUKAN...81

LAMPIRAN

-

Kuesioner Achievement Goal Orientation

-

Kuesioner Data Penunjang

-

Korelasi Antara Tipe-Tipe

Achievement Goal Orientation dan nilai mata

pelajaran IPA

-

Korelasi Antara Data Penunjang dan Prestasi Belajar

-

Tabel Skor Rata-Rata dan Standar Deviasi untuk keempat Tipe Achievement

Goal Orientation pada Siswa-Siswi Kelas XI Bilingual IPA SMAK ”X”

-

Reliabilitas Alat Ukur Tipe-Tipe Achievement Goal Orientation


(6)

xvi

-

DAFTAR SKEMA

-Skema.1.1. Skema Kerangka Pikir………... 20

Skema.3.1. Bagan Rancangan Penelitian………. 50


(7)

-xvii

DAFTAR TABEL

Tabel.1.1. Tabel Survei Awal…..………...

20

Tabel.4.1.

Tabel Responden Berdasar JenisKelamin……….

66

Tabel.4.2.

Tabel Responden Berdasar Usia………...

66

Tabel.4.3.

Tabel Korelasi Antara Tipe-Tipe Achievement Goal Orientation

dan Nilai- Nilai Mata Pelajaran Utama IPA Pada Siswa-Siswi

Kelas XI IPA Bilingual SMAK “X” (n=31)……….

67

Tabel.4.4.

Tabel Rangkuman Hasil Korelasi Tipe Achievement Goal

Orientation dan Prestasi Belajar Dalam Mata Pelajaran IPA serta

Penerimaan atau Penolakan Ho……….

67

Tabel.4.5.

Tabel Korelasi Antara Data Penunjang dan Prestasi Belajar (dalam

nilai mata pelajaran IPA) Siswa-Siswi Kelas XI Bilingual IPA

SMAK “X” (n=31)………

71


(8)

(9)

Kuesioners

DatasPribadis

Nama : ___________________________ Umur : ___________________________ Jenis Kelamin : ___________________________

s

s

s

Dibawah ini terdaeat eernyataan mengenai hal-hal yang memeengaruhi seseorang berhubungan dalam belajar. Silakan saudara baca setiae eernyataan tersebut dan berilah tanda silang (X) eada eilihan jawaban yang ealing sesuai dengan diri saudara.

Sangat tidak setuju Sangat setuju.

No. Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7

1 Saya sering tidak masuk sekolah karena sakit. 2 Saya berusaha selalu menjaga kondisi badan

agar saya dapat selalu masuk sekolah sehingga saya tidak ketinggalan pelajaran.

3 Saya akan menyediakan waktu belajar yang lebih apabila saya mendapatkan kesulitan dalam memahami pelajaran.

4 Saya akan merasa tertantang untuk dapat menguasai materi pelajaran yang sulit.

5 Saya sangat tertarik untuk memahami pelajaran-pelajaran bidang IPA.

6 Saya tertarik untuk mencari berbagai bahan atau materi pelajaran yang lain agar saya dapat


(10)

memahami materi pelajaran yang diberikan. 7 Saya yakin dapat mengerti semua materi

pelajaran yang diberikan guru di dalam kelas. 8 Saya akan berusaha dan merasa yakin dapat

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan guru baik tugas yang mudah atau yang sulit.

9 Saya akan lebih termotivasi untuk belajar ketika saya tidak memahami materi pelajaran.

10 Saya sangat termotivasi untuk belajar setiap hari.

11 Kedua orangtua saya menuntut saya untuk mencapai prestasi yang baik di sekolah.

12 Orangtua saya selalu memperhatikan dan berusaha membantu saya apabila saya mengalami kesulitan mengerjakan tugas-tugas sekolah.

13 Menurut saya fasilitas-fasilitas di sekolah sangat mendukung saya untuk dapat berprestasi dengan lebih baik.

14 Proses belajar mengajar di dalam kelas sangat efektif sehingga saya dapat mengerti materi yang diajarkan oleh guru.

15 Saya merasa teman-teman sangat membantu saya untuk berprestasi.

16 Teman-teman saya sering mengajak saya bermain sehingga saya sering mengorbankan waktu belajar saya.


(11)

KUESIONERsACHIEVEMENT GOAL ORIENTATION

Dibawah ini terdaeat eernyataan – eernyataan mengenai gambaran diri seseorang. Silakan saudara baca setiae eernyataan tersebut dan tugas saudara lingkarilah salah satu nilai yang ealing sesuai dan menggambarkan diri saudara.

Sama sekali tidak menggambarkan diri saya

Sangat menggambarkan diri saya.

No. Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7

1 Mendapatkan nilai-nilai yang lebih tinggi daripada siswa-siswi lain di kelas penting untuk


(12)

saya.

2 Berprestasi lebih baik dibandingkan dengan siswa-siswi lain di kelas penting bagi saya. 3 Saya memiliki target untuk mendapatkan

nilai-nilai yang lebih baik daripada kebanyakan siswa lain.

4 Saya khawatir bahwa saya mungkin tidak dapat mempelajari semua materi pelajaran yang diajarkan di kelas.

5 Kadang-kadang saya takut bahwa saya mungkin tidak dapat memahami materi-materi pelajaran yang diajarkan di kelas sedalam yang saya inginkan.

6 Saya sering berpikir bahwa saya mungkin tidak dapat mempelajari semua materi pelajaran yang diberikan di kelas.

7 Saya ingin belajar sebanyak mungkin dari apa yang diajarkan di kelas.

8 Memahami materi pelajaran yang diajarkan di kelas sedalam mungkin penting untuk saya. 9 Saya berkeinginan untuk menguasai sepenuhnya

materi-materi pelajaran yang diberikan di kelas ini.

10 Saya belajar hanya karena saya ingin menghindari mendapatkan nilai-nilai yang jelek. 11 Salah satu tujuan saya belajar di kelas ini adalah

untuk menghindari nilai-nilai yang jelek. 12 Ketakutan saya akan mendapatkan nilai-nilai

jelek dalam mata pelajaran-mata pelajaran adalah sesuatu yang memotivasi saya untuk belajar di kelas ini.


(13)

Lampiran 1.2

Kuesioner Data Penunjang Prestasi Belajar

Dibawah ini terdapat pernyataan mengenai hal-hal yang mempengaruhi seseorang berhubungan

dalam belajar. Silakan saudara baca setiap pernyataan tersebut dan berilah tanda silang (X) pada

pilihan jawaban yang paling sesuai dan menggambarkan diri saudara.

Sama sekali tidak

menggambarkan

diri saya

Sangat

menggambarka

n diri saya.

No.

Pernyataan

1

2

3

4

5

6

7

1

Saya sering tidak masuk sekolah karena

sakit.

2

Saya berusaha selalu menjaga kondisi

badan agar saya dapat selalu masuk

sekolah sehingga saya tidak ketinggalan

pelajaran.

3

Saya akan menyediakan waktu belajar

yang lebih apabila saya mendapatkan

kesulitan dalam memahami pelajaran.

4

Saya akan merasa tertantang untuk

dapat menguasai materi pelajaran yang

sulit.

5

Saya sangat tertarik untuk memahami

pelajaran-pelajaran bidang IPA.

6

Saya tertarik untuk mencari berbagai

bahan atau materi pelajaran yang lain

agar saya dapat memahami materi

pelajaran yang diberikan.


(14)

7

Saya yakin dapat mengerti semua materi

pelajaran yang diberikan guru di dalam

kelas.

8

Saya akan berusaha dan merasa yakin

dapat menyelesaikan setiap tugas yang

diberikan guru baik tugas yang mudah

atau yang sulit.

9

Saya akan lebih termotivasi untuk

belajar ketika saya tidak memahami

materi pelajaran.

10

Saya sangat termotivasi untuk belajar

setiap hari.

11

Kedua orangtua saya menuntut saya

untuk mencapai prestasi yang baik di

sekolah.

12

Orangtua saya selalu memperhatikan

dan berusaha membantu saya apabila

saya mengalami kesulitan mengerjakan

tugas-tugas sekolah.

13

Menurut

saya

fasilitas-fasilitas

di

sekolah sangat mendukung saya untuk

dapat berprestasi dengan lebih baik.

14

Proses belajar mengajar di dalam kelas

sangat efektif sehingga saya dapat

mengerti materi yang diajarkan oleh

guru.

15

Saya

merasa

teman-teman

sangat

membantu saya untuk berprestasi.

16

Teman-teman saya sering mengajak

saya bermain sehingga saya sering

mengorbankan waktu belajar saya.


(15)

Lampiran 6

Validitas alat ukur

Validitas item

Performance-Approach Goal Orientation

PAP1 PAP2 PAP3 PAP_TOT

Spearman's rho PAP1 Correlation Coefficient 1.000 .846** .597** .898**

Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000

N 31 31 31 31

PAP2 Correlation Coefficient .846** 1.000 .637** .906**

Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000

N 31 31 31 31

PAP3 Correlation Coefficient .597** .637** 1.000 .843**

Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000

N 31 31 31 31

PAP_TOT Correlation Coefficient .898** .906** .843** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .

N 31 31 31 31

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(16)

Validitas item

Performance-Avoidance Goal Orientation

PAV1 PAV2 PAV3 PAV_TOT

Spearman's rho PAV1 Correlation Coefficient 1.000 .847** .438* .840**

Sig. (2-tailed) . .000 .014 .000

N 31 31 31 31

PAV2 Correlation Coefficient .847** 1.000 .513** .909**

Sig. (2-tailed) .000 . .003 .000

N 31 31 31 31

PAV3 Correlation Coefficient .438* .513** 1.000 .779**

Sig. (2-tailed) .014 .003 . .000

N 31 31 31 31

PAV_TOT Correlation Coefficient .840** .909** .779** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .

N 31 31 31 31

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(17)

Validitas item Mastery-Approach Goal Orientation

MAP1 MAP2 MAP3 MAP_TOT

Spearman's rho MAP1 Correlation Coefficient 1.000 .564** .515** .799**

Sig. (2-tailed) . .001 .003 .000

N 31 31 31 31

MAP2 Correlation Coefficient .564** 1.000 .699** .864**

Sig. (2-tailed) .001 . .000 .000

N 31 31 31 31

MAP3 Correlation Coefficient .515** .699** 1.000 .879**

Sig. (2-tailed) .003 .000 . .000

N 31 31 31 31

MAP_TOT Correlation Coefficient .799** .864** .879** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .

N 31 31 31 31

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(18)

Validitas item Mastery-Avoidance Goal Orientation

MAV1 MAV2 MAV3 MAV_TOT

Spearman's rho MAV1 Correlation Coefficient 1.000 .772** .578** .871**

Sig. (2-tailed) . .000 .001 .000

N 31 31 31 31

MAV2 Correlation Coefficient .772** 1.000 .628** .909**

Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000

N 31 31 31 31

MAV3 Correlation Coefficient .578** .628** 1.000 .839**

Sig. (2-tailed) .001 .000 . .000

N 31 31 31 31

MAV_TOT Correlation Coefficient .871** .909** .839** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .

N 31 31 31 31

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(19)

Lampiran 2

Korelasi Antara Tipe-tipe

Achievement Goal Orientation

dan Nilai-nilai mata pelajaran IPA

Correlations

PAP_TOT PAV_TOT MAP_TOT MAV_TOT

Nilai B.Inggris Nilai Mat Nilai Fisika Nila Kimia

Spearman's rho PAP_TOT Correlation

Coefficient 1.000 .233 .400

*

-.285 .219 -.072 .136 .14

Sig. (2-tailed) . .208 .026 .120 .237 .701 .465 .42

N 31 31 31 31 31 31 31 3

PAV_TOT Correlation

Coefficient .233 1.000 .332 .227 .312 .017 .116 .24

Sig. (2-tailed) .208 . .068 .220 .088 .929 .535 .19

N 31 31 31 31 31 31 31 3

MAP_TOT Correlation

Coefficient .400

*

.332 1.000 .146 .192 -.228 .275 .08

Sig. (2-tailed) .026 .068 . .435 .300 .216 .134 .63

N 31 31 31 31 31 31 31 3

MAV_TOT Correlation

Coefficient -.285 .227 .146 1.000 -.074 -.312 -.473

** -.475

Sig. (2-tailed) .120 .220 .435 . .692 .087 .007 .00

N 31 31 31 31 31 31 31 3

NA_Inggris Correlation

Coefficient .219 .312 .192 -.074 1.000 -.163 .241 .41

Sig. (2-tailed) .237 .088 .300 .692 . .381 .191 .01

N 31 31 31 31 31 31 31 3

NA_Mat Correlation

Coefficient -.072 .017 -.228 -.312 -.163 1.000 .491

** .36

Sig. (2-tailed) .701 .929 .216 .087 .381 . .005 .04


(20)

NA_Fisika Correlation

Coefficient .136 .116 .275 -.473

**

.241 .491** 1.000 .669

Sig. (2-tailed) .465 .535 .134 .007 .191 .005 . .00

N 31 31 31 31 31 31 31 3

NA_Kimia Correlation

Coefficient .149 .241 .089 -.475

** .418* .365* .669** 1.00

Sig. (2-tailed) .424 .192 .634 .007 .019 .044 .000

N 31 31 31 31 31 31 31 3

NA_Biologi Correlation

Coefficient .241 -.065 .136 -.311 .237 -.197 .078 .30

Sig. (2-tailed) .192 .728 .467 .088 .198 .287 .676 .09

N 31 31 31 31 31 31 31 3

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(21)

Korelasi Antara Data Penunjang dan Prestasi Belajar

NA_Inggris NA_Mat NA_Fisika NA_Kimia NA_B

Spearman's rho Sehat1 Correlation Coefficient -.078 .122 -.136 -.129

Sig. (2-tailed) .676 .513 .465 .491

N 31 31 31 31

Sehat2 Correlation Coefficient -.096 .197 .299 .156

Sig. (2-tailed) .609 .287 .102 .403

N 31 31 31 31

Sikap1 Correlation Coefficient -.221 -.174 -.386(*) -.169

Sig. (2-tailed) .232 .349 .032 .365

N 31 31 31 31

Sikap2 Correlation Coefficient .030 -.266 .015 -.180

Sig. (2-tailed) .873 .148 .936 .334

N 31 31 31 31

Minat1 Correlation Coefficient -.016 .004 .224 .063

Sig. (2-tailed) .931 .982 .225 .737

N 31 31 31 31

Minat2 Correlation Coefficient -.172 .044 .011 -.080

Sig. (2-tailed) .354 .815 .955 .667

N 31 31 31 31

Yakin1 Correlation Coefficient .248 .254 .357(*) .277

Sig. (2-tailed) .179 .169 .049 .132

N 31 31 31 31

Yakin2 Correlation Coefficient .187 .019 .181 .304

Sig. (2-tailed) .314 .917 .330 .096

N 31 31 31 31

Mot1 Correlation Coefficient -.117 .006 .090 -.091

Sig. (2-tailed) .532 .973 .630 .627

N 31 31 31 31

Mot2 Correlation Coefficient -.137 .087 -.243 -.188

Sig. (2-tailed) .462 .640 .187 .311

N 31 31 31 31

Ortu1 Correlation Coefficient .353 -.190 -.052 .075

Sig. (2-tailed) .052 .305 .781 .688

N 31 31 31 31

Ortu2 Correlation Coefficient -.146 .159 -.120 -.257

Sig. (2-tailed) .434 .392 .519 .162

N 31 31 31 31

Skul1 Correlation Coefficient -.026 .126 -.144 -.152

Sig. (2-tailed) .890 .500 .439 .413

N 31 31 31 31

Skul2 Correlation Coefficient .197 .207 .195 .065


(22)

N 31 31 31 31

Teman1 Correlation Coefficient .170 .051 .275 .071

Sig. (2-tailed) .359 .785 .135 .704

N 31 31 31 31

Teman2 Correlation Coefficient .199 .009 .035 .233

Sig. (2-tailed) .282 .963 .852 .208

N 31 31 31 31

NA_Inggris Correlation Coefficient 1.000 -.163 .241 .418(*)

Sig. (2-tailed) . .381 .191 .019

N 31 31 31 31

NA_Mat Correlation Coefficient -.163 1.000 .491(**) .365(*)

Sig. (2-tailed) .381 . .005 .044

N 31 31 31 31

NA_Fisika Correlation Coefficient .241 .491(**) 1.000 .669(**)

Sig. (2-tailed) .191 .005 . .000

N 31 31 31 31

NA_Kimia Correlation Coefficient .418(*) .365(*) .669(**) 1.000

Sig. (2-tailed) .019 .044 .000 .

N 31 31 31 31

NA_Biologi Correlation Coefficient .237 -.197 .078 .308

Sig. (2-tailed) .198 .287 .676 .091

N 31 31 31 31

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(23)

Lampiran 4

Tabel

Skor rata-rata dan standar deviasi untuk keempat achievement goals siswa-siswi kelas XI

bilingual IPA SMAK “X” (

n

=31)

Rata-rata

Standar Deviasi

Performance-Approach Goal Orientation

4,03

1,39

Performance-Avoidance Goal Orientation

4,60

1,45

Mastery-Approach Goal Orientation

4,40

1,13


(24)

Lampiran 5

Reliabilitas Alat Ukur Tipe-Tipe Achievement Goal Orientation

Reliability Statistics Performance

-Approach Goal Orientation

Cronbach's

Alpha N of Items

.892 3

Reliability Statistics

Mastery-Approach Goal Orientation

Cronbach's

Alpha N of Items

.811 3

Reliability Statistics

Mastery-Avoidance Goal Orientation

Cronbach's

Alpha N of Items

.811 3

Reliability Statistics

Performance-Avoidance Goal Orientation

Cronbach's

Alpha N of Items


(25)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Persaingan di era globalisasi sangat menuntut sumber daya manusia yang kompeten dalam bidangnya dan mampu mengembangkan kemampuan intelektual yang mereka miliki dengan optimal. Hal ini mendorong perubahan dalam bidang pendidikan dan pihak sekolah harus berupaya untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki siswa-siswi dengan menciptakan kelas-kelas khusus yang dapat membantu perkembangan para siswa sebagai peserta didik, contohnya kelas akselerasi, kelas bilingual.

Tujuan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dalam kelas-kelas tersebut, agar siswa-siswi dapat mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, untuk meningkatkan kompetensi sehingga para siswa tersebut mampu bersaing dalam dunia kerja yang penuh persaingan. Siswa SMA yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, akan membutuhkan kompetensi yang dapat mendorong perkembangan kepribadian dan intelektualnya dalam pendidikan yang lebih tinggi nanti. Guna mencapai hal tersebut pihak sekolah memiliki kewajiban untuk menciptakan program pendidikan, termasuk dalam bentuk kelas-kelas khusus untuk dapat meningkatkan keterampilan para siswa-siswinya sehingga mereka siap menempuh pendidikan yang lebih tinggi.


(26)

2

SMAK ”X” adalah salah satu sekolah swasta favorit di kota Bandung yang berusaha menjembatani keinginan dari orangtua agar anak-anak mereka dapat mengoptimalkan kemampuannya intelektual dan disertai kedisiplinan terhadap aturan yang ada. Sekolah ini berusaha meningkatkan kedisplinan pada diri siswa-siswi dengan memberikan penilaian sikap, diantaranya kedisiplinan dan diberi huruf mutu dari A hingga D. Penilaian sikap ini akan mempengaruhi kenaikan kelas siswa-siswi tersebut. Guna mengoptimalkan kemampuan intelektual dari siswa-siswi, pihak sekolah berusaha untuk memberikan fasilitas belajar yang lengkap seperti ruang komputer disertai fasilitas internet, pengajar yang sudah berpengalaman, pemadatan waktu belajar di sekolah hanya sampai hari Jumat sehingga siswa diharapkan dapat lebih cepat menyerap materi pelajaran yang diberikan.

SMAK “X” juga berusaha untuk mengoptimalkan kemampuan siswa-siswi yang memiliki ketertarikan pada bidang IPA dan memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang baik disertai inteletual yang di atas rata-rata, dengan membuka kelas khusus, yaitu kelas bilingual. Kelas bilingual sendiri, adalah kelas yang menggunakan dua bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan, yaitu bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Melalui kelas bilingual ini, diharapkan para siswa akan memperoleh ilmu sekaligus melatih keterampilan mereka dalam menggunakan Bahasa Inggris. Pengunaan Bahasa Inggris untuk kegiatan belajar-mengajar, terutama pada mata pelajaran-pelajaran IPA (Biologi, Fisika, Kimia, dan Matematika). Meskipun materi yang diberikan sama, namun diberikan lebih cepat di kelas bilingual ini dengan tujuan


(27)

siswa-3

siswi kelas bilingual dapat memiliki waktu untuk mengerjakan latihan soal yang lebih banyak sehingga dapat membantu mereka dalam meningkatkan prestasi belajar.

Nilai mata pelajaran IPA pada kelas bilingual, merupakan salah satu standar yang ditetapkan oleh pihak sekolah, yang diukur melalui hasil evaluasi belajar per semester dan akan menentukan kenaikan kelas bagi setiap siswa untuk satu tahun ajaran yang telah dilalui, sekaligus menggambarkan kemampuan siswa bersangkutan. Pihak sekolah menetapkan standar berupa nilai rata-rata rapor 6 (enam), nilai pelajaran Bahasa Inggris harus mendapatkan nilai 6 (enam) dan untuk semua pelajaran IPA seperti Biologi, Fisika, Matematika, Kimia harus mendapatkan nilai 6 (enam), aspek Psikomotor harus mendapatkan nilai di atas 6 (enam) atau hanya boleh memperoleh satu nilai di bawah 6 (enam), dan aspek Afektif tidak boleh mendapatkan nilai ”D” lebih dari satu sebagai syarat bagi siswa-siswinya untuk naik kelas. Nilai Psikomotor didapatkan melalui pelajaran-pelajaran tertentu yang memberikan tugas praktek kepada setiap siswa misalnya pelajaran Agama dengan tugas menyanyi atau beribadah. Nilai Afektif didapatkan melalui sikap siswa di dalam kelas seperti saat siswa mendengarkan pelajaran, aktif di dalam kelas, mengerjakan tugas yang diberikan guru, sampai kehadiran atau keterlambatan siswa tersebut.

Menurut guru BP SMAK”X”, kelas bilingual di sekolah ini baru memasuki tahun kedua dan siswa-siswi kelas XI bilingual adalah angkatan pertama untuk kelas bilingual. Siswa-siswi yang terpilih untuk masuk kelas bilingual adalah siswa-siswi yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dari


(28)

4

pihak sekolah yaitu memiliki nilai Bahasa Inggris rata-rata di atas 7 dan harus memiliki standar nilai-nilai pelajaran IPA rata-rata di atas 6. Kelas bilingual di SMAK ”X” kelas XI dikhususkan untuk jurusan IPA.

Menurut pihak sekolah, salah satu program belajar kelas bilingual yaitu pemberian mata pelajaran yang lebih cepat pada kelas bilingual ditujukan agar siswa-siswi dapat menunjukkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA yang lebih baik, namun hal ini malah membuat banyak siswa-siswi yang mengalami kesulitan untuk mengikuti dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru, bahkan ada siswa kelas bilingual yang tidak naik kelas. Pada kenyataannya tidak semua siswa-siswi kelas bilingual memiliki prestasi belajar pada nilai mata pelajaran IPA yang sesuai dengan yang diharapkan pihak sekolah dan tidak semua siswa-siswi kelas bilingual yang aktif di dalam kelas. Ada 2 siswa yang memiliki keinginan untuk mengundurkan diri dari kelas bilingual karena mereka merasa persaingan di dalam kelas bilingual lebih berat dibandingkan kelas yang lain dan mereka kesulitan mengikuti pelajaran yang diberikan.

Menurut guru BP yang mendapatkan masukan dari guru-guru yang mengajar kelas bilingual, merasa bahwa situasi saat mengajar di kelas bilingual lebih kondusif dan siswa-siswi kelas bilingual lebih siap untuk memulai proses belajar mengajar dibandingkan kelas reguler. Mereka juga berusaha untuk memahami dan ingin menguasai materi yang diajarkan di kelas, meskipun demikian ada juga beberapa siswa-siswi yang pasif di dalam kelas dan menetapkan tujuan agar tidak mendapatkan nilai yang jelek sehingga dapat naik kelas.


(29)

5

Beragamnya tujuan siswa-siswi kelas bilingual dalam belajar dikelas akan dapat mempengaruhi cara belajar maupun prestasi belajar mereka pada setiap pelajaran yang diberikan di sekolah. Tujuan-tujuan siswa kelas bilingual dalam belajar merupakan dorongan yang dapat memacu siswa untuk meraih keberhasilan (Ames, 2002). Tujuan belajar juga terkait dengan achievementgoal orientation yang menggambarkan tujuan siswa dalam belajar adalah hal penting untuk melihat kesesuaian proses belajar dengan hasil yang dicapainya

Achievement goal orientation secara umum dibagi menjadi dua macam orientasi dalam mencapai tujuan yaitu mastery-goal orientation dan performance-goal orientation, masing-masing memiliki dua dimensi yaitu approach dan avoidance. (Elliot, 1997 ;Pintrich,2000) sehingga achievement goal orientation dapat dibagi menjadi empat tipe achievement goal orientation yaitu mastery-approach goal orientation, mastery-avoidance goal orientation, performance-approach goal orientation, dan performance-avoidance goal orientation.

Semua tipe achievement goal orientation bisa saja dimiliki oleh seorang siswa namun yang membedakannya adalah setiap siswa–siswi memiliki derajat tipe achievement goal orientation yang berbeda-beda tetapi tetap bertujuan untuk pencapaian prestasi belajar pada mata pelajaran IPA di sekolah. Penerapan achievement goal orientation pada siswa-siswi kelas bilingual dalam pencapaian prestasi belajar pada mata pelajaran IPA di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor selain dari dalam diri, orang tua, guru, teman, maupun lingkungan sekitarnya juga dapat mendukung dan mempengaruhi siswa-siswi tersebut.


(30)

6

Beberapa penjabaran perilaku berhubungan dengan tipe-tipe achievement goal orientation. Seorang siswa yang berkeinginan untuk fokus dalam belajar dan memahami pelajaran serta berusaha mengembangkan kemampuannya yang berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah, maka siswa tersebut dikatakan memiliki mastery-approach goal orientation. Ketika siswa berkeinginan untuk menghindari kegagalan dalam menguasai materi pelajaran di sekolah, maka siswa tersebut dikatakan memiliki mastery-avoidance goal orientation. Ketika siswa berkeinginan untuk mengerjakan tugas yang diberikan dengan hasil yang lebih baik dari siswa yang lain dan saat ujian siswa tersebut akan berusaha mendapatkan nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan siswa yang lain, maka siswa tersebut dikatakan memiliki performance-approach goal orientation. Ketika siswa berkeinginan untuk tidak mendapatkan nilai yang paling rendah didalam kelas sehingga siswa tersebut terhindar dari penilaian–penilaian negatif ( seperti dianggap paling ”bodoh”, paling tidak memiliki kemampuan dikelas ) oleh guru dan siswa–siswi yang lain, maka siswa tersebut dikatakan memiliki performance-avoidance goal orientation .

Berdasarkan survei awal yang dilakukan terhadap sepuluh orang siswa– siswi kelas XI bilingual, tiga orang siswa–siswi (30%) mengatakan bahwa mereka berusaha untuk memahami pelajaran yang diberikan oleh guru dan berusaha untuk mencari materi-materi pelajaran yang lain dengan tujuan untuk melengkapi pemahaman mengenai pelajaran yang diajarkan oleh guru (mastery-approach goal orientation), tiga siswa – siswi tersebut memiliki nilai rata-rata atas. Dua orang siswa-siswi (20%) mengatakan bahwa mereka merasa tidak yakin dan tidak dapat


(31)

7

memahami semua pelajaran yang diajarkan di dalam kelas (mastery-avoidance goal orientation), satu orang siswa mendapatkan nilai rata-rata bawah dan 1 siswi mendapatkan nilai rata-rata atas. Tiga orang siswa–siswi (30%) mengatakan bahwa mereka berusaha dan memiliki keinginan untuk bisa mendapatkan nilai yang terbaik di dalam kelas serta mereka akan merasa bangga bila mendapatkan nilai yang tertinggi di dalam kelas (performance-approach goal orientation), namun hanya satu orang siswi yang mendapatkan nilai rata-rata atas dan dua orang siswa-siswi mendapatkan nilai rata-rata bawah. Dua orang siswa-siswi (20%) mengatakan bahwa mereka akan berusaha untuk tidak mendapatkan nilai yang terendah di dalam kelas (performance-avoidance goal orientation), kedua siswa-siswi tersebut mendapatkan nilai terendah di dalam kelas. Hasil berupa rata-rata ini menggambarkan hasil yang didapat oleh para siswa pada semester pertama, sedangkan untuk semester selanjutnya, yang akan diikuti oleh kenaikan kelas, maka nilai yang dijadikan patokan adalah nilai pelajaran IPA (Fisika, Kimia, Matematika, dan Biologi) dan nilai Bahasa Inggris yang akan diujikan dalan ujian nasional.


(32)

8

Guna memperjelas hasil survei awal di atas akan dijelaskan dengan tabel sebagai berikut

Tabel 1.1. tabel survei awal Achievement Goal Orientation

Mastery Orientation Performance Orientation

MAP MAV PAP PAV

Prestasi belajar pada mata pelajaran IPA (Nilai rata-rata) Rata-rata atas Rata-rata bawah Rata-rata atas Rata-rata bawah Rata-rata atas Rata-rata bawah Rata-rata atas Rata-rata bawah Jumlah Siswa

3 0 1 1 1 2 0 2

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat pada siswa-siswi SMAK ”X” kelas XI IPA bilingual memiliki tipe achievement goal orientation yang beda dan prestasi belajar pada nilai mata pelajaran IPA yang berbeda-beda pula, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara tipe-tipe achievement goal orientation dengan prestasi belajar pada nilai mata pelajaran IPA pada siswa SMAK ”X” kelas XI IPA bilingual di Bandung.


(33)

9

1.2. Identifikasi Masalah

Masalah yang ingin diteliti ialah apakah ada hubungan antara tipe achievement goal orientation dengan prestasi belajar pada nilai Bahasa Inggris dan mata pelajaran IPA pada siswa–siswi SMAK ”X” kelas XI IPA bilingual di Bandung. Secara lebih spesifik,penelitian ini ingin menjawab keempat pertanyaan berikut ini :

1. Apakah ada hubungan antara mastery-approach goal orientation dengan prestasi belajar pada nilai Bahasa Inggris dan nilai mata pelajaran IPA? 2. Apakah ada hubungan antara mastery-avoidance goal orientation

dengan prestasi belajar pada nilai Bahasa Inggris dan nilai mata pelajaran IPA?

3. Apakah ada hubungan antara performance-approach goal orientation dengan prestasi belajar pada nilai Bahasa Inggris dan nilai mata pelajaran IPA?

4. Apakah ada hubungan antara performance-avoidance goal orientation dengan prestasi belajar pada nilai Bahasa Inggris dan nilai mata pelajaran IPA?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitan 1.3.1. Maksud Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara tipe-tipe achievement goal orientation dengan prestasi


(34)

10

belajar pada nilai Bahasa Inggris dan nilai mata pelajaran IPA pada siswa – siswi SMAK ”X” kelas XI IPA bilingual di Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara tipe-tipe achievement goal orientation (mastery-approach orientation, master- avoidance orientation, performance- approach orientation, dan performance-avoidance orientation) dengan prestasi belajar pada nilai Bahasa Inggris dan nilai mata pelajaran IPA (Fisika, Kimia, Matematika, Biologi) pada siswa – siswi SMAK ”X” kelas XI IPA bilingual di Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

1. Memberikan informasi mengenai hubungan antara tipe-tipe achievement goal orientation dengan prestasi belajar pada nilai Bahasa Inggris dan nilai mata pelajaran IPA ke dalam bidang ilmu Psikologi Pendidikan.

2. Memberikan masukan untuk peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan antara tipe-tipe achievement goal orientation dengan prestasi belajar pada nilai Bahasa Inggris dan nilai mata pelajaran IPA.


(35)

11

1.3.3.2.Kegunaan Praktis

1. Memberikan masukan kepada siswa-siswi SMAK ”X” khususnya kelas XI IPA bilingual di Bandung mengenai hubungan antara tipe-tipe achievement goal orientation dengan prestasi belajar pada nilai Bahasa Inggris dan nilai mata pelajaran IPA agar dapat diketahui achievement goal orientation yang sesuai dalam upaya membantu siswa untuk meningkatkan prestasi akademik.

2. Memberikan masukan kepada SMAK ”X” (kepala sekolah,guru-guru, dan guru BP) mengenai hubungan antara tipe-tipe achievement goal orientation dengan prestasi belajar pada nilai Bahasa Inggris dan nilai mata pelajaran IPA sehingga mereka dapat membimbing siswa-siswi untuk mengembangkan tipe-tipe achievement goal orientation yang adaptif dalam mengoptimalkan prestasi akademik.

1.5. Kerangka Pemikiran

Di masa remaja terjadi perubahan cara berpikir yaitu dari cara berpikir yang kongkrit ke arah cara berpikir yang abstrak sehingga membuat remaja menjadi lebih kritis (Santrock, 2002). Siswa-siswi SMAK ”X” kelas XI IPA bilingual di Bandung bila ditinjau dari usianya berada pada tahap perkembangan masa remaja madya. Dalam tahap perkembangan ini siswa-siswi memiliki tugas-tugas perkembangan, salah satunya adalah belajar dan berprestasi.


(36)

12

Winkel (1987) mengatakan prestasi belajar merupakan hasil belajar akademik yang dicapai siswa. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat diketahui melalui proses belajar, dengan menggunakan evaluasi yang mengandung penilaian terhadap hasil belajar maupun proses belajar. Evaluasi yang digunakan seperti tes berfungsi membedakan siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam taraf prestasi belajar. Prestasi belajar yang tinggi menunjukkan hasil belajar yang diperoleh siswa berada di atas hasil rata-rata kelas/kelompoknya.

Winkel (1987)mengatakan prestasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar diri dan dalam diri siswa tersebut. Faktor yang berasal dari luar diri meliputi faktor lingkungan keluarga dan faktor lingkungan sekolah. Sementara faktor dari dalam diri meliputi faktor fisik dan psikis.

Winkel (1987) faktor dari luar diri dibagi menjadi dua yaitu faktor lingkungan keluarga dan sekolah. Faktor lingkungan keluarga meliputi fakor sosio-ekonomi dan sosio-kultural. Faktor sosio ekonomi merupakan kemampuan finansial dari orangtua dan fasilitas materil yang diberikan oleh orangtua kepada siswi. Faktor sosio-kultural merupakan lingkungan budaya di sekitar siswa-siswi seperti hubungan orangtua dan anak, dan pendidikan dalam keluarga yang berhubungan dengan pendidikan di sekolah. Misalnya keadaan sosio-ekonomi keluarga yang baik dapat menghambat prestasi belajar siswa karena siswa berpikir tidak perlu mendapatkan prestasi yang baik sebab semua kebutuhannya telah terpenuhi, sebaliknya siswa yang berasal dari lingkungan sosio-ekonomi lemah


(37)

13

kerap menjadi lebih rajin dan berusaha untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Keadaan sosio-kultural keluarga yang baik akan membantu siswa-siswi untuk dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik dikarenakan orangtua siswa-siswi akan memberikan dukungan positif bagi siswa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kegiatan di kelas. Siswa-siswi yang keadaan sosio-kultural yang kurang baik kemungkinan prestasi belajar yang didapatkan tidak terlalu baik dikarenakan siswa-siswi tersebut tidak mendapatkan dukungan positif dari orangtua bila siswa-siswi tersebut menghadapi kesulitan-kesulitan berhubungan dengan kegiatan di dalam kelas.

Faktor lingkungan sekolah menyangkut fasilitas belajar dan teacher effectiveness (keterampilan guru akan mengajar secara efisien dan efektif) untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar yang disediakan institusi pendidikan dalam hal ini SMAK ”X” . Fasilitas belajar tersebut meliputi perpustakaan, laboratorium, komputer, kelas dan sumber daya pengajar yang profesional di bidangnya sehingga dapat lebih efektif dan efisien waktu dalam penyampaian materi pelajaran khususnya siswa-siswi kelas bilingual akan mendapatkan waktu yang lebih untuk melakukan latihan-latihan soal ujian karena pemberian materi pelajaran yang lebih cepat.

Faktor teman sebaya pada siswa-siswi SMA berpengaruh dengan prestasi belajar siswa-siswi dikarenakan adanya kecenderungan mereka untuk menyesuaikan sikap dan perilakunya dengan sikap dan perilaku teman sebayanya. Misalnya, kalau teman sebaya atau teman sekelasnya aktif dalam kelas, maka siswa-siswi kelas tersebut akan terpacu untuk aktif juga di dalam kelas, sebaliknya


(38)

14

kalau teman sebaya atau teman sekelasnya tidak aktif di dalam, maka siswa-siswi akan tidak aktif juga dan lebih sering mengorbankan kegiatan belajarnya demi mempertahankan posisinya dalam pergaulan dengan teman sebayanya atau teman sekelasnya.

Faktor dari dalam diri siswa-siswi meliputi faktor fisik dan psikis. Faktor Fisik adalah keadaan fisik siswa yang bersangkutan, khususnya adalah kesehatan. Kesehatan yang terganggu kemungkinan besar dapat menganggu optimalitas seseorang dalam melaksanakan kegiatan belajar. (Winkel,1987).

Faktor psikis meliputi inteligensi, sikap-minat, keyakinan diri dan motivasi belajar. Faktor inteligensi merupakan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa-siswi, siswa-siswi kelas XI bilingual memiliki tingkat kecerdasan yang rata-rata atas dikarenakan siswa-siswi dapat masuk kelas bilingual dilihat dari berbagai faktor, salah satunya hasil test psikotes. Faktor inteligensi memiliki pengaruh besar terhadap tinggi rendahnya prestasi siswa, maka siswa-siswi kelas bilingual diharapkan dapat menunjukkan prestasi belajar yang tinggi. Pada kenyataannya tidak semua siswa-siswi kelas bilingual mendapatkan prestasi belajar yang tinggi, dikarenakan tetap ada faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pencapaian prestasi belajar seperti faktor sikap, minat, keyakinan diri,motivasi belajar, dan sebagainya.

Siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar akan berpikir bahwa kesulitan dan kegagalan dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan, merupakan suatu kesempatan untuk mengubah strategi belajar agar lebih efektif dan belajar lebih tekun sehingga selanjutnya siswa tersebut bisa memperoleh


(39)

15

prestasi belajar yang lebih baik lagi. Sebaliknya siswa yang memiliki sikap negatif terhadap belajar maka siswa tersebut akan menyerah bila menghadapi kesulitan dalam belajar dan tidak berusaha untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik. (Winkel,1987). Bagi siswa-siswi kelas XI IPA bilingual yang bersikap positif dalam menghadapi kesulitan memahami suatu materi pelajaran, misalnya terhadap pemberian materi pelajaran yang cepat maka siswa-siswi tersebut akan lebih tekun belajar dan menganggapnya sebagai suatu tantangan sedangkan siswa-siswi kelas bilingual yang bersikap negatif akan merasa tidak mampu dan berkeinginan untuk pindah kelas.

Siswa-siswi kelas XI IPA bilingual yang memiliki minat yang tinggi dalam belajar dan memahami semua pelajaran di sekolah akan cenderung dapat menunjukkan prestasi belajar yang lebih baik, sebaliknya siswa-siswi kelas XI IPA bilingual yang memiliki minat yang rendah tidak memiliki prestasi belajar yang baik dikarenakan mereka dalam belajar tidak berusaha untuk dapat memahami pelajaran lebih mendalam, hanya berdasarkan materi pelajaran yang disampaikan guru di dalam kelas.

Faktor keadaan psikis lainnya, seperti keyakinan diri juga berpengaruh terhadap prestasi belajar. Siswa-siswi kelas bilingual yang memiliki keyakinan diri yang tinggi akan cenderung bersikap gigih dalam menghadapi kesulitan belajar dan berusaha mencapai prestasi belajar yang lebih baik, sedangkan siswa-siswi bilingual yang memiliki keyakinan diri yang rendah akan cenderung akan merasa tidak mampu, tidak berdaya bila menghadapi kesulitan belajar dan tidak berusaha mencapai prestasi belajar yang lebih baik.


(40)

16

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa-siswi yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan berusaha memahami pelajaran dan mencari materi-materi pelajaran yang lain untuk membantu dirinya lebih memahami suatu pelajaran, sebaliknya siswa-siswi yang memiliki motivasi belajar yang rendah akan cenderung malas belajar dan prestasi belajarnya rendah.

Motivasi belajar yang memberikan arah dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar agar dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Memberikan arah dalam perilaku belajar dalam pencapaian prestasi belajar merupakan karakteristik dari achievement goal orientation.

Achievement goal orientation adalah bagian dari teori motivasi yang menyatakan bahwa tujuan, alasan, atau goal berprestasi yang ada dalam dunia kognisi seorang siswa merupakan suatu belief atau keyakinan yang dapat memotivasi dan menggerakkan seseorang untuk melakukan tingkah laku belajar (Elliot,1999,2005; Pintrich dan Schunk, 2002 ). Secara umum achievement goal orientation dibedakan menjadi dua dimensi yaitu mastery dan performance goal orientation. Mastery goal orientation adalah goal orientation yang berfokus pada menguasai pelajaran, mengembangkan kompetensinya, atau mencoba menyelesaikan beberapa tantangan dan standar yang dimilikinya adalah standar pribadi. Siswa yang memiliki mastery goal akan berusaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menantang dan menggunakan strategi belajar mengerti secara mendalam pelajaran maupun tugas yang diberikan.(Ames,1992;Dweck dan Leggett,1998; Midgley,1998).


(41)

17

Performance goal orientation adalah goal orientation yang berfokus pada menampilkan kemampuan dan bagaimana kemampuan tersebut dibandingkan dengan orang lain sehingga siswa yang memiliki performance goal orientation akan menggunakan standar sosial (akan merasa beprestasi bila mendapatkan nilai yang tertinggi di dalam kelas) untuk membedakan kompetensi, berjuang untuk menjadi yang terbaik pada kelompok dalam menyelesaikan tugas, menghindari penilaian bahwa dirinya berkemampuan rendah atau terlihat bodoh, dan mencari pengakuan dari orang lain pada level performance yang lebih tinggi serta lebih banyak menggunakan strategi belajar menghafal (Ames,1992b;Dweck dan Leggett,1998; Midgley,1998).

Mastery goal orientation dan performance goal orientation memiliki dua valiensi yaitu approach dan avoidance. Dari pembagian tersebut dihasilkan empat tipe achievement goal orientation, yaitu mastery-approach goal orientation orientation, mastery-avoidance goal orientation orientation, performance-approach goal orientation orientation, dan performance-avoidance goal orientation orientation.

Siswa-siswi kelas XI IPA bilingual yang memiliki mastery-approach goal orientation akan berusaha mengembangkan kompetensi, pengetahuan, keahlian dan cara belajarnya. Standar yang digunakan oleh siswa tersebut adalah standar diri sendiri yang berfokus pada kemajuan dan pemahaman serta siswa akan mencoba untuk mendekati atau mencapai goalnya bukan menghindarinya, dalam hal ini yang berhubungan dengan tugas di sekolah.


(42)

18

Siswa-siswi kelas XI IPA bilingual yang memiliki mastery-avoidance goal orientation akan berusaha menghindari membuat suatu kesalahan misalnya dalam pengerjaan tugas dan berusaha mempertahankan kemampuannya. Mereka memiliki standar diri yang tinggi dalam melakukan sesuatu maka mereka akan berusaha untuk menghindari menyelesaikan tugas yang diberikan bila menganggap tugas tersebut dapat membuat diri mereka merasa tidak mampu dalam melakukannya dan berupaya mempertahankan kemampuannya misalnya, siswa-siswi tersebut belajar hanya agar ia tidak lupa dengan apa yang sudah dipelajari sebelumnya, sehingga ia tetap dapat mengikuti pelajaran.

Siswa-siswi kelas XI IPA bilingual yang berorientasi pada performance-approach goal orientation akan mencoba untuk menunjukkan kepada orang lain kemampuan dan kelebihannya. Fokusnya adalah menjadi yang terbaik, menjadi yang terpintar serta menyelesaikan tugas lebih baik dibandingkan dengan orang lain. Siswa tersebut akan menggunakan standar norma ingin menjadi yang terbaik dan memiliki nilai paling tinggi di kelas.

Siswa-siswi kelas XI IPA bilingual yang berorientasi pada performance-avoidance goal orientation mereka akan mencoba untuk menghindari kegagalan dan fokusnya menghindari dirinya terlihat bodoh, tidak kompeten dibandingkan orang lain. Standar yang digunakan adalah tidak mendapatkan nilai terendah di kelas sehingga mereka tidak memikirkan untuk dapat memperoleh prestasi yang memuaskan.


(43)

19

Untuk memperjelas secara skematis kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut :

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir Siswa-siswi

kelas XI bilingual SMU “X”di Bandung

Achievement Goal Orientation

Mastery-approach goal orientation

Mastery-avoidance goal orientation

Performance-approach goal orientation

Performance-avoidance goal orientation

Prestasi Belajar

Nilai Rapor mata pelajaran IPA (B.Inggris,Fisika,Kimia,Matematika, Biologi)

Faktor Internal : Faktor Psikis Faktor Fisik

Faktor Eksternal : lingkungan rumah lingkungan sekolah lingkungan teman sebaya


(44)

767

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tipe-tipe

Achievement goal orientation dengan nilai mata pelajaran IPA pada siswa-siswi kelas XI IPA bilingual di SMAK “X”. Sampel penelitian ini berjumlah 31 orang responden. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara Mastery-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran Fisika dan Kimia. Hubungan tersebut merupakan hubungan negatif yang signifikan, menggambarkan tujuan belajar siswa-sisiwi kelas XI

Bilingual yang hanya berusaha untuk menghindari tidak dapat menguasi materi pelajaran di kelas maka nilai pada mata pelajaran Fisika dan Kimia rendah.

2. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara Achievement Goal Orientation dengan mata pelajaran IPA yang lain yaitu:

- Performance-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran bahasa Inggris.

- Performance-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran matematika.

- Performance-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran fisika.


(45)

777 7

- Performance-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran kimia.

- Performance-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran biologi.

- Performance-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran bahasa Inggris.

- Performance-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran matematika.

- Performance-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran fisika.

- Performance-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran kimia.

- Performance-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran biologi.

- Mastery-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran bahasa Inggris.

- Mastery-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran matematika.

- Mastery-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran fisika. - Mastery-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran kimia. - Mastery-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran biologi. - Mastery-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran bahasa


(46)

787 7

- Mastery-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran matematika.

- Mastery-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran biologi.

3. Ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa-siswi selain tipe-tipe Achievement Goal Orientation. Pada penelitian ini ditemukan bahwa keyakinan diri salah satu faktor yang berhbungan dengan prestasi belajar, yaitu pada mata pelajaran Fisika.

5.2 Saran

5.2.1. Saran bagi Penelitian Lanjutan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran kepada peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian achievement goal orientation untuk :

1. Saran bagi penelitian dan peneliti lain yang berminat melakukan penelitian sejenis

• Agar informasi yang didapat dari penelitian ini dapat digunakan

untuk mengembangkan teori dan pemahaman mengenai

Achievement Goal Orientation dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa secara umum, khususnya di lingkup pendidikan di Indonesia.


(47)

797 7

• Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat menyertakan subjek yang lebih banyak jumlahnya, sehingga hubungan antara Achievement Goal Orientation dan prestasi belajar dapat disimpulkan dengan lebih kuat.

• Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat merancang item alat ukur Achievement Goal Orientation untuk mengukur hubungan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA secara lebih spesifik misalnya dengan pelajaran Fisika atau Kimia.7

• Peneliti juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mencari faktor lain yang dapat menghubungkan achievement goal orientation dengan prestasi belajar seperti strategi belajar siswa atau melalui data penunjang faktor-faktor yang mempengaruhi

achievement goal orientation serta faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seperti keyakinan diri siswa.

5.2.2. Saran Guna Laksana

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka peneliti memberikan saran :

1. Kepada guru-guru yang mengajar di SMAK “X” khususnya kelas

Bilingual agar lebih tegas dalam pemberian tugas, pemeriksaan tugas dan hukuman disamping tetap memberikan reward seperti pujian apabila siswa mendapatkan nilai yang tinggi, lalu memberikan masukan dan menanamkan kepada siswa-siswi bahwa mata pelajaran IPA khususnya


(48)

807 7

Fisika dan Kimia walaupun sulit bila siswa-siswi mau berusaha untuk mempelajarinya dan mau berlatih maka pelajaran tersebut dapat dikuasai dengan baik

2. Kepada siswa-siswi SMAK “X” khususnya kelas Bilingual mereka harus mengetahui bahwa mereka tidak boleh membeda-bedakan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain dan harus dapat menguasai semua mata pelajaran tanpa terpengaruh faktor-faktor lain seperti guru, teman sebaya. Mereka juga tidak perlu takut untuk menanyakan kepada guru yang mengajar apabila mendapatkan kesulitan dalam memahami suatu materi pelajaran serta berusaha untuk selalu mengerjakan tugas baik tugas di dalam kelas maupun pekerjaan rumah secara sendiri.


(49)

80

DAFTAR PUSTAKA

Gage, N.L;Berliner. 1979. Educational Psychology, 2nd ed, Chicago : Ran Mc

Nally College Publishinh Company.

Nazir,Mohamad. 2003. Metode Penelitian, cetakan kelima; Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Pintrich, Paul R & Schunk, Dale H. 2002. Motivation in Education :

Theory,Research, and Applications-2nd . Upper Saddle River. New Jersey

: Merril Prentice Hall.

Santrock, Jhon W. 2003. Adolesence (Perkembangan Remaja). Dallas : Erlangga

Siegel,Sidney.1997. Statistika Non Parametrik. Jakarta : PT Gramedia

Winkle, W.S. 1987. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pengajaran. Jakarta : PT


(50)

81

DAFTAR RUJUKAN

Dani, Nila Permata.2008. Hubungan antara Dimensi Dukungan Orangtua dan

Dimensi Achievement Goal Orientation pada Siswa Kelas 10 SMA “X”

Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha.

Elliot,Andrew. Dan Mc.Gregor,Holly A. dan Gable,Shelly.1999. Achievement

Goal Study Strategies, and Exam Performance : A Mediational Analysis.

University Of Rochester.

Ka Yan.2004. Suatu Penelitian Mengenai Hubungan antara Learning Approach

dan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas 1 SMU “X” (Studi Mengenai Surface Approach,Deep Approach, dan Achieving Approach pada Mata

Pelajaran Kimia, Fisika, dan Matematika). Skripsi. Bandung : Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Liem, Arief Darmanegara and Nie, Youyan.2008. Values, achievement goals, and

individual-oriented and socialoriented achievement motivations among

Chinese and Indonesian secondary school students. ,International Journal

of Psychology. Singapore : Nanyang Technological University.

Tarigan, Diana.2008. Study Korelasi antara Tipe Pola Asuh Orangtua dan

Dimensi Achievement Goal Orientation pada Siswa Kelas 9 SMP “X”

Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen


(1)

- Performance-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran kimia.

- Performance-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran biologi.

- Performance-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran bahasa Inggris.

- Performance-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran matematika.

- Performance-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran fisika.

- Performance-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran kimia.

- Performance-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran biologi.

- Mastery-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran bahasa Inggris.

- Mastery-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran matematika.

- Mastery-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran fisika. - Mastery-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran kimia. - Mastery-Approach Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran biologi. - Mastery-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran bahasa


(2)

- Mastery-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran matematika.

- Mastery-Avoidance Goal Orientation dengan nilai mata pelajaran biologi.

3. Ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa-siswi selain tipe-tipe Achievement Goal Orientation. Pada penelitian ini ditemukan bahwa keyakinan diri salah satu faktor yang berhbungan dengan prestasi belajar, yaitu pada mata pelajaran Fisika.

5.2 Saran

5.2.1. Saran bagi Penelitian Lanjutan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran kepada peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian achievement goal orientation untuk :

1. Saran bagi penelitian dan peneliti lain yang berminat melakukan penelitian sejenis

• Agar informasi yang didapat dari penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan teori dan pemahaman mengenai Achievement Goal Orientation dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa secara umum, khususnya di lingkup pendidikan di Indonesia.


(3)

• Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat menyertakan subjek yang lebih banyak jumlahnya, sehingga hubungan antara Achievement Goal Orientation dan prestasi belajar dapat disimpulkan dengan lebih kuat.

• Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat merancang item alat ukur Achievement Goal Orientation untuk mengukur hubungan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA secara lebih spesifik misalnya dengan pelajaran Fisika atau Kimia.7

• Peneliti juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mencari faktor lain yang dapat menghubungkan achievement goal orientation dengan prestasi belajar seperti strategi belajar siswa atau melalui data penunjang faktor-faktor yang mempengaruhi achievement goal orientation serta faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seperti keyakinan diri siswa.

5.2.2. Saran Guna Laksana

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka peneliti memberikan saran :

1. Kepada guru-guru yang mengajar di SMAK “X” khususnya kelas Bilingual agar lebih tegas dalam pemberian tugas, pemeriksaan tugas dan hukuman disamping tetap memberikan reward seperti pujian apabila siswa mendapatkan nilai yang tinggi, lalu memberikan masukan dan menanamkan kepada siswa-siswi bahwa mata pelajaran IPA khususnya


(4)

Fisika dan Kimia walaupun sulit bila siswa-siswi mau berusaha untuk mempelajarinya dan mau berlatih maka pelajaran tersebut dapat dikuasai dengan baik

2. Kepada siswa-siswi SMAK “X” khususnya kelas Bilingual mereka harus mengetahui bahwa mereka tidak boleh membeda-bedakan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain dan harus dapat menguasai semua mata pelajaran tanpa terpengaruh faktor-faktor lain seperti guru, teman sebaya. Mereka juga tidak perlu takut untuk menanyakan kepada guru yang mengajar apabila mendapatkan kesulitan dalam memahami suatu materi pelajaran serta berusaha untuk selalu mengerjakan tugas baik tugas di dalam kelas maupun pekerjaan rumah secara sendiri.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Gage, N.L;Berliner. 1979. Educational Psychology, 2nd ed, Chicago : Ran Mc Nally College Publishinh Company.

Nazir,Mohamad. 2003. Metode Penelitian, cetakan kelima; Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pintrich, Paul R & Schunk, Dale H. 2002. Motivation in Education : Theory,Research, and Applications-2nd . Upper Saddle River. New Jersey : Merril Prentice Hall.

Santrock, Jhon W. 2003. Adolesence (Perkembangan Remaja). Dallas : Erlangga Siegel,Sidney.1997. Statistika Non Parametrik. Jakarta : PT Gramedia

Winkle, W.S. 1987. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pengajaran. Jakarta : PT Gramedia


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Dani, Nila Permata.2008. Hubungan antara Dimensi Dukungan Orangtua dan Dimensi Achievement Goal Orientation pada Siswa Kelas 10 SMA “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Elliot,Andrew. Dan Mc.Gregor,Holly A. dan Gable,Shelly.1999. Achievement Goal Study Strategies, and Exam Performance : A Mediational Analysis. University Of Rochester.

Ka Yan.2004. Suatu Penelitian Mengenai Hubungan antara Learning Approach dan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas 1 SMU “X” (Studi Mengenai Surface Approach,Deep Approach, dan Achieving Approach pada Mata Pelajaran Kimia, Fisika, dan Matematika). Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Liem, Arief Darmanegara and Nie, Youyan.2008. Values, achievement goals, and individual-oriented and socialoriented achievement motivations among Chinese and Indonesian secondary school students. ,International Journal of Psychology. Singapore : Nanyang Technological University.

Tarigan, Diana.2008. Study Korelasi antara Tipe Pola Asuh Orangtua dan Dimensi Achievement Goal Orientation pada Siswa Kelas 9 SMP “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.